Tuesday, March 9, 2010

Komandan Brigif-1 Marinir Diganti

Danpasmar-1, Brigjend TNI Mar I Wayan Mendra (tengah) salam komando dengan Komandan Brigif-1 Marinir yang lama, Kolonel Marinir Kasirun Situmorang (kiri) dan yang baru, Kolonel Marinir Amir Faisol, usai sertijab di Mako Brigif-1 Marinir Gedangan, Sidoarjo, Selasa (9/3). Kolonel Marinir Kasirun Situmorang selanjutnya menjabat sebagai Asisten Operasi Komandan Korps Marinir (Asops Dankormar). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/hp/10)

09 Maret 2010, Surabaya -- Jabatan Komandan Brigif-1 Marinir yang dijabat Kolonel Marinir Kasirun Situmorang diserahkan kepada penggantinya Kolonel Marinir Amir Faisol (mantan Kadisminpers Kormar).

Pergantian itu dilaksanakan dalam upacara serah terima jabatan (sertijab) yang dipimpin oleh Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) I Wayan Mendra di Bhumi Marinir Gedangan, Sidoarjo, Selasa.

Pejabat lama Kolonel Marinir Kasirun Situmorang sudah dilantik sebagai Asisten Operasi Komandan Korps Marinir pada Senin (8/3).

Komandan Brigif-1 Marinir yang baru, Kolonel Marinir Amir Faisol, diangkat sejumlah anggota pasukan infanteri Brigif-1 Marinir, saat tradisi penyambutan komandan baru, usai sertijab di Mako Brigif-1 Marinir, Gedangan Sidoarjo, Selasa (9/3). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/hp/10)

Sejumlah pasukan infanteri Marinir, berlari dan memasang mortir, sesaat sebelum sertijab Komandan Brigif-1 Marinir dari Kolonel Marinir Kasirun Situmorang kepada Kolonel Marinir Amir Faisol, di Mako Brigif-1 Marinir Gedangan, Sidoarjo, Selasa (9/3). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/hp/10)

Dalam amanatnya, orang nomor satu di jajaran Pasmar-1 itu mengatakan Brigif-1 Marinir sebagai inti kekuatan pasukan pendarat amfibi mengemban misi pembinaan dan penggunaan kekuatan untuk melaksanakan operasi pertahanan pantai dan operasi lainnya.

"Dengan tugas pokok itu, Brigif-1 Marinir memiliki tugas dan tanggung jawab moral yang sangat berat, sehingga dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, inovasi, dan dedikasi yang tinggi agar tugas pokok dapat tercapai," katanya.

Menghadapi masa depan yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, katanya, setiap prajurit Brigif-1 Marinir dituntut lebih mawas diri dan antisipatif dengan cara meningkatkan profesionalisme dan kesiapan tempur.

Upacara sertijab dihadiri para pejabat Korps Marinir Surabaya, pejabat TNI dan Polri wilayah Surabaya dan Sidoarjo, serta undangan lainnya.

ANTARA JATIM

Ransel Kelompok Bersenjata Ditemukan di Aceh

Anggota brimob memeriksa ransel berisi baju, kitab dan peralatan lainnya diduga milik kelompok teroris usai ditemukan aparat dalam operasi di desa Teladan, Kecamatan Seulimum, Kabuparen Aceh Besar, Selasa (9/3). Aparat polisi terus melakukan operasi di sejumlah titik pegunungan Aceh Besar pasca tertangkapnya 14 anggota teroris minggu lalu. (Foto: ANTARA/Ampelsa/ed/hp/10)

09 Maret 2010, Aceh Besar -- Aparat kepolisian kembali menemukan sebuah ransel yang diduga milik kelompok bersenjata di gampong (desa) Teuladan Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, Selasa.

Berdasarkan amatan wartawan ANTARA News di lokasi, ransel tersebut berisi berapa helai pakaian, satu botol mineral, satu Al-Quran kecil dan satu senter.

Ransel berwarna merah hitam itu ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB saat pasukan Brimob yang sudah beberapa hari mengendap di desa itu menyisir ke hutan.

Sesaat setelah berhasil ditemukan ransel tersebut, pasukan Brimob dan Densus 88 Antiteror melakukan penyisiran di kawasan hutan tempat ditemukan ransel.

Terlihat sejumlah pekerja berasal dari Jawa ditanyai dan diminta memperlihatkan identitasnya.

Penyisiran tersebut masih terkait dengan upaya pengejaran kelompok bersenjata yang berada di Kemukiman Lamkabeu Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar.

Anggota brimob membawa ransel berisi baju, kitab dan peralatan lainnya diduga milik kelompok teroris. (Foto: ANTARA/Ampelsa/ed/hp/10)Kelompok yang diduga terkait dengan kelompok Jalin di Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar itu diperkirakan telah melarikan diri ke kawasan hutan di Aceh Besar.

Pasukan Brimob dan Densus 88 anti teror mengepung kemukiman Lamkabeu sejak Selasa (2/3) dan sempat terjadi kontak senjata di kawasan itu yang melukai sebelas Brimob dan tiga meninggal dunia.

Aparat kepolisian sebelumnya pada Minggu (7/3) mengamankan satu tas ransel berisi senjata jenis M16 beserta lima magazin dan ratusan butir amunisi di Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie.

Penemuan ransel tersebut diduga dibuang kelompok bersenjata yang melarikan diri saat razia kendaraan umum di kawasan itu pada Rabu (3/3) lalu.

Ransel bersama senjata diamankan di Polsek Padang Tiji sedangkan ransel yang ditemukan di gampong Teuladan yang merupakan tetangga Kemukiman Lamkabeu diamankan di Polres Aceh Besar di Jantho Densus 88.

ANTARA News

Baku Tembak Teroris di Pamulang, Satu Tewas

Ruko yang digerebek Densus 88. (Foto: detikFoto/Didi Syafirdi)

09 Maret 2010, Pamulang -- Baku tembak antara aparat kepolisian dan kelompok yang diduga teroris kembali terjadi di sebuah ruko Siliwangi di Jalan Beringin, dekat kedai Multi Plus Puri Pamulang, Pamulang Square, Kelurahan Benda, Pamulang Barat, Jakarta.

“Mati satu,” kata sumber Persda Network di Jakarta, Selasa (9/3/2010) siang. Namun, belum jelas dari pihak mana satu korban tewas tersebut. Kelompok teroris tersebut diketahui bersenjata lengkap.

Saat berita ini diturunkan, korban tewas sudah dimasukkan ke dalam mobil ambulans. Namun, belum diperoleh keterangan lanjutan mengenai penyergapan ini. Disebutkan pula, dua orang ditangkap hidup-hidup dalam operasi ini. Sementara pengepungan di lokasi sampai saat ini masih terjadi.

Tiga Kali Tembakan, Teroris Itu Pun Tewas

Jenazah teroris tersebut dikeluarkan dari ruko dengan dibungkus kantong mayat warna oranye. (Foto: detikFoto/Dikhy Sasra)

Penggerebekan seorang teroris di warnet Multiplus sebuah ruko di Pamulang Barat berlangsung sangat singkat. Tak ada rentetan tembakan untuk melumpuhkan teroris yang disebut Mabes Polri merupakan orang yang memiliki nama besar itu.

"Hanya tiga kali tembakan," sebut penjaga warnet Multiplus, Sidik Ramadan, usai penggerebekan, Selasa (9/3/2010).

Sidik menuturkan tersangka teroris itu memakai jasa internetnya sejak pukul 10.00 WIB. Pada pukul 11.00 WIB, salah seorang pria berpakaian biasa masuk, namun kemudian keluar lagi.

Diduga, pria ini merupakan anggota Densus 88 yang mengecek keberadaan teroris yang diincarnya itu. Tak lama berselang, sekira 15 personel anggota Densus 88 langsung memasuki warnet berlantai dua tersebut.

"Baku tembak langsung terjadi di lantai dua. Bahkan, para pengunjung tidak disuruh keluar terlebih dahulu," tutur pemilik warnet, Linda.

Densus 88 pun mencurigai satu orang pelanggan internet lainnya. Setelah diinterogasi, kemudian dilepaskan oleh oleh polisi. "Dia hanya pengunjung biasa, istrinya lagi nyalon," tutur Sidik lagi.

SURYA/okezone

AD India Akan Uji Coba Rudal Nag


09 Maret 2010 -- Angkatan Darat India bersiap melakukan uji penembakan rudal anti tank Nag buatan dalam negeri di Rajasthan pada bulan ini.

Rudal jarak dekat Nag dikembangkan Defence Research and Development Laboratory (DRDL), Hyderabad dibawah Integrated Guided Missile Development Programme.

AD India berencana membeli 443 rudal Nag. Rudal Nag merupakan rudal generasi ketiga dengan sistem operasi tembak dan lupakan. Jarak jelajah rudal 4 - 6 km, pada versi udara 7 - 8 km dengan kecepatan 230 meter per detik.

Brahmand/@beritahankam

Helikopter Militer Korsel Jatuh Tewaskan Dua Awak

Helikopter serbu Cobra milik AD Korsel dalam suatu latihan di Pocheon. (Foto: LIFE)

08 Maret 2010 -- Helikopter milik militer Korea Selatan jatuh di Provinsi Gyonggi, Rabu (3/8) diberitakan kantor berita Yonhap.

