Friday, August 14, 2009

F-16 Akan Meriahkan Sail Bunaken 2009

Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah, S.E., inspeksi pasukan pada upacara pemberangkatan crew fly pass Sail Bunaken 2009, di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Jumat (14/8).

14 Agustus 2009, Madiun -- Sejumlah pesawat F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, yang akan memeriahkan Sail Bunaken 2009 di Manado Sulawesi Utara. Acara promosi dunia pariwisata bertaraf internasional itu akan dimeriahkan dengan berbagai atraksi termasuk fly pass pesawat F-16/Fighting Falcon dan Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin, Makassar.

Acara pelepasan pesawat F-16 beserta crew yang akan memeriahkan acara promosi wisata bahari yang akan melaksanakan penghormatan salling dan fly pass di hadapan Presiden RI pada tanggal 19 Agustus 2009 tersebut dilaksanakan dengan upacara kemiliteran di halaman hanggar Skadron Udara 3, Jumat (14/8) . Bertindak selaku Irup pada upacara tersebut, adalah Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah, S.E.

Pada kesempatan tersebut, Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah, S.E., berpesan agar seluruh crew yang mengikuti acara fly pass Sail Bunaken selalu memperhatikan Keselamatan Terbang dan Kerja (Lambangja), sehingga semua tugas dapat dilaksanakan dengan baik, aman dan lancar tanpa suatu hambatan.

“Karena wilayah udara Manado berbeda dengan Lanud Iswahjudi, maka lakukan koordinasi dengan segenap unsur terkait dengan baik. Perhatikan perubahan cuaca yang bisa berubah di setiap saat serta perhatikan ketentuan Lambangja, agar semua tugas dapat berjalan lancar dan selamat”, demikian penekanan Danwing 3 pada upacara pelepasan crew fly pass Sail Bunaken 2009.

Upacara pelepasan yang dilaksanakan dibawah terik matahari tersebut, dihadiri oleh para Kadis, para Komandan Skadron, para pejabat jajaran Lanud Iswahjudi dan seluruh anggota Wing 3 Lanud Iswahjudi.

PENTAK LANUD ISWAHJUDI

Kapal Perang Asing Ramai Dikunjungi

HTMS Putthaloetla Naphlan (462).

14 Agustus 2009, Manado -- Sail Bunaken yang digelar sejak 12 Agustus hingga 20 Agustus nanti, terus didatangi kapal perang dari berbagai negara. Kapal-kapal tersebut mulai sandar di Pelabuhan Bitung untuk mengikuti parade 19 Agustus mendatang. Kemarin, sekira pukul 16.00 Wita, empat kapal perang sandar di pelabuhan Bitung. Yakni, kapal perang Filipina BRP Quezon (PS-70), HTMS Putthaloetla Naphlan (462) Thailand, KD Keddah 171, KD Tunas Samudera dan kapal HMS Echo (H87) dari Inggris. Kedatangan kapal perang ini jadi tontotan warga.

Pantauan koran ini, warga datang bukan hanya dari Bitung. Tomohon dan Minahasa Selatan juga berdatangan. Mereka mengaku penasaran dengan kapal perang. Sehingga berbondong mengunjungi pelabuhan Bitung. Warga pun tak sekadar melihat, sebab, mereka ikut mengambil foto.

HMS Echo. (Foto: royal navy)

Menurut penuturan salah satu siswa Paulus, yang bertandang di kapal Filipina BRP Quezon (PS-70), itu pertama kalinya dia bisa naik di kapal luar negeri. ”Ya senanglah, kan jarang ada kesempatan seperti ini,” ujar siswa SMK 1 Bitung itu.

Stephen Diano, awak kapal perang Filipina mengungkapkan, dia sangat senang bisa berada di Manado. Ini kali pertama melihat Manado. Bahkan, ia mengaku belum pernah melihat Bunaken. ”Kami menempuh 22 jam perjalanan dari General Santos City, Filipina. Kesan saya, laut Manado itu bersih,” ujarnya tersenyum.

Stephen pun berujar, bangga melihat antrian warga yang ingin melihat kapal. Rencananya kapal Filipina akan berada di Manado sampai selesai Sail Bunaken. ”Ini kunjungan BRP Quezon (PS-70) kedua di Manado,” tandasnya.

Sementara itu, kapal perang berbendera Inggris belum bisa dikunjungi. Kedua tentara Inggris yang berjaga di pintu masuk kapal, hanya bisa tersenyum menjawab tiap pertanyaan warga. Hingga kemarin sore, sudah ada beberapa kapal yang berlabuh di Pelabuhan Bitung. Termasuk kapal perang Prancis rencananya masuk tadi malam.

MANADO POST

19 Negara Hanya Kirimkan Delegasi di Sail Bunaken

Sejumlah personel marinir melakukan persiapan untuk mendukung pemecahan rekor dunia penyelaman massal Sail Bunaken di pantai Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (14/6). Sebanyak 2500 penyelam dari dalam dan luar negeri akan mengikuti rekor dunia penyelaman massal dan upacara bawah air pada tanggal 16-17 Agustus 2009. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/Koz/nz/09)

14 Agustus 2009, Manado -- Sebanyak 19 negara peserta Sail Bunaken di perairan Sulawesi Utara (Sulut), hanya mengirimkan delegasinya tanpa melibatkan kapal perang.

"Mereka hanya hadir untuk menyaksikan 'Sailing dan Flying Pass' di Teluk Manado, sekaligus melibatkan diri pada persaudaraan sesama pelaut," kata koordinator Media Center Sail Bunaken, S Sembiring, di Manado, Jumat.

Negara-negara yang hanya mewakili delegasi Staf Angkatan Laut diantaranya Brazil, Rusia, Perancis, Korea Selatan, Jepang, Turki, Cili, Bangladesh, Kanada, Belanda, Arab Saudi , Iran, Italia, Peru, Suriah serta Papua Nugini.

Sementara negara yang akan ikut Sail Bunaken lengkap dengan Kepala Staf Angkatan Laut serta parade kapal perang, yakni Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Inggris, Filipina, Brunei, India, Kamboja, Malaysia, Nigeria, Selandia Baru, Pakistan dan Portugal, Cina, Thailand, Singapura, dan Timor Leste.

Ada 33 negara sudah menyatakan kesiapan ikut kegiatan maritim terbesar abad 21 di perairan Sulut, sekaligus menyemarakkan Sailing dan Flying Pass yang akan disaksikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 19 Agustus 2009.

Bahkan sementara ini sudah enam kapal perang merapat di Sulut, terdiri dari dua kapal Thailand masing-masing, Phuttaloetia Naphalai FF 461, Rattanakosin FS 441, dua kapal Malaysia, KD Kedah 171 dan KD Tunas Samudera.

Serta satu kapal Filipina yakni Manuel L Quezon PS 70, dan sebuah kapal Inggris, HMS Echo H87, sementara kapal lainnya masih dalam perjalanan.

Sebelumnya, Asisten Perencanaan Lantamal VIII Manado, Kolonel (L) Ganif, mengatakan, pihak TNI Angkatan Laut menyiapkan sebanyak delapan KRI dan dua KRI cadangan, untuk meramaikan Indonesian Fleet Review (IFR) 2009.

"Sebagian besar KRI sudah mulai merapat di perairan Manado dan Bitung, dengan kekuatan peserta mencapai 500 lebih personil," katanya.

KRI yang direncanakan ikut Sail Bunaken, yakni KRI Ahmad Yani - 351, KRI Yos Sudarso - 353, KRI Sultan Hasanudin - 366, KRI Sultan Iskandar Muda - 367, KRI Fatahilah - 361, KRI Nala -363, KRI Dewaruci serta KRI Arung Samudera.

Kemudian KRI cadangan yakni, KRI Slamet Riyadi - 352, dan KRI Frans Kaisiepo -368.

Selain itu, TNI Angkatan Laut akan mengirimkan empat uni pesawat Cassa N-212 dan empat Nomad untuk meramaikan "flying Pass".

Sementara itu, TNI Angkatan Udara mengirimkan tiga sukhoi Mk - 27/Mk - 30 serta empat unit F - 16.

ANTARA News

Butuh Dana Rp3 Triliun Bangun Jalan Perbatasan

Perbatasan Indonesia - Malaysia. (Foto: pillandia.blogspot.com)

14 Agustus 2009, Pontianak -- Komitmen pemerintah pusat dalam membangun kawasan perbatasan sebagai beranda depan negara masih dalam tanda tanya. Usulan pemerintah provinsi untuk membangun jalan paralel di sepanjang perbatasan belum direspon positif. Fachraini, yang mewakili Kepala Badan Pengelola Kawasan Perbatasan dan Kerjasama Kalimantan Barat mengatakan, dana untuk itu sebetulnya hanya sekitar Rp3 triliun. Besaran dana ini dinilai sangat jauh jika dibandingkan dengan dana yang dikeluarkan untuk membiayai pilkada di berbagai daerah di Indonesia yang mencapai Rp385 triliun. “Tiga triliun itu hanya satu persen saja dari kebutuhan pilkada. Dengan tiga triliun, itu sudah jalan bertaraf internasional,” katanya saat menyampaikan paparan dalam Temu Karya dengan Peserta Diklatpim II, kemarin di Balai Petitih.

