Thursday, February 12, 2009

AU India Mengoperasikan BrahMos Mulai Tahun 2012

Misil BrahMos (Foto: drdo.org)

12 Februari 2009, Bangalore, India -- Misil penjelajah supersonik BrahMos akan dioperasikan AU India tahun 2012, ujar CEO BrahMos Aerospace Sivathanu Pillai (12/2). Saat mempresentasikan BrahMos versi angkatan udara di pameran udara Aero India 2009 di Bangalore India.

BrahMos Aerospace perusahaan patungan India dan Rusia didirikan tahun 1998, memproduksi dan memasarkan misil supersonik BrahMos, versi laut dan udara sukses diujicoba dan telah dioperasikan oleh AD dan AL India.

Misil BrahMos berdaya jangkau 290 km (180 miles), sanggup dimuati hulu ledak konvensional hingga 300 kg (660 lb), dapat menjangkau sasaran mulai ketinggian 10 m (30 feet) serta mempunyai kecepatan hingga 2,8 mach. Lebih kurang tiga kali lebih cepat dari misil penjelajah subsonik Tomahawk buatan Amerika Serikat.

Untuk versi AU, misil harus dikurangi beratnya dan dipastikan stabilitas aerodinamisnya setelah diluncurkan dari pesawat terbang. Ukuran booster harus dikurangi karena misil telah mempunyai kecepatan sendiri saat diluncurkan dari pesawat.

SU-30 MKI Angkatan Udara India

SU-30 MKI Flanker-H dipilih AU India sebagai wahana peluncur misil sesuai saat proses ujicoba. Akan tetapi memerlukan waktu hingga empat tahun menuntaskan proses up-grade pesawat hingga mampu mengotong dan meluncurkan misil BrahMos.

Direncanakan akan diproduksi sekurang-kurangnya 140 SU-30 MKI hingga tahun 2014 dibawah lisensi Rusia dengan hak transfer teknologi sepenuhnya.

Para analis memperkirakan India akan membeli hingga 1000 misil BrahMos untuk angkatan bersenjatanya, dan mengekspor hingga 2000 misil ke berbagai negara.

Dikabarkan angkatan bersenjata Indonesia tertarik juga melengkapi armada kapal perangnya dengan BrahMos.

Saat kunjungan menteri pertahanan Rusia Anatoly Serdyukov ke India tahun lalu, disetujui mengembangkan misil versi hipersonik berkecepatan 5 -7 Mach, dikenal dengan BrahMos-2.

Proyek ini akan melibatkan lebih dari 20 institut dan industri Rusia serta sebagian besar industri di India berpartisipasi.

RIA Novosti/@beritahankam

No comments:

Post a Comment