Saturday, November 10, 2012

Berbagai Versi Rantis Komodo Produksi PINDAD

10 November 2012, Jakarta: Rantis Komodo 4x4 versi Mistral, sebagai platform peluncur rudal permukaan-ke-udara Mistral. PT. Pindad juga mengembangkan varian angkut rudal Mistral, hasil kerja sama dengan MBDA sebanyak 56 unit. Selanjutnya dipesan lagi sebanyak 8 unit hasil kerja sama dengan Nexter berupa varian Komando dan komunikasi. (Foto: Berita HanKam)

Rantis Komodo 4x4 versi APC, ditujukan untuk kebutuhan Kepolisian. Brimob Polri memesan 3 unit jenis APC pada tahun ini. (Foto: Berita HanKam)

Bagian dalam rantis Komodo 4x4. PT. Pindad telah melakukan serangkaian uji internal meliputi uji statis, uji tipe dan uji dinamis dari Bandung menuju Baturaja saat latihan gabungan. Selanjutnya dalam proses sertifikasi oleh Dislitbang Angkatan Darat spesifikasi ini dimasukkan ke dalam klasifikasi ranpur “Multiguna” dengan varian V1 adalah Varian Intai, V2 Varian APC, V3 Varian Komando, V4 Varian angkut rudal dan V5 untuk varian khusus. (Foto: Berita HanKam)

Konsep rantis Komodo 4x4 adalah menggunakan engine diesel turbo intercooler dengan power kendaraan 215 ps @ 2500 rpm sehingga tercapai ratio berat terhadap kendaraan 25 hp/ton. Rantis menggunakan transmisi manual 6 maju 1 mundur dan memiliki diferensi lock sehingga memiliki kemampuan offroad yang baik. Dari segi body kendaraan ini menggunakan body monocoque dan memiliki ketahanan terhadap tembakan 7,62 mm. (Foto: Berita HanKam)

Sumber: DMC
@Berita HanKam

Presiden SBY Resmikan Nama Komodo Rantis Produksi PINDAD

Presiden SBY menyaksikan kendaraan taktis produk PT Pindad, pada pameran Indo Defense 2012 di JI Expo, Jakarta, Sabtu (10/11) siang. (Foto: rusman/presidensby.info)

10 November 2012, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyno meninjau pameran Indo Defence 2012 di JIExpo, Kemayoran, Sabtu(10/11) pukul 11.30 WIB. Pameran yang bertemakan 'Building Roadmap for Defence Industry, Present and Futures' ini digelar bersamaan dengan Indo Aerospace Expo & Forum, serta Indo Marine Expo dan Forum.

Pada kesempatan ini Presiden SBY memberikan nama untuk sebuah kendaraan taktis buatan PT Pindad . "Kendaraan taktis karya putra-putri Indonesia yang, insya Allah, akan menjadi kendaraan taktis yang handal, bisa bergerak di segala cuaca bertempur di medan-medan Indonesia. Saya beri nama Komodo," ujar SBY.

"Komodo adalah binatang yang perkesa, yang di seluruh dunia adanya di negeri kita Indonesia. Semoga kendaraan taktis ini benar-benar handal, bisa bertempur dan tentu membawa kemenangan dan kejayaan bagi Indonesia," Presiden SBY menambahkan.

Beberapa waktu lalu, Presiden meminta PT Pindad membuat kendaraan dengan kemampuan tinggi seperti Sherpa. Komodo menggunakan mesin diesel turbo intercooler dengan power 215 @ 2500 rpm dan bobot 25 hp/ton. Kendaraan taktis ini menggunakan transmisi manual 6 maju 1 mundur dan memiliki deferensi lock sehingga memiliki kemampuan offroad yang baik. Badan kendaraan taktis ini mengunakan body monocoque dan memiliki ketahanan terhadap tembakan senjata 7,62 mm.

Pameran Indo Defense 2012 ini diikuti 50 negara, separuhnya partisipan merupakan pavilion country atau negara yang membuka stan khusus alutsista. Sebanyak 600 perusahaan dalam dan luar negeri akan memamerkan teknologi terkini dari sistem pertahanan dan keamanan, antara lain PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Pindad, PT LEN, Lockheed Martin, dan industri pertahanan negara berkembang lainnya sudah menyatakan kesediaannya meramaikan pameran ini.

Dalam acara pameran ini juga diselenggarakan seminar pertahanan yang menampilkan pembicara dari kalangan industri pertahanan, pengamat militer, dalam dan luar negeri. Selepas makan siang, Presiden SBY dan Ibu Ani akan meninjau seluruh stan Indo Defense 2012. Turut mendampingi Presiden dalam kesempatan ini diantaranya Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menperin MS Hidayat, dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Sumber: Presiden RI

Perwira Australia Kagumi Kemajuan Alutsista Indonesia

Parade senjata produksi PT PINDAD. (Foto: Berita HanKam)

10 November 2012, Jakarta: Delegasi Australia mengagumi perkembangan alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia yang cukup pesat. Perwira Siswa (Pasis) Sesko AD dari Australia, Major Jason Hewerdine, saat berkunjung ke Pameran Indo Defence mengatakan ketakjubannya.)

"Merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa bagi saya untuk datang ke pameran ini. Karena selain untuk menambah wawasan tentang perlengkapan militer terbaru, juga khususnya untuk melihat langsung produk-produk teknologi terbaru dari industri pertahanan Indonesia," kata Jason, di Jakarta, Jumat (9/11).)

Kunjungan Jason ke Indo Defence merupakan permintaan dari rekannya di Sesko AD untuk melihat perkembangan teknologi militer terbaru. Tugas sebagai utusan ini diperolehnya berkat pengetahuan Jason yang lebih di bidang arhanud, infanteri, dan kavaleri.)

Sejumlah produk alutsista yang menarik perhatian Jason antara lain senjata laras panjang dan peluru PT Pindad yang kini telah digunakan oleh militer AS sebagai produk unggulan. Dia juga senang saat melihat kendaraan taktis Panser 6x6 Anoa yang sukses menggaet minat Malaysia untuk membeli sebanyak 32 buah.

Jason juga menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan alutsista TNI yang dinilainya pascareformasi kian membaik. Ini terlihat dari upaya TNI untuk terus memodernisasi peralatan militernya sesuai dengan tugas pokok TNI untuk mengamankan dan menjaga kedaulatan Indonesia. Pameran yang sudah masuk hari ketiga ini tak hanya menyedot perhatian para pengunjung lokal, pengunjung mancanegara juga bersemangat untuk berkunjung.

Sebanyak 600 peserta pameran dari 42 negara dengan beragam produk mulai dari persenjataan hingga produk-produk pendukung industri pertahanan ini memang dipersiapkan untuk menjamu tamu-tamu baik dari kalangan militer, profesional, bahkan umum. Beberapa industri pertahanan nasional utama di Indonesia ikut ambil bagian memamerkan produk-produknya dalam pameran ini, seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia.

Sumber: Koran Jakarta

Friday, November 9, 2012

Mahfudz Siddiq: Harapkan Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Inggris Fokus ke Pengembangan Kapal Perang

KDB Bendahara Sakam. (Foto: clydesite)

9 November 2012, Jakarta: Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq berharap tercapainya peningkatan kerja sama pertahanan RI-Inggris beberapa waktu lalu mesti diarahkan atau difokuskan untuk mempertajam dan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, khususnya alutsista tertentu.

