Tuesday, August 11, 2009

Dephan Usahakan 2 Kapal Selam Pada 2-3 Tahun Mendatang


11 Agustus 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Senin (10/8), menghadiri dan berbicara pada peluncuran buku “ 50 Tahun Pengabdian kapal selam Hiu Kencana 1959-2009”, di Wisma Elang Laut TNI AL, Jakarta. Peluncuran buku ini memperingati dibentuknya satuan kapal selam Hiu Kencana TNI AL pada 12 September 2009. Dalam sambutannya Menhan Juwono menjelaskan, pada tahun 1959 Pemerintah Indonesia membeli 12 kapal selam dalam rangka merebut Irian Barat, pada saat itu anggaran pertahanan sebesar sekitar 40% dari anggaran belanja pemerintah.

Menhan melanjutkan, saat ini, anggaran pertahanan berjumlah kurang dari 5 % dari anggaran belanja pemerintah. Hal ini memperlihatkan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan menghadapi masalah pada prioritas pembangunannya. Meskipun demikian, yang paling diusahakan oleh Dephan saat ini adalah pengiriman/delivery dua kapal selam pada kurun waktu dua sampai tiga tahun mendatang.

Dijelaskan oleh Menhan Juwono, dalam sidang kabinet yang lalu Presiden menjelaskan bahwa tema anggaran untuk lima tahun mendatang tahun 2009-2014 adalah tetap mensejahterakan masyarakat dan menjaga nadi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu Menhan Juwono kepada Panglima TNI dan Para Kepala Staf selama empat tahun ini memberi penjelasan untuk terus bersabar dalam upaya pengadaan alutsista canggih sampai kesejahteraan yang diprioritaskan tercapai dan perekonomian Indonesia stabil.

Saat ini menurut Menhan, dalam anggaran pertahanan yang terbatas, perlu dicapai keseimbangan antara alat pukul dan alat angkut TNI serta satuan-satuan pendukung lainnya. Kapal selam sebagai alat pukul dalam strategi pertahanan bagi negara kepulauan terbesar di dunia ini adalah hal yang penting.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edi Purdijatno yang hadir pada peluncuran buku ini mengatakan kapal selam merupakan senjata strategis bagi semua negara yang kehadirannya mempunyai dampak politis dan mempunyai nilai detterence yang sangat tinggi. Prajurit TNI AL yang bertugas di kapal selam merupakan prajurit terpilih yang senantiasa menggelorakan pengabdian bermoto “Tabah Sampai Akhir”. Hiu Kencana merupakan lambang yang disematkan di dada para prajurit terpilih ini yang juga dijuluki The Silent Warrior. Sesuai dengan julukannya, pelibatan unsur kapal selam dalam berbagai peristiwa bersejarah di Indonesia tidak pernah terpublikasikan. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat para awak kapal selam.

Buku 50 tahun pengabdian Hiu Kencana ini sebagai karya tulis menjadi monumental bagi bangsa Indonesia khususnya bagi TNI AL karena seluruh bangsa dapat menelusuri kiprah armada kapal selam TNI AL. Buku ini juga menjadi bukti sejarah bahwa Bangsa Indonesia pernah memiliki armada kapal selam yang disegani di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Ketua Panitia, Laksamana Madya TNI (Purn) Imam Zaki, buku 50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana 1959-2009 ini ditulis oleh 11 orang purnawirawan yang pernah bertugas di kapal selam TNI AL berisi pengalaman-pengalaman penugasan kapal selam selama 50 tahun ini. Peluncuran buku ini juga diharapkan mampu menjadi penyemangat dan pengingat atas kejayaan satuan kapal selam Hiu Kencana pada masanya. Peluncuran buku ini dihadiri oleh Mantan Panglima TNI Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Kasum TNI dan para purnawirawan TNI AL yang pernah berdinas di kesatuan Kapal Selam.

DMC

No comments:

Post a Comment