Thursday, July 30, 2009

AL Rusia Kirim Kapal Perang Ke Teluk Aden

Kapal perusak rudal kelas Udaloy Admiral Tributs. (Foto: maritimequest.com)

30 Juli 2009 -- Gugus tugas tempur baru Angkatan Laut Rusia dari Armada Pasifik tiba di Teluk Aden, Rabu (29/7), untuk memerangi perompak laut di perairan Somalia. Gugus tugas tempur ini segera menunaikan tugasnya mengawal konvoi kapal-kapal niaga, mengadakan pengamatan udara serta mencari tersangka para perompak kapal.

Gugus tugas tempur terdiri dari kapal perusak rudal kelas Udaloy Admiral Tributs dipersenjatai meriam 30mm dan 100mm, rudal anti kapal permukaan membawa dua helikopter Ka-27 Helix, sebuah kapal tunda, sebuah kapal tanker serta satuan infantri laut.

AL Rusia bergabung dengan misi internasional anti perompak di perairan Somalia sejak Oktober 2008. Sebelumnya AL Rusia mengirimkan gugus tugas tempur dari Armada Baltik terdiri dari kapal frigate Neustrashimy, dan dua kapal perusak dari Armada Pasifik Admiral Vinogradov dan Admiral Panteleyev.

Frigate AL Jerman Bremen Menuju Djibouti

Frigate Bremen.

AL Jerman mengirimkan kapal frigate kelas Bremen ke Tanduk Afrika (tanjung di timur laut Afrika) untuk melawan perompak. Kapal meninggalkan pelabuhan Wilhelmshaven, Senin (27/7) menuju pangkalan laut Jerman di Djibouti.

Frigate akan menempuh perjalanan hampir 5000 mil dengan membawa awak 220 orang, untuk bergabung dengan misi Uni Eropa Atalanta di Tanduk Afrika. Menteri-Menteri Perdagangan Uni Eropa memutuskan melanjutkan misi satu tahun lagi hingga akhir 2010 pada bulan lalu.

AL Jerman telah menempatkan dua kapal perangnya, frigate Brandenburg dan Rheinland-Pfalz. Rheinland-Pfalz akan berlayar kembali ke Jerman, setelah Bremen tiba di Djibouti, dijadwalkan 11 Agustus.

Frigate Brandenburg.

Sekitar 35 kapal perang dari 16 negara saat ini bertugas di perairan Somalia untuk melawan serangan perompak pada rute kunci perdagangan. Total 126 kapal niaga yang telah diserang perompak, saat ini perompak Somalia menahan 270 sandera berasal sekurang-kurangnya dari 16 kapal.

Menurut PBB, perompak Somalia telah mengumpulkan 150 juta dolar uang tebusan dari pemilik kapal pada tahun lalu, sementara keseluruhan kerugian akibat aksi perompak diperkirakan 13 - 16 milyar dolar, termasuk kenaikan biaya asuransi, perlindungan untuk kapal, diantaranya mengirimkan kapal-kapal ke rute yang lebih jauh untuk menghindari wilayah beresiko tinggi.

RIA Novosti/Defpro/@beritahankam

Presiden Minta Intelijen dan TNI Optimal Cegah Aksi Terorisme

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) memimpin rapat koordinasi yang diikuti oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Kapolri, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kepala BIN dan Gubernur, Kapolda, serta Pangdam dari seluruh Indonesia dengan metode teleconference di Istana Negara, Jakarta, Kamis (30/7). Rapat koordinasi tersebut membahas sejumlah agenda diantaranya situasi dan kondisi perekonomian negara, gelombang panas El Nino dan masalah terorisme dan keamanan negara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/nz/09)

30 Juli 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan seluruh unsur intelijen di Indonesia, mulai dari tingkat pusat hingga wilayah, mengoptimalkan kemampuan selama 24 jam penuh untuk mencegah aksi-aksi terorisme. TNI juga diminta ikut terlibat.

"Intelijen harus bekerja terus-menerus 24 jam dan tajam. Bukan hanya BIN, bukan hanya kepolisian, atau BAIS di TNI, tetapi semua unsur intelijen di seluruh Indonesia," kata Presiden saat melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah Menteri, Gubernur, Kapolda, dan Pangdam di Istana Negara, Kamis siang (30/7).

Presiden meminta seluruh unsur intelijen bekerja 24 jam untuk mengikuti, memantau, melakukan deteksi, dan pencegahan sehingga bibit-bibit terorisme tidak berkembang menjadi aksi pemboman.

"Intelijen awal dari segalanya. Kita juga harus punya kepedulian dan kewaspadaan," katanya.

Presiden mengatakan optimalisasi intelijen ini bukan untuk kepentingan politik atau kekuasaan seperti era sebelumnya, melainkan untuk kepentingan keselamatan negara. "Dulu barangkali. Intelijen untuk keselamatan negara, bukan untuk politik, bukan untuk kekuasaan," katanya.

Selain mengoptimalkan intelijen, Presiden juga meminta TNI terlibat untuk mencegah aksi terorisme. Menurut dia, meski TNI tidak lagi mengemban peran sosial politik seperti masa sebelumnya, tetapi undang-undang juga mengatur TNI dapat menjalankan operasi militer selain perang.

"Menurut undang-undang, TNI masih mendapat tugas untuk melaksanakan operasi militer selain perang, antara lain melawan teroris, itu sah," katanya.

TEMPO Interaktif

AL Singapura Berkunjung ke AAL


30 Juli 2009, Surabaya -- Sebanyak enam perwira Royal Singapore Navi (RSN) atau Angkatan Laut Singapura berkunjung ke Akademi Angkatan Laut (AAL). Kunjungan yang diketuai oleh LTC Lee Joan Him yang sehari-harinya menjabat sebagai Deputy Commanding Officer, Squadron Headquarters ini diterima oleh pejabat teras AAL di Gedung Rinjani AAL, Bumi Moro, Surabaya, Kamis (29/7).

Kunjungan yang berlangsung selama lima hari yaitu dari tanggal 27 sampai dengan 31 Juli ini bertujuan untuk saling bertukar pendapat dan mempererat hubungan ke dua negara yang telah terjalin baik selama ini terutama antara TNI AL dan Angkatan Laut Singapura. Selama di Surabaya ini mereka mengunjungi kotama-kotama TNI AL yang ada di Surabaya, antara lain yaitu Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Komando Pendidikan dan Pengembangan TNI AL (Kobangdikal), Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal), dan Akademi Angkatan Laut (AAL).

Selain itu selama dalam kunjungannya para perwira RSN Singapura ini juga mengunjung beberapa tempat wisata, antara lain ke taman safari Prigen, ke pusat kerajinan tangan Tanggulangin Sidoarjo, melintasi jembatan Suramadu, dan mengunjungi tempat-tempat perbelanjaan pakaian khas Indonesia. Dan selama dalam kunjungannya mereka terkesan dengan TNI AL dan situasi yang ada di Indonesia.

AAL

Pangkohanudnas Tutup Latihan Hanudnas Perkasa “A/B/09”


30 Juli 2009, Jakarta -- Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda TNI Dradjad Rahardjao S.IP, selaku Direktur Latihan Hanudnas Perkasa A/B TA. 2009, didampingi Asops Kohanudnas Kol Pnb Barhim dan para Asisten lainnya secara resmi menutup latihan Hanudnas Perkasa “A” dan “B”, melalui voice yang bisa didengar langsung oleh para pelaku latihan di Satuan Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) I Jakarta maupun Kosekhanudnas II Makasar, dari ruang Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas) Makohanudnas, di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (30/7).

Gelar latihan Hanudnas Perkasa “A” dan “B” telah berlangsung sejak 10 Juli 2009 atau selama tiga minggu dengan mengambil dua lokasi, di wilayah Kosekhanudnas I dipusatkan di Tanjung Pinang dan Batam Sumatra dan wilayah Kosekhanudnas II dipusatkan di Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan melibatkan unsur-unsur Hanud, pesawat Tempur Sergap F-5 Tiger, Hawk 109-209, MK 53 HS Hawk, F-16 dan seluruh Satuan Radar (Satrad) yang berada dalam jajaran Kosekhanudnas I dan II, Kapal Republik Indonesia (KRI) yang berkemampuan Hanud, dan Arhanud dari Detasemen Rudal (Denrudal) 004/I/ Bukit barisan dan Denrudal 002/VI/ Tanjungpura, serta didukung pesawat intai Boing-737, pesawat angkut C-130 Hercules dan Helikopter SAR, kata Pangkohanudnas.

