Saturday, March 21, 2009

Kolinlamil Siapkan 2 KRI untuk Pemilu

21 Maret 2009, Jakarta -- Meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) sampai saat ini belum mengajukan permintaan, TNI AL telah menyiapkan sejumlah kapal untuk membantu mendistribusikan logistik pemilu ke daerah-daerah terpencil.

Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksamana Muda Bambang Supeno mengatakan, sejak beberapa waktu lalu pihaknya telah menyiapkan dua kapal angkut jenis landing ship tank (LST) dan beberapa kapal jenis patroli cepat (PC) yang sewaktu-waktu siap digunakan KPU untuk mengangkut logistik pemilu ke daerah-daerah. Kedua LST tersebut adalah KRI Teluk Hading-538 yang disiapkan di wilayah barat (Jakarta) dan KRI Teluk Manado-537 di wilayah timur (Surabaya).

Di samping kedua KRI tersebut, TNI AL juga menyiapkan sejumlah kapal PC buatan Fasharkan TNI AL sendiri yang disiapkan di beberapa Lanal seluruh Indonesia. Khusus untuk kapal Patroli Cepat ini dapat dioperasikan di daerah-daerah terpencil (antarpulau) yang tidak bisa dilayari kapal-kapal besar sejenis LST.

Menurut Pangkolinlamil, hingga saat ini belum ada permintaan bantuan dari KPU, baik melalui Mabes TNI maupun Mabes TNI AL. Meski demikian, sejak beberapa waktu lalu pimpinan TNI Al sudah memerintahkan kepada Kolinlamil untuk menyiapkan kapal bila sewaktu-waktu ada permintaan dari KPU. (Suara Karya)

KRI Diponegoro Awali Misi Perdana PBB

Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso memimpin upacara pelepasan Konga XXVIII ke Libanon. (Foto: M. Rizal Maslan/detikFoto)


21 Maret 2009, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso melepas keberangkatan KRI Diponegoro-365 sebagai Satuan Tugas (Satgas) Maritim TNI Kontigen Garuda (Konga) XXVIII-A untuk bergabung dalam Satgas Maritim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Libanon, Jumat (20/3).

Pelepasan dilaksanakan dalam upacara militer di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Jakarta. Djoko mengatakan, TNI sudah puluhan tahun mengirim personel. Namun, baru kali ini ada permintaan menghadirkan armada laut RI dalam suatu misi perdamaian.

"Ini kebanggaan dan kehormatan tersendiri bagi TNI, khususnya TNI AL," kata dia dalam sambutan pelepasan. Djoko meminta, prajurit menjaga kepercayaan yang telah diberikan masyarakat internasional dengan menjalankan tugas penuh tanggung jawab dan profesional.

Tugas utama KRI Diponegoro ialah mencegah masuk dan keluarnya senjata dan material yang berhubungan dengan senjata. Kapal juga akan membantu Angkatan Laut Libanon menegakkan kedaulatan negaranya. Dengan kekuatan 99 personel, KRI Diponegoro juga dilengkapi helikopter BO-105 NV-414. Djoko meminta, keselamatan diri dan material yang telah dipercayakan menjadi perhatian.

Duta Besar Libanon untuk Indonesia Victor Zmeter berterimakasih atas partisipasi Indonesia. "Menunjukkan komitmen Indonesia untuk selalu mengawal perdamaian dunia termasuk di Libanon," katanya. Situasi Libanon terutama yang berbatasan dengan Israel aman dan terkendali karena adanya Pasukan PBB.

Selain Indonesia, beberapa negara telah mengirimkan kapal perangnya seperti Prancis, Turki, Yunani, Italia, Spanyol, dan Jerman. Artinya, Indonesia menjadi negara pertama yang dipercaya PBB, di luar negara Eropa.

Rencananya, KRI Diponegoro yang dikomandani Letkol Arsyad Abdullah itu akan melaksanakan tugas perdamaian selama enam bulan sejak akhir April sampai Oktober 2009. Jika dianggap berhasil, misi dilanjutkan dengan kapal kedua.

Selama satu bulan perjalanan, KRI Dipononegoro akan singgah di beberapa negara seperti Cochin (India), Salalah (Oman), Port Said (Mesir), Beirut (Libanon) dengan jarak tempuh keseluruhan 6.555 mil.

Dalam perjalanan, KRI Diponegoro akan membantu patroli keamanan di wilayah perairan Somalia. Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksmana Pertama Iskandar Sitompul menambahkan, kemungkinan kapal akan berada di wilayah perairan Somalia selama tiga hari sambil menuju Beirut.

"Sesuai hukum laut intenasional, kapal yang melintas perairan tertentu harus turut mengawasi situasi keamanan di wilayah tersebut," katanya. KRI Diponegoro merupakan korvet Sigma pertama yang dipesan TNI AL dari Belanda. Persenjataan kapal ini memang terbilang mutakhir, antara lain meriam super rapid 76 mm, rudal antikapal Exocet MM-40, rudal antipesawat udara Mistral Simbad-Tetral, dan torpedo antikapal selam A-244S. Sistem radar MW 08 yang dimiliki juga sudah terintegrasi dengan sistem senjata. (JurnalNasional)

Dua Kapal AL AS Bertabrakan di Selat Hormuz

USS New Orleans (LPD-18)

21 Maret 2009, Kairo -- Satu kapal selam Angkatan Laut AS dan satu kapal amfibi AS bertabrakan di Selat Hormuz, Jumat, sehingga 15 personil menderita luka ringan, kata Armada Kelima Angkatan Laut AS dalam satu pernyataan di laman Internetnya.

Tabrakan antara USS Hartford (SSNA 768) dan USS New Orleans (LPD-18) terjadi sekitar pukul 01:00 waktu setempat (Jumat, 04:00 WIB), demikian antara lain isi pernyataan yang dikeluarkan dari Manama, Bahrain dan dikutip kantor berita Xinhua.

USS Hartford (SSNA 768)

Sebanyak 15 personil Angkatan Laut di kapal Hartford menderita luka ringan dan kembali bertugas. Tak ada personil di kapal New Orleans yang cedera.

Kerusakan secara keseluruhan pada kedua kapal itu sedang diperiksa. Mesin pendorong di kapal selam tersebut tak terpengaruh oleh tabrakan itu.

Kapal New Orleans mengalami kerusakan pada tangki bahan bakar, yang mengakibatkan tumpahan minyak sebanyak 25.000 galon bahan bakar diesel. Kedua kapal tersebut saat ini beroperasi dengan menggunakan mesin mereka sendiri.

Penyebab kecelakaan itu sedang diselidiki.

Kapal selam dan kapal amfibi tersebut saat ini melakukan operasi rutin sebagaimana jadwal di daerah Komando Pusat Angkatan Laut AS, yang bertanggung jawab melakukan Operasi Keamanan Maritim (MSO).

Sebanyak 40 persen minyak yang diperdagangkan di dunia meninggalkan wilayah Teluk melalui Selat Hormuz, yang berada di ujung selatan Teluk dan diapit oleh garis pantai Iran dan Oman.

MSO menjaga keamanan dan kestabilan lingkungan kelatuan serta menjadi pelengkap dalam operasi kontra-terorisme dan upaya keamanan bagi negara regional.

MSO mencegah pelaku teror internasional menggunakan lingkungan maritim tersebut sebagai tempat melancarkan serangan atau mengangkut personil, senjata, atau barang lain.

Hartford, kapal selam klas Los Angeles yang bertenaga nuklir, adalah kapal kedua Angkatan Laut AS yang diberi nama Hartford, Connecticut. Kapal itu diluncurkan pada Desember 1993, dan dioperasikan satu tahun kemudian.

Pada 25 Oktober 2003, kapal selam Hartford kandas di dekat La Maddalena di Sardinia dengan sangat keras sehingga baling-baling, sonar dan peralatan lain elektronik rusak parah.

Kapal itu, dengan panjang 110 meter, lampu sorot 10 meter, dan rangka 9,8 meter, membawa satu reaktor nuklir sebagai sistem pendorongnya.

Sementara itu kapal New Orleans, kapal angkut amfibi kelas San Antonio, adalah kapal keempat yang bertugas di Angkatan Laut AS dan diberi nama kota New Orleans, Louisiana. Kapal tersebut dirancang untuk mempu mengirim batalion 700 marinir dengan peralatan lengkap.

Kapal perang itu diluncurkan Desember 2004, dan bertugas pada Maret 2007.

Antara

Friday, March 20, 2009

Indonesian warship to help patrol Somalian waters


20 Maret 2009, Jakarta -- Indonesian warship KRI Diponegoro-365, which is part of the Indonesian Maritime Task Force in the Garuda Contingent XXVIII-A in Lebanon, will carry out brief petrol to help maintain security in Somalian waters, the Indonesian military commander said.

Chief of the Indonesian Defense Forces (TNI), General Djoko Santoso said here on Friday that KRI Diponegoro would take part in patrols for three days in Somalian waters during its journey to Lebanon to team up with UNIFIL`s Maritime Task Force (MTF) under the command of Task Force 448 (CTF 448).

"Coordination will be established with all the parties involved in securing these waters. KRI Diponegoro`s participation in the sea patrol is open and officially known to the United Nations," the TNI chief said.

At present 14 foreign warships from several countries such as Japan, the United States, India, Russia, European Union and others, are now deployed to maintain security in Somalian waters.

KRI Diponegoro-365 set off from the Maritime Command Base (Kolinlamil) and passed a number of ports of other countries such as Cochin in India, Salalah in Oman, Port Said in Egypt and Beirut in Lebanon, covering a total distance of 6,555 nautical miles.

Chief of the Indonesian Navy`s Information Service Commodore Iskandar Sitompul said KRI Diponegoro may stay for three days in the Somalian waters proceeding to Beirut, Lebanon.

