Tuesday, March 3, 2009

Malaysia Pelanggar Perbatasan Indonesia Terbanyak

JAKARTA, 2/3 - PENGAMANAN PEMILU. Menko Polhukam Widodo A.S (3 kiri) didampingi dari ki-ka: Jaksa Agung Hendarman Supandji, Mendagri Mardiyanto, Menhan Juwono Sudarsono, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri, dan Kepala BIN Syamsir Siregar menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (2/3). Rapat tersebut membahas pengamanan penyelenggaraan Pemilu 2009, penanganan terorisme, pengamanan dan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar, serta penanganan keamanan laut. (Foto: ANTARA/Kencana/ama/09)

3 Maret 2008, Jakarta -- Pelanggaran perbatasan wilayah negara masih terus dilakukan oleh negara tetangga. Malaysia yang paling sering melakukan pelanggaran batas wilayah RI. Hal itu terungkap pada rapat kerja (raker) Komisi I dengan menteri-menteri di jajaran Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), di Jakarta, Senin (2/3). Menkopolhukam Widodo AS memaparkan tentang berbagai pelanggaran terhadap wilayah RI yang terjadi dalam kurun waktu Januari hingga Desember 2008.

Dari catatan Kementrian Polhukam, Provinsi Kalimantan Timur adalah wilayah RI yang paling sering mengalami pelanggaran wilayah oleh negara lain. Untuk pelanggaran wilayah perbatasan perairan Indonesia, di perairan Kalimantan Timur dan seputar Laut Sulawesi telah terjadi 21 kali pelanggaran oleh Kapal Perang Malaysia dan enam kali oleh Kapal Polisi Maritim Malaysia.

Sementara di perairan lainnya sebanyak tiga kali, ucapnya. Dalam raker yang juga dihadiri Menteri Pertahanan, Kepala BIN, Jaksa Agung, Panglima TNI dan Kapolri itu, Widodo mengungkapkan, pelanggaran wilayah perbatasn udara paling banyak terjadi juga di wilayah Kalimantan Timur.

Selama 2008, terjadi 16 kali pelanggaran wilayah udara di Kaltim, sebutnya. wilayah lain yang juga mengalami pelanggaran kedaulatan udara antara lain tiga kali di Papua, dua kali di wilayah Selat Malaka dan tujuh kali di wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Sementara untuk pelanggaran wilayah darat, diantaranya berupa pemindahan patok-patok batas wilayah di Kalimantan Barat. Pemindahan patok batas terjadi di Sektro Tengah, Utara Gunung Mumbau, Taman Nasional Betung Kerihun, Kecamatan Putu Sibau, serta Kabupaten Kapuas Hulu, kata Widodo. Selain itu, mantan Panglima TNI ini melanjutkan, pelanggaran wilayah perbatasan darat juga dilakukan oleh para pelintas batas yang tidak memiliki dokumen yang sah.

Pada raker yang dipimpin Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga itu, Widodo juga menjelaskan perihal berbagai tindakan atas pelanggaran kedaulatan wilayah RI. Untuk pelanggaran wilayah darat, Departeman Luar Negeri RI telah mengirimkan sejumlah nota protes ke negara pelanggar. Kasus pelanggaran wilayah darat juga dibawa ke forum Genera Border Committe (GBC) Indonesia-Malaysia maupun Joint Border Committe (JBC) Indonesia-Papua Nugini. Dan untuk pelanggaran wilayah perairan dan udara nasional, telah direspon dengan pengusiran langsung oleh satuan operasional TNI, serta pengiriman nota protes oleh Deplu, tutur Widodo. (kodam-jaya)

AD Peru Memodernisasi Alutsistanya

Rudal Anti Tank Kornet


Angkatan Darat Peru akan membelanjakan USD650 juta hingga tahun 2011 guna meningkatkan kemampuan operasionalnya dengan memodernisasi alutsista.

Beberapa minggu yang lalu, AD Peru telah menyelesaikan kontrak pengadaan 488 rudal anti tank dengan Israel dan Rusia. 244 rudal anti tank Kornet dari Rusia dengan nilai kontrak USD25 Juta dan 244 rudal anti tank Spike dari Israel USD48 Juta. Rudal anti tank Spike digunakan juga oleh AD Singapura

Kedua jenis rudal ini akan menggantikan rudal Sagger, Cobra serta rudal tua buatan Uni Soviet 9M14M Malyutkas.

Selain itu, AD Peru melanjutkan pengkajian opsi overhaul tank T-55 buatan Rusia. Di tahun 2004, tank direncanakan dimodernisasi dengan memasang sistem kontrol penembakan serta mesin baru.

Defenseworld/@beritahankam

PT DI Segera Selesaikan Super Puma TNI AU


2 Maret 2009, Jakarta -- PT Dirgantara Indonesia (DI) Bandung segera menyelesaikan pembuatan tiga helikopter Super Puma pesanan TNI Angkatan Udara (AU), untuk melengkapi tujuh unit yang telah selesai sebelumnya.

"Dari sembilan unit yang tersisa, tiga unit tengah dalam penyelesaian. Satu unit telah mencapai 90 persen dan dalam dua bulan ke depan sudah dapat diterbangkan, sedangkan dua lainnya masih sekitar 60-70 persen pengerjaannya," kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjawab ANTARA News di Jakarta, Senin.

Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) melakukan pemesanan 16 helikopter Super Puma NAS 332 beserta suku cadangnya dari PT DI berdasarkan kontrak jual beli (KJB) 010 pada 1998.

Dari 16 unit yang dipesan, baru tujuh yang telah selesai dan diserahkan ke TNI AU. Sedangkan sembilan unit lainnya, tersendat-sendat pengerjaannya karena keterbatasan dana.

"Dengan selesainya tiga unit tersebut, maka telah 10 unit yang kami serahkan. Sisanya, akan akan dimodifikasi menjadi Super Puma II atau Cougar yang lebih baru teknologinya," katanya.

Modifikasi yang merupakan kerja sama antara PT DI dengan Eurocopter Perancis itu, untuk menguasai pasar helikopter khusus Angkatan Udara di kawasan Asia.(antara)

Monday, March 2, 2009

Tujuh Batalion Dikerahkan untuk Amankan Pemilu Jateng-DIY

SEMARANG, 2/3 - HUT KODAM. Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Haryadi Soetanto (tengah) saling berjabat tangan dengan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo (kanan) dan Kapolda DIY Brigjen Pol Sunaryono (kiri), usai upacara peringatan HUT ke-59 Kodam IV/Diponegoro, di Semarang, Senin (2/3). Peringatan yang berlangsung dengan sederhana itu mengetengahkan tema " Dengan Semangat Perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman, Kodam IV/Diponegoro Siap Menjunjung Tinggi Netralitas TNI dan Kesiapsiagaan Operasional Satuan dalam Rangka Menyukseskan Pemilu 2009". (Foto: ANTARA/R Rekotomo/Koz/mes/09)


2 Maret 2009, Semarang -- Panglima Kodam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Haryadi Soetanto menyiagakan tujuh batalion untuk mengamankan Pemilu 2009 di wilayah Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Batalion yang disiagakan untuk pengamanan pemilu adalah Batalion 403, 405, 408, 410, Batalion Kavaleri, Batalion Arhanudse, dan Batalion Armed," kata Pangdam dalam upacara memperingati HUT ke-59 Kodam IV/Diponegoro di Lapangan Parade IV/Diponegoro, Semarang, Senin.

Selain menyiagakan tujuh batalion, yang setiap batalion terdiri atas 300 hingga 1.000 personel, TNI juga akan menindaklanjuti latihan bersama dengan Polri yang telah dilakukan, untuk menghadapi berbagai ancaman teror.

SEMARANG, 2/3 - HUT KODAM. Tiga anggota pasukan unit penanggulangan teror (Gultor) Batalyon 400/Raider bersiaga di atas kendaraan saat mengikuti defile pasukan pada upacara peringatan HUT ke-59 Kodam IV/Diponegoro, di Semarang, Senin (2/3). Peringatan yang berlangsung dengan sederhana itu mengetengahkan tema " Dengan Semangat Perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman, Kodam IV/Diponegoro Siap Menjunjung Tinggi Netralitas TNI dan Kesiapsiagaan Operasional Satuan dalam Rangka Menyukseskan Pemilu 2009". (Foto: ANTARA/R Rekotomo/Koz/mes/09)

"Menjelang pemilu ini marilah kita menjaga kebersamaan, kekeluargaan, dan keharmonisan. Yang penting adalah menjaga situasi aman yang ada karena hanya dengan situasi yang kondusif kita bisa menghasilkan pemilu berkualitas," kata Pangdam.

Pemilu berkualitas, lanjut Pangdam, adalah pemilu yang legal formalnya harus terpenuhi, dan mendapat legitimasi dari rakyat yang ikut memberikan andil dalam Pemilu dengan memberikan hak pilihnya dan ikut serta menciptakan suasana aman.

"Jangan mau dibentur-benturkan dengan kepentingan kelompok lain, dan jangan mau diadu domba, terlepas dari manapun partai mereka karena kita satu bangsa dan satu tanah air," katanya.

Mengenai pemakaian atribut TNI saat kampanye, Pangdam mengimbau agar hal tersebut tidak perlu dilakukan. Pangdam juga menyesalkan belum ada undang-undang yang mengatur hal tersebut sehingga pelanggarnya belum bisa diambil tindakan tegas.