Lebih lanjut Marsda TNI Dradjad Rahardjao S.IP, mengatakan, latihan Hanudnas Perkasa “A” dan “B” TA. 2009 ini, merupakan latihan tahapan menuju puncak latihan Kohanudnas (Latihan Tutuka), sebagai uji tingkat kesiapsiagaan unsur-unsur Hanud yang berada di jajaran Kohanudnas dalam menghadapi acaman yang sebenarnya untuk penindakan maupun penangkalan dalam mengamankan Wilayah Udara Nasional.

Dengan latihan ini diharapkan adanya peningkatan kemampuan, baik perorangan maupun satuan yang berada di jajaran Kosekhanudnas I dan II, dalam mengaplikasikan dan penerapan Doktrin operasi pertahanan udara, untuk menyusun rencana operasi yang disiapkan berdasarkan analisa kontijensi yang diperkirakan akan terjadi, dan meningkatkan kerja sama unsur-unsur Hanud di wilayah Kosekhanudnas I dan II atau keterpaduan penyelenggaraan operasi pertahanan udara harap Pangkohanudnas. Demikian keterangan Kepala Penerangan Kohanudnas Mayor Sus Suharto SH.

PEN KOHANUDNAS

K-152 Nerpa (INS Chakra)

Nerpa K-152. (Foto: cache.daylife.com)

30 Juli 2009 -- K-152 Nerpa merupakan kapal selam serang nuklir serbaguna generasi ketiga, termasuk kelas Project 971 Shchuka-B, NATO menyebutnya Akula III, project dimulai Juli 1976 dan dirancang oleh Biro Disain Malakhit, dibangun oleh galangan kapal Amur di Timur Jauh Rusia.

Saat Nerpa melakukan uji pelayaran di Laut Jepang 8 November 2008, sistem pemadam api bekerja sehingga melepaskan gas Freon sebagai racun api, gas Freon yang mematikan bergerak ke kompartemen tidur menyebabkan 3 awak kapal selam dan 17 pekerja galangan yang sedang terlelap keracunan hingga meninggal dunia. Seorang awak kapal selam salah memasukan data temperatur sehingga sistem pemadam api bekerja.

Ilustrasi lepasnya gas mematikan Freon. (Foto: amibola)

Setelah dilakukan perbaikan ekstensif dilakukan uji coba pelayaran pertama pasca insiden Laut Jepang, dilakukan di Laut Jepang 27 Juli 2009, berakhir dengan kesuksesan, kemudian dilanjutkan uji pelayaran kedua 31 Juli.

Nerpa akan diserahkan ke Angkatan Laut Rusia setelah laik beroperasi, kemudian disewakan ke AL India selama 10 hari, dibaptis dengan nama INS Chakra.

Spesifikasi


Kecepatan: dipermukaan 20 knot, menyelam 35 knot
Kedalaman menyelam: 480 meter
Kemampuan melaut: 100 hari
Bobot: 8.140 ton (dipermukaan), 12.770 ton (menyelam)
Ukuran: 110 x 14 x 9 meter
Reaktor: 190 MW OK-650
Turbin uap: 43.000 HP

Pembangkit tenaga
190 MW OK-650M reakto nuklir air bertekanan
2 mesin elektrik cadangan (setiap mesin 410 HP)
2 mesin diesel cadangan (setiap mesin 750 HP)

Persenjataan
4 x 533 mm tabung torpedo
4 x 650 mm tabung torpedo
Kemampuan menyimpan amunisi hingga 40 torpedo/ranjau laut/rudal

RIA Novosti/@beritahankam

Lettu Gigih Lulus Terbang Solo F-16

Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto memasang bagde sebagai tanda lulus terbang solo kepada Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Rabu (29/7). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

30 Juli 2009, Madiun -- Prinsip untuk selalu bekerja keras dan berpikir cerdas yang dimiliki Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama, akhirnya membuahkan hasil. Dengan menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon, menghantarkannya lulus terbang solo yang dinyatakan oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto, Rabu, (29/7).

Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama, lulusan SMA Taruna Nusantara tahun 2003 tersebut, lahir di Banjarnegara 24 tahun yang lalu, adalah putra pasangan bapak Rohmad dan ibu Siti Maryunah, merupakan alumnus AAU tahun 2006, Sekolah Penerbang (Sekbang) Angkatan 76.

Terbang solo diraih oleh Letda Pnb Gigih, menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon dengan nomor registrasi TS-1602, yang dikawal langsung oleh Danskadron Udara 3 sebagai pengawas dengan menggunakan pesawat TS-1609, terbang di Trainning Area Lanud Iswahjudi, diatas ketinggian 15.000 feet dengan kecepatan 250 s.d 400 knots. Dengan telah berhasil lulus terbang solo, Letda Pnb Gigih memiliki 259 jam terbang, menggunakan pesawat AS 202 Bravo, T-34 Charlie dan F-16/ Fighting Falcon.

Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Fajar Adriyanto menyampaikan selamat dan bangga atas keberhasilan yang telah diraih Letda Pnb Gigih. Keberhasilan tersebut sekaligus dapat memperkuat jajaran Skadron Udara 3 yang mengoperasikan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Kepada Letda Pnb Gigih, Letkol Pnb Fajar Adriyanto berpesan agar terus meningkatkan belajar dan berlatih, sehingga menjadi penerbang yang professional.

Meski telah lulus terbang solo janganlah lekas bangga dan berpuas diri. Tugas-tugas operasi telah menanti, oleh karenanya tingkatkan terus kemampuan terbang yang telah dicapai dengan belajar dan berlatih lebuih tekun, sehingga kelak menjadi penerbang handal dan professional. Demikian penekanan Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto pada saat pelaksanaan upacara tradisi terbang solo di Hanggar Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi.

Menandai keberhasilan lulus terbang solo, Letda Pnb Gigih menjalani upacara tradisi yaitu pemecahan telor diatas kepala dan penyiraman air kembang yang dilakukan oleh Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Fajar Adriyanto dan disaksikan oleh personel Skadron Udara 3.

PENTAK LANUD ISWAHJUDI

Tiger Beraksi Pertama Kalinya di Medan Laga

Eurocopter Tiger. (Foto: enemyforces.net)

30 Juli 2009 -- Departemen Pertahanan Perancis mengumumkan pada situs resminya, Perancis telah mengirimkan tiga unit helikopter tempur Eurocopter Tiger ke Afghanistan.
Helikopter dikirim ke bandara Kabul menggunakan pesawat kargo Antonov 124, Minggu (26/7). Kehadiran Tiger di Afghanistan menandai aksi pertama kalinya di medan tempur. Helikopter Tiger telah lama dinantikan kehadirannya di Afghanistan setelah serangan mematikan dilancarkan milisi Taliban 18 Agustus tahun lalu di lembah Uzbeen.

Akibat serangan tersebut pemerintah Perancis dikritik karena kurangnya dukungan untuk pasukan Perancis yang ditempatkan di Aghanistan. Pasukan Perancis mendapat dukungan udara dari pasukan Amerika Serikat saat diserang, AS mengerahkan pesawat AC-130 Spectre dan F-16 serta UAV Predator sebagai pesawat pengamat.

Tiger yang ditempatkan di Afghanistan dari versi hélicoptère d'appui et de protection (HAP), akan digunakan untuk pengintaian bersenjata dan dukungan tembakan bagi pasukan darat. Helikopter diharapkan dapat beroperasi dalam beberapa minggu.

Eurocopter Tiger. (Foto: enemyforces.net)

Tiger dilengkapi dengan meriam 30 mm yang akan meningkatkan kekuatan udara pasukan koalisi. Perancis telah menempatkan tiga helikopter Caracal EC725 untuk misi SAR Combat dan Gazelle Viviane untuk misi pengintaian ringan, berpangkalan di Kabul.

Satuan helikopter tempur Resimen ke-5, berpangkalan di Pau, utara Perancis akan mengoperasikan armada helikopter Tiger. Pemerintah Perancis memesan 40 helikopter untuk pesanan batch pertama dari 80 unit yang direncanakan dari EADS Eurocopter, terdiri dari 70 unit versi HAP dukungan serangan darat dan 10 unit versi HAP anti kendaraan lapis baja.

Eurocopter Tiger dikembangkan berdasarkan kerjasama Perancis dan Jerman, pertama kali mengudara 1991 dan mulai diproduksi 2002. Jerman memesan 80 unit helikopter Tiger sedangkan AD Australia mengoperasikan Tiger berdasarkan rancangan versi HAP Perancis, diberinama Armed Reconnaissance Helicopter (ARH).

