Saturday, March 28, 2009

Taipei Tertarik Mengakuisisi F-35 Lightning II


26 Maret 2009, Beijing -- Taiwan merencanakan membeli pesawat tempur generasi kelima Lookheed Martin F-35 Lightning II yang berkemampuan siluman dan mampu tinggal landas secara vertical.

Dua alasan Taiwan menginginkan membeli F-35, pertama pesawat tempur yang dimiliki Taiwan sekarang mudah dihancurkan dengan misil pertahanan udara buatan Rusia S-300 yang dimiliki Cina.


Kedua AU Taiwan tidak membutuhkan lapangan terbang terlalu panjang untuk menerbangkan F-35 bila terjadi konflik di teluk Taiwan, karena F-35 hanya membutuhkan landasan tidak lebih 300m untuk tinggal landas.

Akan tetapi Washington belum merespon keinginan Taipe ini, karena khawatir akan reaksi Beijing.

Taiwan pertama kali tertarik mengakuisisi F-35 awal tahun 2006 menurut Jane’s Defence Weekly.

RIA Novosti/@beritahankam

Friday, March 27, 2009

Skadron Udara 1 Mengadakan Latihan Alap Alpha


27 Maret 2009, Pontianak -- Di pagi buta yang masih sunyi dan dingin, tidak biasanya anggota Skadron Udara 1 sudah melaksanakan apel pagi. Dengan tergesa-gesa mereka menuju shelter untuk menyiapkan pesawat Hawk 100/200. Tak kalah sibuknya juga terjadi pada para penerbang Skadud 1, sementara para ground crew menyiapkan pesawat, para penerbang mengadakan briefing guna persiapan penerbangan.

Menurut data dari intelijen, musuh telah datang dan menduduki bagian utara Kalimantan Barat. Mereka juga menggelar kekuatannya dengan memasang beberapa ground threat. Bukan itu saja, mereka juga membuat perkubuan atau markas di sebelah selatan Pulau Temajo. Dari komando atas (Kotas) Skadron Udara 1 diperintahkan untuk menyerang sekaligus menghancurkan posisi musuh tersebut.

Cerita diatas, memang bukan kejadian yang sesungguhnya, tetapi merupakan sepenggal dari skenario latihan Alap Alpha yang dilaksanakan oleh Skadron Udara 1 Lanud Supadio, beberapa waktu yang lalu.

”Latihan Alap Alpha yang digelar satu tahun sekali ini, merupakan latihan puncak satuan Skadron Udara 1 Lanud Supadio. Pada latihan ini mencakup seluruh materi yang telah dilatihkan oleh Skadron Udara 1. Bertujuan agar seluruh penerbang Skadron Udara 1 dapat mengaktualisasikan dan mengukur kemampuannya sehingga mencapai penerbang yang handal,” jelas Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Yadi Indrayadi.

Adapun jenis latihan yang dilaksanakan pada latihan ini adalah MOT (Mission Oriented Trainning). Pada latihan ini Skadud 1 mengerahkan 4 pesawat yang terdiri dari 2 pesawat Hawk 100 (double seat) dan 2 pesawat Hawk 200 (single seat) dan melibatkan 5 orang penerbang. Berperan sebagai striker adalah Kapten Pnb Sidik Setiyono, Lettu Pnb M. Syaifuddin (Backseet), dan Lettu Pnb M. Amry Taufanny. Sedangkan sebagai eskort adalah Kapten Pnb Supriyanto dan sebagai CAP/DCA adalah Kapten Pnb Humaidi Syarif Romas,” tambah Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Nurtantio Affan.

Striker bertugas untuk menghancurkan pusat perkubuan musuh dengan menghindari ground threat musuh yang terdiri dari SA-8, SA-9, SA-14, SA-15 dan AAA, dengan menyelusup diantara bukit-bukit dan blindspot dari rudal-rudal musuh. Escort bertugas untuk menjaga striker agar dapat melaksanakan tugasnya dengan sukses, aman dan selamat. CAP sebagai musuh bertugas untuk mempertahankan pulau temajo agar tidak dapat dihancurkan oleh striker. (TNI AU)

Sertijab Komandan Wing Udara-1 Puspenerbal


Komandan Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal), Laksma TNI Rudy Hendro Satmoko (kiri) menyematkan tanda jabatan kepada Kolonel Laut (P) Parno, sebagai Komandan Wing Udara-1 Puspenerbal saat sertijab di Base Ops Lanudal Juanda Surabaya, Jumat (27/3). Jabatan Komandan Wing Udara-1 Puspenerbal, sebelumnya dijabat oleh Kolonel Laut (P) Manahan Simorangkir. (Foto: ANTARA/mes/Eric Ireng/Koz/09)

27 Maret 2009, Surabaya -- Telah dilaksanakan Serah terima Jabatan Direktorat Operasi Puspenerbal dari Kolonel Laut (P) Parno kepada Kolonel Laut (P) Sigit Setiyanta. Acara serah terima jabatan berlangsung secara khidmat di Ruang Lobi Mako Puspenerbal pada pukul 07.00 yang dipimpin langsung oleh Danpuspenerbal.

Pada kesempatan tersebut Danpuspenerbal mengingatkan kepada seluruh peserta acara bahwa pergantian jabatan dilingkungan TNI AL merupakan bentuk dari pembinaan karier perwira yang dituntut untuk lebih mengedepankan kompetensi dan inovasi sesuai bidangnya, yakni operasi. Pembinaan terhadap personel penerbangan pada aspek penguasaan secara teknis, taktis dan strategi pertempuran laut.

Danpuspenerbal pada kesempatan yang berbahagia itu juga mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan tinggi atas dedikasi Kolonel Laut (P) Parno yang telah mengabdikan diri sebagai Dirops Puspenerbal kurang lebih dua tahun dan selanjutnya akan memangku jabatan strategis di penerbangan TNI AL yakni sebagai Komandan Wing Udara I. Kolonel Laut (P) Parno adalah lulusan Penerbang TNI AL tahun 1984 yang jago piawai beberapa pesawat patroli jenis Nomad-N22 dan Casa NC-212.

Sebagai pejabat baru Dirops Puspenerbal adalah Kolonel Laut (P) Sigit Setianta yang yang tidak asing lagi di kalangan Puspenerbal karena pernah menjabat sebagai Kasubditduklog pada tahun 2008. Pilot lulusan AAL Angkatan XXXII tahun 1987 dan meneruskan pendidikannya sebagai pilot di TNI AL sebagai pilot helikopter yang piawai menerbangkan berbagai jenis yakni Super Puma, Nbel-212, dan Bolcow 105.

Usai mengikuti acara serah terima jabatan Dirops Puspenerbal dilanjutkan dengan upacara serah terima jabatan Komandan Wing Udara I dari Kolonel Laut (P) Simorangkir kepada Kolonel Laut (P) Parno di Appron Base Ops TNI Lanudal juanda bertindak selaku Inspektur Upacara Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI Rudy Hendro Satmoko yang dilaksanakan pada pukul 08.00 dengan dihadiri oleh sejumlah pejabat dari instansi militer setempat dan kepolisian .

Setelah serah terima jabatan ini Kolonel Laut (P) Simorangkir akan melanjutkan Dik Sesko TNI dan menjabat sebagai Koorsahli Pangarmatim.

Puspenerbal

Thursday, March 26, 2009

TNI AL Batasi Rekrutmen


26 Maret 2009, Surabaya -– Komando Pengembangan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) mulai mengurangi jumlah rekrutmen siswa baru di lingkungannya.

Pada 2009 ini, total siswa atau peserta pendidikan di lingkungan Kobangdikal diperkirakan hanya berkisar 2.000 orang prajurit setingkat tamtama dan 400 bintara. Rekrutmen untuk kelompok prajurit tamtama, dalam setahun biasanya dilakukan melalui dua gelombang.

”Pengurangan ini disesuaikan dengan alokasi anggaran yang diberikan pemerintah,” kata Komandan Kobangdikal Laksda TNI Sumartono seusai acara serah-terima jabatan tiga pejabat tinggi di lingkungan Kobangdikal di Surabaya kemarin. Selain dua jalur kepangkatan yang ada, Kobangdikal masih membuka jalur pendidikan khusus untuk kelompok perwira militer.

”Untuk jalur BK atau Dikma ini tergantung kebijakan Mabes TNI berapa kita diberikan,”ujarnya. Dia menyebut, ada dua faktor yang memengaruhi kebijakan pengurangan jumlah rekrutmen siswa didik atau siswa latih di lingkungan Kobangdikal.

