Saturday, May 1, 2010

Personel TNI-AL Dipatok Tumbuh Nol Persen

Latihan Perembesan Oleh siswa Kodikmar. (Foto: Kobangdikal)

01 Mei 2010, Surabaya -- Jumlah personel TNI Angkatan Laut (AL) pada 2010 dipatok tumbuh sebesar nol persen (zero growth) agar tidak membebani keuangan negara untuk menggaji personel.

"Sebagaimana instruksi dari Mabes TNI-AL, tahun ini jumlah personel harus 'zero growth'. Jadi, kalau jumlah personel yang pensiun 1.000 orang, maka perekrutannya juga harus 1.000 atau mungkin di bawah jumlah itu," kata Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI Angkatan Laut (Kobangdikal) Laksama Muda TNI Sumartono di Surabaya, Sabtu.

Menurut dia, jumlah personel TNI-AL sekarang ini yang mencapai sekitar 72 ribu orang sudah ideal, jika dipandang dari sudut kemampuan anggaran negara. Namun, tidak demikian jika dilihat dari segi kebutuhan sesuai luasnya wilayah dan jumlah penduduk Indonesia.

Ia menyebutkan, tahun ini Kobangdikal telah merekrut 680 orang calon prajurit berpangkat tamtama, 150 orang calon bintara, 40 orang calon Korps Wanita TNI-AL (Kowal), 100 orang calor perwira dari jalur perekrutan Akademi Angkatan Laut (AAL), dan 60 orang calon perwira karier lulusan sarjana Strata-1 atau Diploma-III.

"Jumlah ini sudah seimbang dengan jumlah personel TNI-AL yang pensiun atau memasuki masa pensiun," kata jenderal bintang dua asal Kediri yang ditemui di Lapangan Tembak Puslatdiksarmil, Karangpilang, Surabaya, itu.

Ia menambahkan, tahun ini pula Kobangdikal telah memulangkan enam orang calon marinir karena masalah kesehatan saat mengikuti program pendidikan di Puslatdiksarmil.

"Memang kualitas pendidikan sekarang ditingkatkan, bagi mereka yang tidak maksimal mengikuti program pendidikan, akan kami kembalikan kepada masyarakat, seperti di Puslatdiksarmil ini enam orang dipulangkan karena sakit berkepanjangan di tengah mengikuti pendidikan," katanya.

Peningkatan kualitas pendidikan itu juga dilakukan dengan meningkatkan kemampuan instruktur pendidikan. "Peningkatan instruktur itu juga kami lakukan dengan mengirimkan mereka ke Unesa (Universitas Negeri Surabaya) untuk menambah wawasan sebagai tenaga pendidik," kata Sumartono.

Oleh sebab itu, meskipun dari segi kuantitas menurun, dia menjamin kualitas kemampuan personel TNI-AL dalam menguasai matra laut tahun ini lebih bagus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Personel TNI-AL yang ada sekarang ini sudah sesuai dengan kebutuhan dalam mengawaki alutsista (alat utama sistem persenjataan)," katanya.

ANTARA Jatim

Patroli Bersama Indonesia Australia

01 Mei 2010 -- Personil AL Indonesia dan AB Australia menyambut kedatangan HMAS Maryborough di Pelabuhan Kupang guna mengikuti patroli maritim bersama Indonesia-Australia. Patroli bersama berlangsung 16-27 April 2009. TNI AL mengirimkan dua korvet kelas Parchim KRI Wiratno dan Hasan Basri serta satu unit pesawat intai NC-212. Sedangkan RAN menurunkan kapal patroli kelas Amidale HMAS Maryborough dan satu unit pesawat intai AP-3C Orion milik RAF. (Foto: Australian DoD)

KRI Wiratno (Kiri) dan HMAS Maryborough (Kanan) meninggalkan Pelabuhan Kupang untuk memulai patroli bersama. (Foto: Australian DoD)

HMAS Maryborough sedang melakukan patroli bersama dengan KRI Wiratno (di depan). (Foto: Australian DoD)

KRI Wiratno (Kiri) dan HMAS Maryborough (Kanan) serta pesawat AP-3C Orion saat melakukan patroli bersama. (Foto: Australian DoD)

KRI Wiratno dan HMAS Maryborough saat berpatroli di perairan antara Indonesia dan Australia. (Foto: Australian DoD)


Korvet kelas Parchim KRI Hasan Basri dan kapal patroli kelas Armidale HMAS Maryborough melakukan patroli bersama. (Foto: Australian DoD)




Awak kapal HMAS Maryborough melakukan latihan boarding dengan KRI Wiratno. (Foto: Australian DoD)

@beritahankam

Friday, April 30, 2010

INS Shivalik Frigate Siluman Pertama Buatan India

Pembukaan selubung papan nama INS Shivalik oleh Menhan India. (Foto: PIB)

30 April 2010 -- Angkatan Laut India mengoperasikan frigate siluman pertama INS Shivalik (F-47) dari tiga kapal yang dibuat di galangan kapal dalam negeri Mazagon Docks Limited, Kamis (29/4).

Diberitakan INS Shivalik kapal perang siluman terpanjang di dunia di kelasnya.Negara lain yang mempunyai kemampuan membangun kapal perang siluman, diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Perancis, Swedia, Cina, Jepang dan Italia.

Frigate berbobot 6200 ton, panjang 142,5 meter dan lebar 16,9 meter, jarak jelajah 5000 nm pada kecepatan 18 knot dengan jumlah awak 257 orang termasuk 35 perwira.

Dua frigate kelas Shivalik (Projet-17) INS Satpura dan INS Sahyadiri direncanakan dioperasikan akhir tahun ini dan pertengahan tahun depan. Kapal perang siluman selanjutnya diharapkan dibangun dibawah Project-17A.

Sistem persenjataan dan sensor kapal perang mengintegrasikan buatan India, Rusia, Israel serta negara barat lainnya.