Helikopter jatuh di sawah di kota Namyangju sekitar 20 km sebelah Timur Seoul, sekitar pukul 20:14 waktu setempat (11:14 GMT). Dua orang awak helikopter segera dilarikan ke rumah sakit, tetapi kemudian diberitakan meninggal dunia.

Sebelumnya dua jet tempur F-5 bertabrakan di Gunung Hwangbyeong sekitar 20 km sebelah Barat Gangneung, Provinsi Gangwon, Selasa (2/8). Insiden ini menewaskan tiga awak pesawat.
Pada tahun ini militer Korea Selatan telah kehilangan dua jet tempur dan satu helikopter dalam dua insiden.

Xinhua/@beritahankam

Monday, March 8, 2010

Mirage 2000 AU India Dimodernisasi

Mirage 2000 AU India terbang di atas kota Paris. (Foto: vayu-sena.tripod.com)

08 Maret 2010 -- India akan menandatangani kontrak upgrade jet tempur Mirage 2000 senilai 2 juta dolar dengan Perancis akhir tahun ini diberitakan harian India Express.

Proses negosiasi memakan waktu dua tahun terkait harga pesawat.

Kesepakatan upgrade 51 Mirage 2000 meliputi sistem radar baru, persenjataan, sistem rudal dan peperangan elektronika serta peperangan elektronika modern.

KASAU India Marsekal P V Naik mengatakan sebuah tim akan berangkat ke Paris untuk mengadakan negosiasi komersial.

Kesepakatan akhir diambil setelah kunjungan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy berkunjung ke India tahun ini.

Brahmand/@beritahankam

Indobatt Sapu Bersih Lomba Tembak Unifil


08 Maret 2010, Lebanon -- Nama baik Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia di mata dunia internasional merupakan pertaruhan kehormatan yang selalu dikedepankan oleh Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/UNIFIL (Indobatt) dalam setiap kejuaraan di jajaran UNIFIL (United Nations Interim Forces in Lebanon).

Hal ini menjadi dorongan semangat bagi prajurit Indobatt dalam mengikuti lomba tembak pistol dan senapan yang diselenggarakan oleh Sector East UNIFIL, komando atas langsung Indobatt selama bertugas di wilayah Lebanon Selatan.

Perlombaan yang berlangsung pada hari Sabtu dan Minggu (6 hingga 7 Maret 2010), berlangsung di lapangan tembak UNIFIL, Ebel Es Saqi, dengan koordinator lapangan Captain Rivera (Spanyol), salah satu perwira staf Sektor Timur UNIFIL.

Lomba diikuti enam tim berasal dari Batalyon India, Batalyon Indonesia, Kontingen Malaysia Sektor Timur, Batalyon Spanyol, Satgas Polisi Militer Konga XXV-B/UNIFIL serta Angkatan Bersenjata Lebanon.

Masing-masing tim terdiri dari enam orang penembak, baik untuk materi lomba tembak pistol maupun senapan. Bagi Indobatt, susunan tim tembak pistol meliputi Komandan Indobatt Letkol Inf Andi Perdana Kahar, Lettu Inf Tri Wiratno, Serma Achmad Jaya, Serka Sutarto, Pratu Sugiono dan Pratu Runusman. Sementara itu, untuk tim tembak senapan terdiri dari Sertu Poltak Siahaan, Serda Sungkono, Kopda M. Mansur, Kopda Woli Hamsan, Praka Trisnarmanto dan Praka Napolion Tri.

Lomba tembak pistol yang dilaksanakan pada hari Sabtu, berlangsung selama hampir tiga jam dengan menggunakan senjata standar masing-masing negara, serta bermaterikan tembak tepat dan tembak cepat.

Sementara itu, lomba tembak senapan yang berlangsung pada keesokan harinya, menggunakan dua materi yang sama yakni tembak tepat dan tembak cepat.

Dari lomba tembak kedua jenis senjata ringan tersebut, Indobatt mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Seluruh kejuaraan yang dilombakan disapu bersih dengan sempurna oleh para petembak Garuda.


Untuk lomba tembak pistol perorangan, Juara 1, 2 dan 3 masing-masing direbut oleh Pratu Sugiono, Lettu Inf Tri Wiratno dan Letkol Inf Andi Perdana Kahar.

Sementara untuk materi beregu pistol, Indobatt meraih juara 1 dan menyisakan Satgas Polisi Militer Konga XXV-B/UNIFIL di tempat kedua dan Batalyon India di tempat ketiga.

Lomba tembak senapan perorangan, Indobatt berhasil menempatkan Praka Trisnarmanto sebagai juara 1, serta Sertu Poltak Siahaan dan Serda Sungkono masing-masing pada tempat kedua dan ketiga. Sedangkan materi lomba tembak senapan beregu, Indobatt sukses menempatkan dirinya di tempat pertama, dan Batalyon India di tempat kedua serta Kontingen Malaysia di tempat ketiga.

Melalui keberhasilan yang sangat membanggakan ini, Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/UNIFIL (Indobatt) telah menorehkan tinta emas nama baik Bangsa Indonesia di mata komuniti internasional sebagai suatu bangsa dan negara yang patut diperhitungkan kualitasnya.

PUSPEN TNI/POS KOTA

Tiga Pesawat F-16 Akan Kawal Obama


08 Maret 2010, Denpasar -- Meski belum mendapat kepastian jadi tidaknya kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Bali, sejumlah persiapan kini mulai dilakukan untuk menyambut kedatangan orang nomor satu Negeri Paman Sam tersebut.

Pengamanan ekstraketat akan dilakukan dengan menyiagakan 3 pesawat tempur F-16 milik TNI AU di Bandara Ngurah Rai mulai tanggal 18 Maret mendatang. "Pesawat F-16 datang ke Bali sebagai upaya kesiapsiagaan menyambut kedatangan Obama," ujar Heru Legowo, General Manager PT Angkasa Pura I, saat ditemui di kantornya.

Namun, Heru Legowo memastikan kedatangan pesawat tempur F-16 ini tidak akan memengaruhi jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai. "Kami akan bekerja keras untuk mengatur lalu lintas pesawat karena F-16 manuvernya luar biasa," tambah Heru Legowo.

Pihak Bandara Ngurah Rai kini terus melakukan koordinasi dengan Pangkalan TNI AU Ngurah Rai untuk mempersiapkan segala fasilitas menyambut kedatangan Barack Obama ke Bali yang diperkirakan antara tanggal 20 Maret dan 25 Maret.

Danlanud Ngurah Rai: Tak Ada Keistimewaan untuk Obama

Menjelang kedatangan Presiden Barack Obama ke Bali pada 21 Maret mendatang, sampai saat ini Pangkalan TNI AU Ngurah Rai Bali belum melakukan persiapan khusus karena masih menunggu konfirmasi dari pusat.

Namun, Komandan Pangkalan TNI AU Ngurah Rai Bali Letkol Penerbang Aldrin Petrus Mongan memastikan tidak ada keistimewaan pengamanan kepada Obama jika nantinya datang ke Bali. "Prinsipnya standar pengamanan kepala negara sama, namun kita menilai perkembangan situasi dan kapasitas," ujarnya.

Pangkalan TNI AU Bali telah memiliki pengalaman menyambut kedatangan Presiden AS saat kunjungan Ronald Reagan dan George Bush di masa mereka masih menjabat sebagai Presiden.

Rencananya sore ini Aldrin akan bertemu dengan perwakilan Kedutaan Besar AS untuk membahas rencana kedatangan Obama.

KOMPAS.com

Polri, Mintalah Bantuan ke TNI

Brimob dari Mabes Polri melakukan pergantian dengan pasukan Brimob sebelumnya, sebelum melakukan operasi pengepungan lanjutan terhadap kelompok radikal di kawasan hutan Desa Lam Kabeue, Aceh Besar, Jumat (5/3/2010). (Foto: Serambi/M. Anshar)

08 Maret 2010, Jakarta -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Fayakhun Andriadi, mengingatkan pihak Mabes Polri, agar tak bertindak sendiri dalam pemberantasan terorisme.

Di banyak negara lain pun, pasukan anti teroris yang andal itu kan ada di kesatuan militernya.

"Minta bantuanlah ke TNI, karena mereka lebih berpengalaman melakukan aksi-aksi militer dalam medan apa pun, termasuk medan hutan sebagaimana di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD)," katanya, di Jakarta, Senin (8/3/2010).

Ia mengatakan itu menanggapi pernyataan pihak Polri yang mengungkapkan, gugurnya tiga polisi dalam operasi pemberantasan teroris di hutan NAD, karena pihaknya belum berpengalaman menghadapi medan tempur hutan.

"Di banyak negara lain pun, pasukan anti teroris yang andal itu kan ada di kesatuan militernya. Makanya, perlu ada kerjasama atau permintaan bantuan dari TNI," tandasnya.

Gugurnya lima anggota Polri (dua Densus dan tiga Brimob) di NAD, dengan alasan kurangnya pengalaman menghadapi medan tempur hutan, sangat amat disesalkan.

"Karenanya, sekali lagi kami dari Komisi I DPR RI mendesak Polri segeralah minta bantuan pihak TNI yang punya berjuta pengalaman menghadapi medan apa pun di Indonesia," katanya.

