Saturday, February 14, 2009

Kopassus Bebaskan Sandera di Manado


12 Februari 2009, Manado -- Sat-81 Kopassus melaksanakan Latihan Penanggulangan Teror Tri Matra II TNI TA 2008 bersama-sama dengan satuan penanggulangan teror lainnya, Den Jaka (AL) dan Den Bravo (AU) di Menado. Latihan gabungan Tri Matra ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan masyarakat Sulawesi Utara, Pemda, Kepolisian serta seluruh jajaran satuan kewilayahan TNI baik AD, AL dan AU.

Latihan ini bertujuan untuk mempersiapkan pengamanan VVIP bagi para kepala negara asing yang akan hadir pada pertemuan WOC (World Ocean Confference) yang rencanannya akan dilaksanakan pada tanggal 11 s/d 15 Mei 2009 mendatang.

Latihan pembebasan sandera dilaksanakan oleh satu Tim Prajurit Sat-81 Kopassus di Hotel Peninsula didukung Satuan Penerbad TNI AD dan anjing pelacak Sat-81 Kopassus.

Pembebasan sandera di Kapal laut dilaksanakan oleh 1 Tim Den Jaka di Teluk Manado di dekat MCC (Manado Convention Center) didukung oleh KRI. Dr Soeharso, Kapal Selam dan Helly TNI AL.

Sedangkan pembebasan Sandera di Pesawat VVIp dilaksanakan oleh 1 Tim Den Bravo 90 didukung pesawat Herculles C-130, Helly TNI AU di Bandara Sam Ratulangi.

Satuan yang masing-masing dilengkapi dengan perlengkapan khusus ini, secara serentak melaksanakan serbuan di sasaran masing-masing dengan di awali infiltrasi lewat darat, laut dan udara pada 10 Februari 2009 pukul 06.00 WITA.(kopassus.mil.id)

Kondisi Pulau Nipah Saat Kini

Kondisi Pulau Nipah Sebelum Reklamasi

Pulau Nipah atau Pulau Nipa (Peta Dishidros TNI-AL) atau Pulau Angup (sebutan penduduk sekitar) secara administratif berada di wilayah Desa Pemping, Kecamatan Belakangpadang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Dengan luas wilayah 63 Ha (permukaan air laut terendah), 58 Ha (permukaan air laut rata-rata), dan 28 Ha (permukaan air laut tertinggi). Koordinat Pulau Nipah 103 39'04.68" - 103 39' 39.384" BT dan 1 8' 26.88" - 1 9' 12.204" LU.

Secara geologi Pulau Nipah diinterpretasikan kelanjutan gugusan pulau Batam-Rempang-Galang (BARELANG), khusunya Pulau Pemping, Pulau Kelapa Jerih, dan Pulau Bulan.

Secara geografis Pulau Nipah terletak antara Selat Philip dan selat utama, yang berbatasan langsung dengan Singapura. Menjadikan Posisi Pulau Nipah merupakan pulau terluar terkait perbatasan antara Indonesia dan Singapura.

Sesuai perjanjian yang disepakati kedua negara tanggal 25 Mei 1973, di Pulau Nipah terdapat titik referensi dan titik dasar dalam penarikan batas wilayah Indonesia dan Singapura.

Proses Reklamasi Pulau Nipah

Pulau Nipah nyaris hilang dari peta Indonesia saat pasir laut di pulau tersebut disedot dan dikirim ke Singapura guna proyek reklamasi.

Melalui Menteri Kelautan dan Perikanan mulai 23 Februari 2003, ekspor pasir laut dilarang kemudian Menteri Perdagangan mengeluarkan Peraturan Nomor 02/MDAG/PER/1/2007 tentang larangan ekspor Pasir, Tanah, dan Top Soil mulai 1 Februari 2007.

Kedua Peraturan Menteri tersebut, ditindaklanjuti oleh TNI AL dengan menindak tegas setiap usaha penyelundupan pasir laut, pasir darat, tanah dan top soil. Tujuan penyelundupan terutama ke Singapura.

Gedung di Pulau Nipah Hasil Reklamasi

Di bulan Februari 2004, Presiden Megawati Sukarnoputri menerakan tapak kakinya di monumen dan menanam pohon Cemara Laut di Pulau Nipah yang hanya tersisa 0,62 Ha saat pasang. Dengan kucuran dana Rp 300 Milyar, reklamasi kembali Pulau Nipah dilakukan di bulan Oktober 2004.

Saat itu ada tiga alternatif luas reklamasi 30 hektar, 45 hektar, dan 65 hektar. Hasil pantuan pesawat Nomad TNI AL P-842, 5 Februari 2009, luas reklamasi telah mencapai 60 Ha.

Pulau Nipah Hasil Reklamasi Tampak Samping

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingin cetak biru Pulau Nipah segera dibuat agar dapat segera memainkan posisi strategis di Selat Malaka, diungkapkan oleh Menhan Yuwono Sudarsono selesai rapat kabinet terbatas (3/2/2009).

Pembangunan Pulau Nipah akan diselaraskan dengan kawasan perdagangan bebas dengan Pulau Bintan, Pulau Batam dan Pulau Karimun, ujar jubir kepresidenan Andi Mallarangeng.

Pulau Nipah Hasil Reklamasi Tampak Keseluruhannya

Perbatasan laut RI-Singapura bagian barat, tepatnya di utara Pulau Nipah sudah disepakati pada akhir 2008 lalu, setelah perundingan selama 3 tahun, sejak Februari 2005. Perjanjian kesepakatan itu akan diteken dua negara pada bulan Februari 2009. (beritahankam.blogspot.com)

Sumber: detiknews.com, tisda.org, puspenerbal.mil.id, indonesiafile.com, tnial.mil.id
Foto: puspenerbal.mil.id, pu.go.id, tnial.mil.id

Detasemen Kavaleri Peringati HUT Ke 59

Peringatan Hari Kavaleri Ke-59 di Kodam VI/Tanjung Pura

13 Februari 2009, Kutai Kertanegara -- Korps satuan Detasemen Kavaleri TNI AD merayakan hari jadinya ke 59 dimarkas Denkav-1 Kodam VI/Tpr KM 28 Samboja Kutai Kertanegara, Kamis (12/02). Bertindak sebagai inspektur upacara Mayor Kav Kuswanto, saat upacara inspeksi pasukan dilakukan Mayor Kav Kuswanto dengan Panser intai berukuran kecil.

Upacara ini diikuti tiga Kompi atau sekitar 168 personel. Total pasukan Kavaleri dari Kodam VI/Tpr sekitar 300 personel. Dalam amanatnya, Kuswanto menyampaikan pesan-pesan Komandan pusat kesenjataan Kavaleri Brigjen TNI Suharsono. Salah satu amanat pimpinan tertinggi korps baret hitam ini adalah netralitas TNI dalam pemilu.

Namun demikian sebagai satuan yang memiliki persenjataan berat dengan mobilitas tinggi, kavaleri masih dihadapkan pada keterbatasan peralatan tempur. Peringatan hari jadi korps ini sebelumnya telah digelar di Parongpong Kabupaten Bandung, Sabtu (9/2) lalu. Namun dijajaran Kodam VI/Tpr baru dilaksanakan Kamis (12/2 ) dilapangan Denkav-1 Km 28.

