Saturday, September 29, 2012

Diresmikan Lanud Medan Menjadi Lanud Soewondo

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat (kanan) didampingi Komandan Pangkalan TNI AU Soewondo, Kolonel (PNB) SM Handoko (kiri) pada persemian Pangkalan TNI AU Soewondo, di Medan, Sumut, Jumat (28/9). Pangkalan TNI AU Soewondo sebelumnya bernama Pangkalan TNI AU Medan. (Foto: ANTARA/Irsan Mulyadi/ed/mes/12)

28 September 2012, Medan: Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat meresmikan penggatian nama Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Medan menjadi Lanud Soewondo, Jumat.

Dalam sambutan ketika meresmikan Lanud Soewondo, ia mengatakan pergantian nama Lanud ini merupakan bentuk penghargaan atau mengenang para pahlawan TNI Angkatan Udara yang turut berjuang menegakkan NKRI. Kapten Anumerta Soewondo adalah salah seorang pejuang yang ikut menegakkan NKRI, dengan menggagalkan gerakan para pemberontak PRRI di Tapanuli. Soewondo adalah perwira TNI AU yang dikenal benar-benar gigih dalam membela dan menegakkan NKRI, sehingga dia akhirnya gugur di medan pertempuran.

Bahkan, pada 18 Maret 1958, Soewondo dengan menggunakan pesawat tempur berhasil menghancurkan 60 tank lapis baja milik pemberontak PRRI.

“Atas jasa-jasa perwira TNI AU Soewondo dalam berjuang membela dan mempertahankan NKRI tersebut, maka pemerintah memberikan penghargaan terhadap beliau dan mengabadikan namanya. Saat ini nama Lanud Medan, telah resmi diganti menjadi Lanud Soewondo,” ujar Sufaat.

Kasau juga mengatakan, ada beberapa nama-nama pahlawan dari TNI AU, yang juga ditabalkan pada Lanud, yakni Lanud Leo Wattimena pengganti Lanud Morotai di Maluku dan Lanud Rusmin Nurjadin menggatikan Lanud Pekanbaru.

Penabalan nama Lanud Soewondo tersebut, juga ditandai dengan penandatanganan prasasti yang dilakukan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat yang juga disaksikan oleh Ibu Suharyani merupakan adik kandung dari Kapten Anumerta Soewondo.

Dalam kesempatan itu, Ibu Suharyani mengatakan, ia merasa bangga atas penabalan nama Soewondo pada Lanud tersebut.

“Saya juga berterima kasih kepada pemerintah, atas perhatian yang cukup besar pada Kapten Anumerta Soewondo,” kata Suharyani.

Sementara itu, Komandan Lanud Soewondo, Kolonel Penerbang SM Handoko dalam laporannya mengatakan, dalam peresmian penggantian nama Lanud Soewondo ini juga sekaligus acara peresmian lapangan tenis dan perumahan dinas TNI AU.

Dia mengharapkan, dengan penggantian nama Lanud Soewondo ini, semangat kerja personel TNI AU semakin lebih baik.

Sumber: ANTARA Sumut

Pemerintah Tidak Bertanggung Jawab Terbakarnya KRI Klewang

Sejumlah warga menyaksikan kapal siluman, KRI Klewang 625 yang terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (28/9). Kebakaran KRI Klewang masih diselidiki penyebabnya. (Foto: ANTARA/HO/Seno S./ed/mes/12)

28 September 2012, Jakarta: Pemerintah tidak bertanggung jawab terhadap terbakarnya kapal perang pesanan TNI Angkatan Laut, KRI Klewang-625, di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jatim, Jumat sore, lantaran statusnya masih milik PT Lundin selaku produsen kapal tersebut.

"Kami tidak bertanggung jawab terhadap kebakaran KRI Klewang karena kapal tersebut statusnya belum milik TNI Angkatan Laut, tetapi masih milik PT Lundin. Waktu itu baru peluncuran saja, belum ada serah terima," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, di Jakarta, Jumat, menanggapi terbakarnya kapal yang didambakan sebagai kapal perang modern antiradar itu.

Untung mengaku belum mengetahui seperti apa perjanjian ke depan pascakebakaran KRI Klewang tersebut karena tanggung jawab sepenuhnya masih berada pada PT Lundin.

"Kami belum tahu soal itu (mendapat ganti kapal baru). Lebih baik ditanyakan langsung kepada pihak PT Lundin karena KRI Klewang itu statusnya masih milik PT Lundin," ujarnya.

Untung menambahkan, pihaknya belum mengetahui penyebab terbakarnya kapal yang dikenal dengan sebutan Trimaran tersebut karena pihaknya masih menunggu penyelidikannya.

Staf Ahli Menteri Pertahanan yang sementara merangkap Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal TNI Hartind Asrin menjelaskan, TNI Angkatan Laut telah memesan empat unit kapal tersebut, namun baru tahapan uji coba berlayar untuk dilihat apa saja yang kurang guna disempurnakan. "Kapal ini belum diserahterimakan secara resmi. Setiap pengadaan alat utama sstem senjata (alutsista) selalu ada proses serah terima secara resmi dari pihak pembuat kepada kementerian pertahanan untuk kemudian diteruskan kepada matra pengguna. Serah terima itu dilakukan oleh Menhan," kata Hartind.

Oleh karena itu, tambah dia, bila terjadi sesuatu, termasuk kebakaran seperti yang terjadi pada Trimaran, pihak produsen yang bertanggung jawab sepenuhnya.

"Harus ganti `full`. Itu ada dalam kontrak pengadaannya. Kalau sudah serah terima resmi, baru kami yang bertanggung jawab," tuturnya.

KRI Klewang-625 dengan panjang 63 meter ini merupakan kapal tipe trimaran (tiga lunas) yang dibangun Lundin Industries, di Banyuwangi. Kapal perang ini sangat pas untuk keperluan operasional di perairan lithoral (bukan laut dalam), mengingat Indonesia banyak dikelilingi laut-laut semacam ini.

KRI Klewang-625 dibangun berbahan baku sejenis serat gelas yang diklaim kekuatannya menandingi baja namun tidak memantulkan gelombang radar. Teknologi "stealth" ini juga dimiliki pesawat terbang intai F-117 Night Hawk milik Angkatan Udara Amerika Serikat.

