Friday, July 20, 2012

Dirjen Renhan Kemhan: Pembangunan Kekuatan TNI Dilakukan Bertahap


19 Juli 2012, Jakarta: Pembangunan kekuatan TNI diarahkan kepada struktur ideal. Namun dihadapkan dengan keterbatasan sumber daya yang ada, maka pembangunan kekuatan TNI dilakukan secara bertahap melalui pemenuhan kekuatan pokok minimum atau Minimum Essential Force (MEF).

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan ( Dirjen Renhan Kemhan) Marsda TNI Sunaryo, Rabu Pagi (18/7) saat menjadi nara sumber dalam acara Talk Show “Sarapan Pagi” di Radio KBR 68H.

Talkshow yang disiarkan secara on air dari Sudio Mini Pusat Komuikasi Publik Kemhan ini merupakan kerjasama antara Kemhan bersama Radio KBR 68H dalam rangka memberikan informasi secara rutin kepada publik terkait kebijakan Pemerintah melalui Kemhan di bidang pertahanan negara.

Lebih lanjut Dirjen Renhan Kemhan mengatakan, dalam rangka mewujudkan MEF secara bertahap selama tiga Rencana Startegis (Renstra) yaitu Renstra 2010-2014, Renstra 2015-2019 dan Renstra 2020-2024, Pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 35 Tahun 2011 tentang Percepatan Pemenuhan Kekuatan Pokok Minimal TNI.

Untuk tahun 2012 ini, diharapkan akan terwujud sasaran pembangunan yang meliputi terwujudnya postur pertahanan sebesar 28, 7 %, terbangunnya 25 Pos Pertahanan baru di wilayah perbatasan dan 6 pos di pulau terluar / terdepan beserta prajuritnya, revitalisasi industri pertahanan serta menurunnya gangguan keamanan laut atau pelanggaran hukum di laut.

Lebih lanjut Dirjen Renhan Kemhan menjelaskan, pada tahun 2012 alokasi anggaran untuk pembangunan kekuatan pertahanan negara sebesar Rp. 72, 53 T dengan alokasi Kemhan Rp.19 T, Mabes TNI Rp. 6, 02 T, Mabes AD Rp.30,30 T dan Mabes AL Rp. 9,20 T, serta AU Rp. 8,01 T. Apabila berdasarkan jenis belanja adalah 48.05 % untuk belanja pegawai dan sisanya untuk belanja barang sebesar 15, 85 % dan belanja modal sebesar 36, 1 %.

Terkait dengan kesejahteraan Prajurit TNI dan PNS Kemhan, Dirjen Renhan menjelaskan bahwa Pemerintah melalui Kemhan terus melakukan peningkatan kesejahteraan Prajurit TNI dan PNS Kemhan berupa, kenaikan gaji pokok sebanyak 10%, pemberian gaji ke 13, kenaikan uang lauk pauk, pemberian tunjangan operasi keamanan bagi TNI dan PNS yg bertugas di wilayah perbatasan dan pulau - pulau terkecil terluar dan pemberian tunjangan kinerja.

Sumber: DMC

Imparsial: Mengkhawatirkan Leopard Ditempatkan di Perbatasan Kalimantan, Papua

Leopard 2 A6 dan Leopard 2 PSO (Peace Support Operations) (Foto: ©Bundeswehr)

18 Juli 2012, Jakarta: Buku Putih pertahanan Indonesia menyatakan 85 persen ancaman ada di dalam negeri dalam bentuk terorisme dan separatisme. Kalangan aktivis khawatir, ini memicu pelanggaran HAM.

Sebanyak 100 MBT Leopard akan ditempatkan di Kalimantan, Papua, dan daerah perbatasan lainnya. “Kami jelas mengkhawatirkan tank itu digunakan untuk pelanggaran HAM. Apalagi kasus-kasus kekerasan seperti terjadi di Papua yang dilakukan aparat keamanan meningkat,” kata Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti di Jakarta, Rabu (18/7).

Buku Putih Pertahanan juga menyebutkan kecil kemungkinan Indonesia perang dengan negara lain. “Artinya bukan ofensif, tapi defensif. Karenanya aneh jika lebih memilih membeli MBT,” ujarnya.

