Wednesday, March 10, 2010

F-16 Versi Awal AU AS Dijadikan Drone Gantikan F-4


10 Maret 2010 -- Angkatan Udara Amerika Serikat mulai mengganti drone sasaran QF-4 dengan QF-16 diumumkan perusahaan dirgantara raksasa Boeing, Selasa (9/3).

Drone dari pesawat F-4 airframenya telah menua setelah digunakan dalam waktu lama.
Boeing memperoleh kontrak senilai 69 juta dolar mengubah F-16 tua yang disimpan di Pangkalan Udara Davis Monthan, Arizona menjadi target terbang.

Pengerjaan disain dilakukan di fasilitas Boeing di St. Louis sedangkan produksi dikerjakan di Jacksonville, Florida.

Defensenews/@beritahankam

Pembaretan Siswa Pendidikan Komando TNI AL

09 Maret 2010, Pasuruan -- Danpasmar-1, Brigjen (Mar) TNI I Wayan Mendra (tengah mengepalkan tangan) dipanggul para siswa usai melakukan pembaretan terhadap Siswa Pendidikan Komando AL angkatan 137 di pantai Pasir Panjang Puslatpur TNI AL Grati, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (9/3) malam. Sebanyak 98 Siswa Pendidikan Komando AL Angkatan 137 yang terdiri atas 38 Kadet AAL tahun kedua, dan 90 siswa Dikmata Marinir melaksanakan pembaretan di pantai Pasir Panjang Puslatpur Grati. (Foto: ANTARA/Musyawir/mes/10)

Para Siswa Pendidikan Komando AL angatan 137 melakukan 'Ritual Pembaretan' di pantai Pasir Panjang Puslatpur TNI AL Grati, Pasuruan, Jawa Timur. (Foto: ANTARA/Musyawir/mes/10)

Polda Riau Kerahkan Densus 88 di Perbatasan

Aparat Kepolisian Polda Aceh menyisir kawasan pegunungan untuk memburu kelompok teroris di desa Teladan Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (9/3). Dalam penyisiran tersebut aparat kepolisian menemukan satu tas ransel yang berisi pakaian, jas hujan, air mineral, kain surban dan satu Al-Quran kecil di desa Teladan yang diduga milik kelompok radikal itu. (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra/ss/ama/10)

10 Maret 2010, Pekanbaru -- Kepolisian Daerah (Polda) Riau menurunkan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror ke wilayah perbatasan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya pelarian teroris dari Aceh ke provinsi itu.

"Kami telah menurunkan Densus 88 untuk mengawasi wilayah perbatasan Riau dan mengantisipasi berbagai kemungkinan terkait pengungkapan teroris di Aceh," ujar Kabid Humas Polda Riau AKBP Zulkifli di Pekanbaru, Rabu (10/3/2010).

Menurut dia, tim dari kepolisian yang dikhususkan memburu para teroris itu telah diterjunkan ke wilayah perbatasan Riau sejak sepekan yang lalu. Polda Riau juga meningkatkan patroli keamanan laut yang berkoordinasi dengan pihak terkait di wilayah perairan Selat Malaka sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia.

Jajaran Polres yang berada di bawah Polda Riau juga dinstruksikan meningkatkan patroli rutin di wilayah darat dan tanggap dengan informasi dari warga setempat jika ada aktivitas mencurigakan. "Berbagai langkah antisipasi itu telah kita lakukan dan kami megimbau warga untuk berpartisipasi aktif jika ada aktivitas para pendatang yang mencurigakan di sekitar tempat tinggal mereka," ujarnya.

Hingga kini tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri terus melakukan pengejaran terhadap sedikitnya 30 orang yang diduga teribat dalam gerakan terorisme di Nangroe Aceh Darussalam. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa aktivitas terorisme yang terjadi di Bumi Serambi Mekah itu bukan berasal dari unsur Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

KOMPAS.com

Den Bravo Akan Latma Dengan Malaysia

Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Supiadin AS bersama rombongan saat melakukan pemeriksaan Alsus yang dipergunakan Den Baravo Paskhas 90 . (Foto: Pentak Lanud Halim. P)

10 Maret 2010, Jakarta -- Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Supiadin AS melakukan peninjauan kesiapan Detasemen Bravo Paskhas 90 di Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (9/30), Kedatangan Asisten Operasi Panglima TNI dan rombongan disambut Komandan Korp Paskhas Marsekal Pertama TNI Hary Budiono dan Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Bagus Puruhito.

Sebelum memberikan pengarahan Asops Panglima TNI menyaksikan demo dari Den Bravo Paskhas 90 saat melakukan simulasi pembebasan para sandera dari pesawat Fokker 28 yang sedang di bajak, dilanjutkan melakukan pemeriksaan kendaraan tempur dan Alat komunikasi serta memeriksa pasukan dari Den Bravo Paskhas 90.

Dalam pengarahanya Asops Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Supiadin AS menekankan kepada pasukan Den Bravo Paskhas 90 yang tidak lama lagi akan mengikuti latihan Dasarsa Malindo di Malaysia. Prajurit harus siap kapan saja untuk mejalankan tugas yang diembankan dan harus tanggap, tanggon dan trengginas serta dengan tujuan utama yaitu keberhasilan dalam setiap melaksanakan tugas dengan tuntas.

PENTAK LANUD HALIM P.

Kosekhanudnas I Siap Amankan Obama


10 Maret 2010 -- Dalam rangka mempersiapkan kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Kosekhanudnas I sebagai pelaksana Operasi Pertahanan Udara Nasional menerima kunjungan Atase Pertahanan Amerika Serikat di Makosekhanudnas I, Selasa (9/3).

Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk melihat langsung kesiapan pengamanan VVIP. Rombongan Athan AS diterima langsung oleh Pangkosekhanudnas I Marsekal Pertama TNI J.F.P Sitompul. Dalam penjelasannya mengatakan, dengan teknologi alutsista yang dimiliki, Kosekhanudnas I beserta jajaran dibawahnya siap dan mampu untuk melaksanakan Operasi Pengamanan VVIP selama kunjungan berlangsung nantinya.

Hadir dalam penerimaan kunjungan ini para Asisten Kosekhanudnas I dengan didampingi oleh Kepala Pusat Sektor Operasi Letkol Lek Rujito D. Asmoro. Kunjungan yang berlangsung singkat ini kemudian dilanjutkan dengan evaluasi persiapan oleh pejabat di lingkungan Kosekhanudnas I.

Pentak Kosekhanudnas I

Pemerintah Menaruh Perhatian Besar Terhadap Pengembangan Industri Pertahanan Dalam Negeri


09 Maret 2010, Jakarta -- Pada tahun 2010 ini pemerintah menaruh perhatian yang sangat besar terhadap pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Presiden melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2010 telah mengintruksikan kepada Kementerian Pertahanan dan pihak terkait untuk menyerahkan Rancangan Undang Undang (RUU) tentang Revitalisasi Industri Strategis Pertahanan dan Keamanan Nasional kepada Badan Legislasi Nasional (Balegnas).

Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin saat membuka Rapat Koordinasi tiga bulanan antara penentu kebijakan, produsen dan pengguna bidang Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) ke-10, Selasa (9/3) di kantor Ditjen Sarana Pertahanan (Ranahan) Kemhan, Jakarta.

Lebih lanjut Wamenhan mengatakan, dengan dikeluarkannya Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010, maka peran dari komponen utama industri pertahanan itu diperkuat oleh industri – industri pendukung dan industri – industri strategis lainnya. Amanat Inpres ini yang berkaitan dengan industri pertahanan dalam penyusun RUU tentang Revitalisasi Industri Strategis Pertahanan dan Keamanan Nasional.

Hal ini menurut Wamenhan merupakan suatu iklim yang segar bagi para produsen Alutsista bahkan industri strategis pertahanan dan keamanan nasional secara keseluruhan. Oleh karenanya, lebih lanjut Wamenhan mengharapkan semua pihak baik penentu kebijakan, produsen dan pengguna harus membenahi diri dalam rangka menghadapi berbagai tantangan.

Wamenhan menjelaskan yang perlu dilakukan antara lain melalui meningkatkan produktifitas produsen, membuat regulasi yang dapat memberikan suatu iklim yang segar didalam mendorong industri strategis dan juga memberikan sinyal kepada pengguna bahwa sepanjang negara bisa memproduksi dan memenuhi spektek yang diperlukan oleh TNI dan aparat pemerintah lainnya.