” Perayaan ulang tahun ini merupakan momentum untuk menegakan netralitas prajurit TNI dalam pemilu, ini sesuai denagn tema perayaan ulang tahun DenKav kali ini, ” kata Mayor Kav Kuswanto. Sebelum perayaan HUT Denkav ke 59 diramaikan dengan berbagai macam perlombaan , mulai dari sepak bola untuk umum , peraturan baris-berbaris, latihan tempur, cross country dan halang rintang tempur.

Detasemen Kavaleri, karena personel ini dilengkapi dengan persenjataan Tank dan Panser, sampai saat ini DenKav-1 yang dilengkapi persenjataan tank dan panser memiliki satu Kompi Panser dengan dilengkapi 19 kendaraan panser, dan satu kompi tank dilengkapi 13 kendaraan tank. (tni.mil.id)
----000----


Peringatan Hari Kavaleri Ke-59 Satgas Konga XXIII

13 Februari 2009, Lebanon -- Majulah Kavaleriku, dibawah panji-panjimu…… Sepenggal bait lagu Mars Kavaleri tersebut mengingatkan bahwa tanggal 9 Februari 2009 merupakan hari jadi satuan Korps Kavaleri Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat ke 59, yang telah diperingati oleh seluruh korps yang memiliki keunggulan daya gerak, daya tembak dan daya kejut di seluruh tanah air.

Namun bagi prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-C, peringatan hari jadi Kavaleri ke 59 kali ini memiliki suasana berbeda karena perayaan hari jadi Korps Baret Hitam tersebut dirayakan di daerah penugasan Lebanon secara sederhana namun khidmat di tengah dinginnya malam musim dingin Markas Konga XXIII-C/UNIFIL, UN POSN 7-1 Adshit al Qusayr - Lebanon Selatan.


Disela sela kesibukan tugas pokok yang harus dilaksanakan, para prajurit Kavaleri masih sempat meluangkan waktu untuk mengenang hari jadi Korps kebanggaannya dengan semangat yang tinggi. Diiringi lagu Mars Kavaleri mereka berharap agar penugasan yang sedang dilaksanakan di Lebanon dapat berjalan dengan lancar dan sukses, serta panjatan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar sepanjang pengabdian Korps Kavaleri selalu mendapatkan ridho dari-Nya.

Peringatan hari jadi tersebut dipimpin oleh perwira tertua Kavaleri di jajaran Satgas Konga XXIII-C yang sehari-harinya menjabat sebagai Perwira Khusus Kavaleri, Kapten Kav Yudi Suryatin, alumni Akmil 1999 dan dihadiri oleh Dansatgas Konga XXIII-C, Letkol Inf R. Haryono serta perwakilan beberapa perwira dan prajurit Satgas Konga XXIII C.

Dalam acara tersebut juga diadakan acara tradisi potong tumpeng yang selanjutnya diberikan kepada prajurit tertua. Kopka Martana sebagai salah satu tanda perhormatan terhadap pengabdiannya kepada Korps Baret Hitam selama 26 tahun, dan juga tanda salut prajurit lainnya untuk dapat setia mengabdi kepada negara dan bangsa dalam melaksanakan tugas sebagai prajurit TNI.

Dalam amanatnya Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri sebagai Pembina Fungsi Kecabangan mengatakan bahwa makna yang lebih mendalam dari peringatan hari jadi Kavaleri adalah untuk meningkatkan jiwa korsa, meningkatkan profesionalitas dan kebersamaan prajurit.

Tugas yang diemban setiap prajurit baret hitam dalam penugasan harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan harus dapat dipertanggungjawabkan, oleh karenanya laksanakan tugas dengan semangat yang tinggi dan kehati-hatian agar Merah Putih dapat berkibar tegak dan nama harum bangsa semerbak di daerah penugasan.

Pedomani juga motto Kavaleri “Jaya di medan perang dan berguna di masa damai” sebagai salah satu landasan pelaksanaan tugas.

So, no matter how you feel, get up, dress up and show up, tunjukkan kemampuanmu untuk dapat mengemban tugas yang sudah diberikan kegara dengan baik. (tni.mil.id)

India Menerima 4 MiG 29 Fulcrum dari Rusia

MiG-29K (Foto: migavia.ru)

12 Februari 2009, Bangalore -- Rusia akan mengirimkan satu dari empat MiG-29 Fulcrum-D ke India dan sisanya 12 pesawat akan dikirimkan hingga akhir 2009, ujar kepala pabrik pesawat MiG Mikhail Pogosyan di ajang pameran Aero India 2009 di Yelahanka, Bengalore, India (12/1).

Rusia dan India mendatangani kontrak pembelian 12 MiG-29K kursi tunggal dan 4 MiG-29KUB kursi tandem pada 20 Januari 2004, sebagai bagian persetujuan pengiriman kapal induk Admiral Gorshkov senilai USD750 Juta ke Angkatan Laut India. Saat ini kapal induk tersebut sedang dilakukan retrofit di Rusia.

Admiral Gorshkov

Pesawat pertama telah selesai diinspeksi oleh teknisi ahli India serta para pilot India sedang berlatih selama lima bulan.

Pesawat-pesawat tersebut akan ditempatkan di kapal Induk INS Vikramaditya (eks Admiral Gorshkov), direncanakan masuk jajaran armada AL India 2012.

RIA Novosti/@beritahankam

Apel Korps Infanteri Kodam Jaya

Tim Anti Teror Kodam Jaya Saat Latihan Gabungan Anti Teror (Foto: kodam-jaya.mil.id)


13 Februari 2009, Jakarta -- Komandan Brigade Infantri 1/Pengamanan Ibukota / Jaya Sakti Kolonel Inf Ali Sanjaya menyampaikan laporan kesiapan para Perwira Infantri Kodam Jaya yang berjumlah 305 orang kepada Komandan Pusat Kesenjataan Infantri Kodiklat TNI-AD Mayor Jenderal TNI Drs Narsono SH bertempat di aula Mabrigif 1/PIK /JS Jln. Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur ,Kamis (12/02)

Pada acara tersebut hadir Kepala Staf Kodam Jaya Brigadir Jenderal TNI Moeldoko, Irdam Jaya, Komandan Rindam Jaya, Asops Kasdam Jaya dan Aspers Kasdam Jaya. Program pertemuan korps Infantri ini merupakan program Pusenif Kodiklat TNI-AD yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya.

Dalam pertemuan korps infantri ini, Komandan Pusenif Kodiklat TNI AD menyampaikan pembekalan serta menjelaskan tentang tugas-tugas Infantri di masa mendatang serta rencana pembentukan Bataliyon Infantri Mekanis yang salah satunya adalah Bataliyon Infantri 201/Jaya Yudha Kodam Jaya. Dijelaskan juga bahwa organisasi TOP/ROI 1995 yaitu Bataliyon Lintas Udara dan Bataliyon Raider jumlah personil sesuai TOP adalah 747 orang, sedangkan TOP ROI 2000 jumlah personilnya 828 orang. Adapun TOP/ROI Bataliyon Infantri diperkuat jumlah personilnya adalah 1.039 orang dan TOP/ROI Bataliyon Infantri Mekanis jumlah personilnya adalah 800 orang.

