Saturday, November 17, 2012

Kehadiran Tank Leopard Doktrin Pertahanan Harus Disesuaikan

MBT Leopard Revolution yang dipesan pemerintah Indonesia dipamerkan di Indo Defense 2012. (Foto: Berita HanKam)

17 November 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, doktrin pertahanan TNI tetap akan difokuskan untuk menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, meskipun TNI AD kini sudah diperkuat tank tempur utama berkemampuan ofensif Leopard.

“Doktrinnya untuk menjaga kedaulatan negara kita ini. Soal penempatan tank Leopard, nanti akan diserahkan kepada TNI AD dengan tetap berkoordinasi dengan Kemhan,” kata Purnomo, Selasa, saat ditanya soal rencana penempatan tank-tank tempur canggih itu.

Menhan mengatakan, saat ini baru dua tank yang datang untuk dipamerkan di Indo Defence yang akan dibuka Rabu (7/11/2012) di Jakarta International Expo, Kemayoran. “Kedatangan tank Leopard akan membuat tank kita menjadi komplit,” ujarnya.

Pengamat militer dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto sebelumnya mengatakan sudah saatnya Indonesia merumuskan ulang doktrin pertahanannya. Untuk kedatangan Leopard itu, Indonesia belum memiliki doktrin untuk tank berat. “Selama ini kita menggunakan doktrin infanteri. Tank hanya digunakan untuk membantu pasukan infanteri,” katanya. Doktrin kavaleri berat, kata dia, yang bisa bertempur mandiri juga harus dibentuk. Dengan rencana pembelian helikopter serang Apache, pemerintah juga harus mengubah doktrin.

Menurut Andi, saat ini tinggal Angkatan Darat yang belum memperkuat doktrin, sementara Angkatan Laut dan Udara dinilai sudah mapan dalam pembentukan doktrin. Kemudian, Kemhan juga harus mengembangkan doktrin gabungan ketiga matra agar senjata masing-masing angkatan bisa dikerahkan dalam operasi militer gabungan. “Senjata masing-masing angkatan itu harus bisa dikerahkan dalam satu operasi militer gabungan,” katanya.

Seperti diketahui, Indonesia sudah merevisi dua kali doktrin pertahanannya. Pertama saat era reformasi dimulai dan terakhir pada 2007. “Sekarang sedang direvisi. diharapkan segera diluncurkan karena revisinya sudah selesai,” kata Andi. Setelah revisi doktrin pertahanan selesai barulah dilakukan revisi doktrin angkatan dan diperkirakan semua doktrin selesai pada 2014 mendatang.

Sumber: Solo Pos

Rudal Yakhont Karamkan Sasaran dalam Delapan Menit

Rudal Yakhont menghantam KRI Berau dan mengirimnya ke dasar laut dalam hitungan menit. (Foto: Commando)

17 November 2012, Jakarta: Latihan Puncak TNI AL Armada Jaya XXXI/2012 sudah hampir sebulan berlalu. Tetapi, kenangan akan detik-detik penembakan rudal Yakhont belum juga surut. Lambung kapal eks LST Teluk Berau yang ditempatkan di balik cakrawala sejauh 182 km sebagai sasaran, berhasil diendus dan dijebol dalam menit kelima. Dan, pada menit kedelapan kapal ini sudah tenggelam. Tenggelamnya Teluk Berau agak diluar dugaan pimpinan TNI AL karena menurut spesifikasinya, rudal buatan Rusia ini hanya “sekadar” melubangi lambung untuk melumpuhkan operasinya. Untuk menenggelamkannya, kapal perang dan kapal selam TNI AL sudah siap menembakkan Exocet MM-40 block II dan Torpedo SUT.

