Saturday, April 24, 2010

Pembelian Tucano Belum Disetujui Menhan

Embraer EMB-314 Super Tucano. (Foto: Embraer)

24 April 2010 -- TNI AU memutuskan memesan 8 pesawat latih dan serang ringan Embraer EMB-314 Super Tucano, tetapi Menteri Pertahanan belum menyetujui kesepakatan tersebut, diberitakan situs flightglobal.com, Kamis (22/4).

Sejumlah pesawat sejenis sedang dipertimbangkan, seperti KAI (Korea Aerospace Industries) KT-1, TNI AU telah mengoperasikan 12 unit sebagai pesawat latih. Bila disetujui, pemesanan awal 8 pesawat dengan kemungkinan pesanan selanjutnya, ujar sumber di Embraer. Pembelian ini menandai kehadiran Super Tucano pertama kalinya di pasar Asia.

Super Tucano telah digunakan sejumlah negara di Amerika Latin, diantaranya Brazilia sebagai operator terbesar, Kolombia serta Inggris sebagai pesawat latih.

Meskipun TNI AU telah menjatuhkan pilihan, kesepakatan masih memerlukan persetujuan Menhan, yang sedang melakukan evaluasi teknis pada pesawat kandidat.

Super Tucano akan menggantikan Rockwell OV-10 Bronco produksi tahun 1960-an yang telah dipensiunkan oleh TNI AU. Usia tua OV-10 Bronco menyebabkan biaya pemeliharaan tinggi serta membahayakan awak pesawat.

TNI AU berencana menempatkan Super Tucano di Lanud Tarakan, Kalimantan Timur guna mengawasi garis perbatasan Indonesia-Malaysia, kerap kali terjadi pelanggaran wilayah, pencurian hasil hutan.

Flightglobal/@beritahankam

Antara USAF dan TNI Angkatan Udara

Pilot TNI Angkatan Udara dan pilot United States Air Force (Angkatan Udara Amerika Serikat) mengamati peta wilayah yang akan menjadi tempat latihan bersama di Jakarta, Jumat (23/4). (Foto: KOMPAS/Edna C Pattisina)

24 April 2010 -- Suasana di kelas diskusi Cope-West, Jumat (23/4), terlihat serius. Latihan pengangkutan udara taktis yang diikuti Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara dan United States Air Force atau USAF berlangsung serius sampai menit- menit sebelum penutupan. Tim dari TNI AU pada penjatuhan barang dari ketinggian sekitar 300 meter pada penerbangan terakhir mendapat kategori excellent dengan simpangan hanya 5-7 meter dari titik sasaran.

Masing-masing pihak belajar tentang hal-hal teknis berkaitan dengan pengangkutan udara, baik orang maupun barang. Evaluasi dilakukan dengan rinci sampai cara menjatuhkan barang yang sangat bergantung pada ketinggian, arah angin, kecepatan pesawat, berat barang, dan berbagai parameter lain. ”Latihan ini untuk membiasakan kerja sama dan membina komunikasi untuk mempersiapkan kerja sama dalam penanggulangan bencana pada masa depan,” kata Letkol David Kincaid, Commander of 36th Airlift Scuadron.

Segala aspek di dalam Cope- West dilakukan untuk membuat pengiriman barang dan pasukan bisa lebih efektif dilakukan. Latihan ini juga diharapkan bisa meningkatkan tingkat operasi bersama antara pihak AS dan Indonesia. Semua dibahas sejak pagi dan dipraktikkan serta dievaluasi bersama, mulai dari teknik penyusunan barang, koordinat penjatuhan, pendataan arah angin, situasi sekitar titik sasaran, durasi penjatuhan, sampai posisi pesawat saat menjatuhkan barang yang notabene hanya bisa setinggi 300 meter sehingga angin cukup kencang. Terbang dari Lanud Halim Perdanakusuma, barang dijatuhkan di Lanud Gorda, Tangerang, dengan melewati daerah selatan Jawa Barat terlebih dahulu.

Latihan bersama Cope-West ini dilakukan oleh sekitar 77 personel dari 374th Airlift Wing di Pangkalan Udara Yokota, Jepang. Mereka membawa tiga pesawat Hercules C-130 keluaran pabrik Lockheed tahun 1974. Sebelumnya, skuadron ini pernah membawa bantuan saat ada tsunami di Aceh. Sementara Indonesia menggunakan C-130 H dari Skuadron Udara 32 dan C-130 HS dari Skuadron Udara 31. Menurut Komandan Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb Djoko Seno Putro, dari segi usia, pesawat Hercules milik TNI AU masih lebih muda. Namun, fasilitas peningkatan, terutama dari segi aviasi dan elektronik, membuat pesawat AS itu memiliki instrumen seperti alat global positioning system yang lebih canggih.

”Kita belajar pengetahuan tentang teknologi terbaru dari mereka,” kata Djoko. Teknologi ini tidak saja berkaitan dengan teknis pesawat, tetapi tim dari AS juga tim yang mengurus perbaikan pesawat. Untuk teknologi penjatuhan, menurut Djoko, ada sebuah alat baru dari AS yang membuat penjatuhan barang lebih akurat. Alat bernama improved container delivery system itu dijatuhkan terlebih dulu di dekat titik sasaran. Alat itu memiliki kemampuan untuk menangkap kecepatan dan arah angin dengan lebih akurat untuk dikirimkan ke alat navigasi pengiriman barang di pesawat. Sayangnya, alat ini tidak sempat digunakan di Cope-West 2019 karena dalam latihan 19-23 April 2010, tim dari AS tidak menurunkan barang.

”Di lokasi latihan untuk penurunan banyak masyarakat sedang panen, sedang bagi kami yang utama dalam latihan adalah keamanan,” ujar Kincaid. Menurut dia, pihaknya berharap, pada latihan serupa tahun depan, hal itu tidak terjadi lagi. Saat ditanya apakah latihan ini berhubungan dengan kedatangan Presiden AS Barack Obama, Kincaid hanya berkomentar ringan. ”Ah, setahu saya tidak, tuh,” katanya.

Beda persepsi

Sementara itu, menurut Djoko, pihaknya telah berusaha membersihkan lokasi penjatuhan barang dari masyarakat. Namun, di sini rupanya ada perbedaan persepsi sehingga ada interpretasi berbeda dari kedua tim ini. Tetapi, perbedaan persepsi itu rupanya tidak menjadi hal yang signifikan dalam membina hubungan dan kerja sama, terutama dalam membantu korban bencana alam.

Di sela-sela acara formal penutupan Cope-West, para anggota tim tidak hanya bertukar emblem, tetapi juga bertukar e-mail dan lokasi tempat indah dari atas pesawat, seperti Krakatau, dan tips tempat makan enak di Jakarta, di antaranya restoran Sunda.

KOMPAS

Friday, April 23, 2010

Alutsista TNI AL Sesuai Kekuatan Pokok Minimum

Beberapa kendaraan lapis baja milik Korps Marinir melakukan manuver dalam latihan pemantapan terpadu wilayah timur. (Foto: ANTARA/Saptono/Koz/hp/10)

23 April 2010, Mataram -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono, SE, mengatakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AL masih sesuai kekuatan pokok minimum.

"Alutsista dibangun sesuai program dan kini masih sesuai kekuatan pokok minimum," kata Laksamana Suhartono di sela kunjungan kerjanya di Mataram, Nusa Tengggara Barat, Jumat.

Ia mengatakan untuk mencapai kekuatan pokok minimum itu pihaknya dituntut melaksanakan tiga hal utama yakni menghapus alutsista yang sudah tua kemudian mengupayakan pengadaan yang baru dan peningkatan kemampuan peralatan lama.

Kalau kapal-kapal TNI AL sudah dikategori tua, maka layak diganti dengan yang baru sesuai dukungan anggaran.

"Kapal-kapal tua dihapus dan diganti dengan yang baru, sementara yang masih bisa dipertahankan, ditingkatkan kemampuannya," ujarnya.

Laksamana Suhartono mengatakan kunjungannya ke NTB untuk mengamati dari dekat kondisi alutsista yang dimiliki Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mataram beserta jajarannya, yakni Pos AL (Posal) di sejumlah lokasi strategis.

"Kami akan coba cek di sini (Lanal Mataram, red), kalau masih ada peralatan yang tidak sesuai standard organisasi tentu kami dorong proses penggantiannya, tetapi jika dianggap kurang akan dibahas secara nasional," ujarnya.

Dalam kunjungan kerjanya ke NTB, Laksamana Suhartono melihat dari dekat kondisi Markas Komando (Mako) Lanal Mataram, selanjutnya meninjau Balai Pengobatan (BP) Lanal Mataram, Pelabuhan Laut Lembar, KAL Ampenan, Patkamla Ujung Pangkah dan Pos Angkatan Laut (Posal) Lembar.

KSAL beserta rombongan kemudian meninjau lokasi yang akan dibangun lima unit rumah dinas, kemudian dilanjutkan dengan peninjauan ke Mes Dewa Ruci di Mataram.

ANTARA News

Qatar Persenjatai Kapal Patroli Vita Dengan Exocet MM40


23 April 2010 -- Angkatan Laut Qatar mempersenjatai kapal patroli kelas Vita (Barzan) dengan rudal permukaan-permukaan produksi MBDA versi terakhir Exocet MM40. Nilai kontrak tidak diumumkan.

