Saturday, June 16, 2012

Investor Bahan Baku Peledak Inginkan Kemudahan Investasi dan Perijinan

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro (Tengah), General Manager Operation PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) Indra Prasetya (kiri), Direktur PT KNI Chrisna Deva (kiri dua) dan Direktur Utama PT KNI Antung Pandoyo (kanan dua) saat meresmikan pabrik amonium nitrat PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) di Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (15/6). Peresmian ini menandai mulai dioperasikannya pabrik AN terbesar di Indonesia dan memastikan kesiapan pabrik Amonium Nitrat (AN) yang memiliki kapasitas produksi Amonium Nitrat 300.000 MT/tahun untuk mendukung industri pertambangan Indonesia. Pabrik KNI yang merupakan salah satu industri strategis dibawah pengawasan Kementerian Pertahanan ini juga akan mengurangi ketergantungan akan impor Amonium Nitrat (AN) dan akan menghemat devisa negara.(Foto: inilah/andi Anwar)

16 Juni 2012, Jakarta: Pengusaha bahan baku peledak meminta sejumlah kemudahan untuk berinvestasi di sektor interview. Kementerian Pertahanan akan merivisi Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 22 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengaturan, pembinaan dan Pengembangan Badan usaha Peledak Komersial.

"Kami menerima banyak masukkan," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Bontang kepada Tempo, Jumat, 15 Juni 2012. Purnomo menerima sembilan pengusaha yang terkait bahan peledak dan lima importir. "Diantaranya kemudahan investasi dan perijinan."

Purnomo berjanji akan menindaklanjuti permintaan pengusaha ini. Pemerintah akan menyiapkan draft revisi peraturan ini. Namun Menteri Purnomo belum bisa memastikan kapan revisi ini akan dirampungkan. "Belum kami putuskan," kata dia.

Menteri Pertahanan sebelumnya mendorong badan usaha milik negara dan swasta untuk memproduksi bahan baku peledak atau ammonium nitrat. Permintaan ini disampaikan saat meresmikan PT Kaltim Nitrate Indonesia. Hingga saat ini hanya ada dua pabrik di dalam negeri yang memproduksi ammonium nitrat yaitu PT Multi Nitrotama Kimia dan PT Kaltim Nitrate Indonesia.

Saat ini Kementerian Pertahanan sedang mempelajari proposal pembangunan pabrik dari PT Batuta. Dia berharap, dengan semakin banyaknya produsen bahan baku peledak, ketergantungan impor bisa dikurangi. Dia berharap, pabrik yang beroperasi di Kalimantan Timur untuk terus memperbesar kapasitas. Menurut Purnomo, ekspansi ini perlu dilakukan karena potensi pasokan gas di wilayah ini sangat tinggi.

Sumber: TEMPO

Investasi Industri Pertahanan Ditargetkan Rp100 Triliun

Presiden Direktur PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) Antung Pandoyo, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak, saat peresmian pabrik Amonium Nitrat (AN) terbesar di Indonesia, di kawasan Kaltim Industrial Estate, Tursina, Bontang, Jumat (15/6/2012) pagi. Peresmian ini menandai mulai dioperasikannya pabrik AN terbesar di Indonesia dan memastikan kesiapan pabrik AN yang memiliki kapasitas produksi Amonium Nitrat 300.000 MT/tahun untuk mendukung industri pertambangan Indonesia. (Foto: okezone)

16 Juni 2012, Bontang: Pemerintah menargetkan nilai investasi industri pertahanan nasional bisa mencapai sekitar Rp100 triliun dalam waktu lima tahun. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pihaknya akan terus mendorong masuknya investasi di industri pertahanan, baik oleh swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN).

Nilai investasi industri pertahanan tersebut terdiri atas berbagai macam sektor seperti alat utama sistem senjata (alutsista), pabrik peluru kendali (rudal), dan bahan peledak berkekuatan rendah atau amonium nitrat. Peningkatan investasi juga akan menaikkan devisa negara. Menurutnya, target tersebut bisa terpenuhi tidak hanya melalui pembangunan pabrik baru, tapi juga penambahan investasi serta kapasitas produksi.

Dia mencontohkan, pabrik amonium nitrat PT KNI yang senilai Rp4 triliun. ”Saat ini kapasitas produksinya 300.000 ton per tahun, sebelumnya hanya sekitar 120.000-150.000 ton per tahun,” kata Purnomo seusai peresmian pabrik amonium nitrat PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) di Bontang, Kalimantan Timur,kemarin. Purnomo memperkirakan, kebutuhan amonium nitrat nasional terus meningkat menjadi 800.000 ton per tahun pada 2014-2015.

Saat ini kebutuhan amonium nitrat sekitar 600.000 ton per tahun. ”Ditambah produksi MNK (PT Multi Nitrotama Kimia) di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, produksi dalam negeri menjadi lebih besar,”ucapnya. Saat ini hanya ada dua pabrik amonium nitrat di dalam negeri yakni PT KNI dan PT MNK.Sebenarnya ada satu lagi perusahaan BUMN di Bontang yakni PT Dahana, namun hingga kini masih belum diketahui secara jelas soal investasinya.

Lebih lanjut Purnomo menjelaskan, saat ini investor lainnya yakni PT Batuta tengah menjajaki investasi pembangunan pabrik amonium nitrat di Bontang.Dia mengaku sudah menerima proposal rencana investasi PT Batuta. Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menambahkan, pihaknya mendukung investor di Bontang dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, keamanan berinvestasi, menjamin kepastian hukum, serta mempermudah perizinan.

Awang mengungkapkan, Bontang menempati urutan kelima dari 33 provinsi terkait penanaman modal asing (PMA), nomor tiga untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan masuk dalam 10 besar regional champion investasi. Dia menyebutkan, realisasi investasi di Bontang tahun lalu mencapai Rp38 triliun, melampaui target awal Rp32 triliun.” Tahun ini kami targetkan Rp42 triliun.Termasuk industri batubara. Dua blok migas sedang dikembangkan,”ucapnya.