Sumber: ANTARA News

Pangarmatim Pimpin Investigasi Penyebab Kebakaran KRI Klewang

Kapal siluman, KRI Klewang 625 terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (28/9). Kebakaran KRI Klewang masih diselidiki penyebabnya. (Foto: ANTARA/HO/Seno S./ed/mes/12)

28 September 2012, Surabaya: Panglima Armada TNI AL Kawasan Timur, Laksamada Madya TNI Agung Pramono, memimpin langsung investigasi kasus terbakarnya salah satu kapal perang teranyar yang dimiliki TNI AL, KRI Klewang 625. Begitu mendengar peristiwa itu, sore tadi, Panglima Agung segera meluncur langsung ke galangan kapal milik TNI AL itu di Ketapang, Banyuwangi. "Sore ini, Panglima langsung meluncur untuk melihat sendiri kebakaran kapal," kata Kepala Dinas Penerangan Armatim, Letnan Kolonel Laut Yayan Sugiana, kepada Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Menurut Yayan, kebakaran yang menimpa KRI Klewang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Untuk mengetahui secara pasti penyebab kebakaran itu, Armatim, bersama PT Lundin Industry Invest, saat ini membentuk tim investigasi untuk mengetahui secara pasti penyebab kebakaran tersebut.

Untuk mempercepat proses penyelidikan, Panglima Armatim, kata Yayan, akan bertolak ke banyuwangi dengan menggunakan kendaraan darat sehingga lebih cepat tiba dibanding jika mengendarai kendaraan laut.

Diketahui bahwa kapal seharga Rp 114 miliar ini baru saja selesai dikerjakan oleh PT Lindan dan diluncurkan pada 30 Agustus lalu. Kapal itu diklaim berteknologi tinggi dengan bahan dasar komposit karbon, sehingga tak terdeteksi radar.

TNI AL menyatakan KRI Klewang belum diserahterimakan kepada pihak TNI AL. Jadi, tanggung jawab atas kapal sepenuhnya masih di tangan PT Lundin Industry Invest sebagai produsen. Saat kejadian, kata Yayan, tak ada satu pun personel TNI AL yang berada di atas kapal tersebut.

Akan Diuji Coba Sebelum Terbakar

Menurut Direktur PT Lundin, Lizza Lundin, KRI Klewang sedianya akan menjalani uji coba di perairan Selat Bali. "TNI AL meminta (Jumat) hari ini kapal diuji coba," kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Untuk mempersiapkan uji coba, ada 70 karyawan PT Lundin Industry Invest di dalam kapal. Menurut salah satu karyawan PT Lundin yang ikut di dalam kapal, kebakaran itu didahului dengan padamnya listrik. Kemudian, muncul percikan api di tengah kapal.

Api menjalar dengan cepat. Semua karyawan langsung berhamburan dan tiga orang lainnya berusaha memadamkan api. Namun, karena api membesar, ketiga karyawan langsung melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. "Satu orang dibawa ke rumah sakit karena kram," kata lelaki yang tidak mau menyebutkan nama ini.

Korsleting Listrik Pemicu Kebakaran

Direktur PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat KRI Klewang, Lizza Lundin, menduga terbakarnya KRI Klewang akibat korsleting listrik. "Korslet di darat," kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Namun Lizza enggan menjelaskan rinci penyebab pasti kebakaran itu. Dia hanya mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. "Semua selamat," katanya.  Menurut Remon, saksi mata, api menjalar dari dalam kapal mulai pukul 15.00. Setelah itu, api cepat membesar dan membakar habis kapal yang baru dibeli TNI itu.


Dua mobil pemadam kebakaran yang dikirim ke galangan TNI AL tak mampu memadamkan api yang membakar KRI Klewang 625. Badan kapal buatan PT Lundin Industry Invest itu nyaris hancur dilalap jago merah.

Dua mobil pemadam kebakaran akhirnya berhenti menyemprotkan air karena tak mampu meredam api. Kerangka kapal pun nyaris tenggelam di perairan Selat Bali. Sempat terdengar ledakan dari dalam kapal. Personel TNI AL yang berjaga di lokasi pun meminta warga yang memadati lokasi menyingkir.



Sumber: TEMPO

Friday, September 28, 2012

KRI Teluk Berau-534 Dipensiunkan

(Foto: Dispenarmatim)

28 September 2012, Surabaya: Satu lagi, salah satu alutsista yang dimiliki TNI Angkatan Laut yang selama ini memperkuat jajaran unsur Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), yakni KRI Teluk Berau-534 telah mengakhiri pengabdiannya. Menandai dengan berakhirnya masa bhakti kapal tersebut, hari ini, Jumat (29/9), Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum meminpin upacara pelepasan KRI Teluk Berau-534 dari dinas aktif TNI AL yang bersandar di Dermaga Koarmatim Ujung.

Dalam amanatnya Pangarmatim mengatakan, dengan usia kapal lebih dari 35 tahun dan telah memperkuat jajaran TNI AL selama lebih dari 19 tahun, sampailah saatnya pada hari ini, KRI Teluk Berau pada batas akhir pengabdiannya. “Pada hari ini kita melaksanakan upacara militer secara sederhana, namun tidak mengurangi kekhidmatan sebagai penghormatan terhadap pengabdian KRI tersebut dalam mendukung tugas-tugas TNI AL, TNI maupun tugas-tugas negara lainnya,”tegas Pangarmatim.

KRI Teluk Berau-534 yang sebelumnya memperkuat jajaran Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmatim ini, telah banyak jasa selama dharma bhakti dan pengabdiannya dalam memperkuat di jajaran alutsista TNI AL. Diantaranya penugasan yang pernah diemban, yaitu telah melaksanakan berbagai macam operasi antara lain operasi Tri Sila, Operasi Balat Sakti, Operasi Taring Hiu dan beberapa penugasan lainnya.

KRI Teluk Berau dengan nomor lambung 534 di buat di galangan VEB Penee Werft Wolgast Jerman Timur pada tanggal 18 Juni 1977. Nama kapal saat diluncurkan adalah “Eberswaldefinow” dengan nomor lambung 634. Setelah dibeli oleh Pemerintah Indonesia diadakan Refit mencakup demiliterisasi, modernisasi serta perubahan terhadap desain awal. Maka berdasarkan Skep Pangab No.Skep/217/IV/1993 tanggal 22 April 1993 diresmikan menjadi KRI Teluk Berau – 534.

Menelusuri jejak dipakainya nama Teluk Berau sebagai nama kapal perang RI, karena tidak lepas dari sejarah ketenaran Teluk Berau itu sendiri. Teluk Berau terletak di Papua tepatnya di Selatan kepala burung Papua, masuk dalam kawasan Kecamatan Berau, Kabupaten Sorong. Pada masa Trikora, dari Teluk Berau inilah Kesatuan Kapal Selam TNI AL yang tergabung dalam ATA-17 (Angkatan Tugas Amphibi 17) pada waktu Operasi Jayawijaya berhasil mendaratkan sukarelawan Indonesia di Daerah Fak-Fak.

Disamping itu, kawasan Teluk Berau merupakan daerah yang kaya ikan laut sehingga menjadi daerah nelayan yang potensial. Disamping itu Teluk Berau juga merupakan jalur pelayaran rakyat yang sangat penting untuk membuka isolasi daerah terpencil di kawasan pantai bagian barat Manokwari, Sorong dan Fak-Fak.

