Monday, July 13, 2009

Sengketa Kasus Ambalat Dibahas di Malaysia

Kapal perang Malaysia kembali masuk wilayah perairan RI di wilayah Ambalat, Senin (25/5). Beruntung KRI Untung Suropati siaga dan berhasil mengusir kapal kapal perang TLDM/AL Malaysia berjenis fast attack craft - gun ini. Kapal perang Malaysia, KD Yu - 3508 ini berada pada posisi 04.03.00 LU/118.01.70 BT baringan 135 jarak 8 mil laut halu 130 cepat 16. KD Yu ini telah masuk ke dalam wilayah NKRI sejauh 12 mil laut. (Foto: detikFoto/Tandef.net/Mayor (P) Salim)

13 Juli 2009, Kuala Lumpur -- Indonesia-Malaysia kembali berunding mengenai batas-batas laut di Departemen Luar Negeri Malaysia, Putrajaya, 13-14 Juli 2009, yang salah satu agenda pembahasannya ialah sengketa kasus laut Ambalat .

Perundingan kedua negara bertetangga dan satu rumpun ini akan membahas batas-batas laut yang masih menjadi sengketa, di antaranya di kawasan laut Ambalat, Selat Sulawesi, demikian sumber ANTARA News di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin.

Tim perunding dari Indonesia terdiri atas Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Deplu Arif Havas Oegroseno, TNI Angkatan Laut, Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional) dan Departemen Pertahanan.

Pertemuan itu tertutup untuk diliput media massa dan kemungkinan baru pada hari Selasa akan ada jumpa pers di KBRI Kuala Lumpur.

ANTARA News

Kalimantan Tengah Tambah Satu Batalyon TNI 2010

(Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

13 Juli 2009, Palangkaraya, Kekuatan pertahanan di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagai basis pendukung tempur akan bertambah dengan pembentukan satu batalyon baru dari TNI AD pada 2010.

"Satu batalyon baru itu berada di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat," kata Komandan Korem 102/Panju Panjung Kalimantan Tengah Kolonel (Arm) Rudiono Edi di Palangkaraya, Jumat.

Menurut Rudiono, pembentukan batalyon baru itu sesuai dengan rencana strategis TNI AD dengan anggaran dari pusat sementara lahan lokasi batalyon akan disediakan oleh pemerintah daerah.

Selain batalyon baru, rencana strategis TNI AD 2010-2015 juga diarahkan pada pembangunan markas brigade yang berlokasi di Pangkalan Bun mengingat Kalteng dan Kalimantan Barat segera disatukan dalam satu komando daerah militer (Kodam).

Saat ini di Kalimantan Tengah dengan luas 15,3 juta hektare atau hampir seluas 1,5 kali Pulau Jawa hanya diperkuat oleh satu batalyon TNI AD dari Batalyon Infanteri (Yonif) 631/Antang, yang berpusat di Palangkaraya.

Selain itu, Kalimantan Tengah baru didukung lima komando distrik (Kodim) yang harus membawahi 14 kabupaten/kota.

Lima kodim itu yakni Kodim 1011/Kuala Kapuas di Kabupaten Kapuas, Kodim 1012/Buntok di Barito Selatan, Kodim 1013/Muara Teweh di Barito Utara, Kodim 1014/Pangkalan Bun di Kotawaringin Barat, Kodim 1015/Sampit di Kotawaringin Timur, dan Kodim 1016/Palangkaraya.

Meski telah bertambah, kekuatan tempur di wilayah Kalimantan Tengah dinilai masih kurang dari kebutuhan ideal karena begitu luasnya wilayah setempat.

Rudiono mengatakan, Kalimantan Tengah idealnya memiliki tiga satuan batalyon infanteri, satu markas brigade, serta satuan pendukung seperti detasemen, kavaleri, tempur, hingga perlu artileri medan.

"Kami harap kekurangan itu dapat diatasi secara bertahap dengan awalnya dibentuk satu batalyon dan perencanaan TNI AD ke depan juga membutuhkan bantuan tempur dan semi tempur," jelasnya.

Rudiono mengakui pengembangan satuan pertahanan di Kalteng terbantu oleh besarnya perhatian pemerintah daerah seperti di Kabupaten Murung Raya yang turut memberi hibah dalam pembangunan lima komando rayon militer (koramil).

Di Murung Raya, kata Rudiono, baru direncanakan dibangun Kodim tahun depan, dengan penambahan 10 koramil, tetapi lima di antaranya telah dibangun dengan partisipasi pemerintah daerah.

Antara

Pengamat Militer: Insiden Papua Berimplikasi Luas

(Foto: cenderawasihpos)

13 Juli 2009, Jakarta -- Insiden penembakan yang menewaskan seorang WNI karyawan PT Freeport di Timika, Papua, kemarin, dinilai pengamat militer LIPI Jaleswari Pramowardhani sebagai suatu hal yang memiliki kemungkinan variabel luas.

Menurut dia, masyarakat tidak bisa serta merta mereduksi kasus tersebut apakah ada kaitannya dengan OPM atau hanya sekadar embel-embel jelang pengumuman hasil Pilpres 2009.

"Kita perlu berhati-hati dalam menganalisa hal ini. Bila dilihat sebab-akibat, kemungkinan variabelnya terlalu luas. Sedikit sekali informasi sehingga tidak bisa kita mengatakan ke arah sana," ungkapnya kepada okezone, Senin (13/7/2009).

Dia menjelaskan, insiden yang terjadi untuk ke sekian kalinya itu menjadi pekerjaan rumah yang patut diselesaikan pemerintah, khususnya dalam menjaga stabilitas keamanan di Papua.

Jaleswari menambahkan, PT Freeport yang menjadi salah satu objek vital negara, perlu diberikan jaminan keamanan baik dari kepolisian bahkan TNI.

"Freeport itukan sebagai objek vital nasional, sehingga keamanannya perlu diperhatikan. Ini tanggung jawab dari pihak kepolisian, kalau perlu bisa juga minta bantuan dari TNI," paparnya.

Jaleswari mengingatkan, pemerintah perlu berhati-hati dalam melihat persoalan yang satu ini, terutama menjelang pengumuman hasil pilpres.

"Tidak bisa menyimpulkan sesuatu, sebelum fakta-fakta pendukungnya jelas. Semoga saja ini tidak ada kaitannya dengan pilpres. Dan, saya harap siapapun pelakunya dapat segera ditangkap," pungkasnya.

50 Personel Tambahan dari Jakarta Dikirim ke Papua

Mabes Polri telah mengirimkan 50 personel tambahan ke Papua untuk mem-backup Polda Papua dalam rangka menangani meningkatnya gangguan keamanan di Papua.

Hingga saat ini tercatat tiga orang tewas akibat penyerangan oleh kelompok tak dikenal di wilayah PT Freeport, Timika, Papua.

Penyerangan terjadi Sabtu 11 Juli 2009 pagi saat sejumlah karyawan PT Freeport menumpang mobil di kawasan pertambangan. Akibat peristiwa itu warga Australia, bernama Drew Nicholas Grant (29) tewas.

Penyerangan juga kembali terjadi pada Minggu kemarin, saat itu mobil petugas keamanan PT Freeport dan polisi berpatroli di sekitar lokasi tambang. Insiden itu menewaskan Markus Rattealo, petugas keamanan PT Freeport. Senin ini seorang anggota polisi Polda Papua Bripda Marson Freddy Patiteikoni ditemukan tewas juga di lokasi pertambangan.

"Sudah berangkat ke sana. Ada lima puluh personel," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna epada wartawan di Mabes Polri Jakarta, Senin (13/7/2009)

Nanan Soekarna menyatakan, belum mengetahui siapa pelaku penembakan tersebut. Saat ini Polda Papua sudah meningkatkan kegiatan preventif maupun upaya penyidikan terhadap kasus itu.

"Pasti wilayah (di PT Freeport) ditingkatkan pengamanannya oleh Polda Papua," terangnya.

Keterlibatan polisi Australia menurutnya tidak akan mengambil alih tugas Polri, polisi Australia hanya hadir untuk terus mendapatkan informasi dari lapangan."Yang menyidik adalah kita (Mabes). Mungkin sifat eksistensi dan informasi itu sudah biasa.
Mengingat penyidik adalah wewenang Polri, tidak ada kepolisian lain yang boleh menyidik di sini," terangnya. (fit)

okezone

BUMNIS Sambut Rencana Kenaikan Anggaran Pertahanan

Presiden SBY menyerahkan 40 unit panser buatan PT Pindad kepada TNI, Jumat (10/7). Penyerahan panser ini berlangsung di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat. (Foto: detikFoto/Dudi Anung/Setpres)

13 Juli 2009, Bandung -- Sejumlah Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) menyambut baik rencana kenaikan anggaran pertahanan sebesar 20 persen.

Rencanan kenaikan anggaran pertahanan itu disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Penyerahan 40 unit Panser APS 6x6 buatan PT Pindad di Bandung, Jumat.