Setelah acara pembekalan, Komandan Pusat Kesenjataan Infantri Kodiklat TNI AD menyaksikan peragaan yang ditampilkan oleh personil-personil satuan jajaran dibawah Brigif 1/PIK /JS seperti peragaan Penaggulangan Huru Hara, Bela diri Karate, Pengamanan VVIP serta menampilkan kegiatan Peleton Intai Keamanan Brigif-1/PIK / Jaya Sakti. (kodam-jaya.mil.id)

Batalyon 462 Paskhas Latihan Jungar Statis di Rokan Hulu


13 Februari 2009, Pekanbaru -- Batalyon 462 Paskhas Pangkalan TNI Angkatan Udara Pekanbaru, Rabu (11/2) melakukan latihan terjun payung penyegaran statis di Pasir Pangarayan, Kabupaten Rokan Hulu yang dikuti sebanyak 120 prajurit Batalyon 462 Paskhas.

Komandan Lanud Pekanbaru Kolonel PNB Dody Trisunu dalam arahannya mengatakan setiap prajurit paskhas yang mengikuti latihan terjun payung penyegaran ini agar selalu memperhatikan keselamatan diri maupun perlengkapan perorangan. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Disisi lain, latihan terjun ini juga untuk meningkatkan kesiapan prajurit paskhas dalam menghadapi tugas-tugas operasional dalam bidang matra udara.

Sedangkan Komandan Batalyon (Danyon) 462 Paskhas, Mayor PSK Ellia Adrianto memimpin langsung latihan terjun penyegaran statis tersebut. Pelaksanaannya menggunakan pesawat C-130 Hercules dengan dua kali sortie, sortie pertama terdiri dari 2 run dan sortie kedua berjumlah 4 run.

Dengan adanya latihan ini diharapkan agar masyarakat pasir pangarayan (Rohul) dapat menyaksikan langsung sehingga memiliki minat dirgantara untuk bergabung sebagai prajurit TNI Angkatan Udara sekaligus untuk mencari bibit-bibit minat olahraga terjun payung. Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Rohul, Komandan Lanud Pekanbaru, Danrem 031/WB, Dandim, Kapolres serta seluruh warga masyarakat Rohul menyaksikan kegiatan tersebut. (tni-au.mil.id)

Pendidikan Komando (Dikko) Marinir Angkatan 136

13 Februari 2009, Banyuwangi -- Bagi prajurit Korps Marinir, Pendidikan Komando (Dikko) menjadi salah satu prasyarat mutlak yang harus dilalui. Setelah berhasil menyelesaikan beberapa tahapan dalam Dikko ini mereka boleh masuk dalam keluarga besar Korps Marinir sekaligus berhak mengenakan Baret Ungu, baret kebangggan prajurit marinir dan Brevet Komando Hutan (Kohut).

Dikko yang digelar di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Selogiri, Banyuwangi kali ini merupakan angkatan ke 136 yang diikuti oleh 103 peserta. Dari jumlah tersebut 42 diantaranya adalah Kadet AAL, 68 orang siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) XXVIII dan 3 orang lainnya siswa mantan Dikmata XXVII.

Dikko yang dilaksanakan selama tiga bulan ini sarat dengan ujian ketahanan baik mental, fisik maupun intelegensia para peserta didik. Pendidikan Dikko Marinir memang dikenal keras dan tidak kenal kompromi. Ada lima tahapan berat yang harus dilewati untuk dapat menyelesaikan pendidikan guna mendapatkan baret ungu ini.

Tahap Laut menjadi ujian pertama yang harus dilalui, kemudian beranjak ke Tahap Komando, Tahap Hutan, Tahap Gerilya Lawan Gerilya (GLG) dan terakhir Tahap Lintas Medan dengan menempuh jarak 300 Km dari Bayuwangi menuju Surabaya dengan berjalan kaki memotong 4 pegunungan di Jawa Timur.

Untuk tetap menjaga agar moril para prajurit siswa yang tengah menjalani tempaan berat dan keras ini tetap tinggi, Wakil Komandan Kobangdikal Brigjen TNI Mar Arief Suherman melakukan peninjauan ke daerah latihan di hutan Selogiri Banyuwangi untuk melihat secara langsung pelaksanaan Dikko yang sedang masuk tahan hutan. Selain untuk melihat secara langsung pelaksanaan latihan, juga untuk mengetahui kemajuan dan ketrampilan yang telah dicapai oleh para siswa serta mengetahui fasilitas dan sarana penunjang latihan.

Di Puslatpur Marinir Selogiri ini, Wadan Kobangdikal Brigjen TNI Mar Arief Suherman melihat dan menyaksikan secara langsung para siswa dalam memecahkan problem-problem yang telah dirancang para instruktur dengan bekal ilmu yang telah diperoleh sebelumnya baik di kelas maupun latihan-latihan kering. Latihan yang ditinjau diantaranya dover, kontak drill, pertempuran jarak dekat, jungle survival, meninjau menembak daya tembus dan menembak reaksi.

Usai melakukan peninjuan berbagai latihan, diakhiri dengan pengarahan Wadan Kobangdikal kepada para siswa. Dalam peninjauan tersebut, Wadan Kobangdikal yang didampingi Komandan Kodikmar Kolonel Mar Bambang Sulisno Sono, Komandan Pusdik Infantri Kolonel Mar Prasojo Sumarto, Kadep Marinir AAL Kolonel Mar Susmono serta pejabat teras Kobangdikal dan AAL lainnya berkesempatan memberikan bingkisan untuk para siswa dan instruktur. (tnial.mil.id)

BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Sebanyak 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, meneriakkan yel-yel komando Marinir di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)

BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Satu dari 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, berusaha melewati desingan peluru tajam, dalam latihan dopper (serangan amunisi tajam) di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)

BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Wadan Kobangdikal, Brigjend TNI Mar Arief Suherman (kiri), memegang seekor ular phyton yang dipegang satu dari 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, yang berlatih survival Komando Hutan di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto:ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)

BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Dua dari 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, berusaha melewati desingan peluru tajam, dalam latihan dopper (serangan amunisi tajam) di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)

BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Beberapa dari 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, melakukan latihan simulasi pertempuran jarak dekat (PJD) di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto:ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)

BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Beberapa dari 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, melakukan latihan simulasi pertempuran jarak dekat (PJD) di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)

Hassan Wirajudha: Status Pulau Miangas Bukan Masalah

Pantai Miangas (Foto: miangas.multiply.com)

13 Februari 2009, Jakarta -- Menteri Luar Negeri (Menlu), Hassan Wirajudha mengkritik pihak-pihak yang meributkan masalah status Pulau Miangas. Menlu menegaskan, secara hukum dan politis, Indonesia memiliki posisi kuat sebagai pemilik pulau yang berada di kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara itu.

Pulau Miangas adalah salah satu dari 92 pulau terluar Indonesia, serta salah satu dari 12 pulau terluar yang rawan terhadap infiltrasi asing.

“Kita sering ribut tanpa tahu masalahnya. Buang waktu, buang energi,” cetus Hassan di Jakarta, Jumat (13/2), saat menjawab pertanyaan tentang kekhawatiran sebagian pihak baru-baru ini bahwa Filipina akan mengklaim kepemilikan Pulau Miangas.

