Saturday, March 2, 2013

PT. Daya Radar Utama Bangun Kapal Angkut Tank



1 Maret 2013, Jakarta: Wakil Asisten Logistik (Waaslog) Kasal Laksamana Pertama (Laksma) TNI Ir. Sayid Anwar membuka First Steel Cutting pembangunan Kapal Angkut Tank-3 TNI Angkatan Laut bertempat di galangan kapal PT. Daya Radar Utama (DRU) Unit III yang berlokasi di Jl. Alamsyah Ratu Prawira Negara KM. 12 Srengsem Panjang Lampung, Kamis (28/2)

Kegiatan tersebut, dihadiri Kadismatal Laksma TNI Ir. Bambang Nariyono, M.M., Kadisadal Laksma TNI Mulyadi, S.I.P, M.A.P, Kadislaikmatal Laksma TNI Hary Pratomo, Pusada Baranahan Kemhan yang diwakili oleh Kabid Matra Laut Kolonel Laut (T) Sriyanto, Danlanal Lampung Kolonel Laut (E) Ir. Fery Sidjaja dan Danbrigif 3 Marinir Kolonel (Mar) Hardimo.

Pelaksanaan Steel Cutting Kapal Angkut Tank-3 TNI Angkatan Laut ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Waaslog Kasal.

Dalam sambutannya Waaslog Kasal Laksma TNI Ir. Sayid Anwar mengatakan, dengan adanya pembangunan Kapal Angkut Tank TNI Angkatan Laut diharapkan dapat memajukan industri pertahanan dalam negeri sehingga dapat mengurangi ketergantungan dari luar negeri. Pelaksanaan pembangunan ini sebagai wujud pembinaan dari pemerintah dalam hal ini Kemhan/TNI, dengan harapan mitra kerja tetap memberikan dukungan teknis di luar masa jaminan sehingga kapal ini dapat berfungsi sesuai usia.

Melalui pelaksanaan Steel Cutting Kapal Angkut Tank-3 TNI Angkatan Laut tersebut, membuktikan bahwa mitra kerja berkomitmen dan siap menjadi lead integrator pembangunan produk Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) bidang kemaritiman.

Sumber: Dispenarmabar

Indonesia Jajaki Kerjasama Alutsista dengan Hongaria

Hongaria mengembangkan UAV dimana seluruh perangkat keras dan lunak diproduksi di dalam negeri. (Foto: Veronika Dévényi)

1 Maret 2013, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah akan menjajaki kerja sama pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dengan negara Eropa Timur, khususnya Hongaria. Ini lantaran Alutsista dari Eropa Timur terkenal murah tapi memiliki teknologi yang seimbang dengan alutsista produksi negara diluar kawasan itu.

"Perwira kita itu dari dulu terbiasa dengan Alutsista dari negara Eropa Timur, jadi kita coba jajaki peluang kerja samanya," kata Purnomo saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Jumat (29/2).

Penjajakan kerjasama Alutsista tersebut akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat kunjungan kenegaraan ke Berlin (Jerman) dan Budapest (Hungaria) pekan depan.

Menurut Purnomo, teknologi alutsista Eropa timur tidak kalah dengan Alutsista milik Amerika Serikat. Semisal, Sukhoi buatan Rusia seimbang dengan pesawat tempur F-16 milik negeri Paman Sam. "Karena saya tidak ikut, maka, itu saya sampaikan ke Presiden," katanya.

Kemhan Perkirakan Hanya Habiskan Setengah Total Anggaran Alutsista

Pemerintah diperkirakan hanya akan menghabiskan setengah dari total anggaran penyediaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang disediakan untuk periode 2010-2014 yang sebesar Rp156 triliun. Soalnya, anggaran tersebut hanya akan diprioritaskan untuk membeli Alutsista yang bergerak, semisal kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, dan sejenisnya.

"Anggaran segitu, kalau sudah lewati 2014 kan enggak bisa, kira-kira terpakai 50 persen. Jadi, kita fokus ke Alutsista bergerak dulu. Kalau yang tidak bergerak itu seperti radar," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Jumat (29/2).

Dia menjelaskan, awalnya anggaran alutsista hanya sebesar Rp99 triliun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Namun, dalam rapat kabinet terbatas 4 Oktober 2010, anggaran tersebut ditambah sebesar Rp 57 triliun.

Terkait itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah membentuk membentuk High Level Committee (HLC). Komite itu bertugas untuk mengendalikan dan mengawasi perencanaan, pembiayaan dan kegiatan pengadaan Alutsista.

Sumber: Jurnas

TB Hasanuddin: Pembatalan Proyek KFX Rugikan Indonesia Rp1,6 Triliun



2 Maret 2013, Jakarta: Proyek bersama pembuatan pesawat canggih Korean Fighter eXperiment (KFX) yang dihentikan sepihak oleh Korea Selatan telah merugikan Indonesia sebagai mitranya.

Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin yang mengaku sudah mendengar pembatalan itu mengatakan, Indonesia telah dirugikan sekitar Rp1,6 triliun akibat pembatalan itu.

"Kami (Komisi I DPR) sudah mendapatkan informasi dalam beberapa hari belakangan ini bahwa pemerintah Korea Selatan sudah membatalkan secara sepihak perjanjian pembuatan pesawat tempur KFX," kata TB Hasanuddin ketika ditemui di Kantor DPP PDI Perjuangan di Jakarta, Jumat.

