Friday, April 27, 2012

Tank Leopard Belanda Terancam Batal Dibeli Indonesia

Leopard 2A6 Royal Netherlands Army. (Foto: Battle14)

26 April 2012, Amsterdam: Beberapa minggu yang lalu Kabinet Belanda telah menyetujui penjualan sekitar delapan puluh Tank Leopard ke Indonesia dengan nilai transaksi sekitar 200 juta Euro.

Namun demikian, harian de Telegraaf dalam berita utamanya hari ini (26/04) memberitakan bahwa perjanjian itu terancam batal menyusul jatuhnya kabinet Belanda akhir pekan lalu.

Menurut informasi yang didapatkan harian populer di Belanda ini, Menlu demisioner Rosenthal yang berwenang mengeluarkan ijin penjualan, tidak berani mempertahankan rencana penjualan tank di hadapan parlemen Belanda.  

HAM
Mayoritas anggota parlemen Belanda sebelumnya menolak penjualan tank ke Indonesia karena buruknya situasi HAM di Indonesia.

Sebelumnya, Partai PVV pimpinan Geert Wilders, yang mendukung koalisi pemerintahan minoritas Perdana Menteri Rutte, menyatakan akan mendukung penjualan tank itu. Namun, karena sekarang mereka keluar dari koalisi, dukungan baru harus dicari. Saat ini tengah dilakukan perundingan dengan Partai Buruh PvdA.  

Buru-buru
Indonesia sendiri ingin secepat mungkin membeli tank-tank baru itu. Kalau sampai pertengahan Mei belum ada kepastian dari pemerintah Belanda, bisa-bisa perjanjian akan batal.

Saat ini Jerman yang juga punya kelebihan armada tank pun berniat menjualnya ke Indonesia. Kalau sampai penjualan tank ke Indonesia ini gagal, Belanda akan rugi besar karena Departemen Pertahanan sangat membutuhkan dana untuk membeli alat-alat pertahanan baru, seperti pesawat tanpa awak. Demikian tulis de Telegraaf.

Sumber: RNW

Komisi I Dukung Rencana TNI AD Beli Tank Leopard

Leopard 2A4M. (Photo credit: Capt. Susan Magill)

27 April 2012, Senayan: Komisi I DPR RI sepakat untuk mendukung rencana TNI AD membeli tank Leopard produksi Jerman. Sebelumnya banyak anggota Komisi Pertahanan yang menolak rencana pembelian tank bekas pakai Belanda ini. Mereka menolak karena perangkat perang ini tak sesuai dengan kondisi geografi Indonesia dan alih teknologinya sulit direalisasikan oleh produsen.

Komisi I akan mengiyakan secara resmi rencana TNI AD ini dengan catatan, sepanjang tidak ada upaya politisasi dari pihak mana pun. Selain itu, pembelian tank tersebut harus dilakukan langsung ke produsen di Jerman.

"Dengan demikian, memungkinkan adanya alih teknologi dan kerja sama pemeliharaan antara produsen dan PT Pindad," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Jumat (27/4). Menurut Mahfudz, pembelian langsung ke produsen tank Leopard di Jerman akan memungkinkan modifikasi sesuai kebutuhan Indonesia dan lebih efisien harganya. Meskipun hampir semua anggotanya menyatakan dukungan, hingga kini Komisi I DPR belum mengeluarkan keputusan resmi guna menyetujui rencana ini.

Keputusan resmi akan dikeluarkan setelah anggaran untuk menggolkan rencana ini dianggap sesuai. "Ya, Komisi I memang belum memutuskan persetujuan anggaran untuk pengadaan tank tersebut," ujar Wasekjen DPP PKS ini.

Sumber: Jurnal Parlemen

Thursday, April 26, 2012

Kapal Perang AL Prancis Mampir di Makassar

Sejumlah awak Kapal perang Perancis jenis Fregat, FNS Vendemiaire F743 di sambut tarian tradisional saat bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Kamis (26/4). (Foto: TEMPO/iqbal Lubis)

26 April 2012, Makassar: Kapal Perang Angkatan Laut Prancis Frigate Vandemiare F-734 merapat di Pelabuhan Hatta, Makassar, Kamis (26/4). Kapal yang dikomandani Commander Stanislasdes Chargeres ini merupakan kapal perang kelas frigate buatan Chantiers de I'Atlantique 1992 dengan panjang 93,5 meter bobot 2.600 ton dengan jumlah anak buah kapal 89 orang.

Kapal ini sebelumnya berangkat dari pelabuhan Malaysia. Frigate Vandemiare akan berada di Makassar empat hari dan menggelar sejumlah kegiatan dengan bertemu anggota Lantamal VI, Pemerintah Kota Makassar, Pemerintah Provinsi Sulsel, dan Kodam VII/Wirabuana. Bahkan, mereka juga akan mengunjungi sejumlah tempat wisata. "Kami juga akan menggelar laga sepakbola persahabatan dengan Lantamal VII dan nantinya akan menggelar latihan perang bersama AL Indonesia di Jakarta.

Ini sesuai dengan kesepakatan kerja sama Indonesia dengan Prancis dalam bidang militer saat kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Syafrie Syamsuddin di Prancis dua bulan lalu," terang Stanislasdes, Kamis. Selama berada di Makassar, AL Perancis juga memberi kesempatan bagi mahasiswa dan pelajar untuk melihat-lihat isi kapal perangnya tersebut pada Sabtu (28/4) dengan menggelar open ship.

Sumber: MICOM

Bakorkamla Gandeng Kobangdikal Matangkan Pembentukan "DRCL"


25 April 2012, Surabaya: Surabaya - Badan Koordinasi Keamanan Laut mematangkan rencana pembentukan Detasemen Reaksi Cepat Laut (DRCL) yang akan menjadi unit andalan untuk mengatasi berbagai tindak pidana di wilayah perairan Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari rencana itu, Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksamana Madya TNI Didik Heru Purnomo menemui Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) Laksda TNI Sadiman di Bumimoro, Surabaya, Rabu. "Selain bersilaturahmi, pertemuan ini juga untuk menindaklanjuti tim Bakorkamla yang lebih dulu berkunjung pada 11 April lalu, guna mematangkan rencana merealisasikan Detasemen Reaksi Cepat Laut," katanya.