Beberapa BUMNIS yang menyambut baik rencana kenaikan anggaran pertahanan pada 2010 itu antara lain PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad yang berharap bisa melakukan kontrak baru untuk sektor alat sistem pertahanan.

"Pendapatan terbesar kami selama ini dari kontrak dengan Dephan. Belanda Dephan nilainya mencapai 60-80 persen dari pendapatan kami," kata Direktur PT Pindad, Adik Avianto.

Selain dari kontrak penjualan senjata dan amunisi, PT Pindad juga mendapat kontrak strategis pengadaan sekitar 154 unit panser APS 6x6 untuk memenuhi kebutuhan TNI-AD yang ditargetkan tuntas pada 2010.

Sedangkan PTDI juga berharap penambahan anggaran pertahanan itu bisa menambah kontrak pembelian produk-produk PTDI seperti pesawat CN-235, Helikopter N-Bell dan Super Puma.

Sedangkan produksi halikopter NBO-105 yang menjadi andalan PTDI lainnya sudah dihentikan seiring tuntasnya kontrak lisensi dengan Bolkow.

Direktur Aircraft Integration PTDI, Budi Wuraskito, nilai kontrak pembelian pesawat terbang dari Dephan dalam lima tahun terakhir sekitar 25 juta dolar AS. Ia berharap dengan adanya peningkatan anggaran pertahanan bisa lebih banyak lagi kontrak yang bisa dilakukan oleh PTDI.

Ia berharap, bisa lebih banyak menangani pesawat-pesawat TNI.

"Ke depan kami siap menjadi partner dalam pengadaan suku cadang pesawat terbang, tentunya dengan kerjasama dengan pabrikan pesawat di luar negeri. Sehingga nantinya tidak kesulitan mencari suku cadang saat dilakukan maintenance," kata Budi Wuraskito.

Kenaikan anggaran pertahanan itu juga disambut baik oleh BUMN lainnya seperti PT INTI dan PT LEN yang memproduksi dan mengembangkan alat-alat telekomunikasi untuk sipil dan kebutuhan militer.

Antara

Prajurit Yon 461 Paskhas Latihan dan Uji Trampil


13 Juli 2009, Subang -- Hampir dua peleton Prajurit Paskhas dari Batalyon 461 Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta mengadakan latihan perebutan pangkalan di Lanud Suryadarma, Subang, Kamis (9/7). Kegiatan tersebut merupakan salah satu fase dari Latihan Satuan “Rajawali Perkasa” Lanud Halim Perdana Kusuma tahun 2009 yang berpusat di Jakarta dengan melibatkan Prajurit Paskhas, salah satu unsur kekuatan TNI AU.

Acara diawali dengan penerjunan satu tim Pengendali Tempur (Dalpur) Prajurit Paskhas yang melakukan terjun tadi malam (8/7) di Landasan Lanud Suryadarma sebagai tim pendahulu. Kemudian pada Kamis pagi sekitar pukul 06.00 WIB, Prajurit Paskhas yang berkemampuan tempur melakukan penetrasi melalui penerjunan dari pesawat ke pangkalan sasaran untuk melakukan perebutan pangkalan dari tangan musuh. Dalam pertempuran yang sengit dengan sasaran utama gedung tower tersebut musuh dapat dilumpuhkan dan pangkalan dapat direbut serta di ambil alih, selanjutnya tower dioperasionalkan oleh Prajurit Paskhas.

Selain itu, dalam latihan “Rajawali Perkasa” tahun 2009 ini, landasan Lanud Suryadarma juga sebagai tempat penerjunan material melalui pesawat angkut yang dinamakan Container Delivery System (CDS). CDS merupakan latihan penerjunan beberapa material penting sebagai bantuan kepada pasukan kawan yang berada di daerah depan dari pangkalan induk.

Dalam latihan yang berjalan lancar tersebut, hadir para pejabat Lanud Suryadarma dan unsur Paskhas seperti Kadisops Lanud Suryadarma Letkol Pnb M. Syafii, Daskadron Udara 7 Letkol Pnb Sri Dhuto D., Kadispers Mayor Pnb Daan Sulfi, Danyon 461 Paskhas Mayor Psk Novlamirsyah, Danyon 467 Paskhas Mayor Psk Sormin, Tim uji trampil dari Mako Korpaskhas dan Wing III Paskhas Bandung serta pejabat lainnya.

PENTAK LANUD SURYADARMA

Militer Janji Tekan Kebocoran Anggaran


13 Juli 2009, Jakarta -- Pemerintah menaikkan anggaran pertahanan sebesar 20 persen tahun depan. Alhasil, alokasinya naik menjadi Rp40,6 triliun dari sebelumnya Rp33,6 triliun pada tahun ini. Tentara Nasional Indonesia (TNI) berjanji akan menekan kebocoran yang ada.

Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, Marsekal Muda Sagom Tamboen, militer segera menentukan skala prioritas pada pemeliharaan dan pengadaan senjata militer. Kenaikan disesuaikan dengan cetak biru dan rencana jangka pendek, menengah, dan panjang yang sebelumnya sudah dibuat Departemen Pertahanan dan TNI.

"Kami terus dorong agar tugas pokok berjalan efektif dan efisien," kata Sagom di Jakarta, Minggu (12/7).

Salah satu yang diperbaiki, katanya, mekanisme pengadaan yang telah disusun Dephan. Tidak ada lagi pembelian senjata maupun suku cadang yang melewati pihak ketiga atau broker. "Langsung lewat produsen."

Selain pengawasan internal, secara rutin militer juga diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Masukan yang diberikan BPK terus ditindaklanjuti sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Pengamat militer Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan pengawasan penggunaan anggaran sangat penting dalam pengelolaan pertahanan.

Menurutnya, kenaikan anggaran akan percuma tanpa disertai perubahan manajemen pertahanan di tubuh Dephan dan TNI. "Kontrolnya harus jelas. Percuma kalau masih banyak kebocoran," katanya.

Dia menyarankan Departemen Pertahanan menyusun rencana strategis pertahanan yang berbeda dibanding sebelumnya. Jaleswari melihat saat ini ada ketimpangan cukup besar antara yang dirancang dengan kenyataan. Dia mencontohkan, rencana strategis Departemen Pertahanan tahun 2009 disusun berdasarkan anggaran yang diajukan, yakni Rp127 triliun. Padahal, realisasinya hanya Rp33,6 triliun. "Rencana harus disesuaikan dengan anggaran yang ada," kata Jaleswari.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono meminta TNI berhati-hati menggunakan anggaran yang terbatas. Pengelolaan yang tepat sasaran diharapkan dapat memaksimalkan pemeliharaan armada seperti pesawat, kapal, maupun tank yang dimiliki.

Dia mengakui masih ada beberapa kebocoran pengelolaan anggaran pertahanan di masing-masing satuan kerja baik di Dephan maupun TNI. Baik dari segi angka, jenis barang, maupun prosedurnya. Meski demikian, Juwono menolak mengungkap secara detail kebocoran yang terjadi.

JURNAL INDONESIA

Koopsau II akan gelar Latihan Sikatan Daya 2009


13 Juli 2009, Balikpapan -- Koopsau II, akan menggelar Latihan dengan sandi Sikatan Daya 2009 yang secara edukatif bertujuan melatih dan meningkatkan pemahaman, pengalaman dan kemampuan praktis Satuan dalam jajaran termasuk Komando dan Pengendalian serta menyatukan pola pikir, pola tindak dan pola sikap antar Satuan dan penyelenggara latihan dalam menyusun dan melaksanakan perencanaan pelibatan satuan dalam operasi udara guna menjamin kesiapsiagaan operasional untuk melaksanakan tugas pokok.

Geladi Lapang pada Latiahan antar satuan tersebut rencananya akan di gelar di Lanud Balikpapan bersamaan dengan gelar Latihan antar satuan Korpaskhas Trisula Perkasa 2009. Untuk kelancaran pelaksanaan Latihan tersebut Lanud Balikpapan telah melaksanakan survey lapangan di empat Lokasi antara lain Sepaso Kaliorang, Bukit pelangi, Bandara Sangkima sangatta Kutai Timur dan kecamatan Mook Manaar Bulan Kutai Barat.

Survey Lapangan Lanjutan di wilayah Kutai Timur dilaksanakan tanggal 10 s.d 12 Juli yang diikuti Lanud Balikpapan yang dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Letkol Pnb A. Pandu Purnama, Kolat Koopsau II dipimpin Asops Koopsau II Kol pnb Bonar H, dan Kolat dari Korpaskhas dipimpin oleh Danwing Paskhas Kol psk Eka Bagus.

Pada kesempatan tersebut tim survey juga melaksanakan koordinasi dengan pimpinan KPC (Kaltim Prima Coal), Bupati Kutim Bpk Isran beserta unsur muspida Kabupaten Kutai Timur.