Direktur Utama PT KNI Antung Pandoyo optimistis, perusahaan yang dia pimpin bakal menjadi produsen amonium nitrat terbesar di Indonesia, bahkan mungkin Asia Tenggara. PT KNI akan berperan penting sebagai aset nasional untuk melayani industri pertambangan di dalam negeri. Pembangunan pabrik tersebut juga akan menghemat devisa negara hingga USD150 juta. ”USD150 juta asumsinya harga USD500 per ton. Itu dikali 300.000 ton. Kalau harga USD600, akan lebih besar,”tandasnya.

Sumber: SINDO

Friday, June 15, 2012

KRI Nanggala Tembakkan Torpedo SUT Kepala Latihan


14 Juni 2012, Bawean: KRI Nanggala-402 berhasil meluncurkan Torpedo SUT Kepala Latihan, dalam uji coba penembakkan di sekitar perairan Pulau Bawean Gresik, Kamis (14/06). Penembakan Torpedo oleh KRI Nanggala dilaksanakan pada dini hari sekitar pukul 04.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), pada posisi 06 03 335 S – 112 38 18 T sebelah Selatan Pulau Bawean, dengan jarak kurang lebih 3 Nautical Mile menuju sasaran.

Target senjata pamungkas kapal selam itu merupakan sebuah simulator yang dapat menimbulkan suara menyerupai baling-baling kapal (Propeler) berupa Noise Maker. Torpedo Kepala Latihan, berhasil meluncur dari KRI Nanggala hingga kurang lebih berjarak 1 Nautical Mile.

Peluru Kendali (Rudal) bawah air itu melesat dari tabung Torpedo KRI Nanggala dengan kecepatan Medium 23 Knot, selanjutnya mencari tracking sasaran hingga beberapa saat kemudian Torpedo itu berhenti dan mengapung diatas permukaan air.

Sebuah kendaraan air cepat berupa Sea Rider milik Satuan Komando Pasukan Katak yang bertugas mengikuti jejak Torpedo tersebut langsung memburu isyarat lampu yang menandakan keberadaan senjata setelah berhasil ditembakkan. Satu tim Kopaska yang berada di Sea Rider mengikuti luncuran Torpedo Kepala Latihan itu hingga beberapa saat hingga berhenti dan mengapung diatas air.

Uji coba ini merupakan pertama kalinya setelah KRI Nanggala mengalami perbaikan total (Overhaul) selama kurang lebih dua tahun di Korea Selatan beberapa bulan yang lalu. Setelah Overhaul KRI Nanggala mengalami perbaikan dan moderenisasi beberapa sistim dan persenjataan, diantaranya adalah sistim kontrol penembakan (Fire Control) Combat Management Sistem (CMS) type Multi Sensor Integrited (MSI) 90U MK2, menggantikan CMS lama tipe Sinbads.


Tujuan uji coba ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan kerja dan sinkronisasi antara sistem CMS MSI yang baru terpasang dengan senjata Torpedo SUT buatan Kongsberg Defence and Aerospace Norwegia tersebut.

Dengan berhasilnya penembakan Torpedo SUT kepala latihan ini menandakan bahwa sistem kendali senjata yang baru CMS MSI 90U MK2 yang terpasang di KRI Nanggala dapat bekerja secara optimal”, kata Dansatsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jefry Stanley Sangel. SH.

Selesai uji coba penembakan, Torpedo Kepala Latihan di evakuasi menggunakan dua buah perahu karet (PK) oleh tim Penyelam TNI AL dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim.

Selanjutnya Torpedo SUT yang berhasil ditembakkan itu dinaikkan ke atas geladak KRI Soputan-923 untuk selanjutnya dibawa kembali ke gudang senjata TNI AL (ARSENAL) Batu Poron, Bangkalan, Madura.

Satuan Tugas (Satgas) penembakan Torpedo Kepala Latihan ini melibatkan beberapa unsur pedukung sebagai pengamanan area latihan yaitu KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Hiu-804, 2 Sea Rider, 2 (PK). Sedangkan personel yang terlibat adalah 1 tim Kopaska Koarmatim, Dislambair Koarmatim, Laboratorium Induk Elektronika (Labinlek) Mabesal, Arsenal serta Diskes Koarmatim.

Sumber: Dispenarmatim

Prajurit Yonif 501 Latihan Penerjunan


15 Mei 2012, Situbondo: . Sejumlah personil Batalyon Infanteri (Yonif) 501 Kostrad melakukan penerjunan di Pusat Latihan Tempur Awar-Awar, Kedunglo, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (15/6). Penerjunan 684 prajurit lintas udara itu untuk melatih dan mengasah kemampuan tempur para prajurit TNI AD tersebut. (Foto: ANTARA/Seno S./Koz/12)

Thursday, June 14, 2012

Kobangdikal Luluskan 30 Pasukan Elit TNI AL


14 Juni 2012, Surabaya: Pasukan elit TNI AL bertambah 30 orang, hal tersebut setelah Wakil Komandan Komando Pendidikan Marinir (Wadan Kodikmar) Komando Pengembangan dan Pendididkan Angkatan Laut (Kobangdikal) Kolonel Marinir Lasmono menutup Pendidikan Intai Amfibi (Diktaifib) Angkatan ke-38 di lapangan apel Kodikmar Gunungsari, Surabaya,Kamis, (14/6).

Pendidikan Komando yang berada di bawah Sekolah Khusus (Sesus) Pusat Pendidikan Infantri Marinir Kobangdikal tersebut, diikuti 30 siswa dan berhasil menyelesaikan pendidikan selama delapan bulan.

Dari 36 prajurit yang mengikuti pendidikan Diktaifib, hanya 30 orang yang lulus dan memenuhi kualifikasi yang ditentukan, sementara itu enam prajurit lainnya dikembalikan ke satuan asal karena tidak lulus dalam mengikuti program pendidikan pasukan elit TNI AL yang terkenal tanpa kompromi tersebut.

Menurut Komandan Kodikmar Kolonel Marinir Hasanuddin dalam amanatnya yang dibacakan Wadan Kodikmar Kolonel Marinir Lasmono mengatakan bahwa tujuan diselenggarakannya pendidikan intai amfibi ini adalah untuk menyiapkan prajurit taifib Marinir sebagai prajurit pilihan yang dapat melaksanakan tugas pengintaian dan penyelidikan dalam Operasi Amfibi dan operasi-operasi lain, baik secara perorangan maupun tim.

