Saturday, February 21, 2009

Pesawat Sukhoi Dikunci Pengintai Asing


21 Februari 2009, Makassar -- Dua pesawat tempur Sukhoi SU 30 milik TNI Angkatan Udara yang tengah mengadakan latihan di atas perairan Sulawesi Selatan, tiba-tiba diintai bahkan dikunci atau lock missile oleh pihak lain. Peristiwa itu terjadi Jumat (20/2) sekitar pukul 09.00 Wita. Sampai sekarang masih teka teki siapa yang mengunci Sukhoi yang secara rutin mengadakan latihan itu.

Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar, Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia, mengakui adanya sinyal pada radar warning receiver Sukhoi tersebut. Dia langsung melakukan pengecekan. Radar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II ternyata tidak menangkap sinyal pesawat lain.

Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II Marsekal Pertama Jhon Dalas Sembiring membenarkan bahwa tidak ditemukan pesawat asing yang melintas di wilayah udara Sulawesi Selatan kemarin (20/2).

Kedua pesawat Shukoi tersebut terbang latihan dengan membawa instruktur dari Rusia. Kedua instruktur inilah yang menyatakan bahwa alarm berbunyi karena pesawat di-lock missile. Putu Dunia menyatakan situasi ini adalah yang kedua kali karena hal yang sama juga terjadi sehari sebelumnya.

Menurut dia, kedua pesawat Shukoi ini terbang di atas ketinggian sekitar 15 ribu hingga 20 ribu kaki atau sekitar 4.572 meter hingga 6.096 meter di atas permukaan laut. "Akan tetapi tiba-tiba alarm missile lock berbunyi, sontak pilot pesawat langsung kembali ke Lanud Hasanuddin," ujarnya.

Boeing 737 Surveiller Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin


Lanud Sultan Hasanuddin segera mengerahkan pesawat Boeing untuk melakukan pencarian hingga radius 200 notical mil. Tapi pesawat pencari tidak menemukan pesawat atau kapal yang mungkin melakukan penguncian terhadap Sukhoi.

Hingga saat ini Lanud Hasanuddin belum mengetahui siapa yang mengunci pesawat Sukhoi. "Kami melakukan pencarian dengan menggerakkan pesawat Boeing yang kemudian terbang berkeliling dengan radius 400 kilometer dari VOR MKS di Makassar," katanya.

Pesawat Boieng tersebut sempat terbang hingga ke Bali dan kini sudah kembali ke Makassar.

Putu Dunia menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Makassar. Mereka belum menemukan adanya tanda-tanda pesawat yang melintas. "Biasanya TNI AL langsung melaporkan ke kami bila ada pesawat meminta izin untuk melintas," kata Putu Dunia.

Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) II Marsekal Muda Yushan Sayuti mengatakan, pihaknya akan mencek seluruh sistem radar peringatan (radar warning system) pesawat Sukhoi SU-30MK2 terkait insiden penguncian itu.

"Apa pun kemungkinannya akan kita cek. Mulai dari sistem radar pesawat sampai kemungkinan ada pihak asing yang me-lock pesawat tersebut," katanya seperti dikutip Antara kemarin.

Yushan mengemukakan, kerusakan pada sistem radar pesawat mungkin saja terjadi, baik pesawat tempur buatan barat maupun timur. Meski pesawat tersebut sudah diuji coba dan hasilnya negatif, tetap ada kemungkinan saat latihan sistem tidak berjalan sebagaimana mestinya. "Ini yang harus dan akan kita cek lebih teliti, tanpa mengabaikan kemungkinan adanya pihak asing yang me-lock pesawat tersebut."

Yushan mengemukakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Komandon Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) TNI dan TNI Angkatan Laut. Dari koordinasi tersebut, tidak ditemukan adanya penerbangan gelap (black flight) atau permintaan izin terbang lintas di wilayah Indonesia. (jurnalindonesia)

Admin: jika memang benar dikunci pesawat pengintai asing, hanya ada tiga negara ditinjau secara geografis dan alutsista mampu melakukannya; Singapura, Australia, atau Amerika Serikat dengan pesawatnya dari armada ketujuh.

Singapur sendiri baru menerima satu G550-AEW (Airborne Early Warning) dari empat yang dipesan, untuk mengantikan E2-C Hawkeye yang sudah dimakan usia.

Dua Kapal Perang Perancis Bersandar di Tanjung Priok


21 Februari 2009, Jakarta - Dua kapal perang Prancis Jeanne d' Arc dan Georges Leygues bersandar di dermaga 115 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedua kapal tersebut bersandar Sabtu (21/2/2009) pukul 10.00 WIB.

"Bagian utama perjalanan ini adalah untuk gerakan diplomasi dua negara dan khususnya untuk menjalin kerjasama antar angkatan laut Indonesia dan angkatan laut Prancis," ujar Kapten Kapal Jeanne d' Arc, Herve' Blejean, ketika dijumpai wartawan di lokasi.

Kapal Jeanne d' Arc terdiri dari 9 tingkat dengan panjang 182 meter. Kapal ini mengangkut 4 helikopter, 4 senjata mesin dan 6 misil antipesawat udara.

Salah Satu Helikopter di Jeanne d' Arc

Blejen mengatakan kapalnya bersama kapal Georges Leygues berangkat dari Prancis pada bulan Desember 2008. Sebelum tiba di Indonesia, kedua kapal tersebut sudah melewati beberapa negara, antara lain Singapura, Maroko, Spanyol dan Yunani. Kapal George Leygues yang berjenis perusak dipimpin oleh komandan Thierry Catard.

Kapal Jeanne d' Arc mengangkut para kadet dari negara-negara lain untuk belajar bersama dengan kadet asal Prancis. Lettu Jatmiko, kadet asal Indonesia pun ikut dalam rombongan ini.

"Saya banyak mendapat pelajaran dari pertukaran belajar ini," ujar Jatmiko.

detiknews

Batalyon 500/Raider/Kodam V/Brawijaya - bag. 2


K-9 Yonif 500/Raider
Tim K-9 Yonif 500/Raider tergabung tim Penanggulangan Teror (Gultor), bertugas pencarian jejak dan pelacakan dibentuk 4 April 2006. Dipimpin seorang Bintara selaku Komandan Tim (Dantim), yang membawahi 10 orang prajurit dan 10 ekor anjing. Seorang perwira ditunjuk sebagai koordinator pelatih.

Jenis anjing yang dimiliki, lima ekor anjing / Herder (German Shepherd), dua ekor Rottweiler, dua ekor Doberman, dan seekor Golden Retriever.

Tim K-9 hanya dimiliki oleh Yonif 500/Raider tidak dimiliki batalyon raider lainnya. K-9 Korps (Canine Corps) dibentuk pertama kali oleh Quartermaster Corps AB Amerika Serikat 13 Maret 1945.

Prestasi Menggagumkan



Tidak lama dilantik menjadi Raider, Yonif 500 diterjunkan ke medan laga di bumi serambi Mekah. Langsung meraih prestasi gemilang setelah Tim Jayabaya I Yonif 500/Raider berhasil menewaskan Ishak Daud Panglima Operasi Gerakan Separatis Aceh (GSA) Wilayah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.

Setelah baku tembak di kawasan hutan Kampung Babah Krueng, Peureulak sekitar 392 Km sebelah timur kota Banda Aceh sekitar pukul 12.30 WIB, 8 September 2004. Selain menewaskan Ishak Daud, turut tewas Cut Rostina istri Ishak Daud anggota Inong Bale (Tentara Wanita GAM) serta 14 anggota GAM. Sedangkan satu prajurit Yonif 500/Raider Praka Abubakar Siddiq gugur.

Usai baku tembak anggota Tim Jayabaya I berhasil menyita 320 butir amunisi AK, tiga buah magazen AK, tiga buah Box Magazen, satu sangkur, dua helm tempur, sebuah teropong besar, sebuah kopel riem, dua lembar bendera GSA, dan 23 buah tenda plastik hitam.



Atas prestasinya seluruh anggota Tim Jayabaya I Yonif 500/Raider mendapatkan Kenaikan Pangkat Medan Tempur (KPMT) dari Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto tanggal 20 September 2004, atas nama Serka Herlambang (Komandan Tim), Serka TH. Yosi Wibowo K, Kopka Ramdim, Koptu Moh. Kastur, Kopda Puji Haryono, Praka Prapto Bashori. W, Praka Edi Suyatno, Pratu Bambang Purnomo, Pratu Nurdi Iswahyudi, Pratu Zaenal Abidin, Pratu Umar, Pratu Feri Yoga L dan Pratu M. Wahyudi.

