Saturday, September 8, 2012

Yonif 700 Latihan Gultor di Makassar

7 September 2012, Makassar: Pasukan TNI Batalion Raider Yonif 700 Kodam VII Wirabuana melakukan latihan Penanggulangan Teror (Gultor) di bangunan hotel Pena Mas, Makassar, Sulsel, Jumat (7/9). Latihan tersebut untuk meningkatkan dan memelihara kualitas Prajurit TNI serta kesiapan operasional Prajurit dalam menghadapi aksi terorisme yang mengancam keamanan NKRI. (Foto: ANTARA/Dewi Fajriani/ed/mes/12)

Defile Alutsista Lepas Komandan Korps Marinir

7 September 2012, Surabaya: Sejumlah prajurit Korps Marinir TNI AL melakukan defile material tempur, usai upacara tradisi pelepasan Dankormar, Letjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin, di Bhumi Marinir Karang Pilang Surabaya, Jumat (7/9). Kegiatan tersebut menandai berakhirnya jabatan Letjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin sebagai Dankormar, dan selanjutnya menjabat sebagai Kepala Basarnas. Jabatan Dankormar selanjutnya diemban oleh Brigjen TNI (Mar) A Faridz Washington. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/mes/12)

PT Dirgantara Indonesia Miliki Proyek Rp7 Triliun

C295 AU Portugal. PT DI akan merakit pesawat angkut C295 pesanan TNI AU. (Foto: Airbus Military)

8 September 2012, Jakarta: Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sedang kebanjiran pesanan pembuatan pesawat dan komponennya. "Dirgantara memperoleh kontrak pembuatan pesawat dan komponen senilai lebih Rp7 triliun yang harus selesai tiga tahun," kata Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (7/9).

Untuk melaksanakan proyek tersebut, pemerintah siap mengucurkan penyertaan modal negara (PMN) untuk PT DI kapanpun BUMN ini memintanya. Pasalnya, perseroan itu dinilai memiliki peluang besar untuk semakin berkembang kemudian hari.

Dahlan Iskan menyampaikan produsen pesawat terbang Airbus telah menjalin kontrak lifetime dengan perseroan untuk memproduksi sejumlah komponen bagi pesawat mereka.

"Komponen itu untuk pesawat Airbus seri 320, 330, 340, 380 dan 350. Jadi kalau lihat pesawat Airbus 380 yang gagah itu, bagian dari sayapnya adalah buatan Bandung dengan kontrak lifetime," kata Dahlan.

Melalui kontrak lifetime itu maka Dirgantara Indonesia akan terus bermitra dengan Airbus sepanjang perusahaan itu masih memperoduksi pesawat. Kerja sama dengan Airbus ini terbilang kemajuan positif karena menyumbang pemasukan hingga 25 persen dari keseluruhan omzet PTDI.

Selain kontrak dengan Airbus, ada pula kerja sama dengan pabrik Boeing di Korea. Dengan Boeing Korea ini kemitraan yang dijalin lebih sebagai subkontrak sebab PT DI tak langsung bermitra dengan pabrik pusat Boeing di Amerika Serikat.

Dirgantara Indonesia mendapat pesanan hingga 68 unit helikopter. Sementara untuk pesawat CN-212 yang sempat tersisa enam unit pun habis. Maskapai Merpati yang berminat pada pesawat itu ujung-ujungnya tak kebagian.

Kementerian BUMN siap memberi tambahan modal kerja. Injeksi modal senilai Rp1 triliun dilakukan pemerintah kepada perseroan pada tahun lalu. Dana itu terbukti dapat memperbaiki necara keuangannya hingga dipercaya perbankan untuk mendapat pinjaman.

"Waktu itu PTDI dapat pesanan dari Kementerian Pertahanan, karena cairnya dana tunggu APBN dulu maka mereka cari pinjaman ke bank. Sampai hari ini, saya cek apakah pinjaman ke BRI Rp1 triliun itu lancar, dan ternyata lancar sekali pengembaliannya," ucap Dahlan Iskan.

Adakah pinjaman lagi selain dari BRI? Dahlan menjawab, "Akan terus ada. Akan ada pinjaman lagi untuk pengembangan pesawat N-295. Kita tenderkan waktu itu dan yang menang adalah BNP. Itu yang akan mendanai N-295. Berapa nilainya saya lupa".

Saat ini, Kementerian BUMN mendorong PTDI segera menyelesaikan proyek pengembangan pesawat transpor militer menengah N-295 sebanyak sembilan unit. Pesawat itu akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan TNI-AU menggantikan Fokker-27, ditargetkan rampung pada 2014.

Sebanyak 60 personel PTDI dikirim secara bertahap ke Airbus Military (dahulu Casa yang melebur ke Airbus Military) di Spanyol. Tak hanya terkait pada kebutuhan di dalam negeri, yakni untuk operasional TNI-AU, tapi juga ada ikatan bisnis dengan Airbus Military untuk menjadikan PT DI sebagai pusat pengiriman (delivery center) pesawat-pesawat C295 di kawasan Asia-Pasifik.

"Teknisi dan pilot yang menerbangkan pesawat itu ke Indonesia diharapkan sebelum 5 Oktober tiba. Setelah itu, kita akan kirim komponen-komponen untuk N-295 ke Spanyol terus dirakit di sana. Akan ada sekitar 2 sampai 4 pesawat yang nanti dikirim ke sini dalam bentuk pesawat jadi. Berikutnya, mereka yang kirim beberapa komponen ke sini dan kita buat lebih banyak komponen di sini, lalu N-295 dirakit di Bandung," tutur Dahlan.

Pesawat angkut sedang tersebut untuk penggunaan di Indonesia akan disebut N-295. Namun untuk pemasaran Asia-Pasifik disebut CN-295 dan untuk penjualan di kawasan lain, tetap sebagai C-295. Berdasarkan kerjasama itu, PTDI mengerjakan komponen-komponen tertentu N295 yang selanjutnya diintegrasikan di pabrik Airbus Military. Setelah empat atau lima pesawat dikerjakan di Spanyol, selanjutnya keseluruhan produksi dilaksanakan di Bandung.

Sebelumnya, Sonny Saleh Ibrahim selaku Asisten Dirut PTDI Bidang Sistem Manajemen Mutu Perusahaan menjelaskan, targetnya sembilan pesawat yang dibutuhkan TNI-AU pada tahun ini akan diselesaikan dua pesawat. "Tipe pesawat angkut sedang N-295 cocok untuk kondisi geografis Indonesia, khususnya dalam operasi-operasi penerjunan personil yang selama 35 tahun terakhir perannya dilakukan oleh Fokker F-27, " katanya.

Tingkat kecocokan dengan medan Indonesia itu karena penerjunan pasukan kerap harus dilakukan pada ketinggian rendah mengingat wilayahnya berpulau-pulau, atau wilayah-wilayah perkotaan padat penduduk.

N-295 berkapasitas angkut 45 personil, di atas CN-235 yang untuk 35 personil, namun jauh di bawah pesawat transport berat C-130 Hercules yang mampu membawa 90 personel. Pesawat ini multi fungsi, operasi militer, logistik, kemanusiaan, maupun evakuasi medis.