Keberhasilan dalam menempuh pendidikan, lanjutnya hendaklah menjadi pendorong untuk membangkitkan semangat kerja, dan pengabdian kepada bangsa dan negara, khususnya Korps Marinir dan TNI AL. ”Dalam menghadapi tantangan tugas yang semakin berat dan kompleks kedepan, diperlukan prajurit-prajurit mandiri dan memiliki kemampuan handal, mobilitas tinggi dan profesionalisme,” terang pamen melati tiga di pundak tersebut.

Peningkatan profesionalisme bagi prajurit, tambahnya, berarti seorang prajurit harus fokus terhadap peningkatan kualitas diri yang meliputi keberanian, kemampuan intelektual dengan ditunjang kualitas moral yang baik, yakni prajurit yang memiliki etos kerja yang tinggi, yang selalu mempunyai keinginan untuk maju dan selalu bekerja keras untuk kepentingan TNI, Negara dan Bangsa serta dilandasi iman dan taqwa. Setelah pelaksanaan upacara, dilanjutkan dengan foto bersama dan acara ramah tamah.

Selanjutnya mantan siswa Diktaifib Angk. XXXVIII TA. 2011 dikembalikan ke satuan asal, guna menunggu penempatan oleh Disminpers Kormar ke satuan baru yaitu Batalyon Taifib -1 Marinir Surabaya dan Batalyon Taifib -2 Marinir di Jakarta. Bagi prajurit merupakan fokus utama, yaitu prajurit TNI AL yang memiliki keberanian, kemampuan intelektual dengan ditunjang kualitas moral yang baik, yakni prajurit yang memiliki etos kerja yang tinggi, yang selalu mempunyai keinginan untuk maju dan selalu bekerja keras untuk kepentingan TNI, Negara dan Bangsa, yang didasari dengan iman dan taqwa.

Sumber: Kobangdikal

Pussenarhanud dan PT DI Tandatangani Kontrak Rancang Bangun "Target Data Receiver" Sista Rudal Grom

Meriam anti-serangan udara Mer 23 mm Zur. (Foto: Pussenarhanud)

13 Juni 2012, Cimahi: Penanda tanganan kontrak rancang bangun TDR (Target Data Receiver) bersama PT DI bertempat di Sdirbinlitbang Pussenarhanud pada tanggal 13 Juni 2012 di tanda tangani oleh Dirbinlitbang Pussenarhanud Kol Arh Dedi Sholihin sebagai wakil dari Pussenarhanud dengan Direktur Teknik dan Pengembangan PT DI, Dita Ardonni Jafri, target akhir TA 2012 sudah tergelar TDR (Target Data Receiver) yang akan digabungkan dengan Mer 23 mm Zur composit Rudal Grom. TDR ini akan membantu dalam pendeteksi pesawat musuh dan data tersebut akan dikirimkan ke Satuan Tembak (Satbak).

Pengendalian tempur oleh Battery Command and Control Vehicle (BCCV) terhadap pucuk-pucuk Meriam 23 mm/Zur hybrid Rudal Grom menggunakan kabel sepanjang 200 m, sehingga hal ini mempengaruhi daerah gelar dalam rangka melaksanakan pertahanan udara terhadap obyek yang dilindungi. Apabila pengendalian tempur dalam bentuk koneksi data dan komunikasi tersebut tidak menggunakan kabel (wireless), maka selain diperoleh penggelaran meriam yang lebih luas, juga dapat berperannya setiap pucuk Meriam 23 mm/Zur hybrid Rudal Grom sebagai Satbak. Dengan demikian, konfigurasi Detasemen dapat dikembangkan menjadi 1 Radar, 2 BCCV, 4 Satbak Meriam 23 mm/Zur hybrid Rudal Grom dan 4 Satbak Rudal Poprad. Konfigurasi seperti ini diharapkan akan memperluas daerah pertahanan udara (coverage area) dan secara taktis, diperoleh kepadatan penyerangan sasaran sehingga efektivitas pertahanan udara semakin optimal.

Berawal dari pemikiran tersebut diatas, maka pada TA 2010, Pussenarhanud Kodiklat TNI AD telah melaksanakan program Litbang yaitu Rancang Bangun Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom. Pada pelaksanaan program Litbang TA 2010, telah diperoleh tujuan dan sasaran yang diinginkan yaitu terwujudnya suatu peralatan TDR untuk pengendalian tempur meriam 23 mm/Zur, yang bertindak sebagai satuan tembak. Dari hasil evaluasi program, diperoleh beberapa hal perlu pengembangan program lebih lanjut demi kesinambungannya program Litbanghan. Hal-hal yang perlu dikembangkan dari pencapaian program Litbanghan TA 2010 antara lain perubahan bentuk dan ukuran serta kemampuan laptop sehingga lebih mudah dalam penggunaannya di lapangan.

Selain itu karakteristik dan kemampuan radio perlu ditingkatkan untuk menjangkau jarak penyaluran data sasaran. Pengembangan komponen laptop dan radio pada proposal kegiatan program ini selain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan unit TDR, juga mempertimbangkan kesesuaian operasional unit TDR ini di lapangan. Untuk menjamin berkelanjutannya program Litbanghan Pussenarhanud, maka perlu diajukan program Litbang untuk mengembangkan program Rancang Bangun Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom sebagai program pengembangan untuk program kerja dan anggaran TA 2012. Melalui pengembangan sistem dan metode, diharapkan kesinambungan program Litbang ini dapat menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kemampuan Alut Sista Rudal Grom.

Laptop yang ada pada TDR Sista Rudal Grom hasil program Litbang TA 2010 walaupun memiliki kriteria semi rugged laptop, namun masih kurang portable, sehingga akan menyulitkan awak meriam untuk mengoperasikannya di lapangan. Pengembangan ukuran dan jenis laptop yang lebih bersifat portable dan memiliki GPS built-in, selain akan memudahkan operasional awak meriam, juga akan meningkatkan efisiensi penggelarannya.

