Saturday, July 13, 2013

PT DI Uji Coba CN235-200 Milik TNI AL



12 Juli 2013, Jakarta: PTDI melakukan serangkaian uji coba untuk pesawat barunya yang dipesan TNI AL pada Kamis ( 11/7/ 2013) lalu. Uji terbang yang dilakukan meliputi uji bank to bank, steady heading sideslip, dan uji roll out selama dua jam penuh. Hasilnya, menurut Capt. Ester sebagai Chief Test Pilot, performa pesawat turboprop ini sudah mendekati sempurna. "Apa yang kita ujikan tadi hasilnya sesuai dengan rencana para perancang," jelasnya.

Selain menguji performa fisiknya, PT DI juga menguji performa winglet CN235-220. Seperti kita ketahui, CN235-220 versi terbaru ini merupakan inovasi anak bangsa, dimana PT DI menambahkan winglet di bagian sayapnya. Winglet tersebut berguna untuk mengurangi daya hambat yang dihasilkan oleh Flir dan radar tambahan di bagian bawah pesawat.

"Setelah dites ternyata winglet ini membantu performa pesawat, hingga menyamai versi basic-nya sebelum ditambah radar dan flir," ujarnya kepada Angkasa.

Setelah lolos uji fisik ini, PT DI akan melanjutkan dengan uji stall character. Tujuannya, untuk melihat bagaimana respon CN235-220 jika terjadi stall. PT DI menargetkan rangkaian uji terbang ini akan rampung akhir Juli mendatang. Setelah semua selesai, pesawat tersebut akan diserahterimakan kepada Skuadron 800 Penerbal TNI AL.

Sumber: Angkasa

Pejabat Kemhan Tinjau Pembangunan Kapal Perang Jenis BCM di Banten

Kabaranahan Kemhan Laksda TNI Rachmad Lubis beserta rombongan meninjau proses pembuatan Kapal jenis Bantu Cair Minyak (BCM) TNI Angkatan Laut di galangan kapal Banten. (Foto: (dispenarmabar/sir)

11 Juli 2013, Jakarta: Kepala Badan Sarana dan Pertahanan Kementrian Pertahanan RI (Kabaranahan Kemhan) Laksamana Muda (Laksda) TNI Rachmad Lubis beserta rombongan melaksanakan kunjungan kerja ke wilayah kerja Lanal Banten dan diterima oleh Komandan Lanal Banten Kolonel Laut (P) Eko Yuri Andriantoro.

Kedatangan Kabaranahan Kemhan beserta rombongan tersebut dalam rangka peninjauan pembuatan Kapal jenis Bantu Cair Minyak (BCM) TNI Angkatan Laut yang dibuat di galangan kapal yang berada di Serang Banten.

Kabaranahan Kemhan dalam kunjungan tersebut untuk melihat tahap perkembangan pembangunan kapal Bantu Cair Minyak (BCM I) yang sudah dimulai sejak penandatanganan berita acara pembangunan dan pengelasan lunas pertama Kapal BCM di galangan kapal pada tahun 2012.

Kegiatan peninjauan diawali dengan paparan secara garis besar pentahapan proses pembangunan kapal dilanjutkan dengan peninjauan secara langsung ke galangan kapal mulai dari pengelasan sampai dengan pembuatan bagian material bangunan kapal.

Turut mendampingi Kabaranahan Kemhan dalam kunjungan, Kepala Bidang (Kabid) Matra Laut Kemhan, Perwira Pembantu Material Slog Angkatan Laut (Paban I Mat Slogal), Kasubdis Matkaban Dismatal, Kasubdis Adalut Disadal dan Kasubdis Dalada Disadal serta Staf Pimpinan galangan mitra kerja di Banten.