Kerugian Rp1,6 triliun itu merupakan nilai yang telah diinvestasikan Indonesia selama proyek bersama dengan Korsel itu berlangsung.

"Kini proyek Indonesia-Korea Selatan, Korean Fighter eXperiment, yang dibangga-banggakan itu ternyata sudah dihentikan secara sepihak oleh pemerintah Korsel," ujarnya.

Selanjutnya, Hasanuddin menjelaskan, pemerintah sebenarnya tidak pernah melaporkan proyek KFX secara jelas kepada DPR.

Dia menambahkan, pemerintah juga tidak pernah secara resmi mengajukan anggaran untuk proyek KFX secara terbuka kepada DPR.

Menurut dia, DPR hanya mendapatkan keterangan mengenai proyek kerja sama KFX itu melalui pernyataan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang dikutip oleh media massa.

"Sedangkan, laporan anggaran yang diterima oleh DPR berbeda. Dalam laporan, anggaran itu dibuat untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan, di mana Kemenhan mengeluarkan uang dengan total Rp1,6 triliun," jelasnya.

"Selain itu, sudah ada sekitar 30 orang dari PTDI (PT. Dirgantara Indonesia) yang ikut mendesain pesawat itu di Korea Selatan," ujar Politisi PDI Perjuangan itu.

Oleh karena itu, kata dia, dalam waktu dekat, Komisi I DPR akan segera memanggil Panglima TNI dan Menteri Pertahanan untuk menjelaskan secara detail persoalan proyek KFX.

"Kerugian ini tanggung jawab Menteri Pertahanan. DPR tidak bertanggung jawab atas hal ini karena kami tidak pernah menerima laporan yang jelas tentang proyek ini," katanya.

Dia juga menyebutkan pembatalan proyek KFX oleh pihak Korea Selatan itu diduga karena masa pemerintahan Presiden SBY yang akan berakhir pada 2014.

Kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan untuk membangun pesawat super canggih KFX sudah berlangsung sejak 2001. Proyek itu dibiayai bersama oleh Indonesia dan Korea Selatan.

Dalam proyek itu, pemerintah Indonesia diwajibkan menyetor sekitar 20 persen dari total dana Rp80 triliun yang dibutuhkan.

Sumber: ANTARA News

Friday, March 1, 2013

TNI AD dan Pasukan Bela Diri Jepang Latihan Bersama 2014

(Foto: Kostrad)

28 Februari 2013, Jakarta: Bertempat di Markas Kostrad, Jakarta Pusat, Kamis (28/2), Pangkostrad Letjen TNI M. Munir menerima kunjungan kehormatan Delegasi Japan Ground Self Defense Forces (JGSDF) yang dipimpin Kolonel Kakino (Deputy Chief Policy and Programs Department). Turut dalam rombongan delegasi Kolonel Kasamatsu (Chief International Security Cooperation and Policy Office), Letkol Miyamoto, Msg. Nakada dan Atase Pertahanan Jepang untuk Indonesia Kapten (Navy) Kondo Toshiaki.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas tentang rencana penyelenggaraan latihan bersama antara TNI-AD dan Angkatan Darat Jepang tahun depan dengan titik berat pelaksanaan latihan penanggulangan bencana alam yang terjadi di wilayah kedua Negara. Usai pertemuan, kedua belah pihak berkesempatan untuk bertukar cinderamata. Sebelum meninggalkan Markas Kostrad, Pangkostrad dan rombongan Delegasi JGSDF berfoto bersama dan mengunjungi Museum Dharma Bhakti Kostrad.

Sumber: Kostrad

Thursday, February 28, 2013

Industri Pertahanan Memerlukan Teknologi Terkini

Rantis 4x4 hasil produksi bersama industri pertahanan dalam negeri. (Foto: Berita HanKam)

28 Februari 2013, Jakarta: Industri pertahanan merupakan salah satu sektor industri strategis yang perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangannya. Pasalnya, ciri utama sektor industri pertahanan adalah keberadaan teknologi tinggi serta inovasi yang melekat dalam setiap tahapan proses produksinya.

"Keberadaan industri pertahanan nasional tersebut apabila mendapatkan porsi pengembangan serta dukungan yang lebih besar maka dapat menjadi lebih kuat yang pada akhirnya mampu bersaing dengan industri sejenis dari negara-negara lainnya. Untuk itu, penguasaan terhadap teknologi terkini mutlak diperlukan agar tidak tertinggal dari negara-negara lainnya," kata Sekjen Kementerian Perindustrian, Ansari Bukhari, di Jakarta, Kamis (28/2).

Lebih lanjut, Ansari mengatakan, inovasi dan improvisasi terhadap produk juga diperlukan secara terus menerus yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang digunakannya. Pada era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini, semua bangsa di dunia berusaha untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa lainnya melalui penerapan teknologi yang diimplementasikan dalam setiap pembangunannya.

"Hal ini mengandung makna bahwa penguasaan teknologi menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi sehingga harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaannya. Begitu juga dengan industri pertahanan kita, penguasaan teknologi menjadi kunci bagi keberhasilan pengembangannya karena dari waktu ke waktu aplikasi teknologi semakin dibutuhkan," ujar dia.

Oleh karena itu, lanjut Ansari, dalam pengembangan industri pertahanan tanpa memperhitungkan adanya kemajuan teknologi hanya akan berjalan di tempat.