Selain masalah anggaran, jumlah personel militer di tubuh TNI AL sudah mendekati ideal, yakni lebih dari 50.000 personel dari kebutuhan ideal yang diharapkan sekitar 70.000 personel. ”Dari hasil evaluasi dan rapat pimpinan TNI AL beberapa waktu lalu, memang ditarik satu kesimpulan bahwa jumlah personel TNI Angkatan Laut telah mendekati kebutuhan,” ungkap Sumartono.

Dia berharap pola rekrutmen akan disesuaikan dengan kebutuhan regenerasi personel militer.Bukan lagi didasarkan pada upaya mengejar kuantitas, tapi lebih diutamakan pada kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya. Terkait pengurangan jumlah rekrutmen personel diklat tersebut, menurut Dinas Penerangan Kobangdikal pengurangannya cukup besar.

Pada tahun-tahun sebelumnya, total peserta diklat di lingkungan Kobangdikal bisa mencapai 12.000 personel.Berapa persen jumlah pengurangan itu, dan apakah kebijakan tersebut akan berlanjut pada tahun berikutnya, belum ada penjelasan resmi. Sementara itu,mutasi kembali dilakukan bergerak di tubuh Kobangdikal.

Setidaknya, ada lima jabatan strategis diserahterimakan melalui upacara khusus yang diikuti tiga kompi atau 305 personel di lapangan R Moeljadi,kompleks Kobangdikal. Lima pejabat yang dimutasi,yakni Direktur Keuangan (Dirku),Komandan Komando Pendidikan Dukungan Umum (Kodikdukum), Komandan Detasemen Markas (Denma) Komandan Pusat Pendidikan Teknik (Pusdikkes), dan Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan (Pusdikkes).

Komandan Kobangdikal Laksda TNI Sumartono memimpin upacara serah-terima jabatan (sertijab) Komandan Kodikdukum,Komandan Detasemen Markas, dan Direktur Keuangan. Sementara sertijab Komandan Pusdiktek dan Pusdikkes dipimpin Komandan Kodikdukum yang baru saja dilantik, yaitu Kolonel Laut (T) Ir Suroyo,karena Pusdiktek dan Pusdikkes merupakan satker yang berada di bawah Kodikdukum.

Jabatan Direktur Keuangan diserahterimakan dari Kolonel Laut (S) Bernhard Setyobudiheruyono yang mendapat tugas melaksanakan pendidikan di Sesko TNI kepada Kolonel Laut (S) Djoko E Prihatmoko yang sebelumnya menjabat sebagai Asrena Koarmabar.

Jabatan Komandan Kodikdukum diserahterimakan dari Kolonel Laut (T) Ir Arief Maksum yang juga mendapat tugas untuk melaksanakan pendidikan di Sesko TNI kepada Kolonel Laut (T) Ir Suroyo yang sebelumnya menjabat sebagai Aslog Koarmabar.

Jabatan Komandan Detasemen Markas diserahterimakan dari Letkol Marinir Amin Budi Cahyono,yang selanjutnya akan menduduki jabatan baru sebagai Komandan Pusdik Infantri Marinir, kepada Letkol Laut (P) Patkuryanto yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubditlatga. (SINDO)

Jet Tempur F-22 AS Jatuh di California


26 Maret 2009, Washington -- Sebuah pesawat militer AS F-22, jet tempur paling canggih di dunia, jatuh di gurun California selatan, Rabu, kata seorang jurubicara Angkatan Udara.

"Sebuah pesawat F-22 Angkatan Udara jatuh sekitar pukul 10.00 (pukul 24.00 WIB) kira-kira 35 mil sebelah timurlaut Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California," kata Richard Johnson.

Jet itu meninggalkan Pangkalan Udara Edwards untuk melakukan misi pengujian, tambahnya."Satu pilot berada di pesawat itu. Kondisinya belum diketahui," kata jurubicara tersebut.

Republika

Prancis Jual 24 Helikopter Militer kepada Irak


26 Maret 2009, Paris -- Prancis hari Rabu menandatangani kontrak penjualan 24 helikopter militer kepada Irak, perjanjian senjata pertamanya dengan Baghdad sejak 1990.

Menteri Pertahanan Prancis Herve Morin menandatangani perjanjian senilai 360 juta euro (488 juta dolar AS) untuk Eurocopter EC 635 itu dalam pertemuan di Paris dengan timpalannya dari Irak Abdel Qader Obeidi.

Prancis setuju untuk memberikan pelatihan pilot dan memberikan pemeliharaan sebagai bagian dari kontak itu.

Perjanjian itu ditandatangani satu bulan setelah Presiden Nicolas Sarkozy melakukan kunjungan pertama yang bersejarah ke Baghdad. Saat itu ia menjanjikan Prancis akan membantu kebangkitan kembali ekonomi Irak, dan memilih pertahanan sebagai salah satu bidang kerjasama.

Seorang pejabat kementerian pertahanan mengatakan perjanjian itu adalah kontrak pertama yang ditandatangani antara Paris dan Baghdad sejak Perang Teluk 1990 dan serangan AS atas Irak pada 2003.

Morin juga mengumumkan bahwa Paris akan "membuka kembali misi militer ke Baghdad" di Kedutaan Besar Prancis di Baghdad "dari musim panas ini".

"Kami ingin kembali ke hubungan yang Prancis (dengan Irak) telah kembangkan hingga 1980-an," ia mengatakan.

"Ketika itu sebagian besar militer Irak dilatih di Prancis dan diperlengkapi dengan perlengkapan militer Prancis," ia menambahkan.

Obeidi mengatakan bahwa pembelian helikopter itu merupakan salah satu prioritas pemerintah Irak.

Ia mengatakan ia telah membicarakan sejumlah proyek lain dengan "perusahaan-perusahaan besar Prancis", tapi tidak memberi perincian.

Perjanjian itu, katanya, akan memperkuat "kebebasan" negaranya dan "memudahkan perjanjian dengan AS mengenai penarikan pasukan Amerika".

Ketika ditanya mengenai pengiriman instruktur Prancis ke Irak, Morin mengatakan Prancis "terbuka pada semua bentuk kerja sama" tapi (wewenang) itu berada pada "pemerintah Irak untuk menyampaikan keinginannya".

Kunjungan mengejutkan Sarkozy ke Irak bulan lalu adalah yang pertama terjadi ke negara itu oleh seorang kepala negara Prancis.

Prancis menentang keras serangan Amerika hampir enam tahun lalu, yang menjatuhkan Saddam Hussein, keputusan kebijakan yang menimbulkan perselisihan dengan pemerintah presiden AS ketika itu George W. Bush.

Sarkozy mengatakan Prancis akan bekerja dengan Irak ke manapun kerjasama itu dapat membantu memperbaiki infrastruktur negara tersebut yang telah dihantam berkali-kali, dalam bisnis dan juga masalah keamanan.

"Kami mengusahakan kerja sama di bidang ekonomi, keamanan, pembangunan kembali, dan untuk membantu pasukan polisi, keamanan dan militer Irak, dan juga memulihkan posisi internasional Irak," kata presiden Prancis itu. (Republika)

Komandan Brigif-1 Lepas 130 Marinir ke Ambalat


26 Maret 2009, Surabaya -- Komandan Brigif-1 Marinir, Kolonel Marinir K. Situmorang di Surabaya, Kamis melepas 130 prajurit dari Pasmar-1 yang bertugas ke Ambalat dengan menggunakan KRI Teluk Penyu-513.

Pada pelepasan itu, Komandan Brigif-1 mengingatkan bahwa pasukan tersebut nantinya akan berada di bawah kendali operasi Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmatim.

"Bagi prajurit Korps Marinir, tugas adalah suatu kepercayaan sekaligus amanah, sehingga harus dilaksanakan dengan sungguh–sungguh dan penuh rasa tanggung jawab oleh seluruh anggota satgas," katanya.

Seorang prajurit Marinir di Surabaya, Kamis (26/3) melakukan salam perpisahan dengan anak balitanya sebelum bertugas ke kawasan Ambalat. Sebanyak 130 Marinir tersebut dilepas oleh Komandan Brigif-1, Kolonel Marinir K. Situmorang. (Foto: Dispen Marinir, Kuwadi)

Seperti satgas sebelumnya, katanya, seluruh personel Satgas Ambalat akan ditempatkan di pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Dengan posisi seperti itu, katanya, maka sewaktu–waktu mereka bisa digerakkan dengan lebih cepat ke lokasi pengamanan.

Sebelum dilepas, satgas tersebut sempat ditinjau oleh Komandan Guspurla Koarmatim, Laksma TNI R. M. Harahap di atas KRI Teluk Penyu-513 yang berada di Dermaga Madura, Ujung, Surabaya.