PENTAK LANUD BALIKPAPAN

TNI Siap Diaudit

A-4 Skyhawk sudah digrounded TNI AU, digantikan Sukhoi. (Foto: wikipedia)

13 Juli 2009, Jakarta -- Mabes TNI siap untuk diaudit terkait pelaksanaan manajemen anggaran alat utama sistem senjata, seperti yang selama ini telah dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Toh selama ini sudah rutin dilakukan audit oleh BPK. Meski begitu, TNI tentu akan terus melakukan pembenahan manajemen anggaran alat utama sistem senjata agar lebih tepat sasaran dan kami siap diaudit untuk itu," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen di Jakarta, Senin.

Hanya saja, tambah Sagom Tamboen , masih ada perbedaan persepsi antara Departemen Keuangan serta BPK dengan TNI tentang audit tersebut.

"Dari sisi mereka (Departemen Keuangan, dan BPK) audit hanya berdasarkan nominal, padahal audit dari sisi TNI adalah apakah suatu alat utama sistem senjata masih layak atau tidak untuk mendukung operasional," tuturnya.

Dicontohkannya, satu skadron pesawat A-4 Skyhawk dan OV-10 Bronco yang sudah tidak lagi dioperasionalkan TNI tetapi masih diberi nilai nominal saat audit sebagai Inventaris Kekayaan Negara (IKN).

"Padahal dua jenis pesawat itu sudah dioperasionalkan TNI untuk mendukung tugas pokoknya menjaga kedaulatan negara ini. Tapi masih dianggap sebagai aset TNI yang harus dimasukkan secara nominal dalam audit. Hal seperti ini yang kami belum sepaham soal audit," kata Sagom.

Terkait cetak biru, ia menegaskan, TNI selalu memiliki Rencana Strategis (Renstra) Program Pembangunan Kekuatan (Probangkuat) lima tahunan, yang rutin dievaluasi setiap tahun selama pelaksanaannya.

"Jika dalam lima tahun, ada yang belum dapat dilaksanakan kita ajukan pada program lima tahun berikutnya sesuai kebutuhan dan alokasi anggaran yang ada. Itu sudah berjalan pula, kalau masih perlu dibenahi kami siap," kata Sagom.

ANTARA News

Sunday, July 12, 2009

Aksi Su-27 Flanker di Russian Expo Arms-2009

12 Juli 2009 -- Pameran senjata internasional Russian Expo Arms-2009 ke-7 yang berlangsung 8 - 11 Juli di Nizhny Tagil. Selain menampilkan persenjataan untuk angkatan darat, ditampilkan aksi akrobatik udara dari satu flight pesawat tempur Su-27 Flanker dari pusat pelatihan pilot di Lipetsk.

(Foto: RIA Novosti)

(Foto: RIA Novosti)

(Foto: RIA Novosti)

Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 611/Awang Long Gelar Pasukan


9 Juli 2009, Samarinda -- Komandan Korem 091/ASN Korem 091/Asn Kolonel Inf Musa Bangun mengawali kegiatan kunjungan resmi di satuan-satuan jajaran Korem 091/ASN. Diawali dari Satgas Pamtas Yonif 611/Awang Long yang disambut dengan acara tradisi satuan oleh Yonif 611/Awang Long dilanjutkan dengan upacara Gelar Pasukan dalam rangka pengecekan kesiapan personel dan materiil.

Gelar pasukan ini diikuti 650 prajurit Awang Long serta dihadiri pula oleh para Kasi Korem 091/ASN, para Komandan Satuan dan Kabalak jajaran Korem 091/ASN serta tak ketinggalan sejumlah wartawan media cetak dan elektronik dari beberapa media dan stasiun TV Swasta Nasional yang dengan sengaja datang untuk meliput kegiatan ini.

Dalam pengarahannya Danrem menyampaikan, bahwa gelar pasukan ini dalam rangka mengecek kesiapan satuan baik personel maupun materiil yang nantinya akan dibawa ke medan tugas. Danrem mengharapkan penugasan yang akan dilaksanakan ini mendapat keberhasilan, untuk itu ada beberapa hal sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas yaitu antara lain: Pertama, siapkan mental dan fisik seoptimal mungkin dalam menghadapi tugas dan tanggungjawab yang diberikan; Kedua, Perhatikan faktor keamanan personel dan materiil mulai Serpas maupun selama penugasan; Ketiga, pahami protap yang sudah digariskan oleh pimpinan, pelihara kekompakan, disiplin dan yang terpenting jaga sikap dan nama baik serta citra TNI; Keempat, jangan lupakan Santiaji Prajurit, jangan jadi tentara Taliban (maksudnya berambut gondrong). Selanjutnya Danrem juga mengingatkan kepada prajurit yang tinggal di Homebase (Korum) agar selalu menjaga jangan sampai pagar makan tanaman.


Usai pemeriksaan pasukan, Danrem dan rombongan yang hadir langsung menuju lapangan tembak pistol yang berada di samping lapangan upacara untuk melaksanakan latihan menembak pistol. Yang menarik dari kegiatan ini adalah diberikannya kesempatan belajar membidik dan menembak pistol kepada para wartawan yang hadir saat itu termasuk salah satu diantaranya adalah wartawan wanita.

Seluruh rangkaian kegiatan kunjungan Danrem 091/ASN di Yonif 611/AWL diakhiri dengan kegiatan foto bersama dan penanaman pohon kenangan oleh Danrem dan Ibu, mengambil lokasi didepan Makoyonif 611/Awang Long.

Sejarah Batalyon Infanteri 611/Awang Long

A. Riwayat Pembentukan

1.Yonif 601 Brigade C sebagai cikal bakal berdirinya Yonif 611/Awl yang berkedudukan di Samarinda dan berjuang untuk menghimpun Kompi-kompi perjuangan pembentukan Model AD- 56 Kompi-kompi bekas KNIL.

2. Tanggal 25 Agustus 1950 dirubah menjadi Yonif 601 Brigade F berkedudukan di Balikpapan.

3. Dengan semakin mantapnya organisasi TNI AD maka pada tanggal 26 Juli 1952 direformasikan menjadi Yon ROI I RI-22.

4. Dengan terbentuknya Kodam IX/Mulawarman pada tanggal 1 Juni 1958 Yonif 601 dibawah Komando Kodam IX/Mulawarman.

5. Berdasarkan Skep Kasad : Kep-18/2/2/1967 tanggal 1 Maret 1967 nama satuan berubah menjadi Yonif 611 Kodam IX/Mulawarman.

6. Tanggal 24 Oktober 1970 Tunggul Yonif 611/Awl disyahkan dengan nama : “ AWANG LONG “ sesuai Skep-59/10/1970. Sejak saat itu lengkaplah sudah sejarah terbentuknya Yonif 611/Awl


B. Arti Dan Makna Lambang Kesatuan

1. Nama LAMBANG YONIF 611/AWANG LONG diambil dari nama Pahlawan Kalimantan Timur yang hidup kurang lebih pada tahun 1843 di Tenggarong Kerajaan Kutai yang gigih berjuang melawan penjajah Kolonial Belanda dan Inggris terkenal dalam sejarah peristiwa “ TOMBAK MARIS “.

2. Burung Rajawali menukik kebawah dengan sayap terentang, kaki mencengkeram menggambarkan Rajawali adalah Raja dari segala Elang, disegani kawan maupun lawan karena keperkasaannya hal ini melambangkan Prajurit Awang Long yang gagah perkasa, bercita-cita luhur, berjiwa keras dalam mencapai tujuan mulia sesuai semboyan Prajurit Awang Long “ PANTANG SURUT MENGABDI PADA KEBENARAN “.

3. Warna merah pada dasar tunggul berarti prajurit Awang Long berjiwa berani, tegas dalam membela kebenaran dan keadilan.

4. Nyala api berlidah tujuh menggambarkan Prajurit Awang Long sebagai pengawal Sapta Marga dengan semangat yang berkobar bagai panasnya nyala api.

5. Pita Amsal warna putih dasar hitam berarti Prajurit Awang Long senantiasa siap membina dan menjaga persatuan dan kesatuan, berjiwa luhur dan tahan uji.

Penrem 091/ASN

Russian Expo Arms 2009 ke-7

12 Juli 2009 -- Lebih 400 perusahaan dari 40 negara mengambil bagian pameran persenjataan Russian Expo Arms 2009 ke-7 berlangsung pada 7 - 11 Juli di kota Ural, Nizhny Tagil.

