Saturday, August 20, 2011

Filipina Pesan Pesawat dan Amunisi dari Indonesia

Indonesia menawarkan LPD ke Filipina.

19 Agustus 2011, Malang (ANTARA News): Filipina memesan sejumlah pesawat dan amunisi dari Kementrian Pertahanan Indonesia yang sebelumnya menawarkan sejumlah alat utama persenjataan produk dalam negeri.

Kepala Subdirektorat Teknologi Pertahanan Kementerian Pertahanan Kolonel TNI AU Taufik Arief, saat berada di Malang, Jawa Timur, Kamis mengatakan, tawaran itu langsung mendapat tanggapan positif dari Filipina dengan memesan sejumlah peralatan dalam negeri.

Seperti pesawat angkut CN 235 produksi PT Dirgantara Indonesia, kapal jenis LPD produksi PT PAL serta amunisi dan senapan serbu produksi PT Pindad.

"Adanya negara lain yang berminat dengan persenjataan yang kita produksi, membuktikan keandalan industri pertahanan dalam negeri," katanya.

Taufik mengatakan, transaksi pemesanan tersebut sudah dilakukan dan akan dikirim pada September mendatang.

"Tujuan negara tatangga memesan sejumlah peralatan itu untuk mendukung sistem pertahanan udara, darat dan laut mereka," katanya.

Selain itu, pemesanan dilakukan dalam rangka kerjasama dan komitmen negara-negara ASEAN dalam komite industri pertahanan ASEAN.

"Dalam komite ini, seluruh anggota negara-negara ASEAN saling mendukung industri pertahanan, termasuk Indonesia dengan Filipina," katanya.

Sementara itu, pemesanan kapal tipe LPD oleh Filipina itu juga bekerjasama dengan Daewoo Korea Selatan.

"Kita akan kirim secara bertahap, dan sementara akan dikirim kapalnya dahulu, sesuai dengan pengadaan di Filipina," katanya.

Sumber: ANTARA News

Inggris Tawarkan Typhoon ke Indonesia

Eurofighter Typhoon. (Foto: Eurofighter)

18 Agustus 2011, Jakarta (KOMPAS.com): Inggris berkomitmen meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang, yang selama ini sudah terjalin baik, mulai dari bidang ekonomi, perdagangan, perubahan iklim, pendidikan, perang terhadap terorisme dan ekstremisme, hingga pertahanan.

Di sektor pertahanan, tidak menutup kemungkinan Inggris akan menawarkan berbagai persenjataan terbarunya untuk dibeli Indonesia.

Demikian diungkapkan Duta Besar Inggris, Mark Canning, di sela-sela acara berbuka puasa bersama wartawan di kediaman resminya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2011).

Canning adalah Dubes Inggris yang baru untuk Indonesia, menggantikan dubes lama, Martin Hatfull.

Menurut Canning, Indonesia dan Inggris memiliki hubungan kerja sama yang baik di bidang pertahanan. "Kami telah menjual beberapa peralatan pertahanan penting ke Indonesia, contohnya pesawat Hawk," ujar diplomat karir, yang pernah bertugas di Kedubes Inggris di Jakarta, tahun 1993-1997, itu.

Saat ditanya, apakah Inggris juga akan berusaha menjual pesawat tempur terbarunya, Eurofighter Typhoon, kepada Indonesia, Canning menjawab antusias, "Saya akan berusaha menjual apa pun yang saya bisa."

Industri pertahanan menjadi salah satu sektor industri yang diandalkan negara-negara Barat untuk membantu pemulihan ekonomi, yang terkena krisis berkepanjangan hingga saat ini. Negara-negara Asia, yang menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia, menjadi pasar menggiurkan dari industri pertahanan ini.

Namun, segencar apa pun promosi yang dilakukan produsen senjata Eropa, mereka hampir selalu kalah dengan produk-produk AS. Pesawat Rafale yang dibuat pabrikan Dassault dari Perancis, misalnya, sudah dipromosikan sejak tahun 2000, tetapi belum pernah sekalipun memenangkan kontrak pembelian.

Di Maroko, Rafale kalah dengan F-16 Block 52 buatan Lockheed Martin, AS. Sementara AU Korsel dan Singapura lebih memilih F-15 Eagle produksi Boeing daripada Rafale.

Demikian juga dengan Typhoon, pesawat tempur yang dikembangkan bersama oleh Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol dalam konsorsium Eurofighter, itu, baru mendapat dua pelanggan di luar negara-negara pembuatnya, yakni Austria dan Arab Saudi.

Maret lalu, sempat muncul berita di harian The Times, Inggris, Kementerian Pertahanan Inggris sedang dalam pembicaraan serius dengan pemerintah Indonesia, yang ingin membeli 24 pesawat Typhoon senilai 5 miliar poundsterling (Rp70,3 triliun). Namun, berita ini langsung dibantah salah satu menteri di Kementerian Pertahanan Inggris, Gerald Howarth, sehari kemudian.

Indonesia memiliki sejarah pahit pembelian senjata dari Inggris. Pesawat Hawk 100/200 yang dipesan TNI AU dari Inggris akhir dekade 1990-an lalu sempat tertunda-tunda pengirimannya, dan bahkan sempat dikirim tanpa perlengkapan radar, komunikasi, dan perangkat navigasi (Kompas, 8/4/2000), setelah Indonesia diembargo karena dituduh menggunakan pesawat itu untuk mengebom pemberontak Timor Timur.

