Saturday, May 7, 2011

Bola Pintar yang Tidak Bisa Diremehkan


6 Mei 2011, Magetan (Pen Iwj): Memang tidak terlibat langsung dalam operasi udara yang selama ini dilaksanakan oleh Skadron Udara tetapi perannya tidak dapat diabaikan dalam ikut serta mencetak para penerbang tempur terutama penerbang tempur F-16, siapakah dia ?, Si-"bola pintar" itu ternyata disebut simulator.

Bersamaan dengan semakin modern-nya alutsista yang ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Simulator yang keberadaanya dibawah Faslat Wing 3 yang lebih dikenal dengan Fasilitas Full Mission Simulator (FMS) F-16 A-nya, dan merupakan simulator F-16 A tercanggih di Asia yang dilengkapi dengan fasilitas latihan diantaranya Full Mission Simulator, Air Combact Exellence Trainer (ACE-T), Simalted Aircraft Maintenance Trainer (SAMT) dan Hidrolik/Elektric System Maintenance Trainer (H/ESMT).

Demikian, diampaikan Mayor Lek M. Noor yang setiap harinya menjabat Kafaslat Wing 3 Lanud Iswahjudi pada briefing pagi di ruang Teddy Kustari, Rabu (4/5), yang dihadiri Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Ismono Wijayanto, Danwing 3, Kolonel Pnb Samsul Rizal, Para Kadis, Danskadron, para Kasi dan penerbang.

Menurutnya, semua peralatan yang ditangani merupakan produk yang berbasis teknologi tinggi sehingga ada suatu motto "No Limit Except Your Brain" yang bermakna bahwa pengoperasian simulator tidak dibatasi oleh ruang dan waktu kecuali kemampuan teknisi simulator untuk menangani sistem yang sangat canggih dan rumit tersebut.

Dalam penggunaanya, simulator memiliki keuntungan dari segi ekonomis, Ready for Use, Safety dan Kontrol lingkungan. Namun membutuhkan biaya yang sangat mahal untuk dapat memilikinya karena harganya dua kali lipat lebih dari harga pesawat F-16 A.

Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi

Komandan MTF/UNIFIL : Apresiasi Positif Kepada KRI Frans Kaisiepo-368

Komandan Maritime Task Force/UNIFIL Rear Admiral Luiz Henrique Caroli Memimpin briefing “MTF Commanders Conference” yang dilaksanakan di BNS Osman F18 (Bangladesh Ship), Kamis (05/05).

5 Mei 2011, Beirut (Dispenarmatim): Dalam rangka melaksanakan Maritime Interdiction Operation (MIO) sepanjang 180 km garis pantai Lebanon dalam mencegah masuknya senjata illegal dan bahan terkait lainya yang masuk lewat perairan Lebanon serta melatih LAF-Navy seperti yang tertuang dalam UNSCR (United Nations Security Council Resolution) 1701, terdapat beberapa pelaksanaan teknis yang perlu dibahas.

Untuk membahas beberapa permasalahan teknis tersebut diadakan briefing “MTF Commanders Conference” yang dilaksanakan di BNS Osman F18 (Bangladesh Ship) yang dipimpin langsung oleh Komandan Maritime Task Force/UNIFIL Rear Admiral Luiz Henrique Caroli.

Dalam acara “MTF Commanders Conference” tersebut dihadiri staf dari MTF dan Komandan unsurMaritime Task Force/UNIFILantara lain: Chief of Staff Maritime Task Force Kolonel Laut (P) Bambang Irwanto, Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST, Commander TG 448.03 CDR Herbst, Komandan FGS Mosel A512 CDR Furhmann, Komandan TCG Bartin F504 CDR Erchan Facici, Komandan HS Xenos P27 LTCDR Pavlos Angeropoulos, Komandan FGS Hyane P6130 LTCDR Jan Fitjen, Komandan BNS Madhumati P911 CDR Afzalul Haque, serta Komandan BNS Osman F18 Capt (N) Mozzamel Haque.


Selama melaksanakan Maritime Interdiction Operation, kehadiran unit Maritime Task Force/UNIFIL sangat penting sekali dimana paling sedikit harus ada tiga unsur di laut kecuali cuaca buruk. Kemudian masalah teknis yang sering dihadapi selama menjadi MIO Commander dimana sering menemui unsuccessful hailing yang mengarah sebagai suspected vessel. Kategori suspected vessel sudah ditentukan dalam albakus list. Apabila menemui unsuccsessful hailing langsung dilaporkan ke NOC (Naval Operation Center). Serta permasalahan bila mendapatkan kontak salah satu unsur dari IDF (Israeli Defence Force) Ships di Zone 1 AMO (Area of Maritime Operation).

Rear Admiral Luiz Henrique Caroli menyampaikan rasa terima kasih kepada KRI Frans Kaisiepo-368 yang telah membantu dalam melaksanakan tugas dengan baik sebagai LAAWC (Local Anti Air Warfare Coordinator) serta unit yang paling sering mendapat tugas sebagai MIO Commander. KRI Frans Kaisiepo-368 sampai dengan sekarang (menginjak bulan ketujuh) sudah melaksanakan sebagai MIO Commander sebanyak 16 kali.

Komandan MTF/UNIFIL juga memberikan apresiasi positif kepada Tim Boarding Exercise dari KRI Frans Kaisiepo-368 yang telah melaksanakan latihan bersama dengan FGS Hyane P6130 pada tanggal 27 April 2011 di AMO (Area of Maritime Operation, dan sangat terkesan dengan Tim VBSS (Visit, Boarding, Search, and Seazure) KRI Frans Kaisiepo-368 yang telah melaksanakan latihan secara profesional dengan salah satu unsur kapal perang dari negara NATO tersebut.

Acara diakhiri dengan pemberian cindera mata oleh Komandan BNS Osman F18 kepada seluruh peserta briefing “MTF Commanders Conference” dan di akhiri dengan foto bersama.

Sumber: Dispenarmatim

Friday, May 6, 2011

Komando Pasukan Khusus TNI Tingkatkan Sinergi

(Foto: Getty Images)

6 Mei 2011, Jakarta (Suara Karya): Komando pasukan khusus TNI Angkatan Laut dan komando pasukan khusus TNI Angkatan Darat, sepakat untuk memantapkan sinergi, agar mampu melaksanakan tugas pokok menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan lebih utuh dan kuat.

"Pertemuan ini untuk memantapkan kerja sama antara komando pasukan khusus TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Darat, yang selama ini sudah berjalan baik," kata juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo, usai menghadiri pertemuan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno dan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) Mayjen TNI Lodewijk F Paulus di Jakarta, Kamis (5/5).

Laksamana Tri Prasodjo mengatakan, beragam ancaman yang terjadi saat ini memiliki kekuatan tri matra, darat laut dan udara. Karena itu, TNI juga harus menghadapinya dengan kekuatan penuh yang saling bersinergi dan terintegrasi dengan baik, yakni melalui kerja sama antarsatuan khusus masing-masing angkatan yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.

"Tanpa ada sinergi yang baik dan utuh antarsatuan khusus masing-masing angkatan maka beragam ancaman yang ada akan sulit untuk diatasi secara maksimal," kata Tri seperti dikutip Antara.

Dia mencontohkan, pembebasan kapal "Sinar Kudus" yang dibajak oleh perompak Somalia, yang melibatkan Komando Pasukan Katak (TNI Angkatan Laut), Kopassus dan Kostrad. "Kerja sama dan sinergi antarsatuan khusus di masing-masing sangat perlu untuk ditingkatkan sesuai dengan pola dan tingkat ancaman yang beragam," kata Tri menambahkan.

Latihan gabungan antarsatuan khusus dari ketiga angkatan rutin dilakukan untuk meningkatkan koordinasi, kerja sama sehingga terwujud satu kekuatan yang utuh dalam menghadapi beragam tingkat dan pola ancaman yang ada.