“Termasuk bagaimana nantinya kita membuat suatu regulasi untuk memberikan backup atau memberikan dorongan peran industri strategis ini didalam masuk kedalam pasar regional”, tambah Wamenhan

Jadi menurut Wamenhan, saat ini tidak lagi hanya berfikir tri matra tetapi selain harus berfikir bagaimana industri pertahanan memasok kebutuhan – kebutuhan TNI juga memasok kebutuhan aparat pemerintah lainnnya yang membutuhkan hasil produksi dari industri strategis atau industri pertahanan dalam negeri.

Diakhir sambutannya Wamenhan mengharapkan agar pada Rakor Alutsista kali ini hendaknya tidak hanya berbicara mengenai idealisme tetapi berbicara tentang konkrit produktif, sehingga tahun 2010 ini betul - betul seperti yang disampaikan oleh Presiden RI tahun 2010 ini merupakan era kebangkitan industri pertahanan dalam negeri melalui revitalisasi di segala bidang.

“Kita tidak hanya merevitalisasi produsen, tetapi kita juga harus merevitalisasi para penentu kebijakan dan para pengguna agar mempunyai pemahaman yang sama terhadap hal – hal yang berkaitan dengan industri strategis pertahanan ini”, tambahnya.

Menurut Wamenhan, apa yang dipikirkan oleh produsen juga merupakan suatu hal yang produktif, baik dari sisi kualitas, distribusi waktu dan kompetisi harga. Sementara itu, bagi para penentu atau perumus kebijakan tidak hanya berfikir bagaimana membuat regulasi, tetapi bagaimana regulasi itu efektif untuk dilaksanakan.

Rakor yang dilaksanakan secara rutin tiap tiga bulan ini dihadiri oleh tiga pemangku kepentingan yang berkaitan dengan Alutista yang diperlukan oleh Tentara Nasional Indonesia(TNI). Tiga pemangku kepentingan tersebut antara lain pihak penentu kebijakan, pihak produsen dan pihak pengguna. Pihak penentu kebijakan terdiri dari Kemeneterian Pertahanan, Kementerian Perindutrian, Kementerian Keuangan, Bappenas dan sejumlah instansi pemerintan terkait lainnya.

Sedangkan produsen tdalam hal ini adalah Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIN) yaitu PT Pindad, PT.PAL, PT DI, PT LEN, dan sejumlah industri pertahanan dalam negeri lainnya. Sementera itu pihak pengguna antara lain TNI dan Polri. Selain ketiga pihak pemangku kepentingan tersebut, hadir pula sejumlah perwakilan dari akademisi.

DMC

Rusia Akan Beli 1000 Ranpur Italia

IVECO M65 LMV. (Foto: Twardziel)

10 Maret 2010 -- Rusia berencana membeli 1000 kendaraan lapis baja dari Italia. Proses perundingan sedang berlangsung diberitakan kantor berita Italia ANSA, Selasa (9/3).

Militer Rusia telah mengujicoba kendaraan lapis baja ringan serbaguna IVECO M65 LMV dan mendapat peringkat positif.

Menurut pakar strategis Rusia Ruslan Pukhov, Tigr (Tiger) kendaraan sejenis telah diproduksi oleh Rusia.


IVECO M65 digunakan di Iraq, Afghanistan dan berbagai misi Italia di luar negeri, telah terbukti menyelamatkan nyawa prajurit.

Rusia membeli alutsista dari beberapa negara barat dalam usahanya memodernisasi angkatan bersenjatanya.

ANSA/@beritahankam

Anggaran Alutsista TNI Rp400 Triliun, Pembelian Kapal Selam Dalam Proses

Marinir membeli 18tank amphibi BMP-3 dari Rusia.

10 Maret 2010, Jakarta -- Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Laksamana Muda TNI Gunadi mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan dan pemeliharaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsita) hingga 15 tahun mendatang sekitar Rp 400 triliun. Selain itu, ke depan Kemenhan dan TNI akan memprioritaskan penggunaan alutsista produk dalam negeri. Namun, untuk saat ini beberapa alutsista masih yang berasal dari luar negeri.

"Untuk ke depan Kemenhan akan memaksimalkan penggunaan Alutsista produk dalam negeri," kata Laksamana Muda TNI Gunadi usai Rapat Koordinasi Kemenhan dengan BUMNIS di Kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa (9/3).

Menurut Gunadi, rapat koordinasi yang dihadiri seluruh BUMN Industri Pertahanan dan perwakilan dari Kementerian Keuangan, Bappenas, Kementerian Riset dan Teknologi, Kemeneg BUMN, Kementerian Perindustrian, unsur perguruan tinggi dan dan TNI itu dimaksudkan untuk mensinkronkan rencana kegiatan dalam rangka revitalisasi industri pertahanan.

Gunadi menjelaskan Kemenhan menetapkan tahun 2010 sebagai babak baru dari program pembuatan alutsista dari dalam negeri. Untuk saat ini, menurut Gunadi, Alutsista yang bisa diproduksi dari dalam negeri, antara lain, amunisi, payung, helm, senjata perseorangan dan senjata kelompok, kapal cepat, panser.

Dia mengatakan masing-masing Angkatan pada tahun 2010 memiliki program prioritas pengadaan alutsita. Untuk TNI Angkatan Darat, katanya, memprioritaskan pengadaan alutsista seperti helikopter angkut TNI AD, rudal, dan peluru kendali. Sedangkan Angkatan Laut diantaranya membutuhkan Perusak Kawat Rudal (PKR), kapal selam, dan tank marinir. "Untuk kapal selam sedang diproses, dan tank marinir mulai didatangkan dari Rusia," katanya.

Sementara itu, Angkatan Udara akan memprioritaskan pengadaan pesawat latih, pengganti pesawat tempur OV-10, pesawat tempur MK-53, dan hercules. Gunadi menyebutkan alutsista yang masih tergantung dari produk dari luar negeri antara lain, pesawat tempur, helikopter serbu, kapal selam, korpet, senjata berat, kanon, tank, sebagian peluri kendali, dan peluru kaliber besar.

Ketika ditanya negara mana yang menjadi tujuan pengadaan alutsista, menurut dia, di antaranya berasal dari Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Belanda, Prancis, Belgia, Polandia, China, dan Korea. Mengenai sumber pembiayaan pengadaan alutsista, menurut Gunadi, berasal dari anggaran rutin masing-masing Angkatan, anggaran pinjaman dalam negeri, dan kredit ekspor. Terkait penggunaan anggaran pengadaan alusista tersebut, Kemenhan tetap memperhatikan aspek pengadaan alutsista secara multiyears.

JURNAL NASIONAL

Latihan Menangkap Teroris Kapal Tanker

Sejumlah personel TNI dan Polri melakukan latihan gabungan terpadu penanggulangan teror di Markas Komando Brimob Mabes Polri, Depok, Jawa Barat, Selasa (9/3). Latihan gabungan terpadu antara TNI dan Polri itu digelar untuk menanggulangi teror serta meningkatkan profesionalisme dalam menghadapi setiap bentuk serangan teroris yang berpotensi mengganggu stabilitas nasional. (Foto: KOMPAS/Alif Ichwan)

10 Maret 2010, Jakarta -- Latihan menghadapi teroris dilakukan di perairan Teluk Jakarta, Selasa (9/3) pagi. Empat dari 10 teroris yang membajak kapal tanker tewas ditembak petugas keamanan.

Mereka tewas setelah baku tembak teroris dengan petugas pengaman pelabuhan yang terdiri dari Polres Pelabuhan, Kesatuan Pengaman Laut dan Pantai (KPLP) Administrasi Pelabuhan, serta Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut.

Selain menewaskan empat orang, petugas juga berhasil melukai dua lainnya dan empat orang lainnya dibekuk. Keberhasilan petugas segera disambut tepuk tangan para hadirin ruang VIP Terminal Pelabuhan Tanjung Priok. Hadirin menilai dari latihan itu terlihat petugas siap menghadapi teroris yang bisa setiap saat mengganggu keamanan Indonesia.