"Penting bagi suatu industri pertahanan yang ada di Indonesia untuk dapat memenuhi kebutuhan yang ada sehingga pertahanan dan keamanan nasional dapat terjamin. Untuk dapat mengembangkan sektor ini melalui teknologi, diperlukan dukungan dan keberpihakan semua lini," ucapnya.

Sumber: Jurnas

Empat Mesin Su-30MK2 Tiba di Lanud Sultan Hasanuddin

Pada tanggal 22 Februari 2013 diadakan pasokan dua pesawat Sukhoi SU-30MK2 pertama dan perlengkapannya ke Pangkalan AU Indonesia Sultan Hasanuddin (Makassar, Sulawesi Selatan) dalam rangka kontrak yang ditandatangani JSC “Rosoboronexport” dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia pada 29 Desember 2012. Saat ini ahli-ahli Rusia sudah memulai pekerjaaan perakitan pesawat-pesawat. Pasokan kedua dan ketiga pesawat-pesawat Sukhoi sesuai dengan kontrak tersebut dijadwalkan akan dirampungkan sebelum Juli 2013. (Foto: Kedubes Federasi Rusia)

28 Februari 2013, Makassar: Setelah badan pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK didatangkan langsung dari Rusia, Jumat (22/2/2013) lalu, kini empat mesin pesawat Sukhoi 27/30 dijadwalkan mendarat pukul 22.00 wita, Rabu (27/2/2013) di pangkalan udara Sultan Hasanuddin TNI AU, Mandai, Maros.

Dua dari enam pesawat pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia ini akan memperkuat Skadron Udara 11 Wing 5 lanud Sultan Hasanuddin. Empat mesin pesawat tempur Sukhoi 27/30 diangkut menggunakan pesawat cargo super jumbo AH-124-100 dengan nomor penerbangan RA/82043 yang dibawa pilot Ustelenov.

Pesawat AH-124-100 memiliki panjang badan 68.96 m dan lebar sayap 73.3 m. Serta tinggi 20.78 m, yang membawa empat mesin pesawat tempur SU-27/30 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia.

Pesawat itu take off dari Bandara Dzemgi Rusia Selasa (26/2/2013) lalu, dengan rute penerbangan Bandara Dzemgi Rusia-Bandara Calcutta India dan akan mendarat di lanud Sultan Hasanuddin di Mandai. Kedatangan mesin ini merupakan satu rangkaian tahapan dari kedatangan enam unit Sukhoi SU-30 MK 2 pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia.

Sumber: Tribun Timur

Kopassus dan Pasukan Bela Diri Jepang Jajaki Latihan Bersama


28 Februari 2013, Jakarta: Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo menerima kunjungan delegasi Japan Ground Self Defense Forces (JGSDF)/AD Jepang di Makopassus Cijantung-Jakarta Timur, Kamis(28/2).

Rombongan Delegasi tersebut dibawa pimpinan Kolonel Kakino sebagai Deputy Chief, Policy & Program Dept, Ground Staff Office atau setingkat Wakil Asisten Operasi Kasad (Waasops Kasad).

Maksud kedatangan rombongan JGSDF Jepang adalah untuk membahas rencana kerjasama bidang militer dalam bentuk latihan antara kedua Angkatan Darat Negara Indonesia-Jepang khususnya dengan Kopassus TNI AD.

Dalam kegiatan kunjungan Delegasi JGSDF Jepang,selain perkenalan Perwira Staf Danjen Kopassus dan Courtessy Call juga diadakan saling memberikan cinderamata.

Sumber: Kopassus

Hartarto: Industri Pertahanan Memerlukan Lembaga Keuangan

Rompi anti peluru produksi industri pertahanan dalam negeri. (Foto: Berita HanKam)

28 Februari 2013, Jakarta: Mantan Menteri Perindustrian dan Menko RI Periode 1983-1999, Hartarto Sastrosoenarto, menilai, pemerintah perlu mendirikan lembaga keuangan guna membiayai industri pertahanan milik negara.

Pernyataan Hartarto itu menanggapi terbitnya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan memberikan jaminan pembelian alutsista oleh pemerintah. UU ini bertujuan untuk kemandirian alutsista, sehingga kondisi industri pertahanan di matra darat, laut, maupun udara mampu memenuhi kebutuhan. Apabila industri dalam negeri belum mampu, perlu dilakukan alih teknologi ataupun trade off dan dapat pula dengan pembelian lisensi.

"Pemerintah menetapkan kerangka pembiayaan jangka panjang untuk industri pertahanan milik negara melalui APBN. Dimungkinkan untuk membiayai kegiatan tersebut melalui lembaga keuangan, karena kita tidak memiliki bank semacam Bapindo tempo dulu. Negara-negara tetangga kita seperti Malaysia, India, Thailand memiliki bank tersebut," kata Hartarto di Jakarta, Kamis (28/2).

Dalam UU tersebut, lanjut Hartarto, pemerintah juga berkewajiban menyuntikkan dana kepada industri pertahanan milik negara jika industri tersebut memiliki kendala finansial.

"Disarankan agar pemerintah memberi dana kepada lembaga keuangan yang perlu didirikan, dimana dana tersebut digunakan untuk pemberian kredit jangka panjang dengan bunga yang rendah kepada industri pertahanan dan industri dasar lainnya. Tiap tahun dimasukkan modal baru, sehingga dana tersebut dapat dimanfaatkan oleh industri pertahanan dan industri dasar lainnya," ujar dia.