Sumber: Suara Karya

Thursday, May 5, 2011

PT Dirgantara Serahkan Pesawat CN235-220 AT ke Senegal

Seorang wartawan memotret pesawat CN235-220 AT versi VIP, yang akan diserahkan ke Senegal Air Force, Afrika, di PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Kota Bandung, Kamis (5/5). Pesawat pesanan negara Senegal yang "free flight"nya dilaksabakan hari ini, merupakan modifikasi dari pesawat CN235-110 eks pesawat Merpati Nusantara Airline (MNA). (Foto: PRLM/Ade Bayu Indra)

5 Mei 2011, Bandung (PRLM): PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melakukan pengiriman pesawat transpor CN-235 kepada negara pemesan dari Afrika, Senegal. Pengiriman pesawat tersebut dilakukan Kamis (5/5) siang ini.

Pelepasan pesawat dilakukan oleh Dirut PT Dirgantara IndonesiaN Budi Santoson didampingi perusahaan penyalur asal Eropa. Rencananya oesawat CN-235 versi VIP tersebut akan menempuh perjalanan selama 2 hari ke Senegal dengan transit di beberapa negara.

Menurut Budi Santoso, dengan dikirimkannya CN-235 ke Senegal, sudah ada total ada 3 pesawat yang ada di Afrika, dua dibeli Senegal, satu unit sebelumnya dibeli Burkina Fasso.

Sumber: PRLM

TNI Kerahkan Pesawat Tempur Amankan KTT Asean

F-16 Fighting Falcon. (Foto: Lanud Iswahjudi)

5 Mei 2011, Jakarta (Suara Karya): TNI Angkatan Udara (AU) mengerahkan pesawat tempur F-16 untuk melakukan patroli udara selama pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN, 7-8 Mei, di Jakarta. Patroli ini sebagai bagian dari pengamanan udara untuk menangkal tindakan yang tak diinginkan. "Kita telah stand by," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (AU), Marsekal Pertama Bambang Samoedro kepada Suara Karya di Jakarta, Rabu (4/5).

Alat utama sistem senjata (alutsista) dan armada yang disiapkan TNI AU, diantaranya empat unit Heli Puma, tiga Heli Colibri, empat F-16 Fighting Falcon , satu unit pesawat angkut Boeing 737-400 dan satu unit Hercules . "Semuanya ini stand by di Lanud Halim Perdanakusuma," kata Bambang.

Selain siaga di Halim Perdanakusuma, Bambang mengatakan, TNI juga menyiagakan pesawat tempur, seperti Sukhoi dan pesawat angkut lainnya di masing-masing home base.

Khusus pesawat tempur dan heli yang disiagakan di Halim Perdanakusuma akan melakukan patrol secara berkala di udara kota Jabotabek, selama KTT ke-18 ASEAN.

Sementara itu, sekitar 2000 personel TNI/Polri disiagakan untuk mengamankan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, menjelang kedatangan para kepala negara, delegasi dan rombongan sepuluh negara ASEAN dalam rangka KTT ASEAN 2011. Sebanyak 2000 personel aparat itu, menerima pengarahan persiapan akhir dari Komandan Subsatgaspam Bandara dipimpin Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Nurullah, di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Pengamanan melibatkan unsur Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat, Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, Detasemen Intel, Detasemen Zeni, dan unsur kodim setempat.

Komandan Subsatgaspam Bandara dipimpin Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Marsekal Pertama TNI Nurullah, dan Komandan Wing I Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Kolonel Pnb Tri Bowo, yang bertanggung jawab di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Para delegasi dan rombongan akan tiba mulai Kamis (5/5), sedangkan para kepala negara dan wakil kepala negara ASEAN akan tiba pada Jumat (6/5).

Sumber: Suara Karya

Rasex Antara KRI FKO-368 Dengan FGS Hyane P6130

KRI Frans Kaisiepo-368 dan FGS Hyane P6130 saat Latihan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenishment At Sea) di Zone 1 Center AMO (Area of Maritime Operation) Lebanon, (03/05).

4 Mei 2011, Beirut (Dispenarmatim): Kehadiran Maritime Task Force/UNIFIL di dalam melaksanakan Maritime Interdiction Operation di laut Mediteranean wilayah Lebanon merupakan salah satu pilar utama dalam melaksanakan mandat United Nations Resolution Council (UNSCR) 1701 dan 1937 (perbaruan 1884).

Latihan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenishment At Sea) merupakan salah satu serial latihan yang menarik dan cukup menantang mengingat sifat pembekalan di laut yang dilaksanakan dengan kondisi kapal pemberi (delivering ship) dan penerima (receiving ship) dalam keadaan berjalan (underway) sehingga membutuhkan suatu tingkat kecakapan seamanship dan kerja sama tim, baik intern kapal maupun dengan kapal counterpart.

Endurance (ketahanan di laut) merupakan suatu keterbatasan bagi TG 448.03 yang terdiri atas kapal-kapal yang berukuran kecil (patrol boat), terlebih dikaitkan dengan seringnya cuaca buruk yang menyebabkan kapal-kapal kecil tersebut sering melaksanakan sheltering. Hal tersebut selanjutnya mendorong TG 448.01 yang terdiri atas kapal-kapal besar (frigate dan corvette) dengan sustainability terhadap sea state yang lebih baik untuk memperpanjang durasi patroli guna mengisi kekosongan di AMO (Area of Maritime Operation). Untuk merespons tuntutan tersebut pada tanggal 03 Mei 2011 dilaksanakan latihan RASEX (Replenishment At Sea) antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan FGS Hyaene P6130.

Latihan yang diawali dengan “peran tempur bahaya udara” tersebut yang dilaksanakan pada pukul 14.00-15.00 LT di Zone 1 Center AMO (Area of Maritime Operation), FGS Hyane P6130 bertindak sebagai OCS (Officer Conducting Serial) yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengendalikan latihan.

Dalam latihan ini dilaksanakan agak istimewa, karena menggunakan kecepatan yang cukup tinggi, FGS Hyane P6130 sebagai approaching ship mendekat dengan kecepatan 25 Knots ke KRI Frans Kaisiepo-368 (delivering ship) dengan kecepatan 15 knots (cepat RAS), selanjutnya dilaksanakan pengiriman barang pada saat mailbag transfer/lightjackstay sebagai tanda persahabatan antara FGS Hyane P6130 dengan KRI Frans Kaisiepo-368 yang tergabung dalam satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL. Setelah pelaksanaan RASEX dilanjutkan dengan Sailing Pass, dimana kedua kapal saling memberikan penghormatan dengan kecepatan tinggi pula.

Melalui latihan tersebut dapat tercermin team work dan profesionalisme, mulai dari pengendalian kapal (ship handling) saat manuver mendekat (approach maneuver), kecakapan Tim RAS sampai dengan disiplin suatu kapal, latihan ini juga meningkatkan mutual cooperation (kerja sama) dan relationship (hubungan) antar unsur yang tergabung dalam Maritime Task Force/UNIFIL lebih erat lagi seperti yang dijelaskan oleh Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST.

Latihan RASEX ini untuk melengkapi latihan RASEX sebelumnya antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL lainya seiring dengan penunjukan KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Comander ke-15.

Sumber: Dispenarmatim

Wednesday, May 4, 2011

Latihan Pratugas Tolak Ukur Sebelum Operasi

Kepala Staf Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Laksamana Pertama TNI Ary Atmadja melepas tanda peserta ketika upacara penutupan Latihan Pratugas Unsur KRI jajaran Kolinlamil Tahun 2011 di Markas Kolinlamil, Jakarta, Selasa (3/5). Latihan melibatkan sekitar 1.712 pesonel bertujuan meningkatkan profesionalisme serta ketanggapsegeraan personel dan alutsista dalam mewujudkan dan mengoptimalkan peranan angkutan laut militer dan bantuan angkutan laut. (Foto: ANTARA/ Dhoni Setiawan/ed/NZ/11)

3 Mei 2011, Jakarta (Pos Kota): Latihan Pratugas merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan-satuan operasi sebelum melaksanakan penugasan di lapangan yang sesungguhnya. Hal ini dilaksanakan sebagai tolak ukur sejauh mana tingkat kesiapan yang dipersyaratkan bagi setiap satuan.