Imparsial memertanyakan, mengapa ingin membeli MBT. “Padahal lebih baik diprioritaskan untuk membeli yang lain,” kata Poengky. Terkait adanya penolakan dari parlemen Jerman karena persoalan pelanggaran HAM, dia menilai pemerintah harus serius menyelesaikan masalah ini.

DPR Berikan Syarat Pembelian Leopard

Penolakan parlemen Jerman terhadap rencana pembelian Main Battle Tank (MBT) jenis Leopard 2A6 harus disikapi hati-hati oleh pemerintah Indonesia maupun Jerman. Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tb Hasanuddin mengatakan, DPR tetap memberi dukungan pada pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dalam rangka memenuhi standar Minimum Esseential Forces (MEF) termasuk pengadaan MBT Leopard. Namun begitu, Pemerintah harus memenuhi syarat pengadaan alutsista.

“Saat ini DPR dalam posisi menunggu sikap pemerintah kedua negara. Pada prinsipnya, DPR mendukung rencana pembelian alutsista dari luar negeri asalkan memenuhi syarat,” kata Hasanudin di Jakarta, Rabu (18/7).

Menurut Hasanuddin, ada lima syarat yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Pertama, pembelian alutsista harus sesuai dengan rencana strategis pertahanan.

Kedua, pembelian alutsista itu memiliki nilai tambah bagi industri strategis di dalam negeri dimana pengembangan industri pertahanan dalam negeri juga menjadi fokus pemerintah.

Ketiga, alutsista yang akan dibeli juga harus cocok dengan kondisi geografis Indonesia serta bisa digunakan untuk kepentingan-kepentingan lain. "Seperti untuk alat angkut atau dipergunakan untuk membantu saat terjadi bencana alam," kata Tubagus. Selain itu, lanjut Hasanudddin, pembelian alutsista harus memenuhi asas akuntabilitas.

Dan terakhir, pengadaannya harus dilakukan secara transparan. "Jika kelima kriteria itu dipenuhi pemerintah, apapun alustsista yang dibeli pasti kami setujui,” ujarnya.

Hasanuddin juga mengatakan, tank Leopard tidaklah cocok digunakan di Indonesia. Alih-alih tank Leopard yang merupakan MBT dengan bobot lebih dari 60 ton, dia menyarankan pemerintah membeli medium tank. "Kami berharap pemerintah membeli Leopard tipe sedang dengan bobot 40 ton agar tak bermasalah dengan kontur geografis negeri ini."

Salah satu tank Leopard yang memiliki bobot 40 ton adalah Leopard buatan Rheinmetall. Selain harganya lebih murah, tank ini juga bisa menjadi nilai tambah bagi PT Pindad sebagai industri peralatan tempur untuk mengembangkan tank serupa. "Dan kami berharap pemerintah tak membeli tank yang bekas. Harus (tank) baru agar biaya perawatannya lebih murah," ujar Hasanuddin menambahkan.

Sumber: Jurnas

Imparsial: Pembelian Leopard Tidak Urgensi

Leopard 2. (Photo: KMW)

19 Juli 2012, Jakarta: The Indonesian Human Rights Monitor (Imparsial) meminta agar pembelian 100 main battle tank (MBT) Leopard dari Jerman dibatalkan dan anggarannya dialihkan untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit.

Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti menyatakan, pemerintah dan DPR harus berhati-hati dan cermat dalam menentukan alokasi anggaran untuk pertahanan.

"Pembelian alutsista (alat utama sistem senjata) harus benar-benar didasarkan atas kebutuhan objektif pertahanan Indonesia, bukan atas dasar kebutuhan politis," kata Poengky di Jakarta, Kamis (19/7).

Menurut Poengky, tidak ada urgensi pembelian Leopard saat ini. Ia menduga, rencana pembelian Leopard ditujukan untuk mencari keuntungan segelintir kelompok dan elite pemerintahan. "Transparansi dan akuntabilitas sektor pertahanan masih patut dipertanyakan," ujar Poengky.

Kendati demikian, menurut Poengky, penguatan matra darat memang tetap harus dilakukan. Namun pemerintah harus mencermati kondisi geografis, infrastruktur, strategi dan doktrin pertahanan Indonesia. Akan lebih baik jika pemerintah menambah kekuatan kavaleri TNI dengan jenis medium dan light tank.

"Ini sejalan dengan keinginan industri pertahanan di dalam negeri yang juga akan mengembangkan pembuatan tank jenis medium dan ringan bekerja sama dengan beberapa negara lain," ungkap Poengky, merujuk pada PT Pindad sebagai kekuatan industri pertahanan nasional.