Fayakhun Andriadi juga mengharapkan, ke depan, tidak ada lagi alasan yang dicari-cari untuk menjelaskan ketidakmampuan aparat atau kegagalan tertentu dalam pemberantasan terorisme.

Polri Yakin Tangani Teroris Aceh Tanpa TNI

Polisi beristirahat selama operasi memburu teroris di Aceh, Minggu (7/3). (Foto: AFP/Suparta)

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri menegaskan, Polri yakin dapat memberantas kelompok teroris di Aceh tanpa turut campur Tentara Nasional Indonesia (TNI), meskipun tiga orang polisi telah tewas saat penggerebekan.

"Tidak. Tidak ada. Karena ini sepenuhnya akan ditangani kepolisian. Karena ini penegakan hukum," ucap Kapolri di Jakarta, Senin ( 8/3/2010 ), ketika ditanya apakah akan melibatkan TNI dalam penanganan di Aceh.

Kapolri menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan personil tambahan sebanyak satu satuan setingkat kompi ke Aceh untuk membantu personil di sana. Pihaknya masih memburu puluhan anggota teroris lain yang identitasnya telah diketahui. "Namanya sudah ada semua. Itu dalam pengejaran kita," ucapnya.

Kapolri membantah ketika ditanya apakah benar saat penggerebekan di pengunungan di Lamkabeu, Aceh Besar, petugas tidak mengenakan rompi dan helm anti peluru seperti yang diberitakan. "Tidak. Tidak," tegas Kapolri. Petugas kekurangan logistik peluru? "Semua sudah mencukupi. Tapi kembali ke masalah medan," tambahnya.

Seperti diberitakan, tiga anggota tewas saat penggerebekan di pengunungan di Lamkabeu. Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Edward Aritonang, petugas di lapangan kurang menguasai medan. Selain itu, kelompok teroris dilengkapi persenjataan yang cukup bagus serta berada di ketinggian.

KOMPAS.com

Soal Koordinasi TNI, Polri Tunggu Perkembangan Operasi di Aceh

Salah seorang anggota brimob melambaikan tangan saat meninggalkan Desa Lamkebeu, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (6/3). Pasukan brimob dan densus 88 kini mulai meninggalkan lokasi pegunungan Seulimum yang dikepung selama tiga hari pindah ke wilayah yang dicurigai sarang teroris. Hingga kini dilaporkan dua pasukan brimob meninggal dan lima dari sepuluh yang terluka pasca kontak tembak dengan teroris sudah meninggalkan rumah sakit. (Foto: ANTARA/Ampelsa/pd/10)

08 Maret 2010, Jakarta -- Kepolisian RI belum merasa perlu untuk meminta bantuan dari Tentara Nasional Indonesia dalam memburu kelompok bersenjata di Aceh Besar. Menurut wakil juru bicara Mabes Polri Brigadir Jenderal Sulistyo Ishak, polisi masih menunggu perkembangan operasi yang dilakukan tim Datasemen Khusus Antiteror 88 di sana.

"Kami tunggu laporan dari daerah, dari evaluasi itu akan ditentukan apakah perlu menambah personil atau perlu berkoordinasi dengan TNI,” kata Sulistyo saat dihubungi Tempo, Senin (8/3). Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Madya Sagom Tamboen menyatakan bahwa TNI siap membantu asal ada permintaan dari Markas Besar Kepolisian.

Dari hasil perburuan yang dilakukan sejak dua pekan lalu itu, kini polisi telah membekuk 19 anggota kelompok bersenjata tersebut. Dari jumlah itu, 16 orang ditangkap dan tiga orang tewas. Kelompok bersenjata ini diduga punya kaitan dengan jaringan Noor Din M Top, yang berafiliasi dengan Abu Sayab di Filipina.

TEMPO Interaktif

3 Polisi Tewas di Aceh, Ini Jawaban Kapolri

Salah satu korban meninggal dari pihak kepolisian adalah Brigade Hendrik Kusumo. Tampak warga serta sahabat almarhum memberikan penghormatan ketika jenazah korban dibawa pada 6 Maret lalu. (Foto: AFP/Suparta)

08 Maret 2010, Jakarta -- Tiga anggota polisi tewas saat melakukan penggerebekan teroris di Nanggroe Aceh Darussalam. Kapolri membantah peralatan dan perlengkapan tim yang mengepung sarang teroris itu tidak memadai.

"Semua sudah mencukupi, tapi kembali ke masalah medan," kata Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri di Jakarta, Senin 8 Maret 2010.

Dalam penggerebekan ini, tiga anggota polisi tewas. Dari tiga anggota polisi yang tewas, dua diantaranya yaitu Bripda Darmansyah dan Bripda Henri Kusumo, merupakan anggota Brimob Polda Aceh.

Satu korban tewas lainnya yaitu Briptu Boas Waosir berasal dari Densus 88. Ketiga polisi itu tewas saat penggerebekan di Lamkabeu, Aceh Besar pada Kamis 4 Maret malam.

Bambang Hendarso mengatakan, Polri telah mengirimkan satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) untuk membantu operasi penggerebekan ini. Polri juga tidak meminta bantuan TNI dalam operasi penggerebekan ini.

"Ini sepenuhnya akan ditangani kepolisian. Karena ini penegakkan hukum," kata dia.

Jawaban Kapolri itu membantah isu yang beredar bahwa tidak semua anggota polisi yang melakukan penggerebekan menggunakan perlatan yang standar. Selain itu, informasi juga menyebut persediaan amunisi di lapangan sangat terbatas.

Mengapa Boas Tewas?

Sementara 3 aparat kepolisian meninggal dunia dalam oprasi ini. Tampak 2 ambulans membawa jenazah polisi yang tewas di Aceh Besar, 6 Maret lalu. (Foto: Reuters/Stringer)

Operasi kelompok bersenjata di Aceh menewaskan tiga polisi, yakni Brigadir Satu Boas Maosiri alias Boy, Brigadir Dua Darmansyah, dan Brigadir Dua Hendrik Kusumo. Apakah mereka tidak mengikuti prosedur standar operasi (SOP)?

"Dia sangat heroik, mengejar satu persatu kelompok bersenjata itu sampai hadap-hadapan," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Edward Aritonang di tvOne, Senin 8 Maret 2010.

Begitu kelompok bersenjata itu lumpuh, Boas kemudian mendekati untuk mengambil senjata. "Namun, mungkin dia tidak memperkirakan ada anggota kelompok senjata masih ada di sekitarnya," kata dia.

Boas tertembak. Dua rekannya (Darmansyah dan Hendrik), sangat dipengaruhi kondisi psikologis saat melihat temannya tertembak dan ingin membantu. "Ini pun ada SOP bagaimana menolong rekan lainnya," kata Edward.

Mungkin karena penguasaan lapangan dicampur kondisi psikologis mereka tidak memperhatikan ada kelompok tertinggal satu. "Membuat ada underestimate (meremehkan)," kata dia.

Kontak senjata antara kepolisian dan kelompok yang diduga teroris terjadi di Desa Bayu Kemukiman Lamkabeu, Kecamatan Seulimuem Aceh Besar, Kamis 4 Maret 2010.

Polisi berhasil menangkap 15 tersangka. Sebanyak 14 tersangka ditangkap dalam keadaan hidup dan satu tersangka berinisial AB tewas tertembak karena melakukan perlawanan.

Keempat belas tersangka yang ditangkap dalam keadaan hidup itu berinisial YZ, SAS, ZN, NR, SA, HL, HB, NK, AK, DS, AF, AN, HB, dan DS.

VIVAnews

Polisi Sisir Kawasan Aceh Besar

Polisi menyelusuri hutan untuk memburu kelompok-kelomok yang terlibat jaringan teroris. (Foto: AFP/Suparta)

08 Maret 2010, Jakarta -- Aparat kepolisian masih terus menyisir kawasan Aceh Besar untuk mengejar kelompok bersenjata yang diduga jaringan teroris dan bersembunyi di kawasan tersebut.Aparat kepolisian tampak berjaga-jaga di setiap jalan masuk ke desa.

Mobil polisi juga terlihat hilir mudik di sepanjang jalan dari wilayah Seulimum,Aceh Besar hingga Kabupaten Pidie. Dari pantauan juga terlihat pasukan Brimob terus siaga di permukiman Lamkabeu Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar yang merupakan lokasi pengepungan kelompok bersenjata yang diduga jaringan teroris sejak Selasa lalu (2/3). Di lokasi itu, wartawan dilarang melewati Masjid Al Hidayah Lamkabeu yang dijadikan markas polisi selama aksi pengepungan tersebut.Permukiman Lamkabue, terutama Desa Bayu,diyakini menjadi tempat persembunyian jaringan teroris yang diburu aparat kepolisian sejak 22 Februari lalu.

Kawasan pedalaman Aceh Besar itu selama lima hari terakhir dikepung pasukan Brimob dan tim antiteror Densus 88.Dalam pengepungan itu sempat terjadi kontak tembak antara kelompok bersenjata dan pasukan Brimob. Kontak tembak pada Kamis lalu (4/3) mengakibatkan 11 anggota Brimob terluka dan dua lainnya serta seorang anggota Densus 88 meninggal dunia. Mabes Polri mengaku masih menyelidiki keterkaitan antara jaringan teror Aceh dengan jaringan teroris yang tergabung dalam Tandzim Al Qoidah Indonesia seperti dilansir dalam blog mereka. Dalam blog itu, mereka menyebut gerakan radikal di kawasan Aceh Besar merupakan jaringannya.

