Friday, January 18, 2013

Wamenhan Tinjau Kesiapan KRI Beladau

(Foto: DMC)

17 Januari 2013, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Kabaranahan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan sejumlah pejabat Kemhan serta TNI lainnya, Kamis (17/1), melakukan kunjungan kerja ke Batam, dalam rangka meninjau kesiapan Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 ketiga, yang akan diserahkan pada akhir bulan ini.

Kapal yang diberi nama KRI Beladau-643 tersebut, memiliki spesifikasi teknologi tinggi dengan panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun serta mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot.

KCR - 40 terbuat dari baja khusus bernama High Tensile Steel pada bagian hulunya (lambung). Baja High Tensils Steel ini merupakan produk dalam negeri dari PT. Krakatau Steel. Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan Aluminium Alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi saat berlayar. Kapal yang sepenuhnya di buat di PT. Palindo Marine Shipyard itu, juga dilengkapi sistem persenjataan modern (Sewaco/Sensor Weapon Control), diantaranya meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekat dan Rudal C-705 buatan China

Selain melihat secara langsung KRI Beladau-643, Wamenhan beserta rombongan juga berkesempatan meninjau Combat Boat hasil produksi PT Palindo Marine Shipyard bekerjasama dengan Balitbang Kemhan RI, yang pengerjaannya sudah memasuki tahap penyelesaian.

Sumber: DMC

Thursday, January 17, 2013

Kemhan Tertarik Beli Tiga Frigate Ringan dari Inggris

Peluncuran frigate ringan Nakhoda Ragam. (Foto: telegraph)

17 Januari 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) tertarik membeli tiga kapal tempur multi role light frigate atau kapal perusak dari Inggris. Pembelian itu tinggal menunggu persetujuan dari pihak Inggris, terutama terkait komponen persenjataannya. "Kita akan mengirim tim untuk memastikan dan memeriksa spesifikasi kapal laut tersebut," kata Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, seusai menerima kunjungan kehormatan Menhan Inggris, Philip Hammond, di kantor Kemhan, Jakarta, Rabu (16/1).

Namun, Menhan belum bisa memastikan kapan pembelian itu bisa direalisasikan. Alasannya, anggaran yang ada dalam pagu tak mencukupi untuk mendapatkan tiga kapal itu. Pagu yang ada saat ini hanya 385 juta dollar, jauh lebih kecil dari harga tiga fregat.

Purnomo berharap, terkait pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) dari Inggris pun tetap memprioritaskan adanya alih teknologi sehingga Indonesia dapat mengembangkan alutsista sejenis di kemudian hari. Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan, Mayjen Ediwan Prabowo, mengatakan salah satu kendala rencana pembelian tak kunjung rampung adalah perusahaan sistem pengendali tempurnya sudah tutup.

Sumber: Koran Jakarta

Wednesday, January 16, 2013

Menhan Inggris Berkunjung ke Wapres dan Menhan

(Foto: DMC)

16 Januari 2013, Jakarta: Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond ingin meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan antara Indonesia dan Inggris. Kedatangannya itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari penandatangan nota kesepahaman (MoU) dan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke negerinya.

Dalam pertemuannya dengan Wakil Presiden Boediono yang berlangsung siang tadi, Hammond mengajak bertukar pikiran dan memberikan bantuan kepada Indonesia, terutama dalam hal peningkatan sumber daya manusia, penanganan konflik serta penggunaan tentara cadangan.

"Hari ini tindak lanjut dari apa yang dilakukan dengan presiden bulan November waktu itu. Mereka punya willingness untuk datang ke Jakarta, ayuk ya kita teken ditindaklanjuti," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Raby (16/1).

Terkait di bidang pengembangan sumber daya manusia, Indonesia mengaku ingin meningkatkan kemampuan pasukan penjaga perdamaian TNI. Salah satunya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris seluruh pasukan. Keinginan itu diamini oleh Hammond.

Selanjutnya, Inggris ingin berbagi dengan Indonesia di bidang penyelesaian konflik. Purnomo menyebut, negara tersebut memiliki pengalaman saat menghadapi Tentara Pembebasan Irlandia (IRA) di Irlandia Utara.

