Thursday, July 15, 2010

Kapal Okeanos Explorer Batal ke Maluku

Okeanos Explorer. (Foto: NOAA)

14 Juli 2010, Ambon -- Kapal peneliti Amerika Serikat, Okeanos Explorer, batal ke Maluku untuk melakukan penelitian tentang kondisi laut dan aneka sumber daya hayati laut di sejumlah perairan di daerah itu karena jadwalnya yang padat.

“Lokasi penelitian kapal Okeanos Explorer telah terjadwal dengan padat sehingga tidak bisa difasilitasi ke Maluku,” kata Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Aji Soelarso ketika dikonfirmasi ANTARA, di Ambon, Rabu.

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad telah berkoordinasi untuk mengarahkan kapal Okeanos Explorer yang bertolak dari Amerika Serikat pada Juni 2010, tapi jadwal penelitian di lokasi telah diputuskan tidak bisa dibatalkan.

“Jadinya akan dikerahkan kapal peneliti dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) yang nantinya melalukan penelitian di Maluku,” ujar Aji.

Dia memandang perlu dilakukan penelitian kondisi laut dan potensi aneka sumber daya hayati perairan Maluku agar memiliki data akurat yang bisa dimanfaatkan untuk penentuan program pengembangan strategis guna pengelolaan di masa mendatang.

“Datanya juga dibutuhkan investor untuk menanamkan modalnya di Maluku sekiranya potensi sumber daya hayati laut dari masing – masing perairan telah diketahui sehingga mendorong percepatan pengelolaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” katanya.

Misi NOAA

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pada kesempatan lain mengatakan, kapal Okeanos Explorer membawa misi National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), guna meneliti sejauh mana kondisi laut Indonesia dan permasalahannya.

“Jadi bertepatan dengan Sail Banda ini, misi NOAA akan didorong ke perairan Maluku guna mengungkapkan aneka kekayaan sumber daya hayati daerah ini,” tegasnya.

NOAA melalui kapal penelitian itu dioperasikan untuk memberikan informasi kepada masyarakat dengan menggunakan pemahaman yang komprehensif terhadap peranan laut, pantai, dan atmosfer ekosistem dunia.

Selain itu mendapatkan hasil observasi dari satelit ke radar guna memberikan data kualitas dan informasi perairan di Indonesia.

“Rencana kehadiran kapal penelitian itu, bisa dimanfaatkan dengan baik oleh bangsa Indonesia, karena sejauh ini jarang mendapatkan perhatian teknologi terhadap perairan di Indonesia,” kata Fadel.

Dia memastikan kehadiran kapal tersebut juga untuk mendukung program pemerintah yang akan mencanangkan Maluku sebagai lumbung ikan nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan di Ambon pada 3 Agustus 2010.

“Perairan Maluku berdasarkan hasil penelitian dan riset memiliki potensi ikan pelagis dan demersal yang sangat tinggi. Sumber daya ikan mencapai 1,64 juta ton per tahun dan baru dimanfaatkan 300.000-an ton per tahun,” ujar Fadel.

Dia optimistis bila potensi ikan itu dimanfaatkan 500.000 hingga 700.000 ton per tahun, dipastikan memberikan kontribusi sgtrategis bagi percepatan pembangunan di Maluku.

“Strategisnya lagi bila potensi ikan ini didukung pengembangan rumput laut yang telah ditetapkan Pemprov Maluku sebagai komoditas unggulan karena prospek pasar luar negeri terjamin maka kesejahteraan masyarkat provinsi ini di masa depan akan optimal,” kata Fadel Muhammad.

ANTARA News

No comments:

Post a Comment