Menurut ia, DRCL bisa menjadi unit andalan dalam upaya mengatasi berbagai tindak pidana yang selama ini sering terjadi di wilayah perairan Indonesia. Namun, tugas, fungsi dan kewenangan unit ini tunduk pada undang-undang dan peraturan lainnya yang berlaku, serta tetap bekerja sama dengan instansi lain yang memiliki tugas dan kewenangan sama.

"Instansi lain itu seperti TNI AL, kepolisian, Bea dan Cukai, imigrasi, Departemen Kelautan dan Perikanan. Bahkan, anggota detasemen nantinya diambil dari instansi-instansi yang tergabung dalam Bakorkamla itu," ujar mantan Kasum TNI itu.

Terkait peran Kobangdikal, Laksdya Didik Heru menambahkan lembaga pendidikan ini bisa menyiapkan sumber daya manusia untuk personel DRCL, yang posturnya nanti tidak jauh berbeda dengan prajurit TNI AL.

Komandan Kobangdikal Laksda TNI Sadiman menyambut baik pembentukan DRCL dan lembaganya siap bekerja sama merealisasikan rencana tersebut. "Pada dasarnya kami siap untuk membantu, terutama dalam penyiapan personel yang akan dididik untuk menjadi anggota DRCL, tetapi tentu setelah ada perintah lebih lanjut dari pimpinan TNI AL untuk," katanya.

Para prinsipnya, lanjut Sadiman, penyiapan personel DRCL tidak jauh beda dengan penyiapan personel TNI AL yang akan ditempatkan di kapal-kapal perang.

Sumber: ANTARA Jatim

KRI Sura-802 dan BRP Magat Salamat-PS 20 Gelar Corpat Philindo-26

BRP Magat Salamat PS – 20.

25 April 2012, Bitung: Kapal Perang Angkatan Laut Philipina BRP Magat Salamat PS – 20 bersama KRI Sura 802 tiba di Dermaga TNI AL Samla Bitung dalam rangka kegiatan Patroli Terkoordinasi (Coordinated Border Patrol Philippine Indonesia – CORPAT PHILINDO) ke 26 tahun 2012.

Kegiatan yang akan dilaksanakan mulai 25 April 2012 – 2 Mei 2012 akan dibuka secara resmi di Gedung Serba Guna Mako Lantamal VIII Manado hari Rabu jam 09.00 WITA oleh Danlantamal VIII Manado Laksma TNI Guguk Handayani dan Komandan Gugus Tempur Laut Mindanao Timur Commodore Philip L Cacayan.

 “Kami berharap dengan diadakanya kegiatan seperti ini dapat meningkatkan keamanan dan hubungan baik antara Indonesia – Philipina,“ ujar Letkol Luzviminda A Camacho, Komandan kapal perang Philipina, BRP Magat Salamat PS 20 sesaat setelah upacara penyambutan di Dermaga TNI AL Samla Bitung yang disertai dengan pengalungan bunga oleh Asisten Danlantamal VIII Letkol Laut (P) Suradi Agung Slamet.

“Sasaran utama Patroli Terkoordinasi ini adalah selain menjaga pertahanan dan keamanan masing – masing negara, juga untuk mempererat hubungan antara Indonesia dengan Philipina,” terang Asops Danlantamal VIII di sela – sela acara penyambutan BRP Magat Salamat PS 20. Hal senada juga diutarakan oleh Komandan KRI Sura 802 terkait kegiatan ini. “Kita bertetangga dengan Philipina, maka kegiatan ini sangat penting bagi hubungan baik Philipina dan Indonesia,” jelas Mayor Laut (P) Fafan Yudo Brahmono, Komandan KRI Sura 802.

 “Kami membawa 52 ABK, 7 Perwira dan 29 Ship Riders yang terlibat dalam Patroli Terkoordinasi ini,” terang seorang wanita yang telah 2 kali menjadi Komandan Kapal Perang Philipina selama kurun 2 tahun terakhir. Sedangkan dari pihak Indonesia membawa 42 prajurit andalan matra laut pengawak KRI Sura 802.

Sementara itu, Komandan Gugus Tempur Laut Mindanao Timur Commodore Philips L Cacayan beserta Kolonel Robert EM Pedrad mendarat dengan pesawat Angkatan Laut Philipina 320 pada hari yang sama pada pukul 11.00 Wita di Pangkalan Udara TNI AL Manado dan langsung disambut oleh Danlantamal VIII Manado Laksma TNI Guguk Handayani beserta beberapa pejabat Lantamal VIII Manado dengan tradisi upacara penyambutan khas TNI AL.

Sumber: Dispenlant8

Kapal Perang Perancis Frigate Vandemiare Singgah di Makassar


24 April 2012, Makassar: Seorang pasukan marinir TNI AL, berjaga-jaga di dekat kapal perang Frigate Vandemiare F. 734 milik angkatan laut Perancis saat sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulsel, Kamis (26/4). Kapal perang kapal Frigate Vandemiare F. 734 yang membawa 89 ABK tersebut akan melakukan kunjungan di Makassar selama 26-30 April 2012 dan selanjutnya akan melakukan kunjungan ke Timor Leste dan Australia. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ed/nz/12)

Kapal perang Perancis jenis Fregat, FNS Vendemiaire F743 di sambut tarian tradisional saat bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Kamis (26/4). (Foto: TEMPO/iqbal Lubis)

Kapal perang Perancis jenis Fregat, FNS Vendemiaire F743 bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Kamis (26/4). Kedatangan kapal tersebut dalam rangka kunjungan persahabatan antara AL Perancis dengan TNI AL selama 4 hari.(Foto: TEMPO/iqbal Lubis)