"This is in line with International Law of the Sea, under which warships passing the waters of certain regions should take part securing the region," Sitompul said.

Somalia`s offshore waters are highly prone to piracy. The international maritime bureau reported that at least 24 attacks had taken place in the region between April and June this year.

Somalian armed groups had held hostage 10 ships recently and asked for a ransom to be paid at Eyl, a former fishery port in the country. (Antara)

SU-35 Flanker Mencapai 100 Kali Uji Terbang

SU-35 saat melakukan demonstrasi terbang pertama kalinya (Foto: RIA Novosti/Ruslan Krivobok)

Pabrik pesawat Sukhoi memberitakan prototipe pesawat tempur SU-35 Flanker telah mencapai 100 kali uji terbang, termasuk menuntaskan pengujian sistem kontrol penerbangan seperti yang dikutip RIA Novosti (20/3).

Selama 6 menit uji terbang pertama SU-35 melakukan sejumlah gerakan akrobatik dan manuver(Foto: RIA Novosti/Ruslan Krivobok)

Keberhasilan uji terbang melibatkan dua pesawat prototipe sedangkan jadwal pengiriman pesawat ke Angkatan Udara Rusia pada 2011 dan berharap dapat mengekspor ke beberapa negara, seperti India, Malaysia dan Aljazair. Sukhoi mengharapkan ekspor SU-35 sedikitnya mencapai 150 pesawat.

Pesawat protitipe akan ditambah sebuah untuk program pengujian di pertenggahan tahun 2009 dan meningkatkan uji terbang hingga 150 – 160 kali.

Radar baru Irbis-E dengan phased antenna array dipasang pada pesawat ini mampu mendeteksi 30 target di udara dan secara simultan mengunci 8 target.

SU-35 sesaat setelah melakukan demonstrasi terbang pertama kalinya (Foto: RIA Novosti/Ruslan Krivobok)

SU-35 ditenagai dua mesin 117S dengan thrust vectoring, dilengkapi satu kanon 30mm serta mampu mengotong persenjataan hingga 8 ton dicantelkan di 12 eksternal payload.

RIA Novosti/@beritahankam

Latihan SAR dan Survival Ditutup Kadisops Lanud Iswahjudi

Para survivor mendapat pertolongan melalui udara dengan pesawat Helikopter jenis Colibri (Foto : Pentak Lanud Iswahjudi).

20 Maret 2009, Madiun -- Setelah berlangsung selama tiga hari penuh, Latihan Dasar SAR dan Survival bagi awak pesawat tempur Lanud Iswahjudi ditutup oleh Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Nanang Santoso mewakili Komandan Lanud Iswahjudi dalam suatu upacara sederhana dipinggiran Danau Sarangan, Magetan, Jawa Timur, Jumat (20/3).

Latihan yang dibagi dalam dua tahap itu, masing-masing dalam bentuk Bina Kelas dan manuver lapangan, selain untuk menguji piranti dan prosedur tetap yang ada dalam rangka membentuk karakter awak untuk pesawat tempur yang tangguh dan pantang menyerah dalam kondisi apapun juga.

Dalam latihan manuver lapangan, diujikan cara-cara untuk bertahan hidup, berpindah-pindah tempat agar tidak tertangkap lawan serta melarikan diri dari daerah musuh termasuk juga melatih kemampuan awak dapat bertahan hidup dan menyelamatkan diri apabila berada di daerah perairan sekalipun.

Selain itu pula, ada beberapa latihan yang diujikan serta diberikan penilaian seperti jalan peta, kompas, turun tebing, tali temali, menembak dan sebagainya. Hasilnya keluar sebagai pelaku terbaik Lettu Pnb Moh. Yunus dari Skadron Udara 14 serta Mayor Pnb Firman Dwi Cahyono dari Skadron Udara 3 sebagai penembak terbaik.

Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro,S.Sos, dalam sambutannya yang di bacakan oleh Kadisops Kolonel Pnb Nanang Santoso pada upacara penutupan latihan menilai, secara keseluruhan latihan berlangsung dengan baik , lancar dan aman. Namun demikian ia berharap perlu adanya evaluasi dan kajian secara menyeluruh agar latihan berikutnya lebih sempurna, apalagi dalam waktu dekat latihan survival tempur tingkat Koopsau II akan dilaksanakan.

Pihaknya juga memuji semangat dan kesungguhan para pelaku, pelatih maupun pendukung lainnya dalam melaksanakan latihan tersebut. Hal ini hendaknya dipertahankan jika perlu ditingkatkan, tegasnya. (TNI AU)

Lanud Supadio Gelar Latihan Survival

Para perwira juga diajarkan cara menangkap ular agar dapat bertahan di hutan

20 Maret 2009, Pontianak -- Latihan survival bagi awak pesawat yang digelar sekali dalam setahun, merupakan latihan yang sangatlah penting bagi para perwira umumnya dan para awak pesawat khususnya. Selain sebagai mekanisme program latihan, juga merupakan metode guna menguji kemampuan fisik dan mental para awak pesawat dan perwira lainnya, dalam menghadapi keadaan bahaya maupun keadaan darurat. Dengan kondisi atau keadaan yang serba terbatas mereka harus mampu mengatasi situasi tersebut dengan baik.

Hal tersebut disampaikan Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Yadi Indrayadi disela-sela Latihan dasar Survival Elang Mandau tahun 2009 di Apron Hanggar Lanud Supadio, Kamis (19/3).

Latihan survival dasar ini sebagai ajang melatih diri dan menambah pengetahuan para awak pesawat dan para perwira tentang cara-cara bagaimana mempertahankan hidup dari kesulitan-kesulitan, baik di darat maupun di air bila sewaktu-waktu pesawatnya mengalami masalah pada saat melaksanakan tugas operasi.

Dalam keadaan bahaya atau darurat para awak pesawat Skadron udara 1 sebagai salah satu satuan pemukul TNI Angkatan Udara, akan selalu berada pada barisan terdepan dalam menghalau musuh yang datang. Oleh sebab itu harus mampu menguasai situasi darurat. Dengan latihan survival dasar ini juga dapat dijadikan sebagai bekal dasar para perwira, untuk mengikuti survival tempur yang akan dilaksanakan di tingkat Koopsau I, Jakarta. ”Karena kemampuan survival tempur ini juga merupakan bagian dari profesionalisme yang perlu dikembangkan secara berlanjut khususnya para awak pesawat Skadron Udara 1,” tambah Danlanud.

Latihan Survival ini digelar selama dua hari melibatkan pelaku sebanyak 40 perwira Lanud Supadio dan Skadron Udara 1, terdiri dari Penerbang, Teknisi dan Perwira Staf yang terbagi dalam empat tim, 30 personel sebagai Komando Latihan (Kolat) dan 15 personel pelatih dari Batalyon 465 Paskhasau. Adapun tahap Latihan survival ini dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain pengetahuan kompas, jalan patroli, pelolosan dari daerah musuh, menembak, caraka malam dan survival air. (TNI-AU)

Marinir Kirim 130 Pasukan ke Ambalat


20 Maret 2009, Sidoarjo -- Komandan Pasmar-1, Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra di Gedangan, Sidoarjo, Jumat melepas 130 prajurit yang akan dikirim untuk menjaga kawasan Perairan Ambalat di perbatasan Malaysia.

Komandan Pasmar-1 dalam sambutannya mengatakan, penugasan kepada segenap prajurit Korps Marinir adalah suatu kepercayaan dari pimpinan sekaligus amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada satuan, diri sendiri dan kepada Tuhan.

"Tugas ini merupakan suatu kehormatan sekaligus merupakan kebanggaan. Oleh karena itu tugas yang diemban harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab," kata jenderal berbintang satu itu.

Ia meminta, sebagai prajurit Korps Marinir, dimanapun bertugas harus senantiasa berfikir, bertindak dan berbuat yang terbaik. Dengan bekal profesionalisme serta disiplin yang telah melekat di dalam dirinya, ia yakin prajuritnya akan dapat melaksanakan tugas dengan baik.

"Tugas kalian yang paling penting adalah, menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan negara dari ancaman, hambatan dan tantangan asing," katanya.

Ia juga berharap agar Satgas Ambalat IX ini dapat bekerja sama dengan satuan tugas yang lain, seperti Polri, TNI dari matra lain dan masyarakat.

"Saat berada di daerah penugasan, isi waktu luang dengan terus melakukan pembinaan sehingga akan menghilangkan rasa jenuh dalam melaksanakan tugas," katanya.

Mereka juga diminta untuk terus mengikuti setiap perkembangan yang terjadi di daerah operasi dengan terus meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan deteksi dini terhadap segala ancaman, hambatan dan gangguan.

"Gunakan prosedur tetap (protap) yang benar pada setiap gerakan dan kegiatan sehingga meminimalkan kerugian personel maupun material," katanya.

Pelepasan itu dihadiri calon Kepala Staf Pasmar-1, Kolonel Marinir L. W. Supit, Asintel Kepala Staf Pasmar-1, Letkol Marinir Edi Zuardi, Asops Kepala Staf Pasmar-1, Kolonel Marinir I Made Wahyu Santoso, Aspers Kepala Staf Pasmar-1, Letkol Marinir Amir Faisol.

Hadir juga Aslog Kepala Staf Pasmar-1, Kolonel Marinir Enjang Suryana, Komandan Brigif-1, Kolonel Marinir K. Situmorang, Komandan Resimen Artileri 1, Kolonel Marinr FX Deddy Susanto, Komandan Resimen Kavaleri 1, Kolonel Marinir Yuliandar, Komandan Resimen Bantuan Tempur 1, Letkol Marinir Suhono dan pejabat lainnya. (AntaraJatim)

213 Kadet AAL Lulus Pendidikan Selam


20 Maret 2009, Surabaya -- Sebanyak 213 dari 220 kadet Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya yang mengikuti pendidikan selam dasar dinyatakan lulus, sedangkan tujuh lainnya tidak lulus.