Dalam pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyno dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, Selasa (10/7), salah satunya membahas rencana pembelian 100 MBT jenis Leopard. Presiden SBY mengatakan, selama 20 tahun Indonesia tidak pernah memodernisasi senjata dan elemen pertahanan.

Anggaran yang disiapkan untuk membeli 100 Leopard sebesar US$280 juta.

Kritik keras Imparsial terhadap rencana pembelian Leopard berbuntut panjang. Direktur Program Imparsial Al A'raf, yang selama ini menjadi dosen di Universitas Pertahanan, dilarang mengajar. Menurut Al A'raf, larangan itu diduga berkaitan dengan pemuatan tulisan di rubrik Opini salah satu media cetak nasional. Ia menuding, rencana pembelian Leopard adalah kesalahan penempatan prioritas anggaran pertahanan.

Sumber: Imparsial

PT DI Peroleh Kontrak Rp 8 Triliun hingga 2016

C-295 Spanish Air Force. (Foto: Airbus Military)

19 Juli 2012, Bandung: Dalam empat tahun ke depan,PT Dirgantara Indonesia (PT DI) siap mengerjakan kontrak senilai Rp8 triliun. Nilai kontrak itu untuk pengadaan komponen dan pesawat yang dikerjakan hingga 2016.

Direktur Umum PT DI Sukatwikanto mengatakan, nilai kontrak sebesar Rp8 triliun itu merupakan hasil kerja sama yang terjalin dengan sejumlah industri pesawat terbang dunia. Salah satu adalah kerja sama antara PT DI dengan Airbus Military yang menggarap pasar di kawasan Amerika Selatan. Kerja sama itu melalui pemasaran pesawat terbang jenis CN-235 dan CN-295. “Kerja sama ini jelas menguntungkan PT DI.Apalagi bentuknya bukan merger.

Selain itu,bisa menggarap pasar yang lebih luas, termasuk Amerika Selatan,”kata Sukatwikanto. Dia menyebutkan, kerja sama antara PT DI dengan Airbus Military ini telah berlangsung lama.Perusahaan tersebut semula bernama Cassa dan berganti nama setelah diambil alih oleh Airbus. Namun demikian, untuk merealisasikan kontrak tersebut, BUMN-nya membutuhkan modal kerja sekitar Rp2,06 triliun. Namun, pemerintah baru menyetujui dana modal kerja sebesar Rp1 triliun. Dia menjelaskan, modal kerja senilai Rp2,06 triliun itu untuk melakukan pembelian sejumlah mesin baru dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi.Dengan begitu,jika kapasitas produksi bertambah, tentunya PT DI dapat memenuhi semua pemesanan sesuai kontrak. Selain itu, kata dia, modal kerja yang diperlukan PT DI juga di antaranya menambah sumber daya manusia (SDM). Saat ini,PT DI telah melakukan program revitalisasi dengan merekrut SDM baru. “Setiap tahun kami merekrut sekitar 300 orang karyawan baru. Targetnya 1.500 karyawan baru direkrut hingga 2017. Mereka adalah tenaga ahli engineeringyang disiapkan mengganti tenaga yang pensiun,” jelas Sukatwikanto.

Sumber: SINDO

Tuesday, July 17, 2012

Korps Marinir Latihan Pendaratan Amfibi di Lampung


17 Juli 2012, Pasewaran : Korps Marinir TNI Angkatan Laut melaksanakan operasi amfibi di Pantai Caligi, Pasewaran Lampung Selatan, Selasa (17/7). Latihan yang melibatkan satu Batalyon Tim Pendarat (BTP) Pasmar-2 tersebut merupakan program latihan Triwulan III Tahun 2012 yang bertujuan untuk membina kemampuan dan kekuatan tempur pasukan pendarat.

Kegiatan diawali dengan Embarkasi pasukan di Dermaga Kolinlamil dengan KRI Banda Aceh, KRI Amboina dan KRI Bone, (16/7). Kemudian melaksanakan lintas laut menuju Daerah Sasaran Amfibi. Keesokan harinya dilaksanakan debarkasi gelombang pendaratan untuk melaksanakan serbuan amfibi ke pantai Caligi yang dikuasai musuh.