Kapal perang Perancis jenis Fregat, FNS Vendemiaire F743 di sambut tarian tradisional saat bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Kamis (26/4). (Foto: TEMPO/iqbal Lubis)

Wednesday, April 25, 2012

Ekspedisi Khatulistiwa Jelajahi Perbatasan RI-Malaysia

Sejumlah anggota TNI yang mengikuti Ekspedisi Khatulistiwa 2012 tiba di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (3/4). Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang diikuti 1.173 peserta dari TNI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , Wanadri, Resimen Mahasiswa (Menwa) dan mahasiswa tersebut, akan melakukan penjelajahan serta penelitian di wilayah perbatasan dari Tanjung Datuk (Kalimantan Barat) hingga Pulau Sebatik (Kalimantan Timur) selama 3,5 bulan. (Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang/ed/mes/12)

 25 April 2011, Nunukan: Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 menjelajahi wilayah Nunukan Kalimantan Timur dari Pulau Sebatik yang berbatasan dengan Sabah, Malaysia, sampai Kecamatan Krayan yang berbatasan dengan Negeri Serawak, Malaysia, selama sekitar 106 hari.

"Pada intinya, misi dari pada Ekspedisi Khatulistiwa 2012 ini adalah ingin melestarikan wilayah perbatasan NKRI," kata Mayor Inf Achiruddin, Wakil Komandan (Wadan) Sub Koordinator Wilayah 5 Nunukan di Sei Menggaris, Nunukan, Rabu. Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 akan melaksanakan berbagai kegiatan di tiga kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia di Kaltim, yakni Nunukan, Kutai Barat dan Malinau dengan panjang wilayah perbatasan 1.038 kilometer.

Tim itu terdiri dari 212 anggota Kopassus, 45 personel Kostrad, 96 personel Raider, 39 Marinir TNI AL, 50 personel Paskhas TNI AU, 10 personel Dittopad, delapan personel Penerbad, 11 Disiarahad, satu orang Dispenad, satu Pusiarah TNI, 48 dari unsur mahasiswa, delapan orang Menwa, tiga anggota Wanadri dan dua wartawan.

Menurut Achiruddin, berbagai kegiatan dilakukan Tim Ekspedisi Khatulistiwa, di antaranya menjelajahi dan memantau patok-patok perbatasan, melakukan penelitian terhadap kehidupan flora dan fauna di hutan-hutan, melakukan kegiatan sosial budaya bagi masyarakat perbatasan dan juga mengamati kondisi keamanan negara.

Selama perjalanan, katanya, Tim juga melakukan pemantauan terhadap titik-titik yang rawan bencana seperti longsor, serta meneliti kawasan-kawasan yang memiliki kandungan alam. "Selama penjelahan di sepanjang pulau ke Sei Menggaris ditemukan lokasi yang memiliki kanduangan batu bara," katanya.

Sebagai bukti bahwa TNI selalu bertekad melestarikan wilayah perbatasan, maka tim ekspedisi khatulistiwa 2012 ini akan menggelar lagi bakti sosial sebagai bagian dari komunikasi sosial di Pulau Sebatik pada pertengahan Mei 2012.

Bakti sosial saat sedang dilaksanakan di Kecamatan Sei Menggaris. Ia mengataka, bakti sosial nantinya dalam bentuk penghijauan dengan menanam pohon. Pelaksanaan baksos ini akan dipusatkan di dekat patok perbatasan dengan Malaysia. "Kemungkinan ada dilaksanakan di Aji Kuning, Sebatik," kata Kapten Marinir Mardiono, Perwira Penerangan dan Sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012.

Sumber: ANTARA News

Patok Perbatasan Indonesia-Malaysia Tidak bergeser

Sejumlah anggota Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 bertepuk tangan saat mengikuti acara penyambutan di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (3/4). Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang diikuti 1.173 peserta dari TNI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , Wanadri, Resimen Mahasiswa (Menwa) dan mahasiswa tersebut, akan melakukan penjelajahan serta penelitian di wilayah perbatasan dari Tanjung Datuk (Kalimantan Barat) hingga Pulau Sebatik (Kalimantan Timur) selama 3,5 bulan. (Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang/ed/mes/12)

25 April 2012, Nunukan: Danjen Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya mengatakan Tim Ekspedisi Khatulistiwa yang melakukan perjalanan dari Pulau Sebatik menuju Kecamatan Sei Menggaris, Nunukan, belum menemukan adanya patok-patok perbatasan RI-Malaysia yang bergeser dari posisi semula.

"Selama perjalanan penjelajahan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 ini, belum ada patok perbatasan yang ditemukan bergeser atau hilang," kata Danjen Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya yang juga Komandan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012, di Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Rabu.

Danjen Kopassus mengatakan, Tim Ekspedisi Khatulistiwa yang melakukan perjalanan menjelajahi wilayah perbatasan selama ini belum melaporkan adanya temuan seperti itu. "Mudah-mudahan para peserta Tim Ekspedisi segera melaporkan apabila menemukan adanya patok-patok yang bergeser atau hilang di perbatasan," katanya.

Sedangkan Wakil Komandan Sub Koordinator Wilayah 5 Nunukan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Mayor Inf Achiruddin mengatakan, penjelajahan perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah utara Kabupaten Nunukan selama ini yang ditemukan hanya beberapa patok yang tertimbun tanah atau bergeser akibat longsor.

Patok-patok yang tertimbun tanah tersebut berada di sepanjang Kanduangan, Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan. "Selama penjelajahan di wilayah perbatasan dari Pulau Sebatik sampai Sei Menggaris, belum ada patok yang ditemukan bergeser atau pun hilang, yang ada hanya tidak kelihatan karena tertimbun tanah atau longsoran tanah," katanya di Sei Menggaris.

Ia menambahkan, masa penjelajahan masih akan menempuh perjalanan menuju Kecamatan Lumbis dan berakhir di Kecamatan Krayan yang berbatasan dengan Serawak, Malaysia, dan tidak tertutup kemungkinan Tim akan menemukan patok-patok perbatasan yang sudah bergeser. Achiruddin mengsinyalir kalau pun ada patok perbatasan yang bergeser, mungkin karena faktor alam seperti longsor.