“Waktu pembangunan jalan paralel kita usulkan ke pusat, pembangunan infrastruktur itu dianggap belum mampu memberikan feedback dari sisi ekonomi,” jelasnya. Pemerintah pusat dinilai belum melihat pembangunan jalan paralel perbatasan sepanjang 700 kilometer ini dari aspek sosial dan keamanan. Pembangunan jalan paralel menurutnya sangat strategis, terutama dari segi keamanan. Apalagi selama ini terjadi kesenjangan yang sangat menyolok di kawasan perbatasan antara wilayah Indonesia dibandingkan dengan wilayah Malaysia. Di sisi Malaysia, jalan paralel perbatasan sudah tersedia. Selain jalan paralel, jalan akses ke pintu perbatasan juga dinilai perlu perhatian. “Sarana jalan akses ke perbatasan kita yang sudah baik itu hanya ke arah Entikong.

Kalau ke Aruk, sebagian belum diaspal. Di Jagoi Babang, cukup lumayan tetapi lebar jalannya belum sesuai standar,” katanya. Tak hanya dari segi infrastruktur jalan dan jembatan, ketimpangan juga terjadi di bidang telekomunikasi, transportasi, pendidikan dan kesehatan.Terkait dengan persoalan ini, dia berharap pemerintah pusat dapat segera membentuk badan pengelola kawasan perbatasan di tingkat nasional agar memudahkan upaya koordinasi. “Sekarang, hampir semua departemen ikut menangani perbatasan. Kalau ingin koordinasi, kita terpaksa mendatangi semua departemen,” ujar dia. Perbatasan Kalbar, tambah Fachraini, sebetulnya memiliki potensi yang banyak untuk peningkatan ekonomi. Sayangnya, upaya untuk pemanfaatannya secara optimal masih terbentur pada kewenangan yang kebanyakan berada di tangan pusat, terutama mengenai penetapan tata ruang kawasan. Rusnawir, Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda Kalbar, menambahkan, selama ini koordinasi pembangunan perbatasan di tingkat pusat masih minim sehingga setiap sektor berjalan sendiri-sendiri. Selain itu, master plan pembangunan perbatasan juga belum ada.

PONTIANAK POST

Menhan: Pepres Bisnis TNI Terbit Oktober

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kiri), Wapres Jusuf Kalla (2 kanan), Ketua DPR Agung Laksono (kiri) dan Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar melambaikan tangan kepada para wartawan seusai mengikuti Sidang Paripurna di gedung MPR/DPR, Jakarta, Jumat (14/8). Kepala Negara menyampaikan pidato kenegaraan di depan Sidang Paripurna DPR dalam rangkaian acara Peringatan Hari Kemerdekaan RI yang ke-64. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/nz/09)

14 Agustus 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengemukakan, peraturan presiden (Pepres) tentang Pengalihan Bisnis TNI akan diterbitkan 1 Oktober 2009.

Ditemui usai menghadiri Rapat Paripurna DPR yang mengagendakan pidato kenegaraan Presiden Dalam Rangka HUT ke-64 RI di Jakarta, Jumat, ia mengatakan, seluruh proses pengalihan bisnis TNI telah selesai.

"Saya tinggal mengajukan konsep perpres kepada presiden dan saya kira pada 1 Oktober mendatang sudah terbit," katanya.

Juwono menegaskan, keberadaan koperasi dan yayasan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia, terutama yang terkait langsung dengan pemenuhan kesejahteraan dan kebutuhan prajurit TNI beserta keluarga mereka, dipastikan akan tetap dipertahankan.

Namun, keberadaan keduanya tetap terlebih dahulu akan ditertibkan sesuai dengan aturan perundang-undangan terkait. Adapun terkait dengan berbagai aset, yang selama ini ada di dalam berbagai praktik bisnis TNI, akan diserahkan untuk kemudian dikelola menjadi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Saat ini keberadaan bisnis TNI dipercaya masih mengambil bentuk koperasi dan yayasan di lingkungan TNI, mulai dari tingkat kesatuan hingga markas besar, baik di Mabes TNI maupun ketiga matra angkatan. Dari hasil inventarisasi unit bisnis TNI, sesuai Surat Panglima TNI Nomor B/3385-08/15/06/Spers, tertanggal 28 September 2005, total yayasan dan koperasi di lingkungan TNI mencapai 25 dan 1.071 unit bisnis, dengan 1.520 badan usaha.

Pada 2007, Tim Supervisi Transformasi Bisnis TNI, yang diketuai Sekretaris Menteri Negara BUMN Said Didu, menginventarisasi ulang dan menemukan 277 koperasi di seluruh Indonesia dengan nilai total aset sebesar Rp 254,5 miliar.

Data itu dipresentasikan Tim Supervisi Transformasi Bisnis TNI dalam sidang kabinet terbatas pada Oktober 2007. Dari hasil perhitungan neraca keuangan koperasi, persentase rata-rata nilai sisa hasil usaha mencapai 21,8 persen dari nilai aset yang ada.

Tercatat pula, nilai total aset tertinggi dimiliki koperasi yang berada di Surabaya, Jawa Timur, mencapai sekitar Rp 102,6 miliar. Posisi selanjutnya diduduki koperasi di wilayah Semarang (Jawa Tengah) dan Yogyakarta, masing-masing Rp 53,1 miliar dan Rp 20,1 miliar.

Setelah Tim Nasional Pengambilalihan Aktivitas Bisnis TNI terbentuk, dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2008, yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 April 2008, terdata total nilai aset koperasi dan yayasan di lingkungan TNI mencapai sekitar Rp 3,1 triliun.

Jumlah itu terdiri dari Rp 1,87 triliun total nilai aset untuk yayasan dan sekitar Rp 1,3 triliun untuk aset milik koperasi. Sementara itu, total jumlah aset lahan berkategori barang milik negara (BMN), yang dikuasai di lingkungan TNI, mencapai 1.619 bidang dengan luas 182.546,18 hektar.

ANTARA News

Rusia Mulai Memproduksi MiG-35 Untuk India 2013

MiG-35. (Foto: migavia.ru)

14 Agustus 2009 -- Produksi pesawat tempur serbaguna MiG-35 yang ditawarkan ke India tidak dapat dimulai sebelum 2013 atau 2014. MiG-35 Fulcrum-F versi ekspor MiG-29M OVT (Fulcrum F) menggunakan mesin RD-33 OVT thrust vectoring sehingga pesawat mempunyai kemampuan manuver udara sangat tinggi.

“Kami telah mulai menguji pesawat tempur MiG-35 untuk tender India,” ujar GM Sokol Alexander Karezin di Nizhny Novgorod.

Enam pabrik pesawat, Lockheed dan Boeing dari Amerika Serikat, Mikoyan Rusia, Dassault Perancis, Saab Swedia dan EADS konsorsium Inggris, Jerman, Spanyol dan Perancis bertarung memperebutkan kontrak pembelian 126 pesawat tempur senilai 10 milyar dollar untuk Angkatan Udara India.

(Foto: migavia.ru)

Pabrik pesawat Sokol belum lama mengumumkan pesawat pertama dari dua pesawat MiG-35 akan dikirimkan ke India Agustus untuk melakukan uji terbang terkait memenangkan tender. Akhir 2009, Rusia akan mengadakan serangkaian uji terbang dengan penembakan hidup dihadapan delegasi AU India di suatu lapangan tembak di wilayah teritori Rusia.

Moskow akan melakukan transfer seluruh teknologi ke pabrik pesawat India Hindustan Aeronautics Ltd. (HAL) dan menyiapkan bantuan untuk produksi pesawat di India.

RIA Novosti/@beritahankam

Tugas Internasional Tingkatkan Profesionalitas TNI

Kapten Marinir Burhanudin anggota Konga di Libanon sedang berkoordinasi dengan para Komandan Lapangan pasukan Prancis dan Indonesia. (Foto: detikFoto/Kapten Chb Sandy Maulana Prakasa, S IKom)

14 Agustus 2009, Jakarta -- Penugasan prajurit TNI untuk menjaga perdamaian internasional juga menjadi medan latihan guna meningkatkan profesionalitas TNI.

"Dengan berakhirnya konflik dan operasi militer di berbagai wilayah tanah air, maka penugasan TNI menjaga perdamaian internasional juga untuk meningkatkan profesionalitas sesuai standar militer internasional," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato Kenegaraan Presiden di depan rapat paripurna DPR di Gedung DPR-RI, Jakarta, Jumat (15/8).

Menurut Presiden, Indonesia akan selalu berpartisipasi dalam upaya untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih aman dan lebih damai. "Sebagaimana diamanatkan UUD 1945, kita akan senantiasa aktif dalam upaya untuk menjaga perdamaian dunia yang masih terus dirundung konflik yang berkepanjangan," kata Presiden.