Peringatan

Latihan itu bukan sekadar unjuk kekuatan. Apalagi Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan Brigjen I Wayan Midhio membenarkan adanya instruksi dari Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro beberapa waktu lalu ke Markas Besar TNI agar meningkatkan patroli pengamanan Selat Malaka, berkoordinasi dengan dua negara pesisir lain, Malaysia dan Singapura. Patroli pengamanan itu terkait peringatan dari pihak intelijen Angkatan Laut Singapura soal kemungkinan peningkatan aktivitas teroris, terutama di kawasan Aceh.

Soal kemungkinan adanya keterkaitan erat antara keberadaan para teroris di Aceh dan kemungkinan serangan teroris di kawasan Selat Malaka, Wayan mengaku belum berani memastikan walau membenarkan hal seperti itu bisa saja terjadi.

”Biasanya sebelum menjalankan aksi teror yang lebih besar, teroris itu akan terlebih dahulu mengumpulkan dana untuk membiayai aksi mereka. Boleh jadi caranya dengan membajak atau merompak dan lain sebagainya. Nanti mungkin saja ketika dana telah terkumpul, mereka lalu melakukan kegiatan teror yang jauh lebih menghebohkan,” ujar Wayan.

Lebih lanjut Wayan memaparkan, informasi intelijen dari pihak Singapura menyebutkan soal adanya aktivitas teroris yang berencana membajak kapal tanker pengangkut minyak di kawasan Selat Malaka. Modus serupa terjadi di perairan Somalia, Afrika. Namun, tambahnya, informasi intelijen dari Singapura itu tidak menyebutkan secara rinci soal kelompok teroris mana yang bermain di Aceh.

Terluka

Latihan penanggulangan teroris juga digelar di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Hanya saja dalam latihan ini, seorang anggota Brimob mengalami kecelakaan. Tubuhnya meluncur tak terkendali saat turun dengan tali dari helikopter dalam latihan bersama dengan TNI AD di gedung BEI, Jakarta Selatan.

Tubuh Brigadir Satu Dedi Suhendar, anggota khusus pasukan Brimob Kelapa Dua Depok, tersebut langsung menghujam ke tanah lapangan.

Para anggota Brimob lain dan petugas kesehatan yang bersiap di tepi lapangan langsung mengangkat tubuh Dedi ke dalam ambulans lalu membawanya pergi untuk mendapat pertolongan.

Sampai Selasa sore, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jendral Edward Aritonang menyatakan belum mendapat laporan soal kecelakaan itu. Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Sulistyo Ishak hanya berucap pendek. ”Yang latihan tadi hanya dari Polri, kondisi anggota yang kecelakaan belum diketahui,” ujarnya.

Kecelakaan itu berawal saat sejumlah anggota Brimob Kelapa Dua latihan bersama menangani teroris dengan anggota TNI AD. Pada bagian pertama latihan, yakni penyerangan teroris di Hotel Borobudur, berjalan lancar. Akan tetapi, pada bagian latihan kedua yang menggambarkan upaya menangkal serangan teroris ke gedung BEI, kecelakaan terjadi.

Dalam skenario disebutkan, untuk menangkap teroris yang berada di gedung BEI, diturunkan pasukan Polri dan TNI lewat jalur udara. Maka meluncurlah helikopter mendekati lapangan yang dijadikan sasaran teroris. Dari ketinggian sekitar 50 meter, dua anggota, salah satu di antaranya Briptu Dedi dan seorang anggota TNI, meluncur turun dari helikopter dengan seutas tali.

Kedua latihan itu merupakan persiapan menuju latihan bersama anggota TNI untuk mengamankan kedatangan Presiden Barack Obama ke Jakarta akhir bulan ini. Latihan bersama akan digelar pada 11-13 Maret di Polda Metro Jaya.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Boy Rafli Amri menyatakan, pengamanan juga dilakukan dengan menggelar Operasi Aman Nusa VII tahun 2010. ”Operasi akan terus digelar hingga tiga hari setelah Obama meninggalkan Jakarta,” kata Boy.

KOMPAS

Pengadaan Kapal Korvet Diproses Pekan Depan


09 Maret 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan memperkirakan proses pengadaan korvet jenis perusak kawal rudal (PKR) akan masuk proses di Kemenhan pada minggu depan. Tiga negara sudah mendaftar untuk pembuatan kapal yang memiliki panjang 105 meter tersebut.

"Sudah ada tiga calon yang sudah mendaftar di TNI AL yang sedang diproses. Ada Belanda, selain itu Italia dan Rusia, yang sanggup kerjasama membuat korvet itu di PT PAL," kata Dirjen Sarana Pertahanan Kemenhan Laksda Gunadi di Jakarta, Selasa (9/3).

KSAL Laksamana Agus Suhartono sebelumnya mengatakan bahwa produksi PKR diharapkan bisa dilakukan pada tahun ini. Pembuatan PKR akan dilaksanakan secara kerjasama dengan negara lain sebagai bagian dari alih teknologi. Pemerintah sudah mengalokasikan sejumlah 700 juta dolar untuk pembuatan satu buah PKR.

Gunadi menegaskan tidak mungkin seluruh alutsista diproduksi di dalam negeri. Kendala teknologi menjadi salah satu hambatan bagi BUMNIS untuk memproduksi alutsista berteknologi canggih. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah akan semaksimal mungkin mendayagunakan kemampuan dalam negeri.

"Kita buat semaksimal mungkin diproduksi di dalam negeri, tapi tidak mungkin diadakan seluruhnya di dalam negeri. Misalnya, kita membuat pesawat tempur yang canggih dan hanya diperlukan dua skuadron, ga mungkin sendiri, pasti kerja sama dengan negara lain. Tapi, kita pastikan industri dalam negeri kebagian perkerjaannya atau kita sebut ToT," tandasnya.

MEDIA INDONESIA

RI Masih Minati F-16 dan Hercules dari AS

F-16 D Block 52 milik AU Chile. (Foto: DID)

09 Maret 2010, Jakarta -- Pemerintah RI masih meminati pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan pesawat angkut berat Hercules dari Amerika Serikat.

Dirjen Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Laksamana Muda TNI Gunadi mengatakan, kedua pesawat itu telah lama digunakan Indonesia dan efektif untuk mengemban berbagai misi baik misi militer (F-16 dan Hercules) maupun misi kemanusiaan (Hercules).

"Dengan dicabutnya embargo militer AS kepada Indonesia pada 2005, maka Indonesia mudah untuk mendapatkan suku cadang bagi kedua jenis pesawat itu melalui fasilitas FMS (Foriegn Military Sale), sehingga tingkat kesiapannya dapat kita pelihara terus, namun anggaran tidak selalu tersedia. Itu saja kendalanya," tutur Gunadi di Jakarta, Selasa (9/3).

Pemerintah AS sempat menawarkan Block 52 F-16 Fighting Falcon C/D multi role dan pesawat angkut berat 130-J Hercules, kepada Indonesia. Namun, hingga kini masih dipertimbangkan, mengingat harganya yang relatif mahal.

"Terlebih lagi, jika kita membeli F-16 varian terbaru, kita harus melakukan beberapa penyesuaian, agar kompatibel dengan tipe yang telah kita miliki. Biaya lebih mahal lagi," kata Gunadi.

Begitu pun dengan 130-J Hercules yang lebih canggih dibanding Hercules tipe B dan H yang yang telah dimiliki TNI Angkatan Udara. "Jadi, masih kita pertimbangkan terus, karena kedua pesawat itu, memang efektif sebagai daya tangkal bagi pertahanan kita," ujarnya.

nonblok

Keberadaan Teroris di Aceh untuk Siapkan Skenario Teror Besar Baru

Aparat Kepolisisan mengamati barang bukti berupa senjata dan peluru yang diduga milik kelompok teroris di kawasan Padang Tiji Kabupaten Pidie, Minggu (7/3). Selain menewaskan tiga personil Brimob dan satu teroris, aparat kepolisian juga mengamankan satu pucuk senjata M16, lima megazen 23 butir peluru M16 dan 31 peluru senjata AK-47. (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra/ss/ama/10)

09 Maret 2010, Jakarta -- Keberadaan dan aktivitas para teroris di Aceh Besar, Aceh, diyakini memang bisa menjadi bagian dari persiapan skenario serangan besar baru jaringan teroris internasional dengan sasaran kawasan perairan Selat Malaka. Jaringan itu bisa saja Jamaah Islamiyah dan Al Qaeda.