Kegalakan rudal ini serta-merta membuat gembira KSAL Laksamana TNI Soeparno dan jajaran pimpinan TNI AL, termasuk dua anggota Komisi I DPR yang ikut menyaksikan penembakan rudal ini dari geladak kapal markas KRI Surabaya-592. Selain oleh karena kegalakannya, kegembiraan juga meletup oleh karena dalam uji penembakan sebelumnya di sebuah tempat di Samudera Hindia, rudal ini gagal mengunci sasarannya. Rudal kemudian hilang dan tenggelam entah dimana. Operator Rusia yang diperbantukan mengoperasikan rudal ini dari ruang operasi KRI Oswald Siahaan-354 pulang tanpa membuat evaluasi apa pun. Sejak itu perwira senjata TNI AL berusaha untuk “menundukkan” rudal ini tanpa bantuan pihak Rusia.

Lintasan rudal ini cukup menarik untuk diperhatikan karena berbeda dengan rudal-rudal lain yang biasanya langsung melesat lurus atau balistik menuju sasaran. Angkasa/Commando yang mengabadikan detik-detik penembakan Yakhont dari KRI Surabaya, menyaksikan rudal unik lebih dulu meluncur tegak lurus ke atas dengan kecepatan rendah dengan asap yang tebal. Setelah mencapai ketinggian kira-kira 120 meter, rudal sesaat melambat, melepas roket pendorong tingkat pertamanya, lalu segera melesat dengan kecepatan supersonik dengan mesin pendorong utamanya. Mesin pendorong utamanya berasal dari jenis ramjet, yang hanya akan berhenti jika menghantam sasaran atau kehabisan bahan bakar.

Jika dikendalikan secara benar, dia akan menurunkan ketinggian dan mengunci sasaran dari jarak 40 km terakhir. Pada saat itu pula radarnya akan menyapu secara aktif 12 mil ke kanan dan 12 mil ke kiri dari titik sasaran yang sudah di-install di kepalanya. Jejaknya sulit dilacak radar kapal sasaran karena hanya melayang di ketinggian beberapa meter saja di atas permukaan laut. Menurut spesifikasinya, rudal ini sanggup menghantam sasaran sejauh maksimal 300 km yang bisa ditempuh hanya dalam enam menit. Yakhont adalah rudal P-800 Oniks versi ekspor buatan NPO Mashinostroyeniya.

Atas keberhasilan ini dua anggota Komisi I DPR yang ikut menyaksikan penembakan ini akan mendorong pimpinan DPR untuk menyetujui keinginan TNI AL untuk membeli atau menambah jumlah rudal ini. Sejauh ini, di dunia baru Rusia, Vietnam, Suriah dan Indonesia yang memilikinya. India ikut memproduksinya, namun telah mengubah namanya menjadi BrahMos.

Dari periskop kapal selam KRI Cakra, perwira TNI AL mengabadikan tiga menit kelabu yang dialami eks LST Teluk Berau. Pertama, terjadi ledakan di tengah kapal tak lama setelah rudal itu menghantam. Berikutnya, haluan kapal mendongak ke atas karena buritan terisi air. Beberapa saat kemudian kapal kemudian tenggelam tegak lurus.

“Keberhasilan ini akan jadi catatan berharga. Kini, kami punya data baringan, jarak dan kondisi, ketika rudal itu tepat mengenai sasaran. Ini bukan lagi soal kecanggihan rudal, tetapi kemampuan menembakkannya. Dan, ini tentu akan menjadi deteren yang amat tinggi bagi kekuatan militer Indonesia,” ujar Dansatlinlamil, Kolonel Laut (P) Tri Satriya Wijaya, salah seorang Wasdal Armada Jaya XXXI/2012 kepada Angkasa/Commando.

Sumber: Angkasa

HLC Percepat Modernisasi Peralatan Perang

Astros II dipamerkan di Indo Defense 2012. (Foto: Berita HanKam)

17 November 2012, Sao Paulo: Kondisi alat utama sistem persenjataan yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia sudah tak layak lagi. Jika dibandingkan dengan peralatan perang yang dimiliki negara tetangga, kemampuan dan kelengkapan alutsista TNI jauh di bawah mereka. Menghadapi kondisi tersebut High Level Committee pun dibentuk sebagai pendorong pengadaan alutsista TNI.

