Saturday, May 26, 2012

Prajurit POM TNI Ikuti Kompetisi Menembak UNIFIL

Sejumlah anggota Satgas POM TNI Kontingen Garuda XXV-D/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) mengikuti Lomba Tembak UNIFIL/Unifil Inter Contingent Combat Shooting Championship 2012, di Lapangan Tembak Sector East, Ebel El Saqi, Lebanon Selatan, Kamis (24/5/). Kegiatan lomba tembak UNIFIL Championship 2012 yang diselenggarakan Kontingen Indbatt (India Battalion) diikuti oleh kontingen yang berada di UNIFIL antara lain : Kontingen Spanyol, Chinbatt (China Battalion), French (Perancis), Irishbatt (Irlandia Battalion), Malbatt (Malaysia Battalion), Kontingen Indonesia (Indo FPC, Indo FHQSU, Indobatt dan POM TNI), dan Belubatt (Belgia Battalion). (Foto: ANTARA/Bapen Satgas POM TNI Konga XXV-D/UNIFIL, Sersan Mayor Parjo/HO/Koz/hp/12)

26 Mei 2012, Lebanon: Komandan Satgas POM TNI Kontingen Garuda XXV-D/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), Letnan Kolonel Cpm Ida Bagus Rahwan Diputra, S.H., mengirimkan petembak terbaiknya untuk mengikuti Lomba Tembak UNIFIL /UNIFIL INTER Contingent Combat Shooting Championship 2012, di lapangan Tembak Sector East, Ebel El Saqi, Lebanon Selatan, Kamis (24/5).

Prajurit POM TNI yang mengikuti kompetisi menembak antar kontingen ini adalah Lettu Cpm Aris Suciadi, Serka Supriyadi, dan Serka Agus Sri Waluyo (senjata laras panjang) serta Kapten Cpm Hanif Iswanto, Lettu Pom Eko Setiawan dan Serma Seprianus Samuel Sosang (senjata pistol). Kegiatan lomba tembak UNIFIL Championship 2012 yang diselenggarakan Kontingen Indbatt (India Battalion) diikuti oleh Kontingen yang berada di UNIFIL antara lain: Kontingen Spanyol, Chinbatt (China Battalion), French (Perancis), Irishbatt (Irlandia Battalion), Malbatt (Malaysia Battalion), Kontingen Indonesia (Indo FPC, Indo FHQSU, Indobattdan POM TNI), Belubatt (Belgia Battalion), Malcoy (Malaysia Company), Nepbatt (Nepal Battalion), Rokbatt (Republic of Korea Battalion), dan Indbatt (India Battalion).

 Kepada peserta menembak, Komandan Satgas POM TNI Letnan Kolonel Cpm Ida Bagus Rahwan Diputra, S.H., menyampaikan pesan agar kegiatan ini dilaksanakan dengan baik dan tetap memperhatikan faktor keamanan personel maupun materiil.

Dalam perlombaan ada yang kalah dan ada yang menang itu sudah biasa, untuk itu laksanakan dan junjung sportifitas yang tinggi. Terlebih dari itu, kegiatan ini merupakan sarana untuk silaturrahmi dan menjalin hubungan yang baik sesama prajurit yang berasal dari seluruh dunia yang tergabung dalam UNIFIL sebagai peacekeepers di Lebanon Selatan ini , tegasnya.

Sumber: TNI

Skuadron Udara 800 Laksanakan Patroli Maritim

Seorang operator radar (tacco) anggota TNI AL mengoperasikan unit radar mission, dalam pesawat Casa N212 milik Skuadron Udara 800, Wing Udara-1 Puspenerbal, saat latihan patroli maritim di wilayah perairan Surabaya, Rabu (23/5). Patroli maritim merupakan salah satu tugas Skuadron Udara 800 Wing Udara-1 Puspenerbal, yang bertujuan untuk menjaga kedaulatan NKRI di wilayah laut yang berbatasan dengan negara lain. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/mes/12)

Penempatan Pasukan di Kabupaten Natuna Mendesak


25 Mei 2012, Natuna: Panglima Daerah Militer I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Lodewijk Freidrich Paulus menegaskan bahwa keberadaan pasukan di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau sudah mendesak.

"Ini dilakukan demi menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman negara asing. Karena itu saya akan menambah jumlah pasukan di Natuna," katanya pada kunjungan kerja ke Natuna, 24-25 Mei, Jumat di Ranai.

Selain tujuan tersebut, salah satu faktor jarak antara Natuna dan Batam terlalu jauh. "Jika ada di Natuna, fungsi kontrol dapat dilaksanakan secara baik dan pembinaan akan lebih optimal," jelasnya. Saat ini, lanjutnya jumlah personil Batalyon Khusus yang terdiri dari dua kompi di Natuna secara bertahap akan dilakukan penambahan hingga berjumlah satu batalyon.

"Tentunya dilakukan secara bertahap," ujarnya sambil menekankan pentingnya dukungan dari Bupati, Forum Kerja Perangkat Daerah (FKPD), tokoh masyarakat dan masyarakat sendiri. Ia mengatakan dengan keberadaan kekuatan militer, salah satunya saling bekerja sama semua unsur termasuk TNI, ancaman kedaulatan dan keutuhan NKRI dari negara asing dapat ditanggal.

"Coba lihat Singapura yang hanya negara kecil, namun memiliki kekuatan militer dan selalu ditunjukkan. Itu menekankan bahwa Singapura adalah negara yang kuat," sebutnya.

Menurut dia pengalaman Bangsa Indonesia pada kasus Sempadan dan Ligitan juga Ambalat menjadi pelajaran sangat penting bagaimana NKRI dilecehkan. "Sehingga kita perlu memperkuat kekuatan ini, tentunya tidak hanya TNI AD saja. Tetapi secara gabungan seluruh TNI," ucapnya yang sudah lima kali ke Natuna, kawasan perbatasan ini. Jika sistem ini sudah tercipta dengan baik, lanjutnya apapun ancaman akan dapat ditangkal. "Tentunya kolaborasi dengan kepolisian dan pemerintah daerah," ujarnya.

Faktor lain, saat ini pemerintah melakukan peningkatan anggaran sebesar 34 persen untuk alat utama sistem senjata (alusista). "Peningkatan ini cukup besar," tambahnya.

Batalyon Khusus TNI AD Ditempatkan di Pulau

Bupati Natuna, Ilyas Sabli mengungkapkan, terkait penempatan satu Batalyon Khusus (Yonsus) TNI AD akan terlaksana jika penempatan personil difokuskan di pulau-pulau selain Pulau Bunguran.

"Jadi tidak terfokus di Ranai atau Pulau Bunguran ini," tegas Ilyas Sabli usai kunjungan Panglima Daerah Militer I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Lodewijk Freidrich Paulus, di Ranai, Kamis.

Dia mengatakan, penempatan satu batalyon yang berjumlah 630 personel yang terdiri dari lima kompi tersebut sebaiknya berada di pulau-pulau. Hal ini, menurutnya menjawab kekhawatiran sebagian masyarakat Natuna yang keberatan akan penempatan satu Batalyon khusus TNI AD tersebut.

Diketahui, penempatan satu Batalyon Khusus TNI AD ini sempat terjadi penolakan dari sebagian masyarakat Kabupaten Natuna. Keberadaan Batalyon khusus ini juga tak terlepas dari ketahanan keamanan seluruh wilayah NKRI.

"Selain itu, menjawab kekhawatiran masyarakat akan dampak terhadap masyarakat terkait keberadaan satu Batalyon Khusus TNI AD ini sudah dijamin oleh Pangdam," jelasnya. "Cukup satu kompi saja di Bunguran," ujarnya sambil menyebutkan akan bermarkas di Desa Sepempang dengan luas markas 10 Ha.

Menurutnya, semua tindakan di luar kedisplinan akan ditindak di Natuna. "Tidak seperti selama ini, penanganan secara hukum dilakukan di luar Natuna," sebutnya.

Sumber: ANTARA News Kepri

PNS Azmat Kapal Perang Pakistan Singgahi Sabang


25 Mei 2012, Sabang: Kapal perang Pakistan bernama Navy Ship Pakistan (PNS) Azmat 1013 yang baru dibeli dari Cina, berkunjung ke Sabang dalam rangka silaturrahmi dan kerja sama pengamanan laut. Kapal bersandar di dermaga BPKS, Rabu (23/5), pukul 07.30 WIB dan direncanakan akan kembali ke Pakistan siang ini.

Komandan Lanal Sabang Kolonel Laut (P) Dodi Hermawan mengatakan, kedatangan “Kapal Perang Cepat Rudal” berukuran panjang 63 meter dan lebar 7,5 meter ini, membawa 64 personel Angkatan Laut Pakistan. Kapal ini dilengkapi delapan rudal jarak jauh.

Rombongan kapal Azmat yang dikomandoi Letnan Kolonel Amed Husin disambut Danlanal Sabang Kolonel Laut (P) Dodi Hermawan, Danlanudal Mayor Laut Sugeng, dan Sekdako Sabang Amiruddin SE. Juga ada Asisiten III Ir Ridwan Staf Ahli Sayuti SH, Pasi Ops Mayor Laut Ali Setiandy, Pasi Intel Mayor Laut Jeffri dan sejumlah undangan lainnya seperti mahasiswa yang dipersilakan naik melihat kapal. Kedatangan kapal ini juga menjadi tontonan sejumlah warga Sabang.

“Tujuan kedatangan kapal ini adalah kunjungan silaturrahmi dan kerja sama pertahanan laut. Kita sambut baik mereka karena kita juga dapat memperkenalkan alam Sabang,” kata Kolonel Laut (P) Dodi Hermawan.

Rombongan yang juga didampingi atase pertahanan Pakistan Kolonel Umer selanjutnya dibawa ke Kantor Wali Kota Sabang dan sejumlah objek wisata seperti Gapang, Iboih, Tugu Nol Kilometer dan Sumur Tiga.

Komandan Kapal Perang PNS Azmat Letnan Kolonel Amed, mengatakan hadirnya mereka bukan untuk pamer kapal baru melainkan sebagai wujud silaturrahmi dan tindak lanjut kerja sama angkatan laut Pakistan dan Indonesia.