Walaupun demikian, Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Ansya’ad Mbai menambahkan, para teroris yang ada di sana boleh jadi saat ini masih belum mengerti arah skenario besar tersebut karena mereka hanya berperan mempersiapkan infrastruktur dan sarana pendukung rencana itu.

Hal itu disampaikan Ansya’ad, Selasa (9/3/2010), saat ditemui Kompas di ruangannya. Menurutnya, para teroris memang selalu punya pemikiran dan cara kerja yang jauh lebih maju dari orang kebanyakan dan aparat keamanan. Mereka selalu memiliki cara yang mengejutkan dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk menyerang target-target potensial mereka. Target mereka selalu berkembang dan tidak pernah statis.

“Selama ini kan dunia internasional khawatir, kawasan Selat Malaka bakal dijadikan sasaran berikutnya. Di sepanjang perairan ini ada banyak kapal, termasuk kapal bertonase besar (very large vessel) pengangkut minyak yang lalu lalang di sana. Skenario serangan yang mungkin, mereka bekerja sama dengan para perompak untuk membajak kapal-kapal tanker itu,” ujar Ansya’ad.


Anggota Brimob menelusuri lembah saat penyisiran di tengah hutan Desa Cot Seratus, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (9/3). Aparat Brimob terus memperluas penyisiran untuk memburu kelompok teroris yang diperkirakan masih tersisa sekitar 30 orang pasca kontak tembak di desa Lamkabeu, kecamatan Seulimum, Aceh Besar. (Foto: ANTARA/Ampelsa/ed/ama/10)

Setelah dibajak, ada dua kemungkinan pola serangan yang bisa dilakukan. Pertama, dengan membajak dan membawa kapal tanker pengangkut minyak tadi untuk ditabrakkan dan diledakkan ke pelabuhan-pelabuhan internasional macam Singapura. Adapun skenario kedua, kapal tanker diledakkan dan ditenggelamkan di titik tersempit perairan Selat Malaka.

Seperti diketahui, Selat Malaka adalah kawasan perairan tersibuk dan terpenting di dunia, dengan sedikitnya 38 persen dari total perdagangan dunia diangkut dengan kapal laut melalui perairan itu. Sejumlah negara berpengaruh, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan, menggantungkan pasokan energi mereka dari kawasan Timur Tengah, yang dibawa melewati kawasan Selat Malaka.

“Selain minyak, kapal-kapal pengangkut bahan kimia yang bisa dijadikan senjata pemusnah massal pun rawan mereka bajak. Sekali saja serangan berhasil, hal itu akan menciptakan kondisi kekacauan luar biasa di kawasan perairan itu yang bakal berdampak panjang. Bahkan, jalur itu bisa ditutup. Makanya, negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat telah memberi bantuan kapal patroli dan kapal cepat,” ujar Ansya’ad.

SURYA Online

Jamaran Sukses Tembakan Rudal Nour


10 Maret 2010 -- Sistem rudal permukaan ke permukaan Nour INS Jamaran sukses diuji coba di perairan Selatan Iran di Teluk Persia, Selasa siang (9/2) diberitakan kantor berita FARS.

Rudal berhasil mengenai sasaran dalam pengujian ini. INS Jamaran dipersenjatai rudal anti kapal permukaan dan rudal permukaan ke udara.





INS Jamaran diluncurkan Februari kemarin di suatu tempat di sebelah Selatan Iran yang dihadiri oleh para pejabat senior AL Iran dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Seyed Ali Khamenei.

Iran mengklasifikasikan INS Jamaran sebagai destroyer dengan bobot 1400 ton, dilengkapi dengan radar modern dan kemampuan peperangan elektronik.

FARS/@beritahankam

Latgab Gultor TNI dan Polri di Depok

09 Maret 2010, Depok -- Sejumlah personil TNI dan Polri bersiap melakukan latihan gabungan terpadu penanggulangan teror di Mako Brimob Mabes Polri, Depok, Jawa Barat, Selasa (9/3). Latgab terpadu penanggulangan teror (Gultor) antara TNI dan Polri tersebut digelar untuk meningkatkan profesionalisme mereka dalam menghadapi setiap bentuk serangan teroris yang berpotensi mengganggu stabilitas nasional. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/hp/10)

Sejumlah personil Polri melakukan aksi infiltrasi melalui helikopter ke dalam sebuah gedung. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/hp/10)

Sejumlah personil Polri membawa seorang yang diduga teroris usai dilumpuhkan. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/hp/10)

Sejumlah personil Polri bersiap melakukan upaya pelumpuhan aksi terorisme. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/hp/10)

Sejumlah personil TNI melakukan upaya pelumpuhan aksi terorisme. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/hp/10)

Sertijab Danrem 011 Lilawangsa

09 Maret 2010, Lhokseumawe -- Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Hambali Hanafiah (Tengah), Danrem 011 Lila Wangsa yang baru Kolonel Inf. Deni K irawan (kiri) dan Danrem 011 LW yang lama Kolonel Infi Bachtiar S.ip (kanan) salam komando usai sertijab, di lapangan Jenderal Sudirman Lhokseumawe, Propinsi Aceh. Selasa (9/3). Pangdam Iskandar Muda pada upacara sertijab Danrem Lilawangsa mengemukakan, terkait gangguan keamanan Aceh oleh kelompok radikal (teroris) TNI telah melakukan persiapan pasukan dan siap membantu Polisi bila dibutuhkan. (Foto: ANTARA/Rahmad/ed/hp/10)

Personil TNI AD Korem 011 L/W dan Kodim 0103 Aceh Utara menggelar persiapan pasukan jelang serah terima jabatan Komandan Korem 011 LW di lapangan Jenderal Sudirman Lhokseumawe, Propinsi Aceh. Selasa (9/3). Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Inf. Hambali Hanafiah pada upacara sertijab Danrem Lilawangsa mengemukakan, terkait gangguan keamanan Aceh oleh kelompok radikal (teroris) di Aceh TNI telah melakukan persiapan pasukan dan siap membantu Polisi bila dibutuhkan. (Foto: ANTARA/Rahmad/ed/hp/10)

Theo Sambuaga: Perjuangankan Peningkatan Kerjasama Militer RI-AS


09 Maret 2010, Jakarta -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga mantan Ketua Komisi I DPR RI, Theo L Sambuaga mengatakan, Indonesia harus memperjuangkan agar AS meningkatkan kerjasama pertahanan dalam bentuk `militaire to militaire` (mil to mil) yang banyak manfaatnya bagi RI, khususnya TNI.

Ia mengatakan itu kepada ANTARA, di Jakarta, Selasa, sehubungan dengan rencana kedatangan Presiden Barack Obama ke Indonesia bulan Maret ini.

"Peningkatan kerjasama `mil to mil` itu, terutama yang paling menonjol berupa `international militairy educational and training` (IMET). Peningkatan itu baik dalam hal frekuensi maupun jatah pengiriman perwira menengah TNI untuk belajar di AS," ujarnya.

Manfaatnya, menurut pakar politik internasional dan pertahanan ini, sangat besar serta signifikan bagi peningkatan profesionalisme TNI.

"Biayanya kan bisa diatur bersama, dan setahu saya terakhir per tahun mencapai 900 ribu dolar AS," ujarnya.

Dalam kaitan peningkatan kerjasama `mil to mil` dengan memprioritaskan modus IMET itu, Theo Sambuaga meminta AS agar `meng-include-kan` perwira-perwira TNI dari Kopassus untuk ikut dalam kerjasama pendidikan dan latihan tersebut.

"Selama ini memang AS belum mau memasukkan Kopassus dengan alasan tekanan dari Kongres AS yang selalu kaitkan Kopassus dengan kejadian-kejadian di masa lalu, seperti masalah HAM di Timor Timor dan lain-lain," katanya.

Theo Sambuaga menilai, tidakada alasan bagi AS untuk selalu mengaitkan kerjasama militer (dengan melibatkan Kopassus) dengan kejadian-kejadian masa lalu tersebut.

"Saya kira itu sudah tidak beralasan. Karena siapa pun yang melanggara hukum dan HAM itu sudah pernah melalui proses pengadilan secara terbuka, dan yang bersalah telah dihukum. Kita perlu tegaskan, janganlah menghukum institusinya. Ini tidak benar," tegasnya.