Karena itulah ujar Kepala Negara, Indonesia aktif memelopori dan mendorong realisasi terbentuknya Komunitas ASEAN. Indonesia juga akan konsisten dalam mengimplementasikan Piagam ASEAN, yang akan mentransformasikan ASEAN dan memperkokoh stabilitas di Asia Tenggara. "Indonesia juga dengan giat membangun kemitraan strategis dengan berbagai negara sahabat, antara lain dengan Australia, Afrika Selatan, Brasil, Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, Pakistan dan Rusia.

Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada putra-putri terbaik bangsa yang kini bertugas menjaga perdamaian di berbagai medan konflik internasional yaitu di Lebanon, Kongo, Sudan, dan Liberia. Presiden merasa bangga karena untuk pertama kalinya, Kapal Republik Indonesia, KRI Diponegoro dari jajaran Angkatan Laut Republik Indonesia sekarang ini bertugas menjaga perdamaian di perairan Lebanon. "Kita terus membantu perjuangan bangsa Palestina untuk mewujudkan cita-citanya menjadi negara yang merdeka, berdaulat dan utuh," ujar Yudhoyono.

MEDIA INDONESIA

Warga Manado Nantikan USS George Washington

USS George Washington CVN-73. (Foto: navsource.org)

14 Agustus 2009, Manado -- Sejumlah warga Manado, mulai menantikan kehadiran kapal induk milik Amerika Serikat (AS), USS George Washington, untuk meramaikan Sail Bunaken di perairan Sulawesi Utara (Sulut), 12-20 Agustus 2009.

"Selama ini kapal induk AS hanya dilihat melalui siaran TV, sehingga kami sangat penasaran menantikan langsung di Teluk Manado," kata Jemmy, warga Sario Manado, Jumat.

Bahkan pria yang berprofesi PNS itu berharap panitia dan awak kapal induk memberikan kesempatan untuk menyaksikan dari dekat kondisi kapal perang yang sudah melintasi sejumlah negara dan perairan samudera itu.

Menurutnya, melihat dari dekat kondisi kapal induk AS bisa memberikan wawasan dan pelajaran tersendiri bagi warga, karena tingkat teknologi kapal-kapal perang belum sepenuhnya didapat melalui media manapun.

Sementara J Pangkey, salah satu warga Manado lainnya, berharap kehadiran kapal induk AS berlabuh atau merapat di Teluk Manado.

"Kehadiran sejumlah kapal perang termasuk kapal induk AS bisa memberikan citra di dunia bahwa Indonesia masih aman dan terkendali," katanya.

Kepala Biro Humas Pemprov Sulut, Roy Tumiwa mengatakan, USS George Washington dipastikan akan mengikuti Sail Bunaken di Sulut, dan sementara perjalanan memasuki perairan Manado.

Kapal tersebut diyakini membawa awak kapal hingga 4.000 orang serta sebanyak 80-an pesawat tempur yang siap meramaikan atraksi di Sulut.

Sejumlah pesawat tempur itu akan melakukan atraksi bersama pesawat milik TNI AL dan AU dalam atraksi sailing dan flying pass, yang akan disaksikan juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kapal Perang Luar Negeri di Pelabuhan Bitung Jadi Objek Wisata


Rangkaian kegiatan Sail Bunaken yang berlangsung di Manado pada 12-20 Agustus 2009 cukup menarik perhatian penduduk setempat.Salah satunya kedatangan kapal perang luar negeri yang mulai merapat di Pelabuhan Bitung pada Rabu (12/8). Sejatinya, mereka akan mengikuti Sailing Pass (parade kapal perang) yang berlangsung pada 19 Agustus mendatang. Menunggu waktu itu tiba, kapal mereka pun menjadi objek wisata dadakan.

Banyak penduduk maupun wisatawan yang datang untuk melihat kapal. Beberapa kapal memang mengadakan open house. Pengunjung boleh naik dan melihat-lihat, bahkan berfoto. Salah satunya kapal perang BRP Quezon (PS-70) dari Filipina.

Antrean panjang terlihat di pintu masuk. Kapal yang membawa 62 kru tersebut merapat di Pelabuhan Bitung Rabu lalu. Mereka menempuh perjalanan selama 22 jam dari General Santos City, Filipina.

Stephen Diano, salah seorang anggota Angkatan Laut Filipina, mengatakan bahwa ini kali pertama mereka berada di Bitung. "Lautnya bersih ya. Saya juga terkejut. Ternyata, antusiasme pengunjung tinggi. Mereka sampai antre melihat kapal kami," ucapnya.

ANTARA News/Jawa Pos

Singapura Berpikir Komprehensif dan Taktis


14 Agustus 2009 -- Walau tidak akan ada batasnya, kemakmuran dan kesejahteraan adalah hal utama yang dikejar orang. Itulah juga yang dikejar Singapura. Sukses ekonomi adalah salah satu hasil prestasi utama Singapura. Negara kota ini memiliki penduduk sekitar 4 juta jiwa dengan status sosial ekonomi setara dengan negara termakmur di dunia.

Setelah lepas dari Malaysia tahun 1965, yang pernah membuat Lee Kuan Yew bermuram durja, negara ini berambisi menjadi lokasi industri manufaktur, kemudian menjadi sentra sektor jasa, karena hanya itu yang menjadi andalannya. Proses perizinan, pelayanan, kepiawaian memikat kedatangan investor dan turis menjadi pedoman utama dalam setiap kebijakan dan tindakan.

Pendidikan didorong bahkan diberi subsidi untuk menjadikan warga cerdas, cekatan, dan terampil. Nasionalisme dan pertahanan diri juga merupakan aspek yang lain yang diperkuat, termasuk lewat wajib militer, kampanye kebanggaan nasionalisme. Pengadaan senjata negara ini juga tergolong tercanggih di kawasan. Singapura salah satu negara yang disegani dan tidak bisa dipandang sepele soal kekuatan militer.

Suka atau tidak suka, Singapura malah menjadi salah satu andalan Indonesia dan warganya untuk berwisata. Warga Indonesia adalah pengunjung internasional terbanyak di Singapura. Jika bepergian ke berbagai pelosok dunia, mayoritas warga Indonesia menggunakan maskapai Singapore Airlines. Singapura juga menjadi andalan transit ekspor/impor dan kegiatan sosial ekonomi lainnya. Singapura telah menjadi sentra dan ibu kota bisnis bagi kawasan, termasuk Indonesia.

Masalah muncul


Kebijakan Singapura komprehensif dan jelas mengutamakan kepentingan untuk sisinya. Ini hal yang masuk akal, sebagaimana juga dilakukan semua negara. Sekeras apa pun upaya untuk mengkritik atau membenci Singapura, negara ini punya kedaulatan. Namun, jika kebijakan Singapura ini bersinggungan dengan negara lain, terkadang atau sering masalah muncul.

Indonesia menjadi ”korban” untuk ini, di samping Malaysia. Argumentasi Singapura pun kuat dengan kebijakannya yang antisipatif dan visioner, taktis, untuk tidak mengatakan agak licik. Negara mana yang tidak taktis atau katakanlah ”licik” jika menyangkut hubungan internasional.

Dalam konteks kelicikan ini, Indonesia perlu paham, dengan melakukan hal serupa. Namun, Indonesia jelas kalah jauh dan kalah ”licik”. Hal ini terlihat, misalnya, ketika Indonesia menginginkan ekstradisi atas para koruptor Indonesia yang ”bersembunyi” di Singapura.

Untuk mewujudkan perjanjian ekstradisi, Singapura meminta agar hal itu dilengkapi dengan perjanjian pertahanan, yang intinya Singapura bisa menggunakan latihan perang di wilayah RI dengan relatif leluasa. Di sini muncul masalah karena menyinggung soal kedaulatan.

Artinya, perjanjian ekstradisi harus dilengkapi dengan perjanjian pertahanan itu. Keanehan ada di sisi Indonesia. Dan, tanpa proses yang tidak diketahui umum, muncullah perjanjian ekstradisi sekaligus dengan perjanjian pertahanan yang ditandatangani di Bali.

Kemudian muncul protes dari DPR dengan sikap tidak mau meratifikasi perjanjian itu. Apa kata Singapura. ”Setelah perjanjian itu ditandatangani, muncul penolakan. Padahal, setelah penandatanganan, kita malah berpesta, bahkan melakukan karaoke,” kata Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo.

Mandeklah keputusan itu, dengan sikap Singapura yang lebih ”menyalahkan” Indonesia. Namun, Perdana Menteri Lee Hsien Loong (BG Lee) mengatakan, ”Singapura mengajukan usulan baru supaya perjanjian itu bisa hidup lagi.”

Akan tetapi, sikap Singapura tetap kukuh dengan memaketkan perjanjian ekstradisi dengan pertahanan. ”Namun pihak Indonesia memilih untuk menahan dulu persoalan ini,” kata BG Lee.