DefenseNews/@beritahankam

Pesawat Tanker Japan Air Force

(Foto: TNI AU)

30 Juli 2009, Jakarta -- Navigaxi udara Angkatan Udara Jepang dengan pesawat jenis Boeing 767 singgah di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma selama tiga hari mulai dari tanggal 28 sampai 30 Juli 2009. Kegiatan ini merupakan suatu wujud kerja sama yang telah terjalin baik selama ini antara TNI AU dengan Japan Air Force. Sementara itu pada waktu yang sama dua pesawat Jenis C-130 Hercules, Air Force Amerika Serikat selama satu malam berada di Lanud Halim Perdanakusuma dengan misi Latihan bersama TNI AL ( Marinir) dengan Marinir Amerika serikat. Jakarta (30/7).

Komandan Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb SM Handoko foto bersama dengan para penerbang dari Amerika, Japan Air Force dan TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma, dengan latar pesawat C-130 Amerika Air Force.

PENTAK LANUD HALIM PERDANAKUSUMAH

Dubes Australia Kunjungi Indobatt

30 Juli 2009 -- Dubes Australia untuk Libanon, Lyndall Sachs berkunjung ke Kompi B Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL. Kunjungan tersebut untuk meninjau secara langsung batas daerah operasi UNIFIL.

Dubes Australia untuk Libanon, Lyndall Sachs disambut oleh Wadansatgas Konga XXIII-C, Letkol Mar Suherlan beserta beberapa perwira. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)

Acara penyambutan Dubes Australia untuk Libanon, Lyndall Sachs di Kompi B Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL, UN POSN 8-33 Sheikh Abbad Tomb, Libanon. (LFoto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)

Dubes Australia mendapat pemaparan singkat tentang perkembangan situasi dan kondisi terakhir daerah operasi yang menjadi tanggung jawab Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)

Tujuan dari kunjungan Dubes Australia adalah untuk meninjau secara langsung batas daerah operasi UNIFIL yang berbatasan langsung dengan Israel. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)

Sebelum meninggalkan Sheikh Abbad Tomb, Dubes Australia foto bersama dengan para perwira Indobatt. (Foto: detikFoto/kol Arh Hari Mulyanto)

Peragakan Simulasi Force Down Pesawat

F-5 Tiger sedang melakukan pendaratan. (Foto: TNI AU)

30 Juli 2009, Balikpapan -- Puncak peringatan Hari Bhakti ke-62 TNI Angkatan Udara kemarin, digelar sederhana dan khidmat di Base Operasional Lanud Balikpapan. Yang menarik, dirangkai juga kegiatan Latihan Tempur bersandi Perkasa B 2009 yang sudah digelar sejak Selasa (28/7) lalu bersama TNI AL di kawasan perairan Ambalat.

Dalam latihan kemarin, simulasi force down atau operasi udara diperagakan. Simulasi ini memaksa pesawat musuh penyusup ke wilayah kedaulatan negara yang menjadi target operasi, diturunkan secara paksa ke landasan negara yang paling dekat. Sebagai interceptor (pencegat) yang melaksanakan force down, adalah pesawat F-5 E/F Tiger.

Bertindak sebagai inspektur upacara Komandan Lanud Balikpapan Letkol Pnb Agus Pandu Purnama. Upacara juga dihadiri Wakil Wali Kota Balikpapan H Rizal Effendi dan kalangan Muspida Kota Balikpapan. Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Subandrio dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Danlanud menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada sesepuh dan senior TNI AU.

Peringatan hari bakti tersebut diharapkan memiliki arti dalam masa depan perjalanan dan pengabdian TNI AU dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Marsekal Subandrio juga menegaskan medan perjuangan dan pengabdian TNI AU kini telah mengalami perubahan.

”Tantangan tugas yang harus dihadapi oleh TNI AU sekarang dan di masa depan, akan semakin berat dan kompleks, seiring dinamika kondisi lingkungan strategis dan terus berkembang dengan cepat. Sementara itu keterbatasan di berbagai bidang masih harus kita hadapi, termasuk ketergantungan kita terhadap luar negeri,” tegas Kasau.

Pengabdian dan perjuangan TNI AU menurut Subandrio juga belum selesai. Peningkatan kualitas personel mutlak dilakukan dalam melanjutkan pengabdian.

KALTIM POST

Lapan akan Dirikan "Space Port" di Biak

Peta wilayah Kabupaten Biak Numfor. (Peta: biak.go.id)

30 Juli 2009, Jakarta -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan mendirikan "space port" atau lokasi peluncuran roket pendorong satelit di Pulau Biak, Papua.

Pulau Biak dipilih karena sangat strategis sebagai lokasi peluncuran stelit, kata Sekretaris Utama Lapan, DR. Bambang Koesoemanto usai seminar "Diseminasi Perkembangan Roket dan Satelit di Indonesia" di kantor Lapan, Jakarta, Rabu.

Secara teritorial, kata Bambang, Pulau Biak berhadapan langsung dengan samudera luas sehingga proses peluncuran roket yang akan dilakukan diperkirakan tidak akan mengganggu negara lain.

Jika roket pendorong satelit itu diluncurkan, serpihan atau benda-benda yang jatuh dari dari proses peluncuran itu akan jatuh ke laut, tidak mengenai negara lain, termasuk wilayah Indonesia.

Selain itu, Pulau Biak juga terletak di di area "ekuatorial" sehingga dorongan roket peluncur satelit lebih kuat dan mampu mengantar alat pemantauan di angkasa ke antariksa.

Bambang menyatakan pihaknya telah mengajukan rencana pendirian "space port" atau lokasi peluncuran roket pendorong satelit di Pulau Biak itu ke DPR yang ternyata memberikan dukungannya.

"DPR mendukung rencana (pembuatan space port di Biak) itu," katanya.

Meski demikian, menurut Deputi Teknologi Dirgantara Lapan, Dr. Ing. Soewarto Harhienata, program itu belum dapat direalisasikan saat ini karena masih banyak hal yang perlu disiapkan.

Diantaranya, kata dia, perlu dibuat peraturan dari pemerintah agar pendirian lokasi peluncuran roket pendorong satelit di Biak itu memiliki landasan hukum.

Selain itu, rencana tersebut perlu disosialisasikan kepada seluruh kalangan masyarakat. Termasuk pemerintah daerah dan masyarakat Papua agar tidak dipolitisasi dan "dipelintir" dengan hal yang tidak benar.

"Masalah teknologi (dalam pembuatan lokasi itu) tidak ada masalah tapi perlu disosialisasikan," katanya.

JURNAL NASIONAL

Penambahan Anggaran Pertahanan Jangan Ditunda

L159 kandidat pengganti Hawk53.

29 Juli 2009, Bandung -- Penambahan anggaran pertahanan pemerintah untuk alat utama sistem senjata atau alutsista sudah tidak dapat ditunda lagi. Untuk membentuk pasukan tempur udara yang tangguh dan mampu menjaga kedaulatan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia dibutuhkan waktu bertahun-tahun, sehingga dukungan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan.

Wakil Komandan Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU Marsma TNI Bambang P Priyono menegaskan, pasukan tempur udara dibentuk dengan latihan bertahun-tahun. Jadi, pembelian materiil sarana tempur seperti pesawat ataupun helikopter harus dilakukan agar latihan pasukan TNI AU dapat optimal.

"Tidak bisa begitu perang baru peralatan tempur diadakan. Bagi prajurit, tidak mudah menyesuaikan diri dengan sarana pendukung udara seperti pesawat maupun helikopter," katanya seusai Peringatan Hari Bakti Ke-62 TNI AU Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/7).

Dalam upacara tersebut, bertindak selaku Inspektur Upacara Marsma TNI Bambang P Priyono. Sementara komandan upacara diserahkan kepada Letkol Tek Ginda.

Menurut Priyono, pemerintah mendatang harus benar-benar memerhatikan alokasi anggaran pertahanan dalam negeri, termasuk pengadaan alutsista. Pembentukan armada tempur udara yang tangguh akan memperkuat citra dan posisi tawar bangsa dalam sejumlah konflik seperti di area perbatasan. Kecelakaan sejumlah pesawat TNI belakangan ini akan membuat sarana latihan menjadi kian terbatas.

Kendati hanya berbekal sarana yang terbatas, pihak TNI AU tetap berkomitmen melakukan latihan baik rutin maupun secara khusus. Hal itu, kata dua, sudah menjadi tanggung jawab bela negara bagi masing-masing prajurit TNI AU.