Empat kapal patroli kelas Vita dibuat di Inggris pada era 1990-an, dipersenjatai rudal permukaan-udara Mistral, meriam 76 mm, CIWS Goalkeeper 30 mm, serta rudal baru Exocet Block 3.

Rudal Exocet Block 3 telah dipesan oleh Angkatan Laut Perancis, Oman, Uni Emirat Arab, Indonesia serta sejumlah negara lainnya.

Perancis memilih melakukan upgrade Block 2 menjadi Block 3 dibanding membeli rudal baru. AL Perancis sukses menguji coba penembakan rudal hasil upgrade dari frigate kelas Horizon bulan lalu.

Defense News/@beritahankam

Malaysia Beli 12 Helikopter Cougar Senilai USD 500 Juta


23 April 2010 -- Malaysia membeli 12 helikopter dari Eurocopter senilai 500 juta dolar, menurut pejabat Kementrian Pertahanan Malaysia, Kamis (22/4), setelah dua tahun tertunda karena krisis keuangan.

Pemerintah Malaysia membatalkan kontrak pembelian 12 helikopter EC725 Cougar dengan Eurocopter pada Oktober 2008 karena pemotongan anggaran karena krisis ekonomi global.

Seorang pejabat Kementrian Pertahanan mengkonfirmasikan pesanan telah dipulihkan, dimana pejabat pemerintah Malaysia menandatangani kontrak senilai 1,6 milyar ringgit dengan Eurocopter di pameran persenjataan DSA-2010 di Kuala Lumpur.

“Kami berharap Eurocopter mengirimkan helikopter pertama 2012,” ujar pejabat tersebut pada AFP. Ia menambahkan Menhan akan mengajukan persetujuan ke kabinet Jumat (23/4).

Helikopter Sikorsky S-61 Nuri buatan Amerika Serikat telah digunakan sejak 1968, 28 unit masih digunakan angkatan bersenjata Malaysia sebagai sarana angkut utama.

Keputusan pembelian helikopter baru dibuat setelah insiden 2007 yang menewaskan 6 personil militer Malaysia.

Armada S-61 Nuri tidak akan dipensiunkan, 20 unit akan diupgrade hingga dapat digunakan oleh Angkatan Darat dan Udara menurut seorang pejabat Kementrian Pertahanan.

AFP/@beritahankam

Pindad Targetkan Produk Panser Terjual ke Malaysia Akhir 2010

Panser Anoa yang dikirim ke Libanon dilengkapi dengan GPS dan kamera video di bagian belakang kendaraan. 13 Anoa disewa oleh PBB dan diberangkatkan dari Tanjung Priok Jakarta, tersebut tiba di Beirut International Seaport, Libanon pada bulan ini. (Foto: Puspen TNI)

23 April 2010, Kuala Lumpur -- PT (Persero) Pindad menargetkan penjualan pertama 32 unit panser 6X6 "Anoa" ke Malaysia dapat dilakukan akhir 2010.

"Ya kita berharap bisa November atau paling telat Desember 2010," kata Dirut PT Pindad Adik Avianto di sela-sela kunjungannya di Defences Services Asia Exhibition and Conference 2010 dan PT SME Ordnance di Kuala Lumpur Jumat.

Adik Avianto mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan panser 6x6 , maka Malaysia telah melakukan penjajakan ke tiga perusahaan dari tiga negara yakni PT Pindad (Indonesia), Dosaan (Korea Selatan) dan Renault (Perancis).

Dari tiga perusahaan yang dilirik, Malaysia menetapkan dua calon perusahaan yang akan memenuhi kebutuhannya akan panser 6x6, yakni PT Pindad dan Renault.

"Jadi ini suatu kebanggaan juga kita bisa mengungguli Korsel. Kita tinggal melakukan yang terbaik untuk bisa unggul dari Renault," ungkap Adik.

Ia mengemukakan, Pindad dan Renault akan unjuk kebolehan dihadapan tim pengadaan Malaysia pada Mei 2010.

"Dari segi teknik dan kemampuan, produk kita tidak kalah dengan Renault. Bagaimanapun dia sudah ribuan unit yang diproduksi bahkan Indonesia pun sebagai salah salah pengguna panser sejenis buatan Renault," tutur Adik.

Namun, lanjut dia, dari segi , maka harga Pindad bisa memberikan harga yang lebih bersaing.

"Ya kami berharap, bisa lolos pada unjuk kebolehan nanti. Sehingga bisa segera dilakukan kontrak," katanya.

Panser 6X6 Pindad merupakan kendaraan tempur pengangkut personel dengan sistem penggerak roda simetris yang dirancang khusus untuk TNI AD, khususnya kavaleri.

Panser ini dapat mengangkut 10 personel dengan tiga kru, satu komandan, dan satu "gunner". Panser juga dilengkapi dengan "mounting" senjata 12,7 mm yang dapat berputar 360 derajat.

Panser "Anoa" tersebut merupakan salah satu produk primadona PT Pindad yang dipamerkan dalam arena Defences Services Asia Exhibition and Conference 2010 dan PT SME Ordnance di Kuala Lumpur, Malaysia.

Selain panser, maka PT Pindad juga menampilkan berbagai varian persenjataan personel baik senapan laras panjang maupun pendek.

ANTARA News

Boeing Sukses Uji Terbang F-15K41 Pesanan Korsel


23 April 2010 -- Boeing melakukan uji terbang perdana jet tempur F-15K41 pesanan Angkatan Udara Korea Selatan, Senin (19/4). Pesawat diterbangkan pilot uji Steve Schmidt, lepas landas dari Bandara Internasional St. Louis pada pukul 14:36 waktu bagian tengah dan mendarat pukul 15:44.

Pemerintah Korsel memesan 21 jet tempur F-15K Slam Eagles dibawah program Next Fighter II.

F-15K versi lanjut dari varian F-15E “combat proven” dengan dilengkapi teknologi terkini. Jet tempur ini memperluas wilayah pertahanan Korsel menjadi cakupan regional.

Usia pakai F-15K direncanakan hingga 2040 dengan melakukan program peningkatan teknologi.

Boeing telah menyerahkan 40 F-15K dibawah program Next Fighter I pada Oktober 2008.

Boeing/@beritahankam

Ranpur Anoa Siap Dioperasikan Indobatt

Beberapa personel TNI Konga XXIII-D/UNIFIL mengecek kendaraan-kendaran tempur yang baru tiba tersebut. (Foto: Puspen TNI)

23 April 2010, Adshit Al Qusayr -- Setelah melalui tahapan pemeriksaan kedatangan (Arrival Inspection) yang dilakukan oleh Tim COE (Contingent Owned Equipment) UNIFIL terhadap 13 unit kendaraan tempur “Anoa” produksi PT. PINDAD Indonesia beberapa waktu lalu, maka didapatkan sebuah hasil positif yang menyatakan bahwa seluruh kendaraan tempur tersebut siap operasional di jajaran UNIFIL. Kegiatan pemeriksaan yang dilaksanakan di Markas Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-D/UNIFIL (Indobatt) UN POSN 7-1 Adshit Al Qusayr tersebut, dilaksanakan setelah seluruh materiil diterima secara lengkap oleh Indobatt.

Kesiapan operasional tersebut diraih setelah seluruh kendaraan tempur “Anoa” beserta senjata dan alat perlengkapan yang telah diterima oleh Indobatt telah memenuhi syarat operasional untuk melaksanakan tugas operasi pemeliharaan perdamaian. Dalam rangka mengetahui kesiapan operasional tersebut, maka tim pemeriksa COE melaksanakan pemeriksaan secara fisik dan detail terhadap setiap kendaraan tempur dan materiil pendukungnya. Sebagai contoh, pemeriksaan secara detail dilakukan untuk mengetahui apakah lampu kendaraan berfungsi dengan baik.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar dalam pelaksanaan tugas ke depan, setiap kendaraan tempur “Anoa” yang dioperasionalkan oleh Indobatt tidak akan menemukan kendala dan hambatan yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas pokok.

Dengan hasil positif yang telah diraih ini, maka setiap kendaraan tempur “Anoa” secara resmi akan diberikan plat nomor UNIFIL oleh pihak UNIFIL Transportation Section. Hal ini menandakan secara simbolis bahwa kendaraan “Anoa” telah diterima secara resmi sebagai alut sista yang dioperasionalkan oleh UNIFIL, dalam hal ini secara langsung oleh Indobatt.

Setelah melalui tahap pemeriksaan kedatangan tersebut, maka ke-13 kendaraan tempur “Anoa” tersebut siap digunakan untuk operasional awal berupa kegiatan induction training (latihan pengenalan daerah operasi) oleh ke-18 orang personel Indobatt yang baru datang, meliputi 5 orang teknisi dan 13 orang pengemudi kendaraan tempur. Tahap latihan pengenalan ini bersifat wajib untuk dilakukan bagi setiap personel yang baru datang dan bergabung dengan UNIFIL. Rangkaian kegiatan latihan tersebut mencakup pembekalan teori operasional peacekeeping mission serta kegiatan praktek lapangan.

Terkait dengan keberadaan pengemudi kendaraan tempur yang baru datang, maka praktek lapangan diwujudkan dengan mengemudikan kendaraan tempur yang melalui rute patroli kendaraan sebagaimana ditentukan oleh Komando Atas. Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dari kegiatan ini adalah pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab setiap personel dalam melaksanakan misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon Selatan.