Sumber: KOMPAS

Empat Pesawat Intai Nirawak TNI-AU Perkuat Supadio

Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat (kiri), menyalami Komandan Yon 465 Paskhas Lanud Supadio, Mayor Psk Rana Nugraha, saat tiba di Pangkalan Udara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Jumat (19/8). Marsekal Imam Sufaat beserta rombongan akan meninjau pembangunan lapangan tembak dari udara ke darat atau Air Weapon Range (AWR), di Gunung Tamang, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar pada Sabtu (20/8). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/mes/11)

19 Agustus 2011, Sungai Raya, Kalimantan Barat (ANTARA News): Peringatan kepada siapa saja yang mau "main-main" atau curi-curi masuk wilayah udara Indonesia dari kawasan Pulau Kalimantan. Ada empat pesawat intai nirawak berpangkalan di Pangkalan Udara Supadio dalam waktu segera.

Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, menegaskan, empat pesawat tanpa awak akan memperkuat pertahanan Kalimantan dan segera ditempatkan di Pangkalan TNI AU Lanud Supadio pada akhir 2011.

"Pesawat itu diarahkan memperkuat kemampuan pemantauan. Termasuk perbatasan di Kalimantan Barat, bahkan juga dioperasikan untuk pengawasan di pulau Kalimantan," katanya saat berkunjung ke Lanud Supadio Pontianak, Jumat sore.

Saat ini proses pembangunan hanggar untuk empat pesawat tersebut sudah delapan puluh persen dikerjakan dan ditargetkan dalam waktu dekat pengerjaannya sudah selesai.

Supadio juga menjadi pangkalan bagi Skuadron Udara 1 Elang Khatulistiwa berisikan BAE Hawk 209 buatan Inggris dan Batalion 465 Korps Pasukan Khas TNI-AU.

"Karena pengadaan pesawat tanpa awak ini dilakukan Kementerian Pertahanan, kita belum tahu pasti kapan pesawat itu bisa ditempatkan di Lanud Supadio. Kita harapkan akhir 2011 pesawat tersebut sudah ada di Supadio," kata bekas penerbang tempur itu.

Pucuk pimpinan ke-18 TNI-AU itu mengatakan, pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk mempertahankan kedaulatan NKRI karena dapat dikendalikan dari jarak jauh tanpa resiko kehilangan personel pengawaknya.

Dalam terminologi militer, pesawat intai nirawak itu dikenal dengan nama unmanned aerial vehicle alias UAV.

Secara fungsi, UAV itu bisa berperan sebagai wahana intai, peringatan dini, serang udara-darat, pengebom, hingga monitoring area bencana. UAV bisa dioperasikan pada siang dan malam hari mengandalkan instrumen kendali jarak jauhnya.

Selain bagian penelitian dan pengembangan TNI-AU, ada beberapa instansi sipil lain Indonesia yang telah mampu membuat dan mengoperasikan jenis dan tipe terbatas UAV buatan dalam negeri, yaitu LAPAN dan LIPI serta BPPT.

Masyarakat sipil kita berupa bengkel-bengkel pembuat pesawat terbang swayasa juga diketahui memiliki kemampuan setara dalam merancang, membuat, dan mengoperasikan UAV di Indonesia. Dalam beberapa tipe UAV buatan Indonesia, kerja sama dari pihak-pihak itu juga terjalin.

Bagi angkatan udara negara-negara maju, pengoperasian UAV sudah menjadi keharusan. Amerika Serikat merupakan operator dan produsen terkemuka UAV dengan tipe yang paling menggetarkan, General Atomic MQ-1 Predator dan Northrop Grumman RQ4 Global Hawk.

Karena nilai strategis UAV dari sisi militer dan intelijen, maka CIA juga sering menjadi pihak operator dan pengguna data yang dihasilkan mereka selain militer Amerika Serikat.

Sumber: ANTARA News

TNI-AU Makin Kuat, 30 F-16 Blok 32 dan 6 Sukhoi Hadir Segera

Sukhoi Su-35 diminati petinggi TNI AU. (Foto: Sukhoi)

19 Agustus 2011, Sungai Raya, Kalimantan Barat (ANTARA News): Pada tahun-tahun mendatang TNI-AU akan semakin berotot. Penyebabnya, 30 F-16 Fighting Falcon Blok 32 akan hadir sebagaimana enam Sukhoi Su-27 Flanker, lengkap dengan semua persenjataan dan sistem avionikanya.

Apakah ini bisa menjadi batu penanda, mengembalikan kejayaan AURI pada dasawarsa '60-an? Semoga demikian; demikian juga untuk matra laut dan darat TNI secara keseluruhan untuk kemakmuran bangsa.

"Berdasarkan hasil pertemuan terakhir dengan pihak Amerika Serikat beberapa waktu lalu, telah disepakati Indonesia akan menerima 24 pesawat tempur F16 bekas dari negara itu. Plus enam cadangan, sehingga total menjadi 30 unit," tutur Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat.

Sufaat, bekas penerbang tempur A-4 Skyhawk, pada saat menyatakan hal itu berada di Pangkalan Udara TNI-AU Supadio, Sungai Raya, Kalimantan Barat, Jumat. Dia dan rombongan petinggi TNI-AU meninjau kesiapan Supadio menjadi pangkalan empat pesawat intai nirawak (UAV - unmanned aerial vehicle), yang kini sudah mencapai 80 persen dari persyaratan teknis dan nonteknis.