Tampaknya, bola kini ada di pihak Indonesia. Dan, pertanyaan muncul, bagaimana Indonesia bisa kecolongan? Bagaimana Indonesia, setidaknya segelintir pihak, bisa mengikuti proses yang berakhir pada perjanjian ekstradisi dan pertahanan?

Adakah sikap lama masih muncul, yakni setiap apa pun yang dilakukan pemerintah, sudah pasti disetujui DPR? Apakah dalam penyusunan perjanjian ekstradisi, yang sangat dimungkinkan berdasarkan hukum internasional, harus dengan mengorbankan ”kedaulatan” wilayah RI hingga tingkat tertentu.

Kesimpulannya, kita tidak siap dan tidak paham dengan strategi Singapura yang taktis dan komprehensif. (Simon Saragih)

KOMPAS

Presiden Berjanji Pelimpahan Bisnis TNI Selesai Tahun Ini

Suasana Rapat Paripurna di Gedung DPR menjelang Pidato Kenegaraan Presiden SBY, Jumat (14/8). (Foto: KOMPAS/Inggried Dwi W)

14 Agustus 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun ini berjanji akan bisa menyelesaikan pelimpahan bisnis TNI kepada negara. Hal itu disampaikan Presiden sebagaimana tercantum dalam salinan pidato kenegaraan di hadapan Sidang Paripurna DPR RI, Jumat (14/8).

"Dunia telah mengakui bahwa kita mampu menjalankan demokratisasi berskala besar termasuk reformasi TNI dengan penghapusan dwi fungsi ABRI dan peran sosial politiknya. Insya Allah pada tahun ini kita akan menyelesaikan pelimpahan bisnis TNI kepada negara yang selama ini sering mengundang kontroversi," ujar Prsiden.

Menurut Presiden, dengan penyelesaian pelimpahan bisnisnya kepada negara, TNI dapat benar-benar berkonsentrasi menjalankan tugas pokoknya dan tampil secara profesional sehingga mampu mempertahankan setiap jengkal wilayah Tanah Air. Ditambahkan Presiden, dengan TNI yang lebih terfokus menjalankan tugas pokoknya dan tampil secara profesional, TNI dapat mengatasi berbagai gangguan keamanan dalam negeri.

Pelimpahan bisnis TNI, dalam catatan Kompas, sebelumnya diputuskan bersama-sama pemerintah dan DPR RI di awal reformasi agar peran TNI benar-benar murni yaitu menjalankan menjaga kedaulatan. Namun, hingga kini proses pelimpahan bisnis TNI masih belum mulus penyelesaiannya terkait dengan proses administrasi.

Catatan Kompas, sesuai Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2008, yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 April 2008, terdata total nilai aset koperasi dan yayasan di lingkungan TNI mencapai sekitar Rp 3,1 triliun. Jumlah itu terdiri dari Rp 1,87 triliun total nilai aset untuk yayasan dan sekitar Rp 1,3 triliun untuk aset milik koperasi. Sementara itu, total jumlah aset lahan berkategori barang milik negara (BMN), yang dikuasai di lingkungan TNI, mencapai 1.619 bidang dengan luas 182.546,18 hektar.

Menurut Presiden proses reformasi TNI merupakan bagian dari demokrasi. "Kita memilih cara-cara yang lebih bermartabat, demokratis, dan damai dan dengan tetap menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI," jelas Presiden.

Lebih jauh, Presiden mengingatkan, pelaksanaan semua agenda reformasi tidaklah selalu mudah. Reformasi berjalan dengan pasang surut bahkan sering menghadapi resistensi bahkan ada pula yang menjalankan secara berlebihan.

"Namun semua itu adalah wajar dalam proses reformasi, dalam perubahan yang berskala besar karena itu kita tidak perlu cemas dan tidak perlu frustasi. Apa yang baik dan tepat mari kita lanjutkan, sebaliknya yang tidak sesuai dan menimbulkan hal-hal lebih buruk mari kita koreksi dan perbaiki. Ingat reformasi pada hakikatnya adalah perubahan dan kesinmabungan," demikian Presiden.

KOMPAS.Com

Yakolev Yak-130 Diserahkan Ke AU Rusia


14 Agustus 2009 -- Angkatan Udara Rusia mulai menerima pesawat tempur latih Yakolev Yak-130 dari pabrik pesawat Sokol di Nizhny Novgorod. Pesawat Yak-130 pertama akan digunakan untuk melatih pilot di sekolah penerbangan militer Krasnodar menurut KASAU Rusia Kolonel Jenderal Alexander Zelin.

AU Rusia merencanakan mengoperasikan sekitar 200 Yak-130 untuk melengkapi empat resimen udara di masa datang.

Yak-130 dipilih AU Rusia sebagai pesawat latih dasar untuk melatih penerbang AU Rusia pada April 2002 menggantikan Aero Vodochody L-39 Albatros. Berdasarkan kontrak awal dengan Departemen Pertahanan Rusia, Sokol akan mengirimkan 12 Yak-130 hingga akhir 2010.




Yakolev Yak-130 kursi tunggal dapat digunakan sebagai pesawat serang ringan atau sebagai pesawat latih untuk pesawat tempur generasi keempat atau kelima. Yak-130 berkemampuan manuver tinggi dengan kemampuan jelajah hingga 2000 kilometer dan maksimal kecepatan 1060 km/jam (600 m/jam). Pesawat mampu membawa muatan senjata hingga 3000 kg, terdiri dari senjata buatan Rusia atau Barat.

Mulai masuk jalur produksi pada Mei 2003, Rusia akan mulai mengirimkan 16 Yak-130 ke Aljazair pada 2010.

RIA Novosti/@beritahankam

Thursday, August 13, 2009

RI-Timor Leste Sepakat Selesaikan Perbatasan

Pos perbatasan Indonesia - Timor. (Foto: pillandia.blogspot.com)

13 Agustus 2009, Kupang -- Pemerintah Indonesia dan Timor Leste sepakat untuk melibatkan pemangku adat kedua negara dalam menyelesaikan sengketa disejumlah titik batas yang hingga kini masih bermasalah.

Beberapa segmen yang masih disengketakan yakni perbatasan Noel Besi/Citrana seluas 1009 hektar antara Kabupaten Kupang dan istrik Oecusi.

“Dilokasi ini, Timor Leste menempatkan 21 kepala keluarga dan mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari wilayah Timor Leste. Sedangkan warga Desa Oepoli, Kabupaten Kupang, mengklaim wilayah itu sebagai bagian Indonesia,” kata Asisten Tata Pemerintahan Setda NTT, Yoseph Mamulak.

Wilayah lain yang masih disengketakan yakni Dilumi/Memo seluas 37 hektar di perbatasan Kabupaten Belu, Segmen Bijael Sunan-Oben seluas 141 hektar di Kabupaten Timor Tengah Utara, makam leluhur masyarakat Dahala, Tasifeto Timur, irigasi sungai Mota Malibaka.

Segmen bermasalah lainnya yakni perkebunan kopi warga Desa Henes, patok batas Timor Leste diatas tanah warga Laktulus, klaim tanah warga seluas 30.000 meter persegi milik warga Desa Alas, Kecamatan Kobalima, serta penempatan patok garis batas dengan mengambil alih tanah warga seluas 19 hektar di Aikakar, Desa Alas, Kecamatan Kobalima.

Menurut Mamulak, beberapa segmen bermasalah ini, akan diselesaikan dengan menggunakan jalur diplomasi, serta melibatkan para pemangku adat sehingga kesepakatan nanti tidak menimbulkan gejolak. “Delegasi Timor Leste yang dipimpin seoarang menteri telah menemui gubernur, dan membicarakan masalah sengketa perbatasan kedua negara,” lanjutnya.

Sementara Konsulat Timor Leste di Kupang, Caetano Gutteres, yang dihubungi terpisah mengatakan, untuk memudahkan penyelesaian batas negara, pihaknya akan menggunakan foto satelit. "Harapkan kita, hasil foto satelit dapat menjadi rujukan untuk penentuan titik batas,” ujar Caetano.

Dia mengaku, masih terdapat lima segmen yang disengketakan, karena kedua negara memiliki dokumen yang berbeda. Khusus wilayah sengketa yang terletak di Noelbesi/Citrana, menurut Caetano, sulit diselesaikan karena karena alur sungai yang sering berpindah-pindah pada saat musim hujan.

"Jika dipaksanakan maka pasti salah satu negara dirugikan karena luas wilayahnya menjadi berkurang,” katanya.

Pekan lalu, Menteri Sekretaris Negara bidang keamanan negara Timor Leste, Fransisco Da Costa Guteres dan Menteri Sekretaris Negara regional Wilayah Oekusi Timor Leste, George Tene, melakukan kunjungan kerja di Kupang, dan membahas masalah perbatasan, pas lintas batas, masalah penyerobotan lahan dalam wilayah Indonesia oleh warga Oecusse di Desa Natuka, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang dan masalah visa bagi mahasiswa Timor Leste yang berada di Indonesia, khususnya di NTT.