Patroli Perbatasan Negara di Pulau Miangas oleh TNI AD Yonif 712/Wiratama dan Sekar Telkom (Foto: miangas.multiply.com)

Ia menjelaskan, pada masa Indonesia dijajah Belanda serta Filipina dijajah Amerika Serikat, Pulau Miangas menjadi obyek sengketa Amerika dan Belanda. Sengketa tersebut kemudian diserahkan kepada mahkamah arbitrase, pada tahun 1928, hakim tunggal mahkamah tersebut, Max Hubber memutuskan, bahwa Pulau Miangas merupakan milik Belanda.

“Karena itu sekarang menjadi milik Indonesia,” kata Hassan.

Menlu juga menekankan bahwa status kepemilikan Indonesia atas Pulau Miangas telah dipertegas pada tahun 1976 dalam ‘anex’ atau protokol perjanjian ekstradisi Indonesia-Filipina.

Pengibaran Sang Saka Merah Putih di Pulau Miangas oleh TNI AD Yonif 712/Wiratama dan Sekar Telkom (Foto: miangas.multiply.com)

Di dokumen sepanjang satu halaman itu, lanjut Hassan, sangat jelas menyebutkan pengakuan Filipina atas kepemilikan Indonesia atas Pulau Miangas.

“Jadi secara hukum, tidak ada keraguan. Secara politis juga Filipina sampai saat ini juga tidak pernah mengajukan klaim,” kata Menlu.

“Itu yang saya maksud dengan ribut-ribut. Buang energi, buang tenaga tanpa tahu duduk jelas perkaranya. Bagi Deplu, itu bukan masalah,” katanya. (Surya.co.id)

Friday, February 13, 2009

Kazakhstan Akan Menerima Sistim Pertahanan Udara S-300 Dari Rusia

S-300 PMU

13 Februari 2009, Kazakhstan akan menerima sistem pertahanan udara S-300 versi terakhir dalam jumlah yang signifikan dari Rusia ujar Menteri Pertahanan Kazakhstan Danial Akhmetov (12/1). Versi terakhir ini disebut S-300PMU2 Favorit (SA-20 Gargoyle).

Kazakhstan salah satu anggota Collective Security Treaty Organization (CSTO) bersama dengan Rusia, Armenia, Belarusia, Kyrgyzstan, Uzbekistan dan Tajikistan. CSTO merupakan grup keamanan yang dibentuk pasca tumbangnya Uni Soviet.

Tahun lalu, Rusia mengumumkan merencanakan meluaskan kerjasama teknis militer dengan para anggota CSTO serta membangun jaringan sistem pertahanan udara yang terintegrasi.

Sistem pertahanan udara yang akan diterima Kazakhstan ini, membantu berintegrasi dengan CSTO dan secara signifikan meningkatkan pertahanan udaranya.

S-300PMU2 Favorit berdaya jangkau hingga 195 km (120 mil), mampu melakukan pencegatan pesawat terbang dan rudal balistik pada ketinggian 10 m sampai 27 km, menggunakan rudal darat ke udara 48N6.

S-300 dikembangkan oleh Almaz Central Design Bureau di tahun 1960-an hingga 1970-an. Uji coba pertama dilakukan pertengahan era 1970-an, mulai digunakan oleh AB Uni Soviet tahun 1978 dengan nama S-300PT sebagai penganti S-75. Kemudian digantikan oleh S-300PS tahun 1982 dan S-300M tahun 1993.

Versi eksport S-300PS/S-300PM dikenal sebagai S-300 PMU dan S-300 PMU-1/2.

Sistem pertahanan udara ini dapat dipadankan dengan MIM-104 Patriot buatan Amerika Serikat.

Sistem ini telah digunakan oleh Rusia, Belarusia, Ukraina, Slowakia, Hungaria, Bulgaria, Aljazair, Yunani, India, Vietnam, Cina, Armenia, segera Kazakhstan sedangkan Iran tidak dapat dikonfirmasi secara resmi. (RIA Novosti/beritahankam.blogspot.com)

Singapura Gabung Pasukan Multi Internasional

Super Puma AU Singapura

12 Februari 2009, Singapura -- Singapura akan mengirim sebuah kapal dan dua helikopter untuk bergabung dengan operasi anti perompakan yang digelar pasukan multi internasional, kata televisi milik pemerintah yang mengutip pernyataan menteri pertahanannya.

Teo Chee Hean mengemukakan kepada parlemen Singapura, bahwa sebagai satu negara maritim Singapura terikat untuk mendukung usaha-usaha internasional menyelamatkan dan mengamankan jalur pelayaran, kata televisi Saluran NewsAsia di lamannya.

Teo mengatakan penggelaran kapal pendarat tank dan helikopter Super Puma akan dilakukan setelah 'pengaturan-pengaturan operasional' dibuat tahun ini, dan kapal serta helikopter itu berada di kawasan itu selama tiga bulan.

Para perompak membajak kapal-kapal di Teluk Aden yang menghubungkan Eropa dengan Asia dan Timur Tengah melalui Terusan Suez, membajak belasan kapal tahun lalu dan memperoleh uang tebusan jutaan dolar.

Angkatan laut asing termasuk dari China, negara-negara Uni Eropa dikerahkan untuk menghadapi ancaman perompakan dan usaha itu berhasil mengurangi jumlah pembajakan , walaupun sebuah kapal tangki dibajak 29 Januari.

Satuan Tugas Gabungan 151, dengan sekitar delapan kapal perang termasuk kapal-kapal AS dan negara-negara lain dari Inggris, Kanada, Denmark,Prancis, Jerman dan Pakistan. (kapanlagi.com)

DPR RI Sampaikan Penghargaan Kepada Prajurit TNI AL Yang Bertugas di Perbatasan dan Pulau Terdepan

KASAL Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno, menjawab pertanyaan anggota dewan, saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi I, di gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (12/2). Dalam rapat tersebut antara lain dibahas mengenai anggaran dan berbagai permasalahan TNI AL, peran serta jajaran TNI AL untuk mendukung kelancaran distribusi logistik Pemilu ke kawasan pulau-pulau kecil dan terisolasi di seluruh daerah pemilihan. (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/pd/09)

13 Februari 2009, Jakarta -- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, S.E. mengatakan bahwa Komisi I DPR RI secara bulat menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi terhadap para prajurit TNI AL yang bertugas di pulau – pulau terdepan dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Apresiasi tersebut kata Kadispenal merupakan salah satu kesimpulan Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI yang dipimpin Ketua Komisi I DPR RI Theo L Sambuaga dengan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, S.H. dan Wakasal Laksdya TNI Mokhlas Sidik. MPH serta sejumlah pejabat teras TNI AL lainnya di DPR RI Senayan, Jakarta, Kamis (12/2).

Oleh karena itu, Komisi I DPR RI sepakat merekomendasikan kepada pemerintah agar memprioritaskan peningkatan anggaran kesejahteraan prajurit TNI AL yang bertugas di perbatasan dan pulau – pulau terluar.

Menanggapi tentang kurangnya dukungan kebutuhan BBM dan BMP TNI AL untuk melaksanakan operasi dan latihan serta kebutuhan di pangkalan, maka Komisi I DPR RI juga secara bulat mendesak pemerintah agar memenuhi kebutuhan atas TNI AL baik BBM maupun BMP karena kenyataannya alokasi anggaran yang ada bagi kebutuhan tersebut sangat minim yang mengakibatkan TNI AL tidak dapat mendukung kegiatan operasi dan kegiatan rutin bahkan tidak dapat mendukung pemeliharaan KRI. Selain itu juga mendesak pemerintah agar meningkatkan dukungan anggaran dalam rangka pembangunan kekuatan berupa alutsista secara komprehensif.