Sumber: Koran Jurnal Parlemen

Thursday, September 6, 2012

Australia Pastikan Hibahka 4 C-130H Hercules, Proses Pembelian 6 Hercules Belum Dimulai

Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro (kiri), berbincang bersama Menteri Perhubungan Indonesia EE Mangindaan (kedua kanan) dan Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith (kedua kiri) serta Menteri Infrastruktur dan Transportasi Anthony Albanese (kanan) usai upacara penyambutan di Gedung Kementrian Pertahanan, Jakarta, Selasa (4/9). Kunjungan Menteri Australia tersebut dalam rangka menjalin kerja sama pertahanan dan program di bawah Paket Bantuan Keselamatan Transportasi Indonesia (ITSAP). (Foto: ANTARA/Zabur Karuru/mes/12)

5 September 2012, Jakarta: Pemerintah Australia memastikan akan menghibahkan empat pesawat Hercules jenis C-130 kepada pemerintah Indonesia. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Australia, Stephen Francis Smith usai pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (5/9).

Terkait hibah, Menhan Purnomo terima kasih kepada Pemerintah Australia melalui Menteri Pertahanan. Sedangkan enam Hercules lainnya dari Australia, menurut Purnomo, bukan digratiskan, melainkan dijual.

“Meskipun empat Hercules itu dihibahkan tentu kita perlu biaya untuk up grading atau dibuatkan sesuai keinginan kita,” katanya. Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsuddin mengatakan Hercules akan digunakan untuk transportasi udara dan untuk bantuan kemanusiaan.

Pengadaan Hercules transportasi dan pengangkutan bantuan kemanusiaan, dinilai Sjafrie, sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Sjafrie: Proses Pembelian 6 Hercules dari Australia Belum Dimulai

Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsuddin, mengatakan, rencana pembelian enam Hercules dari Australia harus melewati proses, baik proses administrasi, proses politik maupun proses pembelian. “Ketiga-tiganya itu belum implementasi,” kata Sjafrie Sjamsuddin di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (5/9).

Untuk mengimplementasikan rencana pembelian itu, menurut Sjafrie, Kemhan akan mengajukan proses administrasi yang bersamaan waktunya dengan mengajukan proses politik dengan DPR. Kemhan juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan soal alokasi anggarannya. “Setelah itu baru semuanya bisa jalan ke proses pembelian,” katanya.

Seluruh armada C-130H Hercules RAAF akan dipensiunkan tahun ini, digantikan tipe C-130J Hercules dan C-17. Pesawat telah berusia lebih 30 tahun akan dihibahkan 4 unit ke pemerintah Indonesia sedangkan sisanya direncanakan dibeli oleh Indonesia.

Proses pembelian yang disepakati, kata Sjafrie, adalah Army Military Self Office (AMSO), satu bentuk baru Departemen Pertahanan Australia, sama dengan proses Foreign Miliatry Sales (FMS) di Amerika Serikat. “Jadi itu bentuk linearnya adalah proses government to Government,” katanya.

Menurutnya, seandainya proses administrasi, proses politik dan proses anggaran bisa dilakukan maka pembeliannya melalui AMSO.

Sjafrie juga menjamin, proses pembelian alutsista berjalan secara transparan dan akuntabel. Karena proses pengadaan harus terlebih dahulu mendapatkan supervisi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan dikonsultasikan dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Biasanya pembelian selalu berpikir prevention. Artinya, prosesnya bisa dilakukan atau tidak. Jika tidak, apa yang mesti diperhatikan,” katanya.

Sjafrie mencontohkan, pembelian Main Battle Tank seperti Tank Leopard dari Jerman, semuanya masuk di boks akuntabilitas terlebih dahulu, baru dilakukan pembelian. “Jadi kalau ada pengamat yang mengkritik, itu bagian dari upaya bagaimana meningkatkan ketelitian dalam proses pembelian,” katanya.

Sumber: Jurnas

Wednesday, September 5, 2012

Pemerintah Menyetujui Penjualan Senjata ke Irak dan Uganda

Anoa Ambulance, Pindad Indonesia. (Foto: Berita HanKam)

5 September 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan menyepakati penjualan alat utama sistem persenjataan oleh PT Pindad Persero dengan Irak dan Uganda. Meskipun begitu, penjualan ini masih dalam penjajakan dan tahap memperkenalkan produk buatan industri pertahanan Indonesia.

"Baru pada tahap introduksi, tapi yang paling penting adalah proses setelahnya," kata Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, kepada Tempo di Jakarta, Rabu, 5 September 2012.

Proses pengenalan produk alutsista oleh PT Pindad nanti akan dilakukan bersama tim dari Kementerian Pertahanan. Tim bersama PT Pindad akan berangkat ke Uganda pada September ini. "Sekitar minggu ketiga," ujar Sjafrie.

Materi yang akan dibicarakan, kata Sjafrie, terutama mengenai penawaran produk alutsista dan non-alutsista dari Indonesia. "Utamanya senjata serbu, panser anoa, dan juga akan mengenalkan sejumlah pesawat buatan Indonesia," ujarnya.

Di lain pihak, pengadaan alutsista dengan Irak diawali dengan pertemuan dengan delegasi tinggi Irak. Pada awal Oktober mendatang, Irak akan mengirim wakil menteri pertahanan mereka ke Indonesia. "Dalam pertemuan itu, salah satu agenda kami menerbangkan delegasi dengan pesawat produksi dalam negeri ke Bandung, Surabaya, dan Solo," ujar Sjafrie.

Sebelumnya, Direktur Utama Pindad Adik Avianto mengatakan Irak akan meninjau pabrik Pindad sekaligus melihat proses pembuatannya. Kunjungan direncanakan bakal berlangsung pada 6 Oktober 2012. Irak kabarnya membutuhkan rompi tahan peluru, helm, sepatu lars, dan seragam. Irak juga tertarik dengan Panser Anoa.

Sumber: TEMPO

Daftar Belanja Alutsista Kemhan

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) dan Panglima TNI Agus Suhartono (kanan) saat bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR, di kompeks MPR DPR Senayan, Jakarta, Rabu (5/9). Rapat kerja tersebut membahas dana optimalisasi Kementerian Pertahanan tahun anggaran 2012 sebesar Rp 678 miliar serta pemberangkatan tiga unit Mi-17 ke Kongo dalam rangka penguatan pasukan perdamaian Indonesia di Kongo. (Foto: ANTARA/Rosa Panggabean/ed/ama/12)

5 September 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memaparkan program pembelian alutsista saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, Rabu (5/9). Kemhan telah menyusun 21 kegiatan prioritas pembelian alutsista TNI.

Lima program telah disetujui Komisi I (tanda bintang telah dicabut):
1. Pembelian helikopter angkut untuk TNI AD.
2. Pembelian tank amphibi BMP-3F untuk Korps Marinir.
3. Pembelian enam unit jet tempur Sukhoi Su-30MK2.
4. Pembelian jet latih/tempur ringan T-50 Golden Eye, pengganti Hawk MK-53.
5. Pembelian pesawat angkut NC-295, pengganti F-27.
6. Pembelian tiga kapal selam elektrik.

Dua program dalam proses persetujuan Komisi I:
7. Pembelian helikopter serbu berikut persenjataan dan amunisinya untuk TNI AD.
8. Pembelian enam helikopter misi kombat SAR EC-725 untuk TNI AU.

Dua program dalam proses persetujuan Kemenkeu:
9. Pembelian rudal Arhanud untuk TNI AD.
10. Pembelian ME Armed 155 Howitzer untuk TNI AD.