“HLC itu untuk mempercepat proses modernisasi persenjataan TNI,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang juga Ketua HLC kepada wartawan KOMPAS M Subhan SD di Sao Paulo, Brasil, Rabu (14/11) malam waktu setempat atau Kamis (15/11) pagi waktu Indonesia.

HLC terbentuk setelah serangkaian rapat kabinet bidang politik, hukum, dan keamanan sepanjang 2011 yang membahas pengadaan alutsista. Cara kerja HLC berupaya mempercepat pengadaan alutsista prioritas, yaitu akselerasi, paralelisasi (pengadaan dan pembiayaan), integrasi (Kementerian Pertahanan dan TNI), koordinasi, dan inspeksi (kunjungan ke produsen).

Dalam kaitan itu, pekan ini Sjafrie bersama rombongan berkunjung ke Brasil, yakni ke Avibras (produsen roket) dan Embraer (produsen pesawat Super Tucano). Sjafrie bersama rombongan melihat dan berdiskusi langsung dengan para produsen alutsista itu tanpa perantara.

Menurut Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, pembelian roket tersebut diharapkan terwujud pada 2013. Adapun pesawat Super Tucano 2013. Adapun masih ada delapan unit lagi yang ditunggu dari 16 unit yang dibeli.

Kekuatan pertahanan

Dengan pembelian roket itu ujar Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, kekuatan TNI bisa menyamai kekuatan pertahanan negara-negara lain.

“Indonesia sudah lama tidak punya satuan roket seperti digunakan Brasil. Pembelian (roket) dari Avibras ini untuk melengkapi alutsista kita,” kata Edhie. Apalagi, tambah Edhie, kemampuan roket tersebut bisa dikembangkan daya tembaknya dari 95 kilometer menjadi 300 km.

Memang sampai saat ini hampir semua alutsista TNI merupakan pembelian masa lalu sehingga usianya sudah sangat tua sebagai ukuran peralatan perang. Pada masa lalu, kekuatan perang Indonesia sangat dominan dan ditakuti terutama di kawasan Asia Tenggara.

Namun, saat ini kondisi justru tertinggal dari negara-negara tetangga di kawasan tersebut. Misalnya saja tahun ini pesawat TNI AU beberapa kali jatuh pada saat latihan seperti di Halim, Jakarta, dan Pekanbaru, Riau.

Dalam rapat-rapat cabinet bidang politik, hokum, dan keamanan tahun 2011 yang membahas alutsista, pemerintah memutuskan bahwa pemenuhan kebutuhan alutsista TNI diarahkan untuk mencapai kekuatan dasar minimum atau minimum essential force (MEF).

Untuk mendukung percepatan MEF, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 50 triliun untuk periode 2010-2014. Namun, hingga 2012, anggaran yang direalisasi masih sedikit, yaitu sekitar Rp 17 triliun.

Sumber: KOMPAS

Panglima TNI Puas Latgab Sesuai Rencana

Panglima TNI laksamana Agus Suhartono didampingi Kapuspen TNI Laksda Iskandar Sitompul (kiri) dan Pangarmatim Laksda Agung Pramono (kanan) Laksamana Soeparno (belakang) Kobangdikal Laksda Joko Teguh Wahojo (paling kiri),dan para Petinggi TNI, saat berada di Sekerat, lokasi Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur Kaltim, dalam rangka melihat langsung pelaksanaan Latihan Setingkat Brigade, Jumat, 16/11, yang dimulai pukul 05.30 wita.(Foto: ANTARA/Adi Sagaria/ss/pd/12)

17 November 2012, Sangatta: Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengaku puas dengan pelaksanaan Latihan Gabungan 2012 yang berlangsung di Pantai Sekerat, Kecamatan Bengalon Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kaltim.