Sumber: Tribunnews Aceh

Latihan Sriti Gesit 2012 Lanud Sultan Hasanuddin


25 Mei 2012, Makassar: Setelah ada informasi dari SOC Kosekhanudnas II bahawa ada pesawat tak dikenal menuju Lanud Sultan Hasanuddin, pesawat Tempur Sukhoi 27/30 atas perintah Dansatlakopsud Lanud Sultan Hasanuddin yang di BKO-kan ke Kosekhanudnas II diperintahkan untuk melaksanakan Interception di South Area, setelah diidentifikasi ternyata hanya pesawat angkut dan tidak bersenjata sehingga dilaksanakan forcedown di Lanud Sultan Hasanuddin, selanjutnya dilaksanakan penangangan pasca forsce down di Taxy Way “C” Galaktika Lanud Sultan Hasanuddin.

Demikian salah satu skenario pelaksanaan latihan Sriti Gesit 2012 Lanud Sultan Hasanuddin yang dilaksanakan di Lanud Sultran Hasanuddin dan AWR (Area Weapan Ring) Takalar, dengan melibatkan Pesawat Tempur Sukhoi 27/30 yang ber-home base di Skadron Udara 11 Wing 5 dan Pesawat Boeing 737 intai strategis, CN-235 MPA yang ber-home base di Skaron Udara 5 Wing 5 , Helly SA-332 , didukung 522 pesonel dari unsur Hanlan , Skadron Udara 5, Skadron Udara 11, Satpomau, Batalyon 466 Paskhas, Helly SA-332, Rumah Sakit serta Intelpam.

Selain itu dalam latihan juga diasumsikan bahwa dengan adanya krisis ekonomi global telah membawa dampak yang cukup nyata dalam kehidupan perekonomian dunia, hal ini menimbulkan upaya beberapa negara maju untuk mempertahankan stabilitas ekonominya dengan segala macam cara sehingga menimbulkan terjadi konflik-konflik baru antarnegara.

Untuk mengantisipasi perkembangan situsasi, Pangkogasud memerintahkan kepada Satlakopsud Lanud Sultan Hasanuddin untuk melaksanakan Operasi Udara di wilayah Perairan Sulawesi dan Selat Makassar dengan menggunakan Rencana Operasi “Daya Tempur Alpha-12”. Dalam Latihan Sriti Gesit 2012 yang melibatkan 522 personel Lanud Sultan Hasanuddin dan Batalyon 466 Paskhas tersebut , satu pesawat Tempur Sukhoi 27/30 melaksanakan pendaratan darurat (simulasi) setelah melaksanakan misi interception, dan mengalami permasalahan yaitu oksigen tercampur asap akibat kebakaran pada avionic bay, sehingga penerbang pingsan setelah pesawat shut down engine, crash team dan personel Rumkit cepat menangani kejadian tersebut, kebakaran terjadi di pesawat semakin besar dengan cepat pemadam kebakaran Lanud Sultan Hasanuddin segera melakukan pemadaman.

Latihan Sriti Gesit 2012 yang berlangsung selama tiga hari Tanggal 22 s/d 24 , Kamis (24/5) ditutup oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Barhim, sebagai Pemimpin Umum Latihan, dalam upacara militer di Apron Galaktika Lanud Sultan Hasanuddin yang diikuti oleh seluruh anggota militer dan PNS Lanud Sultan Hasanuddin dan Batalyon 466 Paskhas.

Dalam sambutannya Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Barhim mengatakan bahwa, dengan telah selesainya latihan Sriti Gesit 2012 ini kita dapat mengevaluasi kembali sekaligus kita dapat mengukur diri kita masing-masing sampai dimana dan saberapa jauh kemampuan kita mendalami hasil pembinaan yang dilakukan Lanud Sultan Hasanuddin terhadap satuan-satuan jajarannya selama ini.

Dengan demikian, lanjut Marsma TNI Barhim, melalui latihan Sriti Gesit tahun 2012 yang diselenggarakan setiap tahun sekali, dapat kita ketahui hasil produk akhir dari seluruh program yang telah diujikan, meliputi pembinaan bidang operasi, personel, logistik serta semua sistem maupun metoda yang digunakan dalam melaksanakan gladi posko dan gladi lapangan.

“Kekurangan yang dialami sekecil apapun kiranya dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk memperbaiki dan membenahi pada program-program latihan dimasa-masa mendatang, baik latihan perorangan maupun ditingkat satuan”. Tegas Marsma TNI Barhim.

Sumber: TNI AU

Hovercraft Basarnas Gunakan Mesin VW

Anggota Basarnas melakukan uji coba Hovercraft 380 TD milik Badan SAR Nasional di Pantai Ancol, Jakarta Utara, Jumat (25/5). Kendaraan amphibi tersebut mampu melaju dengan kecepatan tinggi, memiliki daya tampung hingga 6 orang dan kendaraan ini diproyeksikan untuk melakukan evakuasi di daerah sungai berlumpur yang sulit dijangkau. (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/ed/pd/12)

25 Mei 2012, Jakarta: Perahu evakuasi Hovercraft 380 TD yang baru dibeli Basarnas memiliki mesin buatan Volkswagen (VW). Hal tersebut diungkapkan Pejabat Pembuat Komitmen Basarnas, Anjar Sulistiyono.

"Mesinnya VW tapi yang marine, bahannya jadi tidak karatan," ungkapnya seraya menambahkan bahwa perahu evakuasi tersebut berbahan bakar solar, dengan kapasitas bisa sampai 40 liter.

Anjar mengatakan, lebar Hovercraft berwarna oranye tersebut 3,8 meter dengan panjang mencapai 6,2 meter. Perahu itu pun memiliki kecepatan maksimum Hovercraft 380 TD bisa mencapai 35 knot.


Ia menambahkan, pada Hovercraft terdapat beberapa peralatan canggih. "Dilengkapi GPS (Sistem Pendeteksi Posisi Global) sama radio komunikasi," ungkapnya.

Hovercraft tersebut sudah diserahterimakan sejak Januari. "Diserahterimakan Januari, ini kan ceremony," tandasnya.

Diwartakan sebelumnya, Badan SAR Nasional (Basarnas) membeli perahu Hovercraft 380 TD untuk keperluan evakuasi bencana. Kendaraan tersebut dibeli dari perusahaan Griffon Hoverwork, Inggris seharga Rp 5 miliar per unit.

Sumber: KOMPAS

Thursday, May 24, 2012

Latma Cassowary Exercise 2012 Berakhir


23 Mei 2012, Surabaya: Latihan Bersama (Latma) Cassowary Exercise (Cassoex) tahun 2012 berakhir, ditandai dengan sebuah acara penutupan di Arrow Bar sebuah tempat di markas AL Australia HMAS Coonawarra, Darwin Naval Base, belum lama ini, Rabu (16/05).

Hadir dalam acara penutupan itu Commander Training Royal Australian Navy (RAN) Commodore Daryl Bates, Atase Laut Indonesia untuk Australia Kolonel Laut (P) Bambang Pramushinto serta Komandan KRI Frans Kaisiepo-364 Letkol Laut (P) Yayan Sofyan. Acara penutupan Latma Cassoex 12 itu juga dihadiri pejabat latihan dari AL kedua negara yaitu Komandan HMAS Coonawarra Captain Robertson, Commander Alex Hawes (Commander Sea Training Group, Minor War Vessels), Komandan KRI Kakap-811 Mayor Laut (P) Himawan, Komandan KRI Tongkol-813 Mayor Laut (P) Bimo Aji, Komandan HMAS Ararat-P89 Lieutenant Commander Cucchi serta Perwira, Bintara dan Tamtama dari kapal perang kedua negara.

Dalam sambutannya Commander Task Group (CTG) atau Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Cassoex 12 Commader Alex Hawes yang diterjemahkan oleh Wakil Komandan Satgas Mayor Laut (P) Himawan mengatakan beberapa hal diantaranya, bahwa Latma Cassoex 12 secara umum berjalan dengan baik dengan tidak terjadinya kerugian personel dan materil (Zero Accident) pada saat latihan berlangsung.

Hasil yang dicapai pada Latma Cassoex pada tahun 2012 ini melampaui target yang diharapkan. Menurut CTG, selama menjabat sebagai Commander Sea Training Group, Minor War Vessels belum pernah melaksanakan latihan dengan beberapa kapal perang negara lain dengan jarak yang sangat dekat kurang lebih 250 yards dan kecepatan tinggi seperti manuver yang dilakukan oleh KRI Kakap dan KRI Tongkol pada hari pertama latihan.

Hal tersebut dapat dilaksanakan karena mereka sangat yakin akan kemampuan serta profesionalitas dari prajurit TNI AL yang sebelumnya sudah ditunjukkan pada saat pelaksanaan Patkor Ausindo 2012.

Hasil pelaksanaan Latma Cassoex pertama pada tahun 2006 sampai tahun 2012 terjadi peningkatan yang signifikan, bahkan latihan pada tahun ini merupakan latihan dengan hasil terbaik, menurut Commander Alex Hawes.

Commander Task Group juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta latihan yang telah melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan latihan selama 6 hari dengan penuh semangat tanpa ada kesulitan yang berarti.

Diharapkan latihan ini akan terus berlanjut dimasa-masa yang akan datang, guna meningkatkan hubungan kerja sama yang baik dalam menangani masalah-masalah pelanggaran di wilayah laut negara masing-masing.

Rencananya pada tahun 2014, Indonesia dalam hal ini TNI AL akan menjadi tuan rumah Latma Cassoex berikutnya.

Sumber: Dispenarmatim

Perwira Tinggi AL Australia Kunjungi KRI Kakap


23 Mei 2012, Surabaya: Perwira Tinggi (Pati) Angkatan Laut (AL) Australia Royal Australian Navy (RAN) Commodore Daryl Bates mengunjungi KRI Kakap-811, yang sedang melaksanakan Latihan Bersama (Latma) Cassowary Exercise (Cassoex) tahun 2012 di perairan North Australia Exercise Area (NAXA) Darwin, belum lama ini, Senin (14/05).

Kunjungan Commodore Daryl Bates yang menjabat sebagai Commander Training (Comtrain) RAN disambut oleh Komandan KRI Kakap Mayor Laut (P) Himawan. KRI Kakap bersama KRI Tongkol sedang melaksanakan manuvra di laut (Sea Phase) dalam rangka Latma Cassoex tahun 2012.

Pada tahap Sea Phase tersebut kedua KRI di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim itu bersama dua kapal perang Australia yaitu HMAS Larrakia-P84 dan HMAS Ararat-P89. Kegiatan latihan di laut dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 14 sampai dengan 16 Mei 2012.

