Monday, December 7, 2009

115 Prajurit Pasmar-1 Pulang dari Lebanon

Kepala Staf Pasmar-1, Kolonel Mar LW Supit, memberikan pengarahan kepada sejumlah prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1, usai penyambutan pasukan Satgas Konga XXIIIC/ UNIFIL Indobatt di Trian Mar Soepraptono Semarung, Ujung Surabaya, Senin (7/12). Sebanyak 115 prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1 tiba di Surabaya, usai bertugas di Lebanon sebagai pasukan perdamaian PBB atau United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL), selama satu tahun. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/pd/09)

7 Desember 2009, Surabaya -- Sebanyak 115 prajurit Pasmar-1, Senin, pulang dari menyelesaikan tugas negara sebagai pasukan perdamaian PBB yang tergabung dalam Satgas Konga XXIII-C/Unifil di Lebanon.

Kedatangan ratusan prajurit Pasmar-1 itu disambut Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir L.W Supit mewakili Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra di lapangan apel Trian Mar Supraptono Semarung, Surabaya.

Dalam amanat tertulis yang dibacakan Kolonel Marinir L.W Supit, Komandan Pasmar-1 mengatakan tugas negara yang diemban bukanlah tugas yang ringan.

"Mereka tidak hanya mengorbankan jiwa dan raga, tetapi menjaga dan menjunjung tinggi martabat serta kehormatan Korps Marinir, TNI AL, TNI, bangsa dan negara di mata internasional," katanya.

Dalam kesempatabn itu, Danpasmar-1 memuji mereka, karena mereka dinilai telah menunjukkan hal-hal positif di Lebanon, karena terbukti tidak ada laporan negatif yang sampai kepada para pemimpin di Tanah Air.

"Seluruh tugas telah kalian laksanakan dengan baik, karena di dalam dada dan jiwa setiap prajurit Korps Marinir sudah tertanam jiwa profesional dan disiplin yang tinggi serta bekerja tanpa pamrih," katanya.

Kepala Staf Pasmar-1, Kolonel Mar LW Supit, memberikan ucapan selamat kepada sejumlah prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1, usai penyambutan pasukan Satgas Konga XXIIIC/ UNIFIL Indobatt. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/pd/09)

Sejumlah prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1 melemparkan baret pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/pd/09)

Ia menyatakan penugasan mereka adalah perwujudan dari UUD 1945 yaitu ikut melaksanakan ketertiban dan keamanan dunia, apalagi Korps Marinir telah diakui di dunia sebagai kekuatan multinasional yang mampu melaksanakan tugas-tugas resolusi Dewan Keamanan PBB di bidang perdamaian dan kemanusiaan.

"Sebagai pasukan multinasional, jadikanlah penugasan ini sebagai pengalaman yang berharga, sekaligus merupakan kehormatan dan kebanggaan. Hal-hal positif mengenai organisasi dan kinerja pasukan negara lain dapat dikembangkan di satuan dan juga di masyarakat," katanya.

Acara penyambutan itu dihadiri Danmenart-1 Mar Kolonel Marinir Heraspatty, Danmenbanpur-1 Mar Kolonel Marinir Suhono, para Asisten Kaspasmar-1, dan Komandan Satuan di jajaran Pasmar-1.

ANTARA JATIM

Tiba dari Korea Langsung Uji Coba di Tanjung Priok

Kendaraan tempur amfibi tipe LVT-7 A1 dipandu saat dikeluarkan dari LPH Dok-do. (Foto: KOMPAS/Kristianto Purnomo)

7 Desember 2009, Jakarta -- Kapal Perang Korea Selatan Rok Dokdo bersandar di Pelabuhan Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (7/12), pukul 10.00 WIB. Kapal tersebut membawa 10 unit kendaraan tempur amfibi tipe LVT-7 A1, beserta suku cadangnya.

"Tank amfibi ini hibah dari pemerintah Korea Selatan untuk Indonesia," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksmana Muda Iskandar Sitompul, saat dihubungi melalui telepon, Senin (7/12).

Rencananya, secara resmi penyerahan tank amfibi ini akan dilakukan oleh delegasi Korea Selatan kepada Departemen Pertahanan di Markas Komando Armada Barat, Selasa (8/12), pukul 09.00 WIB. Pada hari itu juga, seluruh tank amfibi akan diuji coba di Markas Komando Lintas Laut Militer, di Pelabuhan Tanjung Priok.



Suasana saat penurunan Kendaraan tempur amfibi tipe LVT-7 A1 dari LPH Dok-do. (Foto: KOMPAS/Kristianto Purnomo)


LPH Dok-do satu-satunya LPH yang dimiliki AL Korsel dipakai mengangkut 10 LVT-7 A1 hibah pemerintah Korsel ke Indonesia. (Foto: ROKN)

Delegasi Korea Selatan diwakili oleh Asisten Kepala Staf Angkatan Laut Bidang Marinir Korea Selatan Brigadirt Jenderal Choi Seung-Kil, didampingi Captain Navy Shih Jung Ho. Sedangkan Wali Kota Jakarta Utara akan bertindak sebagai fasilitator untuk bertemu dengan petinggi di Markas Besar Angkatan Laut.

Dari siaran pers yang diberikan, menyebutkan hibah ini telah melalui persetujuan dari pemerintah Amerika Serikat, sebagai produsennya. Tank amfibi tersebut memiliki karakteristik panjang 7,94 meter, lebar 3,27 meter, tinggi 3,26 meter.

Tank ini disokong mesin 400 PK berkecepatan 64-72 kilometer per jam di darat, dan 9-13 kilometer per jam di air. Kendaraan perang tersebut mampu membawa tiga kru, 21 personil, dan 36 kargo.

TEMPO INTERAKTIF

Paskhas 464 TNI AU Kuasai Bandara Ngurai Rai


7 Desember 2009, Denpasar -- Personel Pasukan Khas (Paskhas) 464 TNI AU Abd Saleh, didukung oleh pasukan Lanud Ngurah Rai, Bali, mengamankan dan meyelamatkan tamu negara VVIP setingkat presiden dan tamu penting negara, pada saat terjadi ancaman teror dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Skenario tersebut merupakan latihan pengamanan dan penyelamatan VVIP di Bandara Ngurah Rai oleh Paskhas 464 Abdurrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Latihan pada malam hari bertempat di Bravo 8 ruang kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai, didukung oleh PT Angkasa Pura, satuan terkait, dan instansi-instansi di lingkungan Bandara dalam rangka Bali Demokrasi Forum jilid II.

Dispenau

Ranpur Amfibi LVT-7 A1 Tiba di Jakarta

7 Desember 2009, Jakarta -- Beberapa personel Korps Marinir TNI-AL berada di atas kendaraan tempur amfibi yang dihibahkan pemerintah Korea Selatan kepada Pemerintah Indonesia setibanya di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (7/12). Rencananya Pemerintah Korsel akan menghibahkan kendaraan tempur amfibi/tank dengan tipe LVT-7 A1 sebanyak 30 unit bersama suku cadangnya. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Seorang personel Korps Marinir Korsel memandu kendaraan tempur amfibi yang dihibahkan pemerintah Korea Selatan kepada Pemerintah Indonesia keluar dari kapal setibanya di Pelabuhan Tanjung Priok. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Sejumlah personel Korps Marinir TNI-AL dan Marinir Korsel berada di dekat kendaraan tempur amfibi yang dihibahkan pemerintah Korea Selatan kepada Pemerintah Indonesia. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Beberapa personel Marinir Korsel memandu kendaraan tempur amfibi yang dihibahkan pemerintah Korea Selatan kepada Pemerintah Indonesia keluar dari kapal. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Beberapa personel Korps Marinir TNI-AL memperhatikan kendaraan tempur amfibi yang dihibahkan pemerintah Korea Selatan kepada Pemerintah Indonesia. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Tank Amfibi Hibah Korsel Perkuat Marinir TNI AL

Tank amfibi dengan jenis landing vehicle track (LVT)-7A1. (Foto: emilitarynews)

7 Desember 2009, Jakarta -- Sebanyak 10 unit tank amfibi dengan jenis landing vehicle track (LVT)-7A1 resmi memperkuat Korps Marinir TNI Angkatan Laut, setelah dihibahkan oleh Pemerintah Korea Selatan kepada Pemerintah Indonesia pada 7 Desember 2009.