Sebelum melaksanakan tugas operasi baik dari sisi prodesur, peralatan, material maupun personel, sehingga materi latihan yang digunakan merupakan tuntutan tugas yang akan dilaksanakan di daerah operasi.

Demikian amanat Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksda TNI Didit Herdiawan, MPA., MBA. pada Upacara Penutupan Latpratugas Kolinlamil TA 2011 yang dibacakan Kepala Staf Kolinlamil (Kaskolinlamil) Laksma TNI I.N.G.N. Ary Atmaja, S.E. di Mako Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, Selasa. (3/5).

Lebih lanjut dikatakan Pangkolinlamil, sebagai kotama operasional, Kolinlamil mempunyai tugas pokok melaksanakan operasi angkutan laut militer baik dalam operasi militer untuk perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP). Dengan demikian Kolinlamil bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pratugas secara rutin dalam bentuk latihan satuan tugas unsur KRI Kolinlamil.

Sebagaimana kita pahami bersama bahwa ke depan tuntutan tugas yang dihadapi semakin kompleks dan penuh tantangan. Oleh karena itu, memelihara dan meningkatkan kemampuan melalui latihan merupakan jawaban yang tepat, tegas Panglima.

Selain itu Pangkolinlamil menambahkan bahwa permasalahan yang ada terkait dengan alutsista yang sudah tua dan mempengaruhi dalam pelaksanaan latihan, agar tidak dijadikan kendala yang dapat menurunkan tingkat kualitas dan sasaran latihan. Namun diharapkan dapat dijadikan peluang untuk lebih meningkatkan semangat berlatih yang pada akhirnya akan mencapai tingkat kesiapsiagaan sesuai yang dipersyaratkan.


(Foto: ANTARA/Dhoni Setiawan/ed/NZ/11)

Pangkolinlamil berharap semua temuan dan catatan hasil latihan agar dikaji dan dicari pemecahannya, sehingga dapat meminimalisir kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan tugas operasi yang sesungguhnya. Latihan seperti ini hendaknya juga dapat dikembangkan, baik dari sisi skenario maupun pelibatan peserta latihan dengan menggunakan efesiensi dan tetap menjaga kualitas latihan.

Latihan yang dilaksanakan dari tanggal 12 Maret sampai dengan 3 Mei 2011 ini merupakan latihan teknis dan taktis yang melibatkan sekitar 1712 pesonel termasuk dari pasukan marinir . Para personel tersebut terdiri dari staf perancang latihan, pelatih dan pendukung serta pelaku, dengan penekanan materi latihan penggunaan kekuatan TNI yang mencakup prosedur penembakan senjata atas air dan senjata anti udara, penanggulangan kebakaran dan kebocoran, komunikasi dan debarkasi, prosedur beaching dan retrack serta pembekalan HAM dan Humaniter.

Latihan yang digelar ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan, profesionalisme dan kerja sama taktis unsur-unsur Kolinlamil sesuai fungsi asasinya dalam rangka operasi angkutan laut militer. Adapun alutsista yang dilibatkan sejumlah sembilan KRI unsur jajaran Kolinlamil sedangkan dari Korps Marinir melibatkan dua tank amfibi, satu panser amfibi serta satu unit pesawat Helly BO NV 410.

Sedangkan sasaran latihan, terwujudnya kemampuan kesiapsigaan operasi dan profesionalisme personel pengawak unsur-unsur yang terlibat dalam latihan, terwujudnya pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan para peserta latihan dan terbentuk dan terjalinnya koordinasi maupun kerjasama yang baik antara satgas yang terkait dalam pelaksanaan tugas operasi.

Dalam upacara penutupan tersebut dilaksanakan penanggalan tanda peserta latihan Komandan Satgas Latpratugas TA 2011 Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya, penilai dan pelaku dari pasukan marinir.

Sumber: Pos Kota

Su-35S Mulai Diuji Coba

Su-35. (Foto: RIA Novosti/Anton Denisov)

4 Mei 2011, Moskow (Berita HanKam): Sukhoi mulai melakukan uji terbang produksi pertama jet tempur generasi 4++ Su-35S Flanker-E diumumkan Sukhoi, Selasa (3/5). Pesawat lepas landas dari landasan terbang Komsomolsk-on-Amur di Timur Jauh Rusia dan terbang selama 1,5 jam.

Su-35 ditenagai dua mesin 117S dengan thrust vectoring. Pesawat mampu melayani beberapa sasaran secara simultan dengan rudal berpandu atau tidak serta sistem senjata lainnya.

Setelah pengujian rampung, Su-35 akan diserahkan ke Kementerian Pertahanan Rusia.

Sumber: RIA Novosti
Berita HanKam

SPI Minta TNI-AL Kawal Kapal Niaga

KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 bersama KRI Yos Sudarso-353 mengawal MV Sinar Kudus setelah dibebaskan para perompak. (Foto: Dispenal)

4 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): Solidaritas Pelaut Indonesia (SPI) meminta TNI Angkatan Laut dapat memberikan pengawalan bagi kapal niaga berbendera Indonesia terutama yang melintasi perairan internasional yang rawan perompak.

Ketua Umum SPI, Pius Lajapera, saat diterima Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno di Jakarta Selasa, meminta agar TNI Angkatan Laut menempatkan personelnya pada kapal-kapal niaga berbendera Indonesia yang akan melintasi perairan internasional yang rawan perompak.

"Dengan begitu, kapal-kapal Indonesia bisa melewati jalur-jalur tersebut dengan perasaan tenang dan aman," katanya menambahkan.

Dalam kunjungan tersebut SPI secara khusus menyampaikan terima kasih atas peran serta TNI khususnya TNI Angkatan Laut dalam upaya pembebasan kapal MV Sinar Kudus beserta 20 awaknya yang dibajak perompak Somalia selama 46 hari.

Menanggapi itu, Kepala Staf Angkatan Laut Soeparno mengatakan, keterlibatan TNI termasuk TNI Angkatan Laut dalam upaya pembebasan Sinar Kudus merupakan bagian dari tugas TNI termasuk TNI Angkatan Laut untuk memberikan perlindungan dan pengamanan terhadap warga Negara Indonesia yang mendapat musibah di laut, termasuk juga masalah pembajakan atau penyanderaan.

"Hal ini merupakan tugas TNI termasuk TNI AL seperti yang diamanahkan dalam UU RI No. 34 tahun 2004 yaitu membantu pemerintah dalam tugas-tugas pengamanan pelayaran, pembajakan, dan perompakan," kata Kasal.

Tentang penempatan personel TNI Angkatan Laut di setiap kapal niaga berbendera Indonesai yang akan melintasi perairan rawan perompak atau pembajak, ia mengatakan, "pada intinya TNI Angkatan Laut siap,".

Kapal MV Sinar Kudus dibajak oleh perompak Somalia sejak 16 Maret 2011 dan membawa 20 awak kapal. Kapal Sinar Kudus yang memiliki bobot 8.911 ton membawa muatan feronikel dengan tujuan Belanda. Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di perairan Somalia di posisi sekitar 350 mil laut tenggara Oman.

Sejak itulah selama 46 hari MV. Sinar Kudus disandera para pembajak dengan tuntutan meminta tebusan uang kepada pemilik kapal, sampai akhirnya kemudian dapat dibebaskan.

Saat ini MV Sinar Kudus telah bergerak meninggalkan perairan Somalia menuju ke pelabuhan Salalah, Oman, dengan pengamanan dan pengawalan kapal perang TNI AL KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353.

Sumber: ANTARA News

Danlanal Yogyakarta : “Pantai Selatan Memerlukan Dermaga”


3 Mei 2011, Surabaya (Lantamal V): Komandan Lanal Yogjakarta Kolonel Laut (S) Aloysius Pramono, S.E., M.M mengatakan bahwa pengamanan pantai selatan D.I. Yogyakarta mengalami kesulitan karena tidak adanya dermaga untuk mendarat kapal angkatan laut.

“Di perairan DIY hingga jini memang belum memiliki dermaga. Kondisi ini membuat kapal tak bisa merapat ke daratan. Sehingga kita belum menempatkan kapal kita di perairan pantai selatan di DIY”. Ungkap Danlanal Yogyakarta Kolonel Laut (S) Aloysius Pramono, S.E., M.M. saat mengadakan kunjungan kerja ke pantai selatan Bantul (1/5).