Pada tahap Sea Phase, kapal-kapal tersebut melaksanakan beberapa serial latihan diantaranya latihan manuver taktis/ Tactical Manoeuvre (TACMAN), formasi kapal-kapal tabir pada Night Steaming In Company (NSIC), Gunnery Exercise (GUNEX) penembakan senjata artileri meriam Kaliber 40mm, 25mm, 20mm, 12,7mm, penembakan Senjata Ringan (Senri), pemeriksaan kapal Boarding Exercise (BOARDEX), pembekalan di laut / Replenishment At Sea Approach (RASAP) serta latihan penyelamatan kapal dengan aksi penanggulangan kebakaran dan kebocoran / Damage Control Exercise (DCEX) dan penyelamatan korban di laut secara massal Mass Safety of Life At Sea (Mass Solas).

Melalui Anjungan KRI Kakap Commander Training didampingi Komandan KRI, menyaksikan aksi prajurit TNI AL dan RAN dalam melaksanakan pemeriksaan kapal, penanggulangan kapal dari bahaya kebakaran dan kebocoran serta penyelamatan massal yang terjadi di MV. Jenny Wright-K.

Pejabat tinggi AL Australia tersebut menyampaikan apresiasi dan pujian terhadap prajurit TNI AL yang melaksanaan latihan dengan profesional dan hasil yang sangat memuaskan. Sebelum kembali ke markas HMAS Coonawarra, Commodore Bates menerima cindera mata yang diberikan oleh Komandan KRI Kakap Mayor Laut (P) Himawan.

Sumber: Dispenarmatim

Tipe Radar Beda di Kohannudnas, Akibatkan Komunikasi tak Optimal

Indonesia dan Northrop Grumman akan bekerjasama membuat TPS-78 Solid State Radar. (Foto: Northrop Grumman)

24 Mei 2012, Jakarta: Perbedaan tipe radar yang ada di Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) akan berdampak pada perbedaan keluaran sistem data. Hal ini akan mengakibatkan pengoperasian komunikasi data radar tidak optimal. Pangkohanudnas Marsekal Muda TNI JFP Sitompul, melalui siaran persnya, di Jakarta, Kamis (24/5), mengungkapkan soal ini.

Dikatakannya, sistem yang diterapkan pada pertahanan udara nasional saat ini mengintegrasikan radar-radar yang terhubung dengan Sektor Operation Center (SOC) yang berada di Kosekhanudnas. "SOC yang ada di Kosekhanudnas tersebut terintegrasi dengan beberapa tipe radar yang berbeda, sehingga terjadi perbedaan output data. Dengan adanya perbedaan output data maka komunikasi data tidak optimal," katanya.

Adanya suatu penelitian dan pembuatan Protokol Komunikasi Data Radar yang dilaksanakan oleh Dislitbangau, maka Kohanudnas menyambut optimistis karena hingga kini, jajaran Kohanudnas belum memiliki standarisasi Protokol Komunikasi Data Radar.

Padahal, Protokol Komunikasi Data Radar itu bisa menjadi solusi atas persoalan ini. Oleh karena itu, pihaknya mendukung langkah Dislitbangau agar dikembangkan protokol ini guna lebih mendukung tugas-tugas Kohanudnas di masa mendatang, kata Pangkohanudnas.

Kohanudnas sendiri telah berupaya untuk mencari solusi terkait masalah tersebut, salah satunya dengan dengan menggelar diskusi di Makohanudnas pada Rabu (23/5). Upaya itu dilakukan bersama Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara (Dislitbangau), Dinas Komonikasi dan Elektronika TNI Angkatan Udara (Diskomlekau), Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI, dan BPPT Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material.

Kapen Kohanudnas Letkol Sus Maylina Saragih, mengatakan, diskusi itu untuk mencari dan menentukan Protokol Komunikasi Data Radar yang terbaik bagi seluruh alutsista yang ada di jajaran Kohanudnas, sehingga proses komunikasi data dapat terlaksana dengan baik dan optimal dalam mendukung tugas-tugas Kohanudnas.

Sumber: Republika

Menhan Terima Commissioner of DAPA Korea Selatan


24 Mei 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, Kamis (24/5), menerima kunjungan Commissioner of the Defense Acquisition Program Administration (DAPA) dari Korea Selatan oleh Mr Noh Dae-Lae bersama dengan Delegasi Defense Industry Cooperation Committee (DICC) Korea di Kantor Kemhan, Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto. Kunjungannya menemui Menhan ini merupakan kegiatan penutup dalam rangkaian pertemuan DICC Ke-1 usai mengunjungi BUMN Industri Strategis di Bandung pada pagi hari ini dan pertemuan dengan Industri Pertahanan,

Kementerian Pertahanan, dan Instansi pemerintah terkait yang diadakan dari tanggal 21 dan 22 Mei 2012 lalu. Pertemuan DICC yang berlangsung selama dua hari dan dilanjutkan kunjungan ke beberapa industri pertahanan ini sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kerjasama MoU mengenai DICC antara Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Pertahanan Republik Korea pada tanggal 9 September 2011 lalu yang dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama bilateral pertahanan kedua negara.

Dari MoU tersebut disepakati diadakannya pertemuan secara bergantian di Indonesia dan Korea untuk mengkaji ulang dan memfasilitasi pelaksanaan MoU ini. Kerjasama industri pertahanan antara Kemhan RI dan Kemhan Korea ini dimaksudkan untuk mendorong pemanfaatan peluang terlibat secara aktif dalam kerjasama produksi dan alih teknologi Alutsista untuk mendukung pertahanan negara.

Kerjasama industri pertahanan ini juga diharapkan dapat meningkatkan teknologi industri pertahanan dibarengi dengan nilai ekonominya. Kegiatan kerjasama industri pertahanan tersebut antara lain: pengembangan dan produksi bersama serta proyek bersama pada peralatan pertahanan dan suku cadang, pertukaran dan peralihan informasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan nasional, dan pemasaran bersama produk pertahanan sebagai barang dagangan internasional.

Di MoU juga menyebutkan mengenai kemungkinan diadakannya penelitian dan pengembangan serta identifikasi peluang kerjasama lain di bidang industri pertahanan.

Dalam pertemuan DICC pertama ini dibahas mengenai review MoU DICC dan kebijakan Indonesia dalam melokalisasi industri pertahanan, finalisasi kerjasama pesawat latih T-50 dan Kapal Selam 209 class. Dibahas pula mengenai joint development medium tank dan radio set cooperation project serta hellicopter joint production project. Selain itu, turut dibahas cooperation armor vehicle and propellant project serta Marine Patrol Ship project.

Sumber: DMC

Indonesia dan Korea Selatan Bahas Kerjasama ToT Industri Pertahanan


24 Mei 2012, Jakarta: Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) bersama dengan Korea Selatan melalui Defense Acquisition Program Administration (DAPA) telah mengadakan pertemuan untuk pertama kalinya guna membahas kerjasama Transfer of Technology ( ToT) di bidang industri pertahanan. Kerjasama ToT tersebut dibahas dalam pertemuan Defense Industry Cooperation Committee (DICC) Ke-1 yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 21 hingga 22 Mei 2012.

“Maksud dan tujuan pertemuan DICC adalah membicarakan mengenai masalah- masalah industri pertahanan yang sedang dilakukan saat ini. Dengan pertemuan seperti ini kita menyamakan bagaimana pelaksanaan ToT kedepan”, jelas Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP, M.A., usai mendampingi Menhan Purnomo Yusgiantoro menerima Commissioner of DAPA Noh Dae-lae selaku Ketua Delegasi DICC Korea Selatan, Kamis Sore (24/5) di kantor Kemhan, Jakarta.

Lebih lanjut Sekjen menjelaskan bahwa Indonesia dan Korea Selatan mempunyai sistem yang berbeda, contohnya bahwa industri pertahanan di Korea Selatan adalah murni swasta, sedangkan di Indonesia adalah BUMN. Sehingga, dalam kerjasama ini, dengan status dan karakter yang berbeda maka dalam kerjasama ada hal - hal yang perlu didiskusikan.

Kedua negara sepakat bahwa kerjasama ToT bukan berfokus pada hasil, tetapi berdasarkan proses. Menurut Sekjen Kemhan proses ini penting supaya Indonesia dapat mendapatkan teknologi dan berinovasi terhadap teknologi. Selama ini banyak kegiatan kerjasama pertahanan antara kedua negara khususnya industri pertahanan yang memuat kerjasama ToT antara lain kerjasama pesawat tempur KFX / IFX, pembuatan kapal LPD, dan dalam waktu kedepan ada kerjasama kapal selam. Ada juga kerjasama kendaraan tempur Tarantula yang sudah mulai dikerjakan bersama dan beberapa peralatan - peralatan lainnya seperti komunikasi.

Terkait dengan kerjasama pesawat tempur KFX / IFX, Sekjen Kemhan mengatakan saat ini sudah pada phase Technical Development (TD) dan ini akan berakhir pada akhir tahun 2012. Tahun 2013 kerjasama akan masuk pada phase Enginering Mannufacturing Development (EMD). Pada phase EMD, kedua negara akan membuat prototype pesawat yang direncanakan akan dibuat 6 buah. Untuk phase TD saat ini sudah berjalan sesuai dengan rencana.

Pada awalnya teknisi - teknisi dari Indonesia memang belum seimbang dengan teknisi dari Korea Selatan, namun dengan berjalannya phase TD ini sudah mengurangi gap kemampuan dari teknisi Indonesia dengan teknisi dari Korea Selatan.

Sekjen Kemhan lebih lanjut mengatakan, dalam kerjasama ToT dengan Korea Selatan ini, ada yang harus dipersiapkan oleh Indonesia antara lain sarana prasarana, SDM dan Manajemen. Indonesia tentunya akan berupaya untuk melengkapinya khususnya di bidang sarana dan prasarana agar alih tekonologi ini dapat berjalan baik.

 “Tentunya ini tanggung jawab pemerintah dan industri untuk bisa menyiapkan sarana dan prasarana, sedangkan SDM kita mencari yang sudah ada saat untuk kita tingkatkan kemampuannya”, tambah Sekjen Kemhan.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Commissioner of DAPA Noh Dae-lae mengatakan pada pertemuan DICC Ke- 1 ini telah dibahas lebih detail mengenai ToT atau pelaksanaan local production secara lebih dalam.

