Saturday, December 5, 2009

Timor Leste-RI Bangun Marka Batas Wilayah


5 Desember 2009, Kupang -- Pemerintah Timor Leste dan Indonesia akan membangun kembali marka batas wilayah antarkedua negara yang telah roboh.

"Konsul Timor Leste telah menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang untuk membangun kembali marka batas kedua negara," kata Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Kupang Petseraen Amtiran, di Kupang, Sabtu (5/12).

Hal itu disampaikan langsung oleh Konsulat Timor Leste untuk NTT Caetano Guterres, saat menggelar pertemuan dengan Bupati Kupang, Jumat (4/12).

Pada kesempatan itu, katanya, Konsul Timor Leste mengatakan, persoalan batas Negara antara Timor Leste-Indonesia di wilayah Naktuka, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang merupakan program prioritas kedua negara untuk menyelesaikan batas wilayah antarkedua negara.

Pembangunan tapal batas diharapkan selesai pada 2010 mendatang, sehingga aktivitas pada lokasi-lokasi yang telah disepakati dapat berjalan.

Pada saat survei marka batas, katanya, juga melibatkan tim kerja dari Timor Leste, sehingga Pemerintah Timor Leste juga mengetahui tentang batas-batas wilayah tersebut.

Pada zaman dulu bekas tembok yang rusak dan roboh akan diperbaiki kembali dengan harapan tahun 2010 marka batas tersebut selesai dikerjakan.

Walaupun batas wilayah antara kedua negara sudah sah, namun tidak akan membagi dan memutuskan hubungan persaudaraan antara warga kedua negara.

"Mereka menganggap kita tetap saudara atau kakak dari Timor matahari terbit (Maun husi Timor Lorosae) dan adik yang ada di Timor Helong matahari turun (Alin iha Helong Loron Monu)," katanya.

Pemerintah Timor Leste juga berharap agar warganya yang hidup di sepanjang perbatasan kedua negara yang kesulitan mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat membeli BBM di wilayah Indonesia, karena terkadang ingin membeli minyak tanah satu liter harus kembali ke ibu kota Distrik Oeccuse.

"Konsul meminta agar warga Timor Leste di perbatasan bisa membeli BBM di wilayah Indonesia, sehingga bisa hidup seperti dulu sebagai sudara secara kawin-mawin maupun adik-kakak," katanya.

Konsul Timor Leste juga, tambahnya, meminta bantuan dari Gubernur NTT, Kapolda, Danrem dan Bupati Kupang, sehingga warga Timor Leste tidak merasa asing di NTT.

"Dia mengaku sangat bersyukur dengan bantuan yang diberikan oleh pemerintah daerah, sehingga tidak merasa terganggu selama berada di NTT," katanya.

MEDIA INDONESIA

Marinir Satgas Konga TNI XXIII C/ UNIFIL Indobatt Tiba di Surabaya


5 Desember 2009, Surabaya -- Sejumlah anggota Marinir dari Pasmar-1 yang tergabung dalam Satgas Konga TNI XXIII C/ UNIFIL Indobatt, tiba di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Sabtu (5/12) petang. Sebanyak 115 prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1 tiba di Surabaya, usai bertugas di Lebanon sebagai pasukan perdamaian selama satu tahun. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)


Sejumlah anggota Staf Intel Pasmar-1 memeriksa barang bawaan dan senjata milik prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1 yang tergabung dalam Satgas Konga TNI XXIII C/ UNIFIL Indobatt, saat tiba di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Sabtu (5/12) petang. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)

KSAL Pimpin Upacara Hari Armada

Personel Komando Pasukan Katak TNI AL, dengan topeng tengkorak, melakukan devile pada upacara peringatan Hari Armada RI ke-64, di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya, Sabtu (5/12). Upacara ini dipimpin oleh KSAL, Laksamana Madya TNI Agus Suhartono.Hari lahirnya Armada RI ditetapkan pada 5 Desember 1945. Disebut Hari Armada karena telah memenuhi semua unsur kekuatan, yaitu kapal atas air, kapal bawah air, pesawat udara, pasukan pendarat dan pangkalan. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/Koz/hp/09)

5 Desember 2009, Surabaya -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono memimpin upacara peringatan Hari Armada ke-64 yang berlangsung di Dermaga Komanda Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Ujung, Surabaya, Sabtu.

Kegiatan ini dihadiri sejumlah mantan KSAL, pejabat teras Mabes TNI AL, Panglima Komando Utama TNI AL, dan pejabat Muspida Jawa Timur.

Kepala Dinas Penerangan Koarmatim Letkol Laut Tony Syaiful yang ditemui di sela-sela persiapan upacara, menuturkan, sebanyak 2.370 prajurit dan lima kapal perang dilibatkan dalam upacara ini.

Kelima kapal perang tersebut adalah KRI Rencong, KRI Sultan Iskandar Muda, KRI Teluk Mandar, KRI Diponegoro, dan KRI Keris.

"Setelah upacara akan dilaksanakan parade dan defile pasukan serta kendaraan tempur TNI AL," paparnya.



Sebelum itu, sebanyak 300 personel gabungan TNI AL dari perwira, bintara, tamtama, dan Korps Wanita TNI AL (Kowal) akan memainkan tarian militer (military dance).

Peringatan Hari Armada juga dimeriahkan dengan malam hiburan prajurit yang menghadirkan grup musik Roy Boomerang Independent di Dermaga Koarmatim, pada Sabtu malam.

Sementara pada Minggu (6/12), digelar kegiatan "Naval Base Open Day" yang terdiri dari kegiatan Armada Fun Bike, panggung hiburan, bazar, dan kunjungan ke kapal perang.

Peringati Hari Armada RI ke 50 Armabar


Komando Armada Republik Indonesia (RI) Kawasan Barat melaksanakan upacara peringatan Hari Armada RI ke- 50 di lapangan Arafuru Markas Komando Armabar, Jalan Gunung Sahari Raya No. 67, Jakarta, Sabtu (5/12).

Bertindak selaku Inspektur Upacara Kepala Staf Koarmabar (Kasarmabar) Laksamana Pertama TNI Bambang Suwarto dengan membacakan amanat Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono, SE.

Dalam amanatnya Kasal mengatakan, Hari Armada RI hakikatnya adalah hari TNI Angkatan Laut, sehingga upacara kali ini masih dipahami sebagai peringatan hari Armada RI ke-64.

Namun dengan mempertimbangkan aspek historis dan aspek yuridis serta beberapa masukan dari para sesepuh yang kemudian dipertegas dengan Peraturan Kasal Nomor: Perkasal/77/X/2009 tanggal 26 Oktober 2009, maka setiap tanggal 5 Desember diperingati sebagai hari Armada RI, sedangkan hari lahirnya TNI Angkatan Laut diperingati setiap tanggal 10 September.

Atas dasar Peraturan Kasal, maka upacara Hari Armada RI tahun 2009 merupakan Hari Ulang Tahun Emas Armada RI, sekaligus dicanangkan sebagai tonggak perubahan yang menjadi momen penting kembalinya hari Armada RI.

”Untuk itu, melalui upacara ini, TNI Angkatan Laut ingin mengembalikan memori terhadap sejarah perjalanan Armada RI dan ingin menumbuhkembangkan serta memperkuat jiwa korsa, kebanggaan, kecintaan dan kehormatan bagi prajurit TNI Angkatan Laut yang bertugas di jajaran Armada dalam meningkatkan semangat juang serta pengabdian kepada bangsa dan negara,” jelas Kasal.