"Saya menyambut baik kalau ada penertiban terhadap seragam maupun atribut TNI yang digunakan oleh nonmiliter," ujar Pangdam.(Republika)

Kasad India Kunjungi Kodam IX/Udayana

2 Maret 2009, Denpasar -- Kasad India Genderal Deepak Kapoor dalam lawatannya di Bali selama dua hari menyempatkan diri berkunjung ke Markas Kodam IX/Udayana untuk bertemu langsung dengan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan Jum’at (27/2).

Kunjungan Kasad India di Makodam IX/Udayana, selain untuk berkenalan dengan pejabat militer di Bali sekaligus ingin mengetahui lebih jauh peran dan tugas TNI di wilayah Nusa Tenggara.

Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan dalam kesempatan tersebut memutarkan film propill Kodam IX/udayana yang berisikan tentang tugas dan tanggung jawab Kodam IX/Udayana. Film yang berdurasi 10 menit itu juga menceritakan tentang operasi militer untuk perang dan Non perang seperti kegiatan Manunggal TNI Masuk Desa.

Seusai menyaksikan film yang berbahasa Inggris itu, Kasad India tampak puas dengan dan mengaku sedikit memahami tentang kondisi wilayah teritorial dan tugas serta tanggung jawab Kodam IX/Udayana di wilayah Nusa Tenggara.

Ketika kasad India menanyakan hubungan TNI-Polri, Pangdam mengatakan bahwa sejak dipisahkannya Polri dari TNI, tugas-tugas Polri lebih fokus pada tugas-tugas pengamanan, sedangkan TNI lebih pokus pada tugas pertahanan wilayah. “Bagaimana ketika terjadi Bom Bali”, tanya Kasad India. TNI bersama sama Polri saling memberikan informasi dan bekerjasama dalam mengatasi teror.

Kasad India juga ingin mengetahui hubungan TNI AD, AU dan AL yang ada di Bali, Pangdam IX/Udayana menjelaskan dengan detail sehingga Kasad India merasa sangat puas dengan apa yang disampaikan oleh Pangdam IX/Udayana.

Pertemuan yang berlangsung dalam bahasa Ingris itu ditandai dengan saling tukar cindramata. Pangdam IX/Udayana menjelaskan kepada tamunya bahwa cindramatanya berupa patung itu, merupakan simbol dari kemanunggalan TNI dengan Rakyat.(kodamudayana)

Indonesia Harus Bangun Kekuatan Pertahanan

2 Maret 2009, Jakarta -- Pengamat Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie berpendapat, Indonesia sebagai Negara besar di kawasan Asia Pasifik sebaiknya membangun kekuatan pertahanan sehingga dapat disejajarkan dengan negara-negara Asia Pasifik lainnya. Namun untuk membangun kekuatan tersebut, kata Connie di Jakarta, Sabtu (28/2), Indonesia seyogyanya membangun kerjasama dengan Amerika, sebab RI dianggap sebagai tataran Negara dunia baru dari Negara dunia ketiga.

Dia mengatakan, Indonesia sebagai Negara di kawasan Asia Pasifik selalu dianggap oleh Australia sebagai ancaman dari selatan. Namun TNI dalam membangun pertahanan seakan-akan selalu tanpa adanya ancaman. Ini tercermin dari anggaran pertahanan selalu menurun antara 30 hingga 40 persen dari APBN. Padahal, ancaman keamanan di wilayah RI dari pihak asing selalu ada. Australia misalnya, sudah membeli enam kapal selam atau Singapura dan Malaysia dengan alutsistanya yang canggih, ujarnya.

Menurutnya, ancaman paling besar tertuju ke kawasan timur Indonesia karena TNI AL minim kapal selam dan tidak punya radar serta sistem pengintai yang canggih. Karena itu sudah waktunya para pemimpin Bangsa menetapkan kepentingan Nasional untuk menjaga kedaulatan Indonesia berdasarkan UUD 45. Dia berpendapat, idealnya anggaran pertahanan itu 5,7 persen dari PDB dan ada alasan untuk meningkatkan anggaran, karena kepentingan nasional berapapun harganya harus disediakan. Saya pikir, Pemerintah Indonesia juga sudah harus berani secara diplomasi meningkatkan kerjasama internasional, katanya.(kodam-jaya)

Pangdam Jaya Buka Secaba Reg Tersus Babinsa TNI AD TA 2009

2 Maret 2009, Jakarta -- Pangdam Jaya/Jayakarta Mayor Jenderal TNI Darpito Pudyastungkoro membuka secara resmi Pendidikan Sekolah Calon Bintara Reguler Teritorial Khusus Babinsa TNI AD (Secaba Reg Tersus Babinsa TNI AD) dalam sebuah upacara militer, bertempat di Lapangan Upacara Resimen Induk Kodam Jaya Jln. Raya Condet Jakarta Timur, Sabtu (28/02).

Hadir dalam upacara tersebut Kepala Staf Kodam Jaya Brigadir Jenderal TNI Moeldoko, Irdam Jaya, para Asisten Kasdam Jaya, para Komandan Satuan dan para Kepala Badan Pelaksana Jajaran Kodam Jaya. Bertindak sebagai Komandan Upacara adalah Komandan Secaba Rindam Jaya. Pendidikan Sekolah Calon Bintara Reguler Teritorial Khusus Babinsa TNI AD diselenggarakan merupakan program TNI AD dengan tujuan membentuk para Tamtama menjadi seorang Bintara Pembina Desa (Babinsa) Teritorial TNI AD yang memiliki kemampuan dan pengetahuan golongan Bintara dengan teknik Teritorial serta didukung Jasmani yang Samapta, sehingga benar-benar siap untuk ditugaskan disatuan-satuan Teritorial.

Pendidikan ini diselenggarakan selama 2 (dua) bulan, upacara pembukaan pendidikan ditandai dengan penyematan tanda peserta pendidikan oleh Inspektur Upacara kepada perwakilan siswa Secaba Reg Tersus Babinsa. Adapun jumlah peserta pendidikan adalah 201 prajurit Tamtama yang rata-rata berpangkat Kopral dan menjabat sebagai Babinsa di Komando Kewilayahan Kodam Jaya dan mereka yang lulus telah melalui berbagai seleksi yang ketat untuk menghasilkan peserta didik yang baik antara lain melalui seleksi Administrasi, Kesehatan dan Kesemaptaan Jasmani.

Dalam amanatnya Pangdam Jaya menyampaikan, bahwa pendidikan Secaba Reg Tersus Babinsa ini pada dasarnya merupakan program TNI AD, untuk mencetak Bintara Pembina Desa (Babinsa) Teritorial berkualitas yang pada gilirannya nanti siap menjadi ujung tombak dan tulang punggung satuan.

Pangdam mengingatkan, bahwa menjadi seorang Bintara tentunya merupakan dambaan dan kebanggaan seorang Tamtama dalam meningkatkan karier sebagai seorang Prajurit. Sebagai Bintara Teritorial Pembina Desa di jajaran Komando Kewilayahan TNI AD dituntut untuk mampu mengembangkan sikap dan prilaku yang mencerminkan seorang prajurit Sapta Marga. Utamanya ketika berada di lingkungan masyarakat, sehingga bisa menjadi contoh dan teladan yang dapat mempengaruhi masyarakat.

Pangdam Jaya juga menekankan, bahwa agar mampu memikul beban tugas dan tanggungjawab tersebut, diperlukan tekad bulat dan kesadaran yang tinggi untuk selalu belajar dan berlatih. Oleh karena itu, manfaatkan kesempatan pendidikan semaksimal mungkin untuk menempa diri serta menimba pengetahuan, sehingga dapat menjadi Bintara-Bintara Teritorial yang handal dan dapat menjadi pilar-pilar Satuan yang mampu menjabarkan setiap perintah pimpinan dengan sebaik-baiknya.

Pangdam juga menegaskan, tegakan norma dasar keprajuritan dengan sebaik-baiknya, sehingga para Calon Bintara memiliki disiplin, motivasi, sikap, dan etos kerja yang tinggi dan memiliki kemampuan berprestasi serta semangat bersaing secara jujur dan sportif, untuk itu pedomani semua ketentuan yang berlaku dengan baik dan benar. (tniad)

Desain Pesawat Karya Mahasiswa ITB Dipamerkan

BANDUNG, 1/3 - 50 TAHUN ITB. Dua bocah kecil mendengarkan penjelasan orang tuanya mengenai pesawat " Wise Craft", pesawat ringan yang digunakan untuk mengetahui kondisi cuaca dan pemetaan digital hasil karya Mahasiswa ITB dan BPPT saat acara Open House Dies Emas 50 Tahun ITB di Aula Barat, ITB, Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/3). Acara Open House tersebut bertujuan untuk mengenalkan lebih dekat Kampus ITB serta karya-karya mahasiswa ITB dan aplikasinya kepada masyarakat luas. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ed/pd/09)

27 Februari 2009, Bandung -= "Wing in Surface Effect Craft" (WiSE Craft), sebuah desain pesawat hasil rancangan mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) dipamerkan pada Open House dan pameran pendidikan di kampus Jalan Ganesa Bandung, Jum`at.