Pendidikan selam yang berlangsung selama 40 hari itu ditutup oleh Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto di Surabaya, Jumat yang ditandai dengan penyematan brevet kepada peserta yang lulus. Sementara yang tidak lulus harus ikut pendidikan ulang.

Gubernur AAL dalam sambutannya mengatakan, keterampilan selam dasar harus dikuasai dan sangat penting bagi para personel TNI AL yang medan tugasnya selalu berhubungan dengan laut.

"Keterampilan selam itu diproyeksikan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan di laut dan operasi penyelaman bawah air. Keterampilan ini juga untuk mendeteksi dan mengatasi kebocoran minyak dan membersihkan kapal dari karang laut," katanya.

Menghadapi tantangan tugas ke depan, katanya, dibutuhkan kesiapsiagaan personel TNI AL, termasuk para kadet AAL yang merupakan calon perwira matra laut.

"Prajurit matra laut harus mampu melaksanakan operasi penyelaman bawah air dan dapat menampilkan kemampuannya untuk memberikan dukungan terhadap operasi keamanan dalam negeri apabila dibutuhkan," katanya.

Sementara Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin menambahkan, para kadet itu mengikuti pendidikan selam dengan materi berupa, teori, kemampuan renang, menggunakan masker hingga mengambil brevet dengan tanpa dan menggunakan alat.

Ia mengemukakan, keterampilan selam itu nantinya bisa lebih dikembangkan lagi menjadi keterampilan khusus saat kadet sudah menjadi perwira, seperti komando pasukan katak (kopaska) dan intai amfibi (taifib) Marinir.

"Keterampilan ini juga bermanfaat untuk mendukung pelaksanaan operasi tempur laut, selam tempur, operasi amfibi dan sabotase bawah air," katanya. (AntaraJatim)

Panglima TNI Lepas KRI Diponegoro ke Lebanon

JAKARTA, 20/3- MENUJU LEBANON. Panglima TNI Jenderal TNI, Djoko Santoso ( tengah), seusai meninjau KRI Diponegoro 365 di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Jumat ((20/3). KRI Diponegoro yang dilengkapi dengan Helikopter BO - 105 NV - 414, diberangkatkan sebagai Satgas Maritim TNI Konga XXVIII, yang akan bergabung dangan pasukan PBB, untuk tugas penjaga perdamaian di Lebanon. (Foto: ANTARA/ Ujagn Zaelani/nz/09)

20 Januari 2009, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso melepas keberangkatan KRI Diponegoro-365 sebagai Satgas Maritim TNI Kontigen Garuda (Konga) XXVIII-A untuk bergabung dalam Satgas Maritim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (Maritime Task Force/MTF-UNIFIL), Jumat.

Upacara pemberangkatan KRI Diponegoro-365 sebagai dilaksanakan dalam upacara militer di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Jakarta.

KRI Dipononegoro-365 akan singgah di beberapa pelabuhan di beberapa negara seperti Cochin (India)-Salalah (Oman)-Port Said (Mesir)-Beirut (Lebanon) dengan keseluruhan jarak tempuh mencapai 6.555 mil laut.

UNIFIL saat ini memiliki kekuatan pasukan berkisar 13.000 personel, yang terdiri dari pasukan darat dan pasukan laut. Pasukan darat terdiri dari dua sektor, yaitu sektor barat dan timur. Pasukan darat dan laut tetap dibawah kendali dari Force Commander UNIFIL yang saat ini dijabat Mayjen Claudio Graziano dari Itali.

Di Lebanon, KRI Diponegoro akan bergabung dalam Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) UNIFIL dibawah Comander Task Force (CTF 448) dimana beberapa negara telah mengirimkan kapal perangnya seperti Prancis, Turki, Yunani, Italia, Belgia, Spanyol, dan Jerman.

Persyaratan minimal untuk kapal perang yang akan bergabung dalam MTF UNIFIL antara lain, mampu mengoperasikan/mengendalikan heli, mampu melaksanakan SAR, mampu melaksanakan RAS (Pengisian BBM di laut), memiliki fasilitas kesehatan kelas satu, dan memiliki "combat management system" secara "real time".

Helikopter BO-105 NV-144 (Foto: Puspenerbal)

Selain itu mampu melaksanakan "self protection", memiliki kemampuan mengidentifikasi kawan/lawan (IFF) memiliki berbagai jenis persenjataan serta mampu memberikan bantuan kepada Angkatan Laut Lebanon. KRI Diponegoro-365 juga dilengkapi helikopter BO-105 NV-414.

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII dikomandani oleh Kolonel Laut (P) Aan Kurnia dan Komandan KRI Diponegoro-365 adalah Letkol Laut (P) Arsyad Abdullah.

JAKARTA, 20/3 - MELEPAS SANG AYAH. Edo ( 6 bulan), digendong ibunya melepas sang Ayah berangkat tugas menggunakan KRI Diponegoro 365 di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Jumat ( 20/3). KRI Diponegoro yang dilengkapi dengan Helikopter BO - 105 NV - 414, diberangkatkan sebagai Satgas Maritim TNI Konga XXVIII, yang akan bergabung dangan pasukan PBB, untuk tugas penjaga perdamaian di Lebanon. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/nz/09)

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, in merupakan kali pertama TNI khususnya TNI AL mengirimkan satgas maritimnya dalam misi perdamaian PBB.

"Ini, merupakan kebanggaan dan kehormatan tersendiri bagi TNI dan khususnya TNI AL. Karena itu, jaga kepercayaan yang telah diberikan masyarakat Intermasional dengan menjalankan tugas yang diamanatkan dengan penuh tanggungawab dan profesional" ujarnya.

Rencananya, KRI Diponegoro akan melaksanakan tugasnya selama enam bulan hingga Oktober 2009 dan jika dianggap berhasil akan dilanjutkan misinya dengan kapal kedua.(Antara)

42 Perwira Marinir Berlatih Menembak dengan Mortir

19 Maret 2009, Surabaya -- Sebanyak 42 perwira siswa (pasis) Korps Marinir yang menempuh pendidikan di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) saat ini berlatih menembak dengan senjata bantuan infanteri, seperti mortir.

"Pada latihan yang dilakukan di Puslatpur Purboyo, Malang itu, pasis didril agar menguasai teknik menembak menggunakan 'General Purpose Machine Gun' (GPMG), senjata Mortir 60 mm, dan Mortir 81 mm," kata Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin di Surabaya, Kamis.

Ia menjelaskan, latihan itu ditujukan untuk membekali para pasis dengan pengetahuan dan ketrampilan taktik dan teknik menembak senjata yang dapat menunjang tugas mereka nantinya sebagai komandan peleton senapan.

"Setelah selesai melaksanakan latihan ini diharapkan para pasis mampu memahami dan menguasai aplikasi taktik senjata bantuan infantri. Mereka juga diharapkan menguasai prosedur permintaan bantuan tembakan dalam peperangan," katanya.

Kepala Departemen Marinir AAL Kolonel (Mar) Susmono menambahkan, senjata bantuan infantri memegang peranan penting dalam peperangan darat.

Sementara Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto berharap agar para pasis itu nantinya
mampu menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi sesuai bidang tugasnya dan bisa menjadi pemimpin pada unit-unit organisasi terkecil.

"Seorang perwira Marinir harus mampu melaksanakan tugas-tugas sebagai komandan peleton infantri, menggunakan senjata bantuan Marinir serta memahami tugas-tugas sebagai komandan kompi," katanya. (AntaraJatim)

Idealnya Indonesia Miliki 52 Korvet

KRI Ki Hajar Dewantara salah satu korvet milik TNI AL buatan eks Yugoslavia (Foto: Karbol1978)

19 Maret 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan, idealnya Indonesia mempunyai 52 kapal perang jenis Korvet untuk mengawal wilayah perairan Indonesia, namun karena keterbatasan anggaran kemampuan ideal itu belum bisa terwujud.

"Setiap penambahan kapal baru pasti akan mengurangi jatah untuk anggaran kesehatan dan pendidikan," kata Juwono Sudarsono di Jakarta, Kamis (19/3).

Menurut Juwono, dirinya cukup bangga dengan TNI yang bisa mempertahankan kemampuan dengan keterbatasan aspek fisik yang ada. Ia mengatakan, saat ini dengan hadirnya empat kapal Korvet jenis baru buatan Belanda maka jumlah kapal sejenis yang ada menjadi delapan, empat yang lain merupakan kapal era 1980-an, yaitu KRI Falatehan, KRI Malahayati, KRI Ki Hajar Dewantara, dan KRI Nala.

"Dari empat kapal yang dipesan dari Belanda, sudah tiga kapal yang masuk jajaran TNI AL dan satu yang terakhir yaitu KRI Frans Kasiepo akan diberangkatkan April dari Belanda dan kemungkinan baru sampai pertengahan Mei," katanya.

Ia mengatakan, kapal Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) yaitu KRI Diponegoro, KRI Sultan Hasanudin, KRI Iskandar Muda dan KRI Frans Kasiepo itu merupakan generasi baru dan baru sedikit negara yang mempunyai kapal jenis itu.

"Di Asia baru Indonesia yang mempunyai kapal jenis itu, bahkan Pemerintah Belanda juga memesan kapal itu bersamaan dengan pesanan Indonesia," katanya didampingi Karo TU Dephankam Laksamana Pertama Agus Purwanto.