“Tujuan kedatangan dua pejabat Timor Leste tersebut untuk dapat mencari solusi terbaik bagi masyarakat diwilayah perbatasan,” ujarnya.

VIVAnews

TNI Siap Berangkatkan 1 Kompi Mekanis Ke Lebanon

(Foto: ANTARA/Rezza Estily/NZ/08)

13 Agustus 2009, Jakarta -- Setelah mengikuti Latihan Pratugas selama 1 bulan, mulai 15 Juli s.d 13 Agustus 2009 di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) Cipatat Bandung, Satuan Tugas (Satgas) Kompi Mekanis Kontingen Garuda (Konga) XXIII-C1/Unifil dan Satgas Kesehatan TNI Konga XXIX-A/Unifil siap berangkat ke daerah operasi Lebanon. Pemberangkatan kedua Satgas tersebut menunggu jadwal dari PBB yang diperkirakan pada bulan September 2009.

Penambahan 1 Kompi Mekanis TNI dan Satgas Kesehatan TNI pada misi PBB Unifil di Lebanon berdasarkan surat Penasehat Militer Perwakilan Tetap RI di New York nomor RR-0112/PTRI-NEWYORK/II/09 tanggal 13 Februari 2009 tentang permintaan resmi PBB untuk penambahan kompi baru di Unifil, Lebanon.

Dengan demikian, kedepan pasukan TNI yang bertugas di Lebanon menjadi terdiri dari 1 Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-C, 1 Kompi Satgas POM TNI Konga XXV-A, 1 Kompi Satgas FHQSU TNI Konga XXVI-A, 1 Kompi Satgas Maritime Task Force Konga XXVIII-A, 1 Kompi Mekanis TNI Konga XXIII-C1 dan Satgas Kesehatan TNI Konga XXIX-A.

Keikutsertaan pasukan TNI dalam mengemban misi PBB di Unifil-Lebanon merupakan bentuk kepercayaan PBB kepada Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia. Bertambahnya pasukan TNI yang bertugas di Lebanon dari tahun ke tahun merupakan suatu pengakuan atas kinerja pasukan TNI, yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan berhasil sesuai misi PBB.

Latihan Pratugas yang diikuti oleh 210 personel TNI terdiri dari 50 penyelenggara latihan (pelatih, pembina dan staf) dan 160 peserta latihan (150 anggota Satgas Kompi Mekanis dan 10 anggota Satgas Kesehatan) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anggota Satgas agar memiliki sikap, perilaku, pengetahuan dan keterampilan serta kesamaptaan jasmani yang prima, sehingga pada penugasan sebagai personel Unifil di Lebanon dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal.

Latihan Pratugas dilaksanakan 2 tahap yaitu tahap pertama pembekalan dan latihan teknis, sedangkan tahap kedua latihan teknis pasukan. Selama ditempa di Pusdikif Cipatat, baik anggota Satgas Kompi Mekanis maupun Satgas Kesehatan TNI dapat mengikuti agenda latihan dengan baik dan personel kedua Satgas mahir dan mampu menguasai teknik dan taktik sesuai standar PBB.

Asisten Operasi Panglima TNI – Mayjen TNI Supiadin, AS menegaskan bahwa Kompi Mekanis TNI akan bertugas di bawah komando sektor timur dengan tugas antara lain memelihara Buffer Zone dan Check Point pada suatu daerah yang ditentukan, kemudian melaksanakan patroli pengamanan, pengawalan konvoi, operasi penegakkan hukum terbatas, mencegah infiltrasi, menjaga instalasi-instalasi PBB dan melaksanakan kerjasama dengan agensi PBB yang terkait. Sedangkan Satgas Kesehatan TNI akan bertugas sebagai tenaga medis di Naqoura Hospital Level II.

Menurut Asops Panglima TNI, tugas di daerah operasi Lebanon berbeda dengan tugas operasi di tanah air. Oleh karena itu kepada seluruh anggota Satgas baik Satgas Kompi Mekanis maupun Satgas Kesehatan TNI ditekankan agar selalu bertindak berdasarkan pada Standart Operating Prosedure (SOP) dan Rules of Engagement (ROE) PBB.

PUSPEN TNI

Mission Profile and Manouvering MPA Mission Training

13 Agustus 2009, Surabaya -- Kegiatan Mission Profile and Manouvering MPA Mission Training dilaksanakan di gedung sarang rajawali Wing Udara I Puspenerbal Juanda, kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara TNI AL dengan PT Dirgantara Indonesia dalam rangka mencari kesamaan persepsi tentang pengoperasian pesud MPA bagi TNI AL. Sifat penyelenggaraan kegiatan ini berupa sharing knowledge antara kedua instansi. Dengan berahirnya kegiatan ini diharapkan PT DI dapat mendesain pesud patmar /MPA yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan TNI AL. PUSPENERBAL



Komandan Puspenerbal melepas Tim IFR


13 Agustus 2009, Surabaya -- Danpuspenerbal melepas tim IFR tadi pagi di Base Ops TNI Lanudal Juanda. Dalam kesempatan tersebut Komandan Puspenerbal memberikan instruksi agar seluruh Crew yang berangkat ke Manado untuk mengikuti kegiatan tersebut agar selalu memperhatikan keamanan dan keselamatan mengingat kota Manado adalah kota kecil namun dikunjungi oleh ribuan peserta IFR dari berbagai negara. Adapun unsur yang diberangkatkan pada hari ini terdiri dari 3 pesud Casa NC -212 dan 1 pesud Nomad, sedangkan untuk Helikopter telah berangkat mendahului sebanyak 2 unsur onboard di KRI. selain itu berangkat pula tim medis dan SAR dari Lanudal Juanda. Rencananya keempat unsur tersebut akan melaksanakan fly pass dalam kegiatan IFR tersebut. PUSPENERBAL




Lanud Tanjungpandan laksanakan Patroli Kamhanlan


13 Agustus 2009, Tanjungpandan -- Lanud Tanjungpandan laksanakan pembinaan kepada seluruh personel Militer maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan melakukan kegiatan patroli Aset TNI AU di daerah Buluhtumbang, Rabu (12/8).

Kegiatan ini bertutjuan agar setiap anggota memiliki Sense Of Inteligence dan mampu berperan sebagai Pulbaket (Pengumpul Bahan Keterangan) disatuan masing-masing khususnya mengenai Pengamanan Aset/Lahan dengan memberdayakan Satuan Intel secara optimal dalam penugasan diwilayah masing-masing agar mampu melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat, sehingga dapat memberikan info, berita perkembangan situasi aset/lahan didaerahnya serta melakukan upaya persuasif dan preventif koordinatif maupun sosialisasi aset/lahan TNI AU terhadap Instansi/aparat terkait maupun masyarakat disekitar Lanud.

Komandan Pangkalan TNI AU Tanjungpandan menjelaskan bahwa kegiatan latihan ini agar dilaksanakan dan dijalankan penuh semangat dengan harapan setiap anggota punya rasa memiliki terhadap aset yang dimiliki TNI AU agar pengamanan dapat berjalan dengan baik.

PENTAK LANUD TANJUNGPANDAN

Burung-burung Enggang yang Terpanggang

Sandung, patung tua sepasang enggang, dan patung orang-orangan di bawahnya di permukiman penduduk di Melenggang, Kecamatan Sekayam, Sanggau, Kalbar. Patung ini penanda lokasi tersebut sebagai pusat aktivitas sosial warga Dayak Iban serta tempat ritual atau gawai yang masih tersisa. (Foto: KOMPAS/C Wahyu Haryo)

13 Agustus 2009, Sanggau -- Perikehidupan dan kondisi kampung halaman Panglima Abio (68) dan Panglima Nayau (82) boleh jadi mirip situasi dua patung ”Sandung” yang kami temukan di pedalaman Kecamatan Melengang. Patung di Dusun Melenggang dan Miru tersebut kepanasan di bawah sengatan matahari.

Jalanan desa hancur total dan memicu pusaran debu saat kendaraan lewat.

”Kita berhenti dulu. Minum dululah, terik sekali,” ujar Nimus Mulyadi, Kepala Desa Balai Karangan, Kabupaten Sanggau, yang memandu kami ke perbatasan Kalimantan Barat (Kalbar)-Serawak di Desa Lubuk Sabuk, Kecamatan Melenggang, Sanggau, Kalbar.

Permintaan untuk berhenti jadi kebutuhan karena sudah tiga jam terguncang-guncang di jalan dengan semburan debu mengganggu pernapasan.

Mamak Nyiam (62), pemilik warung kelontong yang kami singgahi, ternyata adik kandung Panglima Nayau yang kami cari.

