Saturday, September 7, 2013

Latma Lantern Iron 13 – 1 Korps Marinir dan USMC Ditutup



6 September 2013, Banyuwangi: Inspektur Korps Marinir (Irkormar) Kolonel Marinir Bambang Priambodo mewakili Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington secara resmi menutup Latihan Bersama Marinir Indonesia – Amerika di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Lampon, Pesanggaran, Banyuwangi, Jumat, (6/9/2013).

Penutupan Latihan Bersama dengan sandi Lantern Iron 13 – 1 yang melibatkan 77 prajurit, 69 prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir dan 8 prajurit Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC (United States Marines Special Operation Comand) tersebut ditandai dengan pelepasan tanda peserta latihan oleh Inspektur Korps Marinir kepada perwakilan peserta latihan.

Dalam amanat tertulis yang dibacakan Irkormar, Komandan Korps Marinir mengatakan selama delapan belas hari mulai tanggal 20 Agustus sampai dengan 6 September 2013, telah dilaksanakan latihan bersama antara Korps Marinir Indonesia dan USMC. Merupakan sesuatu yang membanggakan dimana latihan bersama antara dua negara dapat terlaksana dengan aman dan lancar serta seluruh materi latihan yang telah disusun dapat terlaksana dengan baik.

Dengan selesainya latihan ini, lanjutnya, diharapkan prajurit Yontaifib-1 Mar dan Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, sehingga pengalaman dan pengetahuan tersebut dapat dijadikan sebagai modal dalam menunjang pelaksanakan tugas pokok satuan masing–masing.

Menurut orang nomor satu dijajaran korps baret ungu itu bahwa latihan bersama tersebut disamping bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan profesionalisme prajurit, juga dalam rangka menciptakan hubungan persaudaraan yang erat antara pasukan dari kedua negara, sehingga kerjasama militer di bidang pertahanan dapat diwujudkan.

Sementara itu, Kapten USMC Bombaci selaku tertua dari Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC mengatakan sangat terkesan dengan latihan bersama ini, dan ia sangat senang bisa bertukar ilmu dengan Marinir Indonesia khususnya prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir, selain itu ia juga mengharapkan agar latihan seperti ini dapat berlanjut sehingga dapat menjalin kerjasama antara Marinir Amerika dan Marinir Indonesia.

Latihan Raid Amfibi



Suasana pagi hari di pantai Pancer, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Kamis, (5/9/2013) tidak seperti biasanya. Pagi itu suasana pantai yang biasanya dipakai para nelayan untuk membongkar hasil ikan tangkapan tersebut begitu sepi dan tidak ada aktifitas para nelayan. Penyebab sepinya pantai Pancer tersebut yaitu Pos TNI AL (Posal) yang berada di pesisir pantai telah dikuasai oleh sekelompok teroris dengan senjata lengkap serta menyandera seluruh anggota Pos TNI AL Pancer, Banyuwangi.

Dengan adanya kejadian tersebut, prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir bekerjasama dengan prajurit Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC mendapat perintah dari satuan atas untuk membebaskan anggota Pos TNI AL dari para teroris.

Komandan Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir Letkol Marinir Edy Cahyanto menurunkan tiga tim dibawah pimpinan Lettu Marinir Wahyudi untuk melaksanakan tugas tersebut. Setelah melakukan perencanaan yang matang, tim prajurit Taifib-1 Marinir dan Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC yang menempati Posko di Pusat Latihan Pertempuran Korps Marinir Lampon, Banyuwangi, melaksanakan tugas tersebut melalui laut dengan menggunakan tiga perahu karet.

Setelah mendekati pantai Pancer, empat prajurit Taifib-1 Marinir sebagai renang rintis diturunkan kelaut kemudian berenang menuju pantai Pancer untuk menyelidiki situasi disekitar pantai. Setelah pantai dinyatakan aman oleh tim renang rintis, tim yang berada di laut mekuncur dan mendarat di pantai Pancer. Setelah mendarat di pantai dan dibagi sesuai tugasnya masing-masing, prajurit Taifib-1 Marinir dan Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC bergerak ke sasaran.