Seorang anggota polisi menangis atas meninggalnya Hendrik Kusumo. (Foto: AFP/Suparta)

Dari 19 tersangka yang dibekuk, 3 orang dalam keadaan tewas. Tampak seorang yang diduga terlibat jaringan teroris tewas ditembak polisi pada Rabu (3/3) lalu. (Foto: AFP/Chaideer Mahyuddin)

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Edward Aritonang mengatakan,hingga kini pasukan Brimob dan Densus 88 masih melakukan pengejaran dan pengepungan terhadap sejumlah lokasi yang diduga sebagai tempat persembunyian para teroris.“Mereka diduga sudah menyebar,”terangnya. Kepala Korps Brigade Mobil (Kakor Brimob) Inspektur Jenderal Polisi Imam Sudjarwo mengatakan, pasukannya masih berada di Aceh untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku teroris. Pengamat intelijen dari Universitas Indonesia (UI) Andi Widjojanto menilai,kelompok bersenjata di Aceh tersebut cukup canggih karena mampu berada di daerah tersebut dengan kekuatan signifikan.

Dia menilai, intelijen Polri gagal mendeteksi ancaman tersebut.Info yang diberikan tidak valid sehingga menimbulkan korban tewas di pihak polisi.“Mereka yang diberangkatkan sepertinya tidak diberi tahu siapa yang dihadapi,”jelasnya. Dari pola gerakan,Andi menilai kelompok ini bisa dikategorikan sempalan baru dari kelompok terorisme. Dugaan lain,kelompok ini merupakan bagian dari jaringan terorisme pimpinan Noordin M Top dengan metamorfosisnya yang baru. Andi menambahkan,jika melihat persenjataan dan kemampuan mereka menghadapi aparat keamanan, jaringan teror di Aceh ini tidak bisa dianggap enteng. Sementara itu, suasana haru mewarnai pemakaman Briptu Boas Woasiri, anggota Densus 88 yang tewas dalam penyergapan jaringan teroris di Aceh Besar,kemarin.

Boas dimakamkan di Taman Makam Polisi Berjasa Cikeas,Kabupaten Bogor.Ayah Boas, Carlos Woisiri,menangis teredu-sedu melihat peti jenazah Boas sembari memeluk Rumanita, istri Boas. Bahkan salah seorang kerabat Boas sempat tak sadarkan diri saat melihat jasad Boas yang tiba di rumah duka di kompleks Brimob Kelapa Dua, Depok, sekitar pukul 22.30 WIB,Sabtu (6/3) malam. Upacara pelepasan Boas dipimpin oleh Wakil Kepala Korps Brimob, Brigjen Pol Syarif Gunawan. Sebelum upacara pelepasan secara militer dilaksanakan,pihak keluarga menggelar upacara adat untuk melepas kepergian Boas.

Rumanita,istri Boas,hingga kemarin terlihat shock. Bahkan, Rumanita sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Brimob, Kelapa Dua, karena pingsan dan kesehatannya menurun setelah mendengar kabar kematian Boas. Ditambah lagi, saat ini Rumanita tengah hamil anak kedua hasil pernikahannya dengan Boas.

SEPUTAR INDONESIA

AL Australia Bertemu Wali Kota Kupang

HMAS Bathurst kapal patroli AL Australia kelas Armidale.

08 Maret 2010, Kupang -- Tim Angkatan Laut Australia di bawah pimpinan Mayor James, Senin, bertemu dengan Wali Kota Kupang, Daniel Adoe, dalam lawatannya ke Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk melakukan patroli bersama TNI Angakatan Laut (AL) di wilayah NTT.

Pertemuan singkat yang dihadiri sejumlah pejabat lingkup Pemerintah Kota Kupang di ruang kerja Wali Kota Kupang tersebut difasilitasi oleh Kepala Dinas Potensi Maritim Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) VII/Kupang, Mayor Agus Pramono.

Dalam pertemuan tersebut, Mayor James mengatakan, pihaknya akan melakukan patroli lintas laut di wilayah perairan NTT bersama TNI-AL yang bermarkas di Kupang.

"Ini kegiatan rutin dan akan bersama-sama dengan TNI-AL," katanya.

Wali Kota Kupang, Daniel Adoe, mendukung kegiatan operasi bersama antara AL Australia dengan TNI-AL yang akan dilakukan di wilayah perairan NTT.

Dia mengharapkan, operasi bersama maritim kedua negara itu, maka akan memberikan dampak yang lebih serius terhadap pencegahan praktik penangkapan dan pencurian ikan (ilegal fishing) yang bisa saja terjadi di kawasan perairan NTT.

"Banyak nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bom ikan yang sudah merusak biota laut. Mudah-mudahan dengan patroli bersama tersebut, prilaku nelayan tersebut bisa dikurangi," kata Adoe.

Ia juga meminta agar patroli bersama, TNI-AL dan AL Australia dapat memantau pulau-pulau NTT .

Patroli AL Australia menggunakan kapal perang HMAS Bathurst di bawah komando Kapten (L) Lcdrs G Taragel bersama 29 prajurit sekaligus sebagai ABK kapal tersebut.

ANTARA News

Polri Tangkap Dua Pemasok Senjata Teroris Aceh

Sebanyak 19 tersangka teroris telah dibekuk, termasuk 2 tersangka pemasok senjata yang ditangkap di Jawa Barat dan Jakarta. Tampak polisi mengamankan senjata dan peluru dari para tersangka, Minggu (7/3) kemarin. (Foto: Reuters/Stringer)

08 Maret 2010, Jakarta -- Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri), Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri, menegaskan bahwa pihaknya menangkap dua tersangka pemasok senjata kelompok terorisme di Kabupaten Aceh Besar.

"Dua orang anggota jaringan pemasok senjata api ini tertangkap di Jawa Barat dan Jakarta," katanya di Jakarta, Senin.

Kapolri mengatakan hal itu usai menghadiri acara penandatanganan nota kesepahaman antara Polri dengan Kementerian Pendidikan Nasional soal pendidikan tertib berlalu lintas.

Namun, Kapolri mengaku belum bisa menjelaskan dari mana kedua orang itu mendapatkan senjata api.

"Nanti akan dijelaskan secara menyeluruh setelah kasusnya terang," katanya.

Menurut dia, kendati tiga anggota Brigade Mobil (Brimob) telah tewas terkena tembakan kelompok terorisme, namun Polri tetap memburu dan mengejar mereka.

"Proses penindakan hukum terus berjalan baik yang berada di Aceh maupun yang di luar Aceh," katanya.

Dikatakannya, Polri telah mendapatkan identitas para tersangka yang kabur.

Ia mengatakan, Polri kini telah mengubah pola penyergapan tersangka terorisme setelah tiga anggotanya tewas dan 10 lainnya mengalami luka-luka.

Dengan penangkapan dua orang itu, Polri kini telah menangkap 19 tersangka termasuk tiga yang tewas tertembak.

Sedangkan 14 tersangka yang tertangkap pekan lalu kini telah ditahan di Rutan Salemba Cabang Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Kapolri menegaskan, kelompok terorisme di Aceh tidak ada hubungan dengan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pernah ada di masa lalu.

Dua pekan lalu, Polri menyergap kelompok di hutan Jantho, Aceh Besar namun mereka melarikan diri ke tengah hutan dan perkampungan sekitar.

Polisi menangkap 15 tersangka termasuk satu tewas tertembak setelah terlibat kontak tembak di dalam hutan.

Dua warga yang terjebak dalam kontak tembak ikut tewas.

Polri lalu meneruskan perburuan para tersangka namun dalam kontak tembak akhir pekan lalu, tiga Brimbob dan dua tersangka terorisme tewas.

Kini, Polri menambah lagi satu kompi Brimob untuk memperkuat personel yang ada di sana.

ANTARA News

Soal Teroris di Aceh, TNI Tunggu Polri Minta Bantuan


08 Maret 2010, Jakarta -- Baku tembak antara antara polisi dengan kelompok bersenjata yang diduga teroris, di Aceh Besar, sudah berlangsung dua pekan. Namun, hingga kini, Tentara Nasional Indonesia belum menurunkan pasukannya untuk membantu kepolisian

"Markas Besar Kepolisian belum meminta bantuan kepada Markas Besar TNI untuk menangani kelompok bersenjata di Aceh itu," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Madya Sagom Tamboen, saat dihubungi Tempo, Senin (8/3) , “TNI baru bisa turun bila Polri meminta, saat ini kami hanya bisa menunggu saja.”

Sebelumnya, pengamat terorisme Dyno Cressbon mengatakan bahwa kelompok bersenjata di Aceh Besar itu memiliki kaitan dengan jaringan teroris Noordin M Top. Pemimpin mereka saat ini adalah Anjengan Jaja, yang kini berada di Kepulauan Zolo, Filipina Selatan. Menurut Dyno, kelompok ini diduga mendapat pasokan senjata dari Filipina Selatan dan Thailand Selatan.

Mengenai dugaan adanya keterkaitan kelompok ini dengan negara tetangga tersebut, Sagom menyatakan bahwa TNI Angkatan Laut telah berkoordinasi dengan angkatan laut Malaysia, Singapura, dan Thailand, untuk mengawasi perairan Selat Malaka. “Kalau mereka berkaitan dengan negara tetangga, jangan-jangan kelompok ini masuk ke Sumatera melalui perairan,” kata nya.