Puspen TNI

Peru Beli 8 Helikopter Buatan Rusia


23 April 2010 -- Peru akan membeli delapan helikopter buatan Rusia yang akan digunakan untuk operasi anti bius, diberitakan harian lokal El Commercio, Jumat (22/4) mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Peru Rafael Rey.

Menhan mengatakan enam helikopter angkut Mi-17 dan dua helikopter serang Mi-35 akan dibeli dengan nilai kontrak 250 juta dolar.

Helikopter akan digunakan di lembah Apurimac dan Ene River guna membasmi kartel obat bius di Peru.

Peru salah satu negara di Amerika Latin bersama Bolivia dan Kolombia penghasil utama kokain.

Pemerintah Peru menyatakan area tersebut sebagai zone operasi militer pada Agustus 2009 dalam usahanya membasmi gerilyawan Maoist Sendero Luminoso.

Sendero Luminoso dimasukan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Peru, Amerika Serikat dan Un Eropa. Kelompok ini diduga kuat terkait dengan perdagangan obat bius.

RIA Novosti/@beritahankam

Pangkosekhanudnas Tinjau Radar di Tanjung Kait

Radar di Tanjung Kait, Tangerang. (Foto: mvestor07)

22 April 2010, Jakarta -- Satuan Radar 211 sebagai mata tombak pelaksanaan tugas TNI Angkatan Udara harus memiliki kesiapan yang tinggi dalam seluruh kegiatan operasionalnya, seperti dikatakan Pangkosekhanudnas I, Marsekal Pertama TNI J.F.P Sitompul di sela-sela acara kunjungan kerja ke Satuan Radar 211 Tanjung Kait.

Kesiapan operasional radar-radar TNI Angkatan Udara untuk pertahanan udara nasional, seperti Satuan Radar 211 dimana sebagai bagian integral unsur pertahanan udara nasional dituntut kesiapan operasionalnya beserta personel dan pengoperasian Alutsista Radar dalam rangka deteksi dini dan pengendalian intersepsi pesawat tempur sergap pada Operasi Pertahanan Udara guna mendukung tugas pokok Kosekhanudnas I.

Selain meninjau kesiapan radar di Satrad 211 Tanjung Kait, Pangkosekhanudnas I Marsekal Pertama TNI J.F.P Sitompul juga mengunjungi Satuan Rudal TNI AU yang pernah beroperasi dan ditempatkan Teluk Naga-Tangerang dan Satrad Cisalak.

Dalam kunjungan kerja tersebut Pangkosekhanudnas I didampingi oleh para Asisten beserta Kakum Kosekhanudnas I. Kegiatan tersebut bertujuan sebagai bukti komitmen pimpinan untuk terus mendorong dan memotivasi seluruh personel di satuan bawah yang mengawaki alutsista untuk terus meningkatkan kualitasnya.

Pentak Kosekhanudnas

Guspurlabar Gagalkan Pembajakan Kapal Bendera Taiwan

Dua anggota TNI AL yang juga awak KRI 352- Ahmad Yani berjaga di atas kapal ikan berbendera Taiwan yang dibajak delapan awaknya di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten, Kamis (22/4). Kedelapan perompak tersebut semula merupakan awak KM-Jen Fure Sehying dengan nomor lambung CT4-403 dengan alasan stres mereka lalu membunuh dan membuang Nakhoda Kapal Cen Yin Chung (40) ke laut di peraian Samudra Hindia dekat Pulau Enggano, Sumbar Senin (19/4) lalu. (Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman/ed/NZ/10)

22 April 2010, Jakarta -- Unsur Operasi Arung Pari-10 KRI Ahmad Yani (AMY-351) dibawah kendali Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlabar), Laksamana Pertama TNI Didit Hardiawan MPA, MBA berhasil menangkap Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Taiwan yang dibajak di Perairan Enggano.

Kapal Ikan Asing berbendera Taiwan yang dibajak oleh anak buah kapal tersebut ditanggkap KRI AMY-351 yang dikomandani Kolonel Laut (P) Rachmad Wahyudi saat sedang melaksanakan patroli dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut di perairan Enggano. Saat di lakukan penghentian dan pemeriksaan pada Rabu malam pukul 22.47 di sebelah Selatan Enggano pada posisi 06 04,3 S – 103 23,1 T diketahui Kapal yang bernama Chen Fu Siang berbendera Taiwan dengan data-data panjang 17,25 m lebar 4,25 m GT 62,79 Ton dengan 8 ABK yang semuanya warga negara Indonesia tidak memilliki Nahkoda.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan KRI AMY-351 diketahui kapal tersebut telah dibajak oleh para ABK. Nahkoda yang bernama Chen yin Chung berkebangsaan Taiwan telah disandera dan kemudian dibuang kelaut.

Selanjutnya untuk proses hukum lebih lanjut Kapal Ikan Asing tersebut di kawal KRI AMY-351 menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banten, yang dikomandani Kolonel Laut (P) S. Irawan.

Dijelaskan Danguspurlabar bahwa Operasi Arung Pari-10 adalah operasi yang dilaksanakan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat, setiap tahunnya selama 180 hari. Operasi ini melibatkan unsur-unsur KRI dan Pesud untuk mengamankan wilayah Yurisdiksi Nasional Khususnya Wilayah Barat dalam rangka menegakan kedaulatan dan hukum di laut serta memberikan efek deterrence (penangkalan) kegiatan illegal di wilayah NKRI.

Dispenarmabar

Penutupan Latihan Terpadu Korps Marinir

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono melepas tanda peserta latihan saat menutup latihan pemantapan terpadu Korps Marinir wilayah timur tahun 2010 di Karangtekok. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

22 April 2010, Karangteko, Situbondo -- Latihan pemantapan terpadu Korps Marinir wilayah timur tahun 2010 di Karangtekok, Situbondo, Jatim, berakhir. Penutupan latihan ini dilakukan oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono, Kamis (23/4).

Prajurit marinir mengangkat Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharuddin sesaat setelah upacara penutupan latihan. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Seorang atase pertahanan negara sahabat serius menyaksikan latihan pemantapan terpadu wilayah timur di Karangteko, Situbondo, Jatim, Kamis (22/4). Latihan yang melibatkan sedikitnya 4.000 personel Marinir itu untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan teknis taktis bertempur prajurit matra laut tersebut. (Foto: ANTARA/Saptono/ed/nz/10)

KSAL Laksamana TNI Agus Suhartono (tengah) bersama Wagub Jatim Syaifulah Jusuf (kiri) mendapat penjelasan laatihan dari Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharuddin (kanan) ketika menyaksikan latihan pemantapan terpadu wilayah timur di Karangteko, Situbondo, Jatim, Kamis (22/4). (Foto: ANTARA/Saptono/ed/nz/10)

Latihan yang melibatkan 4.827 personel Marinir tersebut dalam rangka memelihara dan meningkatkan kemampuan teknis taktis bertempur prajurit matra laut. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Seorang prajurit menembakkan meriam Howitzer 105 mm saat latihan pematapan terpadu. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono menyaksikan beberapa prajurit Korps Marinir ditembaki dengan munisi tajam (dopper) saat meninjau latihan pemantapan terpadu. (Foto: Serda Mar Kuwadi)



Dua prajurit Korps Marinir melakukan" Dopper" merayap sambil dihujani peluru tajam pada latihan pemantapan terpadu di Karangteko, Situbondo, Jatim, Kamis (22/4). Latihan tersebut untuk mengasah dan meningkatkan mental setiap prajurit matra laut itu. (Foto: ANTARA/Saptono/ed/nz/10)

Industri Pertahanan agar Berkembang

Pekerja pameran tengah memasang model miniatur salah satu produk unggulan PT Pindad, kendaraan tempur Armored Personnel Carrier (APC) 6x6 Anoa, Kamis (22/4), dalam pameran dan ekshibisi Defence Services Asia Exhibition and Conference 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: KOMPAS/Wisnu Dewabrata)

23 April 2010, Kuala Lumpur -- Pemerintah Indonesia berharap antarnegara di Asia Tenggara (ASEAN), terutama antarnegara bertetangga Indonesia-Malaysia, dapat bersama-sama merintis dan meningkatkan kerja sama pembangunan dan penguatan industri pertahanan di wilayah tersebut pada masa mendatang.

Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (22/4), yang bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar menghadiri penandatanganan nota kesepahaman (MOU) PT Pindad (Indonesia) dan SME Ordnance Sdn Bhd (Malaysia).

Wartawan Kompas, Wisnu Dewabrata, melaporkan, penandatanganan digelar di acara pameran senjata Defence Services Asia Exhibition and Conference 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Turut hadir menyaksikan, mewakili Pemerintah Malaysia, Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Mohd Najib bin Tun Hj Abdul Razak dan Menteri Pertahanan Malaysia Dato’ Sri Zahid Hamidi. ”Dengan penandatanganan MOU ini, saya berharap negara-negara ASEAN bisa sama-sama membangun industri pertahanan dengan baik, terutama Indonesia dan Malaysia,” ujar Purnomo.

Saat ini, industri pertahanan dalam negeri, seperti PT Pindad, punya sejumlah produk unggulan yang berpotensi besar masuk pasar ekspor. Beberapa produk senjata unggulan adalah senjata personel senapan serbu, SS-1 dan SS-2 berbagai varian, serta kendaraan tempur Armored Personnel Carrier (APC) 6x6 Anoa.