Penyerahan 10 unit tank amfibi buatan Amerika Serikat pada 1983 itu dilakukan Duta Besar Korea Selatan untuk RI Kim Ho Young kepada Komandan Korps Marinir TNI Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin.

Ke-10 unit itu tiba di Pelabuhan Tanjung Priok dari Korea Selatan dengan menggunakan kapal perang Korea Selatan, Sel Dokdo.

Sebelumnya, Dirjen Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Marsekal Muda TNI Erris Herriyanto mengatakan, kedatangan 10 unit tank amfibi itu diharapkan bisa mengisi kekurangan alat utama sistem persenjataan yang selama ini pengadaannya menghadapi kendala anggaran.

Menurut Erris, landing vehicle track (LVT)-7A1 sekelas dengan tank amfibi PT 76 dan tank amfibi BTR 60 yang sudah dimiliki Indonesia.

Kerja sama ini berawal dari pembicaraan pada 2007. Saat itu Korea Selatan telah menawarkan LVT-7A1 kepada Indonesia.

"Namun, karena menunggu izin dari AS, kesepakatan ini baru bisa diwujudkan. Perjanjiannya sebenarnya ada 35, tetapi belum ada kejelasan. Ini gelombang pertama. Nanti kalau sudah datang, kita lobi lagi," kata Erris.

Ia menambahkan, dengan hibah tersebut , maka pihak TNI AL akan mengirimkan 15 personel untuk mengikuti maintenance dan operational training yang terdiri atas pelatihan pemeliharaan sebanyak lima personel selama satu bulan dan 10 personel pelatihan operasional selama satu minggu.

Tank amfibi LVT-7A1 merupakan hasil modifikasi dari jenis LVT yang dijuluki Alligator. Tank yang hingga kini masih digunakan Marinir Korea Selatan sama dengan yang digunakan dalam serangan ke Malvinas atau Falkland, Perang Teluk, dan Perang Irak.

Korea Selatan juga memberikan satu paket suku cadang. LVT-7A1 beratnya 22,8 ton, panjang 7,94 meter, lebar 3,27 meter, dan tinggi 3,26 meter.

Ranpur LVT7A1 saat ini berada di bawah Komando Divisi 1 LVT7A1 RDK Marine Coprs di Pohang Korea Selatan.

ANTARA News

Menhan Kunjungi Satuan Kerja Dephan di Pondok Labu


4 Desember 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Kamis Siang ( 3/12) melakukan kunjungan kerja ke Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) dan Badan Pendidikan dan Pelatihan (BADIKLAT), serta satuan kerja (Satker) Dephan lainnya yang bertempat di Pondok Labu, Jakarta.

Rangkaian Kunjungan kerja ini merupakan kunjungan kali pertamanya semenjak menjabat Menhan yang baru. Kunjungan tersebut diawali dengan meninjau ke komplek satker Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) dan Pusat Kodifikasi (PUSKOD) Dephan.

Saat tiba Menhan langsung disambut oleh Kapusdatin, Brigjen TNI A. Kaulan dan Kapuskod, Brigjen TNI Bachir Alamsyah. Pada kesempatan itu Menhan meninjau pusat Server komputer terbesar Dephan dan sistem Informasi Pertahanan Negara (Sisfohanneg). Selain itu Menhan meninjau salah satu tempat pusat pengkodifikasian barang-barang atau materil militer dalam negeri maupun luar negeri sesuai dengan sistem Nomor Sediaan Nasional (NSN).

Seusai kunjungannya di Pusdatin dan Puskod Menhan melanjutkan kunker ke Balitbang Dephan, dimana badan ini merupakan satuan kerja Dephan yang khusus melaksanakan suatu penelitian dan pengembangan terhadap alat-alat sistem utama senjata militer milik TNI.

Menhan berkesempatan untuk melihat peragaan kemampuan dari beberapa kendaraan tempur, diantaranya kapal jenis Amphibius Hovercraft dan Mobil Defender dan trailer sebagai representasi Compact Ground Control Station (CGCS) yang di produksi oleh Balitbang bekerjasama dengan industri pertahanan dalam negeri.

Disamping itu, Menhan juga mengamati prototype rudal jarak dekat dan 1 unit Pesawat terbang tanpa awak dan Rotary wing tanpa awak. Saat yang bersamaan Menhan menerima paparan dari Ses Balitbang, Marsma TNI Dr. Eddy Priono dan Kapus Industri Pertahanan Balitbang Dephan, Brigjen TNI Agus Suyarso seputar ruang lingkup dan Fungsi kerja dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Dephan serta proses produksi materil-materil Militer yang selama ini sudah dikembangkan oleh Balitbang Dephan bersama Industri Pertahanan.

Diakhir rangkaian kunjungan kerjanya, Menhan yang didampingi juga oleh Kabadiklat Dephan, Mayjen TNI Untung Susoro, dan beberapa pejabat Dephan lainnya meninjau komplek satuan kerja Pusat Pendidikan Manajemen (Pusjemen) dan Pusat pelatihan Bahasa (Pusbahasa) Dephan.

Pada kesempatan itu pula, Menhan mengunjungi beberapa fasilitas pendukung yang digunakan untuk melaksanakan proses pendidikan ataupun kursus singkat, seperti ruang kelas siswa, lab penunjang pendidikan, perpustakaan, serta asrama bagi para siswa yang mengikuti selama program pendidikan berlangsung. Selain itu Menhan menyempatkan berkunjung ke kelas pendidikan dan pelatihan bahasa dan berdialog dengan para siswa dari mancanegara yang sedang mengikuti pendidikan bahasa Indonesia.

Dari rangkaian kunjungannya tersebut Menhan memberikan apresiasi terhadap keberhasilan-keberhasilan yang dicapai oleh masing-masing Satuan kerja ini. Menhan juga mengharapkan kepada pimpinan satuan kerja kedepannya untuk bisa terus meningkatkan kinerja dan produktivitas dalam mengemban tugas yang diberikan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

DMC

Kodam VII Wirabuana Latihan Perang di Tengah Kota


7 Desember 2009, Makassar -- Komando Daerah (Kodam) VII Wirabuana mengerahkan senjata dan kendaraan tempur selama empat hari dalam latihan perang kota di Makassar, 7-10 Desember. Latihan akan digelar di 20 titik melibatkan satuan Yonif 700/Raider, Yonarmed 6-76/Tamarunang, Yonkav10/Serbu, Yonzipur 8/Sakti Mandra Guna, Rai Arahuddri 141/BS, serta pasukan Marinir.

"Latihan berama yang melibatkan seluruh batalyon yang berada di wilayah Maakssar. Juga didukung oleh pasukan Marinir yang akan melakukan latihan pendaratan dan pengamanan objek vital di sekitar Pantai Akkarena, Tanjung Bunga," kata Kepala Penerangan Kodam VII Wirabuana Mayor Inf Rustam Effendi, di Makassar, Minggu (6/12).

Selama berlangsungnya latihan tersebut, kata Rustam akan dilakukan pengalihan arus lalu linta. "Kami mohon maaf kepada sejumlah warga Kota Makassar mengingat beberapa lokasi menjadi target, yang berujung dengan pengalihan arus lalu lintas," katanya.

Rustam mengatakan, melalui latihan-latihan dengan materi-materi taktis tersebut, peningkatan kualitas dan mutu tempur satuan tempur maupun satuan bantuan tempur yang selama ini disiapkan sebagai cadangan nasional, berfungsi secara maksimal.

Jika sewaktu-waktu diperlukan, terutama dalam menghadapi perkembangan situasi, satuan tempur dan bantuan tempur di jajaran Kodam VII/Wirabuana memiliki kesiapan operasional yang tinggi.

Materi latihan yang akan dikembangkan dan disimulasikan pada gelar latihan bersama itu, meliputi raid (penghancuran), pertempuran kota, stelling (masuk kedudukan), pengamanan objek vital, dan patroli.

Untuk satuan Yonif 700/Raider akan fokus pada materi operasi penghancuran dan pembebasan tawanan, sedangkan Yonkav 10/Serbu akan menitik-beratkan pada latihan pengamanan rute, pengamanan VVIP termasuk juga pengamanan objek vital.

Kemudian Yonarmed 6-76/Tamarunang juga akan eksis mengembangkan materi patroli dan melaksanakan stelling. Sementara, Yonzipur 8/Sakti Mandra Guna melaksanakan penjinakkan bahan peledak, pendeteksian bom, mengidentifikasi bahan peledak, serta melakukan evakuasi bahan peledak. Selanjutnya materi yang akan dilaksanakan oleh Rai Arhanudri 141/BS sekitar stelling Armed, operasi mobud, pengejaran, dan juga melaksanakan pertempuran kota.