Sistem managemen tempur disebut CMS-17 dirancang dan dikembangkan AL India dan dibuat oleh Bharat Electronics (Ghaziabad).

Frigate Shivalik dilengkapi juga kemampuan perang NUBIKA (Nuklir Biologi Kimia). Total Atmospheric Control System (TACS) yang canggih memastikan udara yang masuk ke dalam kapal tersaring dari unsur radioaktif, kimiawi dan biologi. Sehingga melindungi awak kapal dan sistem kapal meskipun beroperasi di daerah yang terkontaminasi NUBIKA.

Kapal mampu menghasilkan air bersih, menyediakan makanan India, Kontinental dan Asia termasuk roti dan es krim.

Frigate dipersenjatai sistem rudal pertahanan udara Shtil, sistem rudal anti kapal permukaan Eight Klub VLS, jarak jangkau hampir 300 km, anti kapal selam peluncur roket RBU 6000 24 barrel, serta dua helikopter dilengkapi sonar dan torpedo serta Meriam OtoMelara 76 Super Rapid, jarak jangkau 15-20 km.

INS Shivalik saat diresmikan. (Foto: Ajai Shukla)


INS Shivalik saat dibangun. (Foto: Ajai Shukla)

RIA Novosti/@beritahankam

PT-Pindad Jual 32 Panser ke Malaysia

Sejumlah anak menaiki panser 6x6 saat acara open house PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Jumat , (30/4). Acara open house dalam rangka HUT Pindad yang ke 27 tersebut untuk memperkenalkan sejumlah produk senjata dan kendaraan khusus militer kepada masyarakat luas. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ss/pd/10)

30 April 2010, Bandung -- PT Pindad dalam waktu dekat akan menjual 32 unit peralatan tempur jenis panser kepada Malaysia. Bersama Departemen Pertahanan, perusahaan itu juga tengah menjajaki kerja sama dengan beberapa negara lain.

Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono, Jumat (30/4), mengatakan penjualan sebanyak 32 unit panser ke Malaysia tinggal menunggu kesepakatan akhir yang rencananya baru akan dilakukan Mei 2010 mendatang.

Sedangkan mengenai rencana kerja sama (penjualan) panser ke Vietnam dan Filipina, dilakukan karena kedua negara itu mengaku tertarik dengan panser produksi PT Pindad. "Untuk sementara ini masih dalam tahap penjajakan," jelasnya.

Ia menjelaskan, penjualan panser ke sejumlah negara merupakan bukti keseriusan PT Pindad untuk mendominasi pasar regional Asia Tenggara, sekaligus mendongkrak penjualan peralatan tempur jenis panser.

Menurut Adik, hingga saat ini panser pesanan Malaysia masih dalam proses uji coba dengan beberapa komponen, seperti mesin, sistem pendingin, dan transmisi, masih perlu disempurnakan

Panser pesanan Malaysia, katanya, perangkat mesinnya tidak lagi menggunakan buatan Renault, melainkan menggunakan mesin Mercedes-Benz. "Karena Renault kini menjadi pesaing PT Pindad dalam memasok kendaraan ke Malaysia, sehingga harus mengganti komponen mesin," ujarnya.

Namun demikian, PT Pindad belum memastikan apakah panser yang akan dijual ke Malaysia akan menggunakan mesin Benz. Adik mengemukakan ada dua pilihan mesin yang akan dipakai untuk panser tersebut, yaitu Mercedes-Benz atau Deutz yang hampir sama dengan mesin Renault berkapasitas 7.000 cc dan berkekuatan 320 tenaga kuda.

MI.com

Teknologi Militer Selalu Lebih Maju

KADISOPS Letkol Lek I Wayan Mahendra Data ST. sedang menyerahkan trofi kepada siswa lulusan terbaik Sesarlek Angkatan Ke-35, Serda Nyono, dilapangan apel Staff II Lanud Sulaiman Bandung, Kamis (29/04).

29 April 2010, Bandung -- Jadilah prajurit yang mengerti serta mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara proposional dan professional. Seorang prajurit juga harus memiliki disiplin yang tinggi, bertanggung jawab, loyal serta memiliki kebanggaan terhadap profesinya.

Hal ini disampaikan Komandan Lanud Sulaiman Kolonel Pnb Gutomo S.I.P dalam amanatnya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Operasi Lanud Sulaiman Letkol Lek I Wayan Mahendra Data S.T pada upacara penutupan pendidikan Sesarjurlek Angkatan Ke-35 dan pembukaan pendidikan Sejurhar Alnavud Angkatan Ke-21 dan Sejursarhar Radio Angkatan Ke-30 bertempat di Lapangan Apel Staff II Lanud Sulaiman Bandung, Kamis ( 29/04 ).

Ditegaskan Danlanud, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya bidang elektronika demikian luas dan kompleks serta terus berkembang menelusuri segala sektor kehidupan, tak terkecuali alat utama sistem senjata udara. "Satu hal yang jelas terjadi, bahwa teknologi militer akan selalu lebih maju dan unggul dibanding dengan yang digunakan kalangan sipil, maka jelaslah eksistensi maupun fungsi dalam kedinasan di bidang elektronika sangatlah diperlukan," ujarnya.

Pada acara tambahan, Kadisops menyerahkan trofi kepada siswa lulusan terbaik, Serda Nyono. Para lulusan dari Skadik 203 yang telah mengikuti pendidikan Sesarlek selama delapan bulan tersebut mengikuti pendidikan kejuruan lagi yaitu, pemeliharaan radio (harrad) dan alat navigasi udara (alnavud) . Pendidikan pemeliharaan radio ditempuh untuk kurun waktu enam bulan sedangkan alnavud diselesaikan dalam waktu tujuh bulan.

Pikiran Rakyat

Menhan Kunjungi Pulau Terluar Miangas

Pulau Marore salah satu pulau terluar di Sulut.