Kalau kesalahan-kesalahan itu dikaitkan dengan institusi, demikian Theo Sambuaga, berarti kita (AS bersama RI) telah memvonis intitusinya, dan itu tidak bisa dibenarkan, karena ini menyangkut personel, serta telah melewati suatu proses hukum secara terbuka.

ANTARA News

Selat Malaka Masih Aman dari Perompak


09 Maret 2010, Jakarta -- Markas Besar TNI menyatakan situasi di Selat Malaka saat ini masih aman dari aksi perombakan. Penegasan itu disampaikan menyusul peringatan dari Angkatan Laut Singapura mengenai ancaman perompak di Selat Malaka, pekan lalu.

"Sampai sekarang belum ada penangkapan di Selat Malaka, kondisinya masih aman,” kata juru bicara TNI, Marsekal Muda Sagom Tamboen, saat dihubungi Tempo, Selasa (9/3). Menurut dia, petugas patroli belum menemukan kapal yang mencurigakan di jalur laut padat aktivitas itu.

Patroli di Selat Malaka, Sagom melanjutkan, merupakan kegiatan rutin TNI AL. Operasi bersama Malaca Straits Sea Patrols (MSSP) antara TNI AL, Malaysia, Singapura, dan Thailand, juga sudah dilakukan sejak lama. “Tapi, karena kami mendapat peringatan dari Angkatan Laut Singapura, maka patroli itu diintensifkan,” katanya.

TNI AL mendapat peringatan ihwal ancaman perompak di Selat Malaka dari AL Singapura pada 1 Maret lalu. Menurut Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat TNI AL, Laksamana Muda TNI Marsetio, peringatan itu mengindikasikan akan adanya perompakan yang mengancam kapal di Selat Malaka.

TEMPO Interaktif

Senjata Teroris Aceh Dipasok Lewat Laut

Gubernur Nanggroe Aceh Darusallam (NAD), Irwandi Yusuf (kiri) memaparkan keterangan seputar penangkapan teroris di Aceh, Jakarta, Selasa (9/3). Gubernur Nangroe Aceh Darusallam, Irwandi Yusuf (kedua kiri), didampingi (dari ki-ka) fasilitator, Elfian Effendi, Ketua Partai Aceh, Muzakir Manaf, serta Ketua Bid.Ekonomi Partai Aceh, Teuku Irsyadi memaparkan keterangan seputar penangkapan teroris di Aceh, Jakarta, Selasa (9/3). Irwandi menegaskan bahwa keberadaaan teroris di Aceh tidak ada kaitannya dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan bertekad mengusut tuntas kasus penangkapan tersebut bersama Kepolisian RI. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/hp/10)

09 Maret 2010, Jakarta -- Senjata yang digunakan teroris untuk berlatih di hutan Aceh Besar diperkirakan masuk dari jalur laut. Pasalnya, Aceh memiliki garis pantai yang panjang, sehingga tak bisa seluruh titik terawasi.

Hal itu disampaikan oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf kepada wartawan di Jakarta Selasa (9/3). "Aceh punya pantai sepanjang 1.800 km, dimana saja ada titik lemahnya yang tidak mungkin dikawal. Jadi, senjata bisa masuk tapi tidak bebas," ujarnya.

Ia memperkirakan senjata yang dimiliki teroris sekitar 27 unit. Pada saat penggerebekan, aparat mempertunjukan ada ratusan amunisi, senjata jenis AK 47 dan senapan jenis M16. Ia menyebut ada lima pucuk senjata yang sudah dirampas oleh aparat.

"Kira-kira mereka punya senjata di sana ada 27 unit. Yang jatuh ke tangan aparat lima pucuk," sambungnya.

Kejadian tersebut, menurutnya, dikhawatirkan mengganggu investasi Aceh. Meski saat ini tidak ada yang menarik investasinya, ia berpendapat investor yang baru akan masuk akan mempertimbangkan untuk menanamkan uangnya di Aceh. Hal itu tentu sangat berbahaya bagi Aceh.

"Sudah pasti terganggu karena siapapun investornya pasti merasa khawatir ngapain bawa modal ke Aceh dan bawa nyawa sekalian. Jadi, sangat berbahaya untuk Aceh," cetusnya.

Irwandi Tuding "Sampah Pulau Jawa" Dibuang ke Aceh

Aparat Kepolisian Polda Aceh menyisir kawasan pegunungan untuk memburu kelompok teroris di desa Teladan Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (9/3). Dalam penyisiran tersebut aparat kepolisian menemukan satu tas ransel yang berisi pakaian, jas hujan, air mineral, kain surban dan satu Al-Quran kecil di desa Teladan yang diduga milik kelompok radikal itu. (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra/ss/ama/10)

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menegaskan bahwa gerakan terorisme yang berada di Kabupaten Lamkabeu, Aceh Besar bukan orisinil buatan rakyat Aceh. Ia menuding sampah dari Pulau Jawa yang menggerakkan aktivitas itu.

Pernyataannya disampaikan kepada wartawan dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (9/3). "Kalau gerakan itu bukan gerakan orisinil. Ini barang impor, sampah-sampah dari Pulau Jawa dibuang ke Aceh. Oleh karena itu, saya minta kepada kapolri untuk bersihkan sampah-sampah dari tempat lain yang ada di Aceh," kata Irwandi.

Ia enggan merinci pihak mana saja yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Ia menyerahkan penjelasan rinci kepada kapolri. Namun, ia menyebutkan ada anggota teroris yang merupakan alumnus Mindanao berdasarkan pengakuan dari teroris yang tertangkap.

"Yang saya tahu, anggota mereka ada yang alumnus Mindanao. Saya sudah mengantongi beberapa nama, tapi tidak bisa saya sebutkan. Ini porsi kapolri untuk menjelaskan," tukasnya.

Ia menyatakan ada sekitar lima puluh orang yang ikut dalam pelatihan tersebut. Delapan orang diantaranya berasal dari Aceh, tapi bukan berarti hal itu menjadi bukti bahwa masyarakat Aceh mudah menerima infiltrasi luar. "Seandainya masyarakat Aceh terima mereka, masalah ini tidak bocor," cetusnya.

Tentang atribut militer yang ditemukan aparat, ia menyatakan bahwa ada atribut militer Malaysia dan atribut militer Indonesia. Itu tidak berarti bahwa tentara Malaysia dan TNI terlibat karena atribut bisa dibeli dimanapun. Atribut yang ditemukan pun campuran, terdiri dari warna hijau loreng, hijau polos dan hitam dan ia menegaskan bahwa temuan itu tidak ada hubungannya dengan keterlibatan militer.

Ia juga menanggapi kemungkinan penggelaran operasi militer kembali di Aceh, terlebih setelah operasi itu memakan korban tiga polisi tewas. Ia menilai hal itu bukan sebagai alasan yang cukup karena kepolisian tidak mengerahkan kekuatan sepenuhnya, melainkan hanya Densus 88 dan brimob sebagai pendukung.

"Jadi, secara militer, ini kasus kecil. Tapi, karena bawa teroris jadi besar dan di pihak GAM, seperti saya katakan tadi, pihak GAM bahu membahu dengan aparat kepolisian menangani masalah ini. Dan dari awal informasi yang masuk ke saya dari mantan GAM," tukasnya.

MEDIA INDONESIA

Tuesday, March 9, 2010

Komandan Brigif-1 Marinir Diganti

Danpasmar-1, Brigjend TNI Mar I Wayan Mendra (tengah) salam komando dengan Komandan Brigif-1 Marinir yang lama, Kolonel Marinir Kasirun Situmorang (kiri) dan yang baru, Kolonel Marinir Amir Faisol, usai sertijab di Mako Brigif-1 Marinir Gedangan, Sidoarjo, Selasa (9/3). Kolonel Marinir Kasirun Situmorang selanjutnya menjabat sebagai Asisten Operasi Komandan Korps Marinir (Asops Dankormar). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/hp/10)

09 Maret 2010, Surabaya -- Jabatan Komandan Brigif-1 Marinir yang dijabat Kolonel Marinir Kasirun Situmorang diserahkan kepada penggantinya Kolonel Marinir Amir Faisol (mantan Kadisminpers Kormar).

Pergantian itu dilaksanakan dalam upacara serah terima jabatan (sertijab) yang dipimpin oleh Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) I Wayan Mendra di Bhumi Marinir Gedangan, Sidoarjo, Selasa.