"Mereka punya pengalaman 36 tahun, diceritakan kepada Wapres konflik dengan Irlandia Utara. Dia akan membagi pengalaman mereka waktu itu, penekanan dengan militer juga tidak bisa, jadi ada caranya dengan berbagi pengalaman conflict resolution," tandasnya.

Terakhir, terkait postur militer, Purnomo mengakui tentara reguler yang dimiliki Kerajaan Inggris sangat kecil dan jauh di bawah Indonesia. Namun, negara itu memiliki jumlah tentara cadangan yang siap berdinas setiap kali dibutuhkan.

"Kalau kita tentaranya banyak, jadi mereka bisa bagaimana mengefisienkan dan model itu akan dibagi ke kita. Militer mereka kecil sekali, kalau diperlukan baru dipakai, reserve namanya. Jadi supaya efektif, bagaimana model-model ini bisa dipelajari untuk ke depan," lanjut dia.

Di sela-sela pertemuan itu, Hammond menyatakan keinginannya untuk mengikuti latihan gabungan militer dalam Asean Defence Meeting Plus 8 yang akan digelar di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan itu diikuti pasukan khusus dari 10 negara Asean dan 8 negara kawasan Asia seperti Jepang, India, China hingga Australia.

"Inggris menyatakan keinginannya untuk jadi observer. Kita bilang, saya mesti nunggu dulu, karena saya harus minta izin dengan teman-teman di ASEAN apakah ini boleh," ujarnya.

Menhan RI Terima Kunjungan Menhan Inggris

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond, Rabu (16/1) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Kunjungan ini dalam rangka meningkatkan dan mempererat hubungan kerjasama antara kedua negara khususnya kerjasama di bidang pertahanan.

Selain itu, kunjungan ini juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan Perdana Menteri Inggris David Cameron ke Indonesia pada April 2012 serta kunjungan kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Inggris pada November 2012.

Menhan Inggris diterima oleh Menhan RI dengan upacara jajar kehormatan di halaman kantor Kemhan RI. Selanjutnya, kedua Menhan mengadakan bilateral meeting membahas seputar kerjasama pertahanan kedua negara yang telah dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dan Inggris yang belum lama ditandatangani pada tanggal 1 November 2012 di London, Inggris.

Hubungan kerjasama pertahanan kedua negara telah terjalin sejak lama dan semakin diperkuatkan tahun 2006 dengan dibentuknya UK-Indonesia Partnership Forum. Forum ini telah memberikan pengaruh positif terutama terhadap kerjasama pertahanan dalam memecahkan permasalahan-permasalahan pertahanan yang dihadapi kedua negara. Bentuk kerjasama pertahanan kedua negara sampai saat ini, berupa pendidikan, pelatihan, seminar, pengadaan Alutsista, Pasukan Perdamaian dan saling kunjung pejabat tinggi di bidang pertahanan kedua negara.

Kemhan Inggris juga telah banyak membantu diantaranya dalam bidang pendidikan dalam bentuk kerjasama Universitas Cranfield dengan Universitas Pertahanan Indonesia. Kemhan Inggris juga telah memberikan masukan dalam bidang maritim berupa masukan dari para ahli pada Workshop Zona Ekonomi Eksklusif. Selain itu, Kemhan Inggris juga berperan serta dalam pembangunan PMPP Indonesia dengan menyumbangkan peralatan audio visual untuk laboratorium bahasa di Kompleks PMPP Sentul.

Turut mendampingi Menhan RI dalam kesempatan tersebut Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Gubernur Lemhannas RI Budi Susilo Soepandji, Dirjen Strahan Kemhan RI Mayjen TNI Puguh Santoso, Rektor Unhan Indonesia Mayjen TNI Subekti, Kabaranahan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Kabalitbang Kemhan RI Eddy S. Siradj dan sejumlah pejabat Eselon II Kemhan RI. Turut pula Atase Pertahanan (Athan) RI di Inggris Kolonel Jonni Mahroza.