Terkait semakin rawannya konflik di perbatasan, TNI AU tetap mengedepankan penyelesaian secara persuasif. Menurut Priyono, perang hanya dijadikan alternatif terakhir saat penyelesaian konfliks ecara persuasif menemui jalan buntu.

Disinggung mengenai daerah-daerah yang rawan gesekan dengan patroli tentara negara tetangga, Priyono menyebutkan, TNI AU memang sedang mengkhususkan perhatian ke sejumlah pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Sementara itu, dalam sambutan Kepala Staf TNI AU yang dibacakan dalam pelaksanaan Hari Bakti ke-62 TNI AU, Marsekal TNI Subandrio berpesan, tantangan tugas TNI AU ke depan justru semakin berat. Hal ini seiring dinamika kondisi lingkungan strategis yang terus berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan cara pikir yang kreatif, rasional, dan sinergis dari prajurit TNI AU dalam mencari solusi yang terbaik dalam setiap pemecahan masalah.

Pada peringatan Hari Bakti ke-62 tersebut, TNI AU Bakorda Bandung mengadakan beberapa kegiatan, antara lain bakti sosial berupa donor darah, korve massal, ziarah, dan upacara. Menurut Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kol Pnb Iman Sudrajat, peringatan tahun ini bertema "Melalui Peringatan Hari Bakti ke-62 TNI AU 2009, Kita Jadikan Momentum untuk Meningkatkan Profesionalisme dan Jiwa Juang Dalam Menjaga Keutuhan NKRI".

KOMPAS.com

Wednesday, July 29, 2009

KRI Suharso Bakti Sosial ke Sangihe Talaud

KRI dr. Suharso 990 sebelumnya bernama KRI Tanjung Dalpele 972. (Foto: TNI AL)

29 Juli 2009, Surabaya -- Surabaya - Kapal perang Republik Indonesia (KRI) dr. Suharso menjalankan tugas bakti sosial ke Kepulauan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara.

Bakti sosial yang dijalankan para personel TNI Angkatan Laut dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) itu adalah memberikan pelayanan kesehatan.

"Mereka akan memberikan pelayanan pengobatan gratis kepada warga yang tinggal di pulau-pulau kecil, seperti Kawaluso, Marore, Miangas, dan Marampit yang semuanya berbatasan langsung dengan Filipina," kata Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letkol Laut Drs. Toni Syaiful, di Surabaya, Rabu.

Dalam perjalanan menuju Kepulauan Sangihe Talaud, kapal perang yang dikomandani Letkol Laut (P) H. Yudho W. itu sempat merapat di dermaga Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Di dermaga itu, KRI dr. Suharso menurunkan peralatan dan personel untuk mendukung kegiatan pemecahan rekor dunia selam secara massal "Guinness World of Record".

Sebanyak 1.500 penyelam dalam dan luar negeri, baik dari kalangan militer maupun sipil, akan mengikuti ajang pemecahan rekor tersebut bulan depan.

Menurut Toni, personel dan peralatan yang diturunkan di Bitung itu, meliputi satu tim penyelam dari Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair) Koarmatim dan peralatannya.

KRI dr. Suharso juga menurunkan 16 personel dari Dinas Angkutan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V Surabaya, Akademi Angkatan Laut (AAL), Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal), dan 10 unit bus.

Selain itu KRI dr. Suharso juga menurunkan dua personel Pasukan Marinir (Pasmar) 1 Surabaya dengan membawa puluhan perahu karet dan peralatan tenda lapangan, dua orang dari PT Trias lengkap dengan bus VIP, dan beberapa perlengkapan tenda VIP.

"Kapal itu juga membawa delapan personel kesehatan dari Lantamal VIII Manado dan alat-alat kesehatan serta obat-obatan untuk mendukung bakti sosial," kata Toni.

ANTARA JATIM

USS George Washington Bergerak ke Sulut

Kapal induk USS George Washington. (Foto: maritimequest.com)

28 Juli 2009, Manado -- Sebuah kapal istimewa bakal hadir dalam hajatan Sail Bunaken, 12-20 Agustus 2009 mendatang. Kapal induk USS George Washington (CVN/Carrier Vessel Nuclear 73) dijadwalkan berpartisipasi di kegiatan tersebut. "USS George Washington juga akan berpartisipasi," ujar Danlantamal VIII Laksamana Pertama Willem Rampangilei, kemarin.

Kehadiran kapal ini jelas akan menjadi atraksi tersendiri bagi warga untuk menyaksikannya. Hanya saja, belum diketahui kapan kapal induk yang berbasis di Yokosuka Naval Base, Jepang itu akan masuk perairan Sulut. Belum juga diketahui pasti di mana kapal itu akan berlabuh nantinya.

Selain USS George Washington, kapal-kapal lainnya dijadwalkan berdatangan mulai 11 Agustus mendatang. Dua kapal perang Thailand hampir dapat dipastikan akan berlabuh di pelabuhan Bitung. “Kapal dari Thailand akan merapat untuk berpartisipasi dalam parade kapal perang,” jelas Rampangilei.

Kedua kapal itu sebelumnya melakukan latihan bersama dengan kapal perang Indonesia di perairan Laut Sulawesi. Karenanya, kata Willem, pasca latihan tersebut, kapal dari Thailand ini menuju Pelabuhan Bitung. "Saat ini ada sekitar 32 kapal perang 32 kapal perang yang akan berpartisipasi, sudah termasuk USS George Washington," tuturnya.

Kapal-kapal perang itu akan berparade dalam acara puncak, sekitar pukul 16:00 pada 19 Agustus nanti. “Diperkirakan tanggal 14 atau 15 Agustus mendatang seluruh kapal perang yang menjadi peserta Sail Bunaken sudah hadir ada semua di perairan Sulut," jelasnya.

Selain parade kapal perang, juga akan ada pemecahan rekor selam massal oleh 1.500 penyelam di Teluk Manado. Ada juga lomba perahu layar Darwin-Manado, yang akan dilepas Menteri DKP Freddy Numberi pada Sabtu (18/8) nanti dari Darwin. Panitia Sail Bunaken sendiri memperkirakan acara ini akan mendatangkan sekitar 7.000 hingga 10.000 peserta.

Dana Keamanan

Sementara itu, tekad politisi Sario memperjuangkan dana tambahan keamanan untuk pelaksanaan Sail Bunaken dari APBD-Perubahan 2009 sudah harga mati. Usulan ini berhembus kencang dalam Rapat Paripurna Dewan Provinsi (deprov) Sulut kemarin siang. Personil Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) paling ngotot menyuarakannya. “Kami harap pemerintah provinsi) memperhatikan hal ini, karena dana tambahan keamanan Sail Bunaken sangat penting untuk pemulihan nama baik Indonesia di mata internasional, pasca bom di Jakarta,” beber Benny Rhamdani.

Dana tambahan itu dikalkulasikan Rp500 juta untuk aparat keamanan TNI, Rp1 miliar untuk Polri, dan Rp1 miliar untuk Kesbangpol Sulut. “Karena TNI dan Polisi perlu biaya operasional ekstra dalam menjalankan tugas tambahan, sedangkan untuk Kesbangpol sebagai dana sosialisasi dan publikasi ke masyarakat,” terangnya.

Penegasan kesuksesan Sail Bunaken juga terjabarkan dalam pemandangan umum Fraksi Partai Golkar yang dibacakan Elisabeth Lihiang. “Sukses Sail Bunaken akan ikut berdampak pada minat investor menanamkan modal di daerah ini,” kata Lihiang saat membacakan pemandangan umumnya.

Mewakili eksekutif, Sekretaris Provinsi Drs Robby Mamuaja menyatakan akan memperhatikan usulan dewan ini, dengan meneruskanya pada Gubernur Sulut SH Sarundajang.

Sebelumnya Wakil Gubernur Freddy Sualang mengakui ada dana tambahan pengamanan Sail Bunaken. “Dananya akan masuk ke Kesbangpol,” terang Sualang, beberapa waktu lalu.

MANADO POST

Prajurit Marinir Latihan Gunakan Senjata GPMG

Dan Yonif-3 Mar saat menyematkan tanda Latihan kepada anggota LDD GPMG. (Foto: marinir.mil.id)

29 Juli 2009, Surabaya -- Surabaya - Sedikitnya 20 personel marinir Brigif-1 Marinir menjalani program latihan mempergunakan senjata bantuan jenis "General Purpose Machine Guns" (GPMG).

Mayor Marinir Joni Sulistiawan selaku koordinator latihan, di Surabaya, Rabu, mengatakan, peserta latihan berasal dari Yonif-1 Mar, Yonif-3 Mar, dan Yonif-5 Mar.