Ke depan, kata Kasal, pembinaan kemampuan harus diarahkan pada tingkat kemampuan intelejen, pertahanan laut, keamanan laut dan pemberdayaan wilayah serta dukungan melalui upaya peningkatan preofesionalisme prajurit, memperbaiki manajemen logistik dan mekanisme pemeliharaan alutsista serta melengkapi sarana maupun prasarana pangkalan.

Upacara tersebut dihadiri segenap pajabat Teras Armabar, Lantamal III Jakarta dan seluruh personel baik militer maupun pegawai negeri sipil di jajaran Armabar.

ANTARA JATIM/POS KOTA

Pengadaan Kapal Selam Terealisasi Empat Tahun Lagi

Kapal selam kelas Moray pernah ditawarkan Belanda ke Indonesia.

5 Desember 2009, Surabaya -- Surabaya - Keinginan TNI Angkatan Laut untuk segera mendapatkan tambahan dua armada kapal selam masih harus menunggu empat tahun lagi, karena terbatasnya anggaran yang dimiliki pemerintah.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono mengemukakan itu kepada wartawan, usai memimpin upacara peringatan Hari Armada ke-64 di Dermaga Komando Armada RI kawasan Timur (Koarmatim) Ujung, Surabaya, Sabtu.

Menurut KSAL, pihaknya tidak bisa memutuskan sendiri rencana pengadaan tersebut, karena harus berkoordinasi dengan Markas Besar TNI, Departemen Pertahanan dan pemerintah.

"Rencana itu sudah diusulkan sejak lama dan anggarannya masih digodok. Kalau tidak ada kendala, dua armada kapal selam itu baru terealisasi pada 2014 mendatang," ucapnya.

KSAL menambahkan, berdasarkan hasil seleksi dan penilaian yang telah dilakukan terhadap sejumlah negara, TNI AL telah menetapkan tiga negara yang nantinya akan menjadi pemasok kapal selam tersebut, yakni Belanda, Italia dan Rusia.

"Siapa yang bisa menawarkan produk dengan harga menarik dan memiliki 'transfer' teknologi paling bagus, itu yang akan kami pilih," katanya menegaskan.

"Tender pengadaan kapal selam akan dilakukan secara terbuka dan sistem pembiayaannya melalui kredit ekspor," tutur Laksdya TNI Agus Suhartono.

Harga satu unit kapal selam canggih diperkirakan mencapai Rp3,5 triliun, sehingga untuk pengadaan dua unit diperlukan anggaran sebesar Rp7 triliun.

Ia menambahkan, pengadaan dua unit kapal selam canggih tersebut untuk melengkapi dua armada kapal selam lama yang saat ini telah dimiliki TNI AL.

"Tambahan dua kapal selam itu juga untuk menambah kekuatan armada TNI AL dalam menjalankan misi pengamanan wilayah perairan Indonesia," ujar KSAL.

Selain kapal selam, TNI AL juga melakukan penambahan armada kapal perang dari berbagai jenis, seperti "Sigma Class" dengan menggandeng PT PAL.

Sementara itu, upacara peringatan Hari Armada dihadiri sejumlah mantan KSAL, antara lain Widodo A.S, Bernard Kent Sondakh, Slamet Subiyanto, dan Tedjo Eddy Purdijatno.

ANTARA JATIM

Mendesak, Satu Badan Keamanan Laut

Laksamana Madya Agus Suhartono. (Foto: KOMPAS/Totok Wijayanto)

5 Desember 2009, Jakarta -- Laksamana Madya Agus Suhartono, Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut yang dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November lalu, senang karena mulai ada pergeseran paradigma pertahanan kontinental ke maritim. Paling tidak, hal itu yang dirasakannya ketika mendapat arahan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dalam rapat kerja dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat pada 30 November lalu. Edna C Pattisina dan Subur Tjahjono

Di Komisi I DPR, saya senang semua bicara soal laut. Minta TNI AL diperkuat, minta kapal patroli diperbanyak. Artinya sudah ada pergeseran pandangan, yang tadinya kontinental menjadi maritim. Presiden sendiri berpandangan, dengan kondisi Indonesia ini, Angkatan Laut dan Angkatan Udara diperkuat,” kata Agus Suhartono.

Bertahun-tahun, terutama pada masa Orde Baru, pendekatan pertahanan Indonesia adalah kontinental. Artinya, pemerintahan Presiden Soeharto berfokus pada penguatan TNI Angkatan Darat. Padahal, pada tahun 1960-an, Indonesia mempunyai armada TNI Angkatan di kawasan Asia Tenggara. Kekuatan laut itu kini yang mulai dibangun kembali.

Untuk mengetahui pemikiran KSAL yang baru ini, sekaligus berkaitan dengan puncak Hari Ulang Tahun TNI AL atau dikenal sebagai Hari Armada Ke-64 yang jatuh hari Sabtu (5/12), Kompas mewawancarainya beberapa waktu lalu. Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul mendampingi KSAL.

Bagaimana membentuk TNI AL yang kuat?

Kuat itu relatif. Kuat adalah sesuai dengan desain yang kita buat karena kekuatan minimum esensial (minimum essential forces/MEF) adalah kekuatan yang kita rancang untuk menghadapi sebuah ancaman tertentu. Kita sekarang memperkuat pasukan khusus laut, seperti Pasukan Katak, Intai Amfibi, dan Denjaka (Detasemen Jala Mangkara).

Dibanding negara tetangga, bagaimana pasukan khusus kita?

Pasukan khusus laut kita, dibanding Singapura dan Malaysia, paling bagus. Semangatnya bagus. Peralatan perlahan kita tingkatkan. Ada joke, Malaysia menganggap pasukan khusus kita itu gurunya. Ini yang jadi efek detterrent (penggentaran) yang bagus.

Apa ada strategi mengatasi masalah anggaran terbatas?

Ya, misalnya soal pasukan khusus tadi. Masalah pembangunan kekuatan tergantung kemampuan anggaran yang dimiliki. Oleh karena itu, untuk minimum saja, kita anggarkan dua atau tiga rencana strategi (renstra). Manakala keuangan negara memungkinkan, bisa jadi dua renstra.

MEF kalau dijabarkan untuk TNI AL bagaimana?


Kita jabarkan sesuai TNI AL, yaitu pertahanan matra laut. Dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat terbuka, ancaman bisa dari mana saja. Kita sudah merumuskan, TNI AL minimal punya kemampuan memutus garis perhubungan laut di dua tempat, di timur dan barat, pada saat yang sama.

Pada saat yang sama juga melaksanakan operasi amfibi di satu tempat. Kita sadar, di Indonesia masih banyak konflik. Oleh karena itu, TNI AL harus punya kemampuan menggeser satu batalyon tim tempur darat ke wilayah Indonesia.

TNI AL juga diberi wewenang penegakan hukum di laut.
Terkait penegakan hukum di laut, koordinasi dengan instansi lain bagaimana?

Di Indonesia, permasalahan laut cukup banyak, demikian juga dengan instansi yang menangani. Kalau mereka disatukan, mampu menangani semua. Kondisi sekarang, setiap instansi melakukan penegakan hukum sendiri.

Kita menganut multiagency single task, banyak instansi, tapi masing-masing hanya menangani satu tugas. Misalnya, Departemen Kelautan dan Perikanan hanya menangani perikanan. Padahal, kapal sebagai aset nasional punya peran yang cukup banyak. Sayang kalau peran itu tidak dioptimalkan. Ini inefisiensi pengelolaan aset.