Program-program dalam proses penyelesaian administrasi di Mabes TNI:
11. Pembelian Rantis 2,5 ton 4x4, kendaraan angkut untuk TNI AD.
12. Pembelian helikopter serang beserta persenjataan dan amunisinya untuk TNI AD.
13. Pembelian Ranpur Main Battle Tank.
14. Pembelian Launch Rocket System(MLRS) untuk TNI AD.
15. Pembelian korvet kelas Nakhoda Ragam.
16. Pembelian kapal bantu hidro oseanografi.
17. Pembelian kapal latih “tall ship”, pengganti KRI Dewa Ruci.
18. Pembelian pesawat patroli maritim CN-235MPA untuk TNI AL.
19. Pembelian helikopter anti-kapal selam beserta suku cadangnya untuk TNI AL.
20. Pembelian panser amphibi BTR-80A untuk Korps Marinir.
21. Pembelian MLRS untuk Korps Marinir.

Sumber: Jurnal Parlemen
@Berita HanKam

Indonesia dan Australia Perkuat Kerjasama di Bidang Hankam

Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro (kedua kiri) bersama Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith (kedua kanan) menukar naskah kerjasama tentang kerangka kerjasama keamanan dan rencana aksi kerjasama pertahanan disaksikan Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta (kiri) serta Menteri Urusan Alusista sekaligus Menteri Dalam Negeri dan Hukum Australia Jason Dean Clare (kanan) saat pertemuan bilateral di Kementrian Pertahanan, Jakarta, Rabu (5/9). Dengan pertemuan bilateral antara Kementerian Pertahanan RI dan Departemen Pertahanan Australia tersebut diharapkan dapat memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerja sama dalam bidang pertahanan dan militer. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru/ama/12)

4 September 2012, Jakarta: Pemerintah Indonesia dengan Australia terus memperkuat hubungan kerjasama di bidang Pertahanan dan Keamanan. Hal ini ditandai dengan kunjungan Tiga Delegasi Menteri Australia untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Pemerintah Indonesia. Dalam pertemuan ini Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro; Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, dan Menteri Perhubungan EE Mangindaan mewakili Pemerintah Indonesia.

Pertemuan kedua delagasi tersebut untuk membahas kerjasama bilateral khususnya bidang pertahanan yang selama ini sudah terjalin dengan baik, serta meningkatkan kerjasama dimasa akan datang.

Kedatangan Delegasi Australia disambut dengan upacara militer yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro yang dilaksanakan diKantor Kementerian Pertahanan pada Selasa, 04 September 2012. Dalam upacara ini hadir pula dua Menteri lainnya yang menyertai Menteri Pertahanan Australia Hon Stephen Smith. Mereka adalah Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia Anthony Albanese serta Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum Hon. Jason Dean Clare.

Setelah upacara berlangsung kemudian acara dilanjutkan dengan pertemuan tertutup antara Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, serta Menteri Perhubungan EE Mangindaan dengan Menteri Pertahanan Australia Stephen Francis Smith beserta Delegasi lainnya.

Sumber: Ristek

Komisi I Dukung Penggunaan Dana Optimalisasi Kemhan

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) dan Panglima TNI Agus Suhartono (kanan) saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di kompeks MPR DPR Senayan, Jakarta, Rabu (5/9). Rapat kerja tersebut membahas dana optimalisasi Kementerian Pertahanan tahun anggaran 2012 sebesar Rp 678 miliar serta pemberangkatan tiga unit Mi-17 ke Kongo dalam rangka penguatan pasukan perdamaian Indonesia di Kongo. (Foto: ANTARA/Rosa Panggabean/ed/ama/12)

5 September 2012, Jakarta: Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq menjelaskan, Komisi I mendukung penggunaan dana optimalisasi Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada APBN-P 2012 sebesar Rp 678 miliar.

"Komisi I telah memberikan dukungan bagi penggunaan dana optimalisasi sebesar Rp 678 miliar dari APBN-P 2012, di mana Kementerian Pertahanan mendapatkan alokasi Rp 72 triliun, untuk pengadaan alat enkripsi bagi Mabes TNI dan pengadaan alat kelengkapan selam bagi TNI AL," ujar Mahfudz Siddiq menjelang memimpin raker dengan Menhan dan jajarannya di Gedung DPR, Rabu (5/9).

Mahfudz mengatakan, Kemhan pada RAPBN 2013 diusulkan untuk mendapatkan anggaran sekitar Rp 77 triliun, atau meningkat Rp 5 triliun dari anggaran di 2012. "Dengan peningkatan anggaran itu, maka dana optimalisasinya juga diperkirakan meningkat. Namun besarannya berapa belum tahu, tergantung dalam pembahasan nantinya di Komisi dan Banggar," ujarnya.

Kata Mahfudz, terkait dana optimalisasi Kemhan di 2013, Komisi I akan mendorong alokasi anggaran optimalisasi untuk TNI dipergunakan untuk pengadaan dan peremajaan kendaraan dinas prajurit.

"Sebenarnya usulan soal pentingnya pengadaan dan peremajaan untuk kendaraan dinas bagi prajurit TNI sudah mencuat kuat saat ini di Komisi I. Hal ini didasari atas rasa keprihatinan dari berbagai kunker anggota Komisi I selama ini, yang menemukan fakta banyaknya kendaraan operasional TNI yang sudah tidak layak dan sudah tua," ujarnya.

Menurut Mahfudz, raker dengan Kemhan sore ini sendiri dengan agenda mendengarkan penjelasan Menhan, Panglima TNI, dan Menkeu, soal perkembangan pembahasan dana optimalisasi Kemhan RI/TNI TA 2012 Rp 678 miliar, penjelasan perkembangan rencana pengiriman tiga unit MI-12 ke Kongo dalam rangka penguatan pasukan perdamaian di Indonesia di Kongo, dan perkembangan penyelesaian 21 pengadaan alutsista yang menjadi prioritas.

Sumber: Jurnal Parlemen

Parlemen Tunggu Penjelasan Penambahan Hibah F-16 dari AS

Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa (kanan) dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton (kiri) saat memberi keterangan pers usai pertemuan bilateral di Kemenlu, Jakarta, Senin (3/9). Pertemuan bilateral tersebut merupakan kelanjutan dari serangkaian perbincangan sebelumnya termasuk ASEAN Regional Forum yang dihelat di Pnom Penh pada Juli 2012 lalu serta kerjasama bilateral antara dua negara serta isu-isu terkini di negara kawasan.

5 September 2012, Jakarta: Indonesia akan mendapat tambahan pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Menteri luar negeri AS,Hillary Clinton menilai hibah tersebut sebagai bentuk dukungan konkret AS terhadap keamanan Indonesia. Hal ini di sampaikan oleh Menlu RI Marti Natalegawa.

Namun sejauh ini, Komisi I DPR yang membidangi pertahanan dan hubungan luar negeri belum tahu apakah yang dimaksud dengan pemberian hibah pesawat F-16 itu seperti yang sudah di janjikan oleh AS sejak lama sebanyak 24 unit atau ada tambahan. "Sehingga jumlahnya lebih dari itu," ujar Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/9).

Oleh karena itu, kata Hasanuddin, posisi Komisi I saat ini menunggu penjelasan dari Pemerintah dan Kemenhan. "Kalau soal hibah F-16 sebanyak 24 unit itu sudah dibahas di Komisi I. Termasuk besaran anggarannya untuk perbaikan sekitar USD 600 juta," katanya.