WiSE Craft yang dibuat mahasiswa kelompok keahlian keilmuan desain, operasi, dan perawatan pesawat terbang itu mendapat peerhatian pengunjung yang sebagian besar para siswa kelas akhir SLTA.

Pesawat yang diberi nama WiSE Craft didesain dengan kapasitas delapan orang penumpang dan memiliki kemampuan terbang dengan ketinggian 10 feet atau sama dengan tiga meter diatas permukaan laut.

Namun pada pameran itu hanya ditampilkan replika dari bentuk pesawat WiSE Craft. Selain itu juga ikut dipamerkan sebuah simulator dari WiSE Craft.

Pada simulator ini semua pengunjung yang datang pada acara Open House ITB diperbolehkan untuk merasakan bagaimana rasanya mengendalikan sebuah pesawat WiSE Craft.

Acara Open House dan pameran pendidikan dalam rangka Dies Emas ITB berlangsung tiga hari hingga Ahad (1/3). (antara)

Perjanjian Perbatasan RI-Singapura Ditandatangani 10 Maret

Gedung di Pulau Nipah Hasil Reklamasi

2 Maret 2009, Hua Hin -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Perjanjian Perbatasan Laut bagian barat antara Indonesia dengan Singapura akan ditandatangani pada 10 Maret 2009.

"Garis batas maritim Indonesia dan Singapura bagian barat telah selesai dan pada 10 Maret mendatang akan ditandatangani," kata Presiden Yudhoyono dalam jumpa pers dengan sejumlah wartawan Indonesia seusai KTT ke-14 ASEAN di Hua Hin, Thailand, Minggu.

Menurut Kepala Negara, dengan disepakati perjanjian perbatasan maritim itu, maka Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan kawasan Pualau Nipah guna kepentingan nasional. Misalnya untuk kepentingan pertahanan maupun perekonomian.

"Ini adalah langkah maju setelah barang kali bertahun-tahun terhenti, masih belum kita selesaikan," katanya.

Selain membahas mengenai perjanjian perbatasan maritim, pertemuan dwipihak antara Presiden Yudhoyono dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong juga membahas kerjasama untuk menghadapi krisis keuangan.

"Kami juga sepakat Indonesia dan Singapura untuk terus meningkatkan kerjasama dwipihak dalam menghadapi krisis perekonomian global, meskipun saya dan PM Singapura menyadari bahwa (krisis) itu betul-betul global sehingga tidak bisa diselesaikan oleh satu atau dua negara, tidak bisa juga ASEAN menyelesaikan sendiri namun perlu satu kolaborasi yang dilakukan bersama-sama," katanya.

Pada Sabtu sore (28/2) sebelum melakukan kunjungan kehormatan kepada Raja Thailand, Presiden Yudhoyono menerima PM Singapura Lee Hsien Loong di Hotel Grand Hyatt Hua Hin, guna melakukan pertemuan dwipihak selama lebih kurang satu jam. (antara)

Sunday, March 1, 2009

Pindad Pertimbangkan Pesanan Panser dari Nepal

RPPM 4X4 buatan PT. PINDAD (Foto: weapon_maker)


27 Februari 2009, Jakarta -- Direktur Utama PT Pindad, Adik Avianto Soedarsono mengatakan, hingga kini masih mempertimbangkan pesanan 28 panser Angkut Personel Sedang (APS) 4x4 dari Nepal, karena masih harus menyelesaikan pesanan dari dalam negeri.

"Nepal meminta agar kami bisa memenuhi pesanannya pada pertengahan tahun ini. Pada saat yang bersamaan kami juga harus menyelesaikan pesanan dalam negeri. Jadi, masih dipertimbangkan," katanya, usai penyerahan 20 unit panser APS-2 6x6 kepada pemerintah di Bandung, Jumat.

Dijelaskannya, ke-28 panser APS 4x4 tersebut akan dipergunakan Nepal dalam misi perdamaian PBB di Kamerun.

Pihak Nepal mengatakan, PBB meminta agar kontingennya harus sudah tiba pada pertengahan 2009.

"Pada saat yang bersamaan kami juga harus menyelesaikan panser sejenis untuk kepetingan TNI dalam misi perdamaian PBB di Kongo. Untuk itu, kami telah meminta Nepal agar memundurkan jadwal pesanannya hingga enam bulan ke depan. Namun, belum ada jawaban," tutur Adik.

Ia mengemukakan, PT Pindad mampu memproduksi 16 unit panser per bulan dan dapat ditingkatkan menjadi 20 unit per bulan sejalan dengan dukungan dari Renault, Perancis.

"Jadi, bisa saja kami memenuhi permintaan Nepal, namun kita masih kaji 'delivery time'-nya," ujar Adik. (antara)

PT Pindad Sanggupi Penyelesaian 134 Panser Pesanan TNI


27 Februari 2009, Jakarta -- PT Pindad menyatakan sanggup menyelesaikan 134 panser Angkut Personel Sedang (APS) 6x6 pada 2009 pesanan pemerintah Indonesia untuk keperluan TNI-AD.

"Kami upayakan untuk dapat menyelesaikan 134 panser APS tersebut sesuai jadwal," kata Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono, usai penyerahan 20 unit panser APS-2 6x6 kepada pemerintah di Bandung, Jumat.

Departemen Pertahanan (Dephan) memesan 154 panser APS untuk TNI Angkatan Darat (AD) pada PT Pindad. Pada tahap pertama, PT Pindad berhasil menyelesaikan 20 unit panser tersebut dan telah diserahkan resmi pada TNI AD.

Ia mengatakan penyelesaian ke-134 panser APS itu disesuaikan dengan dukungan anggaran yang disediakan pemerintah dan pihak Renault, Perancis."Yang jelas dengan kapasitas dan kemampuan produksi 16 unit per bulan, kami yakin bisa menyelesaikannya tepat waktu," tutur Adik.

Adik menambahkan, pembiayaan pembuatan 154 panser APS-2 6x6 itu seluruhnya menggunakan APBN, dan untuk modal kerja awal PT Pindad ditalangi terlebih dulu oleh BNI 46, Bank Mandiri, dan Bank BRI.

Sementara itu, Direktur Produk Komersial PT Pindad Wahyu Utomo, mengatakan selain dukungan anggaran, kendala untuk penyelesaian panser APS-2 6x6 tahap dua sebanyal 134 unit itu adalah kesediaan "engine" dari pihak Renault, Perancis.

"Kendala kita ada pada engine yang berasal dari Perancis. Mereka baru bisa menyelesaikan 20 pada tahun 2008 ini dan 130 pada 2009," kata Wahyu.

Kemampuan PT Pindad, menurutnya, baru pada merancang dan menyelesaikan body panser. "Namun, proses produksi Pindad sudah lolos sertivikasi ISO 9001. Proses penyelesaian body panser sebanyak 130 tersebut bisa diselesaikan Pindad dalam waktu satu tahun. Tidak berat," kata dia.

Panser Produksi Pindad 6x6 memiliki berat kendaraan maksimal 12 ton dengan body terbuat dari monocoque, plat tahan peluru setebal 8 sampai dengan 10mm. Dengan kapasitas angkut mencapai 15 orang prajurit, kendaraan ini memiliki delapan kaca intai dan delapan lubang tembak serta dilengkapi dua set tabung pelontar granat asap.

Selain itu, di bagian atas juga ada Copula yang bisa berputar 360 derajat untuk menembak dengan senjata jenis AGL atau SMB. Panser 6?6 ini, berkapasitas tanki ini 200 liter solar dan mampu berjalan di medan terjal mencapai kemiringan 45 derajat.

Direktur Produk Militer PT Pindad S Irianto menambahkan, selain varian angkut personil Pindad sedang mengembangkan produksi panser dengan empat varian lainnya, yakni komando, logistik, ambulan dan recovery.

"Tahun depan kita targetkan sudah menambah satu spesifikasi panser lagi, yakni panser canon. Spesifikasinya agak berbeda. Senjatanya belum kita kuasai. Kita mengarahkan untuk penguasaan teknologi daya apung menuju pembuatan tank amfibi," ujarnya.

Selain kendaraan tempur, Pindad juga terus mengembangkan teknologi persenjataan. Selain senapan serbu seri SS1 dan SS2 dengan berbagai varian, Pindad juga mengembangkan senapan pelontar granat tipe SPG1 dan senapan otomatis.(antara)

India Membangun Kapal Induk di Galangan Kapal Dalam Negeri

INS Viraat yang akan habis masa pakainya digantikan kapal induk buatan dalam negeri (Foto: indianavy.nic.in)

Ditengah ketidakpastian negosiasi harga kapal induk INS Vikramaditya (eks RFS Admiral Gorshkov). India membangun kapal induk di galangan kapal dalam negeri.

Peresmian peletakan lunas pertama dilakukan Kamis, 28 Februari. Dirancang Organisasi Design Angkatan Laut dan dibangun di galangan kapal Cochin, Kerala. Produksi komponen untuk kapal induk ini telah dilakukan sebelumnya. Kapal induk akan diluncurkan Oktober 2010.

Kapal induk ini mampu membawa hingga 30 pesawat tempur MiG-29K dan helikopter Ka-31 serta pesawat tempur buatan dalam negeri LCA Tejas dan helikopter DRUV.