Korvet kelas SIGMA dirancang memiliki kemampuan sebagai kapal patroli yang mampu menembus segala cuaca. Menurut Menhan, sejumlah teknisi dari Angkatan Laut dan PAL juga dikirim ke galangan kapal itu untuk bisa melakukan perbaikan kapal, agar pemeliharaan kapal itu bisa dilakukan teknisi di Indonesia. "Tingkat ketergantungan dari pemeliharaan dari luar negeri akan terus dikurangi supaya menekan biaya pemeliharaan," katanya.

Dalam jangka panjang, Menurut Menhan, Indonesia harus melakukan kerjasama dengan galangan kapal dunia agar bisa mempunyai kemampuan membuat Korvet di dalam negeri. "Korea saja bekerja sama dengan galangan kapal di Jerman untuk menguasai teknologi itu yang memerlukan waktu 10 sampai 15 tahun," katanya.

Terkait kehawatiran sulitnya suku cadang perangkat keras dan persenjataan kapal Korvet baru itu di masa mendatang, Laksamana Pertama Agus Purwanto mengatakan, teknologi perangkat keras dan persenjataan di kapal itu jika sudah rusak bisa diganti dengan teknologi yang ada di dalam negeri atau pasaran bebas di negara lain. "Ibaratnya, jika ada bagian komputer di kapal itu yang rusak maka bisa diganti dengan perangkat yang ada di Indonesia atau mencari di negara lain, demikian juga sistem senjatanya bisa diganti dengan yang lain ," katanya. (MediaIndonesia)

Panglima TNI: Perairan Indonesia Rawan Disusupi Musuh

ACEH BESAR, 19/3 - KAPAL PERANG. Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso (kanan) berbicara dengan Gubernur NAD, Irwandi Yusuf (kiri) pada pengukuhan KRI Sultan Iskandar Muda di pelabuhan Malahayati, Aceh Besar, Kamis (19/3). Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso bersama Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Irwandi Yusuf dan Kasal TNI-AL Laksamana Tedjo Edhy P meresmikan KRI Sultan Iskandar Muda dan KRI Alkura sebagai kapal perang dalam mempertahankan kedaulatan NKRI. (Foto: ANTARA/Ampelsa/ss/ama/09)

19 Maret 2009, Banda Aceh -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, wilayah perairan Indonesia yang sangat luas dan terbuka berpotensi untuk disusupi kekuatan dari luar.

"Indonesia memiliki panjang pantai sekitar 81 juta kilometer dan sangat terbuka, sehingga sangat rawan dimasuki dari berbagai arah," katanya saat mengukuhkan kapal Korvet Sigma Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 sebagai Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di Pelabuhan Malahayati, Banda Aceh, Kamis.

Dijelaskannya, di dunia terdapat sembilan titik alur laut strategis, empat diantaranya terdapat di Indonesia yakni Selat Malaka, Selat Sunda di wilayah barat Indonesia dan Selat Lombok dan Selat Omewetar di wilayah timur Indonesia.

Masing-masing memiliki potensi kerawanan, misalnya di Selat Malaka yang merupakan laut terpadat di dunia yang menjadi perlintasan sekitar 140 kapal setiap harinya. Dari 140 kapal yang melintas itu, 50 persennya mengangkut minyak dunia.

"Karena itu, perlu dukungan alat utama sistem senjata yang memadai demi tegaknya kedaulatan dan keamanan negara termasuk unsur-unsur kekuatan matra laut," ujarnya.

Djoko mengatakan, penambahan kapal perang ke jajaran TNI khususnya TNI AL merupakan salah satu komitmen pemerintah untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara.

Oleh karena itu, selama anggaran tersedia TNI terus akan melakukan penambahan alutsista. TNI AL berencana menambah satu Korvet yang tidak lama lagi akan datang yakni KRI Frans Kaisiepo dan menambah kapal selam.

Panglima TNI menegaskan, pihaknya akan memaksimalkan seluruh armada yang ada untuk mengamankan dan menjaga kedaulatan Negara Kesataun Republik Indonesia (NKRI).

KRI Sultan Iskandar Muda merupakan salah satu dari empat kapal korvet yang dipesan Pemerintah Indonesia dari galangan kapal Schelde Navel Shipbuilding, Belanda.

KRI Sultan Iskandar Muda-367 dibangun mulai Mei 2006 dan diberi nama pada 27 November 2007, diserahkan kepada pemerintah Indonesia pada 299 Agustus 2008 dan diresmikan pada 18 Oktober 2008.

Korvet kelas SIGMA dirancang secara unik sesuai bentuk dan model Ship Integrated Geometrical Modularity Approach (SIGMA) yang memiliki fleksibilitas sebagai kapal patroli AL yang mampu menembus segala cuaca.

Kapal ini memiliki bobot 1.819 ton, panjang geladak utama 90,71 meter, draft 3,46 meter, lebar 13,02 meter, tinggi 8,2 meter, kecepatan jelajah 18 knot, dan daya dorong 2 X SEMTP Pielstick.

Sebelumnya, TNI AL telah memiliki kapal jenis ini yakni KRI Diponegoro-365 dan KRI Hasanuddin-366 yang telah bergabung dengan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim).

Selain KRI Sultan Iskandar Muda-367, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso juga mengukuhkan KRI Al Kura- 830 yang merupakan kapal patroli cepat (PC) 40 produksi Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Mentigi Tahun Anggaran (TA) 2007. (Republika)

PT. DI Serahkan Helikopter NBO-105 kepada TNI AD

BANDUNG, 19/3 - PRODUK TERAKHIR. Sejumlah teknisi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan TNI Angkatan Darat mengecek Helikopter Nusantara Bolkow (NBO -105) saat serah terima dari PTDI ke TNI AD, di hanggar PTDI, di Bandung, Jawa Barat, Kamis (19/3). TNI AD memesan satu Helikopter Nusantara Bolkow yang merupakan produksi terakhir di duunia yang rencanannya akan digunakan untuk Skuadron tempur TNI AD di Pondok Cabe Jakarta. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ed/ama/09)

19 Maret 2009, Bandung -- BANDUNG--MI: PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan satu unit helikopter NBO-105 CBS kepada TNI Angkatan Darat, Kamis (19/3).

Penyerahan helikopter tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PTDI Budi Santoso kepada Assisten Logistik KSAD Mayjen TNI Hari Krisnomo SIP di Gedung GPM PTDI Jalan Padjadjaran Kota Bandung. "Hari ini kami menyerahkan helikopter NBO-105 CBS ke-122 yang merupakan pesawat NBO-105 terakhir dari perjanjian lisensi PTDI dengan MBB," kata Direktur Utama PTDI Budi Santoso.

Menurut Budi, helikopter yang diserahkan siang itu merupakan helikopter NBO-105 yang ke-25 yang dimiliki TNI-AD. Penyerahan helikopter kepada TNI AD itu merupakan realisasi dari kontrak pengadaan satu unit helikopter NBO-105 CBS yang ditandatangani pada 13 Desember 2007 antara Mabes TNI Angkatan Darat yang diwakili Pusat Penerbang Angkatan Darat (Puspenerbad) dan PTDI.

"Helikopter NBO-105 mulai diproduksi PTDI tahun 1976, sampai saat ini sudah 122 helikopter yang dihasilkan dan dioperasikan oleh sipil maupun militer," kata Budi. Diantaranya dioperasikan oleh TNI AD sebanyak 24 unit ditambah helikopter NBO-105 terakhir yang diserahkan Kamis ini.

Dalam perjalanannya PTDI yang sudah berusia 33 tahun sudah banyak menghasilkan pesawat yang dioperasikan jajaran TNI maupun memenuhi pesanan dari dalam maupun luar negeri. (MediaIndonesia)

Konga XXIII-C Operasi Penempatan Pasukan

Konga XXIII-C/Unifil menggelar operasi penempatan pasukan di daerah tanggung jawab Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/Unifil. Operasi dipimpin oleh Dansatgas Letkol Inf. R. Haryono.

Konga XXIII-C/Unifil selama 3 hari berturut-turut mulai tanggal 16 hingga 18 Maret 2009 melaksanakan operasi penempatan pasukan secara maksimal di daerah tanggung jawab Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/Unifil. (Letkol Arh Hari Mulyanto/pembaca/foto.detik)

Selama operasi ini, Kontingen Garuda juga melaksanakan pemantauan daerah operasi yang dijadikan pos pengamatan. (Letkol Arh Hari Mulyanto/pembaca/foto.detik)

Tank-tank juga dikerahkan dalam operasi ini. Tampak dua tank milik Kontingen Garuda sedang bersiaga. (Letkol Arh Hari Mulyanto/pembaca/foto.detik)

Panglima TNI Kukuhkan Dua Kapal Perang

Pasukan TNI Angkatan Laut melakukan upacara pengukuhan nama untuk KRI Iskandar Muda di pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar (19/3). Acara ini turut dihadiri Panglima TNI, Jenderal Djoko Santoso. (Fahreza Ahmad/Acehkita.com)

19 Maret 2009, Banda Aceh -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengukuhkan Kapal Perang Sultan Iskandar Muda-367, sebagai Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).

Pengukuhan kapal perang jenis Korvet Kelas Sigma itu ditandai dengan penekanan tombol oleh Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, di Pelabuhan Malahayati, Banda Aceh, Kamis.

KRI Sultan Iskandar Muda merupakan salah satu dari empat kapal korvet yang dipesan Pemerintah Indonesia dari galangan kapal Schelde Navel Shipbuilding, Belanda.