Menurut Mahfudz, Inggris merupakan negara yang memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan produk kapal perang. Kapal perang kerajaan Inggris saat ini merupakan salah satu yang tercanggih di dunia. Karena itu, Mahfudz berharap peningkatan kerja sama militer dengan Inggris dapat diarahkan dan difokuskan untuk pengembangan kapal perang dalam negeri.

"Kita tahu Inggris ini sudah sangat maju dan industri kapal perangnya itu kan sudah tua dan paling canggih kalau kita bandingkan dengan negara lain," ujar Mahfudz kepada Jurnalparlemen.com, Jumat (9/11).

Sehingga, kata Mahfudz, memang menjadi penting bagi Indonesia, khususnya PT PAL, untuk membangun kerja sama strategis dengan Inggris terkait pengembangan kapal perang. "Dengan demikian, target-target pengembangan industri pertahanan kita bisa lebih cepat. Saya kira ke dapan kita kan memang perlu armada AL yang lebih banyak lagi, bukan hanya kapal selam, juga kita kerja sama dengan Jerman," ujarnya.

Kata Mahfudz, untuk kapal selam sendiri, kini Indonesia telah mengadakan kerja sama dengan Korsel untuk pengadaan tiga unit. "Saya kira dengan Inggris ini untuk kapal perang kawal rudal, frigate dan sejenisnya," katanya.

Lebih lanjut Mahfudz mengatakan, saat ini sesungguhnya TNI AL juga telah berencana membeli tiga unit kapal fregard dari Inggris. Sehingga hal ini dapat menjadi awal yang baik untuk pengadaan kapal perang berikutnya, Indonesia minta Inggris melakukan transfer teknologi.

"Tiga kapal yang kita mau beli itu sudah ready, yaitu kapal yang semula dipesan Brunei Darussalam, namun dalam perkembangannya pihak Brunei (dengan alasan tertentu) membatalkan pembelian kapal tersebut," ujarnya.

Sumber: Jurnal Parlemen

Korsel Tawarkan Kerja Sama Pembuatan Tank

IFV Marder 1A3 dibeli pemerintah dari Jerman, diberitakan disertai alih teknologi. (Foto: Berita HanKam)

9 November 2012, Jakarta: Produsen tank asal Korea Selatan, Doosan menawari Indonesia untuk bekerjasama membuat tank ukuran sedang untuk TNI AD.

"Baru penawaran saja dari pihak Korea, di pertemuan ini kami kasih rambu-rambunya dulu jika ingin melakukan kerjasama," kata Kasubdit Pendayagunaan Industri Direktorat Teknologi dan Industri Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Kolonel Gita Amperiawan pada Indodefence, Jumat.

Menurut dia, kerjasama dengan negara tetangga sangat penting dilakukan agar Indonesia bisa belajar teknologi pertahanan yang lebih baik. Transfer ilmu menjadi salah satu sarat utama yang harus diberikan pihak penawar.

"Mulai dari transfer ilmu tentang mesin-mesin, teknologi senjatanya itu penting," kata Gita "Semua itu nantinya agar Indonesia bisa mandiri, untuk kemajuan industri kita juga."

Dia mengunkapkan, sampai saat ini bukan hanya Korea yang sudah mengajak bekerjasama membuat tank ukuran sedang karena Turki sudah lebih dulu mengajukan proposal.

"Untuk medium tank tawaran Turki bahkan sudah dikaji kearah yang lebih teknis," kata Gita.

Sumber: ANTARA News

Thursday, November 8, 2012

Presiden Lee: Produk Pertahanan Indonesia-Korsel Akan Menjadi Produk Kelas Dunia

Presiden SBY dan Presiden Korsel Lee Myung-bak melakukan pertemuan bilateral di Nusa Dua, Bali, Kamis (8/11) sore. (Foto: abror/presidensby.info)

8 November 2012, Nusa Dua: Hubungan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan yang terus meningkat di berbagai bidang merupakan wujud pemahaman kedua negara atas posisi penting masing-masing, kata Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak.

"Pada 2008 dan 2011 kedua negara menghadapi krisis moneter bekerja sama mengatasi krisis, kini kedua negara menikmati perkembangan demokrasi dan juga mencapai perkembangan kerja sama ekonomi," katanya dalam upacara pemberian tanda jasa Bintang RI Adipurna dari pemerintah Indonesia di Nusa Dua, Bali, Kamis sore.

Presiden Lee mengatakan Indonesia merupakan mitra penting Korea Selatan dengan penduduk mencapai 253 juta jiwa, Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dengan pesat.

Ia mengatakan hubungan kerja sama antara kedua negara demikian erat, termasuk komitmen pemerintah Korea Selatan saat terjadi krisis ekonomi pada 2008 dan 2011 yang meminta pengusaha Korea Selatan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja asal Indonesia.

"Kalau saya berbicara hubungan kedua negara bukan hanya kerja sama antara dua negara namun ini adalah kerja sama dari hati ke hati," katanya.

Presiden Korea Selatan ke-17 itu mengatakan di masa mendatang hubungan kerja sama antara kedua negara akan semakin erat dan menguntungkan kedua negara.

Sementara itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono optimistis nilai perdagangan Indonesia dan Korea Selatan dapat mencapai 100 miliar dolar AS pada 2020, berdasarkan sejumlah kerja sama yang saat ini sudah disepekati maupun tengah dirintis oleh kedua negara.

"Di bidang ekonomi nilai perdagangan kedua arah meningkat dari 11 miliar dolar AS pada 2007 menjadi 30 miliar dolar AS pada 2011. Saya berkeyakinan target 50 miliar dolar AS pada 2015 dan 100 miliar dolar AS pada 2020 akan tercapai," kata Presiden Yudhoyono.

Kepala Negara mengatakan di bawah kepemimpinan Presiden Lee, terdapat 25 kesepakatan kerja sama antara kedua negara di berbagai bidang antara lain di bidang ekonomi, pendidikan, riset dan teknologi serta industri pertahanan.

Sementara itu, Presiden Lee Myung-bak mengatakan saat ini salah satu kerja sama penting antara kedua negara adalah kerja sama di bidang industri pertahanan. Ia berkeyakinan pada masa mendatang produk yang dihasilkan dari kerja sama kedua negara dalam produk pertahanan akan menjadi salah satu produk kelas dunia.

"Saya berkeyakinan di masa mendatang produk yang akan kita hasilkan merupakan produk kelas dunia," ujarnya.

Sebelum acara penyerahan penghargaan, kedua pemimpin negara melakukan pertemuan bilateral dan menyaksikan penandatangan kerja sama kedua negara di bidang pengembangan kendaraan ramah lingkungan.

Kerja sama tersebut ditandatangani oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Ilmu Pengetahuan dan ekonomi Korea Selatan Huk Suk-ung.

Usai menerima kunjungan kepala negara Korea Selatan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan PM Thailand Yingluck Sinawatra dan melakukan pembicaraan bilateral sekitar 30 menit.