Sumber: ANTARA News

Hasil Kunker Anggota Komisi I ke Polandia

Rudal Grom gagal mengenai sasaran berupa drone dalam beberapa kali uji coba.

25 April 2012, Jakarta: Anggota Komisi I DPR RI Roy Suryo mengatakan, bersama delapan rekannya telah selesai melaksanakan kunjungan kerja selama lima hari di Polandia.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama kunker ke Polandia itu, di antarnya melihat secara langsung industri pertahanan yang mereka bangun. "Jadi konsen agenda kunker ke Polandia kemarin itu secara garis besar ada dua hal, yaitu ada yang fokus urusan luar negeri dan satu lagi yang konsen dalam urusan industri pertahanan untuk tujuan pengembangan alutsista," ujar Roy kepada Jurnalparlemen.com, Selasa (24/4).

Roy mengatakan, saat melihat industri pertahanan Polandia, delegasi anggota Komisi I sempat mempertanyakan soal tanggung jawab salah satu perusahaan Polandia, terkait pembelian alutsista oleh TNI berupa peluru kendali. Dari beberapa kali uji coba, ternyata gagal terus atau tidak berfungsi dengan baik.

"Jadi kita menuntut tanggung jawab perusahaan itu untuk memperbaiki kontraknya dan menjamin bahwa alutsista yang dijual itu memang memiliki kemampuan yang benar sebagaimana spek alutsista yang ditawarkan tersebut. Jika tidak sesuai maka Indonesia berhak menuntut janggung jawab dari perusahaan penjual alutsista tersebut secara serius,"ujar politisi Demokrat ini.

Menanggapi atas keluhan dari delegasi DPR ini, kata Roy, pihak Polandia pun telah berjanji akan segera menegur perusaan penjual peluru kendali tersebut. "Jadi dalam MoU penjualan senjata serupa, kedepannya jika ada produk yang gagal seperti itu, kita minta mereka menggantinya dengan yang lebih baik lagi. Jika tidak maka lebih baik kita tidak lanjutkan saja kerjasama seperti itu dan mereka mengatakan tentu akan memperbaiki MoU-nya dan menegur perusahaannya," ujarnya.

Kata Roy, Komisi I juga nantinya akan meminta Mabes TNI, jika akan kembali membeli peluru kendali dari Polandia atau alutsista dari negera tersebut, DPR minta mesti ada MoU yang jelas agar tidak merugikan kepentingan RI. "Utamanya, kalau ada produk yang gagal seperti itu, mesti ada jaminan diganti dengan produk serupa yang kualitasnya benar dan kondisinya lebih baik lagi," katanya.

Roy mengatakan, dalam kunker itu delegasi Komisi I juga melihat industri helikopter Polandia, Lublin. Perusahaan ini pernah mensuplai helikopternya untuk Polri. "Jadi kita melihat,kemungkinan helikopter untuk versi militer(TNI). Kita juga mendapat penjelasan terbaik biaya produksi helikopter versi militer, termasuk speknya.

Namun di dalam negeri sendiri sejauh ini memang belum ada rencana untuk membeli helikopter dari Polandia, baik untuk Polri dan TNI. Namun jika nantinya Polandia menawarkan untuk menjual pesawatnya, DPR akan mengarahkan agar mereka juga melakukan kerjasama dengan PT DI untuk alih teknologi dan produksi bersama saja," ujarnya.

Sumber: Jurnal Parlemen

Kemenhan: AS Tak Bisa Akses Data Radar di ALKI II

(Foto: Northrop Grumman Corporation)

24 April 2012, Jakarta: Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Hartind Asrin memastikan bahwa kecurigaan akan bocornya informasi pantauan radar ke tangan Amerika Serikat tak akan terjadi. "Amerika Serikat tidak bisa memantau radar itu karena pusat kendalinya ada di sini (Indonesia)," kata dia saat dihubungi Jurnal Nasional, Selasa (24/4).

Ia mengatakan, radar tersebut bukan difungsikan untuk memantau informasi-informasi penting terkait rahasia negara. Melainkan, hanya untuk memantau lalu lintas kapal pada jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) pada titik radar itu ditempatkan.

"Radar itu hanya untuk mengecek kapal yang lewat jadi tidak ada info pentingnya," tuturnya. Saat ditanya alasan pemerintah memilih radar buatan AS ketimbang negara lain, Hartind menjawab, karena pertimbangan ketiadaan biaya untuk membeli radar. Sebab radar Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) ini merupakan hibah dari pemerintah Amerika sehingga pemerintah RI tak mengeluarkan kocek. "Pilih dari AS ini karena kita dikasih. Dan kalau beli dari negara lain duitnya tidak ada," ucap dia.

Hartind pun menampik saat ditanyakan kebenaran soal biaya perawatan radar sekitar US$52 juta per tahun yang harus dibayar pemerintah RI ke Amerika. Seperti diketahui, saat ini terdapat 12 unit bantuan peralatan pendukung sistem pengawasan atau radar laut terintegrasi (Integrated Maritime Surveillance System/IMSS) dari pemerintah Amerika Serikat di alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II.

Gunanya untuk mengidentifikasi serta melacak kapal yang melintasi jalur tersebut. Hasil indentifikasi itu berupa pengiriman informasi dan data elektronik kepada kapal lain dan stasiun pantai terdekat. Informasi yang bisa diperoleh dari radar tersebut seperti identifikasi posisi, tujuan, dan kecepatan yang dapat ditampilkan pada layar komputer atau ECDIS (Electronic Charts Display and Information System).

Keberadaan radar-radar tersebut memang membantu Indonesia untuk mendeteksi, melacak dan memonitor kapal-kapal yang melintasi perairan teritorial dan internasional, khususnya di ALKI II. Selain itu, IMSS pun dianggap penting karena dapat membantu aparat terkait memerangi pembajakan, pencurian ikan, penyelundupan, dan terorisme di wilayah perairan Indonesia serta kawasan perbatasan dengan negara tetangga.