Demikian besarnya peranan Teluk Berau dalam mendukung pembangunan sektor ekonomi di wilayah Papua khususnya di kabupaten Sorong, serta mempunyai andil yang cukup besar waktu dilaksanakannya Operasi Jayawijaya, maka sudah selayaknya nama tersebut dipergunakan sebagai nama Kapal Perang RI.

KRI Teluk Berau memiliki panjang 90,70 meter, lebar 11,12 meter, berat 1.900 ton. Kapal dengan jumlah ABK 42 orang ini, memiliki kecepatan jelajah 18 knot. Sebagai kapal pendarat pasukan, kapal ini dilengkapi dengan senjata kanon laras ganda kaliber 37 mm, 1 Meriam Bofors 40/70 kaliber 40mm dan 2 kanon laras ganda 25 mm.

Sumber: Dispenarmatim

Thursday, September 27, 2012

Prajurit AD Timor Leste Akan Dilatih TNI AD

(Foto: Dispenad)

27 September 2012, Jakarta: Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI Budiman menerima kunjungan kehormatan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata (Wapangab) Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) Brigjen Filomeno Da Paixao De Jesus beserta rombongan di Markas Besar Angkatan Darat, Kamis, (27/9).

Brigjen Filomeno Da Paixao De Jesus mengatakan, tujuan kunjungan untuk membuka kerjasama di bidang militer khususnya dengan Angkatan Darat, karena Angkatan Darat dianggap mitra yang paling tepat. TNI Angkatan Darat diharapkan memberi peluang kepada personel Timor Leste baik Perwira , Bintara dan Tamtama untuk mengikuti pendidikan militer di Indonesia. Republik Demokratik Timor Leste ingin meninggalkan masa lalu dan membangun masa depan bersama dengan TNI Angkatan Darat khususnya dalam bidang keamanan.

Wakasad Letjen TNI Budiman mengatakan, TNI AD akan membuka diri untuk bekerjasama dengan Angkatan Darat Timor Leste. Mengenai kerjasama pendidikan Bintara dan Tamtama dapat di latih di Rindam/ IX Udayana dan untuk perwiranya dapat dilatih di Bandung. Selain itu juga TNI AD akan memfasilitasi rencana Angkatan Bersenjata Timor Leste untuk membeli peralatan militer seperti senjata ke Pindad dan pakaian seragam militer ke Sritex.

Wapangab RDTL akan berada di Indonesia tanggal 26 sampai 30 September 2012. Selain melaksanakan kunjungan kehormatan kepada Wakasad di Mabesad, juga dijadwalkan untuk melaksanakan kunjungan ke satuan TNI AD lainnya yaitu di Kopassus dan Rindam Jaya serta mengunjungi PT. Sritex di Solo.

Saat menerima kunjungan kehormatan Wapangab Republik Demokratik Timor Leste beserta rombongan, Wakasad didampingi Aspam Kasad Mayjen TNI Eko Wiratmoko, Aspers Kasad Mayjen TNI Sunindyo, Kasahli Kasad Mayjen TNI Muktiyanto, Kadispenad Brigjen TNI Sisriadi dan Paban V/Hublu Spamad Kolonel Chb Ivan Ronald Pelealu. Usai kunjungan kehormatan dilanjutkan dengan tukar menukar plakat antara Wakasad dengan Wapangab Timor Leste.

Sumber: Dispenad

KRI Oswald Siahaan Kembali Tembakan Rudal Yakhont

(Foto: Dispenarmatim)

27 September 2012, Surabaya: Latihan Armada Jaya (AJ) XXXI/2012 yang manlapnya (manuver lapangan) digelar pada bulan Oktober mendatang ini bakal menarik dan seru. Pasalnya, TNI Angkatan Laut akan melaksanakan uji coba penembakan beberapa senjata strategis, diantaranya Rudal Yakhont buatan Rusia.Ujicoba penembakan Rudal Yakhont ini nantinya akan dilaksanakan oleh KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 yang ikut terlibat dalam Latihan Armada Jaya tersebut.

KRI OWA-354 adalah kapal ke empat dari kapal perang kelas Perusak Kawal Kendali Kelas Ahmad Yani. Sampai saat ini, kapal perang tersebut memperkuat jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim). Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Doken Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI AL.

Uji coba pertama kali penembakan Rudal Yakhont berhasil dilakukan pada bulan April 2011 oleh KRI OWA-354 di perairan Selat Sunda. Pada saat uji coba tersebut, sasaran tembak Yakhont berada di lintas cakrawala, yakni menghamtam target. Untuk mengecek kesiapan uji coba penembakan rudal tersebut, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum, rencananya akan meninjau langsung kesiapan KRI OWA-354, Jumat (28/9) besok siang.

Sumber: Dispenarmatim

Alokasi Anggaran 2013 Pembelian Apache Tidak Diajukan


27 September 2012, Jakarta: Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq memastikan rencana pembelian delapan unit helikopter serbu Apache dari Amerika Serikat, hingga kini belum pernah disampaikan ke DPR.

"Komisi I belum pernah diajak bicara soal rencana pembelian 8 Apache dari AS, oleh Kemhan. Sehingga Komisi I belum menyikapi hal ini. Karena sejauh ini keterangan rencana pembelian heli serbu Apache hanya kami dengar dan baca di media massa, dan Kemhan belum pernah menyampaikannya secara resmi ke Komisi I DPR," ujar Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Kamis (27/9).

Mahfudz mengatakan, dalam pembahasan anggaran 2013 untuk Kemhan, sejauh ini juga tidak ada alokasi anggaran yang diajukan untuk keperluan pembelian pesawat Apache tersebut. "Sehingga kemungkinan pengadaan Apache itu tidak dalam waktu dekat. Karena di APBN 2013 yang anggarannya masih dibahas di Komisi I, pihak Kemhan tidak menyebutkan adanya keperluan anggaran untuk belanja pesawat serbu tersebut," tegasnya.

Karena itu, kata Mahfudz, kemungkinan pengadaan helikopter Apache baru direalisasikan setelah 2013.

Komisi I sendiri, kata Mahfudz, sebelumnya telah menyarankan pihak Kemhan untuk membeli helikopter pengangkut yang besar, seperti Chinook. Namun sayangnya sejauh ini, pihak Kemhan tidak pernah merespons usulan Komisi I untuk membeli heli Chinook.

Lanjut Mahfudz, Komisi I menilai TNI perlu memiliki helikopter multifungsi seperti Chinook, untuk mengangkut logistik, pasukan dan lainnya. "Karena heli itu cocok dan sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Baik untuk kepentingan militer maupun untuk membantu penanganan korban bencana," kata politisi PKS ini.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyatakan, rencana pengadaan helikopter serbu Apache dari AS, hingga kini masih dikaji dan dipelajari oleh TNI AD, sebagai salah satu opsi pengadaan helikopter serbu. Setelah kajian TNI AD selesai, akan diserahkan ke Mabes TNI, Kemhan, dan Komisi I DPR.