Latihan tersebut digelar di Brigif-1 Marinir Gedangan, Sidoarjo dan di lapangan tembak Karangpilang, Surabaya, pada 29 Juli sampai 7 Agustus 2009.

"Latihan ini dimaksudkan untuk membina, memelihara, dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota Brigif-1 Mar yang akan ditempatkan sebagai pengawak senjata bantuan GPMG," katanya.

Selain itu, latihan tersebut untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dan pengkaderan organisasi senjata bantuan GPMG dalam menghadapi tugas-tugas pertempuran.

Para prajurit diharapkan mampu menguasai teknik dan taktik pertemuan dengan menggunakan senjata bantuan GPMG, baik tanpa amunisi maupun dengan munisi tajam sesuai dengan teori yang sudah dipelajari sebelumnya.

Latihan itu juga untuk membekali para prajurit dalam mengatasi gangguan dan tindakan keamanan pada saat terjadi masalah dengan senjata bantuan GPMG.

"Kami meminta para peserta melaksanakan kegiatan itu sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan benar-benar 'zerro accident'," katanya.

Para peserta akan menjalani beberapa materi pelatihan, meliputi susunan tugas tempur, prosedur perintah penembakan, tindakan keamanan, menembak dengan munisi tajam, dan cara mengatasi gangguan.

ANTARA JATIM

LPD Diserahkan PT. PAL ke Dephan Agustus

Inilah salah satu dari dua unit kapal jenis landing platform dock 125 meter, yang dibangun di galangan pembuatan kapal milik PT PAL, Surabaya, Jawa Timur. (Foto: KOMPAS/Wisnu Dewabrata)

Surabaya - PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia (persero) saat ini menunggu kucuran dana penyelamatan, karena kini "Good Corporate Governance" (GCG) sedang melihat dan memastikan tidak adanya kebocoran dana pada masa mendatang.

"Pengucuran dana penyelamatan kami tinggal selangkah lagi. Namun, sejauh ini belum ada kejelasan tentang waktu dan besaran uang yang akan disalurkan untuk pabrik kapal miliki negara ini," kata Sekretaris Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), M. Said Didu, di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, proses pencairan dana dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sudah melewati prosedur yang digariskan. Bahkan, secara prinsip berkas dari PT PAL sudah memenuhi syarat.

"Namun, untuk melakukan restrukturisasi sebuah BUMN, pemerintah memang harus berhati-hati," ujarnya.

Upaya kehati-hatian itu, jelas dia, ini terkait besaran dana yang harus tetap, artinya tidak kurang dan tidak lebih. Selain itu, juga harus ada perbaikan kinerja secara internal perusahaan.

"Di samping itu, harus ada orang yang memiliki kompetensi di posisi masing-masing di perusahaan," katanya.

Ia mengaku, untuk bisa mendapatkan dana PAL harus membuktikan efisiensi di antaranya memangkas pos pengeluaran yang tidak perlu atau berlebihan. Akan tetapi, pemerintah tidak berharap ada pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya.

"Bahkan, sangat mungkin akan ada penyesuaian gaji untuk karyawan PAL. Apabila semula biasa makan tiga kali, mungkin sementara harus dua kali," katanya.

Mengenai posisi berkas pengajuan dana dari PT PAL, ia menyatakan, saat ini sudah tidak lagi di Sekretariat Kementerian BUMN.

"Setahu saya, kini sudah tidak ada di meja saya," katanya.

Secara terpisah, Direktur Utama PT PAL, Harsusanto, membenarkan, ia belum menerima dana dari PPA. Namun, perusahaannya masih aktif berproduksi dengan dana dari beberapa bank, yaitu untuk penyelesaian beberapa kapal dari 18 kapal.

"Sampai sekarang, kami masih aktif. Bahkan, Agustus nanti kami akan menyerahkan kapal 'Landing Platform Dock' (LPD) seberat 9.000 DWT pesanan Departemen Pertahanan untuk TNI AL," katanya.

Akan tetapi, ia belum bisa menyebutkan kepastian tanggal pencairan dana untuk menyelamatkan kondisi keuangannya.

"Kini, kami masih sama-sama menunggu dan berharap tidak ada pemutusan hubungan kerja," katanya meyakini.

ANTARA JATIM

Rusia Menempatkan Pasukan di Kyrgyzstan

Pesawat Hercules AU AS sedang transit di pangkalan udara Manas Kyrgyzstan sebelum menuju ke Afghanistan . (Foto: RIA Novosti)

29 Juli 2009 -- Pemerintah Kyrgyzstan secara prinsipil menyetujui pembukaan pangkalan militer Rusia kedua di bagian utara Kyrgyzstan, setelah dilakukan pertemuan informal Collective Security Treaty Organization (CSTO) di Kyrgyzstan, Jumat (24/7), menurut seorang pembantu Presiden Rusia Sergei Prikhodko.

Sebelumnya Rusia menawarkan menempatkan satu batalyon dimana menjadi bagian dari pasukan reaksi cepat CSTO di wilayah Batkenskaya, Kyrgyzstan. Pangkalan ini bukan pangkalan militer Rusia tetapi milik CSTO, merupakan salah satu upaya melaksanakan rencana CSTO membangun suatu pasukan reaksi cepat bersama.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah menyetujui strategi keamanan Rusia hingga 2020 dimana menempatkan CSTO sebagai mekanisme kunci menangkal tantangan dan ancaman militer regional.

Anggota CSTO terdiri dari Kazakhstan, Kyrgyzstan, Russia, Uzbekistan dan Tajikistan telah bersepakat membuat pasukan reaksi cepat yang terdiri dari unit-unit militer kelima negara tersebut pada 14 Juni.

Saat ini, Rusia mengoperasikan pangkalan udara di kota Kant, lebih dari 20 kilometer diluar ibu kota Kyrgyzstan Bishkek. Rusia menempatkan 400 personil dari Satuan Udara ke-5 Angkatan Darat Rusia, mengoperasikan pesawat tempur Su-25 Frogfoot dan helikopter angkut militer Mi-8.

Pada 7 Juli, Presiden Kyrgyzstan Kurmanbek Bakiyev telah menandatangani persetujuan penggunaan pangkalan udara Manas oleh Amerika Serikat untuk tempat transit pasukan dan perbekalan yang akan ke Afghanistan.

RIA Novosti/@beritahankam

TNI Gelar Bakti Kesehatan di Lebanon

29 Juli 2009 -- Tim medis Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C menggelar bakti kesehatan di daerah tanggungjawab operasi Indobatt yang meliputi 13 desa di Lebanon Selatan, Rabu (29/7/2009). Kegiatan ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan kesehatan, karena keterbatasan sarana medis di desa-desa tersebut. (Foto: Puspen TNI)

Dephan: Pengadaan Kapal Selam Ditunda

Kapal selam AL Brazilia Tupi S30 dari kelas U-209/1400 berbobot 1440 ton. (Foto: DID)

29 Juli 2009, Jakarta -- Departemen Pertahanan menyatakan, pengadaan dua kapal selam baru bagi TNI Angkatan Laut akan ditunda sampai 2011, karena keterbatasan anggaran pemerintah.

"Meski ada rencana kenaikan anggaran pertahanan pada APBN 2010 sebesar 20 persen, namun itu masih belum memadai untuk pengadaan alat utama sistem senjata seperti kapal selam dan pesawat tempur baru. Kenaikan anggaran masih diprioritaskan untuk pemeliharaan," kata Dirjen Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Mersekal Muda TNI Eris Herryanto di Jogjakarta, Rabu.

Dikonfirmasi ANTARA di sela-sela peringatan Hari Bakti ke-62 TNI Angkata Udara, ia mengatakan, pembahasan pengadaan dua kapal selam baru bagi TNI AL untuk sementara dihentikan menyusul kebijakan pemerintah untuk menunda pengadaan alat utama sistem senjata strategis baru.

Kapal selam AL Iran dari kelas Kilo. (Foto: DID)

"Bagi para negara produsen yang telah memasukkan proposalnya, kami terus lakukan kajian dan pendalaman dari mana Indonesia akan mengadakan, tetapi belum akan segera direalisasikan pengadaannya hingga 2011," tutur Eris.

Indonesia sebelumnya telah membuka tender bagi pengadaan dua kapal selam baru pada 2010-214. Untuk pengadaan kapal selam TNI AL ada beberapa negara yang menjadi pilihan seperti Jerman (U-209), Korea Selatan (Changbogo), Rusia (Kelas Kilo), dan Perancis (Scorpen).