Penyerahan anggota satgas tersebut nantinya akan dilakukan oleh Letkol Marinir Firman Johan ke Guspurla di Nunukan Kalimantan Timur. Pasukan tersebut selanjutnya akan melaksanakan tugas selama kurang lebih enam bulan.

Dari 130 personel Marinir yang ditugas, sebanyak 106 orang dari Brigif-1, 13 personel dari Resimen Bantuan Tempur (Menbanpur)-1, tujuh personel Intai Amfibi (Taifib) dan empat orang dari Detasemen Markas Pasmar-1.

Pasukan yang dipimpin oleh Kapten Marinir Budi Santosa itu akan menjaga wilayah perbatasan RI agar tidak lepas ke negara asing. (AntaraJatim)

KRI Diponegoro Tinggalkan Indonesia Menuju Lebanon


25 Maret 2009, Jakarta -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Diponegoro-365 sebagai Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-A meninggalkan Pelabuhan Belawan, Medan, menuju Lebanon untuk bergabung dalam Satgas Maritim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL).

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, di Jakarta, mengatakan, setelah meninggalkan Indonesia, KRI Diponegoro akan singgah di Kochin, India.

KRI Dipononegoro-365 akan singgah di beberapa pelabuhan di beberapa negara seperti Cochin (India), Salalah (Oman), Port Said (Mesir), Beirut (Lebanon) dengan keseluruhan jarak tempuh mencapai 6.555 mil laut.

UNIFIL saat ini memiliki kekuatan pasukan berkisar 13.000 personel, yang terdiri atas pasukan darat dan pasukan laut.

Pasukan darat terdiri atas dua sektor, yaitu sektor barat dan timur. Pasukan darat dan laut tetap di bawah kendali dari Force Commander UNIFIL yang saat ini dijabat Mayjen Claudio Graziano dari Italia.

Di Lebanon, KRI Diponegoro akan bergabung dalam Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) UNIFIL dibawah Comander Task Force (CTF 448) dimana beberapa negara telah mengirimkan kapal perangnya seperti Prancis, Turki, Yunani, Italia, Belgia, Spanyol, dan Jerman.

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII dikomandani oleh Kolonel Laut (P) Aan Kurnia dan Komandan KRI Diponegoro-365 adalah Letkol Laut (P) Arsyad Abdullah.

Rencananya, KRI Diponegoro akan melaksanakan tugasnya selama enam bulan hingga Oktober 2009 dan jika dianggap berhasil akan melanjutkan misinya dengan kapal kedua. (Antara)

Wednesday, March 25, 2009

Kolonel Lutfi Syaefullah Jabat Direktur Pendidikan AAL

25 Maret 2009, Surabaya -- Kolonel Laut (P) Lutfi Syaefullah SH MM yang sebelumnya menjabat sebagai Wadan Kodikopsla Kobangdikal menjadi Direktur Pendidikan (Ditdik) Akademi Angkatan Laut (AAL) menggantikan pejabat lama Kolonel Laut (P) Sutrisno Sandi Asmara, ST yang selanjutnya akan menjabat sebagai Kepala Staf Guspurlatim. Acara serah terima jabatan dilaksanakan di gedung Dewakang AAL, Bumimoro, Surabaya, Rabu (25/03).

Serah terima jabatan direktur pendidikan AAL mempunyai makna penting yaitu sebagai bentuk tour of duty dan tour of area yang merupakan jabaran lanjut dari kebijakan pembinaan personel TNI AL untuk meningkatkan kualitas kerja direktorat pendidikan AAL.

Melalui sertijab ini diharapkan lahir ide-ide pemikiran baru yang makin kreatif dan inovatif yang mampu memberikan jawaban rasional terhadap tantangan jaman.Direktorat Pendidikan (Ditdik) merupakan main component AAL yang mengelola bidang akademik. Melalui Ditdik, para kadet menerima bekal pokok untuk menjadi perwira-perwira TNI AL yang professional, berwawasan luas, cinta tanah air dan siap menjadi pemimpin-pemimpin pembaharuan TNI/TNI AL di masa mendatang, ujar Gubernur AAL Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E.

Ada dua sasaran yang harus diwujudkan dalam proses pendidikan di AAL ini, yaitu menjadikan para kadet perwira-perwira muda yang professional di bidangnya masing-masing dan mampu mengawaki alut sista yang ada saat ini dan menjadikan para kadet perwira-perwira masa depan sebagai pembaharu organisasi TNI/TNI AL yang memahami dan mampu merespon perkembangan dunia militer khususnya keangkatan lautan masa kini dan masa depan.

Orang nomor satu di AAL ini menambahkan, serah terima jabatan ini menunjukkan bahwa penempatan jabatan di AAL dilaksanakan secara selektif dan mempunyai jangkauan strategic ke depan. AAL akan mewarnai TNI AL masa depan, karena di sinilah lahir calon-calon pemimpinnya.

Oleh karena itu, tugas kita di AAL ini sesungguhnya adalah tugas berat namun mulia. “Di pundak kita, negara dan bangsa Indonesia mempercayakan/mempertaruhkan akan dibawa kemana TNI AL ke depan. Adalah suatu tantangan bagi kita semua yang bertugas di AAL ini untuk menjadikan AAL sebagai sebuah akademi bertaraf internasional yang tidak kalah dengan akademi-akademi Angkatan Laut negara maju,” tegas Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E.

AAL

53 Bintara Lulus Pendidikan Warrior Leaders Course

25 Maret 2009, Bandung -- TNI AD di Pusat Pendidikan Infantry Cipatat, Jl. Raya Cipatat, Bandung, Rabu, mewisuda 53 bintara yang mengikuti "Warrior Leaders Course" yang dilakukan untuk pertama kalinya oleh para instruktur TNI AD dimana tiga bintara dari Angkatan Darat AS memberi dukungan teknis selama pelatihan berlangsung.

"Warrior Leaders Course" adalah pelatihan selama 15 hari yang menitikberatkan pada aspek kepemimpinan bintara.

Para siswa bintara "Warrior Leaders" dari seluruh komando teritorial di Indonesia membentuk formasi dalam seragam kamuflase hijau dan menerima penghargaan atas kelulusan mereka mengikuti pelatihan.

Tahun lalu, atas permintaan dari TNI AD, menurut siaran pers Kedubes, AS, di Jakarta, Rabu, "Warrior Leaders Course" diberi kepada para instruktur TNI AD dan para bintara TNI AD oleh U.S. Army NCOs yang bermarkas di Hawaii.

"Warrior Leaders Course" dirancang untuk meningkatkan program korps bintara TNI AD dalam mempelajari dasar-dasar kepemimpinan dan doktrin taktis.

Para lulusan bintara ini juga akan menerima buku "Band of Brothers" yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Buku yang ditulis oleh Stephen Ambrose ini berkisah tentang invasi AS terhadap pendudukan Nazi di Prancis pada 1944.

"Band of Brothers" adalah salah satu dari lebih 100 judul buku yang telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia melalui Program Penerjemahan Buku Kedutaan Besar AS. (AntaraJabar)

Penutupan Pendidikan Secaba Kodam Iskandar Muda

25 Maret 2009, Aceh Besar -- Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Irwandu Yusuf (tengah) didampingi Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Soenarko mendapat kehormatan "mempeusijuk" seorang prajurit TNI usai upacara penutupan pendidikan Secaba PK TNI-AD di Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, Aceh Besar, Rabu (25/3). Upacara yang dirangkai dengan atraksi ketangkasan prajurit dan tarian tradisional Likuk Pulo disaksikan ribuan masyarakat. (Foto.ANTARA/Ampelsa/ed/mes/09)

25 Maret 2009, Aceh Besar -- Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Soenarko (kiri) bersama Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Irwandi Yusuf (kanan) memberikan pengormatan kepada prajurit membawa bendera saat defile pada penutupan pendidikan Secaba PK TNI-AD di Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, Aceh Besar, Rabu (25/3). Upacara yang dirangkai dengan atraksi ketangkasan prajurit dan tarian tradisional Likuk Pulo disaksikan ribuan masyarakat. (Foto: ANTARA/Ampelsa/ed/mes/09)

Pangdam Sriwijaya Melantik 225 Bintara Remaja


25 Maret 2009, Palembang -- Pangdam II/Swj Mayor Jenderal TNI Mochammad Sochib, SE, MBA, Rabu 25 Maret 2009, melantik dan mengambil sumpah 225 orang Bintara Remaja Lulusan Secaba Prajurit Karier Tahun 2009, bertempat di Secaba Rindam II/Swj Lahat. Upacara ditandai dengan pemberian Ijazah dan sertipikat kepada lulusan terbaik.