Seperti diketahui pemerintah AS berencana untuk menjual 8 Helikopter Apache ke Indonesia. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton, mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia akan membeli delapan unit helikopter Apache dari AS. Rencana penjualan delapan unit AH-64D Longbow Apache ini juga sudah diberitahukan oleh Presiden Barack Obama pada Kongres Amerika. Penjualan itu akan memperkuat kerja sama Indonesia-AS dan memperbaiki usaha memelihara keamanan di kawasan Asia Tenggara.

Sumber: Jurnal Parlemen

PT DI Merawat Helikopter Skuadron Udara 45

26 September 2012, Bandung: Kesiapan operasionalisasi helikopter kepresidenan di Skuadron Udara 45 harus berada selalu dalam keadaan prima. Mereka memiliki sejumlah helikopter NAS-332 Super Puma berkelir abu-abu dan putih. Untuk merawat itu, dipercayakan kepada PT Dirgantara Indonesia.

”Kami selalu menjadikan helikopter-helikopter milik Sekretariat Negara itu berkondisi seperti baru guna menjamin tingkat keselamatan setinggi-tingginya," kata Joko Budi Rustanto, Kepala Divisi Sales Marketing, Jasa Perawatan Pesawat (Aircraft Services) PT DI kepada media di Bandung, Rabu.

Budi mengemukakan, helikopter-helikopter angkut menengah itu ditujukan untuk "orang sangat penting" alias VIP yang khusus dalam terminologi Indonesia dinamakan VVIP (walau di dunia internasional, istilah itu tidak dikenal).

Tiga NAS-332 Super Puma bernomor registrasi H-3203, H-3205 dan H-3206, helikopter kepresidenan, dirawat di fasilitas pemeliharaan PT Dirgantara Indonesia itu.

Dukungan perwakilan teknis juga disediakan PT DI untuk pekerjaan di luar Bandung, seperti halnya bilamana pekerjaan perawatan dilakukan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma (Skadron Udara 45) dan Pangkalan Udara Atang Senjaya, Bogor (Skuadron Teknik 024).

Penyerahan material suku cadang biasanya dilaksanakan dalam tiga tahapan untuk kontrak kerjasama dengan Setneg yang memiliki nilai strategis karena setiap tahun selalu diperbaharui.

Selain melakukan perawatan, PT DI juga diminta melakukan modifikasi berupa penambahan peralatan peringatan tabrakan TCAD (Traffic/Collision Alerting Device) guna meningkatkan keselamatan penerbangan.

Pemasangan TCAS (Traffic/Collision Avoidance System) wajib pada semua pesawat sipil yang dioperasikan di Indonesia berdasarkan ketentuan Ditjen Penerbangan Sipil Kementerian Perhubungan, merujuk kepada peraturan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety Regulation) Internasional part 135 dan 25.

Selain itu, PT DI saat ini berencana menambah kapasitas dan kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi agar dapat melakukan perawatan dua NAS-332 L2 (helikopter versi NAS-332 VVIP yang didatangkan Sekretariat Negara dari Aerospatiale, Perancis, kini bagian dari Eurocopter).

Potensi project yang akan dilakukan oleh ACS PTDI sampai Desember 2012 adalah termasuk perawatan rutin helikopter Pusat Penerbangan TNI AD (tujuh unit BO-105, tiga unit Bell-205, dua unit Bell-412).

Termasuk pula perawatan rutin satu unit C212-200 dan satu unit AS-332 milik TWA (Trans Wisata Airline) serta modifikasi untuk pemasangan FDR (Flight Data Recorder) pada tiga unit pesawat C212-200 milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Sumber: ANTARA News

Wednesday, September 26, 2012

CN-295 Mendarat di Bandung 30 September

Penyerahan CN-295 dari Airbus Military ke pemerintah Indonesia di Spanyol. (Foto: Airbus Military)

26 September 2012, Bandung: Pesawat CN-295 yang akan dikembangkan PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military dijadwalkan mendarat di Bandung pada 30 September 2012.

"Berdasarkan jadwal, pesawat CN-295 akan mendarat di Bandara Husein Sastranegara Bandung pada 30 September mendatang," kata Komandan Pangkalan Udara Husein Sastranegara Bandung, Kolonel Pnb Umar Sugeng di Bandung, Rabu.

Pesawat CN-295 tersebut, kata Umar Sugeng akan masuk langsung ke hanggar PT Dirgantara Indonesia.

Ia berharap pesawat itu bisa menjadi salah satu yang dipamerkan pada Bandung Air Show 2012 yang digelar di Lanud Husein Sastranegara.

"Yang pasti penonton kemungkinan bisa menyaksikan pendaratan pertama CN-295 di Lanud Husein, karena bertepatan dengan hari terakhir Bandung Air show 2012," kata Umar.

Pesawat CN-295 itu merupakan pesawat yang diproduksi dan dikembangkan oleh Airbus Military, dan ke depan akan dikembangkan bersama PT Dirgantara Indonesia.

PTDI sendiri sudah memegang lisensi sebagai ujung tombak pemasaran pesawat jenis propeler atau baling-baling itu untuk pasar Asia Fasific.

Pesawat itu memiliki kemampuan pendaratan di landasan pacu yang pendek, serta memiliki manuver yang cukup lincah dan cocok untuk angkutan logistik pada operasi militer maupun penerbangan sipil.

Pesawat itu bisa diproduksi untuk versi sipil maupun militer, serta untuk VVIP. Departemen Pertahanan sendiri akan menggunakan pesawat CN-295 itu untuk menggantikan pesawat militer jenis Fokker yang sudah diistirahatkan.

Sementara itu PTDI telah melakukan langkah-langkah revitalisasi produksi dengan menambah peralatan baru untuk bersiap memproduksi pesawat dalam jumlah yang banyak guna memenuhi pesanan baik dari dalam maupun luar negeri.

The Next Generation Flying Horses Era

Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia pesawat Fokker F-27 TS yang sudah lebih dari 30 tahun, pada bulan Juli 2012 Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufaat memerintahkan 4 Penerbang dari jajaran Skadron Udara 2 Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma dan 18 Teknisi dari berbagai jajaran di TNI AU untuk mempelajari cara pengoperasian dan juga pemeliharaan pesawat CN-295M di Airbus Military Seville, Spanyol.

TNI AU direncanakan akan mendapatkan 9 pesawat CN-295M, sesuai dengan kontrak pembelian antara Kementerian Pertahanan RI dan PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) untuk memperkuat kekuatan Alutsista di jajarannya. Pesawat CN-295M adalah pesawat buatan Airbus Military yang rencana akan dikerjasamakan dalam proses produksinya dengan PT. DI, dan secara bertahap akan di produksi oleh Airbus Military maupun akan dirakit bersama-sama di fasilitas PT. DI Bandung nantinya. Keseluruhan 9 pesawat direncanakan akan selesai dan diserahterimakan secara bertahap kepada TNI AU mulai akhir tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.