Dalam menjaga keamanan laut, Lanal Yogyakarta hanya memanfaatkan peralatan seadanya. Dari panjang pantai selatan di D.I. Yogyakarta sekitar 110 km, Lanal Yogyakarta hingga kini fokus pengamanan di Pantai Gesing, Gunung Kidul. Pasalnya hingga kini pantai ini sering dijadikan tempat pendaratan bagi imigran gelap.

Dalam menjaga kemananan laut, Lanal Yogyakarta hanya menindak lanjuti bila ada pelanggaran seperti imigran gelap maupun pencurian ikan. Tetapi untuk penindakan sepenuhnya akan diserahkan ke pihak berwajib.

“Untuk membangun dermaga merupakan kewenangan dari Pemda yang memiliki wilayah. Bila terdapat dermaga kita mampu menempatkan kapal untuk menjaga keamanan. Selain itu Angkatan Laut dapat membantu nelayan mencari ikan,” tegasnya.

Sumber: Lantamal V

TNI Kerahkan F-16 Amankan KTT ASEAN

(Foto: Lanud Iswahjudi)

3 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia mengerahkan satu "flight" F-16 Fighting Falcon dari Skuadron Udara 3 Pangkalan Udara Iswahjudi untuk mendukung pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi ke-18 ASEAN di Jakarta, 4-8 Mei.

Satu "flight" F-16 Fighting Falcon itu tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa.

Pengamanan KTT ASEAN 2011 oleh satu "flight" F-16 Fighting Falcon itu dipimpin langsung Komandan Skuadron 3 Pangkalan Udara Iswahjudi Letkol Pnb Ian Fuady.

Satu flight F-16 Fighting Falcon setiap hari secara bergantian melakukan patroli udara untuk mengamankan wilayah udara Jakarta dan sekitarnya, menjelang, saat, maupun beberapa hari sesudah pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN.

Kehadiran satu flight pesawat tempur F-16 itu merupakan bagian dari Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Udara (Satgaspamwilud) dengan Panglima Kohanudnas sebagai Komandan Satgaspamwilud.

Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo selaku Ketua Koordinator Bidang Pengamanan/ Komandan Komando mengatakan, "Satgaspamwilud akan menyiagakan pesawat tempur sergap dan helikopter serta satuan radar untuk mendeteksi seawal mungkin kemungkinan ancaman dan gangguan di wilayah udara nasional selama pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN,".

Selain pesawat tempur, helikopter dan satuan radar, pengamanan udara selama KTT ke-18 ASEAN juga didukung

peralatan CMOV (Communication and Monitoring Observation Vehicle) and COMOB (Communication Mobile) dan Jammer Mobile yang dimiliki Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) TNI.

Alat itu berfungsi sebagai komando pengendali utama Pangkohanudnas dalam setiap operasi dan latihan yang dilaksanakan Kohanudnas.

Dalam operasionalnya peralatan tersebut berfungsi sebagai alat memonitor data radar dan komunikasi dengan pesawat dalam latihan, selain itu peralatan ini juga dilengkapi dengan sarana "interconnect" yang dapat digunakan untuk berkomunikasi antara Kohanudnas dengan satuan jajaran.

Sumber: ANTARA News

Tuesday, May 3, 2011

Kapal Anti Ranjau AS Singgah di Benoa

Komandan, Leutenant Comander K. R Brown dari Angkatan Laut Amerika disambut dengan tarian Pendet saat kapal perang USS Guardian (MCM-5) yang ber-tipe Kapal Anti Ranjau merapat di Pelabuhan Benoa, Bali, Selasa (3/5).Kapal USS Guardian (MCM-5) dengan membawa 20 Perwira dan 86 anggota, rencananya akan melakukan kunjungan wisata di Bali dan akan melaksanakan latihan bersama dan melakukan kerjasama keamanan diwilayah Indonesia. (Foto: ANTARA/Satya Bati/Koz/pd/11)

3 Mei 2011, Denpasar (Metrotvnews.com): USS Guardian McM 5, kapal perang khusus penjinak ranjau milik Amerika Serikat, singgah di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Selasa (3/5). Kapal datang untuk misi kerja sama latihan dengan TNI Angkatan Laut.

"Hari ini tepat pukul 09.00 Wita, kita kedatangan Kapal US Navi yang sudah lama ingin singgah ke sini, dan baru hari ini kesampaian bisa tiba di Bali," ungkap Komandan Pangkalan Laut Denpasar Letkol TNI (P) Wayan Suarjaya seusai menyambut kedatangan USS Guardian dengan menghadirkan tarian tradisional Bali.

Suarjaya mengatakan, kedatangan kapal tersebut salah satunya untuk menjalin kerja sama dan mempererat persaudaraan TNI AL dengan US Navi.

"Salah satunya untuk mempererat persaudaraan TNI AL, oleh karena itu nanti akan dilaksanakan kegiatan olahraga bersama. Dan juga ke depannya akan lebih banyak lagi kapal-kapal negara-negara lain yang akan singgah di Bali," harap Suarjaya.

Beberapa tentara angkatan laut Amerika mengikatkan tambang Kapal Perang USS Guardian (MCM-5). (Foto: ANTARA/Satya Bati/Koz/pd/11)

Terkait isu teroris, Suarjaya mengungkapkan bahwa meski tidak ada indikasi teroris, namun sejauh ini TNI AL terus melaksanakan pengamanan-pengamanan di jalur laut atau pintu masuk pulau Bali.

"Kalau kita di AL selalu ada operasi sehari-hari dan itu rutin. Bukan hanya terkait teroris, tapi di seluruh wilayah akan selalu di cek. Sejauh ini di wilayah saya tidak ada," katanya.

Ia mengungkapkan, terkait kedatangan kapal Amerika itu, pengamanan sekitar pelabuhan diperketat. "Saya rasa memang ini sudah standar pengamanan kita," ujarnya.

Sementara itu, Kapten kapal USS Guardian Leutnant Comander K.R Brown yang diwakili oleh Capt Adrian Jansen, Atase AL Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia di Jakarta mengatakan selain untuk kerjasama bidang pelatihan angkatan laut, awak kapalnya juga melakukan liburan selama lima hari di Bali sebelum berangkat latihan bersama di Surabaya.

"Rencananya mereka akan tinggal di Bali lima hari untuk menikmati Bali sebagai pulau yang indah, sebelum melakukan perjalanan ke Surabaya untuk latihan disana," katanya.

Capt Adrian menjelaskan, USS Gaurdian yang ditumpangi 84 awak kapal tersebut memiliki berat 1.250 ton dan panjang 67 meter. Kapal tersebut menggabungkan teknologi tindakan balik ranjau.

"Kapal ini memang khusus untuk penjinak ranjau, sehingga ketika kita dihadapkan dengan ranjau di dasar laut, maka kapal inilah yang posisinya paling depan," ujarnya.

Sumber: Metrotvnews.com

AL Iran Kirim Dua Kapal Perang ke Teluk Aden


3 Mei 2011, Tehran (Berita HanKam): Angkatan Laut Iran mengirimkan kapal perang dari flotilla ke-14 ke Teluk Aden guna melindungi kapal kargo dan tanker milik Iran dari serangan bajak laut Somalia.

Flotilla ke-14 terdiri dari dua kapal perang IRI Bandar Abbas dan IRI Shahid Naqdi.

AL Iran mulai melakukan patroli anti bajak laut di Teluk Aden sejak November 2008, ketika perompak Somalia membajak kapal kargo MV Delight di lepas pantai Yaman.

Flotilla ke-14 menggantikan Flotilla ke-13 setelah menyelesaikan tugas selama 44 hari di Teluk Aden. Flotilla ke-13 terdiri dari dua kapal perang IRI Tonb dan Delvar.

Resolusi Dewan Keamanan PBB mengijinkan setiap negara mengirimkan kapal perangnya ke Teluk Aden dan perairan Somalia untuk melawan bajak laut. Meskipun tanpa pemberitahuan terlebih dahulu pada pemerintah Somalia, kapal perang dari negara asing dapat masuk ke perairan territorial Somalia guna mengejar bajak laut.