30 April 2010, Manado -- Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, mengunjungi pulau terluar Miangas, di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara (Sulut) 30 April 2010-1 Mei 2010, dalam rangka memantau kondisi keamanan di bagian utara Indonesia itu.

"Kunjungan Menhan itu sekaligus meresmikan prasasti Pertahanan Indonesia di bagian utara Indonesia, sebagai bentuk pengakuan kedaulatan bangsa Indonesia," kata Kepala Bagian Humas Pemprov Sulut, Christian Sumampouw, di Manado, Jumat.

Menhan yang didampingi Gubernur Sulut serta jajaran Muspida provinsi tersebut menumpangi KRI Iskandar Muda dengan nomor lambung 367, bertolak dari Pelabuhan Bitung.

Kunjungan pejabat negara itu sekaligus mempertegas kepada dunia internasional, termasuk negara tetangga Filipina, bahwa pulau terluar Miangas dan Marore adalah milik Indonesia.

Sementara itu, anggota DPRD Sulut dari daerah pemilihan Talaud dan Sangihe Ben Alotia mengharapkan adanya perhatian serius pemerintah terkait pembangunan dan keamanan di pulau-pupau terluar yang ada.

"Ada 11 pulau terluar di bagian utara Indonesia membutuhkan perhatian pemerintah, seperti konteks pelayanan pembangunan dan kesejahteraan rakyat serta keamanan," katanya.

Menurutnya, masih banyak warga di Pulau Miangas tertinggal pembangunan dan hidup dibawah garis kemiskinan, sehingga perlu diberikan perhatian serius.

ANTARA News

Pindad Dongkrak Penjualan Kendaraan Tempur Panser

Iring-iringan ANOA saat mengikuti Induction Training. Pelaksanaan Induction Training meliputi materi patroli dan escorting pada medan-medan sulit dan mengemudi pada malam hari. (Foto: Puspen TNI)

29 April 2010, Bandung -- PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) menggarap serius pasar regional Asia Tenggara untuk mendongkrak penjualan kendaraan tempur panser. Dirut Pindad Adik Avianto Soedarsono mengemukakan dalam waktu dekat ini penjualan 32 unit panser ke negara jiran Malaysia tinggal menunggu kesepakatan akhir yang akan dilakukan pada pertengahan Mei 2010. Selain Malaysia, Pindad dan Departemen Pertahanan menjajaki kerja sama perdagangan panser dengan Vietnam. Di saat yang bersamaan, pasar Filipina pun akan digarap

"Pada saat pameran di Malaysia baru-baru ini, Filipina menyatakan tertarik pula dengan produk panser kami," kata Adik, Jumat (30/4).

Saat ini, panser yang akan dijual ke Malaysia masih menjalani serangkaian ujicoba di lokasi pabrik Pindad, Kiaracondong Bandung. Beberapa komponen juga masih disempurnakan antara lain mesin, sistem pendingin, dan transmisi.

Dia menuturkan khusus untuk penjualan Panser ke Malaysia, perangkat mesin tidak lagi menggunakan mesin pabrikan Renault. Akan tetapi, menggunakan mesin Mercedes-Benz. "Karena Renault ternyata menjadi pesaing kami untuk memasok kendaraan ke Malaysia sehingga kami harus mengganti komponen mesin," kata Adik.

Namun demikian, Pindad belum memastikan, apakah unit panser yang akan dijual ke Malaysia akan menggunakan mesin Benz. Adik mengemukakan ada dua pilihan mesin yang akan dipakai untuk panser tersebut yaitu Benz atau Deutz yang hampir sama dengan mesin Renault berkapasitas 7.000 cc dan berkekuatan 320 tenaga kuda.

Selain menjajal dan menyempurnakan produk, Pindad dan Malaysia juga masih membenahi berbagai persyaratan administrasi supaya transaksi penjualan yang dilakukan benar-benar menerapkan prinsip good and clean government. Jika semua uji coba dan persyaratan rampung dalam waktu dekat ini, maka kesepakatan penjualan 32 unit panser akan dilakukan Mei 2010.

Selanjutnya, pengiriman pertama panser ke Malaysia bisa dilakukan pada November 2010 dan sisanya pada akhir tahun. Adik mengatakan pihaknya juga akan mengusulkan penyelesaian sisa 61 unit panser dari total 154 unit, jika penjualan panser ke Malaysia benar-benar terwujud.

Dia menuturkan harga jual panser ke Malaysia akan lebih mahal 30% dibandingkan dengan harga panser yang dipesan Dephan seharga Rp7 miliar. "Memang ada beberapa hal yang membuat harga jual ke Malaysia lebih mahal," katanya.

Juga dijelaskannya, harga jual panser pada tahun ini akan dinaikkan 10 persen sampai 15 persen, sebagai penyesuaian dengan perkembangan ekonomi makro. Untuk itu, Adik meminta agar pemerintah mau mengucurkan dana tambahan untuk pembayaran unit sisa panser.

"Memang kontraknya dengan pemerintah berlangsung pada 2007, tetapi harga tahun 2007 mungkin berbeda dengan harga sekarang," katanya.

Lonjakan harga baja belakangan ini, juga berpengaruh pada harga jual produk Pindad secara keseluruhan. Akan tetapi, kata Adik, kenaikan harga produk tersebut tidak terlalu signifikan.

Pikiran Rakyat

35 Perwira TNI Ikuti Pelatihan Misi Perdamaian PBB


29 April 2010, Jakarta -- Makin seringnya frekwensi penugasan personel TNI dalam misi-misi Perdamaian PBB dewasa ini menuntut Mabes TNI, dalam hal ini Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) untuk mempersiapkan personel yang akan diberangkatkan agar memiliki kemampuan sesuai standar yang ditetapkan oleh PBB.

