Sunday, December 6, 2009

Dua Kapal Selam Saja Tak Ideal

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono melakukan inspeksi pasukan saat upacara Hari Armada Republik Indonesia Ke-64 di Komando Armada Kawasan Timur, Dermaga Ujung, Surabaya, Sabtu (5/12). (Foto: Kompas/Maria Serenade Sinurat)

6 Desember 2009, Surabaya -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono menilai, penambahan dua kapal selam baru saja tidak ideal untuk mempersenjatai TNI AL. Namun, hal itu bisa dimaklumi karena terbatasnya alokasi anggaran pertahanan dari pemerintah.

”Kalau mau ideal tentu harus ada empat kapal selam, tapi kemampuan anggaran kita juga terbatas. Kita mampu beli dua, ” ujar Agus seusai upacara peringatan Hari Armada Republik Indonesia Ke-64 di Komando Armada Kawasan Timur, Dermaga Ujung, Surabaya, Sabtu (5/12).

Agus menambahkan, pengadaan kapal selam baru dapat terealisasi tahun 2014. Saat ini, tiga negara yang sudah menawarkan kapal selamnya, yaitu Belanda, Italia, dan Rusia.

”Kami masih mempelajari negara mana yang menawarkan kapal dengan sistem terbaik, bukan dengan harga termurah,” katanya.

Pembelian dua kapal selam baru, menurut Agus, akan cukup bila diikuti dengan pemeliharaan kapal selam yang sudah ada. Saat ini Indonesia memiliki KRI Cakra dan KRI Nanggala yang bertempat di Koarmatim.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur Letnan Kolonel Laut (Kh) Toni Syaiful menambahkan, KRI Cakra sudah diperbaiki sistem navigasi dan mesinnya di Korea Selatan pada tahun 2007. Adapun KRI Nanggala juga akan menjalani proses serupa bulan ini.

”Dengan turunnya anggaran dari pusat, KRI Nanggala akhirnya bisa direvitalisasi. Senin depan, rencananya ada serah terima berita acara dari Pangarmatim ke pihak pengangkut,” ujarnya.

TNI AL hingga kini, seperti dikutip Antara, masih dihadapkan pada dua masalah yang masih belum sepenuhnya tertangani, yakni terkait perbatasan dan alokasi anggaran.

Masalah di wilayah laut, selain soal perbatasan, juga soal gerakan separatis bersenjata dan ancaman aspek laut yang meliputi tindakan kekerasan, bahaya navigasi, dan pelanggaran hukum.

Hari Armada RI Ke-64, kemarin pagi, diikuti 2.730 prajurit TNI AL yang berbaris dengan latar belakang lima kapal perang RI, yakni KRI Rencong 622, KRI Sultan Iskandar Muda 367, KRI Teluk Mandar 514, KRI Diponegoro 365, dan KRI Keris 624.

Pada barisan tamu undangan tampak para mantan KSAL, yaitu Laksamana (Purn) Soedomo, Laksamana (Purn) Tanto Koeswanto, Laksamana (Purn) Indroko Sastrowiryono, Laksamana (Purn) Arief Koeshariadi, Laksamana (Purn) Widodo AS, Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh, dan mantan KSAL Tedjo Edhy Purdijatno.

KOMPAS

No comments:

Post a Comment