Saturday, July 17, 2010

Boeing Siap Ubah F-16 Menjadi Drone QF-16

F-16 pertama yang akan dijadikan drone QF-16 terbang di atas Jacksonville. (Foto: Boeing)

17 Juli 2010 – Boeing menerima jet tempur F-16 pertama yang akan dijadikan drone QF-16. Perayaan penyerahan disaksikan Senator Florida, pemerintah daerah dan pemuka masyarakat, Jumat (9/7) di lapangan terbang Cecil, Jacksonville.

Boeing memenangkan kontrak senilai 69,7 juta dolar dari AU AS Maret tahun ini untuk mengubah 126 F-16 menjadi QF-16. QF-16 sebagai drone dapat diterbangkan oleh atau tanpa pilot. Penyerahan QF-16 dijadwalkan mulai 2014.

Boeing/Berita HanKam

Pembom Uzur F-111 Beraksi di Latma Pitch Black 2010

17 Juli 2010 -- Pembom veteran Perang Vietnam F-111 AU Australia melakukan aksi terakhir dalam latihan bersama skala besar. F-111 dari Skuadron 6 berpartisipasi dalam latma Pitch Black 2010, sebelum dipensiunkan akhir tahun ini. F/A-18 Super Hornet akan menggantikan F-111.



Australian DoD

Aksi F-16 Thailand di Latma Pitch Black 2010


17 Juli 2010 – AU Thailand berpartisipasi latihan bersama Pitch Black 2010, berlangsung di Australia.

Latma Pitch Black 2010 diikuti sejumlah Negara AB Australia, AU Singapura, AU Selandia Baru dan AU Thailand. Lebih dari 1500 personil dan 50 pesawat tempur terlibat dalam latihan ini.

Latihan berlangsung di dua tempat, “Blueland” berlokasi di pangkalan udara Darwin dan “Redland” di Tindal.

Australia menyertakan F-111, F/18 Hornet, Hawk dan pesawat latih PC-9/A Pilatus. AU Thailand menurunkan F-16 A/B, dan Singapura F-16, E-3 Hawkeye dan pesawat tanker KC-135.








Australian DoD

A330 MRTT Appears in RAAF Colours


14 July 2010 -- One of the two Airbus Military A330 MRTT Multi Role Transport Tankers scheduled to be delivered to the Royal Australian Air Force this year has now been painted in the service’s colours. The aircraft, seen here at the Airbus Military facility at Getafe, Madrid, is the second to have undergone conversion and one of five ordered by the RAAF. The first two will be delivered later this year and will serve under the designation KC-30A with 33 Squadron at RAAF Amberley.

About the A330 MRTT

The Airbus Military A330 MRTT is the most advanced and most cost-effective Multi Role Tanker Transport existing today. The large 111,000 kg/245,000 lb basic fuel capacity of the successful A330-200 airliner, from which it is derived, enables the A330 MRTT to excel in air-to-air refuelling missions without any additional fuel tanks.

The A330 MRTT is offered with a choice of proven in-air refuelling systems, including an advanced aerial refuelling boom system, and/or hose and drogue wingpods and/or fuselage refuelling unit. Thanks to its true wide-body fuselage, the A330 MRTT can also be used as a pure transport aircraft able to carry up to 380 passengers or a payload of up to 45 tonnes / 99,000 lb. It can also easily be converted to accommodate up to 130 stretchers for Medical Evacuation (MEDEVAC). Australia, Saudi Arabia, the United Arab Emirates and the United Kingdom have ordered a total of 28 A330 MRTTs.

Airbus Military

Airbus Military is the only military and civil transport aircraft manufacturer to develop, produce, sell and support a comprehensive family of airlifters ranging from three to 37 tonnes of payload. Within Airbus, Airbus Military is responsible for the A400M programme, as well as for military tanker transport derivatives based on Airbus civil aircraft, with the integration of the state-of-the-art flight-refuelling boom (ARBS) which is unique in its class. With the C-295, CN-235 and C-212, Airbus Military is the global leader in the market segments for light and medium-sized military transport aircraft. Altogether Airbus Military has sold more than 1,000 aircraft with over 650 flying with more than 100 operators worldwide.

Airbus Military

Taruna Akademi TNI dan Polri Saksikan Demo Pendaratan di dermaga Kolinlamil

KRI Teluk Tomini-508 digunakan dalam demo pendaratan. (Foto: Dispenal)

16 Juli 2010, Jakarta -- Para Taruna Akademi TNI dan Polri dalam kegiatan Bhinneka Eka Bhakti (BEB) di Kolinlamil menyaksikan demo latihan pendaratan amfibi parsial dengan melibatkan unsur kapal perang jajaran Kolinlamil KRI Teluk Tomini-508 dan Teluk Kau-504, di Kolam Pelabuhan Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (15/7).

Demo kegiatan operasi pendaratan amfibi yang tergabung dalam operasi gabungan tersebut berlangsung dengan menampilkan kegiatan yang diskenariokan dengan berbagai peran tempur mulai berangkat dari pangkalan aju sampai dengan menuju daerah operasi pendaratan, jelas Kadispen Kolinlamil Letkol Laut (Kh) Drs Agus Cahyono.

Dalam kegiatan demo tersebut melibatkan dua KRI dengan didukung dua buah tank amfibi PT 76 dan panser amfibi pendarat BTR-50 dengan satu peleton pasukan Marinir melaksanakan pendaratan di daerah sasaran operasi pendaratan.

Kegiatan demo pendaratan tersebut diawali dengan pelaksanaan berbagai peran tempur mulai dari bahaya serangan udara, perang kebakaran akibat terkenan tembakan pesawat udara musuh di KRI Teluk Tomini-508 dan sebelumnya dilaksanakan peragaan gerakan semaphure sebagai gerakan isyarat komunikasi dikarenakan jaring komunikasi radio terputus.

Demikian pula bantuan tembakan dari kapal perang yang tergabung dalam operasi gabungan tersebut melaksanakan bantuan tembakan ke daerah pantai pendaratan dalam rangka operasi pendaratan amfibi yang dilaksnakan di kolam dermaga Kolinlamil Tanjung Priok,Jakarta
Demo yang dikemas dalam operasi gabungan ini diakhiri dengan meluncurnya dua tank amfibi dan PT 78 dan dua panser amfibi pendarat BTR 50 dari KRI Teluk Tomini-508 dan KRI Teluk Kau-504 di kolam pelabuhan dengan disaksikan para Taruna yang berada di dermaga Kolinlamil.

Sebelum kegiatan demo, para Taruna TNI dan Polri tersebut diberikan pembekalan oleh Panglima Kolinlamil Laksda TNI Slamet Yulistiyono di Gedung Laut Natuna Mako Kolinlamil.
Kegiatan pembekalan kepada Taruna dalam kegiatan Bhinneka Eka Bhakti Taruna Akademi TNI dan Polri di Mako Kolinlamil tersebut dihadiri Kas Kolinlamil Laksma TNI Arie H Sembiring dan Irkolinlamil dan para pejabat teras Kolinlamil.