Riwayat Tugas
Agustus 1945 - Hingga akhir 1949: gerilya melawan pasukan penjajah Belanda di daerah Tulungagung, Blitar, Ponorogo dan Madiun;
1950: menumpas pemberontakan APRA di Bandung;
1953 – 1954: menumpas DI/TII di Jawa Tengah;
1955 – 1957: menumpas DI/TII Kahar Muzakar;
1958: menumpas PRRI di Bukit Tinggi, Sumatera Barat
1964 – 1965: kembali menumpas DI/TII Kahar Muzakar;
1970 an – 1990 an: operasi di Timor Timur;
2000: operasi di Atambua;
2001 – 2005: operasi di Aceh.

@beritahankam.blogspot.com
bagian kedua dari dua bagian
Sumber: Majalah Defender Tahun 2 Edisi 24 Oktober 2007, tempointeraktif.com, kompas.com, tniad.mil.id, gatra.com, sejarahtni.mil.id
Foto: detiknews, kompas.com

Batalyon 500/Raider/Kodam V/Brawijaya - bag. 1


Infanteri (Yonif) 500 Raider/Kodam V Brawijaya merupakan perubahan dari Yonif 507/BS Sikatan/Kodam V Brawijaya setelah ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan raider di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Asembagus, Situbondo, 16 Juli hingga 26 Oktober 2003. Pelatihan ini diikuti oleh 850 prajurit Yonif 507/BS. 50 prajurit kembali dilatih anti teror di Puslatpur Kopassus.

Pelantikan Batalyon menjadi batalyon raider dilakukan Kasad Jenderal Ryamizard Ryacudu, bertepatan Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat di Kemayoran, Jakarta 22 Desember 2003.

Pembentukan batalyon raider merupakan keputusan rapat komando TNI AD 26-28 Maret 2003 di Lhoukseumawe, Aceh. Dimana akan dibentuk 10 batalyon Raider, delapan di yonif Kodam dan dua di yonif Kostrad.

Sejarah Batalyon
Sejarah batalyon dimulai terbentuknya TKR di Mojokerto, Jawa Timur, Agustus 1945 dipimpin Shodanco RM. Soedarsono. Bertambahnya personel TKR ini, maka diberi nama Batalyon 7420 dibawah pimpinan Shodanco R. Soemardjo dan wakilnya Shodanco RM. Soedarsono di bulan Oktober 1945. Saat bertempur dengan tentara Ghurka, Shodanco RM. Soedarsono gugur. Komandan batalyon kembali dijabat Shodanco RM. Soedarsono.

Dua tahun kemudian, Yon 7420 menjadi Yon 6010 dan menjadi Yon Stoof dibawah Divisi I Jawa Timur. Tak lama kemudian diubah lagi menjadi Yon 131 tanggal 4 Januari 1948. Bergantinya komando batalyon 131 dari Divisi I Jatim ke Brigade 2/Divisi I Jatim, penamaan batalyon berubah lagi menjadi Yon 23/Sikatan tanggal 10 September 1948.


Personel Yon 23/Sikatan bertambah dengan bergabungnya Kompi Sobirin Mochtar eks Yon 124 Kediri dan Kompi R. Affandi eks Divisi Siliwangi yang hijrah dari Jawa Barat. Penggabungan guna kepentingan penumpasan pemberontakan PKI-Muso di Madiun.

Terjadi penggabungan kembali 1 kompi dari Yon 124 dan 1 kompi dari Divisi Siliwangi tanggal 25 Oktober 1948. Kemudian diresmikan oleh Komandan Brigade 2/Divisi I Jatim menjadi Yonif 507/BS Sikatan Mahastra Yudha dengan Komandan Batalyon Mayor RM. Soedarsono. Peresmian batalyon ini ditetapkan sebagai hari jadi batalyon.

Hingga saat ini telah mengalami 36 kali pergantian Danyon, terakhir Letnan Kolonel Inf Supriono lulusan Akmil 1991 yang dilantik Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Bambang Suranto S,Sos tanggal 29 Oktober 2007, menggantikan Letkol Inf Syaiful Azis.

Pertama kali batalyon ini bermarkas di Mojokerto 1945 – 1948, kemudian pindah ke Kediri hingga tahun 1949. Dalam operasi penumpasan pemberontakan PKI-Muso, batalyon bersifat mobile di daerah Tulungagung, Blitar, Ponorogo dan Madiun. Dan menetap hingga sekarang di Gunungsari, Surabaya.

Tugas-Tugas Pokok
1. Memelihara dan meningkatkan kemampuan intelijen Yonif 500/Raider, untuk deteksi dini dan peringatan dini terhadap setiap kerawanan dan ancaman, agar tidak berkembang menjadi ancaman nyata;
2. Memelihara dan meningkatkan kemampuan taktik dan teknik tempur serta operasional Yonif 500/Raider, dengan cara meningkatkan pemantapan satuan, menata organisasi dan budaya belajar dan berlatih;
3. Menyiapkan prajurit secara professional, dengan mematuhi hukum dan HAM dalam pelaksanaan tugas;
4. Menyiapkan satuan sehingga sewaktu-waktu siap digerakkan untuk mengatasi setiap trouble spot yang terjadi di wilayah Jawa Timur;
5. Menyiapkan satuan dalam rangka member bantuan kepada Polda Jatim, guna pemulihan dan pemeliharaan stabilitas keamanan di wilayah Jatim;
6. Menyiapkan kekuatan Yonif 500/Raider yang professional, efektif dan modern serta memiliki kualitas dan mobilitas tinggi, untuk menangkal segala bentuk ancaman;
7. Memelihara dan meningkatkan kemampuan pembinaan territorial terbatas, agar dapat memperkokoh kemanunggalan TNI-Rakyat, menumbuhkan kepekaan dan daya tanggap terhadap perkembangan situasi yang terjadi di wilayah Jatim;


8. Menyelenggarakan pengamatan instalasi objek vital TNI dan non TNI, kegiatan kenegaraan, keamanan fisik pejabat penting Negara (VIP) dan tamu Negara serta pejabat perwakilan negara sahabat yang berada di wilayah Kodam V/Brawijaya berdasarkan perintah Komando Atas;
9. Membantu pelaksanaan fungsi pemerintah dalam kondisi dan situasi yang memerlukan sarana, alat dan kemapuan TNI, untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi, antara lain membantu mengawasi akibat bencana alam dan merehabilitasi infrastruktur.

bagian pertama dari dua bagian
Sumber: Majalah Defender Tahun 2 Edisi 24 Oktober 2007, tempointeraktif.com, kompas.com, tniad.mil.id, gatra.com, sejarahtni.mil.id
Foto: detiknews, kompas.com

Pendapat Anggota DPR RI Kasus Sukhoi di Kunci Missil Misterius


20 Februari 2009, Jakatarta -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Yusron Ihza Mahendra, di Jakarta, Jumat petang, menyorot kritis insiden dua pesawat Sukhoi baru tipe SU30 MK2, yang dilaporkan sempat di-'lock' (dikunci) lawan tak dikenal.

Ia mengatakan itu, merespons pernyataan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (TNI-AU), Marsekal Pertama Chaerudin Ray, sebelumnya, yang membantah dua pesawat Sukhoi itu telah dijadikan target tembak.

Kepada pers, Chaerudin Ray hanya mengatakan, dua pesawat itu sedang latihan di wilayah udara Sulawesi Selatan. "Bukan dikunci dan dijadikan target tembak, tapi alarm peringatan berbunyi," katanya lagi.

Namun, menurut Yusron Ihza Mahendra selaku Wakil Ketua Komisi I DPR RI Bidang Pertahanan, apa pun yang terjadi terhadap Sukhoi itu, ini tentu harus menjadi perhatian serius.

"Awal minggu depan ini Komisi I DPR RI ada agenda sidang dengan Panglima TNI dan kami akan menanyakan hal itu secara serius," tegasnya lagi.

Sebagai pemegang hak anggaran sekaligus hak kontrol, demikian Yusron Ihza Mahendara, 'insiden Sukhoi' di udara Sulawesi Selatan itu, tidak boleh dianggap hal biasa-biasa saja.