Pengawasan di Selat Malaka, Sagom melanjutkan, merupakan bantuan sementara dari TNI kepada kepolisian untuk menghalau mobilitas kelompok bersenjata itu. “Kami siap membantu Polri, tapi semoga polisi bisa menangani kelompok bersenjata ini tanpa bantuan TNI,” katanya.

TEMPO Interaktif

Panglima TNI Mutasi 34 Perwira TNI


08 Maret 2010, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso memutuskan untuk melaksanakan mutasi jabatan di lingkungan TNI. Mutasi jabatan 34 perwira tinggi TNI tersebut berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/103/III/2010tanggal 1 Maret 2010 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI.

Hal tersebut dikatakan Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Prakoso melalui siaran persnya kepada Jurnal Nasional, pekan lalu.

Dalam keputusan Panglima TNI, sebanyak 34 orang perwira TNI yang mutasi terdiri dari 7 orang di jajaran Mabes TNI, 7 orang di jajaran TNI Angkatan Darat, 5 orang di jajaran TNI Angkatan Udara, 8 orang di jajaran Kementerian Pertahanan, 1 orang di jajaran Kementerian Polhukam, 2 orang di jajaran BIN, 1 orang di jajaran Lemhannas, 2 orang di jajaran Wantannas, dan 1 orang di jajaran Setmil Setneg RI.

Sebanyak sembilan orang dilakukan mutasi antarjabatan dalam pangkat yang sama yaitu Mayjen TNI Hendardji Soepandji (dari Aspam Kasad menjadi Alih Status), Marsma TNI Maroef Syamsudin (dari Dir Kontra Separatisme Deputi III BIN menjadi Sahli Bid Hankam BIN), Mayjen TNI Bambang Suranto (dari Danseskoad menjadi Koorsahli Panglima TNI), Mayjen TNI Markus Kusnowo (dari Kas Kostrad menjadi Danseskoad), Marsma TNI B. Agus Margono (dari Staf Khusus Kasau menjadi Irops Itjen TNI), Marsma TNI Bambang Priambodho (dari Dirrenprogar Ditjen Renhan Kemhan menjadi Dirrenbanghan Ditjen Renhan Kemhan),Marsma TNI Sugijanto (dari Irops Itjen Kemhan menjadi Kapusku Kemhan), Brigjen TNI Chairunan Hasbullah (dari Kapusrehab Kemhan menjadi Ka RSPAD Ditkesad), Marsma TNI F. Sulaksito (dari Karo Admin TNI dan Polri Setmil Setneg RI menjadi Waaspers Kasau).

Sedangkan 12 orang dilakukan mutasi promosi jabatan yaitu Brigjen TNI Tisna Komara (dari Sahli Bid Hankam BIN menjadi Aspam Kasad), Brigjen TNI Mochamad Fuad Basya (dari Waasrenum Panglima TNI menjadi Pa. Sahli Tk. III Bid Hubint Panglima TNI), Kolonel Cpl Mudjiono (dari Paban IV/Renprogar Srenum TNI menjadi Waasrenum Panglima TNI), Brigjen TNI Jul Effendi Sjarief (dari Waaster Kasad menjadi Aster Kasad), Kolonel Inf. Agus Surya Bakti (dari Danrem 152/Babullah Kodam XVI/Ptm menjadi Waaster Kasad), Marsma TNI Gunpanadi Waluyo (dari Waaspam Kasau menjadi Aspam Kasau), Kolonel Pnb Heriyanto Rachman (dari Paban II/Hublu Sintel TNI menjadi Waaspam Kasau), Kolonel Arm Amat Bartono (dari Kabagum Setditjen Renhan Kemhan menjadi Dirrenprogar Ditjen Renhan Kemhan), Kolonel Kal Sudjono Saleh (dari Kasubditsisnetren Ditrenbanghan Ditjen Renhan Kemhan menjadi Irops Itjen Kemhan), Kolonel Ckm Harry Yusmanadi (dari Waka RSPAD Ditkesad menjadi Kapusrehab Kemhan), Kolonel Pnb Herry Wibowo Eslah(dari Dirdik AAU menjadi Bandep Ur. Stranas Setjen Wantannas) dan Kolonel Pnb Dwi Djatmiko SB (dari Dostun Gol. IV Seskoau manjadi Karo Admin TNI & Polri Setmil Setneg RI).

Sementara itu, sebanyak 13 orang dalam rangka pensiun di antaranya:Mayjen TNI Kurdi Mustofa dari Pa Sahli Tk. III Bid Hubint Panglima TNI menjadi Pati Mabes TNI AD, Mayjen TNI Sularso dari Koorsahli Panglima TNI menjadi Pati Mabes TNI AD, Mayjen TNI Karsadi dari Aster Kasad menjadi Pati Mabes TNI AD, Mayjen TNI Bambang Heru Sukmadi dari Deputi Bid Politik & Strategi Setjen Wantannas menjadi Pati Mabes TNI AD, Mayjen TNI Nanak Purnama dari Staf Khusus Panglima TNI menjadi Pati Mabes TNI AD, Marsda TNI Suryadarma dari TA Pengajar Bid. Hubint Lemhannas RI menjadi Pati Mabes TNI AU, Marsda TNI Hariyantoyo dari Aspam Kasau menjadi Pati Mabes TNI AU, Marsma TNI Saman Hutagaol dari Irops Itjen TNI menjadi Pati Mabes TNI AU, Marsma TNI Antonius Sunaryo dari Dirrenbanghan Ditjen Renhan Kemhan menjadi Pati Mabes TNI AU dan Brigjen TNI Bahir Alamsyah dari Kapuskodifikasi Kemhan menjadi Pati Mabes TNI AD.

JURNAL NASIONAL

Teroris Bisa Bergerak di Perairan Selat Malaka


08 Maret 2010. Jakarta -- Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, khususnya TNI Angkatan Laut, diminta bersiap-siap mengantisipasi kemungkinan perluasan aktivitas teroris di Aceh tidak hanya di wilayah darat, tetapi juga di wilayah perairan laut, khususnya Selat Malaka.

Diasumsikan, jika diketahui para teroris memiliki dukungan logistik persenjataan yang memadai saat kontak tembak dengan aparat kepolisian kemarin, hal itu bisa diartikan mereka menguasai dan mampu bergerak di laut, terutama untuk menyelundupkan persenjataan.

Analisis tersebut dibenarkan pengamat militer dan intelijen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Andi Widjojanto, saat dihubungi per telepon, Minggu (7/3). Peningkatan kesiagaan oleh TNI, menurut Andi, jauh lebih baik daripada nanti kecolongan.

”Kalau mereka mampu menyelundupkan senjata ke Aceh Besar, bisa diasumsikan mereka punya kemampuan bergerak dan punya akses ke laut. Jika benar terjadi, berarti bisa dikategorikan mereka punya kemampuan terorisme internasional dan bukan tidak mungkin menyasar ke perairan Selat Malaka. Jika begitu, TNI bisa langsung terlibat sesuai amanat Undang-Undang TNI,” ujar Andi.

Dalam siaran persnya, Jumat (5/3), Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menginstruksikan kepada Mabes TNI untuk meningkatkan kewaspadaan patroli laut oleh Armada Barat TNI AL. Hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan aksi teroris dan perompakan di Selat Malaka.

Selain itu, dalam siaran pers disebutkan, Pemerintah Indonesia juga telah meningkatkan frekuensi pantauan radar laut Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) milik Indonesia di sepanjang kawasan Selat Malaka, yang jumlahnya mencapai 12 radar.

KOMPAS

Sunday, March 7, 2010

Polisi Terus Sisir Wilayah Aceh Besar

Sejumlah anggota brimob menuju lokasi pengepungan pasca kontak tembak dengan kelompok bersenjata yang diduga teroris di Desa Lamkeubeu, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (5/3). (Foto: ANTARA/Ampelsa/Koz/hp/10)

07 Maret 2010, Aceh Besar -- Aparat kepolisian masih terus menyisir kawasan Aceh Besar, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Minggu, untuk mengejar kelompok bersenjata yang diduga bersembunyi di kawasan tersebut.

Pantauan wartawan ANTARA, di kawasan Seulimum Kabupaten Aceh Besar aparat kepolisian tampak berjaga-jaga terutama di setiap jalan masuk ke desa bahkan pemandangan tersebut juga terlihat hingga ke Kabupaten Pidie.

Selain itu, mobil polisi juga terlihat hilir mudik di sepanjang jalan dari wilayah Seulimum, Aceh Besar hingga Kabupaten Pidie.

Dari pantauan juga terlihat pasukan Brimob masih terus siaga di kemukiman Lamkabeu Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, yang merupakan lokasi pengepungan kelompok bersenjata sejak Selasa (2/3) lalu.

Di lokasi itu, pendatang terutama jurnalis dilarang melewati Masjid Al Hidayah Lamkabeu yang dijadikan base polisi selama aksi pengepungan tersebut.

Kemukiman Lamkabue terutama desa Bayu diyakini menjadi tempat persembunyian kelompok bersenjata yang diduga jaringan kelompok Jalin yang diburu aparat kepolisian sejak 22 Februari lalu.