Pelita

Canada Selects Lockheed Martin F-35 For Next-Generation Fighter


16 July 2010, FORT WORTH, Texas -- The Government of Canada today announced plans to acquire the Lockheed Martin [NYSE: LMT] F-35 Lightning II as the country’s next-generation fighter aircraft. The F-35 will replace Canada’s fleet of CF-18 Hornets that entered service in the early 1980s.

“We’re very pleased with the decision and are committed to supporting the Government of Canada in moving forward with the F-35,” said Tom Burbage, Lockheed Martin executive vice president and general manager of F-35 Program Integration. “The Lightning II will help ensure Canada’s national security, and also positions Canadian industry to immediately capture long-term work that will endure for the next 30 years.”

The F-35 is a supersonic, multi-role, 5th generation stealth fighter developed and funded by a consortium of nine countries, including Canada. It is designed to excel in both air-to-air and air-to-ground operations and features the most comprehensive and powerful avionics of any fighter ever produced. Canada plans to acquire 65 F-35s to replace the CF-18 fleet that is currently in service. Delivery of Canada’s F-35s will begin in 2016.

Three F-35 variants derived from a common design, developed together and using the same sustainment infrastructure worldwide, will replace at least 13 types of aircraft for 11 nations initially, making the Lightning II the most cost-effective fighter program in history.

Lockheed Martin is developing the F-35 with its principal industrial partners, Northrop Grumman and BAE Systems. Two separate, interchangeable F-35 engines are under development: the Pratt & Whitney F135 and the GE Rolls-Royce Fighter Engine Team F136.

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.


F-35 and Lightning II are trademarks of Lockheed Martin Corporation.

Lockheed Martin

RI Mampu Produksi Jet Tempur

Model jet tempur KF-X. (Foto: aviationweek)

17 Juli 2010, Bandung -- PT Dirgantara Indonesia (DI) menyatakan siap membuat pesawat tempur KF-X guna mendukung kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel).

Perusahaan dirgantara nasional tersebut memiliki kompetensi untuk membuat pesawat tempur dengan kemampuan di atas rata-rata. “Desain, sumber daya manusia, teknologi, dan quality control kami menyatakan siap,” ujar Kepala Humas PT DI Rakhendi Triyatna kepada wartawan di Bandung kemarin. KesiapanPTDIbukanlahisapan jempol. Rakhendi menyebutkan, antara tahun 1986-1990 saat masih bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN),pihaknya pernah memproduksi tujuh komponen untuk 40 pesawat tempur F-16. Hasilnya excellent,”tandasnya.

Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI I Wayan Midhio mengatakan,RI akan berusaha agar pembuatan KFX dapat dilakukan di Tanah Air, khususnya di PT DI.Dengan demikian, diharapkan Indonesia bisa mendapat transfer teknologi. Namun di mana kepastian pesawat tempur KF-X akan diproduksi, menurut dia,sejauh ini belum dibicarakan. “Kami berharap pesawatnya dapat dibuat di sini (Indonesia). Ini akan dibahas dalam kesepakatan selanjutnya.Kalau yang ditandatangani Pak Erris Herryanto (Sekjen Kemhan) kemarin itu baru perjanjian awal,”ujar I Wayan.

I Wayan menuturkan, nota kesepahaman dengan Korsel berkaitan dengan rencana produksi bersama (joint production), riset hingga terbentuknya prototipe pesawat tempur. Prototipe tersebut dapat diproduksi di Indonesia tahun 2020 oleh PT DI. Lebih jauh dia menjelaskan, Indonesia tidak akan mendapat lisensi dari pesawat KF-X karena rancangan awal dari jet tempur tersebut adalah milik Korsel sepenuhnya. Indonesia dalam hal ini hanya menjadi mitra kerja sama, terutama dalam hal pemasaran. Kendati demikian, dia menjamin Indonesia akan mendapat keuntungan dari kerja sama ini karena dapat menyerap teknologi, sedangkan pihak Korsel dapat memangkas biaya produksi dan terbantu di urusan penjualan produk pesawat tempur.

Dia menambahkan, selain sudah mempunyai kemampuan membuat pesawat, Indonesia dipilih Korsel karena memiliki kedekatan dengan banyak negara berkembang.“ Pasar dari KF-X yang utama adalah negara berkembang dan Indonesia sebagai negara berkembang memiliki banyak kolega dengan negara-negara lain,”katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, Kemhan RI meneken kesepakatan dengan Korsel untuk memproduksi dan memasarkan jet tempurKF- Xyang tertunda beberapa tahun karena terbentur masalah teknis dan pendanaan. Kesepakatan bukan hanya menjadi kebanggaan bangsa karena tidak banyak negara yang bisa memproduksi pesawat tempur,tapi juga untuk melepaskan ketergantungan alat utama sistem senjata (alutsista) dari negara lain.


Dalam kesepakatan yang diteken Komisioner Kementerian Pertahanan Korsel dan Sekjen Kemhan RI Marsekal Madya TNI Erris Herryanto, Indonesia akan menanggung 20% biaya dan akan memperoleh 50 pesawat yang mempunyai kemampuan tempur melebih F-16 ini. Sekjen Kemhan Erris Herryanto sebelumnya pernah mengungkapkan, anggaran yang dibutuhkan untuk proyek strategis tersebut sebesar USD8 miliar dengan jangka waktu kerja sama hingga 2020. Selama waktu itu diharapkan sudah bisa disiapkan lima prototipe. Berdasar informasi yang berkembang, KF-X tergolong pesawat tempur generasi baru.

Pesawat single seat bermesin ganda ini adalah jenis pesawat siluman (stealth) yang kemampuannya di atas pesawat Dassault Rafale atau Eurofighter Typhoon, tapi masih di bawah Lokheed Martin F-35.Kemampuan tempurnya juga tidak usah diragukan karena lebih unggul dibandingkan pesawat F-16 Block 60. Untuk mendukung ketersediaan peranti canggih,produksi KF-X akan merangkul sejumlah perusahaan internasional untuk menyediakan sistem radar, data link, desain, mesin jet, teknologi stealth, persenjataan,dan lainnya. Pengamat militer MT Arifin berharap dalam kerja sama pembuatan pesawat KF-X tersebut Indonesia bisa memastikan adanya alih teknologi. Proses alih teknologi dapat terjadi dengan melibatkan PT DI dalam pembuatan KF-X.