Senjata SS-2 telah mengukir prestasi menjadi senjata andalan yang membawa Indonesia memenangi kejuaraan menembak antar-angkatan bersenjata di ASEAN dua tahun berturut-turut, 2008 dan 2009. APC 6x6 Anoa telah dipakai Pasukan Penjaga Perdamaian PBB asal TNI di Lebanon.

”Sekarang ini Indonesia berpotensi menjual APC 6x6 Anoa ke Malaysia sebanyak 32 unit. Tinggal menunggu sedikit urusan uji teknis dari pihak Malaysia. Jika berhasil, hal itu sekaligus bisa menjadi tanda kebangkitan kembali industri pertahanan nasional, terutama PT Pindad,” ujar Mustafa Abubakar.

Selain potensi ekspor ke Malaysia, PT Pindad selama ini juga menerima pesanan dalam negeri untuk kebutuhan persenjataan TNI sebanyak 154 unit APC 6x6 Anoa. Sebagian telah digunakan di Lebanon. Produk unggulan PT Pindad itu juga dipahami 25 persen lebih murah daripada produk sejenis buatan negara lain.

Terkait rencana pembelian oleh Malaysia, Mustafa mengakui, cara pembelian kemungkinan besar dalam bentuk imbal dagang komoditas unggulan antar-kedua negara. Hal itu masih terus dibicarakan, terutama untuk mencari komoditas apa saja yang bisa diimbaldagangkan.

KOMPAS

Senapan Serbu Produksi Indonesia Juara Dunia

Pindad SS2-V5.

22 April 2010, Jakarta -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Fayakhun Andriadi mengungkapkan, senapan serbu produksi putra-putra bangsa Indonesia telah terbukti berhasil menunjukkan prestasi juara pada beberapa kejuaraan tingkat dunia.

"Yang jelas, demikian Fayakhun Andiradi, senapan serbu SS2-V1 V5 itu merupakan senjata buatan PT Pindad yang rekayasanya 100 persen dilakukan oleh putra-putra bangsa indonesia," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan itu, sehubungan dengan adanya ketertarikan sejumlah negara tetangga atas senjata produksi Indonesia tersebut.

"Jenis senapan serbu SS2-V1 hingga V5 yang diproduksi oleh PT Pindad di Bandung ini, dan kini sedang ditawarkan ke beberapa negara tetangga, terutama Malaysia yang menunjukkan minat besar untuk membelinya," katanya lagi.

Senapan serbu ini, menurutnya, berlaras panjang kaliber 5,56 mm yang beberapa kali menjadi senjata andalan dalam kejuaraan bertaraf internasional.

"Karena terbukti bisa membawa juara beberapa perutusan Indonesia, sehingga sejumlah negara tetangga tertarik membelinya," katanya lagi.

Fayakhun Andriadi atasnama rekan-rekannya di Komisi I DPR RI lalu mendesak Pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan, agar menyetop impor alat utama sistem persenjataan (Alutsista) tertentu yang sudah bisa direkayasa dan diproduksi di Indonesia.

"Khusus untuk peluru dan senapan berlaras pendek, yakni pistol, juga senapan berlaras panjang sejenis SS2, kita jangan lagi impor, lebih mengutamakan produksi dalam negeri, agar semakin mempercepat menuju swasembada Alutsista," ujarnya.

`Political will` Pemerintah RI, menurutnya, amat diperlukan untuk diwujudkonkretkan dalam `political action`, yakni di sektor kebijakan anggaran untuk mendukung percepatan menuju swasembada Alutsista secara bertahap.

"Kita harus bisa melakukannya dan jangan lagi terlalu bergantung kepada impor, sehingga kita tidak lagi selalu jadi korban kebijakan embargo sepihak dan lain-lain kebijakan yang merugikan kepentingan pertahanan nasional," tegas Fayakhun Andriadi.

ANTARA News

Indonesia Perkenalkan Senjata SS2 di Malaysia

Menhan Purnomo Yusgiantoro (kanan) memberikan satu senapan SS2 produksi PT Pindad kepada Menhan Malaysia A Zahid Hamidi (2kiri) disaksikan PM Malaysia Najib Tun Razak dan menteri BUMN Mustafa Abu Bakar (kiri) , usai penandatanganan MOU kerjasama perdagangan peralatan militer antara SME Ordnance Sdn Bhd dengan PT Pindad di Kuala Lumpur, Kamis. (Foto: ANTARA/Adi Lazuardi/ed/nz/10)

22 April 2010, Kuala Lumpur -- Indonesia memperkenalkan senapan serbu SS2 V1 dan SS2 V5 di arena "Defences Services Asia Exhibition and Conference 2010" di Kuala Lumpur, Kamis.

Perkenalan salah satu produk unggulan PT Pindad itu ditandai dengan penyerahan secara simbolis pucuk SS2 V5 dari Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro kepada Menteri Pertahanan Malaysia Dato Sri Zahid Hamidi.

"Senjata SS1 dan SS2 ini merupakan salah satu produk unggulan Indonesia yang diproduksi PT Pindad, setelah melalui proses riset dan pengembangan yang telah dilakukan hampir 20 tahun diawali kerja sama bersama Belgia," kata Purnomo.

Ia menambahkan, produk persenjataan SS1 dan SS2 berbagai varian yang dihasilkan PT Pindad telah teruji keandalannya baik dalam operasi militer maupun dalam perlombaan menembak militer.

"SS2 Pindad telah terbukti berhasil mengungguli persenjataan-persenjataan lain sejenis," ujar Purnomo

Sementara itu, Direktur Utama PT Adik Avianto mengatakan, dengan perkenalan produk tersebut diharapkan dapat memantapkan pangsa pasar senapan serbu tersebut di kawasan ASEAN.

"Produk ini sudah terbukti unggul. Produk murni buatan Indonesia ini telah digunakan seluruh satuan TNI. Dan diharapkan setelah perkenalan dengan Malaysia, senapan serbu PT Pindad dapat menjadi senjata andalan yang digunakan negara tetangga," katanya.

Pada kesempatan itu, PT Pindad menyiapkan sepuluh pucuk senjata SS yakni SS2 V1 dan SS2 V5 masing-masing lima unit.

ANTARA News

Rahasiakan Anggaran, TNI Dinilai Berlebihan


23 April 2010, Jakarta -- Ketua Komisi Informasi Pusat Ahmad Alamsyah Saragih mengatakan informasi mengenai anggaran lembaga negara termasuk TNI merupakan informasi yang berhak diakses oleh publik. Jika ada yang menganggap bahwa informasi anggaran TNI harus dirahasiakan karena dianalisa untuk mengetahui kekuatan militer Indonesia dinilai berlebihan.

Hal itu diungkapkan oleh Alamsyah kepada Media Indonesia, di Jakarta, Kamis (22/4).

"Memang ada pengecualian terkait informasi yang berhubungan dengan pertahanan dan keamanan negara yang ada di TNI. Namun, kalau anggaran sampai dirahasiakan, saya rasa tidak perlu itu," ungkap Alamsyah.

Dikatakannya, informasi mengenai anggaran TNI merupakan informasi yang harus bisa diakses publik. Bahkan, lanjut Alamsyah, anggaran pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) juga merupakan informasi publik, yang tidak bisa diakses yakni spesifikasi dari alutsista tersebut.

Ia mengatakan, Komite Informasi Pusat (KIP) sudah melansir panduan perumusan peraturan teknis untuk menyusun informasi mana saja yang bisa diakses oleh public.

"Pada 19 april sudah kami launching. Nanti itu akan menjadi panduan teknis bagi setiap badan public untuk menyusun kategori informasi publik," ujar Alamsyah.

Ia juga mengatakan bahwa harus ada peraturan pemerintah yang mengatur hal ini. Namun, lanjut Alamsyah, hingga saat ini Kementerian Komunikasi dan Informasi belum mengeluarkan PP tersebut.

Sedangkan Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo mengatakan adanya ketidakseriusan pemerintah untuk menerapkan UU KIP ini dengan tidak disipkannya regulasi teknis untuk menindaklanjutinya. Ia juga melihat, badan public seperti TNI tidak bisa semena-mena merahasiakan informasi meskipun dilindungi oleh pasal 17 butir c.

Ia menjelaskan, meskipun adanya aturan informasi yang dikecualikan, namun harus diuji resiko dan kepentingan publiknya.

"Kalau akses publik dibatasi kepada anggaran TNI, tentu itu sangat tidak bisa dibenarkan. Justru anggaran merupakan prioritas informasi yang harus dibuka," ujar Agus.

Dalam UU 14/2008 Pasal 17 butir c disebutkan ada tujuh kategori informasi yang dikecualikan berhubungan dengan pertahanan dan keamanan Negara. Pertaman, Informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik dan teknik yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi dalam kaitan dengan ancaman dari dalam dan luar negeri.

Kedua, dokumen yang memuat tentang strategi, intelijen, operasi, teknik dan taktik yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi.

Ketiga, jumlah, komposisi, disposisi, atau dislokasi kekuatan dan kemampuan dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara serta rencana pengembangannya.

Keempat, gambar dan data tentang situasi dan keadaan pangkalan dan/atau instalasi militer.

Kelima, data perkiraan kemampuan militer dan pertahanan negara lain terbatas pada segala tindakan dan/atau indikasi negara tersebut yang dapat membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan/atau data terkait kerjasama militer dengan negara lain yang disepakati dalam perjanjian tersebut sebagai rahasia atau sangat rahasia.