LCA Tejas pesawat tempur ringan buatan dalam negeri

Panjang kapal induk mencapai 260 m dan lebar 60 m, kecepatan mampu dipacu hingga 28 knot, ditenagai 2 buah LM2500 turbin gas dengan total tenaga 80 MW, jarak jelajah hingga 8000 NM serta membawa awak 1600 orang.

Dilengkapi rudal permukaan ke udara, radar termutakhir, sistem tempur yang dipasok dari Israel, Perancis dan Rusia.

Kapal induk ini diharapkan masuk jajaran AL India akhir 2014 untuk menggantikan kapal induk INS Viraat (eks HMS Hermes) yang habis masa tugasnya.

AL India hingga tahun 2022 merencanakan mempunyai 160 kapal perang serta lebih 300 pesawat, ujar Admiral Sureesh Mehta.

RIA Novosti/Defensenews/theTimesofIndia/@beritahankam

Saturday, February 28, 2009

Yaman Akan Menambah MiG-29 Fulcrum


Presiden Yaman Ali Abdullah Salah mengatakan negaranya akan membeli tambahan sejumlah pesawat tempur MiG-29 Fulcrum serta sejumlah peralatan militer dari Rusia saat kunjungan ke Rusia (25/1).

Tidak menutup kemungkinan Yaman akan membeli MiG-35 selain helikopter dan kapal patroli.

Hampir 90% pesawat tempur serta peralatan militer yang digunakan Angkatan Udara Yaman buatan Uni Soviet. Saat ini, AU Yaman mengoperasikan 44 MiG-29SMT dan MiG-29UBT, diterima dari Rusia tahun 2006 – 2007.

Menurut data CIA, GDP (PDB) Yaman tahun 2008 diperkirakan USD60.48 Milyar dengan pendapatan per-kapita 2008 USD2600. Anggaran belanja militer sekitar 6.6% dari GDP di tahun 2006.

Sedangkan Indonesia GDP tahun 2008 diperkirakan USD932.1 Milyar dengan pendapatan per-kapita 2008 USD3900. Anggaran belanja militer dibawah 1%, bahkan di tahun 2009 hanya 0,6%, karena ada pemilu.

Tak heran, untuk melengkapi satu skadron pesawat tempur dibutuhkan bertahun-tahun.
(RIA Novosti/CIA/Antara/Beritahankam.blogspot)

Marinir RI-AS Akhiri Latihan Bersama


27 Februari 2009, Jakarta -- Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) dan Korps Marinir Amerika Serikat (AS) (United States Marine Corps /USMC), Jumat (27/2) mengakhiri latihan bersama yang telah berlangsung sejak 16 Februari 2009.

Komandan Korps Marinir TNI AL Mayjen TNI (Mar) Djunaidi Djahri yang ditemui terpisah kepada ANTARA News mengatakan, pihaknya akan terus membina kerja sama dengan korps marinir negara lain.

"Selain untuk membina hubungan baik, latihan bersama ini juga bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel marinir," ujarnya.

Dalam latihan bersama itu, Markas Komando Korps Marinir Pasmar II mengerahkan 90 personel, sedangkan Resimen ke-4 USMC mengerahkan 48 prajurit yang dipimpin Kolonel You.

Latihan bersama kedua pihak menggunakan peralatan simulator canggih dan dikendalikan oleh tactical control group. Tujuan latihan untuk meningkatkan kemampuan di bidang perencanaan, kegiatan staf, prosedur operasi pemeliharaan, komando pengendalian, pengambilan keputusan dan pengawasan.

Selain itu juga ada beberapa materi pelajaran yang dikembangkan yaitu pertukaran keilmuan antara marinir kedua negara. Seperti sistem kerja simulator counter insurgency line of operation, militery decision making process dan marine courps planning process.

Dalam latihan bersama disimulasikan pula kedua pasukan terlibat dalam operasi pemelihara perdamaian PBB .Operasi bertujuan meningkatkan stabilitas keamanan untuk mengembalikan dan memelihara kebebasan bergerak serta memberikan bantuan kemanusiaan di sejumlah wilayah konflik di dunia. (antara)

Anggaran TNI Idealnya 5,7 Persen dari PDB

28 Februari 2009, Jakarta -- Pengamat Politik mengatakan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) idealnya mendapat anggaran 5,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) agar terhindar dari berbagai ancaman seperti kehilangan wilayah hingga separatisme.

"Anggaran TNI tidak pernah lebih dari satu persen atau rata-rata hanya 0,98 persen dari PDB, bahkan tahun ini malah turun jadi 0,6 persen karena ada Pemilu," kata pengamat politik dari FISIP UI, Connie Rahakundini Bakrie pada Peluncuran Bukunya "Defending Indonesia" di Jakarta, Jumat.

Direktur Eksekutif Institute of Defense Security Study (IODAS) itu mengatakan, dengan anggaran yang minim, alat utama sistem pertahanan (Alutsista) Indonesia juga akan lemah, dan dampaknya pertahanan Indonesia kurang memadai.

Indonesia, ia menguraikan, merupakan negara yang sangat luas wilayahnya yang menuntut perlindungan maksimal dari sengketa wilayah, sumber daya laut yang dicuri, hingga upaya mencegah separatisme.

Indonesia juga selalu dianggap ancaman oleh negara-negara lain, karena itu tidak mungkin Indonesia terus menerima kondisi seperti ini dengan terus berniat baik.

"Militer Indonesia dibangun tanpa niat sebagai pengancam, bahkan sangat lemah dalam sarana militer, tank tua, kapal yang tanpa radar, pesawat yang ketinggalan zaman, sementara negara lain terus membangun peralatan militernya," ujarnya.

Konstelasi di kawasan Asia Pasifik saat ini, tambahnya juga telah berubah, di mana negara lain telah meningkatkan anggaran militernya, seperti China, India, Jepang, Korea, termasuk negara-negara tetangga. Hal ini menambah ketidakpastian masa depan.

"Satu tentara Singapura hanya menjaga sembilan penduduk, sementara satu tentara Indonesia harus menjaga 1.000 penduduk, ini memprihatinkan," katanya.

Ia menyesalkan, rakyat Indonesia yang selalu menuduh TNI melanggar HAM, padahal tentara Indonesialah yang selama ini sering dilanggar hak-haknya.

Ia juga memberi contoh Israel yang lemah, dikelilingi negara-negara yang dianggap lawan dan tidak punya uang mencari cara meningkatkan pertahanannya dengan bekerjasama dengan AS.

Perkembangan hubungan Indonesia-AS sejak naiknya Barack Obama ke kursi Presiden, ujarnya, seharusnya dimanfaatkan dengan baik, karena kebetulan Obama pernah tinggal di Indonesia dan cinta Indonesia.

Kedatangan Menlu AS Hillary Clinton dengan gagasan "comprehensive partnership", menurut dia, merupakan pertanda keinginan Washington untuk membangun hubungan yang lebih luas dengan Indonesia.

"Tapi sayangnya ada hambatan, eksekutif sulit bergerak, jadi memang lebih baik pihak non eksekutif yang maju," kata istri seorang petinggi militer ini. (antara)

Admin
Untuk memilih 500an orang poli-tikus, puluhan poli-tikus daerah, dan 2 orang pemimpin negara ini hingga menggadaikan kedaulatan negeri ini.
Ruaaaar biasaaaaaaa

Produk Lokal Wujud Nasionalisme

Sejumlah anggota pasukan TNI AD berbaris di samping Panser APC 6x6 saat acara serah terima Panser dari kepada Departemen Pertahanan di Pindad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/2). Sejumlah 20 Panser tahap pertama dari 154 pesanan Panser Departemen Pertahanan senilai Rp1,129 triliun rencananya akan digunakan di sejumlah Batalyon Kavaleri serta Pasukan Perdamaian PBB (Pasukan Garuda). (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ama/09)


28 Februari 2009, Jakarta -- Bersyukurlah Anda yang menggunakan produk dalam negeri, berarti nasionalisme Anda belum pudar. Antara produk dalam negeri dan nasionalisme memiliki korelasi, setidaknya itulah pandangan Panglima TNI Djoko Santoso.

"TNI menganggap bahwa penggunaan produk dalam negeri itu berbanding lurus dengan nasionalisme suatu bangsa," katanya di Jakarta, Jumat (27/2).

Pihaknya dengan semangat yang tinggi menyambut baik program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) untuk pakaian dan sepatu di lingkungan pemerintah dan BUMN/BUMD meskipun agak sedikit sulit bagi TNI.

Menurutnya, penggunaan produk dalam negeri merupakan contoh nyata tindakan yang berpotensi memperkuat pertahanan bangsa. "Ini sangat penting dan pada dasarnya sudah dilakukan TNI sejak lama," katanya.

Ia mengaku seluruh perlengkapan yang digunakan TNI mulai dari sepatu hingga seragam merupakan produksi lokal. Bahkan tidak hanya itu, untuk alat utama sistem persenjataan pun sepanjang masih dapat diproduksi di dalam negeri, pihaknya akan dengan senang hati menggunakannya. "Kecuali untuk peralatan tertentu yang kita belum mampu memproduksinya," katanya.

Panglima berpendapat bahwa menggunakan produk dalam negeri mendatangkan kebanggaan tersendiri. "Kita gunakan itu (produk dalam negeri) mulai dari sepatu, pakaian, peluru, senapan ringan, dan lain-lain," katanya.