Menurutnya, tanpa adanya transfer teknologi, kerja sama yang memakan banyak biaya tersebut akan sia-sia,bahkan mendatangkan kerugian.“Kita harus melihat dulu perjanjiannya seperti apa? Yang terpenting,Indonesia harus mendapatkan transfer ilmu dari adanya kerja sama pembangunan pesawat ini,”ujarnya. Dia pun menilai Indonesia sudah saatnya memproduksi sendiri materi keperluan pertahanan dan keamanan.Jika ilmuwan Tanah Air mampu dengan optimal menyerap teknologi dari Korsel, hal itu dinilainya sebagai perkembangan yang luar biasa.Selama ini Indonesia masih banyak membeli senjata, pesawat,dan kapal dari luar. “PT DI memang begitu bagus di era Habibie. Namun setelah itu banyak ilmuwan terbaik kita yang lebih memilih bekerja di Singapura dan negara-negara lain.

Ini bisa menjadi momentum yang bagus untuk PT DI,”imbuhnya. Selain harus terdapat alih teknologi, menurut Arifin,ada satu lagi syarat yang mesti diperhatikan Indonesia dalam perjanjian ini,yakni harus tetap menjaga netralitasnya di dunia internasional. Dia berharap Indonesia jangan sampai terpicu untuk mengikuti paham atau blok yang tengah berkonflik. Sementara itu,anggota Komisi I DPR RI Sidarta Danusubroto mengaku pihaknya sama sekali belum mendengar rencana kerja sama Indonesia dengan Korsel untuk membuat pesawat tempur. Karena itu, Komisi I DPR akan meminta keterangan pemerintah,terutama Kemhan, tentang tujuan dan latar belakang kerja sama tersebut. “Saya baru mendengar ini.

Apakah ini berupa MoU atau malah baru sekadar wacana? Seharusnya kami diajak rembuk dulu dong.Kalau tidak diajak rembuk,mana kita tahu apakah ini bisa bermanfaat atau tidak? Sebab prinsipnya, setiap kerja sama yang akan dilakukan harus memberi manfaat bagi kita.Termasuk dalam pengadaan pesawat maupun dalam penguatan kemampuan personel,”katanya. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengingatkan agar pemerintah lebih berhatihati dalam membuat kebijakan kerja sama dengan luar negeri.

Selain itu,pemerintah harus menjelaskan sumber dana yang akan dipakai untuk membiayai program kerja sama tersebut.Sebab,lanjut dia,masalah biaya menjadi pertanyaan mendasar karena bisa menjadi pemborosan anggaran jika sasaran yang dicari tidak bernilai signifikan. “Kalau ada kerja sama begini, harus jelas juga anggarannya dari mana? Siapa yang membiayai? Jangan seperti sebelum-sebelumnya yang tahu-tahu sudah terjadi baru DPR diberi tahu,”pungkasnya.

Dukungan Blogger

Kerja sama Indonesia-Korsel ini ternyata sudah sampai ke telinga para blogger sista (sistem pertahanan), Facebookerdan menjadi perbincangan hangat di Kaskus. Berdasarkan penelusuran harian Seputar Indonesia hingga sore kemarin,sudah ada akun Facebook dengan nama Dukung RI Produksi Pesawat Tempur Ini.Tampilan depan akun menunjukkan dua buah pesawat kuno yang mengudara dengan tiga foto pahlawan di atasnya.Adapun tagline yang ditampilkan adalah “Indonesia harus mampu produksi pesawat tempur”.

Salah seorang anggota bernama Anggih Romadhon menulis statusnya dalam laman tersebut terkait kerja sama ini: “Alhamdulillah akhirnya kerja sama Indonesia-Korsel buat produksi pesawat tempur jadi juga. Bukan sekadar wacana-wacana kosong belaka. Hidup Indonesia!”.

SINDO

Kopaska TNI AL Latihan TCCC


16 Juli 2010, Surabaya -- Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL dan Angkatan Laut Amerika Serikat dari jajaran US Navy Seal yang terlibat dalam Latihan Bersama (Latma) Flash Iron 10-2/JCET hari ini Jumat (16/7) melaksanakan latihan Tactical Combat Casualiv Care (TCCC) di Pusat Latihan Operasi Laut Kolatarmatim Ujung, Surabaya.

Materi latihan tersebut, intinya bagaimana cara memberikan pertolongan darurat lapangan kepada pasukan korban perang. Untuk itu, setiap prajurit yang terlibat dalam latihan tersebut dikenalkan sekaligus cara penggunaaannya tentang alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk pertolongan darurat lapangan.

Pentingnya materi ini dilatihkan, agar pasukan elite TNI AL ini mengetahui dan sekaligus memahami tentang pertolongan darurat lapangan pada saat terjadi pertempuran.

Pasukan yang terlibat dalam latihan itu dari Kopaska TNI AL 92 personel sedangkan dari pihak US Navy Seal 19 personel. Latihan yang digelar hingga 5 Agustus tersebut akan melaksanakan beberapa materi latihan diantaranya pengamanan VVIP, materi lain yang juga dilatihkan diantaranya MIO (Martime Interdiction Operation), Markmanship and Skills, CQC (Closed Quarter Combat), dan Urban Warfare.

Dispenarmatim

TNI AU dan US Air Force Latihan Bersama

Personil AU AS dari 320th Special Tactics Squadron, berpangkalan di Kadena AB, Jepang membantu anggota Pashkas yang menjadi sukarelawan mencoba perangkat penyalamatan, salah satu demonstrasi saat digelas latma Teak Iron antara 353rd Special Operations Group dan TNI AU. (Foto: USAF/ Master Sgt. Marilyn C. Holliday)

16 Juli 2010, Bandung -- TNI-AU dan US Air Force akan melakukan latihan bersama dengan sandi "Teak Iron II" di Lanud Husein Sastranegara Kota Bandung, 17-31 Juli 2010.

"Latihan bersama kali ini merupakan yang kedua kalinya digelar di Lanud Husein Sastranegara ini. Latihan bersama kali ini fokus pada distribusi logistik dan penerjunan personil," kata Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kolonel (Pnb) Asep Adang Supriyadi di Bandung, Jumat.

Latihan bersama kedua angkatan perang tersebut akan melibatkan 110 personil US Air Force dan 155 personil TNI-AU dengan dukungan tiga unit pesawat Hercules.

Tujuan dari latihan bersama yang kedua kalinya di Bandung itu dalam rangka latihan kerjasama dan saling memberi pengalaman masing-masing saat menjalankan tugas di lapangan.

Selain itu menjalin hubungan yang lebih erat lagi, terutama dalam melakukan teknik penerbangan penerjunan personil.

"Penerjunan akan dilakukan di kawasan Lanud Sulaeman Margahayu Bandung yang menjadi `droping zone`," kata Asep Adang.

Menurut dia, latihan bersama yang akan berlangsung hampir setengah bulan itu juga akan diisi dengan berbagai kegiatan latihan militer lainnya terkait dengan operasi penerjunan, intelijen dan pengamanan.

"Latihan ini mempererat hubungan antara TNI-AU dengan US Air Force," kata Danlanud Husein Sastranegara menambahkan.

Sementara itu latihan bersama TNI-AU dan US Air Force yang pertama digelar pada 29 September 2009 lalu yang juga mengerahkan pesawat angkut militer jenis Hercules.