Setelah seluruh gelombang pendaratan mendarat, satu peleton peterjun statik melaksanakan penerjunan ke Drooping Zone di pantai untuk mempercepat penguasaan tumpuan pantai. Kemudian pada latihan kali ini dilaksanakan demo penembakan oleh Tank PT.76 dan BMP-3F, disusul penembakan 3 pucuk Meriam 57, 2 pucuk Howitzer 105, 2 roket RM -70 Grad 40. Laras yang masing- masing peluru mempunyai daya hancur 100 m2. Selanjutnya penembakan 2 pucuk Mortir 81, 2 pucuk Mortir 60, serta 2 pucuk sejata mesin berat dan ringan, kemudian ditutup dengan tembakan Bungalor Torpedo untuk membersihkan lapangan ranjau sehingga aman dilalui pasukan.

Pada latihan operasi amfibi yang berkekuatan satu Batalyon Tim Pendarat ini juga mengerahkan material tempur diantaranya 10 Tank PT76, 10 Tank BMP-3F, 10 Ranratfib (Kendaraan Pendarat Amfibi), 18 Perahu Karet, 1 Landing Craft Utility (LCU), 4 Kendaraan Pengangkut Artileri (KAPA), 2 BTR-50P, dan 2 LVT-7A1 serta 3 KRI.

Latihan operasi amfibi tersebut ditinjau langsung Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin, Kepala Staf Korps Marinir Brigjen TNI (Mar) A Faridz Wasingthon, Dan Pasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Strurman Pandjaitan dan 4 Perwira Menengah dari Royal Thai Marine serta para pejabat teras Mako Kormar dan Komandan-komandan Kolak Pasmar-2.

Keberadaan perwira dari Royal Thai Marine pada latihan kali ini adalah sebagai peninjau latihan dalam rangka penjajakan latihan bersama antara Royal Thai Marine dan Korps Marinir di waktu yang akan datang.

Sumber: Dispenkormar

Korps Marinir Akan Gelar Latihan Bersama Marinir Thailand

Marinir Thailand saat latihan bersama U.S. Corps Marines pada Cobra Gold 2012. (Foto: U.S. Marine Corps/Lance Cpl. Ronald K. Peacock)

17 Juli 2012, Pesawaran, Lampung: Korps Marinir TNI AL akan menggelar latihan gabungan bersama marinir Kerajaan Thailand di Pantai Caligi Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

"Korps marinir merencanakan latihan gabungan bersama Kerajaan Thailand yang dimulai dari datangnya tim peninjau dari anggota marinir Kerajaan Thailand," kata Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) Alfan Baharudin saat meninjau latihan pendaratan pasukan marinir, di Pesawaran, Selasa.

Ia mengatakan, tim peninjau datang ke sini untuk melihat kesiapan Korps Marinir TNI AL untuk mengikuti latihan gabungan. Markas Besar TNI kemungkinan segera merencanakan persiapan latihan gabungan tersebut.

"Ini baru sekali terjadi Kerajaan Thailand mengirimkan tim pemantau pada latihan pendaratan sejak tahun 1978 lalu," katanya.

Dalam latihan itu pendaratan itu, Korps Marinir menurunkan 1.735 personel, dan peralatan tempur dalam sesi latihan pendaratan amfibi oleh Batalyon Tim Pendarat (BTP) Pasukan Marinir (Pasmar) II.

Sumber: ANTARA News

Prajurit Marinir Berlatih Menembak di RIMPAC 2012

17 Juli 2012, Ewa Beach, Hawaii: Kapten Edwin Sinae dari Korps Marinir memperagakan teknik menembak pada anggota peletonnya di Puuloa Range Training Complex di Ewa Beach, Hawaii. Prajurit Korps Marinir, Tentara Laut Diraja Malaysia, Tonga Defense Services dan U.S. Marines bertukar taktik senapan ringan. Latihan ini bagian dari Latihan Bersama dua tahunan Rim of the Pacific (RIMPAC), dilaksanakan dari 29 Juni hingga 3 Agustus disekitar Kepulauan Hawaii. RIMPAC 2012 diikuti 20 negara, lebih dari 40 kapal perang dan kapal selam, lebih dari 200 pesawat terbang dan 25000 prajurit. (Foto: U.S. / Chief Mass Communication Specialist Keith W. DeVinney)

Prajurit Korps Marinir saat berlatih menembak. (Foto: U.S. / Chief Mass Communication Specialist Keith W. DeVinney)

Prajurit Korps Marinir mengamati hasil tembakan jarak 25meter menggunakan senapan serbu M-16. (Foto: U.S. Marine / Cpl. Jerome Reed)

Sumber: U.S. Pacific Fleet
@Berita HanKam

Panglima Armada Pasifik USN Kunjungan ke Menhan


17 Juli 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Senin (16/7) menerima kunjungan Commander of US Pacific Fleet, Admiral Cecil Haney, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.