Sumber: ANTARA News

Legislator Harapkan Kerja Sama Pertahanan Indonesi-Inggris Pangkas Peran Broker

Rudal permukaan-ke-udara Starstreak akan memperkuat satuan arhanud. (Foto: 123people)

8 November 2012, Jakarta: Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Najib berharap, tercapainya nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) peningkatan kerja sama bidang pertahanan RI-Inggris mampu meningkatkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri, sehingga alutsista yang dimiliki RI menyerupai atau bahkan sama dengan alutsista yang dimiliki Inggris.

Menurut Najib, perlu upaya negosiasi untuk transfer teknologi alutsista secara serius dengan Inggris. Kata Najib, bingkai UU sudah ada yakni UU Industri Pertahanan. Lalu, industri pertahanan dalam negeri sudah siap. "Tinggal pejabat kita mengoptimalkan negosiasi dengan negara partner. Nah, apa yang dilakukan presiden adalah payung hukumnya. Yang lebih penting adalah praktik lapangannya," ujar Najib kepada Jurnalparlemen.com, Kamis (8/11).

Kata Najib, untuk mencapai hal itu, ada dua tantangan yang harus dihadapi. Pertama, bagi Kementerian Pertahanan, termasuk juga TNI, memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dalam menggunakan alutsista produksi dalam negeri. Juga perlu mengalokasikan anggaran sebesar-besarnya kepada industri pertahanan dalam negeri.

Kedua, kemampuan pemerintah untuk melakukan negosiasi dengan pihak asing. Karena, pihak asing pasti tidak akan memberi banyak soal transfer teknologi. "Sementara kita ingin sebanyak-banyak dilakukan transfer teknologi. Nah, kalau kita kurang pintar dan kurang gigih, ya kita hanya dikasih porsi sedikit saja. Tetapi kalau kita pintar, kita gigih, maka kita akan mendapatkan banyak. Jadi saya kira payung hukum, tugas presiden itu adalah kita pandang adalah satu sinergitas. Cuma yang lebih penting adalah nanti pada praktik lapangannya," ujarnya.

Najib menegaskan, jangan sampai broker diberikan ruang terlalu besar dalam implementasi di lapangan terkait pengadaan alutsista dari Inggris atau dari negara lain. Karena bisa jadi mereka bermain dan berusaha mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan mengabaikan kedaulatan bangsa. "Karena itu Komisi I mendorong agar kerja sama itu dilakukan government to government sehingga ruang para pengusaha ini dipersempit dan mereka akan mengikuti irama kebijakan nasional kita untuk menghidupkan industri pertahanan," kata Najib.

Terkait pengalaman sebelumnya, atas kebijakan Inggris yang pernah melakukan embargo senjata ke RI, Najib mengatakan hal itu tidak perlu dikhawatirkan kembali, seiring dengan terus berkembangnya kemampuan industri pertahanan dalam negeri saat ini. Sehingga dalam kerja sama pertahanan dengan Inggris, RI tidak perlu lagi minta jaminan soal tidak ada embargo senjata. "Menurut saya, meminta jaminan itu justru merendahkan diri kita sendiri. Itu termasuk rasa tidak percaya diri sendiri," tegasnya.

Justru, kata politisi PAN ini, yang kita harus lakukan negosiasi mengenai komponen-komponen apa yang substansial. Jadi, kalau suatu saat misalnya diembargo, kita masih survive karena bisa produksi sendiri. "Sehingga negara lain akan sia-sia saja kalau mau embargo kita," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden SBY dan PM Inggris David Cameron menandatangani nota kesepahaman peningkatan kerja sama bidang pertahanan. Kerja sama itu berupa bantuan peningkatan kapasitas bagi TNI di Pusat Studi Perdamaian dan Keamanan dalam bentuk peralatan audio visual untuk pelatihan bahasa, juga menyediakan kursus-kursus dan seminar bagi anggota pasukan perdamaian. Selain itu, kontrak penjualan alat-alat pertahanan kepada AU, AD, dan AL Indonesia. Peralatan itu di antaranya peluru kendali starstreak, senapan sniper, kapal perang kecil multiguna (Multi Roles Light Frigate), dan suku cadang untuk pesawat tempur Hawk 109/209.

Inggris Diskon Frigate Ringan Kelas Ragam 20%

Indonesia bakal memiliki tiga kapal perang canggih jenis multi role light Frigate dari Inggris. Dengan tambahan kapal ini, TNI kini memiliki alutsista yang bisa diandalkan untuk menjaga setiap jengkal wilayah NKRI dari ancaman musuh. Tiga Frigate itu dibeli Indonesia sebesar 20% dari harga jual.

“Inggris mendukung penuh upaya Indonesia menjaga keamanan dan memperkuat pertahanan,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro kepada Investor Daily di London, Jumat (2/11).

Sehari sebelumnya, Menhan Indonesia dan koleganya Menhan Inggris Philip Hammond menandatangani nota kesepahaman bidang pertahanan di kediaman Perdana Menteri Inggris David Cameron di Downing Street No 10, London, Inggris.

Penandatanganan itu disaksikan oleh Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Nota kesepahaman itu merupakan sinyal semangat dan keinginan kedua pihak untuk mengembangkan kerja sama keamanan dan pertahanan di masa akan datang. Kerja sama Indonesia-Inggris telah dimulai sejak 1997 saat keduanya berjanji untuk mempererat kerja sama. Kapal multi role light Frigate yang akan dibeli dari Inggris, kata Purnomo, awalnya hendak dibeli Brunei Darussalam. Namun, negara kecil itu kemudian membatalkan pembelian dengan alasan tidak terlalu dibutuhkan. “Kita beruntung bisa membeli Frigate itu karena harganya hanya 20% dari harga jual kepada Brunei,” kata Purnomo.

Sumber: Jurnal Parlemen/Investor Daily

Indonesia-Brasil Jalin Kerja Sama Teknologi MLRS

Multi Launcher Rocket System (MLRS) Astros II dipamerkan di Indo Defense 2012. (Foto: Berita HanKam)

8 November 2012, Jakarta: Indonesia dan Brasil menjalin kerja sama dalam bidang pertahanan. Kementerian Pertahanan dan perusahaan Brasil, Avibras, sepakat melakukan transfer teknologi multi launcher rocket system (MLRS) Astros II.

"Kita memang mensyaratkan transfer teknologi," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di sela pameran peralatan dan persenjataan militer Indo Defence Expo 2012, di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 8 November 2012.

Nota kesepahaman yang diteken Kementerian dan Avibras meliputi rencana transfer teknologi. "Ini terkait dengan pembelian kita beserta offset (imbal dagang)," ujar Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Mayor Jenderal TNI Ediwan Prabowo.

Duta Besar Brasil, Paulo Alberto Da Silveira Soares, menyatakan kerja sama ini merupakan salah satu bukti bahwa Brasil menganggap Indonesia sebagai mitra penting. "Kami ingin meningkatkan hubungan dua negara lebih jauh lagi," ujar dia.

Isu pertahanan, kata Paulo, menjadi salah satu prioritas yang ingin mereka tingkatkan. "Ini hanya awal dari hubungan yang lebih baik," katanya. Indonesia dan Brasil berada dalam satu grup di G-20. Untuk itu, kerja sama kedua negara harus dijalin lebih dalam.