Kenapa kita tidak berpikir, single agency multitask, satu badan banyak tugas. Jadi, ketemu apa saja, kapal itu bisa tangani. Cuma nanti penyidikannya harus diserahkan kepada penyidik yang berwenang. TNI AL juga sangat mendorong suatu badan baru yang bisa akomodasikan single agency multitask itu.

Bagaimana dengan Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) yang sudah ada?

Bakorkamla hanya sifatnya mengoordinasikan institusi-institusi dengan tugas masing-masing. Jadi, masih multiagency single task. Yang perlu itu, single agency multitask. Sekarang harusnya ada penguatan Bakorkamla atau kita perlu coast guard (penjaga pantai). Nah, itu lebih menarik. Coast guard itu single agency, tapi bisa atasi multitask. Mudah-mudahan ini akan jadi. Saya dengar masih proses.

Apa gangguan dalam keamanan laut dan pelanggaran yang paling menonjol?

Kalau perikanan, paling menonjol di Laut China Selatan dan Laut Arafuru. Kalau transnational crime (kejahatan transnasional) itu di Selat Malaka dan Selat Singapura.

Dengan adanya coast guard, akan ada optimalisasi dari aset yang dimiliki negara sehingga ada efisiensi. Selain itu, kalau dijumlah (kapalnya) jadi banyak. Kalau diatur akan jadi lebih baik pastinya. Di Malaysia juga baru dibentuk.

Bagaimana pengamanan di Selat Malaka?

Nah, kalau itu ikon TNI AL. Kita menjaga Selat Malaka dengan hati-hati sekali. Ada beberapa upaya untuk Selat Malaka dan Selat Singapura. Yang pertama kita bangun integrated maritime surveillance system (IMSS) mulai dari Sabang sampai ke Padang. Jadi, kita tahu persis gerakan kapal. Kita kerja sama dengan Singapura dan Malaysia, untuk patroli bersama. Bahkan, Thailand juga akan masuk untuk patroli sepanjang tahun itu.
Sebenarnya bagaimana kondisi alat utama sistem persenjataan TNI AL kita?

Memang kapal perang itu tidak hanya kapalnya saja, tetapi juga sistem persenjataannya. Kapal-kapal yang lama mampu untuk berlayar dan mampu lakukan tugas penegakan hukum. Mampu untuk bertempur secara terbatas. Itu akan kita tingkatkan kemampuannya.

KOMPAS

Alenia Telah Kirimkan 8 Jet Latih MB-339CM Ke TUDM

Jet latih MB-339CM. (Foto: Alenia Aermacchi)

5 Desember 2009 -- Alenia Aermacchi Italia telah mengirimkan 8 jet latih MB-339CM ke Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) sesuai kontrak senilai 88 juta euro pada akhir 2006.

Dua pesawat pertama diterima TUDM pada Maret 2009, diterbangkan langsung dari Italia oleh pilot Alenia kepala pilot penguji Cdr. Quirino Bucci dan pilot penguji Cdr. Matteo Maurizio.

Sedangkan dua pesawat terakhir juga diterbangkan langsung dari Venegono Italia 28 November.

Versi MB-339CM dibuat berdasarkan versi MB-339CD yang digunakan AU Italia, berkursi tandem dan bermesin tunggal serta dilengkapi peralatan pengisian bahan bakar di udara.

TUDM telah menggunakan versi MB-339A selama 20 tahun.


Suasana saat tibanya pesawat pertama langsung dari Italia ke Malaysia, diterbangkan oleh penerbang Italia. (Foto: Alenia Aermacchi)

Jet latih MB-339CD milik AU Italia yang dikembangkan menjadi MB-339CM.(Foto: Alenia Aermacchi)

Defense News/@beritahankam

Vietnam Beli 6 Kapal Selam, Helikopter dan 12 Su-30 Jadikan Pembeli Utama Senjata Rusia

Kapal selam diesel – elektrik kelas Kilo Project 636. (Foto: fas.org)

5 Desember 2009 – Vietnam dapat menjadi importir utama senjata Rusia jika sejumlah kontrak pembelian kapal selam diesel dan pesawat terbang ditandatangani dalam waktu dekat, diberitakan harian bisnis Rusia Vedomosti.

Vedomosti memberitakan, Moskow dan Hanoi mendekati penandatanganan kesepakatan pembelan 6 kapal selam diesel – elektrik kelas Kilo dan 12 jet tempur serba guna Sukhoi Su-30MK2 Flanker-C.

Kontrak kapal selam diperkirakan senilai 1,8 milyar dolar, termasuk konstruksi infrastruktur pangkalan dan pelatihan awak kapal selam, dan akan menjadikan kontrak pembelian kapal selam buatan Rusia kedua terbesar sejak era Soviet. Kontrak pembelian terbesar pertama ditandatangani 2002 antara Rusia dan Cina untuk pembelian 8 kapal selam.

Kapal selam kelas Kilo Project 636 salah satu kapal selam tersenyap di dunia pada kelasnya. Kapal selam dirancang secara khusus untuk operasi anti kapal permukaan dan kapal selam di perairan relatif dangkal.

Rusia telah membuat kapal selam kelas Kilo untuk India, Cina dan Iran.

Sukhoi Su-30.

Vedomosti memberitakan juga menurut sumber di industri pesawat Rusia, kontrak baru pengiriman 12 jet tempur Su-30MK2 penambahan 8 pesawat dari tipe sama yang dibeli Vietnam pada Januari 2009.

Sukhoi Su-30MK2 versi lanjut Su-27 berkursi tandem dengan up-grade perangkat eletronik serta mampu menembakan rudal anti kapal selam.

Rusia juga akan menandatangani pembelian senilai sedikitnya 600 juta dolar dalam jumlah besar helikopter Mi-17, menurut sumber di perusahaan helikopter Rusia di pameran senjata LIMA 2009 di Malaysia, Rabu (2/12).

Kontrak baru yang akan ditandatangani akan menjadikan Vietnam diurutan pertama daftar pembeli utama senjata Rusia, menyisihkan Cina dan Rusia diutarakan analis industri Rusia Konstantin Makiyenko.

RIA Novosti/@beritahankam

Digelar Latihan Operasi Maritim Bersinar I - Selat Malaka Rawan Penyelundupan Narkoba

Sejumlah Anggota Detasemen 88 Polda Kepri membekuk gembong Narkoba di Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepri, Jumat (4/12). Kegiatan simulasi tersebut bagian dari rangkaian latihan operasi maritim bersinar yang diadakan Polri dan TNI AL di Medan, Surabaya dan Batam secera serentak. (Foto: ANTARA/Asep Urban/Koz/hp/09)

1 Desember 2009, Medan -- Perairan Selat Malaka yang membelah tiga negara Asean yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura merupakan jalur rawan terjadinya tindak pidana penyelundupan narkotika dari luar negeri dan masuk ke wilayah Indonesia.

"Kawasan ini menjadi pusat perhatian Badan Narkotika Nasional (BNN) agar penyelundupan narkotik dapat diberantas," kata Irjen Pol Badroddin Haiti Kapolda Sumatera Utara pada pembukaan Latihan Bersama Operasi Maritim Bersinar I yang berlangsung di dermaga Lantamal I Belawan, Senin (30/11).

Badroddin yang hadir pada acara itu mewakili Gories Mare Kepala BNN menyebutkan, selain Selat Malaka, perairan Andamaan dan laut Natuna termasuk jalur rawan terjadinya tindak pidana penyelundupan narkotika dan prekursor narkotika dari luar negeri ke wilayah Indonesia.