Radio yang ada pada TDR Sista Rudal Grom hasil program Litbang TA 2010 merupakan radio komersial sehingga tidak memiliki kemampuan anti jamming terhadap gangguan transmisi data pada saat operasional. Pengembangan kriteria radio menjadi milspec radio dan berjenis manpack selain akan memudahkan operasional awak meriam dan meningkatkan kemampuan jarak jangkau transmisi data sasaran, juga akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggelarannya.

Melalui pengembangan sistem dan peralatan pada model TDR, akan diperoleh model Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom yang memiliki kemampuan dan kesesuaian operasional yang tinggi. Dengan diperolehnya TDR yang handal, pucuk meriam 23 mm/Zur pada Sista Rudal Grom dapat berperan sebagai satuan tembak sehingga dapat digelar secara lebih fleksibel dengan jarak lebih jauh, dapat memperluas coverage area, serta secara taktis akan diperoleh kemungkinan menembak seawal mungkin demi terwujudnya efektivitas pertahanan udara.

Sumber: Pussenarhanud

F-16 Hibah AS Ditempatkan di Madiun


12 Juni 2012, Makassar: Komando Operasi Angkatan Udara wilayah II (Koopsau-II) akan menambah pesawat tempur tipe F-16 sebanyak 24 buah dari Amerika, dan tambahan berupa pesawat Super Tucano dari Brazil sebanyak 2 unit.

Kedua tipe pesawat tempur tersebut adalah bantuan dari Kementerian Pertahanan RI. Marsekal Pertama Agus Supriana, yang akan dilantik sebagai Panglima Koopsau II mengantikan Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto, Selasa (12/6), di Makassar, mengatakan bantuan unit pesawat tempur dari Kementerian Pertahanan sangat membatu dalam penjagaan batas negara kesatuan Republik Indonesia.

“Nantinya ke-24 pesawat F-16 tersebut, akan bermarkas di Madiun dan pesawat Super Tucano akan bermarkas di Jawa timur. Rencananya pesawat yang didatangkan akhir tahun ini, akan berkeliling ke seluruh wilayah Koopsau II yang berjumlah 21 pangkalan udara,” kata Agus.

Sumber: Infopublik

Kemhan Jajaki Kerjasama Produksi Alutsista dengan Belarusia


2 Juni 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Senin (12/6) menerima Menteri Luar Negeri Republik Belarus, Sergei Martynov di Kantor Kementerian Pertahanan RI. Maksud dari kunjungan Menlu Belarus adalah selain untuk meningkatkan hubungan diplomatik kedua negara dan membuka peluang kerjasama strategis di bidang pertahanan. Kerjasama pertahanan ini lebih mengarah kepada produksi bersama Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dengan dasar Transfer of Technology (ToT).

Sumber: DMC

Tiga Bell-412 Perkuat Puspenerbal

13 Juni 2012, Surabaya: Tiga helikopter baru Bell-412 EP buatan Kanada tiba di Pangkalan Udara TNI AL Juanda, Surabaya, Rabu. Mereka memperkuat Skuadron Udara 400 Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal).

Upacara penyerahan tiga unit helikopter itu dipimpin Komandan Puspenerbal, Laksamana Pertama TNI Sugianto, di Apron Shelter Skuadron Udara 400, di pangkalan udara itu.

Kedatangan tiga helikopter tersebut molor sehari dari jadwal, karena terkendala cuaca buruk di Bandung saat akan diterbangkan ke Surabaya, Selasa (12/6). Begitu selesai upacara serah-terima, ketiga helikopter itu langsung didemonstrasikan kehandalannya.

Sebelum diserahkan kepada TNI AL, ketiga helikopter tersebut lebih dulu menjalani penyempurnaan di PT Dirgantara Indonesia Bandung, terutama disesuaikan dengan kepentingan pesawat militer dan desain khusus matra laut.

"Ketiga helikopter ini akan difungsikan sebagai pesawat angkut taktis dan dukungan logistik cepat," kata Sugianto.

Menurut ia, helikopter jenis Bell-412 EP sudah tidak asing lagi bagi penerbang TNI AL, karena sebelumnya mereka juga sudah mengoperasikan helikopter serupa dan juga jenis Bell-212.

Bell-412 series memiliki mesin lebih kuat ketimbang Bell-212 series. Secara kasat mata, lubang "knalpot" mesinnya ada dua sementara Bell-212 series cuma satu dan bilah baling-baling utamanya ada empat lembar.

Dengan begitu, bobot beban yang bisa diangkut bisa lebih berat dengan durasi terbang lebih lama sekaligus lebih jauh. Yang pokok juga, kemampuan manuverabilitasnya lebih baik ketimbang seri sebelumnya, termasuk lepas-landas dan mendarat di pijakan bergerak dan sempit seumpama di dek kapal perang.

Setelah upacara penyerahan, ketiga helikopter baru itu langsung digunakan untuk latihan pendaratan pasukan di Lanudal Juanda.

Sumber: ANTARA News

Wednesday, June 13, 2012

Kasau Tinjau Hanggar Super Tucano

Menara kontrol Lanud Abdurrahman Saleh. (Foto: Berita HanKam)

13 Juni 2012, Malang: Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, S. IP didampingi Aslog Kasau, dan pejabat lainnya serta Ketua Umum PIA Ardhya Garini Pusat, Maya Imam Sufa’at beserta rombongan, meninjau Hanggar Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh. Kedatangan Kasau beserta rombongan disambut langsung oleh Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Gutomo, S.IP. Panglima Divisi 2 Kostrad, Bupati Malang, Jajaran Muspida Malang Raya serta para pejabat Lanud beserta Insub di VIP Room Lanud Abd Saleh.

Selanjutnya Kasau beserta rombongan langsung menuju ruang serbaguna Skadron Udara 21 untuk menerima paparan tentang pembangunan hanggar Super Tucano yang hampir selesai dan siap untuk ditempati pesawat Super Tucano.

Dalam pengarahan Kasau terhadap para Perwira Lanud Abd Saleh dan anggota Skadron Udara 21, menjelaskan bahwa kedatangan beliau ke Skadron Udara 21 ini adalah untuk melihat kesiapan Skadron Udara 21 dalam rangka kedatangan pesawat Super Tucano pada bulan Agustus mendatang.