Jika nanti keempat UAV itu dioperasikan --awal tahun depan-- pengawasan dan sistem peringatan dini terhadap pelanggaran udara nasional di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia dan perairan internasional di Laut China Selatan, semakin meningkat secara signifikan.

30 F-16 yang dia maksud itu merupakan blok 32. Saat ini, Indonesia memiliki 12 F-16 seri A dan B yang berasal dari blok 15 hasil pengadaan pada dasawarsa '80-an yang ditempatkan di Skuadron Udara 3 di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur; itupun dua di antaranya sudah hancur karena kecelakaan non perang.

Nanti ke-30 F-16 Blok 32 hibah Angkatan Udara Amerika Serikat itu akan ditingkatkan ke blok 52 lengkap dengan persenjataan mutakhirnya, di antaranya peluru kendali AIM-9 Sidewinder dan AGM-84 Harpoon buatan McDonnel Douglas.

Seluruh F-16 hibah hasil pembicaraan tingkat tinggi antara Presiden Susilo B Yudhoyono dengan koleganya, Presiden Barak Obama, itu akan elengkapi jumlah yang ada saat ini. Dari semula satu skuadron tempur saja, maka F-16 itu akan dimekarkan menjadi dua skuadron tempur, yang alokasi pangkalannya belum ditentukan secara persis.

Jika dari Barat kehadiran arsenal udara diwakili F-16 dan F-5E Tiger II serta BAE Hawk 109/209, maka Rusia juga punya wakil berupa pesawat tempur strategis, Sukhoi Su-27 dan Su-30 Flanker, yang kelasnya dipahami di atas F-15 Eagle dalam konfigurasi avionik dan persenjataan penuh dan sempurna.

Kehadiran pesawat-pesawat tempur Uni Soviet pada dasawarsa '60-an menjadikan AURI sebagai kekuatan udara paling berotot di belahan selatan dunia. Kekuatan ini juga yang menciutkan nyali Belanda untuk menancapkan kaki kembali di Papua dan menjadikannya sebagai koloninya di Asia Tenggara.

Dalam Operasi Trikora itu, 26 Tupolev Tu-16 Badger memainkan peran sangat penting karena pembom strategis dengan peluru kendali AS-1 Kennel mampu menjangkau seluruh benua Australia dari pangkalannya di Madiun.

Menurut Sufaat, "Pada 2011 juga sudah dipersiapkan tambahan enam unit Sukhoi lengkap dengan persenjataannya untuk melengkapi jumlah yang ada sekarang sebanyak 10 unit," tuturnya. Seluruh Sukhoi yang bisa bermanuver sangat mengerikan itu --salah satunya Pugachev's Cobra-- ditempatkan dalam Skuadron Udara 11 yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama Hasanuddin, Makassar.

Opsi menambah dan memperkuat arsenal udara dari keluarga Sukhoi mengental terus. Setelah lengkap berjumlah satu skuadron (16 unit), akan terus ditambah minimal sampai berjumlah 32 unit dari jenis Su-27 dan Su-30.

"Bahkan petinggi TNI-AU sangat berminat dengan Sukhoi Su-35 BM minimal satu skuadron. Untuk memenuhi kriteria kesiapan tempur minimum sampai 2014, TNI-AU memerlukan minimal 10 skuadron tempur," kata Sufaat.

Su-35 BM merupakan tipe terkini Sukhoi sebelum keluar PAK-50 yang diketahui mampu meladeni F-22 Raptor-nya Amerika Serikat dengan segala kecanggihannya.

Sebelum ini, masih ada perkuatan di tubuh TNI-AU, karena pada Desember 2010 dilakukan penandatanganan kontrak pembelian 16 unit EMB-314 Super Tucano buatan Brazil. Pesawat counter insurgency dengan mesin turboprop ini diproyeksikan menggantikan OV-10 Bronco buatan North American Rockwell hasil pengadaan pada 1975.

Empat bulan kemudian, yaitu pada April 2011 sudah ada kepastian pengadaan pesawat latih/tempur taktis ringan T-50 buatan Korea Selatan. Kemenangan T-50 Eagle ini sekaligus mengakhiri persaingan antara Korea Selatan dan Rusia yang menawarkan Yakolev Yak-130 Mitten.

"Mereka ditempatkan ke dalam dua skuadron udara. Mulai awal tahun depan sudah berdatangan ke sini," kata pemimpin puncak ke-18 TNI-AU itu.

Sumber: ANTARA News

Friday, August 19, 2011

RSS Archer Tiba di Singapura

RSS Archer saat tiba di Lanal Changi. (Foto: Mindef)

19 Agustus 2011, Singapura (Berita HanKam): RSS Archer kapal selam kelas Archer pertama tiba di Pangkalan Angkatan Laut Changi dari Swedia, Jumat (17/8). KASAL Singapura Rear-Admiral Ng Chee Peng didampingi sejumlah perwira tinggi menghadiri kedatangan kapal selam.

RSS Archer salah satu dari dua kapal selam kelas Archer eks-kelas Vaastergotland AL Swedia yang dibeli oleh pemerintah Singapura pada 2005. RSS Archer diluncurkan di Karlskrona pada 16 Juni 2009.