Komsisi I DPR RI juga menegaskan kepada seluruh jajaran TNI AL agar mengintensifkan kegiatan operasi dan kehadiran unsur-unsurnya dalam rangka pengamanan pulau-pulau terdepan karena hal tersebut berpengaruh langsung terhadap penarikan garis batas wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain itu juga Komisi I DPR RI meminta kepada pemerintah agar memberikan insentif kepada aparat Negara. (tni.mil.id)

Polri-TNI Buru Kriminal Bersenjata

Peta Kabupaten Nagan Raya

13 Pebruari 2009, Nagan Raya -- Sebanyak 250 aparat keamanan, terdiri dari 200 aparat Polres Nagan Raya dan Brimob Kompi V Kuala dibantu 50 anggota TNI dari Kodim 0116, memburu kelompok kriminal bersenjata di Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya.

"Sempat terjadi kontak senjata selama 15 menit antara kelompok kriminal dengan anggota Polres, kami masih terus memburu kelompok yang menyerang aparat itu," kata Kapolres Nagan Raya AKBP Ari Subijanto di Nagan Raya, Kamis.

Kontak senjata pada pukul 13.00 WIB itu terjadi ketika personil dari satuan reserse dan kriminal Polres Nagan Raya melakukan operasi pemberantasan illegal logging di kawasan pengunungan tersebut.

"Kelompok bersenjata itu lebih dulu menyerang anggota, sehingga anggota juga terpaksa melepaskan tembakan balasan," katanya.

Merasa terdesak kelompok kriminal yang diduga lebih dari dua orang itu berlari ke arah hutan.

Aparat gabungan itu juga telah mengepung empat lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian kelompok kriminal itu yakni di kawasan desa Bumi Sari, Rambong, Beutong, serta satu wilayah yang belum diketahui namanya.

"Kami akan berusaha menangkap komplotan pengacau keamanan ini," kata Kapolres Nagan Raya AKBP Ari Subijanto. (gatra.com)

Kemampuan Patroli Angkatan Laut Hanya Delapan Hari Tiap Triwulan

KRI Mandau 621 Kapal Patroli Cepat Berpeluru Kendali


12 Februari 2009, Jakarta -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Yusron Ihza Mahendra, di Jakarta, Jumat pagi, mengingatkan Pemerintah RI agar jangan lagi hanya memberi anggaran BBM sangat terbatas, sehingga TNI Angkatan Laut kita cuma bisa berpatroli delapan hari dalam setiap triwulan (90 hari).

"Kalau sudah begitu, kan omong kosong kita semua mengatakan bahwa NKRI adalah harga mati. Buktinya, upaya konkret mendukung operasi menjaga kedaulatan Negara Kepulauan ini masih seperti sekarang. Padahal, kita di Komisi I berusaha keras meningkatkan anggaran pertahanan," tandasnya kepada ANTARA.

Ia mengatakan juga mengatakan, tiap tahun Komisi I DPR RI terus berjuang keras untuk meningkatkan anggaran pertahanan. "Tetapi Pemerintah tetap kelihatannya tidak sanggup memenuhinya," ujarnya lagi.

Ia menunjuk bukti, dari anggaran kebutuhan minimal Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2008 sebesar Rp100 triliun saja, Pemerintah hanya sanggup penuhi sekitar sepertiganya saja.

"Lalu pada tahun 2009 sekarang ini, prosentase pemenuhan anggarannya juga tak beranjak jauh," ungkap politisi muda Partai Bulan Bintang (PBB) ini.

Tanggungjawab Jaga Perairan

Wakil Ketua Komisi I DPR RI bidang Pertahanan ini, lalu mengingatkan, agar kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di lingkungan TNI Angkatan Laut (AL) harus segera diatasi.

"Namun sayangnya, kenyataannya sekarang malah semakin menurun. Jadi, amat tidak masuk akal, bahwa TNI AL dituntut bertanggungjawab penuh menjaga perairan yang meliputi dua pertiga wilayah kedaulatan Indonesia, termasuk menjaga pulau-pulau terdepan di kawasan perbatasan, sementara anggaran mereka tidak memadai," ungkapnya lagi.

Mengenai kebutuhan dana untuk BBM dalam rangka patroli laut, menurutnya lagi, untuk triwulan pertama tahun 2009, mestinya Rp533 miliar. "Tetapi Pemerintah hanya mengeluarkan dana sebesar Rp90 miliar, atau cuma 16,8 persen," ujarnya.

Ini, demikian Yusron Ihza Mahendra, amat tidak logis.

"Jika Pemerintah menyerukan agar hemat, maka apanya lagi yang akan dihemat? Apakah patroli yang seharusnya tiap hari dilakukan tapi nyatanya harnya delapan hari saja dari 90 hari tersebut akan diturunkan jadi hanya empat jam saja per triwulan," tanyanya.

Kalau sudah begitu, ujarnya, sama saja tidak ada patroli sama sekali, biar benar-benar hemat.

"Menurut saya, jalan yang harus ditempuh bukanlah hemat, tapi Pemerintah meningkatkan pendapatan," katanya meyakinkan.

Berdayakan Industri Strategis

Sejumlah pekerja melakukan pekerjaan akhir pada bagian body Panser 6x6 APV di PT PINDAD, Bandung, Jawa Barat, Selasa (10/2). Departemen Pertahanan dan Keamanan Indonesia memesan sebanyak 150 buah Panser jenis APV 6x6 yang rencannanya akan diserahkan secara bertahap hingga akhir Desember 2009 untuk memenuhi kebutuhan Alusista Nasional. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ED/mes/09)

Dalam kaitan mencari terobosan baru untuk adanya pembiayaan minimal, Yusron Ihza Mahendra lalu mengusulkan, antara lain mengubah paradigma berpikir.

"Pertahanan, misalnya dapat dijadikan profit center dan bukan cost center. Caranya adalah dengan membangun industri pertahanan," usulnya lagi.

Ia menambahkan, kalau Amerika Serikat (AS) saja sanggup memicu pertumbuhan ekonomi dengan membangun industri pertahanan seperti yang dilakukan Presiden Ronald Reagan melalui Reaganomicnya, mengapa kita tidak berpikir ke arah itu?

"Kita punya 10 buah industri strategis. Berdayakan itu. Kita punya PT Pindad, PT DI, PT PAL, PT Krakatau Steel, dan lain-lain. Ini semua adalah modal," ujarnya.

Dengan begitu, lanjutnya, industri pertahanan dapat dijadikan lokomotif untuk menarik gerbong perekonomian nasional.

"Makanya, saya tidak setuju dengan penghematan yang keterlaluan dan tidak masuk akal itu. Sikap hemat seperti ini menunjukkan sikap pasrah dan lemah," kata Yusron Ihza Mahendra lagi. (antara.co.id)

Admin sependapat dengan Bung Yusron, industri militer dapat menumbuhkan pertumbuhan ekonomi. Ini telah dibuktikan oleh Australia dengan ANZAC Project melibatkan ratusan industri dalam negeri, India dengan BrahMos-2 Project akan melibatkan industri dalam negeri dalam jumlah cukup banyak. Korea Selatan telah menjadi eksportir senjata. Yang dibutuhkan hanya kemauan politik yang kuat dari pemerintah berkuasa didukung DPR.