Senjata Tempur

Dalam latihan ini, akan diturnkan Tim Penanggulangan Antiteroris (Tim Gultor) Batalyon Infanteri 700/Raider termasuk penggunaan heli tempur dalam aksi pembebasan tawanan dan penghancuran. Batalyon Kavaleri 10/Serbu menurunkan sejumlah kendaraan taktis, meliputi kendaraan tempur (ranpur) panser Saladin, ranpur Saracen, ranpur angkut personel BTR, dan sejumlah senjata otomatis.

Sementara itu Batalyon armed 6-76/Tarik akan menurunkan meriam 76 mm, sejumlah SMR/SO. Untuk Batalyon Zipur 8/Sakti Mandra Guna dalam latihan penjinakan bahan peledak akan mengerahkan kendaraan unit penjinak bahan peledak (jihandak), X-Ray, hand held metal detector , stahorcopel electronic, dan PD5.


TRIBUN TIMUR
/@beritahankam

Sunday, December 6, 2009

Kodam VII Wirabuana Latihan Perang Kota


6 Desember 2009, Makassar -- “Saya juga bingung, siapa yang memberi informasi mengenai rencana kedatangan Pak SBY ke Makassar. Saya saja sebagai penanggung jawab utama keamanan presiden di Sulsel, tidak mendapat kabar mengenai rencana kedatangan itu,” kata Panglima Kodam VII Wirabuana, Mayor Jenderal TNI Djoko Susilo Utomo kepada Tribun via telepon selular,Sabtu (5/12).

Berdasarkan aturan keprotokeleran Presiden, jika hendak berkunjung ke salah satu daerah, setidaknya sepekan sebelumnya, sudah ada pemberitahuan dan persiapan di daerah yang akan dikunjungi.

Pasukan pengaman presiden (Paspampres) setidaknya sudah diturunkan ke daerah itu untuk melakukan sterilisasi untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap presiden, termasuk mengantisipasi terjadinya gangguan aksi unjuk rasa.

Pangdam menegaskan, ampai kemarin, dia belum mendapatkan laporan mengenai rencana kedatangan SBY tersebut. “Saya pastikan Pak SBY tidak ke Makassar tanggal 9 Desember nanti.” tegas mantan Pangdivif-2 Kostrad ini.

Meski SBY tidak jadi ke Makassar, Pangdam mengatakan selama beberapa hari ke depan, Kodam VII Wirabuana akan melakukan simulasi latihan perang kota di tengah Kota Makassar. Latihan perang kota itu akan melibatkan ratusan personel tentara dari Kodam VII Wirabuana.

Pangdam membantah jika simulasi itu adalah salah satu upaya untuk menakut-nakuti para demonstran yang akan urun memperingati Hari Antikorupsi Sedunia. “Latihan ini rutin kami lakukan, dan memang sudah dipersiapkan sejak lama,” kata Djoko.

TRIBUN TIMUR

279 Prajurit Yonif 600/Raider Pulang dari Misi Perdamaian di Libanon


6 Desember 2009, Balikpapan -- Suasana haru dan gembira menyelimuti wajah 279 prajurit Yonif 600/Raider yang tergabung dalam Kontingen Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII/C/Unifil Lebanon ketika para prajurit Raider tersebut menuruni anak tangga KRI Kambani dengan nomor lambung kapal 971 di pelabuhan Semayang Balikpapan yang mengangkut para prajurit sekembalinya dari menjalankan tugas misi perdamaian di Libanon. Penyambutan 279 prajurit 600/R sendiri berlangsung Halaman Makodam VI/Tpr Balikapan Sabtu (5/12) dengan Inspektur upacara Kasdam VI/Tpr Brigjen TNI Tan Aspan dalam sebuah tradisi militer .

Upacara penyambutan kepulangan 279 prajurit dari misi perdamaian di Libanon tersebut juga di hadiri Irdam VI/Tpr, para asisten, Kabalak, serta sejumlah prajurit dan PNS, Ibu-ibu Persit KCK serta sanak keluarga dari 279 prajurit tersebut. Usai pelaksanaan upacara Kasdam VI/Tpr Brigjen TNI Tan Aspan denagn diikuti para assiten dan Kabalak memberikan ucapan selamat datang kepada Dansatgas serta seluruh perwira Yonif 600/Raider yang tergabung dalam dalam Kontingen Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII/C/Unifil Lebanon.

279 prajurit tersebut sudah 13 bulan melaksanakan misi perdamaian di Libanon atas permintaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke pemerintah Indonesia yang ditindaklanjuti dengan pengiriman 1136 prajurit TNI dan 279 diantaranya dari Yonif 600/R asal Kodam VI/Tpr. Keberangkatan 279 prajurit Yonif 600/Raider ke Libanon dipimpin oleh Letkol Inf Haryono yang saat ini menjabat Pabandya Ops Staf Operasi Kodam VI/Tpr.

Sementara itu dalam Sambutan tertulisnya Pangdam VI/Tpr Mayjen TNI Tono Suratman yang dibacakan oleh Kasdam VI/Tpr mengatakan, setelah melaksanakan tugas selama kurang lebih satu tahun, para prajurit yang sekarang dengan gagah berdiri tegap di depan kita, telah melaksanakan tugas kehormatan yang diberikan oleh negara untuk turut serta melaksanakan misi perdamaian di Negara Lebanon di bawah naungan PBB, yang sarat dengan tantangan serta kompleksnya permasalahan di daerah penugasan.

Dari laporan periodik yang diterima oleh Komando dan hasil evaluasi pelaksanaan tugas Satgas 600/Raider, kalian telah ber-upaya secara optimal dan dapat menjaga martabat dan harga diri bangsa, sehingga kita sebagai prajurit yang berjiwa Sapta Marga benar-benar diakui dan disegani oleh prajurit dari negara lain.

Dari beberapa keberhasilan tersebut, secara umum saya menilai bahwa selama penugasan, kalian telah benar-benar me-laksanakan tugas dengan penuh dedikasi dan motivasi yang tinggi serta dilandasi semangat, kesungguhan serta sikap disiplin yang tinggi, yang merupakan sendi kehidup-an bagi setiap prajurit TNI dimanapun berada dan bertugas.

Dengan keberhasilan tersebut, kepada prajurit Satgas 600/Raider, saya ucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pelaksanaan tugas serta dharma bhakti yang kalian berikan selama ini. Selain keberhasilan-keberhasilan di atas, apabila terdapat kekurangan dan pelanggaran yang dilakukan oleh oknum Prajurit Satgas 600/Raider hendaknya dijadikan sebagai pelajaran berharga untuk perbaikan ke depan nantinya.

Pangdam juga berpesan kepada Dansatgas 600/Raider agar segera melakukan konsolidasi, senantiasa meningkatkan profesionalisme baik perorangan maupun Satuan dengan terus mengembangkan budaya belajar dan berlatih kepada seluruh prajurit di Satuan masing-masing. Kepada seluruh anggota Satgas, kalian akan mendapatkan cuti operasi yang diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pendam VI/Tanjungpura

Dua Kapal Selam Saja Tak Ideal

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono melakukan inspeksi pasukan saat upacara Hari Armada Republik Indonesia Ke-64 di Komando Armada Kawasan Timur, Dermaga Ujung, Surabaya, Sabtu (5/12). (Foto: Kompas/Maria Serenade Sinurat)

6 Desember 2009, Surabaya -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono menilai, penambahan dua kapal selam baru saja tidak ideal untuk mempersenjatai TNI AL. Namun, hal itu bisa dimaklumi karena terbatasnya alokasi anggaran pertahanan dari pemerintah.

”Kalau mau ideal tentu harus ada empat kapal selam, tapi kemampuan anggaran kita juga terbatas. Kita mampu beli dua, ” ujar Agus seusai upacara peringatan Hari Armada Republik Indonesia Ke-64 di Komando Armada Kawasan Timur, Dermaga Ujung, Surabaya, Sabtu (5/12).

Agus menambahkan, pengadaan kapal selam baru dapat terealisasi tahun 2014. Saat ini, tiga negara yang sudah menawarkan kapal selamnya, yaitu Belanda, Italia, dan Rusia.

”Kami masih mempelajari negara mana yang menawarkan kapal dengan sistem terbaik, bukan dengan harga termurah,” katanya.