Perjanjian ini meliputi pengadaan simulator ASTROS II MKS, Ammunition Mobile Acclimated Depot (AV-DMMC), revalidasi roket, dan dukungan teknis pembangunan fasilitas perawatan MLTRS Astros. Perjanjian itu diteken Ediwan, mewakili Kementerian, dan Sami Youssef Hassouani, President Director Avibras.

MLRS Astros II adalah salah satu alat utama sistem persenjataan TNI Angkatan Darat. Peluncur roket ini dinilai lebih unggul karena daya jangkau yang luas serta anti terhadap serangan zat kimia dan teknologi. Avibras berani menawarkan transfer teknologi dengan PT Pindad untuk kendaraan tempur taktis pengusung MLRS.

Sumber: TEMPO

PT DI-Airbus Military Perkuat Kerjasama

Model NC-212 milik TNI AD. (Foto: Berita HanKam)

8 November 2012, Jakarta: PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan Airbus Military memperkuat kerjasama strategis pesawat NC212 mulai dari pengembangan, manufaktur, pemasaran hingga pelayanan purna-jual pesawat terbang berkursi 28 penumpang ini.

Peningkatan kerjasama PTDI-Airbus Military itu ditandatangani Direktur Utama PTDI Budi Santoso dan Ignacio Alonso, wakil Presiden Senior Airbus Military bidang Komersil, Strategi dan Hubungan Industri kawasan Asia, di Jakarta, Kamis. Acara ini mewarnai pameran Indo Defense 2012, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta. Indo Defence 2012 berlangsung 7-10 November 2012 dan diikuti perusahaan-perusahaan industri militer dari sekitar 50 negara, serta sejumlah BUMN termasuk PTDI.

"Kerjasama ini akan memperkuat posisi PTDI sebagai industri pesawat terbang terdepan di wilayah Asia, seperti yang kami rencanakan dalam perjanjian kerjasama strategis dengan Airbus Military," kata Budi Santoso mengomentari peningkatan status kerjasama dengan mitra lama PTDI dari Eropa tersebut.

Budi Santoso menambahkan PTDI dan Airbus Military akan bekerja bersama untuk memproduksi dan memasarkan NC212 upgrade ke seluruh dunia dengan menawarkan pesawat terbang sipil dan militer kelas kecil yang modern dan sangat kompetitif.

Dari titik pandang Airbus Military, menurut Ignacio Alonso, peningkatan status kerjasamanya dengan PTDI bukti berikutnya tentang kepercayaan pihaknya pada masa depan NC212 yang kompetitif ini dan menjanjikan di banyak negara di dunia.

"Dengan dukungan yang berkesinambungan Pemerintah Indonesia, PTDI dan Airbus Military akan mampu meraih banyak hal bersama," kata Senior VP Komersil, Strategi dan Hubungan Industri Airbus Military tersebut, yang menambahkan pembuatan NC212 akan dipusatkan di Bandung.

Pesawat tersebut selanjutnya akan ditawarkan kepada pelanggan sipil serta militer. NC212 upgrade ini akan dilengkapi dengan avionik digital dan sistem autopilot terkini. Interior untuk versi sipil terbaru yang mampu membawa sampai dengan 28 penumpang dibandingkan dengan versi semula yang hanya 25 penumpang. Versi terbaru NC212 itu akan mendorong efisiensi biaya naik secara tajam. Ini akan menempatkan NC212 ini pada posisi tawar yang sangat kompetitif di segmen pasar pesawat kecil. Pesawat ini akan disertifikasi oleh EASA dan FAA sesuai dengan FAR 25.

Kesepakatan kerjasama dalam pengembangan, manufacturing, komersialisasi dan dukungan pelanggan ini untuk memenangkan kompetisi memenuhi kebutuhan pasar di segmen pesawat kecil, baik untuk sipil, militer dan kargo, pada dekade berikut.

Potensi pasar pada segmen ini diperkirakan akan mencapai sekitar 400-450 pesawat dalam sepuluh tahun kedepan. Final Assembly Line sedang disiapkan di fasilitas PTDI di Bandung. Kesepakatan ini selangkah lebih maju dalam tahapan hubungan kerjasama antara dua mitra lama.

Sejak Oktober 2011, dua perusahaan ini telah menempatkan tim-tim kerja bersama di fasilitas PTDI di Bandung, di mana personil Airbus Military bekerja di dalam lokasi kerja PTDI. Tim-tim ini bekerja dalam lingkup industrial dan komersial yang fokus pada penciptaan bisnis baru bagi kedua perusahaan.

Tujuan sinergi kekuatan kedua pihak tersebut dalam memajukan kemampuan produksi, proses rekayasa, dan teknologi informasi, dan transfer pengetahuan dalam rangka mendorong PTDI menjadi industri pesawat terbang kecil dan sedang terkemuka di Asia.

Boyke Mukiyat, Direktur Utama Perusahaan Pengelola Asset (PPA) mengatakan sangat gembira dan bangga bahwa PTDI telah melangkah lebih jauh lagi dalam proses revitalisasi dan memperkuat posisi. Meningkatnya sukses PTDI akan mendapatkan lebih banyak pekerjaan, dan dengan kesepakatan kerjasama NC212 upgrade.

"PTDI sedang bergerak maju dengan pasti kearah suksesnya mencapai tidak hanya revitalisasi tetapi juga peningkatan target-targetnya. PPA sepenuhnya mendukung rencana kerja PTDI dan akan terus membantu agar PTDI dapat menjadi industri pesawat terbang kecil terdepan di wilayah Asia," kata Mukiyat.

Produk utama PTDI adalah pesawat terbang, komponen struktur pesawat terbang, jasa perawatan pesawat terbang dan jasa rekayasa. Pabrik perakitan PTDI memproduksi berbagai jenis pesawat CN235 dengan type certificate untuk penumpang sipil, kargo, pembuat hujan, transportasi militer, patroli maritim dan pengawasan.

Selain itu PTDI memproduksi di bawah lisensi pesawat terbang dan helikopter untuk 49 operator sipil dan militer. PTDI memanufaktur dan memproduksi bagian-bagian, komponen-komponen, tools dan fixtures untuk pesawat Airbus A320/321/330/340/350/380, untuk Eurocopter EC225 dan EC725, untuk pesawat Airbus Military CN235/C212-400/C295.

Sumber: Investor Daily

MBT Leopard Revolution Alutsista Terbaru Indonesia

(Foto: Berita HanKam)

8 November 2012, Jakarta: TNI AD berencana melengkapi dua batalyon kavaleri dengan MBT Leopard, Batalyon Kavaleri (Yonkav) 8/Tank Kostrad bermarkas di Desa Beji, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan dan Yonkav 1/Badak Ceta Cakti Kostrad di Cijantung, Jakarta.

Demi memaksimalkan kinerja Main Battle Tank (MBT) Leopard Revolution, infrastruktur pendukung terus dilengkapi. Namun, tidak dari luar negeri, tetapi produk lokal.

"Ini sebagai komitmen kami untuk melakukan alih teknologi bagi setiap alutsista yang dibeli dari luar negeri," kata Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro usai menyaksikan penandatanganan MoU di acara pameran Indo Defence 2012, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (8/11/2012).

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Managing Director Rheinmetall Landsysteme, Harald Westermann dan Presiden Avirbus Industria Aerospacial Brazil, Sammi Youssef Hassuani.