Dijelaskan Kasau bahwa proses pengadaan pesawat pengganti pesawat Ovitten sangat rumit dan panjang karena banyak pilihan pesawat yang ditawarkan. Namun akhirnya setelah melalui berbagai proses dan perencanaan yang matang maka dipilihlah pesawat Super Tucano untuk menggantikan pesawat ovitten milik Skadron Udara 21.

Yang lebih penting anggota yang menangani Super Tucano untuk memperhatikan tingkat keamanan dan keselamatan terbang dan kerja dimanapun kalian berada, bangun kerjasama yang baik dalam rangka keberhasilan tugas-tugas selanjutnya, dan senantiasa meningkatkan disiplin personel dan hindari kesalahan sekecil apapun sehingga akan terciptanya zero accident.

Rencananya anggota Skadron Udara 21 dan anggota Skatek 022 yang akan mengikuti pendidikan di Brazil sebanyak 36 orang dan dilaksanakan selama 10 hari,  selanjutnya pendidikan akan dilakukan secara bertahap.

Menengok kekuatan TNI AU di Lanud Abdulrahman Saleh

Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh, Malang, adalah markas TNI Angkatan Udara yang bertugas membantu mengamankan, serta memelihara wilayah Indonesia bagian timur. Lanud Abdulrahman Saleh memiliki tiga skuadron. skuadron udara 21, skuadron teknik 22, dan skuadron pemeliharaan 32.

Ketika 31 wartawan online, elektronik, dan cetak mengunjungi markas di bawah komando Marsekal Pertama TNI Hutomo itu, Lanud A Saleh terus melakukan perbaikan dan pengadaan pesawat tempur.

Tercatat pada tahun 2012, TNI AU menargetkan delapan pesawat tempur Super Tucano buatan Brazil untuk menggantikan 2 unit OV-10F Bronco yang sudah tidak dipakai sejak 2007 silam, dalam pengamanan udara wilayah timur.

"Rencananya akhir Agustus atau awal September nanti 4 pesawat super Tucano akan tiba di sini (Lanud A Saleh)," kata Komandan Lanud A Saleh, Marsekal Pertama TNI Hutomo kepada wartawan di Malang, Rabu (30/5).

"Pengiriman bertahap, sehingga total tahun ini kita akan memiliki 8 pesawat tempur taktis Super Tucano," lanjutnya.

Menurut Hutomo, Super Tucano sangat cocok menggantikan Bronco, pesawat tempur taktis buatan Rockwell, Amerika. Sebab, Super Tucano memiliki kemampuan serang air-to-air dan air-to-ground. Skuadron 21, yang rencananya menjadi 'tempat tinggal' Super Tucano juga sedang mengalami perbaikan total.

Jika dulunya hanya memiliki 2 shelter pesawat tempur, kini Skuadron udara itu sedang membangun 6 shelter tambahan. Dan juga pembangunan sarana penunjang lainnya, seperti ruang simulator, ruang pengembangan teknologi, serta pengiriman 12 penerbang untuk menjalani training di Brazil (11/7).

Selain memiliki pesawat tempur taktis, Lanud Abdulrahman Shaleh juga menjadi pusat pemeliharaan dan perawatan pesawat setelah Bandung. Seperti pemeliharaan engine pesawat tempur Hawk, F-16, Sukhoi, Hercules, dan Cassa.

Di skuadron 22, menjadi pusat pemeliharaan pesawat untuk kerusakan ringan hingga sedang. Pantauan merdeka.com, di skuadron teknik itu, beberapa pesawat sedang menjalani perawatan serta perbaikan. Seperti pesawat Hercules dan pesawat navigasi. Komandan skuadron teknik 22, Letkol Rudolf  Boulolo mengatakan, perawatan ringan pesawat mencakup inspeksi seluruh komponen pesawat, pembersihan, hingga perbaikan. "Sedangkan perawatan sedang mencakup pemeriksaan kerusakan hingga pembongkaran," kata Rudolf kepada wartawan.

Tidak jauh berbeda dengan skuadron 22, skuadron 32 juga dikhususkan untuk menjadi pusat pemeliharaan pesawat. Namun skuadron 32 lebih difokuskan sebagai 'rumah' pesawat Hercules pendukung operasi udara. Seperti pengangkutan satuan tempur, barang kargo, hingga pengisian bahan bakar pesawat tempur di udara

 "Lanud Abdulrahman Saleh merupakan lanud yang memiliki pesawat pengisi bahan bakar, setelah Bandung," kata Komandan operasi udara skuadron 32, Letkol Penerbang M Arifin.

Sumber: Dispenau/Merdeka

Kemhan Bantah Kapal Asing Merapat untuk Sumber Daya Alam

USNS Mercy (T-AH 19) berlabuh di Teluk Manado dalam rangka upacara pembukaan Pacific Partnership 2012 di Indonesia pada awal bulan ini. (Foto: Camelia Montoy)

13 Juni 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan membantah kabar mengenai adanya upaya pengamanan blok-blok sumber daya alam terkait kedatangan kapal-kapal asing di Indonesia. Kepala Pusat Komunikasi Publik Brigjend Hartind Asrin mengungkapkan, kedatangan kapal perang asing hanya untuk melakukan kunjungan ataupun latihan bersama, tanpa maksud intervensi kepentingan tertentu, termasuk mengenai eksplorasi sumber daya alam oleh pihak asing yang dalam waktu dekat banyak dilakukan re-kontrak.

"Mereka hanya melakukan kunjungan dan latihan bersama. Tak ada hubungan dengan sumber daya alam," kata Hartind di Jakarta, Senin (11/6).

Dirinya menambahkan, kedatangan kapal perang asing hingga saat ini juga tak menimbulkan ancaman ataupun berpotensi mengganggu kedaulatan NKRI. "Tidak mengancam," tandasnya.

Senada dengan Kapuskom, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksma Untung Surapati menegaskan kedatangan kapal perang asing bukan untuk pengamanan eksplorasi sumber daya alam. Kadispenal menjelaskan, kedatangan kapal perang asing hanya untuk latihan bersama dan kunjungan.