"Gambaran keseluruhan dari awal sampai saat ini, latgab berjalan sukses sesuai rencana, baik, realistis, dan saya puas," katanya saat memberikan keterangan pers di Pelabuhan Teluk Tutung, Bengalon, Kutai Timur, Jumat.

Saat memberikan keterangan Agus didampingi antara lain Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparmo, Kepala Staf TNI AU Marsekal Imam Sufaat, Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, Wairjen TNI Chaidir Serunting Sakti, dan Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen Dikcy W Usman.

Menurut Panglima, latgab itu merupakan lanjutan dari yang dilakukan AL melalui Armada Jaya, AU lewat Angkasa Yudha, dan AD adalah Latihan Kecabangan.

Keseluruhan latihan tersebut, lanjutnya, digabungkan menjadi Latgab 2012.

"Latgab kali ini kami rancang setingkat brigade, karena tahun lalu kita rancang untuk tingkat batalyon, dan tahun depan akan kita tingkatkan lebih besar lagi dari tingkat brigade ini," ujarnya.

Ia menjelaskan, latgab dimaksudkan menguji apa yang dimiliki, kemudian meningkatkan profesionalisme prajurit di dalam operasi gabungan.

"Alhamdulillah tidak ada kendala berarti selama latgab berlangsung. Kalaupun ada hal kecil di lapangan itu merupakan bagian dari latihan. Justru dengan ada masalah kecil itu mereka harus bisa memecahkan masalah yang dialami," katanya.

Usai menyaksikan latgab, panglima dan rombongan kembali ke Tanjungbara menggunakan kapal "tugboat" milik TNI AL dengan nomor lambung 591-2.

Sekitar pukul 10.00 wita, panglima bertolak dari Bandara Tanjungbara Sangatta menuju Balikpapan menggunakan pesawat Cassa Skuadron milik TNI AL dengan nomor penerbangan HA-615-2 dan selanjutnya kembali ke Jakarta.

Sumber: ANTARA News

Pasukan Khusus TNI Bebaskan Walikota Tarakan

Pasukan Khusus TNI yang terdiri dari Sat 81 Gultor Kopassus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara TNI AL dan Bravo Kopaskhas TNI AU berhasil membebaskan Walikota Tarakan serta pejabat daerah lainnya dari sergapan musuh yang menyanderanya di Dermaga Ferry, Juwata Laut Tarakan, Kalimantan Timur, dalam simulasi Jumat pagi (16/11). (Foto: RMOL/Dar Edi Yoga)

16 November 2012, Tarakan: Satuan Tugas (Satgas) Gabungan Pasukan Khusus TNI terdiri dari Satuan 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL dan Bravo Kopaskhas TNI AU berhasil membebaskan Walikota Tarakan serta pejabat daerah lainnya dari sergapan musuh yang menyanderanya di Dermaga Ferry, Juwata Laut Tarakan, Kalimantan Timur, Jumat pagi (16/11).

Dengan didahului oleh ledakan bom yang mampu memberikan efek kejut dibarengi rentetan tembakan terarah kepada para penyandera, para personel Pasukan Khusus TNI bergerak dengan cepat ke tempat ataupun ruangan dimana sandera berada.

Hal tersebut merupakan bagian dari pola serangan Pasukan Khusus TNI yang cepat, senyap dan mematikan sehingga pihak lawan dibuat tidak berdaya hanya dalam hitungan menit. Selanjutnya para sandera berhasil diselamatkan dan dievakuasi ke tempat yang aman melalui jalur laut dengan menggunakan speedboat.

Begitulah skenario yang terjadi di lapangan dalam rangkaian Latihan Gabungan TNI tahun 2012, yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 30 November 2012 di Tarakan, Kalimantan Timur seperti dilansir dalam siaran pers Dansatgaspen Latgab TNI 2012, Letkol Laut (KH) Drs. Edys Riyanto.