Sementara itu, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, selain sumber daya manusia sebagai faktor dominan dalam suatu sistem pertahanan, riset dan engineering dalam teknologi persenjataan menjadi faktor yang menentukan kewibawaan sistem pertahanan suatu negara. Beberapa hasil riset produk pertahanan telah dan akan dikembangkan oleh industri pertahanan dalam negeri antara lain produk alutsista, seperti kapal cepat rudal, kapal fregat, kapal siluman, roket, panser, pesawat tempur KFX/IFX generasi 4,5, senjata serbu dll. Selain itu, juga produk non alutsista, seperti radar, alat komunikasi, rompi dan helm anti peluru, parasut untuk perorangan, parasut untuk barang dan parasut untuk pesawat, pesawat drone/nirawak, dan sebagainya.

"Karena itu, aktivitas riset dan engineering pada industri tersebut seperti PT PAL, PT Pelindo, PT DI, PT INTI, PT LEN, PT CMI harus diberi kebijakan fiskal. Apabila perlu, dapat dibeli lisensi untuk kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut seperti yang dilakukan oleh Korea dan China," ucap dia.

Selanjutnya, untuk mengembangkan industri pertahanan dan industri pendukung yang berkemampuan dibutuhkan kebijakan pemberdayaan seluruh industri nasional yang memerlukan tekad dan keterpaduan upaya dari semua pihak, serta didukung oleh kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan segenap potensi sumber daya nasional, seperti industri strategis, pihak swasta, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan termasuk juga perangkat regulasinya.

"Yang lebih penting lagi adalah keberpihakan pada penggunaan produksi dalam negeri merupakan salah satu strategi tepat yang dapat memberikan kesempatan dan akumulasi pengalaman kepada industri dalam negeri khususnya bagi para pelaku industri disektor ini, untuk dapat melakukan produksi serta pengembangan produk baik alutsista maupun non-alutsista," katanya.

Sumber: Jurnas

KASAU Pakistan Tawarkan Pelatihan Pilot dan Teknisi



28 Februari 2013, Jakarta: Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan ACM Tair Rafiquie Butt, Kamis (28/1) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Kunjungannya ini merupakan bagian rangkaian dari kunjungan resminya kepada Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama pertahanan khususnya kerjasama angkatan udara kedua negara.

Dalam kesempatan tersebut, Kasau Pakistan menyampaikan bahwa melalui kunjungan ini pihaknya berharap akan memberikan manfaat dalam meningkatkan hubungan bilateral yang sudah terbina sejak lama. Menurutnya banyak sekali potensi kerjasama yang dapat dilakukan oleh angkatan bersenjata kedua negara.

Diungkapkannya, angkatan bersenjata Pakistan sangat terbuka bagi semua kemungkinan pengembangan kerjasama pertahanan termasuk di dalamnya kerjasama industri pertahanan dalam upaya meningkatkan kemampuan industri pertahanan kedua negara. Selain itu, Kasau Pakistan juga menawarkan kerjasama pendidikan training bagi perwira TNI AU dalam memelihara dan mengawaki pesawat-pesawat tempur.

Sementara itu, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kerjasama pertahanan Indonesia - Pakistan diharapkan akan dapat segera dituangkan melalui penandatanganan MoU dalam bidang kerjasama pertahanan. Draft mengenai MoU kerjasama pertahanan kedua negara yang mencakup beberapa aktivitas diharapkan dapat segera tersusun.

Menurutnya, dengan adanya MoU kerjasama pertahanan yang juga mencakup kerjasama pendidikan dan latihan maka otomatis akan memperkuat hubungan baik antara personel TNI dengan personel angkatan bersenjata Pakistan.

Selain itu, menurut Menhan RI peningkatan kerjasama pertahanan juga dapat dilakukan melalui pertemuan rutin tahunan untuk berbagi informasi maupun saling tukar siswa untuk mengikuti pendidikan dan latihan serta pertemuan antara masing-masing petinggi baik angkatan darat, laut dan udara dari kedua negara.

Lebih lanjut Menhan RI mengungkapkan, dalam rangka meningkatkan hubungan pertahanan kedua negara, tahun ini Menhan Pakistan berencana akan melakukan kunjungan ke Indonesia. Kunjungan ini juga merupakan kunjungan balasan setelah Menhan RI berkunjung ke Pakistan tahun lalu.

Turut mendampingi Menhan RI dalam kesempatan tersebut, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu, Aspam Kasau Marsda TNI Kuswantoro, Staf Ahli Menhan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi.

Selain kunjungan kepada Menhan RI, Kasau Pakistan yang tiba Rabu (27/2) sebelumnya telah melakukan kunjungan kehormatan kepada Kasau dan Panglima TNI. Selama lima hari kunjungannya di Indonesia, Kasau Pakistan direncanakan akan mengunjungi Lanud Pekanbaru.

Sumber: DMC

Hercules Mendarat Darurat



27 Februari 2013, Malang: Pesawat C-130 Hercules seri 1305 milik Skadron Udara 32 mengalami accident sebelum landing di Lanud Abdulrachman Saleh sekitar pukul 07.00, Wib, salah satu engine sebelah kiri lepas dari pesawat dan terbakar. Pesawat yang membawa 10 orang penumpang berhasil mendarat darurat di runway Lanud Abd. Saleh (27/2).