Sumber: Dispenarmabar/Pos Kota

Monday, July 8, 2013

KRI Malahayati-362 Tembakan Roket Chaff



8 Juli 2013, Laut Jawa: Pelayaran menuju daerah operasi di perairan Karang Unarang ternyata harus dilalui KRI Malahayati-362 dengan cuaca yang tidak bersahabat. Namun berkat kegigihan, pengalaman dan naluri tempur yang selalu terasah, cuaca ekstrem Laut Jawa dan Laut Sulawesi dapat dilalui dengan mudah. Sesampainya di daerah operasi Karang Unarang, prajurit KRI Malahayati-362 melaksanakan latihan penembakan rocket chaff, Sabtu (6/7). Latihan ini untuk melatih profesionalisme prajurit serta kesiapan material untuk menghadapi berbagai kemungkinan ancaman di medan tugas.

Disimulasikan KRI Malahayati-362 melaksanakan peran tempur bahaya udara setelah radar udara KRI Malahayati-362 mendeteksi adanya kontak udara yang mencurigakan. Teridentifikasi berdasarkan squawking IFF bahwa kontak udara merupakan pesawat tempur musuh yang menyelinap, berdasarkan aturan pelibatan Operasi Tameng Hiu-13 KRI Malahayati diwajibkan memperingatkan musuh untuk meninggalkan wilayah kedaulatan NKRI.



Pesawat tempur musuh bermanuver ekstrem lalu menembakan peluru kendali (Rudal) ke arah KRI Malahayati-362. Komandan memerintahkan PWO (Principle Warfare Officer) memimpin timnya untuk menangkis serangan tersebut. Diambil langkah taktis dengan meluncurkan chaff untuk mengalihkan sasaran peluru kendali musuh. Chaff meledak di udara dan membentuk awan pejal berelektromagnet yang mengalihkan sasaran peluru kendali dari kapal ke awan pejal yang terbentuk. Hal tersebut dimonitor secara visual serta melalui tampilan radar yang menujukkan echo pada kumpulan awan pejal.

Komandan KRI Malahayati-362, Letkol Laut (P) Moch. Irchamni dalam pernyataannya menyampaikan bahwa latihan ini merupakan rangkaian kegiatan yang sudah terencana dan akan berkelanjutan. "Setelah diserang, kita wajib menyerang. Oleh karena itu, setelah bekal ulang di pelabuhan Balikpapan selanjutnya kami akan menyiapkan latihan penyerangan sebelum tiba di daerah operasi. “Ci Vis Pacem Parabellum, Jika ingin damai, Harus siap untuk berperang", ungkap Komandan KRI Malahayati-362.

Sumber: Dispenarmatim

Sunday, July 7, 2013

TNI Bangun Submarine Training Center Modern



5 Juli 2013, Surabaya: Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI DR. Marsetio, M.M. meresmikan dimulainya pembangunan gedung Submarine Training Center (STC) hari ini, Jum’at (5/7). Acara peresmian ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Kasal didampingi Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M. Hum di area pembangunan gedung STC kompleks Komando dan Latihan Koarmatim, Ujung, Surabaya serta dihadiri pejabat teras TNI AL dan sesepuh brevet hiu kencana.

Latar belakang pembangunan gedung STC adalah sebagai fasilitas simulator untuk mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme ABK kapal selam dihadapkan pada pembangunan kekuatan TNI AL sampai dengan tahun 2024 guna mewujudkan TNI AL yang handal, kuat dan disegani. Selain itu STC ini dapat digunakan untuk pratikum yang relevan bagi ABK kapal selam maupun calon ABK kapal selam tanpa menggunakan jam operasional kapal selam, sehingga kondisi teknis kapal dapat dilaksanakan secara maksimal dan efisien.

Negara-negara di kawasan regional seperti Malaysia, India dan Australia telah membangun sistem pelatihan awak kapal selam seiring dengan tahap awal pengadaan kapal selamnya, oleh karena itu pembangunan STC ini sangat tepat mengingat Indonesia dalam waktu dekat akan melaksanakan pengadaan tiga kapal selam baru.