Pembelian dua kapal selam baru, menurut Agus, akan cukup bila diikuti dengan pemeliharaan kapal selam yang sudah ada. Saat ini Indonesia memiliki KRI Cakra dan KRI Nanggala yang bertempat di Koarmatim.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur Letnan Kolonel Laut (Kh) Toni Syaiful menambahkan, KRI Cakra sudah diperbaiki sistem navigasi dan mesinnya di Korea Selatan pada tahun 2007. Adapun KRI Nanggala juga akan menjalani proses serupa bulan ini.

”Dengan turunnya anggaran dari pusat, KRI Nanggala akhirnya bisa direvitalisasi. Senin depan, rencananya ada serah terima berita acara dari Pangarmatim ke pihak pengangkut,” ujarnya.

TNI AL hingga kini, seperti dikutip Antara, masih dihadapkan pada dua masalah yang masih belum sepenuhnya tertangani, yakni terkait perbatasan dan alokasi anggaran.

Masalah di wilayah laut, selain soal perbatasan, juga soal gerakan separatis bersenjata dan ancaman aspek laut yang meliputi tindakan kekerasan, bahaya navigasi, dan pelanggaran hukum.

Hari Armada RI Ke-64, kemarin pagi, diikuti 2.730 prajurit TNI AL yang berbaris dengan latar belakang lima kapal perang RI, yakni KRI Rencong 622, KRI Sultan Iskandar Muda 367, KRI Teluk Mandar 514, KRI Diponegoro 365, dan KRI Keris 624.

Pada barisan tamu undangan tampak para mantan KSAL, yaitu Laksamana (Purn) Soedomo, Laksamana (Purn) Tanto Koeswanto, Laksamana (Purn) Indroko Sastrowiryono, Laksamana (Purn) Arief Koeshariadi, Laksamana (Purn) Widodo AS, Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh, dan mantan KSAL Tedjo Edhy Purdijatno.

KOMPAS

Saturday, December 5, 2009

Timor Leste-RI Bangun Marka Batas Wilayah


5 Desember 2009, Kupang -- Pemerintah Timor Leste dan Indonesia akan membangun kembali marka batas wilayah antarkedua negara yang telah roboh.

"Konsul Timor Leste telah menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang untuk membangun kembali marka batas kedua negara," kata Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Kupang Petseraen Amtiran, di Kupang, Sabtu (5/12).

Hal itu disampaikan langsung oleh Konsulat Timor Leste untuk NTT Caetano Guterres, saat menggelar pertemuan dengan Bupati Kupang, Jumat (4/12).

Pada kesempatan itu, katanya, Konsul Timor Leste mengatakan, persoalan batas Negara antara Timor Leste-Indonesia di wilayah Naktuka, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang merupakan program prioritas kedua negara untuk menyelesaikan batas wilayah antarkedua negara.

Pembangunan tapal batas diharapkan selesai pada 2010 mendatang, sehingga aktivitas pada lokasi-lokasi yang telah disepakati dapat berjalan.

Pada saat survei marka batas, katanya, juga melibatkan tim kerja dari Timor Leste, sehingga Pemerintah Timor Leste juga mengetahui tentang batas-batas wilayah tersebut.

Pada zaman dulu bekas tembok yang rusak dan roboh akan diperbaiki kembali dengan harapan tahun 2010 marka batas tersebut selesai dikerjakan.

Walaupun batas wilayah antara kedua negara sudah sah, namun tidak akan membagi dan memutuskan hubungan persaudaraan antara warga kedua negara.

"Mereka menganggap kita tetap saudara atau kakak dari Timor matahari terbit (Maun husi Timor Lorosae) dan adik yang ada di Timor Helong matahari turun (Alin iha Helong Loron Monu)," katanya.

Pemerintah Timor Leste juga berharap agar warganya yang hidup di sepanjang perbatasan kedua negara yang kesulitan mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat membeli BBM di wilayah Indonesia, karena terkadang ingin membeli minyak tanah satu liter harus kembali ke ibu kota Distrik Oeccuse.

"Konsul meminta agar warga Timor Leste di perbatasan bisa membeli BBM di wilayah Indonesia, sehingga bisa hidup seperti dulu sebagai sudara secara kawin-mawin maupun adik-kakak," katanya.

Konsul Timor Leste juga, tambahnya, meminta bantuan dari Gubernur NTT, Kapolda, Danrem dan Bupati Kupang, sehingga warga Timor Leste tidak merasa asing di NTT.

"Dia mengaku sangat bersyukur dengan bantuan yang diberikan oleh pemerintah daerah, sehingga tidak merasa terganggu selama berada di NTT," katanya.

MEDIA INDONESIA

Marinir Satgas Konga TNI XXIII C/ UNIFIL Indobatt Tiba di Surabaya


5 Desember 2009, Surabaya -- Sejumlah anggota Marinir dari Pasmar-1 yang tergabung dalam Satgas Konga TNI XXIII C/ UNIFIL Indobatt, tiba di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Sabtu (5/12) petang. Sebanyak 115 prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1 tiba di Surabaya, usai bertugas di Lebanon sebagai pasukan perdamaian selama satu tahun. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)


Sejumlah anggota Staf Intel Pasmar-1 memeriksa barang bawaan dan senjata milik prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1 yang tergabung dalam Satgas Konga TNI XXIII C/ UNIFIL Indobatt, saat tiba di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Sabtu (5/12) petang. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)

KSAL Pimpin Upacara Hari Armada

Personel Komando Pasukan Katak TNI AL, dengan topeng tengkorak, melakukan devile pada upacara peringatan Hari Armada RI ke-64, di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya, Sabtu (5/12). Upacara ini dipimpin oleh KSAL, Laksamana Madya TNI Agus Suhartono.Hari lahirnya Armada RI ditetapkan pada 5 Desember 1945. Disebut Hari Armada karena telah memenuhi semua unsur kekuatan, yaitu kapal atas air, kapal bawah air, pesawat udara, pasukan pendarat dan pangkalan. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/Koz/hp/09)

5 Desember 2009, Surabaya -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono memimpin upacara peringatan Hari Armada ke-64 yang berlangsung di Dermaga Komanda Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Ujung, Surabaya, Sabtu.

Kegiatan ini dihadiri sejumlah mantan KSAL, pejabat teras Mabes TNI AL, Panglima Komando Utama TNI AL, dan pejabat Muspida Jawa Timur.

Kepala Dinas Penerangan Koarmatim Letkol Laut Tony Syaiful yang ditemui di sela-sela persiapan upacara, menuturkan, sebanyak 2.370 prajurit dan lima kapal perang dilibatkan dalam upacara ini.

Kelima kapal perang tersebut adalah KRI Rencong, KRI Sultan Iskandar Muda, KRI Teluk Mandar, KRI Diponegoro, dan KRI Keris.

"Setelah upacara akan dilaksanakan parade dan defile pasukan serta kendaraan tempur TNI AL," paparnya.



Sebelum itu, sebanyak 300 personel gabungan TNI AL dari perwira, bintara, tamtama, dan Korps Wanita TNI AL (Kowal) akan memainkan tarian militer (military dance).

Peringatan Hari Armada juga dimeriahkan dengan malam hiburan prajurit yang menghadirkan grup musik Roy Boomerang Independent di Dermaga Koarmatim, pada Sabtu malam.

Sementara pada Minggu (6/12), digelar kegiatan "Naval Base Open Day" yang terdiri dari kegiatan Armada Fun Bike, panggung hiburan, bazar, dan kunjungan ke kapal perang.

Peringati Hari Armada RI ke 50 Armabar


Komando Armada Republik Indonesia (RI) Kawasan Barat melaksanakan upacara peringatan Hari Armada RI ke- 50 di lapangan Arafuru Markas Komando Armabar, Jalan Gunung Sahari Raya No. 67, Jakarta, Sabtu (5/12).

Bertindak selaku Inspektur Upacara Kepala Staf Koarmabar (Kasarmabar) Laksamana Pertama TNI Bambang Suwarto dengan membacakan amanat Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono, SE.

Dalam amanatnya Kasal mengatakan, Hari Armada RI hakikatnya adalah hari TNI Angkatan Laut, sehingga upacara kali ini masih dipahami sebagai peringatan hari Armada RI ke-64.