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno menyatakan, pihaknya telah melakukan kajian mendalam untuk spesifikasi kapal selam yang dibutuhkan sesuai tingkat ancaman yang akan dihadapi.

"Hasil kajian berupa spesifikasi teknik (spektek) dan operation requirement/opsreq (kebutuhan operasi) kepada Departemen Pertahanan (dephan) untuk kemudian ditentukan dari negara mana kapal selam itu diadakan. Jadi, kita tidak mengajukan merk atau negara mana. Hanya spektek dan opsreq. Dari negara mana, bukan masalah yang penting kemampuan tempurnya," ujarnya.

ANTARA News

TNI AU Diminta Kreatif Hadapi Perubahan Lingkungan Dinamis

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Subandrio berbincang dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, setelah upacara peringatan Hari Bakti TNI Angkatan Udara, di di Lapangan Dirgantara Kompleks Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, Rabu (29/7). Peringatan ke-62 Hari Bakti TNI Angkatan Udara untuk mengenang jasa pahlawan dirgantara Indonesia saat mempertahankan kedaulatan NKRI dari penjajah Belanda. (Foto: ANTARA/Wahyu Putro A/Koz/hp/09)

29 Juli 2009, Yogyakarta -- Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Subandrio mengatakan, jajaran TNI Angkatan Udara (AU) harus kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang makin dinamis.

"TNI AU masih dihadapkan pada keterbatasan sedangkan perkembangan lingkungan strategis, pola ancaman terus berkembang secara dinamis. Karenanya kita dituntut untuk berpikir kreatif, rasional dan sinergis," katanya, saat memimpin peringatan Hari Bakti ke-62 TNI AU di Yogyakarta, Rabu (29/7).

Dengan berpikir dan bertindak secara kreatif, rasional dan sinergis, ujarnya, lambat laun diharapkan TNI AU dapat mengikuti perkembangan lingkungan strategis yang terus berkembang dan ke depan tidak lagi bergantung pada negara lain.

Subandrio mengatakan, dengan kemandirian tersebut maka TNI AU akan benar-benar dapat menjalankan tugas pokoknya dengan lebih maksimal.

Peringatan ke-62 Hari Bakti TNI AU kali ini yang bertema Melalui Peringatan Ke-62 Hari Bakti TNI AU Kita Jadikan Momentum Untuk Meningkatkan Profesionalisme dan Jiwa Juang Dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI itu ditandai dengan defile dari para instruktur dan siswa Akademi Angkatan Udara.

MEDIA INDONESIA

LAPAN Luncurkan Roket Pendorong Satelit Tahun 2014

Roket RX-420. (Foto: LAPAN)

29 Juli 2009, Jakarta -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berencana meluncurkan roket pendorong satelit bertingkat empat yang disebut dengan Roket Pendorong Satelit (RPS)-420 pada tahun 2014.

"Namun, LAPAN akan berupaya agar proses peluncuran itu dapat dimajukan pada 2012 sebagaimana yang diminta DPR," kata Deputi Teknologi Dirgantara LAPAN, Dr. Ing. Soewarto Harhienata dalam seminar "Diseminasi Perkembangan Roket dan Satelit di Indonesia" di kantor LAPAN, Jakarta, Rabu.

Soewarto menjelaskan, pihaknya sedang merancang roket bertingkat empat dengan dua RPS guna meluncurkan satelit pemantau Indonesia pada tahun 2014.

Sebagai pendahuluan, LAPAN telah berhasil meluncurkan roket RX-320 pada 30 Mei 2008 dan RX-420 2 Juli 2009 yang dilaksanakan di Stasiun Uji Terbang Pamengpeuk, Jawa Barat.

Hingga saat ini, sebagian proses pembuatan RPS-420 itu telah dilaksanakan dan telah diujiterbangkan meski masih membutuhkan beberapa perbaikan lagi.

"Kalau secara persentase (RPS-420 itu) sudah selesai kira-kira 40 persen", katanya.

Karena proses pembuatan RPS-420 itu dianggap lancar, DPR meminta LAPAN untuk mempercepat rencana peluncurannya menjadi tahun 2012.

"DPR sudah mengetahui tidak ada masalah di bidang teknologi (perwsiapan RPS-420 itu), melainkan hanya di bidang pembiayaan," kata Soewarto.

Karena itu, kata Soewarto, DPR meminta LAPAN untuk mengajukan proposal pembiayaan agar proses peluncuran itu dipercepat dan sudah dapat terealisasi pada tahun 2012.

LAPAN sedang mengupayakan agar roket keempat atau terakhir yang membawa satelit itu nantinya di angkasa memiliki kecepatan maksimal, minimal 7,4 Km per detik.

RPS-420 itu diproyeksikan terlebih dulu pada kemampuan untuk mengorbitkan satelit di antariksa tapi belum memuat peralatan untuk pemantuan di angkasa tersebut.

Jika proyek RPS-420 itu berhasil baru LAPAN menyiapkan satelit untuk diluncurkan, katanya.

Meski demikian, kata dia, LAPAN tetap akan meluncurkan dua satelit di Shree Hari Kota, India yang berfungsi sebagai wadah pemantauan atau pengintaian sedangkan satunya lagi untuk proses telekomunikasi.

Proses pembuatan satelit untuk komunikasi itu dilakukan bekerja sama dengan ORARI, katanya.

ANTARA News

TNI AU Targetkan Kesiapan Pesawat Naik 15 Persen

Super Tucano kandidat pengganti OV-10 Bronco. (Foto Embraer)

29 Juli 2009, Yogyakarta -- TNI Angkatan Udara menargetkan kenaikan rata-rata kesiapan pesawat sekitar 10 hingga 15 persen, dengan kenaikan anggaran pertahanan pada APBN 2010 sebesar Rp7 triliun.

"Kami masih fokus pada kenaikan anggaran untuk pemeliharaan dan pembelian suku cadang, yang pada tahun anggaran sebelumnya tidak bisa terbeli, hingga dapat menaikkan kesiapan pesawat kita," ujar Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio ketika dikonfirmasi ANTARA di Yogyakarta, Rabu.

Pada APBN 2010 ,Pemerintah berencana menganggarkan kenaikan anggaran pertahanan sebesar 20 persen atau sekitar Rp7 triliun.

Dari jumlah itu, TNI AU mendapat alokasi sekitar Rp1,2 triliun.

"Nah dana itu yang akan kita fokuskan untuk pemeliharaan dan pembelian suku cadang.Prioritas memang pada pesawat angkut tanpa mengabaikan kenaikan kesiapan pesawat tempur dan helikopter," tutur Subandrio.

Dengan demikian, maka kenaikan anggaran itu, kesiapan pesawat secara total akan naik menjadi 50 persen.

Tentang pengadaan pesawat pengganti OV-10 Bronco, Kasau, mengatakan, TNI AU berharap dapat segera direalisasikan.

"Semua masih di Departemen Pertahanan, tergantung keputusan mereka dan Departemen Keuangan Kami sih maunya segera," tuturnya.

Mengenai pengganti Hawk MK-53, Subandrio mengatakan, akan segera diajukan setelah penggantian OV-10 Bronco direalisasikan.

"Mungkin mulai 2013...itu pun belum bisa sekaligus tetapi bertahap," ujarnya.

Pada tahun 2009 ini, beberapa pesawat milik TNI-AU telah jatuh antara lain di Madiun, Jawa Timur, Bandung sehingga TNI-AU tidak saja kehilangan beberapa alat utama sistem senjatanya( alutsista) tapi juga para prajuritnya dalam jumlah yang tidak sedikit.

Jatuhnya beberapa pesawat itu telah mendorong Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, serta pimpinan Departemen Pertahanan dan Mabes TNI serta Mabes TNI-AU untuk menambah anggaran TNI terutama bagi pengadaan pesawat serta helikopter baru.

ANTARA News

Perang Bisa Sambil Minum Kopi

Bupati Kutim Isran Noor (tengah) mendapat penjelasan Letkol Laut Arianto C tentang fungsi sejumlah perangkat di ruang kendali kapal.(Foto: Kaltimpost/dardiri/kp)

29 Juli 2009, Sengata, Kutai Timur -- Dermaga Marine milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Sengata, Kutai Timur, yang biasanya disibukkan oleh kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas tambang batu bara, kemarin kedatangan “tamu” istimewa. KRI Sultan Iskandar Muda (SIM) merapat di sana.