Rudal/meriam pertahanan udara Tunguska-M1. (Foto: RIA Novosti/ Pavel Lisitsyn)

MTU-72 kendaraan lapis baja khusus pembawa jembatan. (Foto: RIA Novosti/ Pavel Lisitsyn)

BMR-3M kendaraan pembersih ranjau. (Foto: RIA Novosti/ Pavel Lisitsyn)

Sistem pertahanan udara Buk-M2E (SA-17 Grizzly). (Foto: RIA Novosti/Pavel Lisitsyn)

Sistem peluncur roket multilaras BM-30 Smerch (Tornado). (Foto: RIA Novosti/Pavel Lisitsyn)

Saturday, July 11, 2009

Kapal Selam Yury Dolgoruky dan Nerpa Uji Pelayaran

RFS Yury Dolgoruky. (Foto: dutchintell)

11 Juli 2009 -- Kapal selam bertenaga nuklir strategis kelas Borey Yury Dolgoruky menyelesaikan uji pelayaran pertama dan sedang dalam pelayaran kembali ke galangan kapal Sevmash di bagian Utara Rusia, Jumat (10/7). Kapal selam akan dipersenjatai rudal balistik Bulava dan akan melakukan sejumlah uji pelayaran pada tahun ini untuk menguji perlengkapan dan tingkat kinerja.

Kapal selam mempunyai pajang 170 meter (580 kaki), diameter lunas 13 meter (42 kaki), jumlah awak 107 termasuk 55 perwira, maksimum menyelam 450 meter (1500 kaki), dan kecepatan menyelam 29 knot. Borey dapat membawa 16 rudal dan torpedo.

Konstruksi kapal selam senilai 23 trilyun rubel (713 juta dolar), termasuk 9 trilyun rubel untuk riset dan pengembangan.

Peresmian peluncuran Yury Dolgoruky. (Foto: RIA Novosti)

Dua kapal selam kelas Borey Alexander Nevsky dan Vladimir Monomakh sedang dalam proses pengerjaan di galangan kapal Sevmash dan diharapkan selesai 2009 dan 2011. Rusia merencanakan membuat delapan kapal selam kelas Borey sampai 2015.

Menurut pejabat angkatan laut, kapal selam bertenaga nuklir kelas Borey generasi keempat akan menjadi kapal selam strategis modern utama dalam jajaran armada angkatan laut Rusia, dan akan bergabung pada Armada Utara dan Pasifik Rusia

Kapal Selam Nerpa

Kapal selam bertenaga nuklir kelas Akula II Nerpa K-152 berbobot 12,000 ton meneruskan uji pelayarannya di laut Jepang selama dua minggu menurut pejabat tinggi departemen pertahanan Rusia, Jumat (10/7).

Seluruh kerusakan yang ditemukan saat insiden terlepasnya gas Freon karena kesalahan memasukan data temperatur oleh salah satu awak kapal selam sudah diperbaiki. Ongkos perbaikan kerusakan diperkirakan 1,9 trilyun rubel (60 juta dolar), kapal selam akan menuntaskan uji pelayaran dan dinyatakan laik beroperasi sebelum diserahkan ke Angkatan Laut Rusia. Kemudian kapal selam ini akan disewakan ke AL India pada akhir 2009. India membayar biaya sewa 650 juta dolar untuk penyewaan selama 10 tahun.

Nerpa mengalami kecelakaan saat menjalani uji pelayaran di laut Jepang pada 8 November 2008. Insiden ini menewaskan 3 orang awak kapal selam dan 17 pekerja galangan kapal. Saat itu kapal selam mengangkut 208 orang, diantaranya 81 awak kapal sedangkan sisanya pekerja galangan kapal.

Harapan India

India mengharapkan kapal selam Nerpa dikirimkan akhir tahun ini menurut sumber di departemen pertahanan India.

India sedang membangun kapal selam bertenaga nuklir di galangan kapal dalam negeri, diharapkan bertugas 2010. Kapal selam ini mampu meluncurkan rudal nuklir.

Komodor Laut (Purn) Zack Mathews yang menjadi analis pertahanan independen mengatakan AL India memerlukan kapal selam bertenaga nuklir untuk menangkal peningkatan ancaman Cina di Samudra India.


RIA Novosti/DefenseNews/@beritahankam

Harapan untuk Presiden Terpilih

Nelayan bagan dari Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Senin (8/6) pagi, menurunkan ikan bilis hasil menjaring di bagan yang berada di perairan ambang batas laut (ambalat) Indonesia-Malaysia. Setelah dijemur kering, ikan itu kemudian dijual ke Tawau, Malaysia. (Foto: Kompas/M Syaifullah)

Oleh M Hernowo

Jangan gunakan sebutan indon...

Gunakan sebutan Indonesia!!!

Bukan indon...

Demikian salah satu peringatan yang dipasang di kantor imigrasi di Dermaga Sungai Nyamuk, Sebatik, Kalimantan Timur.


Oleh karena dipasang persis di atas loket tempat mendapatkan cap di buku Pas Lintas Batas, sejenis paspor yang dimiliki warga Sebatik untuk pergi ke Tawau, Malaysia, peringatan itu akan terbaca oleh siapa saja yang berniat pergi atau pulang dari Tawau.

”Indon” merupakan sebutan umum di Malaysia untuk orang Indonesia. Namun, sekarang indon sering dipersepsikan negatif, yaitu sebutan untuk ”orang kelas dua” seperti TKI yang bekerja kasar di Malaysia.

Misalnya sebagai pembantu rumah tangga, buruh bangunan, atau di perkebunan kelapa sawit. Indon juga sering dipersepsikan sebagai orang Indonesia yang menjadi salah satu sumber masalah sosial di Malaysia.

Selain ”direndahkan” dengan sebutan indon, para TKI itu juga sering kali mendapat perlakuan yang tidak pantas di Malaysia. Bahkan, perlakuan ini sudah harus dirasakan saat menjalani pemeriksaan dokumen di Tawau yang kadang kurang manusiawi. Penganiayaan kerap harus diterima jika dianggap tidak bekerja dengan baik.

”Banyak dari TKI kita yang diperlakukan seperti binatang di Malaysia. Ironisnya, perlindungan pemerintah terhadap mereka juga amat kurang,” kata M Sain, Ketua Komisi Pemilihan Umum Nunukan yang juga penggiat gerakan untuk perlindungan buruh migran.

Sikap ini sejatinya tidak adil sebab seburuk-buruknya TKI, mereka juga turut membangun Malaysia. Tanpa kehadiran TKI, Malaysia akan kesulitan untuk mengurus perkebunan sawit hingga melanjutkan sejumlah proyek pembangunannya.

Namun, meski diperlakukan tidak adil, lalu lintas TKI ke Malaysia seolah tiada habisnya. Sain memperkirakan, ada 300.000-400.000 TKI yang menggunakan Nunukan sebagai titik untuk menuju Malaysia. Antrean TKI ini hampir setiap pagi dapat dilihat di Pelabuhan Nunukan. Penampilan mereka terlihat mencolok, seperti bergerombol untuk masuk kapal dan membawa banyak barang.

Lewat sungai

Selain para TKI yang umumnya bukan warga asli Nunukan, sejumlah warga kabupaten itu juga banyak yang bekerja di Malaysia. Selain lewat Pelabuhan Nunukan, mereka masuk ke Malaysia melalui Dermaga Sungai Nyamuk di Sebatik.

Berbeda dengan para TKI yang untuk masuk Malaysia harus memakai paspor, mereka cukup memakai Pas Lintas Batas yang berlaku selama satu tahun.

”Sebenarnya saya ingin bekerja di negara sendiri. Namun, di sini tidak ada kerjaan,” keluh Dadu, warga Sebatik yang bekerja di salah satu bagan ikan milik orang Malaysia yang didirikan di perairan milik Malaysia. Kerja yang membuatnya hanya 10 hari sekali pulang ke rumah ini menghasilkan pemasukan sekitar Rp 1,5 juta tiap bulan. Pemasukan itu sama dengan upah buruh di Tawau, sekitar 13 ringgit (Rp 50.000) per hari.

Namun, uang yang didapat Dadu dan rekannya, khususnya dari Sebatik yang bekerja di Malaysia, tidak semuanya dibawa pulang ke Indonesia. Sebagian besar justru berputar kembali di negeri jiran tersebut. Ini karena sebagian besar kebutuhan warga Sebatik, seperti beras, minyak goreng, sabun mandi, dan minuman ringan, diproduksi oleh Malaysia dan dibeli di Tawau.

”Orang sini lebih suka barang dari Malaysia. Selain timbangannya pas, kualitasnya juga lebih baik dan harganya lebih murah dibandingkan dengan barang dari Indonesia,” kata Ani, pedagang kelontong di Desa Pancang, Sebatik.

Ani mencontohkan, dengan kulakan di Tawau, dia bisa menjual 1 kilogram gula pasir seharga 2 ringgit (sekitar Rp 6.000) dan minyak goreng 3 ringgit (Rp 9.000) tiap liter. Jika kulakan di Tarakan, gula pasir itu harus dijualnya Rp 9.000 per kilogram dan minyak goreng Rp 12.000 per liter.

Hal ini terjadi karena Tawau merupakan kota besar dan cukup ditempuh selama 15 menit dari Sebatik dengan perahu kecil. Adapun untuk mencapai Tarakan dibutuhkan waktu 3 jam dengan perahu. Barang di Tarakan sering kali juga harus didatangkan dari Balikpapan hingga rantai ekonominya menjadi lebih panjang.