Lain pihak, Mayjen TNI Ediwan mengungkapkan bahwa nantinya PT Pindad akan mendapatkan workshop bagaimana memperbaiki tank buatan Jerman ini, mulai dari perawatan ringan hingga ke perawatan berskala besar.

"Pihak Rheinmetall juga akan mempercayakan PT Pindad untuk improvisasi menggunakan konten lokal," kata Ediwan.

Tidak hanya PT Pindad, Mayjen TNI Ediwan juga mengungkapkan bahwa Bengkel Pusat TNI AD dan Balitbang TNI AD ikut dalam workshop tersebut.

(Foto: Berita HanKam)

Spesifikasi Teknis
Mesin: MTU MB 873, 12 diesel turbo intercooler
Tenaga: 1500 hp
Transmisi: otomatis 4 maju + 2 mundur
PWR: 24,2 hp/ton
Kapasitas: 1.160 liter

(Foto: Berita HanKam)

Dimensi
Panjang + kanon: 9,670 m
Lebar/tinggi: 3,70 m/ 3,00 m
Berat tempur: 62 ton
Tekanan jejak: 0,98 kg/cm2
Bebas dasar: 540 mm

Rantai tank dilapisi bantalan karet. (Foto: Berita HanKam)

Mobilitas
Kecepatan maksimum: 70 km/jam
Rintangan tegak: 1,1 m
Rintangan miring: 30%
Tanjakan: 60%
Lintas parit: 3 m
Mengarung: 0,8 m
Daya jelajah: 450 km

(Foto: Berita HanKam)

Persenjataan
Kubah: Rheinmetall 120 mm SBG L44
Jarak capai: 7,62 mm MG
PSU: 7,62 mm MG
Awak ranpur: 4 orang

Sumber: Tribun News /@Berita HanKam

Negosiasi Jumlah MBT Leopard Belum Final

MBT Leopard Revolution pesanan Indonesia dipamerkan di Indo Defense 2012. (Foto: Berita HanKam)

8 November 2012, Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertahanan (Kemhan) masih belum menentukan jumlah pasti Main Battle Tank (MBT) Leopard yang dibeli dari perusahaan Jerman Rheinmetall.

Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen Ediwan Prabowo mengatakan kepastian jumlah unit MBT Leopard atau Leopard Revolution masih dinegosiasikan.

"Untuk jumlah masih dalam tahap negosiasi, jadi kami belum bisa memberikan angka pasti," kata Ediwan usai menandatangani nota kesepahaman dengan Direktur Rheinmetall Harald Westernman di Jakarta, Kamis.

Namun, Kemhan berharap jumlah unit tank Leopard Revolution dapat sesuai dengan anggaran dan kebutuhan TNI AD, yaitu sebanyak dua batalyon.

Keberadaan tank tempur MBT Leopard, atau biasa disebut Leopard Revolution, memang dinanti-nantikan di Indonesia karena kemampuannya yang memiliki efek penangkal untuk pasukan tempur.

Pembelian Leopard 2 oleh Pemerintah Indonesia sempat menimbulkan pro dan kontra karena Pemerintah Federal Jerman dikabarkan belum memberikan ijin ekspor untuk kendaraan tempur baja tersebut.

Selain penandatanganan nota kesepahaman pengadaan tank Leopard Revolution juga ditandatangani nota serupa terkait alih teknologi (transfer of technology).

Rencananya, alih teknologi terkait pengadaan tank Leopard Revolution tersebut akan diberikan kepada PT Pindad, Bengkel Pusat Peralatan (Bengpuspal) Direktorat Peralatan Angkatan Darat (Ditpalad), serta Bengkel Pusat Perhubungan (Bengpushub) Direktorat Perhubungan Angkatan Darat (Dithubd).

Edwin prabowo mengatakan, setelah penandatanganan nota kesepahaman tersebut kedatangan tank Leopard 2 dapat segera terealisasikan.

Sementara itu, satu tank Leopard Revolution dan tank ringan Marder 1A3 sudah dipamerkan dalam pameran internasional Indo Defence.

Sumber: ANTARA News

APC Amphibi Kreasi Anak Negeri

APC Amphibi. (Foto: Berita HanKam)

8 November 2012, Jakarta: Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL (Dislitbang TNI AL) dan Korps Marinir mengandeng perusahaan lokal PT. Wirajaya Bahari berkedudukan di Surabaya mengembangkan kendaraan tempur angkut pasukan berkemampuan amphibi dan Institut Sepuluh November (ITS) sebagai konsultan.

Ranpur yang belum diberi nama ini disebut APC Amphibi, dibangun di Denhar Lanmar Surabaya. Hasil produksi telah diuji coba dan memenuhi standar dan keselamatan TNI AL serta ergonomis sebagai ranpur amphibi yang memenuhi standar operasional TNI AL.

APC Amphibi telah melewati serangkaian uji coba dengan hasil memuaskan. Pengujian maneuver di darat di Karang Pilang, Surabaya dan test kekedapan di kolam Denhar Lanmar. Embarkasi dan debarkasi di laut melalui rampa kapal dari Landing Ship Tank (LST) KRI Teluk Banten-516 di Koarmatim. Pengujian maneuver darat di Karangtekok, Asembagus. Serta lolos pengujian tahan peluru body APC Amphibi dengan senjata peluru kaliber 5,56 mm dan 7,62 pada jarak 50 m dan 100 m.

Kursi untuk operator senapan mesin. (Foto: Berita HanKam)

Ruang pasukan dilengkapi monitor untuk melihat keadaan di luar APC. (Foto: Berita HanKam)

APC Amphibi dapat dipersenjatai tiga pucuk senapan mesin, dua dibagian belakang dan satu dibagian depan. (Foto: Berita HanKam)

Spesifikasi Teknis
- Panjang x lebar x tinggi: 8700 mm x 3500 mm x 2300 mm
- Berat: 20 ton
- Awak APC + pasukan: 2+20 personel
- Daya mesin: 520 HP/328 kw
- Kecepatan: 70 km/jam ( di darat), 14 km/jam (di laut)
- Jarak tempuh: 340 km (tanah lapang), 370 km (darat), 90 km (laut)
- Gradient maksimum: 35 derajat
- Kemiringan maksimum: 32 derajat

@Berita HanKam

Pesawat Nirawak CR10 Karya Dislitbangad

Pesawat nirawak CR10.(Foto: Berita HanKam)

8 November 2012, Jakarta: Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) mengembangkan pesawat nirawak sayap tetap CR10.

CR10 digolongkan kelas jarak dekat dengan jangkauan terbang 25 km dan lama terbang 3-4 jam. Pesawat mempunyai bobot maksimal 35 kg, panjang keseluruhan 2,6 meter dengan bentang sayap 3,2 meter.

Pesawat digerakan oleh mesin 80 cc 2 tak yang mampu mencapai kecepatan maksimal 140 Km/jam dan kecepatan jelajah 120 km/jam.

CR10 mampu melakukan misi pengintaian taktis, pengintaian strategis, deteksi dan identifikasi musuh, akuisisi lokasi dan posisi target dengan akurasi tinggi serta perimeter patroli.

Kamera pengintai diletakkan di bagian bawah pesawat. (Foto: Berita HanKam)

Berbagai satuan TNI AD dapat mengoperasikan CR10 untuk misi-misi khusus. Satuan infanteri untuk misi pengintaian dan pemantauan serta pencarian target.