Pangdam dalam amanatnya mengatakan, selama lima bulan para siswa telah dididik, dilatih dan digembleng di Kawah Chandradimuka Secaba Rindam II/Swj dengan dibekali berbagai pengetahuan militer dasar dan mental kejuangan. Semua pengetahuan dan keterampilan yang telah diterima, merupakan dasar yang harus terus diasah, dikembangkan dan ditingkatkan guna mendukung pelaksanaan tugas disatuan nantinya. “Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan kondisi fisik yang prima, kemampuan akademis yang memadai dan mental kepribadian yang terpuji”, tegas Pangdam.

Lebih lanjut Pangdam mengatakan, Bintara adalah tulang punggung satuan dan sekaligus penghubung antara Perwira dan Tamtama, jangan jadikan status tersebut hanya sebagai harapan dan angan-angan semata, tetapi harus dapat diwujudkan dengan baik. Dengan demikian baik buruknya penampilan satuan sangat tergantung pula dari para Bintara yang ada di satuan tersebut. Mengingat pentingnya peran Bintara nantinya di satuan, maka penguasaan teknik, taktik maupun jenis keterampilan yang lain merupakan suatu keharusan, karena kalian akan menjadi tumpuan pertanyaan bagi para Tamtama yang ada di satuan. “Kembangkan potensimu, rajinlah bertanya dan bertukar pikiran dengan atasan maupun sesama Bintara agar dapat menambah pengetahuan dalam meningkatkan kualitas diri menjadi prajurit yang handal dan profesional”, kata Pangdam.

Hadir dalam acara pelantikan tersebut antara lain, Wakil Bupati Lahat, Kajati Lahat, Para Pejabat Kodam II/Swj, Dandim 0405/Lahat dan orang tua siswa yang dilantik. (Kodam Sriwijaya)

Perjanjian Pertahanan dan Ekstradisi Harus Dipisah

25 Maret 2009, Jakarta -- Perjanjian Pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA) RI dengan Singapura yang selama ini dipaketkan dengan Perjanjian Ekstradisi harus dipisah agar pembahasan berlanjut.

"Tidak ada substansinya dibahas dalam satu paket," kata pengamat militer Universitas Nasional Singapura Bilveer Singh kepada Jurnal Nasional di Jakarta, Senin (23/3) petang. Dengan pembahasan tersendiri, kedua perjanjian malah lebih cepat diimplementasikan.

Alasannya, Singapura sebenarnya tidak terlalu membutuhkan DCA dalam konteks mendapat daerah latihan militer. "Kami punya banyak tempat latihan di negara lain," kata Singh. Singapura juga ingin menyelesaikan ekstradisi karena tidak ingin dicap melindungi teroris ekonomi.

"Anggapan itu merugikan kami sebagai negara yang menggantungkan pada sektor jasa," kata dia. Jika dalam proses pembahasan ada tarik menarik merupakan hal wajar. Apalagi, wacana ekstradisi sudah bergulir sejak lama. "Tapi ujung-ujungnya pasti selesai," kata Singh menambahkan.

Itu yang terjadi dengan perjanjian batas laut bagian barat RI-Singapura, yang sudah dibahas sejak 1973. Pembahasan DCA lambat karena sudah dipolitikkan. "Tapi pasti akan ada perbaikan," kata dia. Alasannya, secara strategis Singapura menganggap Indonesia mitra penting.

Juru Bicara Kedutaan Besar Singapura di Indonesia Rajpal Singh menyatakan kesiapan Pemerintah Singapura melanjutkan pembahasan DCA. Kebuntuan pembahasan DCA dengan Indonesia disebabkan tidak ada kesepahaman terutama menyangkut perubahan substansi aturan pelaksana (Implementing Arrangement) di daerah latihan.

"Singapura siap melanjutkan bahasan paket DCA dan Perjanjian Ekstradisi yang telah disepakati jika Indonesia bersedia," kata Rajpal. Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengungkapkan, Singapura menghentikan pembahasan DCA. Otomatis, Ekstradisi yang menjadi satu paket juga belum berlaku. Ia mengaku tidak tahu alasan penghentian dua kesepakatan itu. "Tanya mereka (Singapura)," katanya. (JurnalNasional)

Rusia Tingkatkan Armadanya di Laut Hitam

Kapal selam kelas Lada

25 Maret 2009, Moskow -- Angkatan Laut Rusia berencana akan mengusulkan kapal-kapal kelas-Lada baru untuk peningkatan Armada Laut Hitamnya, yang perlu dilengkapi dengan delapan sampai sepuluh kapal selam dinas aktif, kata seorang pejabat senior AL Rusia.

"Kami berencana akan mengirimkan kapal-kapal selam tambahan kepada Armada Laut Hitam, termasuk kapal-kapal klas-Lada baru, namun rencana-rencana kami bisa berhadapan dengan Ukraina, yang tampaknya juga akan mengirimkan persenjataan barunya daripada memperbaiki armada yang sudah ada," kata kantor berita RIA Novosti mengutip pernyataan Oleg Burtsev, wakil laksamana dan wakil kepala staf umum AL.

Berpangkalan di Crimea, Ukraina, Armada Laut Hitam saat ini menggelar kapal selam bertenaga disel-listrik dari kelas Proyek 877 Kilo, dan juga kapal selam klas Proyek 641 Foxtrot, yang saat ini sedang menjalani overhaul jangka panjang.

Armada ini menggunakan beberapa fasilitas angkatan laut di Crimea sebagai bagian dari perjanjian 1997, berdasarkan perjanjian itu Ukraina sepakat menyewakan pangkalan-pangkalannya kepada Rusia sampai tahun 2017. Presiden Ukraina Viktor Yushchenko tahun lalu mengumumkan, bahwa negaranya tidak akan memperpanjang penyewaan pangkalannya itu.

Pelabuhan Novorossiisk akan bisa menjadi salah satu alternatif bagi penggelaran tambahan kapal-kapal selam itu, ketika peningkatan infrastrutur yang diperlukan selesai pembangunannya, kata Burtsev. Kapal selam disel-listrik klas-Lada pertama akan digelar pada tahun 2020.

Republika

Tuesday, March 24, 2009

Paskas Lanud Iswahyudi Gelar Latihan Penembakan

24 Maret 2004, Pacitan -- Suara tembakan bertubi-tubi semakin memekakkan telinga. Bunyi dentuman peluru disusul asap mengepul menyeruak membawa bau mesiu yang terbakar. Puluhan personel berseragam militer silih berganti mengoperasikan seperangkat senjata mesin otomatis. Seluruh moncong senjata itu mengarah ke arah laut lepas.

Begitulah suasana di lapangan tembak Gesingan, Pacitan milik TNI angkatan udara sejak dua hari terakhir. Situasi gegap gempita itu memang bukan perang sungguhan. Melainkan hanya kegiatan latihan menembak yang dilakukan Batalyon 463/Paskas Lanud Iswahjudi Madiun.

Kapten Pasukan Fajar Ardi Kriswanto, Komandan Batalyon 463 saat ditemui detiksurabaya.com di lokasi, Selasa (24/3/2009) mengatakan agenda tersebut rutin dilakukan tiap enam bulan sekali. Selain untuk memberikan ketrampilan kepada anggota dalam menggunakan senjata, latihan juga dimaksudkan meningkatkan kemampuan mempertahankan pangkalan atau obyek vital lain dari serangan udara.

"Latihan yang dilaksanakan adalah penembakan senjata penangkis serangan udara Canon 20 mm triple gun dan Canon 20 mm Single Gun. Senjata ini masih cukup akurat untuk pertahanan udara dari serangan musuh," jelas dia.

Tidak tanggung-tanggung, dalam latihan selama 3 hari ini Paskas Lanud Iswahjudi menurunkan sejumlah senjata canggih. Mulai jenis Canon 20 milimeter, 30 milimeter hingga Canon Triple Gun dan milimeter Single Gun.

Selain itu khusus untuk anggota baru dikerahkan senjata kelompok kaliber 7,62 dan jenis GPMG. Latihan itu sendiri menghabiskan sedikitnya 42 ribu butir amunisi berbagai jenis.

Terkait pemilihan lokasi di wilayah Kabupaten Pacitan, Kapten Pasukan Fajar mengatakan selain lokasinya relatif dekat dengan Lanud Iswahjudi, lapangan tembak yang berada di persis di bibir Samudra Indonesia itu juga cukup aman."

