Empat pesawat Super Tucano beratraksi dengan membentuk formasi sebelum mendarat di Pangkalan Induk Skadron 21, Lanud Abd Saleh, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/9). Pesawat tempur Super Tucano yang menggantikan pesawat pengintai OV-10 Bronco tersebut mempunyai peralatan navigasi yang lebih canggih serta dilengkapi persenjataan peluru kendali, bom dan roket. (Foto: ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO/ss/nz/12)
2 September 2012, Malang, Jawa Timur: Empat EMB-314 Super Tucano tipe kursi ganda tiba di Pangkalan Udara Utama Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Sabtu. Mereka dipiloti delapan pilot pabrikan Embraer, Brazil, yang mengantar dalam penerbangan selama 12 hari.
Di Malang, keempat Super Tucano dalam kofigurasi standar tanpa senjata itu diterima Panglima Komando Operasi Udara II TNI AU, Marsekal Muda TNI AU Agus Supriatna, dan sejumlah pucuk pimpinan setempat.
Super Tucano, pesawat kontra insurgensi dan intai strategis ditetapkan menggantikan OV-10F Bronco, yang dipensiunkan pada 2007.
"Pesawat ini belum diserahkan secara resmi, pada 17 September nanti baru ada penyerahan resmi ke negara atau TNI AU," kata Supriatna. Super Tucano ditempatkan di Skuadron Udara 21, skuadron udara yang sempat dinonaktifkan pada masa lalu.
Ia mengemukakan, TNI AU memesan 16 Super Tucano yang semuanya tipe kursi ganda. Batch pertama empat unit tiba, disusul batch kedua pada awal 2013 dan batch pamungkas pada akhir 2013. Di ASEAN, baru Indonesia yang menggunakan pesawat tersebut.
Namun negara-negara Amerika Latin sudah cukup lama memakai Super Tucano, di antaranya Venezuela, Brazil, dan Meksiko. Untuk mendaratkan keempat Super Tucano itu ke Indonesia, empat kapten pilot Embraer mengendalikannya, yaitu Almir Sumar De Azevedo, Carlos Moreira Chaster, Airton Manoel Rodrigues, dan William Souza.
Sumber: ANTARA News
No comments:
Post a Comment