ACEH BESAR, 19/3 - KAPAL PERANG. Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Irwandi Yusuf (kanan) bersama Kasal TNI-AL Laksamana Tedjo Edhy P (dua kanan) memberikan penghormatan dari atas kapal saat pengukuhan KRI Sultan Iskandar Muda sebagai kapal perang di Pelabuhan Malahayati, Aceh Besar, Kamis (19/3). Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso bersama Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Irwandi Yusuf dan Kasal TNI-AL Laksamana Tedjo Edhy P meresmikan KRI Sultan Iskandar Muda dan KRI Alkura sebagai kapal perang dalam mempertahankan kedaulatan NKRI. (Foto: ANTARA/Ampelsa/ss/ama/09)

KRI Sultan Iskandar Muda-367 dibangun mulai Mei 2006 dan diberi nama pada 27 November 2007, diserahkan kepada pemerintah Indonesia pada 299 Agustus 2008 dan diresmikan 18 Oktober 2008.

Korvet kelas SIGMA dirancang secara unik sesuai bentuk dan model Ship Integrated Geometrical Modularity Approach (SIGMA) yang memiliki flexibility dan affordability sebagai kapal patroli AL yang mampu menembus segala cuaca.

Kapal ini memiliki bobot 1.819 ton, panjang geladak utama 90,71 meter, draft 3,46 meter, lebar 13,0,2 meter, tinggi 8,2 meter, kecepatan jelajah 18 knot, dan daya dorong 2 X SEMTP Pielstick.

Sebelumnya, TNI AL telah memiliki kapal sejenis ini yakni KRI Diponegoro-365 dan KRI Hasanuddin-366 yang telah bergabung dengan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim).

Selain KRI Sultan Iskandar Muda-367, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso juga mengukuhkan KRI Al Kura- 830 yang merupakan kapal patroli cepat (PC) 40 produksi Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Mentinggi dan Manokwari Tahun Anggaran (TA) 2007.

Selain memiliki panjang 40 meter, kapal ini juga memiliki panjang garis 34,6 dratf 7, 35 meter, bobot mati 100 ton, kecepatan maksimal 29 knot, kecepatan jelajah 36 knot.(Antara)

Wednesday, March 18, 2009

Kolonel Amadi Heri Komandan Satuan Kapal Amfibi

KRI Surabaya-591 salah satu kapal perang yang dibina satuan kapal amfibi

18 Maret 2009, Surabaya - Kolonel Laut (P) Ahmadi Heri Purwono dilantik menjadi Komandan Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menggantikan Kolonel Laut (P) Harjo Susmoro di Surabaya, Rabu.

Ahmadi Heri Purwono sebelumnya menjabat Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan, sedangkan Harjo Susmoro akan menjadi Asisten Operasi (Asops) Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Jakarta.

Ahmadi Heri Purwono yang merupakan alumni Akademni TNI Angkatan Laut (AAL) tahun 1988 sebelum menjabat sebagai Komandan Lanal Balikpapan pernah bertugas di staf operasi Koarmatim.

Pangarmatim, Laksda TNI Lili Supramono dalam sambutannya mengatakan, serah terima jabatan merupakan suatu tuntutan yang wajar dari proses dinamika organisasi.

"Serah terima jabatan ini di dalamnya mengandung makna penting bagi upaya kesinambungan pembinaan dan pengembangan organisasi serta pembinaan karier personel," katanya.

Ia meminta agar jabatan itu dipandang sebagai suatu kehormatan, kepercayaan dan peluang yang harus dimanfaatkan untuk membangun reputasi dan prestasi yang lebih baik.

Satuan amfibi, menurut dia, merupakan komando pelaksana yang bertugas melakukan pembinaan kekuatan dan kemampuan tempur unsur-unsur yang terlibat dalam peperangan amfibi.

Karena itu ia meminta kepada pejabat baru agar menciptakan ide-ide baru sehingga tidak terjebak pada rutinitas. Hanya dengan terobosan-terobosan yang positif seorang perwira akan mendapatkan keunggulan.

AntaraJatim

TNI Akan Menambah Radar Untuk Deteksi Pelanggaran Udara

18 Maret 2009, Jakarta -- Pelanggaran di udara terus terjadi. TNI akan memperkuat radar-radar guna mengantisipasi pelanggaran udara secara dini.

"Itu sudah saya laporkan ke Menko Polhukam. Biasanya, Menko Polhukam melapor ke Menlu untuk kemudian melakukan proses," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso.

Hal ini disampaikan dia usai acara pengarahan pedoman netralitas TNI di dalam pemilu di Markas Komando Pertahanan Nasional Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (18/3).

Menurut dia, TNI akan menambah radar-radar khususnya di Indonesia Timur. Namun, Djoko tidak menyebut jumlah pasti radar itu. (Solopos)

RI-Jepang Antisipasi Keamanan Nontradisional

TOKYO, 17/3. LEMHANNAS JEPANG - Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) berbincang dengan President National Institute for Defence Studies (NIDS), Masatoshi Shimbo saat berkunjung ke lembaga setingkat Lemhannas itu di Tokyo, Selasa (17/3). Sjafrie di Jepang mengikuti pertemuan para pejabat senior Departemen Pertahanan dari ASEAN dan Jepang yang berlangsung 17-18 Maret 2009 (Foto: ANTARA/Benny S Butarbutar)

18 Maret 2009, Tokyo -- Pemerintah Indonesia bersama negara-negara ASEAN dan Jepang sepakat meningkatkan kerjasama multi lateral untuk menghadapi ancaman keamanan nontradisional.

Parliementary Secretary for Defence, Ryota Takeda ,mengatakan peningkatan ancaman keamanan nontradisional di Asia-Pasifik mengharuskan negara-negara ini perlu meningkatkan kerja sama multilateral dengan negara-negara yang menjadi pemain utama di kawasan tersebut.

Termasuk di antaranya perlu melibatkan kehadiran Amerika Serikat. ”Negara-negara ASEAN kini sudah semakin menunjukkan peningkatan kapasitas kerja samanya dalam menghadapi tantangan keamanan di area yang semakin luas.

Jepang ingin ikut membantu meningkatkan kerja samanya baik secara bilateral maupun multilateral,” kata Takeda dalam sambutan yang disampaikan pada acara pembukaan ASEAN-Japan Security Talks (AJST) yang berlangsung di Keio Plaza Hotel, Tokyo, kemarin.

Takeda menambahkan, kawasan Asia-Pasifik kini tidak saja menghadapi tantangan keamanan dalam bentuk yang tradisional seperti isu Korea Utara, keamanan di Selat Malaka, tetapi juga nontradisional yaitu terorisme, pembajakan, juga bencana alam. Dia mengungkapkan keinginan Jepang untuk membangun kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara pemain kunci di kawasan Asia-Pasifik, termasuk dengan AS.

”Tujuan utama pertemuan ini adalah untuk mendorong peningkatan hubungan personal di antara pejabat tinggi setingkat menteri pertahanan melalui pembicaraan yang terbuka, ”kata Takeda Sekjen Departemen Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, tantangan keamanan kawasan Asia-Pasifik tidak bisa lagi diselesaikan secara sendiri-sendiri.

Karena itu, perlu sinergi dan saling ketergantungan yang saling menguntungkan guna membangun stabilitas kawasan. ”Ini sangat penting karena sangat bermanfaat untuk berbagi informasi dan pengalaman serta bertukar pandangan antara Jepang dan ASEAN dalam mengatasi ancaman di masa-masa mendatang yang tentunya semakin kompleks, ”tandas Sjafrie.

Sejumlah tantangan keamanan bersama di Asia-Pasifik dari perspektif Indonesia yang dapat mengganggu stabilitas kawasan adalah terorisme, keamanan maritim, operasi perdamaian, senjata pemusnah massal, bencana alam, serta penyelundupan narkoba dan manusia. Penanganan terorisme dalam perspektif saat ini, tambah dia, tidak bisa diselesaikan secara domestik, tetapi harus melalui komunitas internasional.

Penanganan terorisme perlu juga mencari akar masalahnya yang memicu merebaknya terorisme seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, dan kesalahan interpretasi mengenai konsep agama. Mengenai keamanan maritim yang berfokus pada Selat Malaka, Indonesia berpendapat diperlukan bantuan dan kerja sama dengan Jepang dan kalangan internasional lain.

Hal itu juga perlu terus dilanjutkan meski secara fisik merupakan kewenangan negara yang memiliki garis pantai atas Selat Malaka (litoral state). Menyinggung soal senjata pemusnah massal, Sjafrie mengatakan, dideklarasikannya kawasan bebas senjata nuklir di ASEAN perlu lebih dioptimalkan, termasuk melibatkan Jepang untuk menandatangani deklarasi tersebut. (Sindo)

Koopsau II Evaluasi Program Kerja

18 Maret 2009, Makassar -- Sebanyak 19 Komandan Pangkalan TNI AU (Dan Lanud) yang berada di jajaran Komando Operasi TNI AU (Koopsau ) II membawahi kawasan tengah dan timur Indonesia, berkumpul di Markas Koopsau II, Makassar. Kedatangan mereka dalam rangka melaksanakan rapat kerja teknis (Rakernis) Koopsau II tahun 2009, Selasa (17/3) hingga Rabu (18/3) hari ini.

Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) II Marsekall Muda (Marsda) TNI Yushan Sayuti, dalam amanah pada pembukaan rakernis di ruang Suryadarma, Makoopsau II Makassar mengatakan, sasaran dari kegiatan Rakernis mencakup lima point.

Pertama untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja Koopsau II tahun 2008. Kedua menerima masukan dari satuan bawah dengan segala permasalahannya, ketiga memberikan gambaran kepada satuan bawah tentang rencana program kerja tahun 2009, keempat menyamakan persepsi dan interpretasi antara Koopsau II dan Lanud jajaran, khususnya yang terkait dengan hasil Rapim TNI maupun Rapim TNI AU.

"Dan kelima meningkatkan Koordinasi antara Koopsau II dengan Lanud jajarannya," ungkapnya kepada wartawan.