Seperti yang dilakukan tiga kapal perang jenis fregat berpeluru kendali milik Amerika yang merapat di Pulau Jawa. "Mereka melakukan latihan bersama Cooperation Afloat Readiness and Training tahun 2012 dengan TNI Angkatan laut," ucap Kadispenal.

Dia menambahkan TNI AL rencananya juga akan berkunjung ke Australia pada November mendatang untuk latihan bersama. "Adapun kapal perang asing lainnya memang banyak merapat ke Indonesia, seperti kapal perang Perancis, India, Pakistan tapi hanya singgah untuk kunjungan," katanya.

Sumber: InfoPublik

KRI Sultan Hasanuddin-366 Tiba di Lebanon


11 Juni 2012, Indonesia kembali mengirim sebuah kapal perangnya ke perairan Lebanon guna memperkuat misi perdamaian internasional UNIFIL di kawasan yang masih dalam status perang dengan Israel tersebut. Kali ini, Pemerintah RI mengirimkan Kapal Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanuddin-366 yang tiba di Pelabuhan Beirut pada Sabtu tengah hari waktu Lebanon (09/06).

Kapal perang dengan panjang keseluruhan mencapai lebih dari 90 meter ini diperkuat oleh 105 personil yang dipimpin Letnan Kolonel (P) Dato Rusman SN. Menurut rencana, KRI Sultan Hasanuddin akan melaksanakan tugas di perairan Lebanon selama enam bulan hingga Desember 2012.

Dubes RI untuk Lebanon, Dimas Samodra Rum, Komandan Kontingen Garuda, Atase Pertahanan RI, staf KBRI Beirut dan sejumlah anggota Kontingen Garuda di Lebanon menyambut kedatangan kapal canggih yang dimiliki Indonesia ini.

Kepada seluruh anggota kapal, Dubes RI menyambut gembira dan bangga dengan kehadiran misi perdamaian laut Indonesia di UNIFIL. Dubes juga mengharapkan KRI Sultan Hasanuddin dapat kembali mempertahankan prestasi cemerlang bangsa Indonesia di mata internasional seperti prestasi yang diraih oleh misi-misi kapal Indonesia sebelumnya.

“Partisipasi KRI Sultan Hasanuddin dalam misi perdamaian UNIFIL ini merupakan bentuk nyata komitmen Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan Resolusi PBB nomor 1702 tentang perdamaian antara Lebanon dan Israel,” jelas Dubes RI.

“Saya juga mengharapkan agar nama baik Indonesia yang telah menjalankan misi dengan sukses sebelumnya dapat kembali dipertahankan oleh misi laut KRI Sultan Hasanuddin,” tekan Dubes Dimas Samodra Rum.

Lebih lanjut Dubes RI juga menyatakan kesiapan Kedutaan Besar RI di Lebanon untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas KRI.

KRI Sultan Hasanuddin adalah sejenis kapal korvet di kelas Sigma (Ship Integrity Geometrical Modular Approach) yang dibuat pada tahun 2004 di Belanda dengan disain modern. Kapal ini mampu melaksanakan perang anti kapal selam,surveillance dan operasi anti kapal permukaan untuk mencegah infiltrasi dan agresi musuh.

Dari tahun 2008, Indonesia telah mengirimkan secara bergantian beberapa kapal perang di kelas yang sama (Sigma) untuk bertugas menjadi bagian dari Kontingen Garuda TNI di Lebanon. Kapal-kapal sebelumnya yang bertugas adalah KRI Diponegoro, KRI Frans Kaisiepo dan KRI Sultan Iskandar Muda.

Kapal Indonesia bersama dengan negara-negara lain seperti Jerman (3 kapal), Brazil (1 kapal), Bangladesh (2 kapal), Yunani (1 kapal) dan Turki (1 kapal) akan menjadi bagian dari MTF (Maritime Task Force) – UNIFIL.

Selain di wilayah perairan, Kontingen Garuda TNI yang saat ini memiliki hampir 1.500 personil juga mejadi kekuatan utama dalam misi perdamaian PBB yang berjumlah lebih kurang 13 ribu personil di wilayah perbatasan darat antara Lebanon dan Israel.

Sumber: KBRI Beirut

Tuesday, June 12, 2012

TNI Latih Satgas Yonmek untuk Misi Perdamaian

(Foto: Istimewa)

12 Juni 2012, Bogor: TNI membuka latihan penyiapan Satgas Yonif Mekanis (Yonmek) TNI untuk stand by force misi PBB rotasi TNI tahun 2012. Latihan ini dibuka secara resmi oleh Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayjen TNI Hambali Hanafiah, di Komplek Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Sentul Bogor.

"Operasi pemeliharaan dunia saat ini menjadi ujung tombak bagi TNI untuk menunjukkan eksistensinya di mata dunia internasional. Para prajurit harus merasa bangga, karena selama ini Kontingen Garuda dimanapun bertugas selalu memperoleh apresiasi serta pengakuan yang positif dari PBB maupun dari negara lain,"kata Hambali hanafiah di Bogor, Selasa (12/6).

Karenanya, dia meminta para prajurit agar sungguh-sungguh dalam latihan penyiapan, karena semua materi yang akan dipelajari sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menjawab tuntutan tugas di daerah operasi.

Sebagai pasukan penjaga perdamaian, lanjut Hambali, para prajurit harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang konflik yang terjadi dan bagaimana menyikapinya. Para prajurit harus mampu menjadi penengah antara pihak-pihak yang bertikai secara imparsial, sehingga tidak dianggap memihak pada salah satu kelompok yang bertikai.

Dia pun meminta para prajurit agar terus meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, melaksanakan latihan dengan penuh rasa kesungguhan, memahami makna latihan dengan memelihara realisme latihan berdasarkan situasi daerah operasi yang dihadapi serta memanfaatkan latihan untuk meningkatkan profesionalisme baik secara perorangan, maupun kelompok.

Selain itu, hambali menekankan agar prajurit peserta latihan ini memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan selama pelaksanaan latihan dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan komputer serta mempelajari budaya masyarakat dimana prajurit ditugaskan.