Salah satu langkah yang dilakukan oleh Mabes TNI yaitu dengan mengadakan kerjasama dengan salah satu Lembaga Pemerintah Amerika Serikat Non Kementerian yaitu Global Peace Operations Initiative (GPOI) yang difasilitasi oleh Kedubes AS di Jakarta berupa kegiatan kursus pelatih/instruktur yang dilaksanakan selama dua minggu dari tanggal 19 April s.d. 30 April 2010 bertempat di Lantai III Gedung PMPP TNI, Cilangkap Jakarta Timur bagi para Perwira TNI agar memiliki kualifikasi kepelatihan sebagaimana yang telah ditentukan.

Kegiatan yang bertajuk ”Train The Trainers Course” ini melibatkan 35 Perwira TNI dari Mabes TNI, TNI AD, TNI AL dan TNI AU bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Perwira TNI agar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun dan merancang materi latihan, baik bagi personel perorangan maupun kontingen pasukan TNI yang akan bertugas dalam misi Perdamaian PBB di berbagai situasi dalam negara yang sedang mengalami konflik.

Materi kursus kepelatihan tersebut terdiri dari dua macam yaitu CPTM (Core Pre-Deployment Training Materials) dan STM (Specialised Training Materials) dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, simulasi dan praktek mengajar. Seluruh instruktur dalam kegiatan ini berasal dari GPOI sejumlah enam orang, yaitu Leutenant Colonel Marble dan Sergeant Major Cornell yang merupakan anggota US Army serta Mr. Mande, Mr. Lidstone, Mr. Mwaniki dan Mr. Rosdahl yang merupakan personel sipil.

Dengan meningkatnya peranserta TNI sebagai salah satu dari 20 kontributor terbesar (top twenty) pasukan pemeliharaan perdamaian PBB, kesempatan mengikuti kursus tersebut tentunya akan sangat bermanfaat. TNI sendiri telah beberapa kali mengirimkan personelnya untuk mengikuti kegiatan kepelatihan sejenis yang diselenggarakan oleh berbagai institusi di berbagai negara seperti di Thailand, Mongolia, Bangladesh dan di Indonesia sendiri. Bahkan kegiatan serupa yang pernah dilaksanakan di Indonesia yaitu Garuda Shield mendapatkan pujian dari USPACOM (US Pacific Command) sehingga menempatkan Indonesia menjadi salah satu proyek percontohan yang sukses bagi negara-negara regional terkait penyiapan pasukan pemeliharaan perdamaian PBB. Ini pula alasan mengapa Office of Defense Cooperation US Embassy mengundang GPOI untuk menyelenggarakan kursus kepelatihan sebagaimana diuraikan di atas.

Mayor (Mar) Felix yang mengikuti kursus ini menyatakan bahwa kegiatan tersebut makin membulatkan pemahamannya akan tugas-tugas dalam misi pemeliharaan perdamaian dunia. Perwira Menengah yang pernah mengemban misi PBB di Lebanon tahun 2007-2008 ini menambahkan bahwa kesempatan untuk sharing pengetahuan dengan para instruktur dirasakan akan sangat besar manfaatnya bagi seluruh perwira TNI yang mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini karena sebagian ilmu dan wawasan yang didapat merupakan hal yang baru sehingga diyakini dapat melengkapi materi-materi latihan yang akan ditularkan kepada personel TNI lainnya, terutama dalam rangka penyiapan untuk bertugas dalam misi perdamaian PBB.

Puspen TNI

Dansektor Timur Tinjau Area Operasi Indobatt

29 April 2010, Adshit Al-Qusayr -- Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigjen (SPA) Juan Gomez de Salazar Minguez melakukan kunjungan kerja ke Satgas Yon Mekanis Konga XXIII-D/Unifil (Indobatt). Kunjungan ini dalam rangka meninjau seluruh area operasi Indobatt.

Kedatangan Dansektor Timur UNIFIL Brigjen (SPA) Juan Gomez de Salazar Minguez dan Wadan Sektor Timur UNIFIL Kolonel Inf Surawahadi disambut oleh jajaran kehormatan dan barisan perwira Indobatt. (Foto: Puspen TNI)

Dansektor Timur UNIFIL Brigjen (SPA) Juan Gomez de Salazar Minguez dan Wadan Sektor Timur UNIFIL Kolonel Inf Surawahadi diterima langsung oleh Dansatgas Konga XXIII-D/Unifil Letkol Inf Andi Perdana Kahar di Markas Batalyon Indobatt Adshit Al-Qusayr UN Posn 7-1. (Foto: Puspen TNI)




Aksi para personel TNI Konga XXIII-D/Unifil saat menyambut kedatangan Dansektor Timur UNIFIL Brigjen (SPA) Juan Gomez de Salazar Minguez. (Foto: Puspen TNI)



Dansektor Timur UNIFIL Brigjen (SPA) Juan Gomez de Salazar Minguez melakukan peninjauan ke area operasi Indobatt. Area operasi yang ditinjau oleh Dansektor Timur UNIFIL Brigjen (SPA) Juan Gomez de Salazar Minguez adalah di Kompi C, Kompi B dan Kompi A. Saat melakukan peninjauan, masing-masing Komandan Kompi memberikan paparan singkat. (Foto: Puspen TNI)

detikFoto

Tono Suratman Jabat Asisten Operasi Panglima TNI

Djoko Santoso menerima pelaporan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI dari Mayjen TNI Supiadin Yusuf A.S kepada Mayjen TNI Soehartono Suratman. (Foto: Puspen TNI)

30 April 2010, Jakarta -- Mayjen TNI Tono Suratman resmi menjabat sebagai Asisten Operasi Panglima TNI, menggantikan Mayjen TNI Supaidin AS yang memasuki masa pensiun.

Tono Suratman melaporkan jabatan barunya bersama pejabat lama kepada Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Mabes TNI Cilangkap Jumat.

Pengangkatan sebagai Asisten Operasi Panglima TNI itu berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/187/III/2010 tentang Pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI tanggal 25 Maret 2010.