Namun karena radar-radar tersebut merupakan hibah AS tak menutup kemungkinan si pembuat memiliki akses tersembunyi terhadap perangkat tersebut. Dengan begitu maka AS dapat mengakses informasi yang dideteksi radar tersebut.

Sistem IMSS mencakup Radar maritim, AIS (Automatic Indentification System) dan kamera jarak jauh yang terpasang di wilayah Selat Malaka, Batam dan Selat Makassar. Dengan memanfaatkan fasilitas internet dan peralatan yang sudah di miliki TNI-AL seperti radio dan komputer, TNI-AL bisa memiliki AIS yang terintegrasi dari Sabang sampai Merauke dan dapat terpantau secara real time dari Mabesal atau Kotama-Kotama lainnya.

Sumber: Jurnas

Tuesday, April 24, 2012

Unsur Satfib Koarmatim Latihan Manuvra L-3


24 April 2012, Surabaya: Unsur-unsur Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Timur (Satfib Koarmatim) yang tergabung dalam Gladi Tugas Tempur Tingkat III (L-3), hari ini, Selasa (24/4) bertolak akan melaksanakan latihan manuvra lapangan. Keberangkatkan unsur Satfib Koarmatim tersebut dilepas Kepala Staf Koarmatim (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo di Dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya.

Ketiga unsur Satfib Koarmatim yang terlibat dalam latihan ini yaitu, KRI Makassar-590, KRI Teluk Mandar-514 dan KRI Teluk Ende-517. Latihan yang dipimpin langsung oleh Komandan Satfib Koarmatim Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi ini, akan melaksanakan latihan tempur laut hingga tanggal 27 April mendatang. Manuvra lapangan akan dilaksanakan disekitar perairan laut Jawa dan Tanjung Jangkar Situbondo, dengan melibatkan sebanyak 10 tank amfibi dan 832 personel.

Puncak dari kegiatan latihan ini, yaitu unsur-unsur Satfib Koarmatim akan melaksanakan pendaratan amfibi di Tanjung Jangkar Situbondo. Adapun tujuan latihan ini, untuk melaksanakan pembinaan terhadap unsur-unsur KRI Satuan Amfibi serta meningkatkan profesionalisme prajurit sesuai fungsi azasi dari unsur-unsur Satuan Kapal Amfibi dalam rangka mempersiapkan unsur-unsur tersebut untuk mendukung latihan Armada Jaya dan Latihan Gabungan TNI yang akan datang.

Dalam sambutan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum yang dibacakan Kasarmatim mengatakan, sebagai bagian yang terintegral dari TNI AL, Koarmatim dituntut untuk mampu membina kemampuan alutsista di jajarannya. Pembinaan ini sangat penting, karena keluaran yang diharapkan adalah terwujudnya kekuatan Koarmatim yang selalu siap untuk diproyeksikan dalam melaksanakan operasi laut sehari-hari dan operasi tempur laut guna pengendalian laut dan proyeksi kekuatan ke darat di dan lewat laut.

Disamping itu, lanjut Pangarmatim, Koarmatim juga harus dapat menjamin penegakan kedaulatan NKRI dan penegakan hukum di laut yurisdiksi nasional sesuai hukum nasional maupun internasional yang berlaku. Keberhasilan tugas dan tanggung jawab Koarmatim tersebut, tentunya tidak terlepas dari kesiapsiagaan unsur-unsur operasional yang didukung oleh prajurit-prajurit yang profesional pula.

“Terkait dengan tugas Koarmatim tersebut, dibutuhkan kerja sama unit-unit organisasi Koarmatim yang mampu merespon dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi. Dalam hal ini fungsi komando pelaksana pembinaan yang diemban oleh satuan-satuan untuk selalu mengupayakan langkah-langkah dalam rangka menjamin kesiapan personel dan unsur-unsurnya serta terus mengkaji dan mengembangkan taktik, teknik dan metode peperangan laut,”kata Pangarmatim.

Salah satu bentuk keberhasilan pembinaan satuan, lanjut Pangarmatim, adalah bilamana dalam setiap operasi dan latihan yang dilaksanakan maka setiap prajurit memiliki kecakapan dalam menjalankan setiap peran dan fungsinya, utamanya dalam mengoperasikan alutsista yang diawaki dengan benar, sehingga setiap tugas operasi dan latihan yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal tanpa adanya kerugian personel maupun material.

Sumber: Dispenarmatim

Skadron Udara 12 Latihan Penembakan “Air To Ground”


24 April 2012, Pekanbaru: Sebagai salah satu ujung tombak pelaksanaan operasi udara dalam menegakkan kedaulatan wilayah udara di Indonesia, khususnya wilayah Indonesia bagian barat, Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru senantiasa terus berupaya membina kesiapan operasional secara menyeluruh, baik kesiapan Alutsista maupun personel yang mengawakinya.

Terkait dengan hal tersebut, Skadud 12 Lanud Pekanbaru yang memiliki motto “Temukan dan Hancurkan”, selalu mengasah dan meningkatkan kemampuan para penerbangnya dengan melaksanakan latihan penembakan dari udara ke darat (Air To Ground) dengan sasaran di darat Air Weapon Range (AWR) Siabu yang bertempat di Kabupaten Kampar, Riau, Senin (23/4).

Latihan ini merupakan latihan profesiensi rutin yang dilaksanakan secara berkala dengan melibatkan seluruh penerbang dan satu flight pesawat Hawk 100/200 dari Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru.

Selain itu, latihan penembakan “Air To Ground” tersebut merupakan ajang uji ketangkasan kemampuan bagi para penerbang tempur dalam ketepatan menembak atau menghancurkan sasaran sekaligus untuk meningkatkan kemampuan tempur yang handal dan profesional.
Direncanakan latihan ini akan berlangsung selama satu minggu ke depan, dan pada pelaksanaan latihan ini setiap penerbang akan melaksanakan bombing, dan straffing gun di daerah sasaran AWR Siabu.