Pejabat lama Kolonel Marinir Kasirun Situmorang sudah dilantik sebagai Asisten Operasi Komandan Korps Marinir pada Senin (8/3).

Komandan Brigif-1 Marinir yang baru, Kolonel Marinir Amir Faisol, diangkat sejumlah anggota pasukan infanteri Brigif-1 Marinir, saat tradisi penyambutan komandan baru, usai sertijab di Mako Brigif-1 Marinir, Gedangan Sidoarjo, Selasa (9/3). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/hp/10)

Sejumlah pasukan infanteri Marinir, berlari dan memasang mortir, sesaat sebelum sertijab Komandan Brigif-1 Marinir dari Kolonel Marinir Kasirun Situmorang kepada Kolonel Marinir Amir Faisol, di Mako Brigif-1 Marinir Gedangan, Sidoarjo, Selasa (9/3). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/hp/10)

Dalam amanatnya, orang nomor satu di jajaran Pasmar-1 itu mengatakan Brigif-1 Marinir sebagai inti kekuatan pasukan pendarat amfibi mengemban misi pembinaan dan penggunaan kekuatan untuk melaksanakan operasi pertahanan pantai dan operasi lainnya.

"Dengan tugas pokok itu, Brigif-1 Marinir memiliki tugas dan tanggung jawab moral yang sangat berat, sehingga dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, inovasi, dan dedikasi yang tinggi agar tugas pokok dapat tercapai," katanya.

Menghadapi masa depan yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, katanya, setiap prajurit Brigif-1 Marinir dituntut lebih mawas diri dan antisipatif dengan cara meningkatkan profesionalisme dan kesiapan tempur.

Upacara sertijab dihadiri para pejabat Korps Marinir Surabaya, pejabat TNI dan Polri wilayah Surabaya dan Sidoarjo, serta undangan lainnya.

ANTARA JATIM

Ransel Kelompok Bersenjata Ditemukan di Aceh

Anggota brimob memeriksa ransel berisi baju, kitab dan peralatan lainnya diduga milik kelompok teroris usai ditemukan aparat dalam operasi di desa Teladan, Kecamatan Seulimum, Kabuparen Aceh Besar, Selasa (9/3). Aparat polisi terus melakukan operasi di sejumlah titik pegunungan Aceh Besar pasca tertangkapnya 14 anggota teroris minggu lalu. (Foto: ANTARA/Ampelsa/ed/hp/10)

09 Maret 2010, Aceh Besar -- Aparat kepolisian kembali menemukan sebuah ransel yang diduga milik kelompok bersenjata di gampong (desa) Teuladan Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, Selasa.

Berdasarkan amatan wartawan ANTARA News di lokasi, ransel tersebut berisi berapa helai pakaian, satu botol mineral, satu Al-Quran kecil dan satu senter.

Ransel berwarna merah hitam itu ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB saat pasukan Brimob yang sudah beberapa hari mengendap di desa itu menyisir ke hutan.

Sesaat setelah berhasil ditemukan ransel tersebut, pasukan Brimob dan Densus 88 Antiteror melakukan penyisiran di kawasan hutan tempat ditemukan ransel.

Terlihat sejumlah pekerja berasal dari Jawa ditanyai dan diminta memperlihatkan identitasnya.

Penyisiran tersebut masih terkait dengan upaya pengejaran kelompok bersenjata yang berada di Kemukiman Lamkabeu Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar.

Anggota brimob membawa ransel berisi baju, kitab dan peralatan lainnya diduga milik kelompok teroris. (Foto: ANTARA/Ampelsa/ed/hp/10)Kelompok yang diduga terkait dengan kelompok Jalin di Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar itu diperkirakan telah melarikan diri ke kawasan hutan di Aceh Besar.

Pasukan Brimob dan Densus 88 anti teror mengepung kemukiman Lamkabeu sejak Selasa (2/3) dan sempat terjadi kontak senjata di kawasan itu yang melukai sebelas Brimob dan tiga meninggal dunia.

Aparat kepolisian sebelumnya pada Minggu (7/3) mengamankan satu tas ransel berisi senjata jenis M16 beserta lima magazin dan ratusan butir amunisi di Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie.

Penemuan ransel tersebut diduga dibuang kelompok bersenjata yang melarikan diri saat razia kendaraan umum di kawasan itu pada Rabu (3/3) lalu.

Ransel bersama senjata diamankan di Polsek Padang Tiji sedangkan ransel yang ditemukan di gampong Teuladan yang merupakan tetangga Kemukiman Lamkabeu diamankan di Polres Aceh Besar di Jantho Densus 88.

ANTARA News

Baku Tembak Teroris di Pamulang, Satu Tewas

Ruko yang digerebek Densus 88. (Foto: detikFoto/Didi Syafirdi)

09 Maret 2010, Pamulang -- Baku tembak antara aparat kepolisian dan kelompok yang diduga teroris kembali terjadi di sebuah ruko Siliwangi di Jalan Beringin, dekat kedai Multi Plus Puri Pamulang, Pamulang Square, Kelurahan Benda, Pamulang Barat, Jakarta.

“Mati satu,” kata sumber Persda Network di Jakarta, Selasa (9/3/2010) siang. Namun, belum jelas dari pihak mana satu korban tewas tersebut. Kelompok teroris tersebut diketahui bersenjata lengkap.

Saat berita ini diturunkan, korban tewas sudah dimasukkan ke dalam mobil ambulans. Namun, belum diperoleh keterangan lanjutan mengenai penyergapan ini. Disebutkan pula, dua orang ditangkap hidup-hidup dalam operasi ini. Sementara pengepungan di lokasi sampai saat ini masih terjadi.

Tiga Kali Tembakan, Teroris Itu Pun Tewas

Jenazah teroris tersebut dikeluarkan dari ruko dengan dibungkus kantong mayat warna oranye. (Foto: detikFoto/Dikhy Sasra)

Penggerebekan seorang teroris di warnet Multiplus sebuah ruko di Pamulang Barat berlangsung sangat singkat. Tak ada rentetan tembakan untuk melumpuhkan teroris yang disebut Mabes Polri merupakan orang yang memiliki nama besar itu.

"Hanya tiga kali tembakan," sebut penjaga warnet Multiplus, Sidik Ramadan, usai penggerebekan, Selasa (9/3/2010).

Sidik menuturkan tersangka teroris itu memakai jasa internetnya sejak pukul 10.00 WIB. Pada pukul 11.00 WIB, salah seorang pria berpakaian biasa masuk, namun kemudian keluar lagi.

Diduga, pria ini merupakan anggota Densus 88 yang mengecek keberadaan teroris yang diincarnya itu. Tak lama berselang, sekira 15 personel anggota Densus 88 langsung memasuki warnet berlantai dua tersebut.

"Baku tembak langsung terjadi di lantai dua. Bahkan, para pengunjung tidak disuruh keluar terlebih dahulu," tutur pemilik warnet, Linda.

Densus 88 pun mencurigai satu orang pelanggan internet lainnya. Setelah diinterogasi, kemudian dilepaskan oleh oleh polisi. "Dia hanya pengunjung biasa, istrinya lagi nyalon," tutur Sidik lagi.

SURYA/okezone

AD India Akan Uji Coba Rudal Nag


09 Maret 2010 -- Angkatan Darat India bersiap melakukan uji penembakan rudal anti tank Nag buatan dalam negeri di Rajasthan pada bulan ini.

Rudal jarak dekat Nag dikembangkan Defence Research and Development Laboratory (DRDL), Hyderabad dibawah Integrated Guided Missile Development Programme.

AD India berencana membeli 443 rudal Nag. Rudal Nag merupakan rudal generasi ketiga dengan sistem operasi tembak dan lupakan. Jarak jelajah rudal 4 - 6 km, pada versi udara 7 - 8 km dengan kecepatan 230 meter per detik.

Brahmand/@beritahankam

Helikopter Militer Korsel Jatuh Tewaskan Dua Awak

Helikopter serbu Cobra milik AD Korsel dalam suatu latihan di Pocheon. (Foto: LIFE)

08 Maret 2010 -- Helikopter milik militer Korea Selatan jatuh di Provinsi Gyonggi, Rabu (3/8) diberitakan kantor berita Yonhap.

Helikopter jatuh di sawah di kota Namyangju sekitar 20 km sebelah Timur Seoul, sekitar pukul 20:14 waktu setempat (11:14 GMT). Dua orang awak helikopter segera dilarikan ke rumah sakit, tetapi kemudian diberitakan meninggal dunia.