Menurutnya, tindak pidana narkotika merupakan kejahatan lintas negara yang memiliki mobilitas sangat kompleks dan tinggi dengan jaringan sindikasi yang sangat menggurita di lapisan strata sosial kehidupan masyarakat bahkan melampaui batas yuridiksi nasional negara serta didukung dengan sarana modern berteknologi tinggi.

Bahkan data secara nasional mencatat, trend tindak pidana penyalahgunaan serta peredaran narkotika menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan modus operandi yang semakin canggih, sementara kemampuan untuk mencegah maupun memberantas tindak pidana itu masih sangat terbatas. "Jika jajaran penegak hukum tidak segera mengambil langkah strategis dan komprehensif maka dalam waktu singkat Indonesia akan menjadi negara lemah," ujar petinggi Polri itu.

HARIAN GLOBAL

Dephan Kaji Kerjasama Pertahanan dengan 4 Negara

Latihan bersama Camar Indopura ke-17 ini akan berlangsung mulai tanggal 4 hingga 6 November 2009 antara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dan RSAF. (Foto: TNI AU)

4 Desember 2009, Jakarta -- Departemen Pertahanan RI akan mengkaji kembali rencana kerja sama pertahanan dengan empat negara, yakni Rusia, Republik Ceko, Polandia dan Singapura.

Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Ideologi dan Politik Agus Subrotosusilo ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta Jumat mengatakan, pihaknya akan mempelajari kembali aspek apa saja yang dapat menjadi bagian kerjasama dengan empat negara tersebut.

"Kami sudah ada kerja sama yang baik dengan empat negara itu, namun belum ada payung hukum formal dan ada beberapa aspek yang harus dibahas mendalam," katanya, di sela-sela kegiatan donor darah serangkaian Hari Ibu ke-81.

Agus mengatakan, jika aspek yang akan dikerjasamakan sangat luas maka perlu diadakan semacam nota kesepahaman dan harus diratifikasi oleh kedua pihak.

Namun, lanjut dia, jika kerja sama itu hanya menyangkut aspek yang tidak begitu luas skalanya, maka tidak perlu ada ratifikasi oleh kedua pihak terhadap kesepakatan kerja sama yang akan dilakukan.

Agus mengatakan, Departemen Pertahanan RI telah menjalin kerja sama dengansejumlah negara lain untuk membangun rasa saling percaya antarbangsa, sebagai modalitas mencegah konflik dan membangun kapabilitas pertahanan nasional.

"Bagaimana pun, kerja sama pertahanan sangat penting untuk mendukung pemberdayaan kemampuan pertahanan nasional, seperti kerja sama dalam bentuk pertukaran prajurit dan perwira, latihan bersama dan lainnya," katanya.

Departemen Pertahanan hingga kini telah menjalin kerja sama dengan sejumlah negara seperti Rusia (Kerja sama Teknik Militer, 2003), India (Kesepakatan Latihan Bersama, 2001), dan Filipina (Latihan Bersama, 2007).

Ada pula kerja sama pertahanan yang telah ditandatangani kedua pihak namun belum diratifikasi kedua negara, seperti kerja sama pertahanan RI dengan Polandia, Republik Ceko, dan Singapura.

ANTARA News

Friday, December 4, 2009

Brigjen TNI Lodewijk Gantikan Mayjen TNI Pramono Jadi Danjen Kopassus

Bertindak sebagai Inspektur upacara serah terima jabatan Komandan Jenderal Kopassus adalah KSAD Jenderal George Toisutta. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

4 Desember 2009, Jakarta -- Pucuk pimpinan Komandan Jenderal Kopassus resmi berganti. Brigjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus dilantik menggantikan Mayjen Pramono Edhie Wibowo, ipar Presiden SBY. Lodewijk menjadi Danjen Kopassus ke-24.

Acara serah terima ini berlangsung di Markas Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (4/12/2009).

Bertindak sebagai Inspektur Upacara, KSAD Jenderal George Toisutta. George menegaskan tidak ada yang istimewa dalam pergantian komandan Kopassus kali ini.

"Merupakan hal yang biasa dalam tour of duty dan meningkatkan pengalaman bagi perwira yang bersangkutan," ujar George dalam sambutannya.

Lodewijk F Paulus merupakan alumnus Akabri tahun 1981. Berbagai pendidikan serta penugasan di Korps Baret Merah telah dilalui oleh bapak 2 anak ini.

Pramono Edhie Wibowo selanjutnya akan menempati pos barunya sebagai Pangdam III Siliwangi.

Parade Kekuatan Kopassus

Serah terima Komandan Jenderal Kopassus dari Mayjen Pramono Edhie Wibowo kepada Brigjen Lodewijk F Paulus ditutup dengan defile. Hampir seluruh kekuatan Kopassus ditampikan dalam acara ini.

Defile di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (4/12/2009), dibuka dengan gelar pasukan dari Grup I, Grup II dan Grup III Sandi Yudha Kopassus. Lalu tampil Satuan kebanggaan Kopassus, Sat81 yang merupakan satuan elit antiteror. Para personelnya tampak mengenakan seragam serba hitam dan menyandang senapan MP5.



Hampir seluruh kekuatan Kopassus ditampikan dalam upacara serah terima jabatan ini. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

Setelah itu, hadir kendaraan milik Sat81. Dari mulai motor trail hingga jip defender yang dipersenjatai senapan mesin. Rantis Cakra yang digunakan untuk keperluan menjebol dinding dalam operasi lawan teroris, juga ditampilkan dalam acara ini. Rantis ini merupakan hasil produksi PT DI.

Beberapa sea rider yang digunakan dalam operasi di laut juga ditampilkan. Lengkap dengan peralatan selamnya.

Hadir pula kendaraan Caspier yang merupakan kendaraan satuan elit militer dunia. Kendaraan lapis baja yang tahan ledakan ranjau ini merupakan buatan Afrika Selatan.

KSAD Jenderal TNI George Toisutta pun berpesan agar Kopassus terus meningkatkan kemampuannya dengan cara berlatih dan terus berlatih. "Perlu juga ditingkatkan latihan dengan Denjaka, Den Bravo dan Densus 88," pesan George.

detikNews

Garis Besar Misi Satlakopsud PPRC TNI Sukses


4 Desember 2009, Jakarta -- Setiap fajar hendak hengkang dari peraduan malam selama satu minggu berturut-turut bumi pertiwi Halim Perdanakusuma terdengar gemuruh burung-burung besi dari Skadon Udara 12 Pangkalan Udara Simpang Tiga Pekanbaru dan Skadron Udara 1 Pontianak terbang dengan formasi tempur, selama satu minggu itu pula masyarakat sekitar terganggu.

Pesawat Hawk 100 bergabung dalam misi Latihan TNI dengan sandi PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat). Pos Satlakopsud (Satuan Pelaksana Operasi Udara) dipusatkan di Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dibawah komando Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko yang sehari-harinya menjabat sebagai Komandan Wing 1 Lanud Halim perdanakusuma.

Pada hari kamis 3 Desember pukul 02.00 Wib dini hari mendadak ada rapat yang dipimpin oleh Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Bagus Puruhito sebagai penanggung jawab Pos Satlakopsud seluruh unsur yang tergabung dalam PPRC hadir, dengan sigap cepat Komandan Lanud memerintahkan semua unsur tugas udara mulai dari unsur tempur dan pasukan siap ditempat masing-masing karena pada pukul 04.30 seluruh kekuatan PPRC TNI akan membombardir musuh di selat Sunda.