ANTARA News

Friday, July 16, 2010

Satkopaska Koarmatim Dilengkapi Jeep Anti Teror


16 Juli 2010, Surabaya -- Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Komando Armada RI Kawasan Timur mendapat fasilitas baru yaitu dengan datangnya dua unit kendaraan bermotor roda empat jenis Jeep Wrangler. Pagi tadi, Jumat (16/7) setelah berolah raga sepeda Pangarmatim Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto sempat meninjau kendaraan tersebut di halaman Markas Satkopaska Koarmatim Ujung, Surabaya.

Kehadiran kendaraan roda empat tersebut di jajaran pasukan elite TNI AL ini adalah untuk mendukung tugas-tugas tertentu Satkopaska Koarmatim, seperti untuk penanggulangan anti teror atau untuk pengamanan VVIP. Seperti kita ketahui, Satkopaska Koarmatim sebagai pasukan elite TNI AL selain mempunyai tugas pokok peperangan khusus di laut juga sebagai pasukan anti teror.

Tingkat kemampuan dan profesionalisme sebagai pasukan anti terror terus ditingkatkan dan dikembangkan. Seperti beberapa hari yang lalu, pasukan elite ini melaksanakan latihan pengamanan VVIP dan anti teror dengan Angkatan Laut Amerika Serikat dari jajaran US Navy Seal yang diberi sandi “Latma Flash Iron 10-2/JCET.

Dispenarmatim

ADSB Serahkan Landing Craft ke AL Bahrain

Kapal Landing Craft 42 meter. (Foto: ADSB)

16 Juli 2010 -- Galangan kapal Uni Emirat Arab Abu Dhabi Ship Building (ADSB) menyerahkan kapal jenis Landing Craft 42 meter pertama dari dua kapal yang dipesan Angkatan Laut Bahrain, Selasa (13/7), di Mussafah, Abu Dhabi.

ADSB mendapatkan kontrak pembuatan dua kapal Landing Craft 42 meter dan dua kapal Fast Landing Craft 16 meter akhir 2008, setelah menyingkirkan sejumlah galangan kapal internasional.

Kapal Landing Craft 42 meter dirancang mengangkut pasukan dan kendaraan, dan dapat digunakan sarana angkut kargo, serta mampu merapat di pantai perairan dangkal. ADSB telah membangun dua kapal sejenis untuk AL UEA.

Kapal kedua Landing Craft 42 meter direncanakan diluncurkan dan diserahkan akhir tahun ini.

Sedangkan dua kapal Fast Landing Craft 16 meter telah diserahkan akhir 2009, kapal mampu dipacu 35-40 knot.

Eye of Dubai/Berita HanKam

Pelepasan Kontingen Binsat Pasmar-1

16 Juli 2010, Sidoarjo -- Komandan Kontingen Tim Binsat Pasmar-1, Kolonel Mar RB Heraspatty (kiri) membawa lambang kehormatan kontingen, setelah diserahkan oleh Dan Pasmar-1, Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra, saat upacara pelepasan di Mako Pasmar-1, Gedangan Sidoarjo, Jumat (16/7). Sebanyak 120 anggota Korps Marinir jajaran Pasmar-1 mengikuti Lomba Binsat di Mako Kormar Jakarta, dengan materi lomba Cross Country 8 Km, Speed March 8 Km, Renang Laut 600 M, Halang Rintang dan Menembak (pistol dan Sniper). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/hp/10)

16 Juli 2010, Surabaya -- Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) I Wayan Mendra melepas Kontingen Pembinaan Satuan (Binsat) Pasmar-1 dalam upacara di Markas Komando Pasmar-1, Jalan Ahamd Yani, Gedangan, Sidoarjo, Jumat.

Dalam amanatnya, ia mengatakan lomba Binsat merupakan perlombaan yang sangat bergengsi, karena mempertaruhkan harga diri serta kebesaran satuan dan juga sebagai salah satu bentuk pembinaan personel yang diwujudkan dalam suatu uji kemampuan perorangan.

Selain itu, kata orang nomor satu di jajaran Pasmar-1 itu, Lomba Binsat dapat digunakan mengukur sejauh mana kemampuan mental dan fisik seorang prajurit dengan menitikberatkan pada kemampuan jasmani dan keterampilan perorangan sebagai pendarat amfibi.

"Kalian adalah wakil dari Keluarga Besar Pasmar-1, kalian telah mendapat kepercayaan sekaligus kehormatan untuk mengikuti lomba Binsat tingkat Kormar tahun 2010. Saya yakin dengan latihan yang maksimal, persiapan yang matang akan dapat mengemban kepercayaan," katanya.


Dan Pasmar-1, Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra (kanan) memeriksa perlengkapan anggota Korps Marinir yang tergabung dalam Kontingen Binsat Pasmar-1. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/hp/10)

Namun dibalik semua itu, terkandung makna yang jauh lebih penting dan harus dijaga, yaitu terpeliharanya persatuan dan kesatuan keluarga besar Korps Marinir demi tetap tegaknya citra dan cita-cita TNI AL, khususnya Korps Marinir.

Lomba Binsat Kormar tahun 2010 mempertandingkan cabang Menembak Senapan, Menembak Pistol, Sniper, Cross Country 8 Km, Speed March 8 Km, Renang Laut 600 M, dan Halang Rintang.

Rencananya, kompetisi berlangsung di Jakarta mulai tanggal 26 Juli 2010 hingga 3 Agustus 2010. Pasmar-1 menyertakan 120 personel dengan Komandan Kontingen Kolonel Marinir R.B Heraspatty untuk mengikuti Lomba Binsat 2010.

Acara dihadiri Komandan Kolatmar Kolonel Marinir Purwadi, Komandan Lanmar Surabaya Kolonel Marinir Enjang Suryana, Para Komandan Kolak Pasmar-1, Para Asisten Komandan Pasmar-1 dan pejabat di jajaran Pasmar-1.

Komandan Kontingen Binsat Pasmar-1 Kolonel Marinir RB Heraspatty membacakan laporan kesiapan kontingen. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Kontingen Binsat Pasmar-1 mengikuti upacara pelepasan di Markas Komando Pasmar-1, Gedangan, Sidoarjo. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Komandan Pasmar-1, Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra memeriksa perlengkapan kontingen Binsat Pasmar-1. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Komandan Pasmar-1, Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra memotong tumpeng dan diberikan kepada Danyonif-3 Mar Mayor Marinir Asril Tanjung. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Kontingen Binsat Pasmar-1 berpamitan kepada pejabat Teras Pasmar-1. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

ANTARA Jatim

487 Prajurit Kostrad Tiba dari Penugasan

Sejumlah prajurit TNI dari Yonif 411/6/2/Kostrad yang baru tiba dari penugasan di Maluku, berbaris pada upacara kedatangan pasukan yang dipimpin Panglima Divisi 2 Kostrad, Mayjen TNI Gerhan Lantara, di Pelabuhan Tanjung Emas, di Semarang, Jateng, Jumat (16/7). Sebanyak 487 prajurit TNI dari Yonif 411/6/2/Kostrad kembali ke kesatuannya setelah bertugas selama 11 bulan di daerah rawan Maluku dan Maluku Utara dengan menumpang kapal KRI Teluk Ratai. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ss/hp/10)

16 Juli 2010, Semarang -- Sebanyak 487 prajurit dari Batalyon Infanteri 411 Komando Cadangan Srategis TNI Angkatan Darat tiba di Semarang setelah mendapat tugas operasi pengamanan di Maluku dan Maluku Utara selama beberapa bulan.