Pegang ringgit

Kondisi seperti di atas membuat warga Sebatik lebih suka memegang ringgit Malaysia daripada rupiah. Padahal, uang menjadi salah satu bukti kehadiran dan kedaulatan sebuah negara. ”Sudah banyak pejabat pemerintah pusat yang datang ke sini dan kemudian berjanji untuk membangun Sebatik agar warga di sini dapat hidup lebih makmur dan mandiri sehingga tidak perlu lagi tergantung dengan Tawau. Namun, semuanya masih sebatas janji,” kata Suaedi, Camat Sebatik Induk.

Oleh karena yang selama ini diterima warga Sebatik umumnya masih janji, kondisi daerah itu sampai sekarang tetap memprihatinkan. Jalanan rusak, pabrik es belum ada sehingga nelayan harus menjual hasil tangkapannya di Tawau, dan lampu sering mati. Kondisi itu berbeda sekali dengan Tawau yang amat gemerlap di waktu malam.

Namun, meski hanya memegang janji, warga Sebatik tetap tidak kehilangan harapan terhadap Indonesia. Buktinya, dari 15.708 pemilih yang tercatat di Kecamatan Sebatik Induk pada pemilihan umum presiden lalu, diperoleh suara sah 9.426 atau sekitar 60,01 persen. Dengan ikut memilih, mereka menjaga sejumlah harapan bahwa Presiden Indonesia 2009-2014 dapat lebih cepat mengubah keadaan Sebatik.

Dengan demikian, Merah Putih dapat lebih tegak berkibar di Dermaga Sungai Nyamuk dan warga Indonesia yang ada di Tawau, dan bahkan tempat lain di luar Indonesia, dapat lebih tegas berbicara, ”Kami orang Indonesia, bukan indon.”

Harian KOMPAS, Sabtu 11 Juli 2009

Panser Pindad Hemat Rp 1,5 T


11 Juli 2009, Bandung -- Sebanyak 40 unit panser berjajar rapi di depan hanggar PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Bandung, Jumat kemarin (10/7). Itu adalah panser produksi PT Pindad, yang siap diserahterimakan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI). Setahun silam, panser jenis itu telah menarik hati Wapres Jusuf Kalla (JK). Dinilai tangguh, dan biaya lebih murah, JK memesan panser jenis itu kepada PT Pindad untuk digunakan TNI.

Pesanan ia tulis pada secarik kertas, langsung dibuat di atas prototipe panser itu. Beberapa kali, JK juga mengunjungi proses pembuatannya. Pembelian panser buatan dalam negeri itu, diperkirakan menghemat anggaran negara hingga Rp 1,5 triliun jika dibandingkan dengan mengimpor. Kini, 40 panser itu telah siap diserahterimakan kepada TNI. Itu adalah bagian dari 154 panser yang dipesan kepada PT Pindad.

Sebagai presiden, kemarin (10/7) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyaksikan kerja sama itu. Turut hadir, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Panglima TNI Jendral Djoko Santoso, Kepala Staf tiga angkatan, Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar, dan Men BUMN Sofyan Djalil, serta Menseskab Sudi Silalahi. Pelaksanaan serah terima panser itu sempat maju-mundur.

Agenda semula, direncanakan digelar pada 5 Juli lalu, sebelum Pilpres digelar. Kemudian ditunda, dan direncanakan digelar 7 Juli, sehari sebelum tanggal pencontengan. Akhirnya, serah terima dilangsungkan kemarin. Usai pidato dan peninjauan, SBY langsung menaiki panser tersebut. Ia berdiri, melambaikan tangan, dan memberi acungan jempol untuk kendaraan tempur buatan dalam negeri itu.

Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan, panser bikinan PT Pindad itu adalah kendaraan tempur pertama yang diproduksi di dalam negeri sejak era reformasi. Keempat puluh panser yang diserahkan kepada TNI merupakan bagian dari kontrak pembelian kepada PT Pindad sebanyak 154 unit panser senilai Rp 1,12 triliun.

Presiden SBY mengatakan, panser buatan PT Pindad tersebut merupakan prestasi gemilang putra dan putri bangsa. "Inovasi ini tidak kalah dari negara lain," katanya. SBY mengatakan, keinginan agar TNI menggunakan produk dalam negeri sudah ia ungkapkan sejak 2005. Menurut SBY, jika industri strategis di dalam negeri bisa memproduksi, wajib menggunakannya, asalkan kualitasnya kompetitif dibanding impor.

"Malu, jika kita harus mengimpor senapan atau sepatu dari luar negeri," ucap SBY. Sedangkan untuk alat utama sistem senjata (alutsista) canggih yang belum bisa diproduksi, seperti pesawat tempur dan kapal selam, bisa dibeli dari negara lain. "Itu pun tidak boleh ada kondisionalitas," tambahnya. SBY mengatakan, pembelian alutsista harus didasarkan pada skala prioritas. "Jangan tiba-tiba beli," pinta SBY.

Karena ini juga terkait bisnis, SBY juga meminta audit dilaksanakan agar sesuai standar. SBY mengungkapkan, anggaran pertahanan dalam RAPBN 2010 diusulkan meningkat Rp 7 triliun, yakni dari Rp 33,6 triliun tahun ini menjadi Rp 40,6 triliun. "Itu naik lebih dari 20 persen," katanya. Dari tahun ke tahun, lanjut SBY, akan diusahakan mendekati kebutuhan minimum essential force Rp 100-120 triliun.

KALTIM POST

Israel Beli 25 F-35 Untuk Lawan S-300 Iran

Lockheed Martin F-35 Lightning II. (Foto: jsf.mil)

11 Juli 2009 -- Harian Israel Jerusalem Post memberitakan Israel memesan sedikitnya 25 pesawat tempur siluman F-35 Lightning II buatan Lockheed Martin, Jumat (10/7). Tel Aviv telah mengirimkan Letter of Request (LoR) ke Pentagon, tetapi pembicaraan harga pesawat diperkirakan diatas 100 juta dolar dan kesepakatan teknis secara detil masih berlanjut.

Israel meminta pembicaraan masalah teknis berfokus pada tiga isu - integrasi sistem peperangan elektronika buatan Israel kedalam pesawat, intergrasi sistem komunikasi buatan Israel kedalam pesawat dan kemampuan secara mandiri memperbaiki masalah teknis dan struktural pesawat.

LoR akan diikuti dengan penandatanganan kontrak awal 2010 dan pesawat pertama tiba di Israel pada 2014. Angkatan Udara Israel merencanakan membeli tambahan pesawat hingga 50 unit, sebagian akan dilengkapi dengan kemampuan mendarat dan lepas landas secara vertical.

Tel Aviv membeli pesawat F-35 untuk menangkal ancaman sistem pertahanan udara buatan Rusia S-300 yang dibeli Iran dan Syria. Tel Aviv membutuhkan pesawat F-35 karena pesawat F-15 dan F-16 yang dimiliki oleh AU Israel tidak berkutik melawan sistem pertahanan udara S-300. Berdasarkan sejumlah simulasi komputer didemonstrasikan secara jelas pesawat siluman F-35 mampu menaklukkan rudal Rusia.

Sistem pertahanan udara S-300 PMU2. (Foto: enemyforces.net)

Sementra itu, Israel secara intensif berusaha mencegah pengiriman sistem pertahanan udara S-300 ke Iran dibawah kontrak tahun 2007. Israel dan Amerika Serikat bersikeras pengiriman sistem pertahanan udara ini akan merusak keseimbangan kekuatan militer di kawasan.

Hingga saat ini, Rusia masih menunda realisasi kesepakatan dengan Iran. Meskipun Iran belum menerima S-300, tetapi Moskow telah mengulangi pernyataan untuk berkomitmen memenuhi kontrak tersebut yang bernilai jutaan dolar.

Sistem pertahanan udara S-300 versi terakhir S-300PMU2 Favorit mempunyai jarak jangkau hingga 195 kilometer (120 mil) dan mampu menyergap pesawat tempur dan rudal balistik pada ketinggian dari 10 meter hingga 27 kilometer. Sistem ini dapat dibandingkan dengan sistem pertahan udara buatan Amerika Serikat MIM-104 Patriot.

JERUSALEM POST
/RIA Novosti/@beritahankam

Anggaran Pertahanan Rp40,6 Triliun

10 Juli 2009, Bandung -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) memimpin rapat terbatas soal alat utama sistem senjata (Alutsista) di Kantor PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/7). Di hari yang sama, Kepala Negara menyaksikan serah terima 40 Panser Armoured Personal Carrier (APC) 6x6 dari PT Pindad ke Departemen Pertahanan yang selanjutnya diserahkan kepada Tentara Nasional Indonesia. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/mes/09)

11 Juli 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pemerintah akan menaikkan anggaran pertahanan sebesar 20 persen tahun depan. Dengan demikian, anggaran pertahanan 2010 mencapai Rp40,6 triliun, naik dari Rp33,6 triliun pada tahun ini.