Mayjen TNI Tono Suratman sebelumnya menjabat sebagai Pangdam VI/ Tanjung Pura, sedangkan Mayjen TNI Supiadin Yusuf A.S selanjutnya menjadi Pati Mabes TNI AD dalam rangka pensiun.

Mayjen TNI Tono merupakan lulusan Akabri Darat tahun 1975 dan memulai karier militernya sebagai Danton 2/113/Grup-1 Kopassus. Pria Kelahiran Makasar, 16 September itu, telah melaksanakan berbagai penugasan, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Penugasan operasi dalam negeri yang pernah dilakukan antara lain operasi Seroja (1978,1983, dan 1986), operasi Irian Jaya (1982) dan operasi Tim Tim (1988 dan 1996).

Sedangkan pengalaman penugasan keluar negeri meliputi tugas-tugas kemiliteran dan non militer ke 21 negara antara lain Belanda, Perancis, Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jerman dan Korea Selatan.

Tono juga pernah menjadi atlit anggar yang pernah memperkuat Tim Nasional dalam berbagai kejuaraan anggar seperti Kejuaraan Anggar Antar Angkatan Bersenjata di Belanda tahun 1992 dan Atlit Kejuaraan Dunia Anggar di Bulgaria tahun 1986.

ANTARA News

Dua Tentara AS Kunjungi Pontianak

Komandan Pangkalan TNI AL, Kolonel Laut (P) Parno (kiri), berbincang dengan Atase Laut Kedutaan Besar Amerika, Kapten Kevin Wilson, saat kunjungan persahabatan ke Pontianak, Kalbar, Kamis (29/4). Kunjungan persahabatan tersebut, bertujuan untuk menjalin kerjasama dalam pengamanan laut dan udara. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/nz/10)

29 April 2010, Pontianak -- Dua tentara Amerika Serikat, Atase Laut (ATAL) AS Capt Kevin Wilson dan Atase Udara (ATUD) AS Col Christopher Stockton mengunjungi Pangkalan TNI AL Pontianak, Kamis (29/4) pagi.

Komandan Pangkalan TNI AL Pontianak, Kolonel Laut (P) Parno mengungkapkan, kunjungan perwira tentara negeri Paman Sam itu dalam rangka melihat-lihat pelabuhan militer ataupun sipil Pontianak, apakah nantinya bisa untuk berlabuh kapal-kapal perang AS.

"Kunjungan ini hanya kunjungan kehormatan dan sekaligus melihat-lihat pelabuhan yang ada di Pontianak. Karena sekarang kapal mereka hanya bisa ke Jakarta dan Surabaya saja," ujar Parno di kantornya, tadi pagi.

Ia menuturkan, kedua tentara AS tersebut tiba di Pontianak, Rabu (28/4) sekitar pukul 12.00 WIB. "Kemarin mereka tiba di Pontianak dan langsung ke hotel, dan ini kunjungannya pertama di Pontianak serta langsung di Lanal Pontianak," ujar Danlanal.

Usai mengunjungi Lanal, Kevin dan Christopher mengunjungi kantor Administratuur Pelabuhan (Adpel) dan Pelindo. "Tujuannya tidak lain, ingin meningkatkan hubungan kedua negara, dan punya kepentingan untuk di perairan pasifik," katanya.

Tribun Pontianak

Dandim 0907/Tarakan: Prioritaskan Putra Daerah untuk Jaga Perbatasan


29 April 2010, Tarakan -- Dalam pertemuan dengan tokoh adat Kalimantan, Komandan Kodim (Dandim) 0907 Tarakan Letkol Inf Adrianus Suryo Agung Nugroho mempersilakan agar warga Kalimantan yang memiliki anak atau saudara laki-laki untuk mendaftarkan diri menjadi prajurit TNI AD.

"Silakan mendaftar menjadi prajurit TNI AD, sebab kami akan lebih memprioritaskan putra daerah yang nantinya diperuntukkan menjaga wilayah perbatasan," ucapnya, usai melakukan tatap muka dengan tokoh adat Kalimantan, Kamis (29/4/2010).

Adrianus mengajak putra daerah untuk menjadi prajurit TNI, karena pihaknya melihat selama ini sangat sedikit sekali jumlah prajurit TNI AD. "Minimnya putra daerah yang menjadi prajurit TNI AD, kemungkinan karena minimnya sosialisasi. Untuk itulah di acara tatap muka ini saya memberitahukan agar nantinya dapat disampikan kepada putra daerah yang ingin menjadi prajurit," ungkapnya.

Tribun Kaltim

Membangun Pulau Terluar

Dirjen Strahan Kementerian Pertahanan, Mayjen TNI Syarifudin (tengah) didampingi Sekretaris Dirjen Strahan Marsma TNI Simamora (kiri) serta Dir.Wilayah Pertahanan, Laksma TNI Susetyo (kanan) memaparkan masalah perbatasan Indonesia, di Jakarta, Senin (26/4). Kemhan mengajak seluruh pemimpin daerah serta masyarakat bersama TNI yang tinggal di daerah perbatasan serta pulau terluar Indonesia agar menjaga stabilitas keamanan di wilayah tersebut. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/mes/10)

30 April 2010 -- Pemerintah Indonesia menghadapi kendala dalam membangun sektor pertahanan di pulau-pulau yang berjumlah belasan ribu. Pembangunan tak merata dan keterbatasan modal membuat pembangunan pulau terluar membutuhkan waktu lama.

Direktur Wilayah Pertahanan Strahan, Kementerian Pertahanan, Laksma TH Susetyo mengatakan di Jakarta, Senin (26/4), jika Indonesia kaya, bisa dibangun 5 pulau setiap tahun. Saat ini, pulau-pulau di Tanah Air tercatat 17.504 pulau. Jumlah itu bervariasi di setiap departemen.