Sebelumnya dua jet tempur F-5 bertabrakan di Gunung Hwangbyeong sekitar 20 km sebelah Barat Gangneung, Provinsi Gangwon, Selasa (2/8). Insiden ini menewaskan tiga awak pesawat.
Pada tahun ini militer Korea Selatan telah kehilangan dua jet tempur dan satu helikopter dalam dua insiden.

Xinhua/@beritahankam

Monday, March 8, 2010

Mirage 2000 AU India Dimodernisasi

Mirage 2000 AU India terbang di atas kota Paris. (Foto: vayu-sena.tripod.com)

08 Maret 2010 -- India akan menandatangani kontrak upgrade jet tempur Mirage 2000 senilai 2 juta dolar dengan Perancis akhir tahun ini diberitakan harian India Express.

Proses negosiasi memakan waktu dua tahun terkait harga pesawat.

Kesepakatan upgrade 51 Mirage 2000 meliputi sistem radar baru, persenjataan, sistem rudal dan peperangan elektronika serta peperangan elektronika modern.

KASAU India Marsekal P V Naik mengatakan sebuah tim akan berangkat ke Paris untuk mengadakan negosiasi komersial.

Kesepakatan akhir diambil setelah kunjungan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy berkunjung ke India tahun ini.

Brahmand/@beritahankam

Indobatt Sapu Bersih Lomba Tembak Unifil


08 Maret 2010, Lebanon -- Nama baik Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia di mata dunia internasional merupakan pertaruhan kehormatan yang selalu dikedepankan oleh Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/UNIFIL (Indobatt) dalam setiap kejuaraan di jajaran UNIFIL (United Nations Interim Forces in Lebanon).

Hal ini menjadi dorongan semangat bagi prajurit Indobatt dalam mengikuti lomba tembak pistol dan senapan yang diselenggarakan oleh Sector East UNIFIL, komando atas langsung Indobatt selama bertugas di wilayah Lebanon Selatan.

Perlombaan yang berlangsung pada hari Sabtu dan Minggu (6 hingga 7 Maret 2010), berlangsung di lapangan tembak UNIFIL, Ebel Es Saqi, dengan koordinator lapangan Captain Rivera (Spanyol), salah satu perwira staf Sektor Timur UNIFIL.

Lomba diikuti enam tim berasal dari Batalyon India, Batalyon Indonesia, Kontingen Malaysia Sektor Timur, Batalyon Spanyol, Satgas Polisi Militer Konga XXV-B/UNIFIL serta Angkatan Bersenjata Lebanon.

Masing-masing tim terdiri dari enam orang penembak, baik untuk materi lomba tembak pistol maupun senapan. Bagi Indobatt, susunan tim tembak pistol meliputi Komandan Indobatt Letkol Inf Andi Perdana Kahar, Lettu Inf Tri Wiratno, Serma Achmad Jaya, Serka Sutarto, Pratu Sugiono dan Pratu Runusman. Sementara itu, untuk tim tembak senapan terdiri dari Sertu Poltak Siahaan, Serda Sungkono, Kopda M. Mansur, Kopda Woli Hamsan, Praka Trisnarmanto dan Praka Napolion Tri.

Lomba tembak pistol yang dilaksanakan pada hari Sabtu, berlangsung selama hampir tiga jam dengan menggunakan senjata standar masing-masing negara, serta bermaterikan tembak tepat dan tembak cepat.

Sementara itu, lomba tembak senapan yang berlangsung pada keesokan harinya, menggunakan dua materi yang sama yakni tembak tepat dan tembak cepat.

Dari lomba tembak kedua jenis senjata ringan tersebut, Indobatt mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Seluruh kejuaraan yang dilombakan disapu bersih dengan sempurna oleh para petembak Garuda.


Untuk lomba tembak pistol perorangan, Juara 1, 2 dan 3 masing-masing direbut oleh Pratu Sugiono, Lettu Inf Tri Wiratno dan Letkol Inf Andi Perdana Kahar.

Sementara untuk materi beregu pistol, Indobatt meraih juara 1 dan menyisakan Satgas Polisi Militer Konga XXV-B/UNIFIL di tempat kedua dan Batalyon India di tempat ketiga.

Lomba tembak senapan perorangan, Indobatt berhasil menempatkan Praka Trisnarmanto sebagai juara 1, serta Sertu Poltak Siahaan dan Serda Sungkono masing-masing pada tempat kedua dan ketiga. Sedangkan materi lomba tembak senapan beregu, Indobatt sukses menempatkan dirinya di tempat pertama, dan Batalyon India di tempat kedua serta Kontingen Malaysia di tempat ketiga.

Melalui keberhasilan yang sangat membanggakan ini, Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/UNIFIL (Indobatt) telah menorehkan tinta emas nama baik Bangsa Indonesia di mata komuniti internasional sebagai suatu bangsa dan negara yang patut diperhitungkan kualitasnya.

PUSPEN TNI/POS KOTA

Tiga Pesawat F-16 Akan Kawal Obama


08 Maret 2010, Denpasar -- Meski belum mendapat kepastian jadi tidaknya kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Bali, sejumlah persiapan kini mulai dilakukan untuk menyambut kedatangan orang nomor satu Negeri Paman Sam tersebut.

Pengamanan ekstraketat akan dilakukan dengan menyiagakan 3 pesawat tempur F-16 milik TNI AU di Bandara Ngurah Rai mulai tanggal 18 Maret mendatang. "Pesawat F-16 datang ke Bali sebagai upaya kesiapsiagaan menyambut kedatangan Obama," ujar Heru Legowo, General Manager PT Angkasa Pura I, saat ditemui di kantornya.

Namun, Heru Legowo memastikan kedatangan pesawat tempur F-16 ini tidak akan memengaruhi jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai. "Kami akan bekerja keras untuk mengatur lalu lintas pesawat karena F-16 manuvernya luar biasa," tambah Heru Legowo.

Pihak Bandara Ngurah Rai kini terus melakukan koordinasi dengan Pangkalan TNI AU Ngurah Rai untuk mempersiapkan segala fasilitas menyambut kedatangan Barack Obama ke Bali yang diperkirakan antara tanggal 20 Maret dan 25 Maret.

Danlanud Ngurah Rai: Tak Ada Keistimewaan untuk Obama

Menjelang kedatangan Presiden Barack Obama ke Bali pada 21 Maret mendatang, sampai saat ini Pangkalan TNI AU Ngurah Rai Bali belum melakukan persiapan khusus karena masih menunggu konfirmasi dari pusat.

Namun, Komandan Pangkalan TNI AU Ngurah Rai Bali Letkol Penerbang Aldrin Petrus Mongan memastikan tidak ada keistimewaan pengamanan kepada Obama jika nantinya datang ke Bali. "Prinsipnya standar pengamanan kepala negara sama, namun kita menilai perkembangan situasi dan kapasitas," ujarnya.

Pangkalan TNI AU Bali telah memiliki pengalaman menyambut kedatangan Presiden AS saat kunjungan Ronald Reagan dan George Bush di masa mereka masih menjabat sebagai Presiden.

Rencananya sore ini Aldrin akan bertemu dengan perwakilan Kedutaan Besar AS untuk membahas rencana kedatangan Obama.

KOMPAS.com

Polri, Mintalah Bantuan ke TNI

Brimob dari Mabes Polri melakukan pergantian dengan pasukan Brimob sebelumnya, sebelum melakukan operasi pengepungan lanjutan terhadap kelompok radikal di kawasan hutan Desa Lam Kabeue, Aceh Besar, Jumat (5/3/2010). (Foto: Serambi/M. Anshar)

08 Maret 2010, Jakarta -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Fayakhun Andriadi, mengingatkan pihak Mabes Polri, agar tak bertindak sendiri dalam pemberantasan terorisme.

Di banyak negara lain pun, pasukan anti teroris yang andal itu kan ada di kesatuan militernya.

"Minta bantuanlah ke TNI, karena mereka lebih berpengalaman melakukan aksi-aksi militer dalam medan apa pun, termasuk medan hutan sebagaimana di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD)," katanya, di Jakarta, Senin (8/3/2010).