Hari pertama, Rakernis diisi dengan paparan para Asisten Koopsau II dan pejabat yang ditunjuk serta diskusi dan tanya jawab seputar permasalahan yang dihadapi di lapangan. Pada Rakernis kali ini juga diisi ceramah komunikasi oleh pakar komunikasi, Aqua Dwipayana.

Aqua Dwipayana yang secara khusus datang dari Image communication Jakarta, membawakan materi tentang kiat-kiat melakukan komunikasi dengan media massa. "Pak Aqua Dwipayana dianggap sudah memahami karakter di TNI," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Aqua Dwipayana memaparkan perlunya TNI AU menjalin komunikasi dengan media massa. Dijelaskan juga, tentang teknik-teknik berkomunikasi serta dampaknya, bila melakukan komunikasi atau tidak melakukan komunikasi dengan media masa. (UjungpandangEkspres)

Putra Ambon Tewas Dalam Baku Tembak


17 Maret 2009, Ambon -- Jasad almarhum Pratu Yusuf Saiful, anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 754/Eme Neme Kangasi (ENK) Kodam XVII/Cendrawasih yang tewas dalam kontak senjata di Ketinggian Monia, Papua, kemarin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kapahaha Ambon.

Proses pemakaman dilakukan dalam bentuk upacara penghormatan terakhir dan dipimpin Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI M Noer Muis. Turut hadir, Wakil Gubernur Ir Said Assagaff, Kapolda Brigjen Pol Drs Totoy Herawan Indra, Danlantamal Marsma TNI Sudarsono serta prajurit TNI/Polri dan ibu-ibu Persit Kartika Chandra Kirana.

Suasana duka sangat terasa dikalangan keluarga almarhum. Meski demikian kedua orang tua almarhum Andi Yusup Limpo dan Ny. Fatma Yusup tetap tabah. Isak tangis keluarga mengantar jenazah korban saat prajurit Denkav 5/BLC menurunkan jenazah ke liang lahat diiringi tembakan salvo.

Usai prosesi pemakaman, pangdam memberikan bendera merah putih yang digunakan menutup peti mati kepada kedua orang tua almarhum dan dilanjutkan dengan penyampaian ucapan belasungkawa oleh para pejabat yang menghadiri proses pemakaman.

Pangdam kepada wartawan mengatakan, sebagai prajurit yang gugur dalam usaha mempertahankan kedaulatan NKRI, Pratu Saiful pantas untuk diberi tempat yang layak di TMP Kapahaha. ’’Anggota TNI, Polri dan para pejuang yang mempunyai jasa besar bagi bangsa ini, termasuk almarhum memiliki hak untuk dimakamkan di tempat ini (TMP, red),’’ tegas Pangdam.

Terkait dengan kenaikan pangkat sebagai bentuk penghargaan atas jasa almarhum, Pangdam mengatakan semuanya diserahkan pada kesatuannya di Kodam XVII/Cenderawasih. ’’Untuk ketentuan tersebut akan diproses di Kodam XVII/Cenderawasih. Kita menindaklanjuti proses pemakaman almarhum yang berasal dari Maluku,’’ kata jenderal dengan dua bintang di pundak ini.

Almarhum tewas di ketinggian Monia, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua saat terlibat kontak senjata dengan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sabtu (14/3) lalu. Pratu Saiful adalah anggota Yonif 754/ENK yang bertugas di Pos Penjagaan Gurage, Distrik Mulia. Dia menjabat wakil komandan regu 1, Pleton III, Kipan D Yonif 754 yang bertugas sebagai Satgas Rajawali sejak November 2008.

Sebelum terjadi kontak senjata hari Sabtu (14/3), pada Jumat (13/3) malam sekitar pukul 20.00 WIT dan 24.00 WIT, anggota separatis menyerang Pos Gurage. Namun saat itu tidak terjadi aksi baku tembak.

Sabtu pagi, almarhum dan rekan lainnya mendapatkan informasi dan perintah untuk melaksanakan patroli di ketinggian Monia. "Korban yang pertama kali melihat dan langsung mengejar sekelompok orang tersebut. Di ketinggian Monia, terjadi kontak senjata dan tertembak mengenai pelipis kiri hingga tewas ditempat,’’ jelas Pangdam. (AmbonExpress)

Luas Laut Indonesia Akan Bertambah


BANDUNG, 18/3 - 80 TAHUN MUCHTAR KUSUMAATMADJA. Menlu Hassan Wirajuda memberikan sambutannya saat acara "Annual Lecture 80 Tahun Muchtar Kusumaatmadja" di Aula Graha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/3). Muchtar Kusumaatmadja merupakan Menteri Luar Negeri Indonesia yang mengusulkan Konferensi Hukum laut pada tahun 1960 yang kemudian Konsepsinya diakui Oleh PBB sebagai Konvensi Hukum laut Dunia (mengenai Garis batas landas kontinen serta Zona Ekonomi Eksklusif) yang diakui pada tahun 1982. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ED/nz/09)

18 Maret 2009, Bandung -- Luas laut Indonesia akan bertambah jika pemerintah berhasil melobi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang konsep baru penentuan koordinat garis pangkal laut Indonesia.

Jika disetujui PBB, Indonesia bisa mempertegas batas-batas wilayah kepulauan Indonesia.

Selain melobi PBB, Indonesia juga akan berdiplomasi dengan 10 negara yang berbatasan langsung, seperti, Malaysia,Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, India, Papua Nugini, Palau, Timor Leste dan Australia.

Garis pangkal kepulauan merupakan garis pangkal lurus, yang ditarik menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau dan karang-karang terluar yang digunakan untuk menutup seluruh atau sebagian dari negara kepulauan.

"Garis pangkal akan membuka peluang perluasan wilayah laut kita dan juga batas tegasnya," kata Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, di Universitas Padjadjaran, Jl Dipati Ukur, Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/3).

Saat ditanya berapa luas yang akan bertambah, Hassan belum bisa merinci. Ia mengatakan berdasarkan konsep Wawasan Nusantara yang dimiliki Indonesia tidak lebih dari 6,2 juta kilometer persegi.

"Indonesia akan berusaha melakukan diplomasi kepada PBB dan negara tetangga," kata Hassan. (SoloPos)

Lanud Sultan Hasanuddin Laksanakan Survival Dasar


17 Maret 2009, Makassar -- Sebanyak 128 personel Lanud Sultan Hasanuddin terdiri dari awak pesawat Skadron Udara 11 , Skadron Udara 5 serta pelaku dan pendukung dari Skadron Teknik 044, Dinas Operasi , Logistik, Personel, Staf khusus, Kesehatan dan Batalyon Paskhas 466 terlibat latihan survival dasar tahun anggaran 2009 selama tiga hari tanggal 18 s.d 20 Maret didaerah Waduk Bili-bili Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar yang yang diawali pembukaan dengan upacara militer di Apron Galaktika bertindak sebagai Inspektur Upacara Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI IB.Putu Dunia, diikuti oleh seluruh anggota Lanud Sultan Hasanuddin dan Batalyon 466 Paskhas, Rabu (18/3).

Hadir Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Arif Mustofa yang bertindak sebagai Direktur Latihan Survival Dasar TA 2009, dan para Wasdal (Pengawas dan Pengendalian) latihan yaitu Kepala Dinas Logistik Kolonel Tek Anwar Kasim, Kadisops Letkol Pnb Eko Dono Indarto, Kadispers Kolonel Pnb Djamaluddin serta Komandan batalyon 466 Paskhas dan Para Komandan Satuan dan Pejabat Staf lainnya.

Pembukaan latihan survival dasar yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun tersebut ditandai dengan penyematan tanda peserta latihan kepada perwakilan oleh Inspektur upacara , adapun tahap-tahap latihan meliputi materi latihan berupa teori yang dilaksanakan di Markas Batalyon 466 Paskhas dan praktek lapangan selama dua hari yang dilaksanakan di daerah Bili-bili Kabupten Gowa dan di AWR (Air Weapon Range) daerah Kabuputen Takalar Sulawesi Selatan.

Dalam kesempatan pembukaan latihan survival dasar, Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI IB.Putu Dunia menyampaikan bahwa keberhasilan latihan ini tentunya sangat ditentukan oleh kecermatan dalam perencanaan, keseriusan melaksanakan kegiatan, serta perlunya kejelian pengawasan dan evaluasi pada setiap perkembangan yang terjadi di lapangan.

Selanjutnya dikatakan, semua proses itu merupakan tanggung jawab seluruh komponen latihan , baik kolat, pelaku maupun pendukung, dengan demikian menjadi suatu kaharusan dari setiap komponen yang terlibat untuk mentaati aturan-aturan yang ada demi tercapainya sasaran latihan survival dasar ini. “ Dalam latihan ini kita akan berinteraksi dengan masyarakat, kata Komandan Lanud, untuk itu saya pesankan untuk menjaga diri dengan baik, berkomunikasi dengan santun serta menghargai masyarakat sekitar.” Tegas Komanan Lanud.

Kepada peserta latihan, Komandan Lanud menekankan, agar melaksanakan latihan ini dengan sungguh-sungguh tanpa mengabaikan faktor keamanan dan keselamatan, sesuaikan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah dibuat, dan yang tidak kalah pentingnya adalah agar tetap menjunjung tinggi disiplin dan nama baik satuan. Hadapi dinamika lapangan dengan semangat tinggi , sehingga setiap menghadapi permasalahan dapat segera teratasi dengan mengambil keputusan yang cepat dan tepat. (TNI AU)

Kunjungan KSAL Thailand

Kasal Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, S.H menerima Kasal Kerajaan Thailand atau Commander in Chief Royal Thai Navy Laksamana Khamthorn Phumhiran beserta beberapa orang stafnya. (Dispenal/detikFoto)

18 Maret 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno menerima kunjungan kehormatan KSAL Thailand Laksamana Khamthorn Phumhiran di Mabes Angkatan Laut, Jakarta, Selasa (17/3).