Teluk Aden menghubungkan Samudera India dengan Terusan Suez dan Laut Mediterania.

Sumber: FNA
Berita HanKam

Daratkan Tiga Tank di Kepulauan Seribu

KRI Karimata. (Foto: Kolinlamil)

3 Mei 2011, Jakarta (Pelita): Salah satu unsur kapal perang yang tergabung dalam Lapratugas Unsur KRI Kolinlamil 2011 melaksanakan peran undocking dalam rangka latihan pendaratan dengan meluncurkan kendaraan tempur sejumlah tiga tank amfibi PT-76 Marinir dan LCVP dengan mengangkut sejumlah pasukan Marinir di sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

Latihan pendaratan yang digelar ini sebagai salah satu serial materi latihan dalam manuvra lapangan (manlap) Latpratugas unsur Kolinlamil yang dilaksanakan sejak Selasa lalu dan berakhir Senin (2/5).

Latihan pratugas dengan melibatkan 10 KRI di antaranya KRI Banda Aceh-593, KRI Tanjung Nusanive-973, KRI Teluk Manado-537, KRI Karimata-960, KRI Teluk Lampung-540, KRI Teluk Parigi-539, dan KRI Teluk Bone-511 melaksanakan serial latihan mulai dari pangkalan menuju daerah latihan di sekitar perairan Kepulauan Seribu sampai dengan perairan Laut Jawa di sebelah Utara Tanjung Rakit, Cirebon.

Menurut Kadispen Kolinolamil Letkol Laut (Kh) Drs Agus Cahyono, selama latihan manuvra lapangan di laut digelar berbagai serial latihan termasuk kegiatan manuvra taktis, pembekalan di laut sampai dengan latihan penembakan dengan sasaran atas air mulai dengan senjata kaliber 20 mm sampai dengan 37 mm oleh sejumlah KRI yang terlibat dalam latihan tersebut.

Demikian pula dilaksanakan latihan penembakan pada malam hari dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan serta profesionalisme para prajurit pengawak unsur KRI dalam menghadapi tugas operasi yang ditugaskan oleh komando atas.

Dalam serial pentahapan latihan tersebut dilaksanakan pula peran undocking dan sekaligus sebagai ujicoba/sea trial KRI Banda Aceh-593 dalam rangka mendaratkan pasukan dan kendaraan tempur dengan meluncurkan tank amfibi dan LCVP dari deck kapal melalui buritan kapal.

Peran undocking ini dilaksanakan dengan meluncurkan sejumlah Tank PT-76 dan ranpur angkut pasukan serta pendaratan pasukan dengan menggunakan LCVP (Landing Craft Vehicle Personnel).

Demikian dilaksanakan latihan operasi perpindahan pasukan dengan kekuatan satu kompi pasukan menggunakan LCVP dari KRI Banda Aceh-593 menuju KRI Teluk Manado-537 dengan menggunakan sarana jaring pasukan di lambung KRI, yang diskenariokan adanya perpindahan pasukan pada saat menuju daerah operasi.

Selain itu digelar latihan RAS (pembekalan di laut) diantaranya digelar manuvra taktis dengan membentuk formasi unsur kapal perang saat menuju daerah sasaran operasi, latihan komunikasi taktis, latihan peran menghadapi bahaya udara.

Sumber: Harian Pelita

RI-Singapura Berkoordinasi Bebaskan MT Gemini


2 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): Pemerintah Indonesia akan melakukan koordinasi dengan pemerintah Singapura untuk pembebasan Kapal MT Gemini yang membawa 13 warga negara Indonesia (WNI) yang dibajak perompak Somalia sejak Sabtu (30/4).

"Benar, ada kapal berbendera Singapura dari 25 ABK, 13 diantaranya WNI. Kita akan koordinasi dengan Singapura, sehingga kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan harus seizin pemerintah Singapura untuk kelibatan bersama-sama membebaskan sandera," kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan, upaya pembebasan kemungkinan akan dilakukan oleh Satuan Tugas TNI yang melakukan operasi militer di Somalia.

Dalam operasi militer pembebasan kapal Indonesia MV Sinar Kudus di Somalia, TNI mengerahkan satu kapal jenis Landing Platform Dock (LPD), yakni kapal besar untuk pendaratan besar-besaran pasukan dan peralatanya, dua kapal fregat, satu helikopter dan pasukan khusus yang terdiri atas unsur marinir TNI Angkatan Laut (AL), komando pasukan khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat (AD), dan Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad).

Pemilik kapal MT Gemini, Glory Ship Management, menyatakan kapal itu direbut para perompak pada Sabtu pekan lalu (30/4), sewaktu kapal tersebut berlayar menuju kota pelabuhan Mombasa, di Kenya.

Pihak manajemen menyatakan, mereka yakin perompak merebut kapal MT Gemini yang berawak, diantaranya 13 WNI, lima warga Tiongkok, empat Korea Selatan dan tiga warga Myanmar.

Sumber: ANTARA News

TNI Jajaki Tempatkan Kapal Komando di Somalia

KRI Banjarmasin dikirim oleh TNI ke perairan Somalia, sebagai kapal komando. (Foto: ANTARA)

2 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia menjajaki beragam kemungkinan untuk menangani pembajakan kapal berbendera Indonesia di kawasan perairan Somalia, salah satunya dengan menempatkan satu kapal komando di wilayah itu.

"Kemungkinan kedua, kita tempatkan satu personel pengamanan di setiap kapal berbendera indonesia yang akan melintasi wilayah perairan Somalia," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, penempatan kapal komando atau personel pengamanan di setiap kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan sangat dimungkinkan namun itu harus dilakukan melalui pertimbangan yang matang.

"Salah satunya, frekuensi kapal-kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan Somalia. Apakah efektif kita menempatkan kapal komando dibandingkan dengan frekuensi kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan Somalia, atau efektifkan dengan menempatkan satu personel pengamanan di setiap kapal berbendera Indonesia. Ini akan kita kaji," kata Agus menambahkan.

Tentang kemungkinan Indonesia bergabung dalam satuan tugas maritim di Somalia atau Combined Task Force One Five One (CTF 151) yang diketuai Singapura, Panglima TNI mengatakan," pihaknya sudah mengirimkan dua orang perwira menengahnya ke dalam CTF 151,".

"Keberadaan perwira kita di gugus tugas itu terbukti efektif terutama untuk pengamanan kapal-kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan Somalia. Bahkan mereka membantu secara intensif keberadaan satgas TNI dengan CTF dalam proses pembebasan kapal MV Sinar Kudus," katanya.

Agus menuturkan, keberadaan CTF hanya untuk mengamankan jalur pelayaran di Teluk Aden.

"Jadi sepanjang jalur pelayaran itu dijaga oleh pasukan multinasional, dimana kapal-kapal yang melintas di kawasan itu harus melalui titik tertentu yang sudah dijamin keamananya oleh mereka. namun belum ada pembahasan bagaimana menyelesaikan kapal-kapal yang dibajak," kata Agus.

Ia menambahkan, perlu ada kesepakatan dari sejumlah negara yang kapalnya kerap dibajak perompak Somalia untuk mengatasi pembajakan itu.

"Tentu kita harus bersama-sama untuk mengatasinya dengan persetujuan Dewan Keamanan PBB," ujar Panglima TNI.

Sejumlah negara yang kapal niaganya kerap dibajak oleh perompak Somalia, kini mengantisipasinya dengan bergabung dengan CTF 151 atau menyertakan kapal militer untuk mengawal.

Sumber: ANTARA News

Monday, May 2, 2011

Pasukan TNI Lumpuhkan Empat Perompak Somalia

MV Sinar Kudus. (Foto: tribun news)

2 Mei 2011, Jakarta (MI.com): Militer Indonesia melumpuhkan empat dari 35 perompak Somalia yang membajak kapal MV Sinar Kudus pada Minggu (1/5).