Turut menyaksikan jalannya latihan pembebasan sandera oleh gabungan Pasukan Khusus TNI, yakni Komandan Pendidikan TNI AU (Dankodikau) Marsda TNI Ida Bagus Anom, Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo, Dankorpaskhas Mayjen TNI Amarullah, pejabat Mabes TNI serta Muspida Kota Tarakan.

Sumber: Jurnas

Thursday, November 15, 2012

PT. DKB Bangun Kapal BCM untuk TNI AL

Maket kapal BCM dipamerkan PT. DKB di Indo Defense 2012. (Foto: Berita HanKam)

15 November 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) memesan satu kapal perang jenis Bantu Cair Minyak (BCM) ke PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB) senilai Rp 205 miliar dari alokasi anggaran APBN-P tahun 2011. .

Upacara “First Steel Cutting” dilaksanakan 24 Februari 2012, disaksikan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, Pejabat Mabes TNI AL, Direktur BRI, Direktur PT. Krakatau Steel dan Direksi PT. DKB disertai sejumlah pimpinan perusahaan. .

BRI membantu fasilitas modal kerja pembangunan kapal BCM. Proses pembangunan direncanakan selama 24 bulan dengan menggunakan material 100% kandungan lokal dan dikerjakan sepenuhnya oleh tenaga ahli dalam negeri. .

Kapal tidak dilengkapi hanggar helikopter, hanya heli deck di bagian buritan. (Foto: Berita HanKam)

Kapal BCM memiliki panjang 122,4 meter, lebar 16,5 meter, draft 6 meter dan diawaki 81 orang. Kapal ditenagai sepasang mesin berkekuatan 6100 HP yang menghasilkan kecepatan maksimal 18 knot. .

Kapal dapat mengangkut cair minyak sebanyak 5500 matrik dan siap disalurkan ke kapal perang di tengah laut. .

(Foto: Berita HanKam)

Kemhan memesan juga satu kapal BCM ke PT. Anugrah Buana Marine (ABM) Bojonegara, Cilegon, Banten senilai lebih Rp 160 miliar. Ukuran dan bobot kapal lebih kecil dibandingkan produksi PT. DKB dan hanya mampu mengangkut cair minyak 5000 matrik

TNI AL tercatat memiliki lima unit kapal BCM, KRI Arun-930, KRI Sungai Gerong-906, KRI Sorong-911, KRI Balikpapan-901, dan KRI Sambu-902.

@Berita HanKam

Tuesday, November 13, 2012

Koarmabar Kerahkan Tujuh Kapal Perang dalam Latgab TNI 2012

KRI Cut Nyak Dien-375. (Foto: Dispenal)

13 November 2012, Surabaya: Komando Armada RI Kawasaan Barat (Koarmabar) melibatkan tujuh kapal perang jenis Perusak Kawal Parchim, Patroli cepat jenis Fast Patrol Boat dan angkut tank jenis Froch dalam manuver lapangan latihan Gabungan TNI dan saat ini melaksanakan lintas laut dari Pangkalan Angkatan Laut Ujung Surabaya menuju perairan Sanggata Kalimantan Timur, Senin (12/11/2012).

Kapal perang tersebut meliputi empat KRI jenis perusak kawal tipe Parchim KRI Patimura-371,KRI Cut Nyak Dien -375,KRI Teuku Umar-385, KRI Silas Papare-386. Dua KRI jenis Froch KRI Teluk Celukan Bawang-532 dan KRI Teluk Sabang-536, sedangkan untuk jenis FPB KRI Todak-631.

Kapal perang jajaran Koarmabar yang tergabung dalam latihan gabungan manuver lapangan dalam latihan Gabungan TNI yang direncanakan akan menempuh rute perjalanan sepanjang kurang lebih 640 mil dari pangkalan Ujung Surabaya menuju daerah sasaran latihan di Perairan Sangatta Kalimantan Timur.