Keenam yakni sistem persandian Negara, dan ketujuh sistem intelijen negara.

Sementara itu Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Sagom Tamboen mengungkapkan masih belum ada perumusan mengenai informasi apa saja yang tidak bisa dikeluarkan ke publik yang berhubungan dengan pertahanan dan keamanan Negara. Dan selama belum ada penjabaran batasan informasi yang bisa dibuka ke publik, Sagom melanjutkan, TNI berhak menuntut pihak yang membuka informasi seputar ketahanan negara, seperti media massa.

Ia mencontohkan informasi mengenai anggaran detail Kementerian Pertahanan dan TNI, termasuk salah satu yang tidak bisa diterbitkan ke publik.

Dikatakannya, jika data anggaran TNI secara detil bisa diketahui pihak luar, maka akan dianalisa sehingga bisa diketahui jumlah personil dan senjata, serta spesifikasi alat utama sistem persenjataan. "Untuk per 1 Mei, ya saya bisa tuntut jika ada yang mengeluarkannya. Itu sesuai aturan undang-undang," ungkap Sagom.

Menurut Sagom, kerahasian informasi pertahanan tercantum dalam Pasal 17 ayat a butir b UU 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Sagom melanjutkan, kerahasiaan informasi pertahanan sudah dilindungi. Pasal itu mengecualikan keterbukaan informasi yang dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara. Dengan adanya pasal tersebut, Sagom mengaku TNI tidak khawatir denan tuntutan keterbukaan informasi publik.

"Karena pasal itu sudah mengunci informasi ketahanan dan kalimat Pasal 17 sudah final untuk kami," ujar dia.

Namun TNI tetap membuka kesempatan bagi masyarakat, legislatif, atau pemerintah untuk bahas penjabaran informasi apa saja yang bisa dibuka untuk publik. Dan selama belum ada penjabaran batasan informasi yang bisa dibuka ke publik, Sagom melanjutkan, TNI berhak menuntut pihak yang membuka informasi seputar ketahanan negara, seperti media massa.

MI.com

Thursday, April 22, 2010

TNI Bisa Tuntut Pembuka Informasi Pertahanan


22 April 2010, Jakarta -- Mendekati tanggal pemberlakuan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik pada 1 Meni nanti, Tentara Nasional Indonesia tetap perpegangan untuk tidak membuka semua informasi seputar pertahanan negara. Menurut Kepala Pusat Penerangan Umum Marsekal Muda Sagom Tamboen, rahasia tentara adalah kekuatan. “Berapa kekuatannya, apa senjatanya, itulah rahasianya. Kalau itu terbuka, ya percuma, kita tidak akan bisa berperang,” kata Sagom, Kamis (22/4).

Dalam Pasal 17 ayat a butir b undang-undang itu, Sagom melanjutkan, kerahasiaan informasi pertahanan sudah dilindungi. Pasal itu mengecualikan keterbukaan informasi yang dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara. “Kalau tidak ada pengecualian, untuk apa ada Pasal 17,” ujarnya.

Dengan adanya pasal tersebut, Sagom mengaku TNI tidak khawatir denan tuntutan keterbukaan informasi publik. “Karena pasal itu sudah mengunci informasi ketahanan dan kalimat Pasal 17 sudah final untuk kami,” ujar dia. Namun TNI tetap membuka kesempatan bagi masyarakat, legislatif, atau pemerintah untuk bahas penjabaran informasi apa saja yang bisa dibuka untuk publik.

Dan selama belum ada penjabaran batasan informasi yang bisa dibuka ke publik, Sagom melanjutkan, TNI berhak menuntut pihak yang membuka informasi seputar ketahanan negara, seperti media massa. Seperti informasi anggaran, jumlah personil dan senjata, serta spesifikasi alat utama sistem persenjataan. “Untuk per 1 Mei, ya saya bisa tuntut. Itu sesuai aturan undang-undang.”

Sedangkan narasumber yang memberikan informasi itu, baik dari Kementerian Pertahanan atau perwira TNI, akan diproses sesuai aturan yang berlaku dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. “Orang itu akan masuk penjara, diproses hukum karena mengatakan hal yang dilarang,” kata dia.

TEMPO Interaktif

Iran Akan Produksi Sistem Hanud Mirip S-300


22 April 2010 -- Iran akan memproduksi sistem pertahanan udara sebanding sistem buatan Rusia S-300, ujar Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi saat diwawancarai PressTV, Kamis (22/4).

“Kami tidak memerlukan memproduksi sistem S-300, tetapi kami telah merencanakan pada agenda kami memproduksi senjata sebanding.” Ucap Vahidi.
Menhan menambahkan Iran telah mengembangkan sistem pertahanan udara jarak menengah.

“Seluruh bagian sistem telah menggunakan buatan dalam negeri,” ungkap Vahidi, tambahnya “sistem pertahanan mempunyai tiga radar dan rudal produksi dalam negeri dengan jarak tembak hingga 40 km.

Rusia dan Iran terikat kontrak pengiriman sistem pertahanan rudal S-300 pada Desember 2005. Rusia mendapat tekanan dari Amerika Serikat dan Israel membatalkan pengiriman S-300 ke Iran. Meskipun belum diputuskan kontrak tersebut, tetapi jadwal pengiriman rudal diliputi ketidakpastian.




RIA Novosti/@beritahankam

Iran Upgrade F-14 Tomcat


22 April 2010 -- Iran telah melakukan perbaikan total dan memodernisasi armada jet tempurnya termasuk jet tempur buatan Amerika Serikat F-14 Tomcat ujar Wakil Komandan AU Iran Jenderal Aziz Nasirzadeh saat diwawancarai kantor berita FNA.

Jet tempur F-14 Tomcat yang dikembangkan era 1970-an dimodernisasi oleh Iran dengan memasang radar dan mesin baru buatan dalam negeri.

Grumman F-14 Tomcat dibeli dari Amerika Serikat saat berkuasanya rejim Shah Iran terakhir sebelum ditumbangkan oleh Revolusi Islam Iran.

Iran satu-satunya negara di luar AS yang diperkenankan membeli F-14 Tomcat. Amerika Serikat menggunakan jet tempur F-14 Tomcat hanya untuk satuan udara angkatan lautnya, saat ini skuadron F-14 telah dipensiunkan.

Nasirzadeh menambahkan armada pembom AU Iran dipersenjatai bom pintar Qassed seberat 900 kg.

RIA Novosti/@beritahankam

TNI AL Rancang Strategi Pertahanan Laut

Prajurit Kavaleri Marinir TNI Angkatan Laut dengan latar belakang tank PT-76 bersiaga dalam Latihan Pemantapan Terpadu Marinir Wilayah Timur di Karang Tekok, Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (21/4). Sebanyak 4.728 prajurit Marinir, peralatan senjata, dan kendaraan tempur ikut dalam latihan yang berlangsung dari 17 Maret hingga 22 April ini. (Foto: KOMPAS/Heru Sri Kumoro)

22 April 2010, Jakarta -- Forum Strategi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut membuat strategi pertahanan laut untuk tahun 2010-2024, antara lain, desain pertahanan, logistik, personalia, dan komponen cadangan. ”Kita akui, pertahanan erat dengan anggaran. Forum strategi ini untuk mendesain bagaimana agar kekuatan minimum ini cukup untuk menjalankan tugas pokok TNI AL,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Agus Suhartono, Rabu (21/4).

Menurut Agus, pihaknya menetapkan beberapa prioritas, termasuk untuk pertahanan dan logistik. Misalnya, prioritas untuk daerah perbatasan. ”Kami buat konsep di mana kami mampu atasi masalah di perbatasan,” kata Agus.

Berkaitan dengan strategi pertahanan di laut, Agus mengatakan, ada pendekatan strategi baru. TNI AL menyusun bagaimana menggunakan kekuatan laut dikombinasikan dengan kondisi geografi. TNI AL mendesain area-area pertempuran agar TNI AL memiliki keunggulan. Intinya, ancaman diarahkan ke daerah yang sudah ditentukan.

Berkaitan dengan logistik, TNI AL melakukan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), peningkatan kemampuan, dan peniadaan kapal-kapal yang sudah tua. Untuk 2010, misalnya, dengan rencana penambahan anggaran untuk TNI AL sebesar Rp 50,2 miliar, akan dialokasikan semuanya untuk alutsista. Ini diharapkan menambah kekuatan pertahanan.

Sementara itu, dalam latihan terpadu Marinir wilayah timur di Baluran, Situbondo, Jawa Timur, kemarin, musuh dapat dipukul mundur. Latihan melibatkan sedikitnya 4.728 personel dan dibagi dalam empat gelombang. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan naluri prajurit.

Peralatan yang mendukung untuk kegiatan latihan ini, antara lain, tank PT-76, kendaraan amfibi BTR 50, roket multilaras RM70 Grad, howitzer 105, dan meriam 37 mm.

”Kemampuan jelajah RM70 Grad buatan Ceko ini maksimal sekitar 20 kilometer, sedang howitzer masih mampu sekitar 17 kilometer,” kata Komandan Batalyon Roket dan Meriam Letkol (Mar) Sumanto.