Langit masih bersemburat jingga tanda fajar masih belum lama beranjak, pukul 04.30 tepat empat pesawat Hawk 100 tinggal landas dengan menggenggam 20 roket FFAR 2, 75 inci siap menhunjani daerah musuh dengan melaksanakan SUL (Serangan Udara Langsung) keempat burung besi ini akan menembaki sasaran dari ketinggian 4.000 kaki dengan kecepatan 1.200 km / jam.

Sekitar 20 menit kemudian, empat pesawat Hercules lepas landas dengan membawa pasukan penerjun payung yang berasal dari Batalyon 328,330,305 Brigif 17 Divisi 1 Kosrad sebanyak 540 prajurit. Menurut Komandan Satlakopsud PPRC Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko sebelumnya tim SAR (Search and Rescue) telah di standby di suatu tempat tersembunyi dengan melibatkan helikoter dari Lanud Atang Sendjaja Bogor.

Menurut laporan intelijen di lapangan misi Satlakopsud PPRC penembakan SUL terjadi sekitar 10 menit menghancurkan kekuatan musuh, pasukan secara perlahan satu persatu penerjun payung mengembangkan parasutnya dan turun menuju sasaran, langit serang Banten di penuhi payung-payung yang mengembang ibarat hujan jamur. Atraksi ini menjadi tontonan warga
sekitar.

Sekitar 30 menit pasukan Marinir menggelar operasi infitrasi di pantai salira pasukan tersebut di tugaskan untuk merebut sebuah dermaga yang dikuasai musuh di pelabuhan Serang. “Laporan, sasaran roket mengenai target, ganti” ucap intelijen.

Secara garis besar garis besar misi Satlakopsud PPRC TNI sukses namun kendala-kendala kecil masih di temukan di pangan, kata Dan Satlakopsud saat memimpin rapat evaluasi.

PENTAK LANUD HALIM PERDANAKUSUMAH

TNI Gelar Latihan Gabungan di Serang

Dua personel Korps Marinir TNI-AL bersiap melakukan penyergapan pada latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di pantai Wisata Salira, Banten, Kamis (3/12). Latihan yang melibatkan tiga angkatan itu merupakan simulasi penghancuran lawan dalam waktu singkat. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

4 Desember 2009, Serang -- Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tiga matra yaitu Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut menggelar latihan gabungan di Kecamatan Kramat Watu, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (3/12). Tema latihan PPRC TNI ini adalah "PPRC TNI Melaksanakan Operasi Penindakan Awal untuk Memelihara Integritas Wilayah Nasional dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI" ini, dan melibatkan 3.125 personel TNI, terdiri dari penyelenggara Geladi 478 orang dan Pelaku sebanyak 2.647 orang.

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan target latihan ini untuk meningkatkan perencanaan operasi gabungan yang dilaksanakan oleh satuan khusus TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Laut. Latihan ini juga untuk mempersiapkan pelaksanaan operasi lintas udara dan operasi amfibi.

Dalam latihan ini, kata Djoko, bertujuan untuk merebut satu sasaran/daerah yang dikuasai musuh sehingga PPRC TNI melumpuhkan kekuatan musuh melalui penerjunan satuan lintas udara dan pendaratan amfibi. Materi latihan ini meliputi pengintaian dan pengamatan udara, gerakan menuju sasaran (Lintas Laut), penerjunan KDOL dan IPAM, Serangan Udara Langsung, Penerjun Linud, pendaratan Amfibi, Perebutan Tumpuan Udara dan Perebutan Tumpuan Pantai.

Dalam latihan ini, Alutsista yang dikerahkan antara lain Ma PPRC TNI dan Satgasrat PPRC TNI menggunakan senjata organik sesuai TOP, sedangkan Satgasla PPRC TNI terdiri dari Tank Fib, RRF, KAPPA, PK, serta Sat Angkut dan sat Lindung dengan menggunakan KRI. Satlakopsud PPRC TNI mengerahkan Sur Intai, Sur Pur, dan Sur Ang masing-masing menggunakan PSWT B-737, Flight HAWK 100/200 dan pesawat HELLI.

Menurut Panglima TNI, latihan gabungan TNI merupakan latihan puncak yang biasanya dilaksanakan pada akhir tahun. Karena sifat latihan, metode latihan di TNI bertingkat dan berlanjut. Ia juga menjelaskan alasan pelaksanaan latihan gabungan TNI di Serang, Banten. "Banten sangat strategis dimana memiliki instalasi penting, ada obyek vital, dan ada selat Sunda. Apabila ada ancaman musuh maka daerah ini (Banten) akan menjadi sasaran untuk dikuasai," katanya.

Kepala Penerangan Komando Cadangan Strategis TNI AD Husni menambahkan, TNI merupakan komponen utama pertahanan, keamanan negara dalam melaksanakan tugas pokoknya dituntut memiliki kesiapsiagaan operasional dan ketanggapsegeraan untuk menghadapi setiap ancaman dan gangguan dari luar negeri maupun dari dalam negeri.

KASAD Tutup latihan Geladi Lapangan PPRC TNI Kilat XXVI

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toisutta mewakili Panglima TNI menutup Latihan Geladi Lapangan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI (PPRC) Kilat XXVI Tahun 2009 di Pantai Salira Banten, Kamis (3/12).

Latihan yang berlokasi wilayah Banten ini ditinjau langsung Oleh Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso beserta para Kepala Staf Angkatan TNI, diskenariokan untuk merebut kembali sasaran yang diduduki musuh terutama obyek vital. Latihan diawali dengan penembakan sasaran di sekitar lokasi PT. Perusahaan Gas Negara (PT. PGN) Bojonegara Serang Banten oleh 2 pesawat Sky Hawk 200 dari TNI Angkatan udara dilanjutkan Operasi Lintas udara (Linud) sebanyak 300 personel Linud 305 Kostrad yang tergabung dalam Satgas Darat.

Latihan berlanjut ke sasaran kedua dengan pelaksanaan Operasi Amfibi yang dilaksanakan oleh satuan Marinir dengan pendaratan Tank Amfibi di pelabuhan Pelindo II Banten.

Dalam Amanatnya yang dibacakan Kasad Jenderal TNI George Toisutta, Panglima TNI mengatakan, TNI merupakan komponen utama kekuatan pertahanan keamanan Negara, dalam melaksanakan tugas pokoknya dituntut memiliki kesiapsiagaan dan ketanggapsegeraan untuk menghadapi setiap ancaman dan gangguan dari luar maupun dalam negeri yang mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ditambahkan, Latihan Geladi lapangan ini merupakan upaya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI dengan menggelar satuan-satuan TNI dari berbagai matra sesuai tugas dan fungsi masing-masing yang tergabung dalam PPRC TNI dalam rangka melaksanakan operasi tempur yang dapat digerakan dengan cepat dan diimplementasikannya operasi PPRC TNI secara nyata bila dihadapkan dengan Kontijensi yang terjadi di wilayah darat tertentu.

Tujuan dilaksanakannya latihan Geladi lapangan PPRC TNI ini agar terwujudnya profesionalisme baik perorangan maupun satuan tugas yang tergabung dalam PPRC TNI sehingga dari penyelenggaraan latihan tersebut didapati kesiapsiagaan yang berkesinambungan.

JURNAL NASIONAL/DISPENAD

PT PAL Buat Kapal Perusak Kawal Rudal

Kapal perang perusak kawal rudal 105 meter rancangan PT. PAL Indonesia. (Foto: @beritahankam)

3 Desember 2009, Jakarta -- Dengan pengalaman yang ada selama ini, PT PAL Indonesia yakin bisa membuat kapal perang perusak kawal rudal dalam waktu 4 tahun. Pembuatan kapal perang yang bersenjatakan peluru kendali merupakan langkah besar guna kemandirian pengadaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista.