Sempat terjadi baku tembak dengan para terorist saat prajurit Taifib-1 Marinir dan Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC mendekati Pos TNI AL Pancer yang sudah dikuasai teroris. Dengan kemampuannya sebagai pasukan khusus TNI, prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir dan US MARSOC berhasil melumpuhkan tiga teroris dan menangkap satu teroris yang masih hidup sebagai tawanan.

Kejadian tersebut merupakan skenario latihan Raid Amfibi yang merupakan materi yang dilatihkan dalam Latihan Bersama Marinir Indonesia – Amerika dengan sandi Lantern Iron 13 – 1 yang disaksikan oleh Inspektur Korps Marinir (Irkormar) Kolonel Marinir Bambang Priambodo.

Letkol Marinir Edy Cahyanto selaku Komandan Satgas Latihan mengatakan selain raid amfibi, juga dilatihkan tentang pertolongan pertama korban perang (Medical/Tactical Combat Casualty Care), tindakan terhadap bahan peledak (Demolition Identification dan reaction), menembak sniper, operasi renang rintis (scout swimmer operation), pengintaian pantai (beach landing technique), jungle and sea survival dan berganda (full mission profile).

Tujuan latihan bersama Lantern Iron 13 – 1, lanjutnya, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknik dan taktik prajurit Taifib serta menjalin kerjasama/persahabatan dengan prajurit Tim-2 Kompi Delta Batalyon-1 US MARSOC dalam bidang militer.

Sumber: Dispen Kormar

Thursday, September 5, 2013

Menhan: Kekuatan TNI Terkuat di Asteng pada 2014

Meriam swagerak Nexter Caesar dibeli dari Perancis akan memperkuat Batalyon Artileri Medan 9/Pasopati, Purwakarta dan Yon Armed 12/Agicipi Yudha, Nagwi.(Foto: Berita HanKam)

5 September 2013, Batam: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pada 2014, TNI akan memiliki daya kekuatan yang terbesar di antara negara lain di Asia Tenggara.

"Renstra pertama 2014, kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara," kata Menteri saat meresmikan dua Kapal Republik Indonesia di Batam, Kamis.

Kekuatan itu tercermin dari pengadaan alutsista oleh pemerintah yang melengkapi TNI AL, TNI AU dan TNI AD dengan senjata dan peralatan baru.

Menteri mengatakan ada banyak alutsista yang ditambah untuk ketiga angkatan bersenjata, di antaranya kapal patroli cepat untuk TNI AL, tank leopard untuk TNI AD dan penambahan pesawat sukhoi untuk TNI AU.

"Sukhoi akan diganti semua. Negara kita akan kuat, itu penting," kata Menteri.

Sementara untuk TNI AD, selain 45 unit tank leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit Apache.

Menurut dia, TNI yang kuat memiliki banyak arti, baik bagi dalam negeri maupun luar negeri.

Meski begitu, Purnomo mengatakan penambahan alutsista dan penguatan TNI tidak ada hubungannya dengan pendirian pangkalan militer AS di Singapura dan Australia.

"Ini tidak untuk perlombaan senjata, ini memordernisasi," katanya.

Ia mengatakan hubungan Indonesia dengan negara-negara tetangga amat baik. Namun, bukan berarti Indonesia tidak membangun kekuatan militernya.

Di tempat yang sama, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan pemerintah merencanakan pembangunan Kapal Cepat Rudal dengan panjang 40 meter sebanyak 16 unit dan kapal patroli cepat sebanyak 16 unit.