Menurutnya, kerjasama kedua negara sudah berjalan cukup baik hingga sekarang dan pihaknya yakin kedepannya akan mampu berjalan lebih baik lagi. Hal ini diyakininya karena kebijakan revitalisasi industri pertahanan yang di bawah Presiden SBY memiliki arah yang sama dengan kebijakan yang dipegang teguh oleh pemerintah Korea. “Oleh karena itu kedepannya Korea Selatan berharap hubungan kerjasama antara kedua negara dapat maju dengan cepat, ”tambahnya.

Sumber: DMC

Komisi I Belum Tahu Rencana Hibah Tank Amfibi dari Korsel

Dengan mengendarai tank jenis LVT-7, sejumlah perwira tinggi TNI dan Polri ikut serta melakukan pendaratan. Tampak di atas ranpur ampibi tersebut, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kasal Laksamana TNI Soeparno, Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, dan Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo. (Foto: Ghazali Dasuqi/detikSurabaya)

24 Mei 2012, Senayan: Komisi I DPR RI hingga kini belum mengetahui dan belum menerima pengajuan secara resmi dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) soal rencana hibah 25 unit tank amfibi jenis Landing Vehicle Track (LVT) milik Korea Selatan (Korsel).

"Kami belum tahu soal rencana Kemhan dan TNI menerima hibah 25 unit tank amfibi jenis LVT dari Korsel. Bahkan informasi resminya saja belum kami dapatkan," ujar Wakil Ketua Komisi I Agus Gumiwang Kartasasmita di Gedung DPR, Kamis (24/5).

Agus berharap pihak pemerintah dalam hal ini Kemhan, Mabes TNI atau Panglima TNI sendiri, dapat menginformasikan secara resmi ke Komisi I DPR terkait pengadaan alutsista baik pembelian baru maupun hibah.

"Tidaklah elok jika Komisi I selalu mendapatkan informasinya dari masyarakat atau media massa. Sementara pihak Kemhan atau Mabes TNI telah menyampaikan ke media massa," ujar politisi Golkar ini. Menurut Agus, selama ini sudah sering pihak pemerintah dalam hal ini Kemhan banyak bicara ke publik terkait rencana pembelian alutsista tertentu untuk TNI yang belum disampaikan ke Komisi I.

Hal tersebut semakin memunculkan kesan di masyarakat bahwa pengadaan alutisista tidak dilandasi perencanaan yang matang dan kajian yang mendalam. Selain itu, tingkat kebutuhan alutsista yang dibeli itu juga sering dipertanyakan. "Sebab, begitu ada negara tetangga menawarkan alutsista bekas (hibah), terkesan menjadi agresif untuk menerima hibah itu. Meski alutsista bekas dalam bentuk hibah itu tetap saja Negara mesti mengeluarkan biaya mahal untuk retrofit atau upgrade-nya," ujarnya. Agus mengatakan,

Komisi I DPR tidak alergi dengan pembelian alutsista bekas untuk TNI. Tetapi hal itu harus dilihat dan dipelajari dulu, serta dibahas di Komisi I DPR. "Kalau kondisinya sudah tidak layak atau sudah rongsokan, jelas kita akan menolaknya," tegasnya.

Sebelumnya, seusai menghadiri Sidang KKIP Ke VI di PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/5), Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, TNI tengah mengincar 25 unit tank amfibi jenis LVT milik Korsel agar dihibahkan ke Indonesia.

Sebelumnya, Indonesia telah mendapatkan hibah 10 unit LVT ini dari Korsel yang digunakan oleh Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Namun, Panglima TNI menjelaskan hibah ini tak bisa serta merta dilakukan tanpa persetujuan pemerintah Amerika Serikat, mengingat LVT tersebut merupakan produk Amerika. Negeri Paman Sam itu mengeluarkan kebijakan alutsista hasil produksi negara tersebut harus mendapat persetujuan jika akan dijual lagi pada pihak ketiga.

Sumber: Jurnal Parlemen

Kemhan Menargetkan Bangun 44 Kapal Cepat Rudal Hingga 2024

Kapal cepat rudal rancangan PT. PAL. (Foto: Berita HanKam)

24 Mei 2012, Surabaya: Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menyiapkan rancangan (roadmap) pembangunan kapal perang. Ini dilakukan guna mendorong industri pertahanan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam negeri.

Kapal perang yang hendak dibangun mulai dari Kapal Cepat Rudal (KCR) ukuran 40 meter, KCR- 60 meter hingga Kapal Perusak Kawat Rudal (PKR) - 105.

Kemarin, Menteri Pertahanan yang juga Ketua KKIP Purnomo Yusgiantoro usai mengikuti sidang pleno KKIP di PT PAL Indonesia di Surabaya. Usai sidang pleno, dia mengatakan, dalam rapat KKIP kali ini,ada dua isu utama.

Pertama, membahas soal Rancangan Undang-Undang (RUU) Industri Pertahanan. Kedua, menyiapkan aturan-aturan turunan sebagai implementasi dari RUU tersebut. ”Saat ini, kami fokus pada pembangunan alutsista. Termasuk menyusun roadmap pembangunan kapal. Pembangunan kapal ini dilakukan secara bertahap,”ujarnya.

RUU Industri ini direncanakan disahkan pada Agustus 2012 mendatang. Diketahui, untuk menunjang pengamanan perairan Indonesia,Kementerian Pertahanan (Kemhan) menargetkan pembangunan 14 KCR mulai dari ukuran 40 meter hingga 60 meter di berbagai daerah hingga 2014. Dalam rencana strategis ini, Kemhan juga menargetkan jumlah KCR hingga 2024 mencapai 44 unit. Per unit KCR menelan anggaran sekitar Rp74 miliar. Dana tersebut sudah termasuk kelengkapan alutsista berteknologi tinggi di dalam kapal.

Dalam rapat KKIP ke-VI ini juga ditekankan pada penyelesaian cetak biru (blue print) Program Nasional Riset Pertahanan dan Keamanan. Blue print ini akan diajukan kepada Presiden pada 10 Agustus 2012 mendatang, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17 di Bandung.

Nantinya, juga akan diadakan riset yang dilakukan Dewan Riset Nasional (DRN) untuk mendukung industri pertahanan. ”Keberadaan KKIP ini ingin mendorong kemandirian industri pertahanan dalam negeri,” tandasYusgiantoro.

Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta dalam kesempatan ini menambahkan, pihaknya akan mengoptimalkan riset guna menunjang pengembangkan teknologi, khususnya dalam hal alutsista. Riset ini penting untuk menciptakan produk-produk alutsista yang canggih. Sedapat mungkin, mayoritas komponen untuk memroduksi alutsista ini harus berasal dari dalam negeri. ”Kemudian alih teknologi sebisa mungkin akan kami percepat,”imbuhnya.

Rapat KKIP yang digelar di perusahaan galangan kapal pelat merah ini juga dihadiri Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo,Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono,Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Wamenhan Syafrie Syamsudin selaku Sekretaris KKIP.

Komite ini dibentuk untuk mendorong peningkatan produksi industri pertahanan dalam negeri melalui kebijakan makro. Komite ini diketuai Menteri Pertahanan dan dibantu sejumlah menteri teknis lainnya. KKIP dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2010 dan bertugas membangun industri pertahanan dengan mengutamakan produksi dalam negeri.

Sumber: SINDO

Skadron Udara 3 Latihan Terbang Malam


23 Mei 2012, Madiun: Meski hanya mengandalkan instrumen dan visual yang sangat terbatas penerbang-penerbang tempur Lanud Iswahjudi, dalam beberapa hari kedepan sejak Rabu (23/5) dari petang hingga malam hari melaksanakan terbang malam untuk meningkatkan profesionalisme baik skill (keahlian) maupun kemampuan terbang (Profesiensi).

Bagi Lanud Iswahjudi sendiri, latihan terbang malam sudah menjadi agenda tetap, karena selain untuk mengasah keterampilan juga untuk membiasakan para penerbangnya melaksanakan misi pada malam hari yang hanya mengandalkan instrument yang ada, disamping visual yang sangat terbatas.

Dengan demikian para penerbang tempur setiap saat dapat melaksanakan tugas tidak mengenal siang maupun malam hari.

Sedangkan bagi para penerbang tempur, terbang malam bukan merupakan hal yang luar biasa namun perlu untuk pembiasaan diri terutama pada saat lepas landas maupun mendarat yang sangat mengandalkan instrumen yang ada dalam cokpit, disamping visual dengan alat bantu lampu penerangan yang ada di dua sisi landasan.

Untuk itu para penerbang tersebut dituntut lebih alert dan hati-hati dalam menerbangkan pesawat serta melakukan manuver-manuver tertentu.

Latihan terbang malam kali ini hanya melibatkan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3, dengan area latihan aerodrome Lanud Iswahjudi, serta dipandu oleh Air Trafict Control (ATC) Lanud Iswahjudi.

Sumber: Lanud Iswahjudi

Indonesia Harapkan Korsel Hibahkan 25 LVT


23 Mei 2012, Surabaya: Indonesia tengah mengincar 25 unit tank amfibi jenis Landing Vehicle Track (LVT) milik Korea Selatan agar dihibahkan ke Indonesia. Sebelumnya, Indonesia telah mendapatkan hibah 10 unit LVT ini dari Korsel yang digunakan oleh Korps Marinir TNI Angkatan Laut.

“Saat ini sedang diproses untuk mohon dihibahkan pada Indonesia. Sebelumnya telah dihibahkan 10, tapi masih ada 25 lagi yang layak untuk dihibahkan,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono usai menghadiri Sidang KKIP Ke VI di PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/5).

Namun begitu, Panglima menjelaskan, hibah ini tak bisa serta merta dilakukan tanpa persetujuan pemerintah Amerika Serikat, mengingat LVT tersebut merupakan produk Amerika. Amerika mengeluarkan kebijakan, untuk alutsista hasil produksi negara tersebut harus mendapat persetujuan jika akan dijual lagi pada pihak ketiga.“Kami masih menunggu keputusan dari Kemenhan Korea dan Amerika Serikat apakah menyetujui untuk dihibahkan ke Indonesia atau tidak,"kata Panglima.

Mengenai pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) di dalam negeri, Panglima TNI selaku anggota KKIP, mengatakan, PT PAL sebagai "Lead Integrator" sangat penting untuk diberikan dukungan dalam mewujudkan pembangunan kapal, baik Kapal Cepat Rudal (KCR), Perusak Kapal Rudal (PKR) maupun kapal angkut. "KCR 40M sudah selesai dibangun dan ada beberapa unit. PT PAL juga akan membangun 6 unit KCR-60M dan kapal 105 M, yakni PKR," katanya.