Hingga saat ini, Korps Marinir hanya memiliki 9 pucuk roket multilaras RM70 Grad. Semestinya TNI memiliki senjata sejenis itu lebih banyak lagi untuk menjaga atau mengawasi pulau-pulau terluar yang rentan terhadap ancaman dan gangguan pasukan asing.

KOMPAS

Masa Tugas Satgas Pulau Terluar Mapia Diperpanjang


22 April 2010, Biak -- Masa tugas pasukan marinir TNI AL yang ditempatkan di Pulau Brasi, Kepulauan Mapia, Kabupaten Supiori, Papua yang merupakan pulau terluar diperpanjang hingga satu bulan dari normalnya dua bulan masa tugas.

Komandan Kompi Satgas PAM VIII TNI AL untuk pulau terluar, Lettu Marinir Muhammad Achyar Marpaung mengatakan penambahan masa tugas itu untuk memudahkan embarkasi agar tidak terjadi kerawanan seperti kehilangan senjata dan sebagainya. Sebab upaya pengamanan yang dilakukan pusatnya berada di Pulau Brasi, dan tugas patroli dan pengintaian laut, darat bahkan pantai dilakukan hingga ke Pulau Vanildo dan Pegun.

"Penambahan masa tugas pasukan ini adalah kebijakkan kami untuk mencegah adanya kerawanan terutama pada saat embarkasi," kata Muhammad Achyar Marpaung kepada Jurnal Nasional, Rabu (21/4).

Jumlah pasukan marinir yang ditempati di kepulauan tersebut sebanyak satu peleton yang terdiri dari 34 orang. Pergantian pasukan baru saja dilakukan sejak 19 April lalu.

Kepala kampung Mapia, Andi Msen mengatakan keberadaan pasukan pengamanan tersebut sangat memberikan banyak bantuan dan perlindungan bagi masyarakat yang mendiami pulau terluar.

"Kini masyarakat kami merasa aman karena ada yang menjaga pulau-pulau ini," kata Andi Msen.

JURNAS

Sukhoi AU India Dipersenjatai BrahMos


22 April 2010 -- 40 jet tempur Sukhoi Su-30MKI Flanker-H Angkatan Udara India akan dilengkapi rudal BrahMos, diungkapkan Pimpinan BrahMos Aerospce Sivathanu Pillai, Rabu (21/4) saat diwawancari RIA Novosti di pameran Defense Services Asia (DSA)-2010 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Ia menambahkan uji tembak rudal BrahMos platform udara direncanakan 2011, sedangkan uji terbang Sukhoi dengan membawa rudal dijadwalkan akhir 2012.

Rudal BrahMos mempunyai jarak jangkau 290 km dan dapat membawa hulu ledak konvensional hingga 300 kg, mempunyai kecepatan hingga 2,8 March lebih cepat tiga kali dari rudal jelajah buatan Amerika Serikat Tomahawk.

Brahmos versi maritim dan darat sukses diuji coba dan telah dioperasikan oleh Angkatan Darat dan Angkatan Laut India.

BrahMos dikembangkan perusahaan patungan India-Rusia BrahMos Aerospace yang didirikan 1998, memproduksi dan memasarkan rudal supersonik BrahMos.

RIA Novosti/@beritahankam

TNI Khawatir Buka Informasi Ketahanan


21 April 2010, Jakarta -- Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik akan mulai berlaku sejak 1 Mei nanti. Namun hingga saat ini, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia masih mendiskusikan batasan keterbukaan informasi publik tersebut.

“Batasan keterbukaan, khususnya alat utama sistem persenjataan, masih kami diskusikan,” kata Kepala Pusat Penerangan Umum Mabes TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen, Rabu (21/4). Menurutnya, keterbukaan itu bisa dilakukan selama tidak membahayakan TNI dan sistem pertahanan negara.

Sagom mencontohkan, misalnya TNI membeli lima peluru atau merinci jumlah personil yang diturunkan di perbatasan dan mempublikasikannya ke publik. “Dari perspektif stategi militer itu TNI sudah kalah, karena musuh sudah mengetahuinya pertahanan kami,” ujarnya. Menurutnya, hal serupa juga berlaku untuk spesifikasi senjata, pesawat attau kapal yang dimiliki TNI.

TEMPO Interaktif

TNI AL Perlu Blue Print Logistik


22 April 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Laut (TNI AL) sangat memerlukan blue print logistik untuk mendukung konsepsi strategi dan perencanaan kekuatan TNI Angkatan Laut. Blue print logistik juga diperlukan untuk menjawab persoalan menyusun logistik secara umum, perencanaan pembinaan materiil, dan perencanaan pembinaan dukungan logistik Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AL.

Demikian dikatakan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Agus Suhartono pada penutupan Forum Strategi TNI AL Tahun 2010 di Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (21/4).

Selain menyusun blue print logistik TNI AL tahun 2010-2024 yang selaras dengan kebijakan minimum essential force atau kekuatan pokok minimum, menurut KSAL, juga disusun blue print personel TNI AL sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang zero growth.

Kasal mengatakan, Forum Strategi TNI AL 2010 ini, bagian dari upaya pengelolaan pertahanan matra laut untuk mengkaji aspek-aspek strategis dari pertahanan negara di laut jangka panjang. Karenanya, Forum ini juga dilakukan proses kaji ulang strategi pertahanan tahun 2009 dengan mengembangkan doktrin pertahanan negara.

Strategi pertahanan negara juga dilakukan dengan mempertimbangkan geopolitik dan geostrategi Indonesia untuk merespons ancaman aktual yang bersifat mendesak, serta mempertimbangkan keterbatasan anggaran negara.

Menurutnya, pembangunan kekuatan postur TNI AL mencakup tingkat kemampuan, kekuatan dan pola gelar kekuatan pada hakikatnya diorientasikan kepada pencapaian tugas-tugas TNI AL dalam rangka menunjang kepentingan nasional.

"Dalam penyusunan kembali kekuatan tempur TNI AL tidak hanya mengacu pada ancaman saja, namun juga diorientasikan untuk mencapai kemampuan tertentu. Selanjutnya, diarahkan untuk mencapai kekuatan minimum essential force," katanya.

Kapal Selam

Pada kesempatan itu, Agus Suhartono juga mengungkapkan bahwa TNI AL sedang memproses pengadaan dua kapal selam untuk tahun anggaran 2010. "Mengenai dari mana dan bagaimana, saat ini TNI AL masih ditender," katanya.

Ia menambahkan, potensi ancaman ke depan di antaranya adalah pelanggaran wilayah dan pelanggaran hukum di laut, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan terorisme. Karena itu, TNI AL memperkuat kemampuan pasukan pemukul reaksi cepat, dan melakukan patroli wilayah perbatasan.

JURNAS

PT Pindad-WGR Malaysia Sepakati Penjualan Panser


22 April 2010, Kuala lumpur -- PT Pindad dan WGR Malaysia, di Kuala Lumpur, Malaysia, menyepakati penjualan enam panser 6X6 "Anoa" produksi Pindad.

Kesepakatan itu dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani kedua pihak di arena "Defences Services Asia Exhibition and conference 2010", di Kuala Lumpur, Kamis.

Penandatanganan disaksikan Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri BUMN Mustafa Abubakar.

Panser 6X6 Pindad merupakan kendaraan tempur pengangkut personel dengan sistem penggerak roda simetris yang dirancang khusus untuk TNI AD, khususnya kavaleri.

Panser ini dapat mengangkut 10 personel dengan tiga kru, satu komandan, dan satu "gunner".

Panser juga dilengkapi dengan "mounting" senjata 12,7 mm yang dapat berputar 360 derajat.

ANTARA News

TNI AL Ajukan Rp 50 Miliar untuk Sistem Persenjataan


21 April 2010, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut mengajukan dana sebesar Rp 50,2 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2010. Jumlah itu berasal dari APBN-Perubahan 2010 Kementerian Pertahanan sebesar Rp 2,7 triliun. Rencananya, Angkatan Laut akan menggunakan anggaran itu untuk meningkatkan kemampuan sistem persenjataan.

Menurut Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono, dengan dana itu Angkatan Laut membuat rencana strategis yang akan terpenuhi dalam jangka waktu 15 tahun. “Seperti pengadaan kapal patroli, persenjataan pasukan khusus, dan stamper boat,” kata Agus di Sekolah Staff dan Komando Angkatan Laut, Rabu (21/4). Dana sebesar Rp 50,2 miliar tersebut, seluruhnya habis terserap untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan.

Pengefektifan APBN-P di sistem persenjataan itu, Agus melanjutkan, ditujukan untuk mencapai rencana TNI dalam menerapkan kekuatan pokok minimum atau zero growth. Pada kekuatan pokok minimum, Angkatan Laut mengefisienkan jumlah personil dan meningkatkan kemampuan persenjataan pasukan. “Karenanya, kami akan fokus pada pengadaan alutsista, peningkatan kemampuan alutsista, dan penghapusan kapal tidak yang produktif.”

Untuk pengadaan sistem persenjataan dan penghapusan kapal yang tidak produktif lagi, Agus tidak menjelaskannya. Namun untuk peningkatan kemampuan sistem persenjataan, Agus mencontohkan penambahan peluru kendali dari Rusia pada kapal Angkatan Laut yang berasal dari Jerman. Dan teknis penambahan kemampuan persenjataan kapal tersebut, Angkatan Laut akan melibatkan industri dalam negeri. “Pemasangan dan tansfer teknologinya menggunakan industri dalam negeri, agar ke depannya Indonesia bisa membuat sendiri,” ujar Agus.