Prinsipnya, sejauh hibah F-16 itu tidak ada persyaratan politiknya, tidak memberatkan kepentingan nasional dan tidak ada syarat-syarat lain dibelakang hari, maka Komisi I dapat memahami jika Pemerintah akan menerima tawaran hibah F-16 tersebut.

"Walau sesungguhnya Komisi I DPR sudah berulangkali mengatakan kepada Pemerintah perlunya modernisasi alutsista, termasuk soal pesawat dalam kondisi baru," tegasnya.

Sumber: Jurnal Parlemen

Tiga Kapal Perang Tolakan Brunei Tiba Tahun Depan

KDB Bendhara Sakam-29, KDB Jerambak-30 dan KDB Nakhoda Ragam-28 tiga kapal perang kelas Nakhoda Ragam teronggok di Glasglow selama 10 tahun. (Foto: Jeff Thomasson)

4 September 2012, Jakarta: Program pengadaan kapal perang jenis fregat dari Brunei Darussalam diperkirakan mulai terealisasi tahun depan. Rencana pembelian itu sempat ditentang kalangan DPR karena kualitas kapal diragukan.

Meski demikian, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno memastikan bahwa kondisi kapal perang itu dalam kondisi sempurna.Tiga unit kapal buatan Inggris tersebut akan datang bertahap mulai 2013 hingga 2014. KSAL menilai Indonesia sangat beruntung mendapatkan tiga unit kapal itu. Pasalnya, kapal yang sudah dipersenjatai lengkap itu dibeli dengan harga murah.

“Hanya mengeluarkan USD380 juta untuk tiga unit.Brunei saja membeli kapal tersebut dengan harga satuan sebesar USD600 juta,” katanya di Jakarta kemarin. Menurut dia, Brunei tak jadi membeli kapal fregat dari Inggris tersebut karena merasa tak cocok secara nonteknis. “Mereka memesan kapal besar, tapi ternyata angkatan lautnya sedikit. Begitu (kapal) mau jadi, mereka bingung,” terangnya.

Di satu sisi,Indonesia tengah membutuhkan penguatan kapal perang untuk TNI Angkatan Laut. Hal ini dilihat sebagai peluang untuk mendapat tambahan kapal dengan harga murah karena Brunei sendiri tak jadi memakainya. Apalagi, kapal tersebut telah dipersenjatai lengkap. Tak hanya itu, kapal itu juga dibuat dengan spesifikasi yang tinggi.

“Saya sudah melihatnya, tidak ada kendala teknis. Alat-alatnya justru nomor satu semua karena yang memesan negara kaya,”lanjutnya. Soeparno menyebut, jika Indonesia memesan sendiri kapal jenis yang sama dengan spesifikasi serupa, tidak akan cukup anggarannya. “Kalau pesan sendiri, mana mungkin kita mendapatkan sebanyak itu,”cetus dia.

Kalangan wakil rakyat di Komisi I DPR sebelumnya mempersoalkan pembelian tiga kapal tempur berjenis Multi Role Light Fregate itu. Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menyatakan ada persoalan teknis yang membuat Brunei tak jadi membelinya. Hasanuddin menilai, ada ketidaksesuaian spesifikasi pesanan dari BAE,perusahaan pembuat kapal tersebut.“Bahkan, ada informasi bahwa spesifikasinya diturunkan sehingga Sultan Brunei tidak mau membayarnya,” tuturnya.

Akibat membatalkan pembelian secara sepihak, BAE kemudian memperkarakan Brunei ke Arbitrase Internasional pada 2007. Brunei pun terpaksa membeli. Alhasil, kapal tak terpakai dan Brunei mencoba untuk menjualnya kembali. Dalam tahap penawaran, sejumlah negara menolak, termasuk Vietnam. Pada awalnya, Indonesia sempat menolak karena kapal ini memiliki kendala teknis yakni pada stabilitas kapal.

Pada saat dipakai pada kecepatan tinggi, kapal menjadi miring. Ada informasi juga yang menyatakan bahwa meriamnya tidak bisa tepat sasaran. Karena alasan inilah kemudian pembelian itu dipertanyakan. Protes juga dilayangkan anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Salim Mengga. Menurutnya, mubazir jika TNI AL justru membeli kapal dengan spesifikasi yang diragukan ketangguhannya.

Sumber: SINDO

Tuesday, September 4, 2012

Kopassus dan SASR Latihan Bersama di Bandung

(Foto: Kopassus)

4 September 2012, Bandung: Danpusdikpassus Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa bertindak sebagai Inspektur Upacara pada pembukaan Latma Dawn Komodo XII/2012 di lapangan upacara Pusdikpassus,Batujajar Bandung, Selasa (4/9/2012).

Latihan bersama antara Kopassus dan Special Air Service Regiment (SASR) Australia tersebut direncanakan akan berlangsung di Pusdikpassus sampai 15 September 2012 mendatang dengan diikuti oleh 30 personel Kopassus dan 18 personel dari pasukan khusus Australia.Dalam latihan selama kurang lebih dua minggu ini, kedua delegasi akan berlatih sejumlah materi diantanya menembak reaksi , Pertempuran Jarak Pendek dan pembebasan tawanan dihutan.



Danjen Kopassus dalam amanatnya yang dibacakan Danpusdikpassus mengatakan Latihan Bersama Dawn Komodo XII tahun 2012 ini adalah kelanjutan dari latihan bersama Dawn Kokabura tahun 2011 yang lalu, sebagai bentuk dari kerjasama militer antara Kopassus dan SASR Australia yang merupakan perwujudan dari hubungan bilateral antara kedua negara di bidang pertahanan.

Ditambahkan oleh Danjen bahwa tujuan latihan bersama ini selain untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit, juga dimaksudkan untuk membangun keterpaduan antara pasukan khusus Indonesia dan pasukan khusus Australia.

Diharapkan melalui latihan bersama ini akan diperoleh gambaran sejauhmana kekuatan, kemampuan dan kesiagaan operasi pasukan khusus kedua negara dalam menghadapi setiap ancaman yang akan mengganggu kedaulatan masing-masing Negara.

Sumber: Kopassus

Brigade Tim Tempur Kostrad Lumpuhkan Sasaran Musuh



4 September 2012, Martapura: Dengan semangat pantang menyerah, pasukan Brigade Tim Pertempuran (BTP) 9/Kostrad yang terlibat dalam Latihan antar kecabangan tingkat Brigade tahun 2012 berhasil melumpuhkan beberapa sasaran.

Dalam latihan tersebut para prajurit TNI Angkatan Darat dengan berbagai kecabangan bersinergi dalam satu misi berhasil menghancurkan musuh yang ingin membentuk negara baru (Neba) di Wilayah Sumatera Selatan. Latihan tersebut puncaknya ketika materi serangan dengan menggempur musuh pada Senin (03/09).

Musuh yang berkekuatan satu batalyon berhasil di bumi hanguskan oleh Pasukan BTP yang teridiri dari Yonif Linud 501, Yonif 509, Yonif 514 Raider, 1 Kompi Mekanis Yonif 201, 1 Ki Kav Tank 8, 2 Rai Armed (1 Rai Meriam 76 tarik ; 1 Rai Armed Meriam 105 tarik), 1 Rai Arhanudri RBS 70, 1 Kompi Zipur 10, 1 Squadron Penerbad. Selain itu juga didukung oleh satuan Banmin yang terdiri dari Perhubungan, Peralatan, Pembekalan dan Angkutan, Polisi Militer, Kesehatan, Satgas Penerangan dan Satgas lainnya.