"Ini serius. DPR RI atas nama rakyat punya hak kontrol dan hak anggaran. Karena itu, kami akan memperhatikan kejadian atas Sukhoi itu dengan serius. Apalagi yang menganggarkan dana pembelian Sukhoi itu adalah juga DPR RI," tandasnya.

Secara pribadi, ujar Yusron Ihza Mahendra, dirinya tentu akan lebih serius lagi, karena dialah yang mengetuk palu menyetujui dana (pembelian Sukhoi) tersebut.

Yusron Ihza Mahendra dengan nada curiga juga mempertanyakan keberadaan dua Sukhoi itu, apakah memang dalam keadaan bagus, atau bagaimana ketika didatangkan dari Rusia.

"Yang pasti, waktu saya dan kawan-kawan meninjau di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar, sekitar dua minggu yang lalu, pesawat itu dalam keadaan diparkir diam di landasan dan mesin tentu saja dalam keadaan mati. Kami tentu tidak tahu, apakah pesawat-pesawat itu ada masalah atau tidak," ungkapnya.

Namun, kepada ANTARA ia memastikan, di Komisi I DPR RI banyak purnawirawan TNI berbintang, termasuk eks TNI-AU.

"Kami akan tanyakan hal di atas secara detil. Apa lagi di kami ada yang memang ngerti pesawat dan sistem senjata secara detil," kata Yusron Ihza Mahendra meyakinkan.

Sementara itu, dalam penjelasannya sebagaimana diberitakan media Tempo-interaktif, Marsekal Pertama Chaerudin Ray, menjelaskan dengan pasti, dua Sukhoi baru tersebut sedang menjalani latihan intersep atau disergap dan menyergab. Bunyi alarm peringatan itu bukan karena dijadikan target musuh lalu dikunci, namun diduga akibat ada kerusakan pada pesawat.

Kedua pesawat itu, menurutnya, masih dalam perbaikan dan uji coba. Karena itu saat ini pesawat telah kembali ke pangkalan untuk dicek kembali.

Ia juga mengungkapkan, saat ini masih ada teknisi dari Rusia yang berada di Makasar, sehingga pesawat-pesawat itu nanti mau langsung diperbaiki.

Namun untuk memastikan apakah benar sempat ada penguncian oleh pesawat lain, Chaerudin Ray mengatakan, telah dikirim pesawat Boeing untuk mengeceknya.

Tapi, menurutnya lagi, pada dasarnya pesawat Boeing ini memang untuk patroli rutin.

Dari hasil pengecekan, katanya lagi, hasilnya nihil.

Seperti diberitakan beberapa media lainnya sebelum ini, dua pesawat Sukhoi baru tipe SU30 MK2 ini sempat melaporkan di-'lock'.

Karena itu, kedua pesawat tersebut lalu kembali ke pangkalan.(antara)

---000---

20 Februari 2009, Jakarta -- Alarm dua pesawat Sukhoi yang sedang berlatih di kawasan udara Makassar tiba-tiba berbunyi. Untuk mengetahui penyebab peristiwa itu, TNI diminta segera mengusutnya.

"Kalau perlu dibentuk tim khusus Mabes TNI serta instansi terkait," kata anggota komisi I DPR, Tjahjo Kumolo kepada detikcom, Jumat (20/2/2009).

Tjahjo mengatakan, peristiwa itu harus segera diketahui penyebabnya. Apakah human error atau masalah tekhnis. Bahkan, menurut Tjahjo, jika tidak siap dengan kecanggihan sistem pesawat ini, pembelian Sukhoi sebenarnya dapat ditunda.

"Kalau memang belum siap secara tekhnis harusnya (pembelian) tidak perlu tergesa-gesa," jelasnya.(edit @detiknews)

Friday, February 20, 2009

2 Sukhoi TNI AU Nyaris Ditembak Tak Usah Dibesar-besarkan

20 Februari 2009, Jakarta -- Alarm dua pesawat Sukhoi yang sedang berlatih di kawasan udara Makassar tiba-tiba berbunyi. Kuat dugaan, dua pesawat baru itu dikunci oleh misil atau hendak ditembak.

Peristiwa ini dianggap biasa oleh anggota DPR Komisi I, Yuddy Chrisnandi. Calon presiden dari Dewan Integrasi Bangsa ini meminta agar masalah ini jangan dibesar-besarkan.

"Itu hal biasa, technical error untuk sebuah sistem pesawat canggih yang baru kita pelajari," ujar Yuddy kepada detikcom lewat pesan pendek, Jumat (20/2/2009).

Menurut Yuddy, negara sekelas Amerika Serikat saja pernah mengalami hal serupa. Salah satu pesawat F-21 (?? admin) milik mereka pernah salah tembak.

Untuk itu, jika ditemukan kerusakan dalam penyelidikan, pesawat yang masih berstatus uji coba ini harus segera diperbaiki. Pihak indonesia tinggal menyerahkan kepada Rusia untuk mengurusnya.

"Tidak perlu keluar biaya karena seharusnya masih garansi dari pihak Rusia," tegasnya.

Seperti diketahui, dua pesawat Sukhoi milik TNI AU diduga menjadi sasaran tembak pesawat asing saat menggelar latihan terbang sekitar pukul 09.00 Wita. Alarm kedua pesawat tersebut berbunyi saat berada di ketinggian 20 ribu kaki. (detiknews)

TNI AU Akan Cek Seluruh Radar Sukhoi

20 Februari 2009, Jakarta -- Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) II Marsekal Muda Yushan Sayuti mengatakan, pihaknya akan mencek seluruh sistem radar peringatan (Radar Warning System) pesawat Sukhoi SU-30MK2.

Ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Jumat, ia mengatakan, pihaknya akan mengecek segala kemungkinan menimpa pesawat Sukhoi yang sedang berlatih tersebut.

"Apa pun kemungkinannya akan kita cek. Mulai dari sistem radar pesawat sampai kemungkinan ada pihak asing yang me-"lock" pesawat tersebut," katanya, menambahkan.

Yushan mengemukakan, kerusakan atau `trouble` pada sistem radar pesawat mungkin saja terjadi baik di pesawat tempur buatan barat maupun timur. Jadi, meski pesawat tersebut sudah diuji coba dan hasilnya negatif, tetap ada kemungkinan saat latihan sistem tidak berjalan baik sebagaimana mestinya.

"Ini yang harus dan akan kita cek lebih teliti, tanpa mengabaikan kemungkinan adanya pihak asing yang me`lock` pesawat tersebut," tuturnya

Yushan mengemukakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Komandon Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) TNI dan pihak TNI Angkatan Laut. Dari hasil koordinasi tersebut, tidak ditemukan adanya penerbangan gelap (black flight) atau permintaan ijin terbang lintas di wilayah Indonesia.

Sedangkan dari TNI AL juga dkabarkan tidak ada ijin melintas dari kapal perang dari pihak lain. "Meski begitu, kita akan lakukan pengecekan pula dengan melakukan penyisiran dan kita sudah kerahkan pesawat intai Boeing dari Skadron Udara 5," ungkapnya.

TNI AU baru saja mendapat tiga pesawat Sukhoi SU-30MK2 dari enam yang dipesan untuk melengkapi empat pesawat Sukhoi SU-27SK dan SU-30MK yang telah dimiliki sebelumnya.

Tiga unit Sukhoi SU-30MK2 yang tiba di Indonesia akhir 2008 dan awal Januari 2009 itu, telah mengalami ujicoba oleh pilot-pilot Rusia setelah dirakit di Skadron Teknik 044 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Dalam ujicoba selama satu jam tersebut, seluruh sistem ketiga pesawat masing-masing TS-3003, TS-3004 dan TS-3005, dinyatakan berjalan baik termasuk sistem radar peringatan. (edit @antara)

Komponen Cadangan Masih Diperdebatkan

20 Februari 2009, Jakarta -- Rancangan Undang-Undang (RUU) Komponen Cadangan Pertahanan Negara yang digodok Departemen Pertahanan (Dephan) belum reda dari kritik. Kalangan sipil beranggapan RUU berpotensi melanggar prinsip hak asasi manusia. Di lain sisi, bisa memicu konflik horizontal karena komponen cadangan bisa digunakan untuk penyelesaikan konflik dalam negeri, terorisme, dan lain-lain.

Rancangan juga cenderung memperkuat struktur komando teritorial TNI AD, melanggar prinsip sentralisme anggaran pertahanan negara karena membuka peluang daerah ikut membiayai, serta tidak menyediakan ruang complaint masyarakat jika suatu saat terjadi penyalahgunaan atas komponen cadangan.