Tiadanya dana hanya omong kosong saja, untuk memilih 2 orang untuk berkuasa hampir menghabiskan Rp 1 Trilyun, enteng dikeluarkan dan selalu tersedia. Untuk membeli satu skadron dicicil seperti negeri ini tak menghasilkan apa-apa.

Dan tidak mungkin mendapatkan alih teknologi jika membeli dengan sistim retail. Kita harus membeli dalam sistim grosir, seperti India dengan MRCA projectnya. Banyak negara berlomba menawarkan produknya yang dibuat khusus plus alih teknologi.

Keberangkatan KRI Diponegoro ke Lebanon Diundur

KRI Diponegoro 365

13 Februari 2009, Jakarta -- Keberangkatan KRI Diponegoro-365 ke Lebanon untuk bergabung dalam Gugus Tugas Maritim (Maritime Task Force) PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL), terpaksa diundur mengingat belum lengkapnya proses administrasi.

Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, mengatakan, kelengkapan proses administrasi dimaksud terkait penggantian biaya operasional KRI Diponegoro oleh PBB.

"Misalnya, jika kapal mengalami kerusakan dalam perjalanan Indonesia-Lebanon apakah biaya perbaikannya menjadi tanggungan PBB atau tidak, itu masih dibahas antara TNI dan PBB," ujarnya, mencontohkan.

Sagom mengatakan, pihak TNI saat ini tengah mendata dan menghitung ulang seluruh dukungan yang diperlukan mulai dari kapal diberangkatkan hingga beroperasi di wilayah perairan Lebanon Selatan dan kembali ke Indonesia.

Setelah ada persetujuan terhadap kalkulasi administrasi oleh pejabat PBB yang ditunjuk dan dipastikan ada penggantian dari PBB maka kapal akan segera diberangkatkan ke Lebanon, kata Sagom.

Semula KRI Diponegoro akan diberangkatkan ke Lebanon pada Jumat (13/2) dari Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI Angkatan Laut melalui upacara pemberangkatan ala militer yang dipimpin langsung Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso.

Sebelum diberangkatkan, tim inspeksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, KRI Diponegoro TNI AL layak untuk dikirim ke Lebanon Selatan guna bergabung dalam Satgas Maritim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL).

Sebelum diinspeksi oleh tim PBB kapal Diponegoro telah menjalani pemeriksaan dan uji oleh tim Mabes TNI AL.

UNIFIL saat ini memiliki kekuatan pasukan berkisar 13.000 personel, yang terdiri dari pasukan darat dan pasukan laut. Pasukan darat terdiri dari dua sektor, yaitu sektor barat dan timur. Pasukan darat dan laut tetap di bawah kendali dari Force Commander UNIFIL yang saat ini dijabat Mayjen Claudio Graziano dari Itali.

Kemampuan personel dan perlengkapan yang akan dikirim dalam misi PBB, tentunya harus memenuhi standar yang diterapkan PBB. Hal ini untuk memudahkan PBB dalam melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan baik sebelum "deployment" dan selama di daerah tugas.

Persyaratan minimal untuk kapal perang yang akan bergabung dalam MTF UNIFIL antara lain, mampu mengoperasikan/mengendalikan heli, mampu melaksanakan SAR, mampu melaksanakan RAS (Pengisian BBM di laut), memiliki fasilitas kesehatan kelas satu, dan memiliki "combat management system" secara "real time".

Selain itu mampu melaksanakan "self protection", memiliki kemampuan mengidentifikasi kawan/lawan (IFF), memiliki berbagai jenis persenjataan serta mampu memberikan bantuan kepada Angkatan Laut Lebanon.

Dengan keluarnnya kelayakan sesuai standar PBB, maka kapal dengan 99 awak dijadwalkan berangkat ke Lebanon pada 13 Februari dari Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta dan diperkirakan tiba Maret 2009 di Lebanon Selatan.

Di Lebanon, KRI Diponegoro akan bergabung dalam Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) UNIFIL di bawah Comander Task Force (CTF 448) dimana beberapa negara telah mengirimkan kapal perangnya seperti Prancis, Turki, Yunani, Italia, Spanyol dan Jerman. (antara.co.id)

Thursday, February 12, 2009

AU India Mengoperasikan BrahMos Mulai Tahun 2012

Misil BrahMos (Foto: drdo.org)

12 Februari 2009, Bangalore, India -- Misil penjelajah supersonik BrahMos akan dioperasikan AU India tahun 2012, ujar CEO BrahMos Aerospace Sivathanu Pillai (12/2). Saat mempresentasikan BrahMos versi angkatan udara di pameran udara Aero India 2009 di Bangalore India.

BrahMos Aerospace perusahaan patungan India dan Rusia didirikan tahun 1998, memproduksi dan memasarkan misil supersonik BrahMos, versi laut dan udara sukses diujicoba dan telah dioperasikan oleh AD dan AL India.

Misil BrahMos berdaya jangkau 290 km (180 miles), sanggup dimuati hulu ledak konvensional hingga 300 kg (660 lb), dapat menjangkau sasaran mulai ketinggian 10 m (30 feet) serta mempunyai kecepatan hingga 2,8 mach. Lebih kurang tiga kali lebih cepat dari misil penjelajah subsonik Tomahawk buatan Amerika Serikat.

Untuk versi AU, misil harus dikurangi beratnya dan dipastikan stabilitas aerodinamisnya setelah diluncurkan dari pesawat terbang. Ukuran booster harus dikurangi karena misil telah mempunyai kecepatan sendiri saat diluncurkan dari pesawat.

SU-30 MKI Angkatan Udara India

SU-30 MKI Flanker-H dipilih AU India sebagai wahana peluncur misil sesuai saat proses ujicoba. Akan tetapi memerlukan waktu hingga empat tahun menuntaskan proses up-grade pesawat hingga mampu mengotong dan meluncurkan misil BrahMos.

Direncanakan akan diproduksi sekurang-kurangnya 140 SU-30 MKI hingga tahun 2014 dibawah lisensi Rusia dengan hak transfer teknologi sepenuhnya.

Para analis memperkirakan India akan membeli hingga 1000 misil BrahMos untuk angkatan bersenjatanya, dan mengekspor hingga 2000 misil ke berbagai negara.

Dikabarkan angkatan bersenjata Indonesia tertarik juga melengkapi armada kapal perangnya dengan BrahMos.

Saat kunjungan menteri pertahanan Rusia Anatoly Serdyukov ke India tahun lalu, disetujui mengembangkan misil versi hipersonik berkecepatan 5 -7 Mach, dikenal dengan BrahMos-2.

Proyek ini akan melibatkan lebih dari 20 institut dan industri Rusia serta sebagian besar industri di India berpartisipasi.

