Saturday, August 17, 2013

Pemerintah Siapkan Anggaran Modernisasi Alutsista pada RAPBN 2014

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) usai memberi laporan RAPBN 2014 kepada Ketua DPR Marzuki Alie (kedua kiri) dalam pidato kenegaraan RAPBN 2014 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (16/8). Pidato tersebut memaparkan sejumlah isu strategis di antaranya pertumbuhan ekonomi, asumsi makro, dan estimasi Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/mes/13.

16 Agustus 2013, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pemerintah dalam tahun anggaran 2014 menganggarkan dana untuk mendukung terlaksananya modernisasi dan peningkatan alat utama sistem persenjataan atau Alutsista, agar tidak tertinggal dengan negara lain.

"Tujuannya agar percepatan pembangunan kekuatan dasar minimum dan pengembangan industri pertahanan nasional dapat kita capai. Di samping penyediaan anggaran, kita juga telah menetapkan kebijakan untuk meningkatkan kontribusi industri pertahanan nasional," kata Presiden Yudhoyono Pidato Penyampaian Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2014, beserta Nota Keuangannya di Gedung MPR/DPR/DPD Jakarta, Jumat.

Yudhoyono mengatakan, upaya ini dilakukan dengan memperluas pendayagunaan industri pertahanan nasional, dan mengutamakan pengadaan alutsista hasil produksi industri dalam negeri.

Dengan modernisasi dan pembangunan kekuatan pertahanan ini, TNI akan makin berkemampuan untuk menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI dari ancaman manapun.

"Generasi dan teknologi persenjataan kita juga tidak tertinggal dibandingkan negara-negara lain, termasuk negara-negara tetangga kita," kata Presiden.

Ditambahkan Presiden, tidak kalah pentingnya dengan pertahanan negara, prioritas alokasi anggaran untuk Kepolisian Negara Republik Indonesia juga diprioritaskan.

Alokasi ini ditujukan untuk peningkatan rasa aman dan ketertiban masyarakat melalui pelaksanaan reformasi Polri.

Anggaran juga disediakan untuk memenuhi fasilitas, sarana dan prasarana, serta peralatan Polri, untuk meningkatkan kemampuan pengamanan di daerah hingga pelosok-pelosok.

Selain itu, kita juga meningkatkan rasio polisi dengan jumlah penduduk sebesar satu berbanding 575, yang dilaksanakan antara lain dengan menambah jumlah personil Polri sebanyak 20.350 personil pada tahun 2014.

"Dalam tahun 2014, akan kita penuhi persentase alat utama dan alat khusus kepolisian secara bertahap, yang direncanakan mencapai 41 persen," kata Presiden.

Dengan pembangunan ini, diharapkan Polri dapat menjalankan tugas-tugas pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan lebih baik lagi.

Dalam RAPBN tahun 2014 Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran Rp83,4 triliun, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Rp41,5 triliun.

Sumber: ANTARA News

Friday, August 16, 2013

Helikopter AH-64D Apache Longbow Perkuat TNI AD 2018

AH-64D Apache Block III. (Foto: Boeing)

16 Agustus 2013, Jakarta: Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Moeldoko memastikan pemerintah membeli delapan unit helikopter Apache. Menurut dia, Kementerian Pertahanan sudah memberi lampu hijau untuk membeli helikopter serang canggih AH-64D Apache Longbow dari Amerika Serikat itu.

Dewan Perwakilan Rakyat yang sebelumnya menolak pembelian Apache karena dianggap kemahalan, kata Moeldoko, kini sudah sepakat menyetujuinya. ”DPR dan Kementerian Pertahanan sudah oke,” kata dia saat ditemui Tempo di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2013.

Moeldoko tak mau menyebut harga pembelian delapan helikopter itu dengan alasan tak tahu pasti harganya. ”Lagipula itu teknis.” Ia mengatakan, pemerintah pada tahun ini sudah mulai membayarkan uang muka ke pemerintah Amerika Serikat. ”Pembayaran uang muka menjadi awal kesepakatan pembelian helikopter,” ujar dia. Kedelapan helikopter akan diterima Indonesia secara bertahap mulai 2018 hingga 2021.