"Rancangan perlu banyak perbaikan. Masih belum saatnya diajukan," kata Direktur Eksekutif Imparsial, Rusdi Marpaung saat diskusi publik mengenai komponen cadangan di Jakarta, Kamis (19/2). Hadir dalam pertemuan itu pengamat militer Makmur Keliat dan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Dephan Budi Susilo Soepandji.

Makmur berpendapat, komponen cadangan belum mendesak. "Biaya untuk komponen cadangan sangat besar," katanya. Dia menyarankan, anggaran dialihkan untuk perbaikan kesejahteraan komponen utama, dalam hal ini TNI.

Meski memang hukum terkait komponen cadangan sudah diperlukan. Aturan formal akan menghilangkan keberadaan dan pembentukan kelompok sipil bersenjata atau milisi. "Karena wujud formalnya sudah diatur," katanya.

Tapi menurut Budi Susilo, rancangan komponen cadangan harus dilihat dari nilai strategisnya. "Kalau tidak sekarang, kapal kita memulai," katanya. Dephan mencari model yang sesuai anggaran yang dimiliki. Contohnya, tahap awal komponen cadangan yang dibentuk berkisar 1.000 orang saja.

"Tidak mungkin langsung dilatih puluhan ribu orang. Tak ada dana," kata Budi. Dari situ Dephan mempelajari administarsi pelaksanaan pendidikan komponen cadangan. TNI belajar mengendalikan personel cadangan dan masyarakat belajar menjadi komponen cadangan. Dephan terus memperbaiki naskah akademik sesuai masukan yang ada. (jurnalnasional)

Mayjen TNI Zahari Siregar Tinjau Dapur KRI Surabaya

17 Februari 2009, Surabaya -- Ada pemandangan yang sedikit berbeda di KRI Surabaya-591, seluruh Anak Buah Kapal (ABK) termasuk Komandannya Letkol Laut (P) Suhartono terlibat sibuk menyiapkan kapal karena akan dikunjungi oleh Panglima Divisi II Kostrad Mayjen TNI Zahari Siregar (17/2).

Tidak lama berselang, beberapa ABK KRI Surabaya dengan berpakaian PDU (Pakaian Dinas Upacara) disiapkan didepan tangga untuk membentuk Vaalrif menyambut kedatangan perwira tinggi berbintang dua di pundak itu.

Kunjungan Pangdiv II Kostrad ke kapal perang kebanggan ‘arek’ Surabaya itu didampingi oleh KS Koarmatim Laksamana TNI Slamet Yulistiono serta beberapa pejabat teras Koarmatim.

Pada kesempatan itu, Pangdiv II Kostrad menyempatkan diri untuk melihat-lihat beberapa bagian kapal seperti Anjungan, Pusat Informasi Tempur (PIT), Lounge Room, dapur dan terakhir Ballroom KRI Surabaya. Kunjungan tersebut dipandu langsung oleh Komandan KRI Surabaya-591 Letkol Laut (P) Suhartono. (tnial.mil.id)

Dua Sukhoi di Kunci Misil Saat Latihan

20 Februari 2009, Makassar -- Dua pesawat Sukhoi SU-30 milik TNI AU terancam akan ditembak oleh missile (peluru kendali). Keduanya dikunci missile oleh pihak tidak dikenal ketika berlatih intersepsi udara di wilayah udara pesisir selatan Sulawesi Selatan, Jumat (20/2).

Alarm missile lock kedua pesawat berbunyi secara tiba-tiba, namun kedua pesawat canggih yang dibeli dari Rusia itu tidak bisa mengenali siapa pihak yang mengunci mereka dengan tembakan missile.

Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia ketika dihubungi di Makassar pada Jumat menjelaskan di masing-masing pesawat yang sedang berlatih itu terdapat instruktur terbang dari Rusia yang sedang melatih dua penerbang tempur TNI AU. Kedua instruktur itulah yang menyatakan alarm berbunyi karena pesawat di-lock missile. "Saya menerima laporannya sekitar pukul 09.00 WITA," kata Putu.

Menurutnya, pesawat itu melakukan terbang pada ketinggian sekitar 15.000-20.000 kaki, atau sekitar 4.572 meter hingga 6.096 meter di atas permukaan laut.

"Kami belum mengetahui siapa yang mengunci pesawat kami. Kami telah melakukan pencarian dengan mengirimkan pesawat Boeing yang telah terbang berkeliling dalam radius sekitar 370 km dari VOR MKS di Makassar, tetapi pencarian itu tidak menemukan apa-apa. Pesawat Boeing sekarang dalam perjalanan ke Bali, dan melanjutkan pencarian di sekitar wilayah lintasannya," kata Putu.

Putu menyatakan hingga Jumat pihaknya tidak menerima permintaan izin melintas dari pesawat ataupun kapal asing yang ingin melintasi wilayah udara dan perairan Indonesia.

"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Pangkalan Utama TNI AL Makassar, dan sejauh ini tidak ada izin melintas dari pesawat atau kapal asing," kata Putu. (antara/tribuntimur)

Thursday, February 19, 2009

TNI Tak Sepenuhnya Bergantung pada AS

19 Februari 2009, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, pemenuhan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI tidak lagi sepenuhnya bergantung pada Amerika Serikat (AS), meski hubungan militer RI-AS sekarang makin baik.

Dalam wawancara khusus dengan wartawan ANTARA Akhmad Kusaeni dan Rini Utami di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu, terkait kunjungan Menlu AS Hillary Clinton, Djoko Santoso mengatakan, setelah embargo militer AS terhadap Indonesia dicabut pada 2005, hubungan militer kedua negara berangsur membaik meski belum sepenuhnya.

Sejak 22 November 2005, Washington memutuskan untuk memulihkan hubungan militer dengan Indonesia. Melalui kebijakan itu, seluruh embargo yang diterapkan kepada Indonesia seperti International Military Education and Training (IMET), Foreign Military Sales (FMS), Foreign Military Financing (FMF), maupun Defence Export dicabut.

Departemen Luar Negeri AS dalam rilisnya menyebutkan, atas dasar kepentingan negara, Pemerintah AS memutuskan untuk mengabaikan (waive) persyaratan (yang ditetapkan Kongres AS) terkait dengan FMF dan ekspor produk-produk pertahanan kepada Indonesia, sesuai dengan seksi 599F(b) tahun fiskal 2006 Foreign Operations, Export Financing and Related Programs Appropriation Act (PL 109-102).

Proses pemulihan dan peningkatan kembali hubungan militer Indonesia-AS sebelumnya didahului pembukaan kembali IMET pada Februari 2005 dan FMS pada bulan Mei 2005.

"Saat ini hubungan militer dua negara sangat baik, tetapi kini juga sudah banyak negara produsen senjata yang menjadi sumber pemenuhan alutsista TNI seperti Inggris, Cina, Rusia dan Korea. Dari masing-masing negara tersebut, dipilih berdasarkan spesifikasi teknik dan persyaratan operasional TNI," ujar Djoko.

Demikian juga dengan pendidikan dan pelatihan bagi para perwira TNI. Pola pendidikan dan latihan harus disesuaikan dengan kebutuhan operasional TNI. Khusus dengan AS materi pendidikan dan latihan yang dikerjasamakan antara lain pasukan khusus (special force), dan ranger.

"Karenanya, dalam program pendidikan dan latihan, TNI juga melakukan kerjasama dengan beberapa negara," ujarnya.(ANTARA)

34 Pasis Praktik di Kapal Perang

KRI Dr. Suharso-990

19 Februari 2009, Surabaya -- Sebanyak 34 perwira siswa (pasis) Korps Suplai Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) melaksanakan latihan praktik sebagai kepala departemen logistik (kadeplog) selama lima hari di tiga kapal perang RI (KRI).

Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin dalam siaran persnya di Surabaya, Kamis menjelaskan, praktik itu dilaksanakan di tiga kapal canggih milik TNI AL, yakni KRI Makassar-590, KRI Surabaya-591, dan KRI Dr. Suharso-990.

"Tujuan diadakannya latihan ini adalah, nantinya para pasis dapat mengaplikasikan teori yang diterima dengan melaksanakan fungsi-fungsi pembekalan," katanya mengutip pernyataan Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto.

Selain itu, katanya, pasis harus mampu melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung-jawab sebagai kadeplog, menyelenggarakan pembukuan dan melaksanakan pertanggungjawaban keuangan sebagai pemegang uang.