Di kesempatan berbeda, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal TNI I Wayan Midhio, mengatakan dari anggaran Rp 2,7 triliun itu, Kementerian Pertahanan membaginya berdasar prioritas peralatan yang akan dibeli.

Anggaran itu yakni untuk senjata dan perlengkapan amunisi sebesar Rp 739 miliar, anggaran kendaraan bermotor sejumlah Rp 179 miliar, anggaran suku cadang sebesar Rp 366 miliar, anggaran untuk peralatan khusus sebesar Rp 799 miliar, dana untuk alat perlengkapan khusus senilai Rp 101 miliar, dana alat kesehatan prajurit sebesar Rp Rp 119 miliar, alat komunikasi sejumlah Rp 173 miliar, anggaran kantor dan rumah dinas sejumlah Rp 224 miliar, serta dana untuk pengembangan sistem sejumlah Rp 20 miliar. “Alokasi alutsista jadi prioritas utama dalam APBN-P 2010,” kata Wayan.

Anggota Komisi I Bidang Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Tubagus Hasanudin, mengatakan Dewan masih mempertimbangkan permintaan anggaran senilai Rp 2,7 triliun dari Kementerian Pertahanan itu. “Kami masih mempelajarinya, mungkin akhir bulan April baru ada keputusan.” Komisi I, lanjut Tubagus, masih memerlukan penjelasan serta penjabaran dari Kementerian Pertahanan mengenai rincian anggaran yang diminta itu. “Ada tiga yang kami lihat, nilai guna, transparansi penggunaan, kemampuan negara,” ujar Tubagus.

TEMPO Interaktif

Latihan Pemantapan Terpadu Marinir Wilayah Timur

21 April 2010, Karangteko, Situbondo -- Seorang personel Korps Marinir memasukan amunisi Howitzer 105 mm pada latihan pemantapan terpadu wilayah timur di Karangteko, Situbondo, Jatim, Rabu (21/4). Latihan yang melibatkan sedikitnya 4.000 personel Marinir itu untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan teknis/taktis bertempur prajurit matra laut tersebut. (Foto: ANTARA/Saptono/Koz/hp/10)

Dua personel Korps Marinir uji kemampuan bongkar pasang senjata jenis SS1 di sela-sela latihan pemantapan terpadu wilayah timur. (Foto: ANTARA/Saptono/Koz/hp/10)

Beberapa kendaraan lapis baja milik Korps Marinir melakukan manuver dalam latihan pemantapan terpadu wilayah timur. (Foto: ANTARA/Saptono/Koz/hp/10)

Sebuah roket keluar dari senjata multi laras RM 70 Grad pada latihan pemantapan terpadu wilayah timur. (Foto: ANTARA/Saptono/Koz/hp/10)

115 Prajurit TNI Bangka Siap Amankan Papua

Perbatasan RI-PNG. (Foto: KOMPAS)

22 April 2010, Sungailiat, Bangka -- Sebanyak 115 prajurit dalam satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari TNI Kompi Senapan B Kabupaten Bangka siap berangkat ke Papua untuk mengamanan perbatasan dengan negara Papua Nugini.

"Nantinya, prajurit Kompi Senapan B itu akan bergabung dan di bawah pos Batalyon Infanteri 521, Kodam V Brawijaya Surabaya," kata Komandan Kompi Senapan B, Bangka, Kapten Infantri, Amin Mochamad Said, di Sungailiat, Rabu.

Ia mengatakan kegiatan ini merupakan tugas rutin dari Markas besar (Mabes) TNI AD untuk menjaga perbatasan Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI) dengan beberapa negara tetangga.

"Prajurit Kompi Senapan B yang akan diberangkatkan ke Papua sekitar akhir tahun 2010 itu semuanya sudah terlatih bertempur dalam menjaga NKRI dari semua serangan musuh," katanya.

Ia mengatakan penjagaan perbatasan oleh pasukan reguler TNI setempat dan jika diperlukan bantuan dari pasukan luar daerah maka semua prajurit yang tersebar di beberapa Kompi di Indonesia sudah siap melaksanakan bantuan.

"Khusus pengamanan perbatasan di Papua itu rencananya dilakukan selama lebih kurang satu tahun. Pengamanan difokuskan pada empat patok antisipasi masuknya Organisasi Papua Merdeka (OPM)," jelasnya.

Menurut dia, bantuan prajurit Kompi Senapan B itu berada di pos Batalyon Infanteri 521, Kodan V Brawijaya, dan juga di bawah komando Kodam Cendrawasi, Papua.

"Saya mengharapkan doa restu dari seluruh warga negara Indonesia,

agar tugas negara itu bisa kami laksanakan dengan baik dan selamat," katanya.

Ia mengatakan kondisi keamanan di Papua sendiri terhadap ancaman OPM bisa dibilang relatif aman, namun perlu diketahui bahwa meskipun kondisi aman, tetapi pengawasan dan pengamanan harus tetap ditingkatkan.

"Bisa saja Papua yang sekarang dianggap aman tiba tiba muncul kembali gerakan separatis dari kekuatanya sendiri untuk merobohkan bendera merah putih," ujarnya.

ANTARA News

TNI-AL Tender Ulang Pengadaan Kapal Selam

Kapal selam kelas Kilo Project 877. (Foto: Guy Toremans)

21 April 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Laut menender ulang pengadaan dua kapal baru dan prosesnya sekarang sudah dimulai dengan sejumlah perusahaan telah mengajukan penawaran.

Ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, karena rencana pengadaan sebelumnya belum disetujui maka pihaknya melakukan tender ulang terhadap pengadaan dua kapal selam tersebut.

"Ya sudah dimulai, dan pesertanya bisa dari pemain-pemain lama atau baru. Kami tidak tahu, yang jelas kami lakukan tender ulang karena kapal selam ini memang sangat kami butuhkan," katanya, usai menghadiri Forum Strategi TNI Angkatan Laut 2010.

Pengadaan dua unit kapal selam itu dibiayai fasilitas Kredit Ekspor (KE) senilai 700 juta dollar Amerika Serikat, yang diperoleh dari fasilitas pinjaman luar negeri di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2004-2009. "Kami sudah tentukan spesifikasi teknisnya, serta kemampuan dan efek penggentar yang lebih dari yang dimiliki negara tetangga, kata Kasal.

Pada tender pertama,d ari empat negara produsen kapal selam yang mengajukan tawaran produk mereka, seperti Jerman, Perancis, Korea Selatan, dan Rusia, TNI Angkatan Laut telah menetapkan dua negara produsen sesuai kebutuhan yaitu Korea Selatan dan Rusia.

Rencananya, dari dua pilihan itu akan diuji kembali mana spesifikasi kapal selam yang sesuai dengan kebutuhan TNI Angkatan Laut.

ANTARA News

Wednesday, April 21, 2010

Asops Panglima TNI Kunjungi Perbatasan RI


21 April 2010, Pontianak -- Setelah Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) mengadakan kunjungan kerja (kunker) ke Kalimantan Barat (Kalbar) beberapa waktu yang lalu. Kini giliran Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayjen TNI Supiadin AS beserta pejabat di Mabes TNI kerja ke perbatasan RI dan Malaysia, tepatnya di Sajingan Besar Kabupaten Sambas.

Asops Panglima TNI yang tiba di Pontianak mengawali kunjungannya ke Korem 121/ABW.

Menurut Kapenrem 121/ABW, Kapten Inf Herry Napitupulu, kunjungan kerja Asops Panglima TNI di Kalbar ini dalam rangka meninjau pos perbatasan yang ada di Sajingan Besar, dalam kunjungan tersebut Asops Panglima TNI didampingi Waasintel Panglima TNI Marsma TNI Esnawan, Waaskomlek Panglima TNI Brigjen TNI Supriadi, Paban IV/Ops Sops TNI Kolonel Inf Much Harianto, Paban V/ Kerkamtas Sops TNI Kolonel Laut (P) Rudito HP, Pabandya I/ Jukpros Sops TNI Letkol Laut (P) Ardiansyah, Danrem 121/ABW Kolonel Inf Toto Rinanto, Asops Kasdam VI/Tanjung Pura Kolonel Inf Eko Budi.

Dalam kunjungan tersebut rombongan Asops Panglima TNI menggunakan pesawat Helikopter jenis MI-17/HA-5140 buatan Rusia yang diawaki Kapten (Cpn) Roni Sofiar. Sedangkan Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Imran Baidirus, S.E beserta para pejabat Lanud Supadio ikut mengantar Asops Panglima TNI di Apron Lanud Supadio.

Pentak supadio

Paskhas di Pontianak Jaga Perbatasan RI

Komandan Wing I Paskhas Lanud Supadio Pontianak, Kolonel Psk Eris Widodo (tengah), melakukan salam komando dengan pejabat lama Komandan Yon 465 Paskhas Lanud Supadio, Letkol Psk Anis Nurwahyudi (kanan), dan pejabat baru, Mayor Psk Rana Nugraha, usai sertijab di Skadron Paskhas 465 Brajamusti Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (21/4). Mayor Psk Rana Nugraha menjabat sebagai Komandan Yon 465 Paskhas Lanud Supadio, menggantikan Letkol Psk Anis Nurwahyudi yang kemudian akan bertugas sebagai Komandan Detasemen Korps Paskhas Lanud Sulaiman Bandung. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/hp/10)

21 April 2010, Pontianak -- Mayor Psk Rana Nugraha memimpin Batalyon 465 Pasukan Khas Lapangan Udara Supadio Pontianak menggantikan pejabat lama Letnan Kolonel Psk Anis Nurwahyudi.