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda (Laksda) Iskandar Sitompul mengatakan hal tersebut saat ditemui di Jakarta, Senin (2/5). Data intelijen yang diterima TNI menyebutkan 20 anak buah kapal (ABK) WNI Sinar Kudus terpencar sehingga sempat menghambat upaya militer.

"Menurut data intelijen, ABK yang disandera tidak dikumpulkan di satu tempat melainkan terpencar-pencar. Sehingga, jika operasi militer menyelamatkan sebagian sandera, sebagian lainnya terancam keselamatannya," ujar Iskandar yang menambahkan posisi kapal milik PT Samudera Indonesia (SI) itu telah turun jangkar di dekat pantai Somalia dan menyulitkan operasi militer.

Lebih jauh, Iskandar menekankan setelah uang tebusan dari PT SI dijatuhkan menggunakan helikopter, satu per satu perompak mulai meninggalkan kapal kargo dengan speedboat. Begitu rombongan perompak terakhir meninggalkan kapal, TNI menguasai kapal dan memastikan keselamatan ABK yang dipimpin Kapten Slamet Juari.

"Setelah kapal Sinar Kudus tidak ada perompak, rombongan perompak terakhir yang terdiri dari empat orang akhirnya dilumpuhkan TNI saat mereka menuju ke darat," sambung Iskandar.

Kapal Sinar Kudus pada awal Maret lalu mengangkut bijih nikel milik PT Aneka Tambang (Antam) dari Sulawesi menuju Rotterdam, Belanda. Sejak 16 Maret, kapal yang tengah melewati Laut Arab dihadang perompak berjumlah 35 orang dengan senjata AK-47. Setelah 46 hari, PT SI pada Minggu (1/5) akhirnya mengonfirmasi pembebasan sandera dengan mekanisme uang tebusan.

Perompak Somalia yang semula menuntut US$2,6 juta (sekitar Rp23 miliar) kemudian naik ke US$3,5 juta, melunak. Mereka menyetujui penurunan jumlah tebusan sampai US$3 juta dengan catatan harus segera ada pernyataan. Kendati demikian, detik-detik kepastian pembayaran tebusan sempat diwarnai kejengkelan para perompak. Pada Jumat (15/3) pada pukul 11.00 waktu Somalia (15.00 WIB), PT SI mengirim pernyataan kesanggupan membayar tebusan sebesar US$2,8 juta.

Padahal, PT SI awalnya menyatakan sepakat atas tuntutan US$3 juta dari bajak laut. Mohamed Salah dkk jengkel dan langsung menaikkan uang tebusan menjadi US$3,050 juta.

Kantor berita Reuters mengabarkan Sinar Kudus dibebaskan dengan uang senilai US$4,5 juta (Rp38 miliar) melalui helikopter. Kendati demikian, pihak PT SI menampik kabar jumlah tebusan yang beredar di media massa.

Sumber: MI.com

FPDA Gelar Latma Bersama Shield 2011 di Malaysia

F/A-18F Super Hornet. (Foto: ADF)

2 Mei 2011, Canberra (Berita HanKam): Lima negara anggota Five Power Defence Arrangement (FPDA) mengelar latihan bersama Bersama Shield 2011 (BS11) di sejumlah lokasi di Semanjung Malaysia dan Laut Cina Selatan, 2-13 Mei.

Tujuan latma BS11 meningkatkan interoperability kekuatan udara, laut dan darat dari negara FPDA guna meningkatkan keamanan regional, termasuk pertahanan Singapura dan Malaysia. FPDA terdiri dari Australia, Inggris, Selandia Baru, Malaysia dan Singapura, telah berusia 40 tahun pada tahun ini.

BS11 melibatkan 9 frigate, satu kapal selam serta 46 jet tempur dari lima negara FPDA.

Australia menyertakan enam jet tempur F/A-18F Super Hornet dari Skuadron 1, dua frigate kelas ANZAC HMS Ballarat dan Parramatta serta satu kapal selam kelas Collin HMAS Dechaineux.

Sumber: ADF
Berita HanKam

Mengapa Militer Batalkan Aksi Pembebasan Awak Sinar Kudus

Direktur Samudera Indonesia (SI) Group Asmari Herry (kiri) berbicara bersama Deputy Presiden Director Samudera Indonesia (SI) Group David Batubara (tengah) dan Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamada Muda Iskandar Sitompul (kanan) di kantor Samudera Indonesia Group, Jakarta, Minggu (1/5).S ejumlah 20 awak kapal Sinar Kudus dinyatakan bebas dari pembajakan perompak Somalia setelah 46 hari disandera di perairan sekitar Somalia. (Foto: ANTARA/Rosa Panggabean/ama/11)

2 Mei 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Bajak laut Somalia telah membebaskan 20 awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera sejak 16 Maret lalu setelah mereka menerima tebusan lebih dari Rp 38,5 miliar. Sebenarnya, TNI telah bersiap untuk melakukan penyerbuan. Tapi, kemudian rencana itu dibatalkan.

Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul Sinar Kudus dibebaskan melalui proses negosiasi pada pukul 06.00 WIB, menyusul keputusan pembatalan operasi militer. Menurut dia, operasi militer dibatalkan karena kapal lanun yang berada di El Daman menjauh dari posisi TNI, yang berada di Pelabuhan Kolombo, Sri Lanka. "Saat itu kami mau menyergap, tapi perompak menjauh menuju perairan Somalia," ujarnya.

Aksi militer berikutnya dibatalkan lagi lantaran para sandera tidak dikumpulkan di satu tempat. Menurut dia, di Sinar Kudus hanya ada tiga sandera sehingga percuma menyerbu ke kapal.

Alasan pembatalan lainnya, kata Iskandar, karena ada permintaan dari keluarga awak kapal, yakni Listiana dari Makassar dan Yuanita dari Kediri. Mereka mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar tidak menggunakan cara militer dalam pembebasan sandera. "Ikatan Nakhoda Niaga Seluruh Indonesia juga tidak mau. Mereka juga kirim surat," kata dia.

Karena itulah akhirnya dipilih opsi menyerahkan uang tebusan. Penyerahan uang tebusan tidak dikawal oleh tentara. "Tapi di dalam tim sudah ada intelijen," ujarnya saat mendampingi David. Namun Iskandar menolak menyebutkan lokasi penyerahan uang tebusan. (Inilah Kronologi Pembebasan Sandera)

Setelah dibebaskan, kapal milik PT Samudera Indonesia Tbk itu akan melanjutkan perjalanan menuju Rotterdam, Belanda. Menurut David, Sinar Kudus mengangkut feronikel 800 ribu ton milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dari Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Sekretaris Perusahaan PT Antam, Bimo Budi Satrio, mengatakan nilai feronikel tersebut lebih dari Rp 500 miliar. Bimo tidak terlampau khawatir akan keberadaan feronikel tersebut. "Sudah kami asuransikan," ujarnya saat dihubungi Minggu, 1 Mei 2011.

Mengenai uang tebusan yang dibayarkan kepada para pembajak, kata Bimo, PT Antam bersedia membantu. "Itu akan kami bicarakan besok (Senin 2 Mei 2011 ini)," kata dia.

Wakil Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk David Batubara mengatakan kapal itu telah dikuasai oleh TNI Angkatan Laut sejak pukul 13.10 waktu Somalia kemarin. Ia mengatakan para sandera dalam keadaan sehat.

"Saat ini kapal bergerak meninggalkan perairan Somalia menuju pelabuhan terdekat," kata David dalam jumpa pers di Gedung Samudera Indonesia, Jakarta, Minggu, 1 Mei 2011.

Ia mengatakan kapal Sinar Kudus akan dikawal oleh KRI Banjarmasin milik TNI Angkatan Laut menuju Wa Salala, Oman. Sinar Kudus akan dicek kondisinya dan ada pergantian awak kapal baru. "Awak yang disandera kami pulangkan ke Indonesia," ujarnya.

David menolak menyebutkan jumlah uang tebusan yang dibayarkan. Namun, kata dia, jumlahnya lebih dari yang disebutkan media asing, yakni US$ 4,5 juta atau sekitar Rp 38,7 miliar. "Jumlahnya jauh di atas angka yang disepakati dengan pembajak," kata dia. Uang tebusan itu, ujar David, sepenuhnya ditanggung Samudera Indonesia.