Untuk mengamankan situasi, Tim Pemadam Kebakaran (PK) Lanud Abd. Saleh segera dikerahkan setelah tower mendapat informasi terjadinya accident. Selanjutnya PK langsung menyiapkan 2 unit mobil PK yang masing-masing ditempatkan diujung landasan. Dengan kesigapan personil crash team, accident dapat dikuasai selama kurang lebih 10 menit.

Para penumpang segera dievakuasi oleh tim SAR setelah pesawat diamankan oleh unsur pengamanan dari Lanud. Para korban dilarikan ke rumah sakit Lanud Abd. dengan 2 buah ambulance milik Rumah Sakit Lanud Abd. untuk mendapatkan pertolongan medis. Berkat kesiapan pasukan operasi dan Crash Team Lanud Abd. Saleh Accident tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat.

Diantara 10 orang penumpang 7 diantaranya mengalami luka ringan dan berat. Para korban yang telah dibawa kerumah sakit TNI AU Lanud Abd. Saleh menerima pertolongan pertama dari tim medis. Keenam korban yang mengalami patah tulang dan luka ringan dirawat di Rumkit Lanud Abd. Saleh, sementara 1 orang mengalami gegar otak segera dikirim ke Rumah Sakit Tentara Supra Oen Malang yang memiliki fasilitas medis lebih lengkap.

Kejadian diatas merupakan skenario dari Latihan Crash Team dalam rangka Latihan Garuda Perkasa 2013. Latihan Crash Team ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan ketrampilan personil Lanud Abd. Saleh tentang prosedur penanganan accident pesawat dan cara-cara pengoperasian peralatan yang digunakan oleh kesatuan kerja crash team. Latihan ini rutin dilaksanakan setiap tahun, hal ini dimaksudkan agar setiap personel tanggap dan senantiasa siap melakukan tugasnya dengan benar apabila sewaktu-waktu terjadi emergency pesawat di Lanud Abd. Saleh.

Komandan Lanud Abd. Saleh Marsma TNI Gutomo, S. IP. mengomandoi langsung latihan ini, dan semua personil terbaik menjadi gegap gempita menangani event ini, karena skenario latihan dirahasiakan sehingga semua tim terkait merasakan latihan tersebut seperti penanganan accident yang sebenarnya.

Sumber: Pentak Abdulrachman Saleh

Pesawat Tempur Lanud Iswahjudi Lancarkan Serangan Udara Strategis



28 Februari 2013, Magetan: Setelah melakukan persiapan, tiga flight pesawat tempur dari Lanud Iswahjudi yang terdiri dari dua pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, dua pesawat tempur F-5 E/F Tiger II dan dua pesawat tempur Hawk MK 53, terbang melaksanakan Operasi Serangan Udara Strategis (OSUS) untuk menghancurkan "center of grafity" kekuatan musuh.

Masing-masing pesawat tempur yang dilengkapi persenjataan berupa bom dan roket tersebut berhasil mengenai target yang telah ditentukan, sehingga kekuatan musuh benar-benar telah lumpuh dan sudah tidak ada kemampuan untuk melakukan perlawanan maupun penyerangan terhadap wilayah NKRI.

Sementara itu sisa kekuatan musuh yang ada, selanjutnya dihancurkan oleh kekuatan pasukan kawan yang telah berada di garis depan pertempuran dan tiga flight pesawat tempur yang telah berhasil menghancurkan obyek-obyek vital kekuatan musuh telah kembali ke pangkalan dan mendarat dengan aman dan selamat di Lanud Iswahjudi.

Dalam pertempuran tersebut terdapat korban dari pihak pasukan kita, sehingga diterjunkan tim SAR untuk mengambil korban serta mengevakuasi dengan heli Colibri ke Lanud Iswahjudi guna mendapat penanganan medis selanjutnya di rumah sakit Iswahjudi.

Hal tersebut merupakan skenario operasi udara dalam latihan hari ketiga Elang Gesit tahun 2013 yang digelar Lanud Iswahjudi. Target penembakan dilaksanakan di ASR Pulung yang diasumsikan sebagai pusat kekuatan musuh. Setelah dilakukan tahapan evaluasi dan konsolidasi serta dinyatakan kekuatan musuh telah dapat dihancurkan, maka operasi udara dinyatakan selesai.

Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi

Wednesday, February 27, 2013

Kemhan Aktikan CBRN-E Hadapi Ancaman Keamanan Asimetris

(Foto: DMC)

27 Februari 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan mengaktifkan desk atau tim kerja untuk menghadapi ancaman yang bersifat asimetris dan sedang berkembang di dunia. Ancaman keamanan asimetris dimaksudkan ancaman kimia, biologi, nuklir dan bahan peledak.

Pengaktifan desk tersebut atau disebut Desk of Chemical, Biological, Radiologycal, Nuclear and Explosives (CBRN-E) diungkapkan Staf Ahli Menhan Bidang Keamanan (Sahli Kam) Mayjen TNI Hartind Asrin saat acara coffee morning dengan para pakar ancaman CBRN-E dari perwakilan Kementerian dan Lembaga yang akan terkait, di Kantor Kemhan, Jakarta, Selasa (26/2).

Menurut Hartind, pemerintah dan masyarakat saat ini belum mewaspadai adanya ancaman CBRN-E sebagai senjata non militer yang dapat melemahkan keamanan nasional. Sehingga untuk menghadapi ancaman asimetris warefare bersifat non militer tersebut, pemerintah belum memiliki kebijakan tentang penanganan ancaman CBRN-E yang terintegratif dan komprehensif beserta legal aspeknya.