Sumber: ANTARA Kepri

Suku Cadang Pesawat Latih Tempur T-50i Tiba di Lanud Iswahjudi

Personel GPL melakukan aktivitas bongkar suku cadang pesawat T-50i dari kontainer di gudang transit GPL Lanud Iswahjudi, Selasa (3/9). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

5 September 2013, Magetan: Menjelang kedatangan pesawat T-50i Golden Eagle, yang akan menggantikan peran pesawat HS Hawk Mk-53 Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, sebanyak 29 kontainer yang berisi suku cadang/spare part dan alat pendukung pesawat T-50i tiba di Lanud Iswahjudi, Selasa (3/9).

Aktivitas bongkar suku cadang/spare part dan alat pendukung lainnya, di gudang transit Gudang Persediaan Pangkalan (GPL) Lanud Iswahjudi sedang berlangsung mulai hari senin kemarin. Satu persatu suku cadang/spare part, diteliti dengan seksama oleh personel GPL.

Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Minggit Tribowo, S.IP., didampingi Kadislog Lanud Iwj Letkol Tek Hevry Yanto dan pejabat terkait menyaksikan langsung kedatangan suku cadang di gudang transit GPL.

Pesawat latih lanjut T-50i pesanan Indonesia sukses melakukan terbang perdana tanggal 14 maret lalu. Uji terbang dilakukan di Korea Selatan dengan pilot uji dari KAI selaku produsen T-50. Indonesia sendiri memesan sebanyak 16 buah. Pesawat T-50i direncanakan akan tiba di Lanud Iswahjudi awal bulan September ini yang diterbangkan langsung dari Korea Selatan.

Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi

Menhan Resmikan Dua Kapal Perang Produksi Dalam Negeri

KRI Pari-849. (Foto: Reita84)

5 September 2013, Batam: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan dua kapal cepat KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850 yang akan bertugas menjaga keamanan dan kedaulatan di perairan NKRI.

"Tipe kapal patroli cepat, dalam upaya pemenuhan Kapal Cepat secara bertahap," kata Menteri usai meresmikan kapal di Batam, Kamis.

Ia mengatakan kapal yang dibangun perusahaan nasional PT Palindo itu merupakan rangkaian pemesanan dan pengadaan yang memiliki arti penting bagi industri pertahanan nasional," kata dia.

Penambahan alutsista amat penting, kata Menteri untuk menambah daya tempur dan dukungan pelatihan serta operasi di laut.

"Penambahan alutsista merupakan jawaban konsekuensi atas karakteristik geografis Indonesia yang memiliki keanekaragaman kekayaan alam di laut, potensi keragaman hayati, warisan dunia yang paut dijaga," kata dia.

Indonesia, kata Menteri, memiliki banyak selat dan perairan yang merupakan alur perairan utama dan penting bagi bangsa lain, karenanya, perlu penjagaan maksimal.

"Ini memiliki makna penting dan strategi pembangunan TNI AL menuju kekuatan pokok angkatan laut, meningkatkan kekuatan angkatan laut menjaga NKRI," kata Menteri.

KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850 berbahan aluminium marine grade, buatan anak-anak Indonesia dan dibuat dengan bahan-bahan produksi dalam negeri.

Kapal patroli cepat PC-43 ini memiliki spesifikasi panjang 43 meter, lebar 7,4 meter, bobot 250 ton, dengan kecepatan maksimal 24 knot, kecepatan jelajah 17 knot, dan kecepatan ekonomis 15 knot. Dilengkapi dengan satu sekoci Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB), dengan penggerak outboard engine 75 PK. Selain itu, kapal ini memiliki ketahanan (endurance) dalam kemampuan berlayar selama empat hari. Sebagai kapal patroli murni, PC-43 tidak dirancang untuk membawa peluru kendali.

Nantinya, kapal yang menelan biaya masing-masing sekitar Rp75 miliar itu akan memperkuat armada TNI AL. KRI Pari-849 di Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Timur. Sedangkan KRI Sembilang-850 untuk Armada RI Kawasan Barat di wilayah Lantamal II Palembang.