Pembangunan pulau kecil seperti Pulau Nipah saja, membutuhkan waktu setidaknya empat tahun. Berarti, membangun seribu pulau membutuhkan waktu yang lama sekali. Pembangunan yang memerlukan pergantian banyak generasi bangsa Indonesia.

Untuk itu, pembangunan pulau-pulau, tidak bisa dibebankan hanya pada kementerian pertahanan. Seluruh elemen masyarakat, terutama pemerintah daerah, harus bahu-membahu membangun pulau. Pembangunan yang akan menjadi penguat keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya bagi pulau-pulau terluar.

Tak dapat disangkal, pembangunan wilayah perbatasan dengan pulau-pulau kecil terluar, masih berjalan secara sektoral. Hasilnya pun belum dapat dilihat, dinikmati, dan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Implementasi pembangunan, sampai saat ini, belum menunjukkan hasil sesuai harapan masyarakat. Memang, arah kebijakan pengelolaan wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar telah berubah, dari kebijakan pembangunan yang cenderung berorientasi ke dalam, menjadi pembangunan berorientasi keluar.

Paradigma kebijakan tersebut diarahkan pada pengembangan wilayah perbatasan sebagai beranda negara, yang berfungsi sebagai pintu gerbang semua aktivitas, terutama ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga. Walaupun begitu, daerah-daerah perbatasan masih tetap rentan terhadap berbagai masalah.

Berdasarkan kenyataan, wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar, sebagian besar terisolasi dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya rendah. Berarti, pembangunan daerah perbatasan memerlukan simpul yang mampu secara efektif mengintegrasikan kebijakan dan implementasi di lapangan.

Dengan begitu, pengelolaan wilayah perbatasan dan pulau terluar dapat berjalan sinergis, fokus, dan sistematis. Untuk itu, pembangunan daerah terluar harus dilakukan secara lintas departemen. Begitu pula, pembangunan harus terkoordinasi dengan rapi dan baik dan menjadi prioritas.

Keberhasilan pembangunan pulau-pulau terluar bakal memberikan dampak besar, bukan hanya di bidang keamanan wilayah, melainkan juga di bidang politik, ekonomi dan sosial. TNI Angkatan Laut yang bermarkas di Nunukan, Kalimantan Timur, misalnya, Jumat (23/4), berhasil menangkap 4 kapal ikan berbendera Filipina yang memasuki perairan Indonesia secara ilegal.

Khusus dalam mengamankan kekayaan laut Indonesia, penempatan aparat keamanan bisa membantu mengurangi pencurian ikan. Walaupun pemberantasan pencurian ikan terus berlanjut, kehadiran kapal asing ilegal masih terus terjadi. Setiap tahun, Indonesia menderita kerugian sekitar 2 miliar dolar AS atau hampir Rp 19 triliun akibat pencurian ikan dan kegiatan penangkapan ikan ilegal.

Tribun Timur

Simulator Wing-4 Mudahkan Evakuasi Awak Helikopter

Danlanud Atang Sendjaja, Marsma TNI Sunaryo bersama Danskatek lama dan baru melakukan ”salam komando” selepas upacara sertijab Danskatek 024 di apron Skatek 024 Lanud Ats Semplak Bogor, Rabu. (Foto: Teguh Handoko/Ir)

29 April 2010, Bogor -- Komandan Pangkalan TNI-AU Atang Sendjaja Marsekal Pertama TNI Sunaryo meminta Komandan Wing-4 yang baru dapat segera menyelesaikan pembangunan simulator guna memudahkan pengawasan dan evaluasi kemampuan awak helikopter.

"Saya mengharapkan kepada Danwing-4 yang baru untuk lebih intensif berkoordinasi dengan instansi terkait guna menuntaskan pembangunan simulator yang sampai saat ini belum selesai.

Jika telah selesai dengan didukung peralatan yang memadai maka frekuensi latihan untuk para awak pesawat di jajaran Wing-4 setidaknya kembali meningkat dan dapat dilaksanakan di dalam negeri, sehingga lebih memudahkan pengawasan dan pengevaluasian kemampuan awak helikopter," katanya di Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Pernyataan itu disampaikan Sunaryo saat memimpin serah terima jabatan Komandan Wing (Danwing) 4 Pangkalan TNI-AU Atang Sendjaja (Lanud ATS) di Semplak, Bogor, dari pejabat lama Kolonel Penerbang (Pnb) Irwan Is Dunggio kepada pejabat baru Kolonel (Pnb) Suparmono.

Ia mengatakan, dalam bidang operasi dan latihan, Wing-4 harus cermat merencanakan kegiatan yang disesuaikan dengan kesiapan pesawat di Skadron Udara mengingat kesiapan pesawat yang relatif rendah, namun keperluan operasi maupun latihan sangat banyak.

Karena itu, kata dia, dibutuhkan inovasi dan perencanaan yang matang dari Danwing-4 beserta jajaran.

Sunaryo juga menekankan dalam kegiatan standarisasi dan evaluasi, jajaran Wing 4 harus dapat melaksanakan secara teliti dan cermat sekaligus mengevaluasi dan mengkaji secara tepat dan akurat operasi penerbangan agar berada dalam kondisi aman, sehingga tidak terjadi insiden, terutama untuk setahun ke depan dan tahun berikutnya seperti harapan pimpinan TNI AU.

Menurut dia, Wing-4 mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pembinaan teknis dalam rangka kesiapan operasi awak pesawat Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8.

Di samping tugas tersebut, Wing-4 juga mempunyai fungsi antara lain sebagai penyelenggara pembinaan teknis dalam penyiapan Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8 yang berada dalam jajarannya, serta melaksanakan pembinaan agar dapat mempertahankan dan mempertinggi kemampuan operasional, merencanakan dan melaksanakan latihan agar setiap saat mampu mendukung pelaksanaan operasi.

Selain itu, melaksanakan operasi-operasi udara, mengumpulkan dan merekam data guna penyempurnaan taktik dan tekhnik operasi dan latihan, dan sekarang ini Danwing-4 juga ditunjuk sebagai Kepala Unit SAR (Search and Rescue) Nasional.