Upacara penyambutan yang dilaksanakan di dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jumat, dipimpin oleh Panglima Divisi 2 Kostrad Mayor Jenderal TNI Gerhan Lantara dan dihadiri sejumlah pejabat penting dari Kodam IV/Diponegoro dan Kepolisian Resor Kota Besar Semarang.

"Jadikan semua ini sebagai bahan evaluasi diri masing-masing dalam melaksanakan tugas dan tantangan pada masa mendatang," kata Gerhan Lantara.

Dalam amanatnya Pangdiv berpesan kepada prajurit yang tiba dari penugasan di daerah rawan pascakonflik agar tidak bersikap tinggi hati.

Prajurit Kostrad juga diharapkan semakin mampu mengaplikasikan latihan-latihan yang selama ini telah dilakukan di kesatuan dalam menjawab tantangan ke depan.

Komandan Yonif 411 Kostrad Letkol Infanteri Aprilianto yang ditemui usai upacara penyambutan mengatakan selain mengamankan daerah rawan pascakonflik khususnya di pulau-pulau terpencil di Maluku dan Maluku Utara, jajarannya juga ditugaskan untuk mendukung tugas pokok Kodam dan pemerintah daerah setempat.

"Selama bertugas menjaga keamanan kami tidak menemui kendala yang berarti dan semua dapat dilaksanakan dengan baik," ujarnya.

Menurut dia, saat ini keadaan di Maluku dan Maluku Utara pascakonflik yang terjadi sudah semakin kondusif dan keamanannya cukup terjamin.

Ia menyebutkan, ratusan prajurit Yonif 411 Kostrad yang kembali saat ini jumlahnya sama dengan personel yang diberangkatkan bertugas sebelumnya.

Sekembalinya dari penugasan pengamanan di daerah pascakonflik selama kurang lebih 11 bulan, prajurit Yonif 411 Kostrad akan melaksanakan kegiatan kesatuan sesuai dengan program yang ada.

Setelah upacara penyambutan selesai kemudian dilanjutkan dengan gelar perlengkapan yang dibawa dan pemeriksaan kesehatan masing-masing prajurit Yonif 411 Kostrad yang tiba dari bertugas.

Sejumlah prajurit TNI dari Yonif 411/6/2/Kostrad yang baru tiba dari penugasan di Maluku, turun dari kapal KRI Teluk Ratai. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ss/hp/10)

Sejumlah prajurit TNI dari Yonif 411/6/2/Kostrad yang baru tiba dari penugasan di Maluku, berlari sambil berbincang, sebelum mengikuti upacara kedatangan pasukan yang dipimpin Panglima Divisi 2 Kostrad, Mayjen TNI Gerhan Lantara. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ss/hp/10)

Panglima Divisi 2 Kostrad, Mayjen TNI Gerhan Lantara (kiri), menyalami salah satu prajurit TNI dari Yonif 411/6/2/Kostrad. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ss/hp/10)

ANTARA Jateng

The Italian Air Force’s C-27J Spartans Reach 10,000 Flight Hours


14 July 2010 -- The Italian Air Force’s C-27J Spartans, in service at Pisa’s 46th Air Wing, reached the milestone of 10,000 flight hours in July.

The C-27J tactical transport aircraft is the Italian Air Force’s most recently acquired transport aircraft, capable of carrying both troops and equipment, for national and international operations.

The 12 new aircraft, part of the Italian Air Force’s fleet, were designed and manufactured by Alenia Aeronautica (a Finmeccanica company.) They were delivered to the 46th Air Wing between 2007 and 2009 and have shown a high operational efficiency, providing the Air Force the ability to carry out numerous missions.

The Italian Air Force’s C-27Js have been used since 2008 in operations by the Italian military staff in Afghanistan, where they have shown high reliability and flexibility, successfully accomplishing their missions in a demanding environment.

Alenia Aeronautica guarantees the logistic support to the entire C-27J fleet in service with the Italian Air Force and has also installed a Full-Motion-type Flight Simulator at the Crews Training Centre of Pisa Air Force Base. The Full-Motion Simulator, made by Alenia Aeronautica, has already been tested by the AMI pilots who operate the C-27J with positive results.

The Simulator will soon be officially delivered to the Armed Force; they will be the first in Europe to be able to use a system of this kind.



Alenia Aeronautica

Tunisia Beli 12 Helikopter SH-60F Bekas Pakai AL AS

Helikopter SH-60F dari skuadron helikopter anti kapal selam 11 (HS-11) Dragonslayers, terbang diatas kapal perusak jenis Ticonderoga USS Leyte Gulf. (Foto: USN)

16 Juli 2010 – Pemerintah Tunisia mengajukan permohonan pembelian 12 helikopter SH-60F Oceanhawk berikut 29 mesin T700-GE-401C (24 dipasang dan 5 suku cadang), serta sejumlah peralatan dan pelatihan senilai 282 juta dolar.

Helikopter tersebut merupakan bekas pakai AL Amerika Serikat, dan dioperasikan oleh AU Tunisia.

DSCA (Defense Security Cooperation Agency) telah menyerahkan permohonan pembelian dibawah program FMS (Foreign Military Sale) ke Kongres, Rabu (30/6).

Kontraktor utama untuk kontrak ini hanya pabrik pembuat mesin helicopter General Electric di Lynn, Massachusetts.

Sikorsky SH-60F Oceanhawk dikembangkan untuk keperluan AL AS menggantikan SH-3H Sea King. Prototipe pertama SH-60F terbang perdana Maret 1987, masuk jajaran AL AS di kapal induk USS Nimitz 1991.

SH-60F hanya diproduksi 82 unit, dihentikan produksi Desember 1994, akan digantikan dengan MH-60R.

SH-60F Oceanhawk dipersenjatai torpedo ringan Mk. 46/Mk. 50 atau AGM-119B Penguin Mk. 7 anti kapal permukaan, dapat juga membawa AGM-114, serta dua pucuk senapan mesin M-60/M-240.

DCSA/Berita HanKam

General Dynamics NASSCO Delivers USNS Charles Drew

14 July 2010, SAN DIEGO – General Dynamics NASSCO, a wholly owned subsidiary of General Dynamics (NYSE: GD), today delivered USNS Charles Drew (T-AKE 10) to the U.S. Navy. The ship is named in honor of Dr. Charles R. Drew (1904-1950), the African American surgeon and hematologist who pioneered the procedures for the safe storage and transfusion of blood.