Sementara itu, Menhan Inggris didampingi Ambassador of UK to Indonesia Mark Canning, Special Adviser to Secretary of State for Defence Hayden Allen, DG of Security and Policy Tom Mc.Kane dan UK DA in Jakarta Col. Philip Thorpe.

Sumber: Merdeka/DMC

Kerjasama Pertahanan Indonesia dan Rusia Diharapkan Diperluas

Model rudal pertahanan udara Pantsir-S1 berikut simulator dipamerkan industri pertahanan Rusia di Indo Defense 2012. (Foto: Berita HanKam)

16 Januari 2013, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Rabu (16/1), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Rusia untuk Indonesia HE Mr. Mikhail Yurievich Galuzin di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Saat menerima kunjungan Dubes Rusia, Wamenhan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI R Ediwan Prabowo dan Sekretaris Ditjen Strahan Kemhan Laksma TNI Uus Kustiwa. Kunjungan Dubes Rusia ini merupakan kunjungan perkenalan sebagai Duta Besar Rusia yang baru sejak awal minggu ini. Wamenhan berharap hubungan baik kedua negara dapat terus terjaga terutama dengan Kementerian Pertahanan.

Dubes Rusia menyatakan bahwa hubungan pertahanan Indonesia-Rusia merupakan komponen yang sangat penting dalam hubungan bilateral kedua negara. Karena itu, Dubes Rusia berharap dapat melanjutkan hubungan baik dan kerjasama-kerjasama penting yang telah terjalin antara kedua negara.

Sementara itu, Wamenhan meyakini bahwa Duta Besar Rusia yang baru akan dapat cepat menyesuaikan diri dengan Indonesia karena dari latar belakang penugasannya pernah menangani Asia Tenggara. Wamenhan juga menjelaskan bahwa dirinya lah yang pertama kali menandatangani piagam kerjasama pertahanan kedua negara di Moskow yang saat itu disaksikan oleh Presiden kedua negara, sehingga Wamenhan merasakan peningkatan hubungan pertahanan antara kedua negara yang cukup signifikan.

Hubungan pertahanan antara Kemhan RI dan Kementerian Pertahanan Rusia telah memberikan banyak manfaat terutama dalam bidang pengadaan Alutsista untuk TNI. Wamenhan memberikan saran agar kerjasama pertahanan yang ditandatangani diperluas tidak hanya dalam bidang logistik pertahanan tetapi juga kegiatan pertahanan secara luas.

Kementerian Pertahanan RI siap melakukan pertemuan lebih lanjut untuk memformulasikan suatu dokumen kerjasama kegiatan di bidang pertahanan dan militer sebelum Kabinet Indonesia Bersatu II berakhir pada tahun 2014 nanti. Kerjasama yang lebih luas ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama pertahanan tidak hanya dalam satu aspek pertahanan saja. Wamenhan berharap kerjasama tersebut meliputi peningkatan Sumber Daya Manusia Kementerian Pertahanan dan TNI.

Mengenai perluasan cakupan bidang kerjasama pertahanan, Duta Besar Rusia untuk Indonesia menyatakan hal itu dapat dibicarakan dalam Sidang Komisi bersama kerjasama pertahanan kedua negara yang akan dilaksanakan pada minggu depan di Jakarta. Dubes Rusia berharap sidang komisi bersama ini dapat membuahkan hasil dalam rangka memperluas kerjasama pertahanan kedua negara. Dubes Rusia mendukung kemungkinan perluasan kerjasama pertahanan dalam hal peningkatan potensi-potensi militer yang diwujudkan dalam kegiatan bersama militer kedua negara.