Ia juga mengatakan bahwa visi Wing-4 adalah membentuk awak pesawat di jajaran itu menjadi insan udara berjiwa ksatria, profesional dan memiliki integritas moral tinggi.

Sedangkan misinya menjadikan awak pesawat di jajaran Wing-4 terlatih, terdidik dan tertata dengan baik, serta memiliki integritas tinggi terhadap pribadi, tugas dan moral.

Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud ATS Mayor (Sus) Adam menjelaskan bahwa Suparmono, alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) 1998 dan Sekolah Penerbang (Sekbang) angkatan 40 tersebut selama 46 hari yakni mulai 14 Maret 2010 sampai 29 April 2010 menjabat sebagai Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud ATS.

Sedangkan Irwan Is Dunggio, alumnus AAU 1987 dan Sekbang angkatan 38 selanjutnya akan menjabat sebagai Danlanud Suryadarma Kabupaten
Subang, Jawa Barat.

ANTARA Jawa Barat

Iran Tembakan Roket di Latihan Great Prophet V




Kerja Sama TNI AU dan AU Singapura Diperluas

Wakil Kepala Staf TNI-AU, Marsekal Madya TNI Sukirno (kiri) dan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Singapura, Brigadir Jenderal Hoo C Mou (kanan), berjabat tangan setelah melakukan Pertemuan Tahunan Ke-30 kedua angkatan udara, di Kawasan Kuta, Bali, Kamis (29/4). Kedua angkatan udara negara serumpun sepakat untuk meningkatkan kerja sama militer dalam berbagai aspek. (Foto ANTARA/marboen/ed/nz/10)

29 April 2010, Kuta -- Kerja sama dalam berbagai aspek antara TNI-AU dan Angkatan Udara Singapura akan diperluas sejalan dengan peringatan tahun ke-30 kerja sama antarkedua matra militer kedua negara ASEAN itu.

"Selama ini memang kerja sama itu dinilai baik, menguntungkan, dan mampu menjadi jembatan atas segala potensi masalah yang bisa terjadi di antara kedua angkatan udara," kata Wakil Kepala Staf TNI-AU, Marsekal Madya TNI Sukirno, kepada ANTARA di Kuta, Bali, Kamis.

Bali menjadi tuan rumah pertemuan tahunan ke-30 di antara kedua angkatan udara. Markas Besar TNI-AU menugaskan Sukirno untuk memimpin delegasi TNI-AU dalam pembahasan pengembangan kerja sama kedua angkatan udara negara serumpun itu.

Selain Sukirno, delegasi TNI-AU itu adalah Asisten Operasi KSAU Marsekal Muda TNI Pandji Utama, Asisten Pengamanan KSAU Marsekal Pertama TNI Gunpanadi Waluyo, Kepala Dinas Pendidikan TNI-AU Marsekal Pertama TNI Sukarto, dan sejumlah lain perwira menengah.

Delegasi Singapura dipimpin Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Singapura Brigadir Jenderal Hoo C Mou, didampingi delapan perwira menengah, termasuk Atase Pertahanan Kedutaan Besar Singapura di Jakarta, Kolonel JP Andrew.

Sukirno menyatakan, "Ke depan, masalah yang menjadi perhatian bersama adalah peningkatan kapasitas SDM yang dimiliki. Ada banyak pelatihan bersama yang bisa diprogramkan dan dilaksanakan."

Hal serupa juga dinyatakan Hoo, yang menganggap pertemuan rutin tahunan ini semakin penting dari tahun ke tahun.

"Kami melihat pertemuan ini bukan sekadar pertemuan rutin belaka. Ada banyak kemajuan penting yang terlahir dalam kerangka kerja sama bilateral kedua angkatan udara negara kita ini dari pertemuan ini," katanya.

Indonesia di mata Singapura, katanya, berposisi sangat penting, tidak saja secara geografis namun lebih dari itu. "Kita terbukti menjadi saudara yang saling membantu dalam suka dan duka. Baik TNI-AU ataupun RSAF mampu menjadi duta bangsa masing-masing yang baik dalam hal itu," katanya.

Singapura di dalam struktur pertahanan regional ASEAN memiliki posisi yang kuat dari sisi sistem kesenjataan dan efisiensi penggelaran kekuatan militer negara pulau itu.

F-15SG "Eagle" saat tiba di Singapura awal bulan ini. (Foto: Mindef)

Negara yang menyandarkan diri dari perdagangan internasional dan jasa ini merupakan satu-satunya negara ASEAN yang "menitipkan" dua skuadron udara tempurnya di Amerika Serikat dan Australia. Di luar Jepang dan Korea Selatan, cuma Singapura yang diizinkan Amerika Serikat memiliki F-15SG "Eagle" dan helikopter serang AH-64D.

Negara itu juga memiliki F-16C/D Block 60, pesawat tempur penyergap F-5S/T, pesawat intai maritim dan intai jarak jauh E-2C "Hawkeye", G550 AEW&C, F50 ME2, dan pengintai RF-5S.

Untuk memenuhi keperluan pendidikan para penerbang militernya, Singapura memakai pesawat latih S211, PC-21, TA-4SU, EC120. Di sisi transportasi militer, negara itu juga memiliki sederet pesawat transport militer berat dan tanker udara Herkules KC-130, C-130H, F50 UTL, KC-135R, selain helikopter CH-47SD "Super Stallion", dan SA-332 "Super Puma".

Indonesia yang pernah memiliki arsenal dan daftar pesawat militer yang menggetarkan dunia pada dasawarsa '50-an dan '60-an, harus berbesar hati dengan kekuatan TNI-AU saat ini. Banyak perwira militer Indonesia, politisi, masyarakat umum, dan pengamat militer yang menilai kekuatan udara Indonesia masih sangat jauh dari cukup untuk mengawal 5,5 juta kilometer persegi wilayah udara nasional.