"Sebelumnya kami telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat," pungkas Fajar. (detikSurabaya)

KRI Teluk Hading-538 Angkut Pasukan ke Pangkalan Induk Jakarta

24 Maret 2009, Jakarta -- Salah satu unsur Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Teluk Hading-538 mengangkut pasukan kembali ke pangkalan induk di Jakarta usai melaksanakan penugasan di Jayapura dan Merauke yang tergabung dalam satuan tugas pengamanan wilayah perbatasan wilayah timur Indonesia, dan direncanakan Kamis ini tolak dari Makasar usai melaksnakan bekal ulang bahan bakar dan logistik lainnya di Pangkalan Utama Angkatan laut Makasar.

Siaran pers yang diterima Republika menyebutkan, KRI Teluk Hading -538 dengan Komandan Mayor Laut (P) Tangka Nouldy Jan telah menempuh perjalanan lintas laut selama kurang lebih satu bulan sejak tolak dari Pangkalan Jakarta melaksnakan tugas pergeseran pasukan dengan menempuh route pelayaran perairan Makasar- Perairan Ambon dan menurunkan pasukan pengamanan perbatasan di Jayapura dalam rangka pergantian personel Satgas perbatasan.

Usai melaksnakan kegiatan embarkasi dan debarkasi personel TNI yang tergabung dalam pengamanan wilayah perbatasan , selanjutnya meneruskan pelayaran menuju perairan Sorong- perairan Timika perairan Merauke –perairan Ambon dan melaksanakan perbekalan di Pangkalan Utama Angkatan Laut di Makasar.

Selama melaksanakan kegiatan lintas laut, sepajang route pelayaran yang dilalui KRI Teluk Hading-538 melaksnakan tugas asasinya sebagai salah satu unsur TNI AL yang hadir diperairan kawasan dengan melaksnakan kegiatan patrol keamanan laut. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pendeteksian dan pemeriksaan serta penindakan terhadap para pengguna jalur lalu lintas laut diantaranya terhadap kapal-kapal niaga maupun kapal-kapal ikan di kawasan sepanjang route operasi.

Kehadiran KRI Teluk Hading-538 di kawasan perairan sepanjang route kegiatan operasi, diharapkan dapat memberikan rasa aman dan dapat memberikan dampak penangkalan terhadap berbagai kemungkinan bentuk pelanggaran hukum di laut.

Kapal perang jenis kapal angkut Tank tipe Frosh (ETF) buatan Jerman tahun 1979 sehari-hari dibawah pembinaan Satuan Lintas laut Militer (Satlinlamil ) Jakarta saat ini diawaki oleh 71 personel dengan Komandan KRI Mayor Laut (P) Tangka Nouldy Jan salah satu perwira lulusan Akademi Angkatan laut 1993. KRI Teluk Hading dengajn nomor lambung -538 saat ini memiliki kemampuan jelajah sampai dengan 11 knot atau 11 mil per jam. (Republika)

HUT Pasmar-1 ke-8

24 Maret 2009, Surabaya -- Sejumlah anggota Resimen Bantuan Tempur (Menbanpur) Marinir menembakkan meriam Howitzer sebanyak delapan kali di Bumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa. Penembakan meriam tersebut dalam rangka HUT Pasmar-1 ke-8. (Foto: Antara Jatim)

24 Maret 2009, Surabaya -- Peringatan HUT ke-8 Pasmar-1 dimeriahkan dengan 16 peterjun dari prajurit Intai Amfibi (Taifib-1 Mar) yang digelar di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa, (24/3/2009)

Sebelumnya, digelar senam aerobik di lapangan Yonprovos-1 Mar, jalan santai di kompleks Bhumi Marinir Karangpilang dipimpin oleh Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra.

Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Komandan Pasmar-1 didampingi ibu. Sebelumnya tumpeng yang akan dipotong dibawa di atas kendaraan roket RM 40 Grad. Saat Danpasmar-1 melakukan pemotongan tumpeng dibarengi dengan tembakan empat pucuk senjata Howitzer.

Dua anggota Resimen Bantuan Tempur (Menbanpur) Marinir melakukan manuver tempur dengan sespan militer (kendaraan tempur roda dua dengan dudukan samping) dilengkapi senjata api laras panjang di Bumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa (24/3). Manuver tempur tersebut dalam rangka HUT Pasmar-1 ke-8. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/hp/09)

Dalam sambutannya Danpasmar-1 mengatakan, 8 tahun merupakan usia yang masih sangat muda. Meski begitu dalam usia yang masih muda bertekad akan berbuat yang terbaik bagi Korps Marinir, TNI AL, TNI, Bangsa dan Negara terutama dalam menghadapi Pemilu 2009, prajurit Pasmar-1 bertekat untuk ikut mengamankan dan mensukseskan jalannya agenda nasional tersebut.

"Atas nama seluruh prajurit Pasmar-1, kami minta maaf kepada para senior apabila saat ini masih ada oknum-oknum prajurit Pasmar-1 yang berbuat tercela atau mencederai nama baik Korps Marinir, yakinlah bahwa semua ini bukan kebijakan dan kami berupaya akan berbuat yang terbaik," lanjut Danpasmar-1.

Komandan memohon doa restunya agar Pasmar-1 mampu mengemban amanah dan berbagai tugas yang dibebankan kepada Pasmar-1 sesuai dengan harapan para senior.

Acara bertambah meriah saat lomba band antar Kolak Pasmar-1, sebagai Juara Pertama dari Menart-1 Mar (B), juara kedua Menart-1 Mar (A) dan juara ketiga dari Menkav-1 Mar, bagi para peserta jalan santai disediakan ratusan doorprize, 11 sepeda gunung dan sebagai hadiah utama dua buah sepeda motor Garuda.

Peringatan HUT Pasmar-1 ini dihadiri oleh Para mantan Komandan Pasmar-1 yaitu Mayjen TNI (Mar) Purn. Soenarko G.A, Brigjen TNI (Mar) Baharudin dan Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman.

Hadir juga Mayjen TNI (Mar) Purn. Prayitno Hadi, Brigjen TNI (Mar) Purn. IGP Sukarja, Kasgartap III Surabaya Brigjen TNI (Mar) Triono dan para sesepuh Korps Marinir. (detikSurabaya)

Pergantian Dua Komandan KRI

24 Maret 2009, Jakarta -- Komandan Satuan Lintas Laut Militer (Dansatlinlamil) Jakarta Kolonel Laut (P) I.N.G. Ariawan, S.E memimpin upacara serah terima jabatan dua Komandan KRI di jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), bertempat di geladak KRI Tanjung Kambani yang sedang sandar di dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok Jakarta, Sabtu (21/3).

Dua Jabatan Komandan yang diserahterimakan tersebut yakni Komandan KRI Tanjung Kambani-971, dari Letkol Laut (P) OC. Budi Susanto kepada Letkol Laut (P) Bambang Irawan dan Komandan KRI Teluk Kau-504 dari Mayor Laut (P) Ketut Budiantara kepada Mayor Laut (P) Heri Prihartanto.

Dansatlinlamil Jakarta Kolonel laut (P) I.N.G Ariawan dalam amanatnya antara lain mengatakan bahwa jabatan Komandan KRI merupakan jabatan yang sangat strategis yang memiliki kewenangan dan power yang sangat luas. “Oleh karena itu berbanggalah kepada para perwira yang dipercaya oleh TNI AL dan Negara untuk menjadi Komandan KRI’ katanya.

Lebih lanjut Dansatlinlamil Jakarta mengatakan, prajurit yang berdinas di KRI mempunyai tugas dan tanggung jawab merawat dan memelihara seluruh elemen yang ada di kapal, sehingga kapal selalu berada pada kondisi yang siap untuk melaksanakan tugas-tugas yang diemban. “Khusus bagi seorang komandan harus mengetahui, menguasai dan memahami kondisi peralatan dan anak buah dengan segala permasalahannya. Hendaknya seorang komandan dapat dijadikan sebagai guru, bapak sekaligus sebagai atasan bagi seluruh anak buahnya” lanjutnya.

Letkol Laut (P) Bambang Irawan sebelum menjabat Komandan KRI Tanjung Kambani berdinas di Srena Mabesal, sementara Mayor Laut (P) Heri Prihartanto sebelumnya berdinas di Srena Kolinlamil.