Pelaksanaan training dilaksanakan di Fasilitas Airbus Military Training Center Sevilla, Spanyol sejak tanggal 9 Juli hingga 14 September 2012. Keseluruhan tahapan latihan meliputi Bina Kelas (Ground School) sebanyak 130 jam, Flight Training Device Section (FTD) sebanyak 16 jam, Full Flight Simulator (FFS) sebanyak 32 jam, dan Flight training dengan menggunakan pesawat CN-295M sebanyak 7 (tujuh) jam.

Para Penerbang TNI AU dilatih oleh para Instruktur Pilot yang juga merupakan Test Pilot yang berpengalaman dari Airbus Military, yang sebagian besar merupakan mantan Pilot dari Spanish Air force (SPAF). Keempat penerbang tersebut adalah: Letkol Pnb Elistar Silaen (Komandan Skadron Udara 2), Mayor Pnb Destianto N. U., Mayor Pnb Trinanda Hasan F. dan Kapten Pnb M. Reza Fahlevi. Selain Penerbang TNI AU, PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) juga mengirimkan dua Test Pilot, Ester Gayatri Saleh dan Novirsta Mafriando Rusli untuk melaksanakan pelatihan yang sama.

Kedua pesawat pertama dengan Nomor Registrasi A-2901 dan A-2902, sudah diterbangkan dari Sevilla Spanyol pada tanggal 24 September 2012 dan direncanakan akan tiba di Lanud Husein Satranegara (PT. DI) pada tanggal 30 September 2012. Dengan masing-masing pesawat diawaki oleh 2 Pilot dari Airbus dan 1 Pilot dari PT. DI.

Pesawat CN-295M merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya kompatibel menggunakan night vision goggles (NVG), sehingga CN-295M merupakan pesawat angkut sedang versi militer yang dapat diandalkan di kelasnya. CN-295M mampu membawa sampai dengan total sembilan ton kargo atau kurang lebih 71 personel.

Pesawat ini juga mampu terbang sampai ketinggian 25.000 kaki dengan kecepatan jelajah maksium 260 Knot (480 Km/Jam) serta dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman dan sangat baik pada kecepatan rendah sampai dengan 110 Knots (203 Km/Jam). Dengan menggunakan 2 Mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G) pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan yang pendek (STOL/ Short Take Off & Landing) yaitu 670 m/2.200 kaki  dengan berat tertentu.

Sumber: ANTARA News /TNI

Inggris Ingin Kembali Menjadi Pemasok Alutsista

(Foto: DMC)

25 September 2012, Jakarta: Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Sekjen Kemhan RI) Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP., menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Mark Canning, Selasa (25/9) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Dalam kunjungan ini, Dubes Inggris menyampaikan keingginan Pemerintah Inggris untuk meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan dengan Indonesia.

Dubes Inggris menyampaikan, kunjungannya ini dalam rangka ingin menindaklajuti pertemuan bilateral antara Presiden RI dengan Perdana Menteri Inggris pada bulan April yang lalu, yang salah satunya adalah keinginan untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan antara kedua negara.

Menurutnya, meski hubungan kerja sama pertahanan Indonesia-Inggris sempat terganggu saat diembargonya penjualan spare part pesawat tempur Hawk buatan Inggris ke Indonesia beberapa tahun lalu, namun saat ini Inggris berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan hubungan kerjasama tersebut. Selama dua tiga bulan ini, kerjasama pertahanan kedua negara telah mengalami peningkatan terutama kerjasama di bidang pendidikan.

Dubes Inggris berharap, dalam waktu dekat diharapkan akan ada pertemuan lebih lanjut untuk membicarakan kemungkinan pembahasan MoU kerjasama pertahanan kedua negara. Melalui pembahasan ini, kedua negara dapat melihat kemungkinan seperti apa saja kerjasama yang dapat dikembangkan antara kedua negara di bidang pertahanan.

Menanggapi apa yang disampaikan Dubes Inggris untuk Indonesia tersebut, Sekjen Kemhan RI menyampaikan menyambut baik atas keinginan pemerintah Inggris. Menurutnya, kerjasama pertahanan kedua negara sudah berlangsung sejak lama. Sekjen Kemhan RI juga berharap, hubungan kerjasama pertahanan kedua negara dapat ditingkatkan lagi berdasarkan hubungan saling membutuhkan dan menguntungkan bagi kedua negara.

Turut mendampingi Sekjen Kemhan RI dalam kesempatan tersebut, Direktur Kerjasama Internasional Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan RI Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus.

Sumber: DMC

Lapan Kembali Uji Roket RX-550 pada 2013

(Foto: Lapan)

26 September 2012, Garut: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kembali menyempurnakan kemampuan roket RX-550 yang segera diluncurkan pada 2013 mendatang.

Dalam persiapannya itu, LAPAN kembali melakukan uji statik motor roket RX-550 yang akan dilakukan pada Sabtu( 29/9) di Kecamatan Pangmeungpek, Kabupaten Garut. Sejumlah alat instalasi mulai dipasang pada roket RX-550 tersebut. Kepala Balai Produksi dan Pengujian Roket LAPAN Sudihartono menyebutkan,beberapa alat tersebut terdiri dari alat untuk mengukur daya dorong, tekanan, vibrasi, tempratur, dan data visual.

Sejumlah peralatan itu, kata Sudi, akan menentukan apakah motor roket senilai Rp5 miliar ini akan layak menjalani uji terbang atau tidak di 2013 nanti. ”Roket RX-550 sendiri masih dalam tahapan penelitian dan penyempurnaan. Di 2011 lalu,kami sempat melakukan uji statik.Namun,karena tidak sempurnanya struktur material pada bagian nossel motor roket saat itu, RX-550 masih belum bisa dikatakan layak uji terbang. Sekarang, uji statik motor pendorongnya akan kita lakukan kembali,”kata dia.

Sudi mengungkapkan, belum sempurnanya struktur komponen nossel motor roket disebabkan terbatasnya kualitas material logam.Saat itu, logam pada komponen nossel motor roket hanya memiliki ketebalan 3 mm. ”Idealnya, ketebalan struktur material 6 mm. Sedangkan kondisi saat itu ketebalannya hanya 3 mm. Jadi yang seharusnya material itu bisa menahan panas sebesar 3.000 derajat celcius selama waktu pembakaran propelan sekitar 14 detik, ini malah hanya tahan dalam waktu 7 detik saja.Akibatnya, saat memasuki detik ke 8, material nossel robek dan pecah,”ungkapnya.

Seperti diketahui, nama roket RX-550 diambil dari diameter motor roket yang berdiameter 550 milimeter. Panjang motor roket setidaknya mencapai 6 meter. Sedangkan panjang keseluruhan roket bisa mencapai 9 meter lebih. Fungsi khusus roket RX-550 adalah sebagai pendorong (booster) utama yang akan membawa satelit ke luar angkasa dengan kapasitas bahan bakar jenis HTPB (hydroxyl toluen poly butadiene) sebanyak 1,8 ton.