Kapal selam diupgrade, diperbaharui serta disesuaikan dengan iklim tropis untuk menyesuaikan dengan kondisi operasi. Para awak kapal selam telah dilatih di Swedia sejak 2007. RSS Archer akan bergabung dengan skuadron 17.


Kapal selam kelas Archer dilengkapi sistem Air Independent Propulsion (AIP), meningkatkan kemampuan kapal selam menyelam lebih lama dan menghasilkan suara senyap.

Panjang kapal selam 60,5 meter dan lebar 6,1 meter, berat dipermukaan 1400 ton dengan kecepatan 8 knot sedangkan saat menyelam 1500 ton kecepatan lebih dari 15 knot, dipersenjatai 9 tabung torpedo.

Sumber: Mindef

Lantamal VI Gelar Openship

18 Agustus 2011, Makassar (ANTARA News): Sejumlah siswa menaiki KRI Teluk Mandar-514 di Dermaga Lantamal VI Makassar, Sulsel, Kamis (18/8). KRI Teluk Mandar-514 menyelenggarakan openship 18-19 Agustus bagi siswa dan masyarakat umum guna memberi pemahaman kepada masyarakat tentang kemaritiman. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupdang/ed/nz/11)

Kontingen Garuda amankan pertemuan Tripartit Lebanon-Israel


18 Agustus 2011, Kairo (ANTARA): Kontingen Garuda Tentara Nasional Indonesia dari Satuan Tugas (Satgas) "Indonesia Force Protection Company (Indo FPC)" dipercaya untuk mengamankan jalannya pertemuan tingkat perwira senior Tripartit di wilayah konflik Lebanon Selatan pada Kamis (18/8).

"Seperti bulan-bulan sebelumnya, Satgas Indo FPC mendapatkan kepercayaan dari pimpinan tertinggi UNIFIL (Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon) untuk mengamankan pertemuan segitiga antara Lebanon, Israel dan UNIFIL," kata Bintara Penerangan Satgas Indo FPC, Nur Kholis, yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Kamis.

Pertemuan segitiga atau Tripartit tersebut beranggotakan perwira senior dari Lebanese Army Force (LAF), Israeli Defences Force (IDF) dan Komandan Tertinggi (UNIFIL), Mayor Jenderal Alberto Assarta Ceuvas.

Tim Escort pimpinan Lettu Inf Andy Yuliazi dan Danru Kawal Sertu Mar Karsim menjalankan kepercayaan tersebut, bekerja sama dengan Force Commander Close Protection Team dan Srilanka Force Protection Team.

"Salah satu tugas pokok dalam misi pengawalan Tripartite Meeting ini adalah menjamin keamanan terhadap gangguan yang mungkin timbul selama pelaksanaan kegiatan dan memberikan rasa aman bagi peserta Tripartite," kata Nur Kholis.

Tripartite Meeting diselenggarakan setiap bulan dengan agenda pembahasan tentang isu-isu terakhir seputar kondisi keamanan di perbatasan Lebanon-Israel.

Disebutkannya, pertemuan Tripartit ini penting dilakukan secara rutin untuk mempertahankan kelangsungan stabilitas perdamaian di Lebanon Selatan.

Nur Kholis mengungkapkan bahwa hampir tiap hari penerbangan gelap pesawat tempur Israel melanggar kedaulayan Lebanon sehingga menimbulkan kemarahan Beirut.

"Penerbangan gelap dari negara Israel hampir setiap hari melintasi batas udara Lebanon, belum lagi polemik terkait pelanggaran batas maritim," kata Nur Kholis.

Detik Proklamasi

Di sisi lain, Kontingen Garuda TNI memeriahkan peringatan 66 tahun detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di tiga titik panas konflik bersenjata di Lebonon Selatan.

"Peringatan HUT ke-66 Proklamasi Kemerdekaan RI ini dihadiri pula oleh para Komadan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon dan tokoh masyarakat setempat," kata Komandan Kontingen Garuda TNI, Kol Pnb Yulianta.

Para Komandan Pasukan PBB yang menghadiri peringatan Kemerdekaan RI itu, antara lain, Komandan UNIFIL Mayor Jenderal Alberto Assarta Ceuvas, dan Deputi Komandan UNIFIL, Brigadir Jenderal Santhi Bonfanti.

Upacara pengibaran Bendera Merah-Putih itu dipusatkan di tiga tempat, yaitu, selain di Markas Besar UNIFIL di Naqoura, juga di Sektor Timur dan di Indobatt, kata Nur Kholis.

Bertindak sebagai inspektur upacara di Markas Besar UNIFIL adalah Komandan Kontingen Garuda, Kol Pnb Yulianta dengan Komandan Upacara Kapten Inf Gustiawan, sementara di Sektor Timur dipimpin oleh Wakil Komandan Sektor Timur Kol laut (E) Joko Edi, dan inspektur upacara di Indobatt adalah Komandan Batalyon Indobatt, Letkol Inf Hendy Antariksa.

Menurut Yulianta, selain itu TNI juga mengirimkan wakilnya untuk mengikuti jalannya upacara detik-detik proklamasi di KBRI Beirut.

Di wilayah Naqoura atau Markas Besar UNIFIL HQ, upacara diikuti oleh, selain staf pimpinan UNIFIL, juga satuan gabungan dari Satgas Indonesia Force Head Quarter Support Unit (FHQSU), Indonesia Force Protection Company (FPC), Satgas Medis (Indomed), Satgas Sector East Military Police Unit (SEMPU), Satgas Maritime Task Force (MTF), Satgas MCOU, dan Satgas CIMIC.