Sumber: TNI AU

Northrop Grumman akan Bekerjasama dengan Perusahaan Mitra di Indonesia untuk Membuat Sistem Radar di Darat

Northrop Grumman AN/TPS-78. (Foto: Northrop Grumman)

23 April 2012, Baltimore: Northrop Grumman Corporation menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) pada Seminar Radar Nasional Ke-6 di Bali, Indonesia dengan PT Industri Telekomunikasi Indonesia dan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk memfasilitasi kerjasama mengenai peluang radar di darat yang tertunda di Indonesia.

Northrop Grumman AN/TPS-78 adalah generasi terbaru radar mutakhir yang diciptakan dengan kemajuan teknologi transistor berdaya tinggi serta dirancang untuk beroperasi di lingkungan yang sulit dan penuh hambatan.

AN/TPS-78 jarak jauh S-Band, yang telah terbukti di lapangan, adalah pilihan Angkatan Laut Amerika dan pelanggan di seluruh dunia.

"Dengan perjanjian ini, Northrop Grumman akan membawa kepemimpinan terkemuka dalam radar di darat bersama dengan keahlian terpadu mitra bisnis kami di Indonesia dalam penelitian dan produksi elektronik serta pengetahuan akan kebutuhan unik pemerintah Indonesia," ungkap Robert Royer, Wakil Presiden Sistem Internasional Divisi Sistem Perlindungan Lahan dan Diri Northrop Grumman.

"Tim kami ingin berpartisipasi dalam kompetisi radar di darat yang akan digelar di Indonesia dan dirancang untuk membantu Indonesia meningkatkan pengawasan udara dan mengamankan wilayah perbatasan."

Sumber: ANTARA News

Monday, April 23, 2012

Terbangkan Pesawat VIP, TNI AU Rekrut Pilot Sipil

Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Lambock V Nahattands menunjukkan foto pesawat kepresidenan Boeing 737-800 Business Jet 2 yang masih berbentuk "Green Aircraft" saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (9/2). Lambock menjelaskan pemerintah telah membeli pesawat kepresidenan jenis Boeing 737-800 Business Jet 2 dalam bentuk "Green Aircraft" (pesawat tanpa interior dan sistem keamanan) seharga 58,6 juta dollar AS. Saat ini sedang dilakukan lelang terbuka untuk pengadaan interior dan sistem keamanan, dengan anggaran sebesar 27 juta dollar AS untuk interior dan 4,5 juta dollar AS untuk sistem keamanan dengan target selesai pada Agustus 2013. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/mes/12)

23 April 2012, Jakarta: TNI Angkatan Udara mengangkat tiga pilot sipil dari Garuda Indonesia untuk ikut bertugas dalam penerbangan militer. Ketiga pilot itu diberikan pangkat militer tituler sebagai Letnan Kolonel Tituler.

Penyematan tanda pangkat dilakukan di Gedung Serba Guna Lanud Halim Perdanakusuma, Senin (23/4). Ketiga pilot itu adalah Letkol Tituler Vira Nugraha Parantha Soemakno, Letkol Tituler Hilman Nugraha, dan Letkol Tituler Dody Darmawan. "Ketiganya diharapkan bisa menjalin komunikasi dan koordinasi secara optimal dengan seluruh personel Skuadron udara 17," kata Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI A Adang Supriyadi di Jakarta, Senin (23/4).

Menurutnya, ketiga pilot tersebut dapat memberikan kemampuannya yang baik, handal, dan profesional dalam mendukung tugas-tugas kenegaraan di lingkungan militer. "Khususnya bagi penerbangan VIP maupun VVIP yang dilaksanakan oleh Skuadron Udara 17 Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma," katanya.

Adang menjelaskan, pemberian pangkat Letkol Tituler ini berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor/157/III/2012 tanggal 15 Maret 2012 tentang pemberian pangkat Militer Tituler. Selain itu, Surat Perintah Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Sprin/416/IV/2012 tanggal 11 April 2012, dengan ketentuan penggunaan pangkat militer tituler ini adalah hanya digunakan pada waktu melaksanakan tugas.

Turut hadir dalam penyematan pangkat ini para Kepala Dinas, Komandan Skuadron, Kepala Seksi dan Perwira jajaran Lanud Halim Perdanakusuma. Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, TNI AU tengah memprogramkan penambahan penerbang karena jumlah yang ada sekarang masih kurang. Padahal, pengadaan pesawat TNI AU terus dilakukan.

Sumber: Jurnas

Dua KRI Patroli Bersama Dengan HMAS Pirie di Sekitar Laut Timor


23 April 2012, Surabaya: Dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berada di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim yaitu KRI Kakap-811 dan KRI Tongkol-813, melaksanakan patroli laut bersama dengan kapal perang Australia, Her Majesty Australia Ship (HMAS) Pirie-P87 di sekitar laut Timor, Jum’at (20/04). Patroli bersama oleh unsur angkatan laut kedua negara berkaitan dengan kegiatan Patroli Koordinasi Australia Indonesia (Patkor Ausindo) tahun 2012.

Pihak KRI mengadakan patroli di wilayah zona teritorial Indonesia, demikian juga kapal perang Australia melakukan aktifitas yang sama di zona perairan mereka. Komunikasi antara unsur KRI dan HMAS Pirie terus dilaksanakan selama kegiatan patroli bersama berlangsung. Hal ini bertujuan untuk menjalin komunikasi dan kordinasi yang baik dalam mengambil setiap tindakan yang dilakukan oleh kapal perang kedua negara.

Secara umum patroli bersama ini bertujuan untuk saling melaksanakan kordinasi antar angkatan laut kedua negara dalam melaksanakan penindakan terhadap aksi pelanggaran di laut seperti pencurian ikan (illegal fishing), pencurian kayu (illegal Logging), illegal minning, penyelundupan manusia (illegal entry) dan penanggulangan aksi terorisme di laut (maritime terorism). Selain itu patroli bersama ini juga untuk saling melakukan kordinasi dalam mengambil tindakan kemanusian berupa pencarian dan pertolongan korban Search And Rescue (SAR) terhadap kapal-kapal yang mengalami musibah di wilayah teritorial masing-masing.