Satuan kavaleri dan artileri medan untuk misi pencarian target, pengintaian rute, melakukan analisa hasil penembakan serta mendukung latihan penembakan dalam mengecek keakurasian penembakan.

Satuan arhanud untuk melakukan pengecekan area penyebaran bagi satuan tembak arhanud. Satuan zeni dan perhubungan untuk pemetaan udara, pemantauan wilayah, pemantauan konvoi dan penyiaran komunikasi.

@Berita HanKam

Wednesday, November 7, 2012

Wapres Budiono Belanja Militer Indonesia Rendah

Tank AMX-13 didatangkan dari Perancis dalam dua tahap, Proyek Beta I tahun 1978 dan Beta II tahun 1983.  65 unit AMX-13 direncanakan diretrofit. (Foto: Berita HanKam)

7 November 2012, Jakarta: Wakil Presiden Boediono mengungkapkan belanja militer nasional sangat rendah yaitu 0,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga Indonesia masih tertinggal dibanding dengan negara lain di dunia.

"Indonesia masih belum masuk radar, walau beberapa tahun ini meningkat pesat untuk memenuhi kebutuhan minimal pertahanan kita," kata Wapres di Jakarta, Rabu. Hal tersebut disampaikan Wapres saat membuka "Indo Defence, Indo Aerospace and Indo Marine 2012 Expo and Forum" ke-5, tanggal 7-10 November 2012 di Jakarta Internasional Expo Kemayoran.

Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro serta sejumlah atase pertahanan dari berbagai negara.

Dikatakan Wapres, angka tersebut sangat kecil bila dibandingkan dengan belanja Amerika Serikat yang mencapai 4,7 persen dari PDB-nya atau bahkan Arab Saudi yang mencapai 10 persen dari PDB-nya.

Industri pertahanan adalah industri berprofil tinggi mengingat perputaran uang di sekitarnya sangat besar, katanya.

Wapres mengutip data belanja militer (military expenditure) 2011 berdasarkan riset "Stockholm International Peace Research Institute" yang sebesar 1.738 miliar dolar AS.

"Ini bahkan 2,5 kali PDB kita, bahkan 10 kali jumlah APBN. Ini jumlah yang sangat besar untuk produk-produk yang jumlahnya sebetulnya tidak banyak," kata Wapres.

Wapres juga mengutip statistik impor alat pertahanan Indonesia yang mencapai peringkat 15 dari negara-negara lain di dunia.

"Ini artinya kita masih punya banyak peluang untuk menempatkan produk-produk dalam negeri dan memaksimalkan industri pertahanan kita," katanya.

Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Indo Defence 2012 ini akan menjadi ajang untuk mempromosikan produk-produk pertahanan dalam negeri, selain menjalin hubungan dagang dengan jaringan industri pertahanan global.

Sesuai dengan tema yang diusung tahun ini, "Empowering Indonesia`s Industry for Defence Modernization, tahun 2012 adalah kebangkitan industri pertahanan nasional seiring dengan terbitnya UU Industri Pertahanan Nasional.

Rencana Modernisasi Alutsista TNI

Tahap pertama modernisasi Alutsista dengan anggaran Rp 150 triliun:

1. Pembelian 16 pesawat COIN EMB-314 Super Tucano dari Embraer, Brasil,
2. Pembelian 54 tank amphibi BMP-3F (17 unit telah dioperasikan Korps Marinir) dari Rusia,
3. Hibah dan upgrade 24 F-16 Block 25 dari Amerika Serikat,
4. Pembelian 5 helikopter serang Mi-35 dari Rusia,
5. Pembelian 12 helikopter angkut Mi-17 dari Rusia,
6. Pembelian 16 pesawat latih/serang ringan T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan,
7. Pembelian 6 pesawat tempur Su-30MK2 dari Rusia,
8. Pembelian 1 skuadron pesawat nirawak kandidat Searcher II dari Israel,
9. Pembelian 3 kapal selam kelas U-209 dengan sistem persenjataan kelas U-214 dari DSME Korea Selatan dan PT. PAL,
10. Pembelian 9 pesawat angkut CN-295 dari Airbus Military dan PT DI,
11. Pembelian 3 pesawat intai maritim CN-235MPA dari PT DI,
12. Pembelian helikopter anti-kapal selam kandidat Sea Sprite yang bekas tolakan Australia,
13. Retrofit 65 tank ringan AMX-13,
14. Pembelian 100 unit panser Anoa,
15. Up-grade beberapa unit pesawat angkut C-130 Hercules,
16. Pembelian Main Battle Tank Leopard,
17. Pembelian 4 korvet Sigma dari Belanda,
18. Pembelian 4 LPD Kelas Makassar dari Korea Selatan dan PT PAL,
19. Pembelian Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 kelas Clurit dari PT Palindo Marine,
20. Pembelian Kapal Trimaran dari PT Lundin,
21. Alih teknologi rudal C-705 dari China,
22. Pembelian rudal-rudal untuk pesawat tempur Sukhoi,
23. Pembelian rudal-rudal untuk pesawat tempur F-16,
24. Pembelian MLRS, dipilih ASTROS dari AVIBRAS, Brasil,
25. Pembelian 8 helikopter serang Apache dari Amerika Serikat.

Tahap kedua modernisasi Alutsista:
1. Pergantian pesawat tempur F-5 E/F kandidat Su-35BM dari Rusia, Rafale dari Perancis atau Griffin dari Swedia,
2. Proyek Perusak Kawal Rudal (PKR),
3. Rudal Permukaan-ke-Permukaan,
4. Pesawat peringatan dini,
5. Pesawat anti-kapal selam dengan kandidat CN-295 ASW.

Tahap ketiga modernisasi Alutsista:
1. Pergantian pesawat tempur F-16 dengan KFX/IFX,
2. Pergantian pesawat tempur Su-27/30 dengan kandidat Sukhoi PAKFA.

Sumber: ANTARA News/Majalah Wira
@Berita HanKam

Robot Kapal Tanpa Awak UGM Dilirik TNI AL

Robot kapal tanpa awak karya mahasiswa UGM berhasil meraih juara II dalam Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2012 yang diselanggarakan Universitas Diponegoro (UNDIP) di Pantai Kartini Jepara pada 30 Oktober lalu.(Foto: UGM)

6 November 2012, Yogyakarta: Diikuti lebih dari 40 perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya seperti Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Universitas Hasanuddin, UGM, dan Universitas Indonesia. Dalam kontes tersebut mempertandingkan dua kategori yaitu autonomous dan remote controle.

Robot yang diberi nama Safinah One ini berhasil menang dalam kategori Autonomous. Dikembangkan dari kolaborasi antara mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Jurusan Elektronika dan Instrumentasi FMIPA yaitu Tito Garry Surya (ELINS), Ardi Wiranata (T. Mesin), Malik Khidir (ELINS), Erwhin Irmawan (ELINS), Iqro Kurniawan (ELINS), Singgih Adhi Susila (T. Mesin), Ardi Wiranata (T. Mesin), M. Irfan Riyadi (T. Mesin), dan Febry Mulia Wardhana (T. Mesin).