Kawasan pedalaman Aceh Besar itu selama lima hari terakhir dikepung pasukan Brimob dan tim anti teror Densus 88. Dalam pengepungan itu sempat terjadi kontak tembak antara kelompok bersenjata dan pasukan Brimob.

Kontak tembak pada Kamis (4/3) lalu mengakibatkan sebelas anggota Brimob terluka dan dua lainnya serta seorang anggota Densus 88 meninggal dunia.

Warga Temukan Senpi M16 dan Ratusan Peluru di Aceh

Seorang warga menemukan senjata api (Senpi) jenis M16 dalam sebuah ransel di persawahan Desa Pante Creum, Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Minggu sekitar pukul 12.30 WIB.

Saat ini ransel beserta isinya yaitu senjata api M16, lima magazin serta 231 butir AK47 dan 231 peluru M16 diamankan di Polsek Padang Tiji.

Ransel itu ditemukan seorang gadis saat hendak membersihkan rumput di sawah sekitar 300 meter dari pemukiman. Ketika sedang bekerja ia melihat sebuah tas berisi senjata.

"Anak saya ketakutan dan langsung pulang memberitahukan hasil penemuannya," kata Abdul Latif, ayah gadis itu.

Setelah melihat langsung penemuan anaknya, Abdul Latif lalu melaporkan temuannya ke Polsek setempat. Usai penemuan tersebut polisi menyisir sekitar lokasi.

Menurut sumber di kepolisian, ransel itu diduga kuat milik anggota kelompok bersenjata yang lolos dalam razia pada Rabu (3/3) di kawasan Padang Tiji.

Menurut sumber tersebut, ransel itu mirip dengan yang ditemukan dari penumpang bus yang tewas ditembak polisi dalam razia itu. Selain senjata api, juga ditemukan sepasang sepatu sport, satu tas compact dan satu sebo.

Dalam razia tersebut, tiga penumpang bus tujuan Medan melarikan diri dan seorang di antaranya ditembak polisi sedangkan dua lainnya melarikan diri saat akan diperiksa petugas.

Ketiganya diduga terkait jaringan kelompok Jalin yang saat ini terus diburu aparat kepolisian di kawasan pegunungan Aceh Besar.

ANTARA News

Iran Mulai Produksi Rudal Nasr 1


07 Maret 2010 -- Kementrian Pertahanan Iran mulai memproduksi massal rudal jarak dekat Nasr 1 (Victory 1), Minggu (7/3) diberitakan Kantor Berita Iran Fars.

Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan “ Nasr 1 merupakan rudal yang mampu menghancurkan kapal berbobot 3000 ton”.

Vahidi menambahkan Nasr 1 dapat ditembakan dari pantai maupun berbagai tipe kapal perang.

Rudal akan dilengkapi dengan kemampuan ditembakan dari helikopter dan kapal selam.





Nasr 1 sukses diuji coba permukaan ke permukaan saat latihan perang Unity 98 tahap akhir di perairan Teluk Persia Desember 2008.

Rudal yang ditembakan dari sebuah kapal mengenai dan menghancurkan sasaran sejauh 30 km.

Latihan perang Unity 87 dimulai 2 Desember 2008, berlangsung enam hari dengan melibatkan 60 kapal perang, jet tempur, pesawat nirawak, torpedo, kapal selam ringan dan berat serta kapal meriam.

FARS/@beritahankam

Rusia Akan Bangun Pembom Baru

Tu-160 Blackjack pembom strategis Rusia akan digantikan pembom baru. (Foto: airforce-technology.com)

07 Maret 2010 -- Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mendesak industri militer Rusia mulai mengembangkan pembom strategis baru setelah selesai mengembangkan jet tempur generasi kelima PAK FA saat menghadiri suatu acara industri dirgantara di Moskow.

Putin tidak menyebutkan secara detil mengenai pembom baru tersebut, tetapi meminta industri pertahanan Rusia fokus mengembangkan mesin pesawat baru, sistem elektronik baru dan material baru untuk konstruksi pesawat.

Pembom jarak jauh baru akan membawa rudal strategis baru harus dapat dioperasikan pada 2015-30.

Pembom ini akan mengantikan armada pembom strategis Tu-95 dan Tu-160 yang dibuat pada era Uni Sovyet.

Tu-160 pembom berat supersonik dirancang oleh Uni Sovyet pada 1980-an. Tu-160 masih pemegang rekor pesawat tempur jet terbesar yang pernah dibuat.

Moskow berencana mengoperasikan 1500 pesawat dan helikopter baru guna memodernisasi angkatan udara hingga 80 persen, diungkapkan pemerintah dalam suatu pernyataan.

UPI/@beritahankam

Nyali Besar Boas Berujung Maut...

Briptu Boas yang tewas pada Kamis (4/3/2010) saat terjadi kontak senjata dengan kelompok teroris di Aceh Besar ini ditemukan Sabtu (6/3/2010) sekitar pukul 13.00 WIB. (Foto: detikFoto/Aprizal Rahmatullah)

07 Maret 2010, Jakarta -- Di mata rekan-rekan sesama anggota Densus 88 Brigade Mobil, Briptu Boas Woasiri dikenal sebagai prajurit yang tangguh dan bernyali besar. Jiwa gagah berani ini ditunjukkan dalam penyergapan teroris di daerah hutan kawasan Bayu, Lamkabeu, Seulimeum, Aceh Besar.

Namun, maut ternyata tak dapat ditolak. Keberanian dari Briptu Boas malah justru berakibat fatal baginya. Boas tewas diterjang peluru teroris dalam penyergapan oleh pasukan Densus.

Salah satu sumber di satuan Brimob menceritakan, sebelum diterjang rentetan tembakan mematikan, Boas sebelumnya juga sudah kena serempet timah panas kelompok teroris. "Dia sempat keserempet peluru tembakan teroris," katanya dalam perbincangan dengan Kompas.com, beberapa saat sebelum pemakaman Boas di Taman Makam Pemuliaan, Markas Pusat Pelatihan, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (7/3/2010).

Boas masih beruntung kala itu. Terjangan peluru itu tak menghunjam organ penting tubuhnya. Meski terluka, Boas masih bisa bertahan dalam pertempuran itu. Malah, bukannya mengecilkan nyali, terjangan peluru itu malah membakar nyali dan membangkitkan keberaniannya. Boas berubah jadi buas. Ia kemudian berlari melakukan pengejaran para teroris yang menembakinya. "Mungkin emosi, dia langsung mengejar," tuturnya.

Perburuan Boas inilah yang akhirnya berujung maut. Tanpa berpikir lebih jauh terhadap risiko keselamatannya, Boas nekat mengejar kelompok teroris, bahkan hingga keluar dari ring yang dikuasai polisi. Aksi Boas ini terbilang nekat. "Dia kejar tanpa body armor. Mungkin dia pikir kebal, kali," terangnya.

Tak ayal, baku tembak pun kembali terjadi dalam pengejaran Boas, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Namun, nasib beruntung tidak datang dua kali dan tak berpihak kepada Boas. Peluru timah panas kali ini bersarang menghunjam tubuh Boas. Ia akhirnya tewas dalam perburuannya di Lamkabeu, Seulimeum, Aceh Besar.

Sumber tersebut mengakui, Boas merupakan salah satu prajurit yang memiliki nyali dan kemampuan tempur yang luar biasa. Rekan-rekannya bahkan salut pada aksi yang diperlihatkan Boas dalam setiap praktik strategi pertempuran di lapangan. "Di muka perang, memang nyalinya besar sekali," ujarnya.

Nasib naas ini tak hanya datang ke Boas. Dua rekan Boas lainnya dari satuan Brimob Polda Aceh juga tewas dalam penyergapan tersebut. Bripda Darmansyah dan Bripda Suhandri Kusumo Malau ikut menjadi korban keberingasan kelompok teroris Aceh.

Bripda Darmansyah dan Bripda Suhandri Kusumo Malau lebih dulu dimakamkan di Aceh. Terhadap ketiga prajurit yang gugur di medan peperangan ini, kepolisian pun memberikan penghargaan dan penghormatan.

Briptu Boas Woasiri, Bripda Darmansyah, dan Bripda Suhandri Kusumo Malau diberi kenaikan pangkat dan penghargaan gelar Anumerta. Pangkat Boas yang sebelumnya brigadir satu menjadi brigadir. Sementara itu, Darmansyah dan Suhandri naik dari brigadir dua menjadi brigadir.

KOMPAS.com

Anggaran Super Tucano USD142 Juta

Super Tucano. (Foto: Embraer)

05 Maret 2010, Jakarta -- Rencana pengadaan pesawat pengganti OV-10F Bronco, telah melalui proses pelaksanaan dengan berbagai pertimbangan yaitu, Pesawat OV-10F Bronco merupakan jenis pesawat COIN (Counter Insurgency) yang mampu melaksanakan manuver dengan kecepatan tinggi dan rendah serta dapat take off dan landing pada landasan yang pendek. Mengingat pesawat tersebut relative tua, maka pihak pengguna TNI AU perlu untuk mengganti dengan pesawat sejenis.

Selain itu, berdasarkan operational requirement (opsreq) yang dibutuhkan untuk mengganti pesawat OV-10F Bronco, TNI AU telah melaksanakan kegiatan penilaian terhadap beberapa alternatif pesawat yaitu L159A (Ceko), M346 (Italia), K8P (China), EMB-314 (Brazil) dan KO-1B (korea).