NASSCO began construction of USNS Charles Drew in October 2008. The 689-foot-long supply ship will serve under the Navy’s Military Sealift Command. The ship is capable of delivering almost 10,000 tons of dry cargo and petroleum products at one time to Navy and allied ships underway at sea.

Including the Charles Drew, NASSCO has delivered ten T-AKEs, which are also known as Lewis and Clark-class ships. The eleventh through thirteenth ships are under construction at the San Diego shipyard. Construction of the fourteenth and final ship of the Lewis and Clark class will begin in the fall.

General Dynamics NASSCO employs more than 3,700 people and is the only major ship construction yard on the West Coast of the United States. In addition to T-AKE construction, the San Diego shipyard is also building its fifth and final commercial product carrier for American Petroleum Tankers LLC, a shipbuilding joint venture led by the Blackstone Financial Group. More information about NASSCO can be found at www.nassco.com.

General Dynamics, headquartered in Falls Church, Va., employs approximately 91,200 people worldwide. The company is a market leader in business aviation; land and expeditionary combat systems, armaments and munitions; shipbuilding and marine systems; and information systems and technologies. More information about General Dynamics is available online at www.generaldynamics.com.

General Dynamics

450 Brimob Latihan Tempur di Kendal

15 Juli 2010, Kendal -- Sebanyak 450 anggota Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah mengikuti latihan kemampuan tempur di Lapangan Brimob Plantaran, Kabupaten Kendal, Jateng.

Pelatihan mereka ditinjau oleh Kepala Polda Jateng, Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo, Kamis, yang didampingi antara lain Kepala Polres Kendal, AKBP Agus Suryo Nugroho.

Pada kesempatan itu, mereka melakukan simulasi penyelamatan warga yang disandera oleh kelompok separatis di sebuah gedung.

Satu regu brimob melakukan simulasi pengintaian, penyergapan, penyelamatan sandera, dan penanganan terhadap tersangka.

Alex mengatakan pelatihan tersebut agar kemampuan fisik dan mental para personel brimob selalu prima.

"Para peserta latihan kemampuan `Brimob Nusantara Polda Jateng` ini merupakan anggota brimob pilihan dari seluruh jajaran Polda Jateng," katanya.

Ia mengatakan, mereka fokus kepada latihan peleton. Saat latihan, mereka dipimpin oleh seorang perwira.

Peserta pelatihan menerima materi antara lain latihan pertempuran jarak dekat, pengepungan, dan lorong reaksi yang dipusatkan di kawasan Makam Mbumen Desa Plantaran, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal.

"Pelatihan dengan materi ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan setiap personel brimob untuk menghadapi semua tantangan," katanya.

Pada kesempatan itu ia mengatakan, para anggota brimob harus tetap bersikap santun pada setiap tugas dan tidak menyakiti hati masyarakat, karena polri bagian dari masyarakat.

"Jangan sampai arogan dan jangan sampai menyakiti hati masyarakat. Tetap tegas namun humanis," katanya.

ANTARA News

Lima Kapal Asing Berpartisipasi di Sail Banda

HMAS Tarakan direncanakan berpartisipasi di Sail Banda 2010. (Foto: Australia MoD)

15 Juli 2010, Surabaya -- Sedikitnya lima unit kapal asing akan berpartisipasi menyemarakkan "Sail Banda 2010" di Maluku pada 27 Juli-6 Agustus 2010.

Kepala Dinas Pembinaan Potensi Maritim TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Surya Wiranto dalam rilis yang dikirimkan Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) di Surabaya, Kamis, mengatakan kelima kapal itu merupakan armada pasukan angkatan laut dari Amerika Serikat, Australia, dan Singapura.

Angkatan Laut AS mengirimkan satu unit kapal rumah sakit USNS Mercy lengkap dengan petugas medis. Sementara Angkatan Laut Australia mengerahkan dua unit kapal pendukung, yakni HMAS Tarakan dan HMAS Labuan.

Angkatan Laut Singapura mengirimkan satu unit kapal perang jenis LPD, yakni RSS Endeavour legkap dengan personel medisnya.

TNI-AL juga telah mengirimkan kapal rumah sakit, KRI dr. Soeharso-990 sekaligus membawa 126 personel kesehatan dan 375 personel untuk menggelar bakti sosial di sejumlah pulau di Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara, di antaranya Morotai, Halmahera, Ternate, Tidore, Buru, Seram, Ambon, dan Banda Naira, sejak 13 Juni lalu.

Koarmatim juga akan mengerahkan delapan unit kapal perang, satu unit pesawat udara, satu unit helikopter, dan 797 personel.

Untuk menyemarakkan "Sail Banda 2010", TNI-AL melibatkan 1.667 personel. Acara tersebut juga didukung kalangan pemerintah dan swasta serta masyarakat Maluku.

"Kegiatan ini kami gelar berdasarkan Keppres Nomor 35 Tahun 2009 tentang Panitia Nasional Sail Banda 2010," kata Surya.

Sementara itu, dalam kegiatan bakti sosial yang dilakukan Satuan Tugas Surya Baskara Jaya di Maluku dan Maluku Utara, para personel TNI-AL yang berada di KRI dr. Soeharso telah mendistribusikan 354 koli obat-obatan, 81 koli buku pelajaran agama, 1.450 koli bakan makanan, dua koli mainan anak-anak, 40 unit kursi roda, dan bahan bangunan.

Para personel TNI-AL juga merrenovasi bangunan Masjid Al-Fatah dan Gereja Maranatha serta gedung sekolahan di dua provinsi itu.

Mereka juga mengadakan pengobatan massal, penyuluhan bidang kesehatan, hukum, kelautan, perikanan, dan bela negara.

ANTARA Jatim

KFX - 4.5 Generation Semi-stealth Fighter

RI-Korsel Sepakat Bangun Jet Tempur

Komisioner DAPA Byun berjabat tangan dengan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Samsuddin setelah penandatanganan LoI (Letter of Intent) pengembangan bersama jet tempur, disaksikan kedua kepala pemerintahan Indonesia – Korea Selatan, Maret 2010 di Seoul. (Foto: DAPA)

16 Juli 2010, Seoul -- Indonesia sepakat bergabung dalam proyek pengembangan jet tempur KF-X,Korea Selatan (Korsel), yang tertunda selama beberapa tahun akibat masalah teknis dan pendanaan.

Kedua negara juga sepakat untuk bekerja sama dalam produksi dan pemasaran jet tempur tersebut. “Indonesia akan memperoleh sekitar 50 jet tempur KF-X dengan menanggung 20% biaya pengembangan proyek bernilai miliaran dolar AS itu,” ungkap Kementerian Pertahanan Korsel dalam rilisnya. Kesepakatan itu ditandatangani di Seoul oleh Komisioner Kementerian Pertahanan Korsel dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Indonesia Marsekal Madya TNI Erris Herryanto kemarin.Menurut Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel,proyek ini akan kembali dimulai awal tahun depan. Adapun produksi jet-jet tempur baru dilakukan setelah studi kelayakan rampung pada akhir 2012.