Dalam latihan latihan gabungan TNI, kapal perang jajaran Koarmabar tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Latgab TNI sebagai unsur Gugus Tugas bersama sama unsur kapal perang RI dari Komando Armada RI Kawasan Timur dan Komando Lintas laut Militer.

Sumber: Dispenarmabar

Monday, November 12, 2012

880 Prajurit Marinit Ikuti Latgab TNI 2012

(Foto: Marinir)

12 November 2012, Surabaya: Sebanyak 880 prajurit Korps Marinir TNI AL berangkat untuk mengikuti Latihan Gabungan TNI tahun 2012 di Sangatta, Kalimantan Timur.

Ratusan prajurit itu berangkat menuju lokasi latihan dengan menggunakan sejumlah kapal perang RI (KRI) dari dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (12/11).

Para prajurit Korps Marinir beserta material tempurnya itu berangkat dengan KRI Surabaya-591, KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk Cendrawasih-543, KRI Teluk Sangkurilang-542, KRI Teluk Penyu-513 dan KRI Pulau Rupat-712.

Selain itu, prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir (Taifib) yang akan melaksanakan Terjun Tempur berangkat bersama prajurit Batalyon 464 Paskhas TNI AU Malang dengan menggunakan pesawat Hercules.

Latihan Gabungan TNI 2012 yang berlangsung hingga 30 November 2012 itu melibatkan 880 prajurit Korps Marinir TNI AL beserta beberapa material tempur yang dimiliki Korps Baret Ungu saat ini.

Material tempur yang dibawa antara lain lima unit BMP-3F, 20 unit BTR-50, empat unit KAPA, empat unit BVP-2, dua unit Roket Multi Laras RM 70 Grad, dan tiga pucuk Howitzer 105 mm.

Sebelum berangkat melaksanakan Latihan Gabungan TNI tahun 2012, prajurit Korps Marinir TNI AL telah melakukan latihan-latihan parsial dengan tujuan agar dalam melaksanakan latihan gabungan TNI dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Latihan-latihan parsial yang telah dilaksanakan prajurit Korps Marinir TNI AL di antaranya menembak Senjata Bantuan Infanteri (Senbanif) di Pusat Latihan Tempur TNI AL, Grati Pasuruhan.

Selain itu, latihan kesenjataan Bantuan Tempur (Banpur) dan latihan kesenjataan Artileri di daerah Karangpilang, latihan mobilisasi udara (Mobud) dan latihan terjun tempur baik terjun siang maupun malam hari di Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda dan Karangpilang, Surabaya.

Latihan dan kesiapan prajurit Korps Marinir itu pun telah diinspeksi oleh Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) R. Gatot Suprapto mewakili Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Achmad Faridz Washington di Kesatrian Soepraptono, Semarung, Surabaya pada 8 November lalu.

Sumber: Investor Daily

Pesawat Tanpa Awak Asing Jatuh di Laut Bintan

Sejumlah anggota TNI AU Tanjungpinang menyelidiki pesawat tanpa awak yang jatuh di perairan Pulau Pucung, Malang Rapat, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Senin (12/11). Pesawat dengan nama Banshee 5498 sepanjang 2,5 meter dan lebar 2 meter tersebut ditemukan nelayan terapung di perairan Pulau Pucung berbatasan dengan perairan Berakit sekitar pukul 06.00 WIB. (Foto: ANTARA/Henky Mohari/Koz/ama/12)

12 November 2012, Bintan: Personel Pangkalan TNI Angkatan Udara Tanjungpinang mengevakuasi sebuah pesawat tanpa awak yang jatuh di perairan Pulau Pucung, Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan, Kepulauan Riau, Senin.

Sejumlah prajurit TNI AU membawa pesawat yang diduga pengintai tersebut dengan mobil pasukan, meski tidak semua badan pesawat bisa masuk mobil.

"Kami masih dalami," kata Danlanud Tanjungpinang Letkol Pnb MJ Hanafie.