Belum lama ini TNI telah membeli produk buatan dalam negeri berupa panser, yang spesifikasinya seperti alat serupa yang digunakan di Libanon. Terkait dengan potensi terjadinya peningkatan belanja produk dalam negeri, ia yakin akan bertambah sesuai dengan anggaran yang diterima tiap-tiap instansi termasuk TNI. (mediaindonesia)

21 Pati TNI naik pangkat

27 Februari 2009, Jakarta -- Sebanyak 21 perwira tinggi (pati) TNI mendapatkan promosi kenaikan pangkat. Mereka tersebar di tiga matra yakni TNI AD, TNI AL dan TNI AU.

21 Pati yang melaporkan kenaikan pangkatnya hari ini, masing-masing adalah Mayjen TNI Untung Susoro (Kabadiklat Dephan RI), Mayjen TNI (Mar) Sapardi (Pa Sahli Tk. III Bid. Intekmil Panglima TNI), Brigjen TNI Fahmi Firdaus (Karoren Setjen Dephan RI), Brigjen TNI Edy Budi Utomo (Kaposwil BIN NTB), Brigjen TNI Abdul Chasib (Athan RI di Washington DC/USA), Brigjen TNI I Gede Sumertha KY (Kepala Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI), Laksma TNI Agus Purwoto (Karo TU Setjen Dephan), Laksma TNI Bambang Suhadi (Pa Sahli Tk. II Bid. Jahrit Panglima TNI) dan Laksma TNI Dadi Suparta (Kadismatal).

Selanjutnya Laksma TNI Kingkin Suroso (Danpomal), Laksma TNI Bambang Riatmadji (Karoum Kemenko Polhukam), Laksma TNI Dadang Irawan (Asdep 5/IV Hanneg Urusan Bidang Kerjasama Pertahanan Kemenko Polhukam), Laksma TNI Ken Chaidian (Kadisdikal), Marsda TNI Gunarjadi (Tenaga Ahli Pengajar Bidang Ideologi Lemhannas RI), dan Marsda TNI Rodi Suprasodjo (Danseskoau).

Berikutnya adalah Marsma TNI Sudjianto S,M.T. (Pa Ahli Tk. II Kawasan Aspas Sahli Bid. Hubint Panglima TNI), Marsma TNI Edy Sunarwondo (Wadan Seskoau), Marsma TNI Modjo Basuki (Athan RI di Canberra/Australia), Marsma TNI Harsono (Pangkosekhanudnas IV) dan Marsma TNI Sunarto (Kadiskumau).(waspadaonline)


Friday, February 27, 2009

Pindad Serahkan 20 Unit Panser APS

Panser Anoa (Foto: Iwan Hermawan)

27 Februari 2009, Bandung -- PT Pindad menyerahkan 20 panser Angkut Personel Sedang/APS -2 6X6 kepada Departemen Pertahanan (Dephan) yang kemudian diserahkan kepada TNI Angkatan Darat (AD).

Penyerahan ditandai dengan penyerahan berita acara dari Dirut PT Pindad, Adik Avianto Sudarsono kepada Dirjen Sarana Pertahanan Dephan, Marsekal Muda TNI Eris Herriyanto yang selanjutnya diserahkan kepada penggunanya TNI AD.

Adik Avianto Sudarsono mengatakan, ke-20 panser APS itu merupakan bagian dari 150 unit APS yang dipesan pemerintah melalui kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2007.

Sementara itu, Menhan Juwono Sudarsono dalam sambutan tertulis yang dibacakan Marsda Eris Herryanto berharap agar penyelesaian tahap dua tidak terlalu lama hingga bisa dukung tugas-tugas TNI AD.

"Untuk mendukung kebijakan pemerintah yang memprioritaskan produk dalam negeri, maka kami meminta agar PT Pindad meningkatkan kualitasnya dan tumbuh sebagai industri kebanggaan bangsa serta mampu bersaing dengan produk luar negeri," katanya.

Untuk memproduksi 150 unit panser APS, PT PINDAD mendapat dana talangan dari Bank Mandiri, BNI 46 dan BRI. Satu unit panser memiliki harga Rp5,5 miliar atau lebih rendah dari produksi Perancis seharga Rp10 miliar.

Panser APS-2 6X6 memiliki dimensi 6000x2500x2500, berat 11/14 ton, kecepatan 90 km/jam, dengan radius putar 10 meter, dan daya tanjak 31 derajat. Panser ini juga telah dilengkapi dengan persenjataan senapan 7,62 mm, 12,7 mm (infanteri) dan meriam AGL 40 mm (kavaleri).

Tidak itu saja, panser PT Pindad ini juga dilengkapi peralatan khusus seperti sarana penglihatan malam dan Winch 6 ton. Untuk alat komunikasi terdapat intercom set plus VHF/FM (anti jamming dan hopping) serta GPS. (antara)

Kadet Korps Elektro Ikuti Praktikum

27 Februari 2009, Surabaya -- Sebanyak 18 Kadet Korps Elektro, Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) mengikuti praktikum elektronika selama 10 hari di Laboratorium Elektronika Dasar, Departemen Elektronika AAL.

Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin di Surabaya, Jumat menjelaskan, praktikum itu bertujuan untuk menerapkan teori yang telah didapat selama pengajaran di kelas kedalam bentuk praktik.

"Diharapkan setelah melaksanakan praktikum ini, para kadet dapat menerapkan karakteristik serta fungsi komponen elektronika aktif sehingga dapat dijadikan suatu rangkaian elektronika berupa hasil karya atau alat," ujarnya.

Ia mengemukakan, AAL sebagai lembaga pendidikan pembentukan perwira TNI AL tingkat akademi, mendidik kadet agar menjadi perwira yang profesional serta memiliki kemampuan untuk menggunakan, mengamalkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan tuntutan fungsi teknis.

Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto menjelaskan, praktikum itu sebagai upaya untuk memantapkan penguasaan pengetahuan akademik dan ketrampilan teknis terhadap kadet AAL dalam rangka mengembangkan teori-teori dari mata pelajaran yang telah diterima.

"Praktikum merupakan bagian dari proses pembelajaran yang bertujuan agar kadet AAL memiliki ketrampilan dalam menerapkan satu atau lebih dari mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum pendidikan," katanya.

Ia berharapa, agar para kadet benar-benar melaksanakan praktikum ini dengan sungguh-sungguh dan benar sebagai bekal nantinya. Ia mengemukakan, TNI AL sangat membutuhkan sumber daya perwira yang biasa berpikir dan bekerja keras.

"Ini merupakan untuk mewujudkan TNI AL yang besar, kuat, dan professional," kata Gubernur AAL saat meninjau pelaksanaan praktikum tersebut. (antarajatim)

Indonesia Harus Selalu Siap Berperang


26 Februari 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan perlunya membangun dan memelihara kekuatan pertahanan yang tangguh. Kekuatan itu dibutuhkan manakala ada kekuatan lain yang mengancam kedaulatan dan keutuhan Indonesia. "Kalau kita ingin damai, kita harus siap berperang, nmanakala ada kekuatan lain yang mengancam jkedaulatan dan keutuhan negara kita. If we want peace, prepare for war," ujar Presiden dalam sambutan peresmian monumen Dwikora dan Trikora di Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI), Cilangkap, Jakarta, Kamis (26/2).

Dalam acara itu Presiden didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menkopolkam Widodo AS, Mensesneg Hatta Rajasa, Seketaris Kabinet Sudi Silalahi, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Panglima TNI Djoko Santoso, wagub DKI Prijanto. Meski begitu, Indonesia tetap menjalankan diplomasi yang tepat.

Guna melindungi kepentingan nasional. "Perang adalah jalan terakhir, jika tidak ada jalan lain dan Indonesia akan lebih menggunakan soft power," katanya. Indonesia juga harus membangun masa depan yang lebih baik untuk tetap menjaga, mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI. Hal lain yang harus dicermati, lanjut Presiden ialah hubungan antar bangsa pasca peristiwa 9 September 2001.

Pasca peristiwa serangan twin tower di Amerika Serikat (AS) itu menimbulkan varian baru dalam hubungan internasional, dibandingkan hakekat, dinamika dan anatomi hubungan antar bangsa pasca perang dingin. Situasi dunia, termasuk kawasan Asean dimana Indonesia secara geografis berada mengalami perubahan dan terus berkembang.

Oleh karena itu, pemerintah perlu terus melakukan pencermatan dan pembuatan perkiraan strategis secara terus menerus. "Tugas pokok TNI juga tidak akan pernah berubah, yaitu menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI apapun perkembangan yang terjadi pada tingkat dunia maupun tingkat kawasan," tukas Presiden.

Selain itu, situasi geopolitik Asia Tenggara juga telah mengalami perubahan. Komunitas ASEAN saat ini telah memiliki piagam baru yang di dalamnya ada kesepakatan Asean political security community atau masyarakat bersama untuk memelihara keamanan di Asia Tenggara. (mediaindonesia)

UEA Borong Pesawat Militer dan Rudal

Uni Emirat Arab memborong pesawat angkut militer, pesawat latih tempur, rudal udara ke udara pada pameran pertahanan IDEX 2009 ke-9 di Pusat Ekshibisi Nasional Abu Dhabi, 22 – 26 Februari 2009.