Hal itu dikemukakan Presiden SBY saat menyaksikan serah terima 40 panser 6x6 dari Direktur Utama PT Pindad kepada Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di kawasan PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jumat (10/7) siang.

"Kita matangkan dua minggu ini untuk menambah Rp7 triliun sehingga akan mencapai Rp40,6 triliun. Itu kenaikan lebih dari 20 persen," kata SBY.

Kepala Negara menjelaskan, peningkatan anggaran pertahanan akan dilakukan terus secara bertahap sehingga dapat dicapai kekuatan minimum yang diperlukan atau setara dengan Rp100 triliun hingga Rp120 triliun. Peningkatan anggaran pertahanan itu dapat diwujudkan seiring dengan pertumbuhan ekonomi.

Presiden mengakui anggaran pertahanan dalam beberapa tahun terakhir memang masih di bawah kebutuhan karena pemerintah menitikberatkan pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.

Dia mengatakan, peningkatan anggaran secara signifikan pada tahun 2010 itu hendaknya digunakan secara tepat sesuai kebutuhan, tetap mengutamakan prioritas, menggunakan audit dan berorientasi pada pengguna.

Sebelum menyaksikan serah terima panser, Kepala Negara menggelar rapat terbatas dengan Panglima TNI, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi untuk membahas cetak biru modernisasi pertahanan Indonesia.

Menurut SBY, cetak biru modernisasi sistem pertahanan diperlukan untuk betul-betul mewujudkan postur pertahanan yang kokoh. Cetak biru tersebut akan disesuaikan dengan anggaran negara sehingga diperlukan suatu prioritas.

Menteri Pertahanan mengatakan 40 panser tersebut merupakan produksi PT Pindad yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu Rp1,12 triliun untuk 154 panser.

"Panser-panser itu merupakan produksi pertama kendaraan tempur dalam negeri sejak era reformasi," katanya.

Usai menyaksikan serah terima, Presiden melakukan peninjauan dan pemeriksaan panser-panser tersebut, dan sempat naik ke salah satu panser tersebut.

Ubah Manajemen

Pengamat militer Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan kenaikan anggaran harus disertai perubahan manajemen pertahanan di Departemen Pertahanan dan TNI agar penggunaannya makin efektif dan efisien.

"Kontrolnya harus jelas. Percuma kalau masih banyak kebocoran," katanya.

Dia menyarankan Departemen Pertahanan menyusun rencana strategis pertahanan yang berbeda dibanding sebelumnya.

Menurutnya, saat ini ada ketimpangan cukup besar antara yang dirancang dengan kenyataan. Dia mencontohkan, rencana strategis Departemen Pertahanan tahun 2009 disusun berdasarkan anggaran yang diajukan, yakni Rp127 triliun. Padahal, realisasinya hanya Rp33,6 triliun. "Rencana harus disesuaikan dengan anggaran yang ada," kata Jaleswari.

Pemerintah harus memiliki inovasi dalam pembelian persenjataan baru, kata dia. Jangan lagi bergantung pada kredit ekspor yang membutuhkan proses lama. "Modernisasi senjata bisa dilakukan lewat imbal beli."

Produk industri strategis dalam negeri, kata dia, bisa ditukar dengan armada terkini. Semisal, pesawat CN-235 produksi PT Dirgantara Indonesia ditukar dengan kapal selam jenis Changbogo dari Korea Selatan.

JURNAL NASIONAL

PTDI Kembangkan CN-235 Anti-Kapal Selam

CN235-220 MPA. (Foto: antarafoto.com)

11 Juli 2009, Bandung -- PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan mengembangkan pesawat terbang CN-235 Anti-Submarine atau antikapal selam yang menjadi varian terbaru dari produk pesawat terbang berbaling-baling itu.

"Teknologinya sudah siap, SDM sudah kita miliki. Mereka punya pengalaman merakit dan memodifikasi pesawat jenis itu," kata Direktur Aircraft Integration PTDI, Budi Wuraskito di Bandung, Sabtu.

Menurut dia, PTDI memiliki SDM yang cukup untuk membuat pesawat terbang antikapal selam. Selama ini sekitar 40 SDM PTDI terlibat dalam pembuatan dan modifikasi pesawat terbang anti kapal selam di Turki.

Pesawat terbang jenis itu dimodifikasi versi militer yang dilengkapi teknologi, persenjataan dan rudal untuk melumpuhkan kapal selam.

"Mereka baru kembali empat bulan lalu setelah menuntaskan pengerjaan pesawat antikapal selam di Turki, teknologinya sudah kita kuasai," kata Budi.

PTDI sendiri saat ini telah mampu mengembangkan dan memproduksi CN-235 MPA atau patroli maritim yang menjadi andalan produk perusahaan dirgantara Indonesia itu.

Sedangkan pesawat anti-submarine, katanya segera akan dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi dan keunggulan CN-235.

"Beberapa negara tertarik dan berminat membeli CN-235 antikapal selam ini, salah satunya Malaysia yang memanfaatkan kunjungan Menteri Pertahanannya untuk melakukan pembicaraan dengan pihak PTDI," ungkapnya.

Malaysia merupakan salah satu negara pengguna CN-235 di samping Korea Selatan dan beberapa maskapai penerbangan lokal di beberapa negara lainnya.

PTDI hingga saat ini telah memproduksi pesawat CN-235-220 sebanyak 250 unit, NC 212-200 sebanyak 102 unit, helikopter Super Puma NAS 332 sebanyak 19 unit, Helikopter NBELL 412 sebanyak 31 unit dan Helikopter NBO 105 sebanyak 122 unit.

Sedangkan produk pesawat terbang yang sedang dikerjakan dan akan selesai adalah satu unit CN-235 MPA pesanan Korsel (2010), satu NC 212-400 lisensi EADS-CASA pesanan PT Airfast (2010), satu N19 prototype hasil rancang bangun PTDI (2013) dan satu unit pesawat ampibi lisensi Donier Seawings (2013).

ANTARA JATIM

Tiga jabatan Dan KRI Satfibarmatim Diserahterimakan


10 Juli 2009, Surabaya -- Tiga jabatan Komandan Kapal Perang RI (KRI) jajaran unsur Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Timur (Satfib Koarmatim) masing-masing Komandan KRI Teluk Mandar-514, Komandan Teluk Jakarta-541 dan Komandan KRI Kupang-582 diserahterimakan. Komandan Satfib Koarmatim Kolonel Laut (P) Ahmadi Heri Purwono memimpin upacara serahterima jabatan tersebut yang berlangsung diatas Geladak KRI Makasar-590 Ujung Surabaya, kemarin, Kamis (9/7).

Ketiga Komandan KRI yang melaksanakan serah terima tersebut yaitu jabatan Komandan KRI Teluk Mandar-514 diserahterimakan dari Letkol Laut (P) Phundi Rusbandi kepada penggantinya Letkol Laut (P) Prio Budie Leksono. Jabatan Komandan KRI Teluk Jakarta-541 diserahterimakan dari Mayor Laut (P) Agus Cahyono kepada penggantinya Mayor Laut (P) Yanu Madawanto. Jabatan Komandan KRI Kupang-582 diserahterimakan dari Kapten laut (P) Deni Indra Murdiyanto kepada Kapten Laut (P) Sigit Sugihartono. Selain upacara serah terima tiga jabatan Komandan KRI, dalam waktu bersamaan juga dilaksanakan pengukuhan Letkol Laut (P) Phundi Rusbandi sebagai Komandan KRI Makasar- 590.

Dalam amanatnya Komandan Satfib Koarmatim mengatakan, bahwa pergantian jabatan dalam suatu organisasi merupakan suatu dinamika yang akan berlangsung terus menerus secara berlanjut, dengan tujuan memberikan pengalaman serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, guna proses kematangan dalam jenjang karier pejabat yang bersangkutan serta untuk menjamin tetap terpeliharanya kesegaran dalam organisasi.

Meskipun masih ada keterbatasan sumber daya personel dan materiel, lanjut Komandan Satfib Koarmatim, berkat ketekunan, kedisiplinan dan semangat kerja, unsur Satfib Koarmatim tetap dapat melaksanakan tugas dengan baik sesuai tuntutan tugas yang dibebankan kepada seluruh personel yang ada.

“Saya berharap kondisi yang demikian dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi, mengingat tantangan yang dihadapi di masa yang akan dating semakin bertambah berat dan kompleks,”kata Komandan Satfib Koarmatim.

PENARMATIM

Chile Tetap Membeli Helikopter Rusia Dibawah Tekanan AS

Mi-17 AU India. (Foto: DID)

10 Juli 2009 -- Chile bermaksud melanjutkan pembicaraan dengan Rusia terkait pengiriman 5 helikopter serba guna Mi-17 ke Angkatan Udara Chile meskipun mendapat tekanan dari Amerika Serikat, ujar juru bicara pemerintah Chile.