Roket ini diprediksi memiliki jarak tempuh sejauh 150 km dengan jangkauan sepanjang 300 km. Roket RX-550 merupakan penyempurnaan beberapa roket produksi Lapan sebelumnya, yaitu RX- 420 di tahun 2009 dan RX-320 di tahun 2008. Karena belum bisa menjangkau target yang ditetapkan, kedua roket itu pada akhirnya disempurnakan kembali melalui proyek pembangunan roket RX-550.

Dana pembangunan roket RX-550 ini sebesar Rp5 miliar. Di bagian lain,Kepala Pusat Sains Antariksa LAPAN Clara Yono Yatini mengatakan, saat ini hanya ada 30 peneliti astronomi, itu pun terpusat di LAPAN. “Sebetulnya banyak, hanya saja kemungkinan penghargaan di dalam negeri terhadap mereka (peneliti antariksa) kurang,”katanya.

Sumber: SINDO

Tuesday, September 25, 2012

Leopard dan Marder Tiba Awal November 2012

Tank Marder 1A3. (Foto: ©Bundeswehr/Modes)

25 September 2012, Jakarta: Sebagian tank tempur utama (Main Battle Tank/MBT) Leopard dan tank tempur medium Marder dari Jerman dijadwalkan tiba di Indonesia pada awal November 2012 dengan pengiriman dilakukan melalui angkutan udara dan laut.

"Leopard akan dikirim bersama dengan Marder pada awal November 2012 nanti. Sekarang Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) sedang di sana dan akan pulang tanggal 30 September 2012," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin di Makodiv-1 Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Selasa.

Pengiriman tahap pertama ini, lanjut dia, akan datang sekitar 15 unit tank berbobot 60 ton itu, sementara untuk tank Marder belum diketahui berapa yang akan datang.

Staf Ahli Menhan bidang keamanan itu mengatakan, dipersiapkan dua unit pesawat yang akan digunakan khusus mengangkut tank-tank tersebut. "Tapi nanti kombinasi pengirimannya, ada yg melalui pesawat, ada juga melalui kapal," kata Hartind.

Pengiriman ini molor dari rencana semula pada Oktober 2012 mendatang karena terkendala administrasi. Pada November mendatang, tank-tank tersebut akan ditunjukkan kepada publik.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menuturkan, pemerintah membeli tank Leopard sebanyak 103 unit, tank Marder sejumlah 50 unit dan membeli 10 tank pendukung.

Finalisasi penandatanganan kontrak diharapkan bisa dilakukan akhir September 2012. "Pihak Rheinmetall (produsen) akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012," katanya.

Sumber: ANTARA News

TNI AL Siapkan Calon Awak Kapal Selam

(Foto: Kobangdikal)

25 September 2012, Surabaya: Sebanyak 141 prajurit TNI AL mengikuti seleksi Pendidikan Calon Awak Kapal Selam (Dikcawakkasel), Pendidikan Pasukan Katak (Dikpaska), Pendidikan Juru Selam (Dikjursel) dan Pendidikan Intai Amfbi (Diktaifib) Marinir, Selasa,(25/9). .

Proses seleksi berlangsung selama sepekan dipusatkan di Gedung Moleljadi Kesatrian Bumimoro Kobangdikal Surabaya. Seleksi meliputi test Kesegaran jasmani (Garjas), kesehatan lengkap, psikologi tertulis dan wawancara, mental idiologi tertulis dan wawancara serta Kesehatan jiwa (Keswa) dan diakhiri sidang Penentuan Akhir (Pantuhir) yang digelar di Mako Kodikopsla, Ujung Surabaya, Jumat (28/9). .

141 calon siswa terdiri 25 orang mengikuti test seleksi Dikcawakkasel, 39 orang Dikpaska, 24 orang Dikjursel dan 53 orang Diktaifib. .

Pada kalender pendidikan 2012, tersedia alokasi peserta pendidikan Dikcawakakasel 15 orang, Dikpaska 30 orang, Dikjursel 15 orang dan Diktaifib 30 orang. .

Para siswa yang lolos seleksi akan menempuh pendidikan di Sekolah Kapal Selam (Sekasel), Dikpaska di Sekolah Pasukan Katak (Sepaska) dan Dikjursel di Sekolah Penyelam (Seselam) di Pusat Pendidikan Khusus (Pusdiksus) Kodikopsla. .

Sedangkan Diktaifib Marinir akan menempuh Pendidikan di Sekolah Khusus (Sesus) Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) yang berada di bawah Komando Pendidikan Marinir (Kodikmar) Kobangdikal berlokasi di Gunungsari, Surabaya.

Sumber: Kobangdikal
@Berita HanKam

Sepuluh Kapal Perang Tembakan Rudal dalam Latihan Armada Jaya 2012

(Foto: Seskoal)

25 September 2012, Jakarta:Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Dr. Marsetio M.M., membuka secara resmi latihan puncak TNI AL Armada Jaya XXXI/2012 bertempat di Auditorium Jos Sudarso, Seskoal Bumi Cipulir Jakarta Selatan, Selasa (25/9/2012).

Dalam pelaksanaan Latihan Armada Jaya kali ini, mengambil tema “Melalui Latihan Armada Jaya XXXI/2012 TNI Angkatan Laut menggelar Operasi Laut Gabungan, Operasi Amphibi dan Operasi Pendaratan Administrasi di Wilayah Timur Indonesia Dalam Rangka Menjaga Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Bertindak selaku Pemimpin Umum Armada Jaya XXXI/2012 adalah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno sedangkan Direktur Latihan (Dirlat) dijabat oleh Komandan Seskoal Laksda TNI Arief Rudianto, S.E.

Rangkaian kegiatan latihan didukung oleh 6000 personel, 35 kapal perang berbagai jenis (Kapal Selam, Perusak Kawal Rudal, Kapal Cepat Rudal, Perusak Kawal, Angkut Tank, Buru Ranjau, Kapal Tanker dan Kapal Bantu Tunda), 6 pesawat udara, 1 Batalyon Tim Pendarat Marinir, serta 93 kendaraan tempur Pasukan Pendarat.

Seluruh kesenjataan TNI AL yang tergabung dalam SSAT (Sistim Senjata Armada Terpadu) akan digelar pada Armada Jaya kali ini. 10 kapal perang akan melaksanakan penembakan peluru kendali, seperti rudal Yakhont, rudal Excocet MM 40, rudal C-802 serta penembakan Torpedo Sut dari kapal selam dan Kapal Atas Air dengan sasaran kapal permukaan. Kesuksesan latihan ini merupakan salah satu indikator bahwa TNI AL siap mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI dari setiap ancaman kapanpun dan dimanapun.