RIA Novosti/@beritahankam

KSAL: TNI Desak Deplu Selesaikan Sengketa Miangas

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno, menjawab pertanyaan anggota dewan, saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi I, di gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (12/2). Dalam rapat tersebut antara lain dibahas mengenai anggaran dan berbagai permasalahan TNI AL, peran serta jajaran TNI AL untuk mendukung kelancaran distribusi logistik Pemilu ke kawasan pulau-pulau kecil dan terisolasi di seluruh daerah pemilihan. (Foto ANTARA/Ismar Patrizki/pd/09)

12 Februari 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno mendesak agar Departemen Luar Negeri segera bertindak melakukan pembicaraan bilateral antara Indonesia dengan Filipina terkait kasus Pulau Miangas.

"Saya berharap Deplu merasa tertantang untuk membicarakan masalah ini (Pulau Miangas). Kita bicarakan bersama, toh di Singapura kita bisa memiliki kesepahaman batas-batas wilayah, seharusnya dengan Filipina juga bisa," ujar KSAL Tedjo kepada pers di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (12/2).

Ia menyatakan, Pulau Miangas adalah suatu pulau yang berbatasan langsung dengan Filipina yang memang diakui lebih dekat ke wilayah Filipina. Namun, Tedjo menegaskan, Pulau Miangas secara geografis masih merupakan bagian wilayah Indonesia.

"Filipina mengukur bahwa ada wilayah lautnya yang masuk area Miangas. Tapi itu kan hanya perhitungan mereka, silakan saja mereka punya perhitungan demikian. Tapi tidak bisa mengklaim otomatis bahwa itu adalah wilayah kita. Nanti harus dibicarakan secara diplomatis melalui Deplu," tutur Tedjo.

Ia mengungkapkan, saat ini TNI AL telah melakukan patroli bersama dengan Navi of Philiphine di wilayah perbatasan guna saling menjaga wilayah masing-masing.

Sebelumnya, anggota Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra mengungkapkan, Filipina telah mengklaim kepemilikan Pulau Miangas ke Persatuan Bangsa-Bangsa berdasarkan traktat Paris.

Terkait hal ini, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Agustadi Sasongko menyatakan, TNI AD telah memperkuat keberadaannya melalui penambahan jumlah personel tentara di wilayah Miangas. Selain itu, TNI juga sedang melakukan pembangunan landasan udara di Miangas. Hal ini semata-mata untuk menegaskan kedaulatan wilayah RI.

"TNI akan terus mengamati perkembangan yang terjadi, karena ini kan baru sebatas informasi," kata dia.

Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga menegaskan, pemerintah harus segera mengambil tindakan pencegahan khususnya pengetatan pengawasan di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara lain.

"Komisi I mendesak TNI memperkuat kegiatan keamanan di perbatasan dengan cara menambah jumlah personel dan pos-pos di perbatasan," tukas Theo. (mediaindonesia.com)

TNI-AU Lanjutkan Program Peremajaan Hercules

C-130 Hercules TNI-AU (Foto: tni-au.mil.id)

12 Februari 2009, Jakarta -- TNI-AU akan melanjutkan program peremajaan (retrofit) pesawat-pesawat Hercules C-130 tipe B miliknya untuk meningkatkan kemampuan pesawat angkut militer tersebut dalam menjalankan tugasnya.

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio atas perrtanyaan ANTARA News usai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman Revitalisasi Program Keluarga Berencana (KB) dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta, Kamis, mengatakan pada tahap pertama TNI AU telah melakukan peremajaan empat Hercules.

"Dari empat Hercules dua unit C-130 Hercules pertama akan diremajakan di Singapura, dan akan selesai April mendatang," ujarnya.

Berdasar data ANTARA News, peningkatan kemampuan pesawat Hercules TNI AU yang dilakukan di Singapura mencakup perbaikan airframe (badan pesawat), modifikasi avionik dan modifikasi mesin.

Peremajaan dua pesawat Hercules terakhir akan dilakukan di Depo Pemeliharaan 30 Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh yang mencakup peningkatan kemampuan mesin dari T56-7 ke T56-15 atau ditingkatkan dari tipe B ke tipe H.

Sementara itu, peningkatan kemampuan yang dilakukan di Depo Pemelihartaan 10 Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung, mencakup perbaikan badan pesawat dan modifikasi avionik.

Selain itu, TNI AU sekaligus mengirimkan teknisi ke Singapura untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemeliharaan dan perbaikan pesawat Hercules.

Kasau menambahkan, setelah proses peremajaan empat unit Hercules selesai, maka akan langsung dilakukan proses yang sama terhadap lima unit tipe pesawat yang sama. "Kelima unit Hercules mendatang akan di-retrofit di Depo 10 dan 30 sepenuhnya oleh teknisi-teknisi TNI AU yang sebelumnya dikirim ke Singapura," kata Subandrio. (antara.co.id)

TNI AL Membuka Pendaftaran Calon Kadet AAL 2009

TNI Angkatan Laut memberi kesempatan kepada para pemuda yang berwawasan matra laut untuk dididik menjadi calon Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) Tahun 2009.

Pendaftaran dibuka mulai 23 Maret hingga 24 April 2009, dan sewaktu-waktu akan ditutup apabila pendaftaran sudah memenuhi rasio penerimaan.

Persyaratan umum bagi calon Kadet, yaitu Warga Negara Indonesia, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, setia kepada Pancasila dan UUD 1945. Disamping itu, harus memiliki sehat jasmani dan rohani, berkelakuan baik dan tidak kehilangan hak menjadi prajurit TNI/TNI AL.

Harus ada persetujuan orang tua/ wali bagi yang belum berusia 21 tahun, ada persetujuan dari kepala instansi pemerintah/ swasta bagi yang sudah memiliki pekerjaan tetap, dan pendaftar telah bertempat tinggal sekurang-kurangnya satu tahun pada saat mendaftar.

Sedangkan persyaratan lain yang harus dipenuhi, yaitu serendah-rendahnya berijazah/ lulus SMA/MAN jurusan IPA dengan rata-rata nilai UAN tidak kurang dari 6,50 atau siswa kelas III dengan nilai raport semester 4 rata-rata 7,00 dan menyerahkan surat keterangan dari sekolah bahwa siswa yang bersangkutan terdaftar sebagai peserta ujian Akhir Tahun 2009.

Usia minimum 18 tahun dan maksimum 22 tahun terhitung dari pembukaan Diksarjurit (Pendidikan Dasar Keprajuritan) tanggal 3 Agustus 2009.

Tinggi badan minimum 163 cm dengan berat badan seimbang, serta bersedia menjalani IDP (Ikatan Dinas Pendek) selama 10 tahun.

Bagi para pemuda yang berminat, bisa mendatangi dan mendaftar di Markas Komando (Mako) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu di Lantamal I Belawan, Lantamal II Padang, Lantamal IV Tanjung Pinang, Lantamal V Surabaya, Lantamal VI Makasar, Lantamal VII Kupang, Lantamal VIII Manado, Lantamal IX Ambon dan Lantamal X Jayapura. Lapetal Jakarta dan Malang, Lanal Cirebon, Lanal Jogya, Lanal Semarang dan di SMA TN (Taruna Nusantara) Magelang. (tni.mil.id)

Admin (menjawab beberapa komentar):
Sampai sekarang hanya menerima lulusan SMA jurusan IPA, belum untuk lulusan IPS.

Materi pendidikan banyak bersinggungan dengan ilmu eksakta, taruna yang tidak dibekali ilmu eksakta yang mumpuni akan mengalami kesulitan menelaah materi pendidikan.