Berikut kronologis pembebasan MV Sinar Kudus itu.

KRI Yos Sudarso saat singgah di pelabuhan Colombo, Sri Lanka. (Foto: Sri Lanka Navy)

16 Maret 2011
- Pukul 14.49 WIB MV Sinar Kudus disandera perompak di Somalia.

23 Maret
- Pukul 18.00 WIB KRI Abdul Halim Perdanakusumah dan KRI Yos Sudarso sebagai Satuan Tugas Duta Samudera berangkat dari Kolinlamil Tanjung Priok. Mereka merapat pada 25 Maret pukul 10.00 WIB di Pelabuhan Teluk Bayur Padang untuk persiapan (bekal ulang).
- Pukul 11.45 WIB dua kapal ini berangkat menuju pelabuhan Colombo.

29 Maret
- Pukul 07.20 waktu setempat Satgas bersandar di pelabuhan Colombo dan melakukan persiapan.
- Pukul 11.45 pesawat Boeing 737 TNI AU mendarat di Colombo, selanjutnya dilaksanakan embarkasi pasukan Taifib dan Kopasus.

30 Maret
Pukul 07.25 waktu setempat Satgas menuju daerah operasi di El Daman. Namun perompak yang menguasai Sinar Kudus menjauh.

5 April
Pukul 06.00 Satgas tiba di perairan Somalia mengumpulkan data dan persiapan ulang.

9 April
Respons tak kunjung datang, perompak pun menaikkan nilai tebusan kepada pemilik kapal, PT Samudera Indonesia. Jika awalnya hanya meminta US$ 1 juta atau sekitar Rp 9 miliar, sekarang mereka meminta US$ 3,5 juta atau Rp 31,5 miliar.

10 April
- Pembajak memberi tenggat dua hari untuk pembayaran tebusan. Jika tak direspons, mereka mengancam akan menaikkan nilai tebusan.
- Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri, Teuku Faizasyah, menyatakan pemerintah telah melakukan upaya pembebasan awak kapal MV Sinar Kudus.

11 April
- PT Samudera Indonesia mengumpulkan anggota keluarga ABK di Jakarta untuk memberikan informasi terkait kondisi keluarga mereka di Somalia.
- Presiden SBY menekankan agar pembebasan 20 ABK MV Sinar Kudus dilakukan dengan negosiasi yang cermat.
- Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan semua opsi, termasuk operasi militer terbuka untuk membebaskan 20 awak kapal Sinar Kudus.

12 April
Perompak Somalia menurunkan nilai tebusan menjadi US$ 3 juta atau sekitar Rp 27 miliar.

13 April
- Dubes Somalia untuk Indonesia, Mohamud Olow Barow, menyampaikan permintaan maafnya kepada pemerintah Indonesia.
- Dubes Somalia mempersilakan pemerintah Indonesia menggunakan aksi militer jika negosiasi menemui jalan buntu.

21 April
KRI Banjarmasin berangkat dari Tanjung Priok bergabung dengan dua KRI lainnya.

25 April
Pukul 10.30 Satgas tiba di pelabuhan Salalah Oman.

26 April
Satgas menuju daerah operasi yang jaraknya 3 mil dari pantai timur Somalia.

1 Mei
- Pukul 06.00 waktu setempat Satgas berada di perairan Somalia berjarak 15 Nm dari Sinar Kudus.
- Pukul 13.10 Sinar Kudus dibebaskan dan dikawal KRI Banjarmasin menuju Salalah Oman.

Sumber: TEMPO Interaktif

TNI AU Akan Tambah Radar dan Satuan Peluru Kendali

(Foto: Puspen TNI)

2 Mei 2011, Surabaya (Pelita): Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, SIP beserta staf melakukan kunjungan kerja di Pusat Pendidikan dan Latihan Pertahanan Udara Nasional (Pusdiklat Hanudnas), di Kenjeran, Surabaya, pekan lalu.

Kepada Kasau, Komandan Pusdiklat Kolonel Pnb Supriharsanto menjelaskan Pusdilat Hanudnas merupakan pelaksana program pendidikan dan latihan sistem pertahan udara nasional diantaranya pendidikan Pelatihan Sistem Hanudnas untuk para Pamen, Ground
Control Interseption (GCI), Identifikasi, Pernika Hanudnas, Suspa Tranmisi Data Air Situation (TDAS); dan Sishanudnas bagi para Pama, Ploter, dan Military Civil Coordination (MCC) bagi Bintara dan Tamtama serta pelaksanaan praktik para siswa menggunakan Simulator Pusdiklat telah memadai.

Kasau mengatakan program TNI Angkatan Udara kedepan dalam mewujudkan Minimum Esensial Force (MEF) akan menambah radar-radar untuk memenuhi kebutuhan penginderaan wilayah udara nasional yang sangat luas. Untuk itu peran Pusdiklat Hanudnas sangat penting sehingga harus selalu diperbarui sesuai perkembangan teknologi. Selain itu juga akan menambah satuan Peluru Kendali (Rudal) jarak menengah guna menjaga kedaulatan NKRI, jelasnya.

Sumber: Harian Pelita

Sunday, May 1, 2011

TNI Kawal Kapal MV Sinar Kudus

Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamada Muda Iskandar Sitompul (kiri) bersama Director Samudera Indonesia (SI) Group Asmari Herry (kanan) usai memberi keterangan pers di kantor Samudera Indonesia Group, Jakarta, Minggu (1/5). Sejumlah 20 awak kapal Sinar Kudus dinyatakan bebas dari pembajakan perompak Somalia setelah 46 hari disandera di perairan sekitar Somalia. (Foto: ANTARA/Rosa Panggabean/ama/11)

1 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): Sejumlah prajurit TNI yang dilengkapi dengan persenjataan akan mengawal kapal MV Sinar Kudus menuju tempat aman setelah dibebaskan oleh perompak di perairan Somalia.

"Semua sudah dibebaskan. Selanjutnya TNI yang di sana akan mengawal kapal sampai aman," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul dalam keterangan pers bersama pimpinan PT Samudera Indonesia di Jakarta, Minggu malam.

Laksamana Muda Iskandar menjelaskan, TNI akan mengawal kapal ke tempat yang diinginkan oleh PT Samudera Indonesia sebagai pemilik kapal MV Sinar Kudus.

Menurut dia, kapal tersebut perlu di kawal karena ada sekitar 15 kelompok perompak yang beraksi secara terpisah di perairan Somalia.

"Kalau ini kita lepas saja, ada risiko bisa dirompak lagi," kata Iskandar.

Para perompak tersebut sudah terlatih dan sangat terorganisasikan. Iskandar menjelaskan, setiap kelompok perompak memiliki tim yang melakukan tugas masing-masing, misalnya menyergap, tim perunding , dan penanggung jawab senjata.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Samudera Indonesia David Batubara mengatakan, kapal MV Sinar Kudus telah meninggalkan perairan Somalia Minggu sore . Kapal tersebut bergerak ke arah utara dengan kecepatan 12 knot.

"Rencananya akan berlabuh di sebuah pelabuhan yang sudah disiapkan dan aman," kata David tanpa menjelaskan lebih rinci tentang tempat tersebut.

Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menambahkan, pemerintah telah memutuskan untuk menggabung opsi perundingan dan operasi militer untuk membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus.

Hal itu, kata Iskandar, sesuai dengan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinyatakan dalam sidang kabinet pada 18 Maret 2011, atau dua hari setelah kapal dibajak.

Menurut Iskandar, TNI telah mengirimkan sejumlah pasukan, tiga kapal, satu pesawat, dan satu helikopter untuk menjalankan misi itu.

"Kita mem-back up dari belakang dengan jarak dekat sekali," katanya.

Iskandar menjelaskan, TNI tidak melakukan penyerangan terhadap perompak karena beberapa pertimbangan, antara lain adalah saran dari Ikatan Nahkoda Niaga Indonesia. Kelompok itu menyarankan pihak terkait untuk mendahulukan upaya perundingan .