Hadir pada upacara sertijab tersebut seluruh komandan KRI yang sedang berada di pangkalan Tanjung Priok Jakarta. (TNI AL)


Prajurit Lanud Sultan Hasanuddin Berhasil Dengan Selamat

24 Maret 2009, Makassar -- Setelah menelusuri perjalanan yang penuh rintangan baik turunan maupun tanjakan di sekitar daerah perbukitan Bili – Bili, Prajurit Lanud Sultan Hasanuddin digempur dengan serangan musuh yang menggunakan TNT maupun rentetan peluru senapan. Penyelamatan diri dilakukan dengan tiarap dan bersembunyi di antara rerumputan dan pepohonan. Selang beberapa saat kemudian datang bantuan pesawat helikopter yang senantiasa standby di Lanud Sultan Hasanuddin dengan menerjukan Pasukan Khas TNI AU bersenjata lengkap untuk membantu Prajurit yang mengalami insiden pada saat penungasan. Demikian skenario awal latihan survival dasar Lanud Sultan Hasanuddin T.A 2009 yang disaksikan langsung oleh Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Arief Mustofa yang bertindak selaku Direktur Latihan.

Selanjutnya, para peserta Survival dihadapkan dan dilatih untuk penyelamatan diri di laut, Waduk Bili – Bili merupakan medan yang digunakan untuk latihan ini. Dengan menggunakan alat bantu seadanya, berupa perahu karet dan jaket pelampung. Selain itu, dilatihkan pula penyelamatan diri ketika di tengah – tengah laut terjadi serangan musuh dari udara yang ditandai dengan pesawat Sukhoi yang melaksanakan penerbangan sebanyak 3 shortly, maka dengan sigap peserta harus membalikkan perahu karet serta menjauh dan menyelam. Dan penyelamatan diri dengan menggunakan bantuan helikopter yang terbang rendah mendekati prajurit yang terapung di tengah – tengah laut.

Menjelang malam hari, prajurit melaksanakan kompas malam di daerah Takalar serta bermalam disana dengan mendirikan para – para sebagai tempat istirahat. Pada saat di AWR (Air Weapon Range) Takalar para peserta Survival membaur bersama sambil beramah tamah dengan Penduduk setempat, menonton film yang diputar dengan menggunakan layar lebar yang disiapkan team komando latihan. Dan pagi hari berikutnya, kembali ledakan TNT dan rentetan peluru senapan membangunkan para peserta survival dan menandai akhir latihan dan seluruh peserta berhasil dengan selamat. Dua daerah tersebut yaitu dearah Bili – Bili dan AWR Takalar merupakan asset TNI AU yang berada dibawah binaan Lanud Sultan Hasanuddin dan merupakan lahan yang strategis sebagai daerah latihan yang sangat dibutuhkan.

Pada pukul 08.00 Wita (20/3) Latihan Survival Dasar Lanud Sultan Hasanuddin T.A 2009 ditutup dengan upacara militer. Komandan Lanud Sultan Hasanuddin pada sambutan tertulis yang dibacakan Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin selaku Inspektur Upacara mengatakan bahwa “Latihan ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan serta kesiapan awak pesawat Lanud Sultan Hasanuddin, dalam mempertahankan hidup dan dasar dasar penyelamatan diri dalam segala kondisi dan situasi darurat”. Lebih lanjut, dikatakan sebagai sarana untuk melatih dan memupuk kerjasama, dan beliau memberikan apresiasi yang positif terhadap hasil yang dicapai dari latihan tersebut.. Hadir pada kesempatan tersebut, Kadislog Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Tek Anwar Kasim, Danskadron Teknik 044, Danyon Paskhas 466 serta undangan baik dari kalangan TNI maupun Pejabat Sipil yang berada di Kabupaten Takalar. (TNI AU)

Sukhoi Akan Terbang Solo Aerobatik

24 Maret 2009, Jakarta -- Satu unit pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara (AU) akan melakukan terbang solo aerobatik pada peringatan HUT ke-63 TNI AU pada 15 April 2009.

"Karena pada hari jadi TNI AU pada 9 April bertepatan dengan Pemilu Legislatif, maka diundur pada 15 April dan pada saat peringatan kita akan tampilkan solo aerobatik Sukhoi yang baru," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama FH Bambang Soelistyo, di Jakarta, Senin (23/3).

Dijelaskannya, pada peringatan HUT ke-63 TNI AU akan dihadirkan dua dari tiga pesawat jet tempur Sukhoi baru yang tiba pada akhir 2008 dan awal 2009.

Satu unit akan melakukan solo aerobatik dan satu unit akan berada di "static line" sebagai bagian dari "static show". "Keduanya akan diterbangkan langsung dari Makassar, sehari sebelum peringatan dilaksanakan," tutur Bambang.

Pada akhir 2008 dan awal 2009, TNI AU mendapat tiga unit Sukhoi SU-30MK2, melengkapi empat Sukhoi SU-27SK dan SU-30MK yang telah dimiliki sebelumnya pada 2003.

Pada pertengahan 2009 hingga 2010, TNI AU akan mendapat tiga Sukhoi SU-27SKM, sehingga secara keseluruhan TNI AU memiliki sepuluh unit pesawat jet tempur yang terkenal pula dengan sebutan Flanker.

Sukhoi merupakan jet tempurt Rusia yang terkenal dengan manuver patukan kobra yang hingga kini belum tertandingi pesawat tempur Barat.

Pada HUT ke-59 TNI AU tahun 2005 empat Sukhoi sebelumnya juga pernah menampilkan berbagai atraksi aerobatik. (JurnalNasional)

Monday, March 23, 2009

Pakar: RI Perlu Perluas Kewenangan di Laut

23 Maret 2009, Pontianak -- Pakar Hukum Laut Internasional, Prof Dr Hasjim Djalal mengatakan, Indonesia perlu memperluas kewenangan terhadap wilayah perairan hingga di luar batas 200 mil di Landas Kontinen karena fungsi yang amat strategis dalam jangka panjang. Menurut Hasjim Djalal di Pontianak, Senin, dasar laut dan tanahnya di luar batas Landas Kontinen terdapat Daerah Dasar Laut Internasional yang pengelolaannya dilakukan oleh Badan Otorita Dasar Laut Internasional (ISBA).

Sejumlah negara telah mengadakan kontrak dengan ISBA untuk melakukan usaha eksplorasi mineral di dasar laut dalam, khususnya di Samudera Pasifik dan Hindia. Ia mengatakan, ada empat negara di Asia yakni Jepang, China, Korea Selatan dan India telah mendapatkan kawasan tertentu di samudera tersebut. Status yang sama juga telah diperoleh Prancis, Rusia serta sebuah konsorsium negara-negara Eropa Timur di Samudera Pasifik.

"Kekayaan laut dalam, masih belum diketahui dengan pasti," kata dia. Namun Sri Lanka telah mengajukan kewenangan pengelolaan hingga 700 mil di sebelah selatan Kolombo, ibukota negara. Penambahan tersebut 25 kali luas Pulau Sri Lanka.

Teknologi tentang kelautan juga sudah menemukan berbagai sumber mineral baru di dasar laut dan tanah di bawahnya seperti nodules yang kaya dengan tembaga, nikel, kobalt, mangaan yang diperlukan untuk industri teknologi tinggi. Kemudian, metal sulphide yang banyak ditemukan di corong gunung berapi di dasar laut dan metal crust yang banyak mengandung emas.

Selain itu, untuk memperkuat pertahanan maka anggaran sistem keamanan laut perlu ditingkatkan. Ia mengingatkan insiden Sukhoi yang mengalami "missile lock" sewaktu terbang di atas perairan Sulawesi Selatan pada Februari 2009.

"Di udara mungkin tidak ada pesawat asing yang melakukan itu. Sementara di laut, juga dilaporkan tidak ada kapal asing di perairan itu," katanya.

Namun, lanjut dia, hasil pemantauan TNI AL hanya sampai pada kedalaman 800 meter di Selat Makassar. Padahal Selat Makassar mempunyai kedalaman dua ribu hingga lima ribu meter. "Ada atau tidak TNI AL alat yang bisa memantau sejauh itu?" katanya setengah bertanya. (Republika)

Nelayan Membantu TNI

KAL Sambas II 401 dibawah binaan Lanal Pontianak (Foto: Antarafoto)

23 Maret 2009, Pontianak -- Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Pontianak, Kolonel Laut Trikora Harjo mengatakan nelayan merupakan bagian dari mata dan telinga TNI. Bersama mereka, kegiatan pengamanan wilayah laut lebih menjadi maksimal. “Mereka (nelayan) adalah mitra kita. Oleh karenanya, dalam waktu dekat kita akan memberikan pembinaan khusus,” katanya.

Ia mengatakan nelayan memiliki fungsi pengawasan laut yang sama dengan TNI AL. Melalui hubungan komunikasi yang baik, segala bentuk ancaman serta gangguan di wilayah perairan Indonesia tentu akan mudah ditangkal. Berdasarkan pengalaman yang ada, rata-rata bentuk pelanggaran hukum di laut adalah praktik illegal fishing. Parahnya lagi, yang melakukan pencurian kekayaan laut Indonesia adalah nelayan asing. Adapun pelaku dari tindak kejahatan laut ini mayoritas berasal dari Vietnam, Kamboja, Thailand, Birma, serta Laos. Karena telah melanggar aturan hukum di Indonesia, kapten serta juru mudi kapal akan dimintai pertanggungjawabannya di depan hukum.

