Thursday, July 15, 2010

Danjen: Kopassus Harus Siap Hadapi Era Globalisasi

Sejumlah anggota Kopassus menerikana yel-yel saat istirahat usai mengikuti upacara penutupan Pendidikan Komando Angkatan 89 Tahun 2010 di Pantai Permisan, Nusakambangan, Cilacap, Jateng, Kamis (15/7). Pendidikan Komando merupakan kualifikasi tertinggi di Angkatan Darat yang terdiri dari tahap basis, gunung hutan, rawa laut, dan Long March Bandung-Cilacap sejauh 500 Km ini, berlangsung selama 7 bulan. (Foto: ANTARA/Idhad Zakaria/Koz/mes/10)

15 Juli 2010, Cilacap -- Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayor Jenderal Lodewijk Paulus mengatakan prajurit Kopassus harus siap menghadapi era globalisasi.
"Era globalisasi merupakan era kompetisi. Jadi, siapa yang tidak mampu mempersiapkan diri, berarti dia tidak bisa berkompetisi dan pada gilirannya akan terlempar dari persaingan," katanya kepada wartawan usai upacara penutupan Pendidikan Komando Angkatan 89 Tahun 2010 di Pantai Permisan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Kamis.

Menurut dia, era globalisasi juga erat kaitannya dengan masalah perlengkapan.

Dalam hal ini, kata dia, Kopassus harus tetap menjaga kemampuan untuk selalu diperhitungan di dunia internasional maupun menjadi satuan khusus kelas dunia.

"Itu terus kita upayakan. Berbicara perlengkapan, kita tahu ada 'minimum extension force' (perluasan kekuatan yang minimum, red.) yang disosialisasikan dan saya coba merumuskannya di Kopassus," katanya.

Menurut dia, hal itu dilakukan dengan cara peralatan Kopassus yang masuk sebelum tahun 2000 dianggap hilang sehingga harus dimulai dari produk tahun 2000 hingga saat ini.

"Artinya, kalau saya mulai dari tahun 2000 hingga sekarang saja, satuan saya sudah ketinggalan 10 tahun," katanya.

Kalau ternyata hal itu didukung pada rencana strategis ketiga, kata dia, akan tertinggal selama 20 tahun.

"Nah, itulah kita upayakan demikian tetapi dengan pertimbangan kalau menggunakan rumusan tahun 2000 ke atas, maka ada 31,55 persen yang masuk ke dalam hitungan alat-alat modern di tempat saya," katanya menjelaskan.

Dengan demikian, kata dia, dalam "minimum extension force" ini jika mengejar 60 persen masih membutuhkan 28,45 persen lagi untuk mengisi peralatan itu.

Secara kuantitatif, lanjut dia, banyak yang mengatakan peralatan Kopassus cukup.

"Tetapi secara kualitatif, pelan-pelan kita benahi sehingga pemahaman tentang 'minimum extension force' ini bukan berarti mengurangi kemampuan pasukan khusus, namun arahnya ke modernisasi. Itulah tentang peralatan atau alutsista yang nantinya akan kita benahi di Kopassus ini," kata Lodewijk.

ANTARA News

No comments:

Post a Comment