Bank Mandiri Biaya Pembuatan Kapal Perang

Bank Mandiri membiayai pembangunan dua kapal TNI AL jenis patroli cepat buatan dalam negeri guna memperkuat Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) nasional.

Dalam kerjasama ini, Bank Mandiri menyalurkan pinjaman sebesar Rp77,87 miliar kepada PT Palindo Marine berupa kredit modal kerja (KMK) Rp33,52 miliar dan bank garansi Rp44,35 miliar untuk pembangunan dua kapal tersebut.

Direktur Institutional Banking Bank Mandiri Abdul Rachman di Dermaga Batu Ampar, Batam, Kamis (5/9/2013), mengatakan Bank Mandiri ingin terus mendukung industri strategis nasional dalam mengembangkan teknologi alutsista sehingga menciptakan kemandirian bangsa dalam memperkuat kedaulatan nasional.

“Kami bangga dengan kemampuan putra-putra bangsa di PT Palindo Marine yang telah menghasilkan kapal patroli cepat buatan dalam negeri ini. Untuk itu, kami juga telah memberikan komitmen untuk mendukung pembangunan kapal lainnya guna memperkuat Alutsista nasional,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (5/9/2013).

Secara keseluruhan, dia menjelaskan, sampai saat ini Bank Mandiri menyalurkan pembiayaan sebesar Rp243,28 miliar untuk membantu PT. Palindo Marine membangun dua kapal patroli cepat dan empat kapal cepat rudal.

Dari jumlah tersebut, Rp113,53 miliar merupakan kredit modal kerja (KMK), sedangkan Rp129,75 miliar adalah fasilitas bank garansi.

Dia menambahkan bahwa hingga saat ini, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan untuk alutsista yang disalurkan kepada beberapa industri strategis, seperti PT Pindad dan PT Dok Kodja Bahari.

Untuk pengadaan alutsista yang didatangkan dari luar negeri, Bank Mandiri telah menandatangani komitmen pembiayaan dengan nilai sekitar Rp6,5 triliun.

“Penyaluran pembiayaan untuk pembangunan kapal patroli cepat ini merupakan salah satu komitmen Bank Mandiri dalam mendukung pengadaan alutsista. Dengan keberhasilan ini, kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah mampu membangun dan mengembangkan alutsista secara mandiri di dalam negeri,” ujar Abdul Rachman.

Sebelumnya, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp123,78 miliar untuk membangun tiga unit kapal cepat rudal pertama, kedua dan ketiga produksi dalam negeri, yaitu KRI Clurit – 641 , KRI Kujang – 642 dan KRI Beladau – 643.

Sumber: ANTARA Kepri/Bisnis

Skadron Sukhoi Lengkap 16 Unit Setelah Penantian 10 Tahun

Pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK 2 milik TNI AU diturunkan dari pesawat angkut Antonov AN-124-100 setibanya di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (4/9) malam. Kedatangan dua pesawat Sukhoi Su-30 MK 2 pesanan pemerintah Indonesia itu untuk menambah kekuatan Skadron 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin yang kini memiliki 16 unit pesawat tempur Sukhoi Su-2 SKM dan Su-30 MK 2. (Foto: ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/Koz/Spt/13)

4 September 2013, Makassar: Dua dari 16 pesawat tempur Sukhoi dari jenis Su-27 SKM dan Su-30 MK2, pesanan pemerintah Indonesia dari Rusia, tiba di Landasan udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar.

Pesawat itu, diangkut dengan pesawat Antonov AN-124-100 Flight Number VDA 6328 dengan pilot Panov Vadim, Salovyev Evgeny, dan Valodanov Rinai, beserta 13 orang crew.

Pesawat Sukhoi datang berupa material, dan dikemas dalam beberapa peti kemas. Selanjutnya, pesawat tersebut akan langsung dirakit di Skadron Teknik 044 Lanud Sultan Hasanuddin.