Namun dengan mempertimbangkan aspek historis dan aspek yuridis serta beberapa masukan dari para sesepuh yang kemudian dipertegas dengan Peraturan Kasal Nomor: Perkasal/77/X/2009 tanggal 26 Oktober 2009, maka setiap tanggal 5 Desember diperingati sebagai hari Armada RI, sedangkan hari lahirnya TNI Angkatan Laut diperingati setiap tanggal 10 September.

Atas dasar Peraturan Kasal, maka upacara Hari Armada RI tahun 2009 merupakan Hari Ulang Tahun Emas Armada RI, sekaligus dicanangkan sebagai tonggak perubahan yang menjadi momen penting kembalinya hari Armada RI.

”Untuk itu, melalui upacara ini, TNI Angkatan Laut ingin mengembalikan memori terhadap sejarah perjalanan Armada RI dan ingin menumbuhkembangkan serta memperkuat jiwa korsa, kebanggaan, kecintaan dan kehormatan bagi prajurit TNI Angkatan Laut yang bertugas di jajaran Armada dalam meningkatkan semangat juang serta pengabdian kepada bangsa dan negara,” jelas Kasal.

Ke depan, kata Kasal, pembinaan kemampuan harus diarahkan pada tingkat kemampuan intelejen, pertahanan laut, keamanan laut dan pemberdayaan wilayah serta dukungan melalui upaya peningkatan preofesionalisme prajurit, memperbaiki manajemen logistik dan mekanisme pemeliharaan alutsista serta melengkapi sarana maupun prasarana pangkalan.

Upacara tersebut dihadiri segenap pajabat Teras Armabar, Lantamal III Jakarta dan seluruh personel baik militer maupun pegawai negeri sipil di jajaran Armabar.

ANTARA JATIM/POS KOTA

Pengadaan Kapal Selam Terealisasi Empat Tahun Lagi

Kapal selam kelas Moray pernah ditawarkan Belanda ke Indonesia.

5 Desember 2009, Surabaya -- Surabaya - Keinginan TNI Angkatan Laut untuk segera mendapatkan tambahan dua armada kapal selam masih harus menunggu empat tahun lagi, karena terbatasnya anggaran yang dimiliki pemerintah.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono mengemukakan itu kepada wartawan, usai memimpin upacara peringatan Hari Armada ke-64 di Dermaga Komando Armada RI kawasan Timur (Koarmatim) Ujung, Surabaya, Sabtu.

Menurut KSAL, pihaknya tidak bisa memutuskan sendiri rencana pengadaan tersebut, karena harus berkoordinasi dengan Markas Besar TNI, Departemen Pertahanan dan pemerintah.

"Rencana itu sudah diusulkan sejak lama dan anggarannya masih digodok. Kalau tidak ada kendala, dua armada kapal selam itu baru terealisasi pada 2014 mendatang," ucapnya.

KSAL menambahkan, berdasarkan hasil seleksi dan penilaian yang telah dilakukan terhadap sejumlah negara, TNI AL telah menetapkan tiga negara yang nantinya akan menjadi pemasok kapal selam tersebut, yakni Belanda, Italia dan Rusia.

"Siapa yang bisa menawarkan produk dengan harga menarik dan memiliki 'transfer' teknologi paling bagus, itu yang akan kami pilih," katanya menegaskan.

"Tender pengadaan kapal selam akan dilakukan secara terbuka dan sistem pembiayaannya melalui kredit ekspor," tutur Laksdya TNI Agus Suhartono.

Harga satu unit kapal selam canggih diperkirakan mencapai Rp3,5 triliun, sehingga untuk pengadaan dua unit diperlukan anggaran sebesar Rp7 triliun.

Ia menambahkan, pengadaan dua unit kapal selam canggih tersebut untuk melengkapi dua armada kapal selam lama yang saat ini telah dimiliki TNI AL.

"Tambahan dua kapal selam itu juga untuk menambah kekuatan armada TNI AL dalam menjalankan misi pengamanan wilayah perairan Indonesia," ujar KSAL.

Selain kapal selam, TNI AL juga melakukan penambahan armada kapal perang dari berbagai jenis, seperti "Sigma Class" dengan menggandeng PT PAL.

Sementara itu, upacara peringatan Hari Armada dihadiri sejumlah mantan KSAL, antara lain Widodo A.S, Bernard Kent Sondakh, Slamet Subiyanto, dan Tedjo Eddy Purdijatno.

ANTARA JATIM

Mendesak, Satu Badan Keamanan Laut

Laksamana Madya Agus Suhartono. (Foto: KOMPAS/Totok Wijayanto)

5 Desember 2009, Jakarta -- Laksamana Madya Agus Suhartono, Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut yang dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November lalu, senang karena mulai ada pergeseran paradigma pertahanan kontinental ke maritim. Paling tidak, hal itu yang dirasakannya ketika mendapat arahan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dalam rapat kerja dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat pada 30 November lalu. Edna C Pattisina dan Subur Tjahjono

Di Komisi I DPR, saya senang semua bicara soal laut. Minta TNI AL diperkuat, minta kapal patroli diperbanyak. Artinya sudah ada pergeseran pandangan, yang tadinya kontinental menjadi maritim. Presiden sendiri berpandangan, dengan kondisi Indonesia ini, Angkatan Laut dan Angkatan Udara diperkuat,” kata Agus Suhartono.

Bertahun-tahun, terutama pada masa Orde Baru, pendekatan pertahanan Indonesia adalah kontinental. Artinya, pemerintahan Presiden Soeharto berfokus pada penguatan TNI Angkatan Darat. Padahal, pada tahun 1960-an, Indonesia mempunyai armada TNI Angkatan di kawasan Asia Tenggara. Kekuatan laut itu kini yang mulai dibangun kembali.

Untuk mengetahui pemikiran KSAL yang baru ini, sekaligus berkaitan dengan puncak Hari Ulang Tahun TNI AL atau dikenal sebagai Hari Armada Ke-64 yang jatuh hari Sabtu (5/12), Kompas mewawancarainya beberapa waktu lalu. Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul mendampingi KSAL.

Bagaimana membentuk TNI AL yang kuat?

Kuat itu relatif. Kuat adalah sesuai dengan desain yang kita buat karena kekuatan minimum esensial (minimum essential forces/MEF) adalah kekuatan yang kita rancang untuk menghadapi sebuah ancaman tertentu. Kita sekarang memperkuat pasukan khusus laut, seperti Pasukan Katak, Intai Amfibi, dan Denjaka (Detasemen Jala Mangkara).

Dibanding negara tetangga, bagaimana pasukan khusus kita?

Pasukan khusus laut kita, dibanding Singapura dan Malaysia, paling bagus. Semangatnya bagus. Peralatan perlahan kita tingkatkan. Ada joke, Malaysia menganggap pasukan khusus kita itu gurunya. Ini yang jadi efek detterrent (penggentaran) yang bagus.

Apa ada strategi mengatasi masalah anggaran terbatas?

Ya, misalnya soal pasukan khusus tadi. Masalah pembangunan kekuatan tergantung kemampuan anggaran yang dimiliki. Oleh karena itu, untuk minimum saja, kita anggarkan dua atau tiga rencana strategi (renstra). Manakala keuangan negara memungkinkan, bisa jadi dua renstra.

MEF kalau dijabarkan untuk TNI AL bagaimana?


Kita jabarkan sesuai TNI AL, yaitu pertahanan matra laut. Dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat terbuka, ancaman bisa dari mana saja. Kita sudah merumuskan, TNI AL minimal punya kemampuan memutus garis perhubungan laut di dua tempat, di timur dan barat, pada saat yang sama.

Pada saat yang sama juga melaksanakan operasi amfibi di satu tempat. Kita sadar, di Indonesia masih banyak konflik. Oleh karena itu, TNI AL harus punya kemampuan menggeser satu batalyon tim tempur darat ke wilayah Indonesia.

TNI AL juga diberi wewenang penegakan hukum di laut.
Terkait penegakan hukum di laut, koordinasi dengan instansi lain bagaimana?

Di Indonesia, permasalahan laut cukup banyak, demikian juga dengan instansi yang menangani. Kalau mereka disatukan, mampu menangani semua. Kondisi sekarang, setiap instansi melakukan penegakan hukum sendiri.

Kita menganut multiagency single task, banyak instansi, tapi masing-masing hanya menangani satu tugas. Misalnya, Departemen Kelautan dan Perikanan hanya menangani perikanan. Padahal, kapal sebagai aset nasional punya peran yang cukup banyak. Sayang kalau peran itu tidak dioptimalkan. Ini inefisiensi pengelolaan aset.