Rangkaian borong alutsista Angkatan Udara UEA ini dimulai saat diumumkan pembelian sekitar 220 rudal udara ke udara Raytheon AIM-120 C7 merupakan versi terakhir, 22/2. Pembelian ini terjadi setelah pemerintah UEA mendapat persetujuan pemerintah Amerika Serikat menjadi negara pertama pengguna rudal ini kawasan Timur Tengah.

F-16 Block 60 atau F-16F

Rudal akan dipasang di pesawat tempur F-16 Block 60 AU UEA, saat ini menggunakan AIM-120 C5. Selain AU AS, Yunani,Taiwan, dan UEA. Filandia dan Korea Selatan masuk daftar tunggu pengguna versi C7.

Pembelian rudal pembelian terbesar pertama di IDEX 2009.

Pembelian Pesawat Angkut Militer
Konfirmasi pembelian pesawat angkut militer Boeing C-17 dan Lockheed Martin C-130J, ditandai pembukaan selubung model kedua pesawat tersebut oleh putra Mahkota Sheik Mohammed, 23 /2. Meskipun belum diumumkan secara resmi, hampir dipastikan UEA membeli 12 C-130J dan sejumlah C-17.

Keberhasilan kedua, duet Boeing dan Lockheed Martin memasarkan C-130J dan C-17 secara bersamaan di kawasan Tim-Teng. Setelah Qatar menandatangani persetujuan pembelian 4 C130 J dan sebuah C-17 tahun lalu.

Pembelian Pesawat Latih dan Serang Ringan

Alenia Aermacchi M-346 Master (Foto: Alenia Aermacchi)

Puncak borong alutsista ketika Menteri Pertahanan UEA Mayjen Obaid Al Ketbi mengumumkan pemenang kompetisi jet latih lanjut , 25/2. Alenia Aermacchi M-346 Master menyisihkan Korean Aerospace Industries T-50 Golden Eye dan BAE Systems Hawk 128.

Alenia akan mengirimkan 48 pesawat yang digunakan sebagai pesawat latih dan serang ringan. Pembagian jumlah pesawat jenis latih dan serang belum diumumkan segera, karena proses negosiasi masih berlanjut. Menurut seorang eksekutif Alenia ke Defence News, proposal terakhir yang diajukan tahun lalu komposisinya 20 latih dan 20 serang ringan.

Dimana pada awalnya proposal pembelian 33 pesawat dan 7 pesawat opsi. Kemudian naik menjadi 48 pesawat.

Alenia Aermacchi M-346 resmi dinobatkan dengan nama M-346 Master, setelah dilakukan sayembara pemberian nama. Mauro Petrolati dinyatakan sebagai pemenang yang mengajukan nama MASTER, menyisihkan 4000 masukan. (defensenews/beritahankam.blogspot.com)

Thursday, February 26, 2009

Mayor Lek Harry Markonerry Danlanud Singkawang II

Pangkoopsau I Marsda TNI Imam Sufaat, S.IP menyaksikan Penandatanganan naskah serah terima jabatan pada Upacara Serah Terima Jabatan Komandan Lanud Singkawang II di Lapangan Upacara Lanud Singkawang II, Kalimantan Barat, Rabu (18/2).

25 Februari 2009, Singkawang -- Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I (Pangkoopsau I) Marsekal Muda TNI Imam Sufaat, S,IP bertindak selaku Irup pada Upacara Serah Terima Jabatan Komandan Lanud Singkawang II dari pejabat lama Mayor Elektronika (Lek) R. Donny Sedyatmoko kepada pengantinya Mayor Lek Harry Markonerry, di Lapangan Upacara Lanud Singkawang II, Kalimantan Barat, Rabu (18/2). Mayor Lek R. Donny Sedyatmoko merupakan alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1993, menempati jabatan baru sebagai Pabandyakomnavavi Paban IV / Komlek Slogau, Jakarta. Sedangkan Mayor Lek Harry Markonerry merupakan alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1996, sebelumnya menjabat sebagai Dansatkomlek Koopsau I, Jakarta.

Upacara Sertijab ditandai dengan pelepasan dan penyematan tanda jabatan dari Pankoopsau I, Marsekal Muda TNI Imam Sufaat kepada masing-masing pejabat lama dan baru.

Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Imam Sufaat dalam sambutannya mengatakan, melihat letak geografis, kedudukan Lanud Singkawang II, yang terletak di perbatasan dengan negara tetangga Malaysia, apabila dilihat dari pertahanan udara, maka pangkalan ini yang mempunyai potensi strategis. Melihat posisi tersebut, maka sangatlah tepat bila nantinya Lanud ini dikembangkan untuk mendukung terlaksananya operasi udara dan dapat menjadi ”alternate base” Lanud Supadio Pontianak.


Untuk itu sebagai salah satu Lanud di Koopsau I, Lanud Singkawang II harus mampu tampil sebagai ujung tombak pelaksana operasi TNI AU, baik sebagai pelaksana maupun dalam mendukung operasi Udara bagi satuan lainnya, yang dilakukan di Wilayahnya. Dengan kata lain Lanud Singkawang II, dituntut untuk selalu dalam kondisi yang siap operasional, sehingga sewaktu-waktu, dapat melaksanakan tugas-tugas, demi suksesnya tugas pokok TNI Angkatan Udara, dalam upaya menegakkan kedaulatan negara di Udara serta mendukung Penegakkan kedaulatan negara di darat dan di laut, kata Pangkoopsau I.

Mengingat demikian penting dan strategisnya Lanud Singkawang II, maka diperlukan pemikiran dan penanganan yang cermat dan serius. Untuk itu Pangkoopsau I, meminta kepada seluruh prajurit di Lanud ini, untuk terus meningkatkan profesionalisme, disertai dedikasi dan disiplin tinggi, yang disemangati Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI.

tni-au

Kasad Resmikan Patung Udayana

25 Februari 2009, Denpasar -- Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, Kamis (26/2) meresmikan Patung Raja Udayana dan Markas Brigif Komodo di Makodam IX/Udayana.

Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan dalam keterangannya menjelaskan bahwa patung raja udayana yang akan diresmikan oleh Kasad mengandung arti dan makna yang sangat mendasar bagi prajurit Kodam IX/Udayana. Karena nama Udayana yang dipakai sebagai lambang Kodam IX/Udayana adalah nama seorang raja dari Bali yang besar, baik kekuasaannya, daerahnya maupun pengaruhnya.

Raja Udayana memerintah tahun 989/011 M, daerah kekuasaannya meliputi Pulau Bali sampai ke Pulau Sumbawa. Sedangkan pengaruh kekuasaannya sampai di Jawa Timur.

Pusat pemerintahan kerajaan Udayana terletak diantara dua sungai yakni Sungai pakerisan dan sungai Patanu di wilayah Kabupaten Gianyar-Bali.

Permaisuri Raja Udayana berasal dari Jawa Timur dan seorang berputra bernama Airlangga, Raja besar dari kerajaan kahuripan di Jawa Timur.

Kata UDAYANA berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri dari kata UD berarti diatas dan INA berarti matahari, yang mengandung arti perjalanan matahari yang terbit dari timur, memancarkan sinarnya yang gemilang kesegala penjuru alam. Tenang tetapi tegas, enerjik dan bergerak terus tanpa berhenti kearah tujuan yang tidak ditentukan (orbit) dan tidak ada yang sanggup untuk menghentikannya.

Dengan diresmikannya patung Raja Udayana ini diharapkan kepada prajurit KOdam IX/Udayana bertekad untuk senantiasa berjuang dan bergerak terus, pantang mundur dan pantang menyerah dalam mengejar cita-citanya demi melindungi tanah air dan rakyat Indonesia. (edit@kodam-udayana)

DPR Serius Sikapi Masalah Sukhoi


25 Februari 2009, Pangkalpinang -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Yusron Ihza Mahendra, mengatakan, peristiwa terkuncinya dua pesawat tempur Sukhoi baru tipe SU30 milik
TNI-AU dalam sebuah latihan intersepsi udara di wilayah udara pesisir selatan Sulawesi Selatan, harus disikapi secara serius.

"Baru-baru ini kami sudah menggelar sidang dan masalah yang mencuat adalah adanya kecurigaan bahwa dua pesawat Sukhoi baru itu sengaja dikunci karena sudah dibidik menjadi sasaran tembak," katanya di Pangkalpinang, Rabu.

Namun, katanya, sejauh ini belum diketahui ada apa dibalik peristiwa di-`lock` (dikunci) pesawat Sukhoi dan tetap terus dilakukan penyisiran.

"Pihak TNI hingga sekarang masih tetap melakukan pengintaian dengan radius beberapa mil dari lokasi kejadian untuk memastikan apakah pesawat tempur itu sudah menjadi sasaran bidik musuh," katanya.

Menurut dia, sampai sekarang belum bisa dipastikan apakah peristiwa Sukhoi dilakukan oleh musuh atau memang sebuah kejadian `human eror`.

"Namun apapun alasannya, kejadian ini harus disikapi dengan serius karena saya juga ikut dalam sidang 'ketok palu' pembelian Sukhoi dan kalau ditemukan ada masalah maka tidak bisa dianggap enteng," katanya.

Ia mengatakan, pihak DPR RI terutama di Komisi I yang menangani bidang pertahanan dan keamanan terus mengkaji lebih dalam lagi apa penyebab terjadinya masalah dengan Sukhoi.

