Monday, July 27, 2009

Tiga Pesawat Tempur Tujuan Ambalat Tiba di Balikpapan

F-5 Tiger TNI AU. (Foto: TNI AU)

27 Juli 2009, Balikpapan -- Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsda TNI Dradjad Rahardjo tiba di Bandara Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan pesawat tempur F-5 Tiger, Senin (27/7).

Pesawat F-5 dipiloti tersebut Letkol Pnb Roni Moningka, Komandan Skuadron Udara 14 Iswahyudi, Madiun. Bersama pesawat tersebut datang pula tiga pesawat F-5 Tiger lainnya.

Dua pesawat F-5e Tiger dan dua pesawat F-5f Tiger mendarat di Bandara Sepinggan terkait Latihan Antar Satuan Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) II yang berlangsung di Ambalat 27-31 Juli.


Latihan ini untuk meningkatkan sistem penangkalan dan penindakan cepat, tepat, dan andal di wilayah udara Indonesia. "Atas perintah Panglima TNI, kami melaksanakan latihan di Ambalat untuk menunjukkan kekuatan Indonesia, biar negara lain tidak kurang ajar melanggar wilayah kita," tegas Dradjad.

Pangkalan TNI AU Tarakan Resmi Beroperasi

Bandara Juwata, Tarakan. (Foto: sizter85)

Pangkalan TNI AU (Lanud) Tarakan, resmi beroperasi. Peresmian dan pelantikan Komandan Lanud Tarakan dilakukan Panglima Koopsau II Marsekal Muda TNI Yushan Sayuti, di Apron Bandara Juwata, Tarakan, Senin (27/7).

Keberadaan pangkalan ini sebagai ujung tombak pengamanan wilayah unsur udara di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Timur, dan dapat meredakan isu blok Ambalat.

Setelah melantik Komandan Lanud Tarakan Letnan Kolonel Pnb. Erwan Adrian, Pangkoopsau II menyerahkan Lanud Tarakan. Acara ini dihadiri juga oleh Panglima Kodam VI Tanjung Pura Mayjen Tono Suratman, Wali Kota Tarakan Udin Hianggio, dan beberapa unsur muspida.

Basis TNI AU di Tarakan ini semula berupa Pos TNI AU, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Pangkalan TNI AU Tarakan ketegori tipe C, yang dipimpin oleh seorang Komandan Lanud berpangkat Letnan Kolonel. Pangkalan ini masuk dalam jajaran Komando Operasi TNI AU II dan merupakan Lanud ke-20.

Dengan beroperasinya Lanud Tarakan, nantinya pesawat-pesawat tempur yang selama ini berada di Lanud Balikpapan, akan digeser ke Lanud Tarakan, sehingga menjadi lebih dekat dengan perbatasan Malaysia-Indonesia di Kalimantan Timur. Selain Lanud Tarakan, unsur udara yang bertugas memantau wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kaltim adalah Satuan Radar (Satrad) 225.

Yushan mengatakan dengan keberadaan Lanud Tarakan ini diharapkan mampu mengoptimalkan perlindungan terhadap ancaman dari udara khususnya wilayah perbatasan, sehingga mampu mengamankan kedaulatan NKRI, terutama di Kalimantan Timur.

"Nantinya Lanud Tarakan ini akan menjadi ujung tombak, dan berharap dapat meminimalisir pelanggaran di wilayah perbatasan, serta dapat meredakan isu blok Ambalat," katanya.

Menurut Yushan, wilayah ini merupakan wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga yang sangat kaya akan sumber daya alam, sehingga memungkinkan banyak kegiatan illegal logging, illegal fishing, dan pertambangan. Olehnya, dia meminta kepada Komandan Lanud Tarakan untuk bekerja keras, bertindak keras, dan senantiasa berkoordinasi.

Wali Kota Tarakan menyambut gembira peningkatan status Pangkatan TNI AU Tarakan ini mengingat wilayah ini merupakan perbatasan Malaysia-Indonesia yang kaya dan strategis sehingga besar ancaman dari luar. Dengan keberadaan pangkalan ini maka dapar menjaga kedaulatan NKRI di wilayah Kaltim.

Proses pembangunan Lanud Tarakan sudah dilaksanakan sejak tahun 2005, yang meliputi pematangan lahan, pembangunan markas Lanud, perkantoran, fasilitas pangkalan, pemukiman, sarana penerbangan, shelter, apron, taxyway serta fasilitas umum lainnya.

Pemda Kaltim, khususnya Kota Tarakan, ikut berpartisipasi dengan menyiapkan lahan sekitar 168 hektare. Guna mendukung pembangunan Lanud Tarakan ini, hingga tahun 2007 Pemda Kaltim dan Tarakan sudah menggelontorkan dana sekitar Rp 12,5 miliar.

MEDIA INDONESIA
/TEMPO Interaktif

No comments:

Post a Comment