"Sesuai dengan tujuan dan sasaran latihan ini, muatan materi dipilih berkaitan dengan tugas Kadeplog KRI. Karena itu para pasus diberikan sistem pembekalan logistik yang dikembangkan sesuai dengan penugasan profesi mereka nantinya," ujarnya.

Ia berharap, perwira TNI AL harus handal dan profesional di bidangnya, harus dapat mengikuti derap langkah tuntutan dan tantangan yang ada serta berprestasi dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara. (antarajatim.com)

Anggaran Pertahanan 2009 - 2010 India Naik 34%

India merencanakan anggaran pertahanan tahun 2009 – 2010 sebesar USD29,52 Milyar. Naik hampir 34% dari USD22 Milyar, kata Menteri Keuangan India Pranab Mukherjee (15/1).

Sebagian besar kenaikan guna pembayaran gaji 1,3 juta prajurit, tetapi anggaran pengadaan alutsista USD11,42 Milyar naik 14,2% dari USD10 Milyar. Anggaran ini mulai berjalan dari 1 April 2009 hingga 31 Maret 2010.

Angkatan Darat

Tank T-90 AD India

Anggaran AD kenaikannya terbesar sebesar 35,5% dari USD2,73 Milyar menjadi USD3,7 Milyar.

AD mengajukan proposal pembelian lebih dari 1000 pucuk meriam kaliber 155 mm/52, pesawat nirawak, penambahan Tank T-90, up-grade Tank T-72, pos komando bergerak untuk resimen artileri, peralatan untuk pasukan elit, misil anti tank, helikopter, misil jelajah dan sistim manajemen tempur.

Angkatan Udara

Mirage 2000 AU India

Alokasi kenaikan 4,3% dari tahun lalu, USD3,98 Milyar menjadi USD4,16 Milyar.

Anggaran direncanakan untuk pembelian pesawat nirawak, 126 pesawat tempur multi fungsi (MRCA), pesawat tanker, helikopter pengganti Cheetah dan Chetak, upgrade MiG-29 dan Mirage 2000H, sistim pertahanan udara, misil dan sebuah satelit.

Helikopter Chetak

Angkatan Laut


INS Chetlat Kapal Terbaru AL India Buatan Dalam Negeri

AL mendapat alokasi anggaran USD832 Juta naik 4,5% dari USD796 juta.

AL akan membeli kapal selam nuklir dan konvensional, pesawat nirawak, misil pertahanan udara, torpedo, sistim jaringan, kapal perang dan pesawat intai maritim dari Boeing.

Riset dan Pengembangan
Militer mendapatkan anggaran USD776,6 juta naik dari USD644 juta. Defence Research and Development Organisation (DRDO) sedang mengembangkan misil nuklir jarak jangkau hingga 5000 km, misil jelajah, misil lainnya, dan sistim pertahanan udara bekerjasama dengan Israel.

defensenews.com/@beritahankam

Wednesday, February 18, 2009

Pemberangkatan KRI Diponegoro Tunggu PBB


17 Februari 2009,Surabaya -- Kepala Staf TNI AL (KSAL), Laksamana TNI Tedjo Edhi Purdijatno mengemukakan bahwa keberangkatan KRI Diponegoro-365 beserta sekitar 100 prajurit TNI AL ke Lebanon masih menunggu kesepakatan dengan PBB.

"Keberangkatan KRI Diponegoro ditunda sekitar satu bulan karena menunggu MoU dengan PBB," katanya kepada wartawan seusai acara peresmian pengalihan pembinaan satuan-satuan di penerbangan TNI AL di Surabaya, Rabu.

Ia mengemukakan, hal yang harus dipersiapkan dalam pemberangkatan kapal canggih milik TNI AL itu adalah pembiayaan sesuai kesepakatan dengan PBB.

"Kalau jumlah personel yang akan diberangkatkan memang sudah sesuai dengan rencana," kata laksamana berbintang empat yang juga penerbang TNI AL itu.

Personel TNI AL yang tergabung dalam pasukan Garuda XXVIII-A itu sudah mendapatkan pembekalan selama satu bulan di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dari berbagai sumber, termasuk Deplu dan sejumlah perwira TNI yang pernah bertugas di luar negeri.

Menurut Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful, KRI Diponegoro akan
bergabung dalam misi perdamaian PBB bersama dengan beberapa kapal perang dari negara-negara Eropa, seperti Jerman, Perancis, Portugal, Belanda dan Italia.

"Saat ini semua personel yang akan bertugas sudah siap untuk menjalankan tugas misi perdamaian," katanya.

Meskipun markas kapal perang tersebut di Koarmatim, Surabaya, namun pemberangkatan KRI Diponegoro ke Lebanon direncanakan di Jakarta. (antarajatim.com)

KSAL: KRI Kupang Masih Layak Operasi

17 Februari 2009, Surabaya -- Kepala Staf TNI AL (KSAL), Laksamana TNI Tedjo Edhi Purdijatno menegaskan bahwa KRI Kupang-582 yang nyaris tenggelam akibat hantaman ombak masih layak untuk dioperasikan kembali.

"Kapal itu masih bisa dioperasikan kembali setelah berhasil diangkat," katanya kepada wartawan seusai acara peresmian pengalihan pembinaan satuan-satuan di penerbangan TNI AL di Surabaya, Rabu.

KSAL mengemukakan, personel dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) kini masih terus berupaya mengangkat kapal yang dikandaskan di Desa Martadesa, Kecamatan Pasarean, Bangkalan, Madura itu.

"Proses pengangkatan itu memang membutuhkan waktu lama karena kapal tersebut beratnya ratusan ton. Kapal tersebut saat kejadian sedang menjalankan tugas mulia untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya tenggelam," kata laksamana berbintang empat itu.

Sebelumnya Koarmatim mengerahkan masing-masing satu tim pasukan penyelam dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) untuk memompa ruang kosong dan memasukkan sejumlah drum ke dalam kapal agar terangkat. (edit @antarajatim.com)

Shukoi Baru untuk Lengkapi Satu Skuadron


18 Februari 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal Subandrio mengatakan, rencana TNI AU mengadakan tiga unit Sukhoi saat ini untuk melengkapi empat unit pesawat tempur Rusia tersebut yang sudah ada saat ini hingga menjadi satu skuadron.

"Program pengadaan pesawat tempur Sukhoi tersebut beserta dukungannya merupakan program alokasi tahun anggaran 2005-2009 secara multy years dengan commercial credit sebesar US$335 juta," ujar Subandrio saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR di Jakarta, Rabu (18/2).

Penjelasan Kasau itu menjawab pertanyaan anggota Dewan seputar anggaran untuk mendatangkan tiga unit Sukhoi yang sekarang ada di Makasar berikut harga pesawat, biaya operasional, dan pemeliharaannya.

Kasau mengatakan, dari pagu sebesar US$335 juta itu dialokasikan secara bertahap pada tahun anggaran 2005 sebesar US$55 juta, pada 2006 sejumlah US$71 juta dan pada 2008 tahap I senilai US$69 juta.

Sementara itu, kekurangan sebesar US$140 juta diprogramkan dengan KE TA 2008 tahap II sebesar US$71 juta dan KE TA 2009 sebesar US$69 juta.

Menurut KSAU, ketiga pesawat tempur Sukhoi itu telah diserahterimakan kepada TNI AU pada 2 Februari 2009.

Mengenai penetapan harga Sukhoi, Kasau menjelaskan, itu dilakukan oleh Dephan melalui negosiasi dengan pihak penjualnya, yakni Resoboront Export Rusia setelah adanya operational requirement pesawat yang diinginkan TNI AU untuk mendapatkan kesepakatan harga.

Soal biaya pemeliharaan, Kasau menjelaskan, untuk dua tahun pertama masih menjadi tanggungan pihak pemasok sementara biaya operasional didukung melalui anggaran TNI AU program tahun anggaran 2009. (mediaindonesia.com)

Alih Bina Jajaran Puspenerbal


KSAL Laksamana TNI Tedjo Edhy P, menyerahkan tanda kehormatan yang baru kepada Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksma TNI Rudy Hendro Satmoko, saat upacara Alih Bina Satuan Penerbangan TNI AL di Lanudal Juanda, Rabu (18/2). Alih bina tersebut dimaksudkan untuk efektifitas, efisiensi dan pengoptimalan kinerja organisasi Penerbangan TNI AL. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp'/09)

17 Februari 2009, Surabaya -- Jajaran Penerbangan TNI AL mengalami Sejarah baru dengan adanya alih bina satuan Penerbangan kedalam Jajaran Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal), ini merupakan perubahan internal organisasi TNI AL secara keseluruhan guna pembinaan sesuai tugas dan fungsinya.