Di samping itu, kata Hartind, terdapat kendala lain seperti belum adanya suatu badan nasional sebagai leading sector dalam kewaspadaan menghadapi ancaman-ancaman CBRN-E yang sedang berkembang di dunia.

Hartind mengaku Desk CBRN-E di Kemhan sudah terbentuk pada bulan Juni 2012 berdasarkan Keputusan Menteri Pertahanan Nomor: KEP/434/M/VI/2012 tanggal 4 Juni 2012. Namun struktur organisasinya baru terbentuk Tahun 2013 ini, yang mana tim pengarahnya diketuai oleh Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro dan Tim Kerjanya diketuai oleh Staf Ahli Menhan Bidang Kemanan, Mayjen TNI Hartind Asrin.

Menurutnya, meski tim kerja internal Kemhan sudah terbentuk namun untuk menyempurnakannya Desk CBRN-E ini masih memerlukan pakar-pakar dari Kementerian dan Lembaga terkait yang berkecimpung di bidang Kimia, Biologi, Nuklir dan Bahan Peledak.

"Saat ini didalam upaya penanganan ancaman pertahanan CBRN-E adalah mensinergikan kementerian dan lembaga yang berwenang terhadap upaya penanganan CBRN-E melalui strategi efektif, responsive dan berkelanjutan," katanya.

Dijelaskan Hartind, bahwa Road Map penanganan CBRN-E, yang mana salah satunya adalah Kemhan masih mengidentifikasi dan menginventarisir kapasitas tugas dan tanggung jawab serta kewenangan dari setiap stake holder yang akan terkait di bidang CBRN-E.

Selain itu pengumpulan data mengenai analisis jenis dan jumlah ancaman CBRN-E yang berpotensi akan terjadi masih dilakukan secara internal Kemhan, sehingga masih dirasakan perlu berkoordinasi dengan para stake holder terkait.

"Kami berharap pada forum pertemuan saat ini dapat dirumuskan suatu inisiatif pembentukan bukan hanya sebatas Desk atau tim kerja melainkan suatu badan ancaman CBREN-E yang bersifat nasional serta penetapan stake holder yang akan menjadi instansi leading sektornya," katanya.

Setelah terdapat suatu badan atau tim kerja, gabungan nasional ancaman CBRN-E, jelas Hartind, Kemhan melalui Ditjen Strategi Pertahanan Kemhan akan merumuskan suatu Strategi Pertahanan Negara yang khusus menghadapai ancaman CBRN-E dan kita sarankan ke Menteri Pertahanan dan diteruskan kepada Presiden.

Sumber: Info Publik

Tuesday, February 26, 2013

Empat Kapal Perang Siap Dioperasikan Kembali



26 Februari 2013, Jakarta: Kepala Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Ir. Bambang Nariyono, M.M., menyerahkan empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) usai melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan menyeluruh tingkat depo (Hardepo) kepada Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Arief Rudianto, S.E., yang diwakili Asisten Logistik (Aslog) Pangarmabar Kolonel Laut (T) Dani Achdani, S.T., M.A.P., di Geladak KRI Teluk Sabang-544 yang sedang sandar di Dermaga TNI Angkatan Laut Pondok Dayung, Jakarta Utara, Selasa (26/2).

Keempat KRI jajaran Koarmabar yang telah melaksanakan perbaikan selama kurang lebih satu tahun tersebut siap bertugas kembali guna mendukung operasi laut di wilayah Koarmabar, yaitu KRI Imam Bonjol-383, KRI Sutanto-377, KRI Teluk Gilimanuk-531 dan KRI Teluk Sabang-544.

Kadismatal Laksma TNI Ir. Bambang Nariyono, M.M., dalam sambutannya mengatakan, kegiatan Hardepo merupakan salah satu tugas pokok yang diemban Dismatal selaku Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) yang bertanggung jawab pada kesiapan platform KRI, dimana sesuai hierarki dalam sistem pemeliharaan terencana TNI Angkatan Laut, maka pemeliharaan tingkat depo adalah kewenangan dari Otorita Pemeliharaan Kapal (OPK) tingkat Mabesal.

Meskipun kewenangan pemeliharaan berada di OPK Mabesal, selama tahap penyiapan dan pengawasan, Dismatal akan selalu melibatkan Komando Utama (Kotama) terkait, sehingga hasil akhir yang dicapai merupakan hasil kerjasama antara Dismatal dengan Kotama termasuk Satharmat yang merupakan kepanjangan tangan dari Dismatal. Selesainya kegiatan Hardepo tersebut, merupakan hasil rangkaian yang erat antara Dismatal, pihak kapal dan satuan dengan pihak pelaksana kegiatan.

Pada kesempatan tersebut, Kadismatal menghimbau kepada seluruh pihak yang terkait pemeliharaan kapal terutama prajurit pengawak untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan pada segala macam bentuk bahaya yang mungkin terjadi di kapal. Penggunaan materiil atau peralatan yang tidak selayaknya digunakan di kapal semaksimal mungkin harus dihindari, karena beberapa penyebab kebakaran berasal dari peralatan domestik yang bukan standar di kapal.