Kenapa kita tidak berpikir, single agency multitask, satu badan banyak tugas. Jadi, ketemu apa saja, kapal itu bisa tangani. Cuma nanti penyidikannya harus diserahkan kepada penyidik yang berwenang. TNI AL juga sangat mendorong suatu badan baru yang bisa akomodasikan single agency multitask itu.

Bagaimana dengan Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) yang sudah ada?

Bakorkamla hanya sifatnya mengoordinasikan institusi-institusi dengan tugas masing-masing. Jadi, masih multiagency single task. Yang perlu itu, single agency multitask. Sekarang harusnya ada penguatan Bakorkamla atau kita perlu coast guard (penjaga pantai). Nah, itu lebih menarik. Coast guard itu single agency, tapi bisa atasi multitask. Mudah-mudahan ini akan jadi. Saya dengar masih proses.

Apa gangguan dalam keamanan laut dan pelanggaran yang paling menonjol?

Kalau perikanan, paling menonjol di Laut China Selatan dan Laut Arafuru. Kalau transnational crime (kejahatan transnasional) itu di Selat Malaka dan Selat Singapura.

Dengan adanya coast guard, akan ada optimalisasi dari aset yang dimiliki negara sehingga ada efisiensi. Selain itu, kalau dijumlah (kapalnya) jadi banyak. Kalau diatur akan jadi lebih baik pastinya. Di Malaysia juga baru dibentuk.

Bagaimana pengamanan di Selat Malaka?

Nah, kalau itu ikon TNI AL. Kita menjaga Selat Malaka dengan hati-hati sekali. Ada beberapa upaya untuk Selat Malaka dan Selat Singapura. Yang pertama kita bangun integrated maritime surveillance system (IMSS) mulai dari Sabang sampai ke Padang. Jadi, kita tahu persis gerakan kapal. Kita kerja sama dengan Singapura dan Malaysia, untuk patroli bersama. Bahkan, Thailand juga akan masuk untuk patroli sepanjang tahun itu.
Sebenarnya bagaimana kondisi alat utama sistem persenjataan TNI AL kita?

Memang kapal perang itu tidak hanya kapalnya saja, tetapi juga sistem persenjataannya. Kapal-kapal yang lama mampu untuk berlayar dan mampu lakukan tugas penegakan hukum. Mampu untuk bertempur secara terbatas. Itu akan kita tingkatkan kemampuannya.

KOMPAS

Alenia Telah Kirimkan 8 Jet Latih MB-339CM Ke TUDM

Jet latih MB-339CM. (Foto: Alenia Aermacchi)

5 Desember 2009 -- Alenia Aermacchi Italia telah mengirimkan 8 jet latih MB-339CM ke Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) sesuai kontrak senilai 88 juta euro pada akhir 2006.

Dua pesawat pertama diterima TUDM pada Maret 2009, diterbangkan langsung dari Italia oleh pilot Alenia kepala pilot penguji Cdr. Quirino Bucci dan pilot penguji Cdr. Matteo Maurizio.

Sedangkan dua pesawat terakhir juga diterbangkan langsung dari Venegono Italia 28 November.

Versi MB-339CM dibuat berdasarkan versi MB-339CD yang digunakan AU Italia, berkursi tandem dan bermesin tunggal serta dilengkapi peralatan pengisian bahan bakar di udara.

TUDM telah menggunakan versi MB-339A selama 20 tahun.


Suasana saat tibanya pesawat pertama langsung dari Italia ke Malaysia, diterbangkan oleh penerbang Italia. (Foto: Alenia Aermacchi)

Jet latih MB-339CD milik AU Italia yang dikembangkan menjadi MB-339CM.(Foto: Alenia Aermacchi)

Defense News/@beritahankam

Vietnam Beli 6 Kapal Selam, Helikopter dan 12 Su-30 Jadikan Pembeli Utama Senjata Rusia

Kapal selam diesel – elektrik kelas Kilo Project 636. (Foto: fas.org)

5 Desember 2009 – Vietnam dapat menjadi importir utama senjata Rusia jika sejumlah kontrak pembelian kapal selam diesel dan pesawat terbang ditandatangani dalam waktu dekat, diberitakan harian bisnis Rusia Vedomosti.

Vedomosti memberitakan, Moskow dan Hanoi mendekati penandatanganan kesepakatan pembelan 6 kapal selam diesel – elektrik kelas Kilo dan 12 jet tempur serba guna Sukhoi Su-30MK2 Flanker-C.

Kontrak kapal selam diperkirakan senilai 1,8 milyar dolar, termasuk konstruksi infrastruktur pangkalan dan pelatihan awak kapal selam, dan akan menjadikan kontrak pembelian kapal selam buatan Rusia kedua terbesar sejak era Soviet. Kontrak pembelian terbesar pertama ditandatangani 2002 antara Rusia dan Cina untuk pembelian 8 kapal selam.

Kapal selam kelas Kilo Project 636 salah satu kapal selam tersenyap di dunia pada kelasnya. Kapal selam dirancang secara khusus untuk operasi anti kapal permukaan dan kapal selam di perairan relatif dangkal.

Rusia telah membuat kapal selam kelas Kilo untuk India, Cina dan Iran.

Sukhoi Su-30.

Vedomosti memberitakan juga menurut sumber di industri pesawat Rusia, kontrak baru pengiriman 12 jet tempur Su-30MK2 penambahan 8 pesawat dari tipe sama yang dibeli Vietnam pada Januari 2009.

Sukhoi Su-30MK2 versi lanjut Su-27 berkursi tandem dengan up-grade perangkat eletronik serta mampu menembakan rudal anti kapal selam.

Rusia juga akan menandatangani pembelian senilai sedikitnya 600 juta dolar dalam jumlah besar helikopter Mi-17, menurut sumber di perusahaan helikopter Rusia di pameran senjata LIMA 2009 di Malaysia, Rabu (2/12).

Kontrak baru yang akan ditandatangani akan menjadikan Vietnam diurutan pertama daftar pembeli utama senjata Rusia, menyisihkan Cina dan Rusia diutarakan analis industri Rusia Konstantin Makiyenko.

RIA Novosti/@beritahankam

Digelar Latihan Operasi Maritim Bersinar I - Selat Malaka Rawan Penyelundupan Narkoba

Sejumlah Anggota Detasemen 88 Polda Kepri membekuk gembong Narkoba di Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepri, Jumat (4/12). Kegiatan simulasi tersebut bagian dari rangkaian latihan operasi maritim bersinar yang diadakan Polri dan TNI AL di Medan, Surabaya dan Batam secera serentak. (Foto: ANTARA/Asep Urban/Koz/hp/09)

1 Desember 2009, Medan -- Perairan Selat Malaka yang membelah tiga negara Asean yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura merupakan jalur rawan terjadinya tindak pidana penyelundupan narkotika dari luar negeri dan masuk ke wilayah Indonesia.

"Kawasan ini menjadi pusat perhatian Badan Narkotika Nasional (BNN) agar penyelundupan narkotik dapat diberantas," kata Irjen Pol Badroddin Haiti Kapolda Sumatera Utara pada pembukaan Latihan Bersama Operasi Maritim Bersinar I yang berlangsung di dermaga Lantamal I Belawan, Senin (30/11).

Badroddin yang hadir pada acara itu mewakili Gories Mare Kepala BNN menyebutkan, selain Selat Malaka, perairan Andamaan dan laut Natuna termasuk jalur rawan terjadinya tindak pidana penyelundupan narkotika dan prekursor narkotika dari luar negeri ke wilayah Indonesia.


Menurutnya, tindak pidana narkotika merupakan kejahatan lintas negara yang memiliki mobilitas sangat kompleks dan tinggi dengan jaringan sindikasi yang sangat menggurita di lapisan strata sosial kehidupan masyarakat bahkan melampaui batas yuridiksi nasional negara serta didukung dengan sarana modern berteknologi tinggi.

Bahkan data secara nasional mencatat, trend tindak pidana penyalahgunaan serta peredaran narkotika menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan modus operandi yang semakin canggih, sementara kemampuan untuk mencegah maupun memberantas tindak pidana itu masih sangat terbatas. "Jika jajaran penegak hukum tidak segera mengambil langkah strategis dan komprehensif maka dalam waktu singkat Indonesia akan menjadi negara lemah," ujar petinggi Polri itu.