Hal tersebut disampaikan Direktur PT PAL Indonesia Harsusanto kepada Kompas, Rabu (2/12). Menurut Harsusanto, berhubung ini adalah kapal pertama, pihaknya bekerja sama dengan pihak lain. ”Kami sudah bisa bikin struktur kapalnya, tetapi untuk sistem elektroniknya kami harus kerja sama dengan pihak yang sudah pengalaman. Jadi, kami perlu sharing contract (kontrak bersama),” kata Harsusanto.

Kerja sama dengan pihak asing ini juga ditargetkan untuk adanya alih teknologi. Pengerjaan kapal yang harus dilakukan di PT PAL Indonesia juga membuat komponen lokal akan dipakai.

Menurut Harsusanto, pihaknya membutuhkan waktu sekitar 4 tahun untuk membuat kapal perang perusak kawal rudal (PKR) yang pertama. Harga satu kapal mencapai 170 juta euro. Setelah itu, dengan selang waktu masing-masing 6 bulan bisa diluncurkan lagi kapal PKR yang kedua dan ketiga.

Saat ini, menurut Harsusanto, kontrak memang belum ditandatangani. Namun, sebagai bagian dari program 100 hari Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, ia mengharapkan kontrak akan ditandatangani bulan Januari 2010. ”Empat tahun kemudian, kita sudah bisa luncurkan PKR,” kata Harsusanto.

Kapal LST

Selain kapal PKR, PT PAL juga berencana memproduksi kapal pendarat tank serbu atau landing ship tank (LST) dalam waktu dua tahun mendatang. Menurut Harsusanto, pihaknya telah menerima rancangan LST dari TNI Angkatan Laut. Kapal angkut sepanjang 117 meter ini merupakan kapal modern.

Secara terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono berkomitmen mendukung berkembangnya industri pertahanan dalam negeri. Menurut dia, TNI AL berkomitmen akan memilih untuk membuat kapal di dalam negeri seandainya industri dalam negeri telah mampu.

KSAL optimistis melihat arah industri dalam negeri untuk pembuatan alutsista tersebut. ”Kita minggu lalu sudah luncurkan kapal LPD KRI Banjarmasin,” kata Agus Suhartono mengenai kapal landing platform deck (LPD) terbaru milik TNI Angkatan Laut.

Harsusanto menyatakan, setelah KRI Banjarmasin, PT PAL akan meluncurkan kapal LPD lainnya, KRI Banda Aceh, pada bulan Juni 2010.

Kompas

Thursday, December 3, 2009

GD Baptis USS Missouri (SSN-780)

USS Missouri (SSN-780).

4 November 2009 -- General Dynamics Electric Boat akan membaptis secara resmi kapal selam serang nuklir kelas Virginia Angkatan Laut Amerika Serikat USS Missouri (SSN-780), Sabtu (5/12).

USS Missouri (SSN-780) kapal kelima yang menggunakan nama salah satu negara bagian di AS. Serta kapal selam kelas Virgnia ketujuh, pertama USS Virginia (SSN-774), USS Texas (SSN-775), USS Hawaii (SSN-776), USS North Carolina (SSN-777), USS New Hampshire (SSN-778), dan USS New Mexico (SSN-779).

Kapal selam mempunyai panjang 114,9 meter dan lebar 10,3 meter dengan bobot saat menyelam 7800 ton dengan jumlah awak 113 orang serta sanggup melaju pada kecepatan 25 knot.

Upacara peletakan lunas pertama USS Missouri (SSN-780).

Cutaway Kapal selam nuklir kelas Virginia.

Kapal selam serang nuklir pertama kelas Virginia USS Virginia (SSN-774)

USS Missouri dijadwalkan memulai uji pelayaran 2010 dan dapat bertugas di armada AL AS 2011.

USS Missouri dibangun di General Dynamics Corporation di Groton, Connecticut.
General Dynamics Electric Boat bekerja sama dengan Northrop Grumman Shipbuilding, akan membangun 18 kapal selam kelas Virginia untu AL AS.

Naval-technology.com/@beritahankam

Sertijab Danyon Pertahanan Militer Lantamal VI

Komandan Pasmarinir I, Brigjen TNI Mar. I Wayan Mendra (tengah) melakukan salam komando dengan Komandan Marinir Lantamal VI Makassar yang baru, Mayor Mar. Nurhidayat (kanan) dan mantan komandan marinir Lantamal VI (lama), Mayor Mar. Arif Budiman (kiri) saat serah terima jabatan Komandan Marinir Lantamal VI Makassar, Kamis (3/12). Mayor Mar. Nurhidayat mengantikan Mayor Mar. Arif Budiman sebagai Komandan Marinir Lantamal VI Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ed/hp/09)

3 November 2009, Makassar -- Serah terima jabatan Komandan Batalyon Pertahanan Militer VI dilaksanakan dari pejabat lama Mayor Marinir Arif Budiman kepada Mayor Marinir Nur Hidayat, di Dermaga Layang Makodam Lantamal VI, Kamis 3 Desember pukul 08.00 Wita.

Arif mendapat tugas baru di Papanslog Asmar I Surabaya, sedangkan Nur Hidayat sebelumnya dari Komandan Sekolah Bintara Pusdikmar Surabaya. Srtijab tersebut dihadiri Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama TNI Bambang Wahyuddin. Bertindak sebagai inspektur upacara Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra.

Sejumlah pasukan marinir berjalan usai mengikuti upacara serah terima jabatan Komandan Marinir Lantamal VI Makassar, Kamis (3/12). Mayor Mar. Nurhidayat mengantikan Mayor Mar. Arif Budiman sebagai Komandan Marinir Lantamal VI Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ed/09)

Dalam amanatnya, Wayan menekankan perlunya membentengi semua prajurit keluarga besar Yonmarhanlan VI dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dia juga mengajak untuk mengupayakan inovasi, kreativitas yang cerdas untuk memelihara dan meningkatkan naluri tempur prajurit yang siap melaksanakan setiap tugas

Dua Kapal Perang Siap Amankan Presiden

Setelah Kodam VI Wirabuana dan Polda Sulsel menyatakan kesiapan melakukan pengamanan atas kedatangan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kini giliran Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VI Makassar menyatakan hal yang sama.

Tidak tanggung-tanggung dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dengan kekuatan besar siap ditempatkan di titik kunjungan orang nomor satu tersebut.

Kesiapan dua KRI itu ditegaskan Komandan Lantamal VI Makassar, Laksamana Pertama TNI Bambang Wahyudin di Markas Lantamal VI, Rabu, 2 Desember. Bambang mengatakan, dua kapal tersebut akan disiagakan untuk menghindari segala kemungkinan terburuk saat kedatangan SBY.

Sayangnya, mantan Kepala Dinas Fasilitas Pangkalan TNI-AL itu tidak menyebut jenis KRI yang akan didatangkan untuk melakukan pengawalan itu. Bambang beralasan, penempatan kapal itu adalah bagian dari strategi pengamanan yang khusus dilakukan TNI AL.

"Dalam tugas militer segala kondisi pasti rawan. Hanya saja, eskalasi kerawanan di suatu tempat mempunyai tingkatan yang berbeda-beda," ujar Bambang.