Adapun Komisi Pertahanan DPR membenarkan menyetujui pembelian Apache, meski awalnya menolak. ”Setelah dipikir-pikir, memang dibutuhkan Apache untuk memperkuat jajaran Angkatan Darat,” ujar Wakil Ketua Komisi Pertahanan, Tubagus Hasanuddin.

Sumber: TEMPO

Thursday, August 15, 2013

Skuadron Sukhoi Lengkap Dipersenjatai 2014

(Foto: the Jakarta Post)

15 Agustus 2013, Jakarta: Tahun depan, Skuadron Udara 11 TNI AU akan lengkap terdiri dari 16 pesawat tempur Sukhoi Su-27 Flankers series, termasuk sistem kesenjataan dan avionika tercanggih yang sedang dalam pemesanan.

"Insya Allah, tahun depan lengkap. Kami sangat mendukung perkuatan dari saat ini yang 40 persen dari kekuatan esensial minimum. Saya baru merasakan berada dalam kokpit pesawat tempur ini selama 30 menit di udara," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Armida Alisyahbana, di Jakarta, Kamis.

Bersama koleganya, Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Moeldoko, dia diberi wing kehormatan penerbang tempur TNI AU. Adalah Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia, yang menyematkan wing kehormatan penerbang tempur itu di flight suit masing-masing, disaksikan Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, dan segenap pimpinan TNI.

Dengan begitu, Alisyahbana menjadi perempuan pertama Indonesia yang ikut terbang dalam kokpit pesawat tempur generasi empat buatan Rusia itu, sekaligus perempuan pertama Indonesia yang berhak memakai wing kehormatan penerbang tempur TNI AU.

Menurut Alisyahbana, kelengkapan persenjataan Sukhoi Su-27 Flankers series (termasuk versi kursi ganda, Sukhoi Su-30MKI), merupakan satu paket program penguatan kekuatan militer di udara. Indonesia membeli Sukhoi Su-27 dari varian SKM untuk versi kursi tunggal, dan Su-30 Mk2 pada versi kursi ganda.

Dari sisi kesenjataan, Sukhoi Su-27 Flanker bisa dimuati peluru kendali berpemandu terdiri dari R-73, R-27ER, R-27ET, dan RVV-AEI. Sedangkan peluru kendali tak berpemandu yang bisa digotong adalah FAB-500M62/RBK-500/ZB-500, FAB-250M54, FAB-250M62, OFAB-100-120, B-8MI, dan B-13L.

Sukhoi Su-27 Flanker dengan manuver Pugachev-nya yang sangat menakutkan itu juga bisa membawa peluru kendali udara ke darat, yaitu Kh-29T, Kh-31P(A), Kh-59M, KAB-500Kr, KAB-1500Kr, selain 1.500 butir peluru munisi panas GSh-301 dari kanon 30 milimeter S-25.

Skuadron Udara 11 ada di bawah Wing 5 TNI AU yang berkedudukan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Hasanuddin, Makassar. Pada akhir Februari lalu (22/2) dua jet tempur Sukhoi Su-30Mk2 Flanker tiba, mendarat di landasan pangkalan udara di Makassar itu.

Saat tiba, kedua Su-30 Mk2 itu dalam keadaan dilepas sayap-sayap, dan radome radarnya agar muat di dalam ruang kargo An-124-100 itu. Setelah lengkap diturunkan semuanya, kedua pesawat tempur dengan riwayat penerbangan masih 0 jam terbang, baik untuk mesin ataupun struktur pesawat terbangnya, dirakit.

Kedua pesawat tempur TNI AU itu bagian dari enam tambahan Sukhoi Su-30 dan Su-27 yang dipesan lagi oleh Indonesia dari Rusia. Indonesia memesan varian Su-27 SKM dan Su-30 Mk2, karena Rusia menyesuaikan keperluan pembeli.

Sejak awal pada Maret 2003, Indonesia membeli seluruh penempur TNI AU itu dari pabriknya, KNAAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) di Rusia.

Saat itu dua Su-27 SKM dan satu Su-30 Mk2 mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Maospati, Jawa Timur. Kedatangan kali kedua seri Sukhoi yang memiliki kemampuan di atas F-15 Eagle atau pesawat tempur generasi 4 ini adalah pada 2009 dan 2010.