Kedatangannya dalam rangka mendukung Latihan Pertahanan Udara di Kaltim, khususnya dikawasan perairan Ambalat. Latihan dengan sandi operasi Perkasa B 2009 itu melibatkan sejumlah pesawat TNI AU, di antaranya F5 E/F dari Skuadron 14 Lanus Iswahjudi Madiun, Jawa Timur.

KRI SIM adalah kapal perang ketiga dari empat kapal perang yang dipesan pemerintah RI dari Belanda.

Harga kapal yang dibangun di galangan kapal Flissingen itu 140 juta Euro atau setara dengan Rp 1,96 triliun dengan kurs 1 euro sama dengan Rp 14 ribu. Harga itu belum termasuk peralatan tempur. Supaya komplet, masih diperlukan dana sekira Rp 420 miliar. Jadi total diperlukan anggaran Rp 2,380 triliun.

Kaltim Post bersama Bupati Kutai Timur (Kutim) Isran Noor, Danlanal Sengata Letkol Laut Ali Triswanto, dan sejumlah pejabat pemerintahan Kutim mendapatkan kesempatan melihat dari dekat kapal yang mulai dibangun 2006 dan baru diselesaikan akhir 2008 lalu itu.

Rombongan disambut komandan KRI SIM Letkol Laut Arianto C. Dia menjelaskan satu demi satu komponen penting dalam kapal perang yang saat ini mendukung TNI Angkatan Udara dalam latihan perang di Kaltim itu.

KRI SIM memiliki dimensi panjang 87 meter, dan lebar 13 meter. Jumlah personel yang berada di kapal jenis corvette ini sebanyak 80 personel. Ada lima dek dalam kapal. Dek paling bawah adalah mesin. Lalu dek kedua diisi akomodasi dan ruang kerja, di dek ketiga untuk akomodasi dan ruang kendali. Dek keempat anjungan, dan dek kelima geladak terbuka.

Kecepatan kapal maksimal mencapai 28 knot atau sekira 50,4 km per jam.

“Ketika kami bawa dari Belanda ke Indonesia, waktu yang diperlukan 41 hari dari waktu standar 43 hari,” kata Arianto. Biasanya, dalam sebuah operasi atau patroli, kapal selalu berada di laut sampai 90 hari.

Karena masih baru, semua peralatan serba kinclong. Bahkan, kalau tidak ada goyangan ombak di laut, penumpang tidak terasa kalau sedang berada di sebuah kapal.

KRI SIM adalah kapal perang yang dibangun dengan sistem SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modular Approach). Bentuknya geometrik yang disusun dari beberapa modul (bagian kapal). Penyeimbang kapal adalah air di dalam lambung kapal.

“Kapal ini juga didesain sebagai kapal siluman (stealth by design),” ungkap Arianto. Maksudnya dengan beberapa perlengkapan tambahan, kapal tidak terdeteksi oleh radar lawan. Cat khusus, bahan kapal serta radar adalah sebagian perlengkapan tambahan untuk menjadikan kapal sulit dideteksi radar.

Untuk mengoperasikan kapal ini, seluruh personel harus mendapatkan pelatihan khusus selama dua tahun.

“Kapal ini penuh dengan ratusan alarm. Kapal juga didesain auto pilot,” kata perwira bermelati dua di pundaknya itu. Artinya, dengan diprogram secara khusus, kapal bisa berjalan sendiri.

Arianto juga membawa rombongan melihat ruang kendali utama di anjungan yang merupakan otak kapal. Di sana bertebaran panel indikator, tombol serta layar. Dari ruangan inilah diketahui kecepatan kapal, kedalaman laut, kecepatan angin serta arah pelayaran. Di sini pula komandan KRI SIM berada.

Komponen elektronik di ruang utama rasanya seperti gado-gado karena berasal dari sejumlah pabrikan. Ada yang dari Jerman, dari Italia, dan Inggris.

“Bahkan ada komponen kapal dari China,” tutur Arianto. Dengan begitu, harga kapal bisa lebih ditekan sedikit.

Ruangan yang juga sempat dilihat rombongan adalah ruang kontrol radar dan komunikasi. Ruangan ini dilengkapi dengan sejumlah layar untuk mengetahui benda-benda yang berada di dalam laut dan di udara. Pesawat komersial yang lokasinya dalam jangkauan radar akan terlacak.

Radar yang dimiliki KRI SIM bisa mendeteksi benda di angkasa sejauh 55 nautical mile atau setara dengan 105 kilometer.

Peralatan tempur KRI SIM didesain dengan sistem otomatis. Dalam kondisi perang, tidak ada satu pun manusia di geladak kapal. Semuanya dikendalikan melalui tombol dan mouse komputer. Operator sambil minum kopi pun masih bisa berperang.

KALTIM POST

Australia Tawarkan Hibah Hercules Kepada TNI

RAAF mengirimkan Hercules dalam misi kemanusian peristiwa Tsunami di NAD. (Foto: defence.gov.au)

28 Juli 2009, target="new"Jakarta -- Kepala Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Marsekal Muda Sagom Tamboen mengatakan Australia pernah menawarkan hibah pesawat Hercules kepada TNI. "Niatan hibah itu berasal dari mereka, disampaikan beberapa saat setelah Aceh mengalami Tsunami," ujarnya kepada Tempo, Selasa malam (28/07).

Menurut Sagom jenis pesawat Hercules yang akan dihibahkan adalah Hercules tipe C130 H. "Saat itu memang tipe itu yang ditawarkan," ujarnya. Jumlahnya berapa, Sagom mengaku hal itu belum dibicarakan.

Mengenai kelanjutan hibah tersebut, kata Sagom TNI masih menunggu. "Saat ini kita sifatnya menunggu," ujarnya. Kalau benar akan terealisir, lanjut dia TNI merasa bersyukur. "Kalau tidak juga tidak apa-apa".

Sebelumnya atase pertahanan Australia, Raymond Straus mengatakan bahwa Australia akan menghibahkan pesawat Hercules tipe C130H kepada Indonesia. Pesawat angkut itu adalah pesawat buatan perusahaan Locheck Martin Amerika Serikat.

Duh, Indonesia Minta Pesawat Hercules Australia

Hercules milik RAAF. (Foto: Peter0166)

Pemerintah Indonesia mengajukan penawaran kepada pemerintah Australia untuk memiliki pesawat Hercules C 130 tipe H. Atase pertahanan udara kedutaan besar Australia Kolonel Reymond Press mengatakan pemerintah bersedia membeli atau menerima hibah pesawat produksi Lockheed Martin Amerika Serikat ini. "Belum ada kepastian, tergantung keputusan Pemerintah Australia," katanya, di pangkalan udara Abdulrcahman Saleh, Selasa (28/7).

Ia menyebutkan, sebanyak 12 pesawat Hercules tipe H akan dihentikan operasional pada 2013 mendatang. Hingga kini, pemerintah Australia masih mempertimbangkan apakah menjual, menghibahkan, atau menyimpan pesawat-pesawat tua itu. Seluruh pesawat tipe H akan digantikan tipe G yang tergolong generasi terbaru pesawat angkut Hercules.

Menurutnya, kerjasama tersebut dilakukan antar negara sedangkan angkatan udara Australia Royal Australian Air Force tak memiliki kewenangan mengambil keputusan. Sejauh ini, kata Reymond, sebagian pesawat Hercules masih beroperasi untuk angkutan dan bantuan kemanusiaan. "Salah satunya digunakan latihan bersama TNI Angkatan Udara," jelasnya.

Kegiatan latihan bersama TNI angkatan udara dengan Australia Royal Australian Air Force dilangsungkan mulai 27-30 Juli 2009. Latihan dengan sandi rajawali ini lakukan di pangkalan udara Abdulrachman Saleh Malang dan lapangan tembak Pandanwangi Kabupaten Lumajang. Sebanyak 21 tentara Australia dilibatkan dalam latihan menggunakan pesawat angkut jenis Hercules.

Latihan bersama ini khusus untuk tugas kemanusiaan dan penanganan bencana alam. Yakni meliputi pengangkutan dan pengiriman bantuan melalui pesawat terbang, dengan ketinggian antara 600-3 meter. Latihan cargo delivery system ini telah berlangsung beberapa kali. "Saling bergantian memperagakan pengiriman bantuan udara, menjatuhkan barang dari pesawat," katanya. Ia menyangkal jika latihan ini berkaitan dengan isu perang melawan terorisme.

Sementara itu, komandan pangkalan wing 2 pangkalan udara Abdulrachman Saleh, Kolonel Ismet Ismaya Saleh mengatakan kedua angkatan udara saling berbagi ilmu dan mengasah kemampuan militer. "Latihan ini direncanakan sejak lama, dilakukan secara rutin," jelasnya.