Latihan Penyiapan Satgas Yonmek tersebut akan berlangsung selama 1 bulan mulai 12 Juni-11 Juli 2012. Pesera yang mengikuti latihan berjumlah 850 prajurit, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta latihan agar memiliki sikap, prilaku, pengetahuan dan ketrampilan tehnis dan taktis untuk bertugas sebagai personel Satgas Yonmek dalam misi perdamaian dibawah bendera PBB.

Sumber: Jurnas

Tinjau Ulang Kontrak Pengadaan Kapal Perusak Kawal Rudal


12 Juni 2012, Senayan: Komisi I DPR meminta kontrak pengadaan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)-10514 dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Belanda, yang telah dilaksanakan pada 5 Juni 2012, dievaluasi dan ditinjau ulang.

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin pengadaan kapal tersebut mahal, namun jauh dari kondisi sebuah kapal tempur yang ideal di kelasnya. Karena kapal itu tidak disertai dengan radar militer, peluru kendali, dan tidak ada perangkat perang lainnya. "Masalah ini dalam raker dengan Kemhan berikutnya akan dipertanyakan Komisi I. Sebab rencana pembelian PKR-10514 dari Belanda itu, sangat jauh dari harapan dalam modernisasi alutsista TNI yang canggih," ujar Hasanuddin di Gedung DPR, Selasa (12/6).

Hasanuddin mengatakan, memang Komisi I sebelumnya telah menyetujui rencana Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk membeli kapal kawal rudal tersebut. Namun soal teknis pelaksanaannya hal itu serahkan pada Kemhan.

Komisi I hanya menginginkan pembelian kapal tempur dari luar negeri, namun pengerjaannya di dalam negeri. Dengan catatan, kapal tersebut canggih dan modern dengan dilengkapi peralatan tempur yang memadai.

Lanjut Hasanuddin, dalam rencana pengadaan kapal dengan nilai 220 juta dolar AS itu, kapal dikerjakan di Belanda dan PT PAL hanya mendapat pekerjaan sebesar 7 juta dolar AS saja atau kurang dari 3 persennya. Sementara untuk alih teknologinya pihak Indonesia masih dibebankan biaya 1,5 juta dolar AS lagi.

"Sehingga ini juga tidak sesuai yang ditekankan DPR, untuk memanfaatkan industri pertahanan dalam negeri untuk modernisasi alutsista TNI," ujarnya.

Hasanuddin mengatakan, semestinya Kemhan mencari galangan kapal yang mampu memenuhi persyaratan-persyaratan teknis seperti murah, memiliki sistem alutsista yang lengkap, serta proses TOT yang jelas. Misalnya, Orrizonte Sistemi Navali (OSN) yang juga telah mengajukan proposal lebih baik dalam pembuatan kapal sejenis.

"OSN sanggup membangun seratus persen pembuatan PKR-10514 di Indonesia dengan bekerja sama dengan PT PAL. Mereka juga sanggup mengerjakannya untuk kapal pertama dalam waktu 34 bulan. Dengan dilengkapi persenjataan yang modern seperti surface to surface missile, torpedo launcher system, radar 3D, dan sonar," tegasnya.

Seperti diketahui, kontrak pengadaan PKR-10514 dengan DSNS ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo yang mewakili Kemhan RI dengan Director Naval Sale of DSNS Evert van den Broek yang dalam hal ini mewakili pihak DSNS, Selasa (5/6) di Kantor Kemhan, Jakarta.

Pengadaan Kapal PKR 10514 ini dalam rangka untuk memperkuat Alutsista di jajaran TNI AL guna mendukung tugas menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Selain digunakan untuk tugas–tugas tempur, Kapal PKR 10514 ini juga diperlukan untuk memberikan deterrent effect (efek gentar) terhadap pihak manapun yang akan mencoba mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.

Kepala Baranahan Kemhan RI mengatakan, dalam pembangunan Kapal PKR 10514 ini, DSNS melakukan joint production (kerja sama produksi) dengan PT PAL Indonesia (Persero) selaku industri pertahanan dalam negeri. DSNS telah memutuskan untuk memberikan Transfer of Technology (ToT) dalam konstruksi desain dan pembangunan Kapal PKR 10514 kepada PT PAL Indonesia (Persero).

Sumber: Jurnal Parlemen

Monday, June 11, 2012

TNI AD dan US Army Gelar Latma Garuda Shield 2012

(Foto: USARPAC)

11 Juni 2012, Malang: Sebanyak 456 prajurit TNI Angkatan Darat menggelar latihan bersama dengan 104 prajurit Amerika Serikat yang bertugas di kawasan Pasifik atau United States Army Pacific (USARPAC).

Kegiatan latihan bersama ini bernama Garuda Shield 6/2012. Acara pembukaan latihan bersama tentara kedua negara berlangsung di Markas Divisi Infanteri 2 Kostrad di Singosari, Malang, Jawa Timur, Senin pagi, 11 Juni 2012. Kegiatan Garuda Shield 6/2012 berakhir pada Jumat, 22 Juni 2012, mendatang.

Acara pembukaan dipimpin Panglima Kostrad Letnan Jenderal TNI Muhamad Munir. “Tujuannya untuk mencapai kemampuan teknik dan proses operasi sebagai pasukan multinasional, pasukan perdamaian, dalam proses pengambilan keputusan, dan operasi militer selain perang," kata Muhamad Munir dalam jumpa pers seusai upacara pembukaan.

Ia melanjutkan kegiatan ini juga merupakan karya bakti dengan tetap menjunjung tinggi hukum HAM dan humaniter.

Dalam acara jumpa pers Munir didampingi Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayor Jenderal TNI Ridwan. Selain itu hadir pula Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Kristen F. Bauer, serta Brigadir Jenderal Gary Hara, Komandan Tentara Garda Nasional Hawaii (Commander of Hawaii Army National Guard), yang mewakili Letnan Komandan USAPAC Letnan Jenderal Francis J. Wiercinski.