Menurut sumber, berlainan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat pada umumnya, Rusia menjual produk-produk persenjataannya --terutama pesawat tempur-- dalam modul-modul terpisah, yang mengharuskan pembeli jeli dan cermat.

Masing-masing modul --termasuk sistem kesenjataan dan avionika-- itu dibeli secara terpisah dengan pelatihan terpisah pula. Persenjataan Sukhoi itu, sebagai misal, melalui proses yang berbeda dengan proses pembelian pesawat tempurnya.

Ini yang menyebabkan selama beberapa tahun, Su-27 SKM dan Su-30 Mk2 TNI AU terbang tanpa dilengkapi peluru kendali dan persenjataan lain.

Sumber: ANTARA News

Wednesday, August 14, 2013

KRI Diponegoro Bekal Ulang di Cyprus



14 Agustus 2013, Surabaya: Setelah enam hari sebagai peacekeeper melaksanakan patroli dan pengamanan di Wilayah perairan Lebanon KRI Diponegoro melaksanakan bekal ulang (bekul) dan Port Visit untuk pertama kali di Limassol Cyprus , Minggu (11/8).

Di hari pertama sandar di Dermaga Limassol, KRI Diponegoro menerima kunjungan dari Atase Pertahanan Roma Kolonel ARM Teddy Surachmat beserta staf. Kunjungan diterima langsung oleh Komandan KRI Letkol Laut (P) Hersan, S.H., beserta perwira Staf. Dilanjutkan undangan dinner (makan malam bersama) oleh Athan Roma.

Sedangkan untuk para Prajurit KRI Diponegoro memanfaatkan waktu mereka untuk melaksanakan refreshing setelah melaksanakan patroli rutin selama sepekan di Laut Mediterania, dengan mengunjungi obyek-obyek pariwisata yang ada di sekitar kota Limassol.

Pada keesokan harinya Senin (12/8) Komandan KRI melaksanakan Courtesy Call (CC) ke Commander Task Group (CTG) 448.03 Captain Brach, kemudian untuk mempererat kerjasama sesama Maritime Task Force, Komandan KRI mengunjungi kapal jerman FGS Frettchen P-6126, yang di Komandani oleh Lieutenant Commander Dubnitzki, kunjungan diakhiri dengan tukar menukar plakat dan cendera mata.

Di tempat yang sama, dalam rangka kegiatan serial Winchex antara Heli NV 409 (Indonesia) dan FGS Frettchen pada on task 18, Kepala Departemen Operasi Kapten Laut (P) Nyoman Gede Pradnyana beserta pilot Lettu Laut (P) Joko Wahyu dan Copilot Lettu Laut (P) Slamet Hayat melaksanakan briefing Whincing Procedure dengan perwira pelaksana serta perwira operasi kapal Jerman tersebut di Lounge Room FGS Frettchen.

Pada hari berikutnya Selasa (13/8), KRI Diponegoro kembali bertolak dari Limassol untuk melaksanakan patroli di perairan Lebanon, Laut.

Sumber: Dispenarmatim

Batalyon Raider 100 Jaga Perbatasan Indonesia dan Malaysia

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (kiri) bersama Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Moeldoko usai menandatangani Nota Kesapahaman (MoU) di Jakarta, Rabu (24/7). Kementerian perdagangan menggandeng TNI AD untuk pengamanan dan perlindungan konsumen di wilayah perbatasan Indonesia sehingga mampu memperlancar distribusi dan suplai kebutuhan konsumen. (Foto: ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan/ss/pd/13)

14 Agustus 2013, Langkat, Sumut: Sebanyak 650 personel TNI Kodam Satu Bukit Barisan dari Batalyon Raider-100 yang bermarkas di Sei Bingei Kabupaten Langkat Sumatera Utara akan diberangkatkan untuk menjaga perbatasan Indonesia dan Malaysia pada September mendatang.

Danyon Raider-100 Letkol (inf) Safta Feriansyah di Stabat, Rabu, menjelaskan personel yang diberangkatkan itu akan menjaga perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur antara Indonesia dan Malaysia selama tujuh sampai sembilan bulan.

Berbagai tugas yang akan dilakukan adalah patroli perbatasan dan kegiatan sosial bagi masyarakat setempat. Serangkaian latihan dan persiapan untuk keberangkatan juga sudah dilakukan.