Kolonel Yulianta menjelaskan, semangat kebersamaan antaranggota Kontingen Garuda terlihat dari semaraknya pertandingan olah raga di hari-hari menjelang peringatan detik-detik proklamasi.

"Walaupaun peringatan HUT RI kali ini dilaksanakan secara sederhana dan dalam suasana puasa, namun tidak mengurangi semangat dan antusias anggota Kontingen Garuda untuk memeriahkannya yang diawali dengan pertandingan olah raga," katanya.

Cabang olah raga yang diperebutkan di antaranya futsal, voli, bulutangkis dan tenis meja.

Penyerahan hadiah pemenang perlombaan dan penghargaan bagi personel berpresi dilakukan seusai upacara pengibaran bendera.

Sebagai acara penutup pada petang hari 17 Agustus diadakan tasyakuran dan buka puasa bersama seusai upacara penurunan Bendera Merah-Putih.

Acara tasyakuran dan buka puasa bersama ini diikuti pula oleh staf pimpinan UNIFIL dari negara lain dan para pemuka masyarakat Lebanon Selatan.

Sumber: ANTARA News

Thursday, August 18, 2011

66 Tahun Merdeka, Kekuatan Pertahanan Terus Dikembangkan Agar Sejajar dengan Negara Lain


17 Agustus 2011, Jakarta (DMC): Selama kurang lebih 66 Tahun Indonesia merdeka, banyak hal-hal yang sudah dicapai dalam pembangunan di bidang pertahanan. Namun, seiring dinamika lingkungan strategis di kawasan yang begitu cepat, menyebabkan kekuatan pertahanan negara perlu dikembangkan agar mampu sejajar dengan negara lain.

Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP, MA., Rabu (17/8) saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-66 di Lapangan Apel Setjen Kemhan, Jakarta. Upacara diikuti seluruh pejabat dan personel Kemhan.

Lebih lanjut Menhan mengatakan, upaya konsepsional dengan merumuskan Minimum Essensial Forces (MEF) merupakan langkah strategis untuk menentukan postur pertahanan ke depan dengan rencana peningkatan anggaran pertahanan secara gradual seiring dengan pertumbuhan perekonomian nasional.

Dengan semakin meningkatnya anggaran pertahanan, diharapkan mampu untuk memodernisasi alat utama sistem persenjataan yang telah tertuang dalam Postur Pertahanan Negara dan RUU Revitalisasi Industri Pertahanan.

Menurut Menhan, melalui revitalisasi Industri Pertahanan, selain akan memproduksi sendiri peralatan militer juga dapat mendorong pertumbuhan perekonomian di Tanah Air, sehingga bisa memiliki aspek deteren yang lebih besar di kawasan.

Sementara itu, terkait dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-66, Menhan mengatakan setiap kali bangsa Indonesia merayakan peringatan Proklamasi Kemerdekaan, ingatan bangsa Indonesia akan dibawa kembali kepada perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Tonggak sejarah yang paling monumental itu tidak akan mungkin pernah dilupakan, karena sejak saat itulah bangsa Indonesia memperoleh kebebasan dan pengakuan sebagai negara berdaulat yang berdiri tegak setara dengan bangsa-bangsa lain, dalam menentukan nasib, cita-cita dan masa depan.

Lebih lanjut Menhan mengatakan, sebagai institusi bidang pertahanan negara, merupakan hal yang mutlak bagi setiap pegawai Kemhan untuk menghayati dan meneladani semangat perjuangan serta pengorbanan para Pahlawan dalam merebut kemerdekaan dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

“Oleh karena itu, peringatan HUT Kemerdekaan yang kita selenggarakan bukan sekedar mengikuti rutinitas seremonial semata, namun sebagai upaya untuk menghayati dan memetik hikmah dari peristiwa tersebut”, tambah Menhan.

Bersamaan dengan kegiatan upacara bendera dan Peringatan Ulang Tahun ke-66 Republik Indonesia hari ini, disampaikan pula Penganugrahan Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya kepada tiga orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pelepasan Purna tugas bagi anggota TNI dan PNS yang terdiri dari empat orang TNI dan enam orang PNS.

Sehubungan dengan hal tersebut, Menhan atas nama Negara dan Pemerintah menyampaikan ucapan selamat kepada para PNS yang telah mendapatkan penghargaan atas pengabdiannya kepada bangsa dan negara selama 30 tahun, 20 tahun, dan 10 tahun.

Ucapan yang sama, juga disampaikan Menhan kepada para PNS yang akan menghadapi masa Purna tugas. Menhan menyampaikan rasa bangga dan penghargaan yang tinggi atas dedikasi dan kerja keras selama dinas aktif di jajaran Kemhan serta berharap agar pengalaman tugas yang telah dimiliki, hendaknya dapat menjadi bekal dan direalisasikan di lingkungan masyarakat.

Sementara itu, sehubungan dengan penyelenggaraan upacara peringatan HUT ke-66 Republik Indonesia kali ini yang bertepatan dengan pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan 1432 Hijriah, Menhan menyampaikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakannya. Sedangkan kepada Warga Kemhan yang beragama lain, Menhan mengharapkan senantiasa membina toleransi dan sikap saling menghormati, sehingga perwujudan kerukunan hidup antar umat beragama tetap dapat terjaga dengan baik.