Menurutnya, tugas dua KRI tersebut nantinya sebagai escape bagi presiden jika sewaktu-waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan saat peringatan Hari Nusantara digelar. Apalagi menurutnya, ia telah mendengar kabar yang beredar jika kedatangan SBY akan disambut oleh mahasiswa yang akan menduduki areal Pantai Losari.

Selain menurunkan dua KRI, TNI AL juga menurunkan sedikitnya 80 prajurit. Para prajurit ini akan bergabung dengan pengamanan TNI AD dan kepolisian.

Fajar

Kopaska - US Navy Berbagi Taktik

Komandan Satuan Pasukan Katak (Dansatpaska) Armada RI Kawasan Barat (Armabar), Kolonel Laut (T) Andy Kriswanto, memberikan ucapan selamat kepada satu personel US Navy Seal, seusai acara penutupan Latihan Bersama Flash Iron 10-01 JCET. Latihan bersama antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seal ini berlangsung di Pantai Caligi Batu Menyan Lampung. (Foto: Dispenarmabar)

3 November 2009, Bandar Lampung -- Latihan bersama Komando Pasukan Katak (Kopaska) dengan pasukan elite Amerika Serikat, US Navy Seal, berakhir kemarin. Latihan bersama yang telah dilakukan sejak tahun 1980 ini dianggap sukses karena selama pelaksanaannya tidak ada korban.

Demikian diungkapkan Komandan Satuan Pasukan Katak Armada Barat (Dansatpaska Armabar) dengan Komandan Gugus Tugas Latihan Kolonel Laut Andy Kriswanto seusai upacara penutupan latihan di Pusat Latihan Tempur Caligi, Batumenyan, Padangcermin, Pesawaran, kemarin. "Seluruh rangkaian latihan berjalan baik dan lancar. Semua sukses," ujarnya senang.

Menurut Andy, rangkaian kegiatan tersebut meliputi teknik pengobatan sendiri, penggunaan senjata, pertempuran jarak dekat, gerakan di atas kapal, pemeriksaan dan penghentian kapal di laut, serta taktik tempur di laut, sungai, dan rawa. Termasuk pula peluncuran roket dan penguasaan kapal.

"Latihan kedua pasukan elite ini memiliki makna penting dan strategis. Yaitu untuk menjaga kedaulatan dan integritas NKRI dari bentuk gangguan dan ancaman potensial maupun faktual," tegasnya. Ke depan, latihan semacam ini terus dilakukan.

Sesuai isi amanat Panglima Armada Barat Laksamana Muda TNI Suparno yang dibacakan Danlanal Lampung Weddy Widya selaku inspektur upacara, kegiatan ini bertujuan mempertajam dan meningkatkan kemampuan individu maupun tim, menyamakan prosedur standar manuver di lapangan, serta mengembangkan teknik baru.

Untuk itu, para peserta latihan diharapkan dapat terus meningkatkan berbagai keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan teknik maupun taktik yang telah didapat selama latihan. "Kekurangan yang ditemukan dalam latihan ini juga agar segera diupayakan pemecahannya sehingga tidak terjadi lagi di masa mendatang," ujar Weddy.

Untuk diketahui, kegiatan penutupan ini juga ditandai penyerahan sertifikat dan cenderamata antara kedua pasukan. Pemberian cenderamata ini juga dilakukan kepada Danlanal, Kepala Adpel Panjang Hutasoit, dan pihak Pemkab Pesawaran.

Fajar

Panglima TNI Terima Panglima Armada Pasifik AS

3 Desember 2009, Jakarta -- Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, menerima kunjungan kehormatan Panglima Armada Pasifik Amerika Serikat, Admiral Patrick M. Walsh, di ruang tamu Panglima TNI, Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Kamis (3/12).

Panglima TNI mengucapkan terima kasih atas perhatian dan menyambut baik kunjungan kehormatan yang telah dilakukan ke Indonesia.

Dalam kunjungan ke Indonesia yang merupakan perkenalan Panglima Armada Pasifik Amerika Serikat, Admiral Patrick M. Walsh kepada Panglima TNI ini, diharapkan dapat meningkatkan dan melanjutkan kerjasama di antara kedua belah pihak dalam bidang militer, khususnya pada Angkatan Laut yang sudah terbina selama ini dengan baik.

Panglima TNI didampingi oleh Kasum TNI, Laksamana Madya Y.Didik Heru Purnomo, Asintel Panglima TNI, Kapuspen TNI, Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen, Aspam Kasal, Pangarmabar, Waaspam Kasal.

Sedangkan Panglima Armada Pasifik AS didampingi oleh Col. Kevin E. Richards (U.S Defense Army Attache), Capt. Kevin Wilson (U.S. Naval Attache), Capt. Willliam Kearns (Executive Assistant), Mr. Yamamoto (Desk Officer) and Rear Adm. Nora Tyson (Commander Logistic Group).

Kasarmabar Terima Tamu AL China

Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat (Kasarmabar), Laksamana Pertama TNI Bambang Suwarto, mewakili Pangarmabar menerima kunjungan kehormatan delegasi Angkatan Laut China sebanyak 24 orang perwira yang dipimpin Real Admiral Yan Hong Zhi di Markas Komando Armabar, Jalan Gunung Sahari Raya No 67, Jakarta Pusat, Kamis (3/12).

Kunjungan ini dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan baik dan kerjasama antara kedua Angkatan Laut khususnya dengan Koarmabar.

Pada kunjungan ini juga dilaksanakan diskusi antar kedua Angkatan Laut yang dipimpin Kasarmabar dengan diakhiri saling tukar menukar cinderamata.

Hadir mendampingi Kasarmabar pada kunjungan tersebut segenap pejabat Teras Koarmabar.

Puspen/Dispenarmabar/POS KOTA

Hebat, 750 Tentara Jadi Guru

Marinir sedang berjaga di pos perbatasan. (Foto: kaltimpost)

4 Desember 2009, Medan -- Sebanyak 750 tentara yang bertugas di perbatasan Kalimantan Timur dengan Malaysia terpaksa diperbantukan menjadi guru karena tidak ada tenaga pengajar di 15 kecamatan yang merupakan daerah terisolir di provinsi tersebut.

"Di samping menjaga kedaulatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) juga mengajar anak-anak karena kebanyakan penduduk di daerah terpencil tersebut pergi bekerja ke Malaysia," kata ketua Badan Pengelolaan kawasan perbatasan Kaltim, Adri Paton, kepada ANTARA di Medan, Kamis.

Paton datang ke Medan sebagai narasumber dalam seminar yang diselenggarakan Departemen Komunikasi dan Informatika RI Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Medan.

Paton menjelaskan, kondisi masyarakat di kawasan perbatasan yang terisolir membuat mereka merasa lebih dekat dengan negara tetangga Malaysia dibandingkan negaranya sendiri.

Mereka lebih mudah mendapatkan fasilitas dan kebutuhan dari Malaysia, termasuk soal pendidikan dengan terpaksa belajar ke sekolah Malaysia karena fasilitas pendidikan tidak tersedia di daerahnya.

Bukan cuma itu, di kawasan perbatasan juga masyarakat hanya menikmati informasi dan berita dari media massa di negara tetangga sehingga mereka lebih mengenal Malaysia, ketimbang Indonesia.

"Kondisi seperti ini amat mengkhawatirkan karena bisa menggerus wawasan kebangsaan generasi muda di daerah perbatasan," katanya.

Dia menjelaskan, dari tiga kabupaten di provinisi itu, 15 kecamatan terletak berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia dan 12 diantaranya adalah daerah tertinggal.