Sebelum melaksanakan patroli bersama, unsur kapal perang yang terlibat dalam Satgas Ausindo 12 melaksanakan serial latihan formasi kapal perang Passing Exercise (PASSEX) setelah bertolak dari Kupang. Latihan tersebut diantaranya komunikasi dengan isyarat bendera (flaghoist) dan isyarat lampu (flashex), manuvra taktis (mantak), pembekalan dilaut Replenishment At Sea Approach (RASAP), pertolongan terhadap orang jatuh di laut Man Over Board (MOB). SAR korban dilaut, penanggulangan kebakaran di kapal Damage Control Exercise (DCEX).

Unsur KRI yang terlibat Satuan Tugas (Satgas) Ausindo 12 merupakan kapal jenis Fast Patrol Boat (FPB) 57 buatan PT. PAL Indonesia yaitu KRI Kakap 811 yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Himawan, KRI Tongkol-813 dengan Komandan Mayor Laut (P) Bimo Aji serta sebuah pesawat patroli maritim jenis Cassa U-616 dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Surabaya. Unsur-unsur laut tersebut dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Guspurlatim).

Dari pihak Angkatan Bersenjata Autralia, Australian Defence Force melibatkan dua angkatan yaitu angkatan laut Royal Australian Navy (RAN) berupa sebuah kapal patroli HMAS Pirie-P87 dan Angkatan Udara Australia, Royal Australian Air Force (RAAF) berupa sebuah pesawat intai maritim P3-C Orion. HMAS Pirie-P87 dikomandani oleh Lieutenant Commander Mitchell Livingstone sedangkan pesawat intai maritim P3-C Orion diawaki oleh Pilot P3-C Orion Wing Commander Mick Janson.

Sumber: Dispenarmatim

Pabrik Amonium Nitrate di Kaltim Sudah Mulai Berproduksi


23 April 2012, Jakarta: PT. Kaltim Nitrate Indonesia sebagai salah satu perusahaan industri strategis serta merupakan perusahaan baru dan terbesar di Indonesia yang memproduksi ammonium nitrate telah selesai pembangunannya di Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik baru yang dibangun untuk melayani kebutuhan ammonium nitrate dari industri dalam negeri ini sudah memulai proses produksinya pada 19 April 2012 yang lalu.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT. Kaltim Nitrate Indonesia Ir. Antung Pandoyo, saat melaporkan perkembangan PT. Kaltim Nitrate Indonesia kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (23/4) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama PT. Kaltim Nitrate Indonesia sekaligus juga mengundang Menhan untuk meresmikan PT. Kaltim Nitrate Indonesia pada bulan Juni 2012 mendatang.

Lebih lanjut Direktur Utama PT. Kaltim Nitrate Indonesia menjelaskan, status dari proyek pembangunan PT. Kaltim Nitrate Indonesia sudah 100 % selesai. Proses dari pelaksanaan proyek pembangunan pabrik ini mencapai prestasi yang luar biasa dengan tingkat kecelakaan kerja yang sangat kecil.

Untuk selanjutnya, PT. Kaltim Nitrate Indonesia saat ini sedang berusaha memantapkan kualitas dan volume dari produksi. Dalam enam bulan, PT. Kaltim Nitrate Indonesia yakin dengan dukungan teknologi, mesin serta tenaga kerja terampil dari dalam negeri akan mampu memproduksi produk ammonium nitrate yang berstandar dunia.

Turut mendampangi Menhan dalam kesempatan tersebut antara lain, Staf Ahli Menhan Bidang Teknologi dan Industri Dr. Drs. Timbul Siahaan, M.M., Direktur Teknik dan Industri Pertahanan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso dan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.

Sumber: Kemhan

Ditingkatkan, Kerja Sama Kesehatan Militer ASEAN

Sejumlah prajurit TNI berusaha melumpuhkan pelaku teror pada simulasi Pelatihan HAM di Markas Yonif 754 Eme Neme Kangasi, Timika, Papua, Selasa (28/2). Pelatihan tersebut dilakukan untuk melatih para prajurit tetap menjunjung HAM dalam menjalankan tugasnya. (Foto: ANTARA/Spedy Paereng/ed/Spt/12)

23 April 2012, Jakarta: Kerja sama kesehatan militer antara negara ASEAN, terutama dalam berbagai kegiatan dimungkinkan untuk ditingkatkan dan dilaksanakan secara bersama-sama. Kerja sama bilateral maupun multilateral ini sekaligus meningkatkan persahabatan antara negara-negara ASEAN.

"Pada kegiatan Asean Chief Military Medicine Conference (ACMMC) II atau Konferensi Kepala Kesehatan Militer ASEAN, kali ini akan dibahas pula tentang kegiatan pertukaran aktivitas para perwira muda kesehatan militer ASEAN sebagai calon-calon pemimpin masa depan," kata Kepala Dinas Penerangan Umum, Pusat Penerangan TNI, Kolonel Minulyo Suprapto, dalam pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (22/4).

Para Kepala Kesehatan Militer ASEAN akan menghadiri Konferensi Kepala Kesehatan Militer ASEAN yang berlangsung di Indonesia pada Selasa (24/4) ini. Kegiatan ini rencananya akan dibuka Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono.

Tujuan konferensi, antara lain meningkatkan kepercayaan dan saling pengertian antara kesehatan militer negara-negara ASEAN yang akan diwujudkan dalam bentuk kerja sama kegiatan yang diinginkan oleh masing-masing negara.

Sumber: Koran Jakarta

TNI AU Latihan Tempur


23 April 2012, Jakarta: Jajaran Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) II melakukan latihan pengamanan udara di wilayah yang berada di jalur alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II.