Komandan Wing I Paskhas Lanud Supadio Pontianak Kolonel Psk Eris Widodo di Pontianak, Rabu, mengatakan pergantian atau mutasi jabatan adalah sesuatu yang biasa terjadi untuk menciptakan organisasi yang sehat dan dinamis.

Ia menjelaskan, Batalyon Paskhas 465 Lanud Supadio mempunyai peranan yang cukup strategis dalam menjaga kedaulatan udara NKRI terutama kawasan perbatasan Indonesia (Kalimantan Barat) - Malaysia Timur (Sarawak). "Paskhas 465 merupakan ujung tombak satuan tempur darat guna menjaga kedaulatan NKRI dari ancaman musuh," katanya.

Sejumlah prajurit TNI AU Yon 465 Paskhas berbaris sambil memegang senjata, saat mengikuti defile pasukan pada giat sertijab Komandan Yon 465 Paskhas Lanud Supadio di Skadron Paskhas 465/Brajamusti Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (21/4). Prajurit TNI AU Yon 465 Paskhas Lanud Supadio merupakan ujung tombak satuan tempur darat dalam menjaga kedaulatan NKRI dari ancaman musuh di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/hp/10)

Dalam kesempatan itu, Eris berpesan kepada seluruh prajurit Paskhas 465 Lanud Supadio agar selalu bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya, meskipun kondisi saat ini masih dalam serba keterbatasan. "Saya yakin dengan tekad dan semangat pengabdian tanpa pamrih, maka tugas seberat apapun akan dengan mudah dilalui," ujarnya.

Eris dalam sambutan tertulisnya tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada pejabat lama Letkol Psk Anis Nurwahyudi beserta istri yang telah mengabdikan diri demi kemajuan Paskhas 465 Lanud Supadio Pontianak.

"Kepada pejabat baru Mayor Psk Rana Nugraha saya ucapkan selamat menjalankan tugas, semoga selama menjalankan tugasnya mendatang mampu memberikan kontribusi yang membangun," kata Eris.

Pejabat lama Letkol Psk Anis Nurwahyudi akan menjabat sebagai Komandan Detasemen Korps Paskhas Lanud Sulaiman Bandung. Sementara Mayor Psk Rana Nugraha sebelumnya menjabat sebagai Staf Intelijen di Markas Komando Korps Paskhas.

KOMPAS.com

Kapal Korsel Ditembaki Torpedo


21 April 2010, Seoul, Selasa - Hubungan negara serumpun Korea Selatan dan Korea Utara menegang lagi. Ketegangan muncul setelah tim penyelidik Korsel memastikan bahwa kapal korvetnya berbobot 1.200 ton, KM Cheonan, yang tenggelam 26 Maret, diduga ditembaki torpedo Korut.

Seorang aktivis berbasis di Seoul, Selasa (20/4), menuduh tentara Korut ada di balik insiden tenggelamnya Cheonan. Aktivis mengutip penjelasan seorang perwira militer dari Korut yang mengaku bertanggung jawab atas musibah ”peledakan” hingga kapal tenggelam. Saat itu 58 awak selamat dan 38 orang tewas.

Hasil investigasi tim Korsel tidak lama setelah insiden itu menjelaskan, kapal meledak bukan dibom, melainkan ditembaki torpedo. Penyelidik belum memastikan asal torpedo. Penjelasan aktivis semakin menegaskan dugaan pejabat Korsel sebelumnya bahwa torpedo itu ditembakkan Angkatan Laut Korut.

Terkait kasus Cheonan, Seoul tetap tidak terang-terangan menyalahkan Pyongyang. Korut menyangkal bahwa torpedo yang menyasar ke korvet Korsel itu berasal dari angkatan lautnya. Persoalan ini membuat hubungan kedua negara tegang lagi. Korut, Selasa, mengancam mengakhiri proyek kerja sama di sebuah kawasan industri di perbatasan kedua negara, tepatnya di Kaesong.

Kedua Korea ini memang tidak pernah menandatangani perjanjian damai sejak Perang Korea 1950-1953 yang berakhir dengan gencatan senjata. Meski begitu, kedua negara serumpun itu sudah tiga kali terlibat bentrokan bersenjata di wilayah perbatasan laut. Terakhir terjadi pada November lalu.

KOMPAS

Tuesday, April 20, 2010

Sembilan Pati TNI AU Jadi Warga Paskhas

Sejumlah perwira tinggi (Pati) TNI AU dipanggul oleh prajurit Korps Paskhas seusai dikukuhkan menjadi Warga Kehormatan Korps Paskhas (Baret Jingga) di Bumi Perkemahan Ranca Upas Ciwidey Kabupaten Bandung. (Foto: ANTARA/Syartif A/Ir)

16 April 2010, Bandung -- Sembilan orang perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Udara dikukuhkan menjadi warga kehormatan Korps Baret Jingga atau Korps Paskhas.

Informasi dari Pusat Penerangan Korps Paskhas, Jumat menyebutkan, penyematan dan pengukuhan warga kehormatan Korps Paskhas itu dilakukan oleh Dankorpspaskhas Marsekal Pertama TNI Harry Budiono di Bumi Perkemahan Rancaupas Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung.

Kesembilan Pati TNI AU yang menjadi warga kehormatan pasukan elite TNI-AU itu adalah Marsma TNI Zulhasmi (Kadispamsau), Kadispenau Marsma TNI Bambang Samoedro, Kadiskum Marsma TNI Suharto, Kadisminpersau Marsma Mawardi, Kadiswatpersau Marsma Polter Gultom, Kadiskesau Marsma dr Mariono.

Selanjutnya Danlanud Atang Sanjaya Marsma TNI Sunaryo, Danlanur Abdurrahman Saleh Malang Marsma TNI ida Bagus Anom Manuaba, Dirada Ditjenranahan Dephan Marsma TNI Mukhtar E Lubis.
Sebelum diangkat menjadi warga kehormatan, sembilan Pati TNI AU itu melaksanakan kegiatan pengenalan sebagian kegiatan pembentukan dan kehidupan prajurit komando, materi kegiatan yang dilaksakan antara lain melempar granat, peluncuran tali satu, penyeberangan tali dua, jaring pendarat, doper, lempar pisau, pengenalan survival dan dan menembak.

Mereka berlatih selama dua hari bersamaan dengan pelaksanaan siswa Komando angkatan ke-35 yang sudah memasuki tahap latihan gunung dan hutan.

"Pengangkatan menjadi warga kehormatan dilakukan karena yang bersangkutan dinilai berkontribusi, perhatian, partisipasi dan sumbangsih pemikirannya dalam usaha meningkatkan dan memajukan Korps Pasukan Khas TNI AU," kata Dankorpspaskhas Marsekal Pertama TNI Harry Budiono.

Menurut Dankorpspaskhas, pemikiran para perwira TNI AU diharapkan dapat menjadi motivasi prajurit di satuan Korpspaskhas agar dimasa mendatang tetap eksis sebagai satuan tempur darat yang ada di TNI AU.

ANTARA Jawa Barat

TNI AL dan Australia Patroli Terkoordinasi


20 April 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Laut bersama-sama dengan Angkatan Laut Australia atau Royal Australian Navy (RAN) menggelar operasi patrol maritime terkoordinasi (Coordinated Patrol ) di perairan perbatasan Indonesia – Australia atau tepatnya di selatan P. Timor yakni Perairan Ashmore sebagai upaya mencegah kegiatan maritime illegal di perairan tersebut. Pelaksanaan patroli terkoordinasi akan berlangsung kurang lebih delapan hari, hingga 25 April 2010, kata Kadispenal, Kolonel Laut (P) Herry Setianegara, S. Sos, SH, MM.

Patroli terkoordinasi antara TNI AL dan RAN dibuka secara resmi oleh Komandan Lantamal VII/Kupang, Laksamana Pertama TNI Amri Husain, didampingi oleh Kepala Staf Guspurlaarmatim Kolonel Laut (P) I Nyoman Nesa, Jumat (16/4). Sedangkan dari pihak Australia, turut hadir pada upacara pembukaan Komandan Northern Command, Commodore RAN D.J. Gwyther, beserta beberapa staf RAN.

Pada patroli ini, TNI Angkatan Laut menurunkan dua unsur KRI yakni KRI Wiratno – 879 dan KRI Hasan Basri – 882 serta satu unit pesawat Cassa U-622, sedangkan RAN mengerahkan unsurnya kapal HMAS Maryborough dan satu Pesawat Patroli Maritim RAAF jenis P3C Orion. Dari Pihak Indonesia Danguspurlaarmatim, Laksamana Pertama TNI Widodo S.E., ditunjuk selaku Dansatgas sedangkan dari pihak Australia ditunjuk Comodore RAN D.J. Gwyther.

KRI Hasanbasri-882 dan KRI Wiratno-879 selanjutnya akan bertolak dari Kupang menuju ke Darwin pada Senin (26/4) untuk menghadiri upacara penutupan yang direncanakan pada tanggal 27 April 2010 di Markas Komando Northen Command di Darwin, demikian disampaikan Kadispenal.

Dispenal