Thursday, March 18, 2010

Peringatan Satu Tahun Berdirinya Universitas Pertahanan Indonesia

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (tengah) didampingi Wamenhan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin (kiri) dan Wamendiknas Fasli Jalal memotong nasi tumpeng hari ulang tahun pertama dari Universitas Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (17/3). Purnomo Yusgiantoro mengatakan pentingnya memiliki sebuah universitas pertahanan adalah sebagai wadah untuk sumbang pikir dan memberikan fokus tentang kemana negeri ini akan dibawa dalam konteks perubahan-perubahan nasional, regional dan global. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/nz/10)

17 Maret 2010, Jakarta -- Acara Peringatan Satu Tahun berdirinya Universitas Pertahanan (Unhan) berlangsung di Istana Negara, Jakarta Rabu (17/3) dan dihadiri oleh Presiden, anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, serta pemangku kepentingan pertahanan baik dari dalam maupun luar negeri. Satu tahun berdirinya lembaga pendidikan pasca sarjana pertahanan pertama Indonesia ditandai dengan peluncuran buku peringatan satu tahun Unhan berjudul “Universitas Pertahanan Indonesia : Menuju Konsep Pertahanan Modern”

Hari Ulang Tahun Unhan juga ditandai seminar internasional di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan pembicara dari berbagai lembaga pertahanan negara sahabat. Seminar internasional yang bertema "INDONESIA TOWARDS 2025: GEOPOLITICAL AND SECURITY CHALLENGES - Focus on Economy, Natural Resources and Energy Aspects” adalah seminar internasional kedua yang diselenggarakan oleh Unhan dalam perannya mempersiapkan generasi pemimpin dan pakar pertahanan yang modern menghadapi tantangan baru masa depan.

“Pentingnya kita memiliki sebuah universitas pertahanan adalah sebagai wadah untuk sumbangan pikiran dan memberikan fokus tentang kemana negeri ini akan dibawa dalam konteks perubahan-perubahan nasional, regional dan global. Seminar internasional semacam ini mempersiapkan dan menyadarkan kita bahwa pertahanan dan kelangsungan hidup suatu negara memerlukan wawasan strategis pertahanan dan militer maupun strategis ekonomi, dan disinilah terlihat peran dari sebuah lembaga pendidikan pertahanan yang modern seperti Unhan sebagai wadah pembentukan Indonesia menuju konsep pertahanan modern,” kata Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusigantoro.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) dan Wamendiknas Fasli Jalal memberikan keterangan pers bersama terkait hari ulang tahun pertama dari Universitas Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (17/3). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/nz/10)

Lebih lanjut Menteri Pertahanan RI menjelaskan bahwa didirikannya Universitas Pertahanan Indonesia merupakan salah satu wujud reformasi TNI dalam hubungan sipil-militer. Saat ini TNI sudah bergerak maju mengikuti perubahan-perubahan untuk menuju sistem pertahanan negara yang berlandaskan pada prinsip-prinsip demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.”

Wujud reformasi TNI dapat dilihat dari TNI yang fokus pada peningkatan profesionalisme dan tugas utamanya menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa dari ancaman luar dan dalam negeri. Dalam sistem pertahanan negara

TNI adalah komponen utama pertahanan yakni alat negara yang profesional. Komitmen untuk menjadi profesional diwujudkan oleh TNI antara lain dengan tidak terlibat dalam politik praktis, menghormati hak azasi manusia, memajukan demokrasi, serta tunduk pada keputusan politik pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Seminar Internasional yang berlangsung dalam rangka memperingati satu tahun berdirinya Unhan ini, dihadiri sejumlah pakar strategi pertahanan tingkat dunia, baik dari kalangan militer maupun sipil dan akan berlangsung selama dua hari, yaitu dari tanggal 17 – 18 Maret dengan membahas sejumlah isu strategis, seperti The Global Economic Turmoil;Natural Resources and Energy Security And Its Future Trends; The Shifting Of Global Power System;Young Leaders Forum: Identity Crisis in the Globalization Era. Seminar akan menampilkan diskusi-diskusi panel yang melibatkan pembicara-pembicara pakar dan praktisi dari berbagai lembaga baik dari dalam maupun luar negeri. Menurut rencana seminar internasional yang berakhir tanggal 18 Maret 2010, akan ditutup oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro

Menurut Menteri Pertahanan, kehadiran pakar-pakar bidang pertahanan dan keamanan pada tahun lalu dan tahun ini, merupakan sumbangsih dari kehadiran Unhan di Indonesia. Fokus seminar kali ini menekankan pentingnya kita memahami situasi global dimana terjadi peningkatan permintaan untuk sumber daya alam dan energi. Posisi Indonesia secara geografis, politis dan sebagai negara dengan sumber daya alam dan energi berlimpah menuntut kita lebih memahami wawasan pertahanan dan keamanan yang modern sehingga Indonesia dapat memainkan peranan yang baik dalam percaturan politik dan keamanan dunia dengan tetap menjaga kepentingan nasional.

Sementara itu Pelaksana Tugas Rektor Unhan Mayor Jenderal TNI Syarifudin Tippe, S.IP, M.SI mengatakan, dalam perkembangannya Unhan pada tahun in juga akan membuka dua program studi, yaitu Ekonomi Pertahanan dan Manajemen Penanggulangan Bencana.

Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN) atau Indonesia Defense University (IDU) pendiriannya diprakarsai oleh Menteri Pertahanan dan Panglima TNI, diresmikan pada tanggal 11 Maret 2009 oleh Presiden RI ditandai dengan penyerahan bendera Universitas Pertahanan dari Menteri Pertahanan Kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta.

Pada kesempatan peresmian itu, Presiden RI juga memberikan kuliah perdana dihadapan para siswa dan civitas akademika Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) yang hadir pada acara tersebut. Menurut Presiden RI terdapat beberapa alasan utama dalam hal pendirian institusi pendidikan pertahanan ini, diantaranya yaitu dinamika geopolitik dan geo ekonomi yang terjadi di dunia khususnya kawasan sekitar negara kepulauan Indonesia.

Sebagai bagian dari komunitas akademis pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) dalam mengembangkan kurikulum dan materi perkuliahan, menjalin kerja sama dengan beberapa institusi, seperti United States National Defense University (US NDU), Cranfield University, Inggris, S. Rajaratnam School of International Studies, NTU, Singapore, Center for Defense Strategic Studies, Australia. IDU akan menyelenggarakan dua program utama pasca sarjana, yaitu National War College (NWC) atau Sekolah Strategi Perang Semesta (SSPS), dan serta Institute for Defense and Strategic Studies (IDSS) atau Sekolah Kajian Pertahanan dan Strategis (SKPS). IDU juga mensupervisi secara akademis terhadap Joint Forces Staff College (JFSC) atau Sekolah Staf dan Komando TNI (Sesko TNI), dan lembaga pendidikan tinggi lainnya di lingkungan TNI. Motto IDU adalah Identitas, Nasionalisme, Integritas.

DMC

No comments:

Post a Comment