"Kami menunggu hasil penyisiran atau pengintaian yang dilakukan pihak TNI dan meminta laporan yang jelas atas masalah Sukhoi ini," katanya.

Menurut Yusron, kalau memang ada keterlibatan musuh dalam peristiwa Sukhoi ini, maka sebuah negara terbesar di Asia Tenggara tidak semudah itu dipermainkan pihak musuh.

"Yang menjadi pertanyaan siapa yang mengunci pesawat tempur itu. Kalau memang ada perlawanan dari pihak musuh,maka ibarat pertarungan `Boxing`,Indonesia tentu tidak ingin kalah hanya dengan satu kali tendangan," katanya.(antara)

Kasal: Keamanan Laut Indonesia Makin Tidak Terjamin

25 Februari 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno secara terbuka mengakui, bahwa pengamanan dan penegakan hukum di laut nasional hingga saat ini makin tidak terjamin, meski ditangani oleh 13 instansi.

"Seyogyanya kondisi keamanan laut nasional makin terjamin. Namun, justru sebaliknya," katanya dalam Seminar Nasional Membangun Kejayaan Maritim Indonesia, di Jakarta, Rabu.

Menurut Tedjo, kenyataan yang terjadi selama ini adalah gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di laut masih terus berlangsung dari tahun ke tahun dan cenderung meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya.

Kondisi ini tentu sangat merugikan bangsa Indonesia dan berpotensi menghambat pembangunan ekonomi nasional mapun daerah, selain juga, merugikan bagi citra Indonesia di dunia internasional, khususnya negara-negara pengguna laut dan masyarakat pengguna jasa maritim pada umumnya.

"Dengan kata lain, seluruh pemangku kepentingan di republik ini diminta tanggung jawabnya terhadap konsekuensi logis Indonesia sebagai negara yang telah meratifikasi UNCLOS 1982," katanya.

Ia menyebut, beberapa permasalahan yang menjadi kendala nyata dalam pengamanan dan penegakan hukum di laut, antara lain, regulasinya masih terjadi tumpang tindih tentang tugas dan kewenangan 13 instansi di laut. "Hingga 2008, ada 10 peraturan perundang-undangan yang tumpah tindih," katanya.

Kemudian, dari aspek operasional, penanganan maupun pengelolaan pengamanan serta penegakan hukum di laut di perairan yuridiksi Indonesia masih carut marut. "Ini berdampak munculnya opini dunia terhadap Indonesia sebagai `the most dagerous waters in the world`" katanya.

Karena itu, tegasnya, tidak ada jalan lain untuk mengatasi persoalan tersebut, kecuali membentuk sebuah badan tunggal yang diberi kewenangan penuh dalam pengamanan dan penegakan hukum di laut yurisdiksi nasional, disamping TNI AL sebagai komponen utama pertahanan negara matra laut.

"Badan tunggal itu, sebagaimana amanat UU No 17/2008 tentang Pelayaran adalah lembaga Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) yang berwenang melaksanakan fungsi penjagaan dan penegakan hukum di laut dan pantai untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan keamanan di laut," katanya.

Lembaga ini nantinya akan bertanggung jawab kepada Presiden RI dan secara teknis operasional dilaksanakan oleh Menteri Perhubungan RI sebagaimana tertuang dalam pasal 276-281 UU No 17/2008 tentang Pelayaran.

Berdasarkan perkembangan itu, Tedjo mengusulkan, sedikitnya ada dua alternatif untuk membentuk "Coast Guard" yakni, membentuk organisasi baru Coast Guard atau membentuk Coast Guard yang menggantikan usulan organisasi Bakamla yang diusulkan oleh Bakorkamla.

Alternatif pertama, katanya, dapat lebih leluasa pembentukannya dan lebih fleksibel dalam pemenuhan persyaratan sesuai kualifikasi yang diinginkan dengan resistensi konflik kepentingan dari instansi pihak terkait, relatif kecil.

Sedangkan, alternatif kedua, tambahnya, organisasi Bakorkamla sejauh ini sudah independen dan tugas pokoknya telah fokus pada masalah pengamanan dan penegakan hukum di laut serta tidak bersifat sektoral.

Menanggapi dua alternatif ini, Badan Pengawas Institute for Maritime Studies, B. Kent Sondakh lebih cenderung memilih alternatif pertama. "Dua alternatif yang disampaikan KASAL itu, juga merupakan buah pemikiran yang kami sampaikan," katanya.

Ia memberikan contoh, negara yang membuat Coast Guard benar-benar baru adalah Malaysia dan bagi personil yang bersedia bergabung yang berasal dari Angkatan Laut Malaysia, diberi kenaikan pangkat dua tingkat.

"Soal Coast Guard berada dibawah koordinasi instansi apa, sebagian besar di dunia adalah di bawah Departemen Transportasi, tetapi ada juga yang lain, misalnya, Coast Guard Kanada di bawah Departemen Kelautan, di Amerika Serikat, Coast Guard di bawah Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat dan di India, di bawah Menteri Dalam Negeri," kata Sondakh.(antara)

Wednesday, February 25, 2009

Kapan Indonesia Sehebat Iran?

Roket RX-250 Karya Peneliti LAPAN (Photo: Lapan)


25 Februari 2009, Jakarta -- Indonesia tertinggal jauh dari China, India dan Iran yang mampu meluncurkan satelit dengan teknologi sendiri. Sudah saatnya Indonesia kembali mengembangkan teknologi tinggi. Syaratnya, teknologi harus mampu menjadi lokomotif pertumbuhan.

Meskipun Indonesia sebagai negara awal yang mengoperasikan satelit, tapi tidak mampu menguasai teknologinya. Hingga saat ini, Indonesia hanya sebatas sebagai pengguna satelit, termasuk gagal mengantarkan astronot ke angkasa.

Menristek Kusmayanto Kadiman mengatakan Indonesia pernah berpihak secara besar-besaran kepada teknologi. Pada zaman BJ Habibie, keberpihakan pada kaum teknolog sangat besar.

"Namun sayangnya teknolog, ya kami-kami ini, tidak mampu membuat teknologi sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi," katanya, tadi pagi.

Akibatnya ada trauma, teknologi cuma bisa bikin susah dan kepercayaan memudar. Padahal kesempatan yang diberikan sudah selama 20 tahun. Menurut Kusmayanto, Indonesia tidak sukses karena mindset tidak satu.

Rudal Iran Zelzal 2 Diluncurkan Shahab 3 Siap Diluncurkan

Indonesia hanya bisa membuat pabrik pesawat terbang, pabrik senjata dan kapal laut, tapi tidak ada yang mau membeli hasilnya. "Itu yang saya bilang tidak satu mindset jika dibandingkan Iran saat mengembangkan nuklir, semua terlibat. Seperti University of Teheran mengembangkan ilmu-ilmu seperti fisika nuklir, mechanical engineering serta civil engineering ke arah pembangunan PLTN," kata Kusmayanto.

Padahal dari segi pendanaan, Indonesia membelanjakan dananya dalam jumlah besar. Kusmayanto mengatakan saat membangun pabrik pesawat terbang, Indonesia mempekerjakan ribuan tenaga kerja asing.

Rudal Iran Zelzal 2 Siap Diluncurkan

Untuk mengembangkan industri berteknologi di Indonesia, ia mengatakan yang penting adalah adanya kepemimpinan yang mampu mengarahkan industri itu untuk mencapai tujuan.

India, China dan Iran tercatat sebagai negara di Asia yang teknologinya berkembang pesat. Dibandingkan ketiga negara itu, Indonesia tertinggal jauh. Setelah meluncurkan satelit domestik pertama, Iran diperkirakan segera meluncurkan pesawat antariksa berawak.

Desain satelit Omid milik Iran juga telah diakui memiliki teknologi yang sangat maju. Iran juga mampu membangun pemroses data dengan teknologi ciptaan sendiri, dan roket dengan bahan bakar lebih efisien.

Pelucuran Roket Ruang Angkasa Iran Membawa Satelit Omid

Peluncuran satelit Omid atau yang berarti harapan berhasil mensejajarkan posisi Iran dengan negara-negara maju. Iran tercatat mampu membuat satelit dan mengirimkannya sendiri ke luar angkasa, dengan peluncur yang dibuat sendiri.

Negara Asia lain yang bidang kedirgantaraan maju adalah China. Pengembangan roket luar angkasa terjadi China setelah Tsien Hsue-Shen kembali dari Amerika pada 1955. Kini prestasi kedirgantaraan China menjadi ancaman bagi AS.

Sejak bertekad mengembangkan kedirgantaraan pada 1985, hingga Oktober 2000 China telah berhasil meluncurkan 27 satelit untuk Pakistan, Australia, Swedia, AS, Philipina, juga domestik. Hingga akhir 2008, China sudah dianggap kekuatan besar peluncur satelit komersial.

Sementara AS, Rusia dan Eropa bekerja sama membangun stasiun ruang angkasa, China berani sesumbar akan membangun sendiri pada 2020. Sebelum tenggat itu, China juga akan menginjakkan kaki di bulan.


Long March Roket Milik Cina (Photo: BBC)

China akan menjadi negara kedua setelah AS, serta negara Asia kedua yang wahananya berhasil mencapai bulan. Sebelumnya India sukses mengirim wahana ke bulan meski tanpa awak.