Pada kesempatan tersebut, di bicarakan beberapa isu-isu yang berkembang seputar keamanan maritim di wilayah regional Asean dan Asia Pasifik, seperti Selat Malaka dan wilayah Laut Cina Selatan. Menhan menyampaikan TNI AL beserta lembaga terkait yang ada di pemerintahan Indonesia lainnya sangatlah berperan penting untuk mengamankan teritorial wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari lautan.

Ditambahkan Menhan fungsi pengamanan maritim ini juga sangat penting diwilayah-wilayah perairan yang menjadi jalur ekonomi dan perdagangan laut internasional seperti di Selat Malaka.

Menurut Menhan terkait pengamanan maritim yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia bersama negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand di wilayah Selat Malaka sangatlah efektif dan optimal. Selain itu pengamanan maritim yang dilakukan ini juga tidak terlepas dari adanya kontribusi dari pihak Amerika dengan pemberian bantuan berupa alat radar pengawasan laut atau Integrated Maritime Surveillance System.

Hal ini ditandai dengan menurunnya tindakan kejahatan seperti perompakan laut baik yang bertaraf nasional maupun internasional.

Menhan juga pada kesempatan pertemuan tersebut menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan kepada Pemerintah Amerika atas kerjasama dan dukungan kontribusi yang telah dijalin selama ini.

Sementara itu Admiral Cecil Haney juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas kesempatan yang diberikan kepada beberapa kapal perang Amerika yang berkunjung ke Indonesia untuk menjalin kerjasama ataupun latihan bersama dengan TNI Angkatan Laut.

Pada kesempatan tersebut Menhan didampingi Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, Dirjen Kuathan Kemhan Laksda TNI Bambang Suwarto dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.

Sumber: DMC

Mahfudz: Biaya Hibah Empat Hercules dari Australia Terlalu Mahal

C-130H Hercules A97-012 terbang diatas Richmond, 22 Agustus 2006. RAAF memiliki 12 C-130H Hercules, dua unit (A97-009 dan A97-012) digrounded tanpa mesin di Richmond sejak 2009. RAAF berencana mempensiunkan C-130H dan hanya mengoperasikan 12 C-130J Hercules, 10 C-295J Spartan dan 6 C-17 Globemaster III. (Foto: RAAF)

17 Juli 2012, Jakarta: Biaya hibah empat unit pesawat Hercules dari Australia kepada Indonesia dinilai terlalu mahal. Hal ini dikatakan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, saat menerima kunjungan Menlu Australia Bob Carr dan Dubes Australia untuk Indonesia Greg Moriarty serta sejumlah stafnya, di Ruang Pimpinan Komisi I, di Gedung Nusantara II lantai 2, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (16/7).

 "Tadi juga ditanyakan soal hibah Hercules, yang informasi yang kita terima itu membutuhkan biaya sekitar 60 juta dolar AS. Ada informasi, biaya itu terlalu tinggi untuk retrofit, pengiriman, plus suku cadang," ujar Mahfudz.

Kata Mahfudz, sampai sekarang Komisi I sendiri belum mendapatkan penjelasan secara resmi dari Kementerian Pertahanan mengenai kontrak hibah tersebut, berapa besaran biayanya dan untuk item apa saja. "Tetapi dengan 60 juta dolar AS itu, Komisi I menganggap itu terlalu tinggi. Dan anggaran sebesar itu sebenarnya bisa digunakan untuk membeli beberapa Hercules yang baru," ujarnya.

Kata Mahfudz, pihak Menlu dan Dubes Australia pun mengatakan bahwa semua itu tergantung pada kontrak yang disepakati kedua belah pihak dan mereka mengatakan pihak Kemhan yang lebih paham untuk menjelaskan hal itu. "Yang jelas Komisi I belum duduk bersama Kemhan, karena tahun lalu Komisi I sudah pernah membahas bersama Kemhan di anggaran 2011 mengenai anggaran hibah empat Hercules. Itu sudah ada pembahasan, sudah disepakati, tetapi waktu itu Kemhan menyatakan ditunda hibah ini. Lalu anggaran hibah itu direalokasi untuk retrofit dan perawatan lima Hercules yang ada," tegasnya.