Menurut Kepala Penerangan Lanud Sultan Hasanuddin Mayor Sus Mulyadi, nantinya yang akan merakit pesawat Sukhoi tersebut yakni teknisi dari Rusia, bersama teknisi Skadron 044 sebelum di tempatkan di Skadron udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin.

"Sebelumnya akan dirakit oleh orang-orang Rusia, dibantu oleh tim dari lanud sendiri. Kami memperkirakan, perakitan pesawat tersebut akan memakan waktu sekitar 10 hari. Setelah itu, baru dilakukan tes flight," ujarnya, kepada wartawan, Rabu (4/9/2013).

Dia menambahkan, pesawat Antonov itu berangkat dari Bandara Khabarovsk Rusia menuju Bandara Ninoy Manila, selanjutnya menuju Lanud Hasanuddin. "Pengiriman pesawat tersebut memakan waktu sekitar dua hari. Karena pesawatnya sempat transit di Manila," terangnya.

Kedatangan dua pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK 2 ini menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base pesawat tempur Su-27 SKM dan Su-30 MK 2 buatan Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association (KNAPO) Rusia.

Saat ini, sudah ada sekitar 14 unit pesawat Sukhoi. Namun dengan kedatangan dua pesawat terakhir, maka dipastikan seluruh pesawat pesanan Pemerintah Indonesia yang berjumlah 16 sudah lengkap.

"Untuk pesawat Sukhoi Su-27 SKM berjumlah 5 unit dengan kapasitas single seat, sedangkan Su-30 MK sebanyak 11 buah dengan kapasitas tandem seat," jelasnya.

Pemesanan pesawat tempur Sukhoi ini, sudah dilakukan sejak 2003. Sejak saat itu, kedatangan pesawat dilakukan secara bertahap, yakni tahun 2003 di Lanud Iswahyudi, Madiun. Selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, pada 2009 dan 2010.

Hingga tahun 2013, tercatat tiga tahap pengiriman pesawat Sukhoi, yakni pada 22 Februari 2013 sebanyak 2 unit pesawat Sukhoi Su-30 MK, pada 16 Mei 2013, Sukhoi Su-30 MK, dan terakhir hari ini. Pesawat-pesawat itu akan digunakan untuk menjaga daerah teritorial di Indonesia timur.

Sumber: SINDO

TNI Akan Bentuk Komando Operasi Khusus TNI

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan) didampingi Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo (kiri) meninjau persiapan latihan bersama Penanggulangan Terorisme atau "Counter Terorism Exercise 2013" di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Sentul, Bogor, Jabar, Selasa (3/9). Latihan Bersama Penanggulangan Terorisme atau "Counter Terorism Exercise 2013", yang merupakan bagian dari "ASEAN Defence Minister`s Meeting (ADMM-Plus) tersebut akan dilaksanakan pada 9-13 September 2013 yang akan diikuti oleh 18 negara an latihan ini adalah pertama yang pernah dilaksanakan di Kawasan Asia Pasifik. (Foto: ANTARA FOTO/Jafkhairi/ss/mes/13)

3 September 2013, Jakarta: Satu langkah strategis pada operasionalisasi dan doktrin tengah dirintis TNI melalui wacana pembentukan Komando Operasi Khusus TNI (Indonesian Special Operation Command), yang didedikasikan untuk tugas-tugas sangat khusus, terutama pencegahan dan penanggulangan terorisme.

"Konsepnya sedang disusun, walau pada kenyataannya operasi gabungan melibatkan pasukan elit ketiga matra TNI telah berkali-kali dilaksanakan," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, di Pusat Pelatihan Misi Perdamaian TNI, Sentul, Jawa Barat, Selasa.