Sumber: Jurnas

PT. PAL Indonesia Bangun 3 Unit Kapal KCR 60 M Pesanan TNI AL

23 Mei 2012, Surabaya: PT. PAL Indonesia melakukan Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda), Rabu (23/3). Kapal tersebut merupakan pesanan dari TNI AL yang dibangun di PT. PAL Indonesia, sebagai wujud nyata komitmen PT PAL Indonesia (Persero) mendukung terciptanya kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan Alutsista dan kemajuan industri pertahanan nasional.

Pelaksanaan Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda) ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Menhan bersama dengan Menristek, Kepala Bappenas, Panglima TNI, Kapolri, Kasal, Wamenhan dan Dirut PT. PAL Indonesia.

PT.PAL Indonesia menerima order pembuatan kapal KCR 60 M sebanyak tiga unit dan Kapal Tunda 2.400 HP sebanyak 2 unit. Kontrak secara efektif telah ditandatangani antara PT PAL Indonesia dan TNI AL melalui Dinas Pengadaan Mabesal pada tanggal 20 Desember 2011.

KCR 60 M memiliki spesifikasi panjang keseluruhan 59.80 meter dan lebar 8.10 meter, mampu melaju hingga 28 knot pada kecepatan maksimum dalam kondisi muatan 50 % . Kapal ini dipersenjatai dengan 1 x meriam utama 57 mm, 2 x senjata 20 mm, 2 x 2 peluncur rudal anti kapal permukaan dan 2 x decoy launcher. Kapal ini mempunya oleh gerak yang tinggi, lincah dalam posisi tembak dan mampu melaksanakan penghindaran dari serangan balasan lawan.

Sementara itu Kapal Tunda 2.400 HP memiliki spesifikasi dengan panjang keseluruhan 29 meter dan lebar 9 meter, dan pada sarat kondisi muatan 50 % kecepatan kapal mencapai 12 knot.

Melalui pelaksanaan Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda) pesanan TNI AL ini kembali membuktikan bahwa PT.PAL Indonesia berkomitmen dan siap menjadi lead integrtor pembangunan produk Alutsista dan Almatsus bidang kemaritiman.

Sejak tahun 1980, PT. PAL Indonesia (Persero) telah menyelesaikan pembangunan kapal lebih dari 240 unit kapal berbagai jenis dan ukuran untuk produk kapal niaga sampai dengan ukuran 50.000 DWT, sedangkan untuk produk kapal perang telah diproduksi berbagai jenis dan tipe kapal diantaranya: KCR 14 meter, 28 meter, 38 meter, FPB 57 meter dan Landing Plat Dock 125 meter.

PT PAL juga berpengalaman memodifikasi kapal dan pemasangan rudal diantaranya: rudal Yakhont dan fire control system di KRI OWA-354, rudal C-802 dan fire control system di KRI AHP-355 dan KRI YOS-353.

Dengan berbekal pengamalan tersebut, PT PAL Indonesia (Persero) menyatakan siap menyelesaikan pembangunan KCR 60 M dan Kapal Tunda 2.400 HP pesanan Kemhan dan Pengadaan Alutsista lainnya di masa mendatang.  

KKIP Menggelar Sidang Pleno Ke-VI di PT. PAL Surabaya

Sejak dibentuknya Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2010 tanggal 17 Juni 2010, KKIP telah menghasilkan beberapa kebijakan yang berkaitan langsung dengan pemberdayaan industri pertahanan. KKIP juga telah beberapa kali menggelar Sidang Pleno. Kali ini, Rabu (23/5) untuk yang keenam kalinya KKIP kembali menggelar sidang serupa.

Berbeda dengan Sidang Pleno sebelumnya yang selalu dilaksanakan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Sidang KKIP Ke-VI KKIP digelar di PT. PAL, Surabaya yang merupakan salah satu dari Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP).

Sidang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua KKIP dan dihadiri Menteri Riset dan Teknologi, Panglima TNI dan Kapolri selaku Anggota KKIP serta Wamenhan sebagai Sekretaris merangkap Anggota KKIP. Hadir pula pada kesempatan tersebut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Ka Bappenas) dan Kasal. Selain itu, sidang ini juga dihadiri Tim Kelompok Kerja (Pokja) KKIP, Tim Asistensi KKIP, Sekretaris Pokja KKIP serta beberapa pejabat perwakilan dari sejumlah instansi terkait lainnya dan pihak BUMNIP/BUMS.

Agenda dari Sidang Pleno Ke-VI KKIP meliputi penyampaian laporan tentang proses legislasi RUU Industri Pertahanan oleh Tim Asistensi KKIP Bidang Kebijakan Dr. M. Said Didu dan penyampaian Program Nasional Riset Pertahanan dan Keamanan oleh Tim Pokja II KKIP Bidang Litbang dan Rekayasa Ir. Teguh Raharjo.

Terkait dengan Program Nasional Riset Pertahanan dan Keamanan yang sedang disusun oleh KKIP, Menhan mengatakan ini akan menjadi embrio dalam melengkapi road map dari kegiatan Riset di Bidang Pertahanan dan Keamanan yang sudah diselesaikan oleh Dewan Riset Nasional.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan, road map berisi riset pengembangan dan penerapan dari produk – produk Alutsista dan Almatsus untuk Matra Darat, Laut dan Udara serta Kepolisian. “Semua tercakup didalamnya dan akan menjadi reverensi dokumen dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan penerapan dari teknologi khusus di dalam industri pertahaan dan keamanan, jelas Menhan.

Road map dari Riset Pengembangan dan Penerapan Industri Pertahanan dan Keamanan ini ditargetkan akan dilaunching pada saat Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tanggal 10 Agustus 2012 di Bandung dan akan dihadiri oleh Presiden RI. Sedangkan terkait dengan Rancangan Undang Undang (RUU) Industri Pertahanan, Menhan mengatakan rencananya dalam waktu dekat RUU ini akan segera diselesaikan. RUU ini diharapkan akan menjadi landasan hukum bagi pembangunan industri pertahanan di Indonesia.“Arahnya adalah tentu kemandirian industri pertahanan dalam negeri, tambah Menhan.

Sementara itu Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa RUU Industri pertahanan ditargetkan dapat diratifikasi oleh DPR pada bulan Agustus 2012 mendatang. Dalam proses pembahasannya bersama DPR selama ini tidak ada kendala, ini adalah inisiatif DPR, tetapi yang membuat Daftar Isian Masalah (DIM)-nya adalah Pemerintah.

Sumber: DMC

Wednesday, May 23, 2012

Komisi I Bahas Dana Optimalisasi dengan Kemenhan

Radio Taktis LRT-07H produksi PT. LEN. (Foto: PT. LEN)

22 Mei 2012, Senayan: Rapat tertutup antara Komisi I DPR dengan Sekjen Kemenhan yang berlangusung di ruang Komisi I hari ini Selasa (22/5) membahas sejumlah hal. Antara lain penggunaan dana optimalisasi Kemenhan 2012 untuk belanja barang tertentu dalam rangka meningkatkan peran dan kinerja jajaran prajurit TNI.

Usai rapat, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, dalam APBN-P 2012 ini Kemenhan memperoleh dana optimalisasi sekitar Rp 670 miliar. "Sesuai permintaan Mabes TNI dan Panglima TNI, dana optimalisasi sebesar itu antara lain dimanfaatkan bagi pengadaan alat komunikasi (alkom) untuk tiga matra TNI dan peralatan selam," ujar Agus. Adapun soal teknis pembelian, kata Agus, Komisi I menyerahkan sepenuhnya ke Kemenhan. Termasuk, soal berapa jumlah peralatan yang akan dibeli.

"Kami mendukung pengadaan alkom ini untuk menunjang kegiatan prajurit TNI di lapangan mengingat peralatan yang digunakan selama ini kondisinya sudah kurang layak, sehingga perlu dilakukan modernisasi," tegasnya.  

Pelajari Pengelolaan Industri Pertahanan BRICS

Pekan depan Komisi I DPR RI akan kembali melanjutkan pembahasan RUU Industri Pertahanan. Agenda pembahasan masih seputar mengenai sistem pembiayaan atau pendanaan perusahaan industri pertahanan, struktur organisasi, dan mekanisme pemasaran. Selasa (15/5) lalu, dalam pembahasan RUU Industri Pertahanan,

Wakil Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin minta perwakilan Kemenhan pada rapat berikutnya agar membawa data perbandingan atau referensi dari negara yang tergabung dalam kelompok BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan). "Kita bandingkan dalam hal pengelolaan industri pertahanannya, organisasinya, pembiayaannya, dan pemasarannya," ujar TB Hasanuddin kepada Jurnalparlemen.com, Minggu (20/5).

Selain itu, untuk menyempurnakan penyusunan RUU Industri Pertahanan, pihaknya juga membandingkan dengan negara lain seperti AS, Rusia, dan Eropa. "Sebelumnya juga sudah kita pelajari sistem pengelolaan industri pertahanan yang dianut AS dan Rusia. Kedua negara ini memiliki sistem yang berbeda. masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan," ujarnya.

Sumber: Jurnal Parlemen

Menteri Purnomo Duga Trimarga Dipilih Rusia


23 Mei 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menduga PT Trimarga Rekatama ditunjuk sebagai agen penjualan pesawat komersial Sukhoi Superjet 100 di Indonesia oleh pihak Rusia. "Saya kira bukan pembeli Indonesia yang menunjuk mereka (Trimarga), tapi pihak Rusia yang menunjuk mereka," kata dia di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa, 22 Mei 2012.

Dugaan Purnomo didasarkan pada pengalaman Kementeriannya saat membeli enam unit pesawat tempur Sukhoi jenis 30-MK2 dari Rusia beberapa waktu lalu yang sempat diduga terjadi mark-up dalam pembeliannya. Saat itu, Trimarga Rekatama juga menjadi agen pembelian Sukhoi tempur tersebut. "Sebenarnya Trimarga Rekatama tidak ditunjuk (sebagai agen) oleh Kementerian Pertahanan," ujarnya.

Menurut Purnomo, Trimarga ditunjuk menjadi agen penjualan Sukhoi oleh Rosoboron Export. Rosoboron Export merupakan pabrikan Sukhoi yang ditunjuk oleh pemerintah Rusia untuk penjualan produk pesawat tempur itu.