Sumber: DMC

Wednesday, August 17, 2011

Aerobatik Sukhoi Meriahkan HUT RI

Enam buah jet tempur Sukhoi melakukan atraksi "Flying Pass" saat Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8). Pada hari ini Bangsa Indonesia memperingati HUT kemerdekaan ke-66. (ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/Spt/11)

17 Agustus 2011, Jakarta (Jurnas): Aksi aerobatik pesawat tempur Sukhoi memeriahkan puncak peringatan hari kemerdekan RI ke-66 di Istana Merdeka. Sebanyak 10 pesawat Sukhoi bermanuver di langit Jakarta usai bendera merah putih dikibarkan di halaman Istana Merdeka.

Kesepuluh pesawat tersebut diterbangkan dalam dua tim. Atraksi udara oleh TNI AU tersebut disambut meriah oleh para undangan yang menghadiri upacara hari kemerdekaan.

Tak hanya itu, para peserta upacara juga dihibur oleh alunan musik dan lagu dari orkestra Gita Bahana Nusantara 2011 yang dipimpin oleh dirigen Singgih Sanjaya. Orkestra ini terdiri dari 66 siswa dari 12 provinsi. Sedangkan tim paduan suaranya terdiri dari 128 siswa hasil audisi dari 33 provinsi.

Selain lagu-lagu perjuangan, orkestra juga menampilkan sebuah lagu yang diciptakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lagu berjudul 'Untuk Bumi Kita' itu dinyanyikan oleh penyanyi cilik asal Maluku Utara bernama Arjuna Pratama Djahir.

Sumber: Jurnas

KRI Dewa Ruci Bersandar di Batam


17 Agustus 2011, Batam (KOMPAS): Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci yang membawa 82 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) tiba di dermaga Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, pukul 08.00, Rabu (17/8/2011). Kedatangan KRI Dewa Ruci dari Bangkok, Thailand, itu disambut sejumlah kapal patroli Pangkalan Angkatan Laut Batam, dan kelompok nelayan di perairan Batam.

KRI Dewa Ruci berangkat dari Bangkok sejak 13 Agustus. KRI Dewa Ruci melakukan pelayaran di Asia dari Surabaya dengan rute Bitung, Sulut, Filipina, China, Thailand, Batam, dan kembali ke Surabaya.

Setiba di dermaga, para taruna, awak buah kapal, perwira, dan Komandan KRI Dewa Ruci Letkol Haris Bima diterima dan disambut antara lain oleh Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Batam Kolonel Iwan Isnurwanto, pejabat terkait, dan masyarakat setempat.

Selanjutnya, para taruna yang sudah siap dengan seragam dan pakaian khusus akan mengikuti upacara Kemerdekaan ke-66 RI di kantor Wali Kota Batam, dan menampilkan atraksi drum band.

Sumber: KOMPAS

Korsel Kembangkan Rudal Anti-Kapal Supersonik

Rudal Yakhont ditembakan dari kapal perang TNI AL. Rudal yang dikembangkan Korsel ukurannya lebih kecil dari Yakhont. (Foto: KOMPAS)

17 Agustus 2011, Seoul (Berita HanKam): Korea Selatan mengembangkan rudal jelajah supersonik yang dapat digunakan menyerang kapal induk, kapal perusak tercanggih.

Rudal dikembangkan oleh Agency for Defense Development (DAPA) diharapkan selesai dalam tiga hingga empat tahun.

Rudal lebih kecil dari rudal buatan Rusia Yakhont, dapat mencapai kecepatan hingga 2,5 March dengan jarak jelajah 250-300 km.

Angkatan Laut Korsel telah mengoperasikan rudal anti-kapal Haesung dengan jarak jelajah 150 km dan rudal buatan Amerika Serikat Harpoon dengan jarak yang sama. Kedua rudal tersebut dapat diintersep oleh rudal anti-pesawat jarak pendek atau senapan mesin karena kecepatannya kurang dari kecepatan suara.

Rudal yang dikembangkan sulit diintersep karena terbang pada kecepatan suara dan hanya beberapa meter diatas permukaan. Rusia telah mengembangkan beberapa varian sebagai respon kekuatan kapal induk Amerika Serikat.

Rudal Korsel yang tengah dikembangkan dapat juga menghacurkan sasaran di darat, termasuk unit pertahanan pantai dan artileri jarak jauh Korea Utara.

Pengembangan rudal ini tidak sekedar menghadapi ancaman Korut, tetapi juga menghadapi kekuatan angkatan laut negara tetangga Korsel lainnya.

Sumber: Chosun Ilbo

Tuesday, August 16, 2011

Presiden: Modernisasi Alutsista Meningkat

Pesawat latih/serang ringan T-50 dipilih Indonesia untuk menggantikan Hawk. (Foto: KAI)

16 Agustus 2011, Jakarta (Jurnas.com): Dalam bidang pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) kita tingkatkan kemampuan dan profesionalitasnya. Pembangunan TNI kita tujukan untuk mengembangkan TNI yang tidak saja terlatih, namun juga memiliki tingkat kesiapan yang tinggi dalam penugasan.

