Saturday, October 15, 2011

Indonesia Jajaki Kerjasama Pertahanan dengan Polandia dan Swedia


14 Oktober 2011, Jakarta, DMC – Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Jumat (14/10) menerima kunjungan Duta Besar Polandia untuk Indonesia Grzegorz Wisniewski di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Adapun maksud dari kunjungan Dubes Polandia ini adalah membahas Ratifikasi kembali perjanjian kerjasama bidang pertahanan antara kedua negara yang sempat tertunda hampir selama lima tahun.

Menurut Dubes Polandia, Dokumen perjanjian kerjasama ini sangatlah penting untuk direalisasikan dan ditandatangani di masa yang akan datang. Ditambahkan Dubes Polandia, mengingat dokumen ini bukan hanya merangkum kerjasama industri pertahanan saja, melainkan kerjasama pertahanan lainnya secara umum.

“Dari pihak kami sangat mengharapkan kerjasama pertahanan yang riil bukan hanya dalam kerjasama industri pertahanan antara militer dengan militer seperti teknologi alutsista atau pasukan khusus, karena saat ini Angkatan Bersenjata Polandia juga sedang mengembangkan kekuatan pada pasukan khusus.” ungkap Dubes Polandia kepada Menhan.

Dubes Polandia menyampaikan penawaran dalam rangka untuk mempublikasikan program kebijakan militer Polandia di Indonesia, Pemerintah Polandia mengundang salah satu personil jurnalis militer dari Indonesia pada program kunjungan ke Akademi Militer ataupun ke Satuan Militer yang ada di Polandia.

Selain itu Dubes Polandia juga mengundang kedatangan Menhan RI, Purnomo Yusgiantoro bersama pejabat Kemhan dan TNI lainnya pada pameran tahunan industri pertahanan militer Polandia yang akan diselenggarakan bulan September tahun depan.

Pada kesempatan pertemuan itu Dubes Grzegorz Wisniewski menyampaikan bahwa baru-baru ini Pemerintah Polandia telah membangun Kantor Atase khusus Bidang Pertahanan di Jakarta. Dubes Poladia mengharapkan Pemerintah Indonesia juga bisa membangun Kantor Atase Pertahanan di Negara Polandia.

Sementara itu Menhan RI memberikan respon yang baik terhadap peluang kerjasama pertahanan riil kedua negara tersebut. Terlebih lagi untuk bidang industri pertahanan, Menhan mengatakan Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertahanan menerima kerjasama dengan proses Produksi Bersama (Joint Production) dan Transfer Technology.

Menhan Menerima Kunjungan Dubes Swedia


Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro didampingi Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Herryanto menerima Dubes Swedia untuk Indonesia Mrs Ewa Polano bersama Delegasi Perusahaan Kedirgantaraan dan Pertahanan Swedia, (SAAB), Kamis (13/10) di Kantor Kemhan, Jakarta.

Maksud kunjungan Duta Besar Swedia ini adalah membahas peluang kerjasama di bidang pertahanan kedua negara khususnya Alutsista jenis Pesawat Tempur. Turut juga mendampingi Menhan saat menerima Dubes Swedia, Direktur Teknologi dan Industri Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Agus Suyarso dan Kapuskom Publik Brigjen TNI Hartind Asrin.

Sumber: DMC

Uji Pesawat NC–295/EC-296


14 Oktober 2011, Tanjung Pinang (Pentak Tanjung Pinang): Pelaksanaan Uji Pesawat NC–295/EC-296 dari Skadron 2 Halim Perdana Kusuma dengan operasi Rute Paum 131, pesawat diterbangkan oleh Letkol Pnb Moh Mujib. Dan Mayor Pnb Roni,di terbangkan dari Lanud Halim, Astra Ksetra, Palembang, Tanjung Pandan, Supadio, Tanjungpinang, dan pesawat NC- 295 sampai Tanjungpinang tanggal 12 Oktober 2011 pukul 17. 55 WIB.di sambut oleh Komandan Lanud Tanjungpinang Lekol Pnb M.J. Hanafie dan perwira staf Lanud Tanjungpinang.

Kedatangan pesawat angkut versi militer jenis/tipe NC-295 yang rencananya akan menambah kekuatan Alut Sista TNI AU, khususnya pesawat angkut militer di Skadron Udara Angkut Ringan Lanud Halim Perdanakusuma tersebut mempunyai misi Penjajakan Uji Kemampuan, Uji Navigasi Jarak Jauh serta Kemampuan Air Crew dalam mengopersikan pesawat tersebut, bila sesuai kriteria yang dikehendaki TNI AU maka pesawat tersebut akan digunakan TNI AU. Sedangkan untuk produksi pesawat NC-295 Industri Pesawat Casa Airbus Militery Spanyol akan bekerjasama dengan Industrik Pesawat Terbang Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam memproduksi pesawat type NC-295.

Komandan Lanud Tanjungpinang selesai menyambut kapten pilot beserta crewnya, dengan didampingi Kapten Pilot memasuki cocpit pesawat untuk melihat lebih dekat teknologi yang dimiliki pesawat tersebut, karena jika terwujud menjadi kekuatan Alutsista TNI AU maka akan memperlancar dukungan operasi penerbangan TNI AU.

Selanjutnya Pesawat Round di Lanud Tanjung pinang,kemudian pada esok harinya pada tanggal 13 oktober 2011 pukul 10,37 wib pesawat Take off menuju Lanud Supadio.(Pontianak).

Sumber: Pentak Tanjung Pinang

Lanal Karimun Perkukuh Pengamanan Pulau Terluar


13 Oktober 2011, Karimun (ANTARA News): Pangkalan TNI Angkatan Laut Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau memperkukuh pengamanan di perairan perbatasan dengan menggiatkan patroli di dua pulau terluar di daerah itu.

''Pengamanan batas teritorial negara di perbatasan yang dilakukan Danlanal lama tetap jadi prioritas dan akan terus kita perkukuh,'' kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Tanjung Balai Karimun, Letkol (P) Sawa di Tanjung Balai Karimun, Kamis.

Sawa yang baru beberapa hari menjabat Danlanal Karimun mengatakan, fokus pengamanan perairan perbatasan dilakukan di dua pulau terluar, yaitu Pulau Hiu Kecil dan Pulau Karimun Kecil.

''Perairan di dua pulau itu dalam pengawasan karena merupakan titik dasar batas teritorial negara. Kami akan pantau lalu lintas kapal dan kemungkinan terjadinya pelanggaran batas wilayah oleh pihak asing,'' ucapnya.

Pengamanan di perbatasan, lanjut dia dilakukan dengan menggiatkan patroli rutin dan melakukan pemantauan di Pos AL di Pulau Hiu Kecil.

''Personel yang ditugaskan di Hiu Kecil kami siagakan untuk memantau ada pelanggaran batas wilayah dan tindak kejahatan di laut,'' ucapnya.

Mengenai kemungkinan pergeseran tapal batas akibat klaim pihak asing, menurut dia hal itu kecil kemungkinan karena penentuan batas teritorial laut suatu negara sudah diatur dalam perjanjian batas maritim antarnegara di dunia.

''Batas teritorial laut diukur dari pulau terluar, dalam menentukan garis batas negara kami berpedoman pada garis yang ditarik dari dari Pulau Karimun Kecil, Hiu Kecil hingga Pulau Nipah. Garis ini juga menjadi acuan dalam menentukan landas kontinen dan zona ekonomi ekslusif yang turut menjadi pengawasan kami,'' katanya.

Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IV/Tanjungpinang Laksamana Pertama Darwanto saat berkunjung ke Karimun Senin pekan ini mengatakan, pengamanan pulau-pulau menjadi prioritas jajarannya.

''Pengamanan pulau terluar tak berpenghuni dilakukan TNI-AL dengan mengugaskan marinir. Sedangkan yang berpenghuni lebih dominan dilakukan TNI-AD,'' ucapnya.

Menurut Danlantamal, perairan Karimun juga menjadi prioritas karena berbatasan dengan Singapura dan Malaysia dan dilewati kapal-kapal di dunia.

''Meski demikian, TNI tidak bisa bekerja sendiri tanpa peran aktif seluruh komponen bangsa. Koordinasi dan komunikasi yang baik antara pemerintah daerah, instansi terkait dan TNI sangat diharapkan untuk menjaga keutuhan batas wilayah negara,'' ucapnya.

Sumber: ANTARA News

Kaltim Dan TNI Kembangkan Bandara Perbatasan

Bandara Long Apung. (Foto: Muhammad Arif)

14 Oktober 2011, Samarinda (ANTARA News Kaltim): Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) akan melakukan kerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk pengembangan bandara di kawasan perbatasan antara RI dengan Malaysia bagian Timur.

"Saya sudah berbicara dengan KSAD TNI saat beliau datang ke Kabupaten Kutai Barat dalam rangka pencanangan Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) di kabupaten itu beberapa hari lalu," ujar Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak di Samarinda, Jumat.

Menurutnya, setidaknya terdapat tiga Bandara di perbatasan yang akan dilakukan kerja sama dengan TNI dalam waktu dekat, sedangkan kerjasama yang dimaksudkan gubernur adalah, untuk memperpanjang landasan pacu pada tiga Bandara.

Tiga Bandara di kawasan itu adalah Bandara Yuvai Semaring di Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan, Bandara Long Apung di Kabupaten Malinau, dan Bandara Datah Dawai di Kabupaten Kutai Barat.

Peningkatan panjang landasan pacu untuk tiga Bandara di kabupaten yang terletak perbatasan negara itu akan dilakukan hingga mencapai panjang 1.600 meter dengan lebar 30 meter.

Kondisi landasan pacu di tiga Bandara tersebut saat ini adalah, sepanjang 900 meter dengan lebar 23 meter yang menggunakan konstruksi aspal kolakan untuk Bandara Yuvai Semaring di Nunukan.

Kemudian sepanjang 840 meter dan lebar 23 meter dengan konstruksi aspal kolakan untuk Bandara Long Apung, Malinau, dan sepanjang 750 meter dengan lebar 23 meter dengan kondisi fisik aspal kolakan pada Bandara Datah Dawai.

Jika pengerjaan dengan kerjasama itu tuntas, maka tiga Bandara di perbatasan itu akan memiliki panjang 1.600 meter dan lebar 30 meter, sehingga pesawat jenis ATR dan Hercules milik TNI sudah dapat mendarat di tiga Bandara tersebut.

Dalam dukungan pendanaan pengembangan Bandara itu, DPRD Kaltim sudah memberikan persetujuan untuk menggelontorkan dana senilai Rp400 miliar yang digulirkan dalam dua tahun mata anggaran APBD Kaltim, yakni mulai 2012 hingga 2013.

Rincian dari anggaran itu adalah, senilai Rp120 miliar untuk pengembangan di Bandara Yuvai Semaring, kemudian sebesar Rp130 miliar untuk Bandara Long Apung, dan yang sebesar Rp150 miliar untuk Bandara Datah Dawai.

Sumber: ANTARA News Kaltim

Satsel Koarmatim Gelar Latihan Submarine Escape Exercise


13 Oktober 2011, Surabaya (Koarmatim): Satuan Kapal Selam (satsel) Koarmatim menggelar Latihan Submarine Escape Exercise (ESCAPEX) bertempat di Diving Center Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim Ujung Surabaya Kamis (13/10). Kegiatan ini diikuti oleh 12 orang personel dari Staf Satsel Koarmatim, KRI Cakra-401 serta KRI Nanggala-402. Gladi Submarine Escape dilaksanakan selama lima hari mulai tanggal 10 sampai dengan 14 Oktober 2011.

Latihan meliputi aspek Escape (prosedur dan peralatan), prosedur medis dan penyelaman tanpa alat serta Latihan taktis dalam rangka penerapan dari prosedur Escape yang ada dalam ATP 57 (A) The Submarine Rescue Manual dan Latihan teknis menggunakan peralatan-peralatan keselamatan yang ada di kapal selam dan atau peralatan keselamatan dari luar kapal selam.

Metode yang digunakan dalam gladi Submarine Escape meliputi tiga tahapan yaitu Ceramah Pembekalan pengetahuan prosedur Escape dan Prosedur medis, Drill Penggunaan peralatan keselamatan di kapal selam dan Praktek lapangan. Penerapan prosedur pelaksanaan dan penggunaan peralatan keselamatan di escape trunk. Memberikan pengetahuan prosedur medis, melatih pelaksanaan escape, melatih komunikasi darurat dan melatih penyelaman tanpa alat

Materi yang dilaksanakan dalam latihan ini diantaranya bertahan di air (Water Tropen), tahan napas di dalam air, mengambil benda di dasar Diving Tank tanpa menggunakan alat, membersihkan masker di dalam air (Masker Clearing), bongkar pasang alat selam (Scuba) dan keluar dari kapal selam secara darurat (Free Escape). Selain itu juga menerapkan prosedur pelaksanaan Escape, pengoperasian dan penggunaan peralatan keselamatan yang ada di kapal selam.

Praktek yang dilaksanakan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang digunakan saat kapal selam mengalami kegawatdaruratan. Situasi darurat dibawah permukaan air yang mengharuskan seluruh awak kapal segera cepat meninggalkan kapal dengan bergantian. Kegawat daruratan yang dialami kapal selam itu bisa diakibatkan oleh berbagai macam faktor diantaranya akibat terkena senjata musuh berupa Bom Laut, torpedo, ranjau ataupun akibat kerusakan teknis yang mengakibatkan kapal selam tidak dapat timbul ke permukaan.


Dalam keadaan yang sesungguhnya jika terjadi kegawatdaruratan para awak kapal selam sebelum melakukan Free Escape terlebih mendapatkan bantuan napas dari alat yang tersedia berupa Built And Breathing Sistem (BIB’S) yang memiliki koneksi beberapa panel untuk pernafasan Mouth Stuck dari anjungan hingga menuju pintu keluar darurat yang berada di Coning Tower dan ruang baterai.

Selanjutnya masing-masing personel dibekali dengan peralatan Emergency untuk timbul ke permukaan berupa MK-10 yang dilengkapi dengan tabung oksigen, makanan, obat-obatan serta lampu Emergency. Setelah timbul kepermukaan peralatan keselamatan MK-10 secara otomatis terbuka dan membentuk seperti perahu karet, namun hanya dapat dipakai untuk perorangan.

Latihan ini bertujuan untuk mempertahankan, meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan awak kapal selam dalam rangka melaksanakan penyelamatan perorangan (escape) dalam menghadapi kedaruratan kapal selam dan melaksanakan program nol kecelakaan (Zero Accident). “Selain itu untuk mewujudkan keterampilan perorangan dalam rangka meningkatkan kesiapan tugas, pemantapan prosedur pelaksanaan, dan pemantapan penguasaan teknik peralatan”. Kata Dansatsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jeffry S. Sanggel, SH.

Sumber: Koarmatim

TNI Laksanakan Tugas Berdasar MoU 1978

Seorang warga memegang patok tapal batas di Dusun Camar Bulan, Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar, Rabu (12/10). Patok semen tipe D bernomor A104 yang berada di Dusun Camar Bulan tersebut, merupakan tapal batas hasil MoU antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 1978. (Foto: ANTARA/Muhlis Suhaeri/jw/nz/11)

14 Oktober 2011, Jakarta (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam melaksanakan tugas di wilayah perbatasan Camar Bulan dan Tanjung Datu, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU) Indonesia-Malaysia tahun 1978.

Demikian disampaikan oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.

Namun demikian, TNI mendukung jika memang Indonesia ingin memperjuangkan wilayah tersebut sesuai Peta Belanda Van Doorn 1906.

"Memang ada temuan-temuan lain yang berbeda dengan MoU. Oleh karena itu temuan-temuan baru ini perlu dimasukkan dalam permasalahan untuk dapat didiskusikan bersama dengan Malaysia," kata Agus Suhartono.

Yang pasti, tambah Panglima TNI, pihaknya pasti mengamankan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Kalimatan jika nantinya disepakati batas wilayah kembali ke perjanjian Belanda-Inggris. Karena itu, ia berharap pemerintah memasukan masalah Camar Bulan dan Tanjung Datu dalam outstanding border problem (OBP) 10.

"Yang jelas kalau itu sudah di sepakati, patoknya akan dipindah sesuai kesepakatan baru. Penjagaan perbatasannya pun akan bergeser mengacu pada apa yang disepakati yang baru. Sudah pasti seperti itu," kata dia.

Posisi TNI saat ini, lanjut Agus, menunggu keputusan politik antara Indonesia-Malaysia. Di mana kesepakatan perbatasan antar kedua negara, TNI pasti menjaganya.

Agus mengatakan, untuk menjaga perbatasan di Camar Bulan, ada 3 pos yang sudah didirikan di sana. Setiap pos terdiri dari 12-20 personil, tergantung luas wilayah.

Sementara itu, Komisi I DPR RI meminta pemerintah tidak menyerah dan mengalah dengan Malaysia terkait nota kesepahaman (MoU) 1978 soal perbatasan kedua negara. DPR menunggu sikap pemerintah apakah akan mengajukan masalah Camar Bulan dan Tanjung Datu dalam Outstanding Border Problem 10 atau tidak.

"Kalau ingin mengajukannya seperti apa? Sikap politiknya seperti apa?" kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq.

Menurut Mahfudz, TNI sendiri berpegang pada MoU Semarang tahun 1978 karena mengacu pada data dan dokumen yang dimiliki Indonesia. TNI dalam posisi mendukung dispute atau perbedaan daerah dimasukan dalam OBP, sama dengan sikap DPR.

"Kami justru ingin menekankan pada pemerintah untuk tidak menyerah dan tidak mengalah. Ini harus diperjuangkan, jangan sampai katakan ini sudah selesai karena itu juga yang dikatakan pemerintah Malasyia, padahal belum tuntas," kata politisi PKS itu.

Mahfudz menambahkan, Komisi I DPR RI tetap akan ke perbatasan untuk memberi dukungan kepada TNI. DPR akan mengusahakan enambahan pasukan dan logistik hingga kenaikan anggaran di perbatasan.

Namun begitu, DPR RI meminta TNI tetap melakukan kontrol pengamanan, jika pendekatan pembangunan di perbatasan belum mampu dilaksanakan Indonesia. Yang jelas, jangan sampai lepas dua-duanya.

"Itu nanti dimanfaatkan negara-negara tetangga," kata Mahfudz.

Pemberitaan Camar Bulan bisa Pengaruhi Psikis Prajurit

Seorang warga memegang patok tapal batas di Dusun Maludin, Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar, Rabu (12/10). Patok semen yang berada di tengah hutan Dusun Maludin tersebut, merupakan penanda tapal batas yang memisahkan Indonesia dengan Malaysia. (Foto: ANTARA/Andi Lala/jw/nz/11)

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, pemberitaan soal dugaan pencaplokan batas wilayah Indonesia di Camar Bulan dan Tanjung Datu, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat mempengaruhi psikis prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sedang bertugas di wilayah tersebut.

Menurut Panglima TNI, pemberitaan itu seolah-olah menngecilkan tugas dan meniadakan peran prajurit TNI di kedua daerah tersebut.

"Istilah pencaplokan menyebabkan prajurit gundah karena seolah-olah mereka tak menjalankan tugas dengan baik," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.

Agus menjelaskan, semua jajaran TNI, dari pusat hingga daerah, sudah melakukan tugas dengan baik menjaga perbatasan, termasuk menjaga agar jangan sampai satupun patokpun perbatasan bergeser. Bahkan, katanya, prajurit TNI selalu menggelar patroli bersama dengan pasukan Malaysia di wilayah perbatasan itu.

"Pangdam sudah mengecek, tak ada satupun patok yang bergeser. Kami tegaskan tidak ada pencaplokan," kata Agus.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Tritamtomo menyatakan, masalah perbatasan ini tak bisa diselesaikan hanya oleh TNI sendiri, namun harus bekerjasama dengan instansi pemerintah lainnya.

Peran serta Pemerintah Daerah setempat bersama dengan Kementerian Dalam Negeri sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini.

"Saya usulkan dibentuk sebuah jejaring tugas bersama lintas instansi yang secara periodik melakukan pemantauan serta penjagaan perbatasan," kata Tritamtomo.

Sedangkan, anggota Komisi I DPR RI, M Najib mengatakan ada perbedaan data dengan kenyataan di lapangan, khususnya soal penjanjian Belanda-Inggris dengan MOU 1975,1976 dan 1978.

"DPR RI sendiri mempertanyakan status MoU itu. Apakah baru mengikat mana kala sudah diratifikasi DPR RI atau cukup dengan MoU itu saja," kata politisi PAN itu.

Ia meminta klarifikasi wilayah Tanjung Datu yang berada di wilayah Indonesia-Malaysia. Ia juga mempertanyakan apakah Taman Negara yang dibangun Malaysia ada di wilayah Negeri Jiran atau daerah sengketa.

"Ini perlu ada penjelasan," kata Najib.

Sumber: ANTARA News

Lihat Senjata Pindad, Tentara Singapura Bilang, 'Good'

Tentara Angkatan Darat Vietnam melihat senjata produksi PT. Pindad disela-sela kegiatan Lomba Tembak Angkatan Darat ASEAN (AARM) ke-21 di Divif 1/Kostrad Cilodong, Depok, Jabar, Jumat (14/10). Berbagai jenis senjata buatan dalam negeri tersebut dipamerkan di arena lomba dengan peserta 470 tentara Angkatan Darat dari 10 negara ASEAN. (Foto: ANTARA/Jafkhairi/ed/Spt/11)

14 Oktober 2011, Depok (Republika): 'Good....,' kata salah seorang petembak kontingen Angkatan Darat Singapura, sambil terus memandangi dan melihat detail fitur senapan runduk anti material versi SPR-2, yang dipajang di stand PT Pindad di sela-sela kejuaraan tembak AARM ke-21, di Depok, Jawa Barat.

Tentara dari Singapura itu satu dari 10 kontingen angkatan darat negara-negara ASEAN yang berkumpul untuk adu tangkas, tepat, dan trengginas dalam pemakaian senapan ringan dan semi otomatik. Nama gelaran itu adalah ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) yang bertempat di Markas Komando Divisi I Kostrad, yang berlangsung mulai hari ini.

Good memang bukan excellent atau outstanding, tapi ucapan dari tentara Singapura itu semoga bukan basa-basi karena negara kecil itu juga punya senapan serbu perorangan dan senapan tembak tepat buatan industri sendiri. Sebutlah SAR-80 dan generasi terakhirnya, SAR-21.

Yang terakhir ini bahkan diakui kualitas dan akurasi serta endurabilitasnya oleh banyak militer dunia. Sama-sama kaliber 5,6 milimeter kali 45, namun bahkan Angkatan Darat Amerika Serikat juga mengangkat topi atas kinerja senapan serbu berkonsep bullpup itu.

Sambil melihat detail fitur senapan SPR-2, sebagian besar petembak angkatan darat dari sepuluh negara ASEAN yang berkunjung ke stand PT Pindad, juga berpose layaknya penembak runduk menggunakan SPR-2 sambil meminta salah seorang rekannya mengabadikan posenya lewat kamera.

"Jangan lupa nanti fotonya dikirim via email yaa...," ujar salah seorang anggota kontingen Angkatan Darat Brunei Darussalam.

Diding Sumardi dari Divisi Senjata PT Pindad mengemukakan pihaknya baru membuat lima prototipe dari SPR-2, namun sudah membuat sejumlah amunisi untuk senapan runduk dengan amunisi berkaliber 12,7 x 99 mm itu.

"Kami telah bandingkan dengan sejumlah senapan runduk yang selama ini digunakan TNI baik Kopassus, Kopaska maupun Paskhas. Kita bandingkan agar senapan yang kami hasilkan ini dapat menjadi produk unggulan," katanya.

Diding mengatakan SPR-2 memiliki kapasitas megasen lima butir dengan panjang keseluruhan 1.550 mm, berat 16 kilogram, dan jarak tembak efektif 2.000 meter.

PT Pindad mempunyai tiga produk Senapan Penembak Runduk (SPR) atau senapan sniper anti material tank yang berkualitas dunia. SPR produksi PT Pindad ada tiga varian, SPR-1, SPR-2 dan SPR-3. Senapan tersebut dapat menembus baja yang tebalnya tiga sentimeter dari jarak 900 meter.

"SPR 1 didesain menggunakan munisi kaliber 7,62 mm dengan jarak efektif 900 m," kata Diding. Selain senapan runduk, dalam kegiatan lomba tembak angkatan darat ASEAN itu juga ditampilkan berbagai produk PT Pindad termasuk Senapan Serbu (SS) berbagai varian, senapan SM2-V1 dan miniatur kendaraan taktis, kendaraan tempur seperti panser ANOA 6x6.

Sumber: Republika

Lomba Tembak AARM Ke-21 Resmi Dibuka

Kaskostrad Mayjen TNI Hendra Rizal (kiri) menyerahkan trophi kepada juara pertama Lomba Tembak Angkatan Darat ASEAN (AARM) ke-21 di Divif 1/Kostrad Cilodong, Depok, Jabar, Jumat (14/10). Lomba yang diikuti 470 atlet petembak Angkatan Darat (AD) dari 10 Negara ASEAN itu selain mengukur kemampuan petembak angkatan darat, juga untuk mempererat hubungan dan interaksi antar AD negara-negara di kawasan Asia Tenggara. ASEAN. (Foto: ANTARA/Jafkhairi/ss/Spt/11)

14 Oktober 2011, Cilodong (Jurnas.com): Lomba Tembak ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-21 resmi dibuka. Event ini dibuka langsung oleh Wakil KASAD Letnan Jenderal Budiman. "Semoga kegiatan AARM ini bisa mempererat silatuhrahmi TNI AD antarnegara ASEAN. Saya berharap, event lomba tembak ini bisa terjalin saling pengertian, kerja sama antar Angkatan Darat negara-negara ASEAN," kata KSAD Jenderal Pramono Edhi Wibowo, dalam sambutan yang dibacakan Wakil KSAD Letjen TNI Budiman, di Madivif-I/Kostrad Cilodong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/10).

Pantauan Jurnal Nasional, kontingen dari semua negara anggota ASEAN berkumpul dan berbaris di lapangan untuk mengikuti upacara pembukaan sekitar pukul 08.30 WIB. Budiman sendiri bertindak sebagai Inspektur upacara.

Event AARM ke-21 ini dilaksanakan setiap tahun dan diikuti oleh Angkatan Darat dari negara-negara anggota ASEAN dengan tempat bergiliran. Tahun ini TNI AD bertindak sebagai tuan rumah.

Adapun event AARM ke-21 ini dilaksanakan di Lapangan Tembak Kartika, Cilodong dari 14 Oktober hingga 27 Oktober. Jenis lomba antara lain tembak senapan, karaben, pistol putra/putri dan senjata automatis.

Indonesia Saingan Terberat Malaysia

Sejumlah tentara dari angkatan darat negara -negara ASEAN membidik sasaran. (Foto: ANTARA/Jafkhairi/ss/Spt/11)

Dalam lomba tembak yang diikuti oleh Angkatan Darat negara-negara Anggota ASEAN kali ini, kontingen Malaysia mengakui, kontingen Indonesia merupakan saingan terberat. Hal itu dikatakan oleh Ketua Kontingen Malaysia, Letnan Kolonel Roshasni kepada wartawan usai Lomba Tembak hari pertama.

"Saingan terberat kami adalah Indonesia. Sebab kami baru balik bulan Mei lalu itu dari ASEAN Shoothing Army Meeting (ASAM) di Australia, Indonesia menjuarai ASAM 2011. Malaysia di tempat kedua. Kami mengalahkan tim Indonesia sikit saja. Berdasarkan pada prestasi ASAM, kami di sini harapkan kejuarannya dikekalkan.

Kendati demikian, Roshasni mengharapkan, tim petembak Malaysia dapat menjuarai Lomba Tembak AARM 2011 kali ini. Roshasni juga menjelaskan, kontingen Malaysia sudah melakukan persiapan sejak bulan Mei. "Dari 80 orang yang ikut seleksi, kemudian dipilih 50. Kemudian dipilih betul-betul 31 petembak untuk ikut lomba," kata Komandan Batalion Lintas Udara Malaysia ini.

Roshasni juga berkeyakinan, setidaknya kontingen Malaysia dapat meraih posisi runner up dalam lomba tembak kali ini. "Ya, kalau itu dibandingkan prestasi tahun lalu di Malaysia, dengan prestasi tahun ini meningkat. Kalau masih kekal pada tahap yang sama, kemungkinan tempat keduanya cerah. Tempat nomor satunya, kalau tuahnya membenarkan, Insya Allah," ujarnya.

Kontingen Malaysia juga berharap, hubungan Angkatan Darat negara-negara ASEAN semakin erat dengan adanya Lomba Tembak AARM ini. "Ya, dalam ini kita satu komuniti, kita hubungan dirapatkan. Karena tiap tahun kan orangnya berbeza tim petembak yang diturunkan. Jadi kalau ada perjumpaan kaya ini, persaudaraan itu dieratkan semua, yang mana telah ada diperkukuhkan," ucapnya.

Event AARM ini dilaksanakan setiap tahun dan diikuti oleh Angkatan Darat dari negara-negara anggota ASEAN dengn tempat bergiliran. Tahun ini TNI AD bertindak sebagai tuan rumah.

Lomba tembak AARM ke-21 ini dilaksanakan di lapangan tembak Kartika Cilodong selama 14 hari, dari 14 Oktober hingga 27 Oktober dan diikuti sebanyak 470 atlet petembak Angkatan Darat dari 10 negara ASEAN.

Ada enam cabang yang dipertandingkan, yakni cabang Pistol Putra dan Putri, Senapan, Senjata Otomatis, Karaben, dan Novelty Shoot. Cabang Novelty Shoot ini khusus dilombakan antara Pimpinan Angkatan Darat negara-negara ASEAN.

Lomba tembak AARM ke-21 ini memperebutkan 117 tropi, terdiri atas 15 tropi bergilir, 47 tropi lomba, dan 55 tropi Novelty Shoot, dan memperebutkan 389 medali emas, perak, dan perunggu. Pada 2010, AARM dilaksanakan di Malaysia dan TNI AD berhasil meraih juara umum.

Sumber: Jurnas

TNI-AL Pertimbangkan Tawaran Helikopter Antikapal Selam AS

Helikopter anti-kapal selam Kaman SH-2 Sea Sprite Royal New Zealand Navy. (Foto: Australia DoD)

14 Oktober 2011, Jakarta (ANTARA News): TNI Angkatan Laut mempertimbangkan tawaran helikopter antikapal selam SH-2G Supersprite dari perusahaan maritim Amerika Serikat untuk memperkuat armada tempurnya.

"Kami tertarik sekali dengan arsenal tersebut, karena sangat mendukung untuk memperkuat daya tempur dan daya tangkal. Tetapi kami akan pertimbangkan matang-matang," kata juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Paparan tentang helikopter antikapal selam itu disampaikan Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis Kaman Helicopters Company Mark Tattershall dan Manajer Pengembangan Bisnis Kaman Aerospace Company Stephen D Rutter kepada Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno.

Untung menambahkan, keberadaan arsenal baru sangat diperlukan armada udara TNI Angkatan Laut untuk memantau dan mengawasi wilayah perairan nasional yang sangat luas.

"Karenanya, keberadaan helikopter antikapal selam itu sangat menarik untuk mendukung kegiatan patroli maritim, daya tangkal dan daya tempur," katanya menegaskan.

Selama ini patroli maritim TNI Angkatan Laut masih menggunakan pesawat udara Nomad dan Cassa yang usianya relatif sudah uzur.

Kekuatan udara Dinas Penerbangan TNI Angkatan Laut saat ini terdiri atas pesawat sayap putar (helikopter) dari jenis NBell 412, NBO-105 dan NAS Super Puma, Colibri, serta pesawat sayap tetap untuk keperluan transportasi dan patroli maritim berupa NC-212 dan Nomad.

Sumber: ANTARA News

Thursday, October 13, 2011

Kasum TNI Tinjau Kesiapan Latma Gultor TNI-Polri di Mako Kopassus


13 Oktober 2011, Jakarta (Pos Kota): Untuk meningkatkan kemampuan penanggulangan teror (gultor), pasukan Elit TNI – Polri akan menggelar latihan bersama (latma) Waspada Nusa III TA. 2011 dengan obyek berbagai sasaran yang berbeda. Kesiapan latihan bersama TNI – Polri ini mendapat perhatian dari Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI J. Suryo Prabowo dan para Komandan Satuan Elit TNI – Polri yang meninjau kesiapan peralatan dan latihan penanggulangan teror di Mako Kopassus Cijantung,Jakarta Timur.

Sebelum melaksanakan peninjauan, Kasum TNI mendapat penjelasan seputar Satuan 81 Penanggulangan Teror Kopassus TNI AD dan Rencana Garis Besar Latihan Waspada Nusa III TA. 2011. Pelaksanaan latihan bersama TNI – Polri dalam penanggulangan teror ini diharapkan dapat meningkatkan sinergitas TNI – Polri serta komponen masyarakat lain yang akan terlibat dalam latihan. Penanggulangan teror bukan hanya urusan TNI – Polri saja tetapi merupakan kepedulian dan kewaspadaan seluruh rakyat Indoenesia yang ingin hidup tenang dan damai di Republik Indonesia.

Dalam kunjungan tersebut, Kasum TNI menekankan untuk berlatih dengan baik dan memotivasi pasukan elit agar dapat menunjukkan kepada pimpinan bahwa mereka dapat dipercaya. Selain itu, melalui latihan bersama ini diharapkan akan dapat menyempurnakan Standard Operating Prosedure (SOP) dalam menghadapi krisis. Belajar dari kejadian teror di negara-negara lain, Pasukan Elit TNI – Polri harus menyadari bahwa tidak ada keberhasilan perorangan, yang ada adalah keberhasilan bersama, sebagaimana disampaikan oleh Letjen TNI J. Suryo Prabowo untuk semakin memperkokoh sinergitas TNI – Polri.

Latihan bersama yang dilaksanakan setiap tahun ini juga akan melibatkan satuan lain di luar TNI – Polri, seperti BNPT, Pemadam Kebakaran, Bea Cukai, Telkom dan Petugas Keamanan di tiap instansi yang akan dijadikan sebagai tempat latihan.

Sumber: Pos Kota

Bandara Syamsuddin Noor Gelar Latihan Dirgantara Rahardja

Petugas melakukan pengamanan area sekitar pesawat saat simulasi penanggulangan gawat darurat terhadap sebuah pesawat yang dibajak di bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Rabu (12/10). Simulasi penanggulangan gawat darurat dengan skenario bandara mengalami ancaman digelar PT. Angkasa Pura I sebagai pengujian program Airport Emergency Plan. (Foto: ANTARA/Herry Murdy Hermawan/ama/ed/11)

12 Oktober 2011, Banjarbaru (Banjarmasin Post): Suasana di Bandara Syamsuddin Noor tiba-tiba saja diliputi kepanikan. Asap hitam membumbung tinggi disertai dengan api yang menyeruak dari bangkai pesawat Barito 610 yang tergelincir di Bandara setempat.

Puluhan penumpang berlarian keluar dari pesawat yang terbakar. Regu penyelamat dari Bandara Syamsuddin Noor pun bergerak cepat melakukan pertolongan kepada para penumpang demikian pula regu pemadam bandara .

Demikian bagian dari skenario latihan Dirgantara Rahardja yang ke 63 yang digelar di Bandara Syamsuddin Noor.

GM PT Angkasa Pura 1, Gerrit Malenzun mengatakan, latihan ini dilakukan untuk menguji kesiapan komando, koordinasi dan komunikasi dengan seluruh jajaran pengamanan dalam situasi darurat.

"Bandara kita terus mengalami peningkatan penerbangan. Karena itu, kita harus juga mempersiapkan kesiapan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi," ungkapnya.

Seorang petugas mengamankan area sekitar pesawat. (Foto: ANTARA/Herry Murdy Hermawan/ama/ed/11)

Latihan Dirgantara Rahardja ini disaksikan ratusan warga masyarakat yang menyaksikan dari luar pagar Bandara Syamsuddin Noor. Hadir Wakil Gubernur Kalsel, H Rudy Resnawan, Danlanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb M Mukhson.

Selain melakukan simulasi situasi darurat ancaman bom serta gangguan teknis terhadap pesawat, juga dilakukan latihan pengungkapan narkoba yang dikirim melalui bandara Syamsuddin Noor. Petugas juga menyimulasikan membekuk teroris yang berada di pesawat.

TNI Gelar Simulasi Penyelamatan Korban Pesawat

Dua petugas mendekati pesawat untuk melakukan pemadaman api saat simulasi penanggulangan gawat darurat terhadap sebuah pesawat yang dibajak di bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Rabu (12/10). (Foto: ANTARA/Herry Murdy Hermawan/ama/ed/11)

TNI Angkatan Udara (AU) menggelar simulasi penyelamatan korban pesawat Hercules di "Taxy Way" Lapangan Udara TNI AU Abdurachman Saleh, Kabupaten Malang, Rabu.

Dalam simulasi itu, Hercules yang berpenumpang 40 orang mengalami kerusakan mesin hingga terbakar, kemudian melakukan pendaratan darurat di Taxy Way, dan tercatat 5 penumpang tewas, 6 luka berat serta sisanya selamat.

"Kita juga melakukan penyelamatan korban secara cepat kepada 10 orang, dan langsung kita bawa ke Jakarta karena membutuhkan perawatan secepatnya," kata Komandan Latihan Medik Udara, Letkol Kes dr Budi Satriyo Sp KFR.

Budi mengatakan, simulasi ini bertujuan memadukan personel kesehatan, di rumah sakit TNI AU Lanud Iswahyudi Madiun, Lanud Abdulrachman Saleh Malang serta Lanud Surabaya.

"Kita juga melibatkan Korpaskhas, siswa kedokteran penerbangan, siswa perawat udara serta lembaga kesehatan penerbangan ruang angkasa, Sariyanto di Jakarta," katanya.

Selain itu, Budi menuturkan juga melibatkan sejumlah pesawat udara dari Skadron Udara 32, Skadron Udara 4 serta dari pangkalan lainnya.

"Saat tiba di Taxy Wat, korban langsung kita pilah, untuk yang meninggal kita bawa ke tenda hitam, yang luka (gawat darurat) ke tenda merah, luka ringan ke tenda hijau serta yang gawat tapi tidak darurat masuk ke tenda putih terlebih dahulu," katanya.

Budi menuturkan, dengan adanya latihan penyelamatan korban, diharapkan personel prajurit TNI AU semakin profesional.

"Latihan ini untuk meningkatkan profesionalisme anggota, dan memantapkan tugas serta peran prajurit dalam mendukung kesiapan operasional TNI AU khususnya dan TNI umumnya," katanta.

Budi mengatakan, kegiatan simulasi ini akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan, hingga seluruh kemampuan dan keterampilan yang dimiliki prajurit TNI AU bisa diaplikasikan di lapangan, sehingga ketika menghadapi kejadian yang sebenarnya tidak akan kaku.

Sumber: Banjarmasin Post/ANTARA Jatim

Wednesday, October 12, 2011

C-295 Uji Kemampuan di Lanud Samsudin Noor


12 Oktober 2011, Lanud Samsudin Noor (TNI): Pesawat angkut militer tipe C-295 dengan Nomor Registrasi EC-296 keluaran pabrik pesawat Cassa Airbus Spanyol dengan Kapten Pilot Komandan Skadron Udara 2 Letkol Pnb Moh. Mujib beserta 13 Awak Pesawat pertama kali mendarat di Lanud Sjamsudin Noor, Senin (10/10), tepat pukul 14.40 Wib.

Komandan Lanud Samsudin Noor Letkol Pnb Mokh. Mukhson beserta Staf Operasi dan jajaran pendukung penerbangan Lanud Sam menyambut kedatangan pesawat angkut versi Militer jenis/tipe C-295. Pesawat tersebut sedang mengemban misi untuk melaksanakan Uji Navigasi Jarak Jauh dalam rangka uji coba dan penjajakan terhadap kemampuan pesawat dan kemampuan air crew dalam mengoperasikan pesawat tersebut, yang rencananya untuk menambah kekuatan alutsista TNI AU khususnya pesawat angkut militer di Skadron Angkut Ringan yang berkedudukan di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta. Jika memenuhi standard sesuai kriteria yang dikehendaki TNI AU, maka pesawat tersebut akan dibeli TNI AU dan pabrik Pesawat Cassa Airbus Militery Spanyol akan bekerjasama dengan Industri Pesawat Terbang Indonesia (PT. DI) guna memproduksi pesawat terbang tersebut di PTDI.

Pesawat tersebut memiliki kemampuan multi fungsi artinya bisa diubah-ubah sesuai fungsi tugas yang akan diembanya, yaitu bisa diubah menjadi pesawat angkut VIP, sebagai Ambulan Udara, sebagai pesawat Komando Pengendalian, sebagai pesawat Angkut Pasukan Tempur, sebagai pesawat angkut Logistik, sebagai pesawat untuk Penerjunan pasukan dan penerjunan logistik, sebagai pesawat SAR Tempur, sebagai pesawat Patroli Maritim dan Anti Kapal Selam, bisa juga digunakan sebagai Pesawat Air To Air Refuelling.

Komandan Lanud Samsudin Noor menyempatkan diri untuk masuk Cockpit pesawat guna melihat dari dekat teknologi yang dimiliki pesawat tersebut. Beliau mengatakan kagum dan bangga terhadap pesawat tersebut, karena jika terwujud menjadi kekuatan alutsista TNI AU, maka disamping akan memperlancar dukungan operasi penerbangan TNI AU juga akan ada transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi dari negara maju bagi TNI AU khususnya dan generasi penerus bangsa pada umumnya serta yang tidak kalah penting akan memajukan perkembangan industri pesawat terbang Indonesia yang satu satunya dimiliki bangsa Indonesia yaitu PT. DI.

Seusai mendarat di Lanud Samsudin Noor Pesawat tersebut akan melanjutkan penerbangan untuk menuju Pangkalan TNI AU Balikpapan.

Sumber: TNI

Indobatt-Rokbatt Bicarakan "Hyun Bin" di Lebanon

Komandan Satgas Batalyon Infanteri Mekanis Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indonesian Battalion (INDOBATT) Letkol Inf Hendy Antariksa (kiri) dan Komandan Kontingen Garuda Kolonel Pnb Yulianta (kedua kanan) mendapat penjelasan dari Komandan Batalyon Korea Kolonel Kim Taeup (kanan) ketika mengunjungi Markas Batalyon Korea di Camp Dong Myung UN POSN 2-5, Tier Dabba, Lebanon Selatan, Selasa (11/10). Kunjungan ini dalam rangka menjalin tali silaturahmi serta koordinasi antar kedua batalyon yang mengemban misi sebagai pasukan penjaga perdamaian (Peacekeepers) di wilayah Lebanon Selatan. (Foto: ANTARA/Puspen TNI-Sertu Marinir Kuwadi/HO/Koz/Spt/11)

12 Oktober 2011, Surabaya (ANTARA News Jatim): Surabaya - Satgas Batalyon Infanteri Mekanis Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indonesian Battalion (INDOBATT) dan Republik Of Korea Battalion (ROKBATT) menyinggung Duta Pertahanan Korea untuk Indonesia, Hyun Bin, dalam pembicaraan di Lebanon.

Perwira Penerangan Mayor Pasukan Banu Kusworo kepada ANTARA melalui surat elektronik dari Lebanon, Rabu, melaporkan kehadiran Hyun Bin dalam peringatan HUT ke-66 TNI di Jakarta (5/10) disinggung dalam pertemuan Indobatt - Rokbatt di Camp Dong Myung UN Position 2-5, Tier Dabba, Lebanon Selatan (11/10).

"Kedatangan Komandan INDOBATT Letkol Inf Hendy Antariksa dalam pertemuan di Markas Rokbatt itu untuk memenuhi undangan 'Familiarization and Coordination' dari Rokbatt," ucapnya.

Menurut dia, undangan itu bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi serta koordinasi yang erat antar-Batalyon yang sama-sama mengemban misi sebagai pasukan penjaga perdamaian ("Peacekeepers") di wilayah Lebanon Selatan.

"Dalam acara tersebut, Komandan INDOBATT didampingi oleh Wadan Satgas,Letkol Mar Harnoko, Kasiops Mayor Inf Hendriawan Senjaya, Kasi Intel Mayor Inf Budi Santosa, Interpreter Mayor Sus Harianto, dan Interpreter Arab Mayor Sus Evi Mukavi," paparnya.

Selain itu, hadir pula Kasi CIMIC Mayor Arh Sukma Yudha, Pasiplan Mayor Mar Profs Dhegratment, Pasiops Kapten Mar Eko Budi P, Pasipers Kapten Laut (KH) Iwan Riswanto, Pa Food Kapten Caj Supriyatna, dan MTO Lettu POM Jarot Nyamantoro.

Pertemuan juga dihadiri Komandan Kontingen Indonesia Kolonel Pnb Yulianta dan Komandan Satgas FPC Mayor Inf Henry Mahyudi.

"Kedatangan Rombongan Komandan INDOBATT itu disambut langsung oleh Komandan ROKBATT, Kolonel Kim Taeup beserta staf, kemudian rombongan disuguhi penampilan menarik para prajurit ROKBATT yang mendemontrasikan seni beladiri Taekwondo," ujarnya.

Setelah menyaksikan penampilan Taekwondo prajurit ROKBATT, kemudian rombongan menerima presentasi tentang kekuatan personel dan wilayah area operasi serta kegiatan operasional yang dilaksanakan oleh ROKBATT.

"Di awal presentasi itulah, Komandan ROKBATT menampilkan cuplikan berita kunjungan Duta Besar Korsel Kim Young Sun dan Duta Pertahanan Korea untuk Indonesia, Hyun Bin, saat menghadiri peringatan HUT TNI ke-66 di Jakarta," katanya.

Dalam kesempatan itu, Komandan ROKBATT juga menyampaikan terima kasih atas kesediaan Komandan INDOBATT untuk memenuhi undangannya.

"Beliau berharap jalinan silaturahmi tersebut bisa makin erat untuk memudahkan koordinasi pelaksanaan tugas di lapangan," katanya.

Selain itu, keduanya juga membahas rencana kegiatan latihan bersama antara Indobatt dengan Rokbatt.

Pertemuan diakhiri dengan jamuan makan siang ala Korea di Korea House ROKBATT serta saling tukar cendera mata antara kedua Komandan Satgas.

Sumber: ANTARANews Jatim

Tuesday, October 11, 2011

480 Prajurit Yonif Linud 501 Lakukan Juntis

11 Oktober 2011, Jombang (ANTARA News): Puluhan anggota Yonif Linud 501/Bajra Yudha, mengikuti terjun taktis (juntis) di Desa Tanggung Kramat, Kecamatan Ploso, Jombang, Jawa Timur, Selasa (11/10). Latihan terjun taktis untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan itu diikuti sekitar 480 dari Yonif Linud 501/Bajra Yudha untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI. (Foto: ANTARA/Syaiful Arif/koz/pd/11)



Seorang pasukan Yonif Linud 501/Bajra Yudha, siaga saat mengikuti latihan terjun taktis (juntis) di Desa Karangmojo, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur, Selasa (11/10). (Foto: ANTARA/Syaiful Arif/koz/pd/11)

DSME Bangun Tiga Kapal Selam TNI AL

ROKS Lee Eokgi (SS 071) kapal selam kelas Chang Bogo. (Foto: US Navy)

11 Oktober 2011, Seoul (Berita HanKam): Perusahaan Korea Selatan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co (DSME) mengumumkan sedang melakukan negosiasi dengan pemerintah Indonesia untuk pembelian tiga kapal selam senilai 1 milyar dolar.

DSME galangan kapal terbesar kedua di dunia berusaha menuntaskan kesepakatan dengan Kementrian Pertahanan untuk pembuatan tiga kapal selam 1400 ton pada November 2011.

Kontrak pembelian ini menandai ekspor perdana kapal selam buatan DSME. Saat ini, DSME tengah bernegosiasi dengan sejumlah negara di Amerika Latin, Amerika Selatan dan Asia Tenggara untuk pembangunan kapal selam.

Son Hyeong-yeong, juru bicara Defense Acquisition Program Administration (DAPA) mengatakan dua kapal selam akan dibangun di Korsel dan sisanya satu kapal selam dirakit di Indonesia dengan komponen utama diproduksi di Korsel.

Sumber Yonhap

Menhan Yakin 30 Persen MEF Terwujud

(Foto: Kemhan)

10 Oktober 2011, Jakarta (Jurnas.com): Menteri Pertahanan (menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan program prioritas Kementerian Pertahanan pada tahun ketiga Kabinet Indonesia Bersatu jilid kedua adalah mewujudkan Minimmum Essential Forces (MEF) atau Kekuatan pokok minimum.

“Program MEF dibagi dalam tiga rencana strategis (Renstra). Pada renstra pertama hingga tahun 2014, MEF diharapkan terwujud minimal 30 persen khususnya pengadaan Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) untuk matra darat, laut dan udara,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro usai Rapat Koordinasi Bidang Polhukam di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (10/10).

Menhan menjelaskan Kementerian Pertahanan akan memulai pembangunan kekuatan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara secara efektif dimulai pada tahun ketiga Kabinet Indonesia Bersatu II yaitu pada bulan Oktober 2011. Menurutnya, Anggaran untuk pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan akan diambil dari Anggaran Pinjaman Luar Negeri (APLN). Namun karena ada pesan dari pemerintah agar menggunakan pinjaman dalam negeri maka hampir 50 persen dari APLN untuk pengadaan Alutsista menggunakan pinjaman dari dalam negeri.

Menhan meyakini bahwa kekuatan pertahanan Indonesia di masa mendatang cukup kuat.

“Kekuatan pertahanan kita cukup kuat,” katanya.

Terkait pembiataan pengadaan Alutsista, Menhan mengatakan akan diupayakan dengan Surat Utang Negara (SUN). Artinya kredit eksport untuk pengadaan alutsista juga akan terus dikurangi.

Sumber: Jurnas

Kasad: TNI Ingin Perbaiki Alutsista

Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo memberikan keterangan pers kepada wartawan usai membuka kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-87 di Lapangan Sepak Bola Kampung Linggang Amir, Kecamatan Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan Timur, Senin. (Foto: Novi Abdi/ANTARA News Kaltim)

10 Oktober 2011, Kutai Barat (ANTARA News Kaltim): Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, kenaikan anggaran TNI akan difokuskan untuk membenahi dan memperbaki alat utama sistem persenjataan.

"Kami ingin berbenah dan ingin lebih modern, tentu saja," katanya di Lapangan Sepak Bola Kampung Linggang Amir, Kecamatan Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan Timur, Senin.

Kasad hadir di Linggang Amir untuk membuka resmi kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-87 di Kutai Barat.

TNI, katanya, menyambut baik rencana kenaikan anggaran Kementerian Pertahanan, khususnya TNI, sebesar 35 persen atau sekitar Rp6 triliun.

Menurut Kasad, TNI sudah lama merencanakan untuk mengganti, memperbaiki, hingga mempermodern alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Kenaikan anggaran untuk sistem pertahanan tersebut memang sudah lama dinantikan TNI. "Ya kami ingin membangun peralatan agar lebih maksimal menjaga dan membela, mempertahankan negara ini," tegas Kasad.

Menurut Kasad, saat ini TNI tetap berusaha memaksimalkan apa yang sudah dimiliki, baik dengan pemeliharaan ataupun modifikasi, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Senada dengan Kasad, Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman, Kolonel Kavaleri Prantara, mengatakan, Kodam VI/Mulawarman akan merenovasi panser BT-50 agar tetap bisa dipakai dalam berbagai medan tugas.

Panser-panser itu, katanya, kemudian disebut retrovit (renovasi dan vitalisasi) BT-50. Sebagian panser-panser ini sudah berumur lebih 30 tahun.

Dengan renovasi tersebut, katanya, panser-panser tersebut tetap bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan tugas-tugas tentara mengawal Tanah Air.

"Kalaupun tidak dipakai lagi oleh TNI, bisa dialihkan untuk kesatuan lain. Atau tidak lagi untuk tugas tempur, tapi untuk pengendalian massa," papar Kolonel Kavaleri Prantara.

TMMD di Kutai Barat akan berlangsung selama 21 hari sejak Senin (10/10). Kegiatan tersebut diikuti satu kompi pasukan atau 150 personel dari berbagai batalyon di lingkungan Korem 091 Aji Surya Natakesuma (ASN) dengan dipimpin Letkol Inf Zulkifli, Komandan Kodim 0912 Kutai Barat.

Sumber: ANTARA News Kaltim

Monday, October 10, 2011

Slovakia Tertarik Kerja Sama Pertahanan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) dan Presiden Republik Slovakia Ivan Gasparovic memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (10/10). Kunjungan Presiden Republik Slovakia itu merupakan kunjungan kenegaraan pertama ke Indonesia, untuk melakukan pertemuan bilateral guna meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/Spt/11)

10 Oktober 2011, Jakarta (Jurnas): Presiden Slovakia Ivan Gasparovic menyatakan keinginannya untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia khususnya di bidang pertahanan. Demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat jumpa pers bersama Presiden Slovakia di Istana Merdeka, Senin (10/1) usai keduanya melaksanakan pertemuan bilateral.

Presiden SBY juga menyatakan menyambut baik keinginan Presiden Slovakia untuk kerja sama di bidang pertahanan, apakah pendidikan, pelatihan, industri pertahanan dan berbagi pengalaman soal pengiriman pasukan misi perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa. “Karena saya tahu, Slovakia penyumbang di pasukan perdamaian di banyak negara, demikian juga Indonesia,” kata Presiden.

Presiden juga mengatakan dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Slovakia, juga membahas isu internasional antara lain mendiskusikan perkembangan ekonomi global sekarang ini, situasi di sebagian negara di Uni Eropa (UE), Amerika Serikat ataupun di belahan dunia yang lain. “Dengan harapan agar segera bisa diatasi permasalahan ekonomi sehingga tidak menimbulkan dampak yang luas pada perekonomian global,” katanya.

Presiden juga mengungkapkan pentingnya kerja sama UE dan Indonesia yang tentu membawa manfaat bagi kedua belah pihak. Selain itu, Presiden juga menyampaikan harapan agar situasi di Timur Tengah dan Afrika Utara bisa dikelola dengan baik.

Menurutnya, peperangan dan kekerasan dihentikkan, warga sipil dilindungi. Kemudian proses demokrasi diharapkan berjalan secara damai dan semuanya harus didasarkan pada kehendak rakyat negara-negara setempat atau negara-negara di kawasan itu.

Sumber: Jurnas

TNI Kibarkan Merah Putih di Haiti


10 Oktober 2011, Port Au Prince (Jurnas): Staf personel dan logistik Satgas Kompi Zeni (Kizi) TNI Konga XXXII-A/MINUSTAH mengibarkan Sang Saka Merah Putih di depan kantor Force Commander Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti (Minustah), di Komplek Delta Minustah, Port Au Prince-Haiti, sabtu sore (8/10/2011) waktu Haiti.

Perwira Penerangan Konga XXXII-A/Minustah Haiti, Lettu Czi Rofki Meristika dalam pernyataan tertulis yang diterima Jurnal Nasional hari ini (10/10) mengatakan, pengibaran bendera merah putih ini dilakukan Kontingen Indonesia diwakili oleh Kapten Czi Catur Witanto (Pasi Log) dan Sertu Aji Dwi (Basi Log) serta dibantu tentara wanita dari Philipina/ staf U4 Calista.

“Merah Putih berkibar gagah di Minustah, Haiti, karena kibaran angin yang kencang. Pengibaran berlangsung lancar dan tertib walaupun cuaca terik dan menyengat,”katanya.

Satgas Kizi TNI Konga XXXII-A/MINUSTAH berada dibawah pimpinan Letkol Czi Winarno yang merupakan Alumnus Akmil 1993 selaku Komandan Satgas. Satgas ini terdiri dari 167 prajurit TNI dengan komposisi 143 personel TNI AD, 21 personel TNI AL dan 3 personel TNI AU. Komposisi personel adalah 16 Perwira, 36 Bintara dan 115 Tamtama.

Satgas ini akan bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB di Haiti selama satu tahun pada misi MINUSTAH dalam rangka rekonstruksi dan rehabilitasi daerah yang terkena dampak bencana gempa bumi di Haiti serta melaksanakan tugas-tugas Vertical Constructions dan Horizontal Constructions dalam rangka mendukung dan mensukseskan tugas MINUSTAH di Haiti.

Sumber: Jurnas

KRI Sultan Iskandar Muda-367 sebagai MIO COMMANDER

Pemeriksaan data kapal-kapal yang akan masuk ke Lebanon melalui komunikasi radio, KRI SIM 367 maupun dari Heli BO-105.

7 Oktober 2011, Lebanon (Dispenarmatim): KRI Sultan Iskandar Muda (SIM) 367 telah berada 2 hari di AMO (Area of Maritime Operation) melaksanakan MIO (Maritime Interdiction Operation) dan Air Surveillance sepanjang 180 Km garis pantai Lebanon dalam mencegah masuknya senjata illegal dan bahan terkait lainya yang masuk lewat perairan Lebanon serta melatih LAF-Navy berdasarkan mandat UNSCR (United Nations Security Council Resolution) 1701.

Untuk yang pertama kali KRI SIM 367 dengan Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-C/ Unifil Letkol Laut (P) Agus Hariadi sebagai MIO Commander dan AAWC (Anti Air Warfare Coodinator) bersama unsur-unsur dari Jerman (FGS Ensdorf M-1094, FGS Passau M-1096, FGS Werra A-514, FGS Hyane P-6130, FGS Zobel P-6125), Bangladesh (BNS Osman F18, BNS Madhumati P 911), Yunani (HS Roussen P-67) dan Turki (TCG Bandirma F502) yang berpatroli di sekitar Perairan Lebanon.


KRI SIM 367 menjadi satu-satunya unsur pembawa helikopter dan bertugas sebagai HEC (Helicopter Element Control) dalam misi kali ini. Heli NBO-105 NV 409 dengan nama panggilan “Garuda” menjadi kepanjangan mata dan telinga. KRI SIM 367 dalam melaksanakan tugas sebagai MIO Commander melalui misi-misi seperti ISR (Identification Surveillance And Recognition), SAR (Search And Rescue), Training, CASEVAC (Casualty Evacuation) dan MEDEVAC (Medical Evacuation).

Sumber: Dispenarmatim

Malaysia Caplok Camar Bulan


10 Oktober 2011, Jakarta (Fajar): Hubungan Indonesia dan Malaysia kembali memanas. Tepatnya, setelah muncul kabar dari anggota Komisi I DPR jika Malaysia telah mencaplok wilayah Indonesia, di Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Pemerintah dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur akan menggali kebenaran ulah negeri Jiran tersebut.

Juru Bicara KBRI di Kuala Lumpur Suryana Sastradireja saat dihubungi Minggu, 9 Oktober menuturkan isu pencaplokan atau kejahatan perbatasan tidak bisa didiamkan saja. "Harus cepat-cepat di-cross check. Supaya segera tuntas," tandasnya. Upaya klarifikasi ini dilakukan dari dua jalan.

Suryana menuturkan, pihak KBRI akan mengirim surat ke pemerintah Malaysia untuk menanyakan apakah ada upaya menyerobot lintas batas di Dusun Camar Bulan. Di dalam negeri sendiri, pemerintah juga mengecek ke Pemkab Sambas hingga ke tentara yang menjaga perbatasan.

Menurut Suryana, jika hasil klarifikasi ini menunjukkan dengan bukti-bukti akurat jika telah terjadi upaya penyerobotan, Indonesia bisa menyerang Malaysia sehingga penyerobotan tidak terulang lagi. Sebaliknya, jika kabar ini tidak benar, Indonesia harus diam. "Sebelumnya banyak kabar pencaplokan oleh Malaysia, tapi ujung-ujungnya Indonesia sendiri yang malu karena tidak terbukti," paparnya. Suryana tidak ingin kejadian ini terulang.

Dia lantas menuturkan, baik Indonesia maupun Malaysia saling overlapping ketika mengklaim titik perbatasan di kawasan Dusun Camar Bulan. Dusun yang letaknya di ujung utara Kecamatan Paloh ini, langsung berbatasan dengan Sarawak Malaysia.

Menurut Suryana, pihak Indonesia mengklaim jika seratus persen Dusun Camar Bulan adalah milik Indonesia. Sebaliknya, pihak Malaysia mengklaim ada sebagian kecil wilayah di Dusun Camar Bulan yang menjadi hak mereka. Suryana menegaskan, dari seratus persen wilayah perbatasan darat di Kalimantan belum seluruhnya tuntas.

Nah, Suryana menuturkan, upaya diplomatik untuk menuntaskan persoalan perbatasan khusus di Dusun Camar Bulan masih terus berlangsung. Jadwal rembukan selanjutnya bakal digelar di Malaysia pada 16-18 Oktober depan. Suryana berharap, persoalan perbatasan di Dusun Camar Bulan bisa segera tuntas, sehingga tidak memunculkan isu-isu yang bisa merenggangkan hubungan Indonesia dengan Malaysia.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Michael Tene menuturkan, secara hukum sejatinya keberadaan Dusun Camar Bulan sudah final milik Indonesia. Tepatnya, setelah ada MoU antara Indonesia dengan Malaysia pada 1978 silam.

Tapi, kata Tene, ada wilayah sekitar 1,5 kilometer dari patok perbatasan Indonesia dan Malaysia di Dusun Camar Bulan yang patok perbatasan yang masih diperdebatkan. "Apalagi ada patok-patok perbatasan yang rusak," katanya.

Selain di wilayah Dusun Camar Bulan, Tene juga mengatakan titip perbatasan yang rawan sengketa adalah di perairan Tanjung Datu. Lokasi keduanya, kata Tene, masih berdekatan. Menurut Tene, ada tiga ketentuan perbatasan yang ditetapkan khusus di kawasan perariran atau laut. Yaitu, batas landas kontinen, batas laut wilayah, dan batas zona ekonomi eksklusif (ZEE).

Dari ketiga ketentuan perbatasan tersebut, Tene mengatakan batas landas kontinen di Teluk Datu sudah disepakati antara Indonesia dan Malaysia. Sementara untuk batas laut wilayah dan batas ZEE masih terus dirembuk dalam meja perundingan. "Batas-batas tiga aspek itu harus final dulu. Jika ada yang kurang, perbatasannya belum komplit," katanya. Diharapkan, pembahasan batas di Tangjung Datu ini bisa tuntas.

Turiman Temukan Peta Asli Camar Bulan Masuk Indonesia

Dosen hukum tata negara Universitas Tangjungpura Pontianak, Turiman, yang pada 2007 melakukan penelitian yang didanai oleh UNDP, mendapatkan peta asli yang menunjukkan patok-patok perbatasan.

Peta tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak, yakni Kerajaan Malaysia dan Pemerintah Indonesia. Serta turut menandatangi dari pihak militer Indonesia, yakni Mabes ABRI dan militer Malaysia.

"Saya tidak ingat pasti tahunnya, tapi sekitar 1970-an," ujar Turiman kepada Tribun, Minggu (9/10/2011).

Menurut Turiman, peta asli tersebut tergambar dalam 14 lembar. Dalam peta tersebut tertulis jelas titik-titik patok batas antara Provinsi Kalimantan Barat dengan Sarawak Malaysia. Lengkap dengan data lokasi tiap-tiap peta. "Berdasarkan peta asli tersebut, Camar Bulan dan Tanjung Datu masuk ke dalam wilayah Kalbar," katanya.

Sedangkan peta yang ada saat ini telah berbeda, yakni Camar Bulan sudah masuk sebagai wilayah Malaysia. "Hal ini harus ditindaklanjuti oleh Pemprov Kalbar untuk mengembalikan wilayah kedaulatan NKRI. Patok batas harus diselesaikan tanpa kompromi lagi, karena itu ada jelas perjanjiannya," kata Turiman.

Ditanya keberadaan peta asli tersebut, Turiman mengungkapkan, ia menyerahkannya kepada Kapten Umar Affandi, anggota TNI yang pada 2009 sedang mengambil tesis tentang perbatasan. Peta asli tersebut diharapkan dapat diserahkan kepada negara melalui Kapten Umar sebagai anggota TNI.

Umar Affandi peneliti sejarah perbatasan yang menulis tesis dengan judul Legalitas Batas Darat Indonesia-Malaysia, yang dihubungi Tribun, Minggu malam, menolak berbicara jika dikaitkan dengan statusnya sebagai anggota TNI.

Namun, sebagai mahasiswa S2 Untan yang ketika itu melakukan penelitian, ia bersedia memberi sedikit penjelasan. "Saya mengambil penelitian S2 di Ilmu Hukum Untan, dari bulan April 2005 sampai Juni 2007. Saya tertarik dengan bagaimana sejarah perbatasan Kalbar-Malaysia dari sisi hukum," katanya.

"Dari ketertarikan itu, hasil penelitian saya, belum ada satu pun aturan Undang-Undang yang mengatur wilayah perbatasan Kalbar sampai tahun 2007. Baru ada tahun 2008 setelah keluarnya UU tentang Kewilayahan," ujar Umar.

Maka sampai 2007, lanjut Umar, berdasarkan hukum internasional perbatasan kedua wilayah masih bersifat status quo. Oleh karena itu, adanya kesepakatan menyangkut perbatasan, selama Indonesia belum memiliki UU, jelas belum dapat diakui.

Disinggung pernyataan Turiman, bahwa peta wilayah perbatasan sekitar tahun 1970-an telah diberikan kepada dirinya, Umar menuturkan ia hanya menyimpang salinannya.

"Saya hanya mengambil copy-an dari Pak Turiman, saya tidak punya petanya. Copy-an itu sekarang sudah rusak, tidak bisa dibuka," paparnya.

Sumber: Fajar/Tribunnews

Indonesia Ingin Kepastian Hibah Pesawat Tempur F-16

(Foto: Lanud Iswahjudi)

10 Oktober 2011, Jakarta (VOA): Kalangan parlemen dari Komisi I DPR RI mengatakan, hibah F-16 dari pemerintah AS untuk Indonesia akan dibahas ulang mulai pekan depan.

Anggota Komisi I DPR RI Effendi Choirie mengatakan di Jakarta Minggu (9/10), kepastian pembahasan ulang terkait hibah pesawat tempur F-16 AS kepada Indonesia itu akan digelar pekan depan.

“Sekarang kita sedang membicarakan dengan Menteri Pertahanan dan Wakil Menhan, hibah dari AS. Meskipun itu hibah tapi itu namanya tetap membeli karena kita harus mengeluarkan uang sekitar tiga triliun rupiah. Tapi kami tidak mau kalau itu tanpa persenjataan dan inilah yang sedang diajukan, sedang kita bahas," demikian ujar Effendi Choirie.

Effendi mengatakan, pada prinsipnya pihak parlemen memberikan dukungan penuh kemitraan Indonesia dengan AS bidang pertahanan, terutama dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista).

Menurut Effendi, salah satu yang cukup penting didorong terkait kemitraan atau kerjasama dengan pihak asing. Antara lain berdampak langsung terhadap peningkatan kemampuan industri persenjataan dalam negeri dan terjadinya alih teknologi.

"Kita minta oke kita setujui, namun semua harus dibikin di dalam negeri. Jadi (harus) ada alih teknologi,” demikian penjelasan anggota Komisi I DPR RI tersebut.

Beberapa negara yang disebut-sebut menjadi mitra Indonesia bidang pertahanan, antara lain Rusia, Tiongkok, Spanyol, Inggris, Korea Selatan dan beberapa negara anggota ASEAN , termasuk Brunei Darussalam.

Penegasan serupa juga disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam amanatnya, saat memimpin upacara HUT ke-66 TNI di Mabes TNI Cilangkap Jakarta. Presiden meminta Panglima TNI agar mengembangkan doktrin dan profesionalisme TNI, seiring dengan pembangunan alutsista yang lebih modern.

“Di tahun 2012 mendatang, anggaran pertahanan kita naikkan dari Rp 47,5 Triliun pada 2011 menjadi Rp 64,4 Triliun di tahun 2012, atau naik lebih dari 35 persen", kata presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pekan lalu, salah satu industri strategi pertahanan yang dimiliki Indonesia PT.Dirgantara Indonesia dan lembaga pertahanan Spanyol, European Aeronautic Defense and Space (EADS)-CASA akan bersinergi merancang pembuatan pesawat Airbus Military C295 guna menjawab kebutuhan Angkatan Udara Republik Indonesia. Kedua pihak sepakat untuk membuat enam hingga sembilan pesawat di Indonesia. Sebagian pesawat yang lain dibagun di fasilitas pabrik pesawat terbang milik Airbus Military di San Pablo, Sevilla, Spanyol.

Indonesia menginginkan bahwa hibah pesawat F-16 dari AS dilengkapi dengan persenjataan, dan harus ada unsur transfer teknologi ke industri di Indonesia.

Peneliti bidang pertahanan Teuku Ardhiansyah optimis, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kemampuan persenjataan terbesar di Asia di masa depan.

“Matra terbesar itu di Angkatan Darat sekarang , (tetapi) kita harus bahas lebih proporsional, perimbangan komposisi matra laut (TNI AL) dan marta udara (TNI AU). TNI harus mengembangkan strategi dengan membangun kemitraan strategis dengan negara-negara di Pasifik”, kata Ardhiansyah.

Kalangan pakar memperkirakan jumlah total personil militer Indonesia sekitar 500 ribu personil, merupakan salah satu yang terbesar di Asia, terutama personil militer terlatih, termasuk personil militer yang berpatisipasi aktif dalam pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Menurut kalangan pakar, di dalam negeri Indonesia berkewajiban memperkuat kemitraan antar institusi, terutama dalam menghadapi beragam tantangan, antara lain ancaman kejahatan terorisme yang masih cukup menonjol dan cukup meresahkan masyarakat.

Sumber VOA di Mabes TNI menyebutkan, dalam waktu dekat TNI dan Polri kembali akan menggelar latihan gabungan antiteror terbesar tahun ini, berlangsung pada 27 Oktober 2011. Latihan tersebut digelar guna meningkatkan kemampuan kedua institusi dalam penanggulangan terorisme.

Latihan gabungan (Latgab) antiteror tersebut digelar dengan sandi "Waspada Nusa III". Latihan serupa sebelumnya pernah digelar pada tahun 2008 dan 2010, dengan mengambil beberapa lokasi simulasi di sejumlah kawasan vitas dan strategis di ibukota Jakarta.

Sumber: VOA

Kapal Perang dan F-16 Amankan KTT Asean di Denpasar


9 Oktober 2011, Denpasar (ANTARA News): Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lanal) V Denpasar akan menyiagakan tiga kapal perang untuk mengamankan jalur laut dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean pada November mendatang.

Komandan Lanal V Denpasar, Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjana, di Denpasar, Minggu mengatakan, kapal perang tersebut didatangkan dari Lantamal Surabaya.

"Untuk peralatan pengamanan, yang jelas ada tiga kapal perang dari Surabaya yang akan `meng-cover` kami," katanya.

Suarjaya mengatakan, selain mengerahkan tiga kapal perang, pihaknya dalam pengamanan jalur laut juga akan menyiagakan sebanyak 600 personel Angkatan Laut.

"Wilayah yang diamankan, tentunya seluruh Bali, tapi untuk pelaksanaan KTT kami juga konsentrasi di Bali sebelah selatan. Di utara juga," ujarnya.

Terkait kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam KTT tersebut, Suarjaya mengaku belum mendapatkan informasi dan koordinasi tentang pengamanan khusus Obama seperti kapal induk milik Amerika.

"Saya belum dapat info. Tapi yang jelas, pelaksanaannya kami sendiri yang mengamankan, jadi bukan Amerika," imbuhnya.

Sedangkan tiga kapal perang milik Indonesia tersebut, katanya, akan disiagakan di laut Bali pada enam hari sebelum pelaksanaan KTT.

"Kami sudah siapkan dan `standby` di posisi-posisi tertentu pada H-6," katanya.

Sementara itu, terkait pola pengamanan di wilayah laut, Suarjaya menjelaskan pihaknya akan menggunakan sistem penyekatan.

"Di laut, kami ada semacam penyekatan, jadi ada kapal patroli di bagian selatan dan ada juga sebagian di utara. Juga tim intelijen kami sudah jalan untuk mengamankan jalur-jalur tikus," imbuhnya.

F-16 kawal pesawat kepala negara KTT ASEAN


Apa bentuk jaminan keamanan yang diberi pemerintah bagi kepala-kepala pemerintahan dan negara yang akan hadir dalam KTT ASEAN di Bali pada November nanti? Ada beberapa yang pasti, di antaranya kawalan udara oleh F-16 Skuadron Udara 3 TNI-AU sejak memasuki wilayah udara nasional hingga mendarat di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali.

"Dari wilayah udara, tugas kami mengawal penerbangan para kepala negara dari wilayah pertahanan nasional menuju wilayah Bali menggunakan pesawat tempur F-16 sampai mendarat," Komandan Pangkalan Udara TNI-AU Ngurah Rai, Letnan Kolonel Penerbang Jumarto, Minggu.

Tentang mekanisme dan pola operasinya, tentu saja hal itu dirahasiakan. Pasti pengamanan dan pengawalan udara itu produk bersama banyak pihak, di antaranya Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, Komando Operasi Udara I dan II TNI-AU, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dan lain-lain.

Selain itu, kata Jumarto, pihaknya juga menyiagakan sebanyak satu kompi Pasukan Khas TNI-AU dalam perjalanan para kepala negera tersebut. Yang satu ini biasa digelar untuk mengendalikan lalu-lintas penerbangan hingga pengamanan fisik pangkalan udara dan wahana penerbangan yang dipergunakan.

Pasukan berbaret jingga itu, katanya, merupakan satuan berkemampuan tiga matra yakni laut, darat, udara. Namun dalam operasi, tugas dan tanggung jawabnya, mereka lebih ditujukan untuk merebut dan mempertahankan pangkalan udara dari serangan musuh.

"Dan selanjutnya menyiapkan bagi pendaratan pesawat lain," katanya.

Jumarto mengatakan, Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Leonard, selaku komandan pelaksana operasi pengamanan KTT ASEAN memerintahkan agar tiap unsur bekerja dalam masing-masing kemampuannya.

"Dalam persiapannya, Pangdam selaku komandan pelaksana operasi, meminta agar masing-masing akan melakukan kemampuan yang dimiliki jadi seperti dari unsur kami yakni pengamanan bandara," katanya.

Sebagai unsur pengamanan jalur udara, pihaknya juga sudah melakukan berbagai pelatihan-pelatihan mulai pengawalan hingga pendaratan.

"Berbagai persiapan sudah dilaksanakan sejak beberapa minggu lalu," imbuhnya.

Sumber: ANTARA News