"Dalam pembelian Sukhoi, hubungan kami itu dengan Kementerian Pertahanan Rusia dan Kementerian Pertahanan Rusia menunjuk Rosoboron Export," ucapnya. "Soal Rosoboron kemudian menunjuk siapa (sebagai agen), itu adalah diskresi dari mereka, bukan kami." Purnomo menjelaskan pembelian Sukhoi tempur sama sekali tidak bersinggungan dan berhubungan dengan Trimarga.

Soalnya, dalam pembelian pesawat itu Kementerian Pertahanan hanya berhubungan dengan Rosoboron Export. "Kontrak kami pun ditandatangani dengan Rosoboron Export," katanya. "Jadi, secara de facto dan de jure hubungan kami dengan Rosoboron Export." Ia menduga dipilihnya Trimarga oleh Rosoboron Export semata-mata ditujukan untuk kepentingan Rosoboron, misalnya dalam melakukan representasi dan proses administrasi penjualan Sukhoi.

Alasannya, Rosoboron mungkin tidak terlalu mengerti dengan sistem yang berlaku di Indonesia secara umum. "Beberapa produsen asing dan pabrikan asing itu kan tidak premier dengan Indonesia," kata Purnomo.

Purnomo enggan mengomentari kemungkinan adanya kedekatan antara Trimarga dan pemerintah Rusia. "Itu mesti ditanyakan ke mereka (Trimarga). Yang perlu ditanyakan ke mereka adalah mengapa mereka (Trimarga) bisa mendapat surat keagenan itu," kata dia.

Sumber: TEMPO

KRI Yos Sudarso-353 Dipersiapkan Bertugas ke Lebanon


22 Mei 2012, Surabaya: Dipersiapkan akan bertugas ke Lebanon menggantikan KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Yos Sudarso-353 ditinjau Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum, di Dermaga Semampir Koarmatim Ujung Surabaya, Senin (21/5) sore.

Disamping meninjau kesiapan kapal, Pangarmatim pada kesempatan tersebut juga memberikan pengarahan kepada para perwira kapal, khususnya para Kepala Departemen Elektronika (Kadep Eka) dari unsur-unsur yang ada dijajaran Satuan Kapal Koarmatim.

“Kapal ini rencananya akan dipersiapkan untuk bertugas ke Lebanon menggantikan KRI Sultan Hasanuddin, untuk itu harus dipersiapkan sedini dan sebaik mungkin,” tegas Pangarmatim kepada perwira kapal yang hadir.

Rencana memberangkatkan KRI Yos Sudarso-353 untuk bergabung dengan Satgas Maritime Task Force (MTF) Konga/ UNIFIL (United Nation Interm Force In Lebanon), memang baru pertama kali ini akan menggunakan kapal perang Kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali.

Sebelumnya, selama empat kali penugasan ke Lebanon selalu memberangkatkan KRI jenis Sigma Kelas. KRI Yos Sudarso-353 merupakan kapal fregat buatan Belanda. Kapal ini dibangun pada tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda.

Sebelum bergabung dengan jajaran alutsista TNI AL, kapal ini mendapat peningkatan kemampuan, diantaranya pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat. Kapal perang ini masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim. Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

Sumber: Dispenarmatim

RI - Korea Adakan The 1st Defense Industry Cooperation Committee Meeting

21 Mei 2012, Jakarta: Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Dr Ir Pos M. Hutabarat MA, Ph.D, Senin (21/5), memimpin Defense Industry Cooperation Committee (DICC) Ke-1 antara Kementerian Pertahanan RI dengan Kementerian Pertahanan Republik Korea yang delegasinya dipimpin oleh Mr Noh Dae-Lae di Kantor Kemhan, Jakarta.

Pertemuan yang berlangsung selama dua hari dan dilanjutkan kunjungan ke beberapa industri pertahanan ini sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kerjasama MoU mengenai DICC pada tanggal 9 September 2011 lalu yang dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama bilateral kedua negara.

Dalam amanat pembukaannya Dirjen Pothan mengatakan bahwa kerjasama dalam bidang industri pertahanan antara kedua negara telah meningkat sangat baik. Seperti diketahui Indonesia telah menggunakan produk-produk pertahanan dari Republik Korea yang sebagian diantaranya sudah dipasarkan juga oleh perusahaan Indonesia.

Menurut Dirjen Pothan Kemhan, pihak Kemhan RI berharap kerjasama antara industri pertahanan kedua negara ini dapat memberikan manfaat bagi kedua negara dan terus berkembang di masa mendatang. Dirjen Pothan Kemhan melanjutkan, diharapkan industri pertahanan kedua negara dapat bekerjasama dengan erat dan dapat merancang tujuan bersama dalam pengembangan industri pertahanan.

Sampai saat ini diantara RI dan Republik Korea telah terbangun kerjasama yang baik di bidang industri pertahanan seperti pembangunan bersama pesawat KFX/IFX, PT.Pindad dengan Dosan dalam pembangunan Wheel Armor Vehicle dengan 90 mm Canon. Dilanjutkan oleh Dirjen Pothan, kerjasama industri pertahanan antara kedua negara juga termasuk diantaranya ToT dalam teknologi kapal selam dengan DSNI 209, begitu juga kerjasama antara industri pertahanan kedua negara dalam bidang pengembangan propelan.

Dengan berbagai bentuk kerjasama dalam bidang industri pertahanan seperti yang telah disebutkan oleh Dirjen Pothan ini, dirinya berharap dalam pertemuan ini dapat dilaksanakan diskusi yang mendalam untuk meraih target yang diharapkan.

Hasil pertemuan yang didapatkan sangat bergantung kepada keseriusan delegasi kedua negara dalam membangun saling pengertian dalam kerjasama yang saling menguntungkan. DICC ini sesuai yang tertuang dalam MoU mencakup beberapa kegiatan antara lain; mendukung pengembangan dan produksi bersama, dan proyek bersama pada peralatan pertahanan dan suku cadang. Pertukaran dan peralihan informasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan nasional, pemasaran bersama produk pertahanan sebagai barang dagang internasional dan peningkatan keseimbangan perdagangan produk-produk dan jasa-jasa industri pertahanan.

Sementara itu pimpinan delegasi Korea Mr Noh Dae-Lae mengatakan bahwa pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan bilateral yang erat antara kedua negara khususnya dalam bidang industri pertahanan.

Sumber: DMC

Kodam Tanjungpura Diperkuat Meriam Cesar dan Tank Leopard

Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (kanan), berbicara dengan seorang prajurit saat melakukan kunjungan kerja di Makodam XII/Tanjungpura, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (22/5). (Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang/ed/mes/12)

22 Mei 2012, Pontianak, Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo beserta rombongan tiba di Makodam XII/Tanjungpura di sambut Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI E. Hudawi Lubis beserta staf, para Dansat/Kabalak wilayah Garnizun Pontianak pada Selasa (22/05).

Kedatangan Kepala Staf TNI Angkatan Darat beserta rombongan di Makodam XII/Tanjungpura dalam rangka memberikan pengarahan, meninjau langsung bangunan Kodam yang telah selesai pengerjaannya, meninjau pembangunan rusunawa sedang dalam proses pengerjaan serta meninjau lokasi rencana pembangunan Yonkav Tank di Tebang Kacang Kabupaten Kubu Raya.

Kegiatan pengarahan yang diikuti seluruh Perwira beserta Isteri berlangsung di aula Makodam XII/Tanjungpura.

Dalam pengarahan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menyampaikan, akan memprioritaskan Kodam XII/Tanjungpura dibidang persenjataan seperti senjata laras panjang dan meriam 155mm Caesar buatan Francis yang rencana akan dibeli oleh TNI AD untuk satuan Armed, pembangunan fasilitas prajurit seperti Batalyon Kaveleri beserta perumahan asramanya yang akan dibangun sampai tahun 2014 mendatang.

Dalam kesempatan tersebut Kasad juga memberikan atensi kepada prajurit Kodam XII/Tanjungpura, bahwa menjadi seorang prajurit itu jangan mudah mengeluh atas tugas dan perintah yang diberikan dari atasan, cepat beradaptasi dengan kondisi lingkungan dimanapun bertugas dan berada, sebagai prajurit kita harus memegang suatu prinsip bila kita diberi tugas jangan pernah menolak dan bila kita tidak ditugaskan jangan meminta-minta tugas.

Selalu jaga keharmonisan dalam rumah tangga, bertetangga, antar suku, agama dan berbangsa. Selesai memberikan pengarahan Kasad berkenan menanam pohon selain sebagai tanda kenangan, juga dapat mengurangi pemanasan global, mengurangi polusi udara sekaligus membangun budaya sadar menanam sebagai sikap hidup bangsa Indonesia khususnya prajurit Kodam XII/Tanjungpura.

30 Tank Leopard Jerman Siap ke Jakarta

Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, mengatakan pada Oktober ini, sebanyak 30 tank jenis Leopard yang dipesan dari Jerman akan dikirim ke Jakarta.

“Awalnya tawaran datang dari Belanda dan Jerman, tetapi kita pilih Jerman karena lebih menjanjikan,” kata Pramono, di Markas Kodam XII/Tanjungpura, Selasa 22 Mei 2012, di Pontianak.

Sebanyak 30 unit tank ini, katanya, tinggal menunggu pihak Jerman untuk mengirimkannya ke Indonesia. Jenis yang akan dibeli adalah Leopard 2A6 yang merupakan hasil "retrofit 2A4" alias pengembangan teknologi terbaru karena cetak baru teknologi Leopard serupa sudah tidak diproduksi lagi.

Kelebihan memilih tawaran Jerman adalah dapat melakukan transfer of technology (TOT). Jerman juga menawarkan joint production untuk pembuatan beberapa bagian tank seberat 60 ton tersebut dengan menggandeng PT Pindad.

Masih terkait tank yang dibutuhkan TNI untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, sedianya di Kalimantan Barat akan ditempatkan pula satuan tank. Pramono mengatakan, saat ini di Kalimantan Barat hanya dilengkapi dengan light tank dan ke depannya akan ditingkatkan dengan tank untuk tempur. Satuan Kavaleri di Kalbar juga akan ditingkatkan dari Datasemen menjadi batalion penuh.