Dalam latihan antar kecabangan tingkat Brigade hadir para Pangkotama TNI AD dan disaksikan langsung oleh KASAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wiboyo yang terus memantau latihan yang dimulai tepat pada pukul 08.00 dan berakhir hingga pukul 12.30 wib. Latihan yang telah diperagakan oleh para prajurit TNI AD dapat disaksikan langsung di titik tinjau tamu Puslatpur Baturaja yang luasnya mencapai sekitar kurang lebih 42.000 Ha.

Setelah sasaran musuh berhasil direbut di tempat konsolidasi, Pramono Edhie Wibowo melakukan pengarahan kepada sejumlah prajurit yang terlibat dalam latihan tersebut. Dalam latihan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edi Wibowo memberi apresiasi yang tinggi kepada para pelaku latihan antar kecabangan tersebut karena melakukan dengan penuh semangat dan dalam keadaan aman.

Lebih lanjut dikatakan bahwa latihan ancab tingkat brigade merupakan latihan terbesar yang pernah dilakukan oleh TNI AD pada tingkat Brigade pada kurun beberapa tahun terakhir ini. Sebab latihan tingkat brigade hanya pernah dilakukan pada tahun 1996. Setelah itu tidak pernah dilakukan lagi akibat berbagai kendala. KASAD juga dalam arahannya memberikan penekanan bahwa keberhasilan dalam latihan ini bukanlah merupakan akhir segalanya. Sebab latihan ini dianggap berhasil apabila selamat hingga sampai ditempat tujuan dengan selamat sampai hingga ketemu keluarga kembali.

Kedepan latihan diharapkan agar lebih disempurnakan lagi dengan memberikan masukan yang bersifat konsruktif dalam mekanisme latihan baik secara taktis maupun teknis sehingga kedepannya akan lebih baik dan lebih profesional lagi dalam menjalankan latihan khususnya ditubuh TNI Angkatan Darat.

Sumber: Satgaspen

Indonesia dan Australia Bahas Percepatan Hibah Hercules

Sersan Robert Hobbs dan Richard Falkenmire menunjukan brevet “Flight Engineer” di pangkalan udara Richmond, C-130H Hercules dari No. 37 Squadron menjadi latar belakang. Kedua prajurit tersebut menjadi menjadi lulusan Flight Engineer C-130H Hercules terakhir yang dilatih oleh Royal Australia Air Force (RAAF), mengakhiri era-54 tahun Flight Engineer berdinas di skuadron transport RAAF. C-130H Hercules akan dipensiunkan pada Desember 2012, dan akan dihibahkan ke TNI AU. (Foto: RAAF)

4 September 2012, Jakarta: Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Marsdya TNI Erris Herryanto, S.IP, MA, mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Australia Dencan Edward Lewis, Selasa (4/8) di kantor Kemhan, Jakarta. Pertemuan yang dilaksanakan usai pertemuan bilateral antara Menhan RI dengan Menhan Australia tersebut, diantaranya membahas hal – hal terkait dengan upaya percepatan proses hibah empat pesawat Hercules C-130H dari Australia kepada Indonesia.

Menhan RI Menerima Kunjungan Kehormatan Menhan Australia

Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Australia Hon. Stephen Francis Smith, Selasa (4/9) di Kantor Kemhan RI, Jakarta. Dalam kunjungannya di Kemhan RI, Menhan Australia diterima oleh Menhan RI dengan upacara jajar kehormatan di halaman depan kantor Kemhan RI. Turut mendampingi Menhan antara lain Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Eris Herryanto dan sejumlah pejabat eselon I Kemhan RI.

Kunjungan Menhan Australia kepada Menhan, Purnomo Yusgiantoro kali ini juga di dampingi oleh Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia Hon. Anthony Albanese dan Duta Besar Australia untuk Indonesia H.E Mr. Greg Moriarty. Sementara itu saat melakukan pembicaraan di ruang Menteri, Menhan RI juga didampingi Menteri Perhubungan, E.E. Mangindaan dan Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta.

Adapun maksud dari kunjungan Menhan Australia dan Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia ini adalah untuk melakukan pembicaraan bilateral di berbagai bidang. Pembicaraan akan mencakup berbagai masalah termasuk kerja sama pertahanan dan kerja sama yang sedang berlangsung di bawah Paket Bantuan Keselamatan Transportasi Indonesia (ITSAP).

Sumber: DMC

KASAD: Peralatan Perang Tua TNI AD Diupayakan Diganti

(Foto: Puslatpur)

4 September 2012, Palembang: Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, banyak peralatan perang sekarang ini sudah berusia tua, sehingga tidak efektif lagi digunakan.

Bahkan ada tank yang umurnya lebih tua yakni pengadaan tahun 1954, kata Ksad saat ramah tamah dengan jajaran Pemerintah Provinsi Sumsel di Palembang, Senin malam.

Dalam ramah tamah tersebut dihadiri langsung Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dan Kapolda Irjen Pol Dikdik Mulyana A Mansyur.

Lebih lanjut Ksad mengatakan, saat melaksanakan peninjauan latihan bersama di Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur lalu peralatan yang digunakan jauh tertinggal.

Oleh karena itu pihaknya berupaya agar peralatan tersebut diganti yang terbaik, kata dia.

Bahkan, pihaknya telah membeli peralatan dari luar negeri yang lebih canggih dan nantinya Kodam II/Sriwijaya akan mendapatkan.

Peralatan canggih sangat mendukung kekuatan prajurit sehingga itu perlu dimaksimalkan, kata dia.

Begitu juga sarana transportasi, Kodam II/Sriwijaya akan mendapatkan bantuan helikopter.

Dalam kesempatan itu Ksad juga berharap, agar prajurit TNI dan Polri serta masyarakat harus selalu kompak, maka kondisi keamanan akan selalu tercipta.

Gubernur menyatakan menyambut baik atas kehadiran Ksad di provinsi ini karena itu sebagai kehormatan bagi masyarakat Sumsel.

Dalam kesempatan itu gubernur juga menjelaskan tentang potensi daerah Sumsel yang cukup kaya akan sumber daya alam.

Sumber: ANTARA News

KSAD: Anggaran Latihan TNI-AD Naik 157 persen

(Foto: Puslatpur)

4 September 2012, Palembang: Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, anggaran latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat pada 2012 mengalami kenaikan 157 persen dibandingkan tahun 2011.

Oleh karena itu, pihaknya pada 5 Oktober 2012 juga akan menambah jumlah peralatan tempur berupa roket, meriam dan tank, kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo tanpa merinci jumlah anggaran dimaksud pada kunjungannya ke Sumatera Selatan melihat dari dekat Latihan Tempur Antar-Cabang TNI AD di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklat TNI AD Ogan Komering Ulu, Senin.

Dikemukakannya, dengan adanya penambahan peralatan itu, maka pihaknya mulai tahun ini akan menghidupkan kembali dua Bataliyon Tank, dua Bataliyon Roket dan dua Bataliyon Meriam di seluruh Artileri Medan (Armed).

Sementara, Komandan Brigif 92 Kostrad Letkol Inf Suparlan secara terpisah menjelaskan, latihan tempur tersebut perencanaannya sudah dilakukan sejak dua hari lalu untuk memaksimalkan seluruh persenjataan yang dimiliki TNI AD.