Garuda Shield merupakan salah satu bentuk kerja sama militer antara kedua negara berupa pertukaran wawasan dan ilmu pengetahuan, dengan target kemampuan dan keterampilan peserta latihan meningkat sesuai dengan modul latihan yang telah disesuaikan dengan standar umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Standard Generic Training Module (SGTM).

Sebelum dengan tentara Amerika Serikat, sejak 2007 TNI Angkatan Darat sudah menggelar Garuda Shield dengan tentara India, Nepal, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Brunei.

Sumber: TEMPO

KRI Nanggala Akan Uji Coba Penembakan Torpedo


11 Juni 2012, Surabaya: Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim akan menggelar Uji Coba (Ucob) senjata strategis di sekitar perairan Laut Jawa dalam waktu dekat. Rencana tersebut kini dimatangkan pembahasanya dalam Tactical Floor Game (TFG) bertempat di ruang rapat Satsel Koararmatim Ujung Surabaya, Senin (11/06).

Dalam rapat pematangan rencana itu dipimpin langsung oleh Komandan Satsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jefry Staley Sangel. SH., dengan dihadiri oleh Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Purwanto, KRI Hiu-804 Letkol Laut (P) Bagus. H, Komandan KRI Soputan-921 Mayor Laut (P) Herby serta para tim pendukung yang terlibat dalam kegiatan itu.

Uji coba persenjataan strategis berupa Torpedo SUT DM264 Mod 0 rencananya akan dilaksanakan oleh KRI Nanggala yang baru selesai melaksanakan perbaikan total (overhaul) di Korea Selatan beberapa bulan yang lalu.

Senjata Torpedo yang akan ditembakkan merupakan jenis kepala latihan.

Dalam uji coba penembakan itu bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan integrasi antara Combat Management Sistem (CMS) type Multi Sensor Integrited (MSI) 90U MK2 dengan Torpedo SUT DM264 Mod 0 buatan Kongsberg Defence and Aerospace Norwegia.

Dimana sistem CMS MSI tersebut merupakan pengganti sistem lama yaitu CMS jenis Sinbads.

Penembakan ini sekaligus untuk menguji alat pengganti tersebut apakah dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

Unsur yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Penembakan Torpedo SUT Kepala Latihan tahun 2012, terdiri dari KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Hiu-804, KRI Soputan-921, 2 unit Sea Rider, 2 unit Perahu Karet (PK), 1 Tim Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim, 1 Tim Penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim, Laboratorium Induk Elektronika (Labinlek) Mabesal dan Arsenal serta Diskes koarmatim.

Sumber: Dispenarmatim

Komisi I Bahas Kerja Sama Pertahanan RI dengan Ceko dan Italia

Truk T810 produksi TATRA Republik Ceko. (Foto: Tatra)

11 Juni 2012, Senayan: Komisi I DPR RI, Senin (11/6) ini menggelar rapat dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan jajarannya, Wakil Menlu, dan perwakilan Kementerian Hukum dan HAM. Rapat membahas tentang Pengesahan Perjanjian antara Pemerintah RI dan Pemerintah Republik Ceko tentang Kerja Sama di Bidang Pertahanan dan MoU Kemhan RI dengan Kemhan Republik Italia tentang Kerja Sama dalam Bidang Peralatan, Logistik, dan Industri Pertahanan.

"Saya sekadar mengingatkan bahwa pembahasan soal kerja sama dalam bidang pertahanan dan militer dengan Republik Ceko ini merupakan rapat yang kedua kalinya. Rapat sebelumnya telah mendengarkan penjelasan dari Kemhan mewakili pemerintah," ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq dalam paparan awal Raker ini, Senin (11/6).

Mahfudz mengatakan, agenda raker saat ini adalah mendengarkan pandangan fraksi-fraksi, atas paparan dari pemerintah sebelumnya soal perjanjian kerja sama pertahanan dan militer dengan Republik Ceko dan kerja sama bidang peralatan, logistik, dan industri pertahanan dengan Italia.

"Jadi kita akan serahkan masing-masing fraksi atas kerja sama pertahanan dengan Ceko ini, apakah akan disetujui dalam hal diatur dalam UU, atau cukup MoU saja seperti halnya kerja sama dengan Rusia, di mana kerja sama itu cukup diatur MoU saja tanpa harus dibuat UU-nya," ujarnya.

Sementara, anggota Komisi I Tjahjo Kumolo mengusulkan, kerja sama pertahanan dengan Ceko dan kerja sama bidang peralatan, logistik, dan industri pertahanan dengan Italia cukup diatur oleh pemerintah sendiri.

Sehingga fraksi-fraksi tidak perlu bertele-tele menyampaikan pandangannya. "Karena pada prinsipnya soal teknis pengaturan kerja sama pertahanan itu cukup diputuskan dan ditentukan oleh kebijakan Pemerintah RI," tegasnya.

Kerja Sama Pertahanan RI dengan Ceko dan Italia Cukup Lewat Perpres

Komisi I DPR sepakat bahwa Perjanjian Kerja Sama Pertahanan antara Pemerintah RI dan Pemerintah Republik Ceko dan MoU Kemhan RI dengan Kemhan Republik Italia tentang Kerja Sama dalam Bidang Peralatan, Logistik, dan Industri Pertahanan, cukup diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres) atau tidak perlu diatur dalam peraturan UU. Hal itu mengemuka dalam pandangan fraksi-fraksi di Komisi I, Senin (11/6).

"Delapan fraksi yang hadir memberi persetujuan bahwa kerja sama pertahanan dengan Ceko dan Italia ini cukup diatur lewat Perpres, atau tidak perlu diatur lewat UU," ujar Ketua Mahfudz Siddiq dalam raker dengan pemerintah yang diwakili Menhan Purnomo Yusgiantoro.

Adapun fraksi yang memberikan catatan dalam hal ini, kata Mahfudz, adalah F-PKS. Fraksi tersebut meminta agar kerja sama industri pertahanan harus dirinci.

Sementara, Fraksi PAN melalui Muhammad Najib meminta agar terkait kerja sama dengan Republik Ceko, perlu memberi kesempatan pada pemerintah jika mempunyai pandangan lain, atau tidak dengan Perpres.

Sumber: Jurnal Parlemen