HARIAN GLOBAL

Dephan Kaji Kerjasama Pertahanan dengan 4 Negara

Latihan bersama Camar Indopura ke-17 ini akan berlangsung mulai tanggal 4 hingga 6 November 2009 antara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dan RSAF. (Foto: TNI AU)

4 Desember 2009, Jakarta -- Departemen Pertahanan RI akan mengkaji kembali rencana kerja sama pertahanan dengan empat negara, yakni Rusia, Republik Ceko, Polandia dan Singapura.

Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Ideologi dan Politik Agus Subrotosusilo ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta Jumat mengatakan, pihaknya akan mempelajari kembali aspek apa saja yang dapat menjadi bagian kerjasama dengan empat negara tersebut.

"Kami sudah ada kerja sama yang baik dengan empat negara itu, namun belum ada payung hukum formal dan ada beberapa aspek yang harus dibahas mendalam," katanya, di sela-sela kegiatan donor darah serangkaian Hari Ibu ke-81.

Agus mengatakan, jika aspek yang akan dikerjasamakan sangat luas maka perlu diadakan semacam nota kesepahaman dan harus diratifikasi oleh kedua pihak.

Namun, lanjut dia, jika kerja sama itu hanya menyangkut aspek yang tidak begitu luas skalanya, maka tidak perlu ada ratifikasi oleh kedua pihak terhadap kesepakatan kerja sama yang akan dilakukan.

Agus mengatakan, Departemen Pertahanan RI telah menjalin kerja sama dengansejumlah negara lain untuk membangun rasa saling percaya antarbangsa, sebagai modalitas mencegah konflik dan membangun kapabilitas pertahanan nasional.

"Bagaimana pun, kerja sama pertahanan sangat penting untuk mendukung pemberdayaan kemampuan pertahanan nasional, seperti kerja sama dalam bentuk pertukaran prajurit dan perwira, latihan bersama dan lainnya," katanya.

Departemen Pertahanan hingga kini telah menjalin kerja sama dengan sejumlah negara seperti Rusia (Kerja sama Teknik Militer, 2003), India (Kesepakatan Latihan Bersama, 2001), dan Filipina (Latihan Bersama, 2007).

Ada pula kerja sama pertahanan yang telah ditandatangani kedua pihak namun belum diratifikasi kedua negara, seperti kerja sama pertahanan RI dengan Polandia, Republik Ceko, dan Singapura.

ANTARA News

Friday, December 4, 2009

Brigjen TNI Lodewijk Gantikan Mayjen TNI Pramono Jadi Danjen Kopassus

Bertindak sebagai Inspektur upacara serah terima jabatan Komandan Jenderal Kopassus adalah KSAD Jenderal George Toisutta. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

4 Desember 2009, Jakarta -- Pucuk pimpinan Komandan Jenderal Kopassus resmi berganti. Brigjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus dilantik menggantikan Mayjen Pramono Edhie Wibowo, ipar Presiden SBY. Lodewijk menjadi Danjen Kopassus ke-24.

Acara serah terima ini berlangsung di Markas Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (4/12/2009).

Bertindak sebagai Inspektur Upacara, KSAD Jenderal George Toisutta. George menegaskan tidak ada yang istimewa dalam pergantian komandan Kopassus kali ini.

"Merupakan hal yang biasa dalam tour of duty dan meningkatkan pengalaman bagi perwira yang bersangkutan," ujar George dalam sambutannya.

Lodewijk F Paulus merupakan alumnus Akabri tahun 1981. Berbagai pendidikan serta penugasan di Korps Baret Merah telah dilalui oleh bapak 2 anak ini.

Pramono Edhie Wibowo selanjutnya akan menempati pos barunya sebagai Pangdam III Siliwangi.

Parade Kekuatan Kopassus

Serah terima Komandan Jenderal Kopassus dari Mayjen Pramono Edhie Wibowo kepada Brigjen Lodewijk F Paulus ditutup dengan defile. Hampir seluruh kekuatan Kopassus ditampikan dalam acara ini.

Defile di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (4/12/2009), dibuka dengan gelar pasukan dari Grup I, Grup II dan Grup III Sandi Yudha Kopassus. Lalu tampil Satuan kebanggaan Kopassus, Sat81 yang merupakan satuan elit antiteror. Para personelnya tampak mengenakan seragam serba hitam dan menyandang senapan MP5.



Hampir seluruh kekuatan Kopassus ditampikan dalam upacara serah terima jabatan ini. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

Setelah itu, hadir kendaraan milik Sat81. Dari mulai motor trail hingga jip defender yang dipersenjatai senapan mesin. Rantis Cakra yang digunakan untuk keperluan menjebol dinding dalam operasi lawan teroris, juga ditampilkan dalam acara ini. Rantis ini merupakan hasil produksi PT DI.

Beberapa sea rider yang digunakan dalam operasi di laut juga ditampilkan. Lengkap dengan peralatan selamnya.

Hadir pula kendaraan Caspier yang merupakan kendaraan satuan elit militer dunia. Kendaraan lapis baja yang tahan ledakan ranjau ini merupakan buatan Afrika Selatan.

KSAD Jenderal TNI George Toisutta pun berpesan agar Kopassus terus meningkatkan kemampuannya dengan cara berlatih dan terus berlatih. "Perlu juga ditingkatkan latihan dengan Denjaka, Den Bravo dan Densus 88," pesan George.

detikNews

Garis Besar Misi Satlakopsud PPRC TNI Sukses


4 Desember 2009, Jakarta -- Setiap fajar hendak hengkang dari peraduan malam selama satu minggu berturut-turut bumi pertiwi Halim Perdanakusuma terdengar gemuruh burung-burung besi dari Skadon Udara 12 Pangkalan Udara Simpang Tiga Pekanbaru dan Skadron Udara 1 Pontianak terbang dengan formasi tempur, selama satu minggu itu pula masyarakat sekitar terganggu.

Pesawat Hawk 100 bergabung dalam misi Latihan TNI dengan sandi PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat). Pos Satlakopsud (Satuan Pelaksana Operasi Udara) dipusatkan di Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dibawah komando Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko yang sehari-harinya menjabat sebagai Komandan Wing 1 Lanud Halim perdanakusuma.

Pada hari kamis 3 Desember pukul 02.00 Wib dini hari mendadak ada rapat yang dipimpin oleh Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Bagus Puruhito sebagai penanggung jawab Pos Satlakopsud seluruh unsur yang tergabung dalam PPRC hadir, dengan sigap cepat Komandan Lanud memerintahkan semua unsur tugas udara mulai dari unsur tempur dan pasukan siap ditempat masing-masing karena pada pukul 04.30 seluruh kekuatan PPRC TNI akan membombardir musuh di selat Sunda.

Langit masih bersemburat jingga tanda fajar masih belum lama beranjak, pukul 04.30 tepat empat pesawat Hawk 100 tinggal landas dengan menggenggam 20 roket FFAR 2, 75 inci siap menhunjani daerah musuh dengan melaksanakan SUL (Serangan Udara Langsung) keempat burung besi ini akan menembaki sasaran dari ketinggian 4.000 kaki dengan kecepatan 1.200 km / jam.

Sekitar 20 menit kemudian, empat pesawat Hercules lepas landas dengan membawa pasukan penerjun payung yang berasal dari Batalyon 328,330,305 Brigif 17 Divisi 1 Kosrad sebanyak 540 prajurit. Menurut Komandan Satlakopsud PPRC Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko sebelumnya tim SAR (Search and Rescue) telah di standby di suatu tempat tersembunyi dengan melibatkan helikoter dari Lanud Atang Sendjaja Bogor.

Menurut laporan intelijen di lapangan misi Satlakopsud PPRC penembakan SUL terjadi sekitar 10 menit menghancurkan kekuatan musuh, pasukan secara perlahan satu persatu penerjun payung mengembangkan parasutnya dan turun menuju sasaran, langit serang Banten di penuhi payung-payung yang mengembang ibarat hujan jamur. Atraksi ini menjadi tontonan warga
sekitar.

Sekitar 30 menit pasukan Marinir menggelar operasi infitrasi di pantai salira pasukan tersebut di tugaskan untuk merebut sebuah dermaga yang dikuasai musuh di pelabuhan Serang. “Laporan, sasaran roket mengenai target, ganti” ucap intelijen.

Secara garis besar garis besar misi Satlakopsud PPRC TNI sukses namun kendala-kendala kecil masih di temukan di pangan, kata Dan Satlakopsud saat memimpin rapat evaluasi.