Sumber: DMC

Tuesday, January 15, 2013

Pangkalan Kapal Selam di Palu Diresmikan 2014

Pangarmatim, Laksda TNI Agung Pramono bersiap melarung karangan bunga kelaut di Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS) Surabaya, Jatim, Selasa (15/1). Tabur bunga yang berlangsung di atas KRI Surabaya-591 dalam rangka peringatan Hari Dharma Samudera tahun 2013 tersebut bertujuan untuk mengingat jasa para pahlawan yang gugur di laut. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/pd/13)

15 Januari 2013, Jakarta: TNI Angkatan Laut (AL) membangun pangkalan kapal selam di Teluk Palu, Sulawesi Tengah. Ditargetkan tahun depan pangkalan itu sudah bisa diresmikan pengoperasiannya.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan, pembangunan pangkalan itu dilakukan lantaran dalam beberapa tahun ke depan, TNI AL segera diperkuat tiga unit kapal selam baru yang dibeli dari Korea Selatan. Sekarang ini TNI AL baru memiliki dua unit kapal selam.

Proses pembangunan, kata dia, sudah mencapai 90 persen. "Diharapkan 2014 sudah bisa diresmikan dan segera digunakan," ujarnya usai Peresmian Replika KRI Matjan Tutul-602 di Museum Satria Mandala Pusat Sejarah TNI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (15/1/2013).

Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati menambahkan, pembangunan pangkalan kapal selam tersebut sudah dalam tahap penyelesaian. Misalnya, pembangunan pagar keliling dan pengecatan, serta meubelair..

Infrasktruktur utama pangkalan itu, yakni dermaga, shelter, alat tambat, radio komunikasi serta fasilitas perbaikan sudah siap. Menurut dia, penggunaan pangkalan tak menunggu kedatangan kapal selam dari Korea Selatan, pasalnya TNI AL sudah memiliki dua unit kapal selam, Cakra dan Nanggala..

"Kita sudah melakukan uji coba kesiapan pangkalan. Kita cukup sering kesana untuk bersandar," ujarnya..

Untung melanjutkan, pemilihan Teluk Palu sebagai lokasi pembangunan pangkalan karena teluk ini cukup strategis dilihat dari kepentingan geopolitik dan geostrategis. Lokasi ini dekat dengan wilayah Malaysia, terutama wilayah sengketa di Ambalat.

Sumber: SINDO

Legislator Harapkan Pembentukan Kogabwilhan Dipersiapkan Matang

Latihan pendaratan helikopter BO-105 milik TNI AL pada Latihan Armada Jaya. (Foto: Dispenal)

15 Januari 2013, Jakarta: Alat utama sistem senjata (alutsista) sesuai dengan kekuatan pokok minimal (minimum essential forces/ MEF) harus dipersiapkan dengan matang sebelum pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan). TNI harus secara integral menyiapkan teknis pembentukan Kogabwilhan, baik dalam konteks kewilayahan maupun politik anggarannya.

"Sumber daya manusianya serta pola kerja dalam sistem pertahanan harus benar-benar siap. Masalah dana juga harus disiapkan, jangan sampai anggarannya tak cukup," kata anggota Komisi I DPR, Susaningtyas Kertopati, kepada Koran Jakarta, Senin (14/1). Dia berharap pembentukan Kogabwilhan akan meningkatkan soliditas tiga matra TNI.

"Karena jujur saja, selama ini, hasil latihan gabungan yang sering dilakukan TNI tak memperlihatkan adanya koordinasi yang baik di tataran implementasi," kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, berharap pembentukan Kogabwilhan matang. "Saya belum bisa berkomentar sebelum Panglima menjelaskan secara detail apa fungsi dan peran dari Kogabwilhan itu," kata dia. Selain itu, lanjut Tubagus, apakah pembentukannya cocok dengan pertahanan saat ini.

"Kita harus lihat konsepnya dulu, baru bisa berkomentar," ujar dia. Secara terpisah, peneliti soal pertahanan dari Imparsial, Al Araf, mengatakan untuk pembentukan Kogabwilhan, harus terlebih dulu merestrukturisasi komando teritorial. "TNI harus menghapus terlebih dulu struktur komando teritorial seperti Komando Daerah Militer, Komando Distrik Militer, dan Komando Resor Militer," kata dia.

Jangan Boros

Menurut dia, kalau komando teritorial masih ada dan TNI membentuk Kogabwilhan, gelar kekuatan TNI akan inefisien dan boros angaran. "Apalagi restrukturisasi komando teritorial adalah mandat reformasi dan mandat UU TNI," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan bahwa tahun ini TNI berencana membentuk Kogabwilhan. Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, mengatakan pembentukan Kogabwilhan dianggap penting untuk mengintegrasikan tugas tiga matra TNI, terutama dalam menjaga pertahanan secara berkelanjutan.