Safta Feriansyah mengungkapkan salah satu latihan yang dilakukan termasuk latihan anti teror. Dalam latihan simulasi anti teror ini prajurit Raider-100 berhasil mengamankan aksi teror yang dilakukan para teroris.

Menurutnya latihan ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas prajurit TNI, jika sewaktu-waktu diminta untuk menanggulangi aksi terorisme.

"Ini juga menjelang keberangkatan prajurit untuk menjaga perbatasan," katanya.

Sumber: ANTARA News

Tuesday, August 13, 2013

KRI Dewaruci Ikut International Tall Ship Race 2013 di Australia

Sebuah kapal pandu melakukan upacara pelepasan KRI Dewaruci di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Selasa (13/8). Kapal latih TNI AL jenis kapal latih tiang tinggi (Barquentine) tersebut kembali melakukan pelayaran muhibah ke Australia dengan membawa 98 orang kadet AAL tingkat III angkatan ke-60 untuk melaksanakan latihan dan praktek (lattek) pelayaran astronomi Kartika Jala Krida (KJK). (Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/Koz/nz/13)

13 Agustus 2013, Surabaya: KRI Dewaruci yang merupakan kapal latih TNI Angkatan Laut itu menuju Benua Kanguru untuk mengikuti International Tall Ship Race 2013, serta mempromosikan pariwisata Indonesia.

Keberangkatan kapal milik TNI AL yang rencananya akan pensiun pada tahun 2015 itu dilepas oleh Kepala Staf Angkatan Laut serta keluarga prajurit di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Selasa (13/8).

Kapal yang berjenis barquentine atau jenis kapal layar tiang tinggi berlayar menuju Australia dengan membawa 98 orang awak yang terdiri dari 16 orang prajurit TNI AL, serta 82 orang kadet AAL.

Rencananya KRI Dewaruci akan berlayar dengan rute Surabaya, Kupang, Darwin, Perth, Melbourne, Hobart, Sydney, Auckland-Selandia Baru, Brisbane, Cairns, Darwin dan kembali lagi ke Surabaya.

Di Sydney, KRI Dewaruci akan dilibatkan dalam lomba International Tall Ship Race 2013 serta menghadiri undangan dari Australian Sail Training Association untuk mengikuti Australian Navy Fleet Review, salah satu even bergengsi yang diikuti oleh banyak negara yang akan membangun image dunia bahwa TNI AL layak menjadi world class navy.

Selain mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, KRI Dewaruci juga membawa misi yakni mempromosikan pariwisata Indonesia di setiap kota di benua Australia yang disinggahi.

Pelepasan KRI Dewaruci dipimpin secara langsung oleh KSAL Laksamana TNI Marsetio di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya. Terlihat pula keluarga prajurit yang haru saat melepas keberangkatan prajurit TNI AL ke Australia untuk mengharumkan nama bangsa.

Rencananya KRI Dewaruci yang lama akan pensiun pada tiga tahun mendatang. Saat ini masih dilakukan lelang pembuatan kapal pengganti KRI Dewaruci yang diperkirakan memakan waktu dua tahun untuk pengerjaannya. KRI Dewaruci yang baru akan lebih besar dan bisa memuat sekitar 200 taruna.

Sumber: Metrotvnews

Monday, August 12, 2013

Enam Pesawat Tempur F-16 Meriahkan HUT Kemerdekaan

Pesawat tempur F-16/Fighting Falcon saat keluar dari Shelter Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi untuk melaksanakan latihan fly pass bergabung dengan pesawat Sukhoi, Kamis (8/8). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

12 Agustus 2013, Magetan: Sebanyak enam pesawat tempur F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, yang akan memeriahkan peringatan HUT ke-68 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana negara tinggalkan Home Basse menuju Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (12/8).

Pesawat tempur F-16/Fighting Falcon tersebut akan bergabung dengan pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar untuk mengadakan latihan bersama/fly pass untuk memeriahkan HUT ke-68 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2013 mendatang.

Keberangkatan pesawat F-16/Fighting Falcon dalam rangka latihan fly pass yang akan dilaksanakan kurang lebih satu minggu tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Setiawan.

Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi