Sunday, December 30, 2012

Pesawat Tanpa Awak Produksi Lokal Dioperasikan 2013

PUNA Alap-Alap. (Foto: Berita HanKam)

29 Desember 2012, Sampit, Kalteng: Pesawat tanpa awak yang dikendalikan remote kontrol buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan dioperasikan pada 2013 mendatang, kata Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta.

Di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Sabtu Gusti Muhammad Hatta mengatakan, kemampuannya tidak diragukan lagi karena telah diuji coba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Kamis, 11 Oktober 2012.

"Pesawat tanpa awak yang diberi nama Wulung tersebut dirancang khusus dan sangat canggih sehingga memiliki kemampuan yang luar biasa dibandingkan dengan pesawat-pesawat yang ada," kata Menristek, Gusti Muhammad Hatta.

Selain bisa menjadi pesawat mata-mata, pesawat tersebut nantinya juga dapat dipergunakan untuk pemotretan wilayah dari udara dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Pesawat ini memiliki kemampuan terbang selama 4 jam tanpa henti dan bisa digunakan untuk membuat hujan buatan.

Jarak tempuh maksimalnya 70 kilometer, dengan kecepatan jelajah 52--69 knot. Puna Wulung bisa dikendalikan dengan jarak 73 kilometer dari remote control. Wulung mampu terbang hingga ketinggian 12 ribu kaki, dan yang sudah diujikan sejauh 8.000 kaki.

BPPT membuat lima pesawat serupa, dan biaya yang dikeluarkan untuk lima pesawat serupa berkisar antara Rp6 miliar-Rp8 miliar.

Wulung memakai mesin 2 tak dan untuk mendapatkan tenaga yang optimal, bahan bakar yang dipergunakan adalah pertamax.

Bahan material pesawat tanpa awak tersebut menggunakan komposit (komposisi serat kaca, fiber, karbon) sehingga mendapatkan struktur pesawat yang ringan.

"Dengan adanya pesawat tersebut nantinya pemadaman kebakaran hutan dan pembuatan hujan buatan tidak perlu lagi menaburkan garam pada awan dan kami telah menemukan bahan penggantinya, yani bernama pleer," katanya.

Setiap satu kilogram pleer sama dengan satu ton kilogram garam dan pesawat Wulung mampu membawa delapan kilogram pleer.

Sumber: ANTARA News

Refleksi Kinerja Kemhan 2012

Truk Perkasa sebagai platform peluncur roket RHAN 122. (Foto: Berita HanKam)

30 Desember 2012, Jakarta: Mengakhiri Tahun 2012, Kementerian Pertahanan melaksanakan Refleksi terhadap seluruh program kegiatan di beberapa bidang yang telah dilaksanakan selama Tahun 2012 yang menjadi tahun ke tiga dari Renstra pertama dan proyeksi program kegiatan Kementerian Pertahanan untuk tahun 2013. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (27/12) di Kantor Kemhan.

Menhan menyatakan bahwa peningkatan kesejahteraan Prajurit TNI dan PNS dilaksanakan secara bersinambungan sesuai kemampuan anggaran. Untuk meningkatkan Kesejahteraan Prajurit TNI dan PNS, Kemhan telah memberikan tunjangan cacat, pelayanan kesehatan, perumahan, dukungan Perlengkapan Perorangan Lapangan (Kaporlap), bantuan beasiswa dan tugas belajar serta tunjangan kinerja.

Seiring dengan hal itu, di bidang kesehatan, Kemhan juga ikut berpartisipasi aktif dalam penanggulangan penyakit yang berdampak nasional melalui pemenuhan Alkes Rumkit dan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anggota TNI/PNS dan keluarganya serta masyarakat.

Demikian juga di bidang perumahan, dimana untuk tahun 2012 telah dibangun rumah bagi prajurit dan PNS baik berupa Rusunawa, Rusunami maupun kepemilikan rumah umum dan khusus. Untuk rencana tahun 2013 mendatang akan dilakukan penataan rumah negara dan penyelesaian permasalahan tanah dan bangunan, serta penambahan pembangunan Rusunawa, Rusunami dan kepemilikan rumah umum dan khusus.

Sementara itu, di dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) Kemhan / TNI tetap mengacu kepada pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF) dengan melakukan Restrukturisasi berdasarkan kebijakan Zero Growth yaitu tidak ada penambahan personel secara signifikan, dimana antara rekrutmen personel dan yang pensiun seimbang (Pertumbuhan Nol) dan melakukan kebijakan Right Sizing yaitu dapat menentukan kebutuhan personel secara tepat guna dengan melaksanakan penataan organisasi, penghitungan beban kerja dan standar kompetensi.

Adapun program kegiatan yang telah dilaksanakan dari sisi sarana pertahanan selama tahun 2012 adalah program modernisasi alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) TNI sesuai dengan Minimum Essential Forces (MEF) untuk kurun waktu 15 tahun. Tahun 2012 ini telah memasuki tahun ke tiga dari Renstra I dan diharapkan sampai dengan tahun 2014 pencapaian lebih dari 30 %. Untuk proyeksi Tahun 2013 program kerja sarana pertahanan akan tetap melanjutkan proses pengadaan dengan didukung pengembangan teknologi industri pertahanan, pemenuhan kelengkapan dokumen regulasi keuangan serta penyempurnaan Permenhan tentang pengadaan Alutsista. Disamping itu pengadaan alutsista juga mengutamakan produksi dalam rangka meningkatkan kemandirian industri pertahanan.

Pada tahun 2012 pelaksanaan kegiatan yang mengemuka berkaitan dengan analisis Strategi Pertahanan, konflik laut Cina Selatan, tata ruang wilayah pertahanan, pengawasan perbatasan dengan menggunakan Iptek, Implementasi Doktrin dan Implementasi Sishanta di Perbatasan.

Pengkajian terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertahanan yang dilakukan antara lain kajian model Warhead kaliber 200 mm, penyempurnaan PTTA (Pesawat Terbang Tanpa Awak), Model Kapal Selam Tanpa Awak, Pengembangan MEF (Minimum Essential Force) dan pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X. Disamping itu juga dilaksanakan analisis terhadap alat peralatan pertahanan, berupa pembuatan prototype Rantis 5 Ton 6x6 peluncur roket kaliber 122 mm, Prototipe Munisi kaliber 105 mm Exercise, Prototipe Combat Boat, Prototipe roket jarak 100 km ground to ground dan Prototipe Smart Bomb.

Prototipe smart bomb spesifikasi awal berbobot 250 kg dengan jangkauan lebih dari 100 km. (Foto: Berita HanKam)

Untuk proyeksi 2013 Balitbang Kemhan akan melaksanakan program pengkajian Strategi pertahanan, salah satunya strategi pencegahan dan penanggulangan Dampak Konflik Laut Cina Selatan terhadap Kedaulatan NKRI (ditinjau dari aspek ekonomi dan sosial budaya) serta melaksanakan sosialisasi pengintegrasian komponen negara dan pemberdayaan wilayah pertahanan.

Di bidang legislasi, Kemhan menyusun dan membahas RUU yang menjadi prioritas prolegnas tahun 2012 antara lain RUU Komcad, RUU Kamnas, dan RUU Rahasia Negara. RUU yang sudah disahkan menjadi Undang-Undang di Tahun 2012 adalah UU Nomor. 15 Tahun 2012 tentang Veteran RI dan UU. Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Tahun 2013 target yang akan diselesaikan adalah RUU Rahasia Negara, RUU Kamnas, dan 38 Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan) termasuk Naskah Akademik dan draft RUU Bela Negara.

Jakarta Internasional Defence Dialoque (JIDD) ke-2, 2012 dan Indo Defence ke-5, 2012 telah terlaksana dengan sukses. Kedua forum tersebut merupakan forum dialog dan pameran Alutsista pertahanan keamanan di kawasan Asia Pasifik yang saat ini telah diakui dan menjadi agenda dunia serta diselenggarakan setiap tahun. Untuk tahun 2013 forum tersebut akan lebih ditingkatkan secara kualitas. Selain itu juga di selenggarakan ASEAN Regional Forum Head of Defence Universities Colleges and institutions Meeting (ARF – HDUCIM) yang merupakan media pertukaran informasi dan pengalaman dalam pengembangan ilmu pertahanan.

Di bidang Potensi Pertahanan, Kemhan melanjutkan dan mengintensifkan kegiatan pembinaan kesadaran bela negara dengan melibatkan Kementerian lainnya, LPNK dan elemen masyarakat dalam memantapkan upaya Nation Character Building sumber daya manusia untuk kepentingan pertahanan negara. Tahun 2012 ini juga telah dicanangkan bahwa tanggal 19 Desember sebagai hari Bela Negara yang akan diperingati secara nasional setiap tahun.

Pembangunan dan pemberdayaan wilayah perbatasan juga merupakan perhatian yang sangat besar bagi Kemhan di tahun 2012. Hal tersebut tidak hanya berupa pembangunan secara fisik, tetapi juga non fisik seperti peningkatan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan wawasan kebangsaan, termasuk juga peningkatan kesejahteraan bagi personel Kemhan/TNI yang bertugas di wilayah perbatasan seperti tunjangan khusus. Disamping itu dialog dan penyelesaian masalah wilayah perbatasan dengan negara-negara yang terkait juga terus dilaksanakan secara intensif. Di tahun 2013 kegiatan–kegiatan tersebut akan terus ditingkatkan.

Sumber: Kemhan

Indonesia Resmi Beli Tiga Kapal Selam dari Korsel

Maket kapal selam yang akan dibangun di PT PAL. (Foto: Berita HanKam)

28 Desember 2012, Surabaya: Pemerintah Indonesia sepakat untuk membeli tiga kapal selam dari Korea Selatan dengan sistem alih teknologi.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin berharap, Indonesia dapat membuat sendiri kapal selam setelah teknisi dari PT PAL belajar ke Korsel. Wakil Menhan mengatakan hal itu ketika berkunjung ke PT PAL, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/12/2012).

Tujuan Wakil Menhan ke PT PAL, dalam rangka meninjau kesiapan PT PAL untuk memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista), di antaranya kapal selam, kapal tunda, dan kapal kawal rudal cepat.

"Saya melihat disini area persiapan untuk alih teknologi kapal selam. Dua kapal selam diproduksi bersama Korea Selatan. Satu unit kapal selam akan diproduksi di PT PAL di area khusus pembuatan kapal selam," ujar Sjafrie Sjamsoeddin, di sela-sela kunjungannya.

Pemerintah Indonesia sepakat membeli tiga kapal selam dari Korea Selatan dengan sistem alih teknologi. Sjafrie berharap, Indonesia dapat membuat sendiri kapal selam setelah teknisi dari PT PAL belajar ke Korsel.

Dalam kesempatan itu, Sjafrie juga meminta PT PAL betul-betul serius dalam mengelola anggaran untuk kebutuhan modernisasi peralatan militer, khususnya untuk membangun infrastruktur kapal perang.

Selain melihat area yang disiapkan untuk fasilitas produksi kapal selam, Sjafrie juga meninjau produksi kapal tunda dan KCR yang dipesan Kementerian Pertahanan untuk kebutuhan TNI.

Indonesia Berencana Beli 10 Kapal Selam

Modernisasi alutsista TNI dilakukan secara serius untuk menunjung kekuatan sistem pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan TNI, khususnya matra Angkatan Laut dalam menjaga perairan Indonesia.

"Rencana strategis jangka panjang, Indonesia akan membeli 10 kapal selam," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat berkunjung ke PT PAL, Surabaya, Jumat (28/12).

Untuk tahap awal, Indonesia akan memiliki tiga kapal selam hasil kerjasama pembelian dari Korea Selatan. Dua dibuat di sana, kata dia, satu kapal selam dibuat murni anak negeri di PT PAL mulai 2016.

Untuk mempersiapkan sumber daya manusia, puluhan teknisi dikirim ke Negeri Ginseng untuk mendapatkan menimba ilmu transfer teknologi.

Targetnya nanti, kata Sjafrie, sepulangnya ke Indonesia mereka memiliki kemampuan untuk merawat dan membuat kapal selam yang menjadi alutsista ampuh dalam menjaga perairan Indonesia. "Karena memelihara dan membangun kapal selam tidak beda jauh."

Pihaknya paham untuk mewujudkan kekuatan pokok minimum (MEF) membutuhkan dana besar dan dilakukan dengan perencanaan matang. Meski begitu, kalau melihat cetak biru yang pemenuhan alutsista hingga 2024, maka hal itu hampir dipastikan terwujud.

Sjafrie menjelaskan, pada awal pemerintahan SBY, anggaran belanja alutsista per tahun masih Rp 500 miliar. Sekarang, dana yang digelontorkan pemerintah mencapai Rp 8 triliun. Selain untuk memasuk kebutuhan senjata operasional prajurit, langkah membeli produk senjata lokal juga untuk membantu memulihkan kejayaan industri pertahanan dalam negeri.

"PT PAL sudah bangkit dan secara khusus mendapat penyertaan modal. Tapi mereka harus menguatkan divisi kapal perang yang terkenal dengan teknologi tinggi."

Sumber: KOMPAS/Republika

Thursday, December 27, 2012

Amerika Jual PUNA Global Hawk ke Korea Selatan

RQ-4 Global Hawk. (Foto: USAF)

27 Desember 2012, Washington, DC: Pemerintahan Obama telah dengan resmi mengusulkan penjualan pesawat mata-mata tak berawak kepada Korea Selatan, dalam usaha untuk memperkuat kemampuan pemerintah Seoul melindungi diri terhadap serangan Korea Utara yang mempunyai angkatan bersenjata yang sangat besar itu.

Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Amerika mengatakan dalam pernyataan bahwa badan itu telah dengan resmi memberitahu Kongres mengenai rencana penjualan $1,2 miliar pesawat tak berawak Global Hawk yang terbang tinggi serta pelatihan dan dukungan logistik. Para analis mengatakan Kongres kemungkinan besar akan menyetujuinya.

Korea Selatan direncanakan akan mengambil-alih wewenang atas pasukannya dari Amerika Serikat tahun 2015, dan badan keamanan tadi mengatakan Seoul tidak akan mempunyai kesulitan menyerap sistem wewenang baru itu ke dalam angkatan bersenjatanya.

Sistem wewenang Amerika yang berlaku sekarang berasal dari peranan Amerika dalam perang Korea tahun 1950-1953, yang menghentikan serbuan Korea Utara untuk merebut kekuasaan atas Selatan.

Pesawat tak berawak Global Hawk, dengan radarnya yang menembus awan, membawa kamera digital resolusi-tinggi dan pengindera infra-merah. Pesawat itu kabarnya mampu mendeteksi benda yang panjangnya kurang dari 30 centimeter dari ketinggian kira-kira 20 kilometer.

Sumber: VOA

Pemekaran Armada TNI AL Menunggu Revisi Perpres

Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono (tengah) melakukan salam komando dengan Laksamana TNI Soeparno (kiri) dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Marsetio (kanan) yang baru disela-sela upacara sertijab di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Kamis (27/12). Laksamana Madya TNI Marsetio menggantikan pejabat lama, Laksamana TNI Soeparno. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/mes/12)

27 Desember 2012, Surabaya: Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, mengatakan, rencana pemekaran tiga komando armada TNI AL masih harus menunggu selesainya revisi Peraturan Presiden Nomor 10/2010 tentang Organisasi TNI.

Saat ini ada dua komando armada TNI AL, yaitu Komando Armada Indonesia di Kawasan Barat dan Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur. Rencananya, akan dimekarkan dengan tambahan satu lagi, yaitu Komando Armada Indonesia di Kawasan Tengah.

"Perpres 10 itu sedang dikaji kembali untuk direvisi dan Presiden juga sudah menyetujui," kata Suhartono kepada wartawan usai memimpin upacara serah terima jabatan Kepala Staf TNI AL, di dermaga Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur, Surabaya, Kamis.

Laksamana TNI Marsetio menggantikan Laksamana TNI Soeparno sebagai pucuk pimpinan TNI AL. Marsetio sebelumnya adalah wakil kepala staf TNI AL dan pernah menjadi asisten operasi panglima Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur.

Menurut Suhartono, pemekaran komando armada itu merupakan bagian validasi organisasi dari program pembangunan TNI AL untuk menjadi lebih profesional, handal dan disegani.

"Nantinya akan ada seorang panglima bintang tiga yang membawahi tiga komando armada, yakni timur, tengah dan barat. Mereka akan bertanggung jawab terhadap wilayah armada laut Indonesia yang cukup besar," katanya.

Akan tetapi, Suhartono tidak merinci kapan revisi Perpres tentang organisasi TNI tersebut akan selesai. "Sekarang revisinya sedang digodok," tegasnya.

Terkait pembangunan alat utama sistem senjata (alutsista), ia menjelaskan bahwa Markas Besar TNI telah mencanangkan program pencapaian kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF), termasuk di TNI AL, bisa tercapai pada 2024.

"Saya harapkan pada 2014, program MEF di TNI-AL sudah mencapai sekitar 40 persen. Cetak biru pembangunan MEF sudah disusun dan pimpinan TNI-AL harus konsisten melaksanakan itu," tambahnya.

Saat menyampaikan amanat pada upacara sertijab, Laksamana Agus Suhartono menyatakan, dinamika penugasan TNI ke depan, khususnya TNI AL akan semakin berat dan komplek.

TNI AL akan dihadapkan pada tantangan tugas pembangunan kekuatan matra laut, pemberdayaan wilayah pertahanan laut, serta penegakan hukum dan pengamanan wilayah laut yurisdiksi nasional.

"Semua itu membutuhkan kesiapsiagaan seluruh jajaran prajurit TNI AL agar mampu menjawab setiap persoalan, tantangan dan ancaman terhadap kepentingan nasional yang berkembang," kata Suhartono.

Sumber: ANTARA News

Indonesia Siap Luncurkan Roket Berdaya Jangkau 900 Km

Roket RX-550. (Foto: Berita HanKam)

28 Desember 2012, Jakarta: Indonesia siap meluncurkan roket tiga digit atau roket berdaya jangkau 100 km-900 km pada 2013 untuk memperkuat sistem persenjataan negara.

"Tahun depan kita akan mulai menguji statis maupun uji dinamis roket berdaya jangkau tiga digit," kata Asisten Deputi Menteri Riset dan Teknologi bidang Produktivitas Riset Iptek Strategis Goenawan Wybiesana pada Evaluasi Akhir Tahun di Jakarta, Kamis.

Untuk tahap awal, ujarnya, lebih dulu dikembangkan roket balistik berdaya jangkau 100 km dengan kaliber 350 mm sebanyak 10-20 unit, kemudian dilanjutkan dengan roket balistik kaliber berikutnya, disusul roket kendali.

Kementerian Ristek sebagai bagian dari konsorsium roket, turut mendanai proyek tersebut sebesar Rp10-15 miliar pada 2013. Selain Kemristek, konsorsium roket beranggotakan PT Pindad, PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia, Lapan, BPPT, LIPI, ITB UGM, ITS, dan lainnya.

Teknologi roket, ujarnya, dibangun dari empat kemampuan yakni teknologi material, teknologi sistem kontrol, teknologi eksplosif dan propulsi serta teknologi mekatronik yang seluruhnya sudah dikuasai.

Program roket nasional, ia menerangkan, telah dimulai sejak 2005 dengan mensinergikan berbagai lembaga terkait, dilanjutkan pembuatan desain awal dan uji prototipe serta pengembangan desain pada 2010.

Pada 2011, urainya, konsorsium roket ini meluncurkan freeze prototype 1 (prototipe jadi) yang setelah dibeli Kementerian Pertahanan dinamakan R Han 122 untuk dibuat menjadi massal melalui program 1.000 roket.

"R Han 122 ini memiliki kaliber 122 mm berdaya jangkau 15 km, lalu pada tahun yang sama, daya jangkaunya R Han 122 ditingkatkan menjadi 25 km dan pada 2012 R Han ditingkatkan lagi kalibernya menjadi 200 mm dengan daya jangkau 35 km," katanya.

Sebelum program roket untuk kepentingan pertahanan negara, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah lama menguasai teknologi roket untuk kepentingan riset peluncuran satelit.

Sumber: ANTARA News

Wednesday, December 26, 2012

Pemerikasaan Rutin Persenjataan Kopaska

26 Desember 2012, Surabaya: Kepala Staf Operasi Satkopaska, Mayor Ponco (kanan) melakukan pemeriksaan terhadap senjata jenis Automatic Granade Launcher (AGL) yang terpasang pada Combat Boat di Makoarmatim, Surabaya, Jatim, Rabu (26/12). Pemeriksaan alutsista tersebut merupakan mekanisme rutin agar peralatan tersebut dapat berfungsi dengan baik. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ss/12)

Ribuan Marinir Lepas Kasal di Surabaya

(Foto: Korps Marinir)

26 Desember 2012, Surabaya: Ribuan prajurit Korps Marinir melepas Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno di Kesatrian Sutedi Senaputra Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Rabu.

Pelepasan Kasal yang dilaksanakan dalam Apel Khusus itu berlangsung cukup khidmat dan dihadiri Wakasal Laksamana Madya TNI Marsetio, para pejabat teras Mabesal, para Pangkotama TNI AL, dan Ketua Umum Jalasenastri Ny. Lilik Soeparno.

Di depan ribuan prajurit Korps Marinir, Kasal yang kelahiran Surabaya itu mengatakan apa yang dialaminya saat ini mengingatkan dirinya ke peristiwa dua tahun silam, tepatnya 2 Nopember 2010.

"Pada hari itu merupakan hari yang sangat bersejarah dalam perjalanan pengabdian saya di TNI AL. Pada hari itu dengan rasa bangga, saya diangkat menjadi warga kehormatan Korps Marinir, sebuah Korps yang begitu besar, Korps dengan sejarah pengabdian yang panjang dengan penuh warna," katanya.

Ia mengemukakan pada hari itu sangat bersejarah karena menjadi warga kehormatan Korps Marinir merupakan dambaan dan impian setiap perwira Angkatan Laut.

"Hari ini, saya berdiri di hadapan para prajurit Korps Marinir untuk terakhir kalinya sebagai pemimpin TNI AL, dengan diliputi rasa haru yang mendalam, tiba saatnya di acara parade perpisahan ini, saya selaku pemimpin TNI Angkatan Laut yang sekaligus sebagai warga kehormatan mohon diri dan mohon pamit," katanya.

Secara struktural, semuanya harus berpisah tetapi secara kultural dalam ikatan keluarga Korps Marinir, tentu tidak akan pernah terpisah.

"Selama hayat masih di kandung badan, saya masih tetap sebagai keluarga besar Korps Marinir. Walaupun hanya menjadi warga kehormatan, namun saya merasa menjadi prajurit Korps Marinir sejati," katanya.

Setelah purna tugas kelak, jika Korps memanggil, maka dirinya siap memakai helm, memanggul ransel, mengangkat senjata bersama-sama dengan prajurit Korps Marinir, mendarat di pantai musuh serta mengobrak-abrik pertahanan musuh yang mengancam kedaulatan NKRI, sebagai seorang petarung yang rela mengorbankan jiwa raga demi kejayaan Tanah Air tercinta.

Orang nomor satu di TNI AL itu mengatakan selama memimpin TNI Angkatan Laut telah menyaksikan betapa membanggakan sepak terjang prajurit Korps Marinir yang senantiasa hadir di setiap palagan, baik di dalam maupun di luar negeri, dengan membawa panji-panji keberhasilan, kiprah yang demikian hebat membuat gentar lawan dan bakal lawan.

"Hasil gemilang dan membanggakan tersebut tentunya tidak terlepas dari kerja keras, keikhlasan dan kebersamaan yang menjadi jatidiri Korps Marinir serta telah terpatri dalam diri prajurit baret ungu. Semuanya melahirkan keyakinan dalam diri saya bahwa Korps Marinir akan mampu menghadapi seberat apapun tantangan tugas di masa mendatang," katanya.

Dalam kesempatan itu, Laksamana TNI Soeparno menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas loyalitas, dedikasi dan pengabdian serta dukungan yang tulus selama ini.

"Sebelum kaki ini melangkah meninggalkan Ksatrian Marinir Sutedi Senaputra yang penuh wibawa ini, perkenankan saya menyampaikan ungkapan tulus dari jiwa keprajuritan yang telah terpatri selama menjadi perwira Angkatan Laut bahwa kalian adalah prajurit-prajuritku yang sungguh hebat dan mengagumkan, terima kasih atas semianya," katanya.

Setelah Apel Khusus itu usai, acara dilanjutkan dengan tradisi pelepasan. Kasal beserta Ny Lilik Soeparno didampingi Dankormar Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington dan Ny. Mediastuti Faridz Washington menuju lapangan apel untuk melaksanakan prosesi pelepasan yang diawali dengan pengalungan bunga oleh Putra-putri prajurit Marinir kepada Kasal dan Ny. Lilik Soeparno.

Selanjutnya, Kasal beserta Ny. Lilik Soeparno menaiki BTR-50 dengan dilepas oleh ribuan prajurit Korps Marinir dan Jalasenastri, yaitu melewati lorong yang dibentuk dengan menggunakan kendaraaan tempur milik Korps Marinir dengan diiringi musik dan lagu "Seraut Wajah" dari seniman legendaris Ebiet G. Ade.

Sesampainya di depan ruang VIP Menbanpur-1 Mar, Laksamana TNI Soeparno berkesempatan menuliskan pesan di prasasti, "Teruskan Perjuanganmu, Prajuritku yang gagah Perkasa, Saya Bangga pernah memimpin kalian, Jadilah prajurit Petarung yang Religius dan Humanis".

Setelah menerima cenderamata dari prajurit baret ungu, Laksamana TNI Soeparno dan keluarga berjalan kaki dilepas dengan iringan musik rebana yang melewati lorong ribuan prajurit baret ungu sampai pos penjagaan Ksatrian Sutedi Senaputra Karangpilang.

Sumber: ANTARA News

Kasal Lakukan Admiral Inspection


26 Desember 2012, Surabaya: Sehari menjelang serah terima jabatan (Sertijab) Kepala Staf Angkatan Laut dari Laksamana TNI Soeparno kepada penggantinya Laksamana Madya TNI Dr. Marsetio, MM, kedua pejabat tersebut menginspeksi kapal-kapal perang (admiral inspection) yang tengah sandar di Markas Koarmatim Ujung, Surabaya, Rabu (26/12).

Admiral Inspection merupakan salah satu tradisi dilingkungan TNI AL yang dilaksanakan guna memeriksa kesiapan unsur-unsur TNI AL untuk yang terakhir kalinya, sebelum tongkat estafet kepemimpinan diserahterimakan.Tradisi ini biasanya digelar menjelang pergantian jabatan Kepala Staf Angkatan Laut maupun pada saat pergantian Panglima Komando Armada RI Kawasan. Kegiatan tersebut, selain sebagai ajang salam perpisahan dengan para prajuritnya, juga merupakan kesempatan untuk memperkenalkan pemimpin yang baru.

Dalam inspeksi laut tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno didampingi calon penggantinya Laksamana Madya TNI Dr. Marsetio, MM dengan menggunakan KAL Yudistira yang di komandani oleh Lettu Laut (P) Sukarno Efendi. Dibelakang kapal, dikawal dua kendaraan tempur air “Sea Rider” dari Satuan Komando Pasukan Katak Koarmatim. Kapal tersebut berlayar dimulai dari Dermaga A kolam Koarmatim menuju kearah selatan, dimana tengah bersandar kapal-kapal Satuan Kapal Cepat, Satuan Kapal Amfibi, Satuan Kapal Patroli, Satuan Kapal Bantu, Satuan Kapal Selam dan Satuan Kapal Eskorta. Selanjutnya kapal bergerak keluar menuju Selat Madura.


Gelar unsur yang turut dalam InspeksiLaut kali ini melibatkan sekitar 2500 orang prajurit anggota kapal perang dari berbagai tipe dan jenis yang tengah berada di Pangkalan Koarmatim. Pada saat KAL Yudistira yang ditumpangi Kepala Staf Angkatan Laut dan penggantinya melewati setiap kapal perang, terdengar bunyi pluit diiringi dengan penghormatan para ABK yang melakukan penghormatan lambung dengan berbaris di reling kapal sambil serentak meneriakkan “Jalesveva Jayamahe” secara berulang-ulang.

Setelah melaksanakan inspeksi laut, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno melalui radio telekomunikasi menyampaikan amanatnya yang dipancarkan dan diterima oleh seluruh kapal perang TNI AL yang tengah beroperasi di segenap penjuru perairan NKRI maupun internasional.


Dalam amanatnya Kasal diantaranya mengatakan, bahwa tugas dan pengabdian mulia ini akan terus berlanjut. Ke depan tugas-tugas yang lain telah menunggu, bukanlah semakin ringan dan mudah, akan tetapi justru akan semakin berat dan kompleks.

“Saya berharap kepada prajurit TNI Angkatan Laut dimanapun bertugas dan dalam kondisi apapun, saudara-saudara tetap mengedepankan sikap profesionalisme dengan didukung moralitas yang tinggi,”kata Kasal Laksamana TNI Soeparno.

Diakhir amanatnya Kasal Laksamana TNI Soeparno juga memberikan beberapa penekanan yang disampaikan kepada seluruh jajaran prajurit TNI AL salah satunya yaitu, agar selalu memelihara dan meningkatkan disiplin, dedikasi dan loyalitas yang tinggi guna menghadirkan karya, kinerja dan prestasi demi suksesnya tugas pokok TNI Angkatan Laut.

Sumber: Dispenarmatim

Monday, December 24, 2012

Satgas Konga XX-I Peroleh Penghargaan dan Medali dari PBB


24 Desember 2012, Kongo: Setelah satu tahun melaksanakan tugas dalam misi perdamaian di Demokratik Republik of Congo (DRC), Satgas Kompi Zeni TNI Konga XX-I/MONUSCO (Mission De L Organesation Des Nations Unies Pour La Stabilization en Republique Demokratique du Congo), yang di Komandani oleh Letkol Czi Sapto Widhi Nugroho akan segera berakhir pada tanggal 29 Desember 2012, dan kembali ke tanah air Indonesia.

Sungguh sangat berkesan bagi 175 prajurit TNI yang tergabung dalam Konga XX-I selama bertugas di DRC, kedekatannya dengan rakyat Kongo dan jalinan keakraban antara pasukan Garuda dengan penduduk lokal ini tidak akan dapat ditemukan pada kontingen negara lain yang sama-sama melaksanakan tugas di Negara Kongo. Hal ini dapat terwujud, karena seluruh prajurit Garuda selalu memegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI.

Selain dekat dengan hati rakyat Kongo, pasukan Garuda juga telah menyelesaikan semua tugasnya yang diberikan oleh PBB melalui MONUSCO di bawah Komando Brigade Ituri. Keberhasilan Konga XX-I, antara lain : rehabilitasi jalan antara Dungu-Duru tahap II sepanjang 42 km; pemeliharaan jalan dan jembatan antara Dungu-Faradje sepanjang 145 km; (jalan Dungu-Ngilima 45 km tahap pengerjaan); pemeliharaan bandara dan helipad Dungu; rehabilitasi penjara; pembangunan kantor Brigade FARDC Sektor Rudia; membantu seluruh kontingen yang berada di daerah Dungu, baik sipil maupun militer; serta membantu fasilitas jalan dan jembatan bagi penduduk setempat; sampai dengan hal yang terkecil sekalipun kalau memang itu terkait dengan tugas dan pekerjaan Zeni, Pasukan Garuda akan selalu tampil yang terdepan di antara Kontingen Zeni lainnya.

Dari beberapa tugas yang dipercayakan kepada Kompi Zeni TNI Konga XX-I selalu berhasil dengan baik, maka PBB melalui MONUSCO menganugerahi Piagam dan Medali yang diserahkan oleh Komandan Brigade Ituri Brigjen Sabbhir Ul Karim (Bangladesh) kepada Kontingen Garuda yang di terima oleh Komandan Satgas Letkol Czi Sapto Widhi Nugroho, di Bumi Nusantara Camp Dungu – Kongo, Sabtu (22/12/2012).

Pada saat memberikan piagam penghargaan dan penyematan medali tersebut, PBB melalui Brigjen Sabbhir menyampaikan ucapan rasa hormat dan terimakasihnya kepada seluruh Pasukan Garuda karena selama ini bukan hanya pandai membangun jalan dan jembatan, tetapi juga telah membangun jalan dan jalinan jembatan hati rakyat Kongo dengan seluruh pasukan yang tergabung dalam Kompi Zeni TNI Konga XX-I/MONUSCO.

Lebih lanjut Komandan Brigade Ituri menyampaikan, hendaknya kontingen dari negara lain bisa mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Pasukan Garuda yang selalu berhasil dalam tugas dan dekat dengan hati rakyat Kongo. Ucapan selamat jalan untuk kembali ke tanah air Indonesia juga disampaikan oleh Brigjen Sabbhir Ul Karim, semoga selamat sampai tanah air dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, serta jadikan pengalaman ini untuk bekerja lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Sumber: PMPP News

Saturday, December 22, 2012

Vnesheconombank Kucurkan Indonesia 399,5 Juta Dolar untuk Pembelian Su-30MK2

Penandatanganan kontrak pembelian 6 unit Sukhoi Su-30MK2 Flanker. (Foto: Kedubes Federasi Rusia)

22 Desember 2012, Moskow: Bank milik pemerintah Rusia Vnesheconombank dalam laman resminya pada Kamis (20/12), memberitakan telah memberikan fasilitas kredit senilai 399,5 juta dolar ke Indonesia.

Vnesheconombank dan Pemerintah Indonesia diwakili Menteri Keuangan menandatangani kredit 399,5 juta dolar dengan masa pembayaran selama 7 tahun.

Kredit akan digunakan untuk pembelian 6 jet tempur Su-30MK2 Flanker beserta perangkat pendukung. Pesawat tempur akan ditempatkan di Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hassanudin, Makassar. Pembelian ini melengkapi jumlah Sukhoi Skuadron Udara 11 menjadi 16 unit pesawat.

Kontrak pembelian 6 unit Su-30MK2 Flanker telah ditandatangani Kementerian Pertahanan dan OJSC Rosoboronexport pada 29 Desember 2011 di Jakarta.

Sumber: Vnesheconombank

PT Lundin Bangun KRI Klewang Kedua Januari 2013

KRI Klewang. (Foto: Lundin)

20 Desember 2012, Jakarta: PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat kapal perang asal Banyuwangi, Jawa Timur, akan memulai pembuatan KRI Klewang kedua pada Januari 2013. "Semoga awal 2013 bisa dimulai," kata Direktur PT Lundin, Lizza, dalam pesan pendeknya, Kamis, 20 Desember 2012.

Menurut Lizza, KRI Klewang kedua akan dibuat dengan bahan yang sama dengan yang digunakan saat pembuatan KRI Klewang pertama, yakni komposit karbon. Namun dilengkapi dengan teknologi anti terbakar sehingga diharapkan peristiwa kebakaran yang menimpa KRI Klewang pertama tidak terulang.

Lizza enggan menjelaskan secara detail mengenai desain dan asal bahan yang akan dipakai dalam pembuatan KRI Klewang kedua. "Masih rahasia," ujarnya.

KRI Klewang 625 yang merupakan proyek pertama pesanan TNI Angkatan Laut terbakar Jumat sore, 28 September 2012 lalu. Hasil penyelidikan PT Lundin menyebutkan terbakarnya kapal tersebut karena korsleting listrik saat pemasangan mesin dan instalasi listrik dari galangan ke kapal.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Timur Surabaya, Letnan Kolonel Yayan Sugiana, menolak berkomentar ihwal pembuatan KRI Klewang dua. Yayan beralasan kewenangan pengadaan alutsista ada di Kementerian Pertahanan. "Saya tidak berhak menjawab, karena kami hanya sebagai pengguna," ucapnya.

KRI Klewang 625 sebelumnya didesain sebagai kapal cepat rudal berlambung tiga (trimaran). Kapal yang dibangun dengan biaya Rp 114 miliar ini menggunakan teknologi mutakhir berbahan komposit karbon.

PT Lundin mengklaim teknologi komposit karbon merupakan yang pertama di Asia. Kelebihannya, kapal lebih ringan dan irit bahan bakar sehingga bisa melesat denga kecepatan hingga 30 knot.

Perusahaan itu memulai pembuatan Klewang pada 2007 dengan melakukan riset ke sejumlah negara. Pembuatannya baru dilakukan pada 2009. Proyek ini didanai APBN 2009 hingga APBN 2011 senilai total Rp 114 miliar.

Namun sebelum Klewang dioperasikan oleh TNI AL, kapal sepanjang 63 meter itu terbakar hebat hingga ludes. TNI AL menilai insiden itu menjadi tanggung jawab PT Lundin karena belum diserahterimakan kepada TNI AL.

Sumber: TEMPO

KASAU Diharapkan Mampu Meningkatkan Kemampuan TNI AU


21 Desember 2012, Jakarta: Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berharap Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang baru, Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia mampu meningkatkan kemampuan TNI AU ke depannya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), untuk mencapai kekuatan pokok minimum hingga 2024.

"Saya harap Kasau yang baru dapat meneruskan kepemimpinan Kasau yang lama dan melakukan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan kemampuan TNI AU," kata Panglima TNI saat menjadi inspektur upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kasau dari Marsekal TNI Imam Sufaat kepada Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (21/12).

Ia juga berharap TNI AU dapat mengambil langkah penyempurnaan strategi keamanan udara dalam koridor pembangunan kekuatan, sesuai dengan kemampuan dan kebijakan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF).

Menurut dia, strategi keamanan udara merupakan keharusan guna memperoleh gambaran tentang efektifitas dan efisiensi pencapaian sasaran kebijakan pembangunan MEF TNI AU, di mana dihadapkan kepada perkembangan situasi keamanan regional dan internasional yang dapat mengganggu dan mengancam kepentingan nasional.

Di sisi lain, TNI berharap adanya revisi dan rancangan baru UU tentang pengawasan udara nasional yang urgensinya untuk penyamaan persepsi tentang pentingnya menegakan kedaulatan udara nasional, sebagai referensi dalam penyusunan strategi pengembangan tepat guna terkait integrasi pemanfaatan kelebihan kedirgantaraan nasional yang dimiliki Indonesia dalam mendukung pertahanan udara negara.

"Revisi dan rancangan baru UU Pengawasan Udara Nasional diharapkan menjadi landasan hukum dalam optimalisasi industri kedirgantaraan yang meminimilisasi ketergantuangan alutsista dari luar negeri," kata Panglima TNI.

Terkait pelaksanaan sertijab itu, kata Agus, rotasi jabatan merupakan hal yang wajar dalam organisasi, namun memiliki arti penting yang menjadi bagian proses pembinaan organisasi, sekaligus regenerasi kepemimpinan di TNI AU.

Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia resmi menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) ke-19, sementara Marsekal TNI Imam Sufaat akan menjalani masa pensiun, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kasau selama tiga tahun lebih.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang baru, Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, dirinya akan melanjutkan kepemimpinan Kasau yang lama guna meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AU dan peningkatan kemampuan Alutsista TNI AU.

"Untuk peningkatan Alutsista TNI AU ke depan, saya harus konsolidasi terlebih dahulu. Saya belum melihat dokumen secara keseluruhan," ujarnya.

IB Putu Dunia merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU)1981 dan merupakan pria keturunan Tabanan, Bali. Ia memulai karier sebagai penerbang Wingdik 1 Lanud Adi Sutjipto. Kariernya mulai meroket pada 2011 menjabat gubernur AAU.

Pada Juli 2012 lalu, ia mendapat promosi bintang tiga dengan jabatan komandan sekolah staf dan komando (Dansesko) TNI. Berselang lima bulan, Ia akan menyandang bintang empat dan menjadi putra Bali pertama yang menjadi orang nomor satu di lingkungan AU.

Sumber: Investor Daily

Pembangunan Kekuatan TNI AL Banyak Menggunakan Produk Dalam Negeri

KAL 28M produksi galangan kapal dalam negeri. (Foto: Berita HanKam)

22 Desember 2012, Jakarta: Pembangunan kekuatan TNI AL, telah dilakukan pemerintah dengan mendukung kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dalam rangka mencapai minimum essential forces (MEF) atau kekuatan pokok minimum melalui industri pertahanan nasional.

Kita pun patut berbangga, kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Soeparno sebab pemenuhan kebutuhan alutsista TNI AL saat ini telah banyak menggunakan beberapa produk hasil industri pertahanan nasional dalam upaya mewujudkan kemandirian nasional.

Namun demikian, untuk mendukung terwujudnya industri pertahanan yang berkemampuan maju, mandiri dan berdaya saing, menurut Kasal, dibutuhkan kerja sama, kebijakan pemerintah dan keterpaduan semua stakeholder termasuk perangkat regulasinya dalam bentuk perundang-undangan tentang industri pertahanan nasional.

“Pertumbuhan dan perkembangan industri nasional erat kaitannya dengan kondisi perekonomian suatu negara, demikian juga sebaliknya,” ,” kata Laksamana TNI Soeparno saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional TNI Angkatan Laut di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (19/12).

Soeparno juga menjelaskan hasil kajian Badan Pengembangan Lingkungan Strategis yang menyebutkan bahwa kemajuan teknologi informasi menyebabkan terjadi pergeseran paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu pula dibutuhkan upaya pertahanan negara yang efektif agar mampu menjaga dan melindungi keutuhan wilayah NKRI dari ancaman dalam dan luar negeri.

Menurut Laksamana Soeparno, ada tiga model perkembangan industri pertahanan. Pertama adalah Autarky model. Model ini diterapkan oleh negara yang memiliki ambisi untuk mendapatkan kemandirian pertahanan dan ini adalah model ideal industri pertahanan nasional. “Autarky model hanya bisa dicapai oleh negara-negara yang ditopang oleh postur militer besar,” katanya.

Kedua adalah Niche-production model. Model ini diterapkan oleh negara yang berupaya mengurangi ketergantungan luar negeri. Oleh karena itu, negara memiliki komitmen untuk investasi ke sektor industri pertahanan dengan berupaya tranfer of technology dari negara produsen.

Sedangkan model yang ketiga adalah Global supply chain. Model ini cenderung dilakukan oleh negara-negara yang telah memiliki basis militer mapan namun tidak memiliki akses pasar senjata internasional.

Sumber: Info Publik

Dubes Rusia Berkunjung ke Sekjen Kemhan

Wakil-wakil Rusia dan Indonesia menandatangani kontrak pasokan 37 kendaraan tempur infanteri BMP-3F buatan Rusia kepada TNI Angkatan Laut Republik Indonesia (TNIAL). Kontrak ini ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Mayor Jenderal Ediwan Prabowo dan Wakil Perusahaan OJSC “Rosoboronexport” di Indonesia Vadim Varaksin pada 11 Mei 2012 di Kemhan .(Foto: Kedubes Federasi Rusia)

20 November 2012, Jakarta: Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip, M.A menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mr. Mikhail Galuzin beserta rombongan di kantor Kemhan Jakarta, Kamis (20/12). Maksud kedatangan Dubes Rusia kepada Sekjen kali ini selain untuk memperkenalkan diri sebagai Dubes Rusia untuk Indonesia yang baru sejak pertengahan November lalu, juga untuk menjalin kerjasama yang konstruktif antara Kemhan RI dan Kedutaan Besar Rusia.

Dikatakan Sekjen bahwa hubungan kerjasama kedua negara dari tahun ke tahun semakin meningkat ditandai dengan adanya Joint Committee Meeting yang diselenggarakan setiap tahunnya. Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Sekjen Kemhan. Berbagai permasalahan dapat terselesaikan dalam Joint Committee Meeting, seperti tahun lalu Joint Committee Meeting telah membahas sejumlah pembelian yang telah direncanakan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Sesuai ketetapan saat ini adalah waktunya untuk melanjutkan program yang telah direncanakan tersebut.

Sumber: Kemhan

Tuesday, December 18, 2012

Alutsista Indobatt di Libanon Diperiksa PBB

PBB melakukan inspeksi terhadap alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat perlengkapan yang digunakan pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt (Indonesian battalion) di Libanon selatan. Pemeriksaan yang dikenal dengan COE (Contingent Owned Equipment) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. (Foto: Puspen TNI)

18 November 2012, Lebanon: Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan inspeksi terhadap alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat perlengkapan yang digunakan pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt dalam misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).

"Pemeriksaan yang dikenal dengan Contingent Owned Equipment (COE) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan bagi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-G/UNIFIL (Indobatt), kali ini merupakan pemeriksaan pertama," ungkap Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL, Lettu Sus Sundoko melalui rilis yang diterima InfoPublik, Selasa(18/12).

Menurut Sundoko, kedatangan 13 orang tim dari COE yang diketuai oleh Sergiy Mazurov untuk memeriksa peralatan Satgas Indobatt diterima langsung oleh Dansatgas Konga XXIII-G/UNIFIL Mayor Inf Lucky Avianto beserta para perwira staf terkait, di ruang rapat Markas Indobatt, Adshit al Qusayr, Lebanon Selatan.

Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL yang berada di Kompi D, Kompi Ban, Kompi C, Kompi A dan Kompi B, menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan untuk dicek satu persatu, meliputi kendaraan tempur, kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, administrasi, perlengkapan pribadi, kebersihan dan perlengkapan kemarkasan yang lain.

Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL yang berada di Kompi D, Kompi Ban, Kompi C, Kompi A dan Kompi B, menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan untuk dicek satu persatu, antara lain meliputi kendaraan tempur, kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, administrasi, perlengkapan pribadi, kebersihan dan perlengkapan kemarkasan yang lain. (Foto: Puspen TNI)

Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas Indobatt Mayor Inf Lucky Avianto menyampaikan bahwa kedatangan tim COE bukanlah untuk mencari-cari kesalahan atau kekurangan, namun apa yang dilakukannya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi perdamaian selama penugasan 1 tahun kedepan.

Dansatgas juga berpesan kepada para perwira dan staf, agar dapat memberikan data selengkap-lengkapnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi.

Dijelaskan Lucky, bagi negara penyumbang pasukan di PBB atau Troops Contributing Countries (TCC) yang menggunakan sistem wet lease seperti Indonesia, COE merupakan kegiatan yang harus dipersiapkan, karena apabila ada salah satu peralatan yang dinyatakan tidak siap pakai maka akan berpengaruh terhadap reimbursement (pembayaran kembali).

Tim PBB juga akan memberikan penilaian apakah Satgas dinyatakan siap atau tidak untuk melaksanakan operasi penjaga perdamaian di Lebanon Selatan di bawah UNIFIL. Standar kelayakan yang ditetapkan oleh PBB adalah 75 persen alutsista dan material Satgas harus memenuhi syarat dan siap operasi.

"Jika dalam pemeriksaan tersebut kondisi alutsista dan material Satgas dibawah 75 persen, maka dapat dinyatakan tidak siap operasi dan dapat direpatriasi atau dipulangkan ke negara asal," katanya.

Usai melakukan pemeriksaan terhadap alutsista Indobatt, Tim COE yang diwakili Sergiy Mazurov mengaku puas terhadap penyiapan dan kesiapan Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indonesian battalion dalam rangka misi perdamaian PBB di Lebanon.

Sumber: Info Publik

Skadron Udara 1 Latihan Air Refueling


18 November 2012, Pontianak: Selama tiga hari kedepan Skadron Udara 1 Lanud Supadio melaksanakan Latihan Air Refueling (Pengisian Bahan Bakar di Udara). Latihan ini didukung oleh satu pesawat Hercules A-1310 dengan pilot Mayor Pnb Reza dan 13 crew dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Selasa (18/12).

Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga mengatakan Latihan Air Refueling merupakan latihan yang sangat penting sekali untuk meningkatkan profesional dan skill bagi seorang penerbang pesawat tempur. Karena latihan ini diperlukan bila seorang penerbang sedang melaksanakan operasi pertempuran di udara atau akan menyerang ke sasaran musuh yang letaknya cukup jauh dari home base. Dan apabila pesawat tempur tersebut memerlukan pengisian fuel (bahan bakar) maka tidak perlu kembali ke home basenya namun dapat mengisi bahan bakar di udara.

Sedangkan Danskadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Suharsono menambahkan dengan mengisi bahan bakar di udara juga dapat menghemat waktu sehingga penyerangan ke daerah musuh dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Namun demikian untuk melaksanakan latihan air refueling ini tidaklah mudah karena dibutuhkan ketepatan, ketelitian, kecakapan seorang penerbang dan tentunya mempunyai jam terbang yang memadai.

Sumber: Pentak Lanud Supadio

Thursday, December 13, 2012

TNI AU Prioritaskan Sasaran Latihan dan Operasi


13 November 2012, Jakarta: Menyikapi perkembangan saat ini, dengan mulai hadirnya beberapa Alutsista baru yang dipesan Pemerintah untuk TNI Angkatan Udara dan selanjutnya akan datang secara bertahap, maka TNI Angkatan Udara harus mampu memprioritaskan sasaran latihan dan operasi dengan pemanfaatan alokasi jam terbang yang telah ditentukan.

Hal itu diungkapkan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Kerja Tehnis Operasi (Rakernisops) TNI Angkatan Udara TA. 2010, di Mabesau, Cilangkap, Rabu (12/12).

Melalui Rakernisops selama 2 (dua) hari ini seluruh peserta rapat akan melakukan evaluasi dan saling tukar informasi tentang Pelaksanaan Program Kerja Tahun Anggaran 2012 dan selanjutnya berdasarkan Evaluasi dan Program Kerja TNI Angkatan Udara ke depan, baik jangka pendek dan jangka panjang, merencanakan kebutuhan jam terbang latihan dan operasi Tahun Anggaran 2013 sesuai alokasi yang sudah ditentukan.

Rapat Kerja Tehnis Operasi TNI Angkatan Udara diadakan dengan tujuan mengidentifikasi permasalahan dan hambatan serta mendapatkan umpan balik dari pelaksanaan Program Kerja tahun 2012. Rakernis diikuti para Pejabat Mabesau, Kotama Operasi TNI AU, Lanud Tipe “A” dan Lanud Operasional, Komandan Skadron Udara serta jajaran Kohanudnas.

Sumber: Dispenau

Tuesday, December 11, 2012

TNI AL Terus Tingkatkan Pengamanan Laut NKRI



11 November 2012, Jakarta: Angkatan Laut terus meningkatkan pengamanan wilayah laut yang berpotensi terhadap segala ancaman kejahatan dengan mempererat kerja sama dengan matra yang lain, salah satunya TNI Angkatan Udara.

"Menghadapi tantangan tugas ke depan yang semakin berat dan kompleks, menuntut adanya kesiapsiagaan alutsista dan prajurit-prajurit profesional. TNI AL harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada untuk menghimpun operasi, mampu bergerak cepat dan dinamis, serta memiliki efek deterrence dan mampu berperan lebih besar dalam kancah internasional," kata Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops Kasal) Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan.

Dalam sambutannya saat membuka Rapat Kerja Teknis Operasi (Rakernisops) II TNI AL Tahun Anggaran 2012 dihadapan 250 peserta di Gedung R. Mulyadi, Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Surabaya, Senin, ia mengatakan, oleh karena itu, perlu peningkatan pelatihan dengan angkatan lain.

Bahkan, kata dia, pada 2013 nanti direncanakan latihan bersama antara TNI AL dan TNI AU, dengan komando pengendali berada di tangan Panglima Koarmatim.

"Untuk menambah efektifnya kegiatan upaya pencegahan dan mengantisipasi kekuatan asing, TNI AL juga akan melaksanakan operasi intelijen yang diharapkan dapat menjadi 'interface' dan mensinergikan satuan-satuan intelijen yang ada," katanya.

Rakernisops II TNI AL TA 2012 yang berlangsung dua hari hingga tanggal 11 Desember 2012 digelar dengan tujuan untuk mengevaluasi kegiatan operasi dan latihan tahun anggaran 2012 dan merancang kegiatan operasi dan latihan Tahun 2014 yang akan menjadi masukan ke komando atas.

Dalam kesempatan itu, Didit menyebutkan, kerja sama dalam bentuk latihan bersama dengan negara sahabat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan menghadirkan unsur-unsur TNI AL terutama alutsista baru untuk dilibatkan dalam setiap kegiatan "bilateral exercise" maupun "multilateral exercise".

Kegiatan dalam rangka kerja sama bilateral diwujudkan dalam Navy To Navy Talks (NTNT) dengan beberapa negara sahabat antara lain Singapura, India, Malaysia, Thailand, Jepang, Cina, Australia dan Philipina. Ke depan akan berubah Navy To Navy Conference (NTNC)," ujarnya.

Sedangkan dalam bentuk latihan bersama maupun pertukaran perwira dan pendidikan dengan negara-negara lain di kawasan maupun beberapa negara dilaksanakan dalam dalam kerangka Western Pacifik Naval Symposium (WPNS) maupun Indian Ocean Naval Symposium (IONS).

Kegiatan yang diikuti oleh unsur operasi dari seluruh Satuan, Komando Utama, serta Pangkalan Angkatan Laut ini mengangkat tema, Dengan Kesiapsiagaan Operasional Alutsista dan Profesionalisme Prajurit Matra Laut Kita Optimalkan Pelaksanaan Operasi dan Latihan Guna Mendukung Terwujudnya TNI AL yang Handal dan Disegani.

Sumber: Investor Daily

Monday, December 10, 2012

Seskab Dipo Alam Bantah Blokir Anggaran Kemhan

Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro (tengah), Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kanan) dan Wamenhan Sjafrie Sjamsuddin (kiri), saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi I di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/12). Rapat gabungan antara Kemhan, Menkeu dan BPKP yang digelar oleh Komisi I DPR terkait tudingan adanya kongkalikong Kemhan dan anggota DPR tersebut ditunda karena tidak dihadiri oleh Seskab Dipo Alam dan Menkeu Agus Martowardojo. (Foto: ANTARA/HO/IP/12)

10 Desember 2012, Jakarta: Sekretaris Kabinet Dipo Alam akhirnya memenuhi panggilan rapat kerja gabungan dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). Dalam rapat kerja gabungan itu, Dipo Alam membantah telah mengajukan blokir anggaran untuk Mabes TNI dan Angkatan Laut senilai Rp 678 miliar.

Perlu diketahui, anggaran untuk pembelian sistem pendukung alat utama sistem pertahanan (alutsista) itu sebelumnya di blokir Menteri Keuangan, setelah ada surat yang dikirimkan Dipo tertanggal 24 Juli 2012.

Menurut Dipo, surat yang ia tulis dan dikirimkan ke Kementerian Pertahanan dengan tembusan ke Kementerian Keuangan, Presiden dan juga kepada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan itu, bersifat rahasia.

Dalam surat itu, Dipo mengaku tidak menyebutkan nama pelaku kongkalikong, nama menteri atau nama anggota DPR. Menurutnya, surat edaran itu dikirim untuk seluruh kementerian. Dalam surat itu, Seskab meminta seluruh kementerian pada pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013-2014 bisa mencegah adanya praktik kongkalikong.

Sebab, kata Dipo, perintah untuk bebas dari praktik kongkalikong merupakan perintah Presiden yang telah dilontarkan lebih dari 15 kali. Selain itu, kata Dipo, Presiden secara tegas meminta kementerian dan juga Seskab mengawal APBN 2013-2014.

"Surat itu merupakan edaran kepada menteri dan tidak ditujukan kepada DPR. Saya tidak pernah menyebut secara eksplisit Komisi I DPR maupun kementerian dan juga nama menterinya," ungkap Dipo, saat menghadiri rapat kerja gabungan di ruang Komisi I, Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/12).

Dipo menyatakan, dalam surat edaran itu, pihaknya hanya menyebutkan terdapat tiga kementerian yang diduga melakukan praktik kongkalikong dengan DPR dalam pembahasan anggaran. Namun Dipo menampik pihaknya menyebutkan nama-nama kementerian, nama menteri dan juga nama oknum anggota DPR.

“Saya juga mempertanyakan hal itu. Karena saya menyebutkan ini adalah surat rahasia. Saya sekalipun tidak pernah menyebut nama menteri, nama kementerian maupun juga nama komisi dan anggota komisi DPR. Saya rasa inilah penjelasan saya," tandas Dipo.

Sumber: KONTAN

Friday, December 7, 2012

Yonkav 1/Tank Bangun Garasi Leopard


Pangkostrad Letnan jenderal TNI M. Munir pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012 mengunjungi pembangunan Garasi Leopard di Yonkav 1 Kostrad Cijantung. Pada kesempatan itu Pangkostrad melihat lihat pembangunan garasi. Dalam kunjungan pangkostrad tersebut didampingi oleh Komandan Batalyon Kav 1 Kostrad Mayor Kav Eko.

Sebagai salah satu satuan yang berada di bawah komando Divisi Infanteri 1 Kostrad, Batalyon Kavaleri 1/ Tank merupakan salah satu satuan banpur yang menjadi pemukul di jajaran Kostrad pada khususnya dan di jajaran TNI AD pada umumnya.

Pemerintah RI melalui Angkatan Darat akan mendatangkan kendaraan tempur baru jenis MBT dari Jerman yaitu Leopard dan Batalyon Kavaleri 1/Tank merupakan Satuan Kavaleri yang mendapat kehormatan dan kepercayaan untuk menerima dan mengoperasikan Leopard ini dengan kekuatan 1 Batalyon lengkap.

Wujud nyata dari persiapan tersebut adalah mulai dibangunnya garasi untuk Leopard di dalam satuan Batalyon Kavaleri 1/Tank. Garasi Tank Leopard sedang dipersiapkan dan direncanakan akan selesai secepatnya.

Sumber: Pen Kostrad

Korsel Potong Anggaran Proyek Jet Tempur KFX


6 November 2012, Jakarta: Proyek perancangan pesawat tempur generasi 4,5 KFX yang dikerjakan Korea dan Indonesia memasuki masa yang tak jelas. Kekuatiran ini menyeruak setelah belum lama ini Pemerintah Korea Selatan memutuskan memotong anggaran proyek ini untuk 2013. Pemotongan anggaran dilakukan atas dua pertimbangan, yakni perkembangan ancaman dan keamanan regional yang telah sedemikian mengkuatirkan, serta pembatalan Turki yang semula akan ikut menanggung pembiayaan KFX. Demikian ungkap sumber Angkasa di Korea Selatan.

Juga merujuk pemberitaan media setempat, terungkap, langkah drastis tersebut terpaksa diambil karena Seoul sudah tak sabar menunggu jet tempur masa datangnya muncul sementara negara-negara di sekitarnya telah tampil dengan berbagai persenjataan baru yang mematikan. Mereka akhirnya mengaku berat menyandang beban tanggung-jawab pendanaan KFX sebesar 80% (Indonesia menanggung 20%) setelah Turki mengundurkan diri dari rencana keikutsertaannya. Korea Selatan tampak benar-benar cemas dengan kemunculan Sukhoi T-50 dari Rusia, indigenous stealth J-20 dari China, dan sebentar lagi ATD-X dari Jepang. Pengembangan roket balistik Korea Utara yang seakan tak terbendung AS – seperti Unha-3 yang akhir Desember ini akan diluncurkan -- pun ikut membuat mereka semakin panik.

“Korea Selatan tak bisa terus-menerus melihat perkembangan tersebut dengan hanya mengandalkan 120 jet tempur dari era 1980-an,” ujar sumber Angkasa. "Begitu pun Pemerintah Korea masih akan memegang komitmennya pada KFX dengan menyiapkan 4,15 juta dollar untuk melanjutkan feasibility study pada tahun 2014," tambahnya mengutip janji Pemerintah Korea Selatan.

Di tengah kepanikan itu, Seoul akan segera menjatuhkan pilihan untuk mengalihkan anggaran pertahanannya ke proyek pesawat tempur yang lebih canggih dari jet-jet tempur stealth yang dinilai menjadi ancaman serius bagi wilayah udaranya. Mereka akan segera memilih Boeing atau Lockheed Martin (LM) yang gencar menawarkan kerjasama pembuatan jet tempur generasi ke-5 yang diberi nama FX-III. Besar kemungkinan, pemerintah akan memilih Boeing yang telah menyodorkan konsep F-15 Silent Eagle ketimbang LM yang menjanjikan F-35 Lightning II versi murah meriah.

Jika bola bergulir tanpa hambatan, FX-III akan menjadi jet tempur generasi ke-5 pertama yang dirilis Paman Sam untuk negara luar. Korea Selatan kabarnya telah menyiapkan 10 triliun won atau sekitar 8,96 miliar dollar untuk pembuatan 60 unit pesawat ini. Besar kemungkinan situasi keamanan regional akan mendorong pembuatan pesawat ini lebih cepat setahun, sehingga rakyat Korea Selatan bisa melihat pesawat ini terbang pada 2015.

Rencana pembuatan FX-III pernah dibicarakan pada 1990-an, namun terlupakan akibat terjangan krisis finansial dunia pada 1997 dan 2008. Oleh karena KFX melibatkan Indonesia, kelanjutan perancangan jet tempur yang telah dimulai sejak dua tahun lalu ini pun menempatkan Indonesia di persimpangan jalan. Pemerintah Korea Selatan tak pernah mengatakan proyek ini dihentikan, namun penghentian anggaran untuk KFX dan beralihnya perhatian Korea Selatan ke program FX-III semestinya perlu dicermati secara serius.

Sumber: Angkasa

Pesawat Tempur Lanud Iswahjudi Masih Layak Dipakai

F-16 di hanggar. (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

6 November 2012, Madiun: Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Iswahyudi Marsekal Pertama TNI M Syaugi mengatakan jumlah pesawat tempur yang berada di Lanud Iswahyudi berusia cukup tua, seperti pesawat tempur Hawk MK-53 dari tahun 1977, F-5 dari tahun 1980 dan pesawat tempur F-16 dari tahun 1989.

"Namun, batas pemakaian pesawat tempur tidak bisa dilihat usia melainkan dilihat dari penggunaan jam terbang. Walaupun usianya sudah cukup tua, namun jam terbangnya masih ada, maka masih layak pakai," katanya saat menerima kunjungan Deputi VII bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi Kemenkopolhukam Marsekal Muda TNI Agus Barnas dan para wartawan media cetak dan elektronik dalam rangka kegiatan Press Tour, di Lanud Iswahyudi, Madiun, Rabu (5/12).

Harapannya kata dia, industri pertahanan dalam negeri bisa memproduksi pesawat tempur karena selama ini Indonesia sangat tergantung pada alutsista luar negeri. "Kita semua berharap Komisi I DPR juga dapat menyetujui anggaran alutsista TNI agar bisa mencapai kemampuan pokok minimum (Minimum Esensial Force) pada 2025 nanti," katanya.

Terpisah, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan TNI Angkatan Udara akan menambah 102 alat utama sistem senjata baru pada rencana strategis pembangunan TNI AU tahun 2010-2014, seperti pesawat tempur F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, pesawat angkut Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 dan radar.

"Hal ini akan menumbuhkan rasa kebanggaan sekaligus sebagai tantangan dalam upaya menyusun kekuatan TNI Angkatan Udara," kata Kasau pada pembukaan Rapat Kerja Teknis Logistik (Rakernislog) yang dihadiri seluruh jajaran logistik TNI Angkatan Udara di Mabesau, Cilangkap Rabu (5/12).

Menurut dia, program modernisasi alutsista TNI AU yang tengah dilaksanakan saat ini, tanpa kemauan kuat yang dilandasi dengan profesionalisme dan pembinaan logistik yang tepat, maka ‘The First Class Air Force’ yang dicita-citakan tidak akan dapat dicapai.

Sumber: Info Publik

Wednesday, December 5, 2012

Latma Elang Indopura Ditutup di Lombok

(Foto: Mindef)

4 November 2012, Lombok" Bertempat di Bandara Internasional Lombok (BIL) Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Dede Rusamsi., didampingi Chief of Air Force (CAF) Republic of Singapore Air Force (RSAF) Major General Ng Chee Meng menutup secara resmi Latihan Bersama (Latma) “Elang Indopura XVII-12 dan Camar Indopura XX-12, baru-baru ini.

Latma Elang Indopura ini sendiri merupakan salah satu bentuk latihan bersama antara TNI AU dengan RSAF yang difokuskan pada teknik tempur dengan melibatkan pesawat-pesawat tempur dari Angkatan Udara kedua Negara dan sebagai langkah awal kerjasama dan persahabatan antara Angkatan Udara Indonesia dan Singapura serta guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel Angkatan Udara kedua Negara dalam melaksanakan operasi udara bersama, dalam rangka menanggulangi kemungkinan adanya gangguan keamanan di wilayah perbatasan kedua Negara.

Latihan Elang Indopura yang berlangsung sejak tanggal 12 November 2012 tersebut melakukan berbagai manuver di udara diantaranya pertempuran udara (dog fight) antar pesawat Hawk 100/200 TNI AU dan F-5 RSAF dengan metode satu lawan satu, satu lawan dua dan dua lawan dua serta melakukan patroli udara bersama. 4 pesawat Hawk 100/200 TNI AU dan 6 pesawat F 5 RSAF terlibat dalam latihan Elang Indopura ini.

Sedangkan Latma Camar Indopura yang berlangsung selama 2 hari mulai tanggal 27 November 2012 ini, merupakan latma antara TNI AU dan RSAF dalam bidang operasi udara guna meningkatkan kerjasama dalam pengamanan wilayah laut kedua Negara dengan menggunakan pesawat patroli maritime dimana TNI AU menggunakan pesawat CN 235 dan RSAF menggunakan pesawat Fokker 50, selain itu latma ini juga melaksanakan pengamatan dan penanggulangan Illegal Logging, illegal fishing maupun lintas batas yang berdasarkan pada penyamaan persepsi tentang Standard Operating Procedure For Maritim Surveillance.

Sumber: Dispenau

TNI AU Tambah 102 Pesawat untuk Modernisasi Alutsista

Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat S.IP menyalami peserta Rakernislog 2012 usai pembukaan di Mabesau Cilangkap. Rabu (5/12/2012). (Foto: Dispenau)

5 Desember 2012, Jakarta: Program modernisasi Alutsista TNI Angkatan Udara yang tengah dilaksanakan saat ini, tanpa kemauan kuat yang dilandasi dengan profesionalisme dan pembinaan logistik yang tepat, maka The First Class Air Force yang kita cita-citakan tidak akan dapat dicapai.

Penegasan itu dikatakan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat S.IP pada pembukaan Rakernislog (Rapat Kerja Teknis Logistik) yang dihadiri seluruh jajaran logistik TNI Angkatan Udara di Mabesau Cilangkap Rabu (5/12).

Dikatakan, Rakernislog 2012 yang mengambil tema “Melalui Rakernislog TNI AU TA 2012 kita tingkatkan profesionalisme pembinaan dan dukungan logistik menuju The First Class Air Force”ini, sangat tepat sebab peran logistik dalam organisasi perang sangat strategis dan keputusan strategis di bidang logistik sangat menentukan keberhasilan misi dan operasi yang akan dilaksanakan.

Menurutnya terkait dengan Renstra Pembangunan TNI AU Tahun 2010-2014 dan selanjutnya, TNI AU akan menambah alat utama sistem senjata yang cukup signifikan yaitu, sekitar 102 pesawat yang terdiri atas F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 maupun Radar akan segera memperkuat TNI AU. “Hal ini akan menumbuhkan rasa kebanggaan sekaligus sebagai tantangan dalam upaya menyusun kekuatan TNI Angkatan Udara”, jelas Kasau.

Untuk itu Kasau menekankan kepada seluruh personel jajaran logistik, agar mengedepankan kejujuran dalam melaksanakan tugasnya sehingga tidak menyalahi aturan maupun ketentuan yang telah ditetapkan dan personel logistik harus mampu mengoperasikan dan merawat semua alutsista dengan manajemen yang lebih baik serta memperhatikan norma dan aturan yang berlaku dalam penyelenggaraan logistik terutama dalam pengadaan barang dan pemeliharaan.

Sumber: Dispenau

PT DI Bebenah Diri Melalui Program Restrukturisasi dan Revitalisasi

Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin (kedua kanan) didampingi Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Budi Santoso (kanan) meninjau pembuatan helikopter pesanan TNI AU dan TNI AD di hanggar PT DI Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/11). Kunjungan pemerintah yang disebut high level committee ini untuk inspeksi kesiapan produksi dari PT DI. Saat ini, PT DI tengah menyelesaikan satu unit helikopter Bell 412 EP untuk TNI AD dan Super Puma NAS 332 untuk TNI AU. (Foto: Bisnis Jabar)

4 Desember 2012, Bandung: PT Dirgantara Indonesia (DI) melakukan pembenahan diri skala besar untuk menghadapi tantangan bisnis kedirgantaraan kini dan masa depan. Antara lain, melalui program restrukturisasi dan revitalisasi.

“Pasar industri kedirgantaraan semakin kompetitif. DI sebagai industri pesawat terbang kebanggaan bangsa Indonesia harus siap menghadapi tantangan itu agar tetap eksis,” kata I.P. Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi DI di Bandung, Selasa (4/12).

DI telah melakukan program restrukturisasi dan revitalisasi baik dalam hal organisasi, keuangan, tenaga kerja, perbaikan sistem informasi teknologi, permesinan, dan lainnya.

Untuk program revitalisasi, katanya, DI dibantu oleh para tenaga ahli dari Airbus Military sebagai mitra bisnis utama saat ini. Sejarah panjang kerjasama DI dan Airbus Military dalam pembuatan dan pengembangan pesawat terbang di Indonesia sejak 1976.

“Dengan semakin meningkatnya kepercayaan Airbus Military terhadap kinerja PTDI, beberapa bentuk perjanjian baru telah dibuat dan ditandatangani,” kata Windu. Antara lain, Airbus telah memutuskan pemindahan produksi pesawat C295 dari Sevilla di Spanyol ke Bandung.

Program revitalisasi lainnya yaitu pembenahan dengan mengubah sistem IT yang ada. Semula dari sistem Integrated Resources Planning (IRP) menjadi sistem Enterprise Resources Planning (ERP).

Sementara tahap implementasi berupa pembersihan data, pengujian sistem SAP serta pelatihan bagi pemakai.

Produksi Pesawat C295 Dipindah ke Bandung

Sejumlah pasukan TNI AU berada disamping pesawat CN-295 diparkir di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (4/10). Pesawat CN 295 merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) yang akan menggantikan peran Fokker 27 yang pemakaiannya akan dihentikan secara permanen. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru/Koz/mes/12)

Seluruh aktivitas produksi pesawat transpor menengah C295 sedang dalam proses dipindahkan oleh Airbus Military dari Sevilla, Spanyol, ke PT Dirgantara Indonesia (Persero) di Bandung.

"Selain tingginya faktor kepercayaan Airbus Military kepada kami, ke depan mereka memang hanya akan memusatkan perhatian pada produksi pesawat transpor militer berbadan lebar A400M," kata IP Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PTDI, di Bandung, Rabu (28/11).

Dalam proses pemindahan itu, PTDI kini sedang membangun pusat pengiriman (delivery center) untuk pesawat CN295, sebutan selanjutnya bagi C295 setelah produksi bersama dilaksanakan.

''Kegiatan ini salah satu bentuk perwujudan program revitalisasi di tubuh PTDI,'' kata Windu.

Proses pembangunan 'delivery center' disertai pula dengan proses pembangunan lini perakitan akhir (final assembly line) CN295. Pengerjaannya dibantu oleh tim ahli dari Airbus Military sebagai mitra bisnis. Delivery Center CN295 diharapkan selesai pada kuartal pertama 2013.

Setelah fasilitas itu siap, PTDI akan mampu mengirimkan pesawat hasil produksinya empat unit per tahun ke seluruh customernya.

Sumber: Republika

Friday, November 30, 2012

Pangkolinlamil Luncurkan Crew Boat Produksi Lokal

Pangkolinlamil Laksda TNI S.M. Darojatim saat meluncurkan Crew Boat di Galangan PT. Tesco Indomaritim. (Foto: Kolinlamil)

29 November 2012, Jakarta: Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksda TNI S.M. Darojatim secara resmi meluncurkan crew boat Kolinlamil bertempat di Perusahaan Galangan Kapal, PT. Tesco Indomaritim, Babelan, Kab. Bekasi, Jawa Barat, Kamis (29/11).

Peluncuran crew boat ini diawali dengan acara pemotongan tumpeng oleh Pangkolinlamil, yang menandai secara resmi peluncuran crew boat tersebut untuk dioperasikan. Hadir dalam acara tersebut Direktur Utama PT. Tesco Indomaritim Dr. Jamin Basuki, pejabat PT. Tesco Indomaritim, serta segenap pejabat teras Kolinlamil.

Sebelum crew boat diluncurkan di air, dilaksanakan tradisi pemecahan kendi ke badan kapal yang dilakukan oleh Dansatlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) Tri Satriya Wijaya, dengan disaksikan Pangkolinlamil, dan para pejabat yang hadir.

Crew boat yang baru diluncurkan tersebut akan dioperasikan untuk kapal antar jemput bagi anak buah kapal, dari mako Kolinlamil ke KRI yang tengah lego jangkar di Teluk Jakarta. Crew boat tersebut merupakan kapal kedua yang diproduksi PT. Tesco Indomaritim untuk Kolinlamil, dengan spesifikasi teknis; panjang 16 meter, lebar 4,5 meter, diawaki empat orang, dan dapat mengangkut 50 penumpang. Kapal tersebut dapat melaju dengan kecepatan maximum 12 knot.

Sumber: Kolinlamil

Latgab TNI 2012 Ditutup di Dermaga Ujung Surabaya

Sejumlah prajurit Korps Marinir lengkap dengan kesenjataan mereka mengikuti upacara penutupan Latihan Gabungan TNI di Dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya, Jumat, (30/11). Latgab TNI tahun 2012 yang diikuti 11.693 prajurit TNI itu melaksanakan manuver lapangan di daerah Sangatta, Kalimantan Timur. (Foto: ANTARA/Kuwadi/HO/Koz/Spt/12)

30 November 2012, Surabaya: Pelaksanaan Latihan Gabungan TNI tahun 2012, merupakan salah satu upaya awal untuk menjawab dan mengetahui sampai di mana tingkat kemampuan dan batas kemampuan Brigade Gabungan TNI, bila dihadapkan dengan trend tantangan dan ancaman dimaksud.

Kesemuanya itu menuntut besarnya daya tanggap serta ketajaman evaluasi juga kecermatan dari seluruh perwira hingga unsur satuan terkecil terhadap hal-hal penting dan perlu penyempurnaan serta perbaikan di segala sisi, demikian amanat Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. yang dibacakan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo, S.IP. pada saat upacara penutupan Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Brigade TA. 2012, di Dermaga Ujung Surabaya, Jumat (30/11/2012).

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, mencermati perkembangan ancaman dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terdapat kecenderungan beberapa negara mengembangkan kemampuan militer tingkat brigade gabungan, karena dinilai memiliki kemampuan taktis dan strategis, serta mobilitas dan daya tempur yang efektif dan efisien, guna menghadapi karakteristik ancaman modern di ruang globalisasi, yang cenderung mengeliminasi batas negara dalam konteks global village.

Di sisi lain, kata Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., penguatan kemampuan militer tingkat brigade gabungan memiliki dimensi politis dalam konteks kerjasama internasional, guna penanganan keamanan bersama di tingkat regional. Dalam kaitan tersebut, sebagai upaya peningkatan kemampuan satuan TNI, konsep Latgab TNI harus terus diintensifkan dan dikembangkan melalui skenario operasi militer dari berbagai trouble spots, yang diasumsikan terjadi di berbagai wilayah Indonesia. “Tentunya intensifikasi tersebut harus dilaksanakan secara bertahap dan bertingkat, baik di lingkup manajemen tempur, taktik dan strategi, maupun penguatan unsur-unsur bantuan lainnya, seperti unsur intelijen, logistik dan lain-lain, tegas Panglima TNI.



“Memperhatikan kepentingan tersebut, evaluasi dan konsolidasi terhadap pelaksanaan latihan ini menjadi hal yang urgen dan esensial, guna mendapatkan perspektif yang lebih luas dalam rangka penyempurnaan bagi beberapa aspek terkait, baik doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur, serta aspek psikologis dan litbang, yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan inter-operability brigade gabungan TNI dalam skenario operasi militer”, ujar Panglima TNI.

Ditegaskan Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. bahwa disamping itu, upaya penyempurnaan tersebut juga bertujuan untuk memperoleh besaran yang proporsional dan efektif, baik pada aspek personel, alutsista, maupun dukungan administrasi logistik lainnya guna mendukung konsep pembangunan Minimum Essential Force-MEF, khususnya pada tataran penggunaan kekuatan, baik dalam konteks kepentingan OMP maupun OMSP.

Pelaksanaan latihan lapangan Latgab TNI Tingkat Brigade tahun 2012 dengan sandi Wibawa Yudha, berlangsung sejak 26 Oktober s/d 30 November 2012 di Sangatta dan Tarakan Kalimantan Timur. Turut hadir dalam upacara penutupan Latgab TNI TA. 2012, Pejabat Teras Mabes TNI, Mabes Angkatan, Direktur Latihan Gabungan TNI Mayjen TNI Djumadi, Panglima Komando Gabungan Latgab TNI Mayjen TNI Setyo Sularso.

Sebelum dilaksanakan upacara penutupan Latgab TNI Tingkat Brigade, dilaksanakan kaji ulang yang diikuti oleh para pelaku dan penyelenggara. Kaji ulang ini merupakan evaluasi dalam rangka penyempurnaan bagi beberapa aspek terkait, baik doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur, serta aspek psikologis dan litbang, yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan Kampanye Militer. Pada kaji ulang ini disampaikan oleh Direktur Latihan Gabungan TNI Mayjen TNI Djumadi, Panglima Komando Gabungan Latgab TNI Mayjen TNI Setyo Sularso, Ketua Tim Penilai Laksma TNI RM. Haraharap, Ketua Wasit dan Pengendali Brigjen Hinsa Siburian.

Dalam kegiatan kaji ulang tersebut mendapat pengarahan dari Kasum TNI Marsdya TNI Daryatmo mewakili Panglima TNI. Kasum TNI mengatakan, perlunya beberapa penyempurnaan baik aspek pengorganisasian, piranti lunak, operasional dan material. “jaga terus soliditas dan solidaritas TNI demi tegaknya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”, tegas Kasum TNI.

Sumber: TNI AU

ARINC Retrofit Hercules TNI AU di Bandung

(Foto; ARINC)

30 November 2012, Bandung: Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menyerahkan pesawat C-130H A-1303 Hercules kepada ARINC, LLC USA, untuk pelaksanaan Retrofit bertempat di Hangar Satuan Pemeliharaan 15 Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Kamis (29/11).

Pada penyerahan pesawat Kemhan RI diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Mayor Jendral TNI Ediwan Prabowo. Dalam sambutannya Ka Baranahan menyampaikan bahwa Keman RI telah menandatangani kontrak dengan ARINC pada tanggal 8 Desember 2008 untuk melaksanakan retrofit 5 pesawat C-130H milik TNI Angkatan Udara. Kemhan yakin bahwa ARINC akan dapat menyelesaikan kontrak tepat waktu.

Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk menandai keberhasilan pelaksanaan tugas, kesempatan ini sebagai wujud rasa syukur kehadirat yang Kuasa dimana sampai saat ini Tentara Nasional Indonesia telah mampu dan berhasil melaksanakan tugasnya dalam Operasi Militer Perang maupun Operasi Militer Selain Perang. Demikian pula telah tercatat dalam sejarah Indonesia bahwa TNI telah banyak berkiprah dalam menjaga kedaulatan RI serta pelaksanaan operasi penanggulangan bencana. Oleh karena itu kehadiran pesawat C-130 Hercules yang lebih modern setelah dilaksanakan retrofit diharapkan mampu menghadapi tantangan yang lebih kompleks dimasa yang akan datang.

Penyerahan pesawat ditandai dengan penandatanganan berita acara penyerahan pesawat oleh Ka Baranahan dan Mr. Larry D. Lamb dari ARINC, LCC USA. Penandatanganan disaksikan oleh Komandan Koharmatau Marsda TNI Sumarno, Kadisaeroau Marsma TNI Hasan Londang dan Kadiskomlekau Marsma M Yunus.

Sumber: Dispenau