Kehadiran Komando Operasi Khusus TNI menjadi keniscayaan, karena hakekat ancaman dan tingkat keperluan komando operasi TNI ini cukup meningkat. Kuantitas, kualitas, dan kompleksitas jaringan terorisme di dalam dan luar negeri semakin meningkat.

Secara struktur keorganisasian, komando operasi baru TNI ini nanti akan langsung berada di bawah panglima TNI. Untuk saat-saat awal, kajian internal TNI menyatakan TNI AD melalui Komando Pasukan Khusus TNI AD menjadi pucuk pimpinan.

Sebenarnya, selain Korps Baret Merah itu, ada beberapa lagi pasukan khusus di lingkungan TNI yang berkemampuan intelijen, kontra intelijen, pertempuran trimatra (beraksi di laut, udara, dan darat), dan lain-lain.

Mereka adalah Detasemen Jalamangkara Korps Marinir TNI AL, Komando Pasukan Katak TNI AL, dan Detasemen B90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI AU.

Masih ada lagi --bukan setingkat komando operasi-- Batalion Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL, yang fungsinya lebih mirip dengan US Marine Scouts pada Korps Marinir Amerika Serikat.

Kekuatan, kemampuan, dan doktrin dari seluruh pasukan khusus TNI itulah yang akan "dilebur" di dalam Komando Operasi Khusus TNI tanpa menghilangkan identitas dan doktrin awal pasukan. Ada beberapa model organisasi dan pengerahan yang bisa diikuti.

"Namun TNI akan mengikuti model Singapura. Organisasinya kecil namun unsurnya lengkap. Pada masa damai, unsur-unsur itu kembali ke satuan induk; saat diperlukan langsung terintegrasi," kata Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI AD, Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo.

Kehadiran Yusgiantoro di pusat pelatihan itu guna memastikan kelancaran Latihan Gabungan Anti Teror ASEAN Plus, pada 9-13 September nanti.

Pasukan-pasukan khusus 10 negara ASEAN turut, ditambah mitranya dari Amerika Serikat, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, India, Rusia, China, dan Australia.

Latihan gabungan pasukan-pasukan elit 18 negara ini baru pertama kali dilaksanakan di dunia, hasil dari Pertemuan Menteri Pertahanan se-ASEAN di Hanoi, Viet Nahm, pada 2010.

Ada lima bidang kerja sama yang dilaksanakan, dimana Indonesia dan Amerika Serikat didaulat menjadi ketua bersama bidang pelatihan dan pertukaran informasi pasukan militer anti teror.

Sumber: ANTARA News

Monday, September 2, 2013

KRI dr Soeharso-990 Kunjungi Pulau Terpencil di Provinsi NTT

(Foto: Dispenarmatim)

2 September 2013, Jakarta: KRI dr Soeharso-990 kini tengah berjibaku menembus gelombang laut, menuju misi kemanusian di pulau-pulau terpencil nusantara sejak Jum’at lalu (30/8), bersama-sama tiga koleganya sekelas, KRI Banda Aceh-593, KRI Makassar-590, dan KRI Surabaya-591.

Khusus KRI dr Suharso/990 --kapal perang rumah sakit-- misi pelayaran kini bagian dari Sail Komodo 2013, dalam Operasi Surya Bhaskara Jaya LXII/2013, ke pulau-pulau di Provinsi NTT, meliputi Kabupaten Lembata, Kabupaten Maumere (Sikka), Labuan Bajo, dan Kabupaten Sumba.

NTT dipilih karena pulau-pulaunya sangat banyak namun akses bagi masyarakat masih sangat terbatas. terkhusus akses terhadap layanan kesehatan, sebagaimana dinyatakan Dinas Penerangan TNI AL.

Satuan Tugas SBJ LXII/2013 dikomandani Kolonel Pelaut Taat Sunarto yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Bantu Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, sementara KRI dr Soeharso-990 dikomandani Letnan Kolonel Pelaut I Putu Darjatna.