TNI menerima sarjana strata satu jurusan non eksakta dalam program wamil. Mas mungkin sebaiknya menyelesaikan strata satu, kemudian ikut mendaftar program wamil saat dibuka.

Untuk mendaftar dapat menghubungi lanal terdekat, di kota Pontianak terdapat Lanal Pontianak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Kasum TNI: Latgab Passus Tri Matra II Dilaksanakan Untuk Tingkatkan Kemampuan Personel TNI

Aksi Denjaka Saat Latgab Passus

12 Februari 2009, Manado -- Latihan Tri Matra II yang melibatkan tiga pasukan elit adalah merupakan latihan gabungan pasukan khusus TNI yang akan dilaksanakan secara kontinu untuk meningkatkan kemampuan personel TNI dalam mengantisipasi dan menghadapi teroris.

“Melalui latihan ini kecakapan secara individu dan regu maupun koordinasi antar personel semakin ditingkatkan dalam penanggulangan aksi teroris”, kata Kepala Staf Umum TNI (Kasum TNI) Laksamana Madya TNI Y. Didiek Heru Purnomo saat menggelar jumpa pers seusai menyaksikan secara langsung Latihan Gabungan Pasukan Khusus TNI Tri Matra II.

Latihan yang untuk pertama kalinya digelar di Manado ini melibatkan Tri Matra dari pasukan khusus dari TNI yaitu Korps Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD untuk pembebasan sandera di Hotel Paninsula, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI AL untuk pembebasan sandera di laut dan Detasemen Bravo TNI AU pembebasan sandera di Bandara Sam Ratulangi Manado.

Dalam latihan gabungan ini, juga melibatkan kapal selam yaitu KRI Cakra-401, KRI Dr. Suharso, sejumlah Helikopter, Pesawat Hercules, serta anjing pelacak.

Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana pertama TNI Iskandar Sitompul, S.E, Latgab Pasukan Khusus TNI Matra II itu juga disaksikan sejumlah pejabat teras TNI dan Muspida Sulawesi Utara, diantaranya adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Suryo Prabowo, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksdya TNI Moeklas Sidik, MPA, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Djunaedi Djahrin, Koorsahli Kasau Marskal Muda TNI Joseph Rasiman, Gubernur Sulut SH. Sarundajang dan Kapolda Sulut Brigjen Pol Bekto Soeprapto. (tnial.mil.id)

Syukuran Menjelang Terbang Malam Siswa KPTPH Skadron 7

Helikopter Bell 47 G Soloy


12 Februari 2009, Kalijati, Subang -- Menjelang pelaksanaan tahapan terbang malam bagi siswa Kursus Pengenalan Terbang Pesawat Helikopter (KPTPH) angkatan ke-11 di Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma diadakan syukuran di Mushola Skadron Udara 7, Kalijati, Selasa (10/2). Syukuran dilaksanakan agar selama kegiatan terbang malam pada tanggal 10 dan 11 Februari 2009 dapat berjalan lancar, aman dan selamat tanpa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Syukuran di hadiri para pejabat Lanud Suryadarma, Wingdiktekkal, Skadron Udara 7 dan Kompi “B” BS Paskhas.

Acara diawali dengan sambutan lisan Komandan Lanud Suryadarma Kol. Pnb Ras Rendro Bowo S., S.E. yang mengingatkan selain berusaha kita wajib berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kegiatan terbang malam dapat berjalan lancar. Hal ini dikarenakan selama pelaksanaan terbang malam terkendala oleh indra penglihatan yang terbatas, sehingga perlu mengelola rasa agar ketika mengawaki helikopter dapat mendarat dan terbang dengan aman. Oleh karena itu, para siswa tidak boleh mengandalkan instruktur ketika terbang tapi harus percaya diri akan kemampuannya untuk dapat mengawaki helikopter dengan sebaik-baiknya.


Helikopter Colibri Skadron 7


Selanjutnya dilaksanakan do’a yang dipimpin oleh Drs. Lili Hidayat dan pemotongan nasi tumpeng kuning yang dilakukan Komandan Lanud Suryadarma Kol. Pnb Ras Rendro Bowo S.,S.E., dan diberikan kepada perwakilan siswa KPTPH Angkatan 11 yaitu Letnan Dua Penerbang Hari Firmansyah. Sebagai penutup acara dilaksanakan ramah tamah dan Sholat Magrib bersama di Mushola Skadron Udara 7.

Menurut Komandan Skadron Udara 7 Letnan Kolonel Pnb Sri Duto Dhanisworo, S.AP., terbang malam diikuti oleh 9 orang Perwira Siswa KPTPH Angkatan 11 dengan didukung oleh 4 orang instruktur dan 4 Helikopter Bell 47 G Soloy. Selama terbang malam berhasil dilaksanakan 13 sortie penerbangan yang diselesaikan menjelang tengah malam dan semuanya berjalan lancar. (tni.mil.id)

Kemampun Teritorial Prajurit Tidak Semudah Membalikan Tangan


11 Februari 2009, Papua -- Komandan Korem 172/Praja Wirayakti Kolonel Czi I Made Sukadana mengatakan bahwa kemampuan teritorial yang baik bagi seorang prajurit, tidak semudah membalikkan tangan. Demikian amanat Komandan Korem 172/Praja Wirayakti yang dibacakan Kepala Staf Korem 172/Praja Wirayakti Letkol Inf Marsudi pada Upacara Pembukaan Latihan Perorangan Dasar Teritorial bagi Prajurit Makorem 172/Praja Wirayakti Tahun 2009, di Lapangan Apel Makorem, Rabu (11/2).

”Kemampuan teritorial yang baik bagi seorang prajurit, tidak semudah membalikkan tangan, akan tetapi harus melalui latihan dengan giat, mulai dari tingkat standar hingga tingkat yang lebih tinggi dengan kegiatan yang terencana, secara bertahap, bertingkat dan berlanjut”, ungkapnya.

Sebab tambahnya, Korem 172/Praja Wirayakti sebagai salah satu Sub Kompartemen Strategis di Papua memiliki tugas pembinaan kekuatan kewilayahan yang bertumpu pada pemberdayaan wilayah pertahanan. Tugas dan tanggungjawab ini cukup berat mengingat keadaan geografi, demografi dan kondisi sosial masyarakat yang memiliki kekhususan.

”Mencermati hal tersebut, maka kesiapan, kesiagaan, kepekaan serta kejelian segenap Prajurit Korem 172/Praja Wirayakti harus ditingkatkan dan semua itu, memerlukan semangat pengabdian dan disiplin yang tinggi terutama dalam upaya pembinaan kedalam, baik itu aspek disiplin, aspek profesionalitas, maupun aspek soliditas satuan”, katanya.

”Oleh karena itu, laksanakan latihan ini dengan sebaik-baiknya, karena tidak mungkin kalian dapat melaksanakan tugas dengan baik apabila kemampuan perorangan yang seharusnya dikuasai namun tidak dipahami dengan baik oleh prajurit khususnya bagi seorang prajurit yang bertugas di Komando Kewilayahan”, tambahnya.

Perlu diketahui latihan perorangan dasar kali ini meliputi Materi BPUP 1-7/Teritorial yang diikuti oleh seluruh anggota Makorem 172/Praja Wirayakti sesuai materi dan tingkat kepangkatannya. (tniad.mil.id)