Sumber: Kodam XII/Tanjungpura/Tempo

Tuesday, May 22, 2012

Karbol Latihan Terbang Malam 11 Hari

T-34 Charlie. (Foto: Andrew Prawiro)

 22 Mei 2012, Yogyakarta:Komandan Wing Pendidikan Terbang Kolonel Pnb M. Khairil Lubis mewakili Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Abdul Muis membuka Latihan Terbang Malam bagi siswa Sekolah Instruktur Penerbang Angkatan ke-67 di Masjid Al Huda Wing Dik Terbang Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Senin (21/5) sore.

Latihan Terbang Malam Sekolah Instruktur Penerbang Angkatan ke-67 diikuti 16 siswa yang pelaksanaannya dijadwalkan akan digelar selama 11 hari, mulai tanggal 21 hingga tanggal 31 Mei mendatang. Selama Latihan Terbang Malam, para siswa akan menggunakan pesawat T-34C-1/Charlie.

Komandan Lanud melalui Komandan Wing Pendidikan Terbang mengingatkan agar selalu membangun budaya safety di setiap kegiatan yang dilaksanakan sehingga dalam pelaksanaan latihan, dari awal hingga selesainya program latihan, dapat berjalan tertib, aman dan selamat.

Acara pembukaan Latihan Terbang Malam bagi siswa Sekolah Instruktur Penerbang Angkatan ke-67 itu dihadiri oleh Komandan Skadron Pendidikan 102 Letkol Pnb Dedi susanto, Koamndan Skadron Teknik 043 Letkol Dani Eri Wardhana, sejumlah pejabat Lanud Adisutjipto, para Instruktur, siswa Sekolah Instruktur Penerbang A-67 serta personel pendukung latihan.

Sumber: Lanud Adisutjipto

15 Siswa Calon Awak Kapal Selam Latek Berlayar


21 Mei 2012, Surabaya: Menjelang penutupan pendidikan 11 Juli mendatang, sebanyak 15 siswa Pendidikan Calon Awak Kapal Selam (Dikcawakkasel) angkatan ke-46 Sekolah Kapal Selam (Sekasel), Kobangdikal, laksanakan latihan praktek (Latek) berlayar, Senin (21/5).

Latihan praktek yang akan berlangsung selama 52 hari tersebut, dibuka Komandan Pusat Pendidikan Khusus (Danpusdiksus) Komando Pendidikan Operasi Laut, Kolonel Laut (P) Zaenal Akbar, S.Sos., di gedung Hanafiah Pusdiksus Kodikopsla Kobangdikal,Ujung Surabaya.

Menurut Komandan Pusdiksus, tujuan dari latihan praktek ini adalah untuk memberikan pengalaman praktek di lapangan kepada para siswa yang merupakan penjabaran dan aplikasi teori pada tahap pertama dan kedua yang sudah diterima di kelas. Latihan tahap tiga ini, lanjutnya, seluruh siswa akan mendapatkan pelajaran mengenai penggunaan/pengoperasian peralatan secara langsung dari kapal selam tipe 209.

Oleh sebab itu, Zainal-sapaan akrab Danpusdiksus – berharap, siswa Dikcawakasel dapat mempergunakan kesempatan tersebut untuk belajar semaksimal mungkin sebelum masuk satuan kerja baru nanti sebagai awak kapal selam.

Kapal selam lanjutnya, adalah kapal perang mematikan yang dilengkapi dengan sarana dan pelalatan teknologi canggih. Bila tanpa keseriusan, kecermatan dan keikhlasan dalam menerima instruksi dari para pelatih dan pengajar, bisa berakibat fatal terhadap kelangsungan alutsista modern ini.“Ikuti SOP, petunjuk instruktur dan pelatih guna menghindari kecelakaan personil dan material,” tegasnya.

Sementara itu Komandan Sekolah Kapal Selam Mayor Laut (P) Wirawan Ady Prasetya mengatakan, latihan selama 52 hari tersebut meliputi Peraturan Dinas dalam TNI AL secara langsung di kapal, lattek pemasukan dan pengeluaran senjata torpedo, pengisian battery, pengoperasian seluruh pesawat sesuai kejuruan yang dimiliki dan diakhiri dengan praktek berlayar selama lima hari di laut.

Sumber: Kobangdikal

Wamenhan Kunjungi Pabrik Pembuat Rompi Anti Peluru di Cinere dan Galangan Kapal di Babelan


21 Mei 2012, Jakarta, DMC- Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan (Irjen Kemhan) Laksdya TNI Sumartono kembali mengunjungi perusahaan industri strategis dalam negeri Non Alutsista khususnya pembuat rompi anti peluru.

Kali ini, Wamenhan mengunjungi PT. Persada Aman Sentosa, Senin (21/5) di Cinere, Depok, Jawa Barat. Turut pula mendampingi Wamenhan dalam kunjungan tersebut Dirjen Renhan Kemhan Marsda TNI Sunaryo serta sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan.

Saat kunjungan ke PT. Persada Aman Sentosa, Wamenhan diterima oleh Direktur Utama PT. Persada Aman Sentosa, Irwan Wardianto. Dalam kesempatan tersebut, Wamenhan dan rombongan melihat secara langsung proses produksi pembuatan rompi anti peluru. Selain memproduksi rompi anti peluru yang merupakan pesanan dari TNI, PT. Persada Aman Sentosa juga memproduksi helm anti peluru.

Usai kunjungan ke PT. Persada Aman Sentosa, Wamenhan selanjutnya mengunjungi Perusahaan Galangan Kapal, PT. Tesco Indomaritim di Babelan, Kab. Bekasi, Jawa Barat. Dalam kunjungannya ke PT. Tesco Indomaritim, Wamenhan yang juga didampingi Wakasal Lakdya TNI Marsetio diterima oleh langsung oleh Direktur Utama PT. Tesco Indomaritim, DR. Jamin Basuki.

Dalam kesempatan tersebut, Wamenhan meninjau secara langsung proses pembuatan kapal pesanan Kemhan dan TNI AL.

Selain mengerjakan beberapa kapal pesanan TNI AL, PT. Tesco Indomaritim juga mengerjakan beberapa kapal Pilot Boat 15 Meter pesanan dari PT. Palindo II (Persero).

PT. Tesco Indomaritim merupakan perusahaan galangan kapal swasta nasional yang didirikan pada tahun 1989, memiliki kegiatan membangun Kapal Cepat yang terbuat dari material Plat Aluminium dilengkapi dengan Sistem Penggerak Propeller atau Waterjet.

PT. Tesco Indomaritim telah mengerjakan beberapa kapal pesanan dari TNI AL diantaranya Landing Craft Vehicle; Personel 12 Meter, Fast Patrol Boat 28 Meter dan Landing Carrier Utilities 24 Meter.

Sumber: DMC

Monday, May 21, 2012

Pemerintah Rusia Menolak Penggunaan 'State Credit' untuk Pesawat Sukhoi



20 Mei 2012, Senayan: Harapan Komisi I agar pembelian enam pesawat tempur Sukhoi untuk TNI AU dalam waktu dekat ini bisa menggunakan kembali state credit (kredit negara) kandas.

Pemerintah Rusia resmi menolak keinginan Pemerintah RI tersebut meskipun masih ada sisa alokasi state credit sebesar USD 700 juta untuk pembelian alutsista sebelumnya senilai USD 1 miliar.

Penolakan itu ada alasannya. Pembiayaan pembelian pesawat tempur Sukhoi itu tidak termasuk dalam perjanjian state credit yang ditandatangani bersama oleh kedua pemerintahan. Ketika itu, state credit hanya diperuntukkan untuk pembelian kapal selam.

"Karena tidak dikabulkan, pembelian sukhoi akan menggunakan kredit ekspor," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tb Hasanuddin kepada Jurnalparlemen.com, Minggu (20/5).

Namun, dia menambahkan, Pemerintah Rusia menyetujui pembelian tank amfibi buatan Rusia BMP-3F seri 2 dengan mekanisme pembayaran lewat state credit.

Beberapa waktu lalu, pada saat muncul dugaan penggelembungan harga dalam pembelian enam pesawat tempur Sukhoi, Komisi I meminta agar pembelian dilakukan G to G dengan memanfaatkansisa state credit dari Rusia yang masih lumayan besar. Soalnya, sistem ini bisa meminimalisir keterlibatan pihak ke tiga dan menekan biaya-biaya yang tidak perlu.
Sumber: Jurnal Parlemen

Jual Tank, Pengkhianatan terhadap Orang Papua

Leopard 1 bridge-laying tank milik AD Belanda. (Foto: defensie.nl)

15 Mei 2012, Amsterdam: "Kalau Belanda menjual tank kepada Indonesia maka kami dikhianati untuk kedua kali." Hakim Bahabol (37) yang berjuang bagi kedaulatan propinsi Papua minta pada parlemen Belanda agar tidak memberikan lampu hijau soal penjualan kendaraan lapis baja Belanda kepada angkatan bersenjata Indonesia.

Menurut Bahabol kendaraan tank itu nanti akan bisa digunakan untuk menghadapi apa yang oleh Jakarta dicap sebagai "separatis". "Jual Tank Kembali Mengkhianati Warga Papua," demikian koran de Volkskrant.

Bahabol adalah anggota parlemen Papua Barat yang dilarang di Indonesia.

Kami rapat secara rahasia, di gereja atau di hutan." Minggu lalu ia berkunjung ke Belanda bersama dua aktivis lain. Mereka bertemu dengan anggota parlemen dari partai kanan populis PVV, partai sosialis SP dan partai Kristen konservatif ChristenUnie.

Revolusi damai Bahabol dan delegasinya mengimbau pemerintah Belanda agar mengkampanyekan referendum bagi kedaulatan propinsi Papua di bawah pengawasan dunia internasional.

"Perjuangan kami tanpa kekerasan. Demonstrasi massal. Revolusi damai," kata Bahabol.

Bahabol membawa foto mengenai demonstran yang membawa spanduk dengan tulisan dalam bahasa Belanda di mana warga Papua menuntut tanggungjawab politik Belanda kepada warga Papua.

Di tahun 1961 warga Papua diberi bendera dan lagu kebangsaan sendiri oleh pemerintah Belanda. "Siapa yang mengibarkan bendera itu sekarang, diancam 15 tahun penjara," Bahabol mengingatkan.

Petisi Berita tentang kekerasan di penjara-penjara di propinsi Papua sulit dilacak karena diplomat dan wartawan asing dilarang berkunjung ke propinsi tersebut.

Warga Papua di Belanda mengimbau kabinet dan parlemen agar menyusun petisi sebagai "prakarsa warga sipil". Petisi tersebut harus mengumpulkan 40.000 tanda tangan. Menurut pihak pemrakarsa lewat situs di internet westpapoea.petities.nl sudah terkumpul 5.000 tandatangan.