Selain silaturahmi, pertemuan membahas kerja sama angkatan laut kedua negara. "Dibahas peningkatan keamanan di Selat Malaka," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul dalam siaran pers yang diterima redaksi.

Jabatan yang pernah disandang Khamthorn sebelum menduduki pucuk tertinggi angkatan laut Thailand antara lain, atase laut kedutaan besar Thailand di Jepang, komandan skadron frigat, dan wakil kepala staf gabungan. (JurnalNasional)

Marda “Lanner” Sarjono Raih 1000 Jam Terbang Hawk MK-53

Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah, SE menyiram air kembang diatas kepala Kapten Pnb Marda “Lanner” Sarjono sesaat setelah berhasil menggapai 1000 jam terbang. (Foto : Pentak Lanud Iswahjudi)

18 Maret 2009, Madiun -- Ditengah kesulitan kesiapan operasional pesawat-pesawat tempur jenis Hawk MK-53 Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, salah seorang penerbangnya Kapten Pnb Marda “Lanner” Sarjono mampu meraih 1000 jam terbang pada saat melaksanakan latihan terbang malam, Selasa (17/3) diatas training area Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.

Kapten Pnb Marda dapat mencapai angka 1000 jam terbang setelah selama tujuh tahun menggeluti pesawat tempur Hawk MK-53 dan kurang lebih satu tahun Skadron Udara 15 tidak dapat menghasilkan para penerbangnya mencapai angka 1000 jam terbang.

Kesulitan para penerbang tempur di Skadron Udara 15 untuk bisa mencapai 1000 jam terbang yang menjadi idaman dan kebanggaan para penerbang tempur tersebut tidak lepas dari minimnya kesiapan pesawat yang secara langsung berpengaruh pula pada ketersediaan jam terbang dibandingkan dengan jumlah penerbang yang ada.

Saat meraih 1000 jam terbang Marda “Lanner” Sarjono putra seorang prajurit Kopasandha (Kopassus saat ini) yang gugur dalam Operasi Seroja Timor Timur tahun 1976 itu, sedang melaksanakan latihan instrument approach, touch and go pada malam hari selama satu jam penerbangan.

Sampai saat ini, putra kelahiran Cijantung, Jakarta 2 Maret 1975, Alumni AAU (Akademi Angkatan Udara) tahun 1997 sudah mengumpulkan total sebanyak 1.761 jam terbang dan memiliki rating untuk jenis pesawat AS-202 Bravo, T-34 Charlie, SF-260 Marchetti, KT-1B Woong Bee dan Hawk MK-53.

Suami dari Dian Ambarwati, S.Sos, Pns di Pemkab Madiun serta ayah dari seorang putri tersebut, sehari-harinya bertugas sebagai Komandan Flight Ops “A” di Skadron Udara 15 mengaku sangat bersyukur mendapat kesempatan menjadi penerbang tempur, sekaligus dapat meneruskan semangat patriotisme sang ayah yang gugur pada saat ia masih berusia kurang lebih satu tahun itu.

Momentum penting menandai dicapainya angka 1000 jam terbang tersebut dilaksanakan upacara tradisi penyiraman air kembang dan pemecahan telur di kepala yang bersangkutan oleh Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah, SE dan para pejabat Lanud Iswahjudi serta senior-senior penerbang. (TNI AU)

10 Anggota OPM Masuk DPO

17 Maret 2009, Jayapura -- Polda Papua terus menindaklanjuti serangkaian kasus yang dilakukan kelompok separatis bersenjata (TPN/OPM), pimpinan Goliat Tabuni di Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Bahkan tidak tanggung-tanggung, kini Polda Papua telah menetapkan sedikitnya 10 orang anggota TPM/OPM, masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Seperti diketahui tiga bulan terakhir ini, aksi TPN/OPM di Puncak Jaya, terus meningkat. Sejak awal Januari 2009 lalu menyerang Pos Polisi hingga melakukan penghadangan dan penembakan warga sipil yang tidak berdoa, dan terakhir menembak mati Pratu Siaful Yusuf, anggota Pos TNI Yonif 745 di Gurage, Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Sabtu (14/3) akhir pekan lalu.

Polda Papua telah mengirimkan tim penyidik dari Reskrim untuk melakukan penyelidikan, terkait kasus tersebut. Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terhadap penanganan kasus penembakan terhadap 2 orang tukang ojek hingga tewas dan 2 penumpangnya di Kali Semen, Puncak Senyum, Distrik Mulia, Puncak Jaya beberapa hari lalu.

Plh Kepala Bidang Humas Polda Papua, AKBP Nurhabri mengakui, dari olah TKP tersebut, polisi berhasil menemukan 4 selonsong peluru yang diperkirakan dimuntahkan dari senjata milik TPN/OPM, dimana 1 selonsong peluru diketahui jenis AK 47, 1 selongsong peluaru SS1 dan 2 selonsong peluru moser.

"Masih ada penemuan 3 selonsong peluru lagi di TKP, namun saya belum mendapatkan laporan dari Puncak Jaya jenis pelurunya tersebut. Yang jelas, peluru tersebut dimuntahkan dari senjata milik TPN/OPM pimpinan Goliat Tabuni dari hasil rampasan," ungkap Nurhabri kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (16/3) kemarin.

Terkait penembakan terhadap anggota Pos TNI 745 di Gurage, Ia mengungkapkan bahwa polisi saat ini masih melakukan pencarian terhadap pelaku dari kelompok bersenjata pimpinan Goliat Tabuni. "Jelas, kami akan melakukan penyelidikan dan pencarian serta berupaya melakukan penangkapan terhadap pelaku dalam upaya penegakan hukum terhadap mereka," ujarnya.

Meski demikian, dalam upaya pencarian terhadap pelaku kelompok bersenjata tersebut, polisi tetap melakukannya secara profesional dan tidak gegabah yang justru dapat merugikan masyarakat atau polri sendiri.

Nurhabri mengungkapkan, pelaku penyerangan dan penembakan terhadap anggota TNI Yonif 745 saat melakukan patroli di Gurage tersebut, diperkirakan berjumlah 10 orang.
Dalam kasus ini, Nurhabri menambahkan bahwa Polda Papua juga telah menyebarkan 10 orang yang menjadi DPO (daftar pencarian orang) di Puncak Jaya, dalam kunjungan Kapolda Papua beberapa hari lalu.

"Kami telah sebarkan 10 orang DPO yang diduga juga melakukan penyerangan terhadap 4 warga sipil hingga menewaskan 2 orang warga, penyerangan dan penembakan pos pol, pencabutan dan pembakaran bendera merah putih, penembakan terhadap anggota Pos TNI 745 di Gurage baru-baru ini," ujarnya seraya menambahkan bahwa jika ada yang menemukan salah satu diantara 10 orang tersebut, akan diberi hadiah sebesar Rp 10 juta.

Ulah TPN/OPM yang kembali melakukan penyerangan di Tingginambut Puncak Jaya dan kembali menewaskan seorang anggota TNI pekan kemarin, rupanya mendapat perhatian serius dari Wakil Ketua II DPR Papua Paskalis Kosay, S.Pd. "Selaku anak gunung, saya juga sangat menyayangkan itu dan merasa prihatin dengan kejadian itu," tukasnya kepada Cenderawsih Pos kemarin.

Tetapi legislator asal Pegunungan Tengah ini meminta semua pihak sementara menahan diri sembari mencari jalan keluar yang terbaik. Sebab bisa jadi menurut penilaian dia, sikap OPM yang kian menjadi - jadi itu dikarenakan mereka merasa tersudut dengan kecaman yang datang dari berbagai pihak khususnya pemerintah daerah kabupaten maupun provinsi yang cenderung sepihak. "Karena itu, pemerintah daerah juga saya minta sebaiknya jangan dulu mengeluarkan statemen - statemen seperti itu, karena itu sama dengan membakar emosi mereka sehingga mereka marah dan terus melakukan penyerangan," katanya.

Kosay mengatakan, sebenarnya kalau persoalan atau penyerangan pertama dapat ditangani secara baik dan bijaksana, maka ia yakin peristiwa penyerangan itu tidak akan terjadi. "Karena semua pihak saya lihat menyikapi masalah itu secara represif dan emosional, maka keadaan justru semakin runyam seperti sekarang," katanya tanpa bermaksud menyalahkan siapapun.

Karena itu kata dia penting bagi semua pihak untuk menahan diri dengan tidak melakukan tindakan represif dulu sehingga situasi dan kondisi di Puncak Jaya kembali pulih. Terkait dengan itu, diharapkan agar TNI /Polri , pemerintah daerah dan tokoh - tokoh adat dan masyarakat melakukan pendekatan - pendekatan kemasyarakatan atau sosial budaya maupun melakukan cara - cara persuasif. "Jadi sekali lagi jangan menyikapi keadaan ini dengan tindakan yang emosional, mari kita semua duduk bersama bicarakan persoalan ini dengan baik sehingga didapatkan jalan keluar," ujarnya.

Ia khawatir kalau hal itu disikapi secara represif dan emosional, maka justru korban akan semakin berjatuhan khususunya rakyat sipil. "Kita semua tidak ingin ada korban lagi, karena itu gunakan cara - cara yang lebih tenang dan bijaksana," ujarnya lagi.
Apalagi sekarang ini pesta demokrasi sudah diambang pintu, ia khawatir pelaksanaan Pemilu di Puncak Jaya akan rusak kalau sampai masalah ini tidak ditangani baik. Karena itu penting bagi semua pihak untuk menahan diri agar pelaksanaan Pemilu dan pembangunan di Puncak Jaya berjalan lancar.