Sedangkan untuk proses penilaian dilaksanakan oleh TNI AU yaitu melalui presentasi dari masing-masing pabrik pembuat pesawat, kemudian mengadakan peninjauan ke fasilitas pabrik pembuat pesawat dan melakukan uji terbang untuk memperoleh secara langsung data kemampuan, spesifikasi teknis (spektek) dan kondisi pabrik pembuat.

Dari hasil penilaian yang telah dilaksanakan tersebut, TNI AU memilih beberapa jenis pesawat sebagai alternatif yang dianggap memenuhi kriteria sebagai jenis pesawat COIN yang dapat menggantikan pesawat OV-10F Bronco. Selanjutnya TNI AU, melaporkan hasil penilaian pesawat COIN sebagai pesawat pengganti OV-10F Bronco kepada Mabes TNI.

K-8 jet tempur ringan buatan Cina tersingkir oleh Super Tucano. K-8 digunakan oleh beberapa angkatan udara di benua Afrika dan Pakistan. (Foto: sino defence)

Mabes TNI melaksanakan Sidang Dewan Kebijakan Penentuan Alut dan Alutsista (Wanjaktu) TNI pada tanggal 1 Okotber 2009. Dalam Sidang Wanjaktu TNI, Tim TNI AU melakukan paparan dan penjelasan serta diskusi tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk penggantian pesawat OV-10F Bronco dan menyampaikan beberapa alternatif pengganti pesawat OV-10F Bronco, salah satunya adalah pesawat jenis EMB-314 Super Tucano.

Dengan disetujuinya oleh Wanjaktu TNI untuk diadakan penggantian pesawat pengganti OV-10F Bronco dan ditetapkannya Alokasi Pinjaman Pemerintah sebesar USD 142.000.000,00 Perkembangan pengadaan pesawat tersebut, saat ini sedang diproses oleh TNI AU. Kementerian Pertahanan menunggu hasil proses yang dilaksanakan TNI AU untuk menindaklanjuti kebutuhan pengadaan pesawat pengganti OV-10F Bronco.

DMC

Marinir Kursus LVT-7 ke US Marines

Dankormar, Athan AS dan para pejabat teras Korps Marinir membicarakan kerjasama militer .

05 Maret 2010, Jakarta -- Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin menerima kunjungan kehormatan Atase Pertahanan Amerika Serikat untuk Indonesia Col. Robinson didampingi Athan US Marines untuk Indonesia Ltcol. Ron Dominique dan Athan US Navy untuk Indonesia Cmdr. Rolf.K.White di Mako Korps Marinir, Jl. Prapatan No. 40 Jakarta Pusat, Jumat (5/3).

Kunjungan ini membicarakan beberapa kerjasama operasi dan latihan, diantaranya akan diadakan latihan bersama antara Denjaka, Taifib dan US Navy Seals, kursus pelatihan LVT-7, bantuan material dan buku-buku pelajaran untuk laboratorium bahasa milik Korps Marinir yang dibuat sesuai standar terminologi militer serta kesempatan satu seat perwira Marinir mengikuti Marine Corps War College di Amerika.

Diharapkan kedatangan Athan Amerika ke Mako Kormar akan meningkatkan kerjasama antara kedua negara.

Hadir pada acara tersebut, Kepala Staf Korps Marinir Brigjen TNI (Mar) Ikin Sodikin beserta para Asinten Dankormar.

MARINIR

Marinir Gelar Latihan Antiteror di Perkotaan

Sejumlah teroris melepas tembakan dalam latihan atau simulasi penanggulangan terorisme oleh pasukan ksusus Batalyon Intai Amfibi 1 (Taifib-1) Marinir di atap gedung Tunjungan Plasa Surabaya, Jumat (5/3). Simulasi ini merupakan latihan peningkatan kemampuan pasukan khusus itu, sekaligus latihan untuk kesiapan penanggulangan ancaman terorisme di Indonesia. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/edy)

05 Maret 2010, Surabaya - Prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir menggelar latihan atau simulasi antiteror di perkotaan, Jumat, yakni kompleks Tunjungan Plasa, Grand City, dan Darmo Trade Center (DTC) Surabaya.

Di kompleks Tunjungan Plasa, latihan itu ditandai dengan aksi pembebasan pejabat yang disandera teroris di kompleks Tunjungan Plasa.

Menyikapi aksi penyanderaan itu, Komandan Batalyon Taifib-1 Marinir Letkol Marinir Fery Marpaung menerjunkan satu tim menuju Tunjungan Plasa.

Tim yang terdiri atas tujuh personel itu diangkut Helikopter Bell HU-417 milik Skuadron 400 Wing Udara Lanudal Juanda.

Setelah helikopter mendarat di atap kompleks Tunjungan Plasa, pasukan Taifib-1 Marinir melakukan "fast rope" (turun dari helikopter dengan seutas tali).

Suara tembakan dari teroris yang tiada henti menyambut kedatangan tujuh prajurit Taifib tersebut, namun pasukan terus bergerak menuju lokasi penyanderaan pejabat di salah satu gudang Tunjungan Plasa.

Akhirnya, baku tembak tak dapat dihindari lagi, sehingga tujuh anggota Pasukan Khusus Korps Marinir tersebut berhasil melumpuhkan teroris yang bersenjata laras panjang.


Dalam latihan penanggulangan teroris ini akan digunakan teknik fastroof (mendarat di atap) hingga stabo. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

Latihan anti teror ini diikuti 21 pasukan, masing-masing berisikan 7 orang personel. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

Pintu gudang tempat penyanderaan pun didobrak oleh anak buah Letkol Marinir Fery Marpaung itu, sehingga baku tembak terjadi lagi di dalam gudang.

Sandera pun dapat diselamatkan dan langsung dievakuasi dengan helikopter yang masih terbang di atap kompleks Tunjungan Plasa.

Evakuasi sandera menggunakan Special Tactical Airbone Operation (STABO), yaitu bergelantungan di bawah helikopter dengan tali.

Pasukan intai saat menerobos lokasi teroris yang menyandera seorang pejabat. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

Dalam operasi penyelamatan ini, seorang teroris berhasil dilumpuhkan. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

Latihan ini untuk memelihara kemampuan selain operasi militer perang juga kemampuan operasi anti teror. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

Latihan anti teror dilakukan di tiga pusat perbelanjaan yaitu di Darmo Trade Center (DTC), Tunjungan Plaza (TP), dan Golden City Mall (Goci). (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

Menurut Komandan Batalyon Taifib-1 Marinir Letkol Marinir Fery Marpaung, latihan bertujuan untuk mengasah ketrampilan personel dan sekaligus memelihara kemampuan operasi antiteror di kota.

"Latihan menggunakan teknik fast rope dan stabo, karena teknik itu biasa digunakan di gedung-gedung tinggi atau lokasi pendaratan yang tergolong sulit dan penuh halangan," kata orang nomor satu di jajaran Batalyon Taifib-1 Marinir itu.

ANTARA JATIM

Terorisme Aceh Lebih Berbahaya Dibanding Noordin M Top

Dua personil Polres Lhokseumawe berjaga di simpang Cunda ketika razia sedang berlangsung, Kamis (5/3) malam. Pasca adanya kemlompok radikal di Aceh, patroli dan razia semakin sering dilakukan personil Polres Lhokseumawe di berbagai tempat. (Foto: Serambi/Saiful Bahri)

07 Maret 2010, Jakarta -- Jaringan terorisme di Aceh sangat berbahaya. Terorisme di kota Serambi Makkah ini lebih berbahaya dibandingkan jaringan terorisme yang dipimpin gembong teroris Noordin M Top. Jaringan Aceh lebih terstruktur, global dan langsung berhubungan dengan Alqaeda pusat.

"Ini lebih besar dari Noordin Top. Noordin bergerak solo, dengan formasi 124. Kalau yang di Aceh ini persis formasi Mindano, lebih global," kata pengamat terorisme Mardigu dalam perbincangan dengan detikcom via telepon, Minggu (7/3/2010).

Menurut Mardigu, Alqaeda memanfaatkan Mindano untuk latihan perang, tidak hanya untuk memerdekakan Filipina Selatan, tapi juga lebih besar lagi untuk menyiapkan kader terorisme. Nah dalam kasus Aceh, Alqaeda juga memakai Aceh untuk pusat latihan teroris setelah sebelumnya gagal di Ambon dan Poso.

"Aceh itu teritori berikutnya setelah Ambon dan Poso. Jadi terorisme ini benar-benar dari pusatnya yang holistik. Jadi sangat berbahaya," tegas Mardigu.

Seperti apa model terorisme di Aceh, Mardigu belum bisa menjelaskannya. Namun menurutnya, jaringan Aceh ini akan berbeda dengan gaya Noordin yang melakukan pengeboman. Aceh lebih dijadikan pusat pelatihan terorisme.

"Mungkin Aceh akan menjadi kayak Magelang, jadi seperti Akabrinya teroris," jelas Mardigu.

Kelompok Teroris Aceh Miliki Kekuatan Persenjataan Cukup Besar

Jaringan teroris Aceh Besar yang sedang diburu Densus 88 Polri memiliki hubungan dengan kelompok teror Noordin M Top. Diduga jaringan ini memiliki kekuatan persenjataan yang cukup besar karena mudah mendapat pasokan senjata dari Thailand dan Filipina selatan.