“Dengan kemampuan keuangan negara yang makin meningkat, kita juga terus memodernisasi kekuatan dan alat utama sistem persenjataan (Alutsista),” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dihadapan Sidang Bersama DPR dan DPD RI di gedung Nusantara, Kompleks DPR Senayan, Jakarta, Selasa (16/8).

Kepala Negara menegaskan ingin memperkokoh tradisi di lingkungan TNI, yang memastikan bahwa seluruh jajaran TNI konsisten dalam mengikuti kebijakan politik negara. Dalam arti, TNI yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum, penghormatan kepada hak asasi manusia, serta patuh pada hukum nasional dan berbagai konvensi internasional yang telah diratifikasi.

Pada kesempatan itu, Presiden menyebutkan beberapa contoh sukses TNI. Di antaranya penugasan TNI dalam operasi militer selain perang, khususnya dalam tanggap darurat penanggulangan bencana, penugasan di wilayah perbatasan demi terpeliharanya keutuhan NKRI, dan pembebasan kapal niaga beserta 20 awaknya yang disandera oleh perompak Somalia yang berakhir sukses. “Itu menjadi contoh nyata bagi keandalan dan pengabdian tanpa putus dari seluruh prajurit TNI,” kata Presiden.

Menurutnya, semua itu menunjukkan konsistensi TNI atas komitmennya terhadap keselamatan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia.

Sumber: Jurnas

DPR Larang Utang Alutsista

Kapal patroli buatan dalam negeri. (Foto: Berita HanKam)

16 Agustus 2011, Jakarta (SINDO): Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menolak rencana pemerintah yang akan menggunakan pinjaman luar negeri untuk membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.

Bahkan, Komisi I DPR melarang pemerintah untuk menggunakan alokasi pinjaman luar negeri tersebut untuk pengadaan alutsista. Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan, TNI harus benar-benar realistis dan tidak terlalu memaksakan keadaan.Menurut dia, dalam rencana anggaran Kementerian Pertahanan (Kemhan) tahun 2010/2014 yang telah disetujui DPR memang diproyeksikan penambahan anggaran sebesar Rp50 triliun.

Perinciannya adalah tahun 2011 sebesar Rp11 triliun, tahun 2012 Rp12 triliun, tahun 2013 Rp13 triliun, dan 2014 sebesar Rp14 triliun. “Namun, realisasinya agak sulit.Sebagai contoh tahun 2011 saja,dari proyeksi penambahan sebesar Rp11 triliun, hanya terpenuhi Rp4,485 triliun.Tidak terpenuhinya anggaran itu karena uangnya memang tidak ada,” tegas Tubagus kepada SINDO di Jakarta kemarin.

Dengan keuangan yang terbatas seperti tahun ini,Komisi I mengharapkan pemerintah lebih jeli lagi dalam memilih alutsista sesuai prioritas. Alutsista, ujarnya, sebaiknya diprioritaskan pada pembelian alat pengamanan di perbatasan, patroli laut,dan patroli udara di daerah-daerah rawan.

Seperti diketahui, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menyatakan akan membeli alutsista dengan menggunakan pinjaman luar negeri sebesar USD6,5 miliar, atau sekitar Rp50 triliun. Senada diungkapkan anggota Komisi I DPR Syahfan Badri Sampurno.

Menurut dia,pemerintah perlu mengubah perilaku pembelian alutsista dari luar negeri ke dalam negeri. Syahfan mengatakan, pemerintah seharusnya mulai memfokuskan diri untuk pengadaan alutsista yang dihasilkan oleh badan usaha milik negara (BUMN) industri strategis dalam negeri.

Jangan sampai, ujarnya, BUMN industri strategis mati karena pemerintah lebih memilih impor daripada memesan ke dalam negeri.“Padahal, dari segi kemampuan,BUMN industri strategis kita tidak kalah dibandingkan impor,” tandasnya.

Bahkan, sebenarnya, menurut Syahfan,BUMN seperti Krakatau Steel, PT PAL, dan PT DI cukup sering mendapatkan pesanan alutsista luar negeri. Hal ini, jelasnya, menunjukkan kualitas produk BUMN Indonesia cukup baik dan bisa bersaing di pasar internasional.

Dengan diwajibkannya TNI memprioritaskan pengadaan alutsista sebesar-besarnya dari BUMN strategis dalam negeri, maka akan terjadi simbiosis mutualisme antara TNI dan BUMN strategis. Menurut dia, dengan langkah ini maka TNI dapat mendapatkan kebutuhan alutsista secara cepat dan lebih murah.

Di sisi lain,BUMN strategis dapat bertahan bahkan memungkinkan untuk mengembangkan produknya dengan kemampuan SDM dan penguasaan teknologi yang se-makin berkualitas.Hal ini juga sejalan dengan program restrukturisasi BUMN yang sering didengungkan pemerintah.

Sumber: SINDO

Monday, August 15, 2011

Wakasal Terima Atase Pertahanan Australia

Prajurit TNI AL dan RAN berpose bersama setelah melakukan latihan bersama tahun lalu. (Foto: RAN)

15 Agustus 2011, Jakarta (Jurnas.com): Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio menerima kunjungan Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia, Brigadir Jendral Gary Hogan di Markas Besar TNI Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (12/8).

Kunjungan Atase Pertahanan Australia ini dimaksudkan untuk bersilaturahmi serta membicarakan tentang masalah kemaritiman di berbagai kawasan.