Satuan-satuan Penerbangan TNI AL selama ini berada dibawah pembinaan Koarmatim dan Koarmabar telah di apresiasikan kepada satuan penerbangan yang diharapkan melaksanakan tugasnya sebagai bagaian integral Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) secara efektif dan efisien guna mendukung tugas pokok TNI AL, melalui alih bina itu organisasi Penerbangan TNI AL ditata kembali agar memenuhi seterata kedudukan dengan merubah Wing Udara Koarmatim menjadi Wing Udara I, Satuan Udara Koarmabar menjadi Wing Udara II, Lanudal-lanudal dan pembentukan Fasharkan sebagai satuan-satuan Penerbangan di bawah jajaran Puspenerbal.


Dengan adanya Puspenerbal ini di harapkan mampu menajamkan pembinaan personil, materil serta pembenahan diri secara metode sistem, prosedur dan mekanisme hubungan secara internal di bawahnya maupun dengan kotama dan satuan lainnya. Secara internal pembenahan lebih di arahkan pada efektifitas dan efisiensi pola kerja dan peningkatan kualitas personil, materil dan kesiapan unsur agar dapat digunakan oleh satuan operasional.


Penggunaan unsur-unsur udara dan pangkalan TNI AL sebagai bagian SSAT tetap digunakan secara konsisten guna menyusun dan mengembangkan struktur kekuatan TNI AL.

Pengembangan penerbangan di masa datang di arahkan pada aspek kemampuan pesawat udara yang sesuai dengan kemampuan Naval Version serta peningkatan penguasaan teknologi bagi para pengawak serta pendukungnya, peningkatan itu dilaksanakan secara bertahap melalui kajian mendalam melalui aspek teknis, fungsi pesud menyesuaikan dukungan dan kebijaksanaan pemerintah.


Peningkatan secara bertahap ini juga harus diimbangi dengan peningkatan aspek pendidikan dan pelatihan bagi para pengawak dan pendukungnya melalui pendidikan didalam maupun di luar negeri. Dengan demikian kemampuan materil dan personil yang meningkat akan meminimalis resiko kecelakaan dalam rangka mensukseskan zero accident yang dicanangkan oleh Presiden RI.

Dengan berkembangnya taktik dan strategi pertempuran laut, Puspenerbal dituntut untuk mengembangkan diri dengan menyusun kajian strategi berkaitan dengan sistem dan teknologi penerbangan untuk menunjang kemampuan yang dimiliki sebagai bagian dari SSAT.


Untuk mencapai tugas pokok TNI AL dalam mengamankan dan mempertahankan keseluruhan perairan yuridiksi nasional dikaitkan dengan keterbatasan dukungan negara, penerbangan TNI AL melaksanakan tugas dengan skala prioritas pada daerah rawan secara selektif berdasarkan data-data intelijen.

Dengan demikian Penerbangan TNI AL dan satuan-satuan di bawahnya dapat memberikan pengabdian secara maksimal bagi Angkatan Laut, TNI, Bangsa dan Negara.

Demikian penjelasan Komandan Pusat Penerbangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Rudy Hendro Satmoko yang juga Pilot Heli TNI AL. Beliau adalah Perwira lulusan AAL Angkatan XXV. Dharma Jalakaca Putra. Jalesveva Jayamahe. (puspenerbal)

Kesiapan Udara TNI AL Hanya 65 Persen

8 Februari 2009, Surabaya -- Kepala Staf TNI AL (KSAL), Laksamana TNI Tedjo Edhi Purdijatno mengemukakan, kekuatan udara TNI AL yang saat ini ada hanya sekitar 65 persen siap untuk dioperasikan.

TNI AL memiliki 71 pesawat berbagai jenis dan separuhnya ada yang berumur di atas 20 tahun," katanya kepada wartawan seusai peresmian pengalihan pembinaan satuan-satuan di penerbangan TNI AL di Surabaya, Rabu.


Ia mengemukakan, melihat luasnya wilayah perairan Indonesia yang harus diamankan,
sebetulnya idealnya penerbangan TNI AL memiliki 135 pesawat.

Untuk menambah kekuatan itu, katanya, TNI AL kini memesan tiga pesawat jenis CN325 dari PT Dirgantara Indonesia (DI).

"Ketiga pesawat itu akan selesai tahun depan, sedangkan untuk tahun ini tidak ada penambahan," kata perwira tinggi berbintang empat yang juga penerbang TNI AL itu.

Ia mengemukakan, pengalihan pembinaan satuan-satuan di penerbangan TNI AL itu dalam rangka efektivitas dan efisiensi sehingga penerbangan TNI AL memiliki kekuatan seperti Korps Marinir.

"Mengenai konsekuensi dari alih pembinaan ini, tidak otomatis bersamaan dengan penambahan alutsista, karena hal itu tetap disesuaikan dengan anggaran yang ada," katanya.

Sementara itu satuan-satuan penerbangan TNI AL yang selama ini berada di bawah Koarmartim dan Koarmabar dialihkan ke Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal) yang berpusat di Surabaya.

Satuan-satuan itu adalah, Wing Udara Koarmatim menjadi Wing Udara I, Wing Udara Koarmabar menjadi Wing Udara II. Keduanya dibawah pembinaan Puspenerbal, termasuk sejumlah Pangkalan Udara TNI (Lanudal) yang selama ini berada di bawah Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal).

"Meskipun pembinaannya di bawah Puspenerbal, namun untuk tugas operasi tetap berada di bawah kendali Koarmatim dan Koarmabar. Semua ini ditata untuk menjawab tantangan global yang semakin kompleks," katanya. (antarajatim.com)

HUT Yonif 8 Marinir

17 Februari 2009, Pangkalan Berandan -- Damai dan penuh kesederhanaan itulah yang tercermin pada acara tasyakuran Potong Tumpeng dalam rangka memperingati hari Ulang Tahun Batalyon Infanteri–8 Marinir yang ke–5 tahun 2009 di Home Base Ksatrian Marinir Tangkahan Lagan Pangkalan Berandan Kab. Langkat.

Tidak seperti tahun–tahun sebelumnya pada perayaan Hari Ulang Tahun Yonif-8 Mar menggelar Upacara Militer, tapi tahun ini sesuai dengan keinginan pimpinan cukup dilaksanakan dengan acara syukuran.

Komandan Batalyon Infanteri–8 Marinir Letkol Marinir Werijon dalam sambutannya yang dihadiri oleh Bupati Langkat Drs. A. Yunus Saragih, MM. dan beberapa kerabat dekat Yonif–8 Marinir menyampaikan, Ulang Tahun Batalyon-8 Mar kali ini seyogyanya cukup dilakukan dengan kesederhanaan namun tidak mengurangi hikmad dan arti dari pada event itu sendiri.

”Diharapkan dalam usianya yang masih muda, Yonif-8 akan mampu lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak demi kemajuan di masa yang akan datang”, tegas Komandan.

Yonif-8 Marinir juga banyak belajar dari kesalahan di masa lalu sehingga tuntutan sebagai satuan yang lebih professional akan mudah tercapai.

Hari jadi Yonif–8 Marinir yang jatuh pada tanggal 13 Februari 2009 bersamaan dengan hari jadinya satuan induknya (Brigade Infanteri–3 Marinir). Keberadaan markas Brigif-3 Mar di Bhumi Marinir Piabung Lampung berdasar kepada Keputusan Kasal Nomor : Kep / 03 / II / 2004 tanggal 13 Februari 2004 tentang pembentukan Pasmar 2, Brigif – 3 Mar dan Yonif – 8 Mar.

Dalam sambutannya, Bupati Langkat Drs. A. Yunus Saragih, MM. menyampaikan kepada seluruh hadirin yang hadir, bawasanya dengan hadirnya Yonif–8 Marinir ditengah–tengah masyarakat, Kabupaten Langkat akan memberikan kesejukan tersendiri khususnya di bidang keamanan.