Latihan Armada Jaya XXXI/2012 dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan dilaksanakan Gladi Posko tanggal 25 September 2012 sampai dengan 2 Oktober 2012, bertempat di Seskoal. Sedangkan tahap pelaksanaan dilaksanakan kegiatan Gladi Lapangan atau Manuver lapangan tanggal 9 sampai dengan 22 Oktober 2012 di Laut Jawa dan Perairan Sangata.

Kasal dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakasal Laksdya TNI Dr. Marsetio, M.M., mengatakan bahwa pada Latihan Armada Jaya kali ini merupakan ajang pengukuran dan penguatan prosedur serta mekanisme proses penembakan senjata strategis. Selain itu agar pada latihan ini dapat dimanfaatkan dalam menyongsong Latihan Gabungan TNI yang akan digelar pada tahun 2012.

Mengakhiri amanatnya Kasal mengharapkan agar seluruh personel yang terlibat dalam latihan Armada Jaya ini, melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan serius, sesuai dengan tahapan latihan yang telah ditetapkan. Ikuti prosedur dalam proses pengambilan keputusan sesuai dengan skenario latihan. Jadikan latihan ini sebagai wahana untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL yang selalu siap mengemban tugas negara.

Sumber: Penseskoal

Puspenerbal Kirim Tiga Kowal Kursus Menjadi ATC

(Foto: Puspenerbal)

25 September 2012, Surabaya: Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal) mengirimkan tiga personil Kowal, Serka (BEK/W) Dyah Permani , Serka (PKU/W) Nanik Dwi S dan Serda (KEU/W) Anna Dwi Susanti mengikuti kursus Air Traffic Services Resources Management And Training Workshop di Avionic Singapore Academy. Upacara pelepasan dipimpin Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI Sugianto, S.E., M.A.P di Mako Puspenerbal, Surabaya, Senin (24/9).

Para personil Kowal tersebut diharapkan dapat mengawaki pangkalan udara TNI AL setelah menyelesaikan kursus.

Petugas air traffic service (ATC ) bertugas memandu lalu lintas udara dengan tujuan:
- Mencegah tabrakan antar pesawat,
- Mencegah tabrakan pesawat dengan penghalang penerbangan,
- Mengatur arus lalu lintas udara yang aman, cepat dan teratur kepada pesawat terbang, baik yang berada di ground atau yang sedang terbang / melintas dengan menggunakan jalur yang telah ditentukan.

Puspenerbal berencana menggunakan lapangan terbang di Trunojoyo, Sumenep dan Blimbingsari Banyuwangi untuk melatih para penerbangnya.

Sumber: Puspenerbal
@Berita HanKam

Puspenerbal Akan Gunakan Bandara Trunojoyo

24 September 2012, Sumenep: Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut berencana memanfaatkan Bandara Trunojoyo Sumenep sebagai salah satu lokasi latihan calon penerbang TNI Angkatan Laut.

"Kami memang berminat menjadikan Bandara Trunojoyo sebagai salah satu lokasi latihan calon penerbang TNI Angkatan Laut. Kunjungan kami ke Sumenep ini dalam rangka koordinasi awal," kata Komandan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama (TNI) Sugianto di Sumenep, Senin.

Kedatangan Sugianto diterima langsung oleh Wakil Bupati Sumenep Soengkono Sidik dan sejumlah pejabat pemerintah daerah, serta Kepala Satuan Kerja Bandara Trunojoyo Dwi Ariyanto.

"Secara internal, kami ingin segera memanfaatkan Bandara Trunojoyo sebagai salah satu lokasi latihan calon penerbang TNI Angkatan Laut. Namun, itu semuanya tergantung pemerintah daerah," ujarnya.

Sugianto mengatakan, pihaknya bisa langsung menginstruksikan penerbang TNI Angkatan Laut untuk latihan di Bandara Trunojoyo.

"Pergeseran anggota (penerbang) kami beserta pesawat latih supaya latihan di Bandara Trunojoyo, bisa dilakukan kapan saja. Makin cepat makin bagus, karena Bandara Trunojoyo memang sudah layak digunakan untuk aktivitas penerbangan pesawat latih," ucapnya.

Sejak beberapa tahun lalu, Pemkab Sumenep bersama Satuan Kerja Bandara Trunojoyo selalu bersinergi untuk menambah fasilitas di bandara tersebut supaya bisa disinggahi pesawat berjadwal reguler (komersial).

Saat ini, Bandara Trunojoyo sudah dinyatakan layak untuk aktivitas penerbangan pesawat berukuran kecil dan sedang pada siang maupun malam hari.

Sejak 2010, sekolah penerbang milik PT Merpati Nusantara Airlines telah menjadikan Bandara Trunojoyo Sumenep sebagai lokasi latihan terbang pesawat bagi siswanya.

Sumber: ANTARA News

Monday, September 24, 2012

Hawk Latihan Menembak Maverick

Hawk Skadron Udara 12. (Foto: nicowijaya)

24 September 2012, Madiun: Fighter dari bumi khatulistiwa Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak dan Black Phanter dari Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, tiba di Lanud Iswahjudi dan disambut langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, S.Sos., di Shelter Skadron Udara 14, Senin (24/9).

Kehadiran para Fighter dari bumi khatulistiwa dan bumi lancang kuning tersebut, tak lain untuk mengasah kemampuan naluri Fighter sebagai penggempur dan penghacur sasaran baik udara maupun darat yang telah ditentukan dengan menggunakan roket maupun bom.

Dengan menggunakan pesawat tempur jenis Hawk 100/200, baik dari Skadron Udara 1 maupun Skadron Udara 12, latihan dimaksudkan untuk menguji kualitas ketepatan menembak bukan menghancurkan sasaran. Sementara latihan direncanakan berlangsung selama 4 hari dengan lokasi latihan di Air Weapon Range (AWR), Pulung Ponorogo.

Black Phanter dari skadron Udara 12, yang tiba lebih dulu di pimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 12 Letkol Pnb M. Yani, menyusul berikutnya, Elang Khatulistiwa dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio, dengan Komandan Skadron Letkol Pnb Radar Suharsono, yang kedatanganya di sambut langsung pula oleh Danlanud Iwj Marsma TNI M. Syaugi, S.Sos., dan segenap pejabat Lanud Iswahjudi.

Sedikitnya 60 personel Skadron Udara 1 ikut terlibat dalam latihan ini dan dipimpin langsung Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Suharsono. Adapun pesawat yang digunakan adalah TT 0225 diawaki Lettu Pnb Andres, TL 0112 diawaki Letkol Pnb Radar Suharsono dan Lettu Pnb Binggi Nobel, TT 0234 diawaki Kapten Pnb Yossi, TT 022 yang diawaki Kapten Pnb Syaifuddin, TT 0223 Lettu Pnb Ari Nugroho Widodo, TT 0221 diawaki Mayor Pnb Agung.