Industri dirgantara China dikembangkan dari infrastruktur, ilmuwan, dan teknologi yang sama sekali dari nol. Tapi hanya dalam 50 tahun, China berhasil masuk sebagai negara elit yang mampu membangun pesawat angkasa berawak, reparasi satelit, juga peluncuran lebih dari satu satelit menggunakan satu roket.

Selain Iran dan China, India juga memiliki industri kedirgantaraan maju dan mampu meluncurkan 10 satelit sekaligus ke orbitnya dalam satu misi luar angkasa. Pencapaian itu sekaligus sebagai lompatan besar dalam sejarah 45 tahun program luar angkasa India.

Astronot Indonesia Pratiwi Sudarmono menilai, pengembangan kedirgantaraan di Indonesia memang bukan prioritas karena pemerintah sedang membutuhkan banyak dana untuk membangun ekonomi. Tapi Indonesia sebenarnya memiliki nilai strategis di bidang kedirgantaraan.

Posisi di khatulistiwa menjadikan Indonesia sebagai wilayah paling strategis untuk meluncurkan satelit. Jika diluncurkan dari wilayah Indonesia, roket akan lebih mudah menjangkau orbit.

Masalah pendanaan riset dirgantara bisa ditutup dengan kerjasama misalnya dengan Rusia. Indonesia menyediakan wilayah untuk fasilitas peluncuran satelit tapi mendapat alih teknologi serta fasilitas untuk penelitian kedirgantaraan.

Indonesia kata Pratiwi memiliki sumber daya manusia yang bisa diandalkan di bidang kedirgantaraan. Indonesia memiliki Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), selain juga banyak universitas yang membuka studi kedirgantaraan. (waspadaonline)

Lakespra Miliki Water Survival Training Baru


24 Februari 2009, Jakarta -- Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa TNI Angkatan Udara (Lakespra) Dr. Saryanto saat ini memiliki peralatan Water Survival Training (WST) buatan Canada.

Peralatan tersebut diawaki oleh lima belas personel Lakespra yang telah lulus mengikuti Modular Egress Training Simulator (Mets) Hoist Operator dan dan memiliki brevet selam (Scuba Diver).

Peralatan tersebut diawaki oleh lima belas personel Lakespra yang telah lulus mengikuti Modular Egress Training Simulator (Mets) Hoist Operator dan dan memiliki brevet selam (Scuba Diver).

WST bantuan dari Mabes TNI tersebut dilengkapi dengan kolam seluas 300 meter persegi dengan kedalaman empat setengan meter dan dilengkapi pula dengan alat hoist seperti yang terpasang pada pesawat helicopter. Peralatan SWT ini juga dapat digunakan oleh awak pesawat angkut seperti Cassa, CN-235 dan C-130 Hercules. (tniau)

Koarmatim Memiliki Sarana Menembak Canggih

Surabaya - Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) memiliki fasilitas baru berbasis komputer untuk melatih prajuritnya agar piawai dalam menembak.

Fasilitas latihan bernama "Virtual Arms Solution FTS D-425" itu diujicoba oleh Pangarmatim, Laksda TNI Lili Supramono beserta pejabat teras Koarmatim di Komando Latihan (Kolat) Koarmatim, Surabaya, Selasa.

Pada siaran persnya, Kadispen Koarmatim, Letkol laut (KH) Drs Toni Syaiful menjelaskan, alat yang berada di ruangan ber-AC itu tergolong canggih dan mampu menampilkan berbagai objek sasaran tembak, baik yang diam naupun bergerak serta untuk pertempuran jarak dekat, jarak jauh maupun di atas kapal.

"Dengan dilengkapi dua unit mesin khusus berikut dua komputer yang sudah terprogram, maka penembak dapat meminta gambar sasaran tertentu kepada operator dalam jarak dekat, jarak jauh, bergerak, statis, di atas kendaraan, di atas kapal dan lainnya," katanya.

Selain itu, katanya, sinar di ruangan dapat diatur, apakah terang, remang-remang bahkan gelap gulita. Di dalam arena itu bisa menampung delapan penembak sekaligus.

"Senjata yang digunakan juga senjata khusus yang telah terhubung dengan komputer. Nilai atau skor, gerakan si penembak saat mebidikkan senjatanya ke sasaran, serta kesalahan dalam gerakan dapat terbaca secara akurat di layar monitor operator maupun pada layar di depan si penembak," ujarnya.

Dengan demikian, katanya, dapat dilakukan koreksi secara baik dan akurat tingkat kesalahan seorang penembak yang akan susah diketahui apabila dilaksanakan secara manual di lapangan tembak biasa.

Pada arena itu, penembak dapat memilih berbagai posisi, seperti berdiri, jongkok maupun tiarap.

Pangarmatim pada kesempatan itu mengatakan, fasilitas tersebut merupakan bantuan dari Mabes TNI. Menurutnya, di Indonesia baru Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan Koarmatim yang memiliki fasilitas itu.

"Karena itu kami berterima kasih kepada Panglima TNI atas perhatiannya kepada Koarmatim. Tentunya akan kami pergunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan profesionalitas menembak prajurit Koarmatim," katanya. (antarajatim)


Letkol (Kav) Erwin Djatniko Komandan Yonkav 3/Tank

24 Februari 2009, Surabaya -- Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Soewarno melantik Letkol (Kav) Erwin Djatniko sebagai Komandan Batalyon Kavaleri (Yonkav) 3/Tank menggantikan Letkol (Kav) Gathut Setyo Utomo.

Siaran pers Pendam V/Brawijaya yang diterima ANTARA di Surabaya, Selasa menyebutkan, Letkol Gathut Setyo Utomo selanjutnya akan menjabat Komandan Kodim 0816/Sidoarjo, sedangkan Letkol Erwin Djatniko sebelumnya bertugas Kodiklat TNI AD.

Pangdam V/Brawijaya dalam amanatnya mengatakan, setiap kegiatan alih tugas dan jabatan merupakan mekanisme dalam pembinaan personel di lingkungan Kodam V/Brawijaya.

"Ini merupakan penyegaran dalam kehidupan satuan sehingga kinerja satuan tetap terpelihara dengan baik. Selain itu juga agar masing-masing personel memiliki bekal pengalaman yang cukup guna menghadapi pengembangan karier yang lebih tinggi di waktu yang akan datang," katanya.

Pada kesempatan itu ia mengingatkan bahwa jabatan itu merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, kepada pimpinan dan kepada prajurit yang dipimpin.

"Oleh sebab itu tugas jabatan ini harus dilaksanakan dengan penuh kepedulian dan rasa tanggung jawab. Kembangkan kreatifitas dengan melakukan terobosan baru dalam melakukan pembinaan satuan yang penuh dengan keterbatasan," katanya.

Menurut dia, Yonkav 3/Tank merupakan salah satu satuan yang diandalkan, baik oleh Kodam V/Brawijaya maupun Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI AD. Selain berprestasi, satuan ini siap untuk menghadapi ancaman yang mungkin timbul di wilayah NKRI, baik dalam tugas perang maupun nonperang.

Menghadapi agenda nasional dan permasalahan bangsa saat ini, Pangdam menegaskan, perlunya meningkatkan kekompakan antara anggota TNI, Polri dan masyarakat.

"Tahun 2009 sebagai tahun politik dengan agenda Pemilu Legislatif pada April dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada Juli, prajurit harus berpegang teguh pada netralitas TNI sehingga memiliki kekuatan dalam mengatasi berbagai permasalahan di lapangan tanpa melihat siapapun," katanya.(antarajatim)

KSAU: Sukhoi TNI AU dalam Kondisi Baik


JAKARTA--MI: Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Subandrio menyatakan, ketujuh pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara (AU), dalam kondisi baik dan siap untuk operasional. Ia mengemukakan, semua pesawat telah rutin menjalankan latihan seperti biasa.

"Gak ada masalah," ungkap Subandrio setelah menghadiri commander's call Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, bersama Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo.

Ia menegaskan, setelah dilakukan pengecekan secara teliti pada seluruh sistem pesawat terutama Radar Warning Receiver (RWR), semua dalam kondisi baik.

Pada kesempatan itu pula, Subandrio mengemukakan, dalam setiap latihan air intercepetion wajar terjadi lock dan me-lock antara pesawat sedang berlatih. "Itu terjadi pula pada pesawat tempur lainnya. Gak masalah. Semuanya pokoknya, dalam kondisi baik jika terjadi sesuatu pasti itu sudah masuk dalam laporan untuk ditindaklanjuti," ujarnya serius.

TNI AU baru saja mendapat tiga pesawat Sukhoi SU-30MK2 dari enam yang dipesan untuk melengkapi empat pesawat Sukhoi SU-27SK dan SU-30MK yang telah dimiliki sebelumnya. Tiga unit Sukhoi SU-30MK2 yang tiba di Indonesia akhir 2008 dan awal Januari 2009 itu, telah mengalami ujicoba oleh pilot-pilot Rusia setelah dirakit di Skadron Teknik 044 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Dalam ujicoba tersebut, seluruh sistem ketiga pesawat masing-masing TS-3003, TS-3004 dan TS-3005, dinyatakan berjalan baik termasuk RWR. "Hingga kini semua berjalan baik. Dan untuk pemeliharaan dan perawatan pesawat kita mendapat atensi dari pihak Rusia dua tahun sekali," demikian KSAU. (mediaindonesia)