Latihan melibatkan unsur satuan radar, pesawat tempur Sukhoi SU-27/30, helikopter Nas-332, dan pesawat intai Boeing 737. Kapentak Kosek Hanudnas II Kapten Sus Henny Purwani menuturkan, latihan tersebut terdiri atas latihan Kilat B/12 selama dua hari pada 16–17 April dan Cakra B/12 pada 18–19 April di Balikpapan.

Latihan berupa simulasi pengusiran terhadap kekuatan udara asing yang tertangkap radar telah melanggar wilayah udara nasional Indonesia. Pangkosek Hanudnas II Marsma TNI Agoes Haryadi bertindak selaku direktur latihan. Pangkosek Hanudnas II Marsma TNI Agoes Haryadi menuturkan, latihan ini untuk menjamin kesiapsiagaan unsur Hanud TNI Angkatan Udara. ”Dengan kesiapsiagaan ini, segala kegiatan yang berdampak pada terganggunya kedaulatan, keselamatan, dan kesatuan negara dapat diatasi,” katanya kemarin.

Sumber: SINDO

Menhan Menyambut Baik Tawaran Pakistan Untuk Kembangkan Kerjasama Industri Pertahanan

Jet tempur JF-17 Thunder produksi bersama China-Pakistan. (Foto: JF-17)

21 April 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (20/4), menerima kunjungan kehormatan Chairman of Pakistan Ordnance Factories Board Muhammad Ahsan Mahmood di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya kali ini adalah untuk menjajaki kerjasama di bidang industri pertahanan dan pengadaan Alutsista. Chairman of POF mengundang Menhan untuk mengunjungi Pakistan untuk melihat sendiri industri pertahanan di Pakistan untuk melihat kemungkinan kerjasama yang dapat dikembangkan dari kedua negara. Menhan Purnomo Yusgiantoro menyambut baik tawaran kerjasama tersebut dan menunjuk Sekjen Kemhan untuk mengevaluasi kemungkinan pengembangan kerjasama antara kedua negara.

Saat menerima Mr Muhammad Ahsan Mahmood yang didampingi Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Mr Sanaullah, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, Ses Baranahan Laksma TNI Ir Antonius Djoni Gallaran MM, dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.

Sumber: Kemhan

Denzipur Bangun Tiga Bandara di Perbatasan RI-Malaysia

Bandara Yuvai Semaring di Long Bawan, Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan. Bandar mempunyai panjang landasan pacu 900 Meter, dibangun tahun 2000. (Foto: dishubprovkaltim)

23 April 2012, Balikpapan: Panglima Daerah Militer VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti mengatakan pihaknya akan mengerahkan Detasemen Zeni Tempur Kodam VI membangun dan menambah panjang landasan tiga bandar udara di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Timur.

"Membangun dan menambah panjang landasan itu agar pesawat Hercules bisa mendarat di bandara-bandara tersebut," kata Panglima Daerah Militer (Pangdam) Subekti di Balikpapan, Senin (23/4).

Ketiga bandara tersebut adalah Bandara Yuvai Semaring di Long Bawan, Krayan, Nunukan, dengan panjang landasan pacu 900 meter lebar 23 meter; Bandara Long Ampung di Kayan Selatan, Malinau dengan panjang landasan 850 meter lebar 23 meter; Bandara Datah Dawai di Long Lunuk, Long Pahangai, Kutai Barat dengan panjang landasan 750 meter lebar 23 meter.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga akan jadi pengelola ketiga bandara tersebut, kata Pangdam.

Pesawat pengangkut pasukan bersenjata lengkap dan kargo udara Hercules C130 yang kapasitas penuhnya mencapai 70 ton memerlukan panjang landasan 1.093 meter untuk lepas landas maupun mendarat.

"Jadi, landasan yang ada sekarang kami akan perpanjang hingga dua kali lipatnya, hingga minimal 1.600 meter," papar Pangdam Subekti.

Bandara Long Bawan yang sedang dikerjakan saat ini panjang landasannya sudah 1.100 meter dengan lebar 30 meter.

Pengembangan bandara di perbatasan ini, menurut Pangdam, sejatinya adalah program Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan dukungan anggaran dari APBD Kaltim. Adapun besarnya anggaran, yakni Bandara Long Bawan sebesar Rp120 miliar, Bandara Long Apung Rp130 miliar, dan Bandara Datah Dawai Rp150 miliar.

Ia menjelaskan pelibatan TNI itu karena ketiga bandara juga memiliki posisi strategis pertahanan keamanan. "Bukan kebetulan kami TNI punya prajurit zeni yang selain jago bertempur juga piawai membangun," kata Pangdam.

Selain itu, kata dia, karena kondisi geografis yang sulit dicapai melalui transportasi darat dan harga-harga material yang berkali-kali lipat harga normalnyaa, pengembangan bandara tersebut kesulitan mendapat kontraktor pengerjaan.

Hercules menjadi patokan selain karena pesawat militer, C-130 ini sesungguhnya pesawat besar atau berbadan lebar yang paling pendek kebutuhan landasan lepas landasnya.

Dalam keadaan setengah kosong atau dalam bobot 36 ton, pesawat itu hanya perlu lebih kurang 450 meter untuk take off dan landing.

"Jadi, kami tidak hanya bisa menerjunkan pasukan di perbatasan, tetapi juga bisa menjemput mereka," kata Pangdam.

Hercules, lanjut dia, juga mampu mendarat di landasan rumput atau tanah begitu saja tanpa disiapkan secara khusus.

Peningkatan kapasitas bandara di perbatasan ini akan memperlancar distribusi barang serta orang. Kelancaran itu diharapkan akan menekan harga barang di perbatasan serta mengurangi keterisoliran dari dunia luar. Proyek ini, kata dia, dijadwalkan selesai seluruhnya pada tahun anggaran 2013.

Anggota Komisi V DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, kenyamanan untuk ukuran masyarakat sipil juga jangan dilupakan meskipun bandara dibangun oleh militer.

"Pada awalnya bandara itu untuk melayani masyarakat sipil. Dan, pasti apa yang nyaman buat sipil, pasti enak juga buat tentara," katanya.

Sumber: ANTARA News Kaltim