Mengenai senjata berat selama latihan tempur itu, Ia mengatakan bahwa telah meluncurkan 140 hingga 200 unit roket, 200 unit meriam, 16 unit tank scorpion, kendaraan tempur anoa dan 3.000 personil untuk memukul mundur musuh.

Skenario pelatihan sendiri, kata dia, dimulai dengan perjalanan seluruh Ancab TNI AD dari Jawa Timur (Jatim) yang melintasi laut dengan menggunakan fasilitas enam unit kapal perang.

Selanjutnya diutus tim penyusup di lokasi musuh dan akhirnya jumlah kekuatan pasukan tempur negara baru tersebut bisa diketahui, yakni hanya satu bataliyon.

"Setelah itu kita langsung melakukan penyerangan dengan kekuatan penuh, namun sebelumnya 1.500 warga sekitar kami ungsikan terlebih dahulu ke tempat aman," katanya menjelaskan.

Sementara itu, bagi 1.500 pengungsi yang diamankan di Batumarta Unit I, Ogan Komering Ulu (OKU) mendapatkan pemulihan mental, pengobatan dan lain sebagainya oleh pasukan TNI AD dari Kodim 0403 OKU.

"Dalam latihan ini, para pengungsi juga kita beri tempat berlindung dan akomodasi, serta kebutuhan lainnya agar mereka bisa nyaman dan bertahan hidup selama pertempuran," kata Wadansatgas Ter Lat Ancab BTP, Mayor Suhardi menambahkan.

Sementara di Palembang, Senin malam KSAD mengadakan ramah tamah dengan Gubernur H Alex Noerdin beserta jajaran pejabat di lingkungan Pemprov Sumatera Selatan.

Sumber: ANTARA News

Monday, September 3, 2012

Latihan Terbesar Sepanjang Sejarah TNI AD Dimulai

(Foto: Puslatpur)

3 September 2012, Martapura: Latihan Antarkecabangan Tingkat Brigade yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) di wilayah Objek Militer Baturaja (Omiba), Sumatera Selatan (Sumsel), merupakan latihan terbesar yang pernah dilakukan sepanjang sejarah TNI AD.

Latihan yang puncaknya akan dilaksanakan pada Senin (3/9) ini akan menggunakan seluruh persenjataan yang dimiliki TNI AD. Komandan Korps Pendidikan Latihan TNI AD Letnan Jenderal TNI Gatot Nuryanto mengatakan, persenjataan tua dan yang paling canggih, baik buatan dalam maupun luar negeri, akan digunakan dalam latihan tempur tersebut. “Kita punya senjata serbu, yang kualitasnya diakui oleh dunia yang dibuat oleh Pindad.

Pasukan khusus kita sudah menggunakannya, selanjutnya kita juga akan menggunakan senjata meriam kaliber 105, kaliber 76, dan mortir berkaliber 81,” ujar jenderal bintang tiga ini. Menurut dia, di samping persenjataan lengkap, anggota TNI AD juga didukung peralatan tempur canggih udara, seperti helikopter tempur Mi-35P, Mi-17,dan helikopter Bell serta helikopter Bolcow yang berjumlah sekitar 18 unit.

“Kita tidak akan main-main dengan latihan kali ini. Senjata yang digunakan adalah senjata tercanggih dan terbaru, peralatan tua dan yang terbaru. Bisa dikatakan dari persenjataan kakek-kakek sampai anak cucu digunakan dalam latihan tempur antar kecabangan ini,” ungkap Gatot. Dia menjelaskan, latihan tempur kali ini juga didukung oleh puluhan tank Scorpion, belasan panser Anoa serta peralatan tempur pendukung lainnya. selain itu, dalam pelatihan tempur antar kecabangan itu juga akan melibatkan 4.300 anggota TNI dari beberapa batalion.

“Ini merupakan cerminan keseriusan anggota TNI dalam melakukan latihan. Presiden dan KSAD sudah berpesan agar latihan tempur ini dilaksanakan layaknya perang,” timpalnya. Adapun tujuan diadakannya latihan tempur yang merupakan latihan terbesar sepanjang sejarah itu, Gatot menuturkan, bahwa hal itu dilakukan untuk memberikan pesan kepada mereka yang memberikan kritikan serta meragukan kekuatan TNI selama ini.

Latihan tersebut juga merupakan pertanggungjawaban terhadap rakyat Indonesia. “Ini juga merupakan latihan yang merupakan persiapan untuk melaksanakan latihan gabungan yang akan dilaksanakan di wilayah Kalimantan akhir tahun ini,”paparnya. Informasinya, 4.300 prajurit yang akan mengikuti latihan tempur tersebut berasal dari beberapa batalion, seperti Batalion 409,Batalion 401,dan Batalion 414.

Pasukan khusus didaratkan pada 28 Agustus 2012, dilanjutkan dengan perebutan jembatan penghubung serta merebut Landasan Udara Gatot Soebroto. Karena di wilayah Lampung tidak terdapat wilayah yang dapat digunakan untuk melakukan serangan dengan senjata tajam, latihan total kemudian dilaksanakan di wilayah Omiba.

Latihan Perang TNI Didukung Jaringan 3G

Latihan perang TNI Angkatan Darat di kawasan Pusat Pelatihan Tempur (Puslatpur) TNI di Martapura, OKU Timur, pada 3 September 2012 didukung teknologi komunikasi canggih jaringan 3G berkecepatan tinggi hingga 7,2 Mbps.

Pihak yang mendukung jaringan 3G tersebut adalah PT Telkomsel Region Sumbagsel. Head of Sales and Customer Care Region Sumbagsel Division Syaiful Bachri mengatakan, hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan penuh terhadap agenda khusus TNI di Puslatpur Martapura.Acara ini juga dihadiri Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo dan undangan dari seluruh perwakilan TNI seluruh Indonesia.

“Telkomsel mengoptimalisasi jaringan untuk menjamin kenyamanan dan kelancaran komunikasi, meliputi suara dan data para peserta dan tamu undangan yang hadir. Kami juga terus berupaya memastikan masyarakat di wilayah OKU, khususnya di wilayah Baruraja, dapat menikmati layanan komunikasi yang berkualitas melalui jaringan 3G berkecepatan tinggi di seluruh wilayah tersebut dengan produk Telkomsel,” ucap Syaiful kemarin.

Dia mengatakan, untuk menjamin kenyamanan berkomunikasi, baik layanan suara, SMS, maupun data,Telkomsel menyiapkan 180 BTS 2G dan 3G serta menempatkan satu unit compact mobile base transceiver (Combat) yang merupakan BTS bergerak yang ditempatkan di sekitar lokasi Puslatpur.

Sumber: SINDO

Gallery Persiapan dan Peluncuran KRI Klewang-625





Sumber: North Sea Boats

Latgab TNI Dimulai

KasumTNI Marsdya Daryatmo (kiri) secara simbolik menyematkan tanda peserta kepada perwakilan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI saat upacara pembukaan latihan di Markas Komando Divisi Infanteri-1 Kostrad, Cilodong, Depok, Jabar, Senin (27/8). Latihan gabungan yang melibatkan seluruh unsur TNI yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI AU itu diikuti 2.500 prajurit yangt akan dilaksanakan pada 31 Agustus sampai 9 September 2012 di Natuna. (Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso/ur)

3 September 2012, Natuna, Kepulauan Riau: Latihan Gabungan TNI dimulai dan akan dibuka secara resmi oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, di Natuna, Kepulauan Riau, Selasa besok (4/9). Latihan puncak ini diikuti sekitar 2.500 personel TNI AD, TNI AL dan TNI AU. "Besok pagi sekitar pukul 06.00 WIB, Panglima dan rombongan menuju Pulau Sengiap dengan helikopter meninjau pantai pendaratan amfibi," kata Direktur Latihan Kolonel (Inf) Ainurrahman usai menyambut kedatangan Panglima di Bandara Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Ranai, Natuna, Senin.