"Saat ini masyarakat masih merasa bangga mengaku sebagai Bangsa Indonesia, tapi jika kondisi yang ada saat ini dibiarkan terus berlangsung maka akan menimbulkan ancaman terjadinya perpecahan.

ANTARA News

Hawk 109/209 Tembakan Roket FFAR 2.75 Dalam Latihan PPRC


3 Desember 2009, Banten -- Di pagi buta dimana orang masih terlelap dengan tidurnya, satu flight pesawat Hawk 109/209 dari Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru yang terdiri dari tiga pesawat, menembakan roket-roket FFAR (Fin Folding Aerial Rocket) 2.75 inci, pada sasaran musuh di darat.

Penembakan tersebut dilakukan saat berlangsung Latihan PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) yang dilaksanakan oleh Pasukan Gabungan TNI AD, AL dan AU di wilayah Banten, Kamis (3/12).

Dalam latihan ini, selain empat pesawat tempur Hawk 109/209, TNI Angkatan Udara juga melibatkan tiga pesawat C-130 Hercules dengan menerjungkan pasukan dari personel Kostrad, satu C-130 BT (Air Refueling), satu F-27 Fokker sebagai Kodal, satu Cassa C-212 sebagai pesawat intai/foto serta satu NAS-332 sebagai pesawat SAR Tempur yang didukung oleh satu regu Paskhas.

Sejumlah personel Korps Marinir TNI-AL melakukan pendaratan pada latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di pantai Wisata Salira, Serang, Banten, Kamis (3/12). Latihan yang melibatkan tiga angkatan itu merupakan simulasi melakukan pemukulan terhadap lawan dalam waktu singkat. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Beberapa personel Korps Marinir TNI-AL berada disamping perahu mereka setelah melakukan pendaratan khusus pada latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di pantai Lebak gede, Tanjung sekong, Banten, Kamis (3/12) dini hari. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Beberapa personel Korps Marinir TNI-AL melakukan pengamanan jalur tank dan panser amfibi usai melakukan pendaratan.(Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Sejumlah personel Korps Marinir TNI-AL keluar dari kendaraan tempur amfibi. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Sejumlah personel Korps Marinir TNI-AL keluar dari kendaraan tempur amfibi.(Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Dua personel Korps Marinir TNI-AL bersiap menembakan mortir usai melakukan pendaratan. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Dua personel Korps Marinir TNI-AL bersiap melakukan penyergapan pada latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC). (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Dispenau

TNI AU-Singapura Latihan Bersama


3 Desember 2009, Jakarta -- Sebagai bentuk kerjasama dan upaya untuk terus meningkatkan kemampuan operasi udara taktis, khususnya dalam pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia dan Singapura.

TNI AU dan RSAF (Republic of Singapore Air Force) menggelar latihan udara bersama yang dikemas dengan sandi “Manyar Indopura III/2009.”

Bentuk latihan terdiri dari dua tahap, yaitu latihan posko dan manuver lapangan. Dari latihan ini, sasaran yang diperoleh selain mempererat persahabatan dan kerjasama antara TNI AU dan RSAF, juga untuk meningkatkan kemampuan bersama dalam perencanaan, persiapan dan pelaksanaan operasi udara taktis, baik taktik maupun teknik.

Bertindak sebagai Direktur latihan adalah Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Pekanbaru Letkol Pnb Ir.Tedi Rizalihadi. Dalam Latihan ini melibatkan 4 buah pesawat Heli Colibri, masing-masing dari TNI AU mengerahkan 1 pesawat sementara RSAF mengerahkan 3 pesawat.

Dispenau/POS KOTA

Wednesday, December 2, 2009

AL Korsel Operasikan Kapal Selam Tipe 214 Ketiga

Kapal selam tipe 214 milik AL Korsel. (Foto: Koreatimes.kr)

2 November 2009 –- Angkatan Laut Korea Selatan mulai mengoperasikan kapal selam ketiga KSS-II Selasa (1/11), setelah 18 bulan menjalani uji pelayaran. Upacara peresmian pengoperasian diadakan di Naval Operations Command di Busan.

Kapal selam diesel ketiga tipe 214 berbobot 1800 ton dan panjang 65,3 meter, diberi nama Ahn Jung-Geun, dilengkapi dengan torpedo tercanggih dan rudal kepermukaan. Kapal selam ini mampu beroperasi selama 2 minggu pada kedalam hingga 400 meter. Mampu beroperasi hingga mencapai Guam.

Kapal selam pertama diberi nama Sohn Won-il sedangkan yang kedua Jeong Ji, keduanya sudah dioperasikan AL Korsel.

Kapal selam tipe 214.

Kapal selam tipe 214 ketiga AL Korsel Ahn Jung-Geun.

Kapal selam tipe 214 kedua AL Korsel Son Won-il.

Kapal selam dilengkapi dengan Air Independent Propulsion (AIP) dan diawaki 40 orang. Harga satu kapal selam sekitar 1 milyar dolar.

Kapal selam dibuat oleh Hyundai Heavy Industries dibawah kerjasama teknik dengan Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW).

AL Korsel akan membangun sebuah kapal selam komando dan 6 kapal selam tipe 214 hingga 2018 serta membangun kapal selam buatan dalam negeri berbobot 3000 ton setelah 2018.

Koreatimes/@beritahankam

TNI Minta Dukungan Anggaran

KRI Surabaya. (Foto: TNI AL)

2 November 2009, Jakarta -- Masalah bahan bakar minyaK tak hanya dihadapi oleh skala rumah tangga. TNI pun mengalami hal serupa. Tak cukup anggaran, utang pun membludak. Pertamina beberapa waktu lalu menyatakan bahwa utang alat pertahanan negara ini mencapai Rp7,1 triliun.

Atas hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah akan berusaha untuk mencari jalan terbaik agar utang ini tak menjadi beban Dephan/TNI. Syaratnya, mereka harus membuat perhitungan kebutuhan BBM yang bisa diprediksi sehingga anggaran menjadi rasional.

Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso kemudian menjawab bahwa mereka telah membuat perhitungan kebutuhan BBM tersebut. Namun, ia meminta agar urusan BBM ini sepenuhnya diberikan perhatian karena mereka juga bertugas mendukung departemen yang ada jika diminta.

"Perlu diketahui, departemen itu di dalam pelaksanaan tugasnya apabila butuh kapal, misalnya, juga meminta bantuan TNI. Seperti baru-baru ini, permintaan pengedropan logistik di Wamena karena di sana kekurangan logistik. Baru-baru ini, juga ada permintaan Dephub untuk survei wilayah perbatasan Timor Leste. Tahun 2007, MenLH memindahkan harimau saja meminjam kapal kepada kami. Belum lagi bencana alam, bantuan ke luar negeri, itu memakai alat transportasi TNI dan tentunya memakai bahan bakar," jelasnya di Jakarta, Rabu (2/12).

Penjelasan lebih detil tentang kebutuhan BBM ini dijawab oleh Asisten Logistik Panglima TNI Mayjen Abdul Ghofur. Ia menyatakan bahwa persoalan mendasar adalah dukungan anggaran yang tidak penuh dari pemerintah terhadap kebutuhan BBM serta pengenaan harga keekonomian bagi TNI.

"Kami sudah mendesak kebutuhan setahun dipenuhi. Tapi, ternyata yang dipenuhi hanya sekitar 40% dari total kebutuhan, baik rutin maupun operasi. Contohnya, kebutuhan Rp3,6 triliun, tapi didukung Depkeu hanya Rp1,3 triliun. Itu BBM saja," jelasnya.

MEDIA INDONESIA