PENTAK LANUD HALIM PERDANAKUSUMAH

TNI Gelar Latihan Gabungan di Serang

Dua personel Korps Marinir TNI-AL bersiap melakukan penyergapan pada latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di pantai Wisata Salira, Banten, Kamis (3/12). Latihan yang melibatkan tiga angkatan itu merupakan simulasi penghancuran lawan dalam waktu singkat. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

4 Desember 2009, Serang -- Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tiga matra yaitu Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut menggelar latihan gabungan di Kecamatan Kramat Watu, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (3/12). Tema latihan PPRC TNI ini adalah "PPRC TNI Melaksanakan Operasi Penindakan Awal untuk Memelihara Integritas Wilayah Nasional dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI" ini, dan melibatkan 3.125 personel TNI, terdiri dari penyelenggara Geladi 478 orang dan Pelaku sebanyak 2.647 orang.

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan target latihan ini untuk meningkatkan perencanaan operasi gabungan yang dilaksanakan oleh satuan khusus TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Laut. Latihan ini juga untuk mempersiapkan pelaksanaan operasi lintas udara dan operasi amfibi.

Dalam latihan ini, kata Djoko, bertujuan untuk merebut satu sasaran/daerah yang dikuasai musuh sehingga PPRC TNI melumpuhkan kekuatan musuh melalui penerjunan satuan lintas udara dan pendaratan amfibi. Materi latihan ini meliputi pengintaian dan pengamatan udara, gerakan menuju sasaran (Lintas Laut), penerjunan KDOL dan IPAM, Serangan Udara Langsung, Penerjun Linud, pendaratan Amfibi, Perebutan Tumpuan Udara dan Perebutan Tumpuan Pantai.

Dalam latihan ini, Alutsista yang dikerahkan antara lain Ma PPRC TNI dan Satgasrat PPRC TNI menggunakan senjata organik sesuai TOP, sedangkan Satgasla PPRC TNI terdiri dari Tank Fib, RRF, KAPPA, PK, serta Sat Angkut dan sat Lindung dengan menggunakan KRI. Satlakopsud PPRC TNI mengerahkan Sur Intai, Sur Pur, dan Sur Ang masing-masing menggunakan PSWT B-737, Flight HAWK 100/200 dan pesawat HELLI.

Menurut Panglima TNI, latihan gabungan TNI merupakan latihan puncak yang biasanya dilaksanakan pada akhir tahun. Karena sifat latihan, metode latihan di TNI bertingkat dan berlanjut. Ia juga menjelaskan alasan pelaksanaan latihan gabungan TNI di Serang, Banten. "Banten sangat strategis dimana memiliki instalasi penting, ada obyek vital, dan ada selat Sunda. Apabila ada ancaman musuh maka daerah ini (Banten) akan menjadi sasaran untuk dikuasai," katanya.

Kepala Penerangan Komando Cadangan Strategis TNI AD Husni menambahkan, TNI merupakan komponen utama pertahanan, keamanan negara dalam melaksanakan tugas pokoknya dituntut memiliki kesiapsiagaan operasional dan ketanggapsegeraan untuk menghadapi setiap ancaman dan gangguan dari luar negeri maupun dari dalam negeri.

KASAD Tutup latihan Geladi Lapangan PPRC TNI Kilat XXVI

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toisutta mewakili Panglima TNI menutup Latihan Geladi Lapangan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI (PPRC) Kilat XXVI Tahun 2009 di Pantai Salira Banten, Kamis (3/12).

Latihan yang berlokasi wilayah Banten ini ditinjau langsung Oleh Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso beserta para Kepala Staf Angkatan TNI, diskenariokan untuk merebut kembali sasaran yang diduduki musuh terutama obyek vital. Latihan diawali dengan penembakan sasaran di sekitar lokasi PT. Perusahaan Gas Negara (PT. PGN) Bojonegara Serang Banten oleh 2 pesawat Sky Hawk 200 dari TNI Angkatan udara dilanjutkan Operasi Lintas udara (Linud) sebanyak 300 personel Linud 305 Kostrad yang tergabung dalam Satgas Darat.

Latihan berlanjut ke sasaran kedua dengan pelaksanaan Operasi Amfibi yang dilaksanakan oleh satuan Marinir dengan pendaratan Tank Amfibi di pelabuhan Pelindo II Banten.

Dalam Amanatnya yang dibacakan Kasad Jenderal TNI George Toisutta, Panglima TNI mengatakan, TNI merupakan komponen utama kekuatan pertahanan keamanan Negara, dalam melaksanakan tugas pokoknya dituntut memiliki kesiapsiagaan dan ketanggapsegeraan untuk menghadapi setiap ancaman dan gangguan dari luar maupun dalam negeri yang mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ditambahkan, Latihan Geladi lapangan ini merupakan upaya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI dengan menggelar satuan-satuan TNI dari berbagai matra sesuai tugas dan fungsi masing-masing yang tergabung dalam PPRC TNI dalam rangka melaksanakan operasi tempur yang dapat digerakan dengan cepat dan diimplementasikannya operasi PPRC TNI secara nyata bila dihadapkan dengan Kontijensi yang terjadi di wilayah darat tertentu.

Tujuan dilaksanakannya latihan Geladi lapangan PPRC TNI ini agar terwujudnya profesionalisme baik perorangan maupun satuan tugas yang tergabung dalam PPRC TNI sehingga dari penyelenggaraan latihan tersebut didapati kesiapsiagaan yang berkesinambungan.

JURNAL NASIONAL/DISPENAD

PT PAL Buat Kapal Perusak Kawal Rudal

Kapal perang perusak kawal rudal 105 meter rancangan PT. PAL Indonesia. (Foto: @beritahankam)

3 Desember 2009, Jakarta -- Dengan pengalaman yang ada selama ini, PT PAL Indonesia yakin bisa membuat kapal perang perusak kawal rudal dalam waktu 4 tahun. Pembuatan kapal perang yang bersenjatakan peluru kendali merupakan langkah besar guna kemandirian pengadaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista.

Hal tersebut disampaikan Direktur PT PAL Indonesia Harsusanto kepada Kompas, Rabu (2/12). Menurut Harsusanto, berhubung ini adalah kapal pertama, pihaknya bekerja sama dengan pihak lain. ”Kami sudah bisa bikin struktur kapalnya, tetapi untuk sistem elektroniknya kami harus kerja sama dengan pihak yang sudah pengalaman. Jadi, kami perlu sharing contract (kontrak bersama),” kata Harsusanto.

Kerja sama dengan pihak asing ini juga ditargetkan untuk adanya alih teknologi. Pengerjaan kapal yang harus dilakukan di PT PAL Indonesia juga membuat komponen lokal akan dipakai.

Menurut Harsusanto, pihaknya membutuhkan waktu sekitar 4 tahun untuk membuat kapal perang perusak kawal rudal (PKR) yang pertama. Harga satu kapal mencapai 170 juta euro. Setelah itu, dengan selang waktu masing-masing 6 bulan bisa diluncurkan lagi kapal PKR yang kedua dan ketiga.

Saat ini, menurut Harsusanto, kontrak memang belum ditandatangani. Namun, sebagai bagian dari program 100 hari Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, ia mengharapkan kontrak akan ditandatangani bulan Januari 2010. ”Empat tahun kemudian, kita sudah bisa luncurkan PKR,” kata Harsusanto.

Kapal LST

Selain kapal PKR, PT PAL juga berencana memproduksi kapal pendarat tank serbu atau landing ship tank (LST) dalam waktu dua tahun mendatang. Menurut Harsusanto, pihaknya telah menerima rancangan LST dari TNI Angkatan Laut. Kapal angkut sepanjang 117 meter ini merupakan kapal modern.

Secara terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono berkomitmen mendukung berkembangnya industri pertahanan dalam negeri. Menurut dia, TNI AL berkomitmen akan memilih untuk membuat kapal di dalam negeri seandainya industri dalam negeri telah mampu.

KSAL optimistis melihat arah industri dalam negeri untuk pembuatan alutsista tersebut. ”Kita minggu lalu sudah luncurkan kapal LPD KRI Banjarmasin,” kata Agus Suhartono mengenai kapal landing platform deck (LPD) terbaru milik TNI Angkatan Laut.

Harsusanto menyatakan, setelah KRI Banjarmasin, PT PAL akan meluncurkan kapal LPD lainnya, KRI Banda Aceh, pada bulan Juni 2010.

Kompas