Ia mengatakan itu menanggapi pernyataan pihak Polri yang mengungkapkan, gugurnya tiga polisi dalam operasi pemberantasan teroris di hutan NAD, karena pihaknya belum berpengalaman menghadapi medan tempur hutan.

"Di banyak negara lain pun, pasukan anti teroris yang andal itu kan ada di kesatuan militernya. Makanya, perlu ada kerjasama atau permintaan bantuan dari TNI," tandasnya.

Gugurnya lima anggota Polri (dua Densus dan tiga Brimob) di NAD, dengan alasan kurangnya pengalaman menghadapi medan tempur hutan, sangat amat disesalkan.

"Karenanya, sekali lagi kami dari Komisi I DPR RI mendesak Polri segeralah minta bantuan pihak TNI yang punya berjuta pengalaman menghadapi medan apa pun di Indonesia," katanya.

Fayakhun Andriadi juga mengharapkan, ke depan, tidak ada lagi alasan yang dicari-cari untuk menjelaskan ketidakmampuan aparat atau kegagalan tertentu dalam pemberantasan terorisme.

Polri Yakin Tangani Teroris Aceh Tanpa TNI

Polisi beristirahat selama operasi memburu teroris di Aceh, Minggu (7/3). (Foto: AFP/Suparta)

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri menegaskan, Polri yakin dapat memberantas kelompok teroris di Aceh tanpa turut campur Tentara Nasional Indonesia (TNI), meskipun tiga orang polisi telah tewas saat penggerebekan.

"Tidak. Tidak ada. Karena ini sepenuhnya akan ditangani kepolisian. Karena ini penegakan hukum," ucap Kapolri di Jakarta, Senin ( 8/3/2010 ), ketika ditanya apakah akan melibatkan TNI dalam penanganan di Aceh.

Kapolri menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan personil tambahan sebanyak satu satuan setingkat kompi ke Aceh untuk membantu personil di sana. Pihaknya masih memburu puluhan anggota teroris lain yang identitasnya telah diketahui. "Namanya sudah ada semua. Itu dalam pengejaran kita," ucapnya.

Kapolri membantah ketika ditanya apakah benar saat penggerebekan di pengunungan di Lamkabeu, Aceh Besar, petugas tidak mengenakan rompi dan helm anti peluru seperti yang diberitakan. "Tidak. Tidak," tegas Kapolri. Petugas kekurangan logistik peluru? "Semua sudah mencukupi. Tapi kembali ke masalah medan," tambahnya.

Seperti diberitakan, tiga anggota tewas saat penggerebekan di pengunungan di Lamkabeu. Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Edward Aritonang, petugas di lapangan kurang menguasai medan. Selain itu, kelompok teroris dilengkapi persenjataan yang cukup bagus serta berada di ketinggian.

KOMPAS.com

Soal Koordinasi TNI, Polri Tunggu Perkembangan Operasi di Aceh

Salah seorang anggota brimob melambaikan tangan saat meninggalkan Desa Lamkebeu, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (6/3). Pasukan brimob dan densus 88 kini mulai meninggalkan lokasi pegunungan Seulimum yang dikepung selama tiga hari pindah ke wilayah yang dicurigai sarang teroris. Hingga kini dilaporkan dua pasukan brimob meninggal dan lima dari sepuluh yang terluka pasca kontak tembak dengan teroris sudah meninggalkan rumah sakit. (Foto: ANTARA/Ampelsa/pd/10)

08 Maret 2010, Jakarta -- Kepolisian RI belum merasa perlu untuk meminta bantuan dari Tentara Nasional Indonesia dalam memburu kelompok bersenjata di Aceh Besar. Menurut wakil juru bicara Mabes Polri Brigadir Jenderal Sulistyo Ishak, polisi masih menunggu perkembangan operasi yang dilakukan tim Datasemen Khusus Antiteror 88 di sana.

"Kami tunggu laporan dari daerah, dari evaluasi itu akan ditentukan apakah perlu menambah personil atau perlu berkoordinasi dengan TNI,” kata Sulistyo saat dihubungi Tempo, Senin (8/3). Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Madya Sagom Tamboen menyatakan bahwa TNI siap membantu asal ada permintaan dari Markas Besar Kepolisian.

Dari hasil perburuan yang dilakukan sejak dua pekan lalu itu, kini polisi telah membekuk 19 anggota kelompok bersenjata tersebut. Dari jumlah itu, 16 orang ditangkap dan tiga orang tewas. Kelompok bersenjata ini diduga punya kaitan dengan jaringan Noor Din M Top, yang berafiliasi dengan Abu Sayab di Filipina.

TEMPO Interaktif

3 Polisi Tewas di Aceh, Ini Jawaban Kapolri

Salah satu korban meninggal dari pihak kepolisian adalah Brigade Hendrik Kusumo. Tampak warga serta sahabat almarhum memberikan penghormatan ketika jenazah korban dibawa pada 6 Maret lalu. (Foto: AFP/Suparta)

08 Maret 2010, Jakarta -- Tiga anggota polisi tewas saat melakukan penggerebekan teroris di Nanggroe Aceh Darussalam. Kapolri membantah peralatan dan perlengkapan tim yang mengepung sarang teroris itu tidak memadai.

"Semua sudah mencukupi, tapi kembali ke masalah medan," kata Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri di Jakarta, Senin 8 Maret 2010.

Dalam penggerebekan ini, tiga anggota polisi tewas. Dari tiga anggota polisi yang tewas, dua diantaranya yaitu Bripda Darmansyah dan Bripda Henri Kusumo, merupakan anggota Brimob Polda Aceh.

Satu korban tewas lainnya yaitu Briptu Boas Waosir berasal dari Densus 88. Ketiga polisi itu tewas saat penggerebekan di Lamkabeu, Aceh Besar pada Kamis 4 Maret malam.

Bambang Hendarso mengatakan, Polri telah mengirimkan satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) untuk membantu operasi penggerebekan ini. Polri juga tidak meminta bantuan TNI dalam operasi penggerebekan ini.

"Ini sepenuhnya akan ditangani kepolisian. Karena ini penegakkan hukum," kata dia.

Jawaban Kapolri itu membantah isu yang beredar bahwa tidak semua anggota polisi yang melakukan penggerebekan menggunakan perlatan yang standar. Selain itu, informasi juga menyebut persediaan amunisi di lapangan sangat terbatas.

Mengapa Boas Tewas?

Sementara 3 aparat kepolisian meninggal dunia dalam oprasi ini. Tampak 2 ambulans membawa jenazah polisi yang tewas di Aceh Besar, 6 Maret lalu. (Foto: Reuters/Stringer)

Operasi kelompok bersenjata di Aceh menewaskan tiga polisi, yakni Brigadir Satu Boas Maosiri alias Boy, Brigadir Dua Darmansyah, dan Brigadir Dua Hendrik Kusumo. Apakah mereka tidak mengikuti prosedur standar operasi (SOP)?

"Dia sangat heroik, mengejar satu persatu kelompok bersenjata itu sampai hadap-hadapan," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Edward Aritonang di tvOne, Senin 8 Maret 2010.

Begitu kelompok bersenjata itu lumpuh, Boas kemudian mendekati untuk mengambil senjata. "Namun, mungkin dia tidak memperkirakan ada anggota kelompok senjata masih ada di sekitarnya," kata dia.

Boas tertembak. Dua rekannya (Darmansyah dan Hendrik), sangat dipengaruhi kondisi psikologis saat melihat temannya tertembak dan ingin membantu. "Ini pun ada SOP bagaimana menolong rekan lainnya," kata Edward.

Mungkin karena penguasaan lapangan dicampur kondisi psikologis mereka tidak memperhatikan ada kelompok tertinggal satu. "Membuat ada underestimate (meremehkan)," kata dia.

Kontak senjata antara kepolisian dan kelompok yang diduga teroris terjadi di Desa Bayu Kemukiman Lamkabeu, Kecamatan Seulimuem Aceh Besar, Kamis 4 Maret 2010.

Polisi berhasil menangkap 15 tersangka. Sebanyak 14 tersangka ditangkap dalam keadaan hidup dan satu tersangka berinisial AB tewas tertembak karena melakukan perlawanan.

Keempat belas tersangka yang ditangkap dalam keadaan hidup itu berinisial YZ, SAS, ZN, NR, SA, HL, HB, NK, AK, DS, AF, AN, HB, dan DS.

VIVAnews