Terkait mengenai pengamanan barang bukti, kata Trikora, sampai saat ini ada sejumlah kapal milik nelayan asing yang ditambatkan di Lanal Pontianak. Akibat proses hukum yang terbilang panjang, kondisi kapal-kapal sitaan tersebut lambat laun mulai memburuk. Bahkan, salah satunya ada yang sudah tenggelam dan menjadi bangkai. Dari kondisi yang ada, Lanal Pontianak jelas berada dalam posisi yang dirugikan. Mengapa bisa demikian? Karena keberadaan kapal nelayan asing di dermaga Lanal Pontianak secara tidak langsung telah menghambat aktivitas kegiatan Lanal Pontianak. Sejumlah kapal patroli laut jadi kesulitan untuk bersandar karena dermaga dalam kondisi penuh dengan kapal nelayan asing. (PontianakPost)

13.666 Pulau di Indonesia Telah Bernama

PONTIANAK, 23/3 - DIALOG MARITIM. Tokoh Hukum Laut Internasional, Hasjim Djalal (kiri) didampingi Dirjen Pengawasan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP), Aji Sularso, berbicara di acara Sosialisasi Hukum Maritim 2009 di Pontianak, Kalbar, Senin (23/3). Acara bertajuk "Konsekuensi Geopolitik Indonesia Sebagai Negara Kepulauan" tersebut membahas tentang hukum maritim Indonesia di antaranya illegal fishing dan perbatasan dengan negara tetangga. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/ama/09)

23 Maret 2009, Pontianak -- Departemen Kelautan dan Perikanan hingga Maret 2009 telah memberi nama terhadap 13.366 pulau yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Target kami, tahun ini penamaan dan verifikasi pulau-pulau di Indonesia, tuntas," kata Direktur Pemberdayaan Pulau-pulau Kecil Ditjen Pesisir Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan Alex SW Retraubun saat Sosialisasi Hukum Maritim "Konsekuensi Geopolitik Indonesia sebagai Negara Kepulauan" di Pontianak, Senin.

Ia mengatakan, survei dan penamaan terhadap pulau-pulau di Indonesia dilakukan sejak 2005. Sekitar lima persen saja pulau-pulau itu yang berpenghuni dan secara umum miskin infrastruktur.

Menurut dia, penamaan pulau berkaitan dalam rangka menjaga eksistensi ndonesia sebagai negara kepulauan.

Pada Konferensi PBB tentang Standardisasi Nama Geografi (UNCSGN) di Montreal, Kanada, tahun 1987, Indonesia mendapat teguran dari Ketua Sidang.

"Bahwa Laporan Nasional Indonesia harus memuat kegiatan pembakuan nama-nama pulau, bukan jumlahnya," kata Alex SW Retraubun.

PBB juga mengingkatkan adanya Resolusi UNCSGN No 4 Tahun 1967 tentang pembentukan lembaga penamaan geografi nasional sebagai otoritas untuk membakukan nama-nama geografi di tiap negara anggota.

Ia menambahkan, penamaan dan pembakuan nama pulau menjadi wujud tertib administrasi perpulauan Indonesia sesuai Resolusi PBB. Kemudian, memiliki nilai strategis, khususnya pulau terluar yang dijadikan titik dasar penarikan garis pangkal dari batas wilayah Indonesia.

Selain itu, untuk mengurangi konflik antarnegara dan daerah dengan memastikan adanya fungsi pemerintah di setiap pulau sebagai batas negara.

Pemerintah mengklaim memiliki 17.508 pulau dan kini berkurang empat karena hilang atau lepas kepemilikan. Namun, lanjut dia, tidak ada dokumentasi resmi yang diterbitkan Pemerintah.

"Lepasnya Sipadan Ligitan mungkin karunia dari Tuhan agar kita ingat pentingnya penamaan pulau," kata Alex SR Retraubun.

Ia mengatakan, biaya yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi nama-nama pulau tersebut sejak tahun 2005 belum mencapai Rp 10 miliar. (SoloPos)

Simulasi Pembebasan Bupati Karanganyar Oleh Grup-2 Kopassus

Prajurit dari Grup-2 Kopassus melaksanakan Simulasi Pembebasan Sandera di Kantor Bupati Karanganyar, Jateng, Senin (23/3). Simulasi dengan target pembebasan sandera pejabat daerah tersebut ditujukan sebagai ajang latihan bagi prajurit Kopassus dalam menghadapi situasi darurat, terutama jelang pelaksanaan Pemilu. (Foto: ANTARA/Andika Betha/ama/09)

23 Maret 2009, Karanganyar -- Suasana di Ruang Podang VIP Sekreatriat Daerah (Setda) Karanganyar Senin (23/3) pagi, tiba-tiba dikejutkan dengan suara tembakan dan bom.

Sementara itu, sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar, yang tengah menggelar rapat rutin pun sontak kaget. Namun selanjutnya, hanya bisa diam dengan kepala tertunduk.

PEMBEBASAN SANDERA-Prajurit Grup-2 Kopassus Kandang Menjangan melakukan simulasi pembebasan sandera di Kantor Kabupaten Karanganyar, Senin (23/3). Simulasi dilengkapi ledakan bom dan pengamanan sandera menggunakan helikopter. (Foto: Espos/Agoes Rudianto)

Suara baling-baling helikopter pun gemuruh membuat bising halaman Setda Karanganyar. Suara tembakan dan bom yang kian menjadi itu rupanya berasal dari Pasukan Antiteror Grup 2 Kopasus Kandang Menjangan, yang siap melakukan pengamanan terhadap aksi teror sejumlah kawanan yang menyelundup masuk ke ruang rapat.

Rupanya Bupati Karanganyar, Rina Iriani ditawan. Dalam proses pengamanan itu, sempat terjadi baku tembak. Bupati Rina tiba-tiba keluar dengan mendapat pengawalan ketat dari Pasukan Antiteror tersebut.

Ia segera diamankan dengan pesawat helikopter.


Dalam waktu kurang lebih sepuluh menit, pasukan berseragam hijau itu, dengan sergap menyelamatkan Bupati.

Di mana dalam acara yang dikemas dalam bentuk simulasi pengamanan terhadap aksi teror tersebut, Bupati digantikan Kabag Pembangunan saat hendak dinaikkan ke helikopter.

Ya, simulasi tersebut, menurut Bupati menjadi salah satu bentuk langkah yang sangat penting terutama menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).

“Menjelang Pemilu seperti ini, sistem pengamanan baik jika dilakukan sejak dini. Siap atau tidak siap, semua aparatur Negara wajib menjadi kekuatan dalam menjaga keamanan,” tutur Bupati kepada wartawan seusai simulasi.

Ia mengatakan, sempat kaget saat memimpin rapat rutin tersebut, tiba-tiba ada suara tembakan dan bom. Ketika itu, sudah ada tiga teroris, yang memaksanya menghentikan jalannya rapat.

“Begitu pula dengan pejabat lain. Tapi mereka hanya bisa diam. Saya sendiri takut, meski hanya simulasi.” (SoloPos)





Terjun Tempur Taifib-1 Marinir

23 Maret 2009, Surabaya -- Sejumlah angota pasukan khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, melakukan latihan terjun tempur freefall dari pesawat Casa Skuadron Udara 600 Wing Udara-1 Puspenerbal di atas Bumi Marinir Karangpilang Surabaya, Senin (23/3). Latihan tersebut dalam rangka gladi bersih HUT Pasmar-1 ke-8 yang akan digelar di Bumi Marinir Karangpilang Surabaya pada 24 Maret 2009. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/mes/09)



Kolonel Marinir Supit Jabat Kepala Staf Pasmar-1


23 Maret 2009, Surabaya - Kolonel Marinir L. W. Supit yang sebelumnya menjabat Asisten Operasi (Asops) Korps Marinir dikukuhkan sebagai Kepala Staf Pasmar-1 oleh Komandan Pasmar-1, Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra di Sidoarjo, Senin.

Komandan Pasmar-1 dalam amanatnya sebagaimana dikutip siaran pers Korps Marinir yang diterima ANTARA di Surabaya mengemukakan bahwa kepala staf adalah jabatan yang sangat penting dalam membantu mengajukan pertimbangan dan saran serta sebagai penasihat utama komandan.