Dulu Langkat yang merupakan jalur perdagangan ganja dari daerah NAD, ditambah lagi dengan maraknya perompakan di perairan Langkat, maka dengan hadirnya Marinir selama kurang lebih 17 bulan sudah begitu terasa perubahannya, yaitu dengan semakin kondusifnya daerah Langkat. ”Hal ini berkaitan dengan adanya koordinasi yang baik antara Marinir dengan satuan–satuan samping dan aparatur pemerintahan daerah sehingga bidang keamanan semakin membaik, diharapkan kedepan akan semakin aman dan tenteram”.

Pada acara syukuran ini, juga dilaksanakan acara tradisi penyematan bendera Kompi Tangkas yang diraih oleh Kompi Dragon, serta acara Pengukuhan Bendera Perang Batalyon yang baru, semula namanya Iguana Cakti kini berubah menjadi Harimau Putih.

Pada saat pemotongan tumpeng, potongan tumpeng diserahkan Danyonif–8 Marinir kepada Prajurit Teladan bernama Sersan Dua Marinir Andi Sutan dan Prada Marinir Agus Kaswinto. Selain potong tumpeng dilaksanakan pemberian santunan kepada anak yatim piatu dari Yayasan Darul Yatama Pelawi Pangkalan Berandan.(marinir.mil.id)

Tuesday, February 17, 2009

Kemampuan Siluman Dapat Membawa Bencana

HMS Vanguard

17 Februari 2009 -- Kemampuan siluman dari kapal selam nuklir Perancis Le Triomphant dan Inggris HMS Vanguard diduga penyebab insiden tabrakan kedua kapal selam tersebut di laut Atlantik saat melakukan patroli rutin di awal bulan ini ujar sumber di kementrian pertahanan Perancis (16/1). Dimana kedua kapal selam tersebut tidak pernah memberi peringatan akan bertubrukan antara keduanya.

Insiden tak terduga seperti ini dimungkin dapat terjadi pada kapal perang modern, dimana tak dapat dilacak dan mempunyai tingkat kebisingan lebih rendah dari seekor udang diungkapkan Menteri Pertahanan Perancis Herve Morin di televisi Canal Plus.

Le Triomphant

Morin mengatakan Perancis dan Inggris dapat berbicara dan berdiskusi mengenai daerah operasi masing-masing guna menghindari terulangnya insiden ini.

Le Triomphant kembali Brest setelah terjadi insiden sedangkan Vanguard melanjutkan patroli tetapi kemudian kembali ke Scotland untuk diperbaiki.

Kedua kapal selam ini mampu dilengkapi hingga 48 hulu ledak nuklir dengan 16 rudal balistik antar benua (ICBM). (KUNA/beritahankam.blogspot.com)

Anjing-Anjing Pintar di Pos Bewan Papua


Untuk membantu tugas Satgas Yonif 725/Waroagi , sekitar 17 ekor anjing pelacak dipelihara di Pos Bewan, Distrik Senggi. Ke-17 ekor anjing ini memiliki keunikan tersendiri dan lucunya lagi mereka layaknya anggota yang diberi pangkat dan jabatan. Seperti apa anjing-anjing ini dalam melaksanakan tugasnya?

Pos Bewan yang dipimpin Danpos Letda INF Saekoni dengan anggota 24 Orang merupakan salah satu Pos yang masuk dalam jajaran Sub Sektor” A “ yang merupakan tanggung jawab Yonif 725/Woroagi dimana Kondisi geografis yang ada tidak memungkinkan untuk dijangkau menggunakan sarana angkutan darat, sehingga harus menggunakan sarana transportasi udara yaitu Hely, Disamping itu di Pos Bewan mempunyai keunikan tersendiri dimana anjing-anjing yang ada mengerti apa yang harus dikerjakan dipos setiap harinya.

Dengan didampingi perwira staf , Danki “B”dan pengawal pada tanggal 4 Januari 2009 Dansatgas 725/Woroagi meninjau langsung ke Pos Bewan dengan berpatroli mulai dari Pos Koki “B” Yeti menuju Pos Bewan dengan menyeberangi 50 sungai dengan waktu 5 jam tiba di Bewan Dilanjutkan patroli Patok MM 2 dengan waktu 1 jam.

Di Pos Bewan saat ini terdapat 17 anjing yang merupakan peninggalan Pos satgas terdahulu yang secara turun temurun diserah terimakan disetiap akhir penugasan. Awal mula anjing tersebut darimana sampai saat ini tidak seorangpun yang dapat menjelaskan, tetapi yang diserahterimakan disetiap pergantian yaitu bagaimana merawat, memberi perintah, perlakuan dan keharusan serta larangan.

Anjing-anjing tersebut diberi nama, Jabatan mulai Komandan Regu, wadanru, Speed, penyerbu, pok tawanan, pok pengaman, provos, jaga kamar. Jabatan yang diberikan bukan hanya sembarang nama akan tetapi mereka mengerti apa yang harus dilaksanakan sesuai jabatan yang diberikan. Hal itu dibuktikan manakala akan mengadakan patroli, dengan kode mengokang senjata maka anjing-anjing tersebut serentak berkumpul, bila ada yang terlambat maka anjing yang diberi jabatan danru dan provos akan marah dengan cara menggonggong terhadap anjing yang terlambat sambil menggigitnya.

Setelah kumpul maka dibagi tugas dimana jaga kamar 3 anjing, 2speed , 5 penyerbu,2 pok tawanan,2 pok pengaman,1 provot maka segera berangkat secara otomatis yang ditunjuk jaga kamar tinggal ditempat, speed duluan didepan,pok tawanan dan penyerbu berada dikanan kiri yang patroli, pengaman dibelakang patroli sedang provos hanya mengantar sampai sungai pertama dengan tanpa disuruh dia kembali lagi ke pos.

Keunikan lain yaitu makannya hanya nasi bubur dan kecap dimana masing-masing tidak mau makan punya temannya, tidak mau masuk dalam pos, tidak ada bekas kotorannya sedikitpun disekitar pos, bila mulai masuk siaga senja atau magrib semua anjing tersebut masuk kedudukan sesuai sektornya mengelilingi pos dengan jarak kurang lebih 50 m dari pos menghadap keluar dengan posisi telungkup dan tidak akan pergi sampai waktu siaga fajar.

Keunikan ini memang sulit diterima akal namun bisa dibuktikan kebenarannya. Awalnya juga tidak percaya, setelah melihat langsung maka itu nyata, dimana masing-masing anjing diberi nama dan tugas masing-masing mulai mengadakan peninjauan kepos jajaran udara melalui jalan darat sekaligus untuk memastikan apakah jalur dorlog dan evakuasi melalui darat bisa dilaksanakan baik dari aspek medan maupun dari segi keamanan, karena perlu diketahui bahwa hutan di Papua terkenal lebat dan harus melalui sungai yang arusnya cukup deras. (korem172)

Koarmatim Tangkap Dua Kapal Filipina

KRI Layang 805

17 Februari 2009, Surabaya - Personel TNI AL yang bertugas di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Layang-805 berhasil menangkap dua kapal ikan berbendera Filipina, yakni Pump Boat Jael dan Pump Boat Mumcy Luz.

"Kedua kapal itu ditangkap di sekitar perairan utara Pulau Marore, masuk wilayah Laut Sulawesi karena melakukan penangkapan ikan secara ilegal," kata Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful di Surabaya, Selasa.

Ia menjelaskan, penangkapan yang dilakukan, 14 Februari lalu itu berawal dari kecurigaan anggota KRI Layang saat mengadakan patroli keamanan laut di sekitar perairan Laut Sulawesi. Kedua kapal ikan asing itu berusaha menghindari KRI Layang.

"Kecurigaan personel KRI dari Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim akhirnya terbukti setelah diadakan pemeriksaan terhadap kapal dan kelengkapannya. Diketahui bahwa Pump Boat Jael yang dinakhodai oleh Bebbot dan Pump Boat Mumcy Luz yang dinakhodai oleh Geraldo tidak dilengkapi dengan dokumen penangkapan ikan yang sah," katanya.

Karena itu, katanya, maka personel KRI Layang yang dikomandani Mayor Laut (P) Rudhi Aviantara membawa kedua kapal itu ke Pangkalan TNI AL (Lanal) Tahuna untuk diproses lebih lanjut.

"Bersamaan dengan itu, 24 ABK, masing-masing delapan orang dari Pump Boat Jael dan 16 ABK Pump Boat Mumcy Luz yang kesemuanya berkewarganegaraan Filipina ikut dibawa ke Lanal Tahuna," kata Kadispen.