Sedangkan ground crew dan peralatan pendukung latihan diangkut oleh pesawat Hercules A-1314 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdana Kusuma yang dipiloti Letkol Pnb Arifin dan Copilot Mayor Pnb Beny.

Sumber: Dispenau

Yonif 900 Latihan Simulasi Penanggulangan Teroris

24 September 2012, Mataram: Batalyon Infanteri (Yonif) 900 Raider Kodam IX/Udayana menyergap sekelompok teroris yang beraksi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Jalan Udayana, Kota Mataram, Senin.

Aksi penyergapan itu merupakan bagian dari simulasi penanggulangan terorisme yang dilakukan 50 orang prajurit Yonif 900 Raider Kodam IX/Udayana.

Kepala Staf Kodam (Kasdam) IX/Udayana Brigjen TNI Pratimun selaku penanggungjawab simulasi penanggulangan terorisme itu mengatakan, indikasi masuknya jaringan terorisme ke wilayah NTB bisa terjadi sewaktu-waktu.

"Maka itu pelatihan penanggulangan terorisme di wilayah NTB terutama di Kota Mataram perlu dilakukan. Latihan ini juga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi gerakan terorisme di wilayah NTB," ujarnya.

Menurut dia, ancaman terorisme di wilayah NTB tetap ada, meskipun tidak sebesar ancaman yang terjadi di wilayah lain.

Ancaman teroris tersebut bisa dilakukan dengan memanfaatkan berbagai cara, mengingat perkembangan tehnologi informasi yang terus berkembang.

Karena itu, latihan penanganan terorisme patut dilakukan setiap tahun, agar prajurit Yonif 900 Raider selaku pasukan pemukul Kodam Udayana, semakin mengenal daerah yang berpeluang mencuat gerakan terorisme.

"Ini pertama kali digelar di NTB dan setelah ini akan digelar di Nusa Tenggara Timur (NTT), sebelumnya latihan serupa digelar di Denpasar, Bali," ujar Pratimun.

Dalam skenario penyergapan teroris di gedung DPRD NTB itu, sebanyak 50 orang prajurit Yonif 900 Raider Kodam Udayana bersenjata lengkap menyerbu ke dalam gedung DPRD NTB diJalan Udayana Kota Mataram.

Satu unit helikopter dikerahkan, enam orang prajurit bersenjata lengkap dengan sigap turun dari helikopter menggunakan tali. Wajah mereka tampak tertutup masker.

Suasana di gedung DPRD NTB mencekam, dari dalam gedung wakil rakyat itu terdengar suara tembakan bertubi-tubi. Suara bentakan serta jeritan juga terdengar jelas.

Sekitar 20 pegawai yang bertugas di DPRD NTB disandera enam orang kawanan teroris yang diduga merupakan kelompok jaringan Bali-Nusa Tenggara.

Dari luar gedung DPRD itu, tiga prajurit berupaya memanjat dinding di bagian kanan gedung berlantai tiga itu. Tim negosiasi juga terus berupaya mengalihkan perhatian teroris yang sudah menguasai gedung.

"Segera bebaskan kawan-kawan kami yang ditahan tanpa syarat. Kalau tidak kami akan bunuh semua sandera," teriak seorang teroris dari dalam gedung.

Jelang beberapa menit kembali terdengar suara tembakan dari dalam gedung bercat putih itu. Situasi semakin mencekam, terlebih para teroris juga meminta satu unit bus dan berjanji akan membebaskan sandera. Petugas pun bersedia mengikuti tuntutan teroris sehingga sejumlah sandera dibebaskan.

Tidak lama berselang seluruh petugas yang terdiri atas tim cepat langsung masuk kedalam gedung. Tiga teroris yang ada dilantai dua berhasil dilumpuhkan. Sementara tiga orang lainnya mencoba melarikan diri dengan bus sambil membawa paksa seorang sandera.

Belum jauh bus berjalan, tiba-tiba dua unit kendaraan pertempuran jarak dekat dan empat unit kendaraan roda dua menghadang pergerakan bus itu. Prajurit Raider kemudian mengepung dan memecahkan kaca bus. Prajurit Raider lainnya beraksi menggunakan helikopter.

Akhir dari skenario penyergapan kelompok teroris itu itu, keenam teroris berhasil dilumpuhkan tanpa ada korban jiwa di kalangan sandera.

Sumber: ANTARA News

Sunday, September 23, 2012

TNI AD Masih Kaji Pembelian Apache

AH-64D Apache Block III saat terbang di padang pasir dekat fasilitas Boeing, Meza, Arizona dalam uji terbang perdana, Juli 2008.  (Foto: Boeing)

23 September 2012, Jakarta: Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menjelaskan TNI Angkatan Darat (AD) masih melakukan pengkajian terkait rencana pembelian delapan unit helikopter serbu, Apache dari Amerika Serikat. Pertimbangan lainnya TNI AD membeli Black Hawk.

"Saya serahkan sepenuhnya kepada TNI AD untuk mengkaji dan menentukan pilihannya karena pembinanya Angkatan Darat, penggunanya memang Panglima TNI. Saya hanya melihat konteks dalam penggunaan ketiga matra apakah bisa kita satukan atau tidak. Kalau semuanya memungkinkan, kita akan lakukan bersama-bersama," papar Agus, Ahad (23/9).

Penggunaan helikopter serbu, seperti Apache ini cukup banyak, salah satunya bisa digunakan untuk lawan "insurgency".

"Jadi, memang kita masih memerlukan helikopter tersebut," ujarnya.

Pemerintah sendiri belum menyiapkan langkah apapun terkait rencana pengadaan helikopter serbu Apache dari AS ini. Bahkan, pemerintah belum pernah melakukan pengajuan resmi untuk membeli alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal TNI Hartind Asrin sebelumnya mengatakan, selama ini memang sudah ada lobi-lobi antara kedua negara terkait kemungkinan pengadaan helikopter serbu Apache itu.

"Namun, sejauh ini Indonesia belum memersiapkan apa-apa. Kita tunggu surat penawaran resmi dari mereka. Bukan kita yang mengajukan, mereka yang menawarkan. Kita hanya berpesan kalau mau jual Apache, tolong kita diberi tahu," tutur Hartind.

Jika surat penawaran tersebut diterima, lanjut dia maka akan ada tim yang dikirim ke Amerika Serikat guna melakukan pengecekan berbagai hal, seperti spesifikasi teknis helikopter, dan perlengkapan persenjataan. Tim tersebut berasal dari TNI Angkatan Darat, selaku calon pengguna Apache.

Selanjutnya, tim melakukan pemaparan kepada Mabes TNI untuk kemudian diteruskan ke Kementerian Pertahanan dan dilakukan rapat anggaran. Tim teknis biasanya disiapkan dulu. Biasanya dari mereka ada surat penawaran resmi, ujarnya.

Sumber: Metrotvnews