Model jet tempur siluman KF-X. (Foto: emile)

“Kami juga memerlukan mitra asing yang akan mentransfer teknologi dan suku cadang utama jet tempur tersebut,” ujarnya tanpa menyebutkan total dana yang diperlukan. Proyek jet tempur KF-X sebenarnya sudah diluncurkan tahun 2000,tapi ditangguhkan karena masalah teknis dan ekonomi.Presiden Lee Myung-bak pada Januari lalu setuju untuk mendorong proyek tersebut di tengah meningkatnya ketegangan antara Korsel dan Korut. Kementerian Pertahanan RI membenarkan kerja sama dengan Korsel dalam memproduksi pesawat tempur KF-X.Pemerintah Indonesia bisa menggunakan fasilitas milik PT Dirgantara Indonesia.

“Kami tidak hanya membeli pesawat tempur, tetapi juga ingin bekerja sama dalam produksinya.Kami berharap fasilitas milik PT Dirgantara Indonesia bisa digunakan untuk hal itu,”kata Juru Bicara Kemhan BrigjenTNI I Wayan Midhio. I Wayan mengatakan KF-X adalah pesawat tempur jenis baru yang memiliki kemampuan tempur andal. Bahkan.Wayan berani mengklaim kemampuan KF-X ini di atas F-16, tapi masih di bawah F-35.Wayan mengakui pemerintah berencana membeli 50 buah KF-X begitu pesawat selesai diproduksi.Tidak hanya membeli, pemerintah juga membantu memasarkan pesawat itu ke negara-negara lain.

“Saya kira, prinsip yang paling utama adalah sekarang negara kita bisa ikut terlibat dalam proses produksinya,jadi ada transfer teknologi,”tuturnya. Juru Bicara TNI Angkatan Udara Laksamana Pertama Bambang Samudro menyatakan kerja sama produksi pesawat tempur dengan Korsel ini adalah bagian dari rencana kedua pihak untuk meningkatkan kemampuan dalam memproduksi pesawat tempur.“Ini adalah kerja sama jangka panjang kedua negara.Kesepakatan ini dicapai setelah melalui pembicaraan panjang,”tuturnya.

Kerja sama produksi pesawat tempur ini, lanjut Bambang,dimulai tahun ini sementara segala persiapan seperti survei dan membuat prototipe akan dilakukan hingga 10 tahun ke depan.Bambang menambahkan, TNI AU akan memakai semua pesawat itu jika pemerintah membelinya.“Yang paling utama, kita tidak hanya membeli, tetapi kita bisa membuat sendiri peralatan tempur kita sebagaimana yang pemerintah inginkan,”katanya. Sekjen Kemhan Marsekal Madya Erris Herryanto sebelumnya mengatakan Indonesia layak untuk berpartner membuat pesawat tempur.Menurut dia,langkah kerja sama dengan Korsel merupakan suatu kemajuan karena tidak banyak negara yang bisa membuat pesawat tempur.


Apabila memiliki pabrik pesawat tempur, Indonesia tidak akan bergantung lagi kepada negara lain. Namun Erris saat itu belum bisa merinci beberapa hal yang tertuang dalam perjanjian itu,termasuk apa saja yang akan diperoleh Indonesia dan apa saja yang harus disediakan. ”Yang jelas, kita punya PT Dirgantara Indonesia dan tenaga ahli,”kata Erris. Dia juga mengungkapkan, spesifikasi pesawat tempur KF-X ini kira-kira berada di atas F-16,tetapi di bawah spesifikasi F-35.Adapun kebutuhan biaya yang diajukan sekitar USD8 miliar dengan jangka waktu kerja hingga tahun 2020.Pada 2020 diharapkan sudah bisa disiapkan lima prototipe.Dari keseluruhan anggaran itu,Indonesia diharapkan menanggung sebesar 20%.

Berdasar informasi yang berkembang, pesawat tempur ini rencananya akan rilis pada 2020 .Rencananya KF-X akan disokong mesin kembar setara dengan kelas General Electric F414 atau SNECMA M88 yang digunakan pada F/A- 18E/F Boeing dan Dassault Rafale. SNECMA menggambarkan M88 sebagai landasan dari keluarga mesin generasi baru. Mitra yang akan dirangkul untuk pengembangan mesin adalah Lockheed Martin yang sebelumnya terlibat dalam desain dan pengembangan pelatih Korea Aerospace T-50 jet supersonik. Proyek KF-X juga akan merangkul sejumlah perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan asing akan membayar hingga 30% dari program.

Kepala Tim Pengembangan Sistem Udara Korsel Kolonel AU Dae Yeol-lee sebelumnya mengungkapkan, BAE Systems telah menyatakan minatnya dalam mengembangkan radar, sedangkan Alenia Aeronautica dipercaya untuk memasok senjata utama dari KF-X dan bertanggung jawab pada program neuron kolaboratif untuk mengembangkan teknologi European combat-drone.

SINDO

Dentuman Meriam Antarkan KRI Dewaruci Arungi Lautan

Dengan diiringi 14 dentuman meriam dan ratusan pengunjung, KRI Dewaruci bertolak meninggalkan Pelabuhan Antwerpen untuk memulai Tall Ships Races yang akan dimulai secara resmi esok harinya (13/7).

15 Juli 2010, Antwerpen -- Diiringi 14 kali dentuman meriam, Kapal Latih TNI AL KRI Dewaruci bertolak meninggalkan Pelabuhan Antwerpen, Belgia, Selasa (13/7/2010) petang waktu setempat atau Rabu pagi tadi. Ratusan warga Antwerpen menyemut untuk menyaksikan prosesi pelepasan kapal yang baru saja menyabet tiga penghargaan dalam ajang Tall Ships Races 2010 itu.

Keberangkatan KRI Dewa Ruci diantar KUAI KBRI Brussel, Minister Counsellor Sri Hartiningsih, Atase Pertahanan RI untuk Belanda dan Belgia, Kol Wisnu, serta Roy Wahab, dan Punjul Nugraha dari Pensosbud KBRI Brussel.

Minister Counsellor Pensosbud dan Diplomasi Publik KBRI Brussel dalam surat siaran persnya yang diterima Kompas.com, Rabu, menyatakan, ratusan warga Belgia yang hadir tak hentinya melambaikan tangan, mengiringi kapal yang berlayar ke tengah laut.

“Kedatangan dan keberangkatan KRI Dewaruci adalah yang paling spektakuler dari seluruh peserta, sehingga akan dijadikan atraksi penutup Tall Ships Races di Antwerpen,” kata Letkol Patrick Janssens, perwira penghubung AL Belgia yang bertugas mendampingi KRI Dewaruci.