Sementara muatan kedua kapal berupa ikan campuran seberat satu ton juga dibawa sebagai barang bukti dalam proses pemeriksaan maupun saat dibawa ke pengadilan. (antarajatim.com)

Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin Akan Miliki 10 Sukhoi Awal 2010

SU30 MK2

17 Februari 2009, Makassar -- Kepala Staf TNI AU (KASAU) Marsekal TNI Subandrio menegaskan, setelah tahap pertama diserahterimakan tiga unit pesawat Sukhoi-30 MK2 beserta suku cadang dan peralatan pendukungnya pada bulan lalu di Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, kembali Sukhoi-27 SKM direncanakan akan dikirim ke Indonesia pada akhir tahun 2009 sebanyak 2 pesawat serta pada awal tahun 2010 satu pesawat.

”Sejalan dengan situasi keuangan negara yang makin membaik serta upaya maksimal dari seluruh institusi terkait, saya merasa optimis bahwa tiga pesawat Sukhoi-27 SKM yang direncanakan tiba di Indonesia pada awal tahun 2010, akan tepat waktu pengirimannya ke Indonesia” kata Marsekal TNI Subandrio.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) dalam amanat tertulis upacara bendera 17-an di Markas Koopsau II, Makassar yang dibacakan Panglima Koopsau (Pangkoopsau) II, Marsekal Muda (Marsda) TNI Yusdhan Sayuti di Makoopsau II, Selasa (17/2). Upacara yang ditandai pengibaran bendera merah putih, pembacaan pembukaan UUD ”45, pengucapan Sapta Marga dan pembacaan Panca Prasetya Korpri itu, dihadiri seluruh warga Makoopsau II baik militer maupun PNS.


Kasau menambahkan, upaya peningkatan kesiapan operasional TNI Angkatan Udara difokuskan pada tercapainya kemampuan yang optimal dari satuan-satuan TNI Angkatan Udara serta mantapnya lembaga pendidikan sebagai ujung tombak, karena kesiapan operasional dan tuntutan kualitas SDM TNI Angkatan Udara merupakan faktor menentukan dalam pelaksanaan tugas.

Menyinggung Pemilu 2009, Kasau mengharapkan TNI Angkatan Udara mampu menyiapkan transportasi angkutan udara untuk mendukung logistik Pemilu baik berupa pesawat angkut maupun helikopter. Berkaitan dengan hal tersebut, personel TNI Angkatan Udara senantiasa menghormati dan memegang teguh komitmen netralitas TNI, yang merupakan cermin konsekuennya TNI dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara, serta mempertahankan soliditas satuan dan membangun profesionalisme prajurit Angkatan Udara.


Sementara menyikapi keterbatasan dukungan anggaran, Angkatan Udara memilih strategi untuk mempertahankan satuan-satuan operasional dan meningkatkan sumber daya manusia pengawak organisasi, diharapkan akan timbul inovasi untuk meningkatkan kesiapan Alutsista yang ada, serta kesiapsiagaan satuan jajaran TNI Angkatan Udara. (tni.mil.id)

Indonesia Harus Kuasai Total Pulau Miangas

Pulau Miangas


16 Februari 2009, Jakarta -- Wakil Ketua Komisi I DPR, Yusron Ihza Mahendra, di Jakarta, Senin, menegaskan Indonesia harus tetap menguasai secara total Pulau Miangas di wilayah perairan Provinsi Sulawesi Utara, yakni di kawasan perbatasan RI-Filipina.

"Berita bahwa Filipina mengklaim Pulau Miangas (Las Palmas) di Sulawesi Utara (Sulut) sebagai wilayah mereka, menjadi perhatian serius Komisi I DPR sejak beberapa hari terakhir," ungkapnya kepada ANTARA.

Karena itu, dalam rapat dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) beberapa waktu lalu, ujarnya, dirinya secara langsung menanyakan itu.

"Dan kebetulan saya dapat penjelasan, bahwa dari Pak KSAD, bahwa secara de facto Indonesia tetap kuasai pulau itu secara total," tegasnya.

Kemudian, lanjutnya, dari kunjungan tim Komisi I DPR ke Pulau Miangas sebelumnya, memang betul Indonesia punya beberapa instansi di sana, termasuk Koramil.


Klaim Resmi

Yusron Ihza Mahendara juga menjelaskan hasil pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) saat berlangsung Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi I DPR hari ini (Senin).

"Berita tentang klaim Filipina tersebut mengherankan. Malah, setelah saya tanya kepada Pak Menlu dalam Raker dengan Komisi I DPR tadi, diperoleh kejelasan bahwa klaim resmi Filipina itu tidak ada," ujarnyaya lagi.

Kibarkan Sang Merah Putih di Miangas oleh Prajurit TNI AD dan SEKAR TELKOM

Dijelaskan juga, Filipina tidak ada langkah apa pun mengenai itu. "Mereka juga tidak mengirimkan surat ke Pemerintah RI tentang klaim tersebut, kata Yusron Ihza Mahendra mengutip Menlu.

Malahan, menurut Hasan Wirayudha, sebagaimana dikutipnya, pada tahun 1978, Menlu Mochtar Kusumaatmadja dan Menlu Filipina R Manglapus sudah menandatangani perjanjian.

"Isi perjanjian itu menyatakan, bahwa Miangas adalah pulau yang masuk wilayah NKRI. Dari situ saya jadi lega. Tetapi, sekaligus berinisiatif untuk mendesak Pemerintah serta aparat keamanan, agar meningkatkan penjagaan terhadap pulau-pulau terdepan, sebagaimana telah saya sampaikan dalam rapat bersama KSAD lalu. Kami juga minta KSAD mempercepat pembangunan hubungan udara di Miangas," tegas Yusron Ihza Mahendra. (antara.co.id)

Serah Terima Jabatan Danyonkav 5/Serbu


16 Februari 2009, Palembang -- Pangdam II/Swj Mayjen TNI Mochammad Sochib SE,MBA, Senin (16/ 2), bertempat di Makoyonkav 5/Serbu bertindak sebagai Irup pada upacara serah terima tugas dan tanggungjawab jabatan Danyonkav 5/Serbu.

Pangdam dalam amanatnya antara lain menyampaikan ucapan terima kasih kepada Letkol Kav Susanto, S.IP. beserta isteri yang telah memimpin dan membina prajurit serta satuan Yonkav 5/Serbu dengan baik selama ini. Semoga berbekal pengalaman dalam mengemban tugas sebagai Danyonkav 5/Serbu bermanfaat dalam melanjutkan tugas

Pengabdian ditempat tugas yang baru sebagai Dandim 0401/Muba Rem 044/Gapo. Selanjutnya kepada Letkol Kav Siswono saya ucapkan selamat atas kepercayaan dan kehormatan untuk menjabat sebagai Danyonkav 5/Serbu diiringi harapan semoga dibawah kepemimpinan Komandan yang baru dapat meningkatkan kualitas pengabdian Yonkav 5/Serbu dimasa yang akan datang, prestasi dan hal-hal yang positif yang telah dicapai oleh pejabat terdahulu agar diteruskan serta ditingkatkan. Alih tugas dan tanggungjawab jabatan ini merupakan realisasi kebijaksanaan pimpinan TNI AD dalam rangka pembinaan satuan dan karier yang bersangkutan sesuai tuntutan perkembangan dan kebutuhan organisasi. Disisi lain pergantian pejabat juga dimaksudkan untuk melengkapi dan memperluas wawasan agar semakin dewasa dalam mengambil keputusan, ujar Pangdam.

Selain itu, Pangdam menekankan, agar seluruh prajurit Yonkav 5/Serbu dan seluruh prajurit Kodam II/Swj agar tetap berpegang teguh pada komitmen netralitas TNI, artinya setiap prajurit Kodam II/Swj harus bersikap netral dalam kehidupan politik dan tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik praktis khususnya pada Pemilu 2009 sesuai dengan yang telah digariskan oleh Pimpinan TNI.

Pangdam juga menghimbau kepada seluruh prajurit, hendaknya memiliki kesadaran dan kemauan yang tinggi untuk terus belajar dan berlatih pada setiap kesempatan yang ada, agar mampu mewujudkan semboyan satuan Kavaleri yaitu Tri Daya Cakti yang memiliki arti daya gerak, daya tembak dan daya kejut.

Hadir dalam upacara tersebut antara lain Bupati Muara Enim, Walikota Prabumulih, Para Pejabat kodam II/Swj, Ketua Persit KCK PD II/Swj beserta pengurus, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda serta undangan lainnya.(tniad.mil.id)