Pembentukan Kogabwilhan ini juga sudah diwacanakan sejak 2008 lalu, seiring pelaksanaan Latihan Gabungan TNI pertama kalinya pada 2008. Saat itu, TNI melaksanakan latihan gabungan bersandi Yudha Siaga yang digelar secara berturut-turut di tiga wilayah titik rawan, yakni Batam, Singkawang, dan Sangatta.

Latihan gabungan yang pertama kali dilaksanakan sejak masa reformasi 1998 itu dipimpin Letnan Jenderal George Toisutta. George yang saat itu masih menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat didapuk sebagai Komando Mandala Operasi.

Pemerhati pertahanan dari Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, menyatakan butuh suatu penyiapan organisasi, personel, maupun alat utama sistem senjata (alutsista) yang memadai. Dia berharap persoalan alut sista harus segera diselesaikan dulu sebelum Kogabwilhan dibentuk.

"Jangan sampai organi sasi baru itu dibentuk hanya demi merespons masalah banyak nya perwira tanpa jabatan yang dewasa ini melanda or ganisasi militer Indonesia," jelas dia. Menurut dia, kalau pembentukan Kogabwilhan hanya mengandalkan pada kuantitas dan kualitas alutsista yang tersedia saat ini, pembentukan itu diprediksi tidak akan banyak menambah dampak penangkalan sebagaimana yang diharapkan.

Sumber: Koran Jakarta

KRI Beladau-643 Melakukan Sea Trial

(Foto: Dispen Lantamal IV)

15 Januari 2013, Batam: Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto didampingi Komandan Lantamal IV Laksamana Pertama TNI Agus Heryana beserta sejumlah petinggi TNI AL melakukan sea trial KRI Beladau-643 kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 melakukan sea trial di perairan Barelang, Batam, Kepulauan Riau (11/01).

KRI Beladau kapal ketiga dari jenis KCR-40 yang dipesan Kementerian Pertahanan dari PT. Palindo Marine Shipyard, Batam. Kapal pertama KRI Clurit-641 dan kedua KRI Kujang-642.

Kapal KCR-40 KRI Beladau-643 tersebut rencananya akan diresmikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ir. Purnomo Yusgiantoro MSc., MA., Ph.D. pada tanggal 25 Januari 2013 di Batam.

Kapal pertama KCR-40 KRI Clurit-641. (Foto: Berita HanKam)

Badan kapal dibuat dari high tensile steel dan bagian atas Alumunium Marine grade, panjang 44 meter dan lebar 7,40 meter. Kapal dapat dipacu maksimum 27 knot dan kecepatan jelajah 24 knot, mesin 3x MAN V12 masing-masing berkekuatan 1800 HP 2300 RPM.

Kapal dilengkapi akomodasi untuk 6 perwira, 28 pelaut dan 8 pasukan khusus. Kapasitas bahan bakar kapal 50,000 liter dan air bersih 15,000 liter. KCR-40 dipersenjatai rudal C-705 dan meriam 30 mm enam laras berfungsi sebagai Close in Weapon System (CIWS).

Sumber: Dispen Lantamal IV

Sunday, January 13, 2013

KRI Sultan Hasanuddin-366 Segera Merapat di Koarmatim

(Foto: Lantamal I)

13 Januari 2013, Surabaya: Setelah Delapan bulan sukses mengemban tugas United Nations Security Council Resolution (UNSCR) Nomor 1701, KRI Sultan Hasanuddin-366, besok Senin (14/1/2013) di rencanakan tiba dan merapat di Dermaga Madura, Ujung Koarmatim.

Kadispen Armatim Letkol Laut (KH) Yayan Sugiana mengatakan kedatangan KRI Sultan Hasanuddin-366 akan disambut dengan upacara militer yang akan dipimpin langsung Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono.