Dengan diserahkannya keempat KRI tersebut, bukan berarti tugas pemeliharaan menjadi selesai. Serah terima KRI tersebut perlu dipandang sebagai tongkat estafet pemeliharaan kapal, dimana pemeliharaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan sesuai dengan tingkatan dalam sistem pemeliharaan terencana.

Oleh karena itu, Kadismatal mengharapkan kepada Komandan KRI beserta seluruh anak buah agar pertahankan kondisi teknis yang telah dicapai melalui kegiatan Hardepo atau repowering; laksanakan drill-drill pos tempur sebelum kembali menjalankan operasi; laksanakan pengawasan secara ketat terhadap operasional dan kondisi seluruh pesawat atau peralatan dengan melaksanakan tertib pengisian jurnal.

Kadismatal selaku pembina teknis platform KRI menegaskan, keberhasilan kegiatan Hardepo yang diselenggarakan merupakan jerih payah dari apa yang sudah direncanakan, diawasi dan laksanakan bersama. Untuk itu harapkan dengan selesainya Hardepo tersebut dapat memelihara dan meningkatkan kondisi teknis terutama platform, sehingga keempat KRI tersebut mampu memikul beban tanggung jawab sebagai wahana para prajurit matra laut dalam menjaga kedaulatan negara di laut sampai beberapa tahun ke depan selama daur hidupnya, tambah Kadismatal.

Turut hadir pada kegiatan tersebut Komandan Satuan Kapal Eskorta Koarmabar (Dansatkorarmabar) Kolonel Laut (P) Denih Hendrata, Kadismatbekarmabar Kolonel Laut (T) Kasih Prihantoro, S.E., M.M., serta para Pejabat Teras Koarmabar.

Sumber: Dispenarmabar

Super Tucano Latihan Pemboman Perdana



26 Februari 2013, Malang: Sejak kedatangan empat pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano di Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh tanggal 17 September 2012 lalu, hari ini Selasa (26/2) dilakukan uji coba pengeboman perdana dengan menggunakan bom jenis MK-82 Innert/praktis yang bertempat di Air Weapon Ring (AWR) Pandan Wangi Lumajang Jawa Timur.

Uji coba tersebut dilakukan dalam rangka Latihan Air to Ground Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh dan bertujuan untuk melatih kemampuan seorang pilot pesawat tempur dalam menghancurkan sasaran yang dituju.

Skadron Udara 21 mengadakan latihan pengeboman air-to-ground (udara-ke-darat) bagi penerbang tempur selama tujuh hari, di mulai hari Senin tanggal 25 Februari 2013 hingga tanggal 4 Maret 2013, di Air Weapon Ring (AWR) Pandan Wangi Lumajang.

Latihan ini rencananya akan dilaksanakan secara berkala dengan melibatkan seluruh penerbang pesawat Super Tucano, karena untuk menjadi penerbang tempur yang handal dan profesional tidak hanya mampu menerbangkan pesawat saja, akan tetapi harus dapat menghancurkan sasaran yang merupakan syarat mutlak harus dikuasai oleh seorang fighter.

Uji coba pengeboman ini dilakukan bersamaan dengan latihan Garuda Perkasa yang merupakan latihan rutin tahunan Lanud Abdulrachman Saleh. Kali ini diasumsikan AWR Pandan Wangi Lumajang sebagai daerah kedudukan musuh yang harus dihancurkan. Oleh karenanya para fighter Super Tucano penuh semangat dalam melaksanakan latihan pengeboman ini dan berusaha untuk tepat mencapai sasaran yang harus dihancurkan.

Sumber: Pentak Lanud Abdulrachman Saleh

TNI AD Pilih Black Hawk Karena Harga Lebih Murah

Helikopter Black Hawk US Army. (Foto: US Army)

25 Februari 2013, Jakarta: TNI Angkatan Darat (AD) memilih untuk membeli helikopter serbu jenis Black Hawk ketimbang Apache dari Amerika Serikat (AS) lantaran persoalan selisih harga.

"Kami masih mengkaji terus. Black Hawk menjadi pilihan bagus," kata KSAD Jenderal Pramono Eddie Wibowo usai penandatanganan MoU (nota kesepahaman bersama) antara Mabes TNI AD, PT. Pertamina Persero dan PT BRI Persero Tbk, di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin.

Menurut dia bahwa pada awal kunjungan ke pabrik helikopter di AS, harga Apache sebenarnya masih standar.

Ia tidak menyebut selisih harga yang jelas Pramono tampak kecewa ketika menjelang persetujuan pembelian harganya meningkat. "Pas datang harga sesuai, pasti deal harga naik. Siapa yang menaikkan? Saya tidak tahu," kata Pramono.

Terkait pengadaan tank tempur utama Leopard, Pramono mengatakan tinggal penyelesaian pembayaran. "Leopard pada tahap penyelesaian di Kementerian Pertahanan," ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan tengah mengkaji untuk membeli helikopter tempur Black Hawk dari AS guna menambah kekuatan alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI AD.

"Pilihannya adalah kalau gak Helikopter serbu Black Hawk, ya Helikopter serang Apache. Itu termasuk dalam alutsista tambahan yang kita ajukan untuk dapat melengkapi kekuatan TNI AD," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Jumat (15/2).

Menurut dia bahwa pembelian Helikopter Apache sebenarnya sudah mendapatkan izin dari pemerintah Amerika Serikat. Hanya, Kemhan menginginkan jumlah yang banyak.