Pada awalnya pemerintah Chile akan membeli helikopter S-70A Black Hawk dari AS, tetapi berubah pikiran setelah perusahaan Rusia Rosoboronexport menawarkan 80 juta dolar untuk helikopter Rusia Mi-17 V5, hampir setengah dari harga Black Hawk. Sekretaris Perdagangan Amerika Serikat Gary Locke mengirimkan surat kepada duta besar Chile untuk AS Jose Goni, Rabu (1/7), menyatakan kecewa atas keputusan Chile.

Menteri Pertahanan Chile Francisco Vidal mengatakan sebelumnya, “kami tidak memilih penjual (senjata) berdasarkan kebangsaan, dan keputusan pembelian senjata harus berdasarkan hasil dari suatu tender terbuka.”

Helikopter Mi-17 akan digunakan untuk operasi SAR terutama keadaan darurat warga sipil, menurut pejabat militer Chile.

Persenjataan buatan Rusia populer di sejumlah negara di kawasan Amerika Latin, tetapi Chile pembeli tradisional peralatan militer buatan barat.

RIA Novosti/@beritahankam

Pemerintah Perlu Memodernisasi Persenjataan TNI

Presiden SBY menyerahkan 40 unit panser buatan PT Pindad kepada TNI, Jumat (10/7). Penyerahan panser ini berlangsung di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat. Presiden SBY berkeliling kompleks PT DI sambil berdiri di atas panser. (Foto: detikFoto/Dudi Anung/Setpres)

10 Juli 2009, Jakarta -- Pemerintah perlu memodernisasi sistem persenjataan secara tepat dan terarah. Karena pertahanan keamanan merupakan sektor penting yang membutuhkan biaya tidak sedikit.

"Segala sesuatunya harus dilakukan secara sistemik berdasarkan sistem dan dengan manajemen yang benar. kalau tidak, kalau hanya parsial dan situasional, maka berpuluh-puluh triliun yang dikeluarkan, tidak mencapai sasaran yang kita kehendaki," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato penyerahan 40 panser APS-2 6x6 produksi PT Pindad di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/7).

Untuk itu penting adanya perencanaan strategis, blue print dan roadmap selama lima tahun sehingga postur TNI jauh lebih meningkat dibandingkan dengan keadaan sekarang. Dephan dan TNI harus membuat perkiraan yang dimutakhirkan terus menerus unutk mengenali ancaman yang bisa datang dan mengganggu kedaulatan dan keutuhan NKRI.

"Untuk mengenali ancaman itu kita harus memahami strategic environment, peluang dan tantangan. Dengan demikian, postur pertahanan akan dapat dirumuskan dengan tepat dan dibangun secara bertahap dengan tepat pula," tukasnya.

"Tentu ada mismatch sebagaimaan negara lain mengalami seperti ini antara strategic objectives dengan defence capabilities dengan budget yang tersedia. Kalau sudah begitu kita bicara prioritas, mana yang bisa kita lakukan optimasi terhadap penggunaan anggaran sampai lima tahun mendatang," tambahnya.

Presiden juga menuturkan tidak ingin ada bisnis di lingkungan TNI bukan berarti sistem persenjataan dan perlengkapan tidak sesuai dengna standar yang ada.

"Itu nyawa prajurit, jangan sampai membahayakan prajurti. Kemudian user oriented, libatkan pusat penelitian dan pengembangan sebelum kebijakan ditetapkan dan anggaran dialirkan," tukasnya.

Panser-panser yang diserahkan ini berjumlah 40 unit. (Foto: detikFoto/Dudi Anung/Setpres)

Terkait dengan produksi panser Presiden meminta dapat diproduksi di dalam negeri. Yang belum dapat diproduksi dalam negeri baru dibeli diluar negeri.

"Jangan sampai kita mengimpor perlengkapan, amunisi, sepatu. Itu tidak boleh terjadi, malu. Yang betul kita harus mengekspor. Oleh karena itu kita mendukung industri pertahanan," tuturnya.

Sebelumnya Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan 40 panser itu sebagai realisasi kontrak jual beli dengan PT Pindad. Total panser yang diproduksi sebanyak 154 unit dan dibiayai oleh APBN. Total panser yang telah diserahkan sebanyak 60 buah. Pada akhir 2009 sebanyak 25 panser diserahkan kembali. Sisanya akan selesai tahun 2010.

Penyerahan panser itu dilakukan oleh Presiden ke Menhan, kemudian diserahkan ke Panglima TNI Djoko Santoso, dilanjutkan ke Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo.

MEDIA INDONESIA

Friday, July 10, 2009

Anggaran Pertahanan Naik 20 Persen

Presiden SBY menyerahkan 40 unit panser buatan PT Pindad kepada TNI, Jumat (10/7). Penyerahan panser ini berlangsung di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat. (Foto: detikFoto/Dudi Anung/Setpres)

10 Juli 2009, Bandung -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pemerintah akan menaikkan anggaran pertahanan sebesar 20% pada 2010.

Hal itu dikemukakan oleh Kepala Negara saat menyaksikan serah terima 40 panser 6 x 6 dari Direktur Utama PT Pindad kepada Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di kawasan PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jumat (10/7).

"Mulai 2010 ,anggaran pertahanan akan kita tingkatkan secara signifikan pada 2009 sebesar Rp33,6 triliun, kita naikkan sekitar Rp7 triliun atau 20% menjadi Rp40,6 triliun," katanya.

Menurut Kepala Negara, peningkatan anggaran pada 2010 itu akan menjadi awal dari peningkatan bertahap anggaran pertahanan. "Tahun demi tahun akan kita tingkatkan, (sehingga) kita makin dekat dengan kekuatan minimum yang diperlukan," ujarnya seraya menambahkan bahwa kekuatan minimum yang diperlukan memerlukan dana setara Rp100 trilun hingga Rp120 trilun.

Presiden mengatakan bahwa peningkatan anggaran pertahanan dapat diwujudkan seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Kepala Negara menilai anggaran pertahanan dalam beberapa tahun terakhir memang masih dibawah kebutuhan karena beberapa tahun terakhir pemerintah
menitikberatkan pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.

Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa peningkatan anggaran secara signifikan itu hendaknya digunakan secara tepat sesuai kebutuhan, tetap mengutamakan prioritas, menggunakan audit dan berorientasi pda pengguna.

MEDIA INDONESIA

Latihan Rajawali Perkasa 2009 Ditutup

Setelah melakukan pendaratan darurat pesawat CN-235 yang mengalami ban pecah masih berada di Run Way dalam waktu yang singkat dilakukan evakuasi awak pesawat yang terluka (Foto: Pentak Lanud Halim).

10 Juli 2009, Jakarta -- Suara dentuman menggelegar desertai rentetan senjata dan pelepasan tanda peserta latihan oleh Komandan Lanud Halim Perdanakusuma tanda berakhirnya latihan Raja Wali Perkasa (Rajasa) 2009 kepada perwakilan masing-masing komando latihan dan pelaku latihan. Latihan ini dilaksanakan selama tiga hari dan berakhir dengan sukses tanpa ada insedent. Latihan ini secara resmi ditutup oleh Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Boy Syahril Qamar, SE di Taxy Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jumat (10/7).

Komandan Lanud Halim Perdanaksuma Marsekal Pertama TNI Boy Syahril Qamar, S.E dalam sambutan menjelaskan Latihan Rajawali Perkasa yang telah dilaksanakan untuk melatih dan menambah pengetahuan tentang penerapan protap yang ada di satuan Lanud Halim Perdanakusuma serta untuk mengembangkan taktik dan teknik operasi udara oleh setiap unsur yang terlibat didalam latihan. Oleh karenanya latihan ini suatu proses latihan yang bertahap dan berlanjut serta lebih meningkatkan kualitas serta diusahakan yang sebenarnya.

Lebih lanjut dikatakan dengan selesainya pelaksanaan latihan ini maka kita sudah mempunyai pengalaman yang sangat berharga untuk dijadikan pelajaran di masa yang akan datang dan evaluasi mekanisme tersebut untuk dikembangkan dalam tahap-tahap selanjutnya. Evaluasi yang dimaksud yaitu sudah sejauh mana pelaksanaan latihan, apakah telah sesuai dengan petunjuk maupun skenario latihan, sejauhmana telah memenuhi dan sasaran yang harus dicapai, demikian pula harus dicari faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga pada latihan yang akan datang tidak terulang lagi, harap Komandan Lanud.

Begitu juga kelebihan dan kekurangan yang mewarnai selama latihan merupakan hal yang wajar akibat dari keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi sehingga dapat dijadikan acuan dan bahan evaluasi, dan yang paling penting selama latihan adalah kesungguhan setiap individu untuk melaksanakan tugasnya masing-masing.sesuai prosedur yang telah digariskan secara baik dan benar, ini merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan latihan sesuai tujuan dan sasaran yang diinginkan.