Panglima Nayau dan Panglima Abio adalah dua dari lima panglima perang Dayak yang pernah berjasa kepada Republik Indonesia (RI) pada kurun 1965-1972, saat berkonfrontasi dengan Malaysia dan saat Indonesia menghadapi Parako (Partai Komunis China di perbatasan Serawak). Nayau bertugas di front sekitar Balai Karangan, sedangkan Abio bertugas di sekitar Entikong sampai Suruh Tembawang.

Bersama tiga rekannya yang lain—dan semuanya orang Dayak—kelimanya memperoleh gelar kehormatan Panglima Perang Dayak dari pemerintah dan masyarakat Kalbar. Kelimanya dihormati dan disegani karena jasa-jasa mereka. Tiga panglima yang lain adalah Panglima Bugun yang bertanggung jawab di daerah Sekayam Hulu, Panglima Burung (Meliau, Sanggau), serta Panglima Langgan (Sekadau).

Wanita tua itu menunjukkan rumah papan sederhana milik keluarga Nayau di seberang rumahnya. Rumah papan sederhana itu berukuran sekitar 5 meter x 10 meter, berderet dengan rumah tetangga lain, dan di depannya tumbuh pohon rambutan. Seperti warga lainnya, keluarga Nayau terpaksa mandi di sungai berlumpur dan bercampur zat merkuri di seberang jalan karena sejak sekitar lima tahun terakhir, daerah itu mengalami kelangkaan air bersih. Air minum harus digali dari tanah dengan kedalaman 15-20 meter dan kondisinya kotor. Sementara untuk mandi, mereka terpaksa ke sungai yang sudah tercemar merkuri karena penambangan emas di mana-mana.

Sebagai veteran, Nayau rupanya tak lagi mendapat pensiun—sebagaimana nasib Panglima Abio di Dusun Punti Tapou, Desa Nekan, Kecamatan Entikong.

Namun, sebagai ”pahlawan”, sebagai teladan yang sejak muda mengobarkan nasionalisme, keadaan mereka pahit dalam kenyataan hidup. Jalan di Desa Abio hanya bisa ditempuh dengan ojek setelah turun-naik gunung terjal, melewati jembatan yang hampir runtuh, dan di sanalah kampung tanpa listrik dengan babi, anjing, dan ayam yang berkeliaran di jalan-jalan. Ia masih hidup dengan prasarana desa yang jauh di bawah standar. Namun, bekas Kepala Desa Punti Tapou—saat ia muda—itu tak mengeluh untuk dirinya sendiri. ”Buat apa meminta. Rasanya Ema (Kakek) malu,” katanya.

Kalau untuk orang kampung, ia memang titip agar desa yang jaraknya 5 kilometer dari Kecamatan Entikong itu segera diberi aliran listrik. ”Sudah merdeka 64 tahun kita nii. Malaysia yang dulu hutan, di ujung situ pun sudah ada hospital bagus,” kata Panglima Abio. Ia mengenang perang konfrontasi dan perang Parako ”perang yang menyenangkan”. ”Tak ada perasaan takut mati karena kami gembira mencari musuh,” kata Abio yang hanya bisa bersekolah sampai kelas II sekolah dasar. Di rumahnya yang dindingnya terbuat dari campuran batang kayu, tempelan papan, serta anyaman bambu, lima dari enam anaknya tinggal di situ, bersama dua cucu. Dari enam anaknya, cuma si bungsu Erwin yang lulus SMA.

Abio dan Nayau, karena ketidakmampuan ekonomi mereka, hingga kini masih tinggal di tanah dusun kelahiran mereka. Uang pensiun dan jatah beras tak lagi mereka terima, kecuali pangkat Pembantu Letnan Dua (Pelda) tituler karena jasanya. Padahal, mereka pernah terbang kian kemari Jakarta-Pontianak, atau kota-kota lain di Indonesia dengan pesawat terbang di masa lalu.

Rumah Panglima Nayau di Lubuk Sabuk jaraknya sekitar 160 kilometer (km) dari ibu kota Kabupaten Sanggau. Sekadar informasi, jarak Sanggau-Pontianak lewat Ambawang jaraknya sekitar 267 km,

40 km di antaranya jalan rusak parah dan gelap gulita pada malam hari.

Saat ngobrol di toko kelontong Mak Nyiam, diam-diam kami mencatat rak toko itu penuh dengan barang produksi Malaysia. Elpiji dalam tabung warna hijau-coklat ukuran 15 kilogram, air mineral, gula pasir, sepatu bot karet, berjenis minuman kaleng, sampai bir. Bahkan, helm motor buatan Malaysia dijualnya.

Rombongan penambang emas dan intan muncul dari gang dan semak di menjelang senja, dari dusun-dusun di Melenggang. Pakaian dan tubuh mereka lusuh dan basah karena lumpur sungai, tetapi wajah berbedak debu jalanan.

Suasana nyaris sama ditemukan di pegunungan Punti Tapou, desa Panglima Abio. Orang-orang desa mencari nafkah ke sungai atau membakar hutan dengan hati ringan untuk bercocok tanam. Perikehidupan subsistem yang tak beranjak, dan sebenarnya pilihan yang sangat pahit.

KOMPAS

Upacara Tradisi Terbang Solo Sekbang Angkatan 80

Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Hari Muljono saat menyiram air bunga kepada salah seorang perwakilan siswa sekbang angkatan-80 yang telah berhasil melaksanakan terbang solo.,Rabu (12/8).

13 Agustus 2009, Yogyakarta -- Bertempat di Appron Delta Lanud Adi Soemarmo, Solo, Komandan Lanud Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI R. Hari Muljono memimpin Upacara Tradisi Terbang Solo Pertama dan Terakhir bagi para siswa Sekbang angkatan- 80 . Upacara Tradisi Terbang Solo Pertama dan Terakhir ini menandai berakhirnya latihan terbang latih dasar dengan pesawat Latih AS 202- Bravo, yang selanjutnya akan melaksanakan latihan terbang latih lanjut.

Komandan Lanud Adisutjipto dalam sambutannya mengatakan bahwa penerbang militer adalah identik dengan penerbang tempur. Dan untuk membentuk calon penerbang militer yang memiliki kualifikasi handal, memerlukan pendidikan dengan waktu yang panjang dan beresiko tinggi. Agar program tersebut dapat berjalan lancar dan aman, diperlukan suatu proses yang konsisten dan berlanjut, dengan tahapan-tahapan yang sistematis, ketat dan tanpa kompromi. Hal ini ditempuh karena bakat dan kemampuan terbang bagi setiap siswa, tidaklah sama. Sementara kemampuan terbang tidak bisa ditawar-tawar.

Lebih lanjut Dan Lanud Adisutjipto menegaskan toleransi sekecil apapun terhadap kekurangmampuan dari setiap siswa, mengandung resiko potensi yang membahayakan, tidak saja bagi diri calon penerbang itu sendiri, namun juga bagi orang lain dan alutsista yang digunakannya. Dengan kriteria demikian, secara jelas tersurat bahwa TNI AU, tidak akan mengambil resiko yang mungkin dapat terjadi akibat dari kekurang mampuan para siswa.

Sementara itu Komandan Skadik 101 Letkol PNB M Dadan Gunawan mengatakan prestasi terbang solo ini patut disyukuri dan dibanggakan oleh para siswa. “Namun para siswa jangan sampai lengah dan berpuas diri, karena proses pendidikan bina terbang selanjutnya masih sangat panjang dan lebih tinggi tingkat kesulitannya,” tandasnya seusai upacara.

Upacara Tradisi terbang solo pertama dan terakhir kali ini diikuti oleh 29 siswa penerbang. Mereka adalah para alumi Akademi TNI AU. Berhasil melaksanakan terbang solo pertama adalah Letda Lek Yusuf Atmagara , dan memperoleh predikat terbang solo terakhir adalah Letda Tek Indra Purwanto Prawira S.

Acara Tradisi dipimpin lansung oleh Dan Lanud Adisutjipto ditandai dengan pemotongan rambut, penyiraman air bunga, pembalutan kapas dan pemecahan telur di atas kepala perwakilan siswa.

Hadir dalam Upcara tradisi Terbang solo pertama dan terakhir tersebut, Komondan Lanud Adisoemarmo dan para pejabat, Komandan Wing Dik Terbang Lanud Adisutjipto, para Kadi dan Para Komandan Skadron serta para Undangan.

PENTAK LANUD ADISUTJIPTO

Pengamanan Pulau-pulau Terluar Perlu Ditingkatkan

Pos marinir di pulau terluar. (Foto: ANTARA)

13 Agustus 2009, Surabaya -- Operasi pengamanan pulau-pulau terluar perlu terus dilakukan. Sebab, pulau terluar tidak hanya rentan terhadap ancaman pendudukan angkatan bersenjata asing, tetapi juga bisa menjadi tempat persembunyian teroris maupun pelaku pencurian ikan.