"Kepala staf bisa memberikan nasihat dalam menentukan suatu kebijakan ataupun keputusan. Jabatan ini juga mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengarahan dan mengkoordinasikan kegiatan staf," katanya.

Selain itu, katanya, Kepala Staf Pasmar-1 juga menyusun dan menyiapkan rencana program dan petunjuk-petunjuk lainnya yang diperlukan sebagai penjabaran dari keputusan Komandan Pasmar-1," katanya.

Menurut jenderal Marinir berbintang satu itu, sesuai pengalaman yang dimiliki, Kolonel Supit diyakini mampu mengemban jabatan tesebut.

Ia meminta agar Kolonel Supit terus melakukan koordinasi, baik antarunsur pada tingkat Pasmar-1, komando pelaksana maupun antara unsur Pasmar-1 dengan Korps Marinir sehingga terciptanya kondisi kinerja yang lebih harmonis.

"Usahakan terlaksananya efisiensi dan efektifitas serta tertib administrasi dan tertib hukum di lingkungan Pasmar-1 dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik," katanya.

Ia juga meminta agar kepala staf itu meningkatkan kepekaan terhadap dinamika perkembangan lingkungan, sehingga setiap kebijakan yang diambil lebih antisipatif dan adaptif.

Pengukuhan itu dihadiri Asintel, Letkol Marinir Edi Zuardi, Asops, Kolonel Marinir I Made Wahyu Santoso, Aspers, Letkol Marinir Amir Faisol, Aslog, Kolonel Marinir Enjang Suryana, Komandan Brigif-1, Kolonel Marinir K.Situmorang.

Hadir juga Komandan Menart-1, Kolonel Marinr FX Deddy Susanto, Komandan Menkav-1, Kolonel Marinir Yuliandar, Komandan Menbanpur-1, Letkol Marinir Suhono dan perwira lainnya. (AntaraJatim)

80 Pemuda Ikuti Pendidikan Kesadaran Bela Negara

23 Maret 2009, Yogyakarta -- Sebanyak 80 pemuda dari 15 provinsi di Indonesia mengikuti kegiatan pendidikan kesadaran bela negara. Kegiatan tersebut sebagai langkah menanamkan dan proses pendidikan penyadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara di kalangan generasi muda.

"Negeri ini butuh peran serta pemuda. Masalah kapasitas sumber daya manusia dan daya saing di lingkup global perlu keseimbangan dan kesadaran bela negara. Anak muda dituntut agar negara selamat, untuk menjaga keutuhan NKRI," kata Sakhyan Asmara, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementrian Negara Pemuda dan Olah Raga (Kemenegpora) di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Minggu, (22/3).

Pelatihan berlangsung selama 10 hari hingga 2 April mendatang dengan rangkaian kegiatan berisikan materi dasar peningkatan wawasan kebangsaan, menumbuhkan sikap demokrasi dan pengembangan potensi kepemudaan, termasuk materi penulisan untuk publikasi.

Twisyono, penanggung jawab Pendidikan Kesadaran Bela Negara ke-6 menyatakan peserta berasal dari 15 provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sumatera Utara dan Maluku.

Mereka yang dilatih adalah utusan dari organisasi kepemudaan dan menjadi unsur satuan tugas yang berusia 18-35 tahun. Beberapa pemateri selain sejumlah akademisi dari UGM, tercatat juga sejarawan Anhar Gonggong dan untuk kegiatan survival melibatkan instruktur dari kesatuan Kopassus Kartasura, Kodim 0732 Sleman dan Yonif 403 Yogyakarta.

"Peserta selain mengikuti kegiatan ceramah dan diskusi akan diminta juga menyusun rencana aksi, selain kegiatan outbond bersama," kata Twisyono. (JurnalNasional)

Kontrak Kapal Selam dan Kapal Perusak Ditargetkan Juni

Kapal selam kelas U212 buatan Jerman

23 Maret 2009, Jakarta -- TNI AL akan menyerahkan spesifikasi teknis dan persyaratan operasional kapal perusak kawal rudal ke Departemen Pertahanan (Dephan), akhir bulan ini. Pasalnya, Dephan menargetkan penandatanganan kontrak pengadaan satu kapal selam dan kapal perusak dilakukan Juni 2009. "Setelah diserahkan, akan diproses tim evaluasi pengadaan," kata Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno di Jakarta, akhir pekan lalu.

Langkah ini sebagai tindak lanjut percepatan penyerapan sisa anggaran pertahanan dari Kredit Ekspor periode 2004-2009 yang mencapai U$1,2 miliar dolar atau sekitar Rp14 triliun.

Tedjo mengatakan, saat ini tinggal tiga negara produsen yang dinyatakan memenuhi syarat mengikuti tender pengadaan, yakni Italia, Belanda, dan Rusia. Selain harga, transfer teknologi menjadi faktor penentu. Pembangunan di PT PAL, Surabaya tidak bisa ditawar-tawar. "Kalau tidak ada alih teknologi, kapan Indonesia mandiri," katanya.

Kapal selam kelas Chang Bogo buatan Korea Selatan sekelas U209 buatan Jerman

Matra laut menyiapkan spesifikasi kapal perusak. Sedangkan kapal selam dipegang langsung Dephan. Direktur Jenderal Sarana Pertahanan, Dephan, Marsekal Muda Eris Herryanto mengatakan, telah ada dua produsen kapal selam yang telah melakukan presentasi, yaitu galangan kapal dari Jerman dan Korea Selatan. Keduanya telah menyatakan siap melakukan alih teknologi. "Mereka sama-sama menjamin kapal selam keempat bisa dibangun di Indonesia," kata dia.

Eris menjelaskan, pembangunan kapal selam memakan waktu tujuh tahun. Karena itu, ketika ada dana, sudah sepantasnya kontrak langsung disepakati.

Saat ini TNI AL punya 13 kapal perusak kawal rudal. Enam kapal fregat kelas Van Speijk dengan rudal Harpoonnya, empat kapal kelas Fatahillah dengan Exocett MM-38, serta tiga korvet Sigma yang gres datang dari Belanda. Untuk kapal selam, TNI AL memiliki dua, yakni KRI Cakra dan Nanggala.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul menjelaskan, meski hanya memesan satu kapal selam dan perusak, efek tangkal yang dihasilkan cukup besar. "Karena keduanya kapal berkategori tempur," kata dia.

Dia mengakui, anggaran pertahanan ideal tidak akan dicapai dalam waktu dekat. Pihaknya hanya meminta pembangunan kekuatan minimal untuk mengamankan perairan Indonesia yang sedemikian luas. "Kapal yang terbatas, disiasati dengan data intelijen yang kuat dan akurat," kata dia. (JurnalNasional)

Sunday, March 22, 2009

Israel Kembangkan UAV Angkatan Laut

NRUAV (Naval Rotary Unmanned Vehicle) (Foto: IAI)

Israel Aerospace Industries (IAI) sedang mengembangkan wahana udara tak berawak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang bisa ditempatkan di kapal – kapal kombatan sejenis korvet. Program yang diperkenalkan di pameran helikopter Eropa Eurosatory 2008 pada bulan Juni lalu dinamakan Naval Rotary Unmanned Air vehicle (NRUAV).

Seorang pejabat dari MALAT, salah satu divisi IAI mengatakan bahwa sosok wahana tersebut berdasarkan pada konversi sebuah helikopter komersial jenis Alouette III (Chetak dalam dinas AL India). Helikopter mini ini didesain untuk dapat dioperasikan dari kapal – kapal kombatan dengan tonase mulai 600 ton dan digunakan untuk mendukung operasi kapal atas air, melengkapi atau menggantikan tugas sarana udara angkatan laut lainnya (helikopter, pesawat patroli maritim, UAV).

Elemen – elemen shipboard dari NRUAV terdiri dari stasiun komando dan pengendalian yang diintegrasikan dengan pusat informasi tempur kapal perang, hangar dan perangkat pengamanan peralatan yang lain. Pesawat sayap putar tersebut dilengkapi sensor radar multi-mode yang mampu mendeteksi objek – objek permukaan dan udara yang kemungkinan besar dibuat oleh pabrikan Elta. Sensor tambahannya berupa optronics, Electronic Intelligent (Ellint) dan atau Signal Intelligent (Sigint) serta Communication Intelligent (Commint) sesuai permintaan penggunanya.

NRUAV mampu beroperasi maksimum 50 mil laut dari kapal perang yang mengoperasikannya. Dengan bahan bakar seberat 150 kg, wahana ini dapat terbang selama empat jam. Pihak IAI tidak menyebutkan harga satu unit peralatan ini dan negara – negara mana yang sudah berminat membelinya. (MajalahCakrawala/TNI AL)