Sebelumnya, KRI Hasanudin ini bertolak dari pelabuhan Beirut Lebanon, masa penugasan KRI Sultan Hasanuddin-366 dalam MTF/UNIFIL secara resmi berakhir (Out of Change Operations) pada tanggal 9 Desember 2012 pukul 15.00 waktu setempat, ditandai dengan penurunan bendera PBB dan penghapusan tulisan UN pada lambung kapal.

KRI Hasanuddin bergabung dengan Maritime Task Force/United Nations Interim Force In Lebanon (MTF/UNIFIL) di bawah bendera PBB sejak bulan Juni silam.

Sumber: Surya

Angkatan Laut Indonesia dan China Akan Gelar Latma

Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin (kiri), Komandan Garnisun Maritim Shanghai Kapten Li Yu Jie (kanan) dan Komandan Kapal Tongling 542 Kapten Liu Jian Feng (paling kanan), berbincang tentang pengembangan Angkatan Laut China di atas geladak kapal perang jenis frigate Angkatan Laut China Tongling-542 di Garnisun Maritim China di Shanghai, Sabtu (12/1). Angkatan Laut Indonesia dan China sepakat untuk mematangkan kerja sama pada masa datang, tidak saja dalam bentuk pertukaran perwira tetapi juga latihan bersama yang kali pertama akan diadakan pada 2013. (Foto: ANTARA/Rini Utami/ed/ama/13)

13 Januari 2013,Shanghai: Indonesia dan China matangkan latihan bersama angkatan laut kedua negara, sebagai bagian memperluas bentuk kerja sama militer dan pertahanan yang disepakati kedua pihak.

"Selama ini Indonesia dan China telah memiliki latihan bersama antara Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dengan Pasukan Khusus China," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam pertemuannya dengan Komandan Garnisun Maritim China di Shanghai, Kapten Li Yu Jie di Shanghai, Sabtu.

Kedepan, lanjut dia, akan dilakukan latihan bersama pasukan khusus kedua negara dari tiga angkatan, baik darat, laut maupun udara.

"Selain itu, kita telah sepakat untuk melakukan latihan bersama antara angkatan laut kedua negara pada 2013. Itu yg menjadi agenda kita kedepan dalam peningkatan dan perluasan kerja sama pertahanan serta militer," kata Sjafrie.

Ia menilai persiapan dan kesiapan terhadap rencana latihan bersama itu dari masing-masing pihak, terus mengalami peningkatan dan berjalan baik.

Komandan Garnisun Maritim Angkatan Laut China di Shanghai Kapten Li Yu Jie mengatakan hubungan maritim antara Indonesia dan China telah memiliki sejarah yang panjang dengan kedatangan Panglima Cheng Ho atau Zheng He ke Indonesia dalam penjelajahannya selama kurun 1405 hingga 1433.

"Hal itu menunjukkan bahwa kerja sama maritim, utamanya angkatan laut kedua negara telah dimulai sejak lama. Dan diharapkan dapat terus ditingkatkan dari waktu ke waktu," katanya.

Saat ini Angkatan Laut China dan Indonesia tengah mematangkan "navy to navy talk" yang telah disiapkan term of reference-nya pada 26 Juli 2012.

Selain itu, telah pula dibentuk kelompok kerja yang akan menjadi acuan pelaksanaan "navy to navy talk" selanjutnya.

Pembentukan mekanisme "navy to navy talk" telah diumumkan oleh ketua bersama Konsultasi Pertahanan dan Keamanan pada pertemuan kelima pada Kamis (10/1).

Selanjutnya Term of Reference for Navy Cooperation Meeting akan ditandatangani pada pertemuan "navy to navy talk" pertama pada Februari mendatang.

Forum pembicaraan antara angkatan laut kedua negara itu, merupakan bagian kerja sama pertahanan yang dapat dikembangkan sebagai pertemuan rutin dua tahun sekali untuk membahas isu-isu keamanan maritim.

Selain itu, "navy to navy talk" juga merupakan pengembangan kerja sama yang lebih nyata di bidang pertahanan dan keamanan maritim.

Sumber: ANTARA News