"Keluarga, ibu, dan anaknya juga mengatakan usahakan diplomasi," kata Iskandar menambahkan.

Selain itu, posisi MV Sinar Kudus yang sudah lego jangkar atau merapat ke daratan dan berada di antara kapal dari negara lain juga menjadi pertimbangan. Operasi militer berupa penyerangan dalam posisi seperti itu bisa menimbulkan banyak korban, termasuk dari pihak kapal negara lain.

Pengamat: Indonesia Harus Berpartisipasi Perangi Perompak

MV Sinar Kudus. (Foto: NATO)

Pengamat Hukum Internasional Hikmahanto Juwana menilai insiden penyanderaan kapal berbendera Indonesia oleh perompak Somalia harus menjadi alasan kuat bagi Pemerintah Indonesia untuk berpartisipasi dalam upaya internasional memerangi perompak.

"Pemerintah harus berpartisipasi dalam upaya masyarakat internasional memerangi perompak Somalia dan para pengendalinya baik yang berada di Somalia atau di luar," kata Hikmahanto dalam keterangan pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.

Ia menilai, Pemerintah perlu mendorong PBB untuk memberi bantuan kepada pemerintah Somalia agar Somalia bangkit dari negara gagal.

"Perompakan di daerah Somalia merupakan akibat dari tidak dimungkinkannya rakyat Somalia mendapatkan pekerjaan yang layak," katanya.

Pada kesempatan itu ia mengapresiasi Pemerintah dan PT Samudera Indonesia atas keberhasilan pembebasan 20 WNI ABK NV Sinar Kudus.

"Sebagaimana disampaikan oleh David Batubara dari SI bahwa negosiasi ini relatif cepat bila dibandingkan dengan negosiasi yang dilakukan oleh kapal-kapal berbendera negara lain," katanya.

Menurut Hikmahanto, Pemerintah dan SI telah membuktikan mereka tidak mengabaikan perlindungan bagi warga negaranya.

"Mereka telah serius dalam upaya menyelamatkan para ABK," katanya.

Saat ini, kata dia, pemerintah harus memikirkan upaya agar kapal-kapal berbendera Indonesia tidak menjadi sasaran empuk bagi perompak Somalia serta WNI ABK di kapal-kapal berbendera bukan Indonesia tidak terancam keselamatannya.

Pemerintah, kata dia, harus menyiapkan prosedur tetap yang dilakukan ketika peristiwa yang sama terjadi.

"Bagaimana prosedur kerja antara pemerintah dengan pemilik kapal dan bagaimana opsi militer dalam posisi siaga," katanya.

Pemerintah, lanjut dia, juga bisa memikirkan kemungkinan TNI untuk berperan dalam mengawal kapal-kapal kargo yang penting bila melewati jalur laut itu, atau bahkan memikirkan agar personel militer dapat berada di dalam kapal.

"Pemerintah juga bisa mendorong agar ada jasa pengamanan swasta untuk turut melakukan pengamanan di atas kapal berbendera Indonesia," katanya.

Pada akhir pekan ini, kapal berbendera Indonesia yang dibajak oleh perompak Somalia telah dibebaskan setelah pemilik kapal membayar tebusan.

Sumber: ANTARA News

Korpaskhas Memperoleh Alokasi NVG PM-1

DNVG-PM1 Digital Night Vision Goggle. (Foto: Paulson)

30 April 2011, Bandung (Pen Korpaskhas): Guna menunjang kelancaran tugas yang diemban Korpaskhas, bertampat di Gedung Simulator QW-3 Wing III Paskhas, para prajurit Korpaskhas yang berjumlah sekitar 30 orang yang berasal dari seluruh satuan jajaran, selama satu hari Jumat tanggal 29 April 2011, mendapat pelatihan penggunaan peralatan baru dengan jenis NVG PM-1 bertempat di Wing III Paskhas, Lanud Sulaiman, Bandung.

Alat yang merupakan produksi jerman ini, baru digunakan oleh satuan khusus TNI termasuk diantara Korpaskhas, dan peralatan NVG PM-1 akan langsung dioperasikan keseluruh satuan jajaran Paskhas dan termasuk Satuan Khusus detasemen Bravo-90 Paskhas.

Menurut keterangan Asisten Logistik Korpaskhas Kolonel Tek Wahyu Laksito, alat NVG PM-1, yang lebih dikenal sebagai teropong malam ini selain praktis dan efisien juga memiliki keunggulan yang tidak merepotkan prajurit dalam penggunaannya maupun perawatannya, seperti memiliki daya jangkau sekitar 150 meter, menggunakan hanya dengan satu battreei daya tahan lama, perolehan gambar lebih jernih dan terang dibandingkan dengan alat sejenisnya, alat yang lama hasil perolehan gambar berwarna kuning kehijau-hijauan sedangkan jenis NVG PM-1 ini penglihan hasil Hitam Putih dengan hasil gambar yang tajam dan jernih.

Tampak dalam gambar Asisten Logistik Korpaskhas Kolonel Tek Wahyu Laksito sedang menjelaskan kepada prajurit paskhas yang mengikuti kegiatan pelatihan penggunaan alat baru jenis NVG PM-1 di Gedung Simulator, Wing III Paskhas, di Lanud sulaiman Bandung.

Sumber: TNI AU

Lanud Supadio Akan Diperkuat Pesawat Tanpa Awak

Sejumlah prajurit Skadron Udara 1 Elang Khatulistiwa berjalan melewati pesawat tempur jenis Hawk 100, di apron Pangkalan TNI AU (Lanud) Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Sabtu (30/4). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/11)

30 April 2011, Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News): Panglima Komando Operasi TNI AU I Marsekal Muda TNI Dede Rusamsi mengatakan untuk memperkuat pertahanan Pangkalan Udara TNI AU Supadio Pontianak, akan ditempatkan pesawat tanpa awak serta kelengkapan alat utama sistem pertahanan lainnya.

"Pesawat jenis itu juga digunakan AB India guna menjaga perbatasannya dengan China dan Pakistan rencananya kita akan menambah satu skuadron berupa pesawat tanpa awak di Pangkalan Udara Supadio Pontianak untuk memperkuat kemampuan pemantauan termasuk daerah perbatasan di Kalimantan Barat," katanya di Sungai Raya, Sabtu.

Menurut dia, untuk mempersiapkan kedatangan pesawat tersebut, saat ini proses pembangunan hanggar sedang dilakukan.

"Karena anggarannya terbatas, maka pembangunannya akan dilakukan secara bertahap. Namun, saat ini sudah mulai dikerjakan," ucapnya.

Dede mengatakan, pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk mempertahankan kedaulatan NKRI karena dapat dikendalikan dari jarak jauh.

Selain itu, pesawat tersebut juga dapat dipersenjatai serta dilengkapi dengan peralatan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari.

"Ditargetkan tahun depan satu skuadron pesawat itu sudah bisa dipindahkan ke Lanud Supadio," ucapnya.

Dia juga menambahkan, terkait rencana pembelian Pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan dan hibah 24 pesawat F-16 dari Amerika, jika terealisasi pesawat-pesawat tersebut akan ditempatkan di Madiun.

Dede menjelaskan, pengadaan pesawat T-50 dimaksudkan sebagai pengganti dari berbagai pesawat latih dan serang ringan. Termasuk T-38 dan F-5B untuk pelatihan dan Cessna A-37B Close Air Support yang dioperasionalkan di Indonesia.

Ia melanjutkan, program itu pada awalnya dimaksudkan untuk mengembangkan pesawat latih secara mandiri yang mampu mencapai kecepatan supersonik guna persiapan pilot bagi pesawat Sukhoi.

Sementara untuk kelengkapan Alutsista lainnya sesuai dengan program pengadaan peralatan tempur Mabes TNI AU akan terus dilakukan hingga 2024 mendatang.

"Untuk Lanud Supadio sendiri, karena statusnya akan ditingkatkan menjadi Bintang 1 atau A, dalam waktu dekat rencana pengadaan Radar di Kalimantan Barat juga akan direalisasikan. Yang jelas kita akan terus memperbaiki sistem persenjataan kita," ucapnya.

Sumber: ANTARA News