TEMPO Interaktif

Sinergi TNI AL - Thailand Navy

Frigate Naresuan 421 milik AL Thailanddari kelas Naresuan Tipe 25T.

29 Juli 2009, Balikpapan -- Ancaman terorisme juga berpotensi menyerang kawasan perairan. Untuk mengantisipasinya, TNI Angkatan Laut berencana menggelar latihan bersama di wilayah perairan Balikpapan dengan melibatkan armada angkatan laut Thailand (Navy Thai). Latihan matra laut ini digelar mulai 3 hingga 8 Agustus mendatang.

Selain simulasi pertempuran yang meliputi 3 ancaman dari bawah permukaan, dasar permukaan dan serangan udara, juga akan dilakukan simulasi penanganan terorisme di kawasan perairan.

“Bukan hanya kegiatan latihan perang saja, nantinya juga akan digelar bakti sosial ke sejumlah panti asuhan yang ada di Balikpapan,” tambah Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan Letkol Laut (P) Retarto Setyo W.

Upacara pembukaan latihan yang akan digelar di markas Lanal Balikpapan akan dihadiri oleh Komandan Gugus Tempur TNI AL Armada Timur (Guspurlatim) Laksmana Pertama TNI RM Harahap.

Sementara untuk armada yang akan dilibatkan dalam latihan ini, Retarto mengungkapkan antara lain meliputi 2 buah kapal perang TNI AL jenis frigate, dan 2 buah pesawat udara jenis Cassa. Sementara dari Angkatan Laut Thailand selain menurunkan 2 jenis kapal frigate juga akan diturunkan 1 unit helikopter. “Untuk personel yang terlibat dalam latihan ini sekitar 800 orang,” jelas Retarto.

Militer Indonesia-Sri Langka Tingkatkan Kerja Sama

Kasal Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, S.H saat menyambut kedatangan Mayor Jenderal Niranjan Asoka Ranashinge. (Foto:Dispenal)

Militer Indonesia dan Sri Lanka sepakat meningkatkan kerja sama dalam berbagai bidang, khususnya pendidikan dan latihan melalui pertukaran siswa Sekolah Staf dan Komando (Sesko).

Sebanyak 17 siswa Sesko Angkatan Darat Sri Lanka yang dipimpin Komandan Sekolah Komando Mayor Jenderal Niranjan Asoka Ranasinghe bertemu dengan Kepala Staf TNI AL Laksamana (KSAL) Tedjo Edhy Purdijatno dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya Wardjoko di Jakarta, Selasa.

"Mereka ingin meningkatkan kerjasama kedua institusi," kata KSAL dalam siaran pers yang diterima redaksi.

Sedangkan saat bertemu petinggi TNI AU, Wardjoko mengatakan, "rombongan ingin mengetahui lebih dekat matra udara RI dan kemungkinan kerja sama yang bisa direalisasikan."

KALTIM POST/JURNAL NASIONAL

Pertahanan RI Dapat Libatkan Kalangan Nirmiliter

Pra-Pendidikan dan Latihan Dasar (PRADIKLATSAR) Yudha V Korps Mahasiswa Bela Negara (KMBN). (Foto: bemstpn.org)

28 Juli 2009, Surabaya -- Pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat melibatkan kalangan nirmiliter (nonmiliter) sebagai kekuatan pertahanan cadangan, karena mereka memiliki potensi tinggi dalam memperbesar kekuatan pertahanan militer.

"Keterlibatan nirmiliter itu berasal dari pertahanan sipil," kata Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Departemen Pertahanan, Budi Susilo Supandji, di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, sumber daya nasional dari kalangan nirmiliter harus segera diberdayakan agar memiliki kesiapan dalam mengatasi ancaman yang mengganggu keamanan nasional.

"Mereka bisa juga dioptimalkan dalam memelihara keamanan nasional, khususnya mengatasi ancaman yang berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Lukman Edy, menyatakan, dalam menjaga keamanan nasional perlu percepatan pertumbuhan ekonomi daerah perbatasan dan daerah rawan konflik yang harus menjadi prioritas.

"Ini karena, kawasan perbatasan adalah kawasan strategis nasional yang memiliki pengaruh sangat penting dalam kedaulatan negara dan keamanan bangsa dari berbagai ancaman," katanya.

Ia menyebutkan, hal itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang wilayah perbatasan. Indonesia berbatasan dengan 10 negara, untuk itu perlu mengubah arah kebijakan terkait daerah perbatasan.

"Di sisi lain, secara nasional ada 26 kabupaten di daerah pinggiran yang rentan konflik sosial. Ini karena, keterbatasan sumber daya alam, infrastruktur yang minim, tingginya tingkat pengangguran, kurangnya sarana pendidikan, kesehatan, dan air bersih," katanya.

Mengenai daerah rawan konflik, terang dia, itu juga paling rentan dengan guncangan ekonomi akibat konflik yang terjadi di daerah tersebut, misalnya yang terjadi di Maluku.

Akibat konflik yang terjadi di sana, kini semua infrastrukturnya hancur, mulai dari bangunan pemerintah, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur sosial lainnya ikut hancur.

"Padahal, dalam membangun fasilitas itu dibutuhkan waktu minimal delapan tahun, apalagi hal itu perlu didukung dana yang besar," katanya.

Terkait realisasi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah perbatasan dan rawan konflik, tambah dia, ada empat tahapan yang akan dilakukan, di antaranya membentuk kelompok di daerah tersebut yang disesuaikan dengan profesi mereka dan memberikan pengetahuan dan perencanaan kerja sesuai profesi tersebut.

"Bahkan, kami juga akan melakukan intervensi yang bersifat stimulan kepada kelompok yang telah dibentuk. Setelah itu, baru dilakukan pendampingan yang bertanggung jawab, sehingga kondisi ekonomi bisa meningkat," katanya.

ANTARA News

Tuesday, July 28, 2009

Pangdam Tanjungpura Tinjau Latma di Tanjung Gundul


28 Juli 2009, Pangdam VI/Tpr meninjau kesiapan lokasi Latma di Tanjung Gundul Singkawang, dalam kunjungannya menyampaikan kepada Danbrigif 19/Kh untuk menyiapan seluruh prajuritnya dalam mendukung suksesnya pelaksanaan Latma Malindo tahun 2009.

Selanjutnya Pangdam VI/Tpr meninjau kesiapan Poso Latma di Secata B Singkawang, dalam penekanannya kepda Dansecata B diminta untuk menyiapkan fasilitasnya guna mendukung pelaksanan Latma yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

Pangdam VI/Tpr dalam pengarahannya kepada Danbrigif 19/Kh menekankan untuk meningkatkan kemampuan taktik dan teknik pertempuran sesuai norma yang berlaku mulai dari unsur pimpinan sampai dengan tingkat pelaksana (prajurit terendah).

PENREM 121/ABW

Latma Ausindo 2009 di Lanud Abdulrahman Saleh


28 Juli 2009, Malang -- Komandan Wing 2 Lanud Abd Saleh Kolonel Pnb Ismet Ismaya Saleh beserta para pejabat Lanud menyambut langsung kedatangan rombongan RAAF dari Australia di Taxy Way Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh, Senin (27/7).

Saat turun dari pesawat rombongan RAAF sebanyak 25 orang dipimpin oleh Letkol Matt Hegary disteril dahulu dengan cara disemprotkan pembasmi virus flu babi oleh Dinas kesehatan Malang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Probolinggo. Hal ini dilakukan terkait merebaknya virus flu babi yang kian marak di berbagai belahan dunia, pesawat beserta barang bawaanpun tak luput dari semprotan. Selanjutnya rombongan diperiksa administrasi kelengkapannya tiap-tiap orang.

Latihan Ausindo ini adalah Latihan bersama antara TNI AU dan RAAF Australia yang secara rutin dilaksanakan dan pada tahun 2009 yang kali ini dilaksanakan di Lanud Abd Saleh Malang, selama lima hari mulai tanggal 27 Juli sampai dengan 31 Juli 2009.

Latihan dengan sandi Rajawali Ausindo 2009 ini dibuka oleh Komandan Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh di ruang kelas Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh. Bertujuan untuk menambah kemampuan dan ketrampilan serta menambah ilmu pengetahuan untuk meningkatkan profesionalisme penerbang pesawat C-130 Hercules dan personel yang terkait dalam bidang taktik dan teknik operasional pesawat C-130 Hercules.

PENTAK LANUD ABDULRAHMAN SALEH