Sebelumnya, TNI AL juga mendapat kunjungan dari Staf Angkatan Laut Amerika beserta Atase Pertahanan AS, Adrian J Jansen yang diterima oleh Wakil Asisten Operasi Kasal (Waasops) Laksamana Pertama TNI Ari Soedewo di Markas Besar TNI AL beberapa waktu lalu.

Dalam kunjungan tersebut, dibahas mengenai kerja sama militer serta latihan gabungan antar kedua Angkatan Laut (Combine Maritime Force).

Sumber: Jurnas

Sunday, August 14, 2011

Konga XX-H Bangun Jalan Dungu-Duru

Disepanjang pembangunan jalan Dungu-Duru tersebut, sering dijumpai kampung-kampung warga masyarakat setempat yang rata-rata bekerja sebagai petani di ladang. (Foto: Puspen TNI)

14 Agustus 2011, Kongo (Pos Kota): Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XX-H/MONUSCO (Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo) pimpinan Letkol Czi Widiyanto selaku Komandan Satgas (Dansatgas), tengah membangun jalan Dungu-Duru sepanjang 94 Km. Hal ini berdasarkan Operation Order Force Commander (FC) MONUSCO di Kinshasa Nomor 33/11 tertanggal 7 Juni 2011 dan ditargetkan selesai pada Februari 2012.

Disepanjang pembangunan jalan Dungu-Duru, Afrika, tersebut sering dijumpai kampung-kampung warga masyarakat setempat yang rata-rata bekerja sebagai petani di ladang. Pada saat ini, di Dungu mulai musim penghujan. Oleh sebab itu, masyarakat banyak yang memanfaatkan lahan ladang mereka untuk ditanami jagung, padi, kacang dan lain-lain.

Menurut Letkol Czi Widiyanto, Satgas Kizi TNI mempunyai tugas pokok merehabilitasi dan membangun infrastruktur berupa jalan dan jembatan. Selama melaksanakan tugas di Kongo, sampai saat ini prajurit TNI tidak mengalami hambatan yang berarti. Masyarakat setempat sangat antusias melihat secara langsung bagaimana kinerja prajurit TNI di lapangan, bahkan masyarakat di sekitar banyak yang menonton dan merasa heran ketika melihat peralatan berat TNI di lapangan pada saat pembukaan jalan.

Masyarakat disepanjang jalan Dungu-Duru sangat antusias menyambut adanya pembangunan jalan oleh Kontingen Garuda XX-H. (Foto: Puspen TNI)

Jalan ini juga menjadi satu-satunya akses ekonomi penduduk di wilayah Duru, karena hampir sebagian besar kebutuhan pokok penduduk tersebut berasal dari Dungu. (Foto: Puspen TNI)

Masyarakat di sepanjang pedalaman Kongo umumnya masih baru pertama kali melihat alat berat Zeni tersebut. Peralatan yang diawaki oleh prajurit-prajurit TNI yang profesional, dapat menumbangkan pohon-pohon besar dan merubah kondisi tanah yang tadinya banyak lubang besar, kini sudah tidak ada lagi.

“Jalan ini juga menjadi satu-satunya akses ekonomi penduduk di wilayah Duru, karena hampir sebagian besar kebutuhan pokok penduduk tersebut berasal dari Dungu. Semua masyarakat disepanjang jalan Dungu-Duru sangat antusias menyambut adanya pembangunan jalan oleh Kontingen Garuda XX-H/MONUSCO”, tambah Dansatgas.

Sumber: Pos Kota

Jet Tempur TNI Berlatih Akrobatik


14 Agustus 2011, Jakarta (KOMPAS.com): Delapan pesawat jet tempur TNI-AU berlatih terbang akrobatik di Jakarta Timur, Minggu (14/8/2011). Latihan itu digelar untuk persiapan perayaan peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-66 di Istana Negara Jakarta, Rabu (17/8/2011).

"Teman-teman wartawan bisa menyaksikan persiapan, dan latihan para penerbang tempur kita di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma," kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI-AU, Kolonel (Nav) Azman Yunus.

Menurut Azman, pesawat yang disiapkan sebanyak satu flight (empat unit) F-16 dari Lanud Iswahjudi, Madiun, dan satu flight Sukhoi dari Lanud Hasanuddin, Makassar.

Dalam ,pantauan terlihat para penerbang membentuk formasi berlian (diamond), kepala panah (arrow head), loop (jungkir balik), bubar formasi (break formation) dan sebagainya.

Sukhoi akan Meriahkan HUT ke-66 RI

Satu "flight" pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara akan memeriahkan peringatan HUT ke-66 Republik Indonesia.

"Selain itu, satu flight pesawat tempur F-16 Fighting Falcon juga akan memeriahkan hari jadi RI," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Kolonel Nav Azman Yunus saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan, pesawat-pesawat tempur TNI Angkatan Udara itu akan melakukan terbang lintas di area udara Istana Negara, saat peringatan detik-detik Proklamasi digelar.

Atraksi terbang lintas pesawat F-16 akan dipimpin Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Ian Fuadi.

Untuk terbang lintas Sukhoi dibawah komando Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb M. Untung Suropati.

Pesawat-pesawat tempur TNI Angkatan Udara itu sudah berada di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma sejak Jumat (13/8) dan terus melakukan latihan menjelang pelaksanaan peringatan HUT ke-66 RI.

Sumber: KOMPAS/ANTARA News