Jakarta menyebut gerakan kedaulatan Papua sebagai kelompok kecil. "Tetapi referendum akan membuktikan sebaliknya," tegas Bahabol sambil menambahkan bahwa pelaksanaan referendum harus menjamin kebebasan warga Papua menyatakan pendapat mereka dan kelompok transmigran di Papua tidak mengintimidasi warga Papua.

Separatis Kabinet demisioner Belanda mau menjual tank Leopard yang tidak digunakan lagi. Ini juga berkaitan dengan penghematan di departemen pertahanan Belanda. Indonesia menyatakan berminat membeli tank yang total berharga 200 juta Euro.

Besar kemungkinan parlemen Belanda tidak menyetujui penjualan tank itu kepada Indonesia dengan pertimbangan kendaraan lapis baja itu bisa digunakan untuk mengadapi kelompok-kelompok yang oleh Jakarta dicap sebagai "separatis, teroris dan sebagainya". Demikian koran de Volkskrant.

Sumber: RNW

Tak Masalah Indonesia Beli Tank Leopard

MBT Leopard AD Kanada. (Foto: Sgt Lou Penney)

20 Mei 2012, Senayan:Terkait rencana pembelian tank Leopard dari Jerman, pihak pabrikan diharapkan siap memberikan dukungan hingga pembangunan pabrik. Hal ini sudah dibuktikan Yunani ketika memesan tank tersebut dalam jumlah banyak beberapa waktu lalu.

"Kami juga sudah berbicara dengan Kementerian Luar Negeri Jerman yang menentukan boleh tidaknya ekspor alat militer ke negara lain. Sejauh ini tidak ada masalah karena Indonesia telah menjadi negara demokrasi," ujar Hayono Isman kepada Jurnalparlemen.com, Minggu (20/5).

Hal itu disampaikan Hayono setelah bertemu dan membahas rencana pembelian tank Leopard dengan sejumlah pejabat di Jerman pada saat kunker Komisi I belum lama ini.

Menurut Hayono, Wakil Menlu Jerman sempat menjelaskan bahwa publik Jerman menentang keras penjualan tank Leopard ke Arab Saudi karena negara tersebut dianggap tidak menjunjung nilai-nilai demokrasi.

"Lain halnya dengan Indonesia," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI itu. Sebagai informasi, sebelum tank Leopard, Indonesia juga pernah menggunakan senjata dari Jerman. Termasuk MP5 yang digunakan oleh pasukan khusus TNI.

"Untuk pemeliharaan tak Leopard nanti, bisa bekerja sama dengan PT Pindad. Kalau belum mampu, dapat diserahkan kepada bengkel-bengkel TNI AD," ujarnya.

Sumber: Jurnal Parlemen

USS Blue Brige Kapal Komando Armada Ketujuh AL AS Berusia 47 Tahun

Mass Communication Specialist 2nd Class Michael A. Pineda memandu tur di kapal perang komando Armada Ketujuh AS USS Blue Ridge(LCC19), yang berlabuh di Jakarta. (Foto: (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 3rd Class Fidel C. Hart/Released)

18 Mei 2012, Jakarta: Armada Ketujuh Angkatan Laut AS hingga saat ini adalah armada terbesar militer Amerika Serikat yang ditempatkan di luar wilayah negara tersebut.

Wilayah yang menjadi tanggung jawab operasi Armada Ketujuh meliputi kawasan seluas lebih dari 124 juta kilometer persegi, mulai dari Samudra Pasifik bagian tengah hingga Samudra Pasifik bagian tengah.

Menurut Panglima Armada Ketujuh AS Laksamana Madya Scott II Swift, setiap hari ada sekitar 70-90 kapa dan 200-300 pesawat militer yang beroperasi di bawah komandonya.

Pusat komando seluruh armada tersebut tidak berada di suatu kantor di daratan, melainkan ada pada suatu kapal yang sudah berusia 45 tahun, USS Blue Ridge. Kapal dengan nomer lambung LCC-19 itu pekan lalu berkunjung selama lima hari di Indonesia.

Di kapal inilah Swift menjalankan operasi sehari-hari Armada Ketujuh. “Inilah kantor saya. Saya tidak punya kantor di darat,” ungkap Swift kepada para wartawan yang berkunjung ke kapal itu, Minggu (13/3).

Kapal tersebut awalnya dirancang sebagai kapal komando operasi pendaratan amphibi. Namun, setelah operasi pendaratan amphibi besar-besaran, seperti yang terjadi di Normandia pada Perang Dunia II, makin jarang dilakukan, kapal jenis ini menjadi kapal komando umum.

Saat ini tinggal dua kapal kelas Blue Ridge yang masih beroperasi di jajaran AL AS, yakni Blue Ridge sendiri dan USS Mount Whitney (LCC-20) yang menjadi kapal komando Amerika Keenam AL AS di Eropa.

Kondisi Prima 

USS Blue Ridge (LCC 19) kapal komando Armada Ketujuh AL AS. (Foto: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Steven Khor/Released)

Pemeliharaan, effisiensi dan profesionalitas adalah kunci kekuatan AL modern. USS Blue Ridge membuktikan kapal yang sudah berusia dari empat dekade masih dalam kondisi prima.

“Kapal ini masih dapat melaju dengan kecepatan 20-an knot (sekitar 37 kilometer per jam). Kami bergerak independen tanpa dikawal kapal permukaan. Tetapi selalu ada kapal selam yang bergerak bersama Blue Ridge,” kata Mass Communication Specialist 2nd Class Michael A. Pineda yang mengantar wartawan berkeliling kapal berwarna abu-abu itu.

Sebagai kapal komando, Blue Ridge memang tak dilengkapi persenjataan lengkap seperti lazimnya kapal perang. Menurut data resmi AL AS, kapal dengan panjang 193,23 meter dan lebar 32,9 meter ini hanya dilengkapi senjata untuk bertahan, seperti senapan mesin Bushmaster 25 mm dan sistem pertahanan serangan udara Phalanx CIWS.

Di bagian buritan terdapat geladak pendaratan helicopter yang mampu menampung dua helicopter. Dalam kunjungan ke Indonesia, kapal itu membawa dua heli SH-60 Sea Hawk.

Kapal buatan tahun 1967 itu diawaki oleh sekitar 1000 pelaut, yang berasal dari berbagai bangsa. Pinada, misalnya didampingi seorang bintara bermarga Chu dari Taiwan. Ada juga pelaut dari Filipina dan Indonesai. “ Setahu saya ada tiga pelaut asal Indonesia bertugas di kapal ini,” ujar Mass Communication Specialist Jerome Foltz.

Untuk memenuhi kebutuhan para awak kapal Blue Ridge dilengkapi ruang potong rambut, kantor pos, dispenser makanan, minuman ringan, took souvenir, hingga ruang makan para awak serta ruang makan perwira yang semua terlihat bersih dan rapi.

Kunjungan pekan lalu adalah kunjungan kedua Blue Ridge ke Indonesia dalam dua tahun terakhir.

Sumber: KOMPAS

Kemhan dan DINFOS Jalin Kerjasama Pertahanan Bidang Public Affairs


18 Mei 2012, Washington DC: Kapuskom Publik Kemhan RI Brigjen TNI Hartind Asrin mengunjungi Defence Information School (DINFOS), di FT. Meade, Maryland, Amerika Serikat, Rabu (16/5). Kunjungan tersebut dalam rangka kerjasama pertahanan bidang Public Affairs Indonesia – Amerika Serikat.

 DINFOS merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan 32 kursus di bidang Public Affairs diantaranya adalah kursus photography, videography, broadcast radio and television, journalism, photojournalism, public affairs, visual information management. Kursus-kursus yang dilaksanakan oleh DINFOS diikuti siswa-siswa militer maupun sipil dari US Department of Defence, US Army, US Navy, US Air Force, US Marine Coprs dan siswa dari mancanegara (international students).

Pada kesempatan tersebut Kapuskom Publik Kemhan bertemu dengan Commandant of DINFOS Colonel Jeremy M. Martin menyampaikan bahwa Indonesia berkeinginan untuk mengikuti kursus-kursus yang dilaksanakan oleh DINFOS dalam rangka meningkatkan kemampuan personel Kemhan/TNI.

Colonel Martin menyambut baik kunjungan Delegasi Indonesia dan memberikan kesempatan bagi personel Kemhan/TNI untuk mengikuti kursus di DINFOS. Dalam kunjungan ke DINFOS Kapuskom Publik Kemhan didampingi Atase Laut KBRI Washington DC Kolonel Laut Anwar Saadi, Kabag TU Puskom Publik Kemhan Kolonel Kal Anton Iman Santosa, dan Pa FMS KBRI Washington DC Letkol Tek Wajariman.

Selain mengunjungi DINFOS, Kapuskom Publik Kemhan dan rombongan mengadakan kunjungan ke Departemen Pertahanan AS Pentagon di Washington DC. Pada sesi pertama Kapuskom Publik Kemhan dan rombongan mengadakan pertemuan dengan Public Affairs Officer US Cyber Command Colonel Rivers J. Johnson. Colonel Rivers J. Johnson dalam paparannya menjelaskan bahwa US Cyber Command mempunyai misi untuk merencanakan, mengkoordinasikan, mengintegrasikan operasional network informasi pertahanan dan menyelenggarakan operasi military cyberspace (DoD Information Network Operations, Defensive Cyber Operations dan Offensive Cyber Operations).

Pada sesi kedua Kapuskom Publik Kemhan dan rombongan diterima oleh Assistant Secretary of Defence for Public Affairs Mr. George E. Little. Pada pertemuan tersebut, Kapuskom Publik Kemhan menyampaikan bahwa kunjungan tersebut merupakan langkah awal dari kerjasama pertahanan bidang Public Affairs kedua negara dan diharapkan kerjasama tersebut dapat lebih ditingkatkan di masa mendatang.

Bentuk kerjasama Public Affairs yang diajukan oleh pihak Indonesia berupa kunjungan pejabat Public Affairs Kemhan/TNI ke AS, kursus-kursus dan forum dialog.

Mr. George E. Little menyambut baik inisiatif kerjasama yang diajukan Indonesia sebagai bentuk peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara dan mengharapkan kerjasama tersebut dapat dilaksanakan secara konkrit.

Sumber: DMC