KRI Dewaruci merupakan kapal tiang tinggi terakhir dari 75 peserta lomba yang meninggalkan pelabuhan Antwerpen. Sebelumnya, kapal-kapal yang berukuran lebih besar, seperti Shabab Oman dari Oman, MIR dari Russia, dan Christian Radich dari Norwegia, hanya memperoleh satu kali tembakan meriam.

Menurut Priatna, keberhasilan KRI Dewaruci merupakan salah satu bentuk konkrit diplomasi total, yang telah berhasil merebut hati dan pikiran (win hearts and minds) warga Belgia, khususnya Antwerpen.

Panitia memang membatasi hanya tiga penghargaan yang bisa diberikan kepada peserta dari sebuah negara. Akan tetapi, kata Priatna, KRI Dewa Ruci sesungguhnya mendapat empat penghargaan. Yang satu lagi adalah berhasil merebut hati dan pikiran (win heart and mind).

“Tidak hanya di hati warga Belgia, tapi juga masyarakat internasional. Itu jauh lebih berharga dan amat terhormat”, tulis Priatna dalam siaran persnya.

Kembali antusias


Menurut Priatna, antisiasme masyarakat Antwerpen kembali ditunjukkan saat KRI akan meninggalkan Antwerpen. Mereka bahkan sudah mulai berkumpul ketika kapal latih TNI AL itu tengah dalam tahap persiapan meninggalkan pelabuhan. Pengunjung semakin bertambah ketika para kadet menampilkan atraksi Korps Musik yang memainkan lagu-lagu populer, serta meneriakkan yel-yel yang bersahabat.

Sebelum bertolak, Komandan KRI Dewaruci, Letkol (Laut) Suharto Ladjide memberikan penghormatan kepada seluruh pengunjung dari tangga kapal, yang dibalas secara serentak oleh para pengunjung.

Aplaus meriah kembali diberikan oleh masyarakat ketika Korps Musik Kadet AAL RI mulai memainkan irama Auld Lang Syne, mengiringi ditariknya KRI Dewaruci dari dermaga oleh kapal tunda Pelabuhan Antwerpen.

Masyarakat dan pengunjung tetap berada di pinggir dermaga Pelabuhan Antwerpen, ketika KRI Dewaruci memutar untuk melintas lagi, dan baru bubar ketika KRI Dewaruci menghilang dari pandangan. Beberapa peserta bahkan sempat tidak dapat menahan rasa harunya ketika melepas keberangkatan KRI Dewaruci.

Beberapa pengunjung menyuarakan harapan agar KRI Dewaruci dapat kembali mengunjungi Antwerpen, atau pelabuhan Belgia lainnya. “Para kadet dan awak kapal sangat ramah dan bersahabat,” puji seorang pengunjung. “Penampilan dan atraksi keseniannya juga sangat menarik dan unik,” ujar pengunjung lainnya.

Setelah dari Antwerpen, KRI Dewaruci akan mengikuti lomba Tall Ships Races 2010 dari Antwerpen di Belgia ke Aalborg di Denmark. Bendera start akan dikibarkan secara resmi pada tanggal 14 Juli 2010 pukul 15.00 di Laut Utara.

KBRI Brussel

Kopaska Lakukan Penjagaan VVIP

15 Juli 2010, Surabaya -- Sejumlah anggota unit anti teror Komando Pasukan Katak (Kopaska) berpatroli di lingkungan Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Kamis (15/7). Kegiatan patroli yang bertepatan dengan kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, merupakan bagian dari VVIP Protections pada Latihan Bersama Flash Iron 10 - 02 JCET antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seals, yang bertujuan menciptakan kemampuan profesional untuk merencanakan dan melaksanakan protap kesiapsiagaan operasional tempur. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/ama/10)

Sejumlah anggota unit anti teror Komando Pasukan Katak (Kopaska) melakukan koordinasi patroli pengamanan di lingkungan Bandara Internasional Juanda, Surabaya. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/ama/10)

Marinir Siapkan Prajurit ke Lebanon

Sejumlah prajurit Korps Marinir melakukan tes kesehatan jiwa di RSAL Dr. Ramelan Surabaya, Kamis, (15/07). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari tes seleksi Satgas Lebanon, selain kesehatan jiwa, juga dilakukan tes kesehatan umum, Samapta, komputer dan ketrampilan mengemudi. (Foto: ANTARA/Serda Mar Kuwadi/EI)

15 Juli 2010, Surabaya -- Korps Marinir menyiapkan prajurit terbaiknya untuk bergabung dalam Kontingen Garuda XXXIII-D/Unifil yang bertugas ke Lebanon.

Kesiapan itu diseleksi oleh tim dari Mabes TNI yang dipimpin Kolonel Arm Tri Legionosuko di Brigif-1 Marinir dan RSAL dr Ramelan Surabaya, Kamis.

"Seleksi kami lakukan mulai tanggal 13 Juli hingga 16 Juli 2010," kata Kolonel Arm Tri Legionosuko yang sehari-hari menjabat sebagai Dirrenops PMPP TNI.

Menurut dia, prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXXIII-D/Unifil itu bertugas selama setahun dengan melibatkan prajurit TNI AD, AL, dan AU, termasuk Marinir.

"Mereka akan memulai tugas setelah kontingen yang ada saat ini mengakhiri tugas pada November 2010," katanya, didampingi panitia seleksi dari Mako Kormar, Mayor Marinir Ili Dasili.

Dalam seleksi kali ini, ada beberapa tes yang harus dilaksanakan oleh peserta, yaitu kesehatan umum, kesehatan jiwa, Samapta, Bahasa Inggris, komputer, mengemudi, dan profesionalisme personel yang bersangkutan.

"Selesai mengikuti tes di Surabaya dan dinyatakan lulus, para prajurit akan bergabung dengan prajurit peserta hasil seleksi dari tiga angkatan," katanya.

Peserta hasil seleksi akan mengikuti Pelatihan Penyiapan Satgas (Pre Deployment Training) Satgas Yonmek TNI Konga XXIII-E Unifil/Lebanon di Pusdikif Kodiklat TNI AD Cipatat Bandung.

"Materinya dari United Nations Standard Generic Training Module (UN SGTM) yang meliputi pengenalan wawasan pasukan PBB dan standar kecakapan personel pasukan penjaga perdamaian terhadap tindakan taktis di lapangan (UN Peacekeeper-Standard Incident Reaction/STIR)," katanya.

Sementara itu, Mayor Marinir Ili Dasili menambahkan Korps Marinir untuk tahun ini akan menyeleksi 466 personel.

"Sekitar 50 persen prajurit Marinir akan terpilih dan untuk selanjutnya akan disusun dalam satgas," katanya, didampingi staf Dinas Penerangan Korps Marinir, Serda Mar Kuwadi.

ANTARA Jatim