”Ancaman tidak selalu berupa ancaman fisik dari angkatan bersenjata asing. Tetapi, ketika tidak dimanfaatkan, pulau-pulau terluar itu bisa digunakan orang- orang yang tidak bertanggung jawab kendati sampai sekarang hal itu belum terjadi,” kata Komandan Pasukan Marinir I Brigjen (Mar) I Wayan Mendra seusai memimpin serah terima Komandan Batalyon Intai Amfibi Pasmar I dari Letkol (Mar) Nur Azis kepada Mayor (Mar) Feriyanto Marpaung, Rabu (12/8) di Surabaya., Jawa Timur.

Berdasarkan kajian Korps Marinir, ada 92 pulau strategis terluar yang harus dijaga di seluruh Nusantara. Dari 92 pulau itu, 15 di antaranya berpotensi konflik dengan negara tetangga karena batas negara masih dibahas bersama. ”Pulau itulah yang prioritas diamankan. Dari 15 pulau tersebut, ada satu-dua yang pengamanannya bisa dicakup dari satu tempat secara bersamaan,” ujar Mendra.

Ia menambahkan, di wilayah Indonesia timur terdapat empat pulau terluar yang harus dijaga. Keempat pulau tersebut adalah Pulau Fani, Bras, Fanildo, dan Dana. ”Untuk pengamanan keempat pulau tersebut, pasukan diterjunkan lebih dari 150 personel. Mereka dirotasi setiap enam bulan. Tujuan rotasi, menghindari depresi prajurit,” kata Mendra lagi.

Pengamanan pulau terluar, menurut Mendra, merupakan mandat dari seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, pelaksanaan pengamanan itu tidak akan ada hentinya. ”Operasi dilaksanakan sepanjang tahun untuk menjaga kedaulatan Indonesia,” katanya.

Instruksi

Sejumlah anggota TNI AL melakukan pemantauan lokasi penyelaman massal di pantai Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (13/8). Sebanyak 2497 penyelam telah mendaftarkan diri untuk ambil bagian dalam penyelaman rekor dunia selam dan upacara kemerdekaan RI bawah air. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/nz/09)

Masih terkait ancaman terorisme, di Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Bupati Ende Don Bosco M Wangge kemarin menginstruksikan seluruh camat di kabupaten itu meningkatkan pengawasan, terutama menjelang Sail Indonesia 2009 yang dijadwalkan pada 5 September.

”Pada prinsipnya, kami tetap siaga. Sebab, terorisme itu bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Apalagi, menjelang Sail Indonesia yang pesertanya ratusan orang dari luar negeri. Ini rawan. Sebab, informasi dari media, sasaran terorisme itu orang Amerika Serikat dan secara umum bule (warga negara asing). Padahal, bule-bule nanti yang datang ke Ende kan bukan saja orang Amerika,” kata Don.

Sail Indonesia 2009 berlangsung Agustus-September dengan tiga daerah tujuan di Nusa Tenggara Timur: Ende, Nagekeo, dan Labuan Bajo. Sekitar 300 peserta bertolak dari Australia awal Agustus 2009 menuju Saumlaki, Ambon, Manado, Wakatobi, lalu ke Ende.

KOMPAS

Pasukan Yonkav 8 Uji Siap Tempur di Grati

Pasukan Yonkav 8 Divisi Infantri 2 Kostrad, Beji melakukan manuver saat latihan di Puslatpur TNI AL Grati, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (13/8). Pasukan Yonkav 8 Divisi Infantri 2 Kostrad, Beji melakukan uji siap tempur selama 4 hari dengan menggunakan tank Scorpion, dan Stormer. (Foto: ANTARA/Musyawir/Koz/nz/09)

13 Agustus 2009, Pasuruan - Pasukan Batalion Kavaleri 8 Devisi Infanteri 2 Koastrad, Beji melakukan uji siap tempur tingkat peleton di Puslatpur TNI AL Grati, Pasuruan, Kamis.

Komandan Yonkav 8/Tank Beji, Letkol Kav. M. Zamroni menjelaskan, uji siap tempur tingkat peleton pasukan Yonkav 8 Devisi Infanteri 2 Kostrad, Beji digelar selama empat hari.

Selama latihan, pasukan yang menggunakan tank Scorpion dan Stormer sebanyak 13 unit itu melakukan manuver-manuver lapangan. Terakhir, mereka melakukan penyerbuan dengan menghancurkan "markas musuh" yang posisinya berada di pesisir pantai Wates, Lekok.

Zamroni menambahkan, selama para pasukan melaksanakan uji siap tempur di Puslatpur dan wilayah Grati, juga melakukan bakti sosial kepada mayarakat sekitar latihan.

Latihan uji siap tempur tingkat peleton itu, kata dia, merupakan kegiatan rutin bagi para prajurit. Bahkan, alutsista yang digunakan termasuk yang mutahkir yang dimiliki Yonkav 8/Tank, Beji, yakni tank Scorpion dan Stormer.

ANTARA JATIM

TNI AD Indonesia-Singapura Lomba Tembak Bersama

Sejumlah petinggi militer angkatan darat Indonesia dan Singapura membidik menggunakan pistol saat dilaksanakan Novelty Shoot atau lomba menembak antar petinggi militer AD kedua negara dalam rangka Army Interaction Games IV/2009 di lapangan tembak komplek Akmil, Magelang, Jateng, Kamis (13/8). Kegiatan tersebut untuk mengakrabkan antar petinggi militer dan meningkatkan kerjasama kedua negara di bidang pendidikan militer, latihan militer dan bidang intelejen. (Foto: ANTARA/Anis Efizudin/ss/pd/09)

13 Agustus 2009, Magelang -- Sejumlah petinggi TNI Angkatan Darat (AD) Indonesia bersama TNI AD Singapura melakukan lomba menembak di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Kamis.


Hadir dalam perlombaan itu antara lain Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo dan Kasad Singapura Mayor Jenderal Veo Kian Hong.

Agustadi mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin tiap tahun yang diselenggarakan TNI AD Indonesia dan Singapura.

Ia mengatakan, TNI AD telah melakukan kerja sama dengan Singapura sejak lama dalam bentuk pendidikan militer, latihan militer, dan bidang intelijen.

Sejumlah petinggi militer angkatan darat Singapura memilih pistol. (Foto: ANTARA/Anis Efizudin/ss/pd/09)

"Hari ini kita melakukan kegiatan bersama dalam bentuk olahraga menembak dan besok pagi golf. Kegiatan ini untuk lebih mengakrabkan antara TNI AD Indonesia dan Singapura," katanya.

Ia mengatakan kegiatan seperti ini juga dilakukan dengan sejumlah negara lainnya terutama di tingkat Asean.

"Kami juga melakukan kegiatan yang sama antara lain dengan Malaysia, Filipina, dan Brunai. Untuk di luar Asean akan mencoba kerja sama dengan Australia," katanya.

Kadispenad Brigjen Cristian Zebua mengatakan, Akmil dipilih untuk menyelenggarakan kegiatan ini karena tempat ini mempunyai nilai tersendiri bagi TNI AD.

"Akmil merupakan tempat yang melahirkan perwira-perwira AD dan di sini fasilitasnya memadai," katanya.

ANTARA JATENG

TNI Sangat Profesional

TNI Konga XXIII-C/UNIFIL tidak hanya menjalankan tugas menjaga dan mengamankan daerah operasinya dari gangguan keamanan. Tapi mereka juga aktif berkontribusi pada tugas-tugas kemanusian, salah satunya kursus montir kepada anak-anak Libanon. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)

13 Agustus 2009, Jakarta -- Dalam melaksanakan dan menyelesaikan setiap tugas-tugasnya pada misi perdamaian di Lebanon, Tentara Nasional Indonesia sangat profesional, bekerja dengan penuh semangat, penuh dengan senyum, tidak pernah marah dan tidak pernah dongkol. Demikian sepenggal kata sambutan yang disampaikan oleh Wakil Komandan Force Headquarter Support Unit (FHQSU) UNFIL HQ - Letkol Porcelio berkewarganegaraan Italy, dalam upacara pelepasan dan penyambutan Wakil Komandan FHQSU, Rabu (12/8) di Sudirman Camp-Lebanon.

Dengan perasaan yang penuh keharuan, Letkol Porcelio yang akan digantikan oleh Letkol Colosimo mengucapkan banyak terima kasih dan sangat senang sekali bertemu banyak teman dari Indonesia dan tidak akan melupakan selamanya.

Sementara itu, Komandan Satgas FHQSU TNI Kontingen Garuda XXVI-A - Kolonel Mar Saud Tambatua dalam sambutannya mengatakan FHQSU telah bekerja sama lebih dari enam bulan bersama Letkol Porcelio dengan banyak kenangan dan banyak tantangan. Sebagai manusia mungkin kita berat melepas kepergian Letkol Porcelio, tapi sebagai prajurit kita harus siap melaksanakan tugas kapanpun juga dan dimanapun juga. Dansatgas juga mengucapkan selamat jalan dan salam hangat kami untuk keluarga di rumah.