"Setahu saya untuk persenjataan cukup besar," ujar pengamat terorisme Al Chaidar dalam perbincangan telepon dengan detikcom, Minggu (7/3/2010).

Namun untuk kekuatan pembuatan bom, Al Chaidar menyangsikan jaringan ini memiliki cukup amunisi untuk membuat bom. "Dari kelompok Sulawesi, Taufik Bulaga itu memang sangat ahli, tapi apa memang mereka mudah dapat bahannya?" paparnya.

Pria asli Aceh ini menduga pemimpin jaringan Aceh Besar ini berasal dari kelompok Pandeglang dan sudah terdeteksi oleh aparat. "Saya kira itu Saifudin dari kelompok Pandeglang, Banten," katanya.

Menurutnya, jaringan teroris Aceh Besar memang gabungan dari beberapa kelompok teror seperti kelompok Pandeglang, kelompok Cilacap, dan kelompok Sulawesi termasuk kelompok Poso.

Kelompok-kelompok teror itu bersatu sejak 1995 di Aceh Besar dan mengadakan pelatihan militer di kamp-kamp pelatihan yang dibangun di pedalaman hutan sejak 1997.

"Mereka memang beberapa kali membantu aksi Noordin," terangnya.

Teroris Aceh juga Mengincar Kapal yang Melintas di Selat Malaka


Kelompok teroris di Aceh Besar diduga terlibat sejumlah aktifitas teror dan peledakan bom di beberapa wilayah Indonesia. Selain cara-cara teror itu, kelompok ini juga menyasar kapal-kapal di perairan Selat Malaka sebagai target pembajakan mereka.

"Bagi mereka Selat Malaka salah satu target. Mereka berencana juga melakukan teroris maritim dengan membajak kapal-kapal niaga," demikian pengamat terorisme Al Chaidar dalam perbincangan telepon dengan detikcom, Minggu (7/3/2010).

Terkait pemilihan Aceh Besar sebagai markas mereka, menurutnya hal ini didasari pertimbangan lokasi tersebut strategis sebagai tempat pelatihan dan terletak di ujung barat sehingga memudahkan akses ke perairan menuju Thailand selatan dan Malaysia.

"Dari situ mereka memperoleh pasokan senjata," katanya.

Kelompok teroris di Aceh ini diduga memiliki hubungan dengan jaringan gembong teror Noordin M Top. Mereka juga memiliki kekuatan persenjataan yang cukup besar.

detikNews

Tiga Anggota Brimob Tewas di Aceh

Jenazah Briptu Anumerta Boas Woisiri, anggota Densus 88 Mabes Polri yang tewas dalam penggerebekan teroris di Aceh Besar,saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu malam (6/3). Briptu Boas Woisiri merupakan satu dari tiga anggota Polisi yang tewas dalam penggerebekan teroris di Aceh, hadir dalam penyambutan jenajah Kapolri Bambang Hendarso Danuri serta Wakapolri Komjen Yusuf Manggabarani. (Foto: ANTARA/Muhammad Deffa/hm/hp/10)

07 Maret 2010, Aceh Besar -- Tiga anggota Brigade Mobil (Brimob) tewas dalam kontak tembak dengan kelompok yang diduga teroris di Kemukiman Lamkabeu,Seulimuem, Aceh Besar,Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Ketiga anggota Brimob yang tewas adalah Brigadir Anumerta Boas Woisiri, Brigadir Anumerta Darmansyah, dan Briptu Anumerta Hendrik Kusumo. Selain tiga anggota Brimob, dua orang yang diduga dari kelompok teroris juga dikabarkan tewas.“Yang bisa kami pastikan adalah tiga orang.Itu saja dulu,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang kepada harian Seputar Indonesia (SI) kemarin. Baku tembak antara anggota polisi dari kesatuan Brimob dan Detasemen Khusus (Densus) 88 dengan kelompok yang diduga teroris terjadi pada Kamis (4/3).

Saat itu,polisi menduga di Kemukiman Lamkabeu dijadikan tempat persembunyian jaringan kelompok teroris Jalin.Pada Selasa (2/3) polisi memutuskan melakukan pengepungan daerah tersebut. Setelah dua hari melakukan pengepungan atau tepatnya Kamis (4/3), polisi berhasil menemukan gerak-gerik kelompok bersenjata tersebut. Sekitar pukul 14.00 WIB kontak tembak antara polisi dengan kelompok bersenjata tak terelakkan dan baru berhenti sekitar pukul 18.00 WIB atau menjelang magrib. Baku tembak tersebut selain menewaskan tiga anggota Brimob dan dua anggota kelompok teroris, juga melukai 11 anggota polisi.

Dari 11 korban luka tembak yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh,lima korban di antaranya masih mendapat perawatan intensif. Adapun enam lainnya dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara, Lamteumen,Kota Banda Aceh. Hingga Jumat (5/3) pukul 19.00 WIB sebagian besar pasukan Brimob ditarik dari lokasi pengepungan dan menyisakan beberapa anggota saja. Polisi menduga kelompok teroris yang bertahan di kawasan pegunungan lembah Seulawah sudah bergeser ke lokasi lain. Adapun tiga anggota Brimob yang tewas belum bisa langsung dievakuasi pada Jumat (5/3) malam.

Baru kemarin sekitar pukul 12.20 WIB ketiga jenazah bisa dievakuasi. Setelah berhasil mengevakuasi korban tewas, polisi terus melakukan pengepungan dengan menambah pasukan baru. Sebagian pasukan yang bertahan di lokasi pengepungan kemarin ditarik dan diganti dengan pasukan yang baru.Menurut keterangan Keuchik(Kepala Desa) Meunasah Tunong,Aceh Besar, Maimun, pasukan kembali masuk ke desa mereka kemarin pagi. Setelah berhasil dievakuasi dari lokasi pengepungan, kemarin jenazah Brigadir Anumerta Boas Woisiri langsung diterbangkan ke Jakarta. Adapun jenazah Briptu Anumerta Hendrik Kusumo dimakamkan di Kabupaten Pidie. Begitu juga dengan jenazah Briptu Anumerta Darmansyah dimakamkan kemarin di Banda Aceh.

Tadi malam, jenazah Boas tiba di Bandara Soekarno Hatta,Tangerang, Banten dan disambut langsung oleh Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri.Selanjutnya, jenazah akan disemayamkan di Aula Soeratmo Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Hari ini, jenazah akan dimakamkan di pemakaman anggota Polri di Cikeas,Bogor. Berbeda dengan data di lapangan, Edward mengatakan,polisi baru bisa memastikan satu orang yang diduga anggota kelompok teroris juga tewas. “Ada satu orang suspectyang tewas,”tegasnya. Edward menyatakan, jaringan teroris ini masih terus diselidiki. Karena itu, dirinya masih belum bisa memberikan keterangan tambahan.

Beberapa dugaan muncul terkait kelompok teroris di Aceh ini.Salah satunya adalah memiliki keterkaitan dengan jaringan teroris internasional Al-Qaeda. Wakil Ketua Komisi I (pertahanan dan keamanan) DPR Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan apresiasi atas langkah Polri yang berhasil menggerebek sarang teroris di Aceh itu.Terlebih, penggerebekan itu dilakukan sebelum kelompok ini berhasil membuat sebuah kejahatan di Indonesia.“ Itu menunjukkan kepada publik dan dunia soal kemampuan Polri dalam melawan terorisme di Indonesia,”katanya.

Agus menilai,terbuka kemungkinan jaringan kelompok teroris Aceh ini dengan jaringan internasional. Pasalnya, melihat lokasinya di Aceh yang dekat dengan Selat Malaka yang strategis,besar kemungkinan ada kerja sama dengan jaringan internasional.“Kalau memang ada kaitannya dengan Al-Qaeda,Indonesia harus ekstrawaspada.Kita harus beri dukungan ke Polri,”katanya.

Dayah Bukan Sarang Teroris

Salah seorang ulama di Aceh Besar, Tgk M Luthfi,menyatakan tidak ada dayah (pondok pesantren/ ponpes) di Provinsi NAD yang terkait dengan jaringan terorisme.“Islam tidak membenarkan kekacauan dan kekerasan,” tegasnya di sela-sela pembukaan musabaqah,cerdas cermat, muhadharah, serta fahmul kutubse- Aceh di Aceh Besar kemarin. Sementara itu,Wakil Gubernur NAD Muhammad Nazar mengatakan bahwa Islam adalah agama rahmatan lilalamin yang memberi manfaat dan menghilangkan mudarat bagi umat manusia.

Karenanya, dia menyatakan Islam tidak menoleransi kekerasan baik ideologi atau dalam bentuk apa pun yang membawa nama agama. “Karena itu, saya minta warga dayah, khususnya di seluruh Aceh, apakah ulama ataupun santrinya agar lebih sering melakukan program- program pengabdian sosial agama guna memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang Islam yang sebenarnya,”tambahnya.

Selain itu,Wakil Gubernur juga berharap agar dayah mampu menciptakan peradaban Islami,menjadi kontrol sosial dalam pembangunan serta memperkuat perdamaian yang telah terjalin pascakonflik di Aceh.

SEPUTAR INDONESIA