KRI dr Suharso-990 merupakan kapal kelas Landing Platform Dock sepanjang 122 meter berbobot mati 16.000 ton yang geladak apronnya mampu menampung tiga helikopter ringan ini buatan Korea Selatan seharga 37,5 juta dolar Amerika Serikat.

Dia semula bernama KRI Tanjung Dalpele-572, yang lalu diubah menjadi kapal rumah sakit.

Selain kesehatan, awak TNI AL yang ada di dalam lambungnya juga merenovasi sarana dan prasarana umum, penyuluhan ketahanan nasional dan penyerahan bahan keperluan sehari-hari di Lembata, Maumere, Waingapu, dan Labuhan Bajo, hingga pada acara puncak Sail Komodo pada Sabtu, 14 September mendatang.

Sumber: ANTARA News

Parlemen Awasi Realisasi Pembelian Helikopter Apache

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kedua kiri) didampingi Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/9). (Foto: ANTARA /Widodo S. Jusuf)

2 September 2013, Jakarta: Komisi I DPR RI memastikan akan mengawasi realisasi pengadaan delapan unit helikopter Apache produksi Amerika Serikat. Kontrak pengadaan heli jenis serbu itu sudah diteken Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro, Senin pekan lalu.

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, kebijakan pembelian alutsista tersebut disepakati DPR dan pemerintah dengan syarat ada komitmen alih teknologi, jaminan suku cadang, serta bebas pakai.

"Adapun yang akan kita awasi adalah bagaimana realisasi pembelian helikopter itu, sudahkah sesuai syarat. Kalau perlu kemudian alutsista itu kita produksi sendiri di dalam negeri," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (2/9).

Pembelian Apache sudah direncanakan sejak awal 2013. Namun, TNI Angkatan Darat belum merealisasikannya karena Kementerian Keuangan memasukkannya dalam anggaran reguler sehingga bikin berat. Khawatir biaya operasional terganggu, TNI AD lalu meminta tambahan anggaran khusus pada APBN 2014.

Pembelian alutsista itu menghabiskan anggaran Rp 6,4 triliun. Pada Oktober 2014, helikopter tersebut diharapkan sudah datang lengkap dengan senjata dan suku cadangnya.

Legislator Sarankan TNI AD Beli Chinook

Setelah menyetujui pengadaan helikopter Apache dari Amerika Serikat, Komisi I berharap TNI Angkatan Darat melanjutkan pembelian alutsista lain dari negara itu, yakni helikopter multifungsi Chinook.

Anggota Komisi I DPR Muhammad Najib mengungkapkan, saat muncul gagasan TNI Angkatan Darat membeli helikopter Apache, Komisi Pertahanan juga memberikan pandangan untuk pembelian helikopter multifungsi berukuran besar. Bahkan Komisi I menyarankan TNI AD terlebih dulu membeli helikopter Chinook sebelum Apache.

Pandangan Komisi itu didasarkan pada pertimbangan bahwa helikopter multifungsi sangat berguna untuk penanganan bencana alam. Kebutuhan akan helikopter jenis itu makin besar jika dilihat dari rentannya kondisi geografis Indonesia terhadap bencana seperti gunung berapi, banjir, tsunami, dan gempa bumi.

Sementara helikopter Apache yang dilengkapi persenjataan canggih belum terlalu dibutuhkan karena Indonesia belum menghadapi ancaman serius penyerbuan pihak asing. Dengan demikian, kebutuhan terhadap helikopter multifungsi dan berbadan besar lebih dibutuhkan ketimbang helikopter jenis serbu.

"Namun pada akhirnya keputusan akhir di internal TNI, Khusus AD, tetap memprioritaskan pembelian Apache. Sehingga seperti yang terjadi saat ini, realisasi pengadaan Apache akan segera dilakukan pada 2014 mendatang," ujar Muhammad Najib di Kompleks Parlemen, Senin (2/9).

Sumber: Jurnal Parlemen