Pesawat tersebut sebelumnya ditemukan oleh seorang nelayan, Mukhri sekitar pukul 06.00 WIB di perairan Pulau Pucung usai melaut.

Badan pesawat tersebut berwarna merah sepanjang 2,5 meter dan sayap pesawat berwarna kuning lebar 2 meter. Di badan pesawat terdapat tulisan Banshee dengan nomor 5498 dan diekor pesawat terdapat tulisan Meggitt.

Selain itu juga terdapat perasut berwarna orange yang keluar dari badan pesawat, diduga parasut tersebut keluar setelah pesawat terhempas di laut.

Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi apakah pesawat tanpa awak tersebut merupakan pesawat pengintai milik asing atau bukan.

Sumber: ANTARA News

Ikuti Latma Elang Indopura Enam F-5 RSAF Mendarat di Lombok

F-5 RSAF saat mengikuti latma dengan RAAF. (Foto: Australia DoD)

12 November 2012, Mataram: Dalam rangka latihan bersama Elang Indopura antara TNI AU dan Republic of Singapore Air Force (RSAF), 6 pesawat F-5 milik RSAF mendarat untuk pertama kalinya di Bandara Internasional Lombok (BIL), tepat pukul 13.16 Wita. Senin(12/10).

Kedatangan rombongan RSAF ini disambut langsung Komandan Lanud Rembiga Letkol Pnb Ridha Hermawan dengan diiringi kesenian tradisional khas Lombok gendang beleq dan juga Putri Dirgantara Lombok.

Kedatangan rombongan RSAF ini menandai dimulainya Latihan Bersama antara TNI AU dan RSAF yang rencananya akan digelar mulai tanggal 12 – 30 November 2012, Latihan bersama ini sudah berjalan selama 32 tahun, dan kali ini Latihan bertempat di Bandara Internasional Lombok dengan Lanud Rembiga sebagai pendukung operasinya.

Latihan bersama antara TNI AU dan RSAF kali ini terdapat dua latihan yaitu Latma Elang Indopura dan juga Latma Camar Indopura dimana melibatkan pesawat-pesawat patroli maritime dari TNI AU dan RSAF.

Latma Elang Indopura ini sendiri merupakan salah satu bentuk latihan bersama antara TNI AU dengan RSAF yang difokuskan pada teknik tempur dengan melibatkan pesawat-pesawat tempur dari angkatan udara kedua Negara dan sebagai langkah awal kerjasama dan persahabatan antara Angkatan Udara Indonesia dan Singapura serta guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel angkatan udara kedua Negara dalam melaksanakan operasi udara bersama, dalam rangka menanggulangi kemungkinan adanya gangguan keamanan di wilayah perbatasan kedua Negara.

Sedangkan Latma Camar Indopura merupakan latma antara TNI AU dan RSAF dalam bidang operasi udara guna meningkatkan kerjasama dalam pengamanan wilayah laut kedua Negara dengan menggunakan pesawat patroli maritime, selain itu latma ini juga melaksanakan pengamatan dan penanggulangan Illegal Logging, illegal fishing maupun lintas batas yang berdasarkan pada penyamaan persepsi tentang Standard Operating Procedure For Maritim Surveillance.

Sumber: TNI AU

Sunday, November 11, 2012

Indo Defense 2012 Mencapai Target

Combat boat 16m produksi terbaru PT. Palindo Marine pesanan Kemhan. (Foto: Berita HanKam)

11 November 2012, Jakarta: Ajang Indo Defence Expo and Forum 2012 diakui sejumlah perusahaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam negeri cukup memberikan dampak berarti bagi pengenalan dan pemasaran produk mereka.