"Kalau kita tidak bisa mendapatkan Apache yang cukup banyak, maka kita ingin Black Hawk. Terpenting helikopter tempur kita itu cukup banyak dan bisa untuk membangun kekuatan," jelas Purnomo.

Namun begitu, Kemhan belum bisa memutuskan akan memilih helikopter jenis apa. Saat ini Kemhan sedang menghitung dari dana yang sudah disediakan Kementerian Keuangan dan Bappenas. Ditargetkan, pembelian helikopter serang bisa terlaksana tahun ini.

Menhan juga mengatakan bahwa Apache merupakan helikopter serang tercanggih saat ini, tapi TNI AD juga menyatakan tak masalah jika diganti dengan Black Hawk.

Target TNI AD, lanjutnya, adalah membuat satu skuadron helikopter untuk membantu mengamankan wilayah.

Sementara itu, mantan Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan), Mayjen TNI Ediwan Prabowo menjelaskan, pemerintah mengalokasikan US$400 juta untuk pembelian helikopter serang.

"Jika dibandingkan, uang sebesar itu mampu untuk membeli 8 unit Apache karena kisaran harganya mencapai US$45 juta per unit. Jika untuk membeli Black Hawk lebih banyak lagi, mencapai 20 unit," kata Ediwan.

Sumber: Koran Jakarta

Monday, February 25, 2013

Latihan Garuda Perkasa 2013 Dibuka di Lanud Abdulrachman Saleh



25 Februari 2012, Malang: Untuk menguji kesiapan operasional satuan-satuan dijajaran Lanud Abdulrachman Saleh dalam rangka menciptakan kesatuan tindakan untuk merencanakan suatu kegiatan operasi udara maupun dukungan operasi udara, maka dilaksanakan latihan Garuda Perkasa tahun 2013 yang dibuka oleh Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Gutomo, S. IP. bertempat di Taxy Way Lanud Abd Saleh (25/2).

Dalam sambutannya Komandan menyampaikan bahwa, Latihan Garuda Perkasa Tahun 2013 ini merupakan program kerja latihan tahunan dan melibatkan semua unsur satuan dan Staf, dimulai dari menganalisa dan menguji doktrin sampai mengaplikasikan prosedur, mengembangkan taktik dan teknik sistem operasi udara serta pertahanan Pangkalan. Karena sebagai Pangkalan operasi, Lanud Abd Saleh harus selalu berada pada tingkat kesiapan operasional yang tinggi, sehingga apabila setiap saat mendapatkan tugas operasi, akan mampu melaksanakan tugas dengan baik, aman dan lancar.

Latihan Garuda Perkasa tahun 2013 ini melibatkan kekuatan yang meliputi personil, alutsista serta fasilitas dan sarana pendukung. Namun perlu diingat pelibatan kekuatan tersebut tidak akan menghasilkan sesuatu apapun bila tidak diimbangi dengan kesungguhan hati dari seluruh peserta latihan dalam mengerjakan tugas masing-masing, lanjut Komandan. Karena tujuan latihan Garuda Perkasa ini untuk meningkatkan profesionalisme personil Lanud Abd Saleh sebagai bekal dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepada Lanud Abd Saleh.

Diakhir sambutannya Komandan Lanud Abd menekankan kepada Komando latihan, pelaku serta seluruh pendukung latihan Garuda Perkasa Tahun 2013, agar serius dalam mengikuti setiap tahapan latihan. “Tunjukkan kemampuan terbaik yang kalian miliki dan laksanakan semua tahapan latihan sesuai skenario latihan yang ada sehingga program Latihan Garuda Perkasa tahun 2013 ini dapat memberikan hasil yang optimal”, penekanan Komandan Lanud pada akhir sambutannya.

Sumber: Pentak Abdulrahman Saleh

Sunday, February 24, 2013

F-5 Tiger Akan Menghuni Museum Dirgantara



24 Februari 2013, Yogyakarta: Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala, (Muspusdirla) terletak di Pangkalan Udara Adisutjipto itu tersimpan 42 koleksi pesawat terbang. Ke-42 pesawat tersebut tertata dalam dua tempat, yaitu 36 pesawat dalam ruang alutsista dan 6 pesawat lainnya di halaman museum.

Sebentar lagi koleksi pesawat ke 43 segera hadir di Museum Pusat TNI Angkatan udara ini. Lahan museum yang luas telah dibangun shelter seluas 20 x 11 meter, dengan lantai cor dan tahan gempa. Shelter ini berada di halaman museum Dirgantara Mandala bersebelahan dengan pesawat jenis TU-16 buatan Uni Soviet.

Shelter yang diperuntukkan pesawat jenis F-5 ini akan mengisi koleksi pesawat Museum Dirgantara mandala. Pesawat F-5 ini telah bersama mengudara selama 33 tahun yang lalu. Pesawat buatan Amerika ini di produksi oleh Northrop mulai tahun 1960, namun generasi yang digunakan oleh TNI AU F-5 Tiger II.

Kepala Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala Letkol Sus Drs. Sudarno, di ruang kerjanya, Jumat (22/2). “Selain pesawat tempur “tempo doeloe”, pesawat A-4 Skyhawk yang pernah memperkuat Skadron Udara 11 dan Skadron Udara 12, sejak tahun 2007 juga menjadi penghuni Museum Dirgantara Mandala. Menurut rencana F-5 Tiger menyusul pada bulan Maret 2013, imbuhnya.

Sumber: Pentak Lanud Adisutjipto