Ketua tim robot, Malik Khidir menyebutkan robot Safinah One merupakan robot kapal tanpa awak yang dirancang untuk dapat digunakan memantau serta menjaga pertahanan dan keamanan wilayah perairan laut Indonesia. Robot ini dapat melaju hingga jangkauan 1 kilometer “ Idenya kami membuat robot yang bisa dipakai sebagai media untuk mengawasi wilayah laut Indoensia terutama wilayah perbatasan menggantikan prajurit yang berpatroli,” ungkapnya Senin (5/11) di Lembah UGM saat melakukan demo uji coba robot dihadapan para wartawan.

Robot Safina One dirakit dari berbagai komponen seperti single board computer (SBC), motor Brushless, elektronic speed control (ESC) dengan daya 2.200 kilovolt, mikrokontroler mbed, serta radiator. Juga lengkapi dengan dua buah kamera untuk melihat kondisi sekitar. “Untuk bahan bakar menggunakan3 buah baterai litium poliner dengan tegangan 12 volt,” jelasnya sembari menambahkan bahwa robot dapat dijalankan dengan dua menu yaitu dengan maupun tanpa remote controle.

Menurut penuturan Malik penggunaan SBC sebagai pemroses data dan citra menjadi keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki oleh tim lainnya. Dengan memakai SBC selain bersifat efisien karena tidak memakan tempat juga mengurangi berat beban dan tentunya lebih murah. “Kalau tim yang lain masih menggunakan laptop, jadi memakan tempat,” katanya.

Disebutkan Malik dalam kontes tersebut robot diharuskan melewati dua tahapan tes yakni tes lintasan speed dan maneuver. Dalam lintasan speed robot Safinah One merupakan satu-satunya robot yang berhasil sampai hingga garis finish. “ Speed tes dilakukan di laut yaitu di Pantai Kartini. Tantangannya cukup berat, selain cuaca yang tidak bersahabat, ombaknya juga besar dan anginya cukup kencang jadi sangat mempengaruhi kestabilan kapal. Tapi, alhamdulilah robot kita satu-satunya yang bisa mencapai finish dalam waktu 24 detik,” urainya.

Robot buatan mahasiswa UGM tersebut memiliki berat sekitar 11 kilogram. Dengan bobot yang cukup berat tersebut, menurut Malik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan robot kapal.

Ditambahkan Tito Garry , rangka robot Safina One terususn dari fiber yang memanfaatkan fiber sisa dari mobil Semar UGM. Sementara untuk komponen utama seperti SBC, motor dan ESC masih diimpor dari Amerika Serikat. “ Beberapa komponen memang harus didatangkan dari luar negeri karena belum diproduksi di Indonesia,” terangnya sembari menambahkan pembuatan robot menghabiskan biaya riset sebesar Rp. 10 juta.

Kini Tito dan kawan-kawan tengah menjajaki kerjasama dengan TNI AL untuk mengembangkan robot kapal tanpa awak yang dapat digunakan untuk mengawasi wilayah perairan Indonesia. Robot tersebut akan dimodifikasi dengan melakukan sejumlah penambahan komponen dan diharapkan dapat menjangkau seluruh wilayah pantai Indonesia. “Kedepan akan kita tambahkan teropong, radar, dan menggunakan bahan bakar yang harapannya bisa menjangkau hingga 30 kilometer,” ujar Tito.

Robot yang telah dimodifikasi tersebut rencananya akan dilombakan dalam kontes robot internasional yang akan digelar Juli 2013 mendatang di Virginia.

Sumber: UGM

Tuesday, November 6, 2012

TB Hasanudin Belum Mengetahui Rencana Pembelian Jet Latih T-50

T-50 Golden Eagle. (Foto: ROKAF)

5 November 2012, Jakarta: TNI AU berencana membeli 16 jet tempur T-50 sebagai pengganti pesawat Hawk MK-35. "Ini rencana lama," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Azman Yunus, Senin, 5 November 2012.

Jet tempur MK-35 yang beroperasi di Madiun, Jawa Timur, rencananya akan dipensiunkan. "Kami ganti karena sudah tua," kata Azman. Pesawat T-50 sendiri ditargetkan hadir di Indonesia pada 2014 mendatang.

Tapi, para anggota DPR mengaku belum mengetahui rencana penggantian jet tempur Hawk. "Saya belum pernah dengar, kami tidak pernah diberitahukan merek atau jenis pesawatnya," ujar Wakil Ketua Komisi Pertahanan, Tubagus Hasanudin. Politikus PDIP ini mengatakan hanya tahu soal rencana pembelian sejumlah suku cadang untuk jet tempur Hawk.

Sumber: TEMPO

Korsel Harapkan Menjalin Kerjasama Penelitian Pertahanan dengan Indonesia


5 November 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan RI) Sjafrie Sjamsoeddin menerima President of Korea Institute for Defense Analyses (KIDA) Lt. Gen (Ret) Bang Hyo Bok, Senin (5/11) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Kunjungan ini dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama antara kedua negara yang saat ini sudah terjalin baik dan semakin meningkat. Dalam kesempatan ini, President of KIDA menyampaikan harapannya untuk dapat menjalin kerjasama penelitian di bidang pertahanan antara institusi penelitian dari kedua negara.

President of KIDA, mengatakan saat ini hubungan kerjasama pertahanan antara Korea dan Indonesia semakin meningkat, untuk itu diperlukan suatu usaha untuk membuat hubungan tersebut dapat lebih efektif dan efisien. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan kerjasama antara institusi penelitian seperti institusi KIDA dengan institusi penelitian di Indonesia.

Menurutnya, kerjasama dapat dilakukan dengan melalui berbagai metode seperti penyelenggaraan seminar bersama yang membahas isu - isu yang memang menjadi pusat perhatian kedua negara, ataupun penyelenggaraan pelatihan bersama oleh para peneliti dari kedua negara untuk dapat berlajar dan berdiskusi bersama.

President of KIDA menjelaskan, KIDA merupakan sebuah institusi yang ditempati oleh hampir 450 pemegang gelar akademis Master dan Doctor khususnya peneliti bidang pertahanan, militer, strategis dan juga bidang pengadaan. “Kami kedepannya sangat berharap dan akan secara aktif menjalin hubungan dengan institusi penelitian di Indonesia, sehingga hubungan kerjasama antara kedua negara bisa ditingkatkan satu tingkat lagi”, ungkapnya.

Lebih lanjut President of KIDA, menyampaikan keyakinannya bahwa kedepan kerjasama kedua negara akan semakin meningkat. Terlepas dari hubungan kenegaraan antara kedua negara, secara pribadi Lt. Gen (Ret) Bang Hyo Bok menyampaikan bahwa dirinya memiliki perhatian yang sangat tinggi terhadap Indonesia, khususnya karena Indonesia memilki peran geopolitik yang sangat strategis baik di kawasan regional maupun Internasional dan juga karena potensi petumbuhan yang dimiiki Indonesia untuk dapat lebih maju kedepan. Menurutnya, jika kedua point tersebut diatas dapat saling melengkapi dengan positif, maka kedepan Indonesia akan menjadi negara yang besar, tidak hanya di kawasan Asia Tenggara namun juga di kawasan Asia dan juga panggung Internasional.