Jadi, kata Mahfudz, anggaran yang diajukan Kemhan untuk biaya hibah pesawat Hercules dari Australia yang diajukan pada 2011 itu, sudah direalokasi. Jadi, untuk hibah empat Hercules dari Australia yang disepakati antara Presiden SBY dan PM Australia beberapa pekan lalu, belum ada anggarannya.

"Oleh karena itu Komisi I menunggu usulan baru dari Kemhan mengenai sumber pembiayaan dari hibah ini. Ini yang akan kita tanyakan, kenapa lebih besar, seperti apa kontraknya. Dan, Komisi I meminta Kemhan untuk segera mengajukan inisiatif baru untuk anggaran hibah Hercules ini. Kalau tidak, dari mana sumber uangnya," ujarnya.

Kata Mahfudz, jika biaya perbaikan empat hibah Hercules itu diambil dari anggaran 2012, bisa terjadi penyalahgunaan anggaran, karena realokasi tanpa pembahasan dengan DPR.

"Ini baru MoU dan kontraknya belum berjalan. Kita mau lihat seperti apa kontraknya, kita belum tahu. Setelah kontrak, baru pembiayaan. Paling tidak akhir tahun ini rencana pengirimannya. Ini juga menjadi pertanyaan apakah ini akan dianggarkan di 2013, tapi yang kita dengar ini didorong pengirimannya akhir 2012. Apakah akan menggunakan anggaran lain-lain dari Kementerian Keuangan atau anggaran perubahan realokasi anggaran Kemhan."

Yang jelas, lanjut Mahfudz, sampai sekarang Kemhan belum mengajukan. "Tapi saya mendapat informasi kemarin bahwa ada pejabat Kemhan yang mengatakan bahwa anggaran itu masih ada karena belum pernah direalokasi. Saya katakan tidak," tegasnya.

Sumber: Jurnal Parlemen

Monday, July 16, 2012

Latihan Sikatan Daya 2012 Ditutup


16 Juli 2012, Malang: Setelah enam hari kegiatan Latihan Sikatan Daya 2012 dilaksanakan di jajaran Koopsau II dan Daerah Pandan Wangi Lumajang Jawa Timur yang dimulai tanggal 9 Juli sampai dengan 16 Juli 2012, pada hari ini Kamis (16/7) latihan tersebut ditutup oleh Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Agus Supriyatna di ikuti para pejabat Lanud dan seluruh anggota Lanud Abd Saleh bertempat di Taxy Way Lanud Abdulrahman Saleh.

Pangkoopsau II menjelaskan bahwa latihan Sikatan Daya yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini sangat penting artinya bagi TNI Angkatan Udara dalam upaya mencapai tingkat kesiapan operasional yang tinggi. Selain itu, latihan ini juga dalam rangka pembinaan profesionalisme bagi para awak pesawat. Sebagai salah satu Kotama operasi TNI, Koopsau II senantiasa harus siap menghadapi tugas-tugas operasi, tingkat kemampuan dan kesiapan operasionalnya perlu terus dibina dan ditingkatkan. Demikian juga langkah-langkah evaluasi atas kemampuan dan kesiapan operasional satuan jajaran beserta unsur-unsurnya perlu terus dilakukan secara cermat.

Dalam latihan ini, setiap satuan dalam jajaran Koopsau II telah diuji tingkat kemampuan, ketrampilan, ketepatan dan kecepatan dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing satuan. Melalui latihan antar satuan semacam ini dapat diketahui secara nyata kemampuan dan kesiapan operasional tiap satuan jajaran.

Latihan melibatkan Pelaku, Komando Latihan dari Lanud jajaran Koopsau II, sebanyak 1500 personel dari Lanud Iswahyudi Madiun, Lanud Hasanuddin Makassar dan Lanud Abd Saleh ini dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan.