Suhartono mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Ranai sekitar pukul 17.30 WIB, Senin, menumpang pesawat transport TNI AU didampingi sejumlah petinggi tiga matra TNI.

Kedatangan Panglima disambut Pangdam I/Bukit Barisan, Mayor Jenderal TNI Lodewijk Freidrich Paulus, Komandan Korem 033/Wirapratama, Brigjen TNI Deni K Irawan, Komandan Pangkalan TNI AU Ranai, Letkol Psk Tribowo S Cahyono, sejumlah petinggi TNI dan pejabat di lingkungan pemerintah Kabupaten Natuna.

Menurut Ainurrahman, latihan gabungan yang akan digelar bernama Latihan Lapangan PPRC Kilat XXIX TA 2012 dengan diikuti sekitar 2.500 personel.

Kesatuan yang dilibatkan dalam latihan tersebut, jelas dia, terdiri atas Sat Linud Yonif 330, Paskhas TNI AU, Korps Marinir, infanteri, KDOL (Komando Depan Operasi Lintas Udara), IFAM (Intai Amfibi) dan beberapa satuan lainnya.

"Sejumlah kesenjataan akan dilibatkan untuk mendukung pelaksanaan latihan, di antaranya pesawat tempur, kapal perang dan tank," katanya.

Mengenai tema latihan, jelas dia, yaitu melaksanakan operasi penindakan untuk memulihkan situasi Natuna dalam rangka mengembalikan integritas NKRI.

Pada Selasa pagi, kata dia, ratusan personel Linud akan melakukan penerjunan dari udara di Bandara Lanud Ranai dan selanjutnya bergerak melumpuhkan kekuatan musuh yang menguasai sejumlah objek vital.

Selain itu, ratusan pasukan amfibi juga akan melakukan pendaratan di Pantai Sengiap dengan sasaran melumpuhkan kekuatan musuh yang telah menguasai pulau tersebut.

"Materi latihan terdiri atas operasi lintas udara, operasi amfibi, operasi dukungan udara, operasi penggabungan dan operasi serangan darat gabungan," tuturnya.

Dia menambahkan, latihan tersebut pada prinsipnya bertujuan untuk menuntut kesiapsiagaan operasional dan ketanggapsegeraan untuk menghadapi setiap ancaman dan gangguan dari luar negeri maupun dalam negeri.

"Upaya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI tersebut, telah digelar satuan-satuan TNI dari berbagai matra sesuai tugas dan fungsi masing-masing dan di antaranya peran satuan PPRC sebagai penindak awal terhadap `trouble spot` yang terjadi di seluruh NKRI," tuturnya.

Sumber: ANTARA News

Timor Leste Berminat Pesan Panser dari PINDAD

Panser Anoa produksi PINDAD. (Foto: Puslatpur)

2 September 2012, Bandung: Timor Leste akan memesan panser atau tank dari PT Pindad Persero pada tahun ini. "Saat ini masih proses negosiasi, tinggal penyelesaiannya," kata Direktur Utama Pindad Adik Avianto, Sabtu, 1 September 2012.

Ia akan berangkat ke Timor Leste pada 12 September 2012 mendatang bersama tim perusahaan untuk menandatangani surat perjanjian dengan delegasi Timor Lester. Menurut Adik, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan telah setuju dengan rencana ekspor panser.

Setelah penandatanganan, proses selanjutnya adalah membicarakan perjanjian pembayaran. Nantinya negara tersebut membayar secara kredit ke Bank Mandiri. Mengenai nilai pembelian, Adik belum bisa menjelaskan. Sebab, "Timor Leste belum memastikan jenis panser yang dipesan. Jadi tergantung kebutuhan," ujar Adik. Begitu juga dengan jumlah yang akan dipesan.

Harga panser dengan jenis 4 x 4 atau yang biasa digunakan pada medan ringan, seperti perkotaan, harga per unitnya Rp 4 miliar. Namun harga akan naik jika ditambah dengan aksesori seperti senjata atau kamera pengintai. Sedangkan panser bagi medan berat, atau jenis 6 x 6, harga per unitnya Rp 8 miliar.

Penjualan Alutsista ke Luar Negeri Diperketat

Pemerintah menerapkan kebijakan satu pintu untuk penjualan alutsista ke luar negeri. Nantinya, alutsista produksi perusahaan di bawah BUMN itu harus dijual melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan). Pemerintah tidak ingin penyimpangan dalam kasus penjualan senjata ke Filipina beberapa tahun lalu terulang lagi.

"Belajar dari kasus penjualan senjata sebelumnya yang ditengarai tidak sesuai negara tujuan, maka dalam penjualan produk-produk alutsista buatan dalam negeri, ke depannya akan dilakukan secara ketat, hanya satu pintu saja, yaitu Kemhan," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro seusai menghadiri Raker dengan Komisi I DPR, Senin (3/9).

Hal ini disampaikan Menhan, terkait meningkatnya minat dan permintaan alutsista produksi dalam negeri oleh negara-negara di kawasan Afrika dan Timur Tengah.

Menhan mengatakan, penjualan senjata, Panser Anoa, pesawat patroli militer buatan PT DI, hanya akan dilakukan secara government to government atau G to G. "Hal ini sekaligus agar jelas, negara mana yang minat dengan produksi alutsista kita itu, jenisnya apa dan tingkat kebutuhannya. Kita tidak ingin alutsista produksi dalam negeri disalahgunakan juga," ujarnya.

Lebih lanjut Menhan mengatakan, tingginya minat negara lain terhadap alutsista produksi dalam negeri ini, diharapkan dapat menambah pemasukan negara di luar pajak. Menhan menambahkan, tingginya ketertarikan alutsista produksi dalam negeri dari negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika, merupakan potensi besar untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai pasar terbuka dari produk alutsista RI.

Sementara, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq menyatakan memahami kebijakan pemerintah untuk menjual alutsista dalam negeri lewat satu pintu yaitu Kemhan. Meski demikian, DPR berharap ke depannya hal ini mesti dikaji ulang. Misal, membuat semacam perusahaan konsorsium atau holding company sendiri, yang khusus bertugas memasarkan alutsista produksi dalam negeri. Hal ini sejalan dengan pembahasan RUU Industri Pertahanan (Inhan).

"Kita harapkan UU Inhan itu nantinya, termasuk juga mengatur mekanisme penjualan alutsista dalam negeri, akan dilakukan oleh lembabaga mana. Sekarang ini kan yang berkembang akan dilakukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di mana di dalamnya juga ada Kemhan dan Menneg BUMN," ujarnya.

Sumber: TEMPO/Jurnal Parlemen

Parlemen Menyambut Baik Kedatangan Super Tucano

Sebuah pesawat Super Tucano melewati terowongan air dari mobil pemadam kebakaran sebagai bentuk penyambutan saat mendarat di Pangkalan Induk Skadron 21, Lanud Abd Saleh, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/9). Pesawat tempur Super Tucano yang menggantikan pesawat pengintai OV-10 Bronco tersebut mempunyai peralatan navigasi yang lebih canggih serta dilengkapi persenjataan peluru kendali, bom dan roket. (Foto: ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO/ss/nz/12)

3 September 2012, Jakarta: Komisi I menyambut baik atas tibanya empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 buatan pabrikan Embraer dari Brasil.