Saat jumpa pers usai acara peletakan batu pertama, Kasal menyatakan saat ini Indonesia telah melaksanakan kontrak pembuatan tiga kapal selam dengan Korea Selatan dan direncanakan pada akhir tahun 2016 atau awal 2017 ketiga kapal selam tersebut sudah datang di Indonesia. Untuk pembuatan dua kapal selam dilaksanakan di Korea Selatan, sedangkan untuk pembuatan kapal selam ketiga, Indonesia telah merekrut para teknisi dari PT PAL dalam rangka Transfer of Technology (TOT) di Korea Selatan sehingga kapal ketiga dapat dibangun di PT PAL seperti halnya pembangunan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) tahun lalu. Sehingga pada tahun 2017 Indonesia memiliki lima kapal selam termasuk dua kapal selam yang sudah ada yaitu KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402.

Menurut Kasal, dengan pembangunan STC ini TNI AL akan mempunyai personel awak kapal selam yang benar-benar profesional, sehingga apabila ada kapal selam yang sedang beroperasi ataupun sedang perbaikan di pangkalan, para personelnya masih dapat berlatih di STC. Enam fasilitas simulator akan melengkapi STC ini yang pembangunannya dilakukan secara bertahap. “Dengan demikian apabila TNI Angkatan Laut sewaktu-waktu menghadirkan kekuatan kapal selamnya dimanapun di wilayah NKRI, para personelnya sudah benar-benar siap dan terlatih”, tegas Kasal.

Terkait dengan kekuatan kapal selam yang dimiliki TNI AL, Kasal mengatakan bahwa sesuai dengan pembangunan Minimum Essential Force (MEF) TNI AL, untuk mengamankan wilayah NKRI diperlukan minimal 6 kapal selam dan diharapkan hal ini sudah tercapai pada tahun 2024. Menurut Kasal, pembangungan MEF ini akan terus di up date setiap tahun sesuai dengan anggaran yang dialokasikan ke TNI.

Fasilitas gedung Submarine Training Center (STC) yang akan dibangun ini terdiri dari enam macam simulator dan dibangun terintegrasi dalam satu lokasi sehingga proses pelatihan menjadi lebih efektif. Keenam fasilitas tersebut yaitu : pertama, Submarine control simulator (SCS) yaitu simulator pelatihan awak kapal selam yang bertugas di ruang kontrol teknis dan digunakan untuk melatih personel dalam olah gerak teknis dan taktis kapal selam. Kedua, Submarine command and team trainer (SCTT) yaitu sebuah platform yang digunakan sebagai sarana pelatihan tim Pusat Informasi Tempur (PIT) kapal selam dan merupakan sebuah mock-up situasi PIT yang sesungguhnya.

Ketiga, Sonar laboratory (SL) yaitu ruang laboratorium yang memiliki fasilitas simulator sonar yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan operator dalam melaksanakn analisa gelombang akustik. Keempat, Machinery and propulsion control simulator (MPCS) yaitu fasilitas latihan pengoperasian peralatan utama bagian permesinan dan sistem pendorong bagi awak kapal selam. Kelima, Fire and damage control simulator (FDCS) adalah sarana latihan penanggulangan kedaruratan pada kapal selam yaitu bahaya kebakaran dan kebocoran. Terakhir yaitu Submarine escape training tank (SETT) yaitu fasilitas yang digunakan sebagai sarana latihan bagi awak kapal selam untuk melaksanakan penyelamatan diri dalam kondisi darurat.

Usai acara peletakan batu pertama pembangunan gedung Submarine Training Center (STC) ini, Kasal juga akan meresmikan Balai Pertemuan Warga Flat Daerah Basis TNI AL Ujung di kompleks perumahan Flat Koarmatim, Ujung Surabaya. Balai warga dengan ukuran 24 m x 24 m ini mulai dibangun pada tahun 2012 oleh Dinas Fasilitas Pangkalan (Disfaslan) Lantamal V Surabaya.

Sumber: Dispenarmatim