Andalan utama kekuatan udara nasional masih berkutat di Skuadron Udara 3, Skuadron Udara 11, Skuadron Udara 14, dan Skuadron Udara 15. Seluruh skuadron udara itu berisikan pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30MKI, F-16 "Fighting Falcon", BAe Hawk 109/209, dan F-5E "Tiger II".

Akan tetapi, Indonesia tercatat menjadi negara pertama di luar Amerika Serikat yang boleh membeli Herkules H-130A pada peralihan dasawarsa '50-an dan '60-an. Hal itu menandai kemesraan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat di sela dominasi Uni Soviet pada saat itu.

Untuk pengintaian udara, Boeing RC-737 dengan teknologi awal dasawarsa '80-an masih menjadi andalan di Skuadron Udara 5 berkedudukan di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Hasanuddin, Makassar.

Antara Bali

Thursday, April 29, 2010

Latihan Serangan Pemukiman Yonif 500/Raider



29 April 2009, Gresik -- Sejumlah anggota pasukan khusus Yonif 500/Raider melakukan latihan taktik tempur serangan pemukiman, di wilayah Driyorejo Gresik, Jatim, Kamis (29/4) dini hari. Latihan yang diikuti 219 personel tersebut, untuk mengasah kemampuan tempur jarak dekat saat posisi musuh di pemukiman atau perkotaan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/hp/10)

Seorang anggota pasukan khusus Yonif 500/Raider berhasil melaumpuhkan musuh, saat latihan taktik tempur serangan pemukiman, di wilayah Driyorejo Gresik, Jatim, Kamis (29/4) dini hari. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/hp/10)

Ranpur Anoa Kawal Mabes Unifil

Ranpur ANOA ini akan memperlengkapi Kompi Mekanis E mengawal Markas Besar UNIFIL di Naqoura Libanon Selatan. (Foto: Puspen TNI)

28 April 2010, Lebanon -- Kehadiran ANOA, kendaraan tempur jenis APC (Armoured Personal Carrier) produksi Indonesia merupakan kebanggaan tersendiri bagi para prajurit TNI yang tengah mengemban misi perdamaian di Lebanon Selatan, yang tergabung dalam Satgas Yonif Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL (Indonesian Battalion). Kendaraan tempur jenis angkut personel ini nantinya akan memperlengkapi Kompi Mekanis E yang saat ini mengemban tugas dan dipercaya sebagai Kompi Force Protection (Kompi Pengawal) Markas Besar (Mabes) UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) di Naqoura Lebanon Selatan.

Menurut Dansatgas Konga XXIII-D, Letkol Inf Andi Perdana Kahar, Kompi Mekanis E dipilih sebagai Kompi pengguna kendaraan tempur buatan PT. Pindad (Persero), mengingat beberapa keunggulan Ranpur ANOA sangat sesuai dengan bidang tugas yang sedang diemban Kompi Mekanis E, baik itu untuk kegiatan patroli maupun untuk kegiatan pengawalan.

Ranpur ANOA mampu melaju hingga kecepatan 90 Km/jam dan hanya membutuhkan waktu 8 detik untuk berakselerasi dari kecepatan 0 hingga 60 Km/jam. Keunggulan ini sangat sesuai untuk melaksanakan pengawalan para petinggi yang berada di Markas Besar UNIFIL. Dari segi keselamatan, Ranpur ANOA dilapisi dengan baja khusus yang sudah memenuhi standar Nato pada level III. Dengan sistem penggerak 6 roda simetris, ANOA mampu bergerak lincah di berbagai medan hingga kemiringan 31 derajat.

Sementara itu, Pasiops Kompi Mekanis E, Kapten Chb Faisal Hutagalung menyampaikan bahwa sebagai pembekalan tentang kondisi medan dan pelaksanaan tugas, para pengemudi ANOA saat ini sedang melaksanakan Induction Training. Pelaksanaan Induction Training meliputi materi patroli dan escorting pada medan – medan sulit dan mengemudi pada malam hari. Kegiatan ini penting dilaksanakan mengingat kondisi medan di Lebanon Selatan sarat dengan jalan yang sempit dan berkelok-kelok dengan faktor kerawanan tinggi berupa tebing dan jurang yang dalam pada sisi jalan. Pembekalan ini juga sebagai sosialisasi aturan mengemudi, sebab pemerintah Lebanon menerapkan aturan berkendaraan pada sisi sebelah kanan jalan.

Kehadiran APC karya anak Bangsa ini, telah mempertebal rasa percaya diri Prajurit Indonesia dalam melaksanakan tugas di tengah – tengah pergaulan militer Internasional seperti yang tengah berlangsung di Lebanon saat ini.

Dengan sistem penggerak 6 roda simetris, ANOA mampu bergerak lincah di berbagai medan. (Foto: Puspen TNI)

Kendaraan tempur jenis APC (Armoured Personal Carrier) ini dilapisi dengan baja khusus yang sudah memenuhi standar Nato pada level III. (Foto: Puspen TNI)

Sebelum mengemban tugas mengawal Markas Besar UNIFIL, para pengemudi ANOA mendapat pembekalan terlebih dahulu. (Foto: Puspen TNI)

Iring-iringan ANOA saat mengikuti Induction Training. Pelaksanaan Induction Training meliputi materi patroli dan escorting pada medan-medan sulit dan mengemudi pada malam hari. (Foto: Puspen TNI)

Ranpur ANOA karya anak bangsa ini mampu melaju hingga kecepatan 90 Km/jam dan hanya membutuhkan waktu 8 detik untuk berakselerasi dari kecepatan 0 hingga 60 Km/jam. (Foto: Puspen TNI)

Sebelum mengemban tugas mengawal Mabes UNIFIL, para pengemudi ANOA mendapat pembekalan terlebih dahulu. (Foto: Puspen TNI)

PUSPEN TNI