"Jangan sampai karena peristiwa ini semakin runyam pesta demokrasi di Puncak Jaya menjadi rusak atau gagal, dan itu bisa saja terjadi, karena itu demi menjaga stabilitas keamanan di Puncak Jaya maka semua pihak diminta untuk menahan diri, lakukan konsolidasi dengan baik," katanya berulang - ulang.

Ia juga meminta pemerintah kabupaten maupun provinsi untuk tidak mengeluarkan statemen yang hanya membangkitkan emosi. "Mari kita lakukan langkah - langka yang lebih bijaksana dalam menangani masalah ini," tandasnya.(Cendrawasih Pos)

Sukses Latihan Air Refueling di Lanud Iswahjudi

Pesawat tempur Hawk 209 Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru saat mengisi bahan bakar di udara dari pesawat Tangker KC-130, diatas wilayah udara Lanud Iswahjudi, Selasa (17/3). ( Foto : Pentak Lanud Iswahjudi)

17 Maret 2009, Madiun -- Pesawat-pesawat tempur Hawk-109 dan 209 dari Skadon Udara 12 Lanud Pekanbaru, Riau sukses melaksanakan latihan Air Refueling (Pengisian bahan bakar di udara) menggunakan pesawat tanker KC-130 Hecules, dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Selasa (17/3) di Lanud Iswahjudi, Magetan-Jawa Timur.

Air Refueling sendiri dimaksudkan untuk menambah radius action (kemampuan jarak tempuh) dan menghemat waktu dalam mencapai sasaran, karena bahan bakar pesawat ditambah tanpa harus turun dan naik lagi dari suatu landasan tertentu.

Dalam latihan tersebut melibatkan dua pesawat tempur Hawk-209 (TT-0210 & TT-0213) dengan enam penerbang dipimpin oleh Mayor Pnb Prasetya Halim yang jabatan sehari-hari sebagai Kasiopslat Lanud Pekanbaru. Sementara itu satu pesawat tangker KC-130 Hercules (KC-1309) dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang.Sedang dua Hawk-109 (TL-0102 & TL- 0103) sebagai observer (pengamat) yang diawaki penerbang senior dipimpin oleh Letkol Pnb Nana Resmana yang sehari-harinya menjabat Komandan Skadron Udara 12 Lanud Pekenbaru.

Selama pelaksanaan latihan yang disingkat Airef itu memakan waktu sekitar tiga jam, dengan tiga sorties penerbangan, diatas area latihan Lanud Iswahjudi, pada ketinggian 10.000 feets dengan kecepatan 210 kts (mil/jam).Selama air refueling berlangsung dua Hawk tersebut tiga kali take off dan landing, sedang KC-130 tetap terus terbang.

Kecepatan masing-masing pesawat disesuaikan karena melibatkan pesawat yang berbeda jenis yakni pesawat angkut dan pesawat tempur yang memiliki kecepatan tinggi. Sebelum terbang terlebih dahulu dilakukan koordinasi antara penerbang KC-130 dan Hawk 100/200 untuk menyesuaikan kecepatan pada saat airef. Sedang selama diudara menggunakan alat bantu radar untuk memantau kecepatan kedua pesawat tersebut (KC-130 dan Hawk 209) sebagaimana dijelaskan oleh Kapten Pnb Jajang, Pjs Kadisops Skadron Udara 12.

Pesawat Tangker KC-130itu sendiri mampu terbang selama enam jam dengan membawa bahan bakar sebanyak 12 ton dan mampu mengisi bahan bakar dua pesawat tempur sekaligus dengan kemampuan pompa 1150 liter/menit. (TNI AU)

Tuesday, March 17, 2009

Kantor Unicef di Banda Aceh Dilempar Granat Asap

BANADA ACEH, 17/3 - AMANKAN GRANAT. Tim Penjinak Bom (Jibom) Brimob Polda NAD, mempersiapkan peralatan pengamanan sesaat sebelum mengamankan satu granat tangan (granat asap) di bawah mobil, Kantor Perwakilan Unicef, Desa Lamlagang, Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh, Selasa (17/3). Granat tangan dilemparkan orang tak dikenal pada Selasa dini hari sekitar pukul 03.00 Wib tidak sempat meledak. (Foto: ANTARA/Ampelsa/Koz/hp/09)


17 Maret 2009, Banda Aceh -- Kantor perwakilan Unicef di Jalan Masjid Assadakah Lorong 3 Lamlagang Banda Aceh, Selasa (17/3) sekitar pukul 03.00 dinihari dilempari granat. Hingga kini, polisi belum mengetahui pelaku dan motifnya.

Granat jenis asap buatan Korea ditemukan di bawah mobil oleh Satuan Pengamanan Unicef. Sebelum dilaporkan kepada polisi, granat yang masih mempunyai pin ini sempat disimpan di pos pengamanan. Namun Satpam baru melaporkan ke polisi pada pukul 08.45 WIB, setelah membaca tulisan “hand grenade” di benda tersebut.

“Saya tidak tahu kalau itu granat. Baru tahu pagi hari setelah baca tulisan granat di benda itu,” kata Azhari, satpam yang menemukan granat tersebut.

Tim Penjinak Bom (Jibom) Brimobda Polda Aceh, mengamankan satu granat tangan (granat asap) di Kantor Perwakilan Unicef, Desa Lamlagang, Banda Raya, Banda Aceh, Selasa (17/3). Granat tersebut dilempar oleh orang tak dikenal Selasa sekitar pukul 03.00 WIB dinihari. Belum diketahui motif penggranatan tersebut. (ACEHIMAGE.COM/JUN)

Azhari mengatakan, sebelum menemukan granat dia melihat ada dua unit mobil, yaitu jenis Kijang Innova dan Honda CRV yang melintasi kantor Unicef. Beberapa saat kemudian, mobil Honda CRV kembali lagi melintas di depan Unicef.

“Tapi saya tidak berusaha untuk menyetopnya. Satu jam kemudian, saat saya patroli, saya menemukan benda itu di bawah mobil,” ujar Azhari.

Anggota tim penjinakan bom dan bahan peledak Brimobda Aceh menyisir kantor Unicef, Selasa pagi. Kantor Unicef di kawasan Lamlagang dilempari granat semalam. Polisi belum mengetahui pelaku dan motif penggranatan. (Ucok Parta/ACEHKITA.COM)

Komandan Penjinak Bom Brimob Aceh Bripka Rizaldi mengatakan, granat itu tidak sempat meledak karena masih ada satu pin yang tidak dicabut. Granat jenis itu mempunyai dua pin, namun hanya satu yang dicabut saat dilempar ke kantor Unicef. Dia menduga, pelempar tidak mengetahui jenis granat tersebut.

“Di sisi kepala granat masih terpasang pin, sehingga tidak sempat meledak,” kata Rizaldi.

Dia menambahkan, kalau granat tersebut meledak bisa melukai atau merusak dalam radius 10-15 meter.

Polisi masih terus menyisir kantor Unicef. (acehkita)

Prajurit Kolinlamil Dituntut Mempertahankan Kesiapan Alutsista Secara Optimal

KRI Tanjung Kambani 971 salah satu kapal perang yang dibina Kolinlamil

17 Maret 2009, Jakarta --Dengan dukungan anggaran pemeliharaan yang sangat terbatas seluruh personel Kolinlamil dituntut kepedulian dan peran serta secara aktif dalam melaksanakan perawatan secara rutin terhadap alut sista yang ada dalam rangka mempertahankan kesiapan alutsista dengan baik agar sepanjang daur hidupnya dapat berfungsi dengan optimal. Demikian amanat Panglima Komando Lintas Laut Militer Laksamana Muda TNI Bambang Supeno yang dibacakan Kepala Staf Kolinlamil Laksamana Pertama TNI Widhiarto pada Upacara Bendera di lapangan Apel Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu [17/3].

Dalam siaran pers yang diterima Republika menyebutkan, hadir dalam upacara tersebut para Asisten Pangkolinlamil, pejabat teras Kolinlamil, Komandan KRI, Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS Kolinlamil. Lebih lanjut dikatakan, dalam menyikapi perkembangan situasi nasional akhir-akhir ini dan mencermati dinamika perkembangan lingkungan strategis serta pengaruh dampak krisis ekonomi global, mengakibatkan kemampuan alokasi anggaran tahun 2009 ini sangat terbatas.

Selanjutnya Pangkolinlamil mengatakan menghadapi permasalahan terbatasnya dukungan anggaran, agar menyikapinya secara arif dan bijaksana, dengan mengadakan berbagai penyesuaian berdasarkan skala prioritas, sehingga kemungkinan resiko yang akan terjadi dalam setiap pelaksanaan tugas dapat dikurangi sekecil mungkin. Sedangkan untuk meningkatkan disiplin prajurit Kolinlamil para Kasatker dan Komandan KRI perlu melakukan berbagai langkah-langkah yang komprehensif dan berkesinambungan.

Panglima Kolinlamil menyatakan beberapa waktu yang akan datang bangsa Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi yaitu pemilu untuk memilih calon legislatif, implikasi dari itu semua tentunya akan menimbulkan suhu politik serta situasi kerawanan yang meningkat, untuk itu tingkatkan ketanggap siagaan dalam menyikapi perkembangan yang terjadi.

Lebih lanjut menekankan : tetap pertahankan netralitas TNI dalam pelaksanaan Pemilu 2009 ini, dengan tidak memberikan dukungan atau bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap salah satu partai politik atau calon presiden/calon wakil presiden, sebagaimana yang dijelaskan dalam buku saku netralitas TNI. (Republika)