Dansatgas juga mengucapkan selamat datang kepada Letkol Colosimo dan berharap dengan sisa waktu yang ada ini kita dapat bekerja sama menuntaskan misi kita secara bersama. “Dalam misi ini kita adalah satu hingga jangan ada keraguan dan kami semua siap mendukung dan siap bekerja sama untuk kesuksesan misi perdamaian di Libanon.” tegas Dansatgas Konga XXVI-A.

PUSPEN TNI

Polandia Tertarik Beli UAV Israel

Pesawat nirawak Hermes buatan Elbit Israel. (Foto: israeli-weapons.com)

13 Agustus 2009 -- Polandia sedang mempertimbangkan membeli pesawat nirawak (UAV) dari Israel ujar Menteri Pertahanan Polandia Bogdan Klich, Rabu (12/8).

Menhan Polandia dilaporkan telah berkunjung ke tiga pabrik pembuat senjata di Israel belum lama ini. Ketiga pabrik tersebut memproduksi pesawat nirawak dengan kualiatas terbaik.

Polandia akan membeli pesawat nirawak dengan jarak jelajah dekat hingga menenggah.

Polandia menempatkan 2000 prajurit di Afghanistan dalam operasi memerangi pejuang Taliban dibawah komando NATO, sekitar 64,500 prajurit dari lebih dari 40 negara bergabung dalam operasi ini.

Pada 10 Agustus, seorang prajurit Polandia dan empat prajurit lainya terluka dalam suatu insiden di provinsi Ghazni, Afghanistan. Insiden ini merupakan yang kesepuluh kalinya menimpa prajurit Polandia sejak 2002.



Kendaraan dan ruang kendali Hermes. (Foto: israeli-weapons.com)

Pesawat nirawak yang dipersenjatai rudal mematikan dan dikontrol oleh seorang pilot dengan joystick dari pangkalan Amerika Serikat ataupun di suatu tempat, telah menjadi senjata pilihan Angkatan Bersenjata AS dalam perang melawan pejuang Taliban di Afghanistan.

Pesawat nirawak buatan Israel telah digunakan oleh AB Spanyol, Georgia, India, Singapura, bea cukai dan penjaga perbatasan AS. Rusia telah menandatanggani kontrak pembelian sejumlah pesawat nirawak buatan Israel, setelah melihat kehebatan kinerjanya dalam konflik di Georgia. Brazil sedang mengevaluasi kinerja pesawat nirawak Israel serta Indonesia dikabarkan akan segera menerima pesawat nirawak buatan Israel.

AFP/@beritahankam

AS Tawarkan 34 Hercules

Lockheed C-130 Hercules USAF. (Foto: USAF/Staff Sgt. Tony R. Tolley)

13 Agustus 2009, Jakarta -- Amerika Serikat (AS) menawarkan 34 pesawat angkut C-130 Hercules tipe E untuk dibeli pemerintah Indonesia. Departemen Pertahanan telah meminta TNI Angkatan Udara untuk mengkaji penawaran tersebut.

"Minggu depan tim perencanaan mulai bekerja," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Bambang Soelistyo di Jakarta, Rabu (12/8).

Dia mengatakan, pesawat-pesawat tersebut sudah tidak lagi digunakan AS. Jika sepakat dibeli, AS akan melakukan perbaikan dan modifikasi terlebih dahulu. Satu pesawat dibanderol U$40 juta (sekitar Rp400 miliar). Sebagai perbandingan, satu pesawat terbaru Hercules tipe J harganya mencapai U$90 juta atau hampir Rp1 triliun.

Bambang mengatakan, dengan keterbatasan anggaran pertahanan, diperkirakan hanya enam pesawat yang akan diambil. "Tapi semua masih dikaji dahulu," katanya.

Dephan dan TNI menempatkan prioritas pembelian dan pemeliharaan pesawat angkut untuk lima hingga sepuluh tahun mendatang. Alasannya, pesawat angkut memiliki dua fungsi baik militer maupun nonmiliter. "Armada angkut juga efektif membantu penanganan bencana," kata Bambang.

JURNAL NASIONAL

Gadget untuk Membekuk 'Noordin M Top'


12 Agustus 2009 -- Akhirnya hari ini Kapolri mengumumkan identitas asli orang yang diduga sebagai Noordin M Top, Sabtu pekan lalu.

Kini jelas sudah, ternyata jenazah yang bersembunyi di dalam rumah di Temanggung Jawa Tengah, itu ternyata bukan Noordin M Top, melainkan Ibrohim.

Polisi butuh waktu lebih dari 17 jam, 600 anggota tim antiteror Detasemen Khusus 88, ratusan peluru yang dimuntahkan, serta tak kurang dari lima bom berdaya ledak rendah untuk melumpuhkannya. Tapi ternyata, Ibrohim tewas akibat satu luka di bagian punggung, yang itupun merupakan peluru pantulan.

Memang perlu kehati-hatian untuk membekuk Noordin yang dicurigai selalu melilitkan rompi berbahan peledak di tubuhnya. Namun, andaikan saja polisi menggunakan teknologi through-the-wall surveillance (TWS), mungkin polisi tak perlu melalui drama 'mencekam' selama 17 jam untuk membekuk Ibrohim di dalam rumah.

Sesuai dengan artinya - alat mata-mata tembus dinding, teknologi TWS mampu mengetahui lokasi dan gerak-gerik seseorang yang berada di balik dinding rumah, baik dinding kayu, bata maupun beton.

Dengan teknologi ini, tentara atau penegak hukum bisa mengetahui secara visual (dua dimensi maupun tiga dimensi): berapa orang yang sedang berada di dalam rumah, aktivitas apa yang sedang dilakukan, apakah bergerak atau diam.

Maka, alat ini sangat cocok untuk kegiatan penyelamatan penyanderaan oleh teroris, atau penyergapan seperti kasus Temanggung, karena dapat membantu polisi memperkecil resiko saat aksi dilakukan.

Dari jurnal yang dirilis oleh National Institute of Justice, badan riset di Departemen Kehakiman Amerika Serikat, TWS sebenarnya sudah mulai ada sejak lebih dari 10 tahun lalu.

Badan riset departemen pertahanan AS, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) telah menggunakan sebuah perangkat portabel bernama Radar Scope Device di perang Irak.

Perangkat RadarScope



Perangkat sebesar telepon dan berbobot 0,6 kg itu mampu mendeteksi obyek manusia yang berada di balik dinding beton selebar 30 cm, hingga jangkauan 15 meter. Belakangan, gadget yang ditenagai oleh dua baterai AA itu diproyeksikan untuk digunakan pasukan SWAT serta penegak hukum di negeri Abang Sam.

Kemudian DARPA juga membuat perangkat SoldierVision, yang mampu menyediakan gambar dua dimensi yang menunjukkan obyek yang berada di balik dinding beton dengan jarak jangkauan yang lebih besar, yakni 18 meter.

Sayangnya, ia tidak memenuhi standar yang ditentukan oleh badan sertifikasi AS FCC. Oleh karenanya dibuat perangkat RadarVision2 yang memenuhi standar ini. Hanya saja, RadarVision2 cuma bisa mendeteksi obyek yang jauhnya setengah dari jangkauan SoldierVision, yakni cuma 9 meter. Harganya sekitar US$ 20.000 atau sekitar Rp 200 juta.

Perangkat RadarVision2



Yang paling mutakhir, adalah perangkat besutan Camero, yang bernama Xaver 800. Perangkat sebesar laptop itu mampu menghasilkan citra 3 dimensi dari obyek yang dipindai di balik dinding dalam jangkauan hingga 20 meter. Ia juga bisa dioperasikan dari jarak jauh, atau dibawa oleh robot sehingga pengamat perangkat ini akan tetap terlindung dari bahaya.

Tak hanya mampu mendeteksi lokasi obyek di balik dinding, ia juga mampu mengenali bentuk ruangan di balik dinding, tinggi maupun pergerakan obyek yang diamati. Perangkat ini mendeteksi obyek dari balik dinding dengan menggunakan sinyal ultra wide band (UWB).

Xaver800 mampu menampilkan obyek di balik dindingGambar 3D yang ditampilkan Xaver800

Berdasarkan pantulan sinyal yang ia terima, ia merekonstruksikan representasi 3 dimensinya ke dalam gambar visual. Namun, alat ini juga punya kelemahan.

Ia hanya mampu menampilkan gambar berresolusi rendah, tidak seperti gambar video. Tiap piksel pada teknologi TWS, tidak bisa menampilkan gambar obyek asli secara akurat.

Maka, akan sangat sulit membedakan, apakah obyek di balik dinding sedang menggenggam ponsel atau pistol. Ia juga tak mampu menembus dan mendeteksi obyek yang berada di balik dinding berlapis metal. Selain itu, ia juga

Walaupun demikian, mungkin dengan alat ini, Ibrohim bisa dilumpuhkan lebih cepat dari 17 jam, atau bahkan mungkin bisa dibekuk tanpa perlu membunuhnya, sehingga banyak keterangan penting yang bisa dikorek darinya.

VIVA News