Menanggapi President of KIDA, Wamenhan RI menyampaikan bahwa memang perkembangan hubungan kerjasama Indonesia dan Korea khususnya di bidang kerjasama pertahanan saat ini dalam posisi yang paling tinggi. Hubungan antara kedua pemimpin negara sampai dengan Menhan dan sampai pada tingkat operasional serta hubungan antar perwira berjalan sangat baik, komunikasi personel dan komunikasi institusi dari kedua negara juga sangat intensif.

Menurut Wamenhan, dengan kunjungan President of KIDA ke Kemhan RI ini, maka tentunya juga akan menambah jumlah dari kualitas kerjasama antara kedua negara khususnya kerjasama di bidang pertahanan. “Semoga kunjungan bapak bisa bermanfaat bagi kedua negara dan kedua institusi”, ungkap Wamenhan. Terkait dengan kerjasama penelitian di bidang pertahanan, Wamenhan RI menyampaikan sangat menyambut baik keinginan dari President of KIDA tersebut.

Wamenhan merekomendasikan agar KIDA dapat menjalin kerjasama dengan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, untuk itu Kemhan akan menfasilitasi agar President of KIDA bersama delegasi dapat melakukan kunjungan ke Lemhannas. Wamenhan RI menjelaskan, Lemhannas merupakan institusi kajian di Indonesia yang terdiri dari berbagai pakar - pakar disiplin ilmu tidak hanya di bidang pertahanan tetapi juga pada skala nasional.

Disamping sebagai institusi kajian, Lemhannas juga merupakan institusi yang membekali dan mendidik para eksekutif baik itu dari pemerintah maupun juga para kalangan bisnis dan politisi serta LSM, untuk mendapatkan suatu persamaan formulasi berpikir pada skala nasional dalam menghadapi permasalahan - permasalahan lingkungan regional dan global. Turut mendampingi Wamenhan RI dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan (Kabadiklat Kemhan) Mayjen TNI Suwarno, S.I.P., M.Sc dan Staf Ahli Menhan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin.

Sumber: DMC

Tank Leopard dan Marder Dipamerkan di Indo Defense

5 November 2012, Jakarta: Sejumlah teknisi berada di atas Main Battle Tank (MBT) Leopard dan Medium Tank (IFV) Marder yang akan dipamerkan di Indo Defence 2012 di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta, Senin (5/11). Tank Leopard yang dibeli pemerintah Indonesia dari Jerman tersebut akan dipamerkan dalam Indo Defence Expo dan Forum 2012 pada tanggal 7-10 November 2012. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ama/12)

Seorang teknisi berada di atas Main Battle Tank (MBT) Leopard. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ama/12)

Sejumlah teknisi berada di atas Main Battle Tank (MBT) Leopard dan Medium Tank (IFV) Marder. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ama/12)

Sumber: ANTARA

Legislator Dukung Kerjasama Pertahanan Indonesia dan Inggris

6 November 2012, Jakarta: Wakil Ketua Komisi I DPR RI Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan respons positif terhadap kesepakatan kerja sama bidang pertahanan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris. Ia yakin kerja sama ini akan memperkuat sistem pertahanan Indonesia.

"Kerja sama ini perlu ditingkatkan dalam kerangka peningkatan kapasitas industri pertahanan di Indonesia. Dengan demikian, upaya kemandirian alutsista dalam negeri dapat segera terwujud," kata Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Sabtu (3/11).

Menurut Agus, selama ini Inggris merupakan salah satu negara yang punya keunggulan bidang pertahanan. Salah satunya, dalam hal pengembangan alutsista berikut industrinya. Adanya kerja sama ini dapat dimanfaatkan pemerintah untuk meminta kesediaan Inggris melakukan transfer teknologi pertahanannya.

"Inggris memilliki banyak produk milter yang berkualitas baik. Kita harus mendorong perusahaan-perusahaan Inggris untuk melalukan kerja sama dengan perusahaan di Indonesia," kata politisi Partai Golkar ini.

Seperti diketahui, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Inggris David Cameron meneken nota kesepahaman antarkedua negara. Kerja sama yang disepakati adalah di bidang pertahanan, pendidikan, dan ekonomi kreatif. Kerja sama di bidang pertahanan antara lain berupa peningkatan kapasitas bagi TNI dan kontrak penjualan alat pertahanan seperti peluru kendali, senapan sniper, kapal perang kecil multiguna, dan onderdil pesawat tempur.

Sumber: Jurnal Parlemen

Sunday, November 4, 2012

Selamat Datang Tank Leopard

(Foto: Berita HanKam)

4 November 2012, Jakarta: Indonesia resmi menerima kedatangan dua unit main battle tank Leopard asal Jerman. “Keduanya tiba di Jakarta siang ini,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Bambang Hartawan, ketika dihubungi oleh Tempo, Ahad, 4 November 2012.

Menurut Bambang, dua Leopard yang tiba melalui Pelabuhan Tanjung Priok ini adalah jenis Revolution atau yang disingkat Ri. “Didatangkan sebagai model untuk pameran Indodefense tanggal 8 November nanti,” kata dia.

Leopard Ri buatan pabrik Rheinmettal ini diproduksi khusus untuk Indonesia. “Hingga kini proses produksi masih berlangsung di sana,” kata Bambang. Untuk itu, tank berat ini akan dikirim secara bertahap sesuai dengan jumlah pesanan pemerintah Indonesia.

Harga Leopard Ri tersebut dibanderol US$ 1,7 juta per unit. Indonesia sendiri memesan 61 tank Leopard Ri dan 42 Leopard 2A4 seharga US$ 700 ribu per unit.

Sebelumnya, pembelian Leopard ini sempat menuai kecaman dari DPR. Tank berat ini dinilai tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia. Rencana pembelian Leopard ke Belanda pun gagal akibat penolakan parlemen setempat. Tim negosiasi pembelian alutsista ini kemudian mengalihkan pembelian ke Jerman sebagai produsen tank dengan bobot 63 ton ini.

Sumber: TEMPO

Kemhan Bangun Tiga Kantor Pertahanan Wilayah di Papua dan Kalimantan

3 November 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada 2013 akan membangun kantor pertahanan wilayah atau desk Pengendali Pusat Kantor Pertahanan (PPKP) di setiap provinsi di Indonesia.

Pembangunan kantor instansi vertikal tersebut diprioritaskan di tiga provinsi yang wilayahnya berbatasan langsung dengan negara tetangga, yakni Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.

"Tahun depan, kantor instansi di bawah koordinasi Kemhan tersebut akan diprioritaskan wilayah Papua, Kaltim, dan Kalbar. Tahun selanjutnya, desk PPKP ini akan diwujudkan secara bertahap di seluruh provinsi, juga nantinya desk PPKP Jateng di Semarang," kata Kepala Koordinator Daerah (Kakorda) PPKP Jateng, Arief Wahyu P, di Semarang, Jumat (2/11).

Menurut dia, dibangunnya gedung desk PPKP Jateng masih menunggu kepastian, karena sangat bergantung pada kebijakan Kemenhan. Tugas-tugas pokok kantor pertahanan wilayah atau desk PPKP merupakan kepanjangan tangan Kemhan dan terlibat dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) masing-masing daerah.

"Implementasi di daerah juga akan berperan dalam mendorong penguatan nilai-nilai wawasan kebangsaan, semangat bela negara, nasionalisme," ujar Arief.

Sumber: Koran Jakarta