Salah satu faktor keberhasilan dari latihan ini adalah disiplin yang tinggi serta terjalinnya koordinasi yang baik dari seluruh Pelaku dan Komando Latihan dalam melaksanakan tugasnya, tambahnya. Diharapkan kepada anggota yang terlibat agar sekembalinya ke satuan masing-masing agar lebih meningkatkan lagi kemampuannya sehingga kita selalu siap jika dibutuhkan sewaktu-waktu.

Sebelum Latihan Sikatan Daya ditutup, pagi pukul 06.30 Wib di ASR Pandanwangi Lumajang dilakukan manuver lapangan diawali pesawat Boing 737 sebagai unsure pengintai, kemudian dilakukan foto udara dan penerjunan Dalpur oleh pesawat Cassa 212, penembakan target oleh pesawat Sukhoi dan pesawat F-16, dilanjutkan penerjunan pasukan satuan tempur dari 3 pesawat C-130 Hercules, juga 1 pesawat Hercules untuk penerjunan Cargo Develery System (CDS) dan satu lagi pesawat Hercules Air Refueling yaitu pengisian bahan bakar di udara serta satu pesawat helikopter Puma untuk SAR.

Dalam Latihan tersebut semuanya dapat berjalan dengan baik, aman, lancar dan tepat sasaran. Pangkoopsau II yang didampingi Komandan Lanud Abdulrahman Saleh beserta pejabat Lanud lainnya merasa puas dengan latihan sikatan daya 2012 ini. Semoga latihan tahun berikutnya lebih dapat ditingkatkan lagi


Sumber: Lanud Abdulrachman Saleh

TNI dan PLA Selesai Gelar Latma Pasukan Khusus

15 Juli 2012, Jinan: Asisten Operasi (Asops) Kasad Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim dan Kasdam Jinan Letjen Zhao Zong Qi secara resmi menutup Latihan Bersama (Latma) antara Kopassus dengan People’s Liberation Army (PLA) China, Minggu (15/7).

Melalui siaran pers yang diterima InfoPublik, Minggu (15/7), Latma yang telah berlangsung selama 15 hari di Kawasan Pangkalan Latihan Terpadu (Lanlatdu) Jinan China, diikuti oleh 144 personel Kopassus Indonesia dan PLA serta pendukung lainnya.

Dalam amanatnya Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, yang dibacakan Asops Kasad mengatakan, semangat kebersamaan dan persahabatan serta profesionalisme yang telah ditunjukkan adalah modal bagi peningkatan kerja sama kemitraan antara Indonesia-China dan TNI-PLA di masa yang akan datang.

Di tengah berkembangnya hubungan dan saling percaya China-Indonesia, TNI-PLA telah mendukung terlaksananya peningkatan persahabatan dan mendorong hubungan kemitraan strategis dalam rangka membangun kapasitas, kapabilitas dan memelihara perdamaian serta keamanan regional.

Selain itu, Indonesia dan China adalah dua negara yang menjadi barometer stabilitas kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik, yang memiliki nilai dan posisi yang sangat strategis dalam menangani ancaman di dua kawasan tersebut.

"Latihan yang telah dilaksanakan merupakan jawaban keinginan Indonesia dan China dalam mewujudkan kemitraan strategis, guna memainkan peran Angkatan Bersenjata dalam melawan ancaman keamanan terorisme, serta hal-hal lain terkait kontra-terorisme, penanganan epidemi, pencegahan bencana dan memerangi kejahatan transnasional, yang telah diidentifikasi sebagai tindakan-tindakan dimana negara-negara perlu untuk mengatasi hal tersebut secara bersama-sama," kata Panglima TNI.

Menurut Panglima TNI, Latma Anti Teror TNI dan China’s People Liberation Army tahun 2012 telah memberikan motivasi, inspirasi, tips dan pencerahan mengenai aspek-aspek penanggulangan ancaman terorisme, termasuk perubahan yang terjadi di lingkungan kawasan, serta memberikan kata kunci bagi keberhasilan pelaksanaan tugas ke depan.

"Selama pelaksanaan Latihan Bersama ini, terlihat masing-masing pihak telah menunjukkan kemampuan dan keterampilan dengan baik," katanya seraya menegaskan bahwa Latma ini cukup bermanfaat dalam pengenalan budaya serta saling belajar satu sama lain.