Melalui kegiatan dwitahunan yang ditutup Sabtu (10/11) kemarin itu, pemerintah memang berharap bisa meningkatkan peluang bagi industri pertahanan dalam negeri untuk lebih berkembang.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Kolonel Kav Bambang Hartawan, menyebutkan, secara umum target penyelenggaraan Indo Defence 2012 tercapai dilihat dari tingkat partisipannya yang cukup banyak sehingga memberi kesempatan Indonesia untuk sharing dengan negara lain dalam bidang promosi industri pertahanan.

“Lewat ini kita juga diakui di dunia, tidak saja di Asia, sebagai penyelenggaran expo produk pertahanan,” katanya di Jakarta, Minggu (11/11).

Bambang menerangkan, expo pertahanan berbeda dengan expo produk-produk lainnya seperti furniture, misalnya. Expo semacam ini tidak bisa diketahui nilai transaksi karena pengadaan alat pertahanan membutuhkan proses yang panjang dan dipengaruhi oleh kebijakan politik masing-masing negara, baik penjual maupun pembeli.

Ajang ini, lanjut dia, lebih tepatnya untuk menjembatani bertemunya produsen dengan calon pembeli. “Kalau ada yang berminat, paling mereka mendapatkan contact point. Selanjutnya yang berminat ini pasti akan membicarakan dulu dengan pemerintahannya, kemudian mereka menindaklanjuti sendiri. Kebijakan negara juga berbeda-beda, seperti kita saja harus diskusi dulu dengan DPR. Jadi membeli alat pertahanan tidak semudah itu,” terangnya.

Meski demikian, kegiatan ini tetap memberi dampak positif secara ekonomi maupun citra Indonesia. “Banyak juga orang asing membelanjakan uangnya disini. Dan hal yang paling pokok, ajang ini membawa nama baik industri pertahanan kita dan menunjukkan stabilitas keamanan kita yang meningkat,” imbuhnya.

Managing Director PT Palindo Marine Harmanto mengungkapkan, selama kegiatan berlangsung, banyak peminat yang ingin bekerjasama dengan perusahaannya dalam penyediaan kapal. Sejauh ini sebagian besar peminat berasal dari luar negeri. “Ada dari Malaysia, juga dari Timor Leste,” katanya mencontohkan.

Dia menuturkan, sejak dibuka pada 7 November dan ditutup 10 November kemarin, ada banyak kunjungan ke stan perusahaannya. “Kunjungan dari luar negeri juga banyak jadi kita bisa mempromosikan produk kita. Kita ada target kerja sama tapi tentu itu tidak bisa langsung di sini karena ini bukan barang kecil,” katanya.

Menurut dia, kebanyakan peminat tertarik untuk membeli kapal ferry sipil. Selama ini industri galangan kapal yang berpusat di Batam, Kepulauan Riau itu memang rutin menerima pesanan kapal-kapal dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura. “Kalau untuk kapal militer dari TNI Angkatan Laut,” urai dia sembari menyebut lewat ajang ini pihaknya juga lebih mengenal industri-industri lain baik dari dalam negeri maupun asing.

Hal serupa juga terjadi untuk PT Sentra Surya Ekajaya (SSE) yang memroduksi kendaraan tempur. Industri ini tanpa banyak terekspos produknya sudah dipakai TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut, serta digunakan militer Srilanka.

Menurut Operation Manager PT SSE David Agahari, pada ajang ini PT SSE juga memperkenalkan produk terbaru dan tak mau kalah dengan PT Pindad yang merupakan industri pertahanan milik pemerintah. Kendaraan tempur yang diproduksi PT SSE juga memiliki kemampuan seseuai kebutuhan TNI, misalnya antipeluru dan memiliki kemampuan manuver yang baik.

Selama pameran, David mengaku ada banyak peminat yang mengunjungi stannya. Namun dia enggan membeberkan berapa jumlah rencana kerja sama yang berhasil digaet lewat kegiatan tersebut. “Yang jelas stan kami sangat ramai sepanjang pameran, dari ramainya pengunjung itu jelas ada yang tertarik,” katanya.

Sumber: Info Publik