Selanjutnya, prestasi yang dicapai selama latihan hendaknya jangan membuat kita merasa puas, tetapi tetap berusaha untuk lebih meningkatkan terhadap apa yang telah di capai selama ini. Hal tersebut tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan dalam melaksanakan latihan-latihan saja, tetapi juga dituntut untuk menentukan keberhasilan tugas-tugas lain pada porsi yang lebih besar, jelas Komandan Lanud Halim.

PENTAK LANUD HALIM P.

Presiden: Prioritaskan Alat Pertahanan Produksi Dalam Negeri

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2 kanan) didampingi Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso (kanan) menaiki salah satu dari 40 Panser jenis Armoured Personal Carrier (APC) 6x6 seusai serah terima dari PT Pindad ke Departemen Pertahanan di kawasan hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/7). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/mes/09)

10 Juli 2009, Bandung -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau bahwa alat-alat pertahanan yang dapat dibuat di dalam negeri hendaknya tidak dibeli dari luar negeri.

"Alat-alat pertahanan yang bisa dibuat di dalam negeri saya larang dibeli dari luar negeri," kata Presiden saat menyaksikan serahterima 40 panser APC 6x6 dari Direktur Utama PT Pindad kepada Menteri Pertahanan di PT Dirgantara Indonesia Bandung, Jumat.

Kepala Negara menilai kebijakan itu bukanlah suatu bentuk dari proteksionisme melainkan wujud dari komitmen pada 2005 untuk memproduksi sendiri alat-alat yang dapat dibuat di dalam negeri.

"Untuk pertahanan kita prioritaskan produk dalam negeri, itupun kita masih membeli persenjataan yang lain (dari luar negeri)," katanya.

Namun, lanjut Presiden, hal itu hanya dapat dilakukan jika industri pertahanan dalam negeri kompetitif sehingga rakyat tidak dirugikan karena membeli produk yang sama dengan produk luar negeri dengan harga yang lebih mahal.

Menurut Kepala Negara, industri pertahanan harus kompetitif jika tidak ingin mati akibat kalah bersaing.

(Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/mes/09)

Selain kompetitif, lanjut dia, agar dapat memberikan sumbangan signifikan pada pembentukan postur pertahanan, industri pertahanan juga harus efisien dan berkelanjutan.

Untuk mewujudkan itu semua, Kepala Negara berjanji bahwa pemerintah siap membantu dengan berbagai inovasi, teknologi dan investasi.

Saat memberikan penjelasan antara perlunya kesesuaian antara cetak biru moderenisasi sistem pertahanan dengan kesediaan anggaran negara, Presiden sempat menegur tiga orang tamu undangan yang sibuk bercakap-cakap.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) mencoba duduk di bagian belakang salah satu dari 40 Panser jenis Armoured Personal Carrier (APC) 6x6 seusai serah terima dari PT Pindad ke Departemen Pertahanan di kawasan PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/7). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/mes/09)

Sebelumnya Kepala Negara juga pernah menegur seorang tamu undangan yang mengantuk di saat pidatonya di Lemhanas tahun lalu.

Sebelum menyaksikan serah terima itu, Kepala Negara menggelar rapat terbatas dengan Panglima TNI Djoko Santoso, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Mensesneg Hatta Rajasa dan Seskab Sudi Silalahi untuk membahas mengenai usulan cetak biru modernisasi pertahanan Indonesia.

Kepala Negara mengatakan cetak biru moderenisasi sistem pertahanan diperlukan untuk betul-betul mewujudkan postur pertahanan yang kokoh.

Cetak biru tersebut, menurut Kepala Negara, juga akan disesuaikan dengan anggaran negara sehingga diperlukan suatu prioritas.

Sementara itu Menhan mengatakan bahwa 40 buah panser APS 6x6 tersebut merupakan produksi PTB Pindad yang dibiayai oleh APBN --Rp1,12 trilun untuk 154 panser.

ANTARA News

SAAB Gripen Masih Bertahan di MMRCA

Saab Gripen. (Foto: military-aircraft.org.uk)

10 Juli 2009 -- Pabrik pesawat Saab menolak berita harian Jerussalem Post, Saab telah tersingkir dari kompetisi Medium Multi-Role Combat Aircraft (MMRCA) India bernilai 10 milyar dolar.

Harian Jerussalem Post memberitakan Amerika Serikat menolak Israel mengirimkan radar Active Electronically Scanned Array (AESA) untuk digunakan pada pesawat tempur Saab Gripen. Pentagon menekan Israel Aerospace Industries (IAI) menarik diri dari kerjasama dengan Saab terkait teknologi Amerika yang digunakan Israel, dimana dapat diintegrasikan dengan pesawat tempur Gripen NG (Next Generation). Pesawat tempur ini ditawarkan ke India dan berkompetisi dengan pesawat tempur buatan Amerika Serikat Lockheed Martin F-16IN Super Viper dan Boeing F-18 E/F.

Tidak hubungan antara Saab dan IAI dalam AESA, Saab melakukan kerjasama dengan Selex Galileo salah satu perusahaan dari grup Finmeccanica Italia. Kerjasama meliputi pengembangan radar baru berbasis teknologi Selex AESA Vixen dan PS-05/A, menurut juru bicara Saab.

Peserta kompetisi MMRCA yang masih bertahan Mikoyan MiG-35, Eurofighter Typhoon, SAAB Gripen NG, Boeing F-18 E/F, Lockheed Martin F-16IN Super Virage. Sedangkan pesawat tempur buatan Perancis Rafale telah tersingkir.

Defense News/@beritahankam

Presiden Hadiri Penyerahan 40 Unit Panser APS

PT Pindad menyerahkan 20 panser kepada Departemen Pertahanan (Dephan) di PT Pindad Bandung, Jabar, Jumat (27/2). Panser Anoa 6x6 ini akan diserahkan kepada Mabes TNI untuk kebutuhan pasukan TNI AD. 20 Panser merupakan bagian awal dari nota kerjasama Dephan dan PT Pindad untuk pengadaan panser produksi dalam negeri sebanyak 154 panser. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

10 Juli 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menghadiri acara penyerahan 40 unit Panser APS buatan PT Pindad kepada Departemen Pertahanan .

Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen mengatakan kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat bahwa penyerahan 40 panser buatan putra-putra Indonesia itu akan dilakukan di Hanggar CN- 235 PT Dirgantara Indonesia Jalan Padjadjaran 154 Kota Bandung, Jumat (10/7) . Serah terima dilakukan di PT DI karena lokasi di PT Pindad tidak memungkinkan untuk memajang 40 panser sekaligus saat serah terima dilakukan.

"Ke-40 panser APS itu merupakan bagian dari 154 panser yang dipesan pemerintah kepada PT Pindad. Sebelumnya, 20 unit sudah diserahkan oleh PT Pindad ke Pemerintah dan kini telah digunakan TNI. Jadi total sudah 60 unit selesai," ujarnya.

Penyerahan panser-panser ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan. Sebelumnya Februari 2009, PT Pindad juga menyerahkan 20 unit panser kepada Departemen Pertahanan. Total panser yang akan diserahkan berjumlah 154 unit.

Acara penyerahan panser ini sempat tertunda dua kali, yaitu pada Minggu dan tertunda lagi pada Selasa lalu karena kesibukan menjelang pilpres.

Untuk memproduksi 150 unit panser APS itu, PT Pindad mendapat dana talangan dari Bank Mandiri, Bank BNI dan BRI. Satu unit panser memiliki harga Rp5,5 miliar atau lebih rendah dari produksi Perancis seharga Rp10 miliar.

Pembuatan kendaraan lapis baja atau panser (VAB) 4 x 4 produksi PT Pindad itu dipesan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah rapat dan meninjau hasil produksi PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, pada Desember 2007. Panser itu diminta selesai pada hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia, 5 Oktober 2008.

Proyek panser itu berawal dari kerjasama PT Pindad serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Namun, pemerintah mengubah kerjasama itu dengan melibatkan Krakatau Steel dan 25 perusahaan lain.

Pengadaan sebanyak 154 panser oleh PT Pindad ini dijadwalkan selesai pada akhir 2009 ini.

Panser APS-2 6X6 memiliki dimensi 6000x2500x2500, berat 11/14 ton, kecepatan 90 km/jam, dengan radius putar 10 meter, dan daya tanjak 31 derajat. Panser ini juga telah dilengkapi dengan persenjataan 7,62 mm, 12,7 mm (infanteri) dan AGL 40 mm (kavaleri).

Tidak itu saja, panser PT Pindad ini juga dilengkapi peralatan khusus seperti sarana penglihatan malam dan Winch 6 ton. Untuk alat komunikasi, terdapat intercom set plus VHF/FM (anti jamming dan hopping) serta GPS.

ANTARA News
/okezone/TEMPO Interaktif