Pada kesempatan yang sama, Letjen Zhao Zong Qi juga menambahkan bahwa latihan bersama ini bukan hanya keputusan strategis yang dicapai pemimpin kedua negara dan kedua Angkatan Bersenjata, tetapi juga suatu tindakan kongkret untuk memperkokoh, memperdalam hubungan strategis antara kedua negara sehingga menjadi tonggak baru dalam pergaulan dan kerja sama antara kedua Angkatan Bersenjata.

"Kepada prajurit Kopassus disampaikan bahwa pelaksanaan Latma telah terlaksana dengan penuh semangat, motivasi tinggi, pantang menyerah dan berdasarkan keberanian, keuletan tanpa mempedulikan kondisi panas yang tinggi karena musim kemarau di China, sehingga dapat menyelesaikan latihan dengan kualitas terbaik,” kata Kasdam Jinan.

Kasdam Jinan juga menyampaikan selama dua minggu berlatih di Jinan, dengan perbedaan bahasa dan budaya namun dapat terjalin hubungan persaudaraan antara Kopassus dengan PLA.

Hadir pada acara tersebut, delegasi Indonesia yaitu Athase Darat RI di China Kolonel Arh Kuat Budiman, Asintel Danjen Kopassus Kolonel Inf Teguh Muji Angkasa, Kolonel Inf Irwansyah (Sopsad), Kolonel Sus Agus Munandar (Sops AU), Kolonel Psk Rolland DG Daha (Pakhas AU), Waasops Danjen Kopassus Letkol Inf Binsar, Dansatlat Intel Kopassus Letkol Inf Luki Triandono, Mayor Kav Fauzi Nurdin (Sops TNI), Mayor Inf Tagor R. Pasaribu, Mayor Mar Bambang Dilianto (Yonmar Surabaya), Mayor Cpl Oktavianus Oskar (Staf Kopassus), Mayor Inf Raden Nasrhul F. (Staf Kopassus) dan segenap pejabat tinggi Kodam Jinan lainnya.

Sumber: InfoPublik

Selamat Datang Tank Leopard

Leopard 2A6 (Foto: ©Bundeswehr/Langner)

16 Juli 2012, Jakarta: Armada tempur darat Indonesia sebentar lagi akan makin gagah. Pesanan 100 main battle tank tipe Leopard dari Jerman akan segera dikirim.

Kementerian Pertahanan memastikan pengadaan tank itu mulus tanpa kendala. "Walaupun tidak langsung semuanya, secara bertahap tahun ini sudah ada yang dikirim," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen Hartind Asrin di Jakarta kemarin (15/07).

Mantan atase pertahanan KBRI Malaysia itu menjelaskan, pesanan dari Jerman sudah final. "Tidak mungkin berganti negara,setelah Belanda batal maka digantikan Jerman," katanya.

Alumnus Akabri 1983 itu menambahkan, pada acara ulang tahun TNI 5 Oktober nanti rencananya akan ada defile tank dari Jerman itu. "Saya belum bisa pastikan jumlahnya, tapi untuk defile ya minimal tujuh sudah ada," kata Hartind.

Dia memastikan spesifikasi Leopard buatan Jerman itu cocok dengan kebutuhan TNI AD. Terutama untuk postur pertahanan perbatasan. "Meskipun jenisnya main battle tank, namun ini lincah dan cocok dengan medan geografis Indonesia,"kata jendral satu bintang ini.

Secara terpisah, Direktur Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputera, Msi menilai Leopard Jerman belum pernah diuji kelayakan. "Kita cukup terkejut karena ketika tank Belanda batal tiba tiba saja berganti ke Jerman," katanya.

Alumni IDSS Jenewa itu menyebut selama ini belum ada kajian transparan dari Kemhan tentang tank Leopard dari Jerman. "DPR harus mempertanyakan ini karena anggaran pembeliannya jutaan dollar," tegasnya.

Sumber: JPNN

Latihan Bersama Kopassus dan Pasukan Khusus China Berakhir

15 Juli 2012, Jinan: Kopassus dan Pasukan Khusus China menyelesaikan latihan bersama anti-teroris di Jinan, ibun kota Provinsi Shandong, Minggu (15/7).

Kedua satuan menurunkan masing-masing 70 personil, melakukan latihan menggunakan peluru tajam, termasuk latihan pendaratan menggunakan helikopter, penembakan dan operasi pembebasan sandera. Latihan digelar selama 15 hari.

Latihan bersama Pasukan Khusus Indonesia dan China telah digelar dua kali.


Sumber: CCTV news
@Berita HanKam