"Empat pesawat latih Super Tucano itu merupakan bagian 16 pesawat Super Tucano yang dipesan TNI AU untuk kepentingan pengkaderan bagi pilot tempur. Keseluruhan pesawat latih yang dipesan itu diharapkan pada 2013 secara keseluruhan mesti tiba di Tanah Air," ujar Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/9).

Menurut Mahfudz, DPR berharap kehadiran dua skuadron pesawat latih itu nantinya semakin mewujudkan modernisasi alutsista TNI, mendekati postur alutsista minimum. "Termasuk kehadiran pesawat latih tersebut sebagai upaya modernisasi bagi kapal latih tempur," ujarnya.

Mahfudz mengatakan, selain mendukung pengadaan dua skuadron pesawat latih Super Tucano, Komisi I juga telah memberikan dukungan bagi pembelian dua skuadron pesawat latih seri T-50 dari Korea Selatan.

"Diharapkan pesawat latih T-50 dari Korsel itu mulai 2013 juga mulai tiba di Tanah Air. Sehingga hal itu akan semakin memperkokoh skuadron satuan pesawat latih bagi TNI untuk mencetak pilot tempur di masa datang lebih banyak lagi, yang terampil dalam menguasai teknologi pesawat tempur yang canggih di era saat ini dan ke depannya," ujarnya.

Mahfudz mengatakan, dipilihnya pembelian pesawat latih T-50 dari Korsel itu, sebagai bagian dari upaya produksi pesawat tempur bersama bagi kedua negara, yaitu KFX. "Penggunaan pesawat latih T-50 menggunakan sistem dan teknologi yang telah mendekati dari teknologi yang digunakan pesawat tempur KFX, generasi lebih muda dari pesawat jenis F-16 dari AS," tegasnya.

Seperti diketahui, empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/9) siang. Pada 17 September 2012, keempat pesawat itu akan diserahkan secara resmi ke negara atau ke pihak TNI AU.

Sumber: Jurnal Parlemen

Kapal Latih China Bersandar di Surabaya

Sejumlah masyarakat keturunan Tionghoa menyambut kedatangan kapal latih Republik Rakyat China (RRC), Zhenghe-81 yang bersandar di Pelabuhan Gapura Surya, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (3/9). Kapal latih yang membawa 311 pelaut, termasuk 110 kadet Akademi Kelautan Dalian, 13 Kadet perempuan dan dua kadet dari negara Brunai Darussalam tersebut untuk mempererat persahabatan kedua Angkatan Laut. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/12)

3 September 2012, Surabaya: Pukul 10.00 wib pada hari Senin 03 September 2012, kapal latih Republik Rakyat China yang diberi nama “Zhenghe” memasuki perairan Tanjung Perak Surabaya, yang merupakan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia.

Kapal latih AL China ini yang mempunyai panjang 132 M, lebar 16 M, Draff 5 M dan Dispesment 6100 ton disambut hangat oleh Athan China, Komandan Lantamal V Laksamana Pertama TNI Sumadi, S.Sos, Para Asisten Danlantamal V, Perwira Koarmatim, AAL, Konjen China serta paguyuban masyarakat keturunan China yang tinggal diSurabaya dan sekitarnya.

Adapun maksud kedatangan kapal latih ini di Surabaya yaitu mempererat persahabatan dan kerjasama kedua negara dan kedua angakatan laut. Komandan kapal latih Zhenghe adalah Captain Fan Kuiju. Onboat Gubernur Dallian Naval Akademi Senior Captain Jiang Guoping dan deputi Kepala Staf Angkatan Laut China, Rear Admiral Liao Shining yang disambut dengan tarian selamat datang khas Jawa Timuran yaitu Ngremo, ada juga Barongsai dan tidak ketinggalan Reog Ponorogo juga ikut tampil untuk menyambut kedatangan kapal Zhenghe.

Kapal latih ini membawa 311 pelaut, termasuk 110 kadet Akademi Kelautan Dalian, 13 Kadet perempuandan 2 kadet dari negara Brunai Darussalam.

Selama berada di Surabaya dari tanggal 3-7 September 2012, akan melaksanakan beberapa kegiatan antara lain : Kunjungan kehormatan ke Koarmatim, kunjungan kehormatan ke Gubernur Jawa Timur, open ship, kunjungan kehormatan ke Komandan Kobangdikal dan Gubernur AAL, olah raga bersama, cooktail party, kegiatan pertunjukan musik.

Kapal Latih Zheng He mengawali pelayaran lima bulan dari pelabuhan kota Dalian di timur laut China pada pertengahan April lalu. Kapal ini akan singgah di 11 pelabuhan negara-negara yang dikunjunginya termasuk Vietnam, Malaysia, Indonesia, Brunei, India, Italia, Spanyol, Equador dan Kanada. Pelayaran sejauh 30.000 mil laut ini konon seperti napak tilas pelayaran Cheng Ho.

Sumber: Lantamal V

Super Tucano Mendarat di Malang

Empat pesawat Super Tucano beratraksi dengan membentuk formasi sebelum mendarat di Pangkalan Induk Skadron 21, Lanud Abd Saleh, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/9). Pesawat tempur Super Tucano yang menggantikan pesawat pengintai OV-10 Bronco tersebut mempunyai peralatan navigasi yang lebih canggih serta dilengkapi persenjataan peluru kendali, bom dan roket. (Foto: ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO/ss/nz/12)

2 September 2012, Malang, Jawa Timur: Empat EMB-314 Super Tucano tipe kursi ganda tiba di Pangkalan Udara Utama Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Sabtu. Mereka dipiloti delapan pilot pabrikan Embraer, Brazil, yang mengantar dalam penerbangan selama 12 hari.

Di Malang, keempat Super Tucano dalam kofigurasi standar tanpa senjata itu diterima Panglima Komando Operasi Udara II TNI AU, Marsekal Muda TNI AU Agus Supriatna, dan sejumlah pucuk pimpinan setempat.

Super Tucano, pesawat kontra insurgensi dan intai strategis ditetapkan menggantikan OV-10F Bronco, yang dipensiunkan pada 2007.

"Pesawat ini belum diserahkan secara resmi, pada 17 September nanti baru ada penyerahan resmi ke negara atau TNI AU," kata Supriatna. Super Tucano ditempatkan di Skuadron Udara 21, skuadron udara yang sempat dinonaktifkan pada masa lalu.

Ia mengemukakan, TNI AU memesan 16 Super Tucano yang semuanya tipe kursi ganda. Batch pertama empat unit tiba, disusul batch kedua pada awal 2013 dan batch pamungkas pada akhir 2013. Di ASEAN, baru Indonesia yang menggunakan pesawat tersebut.

Namun negara-negara Amerika Latin sudah cukup lama memakai Super Tucano, di antaranya Venezuela, Brazil, dan Meksiko. Untuk mendaratkan keempat Super Tucano itu ke Indonesia, empat kapten pilot Embraer mengendalikannya, yaitu Almir Sumar De Azevedo, Carlos Moreira Chaster, Airton Manoel Rodrigues, dan William Souza.

Sumber: ANTARA News