Thursday, February 5, 2009

Pangarmatim Tutup Latihan Kopaska dengan US Navy Seal

4 Februari 2009, Surabaya -- Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim), Laksda TNI Lili Supramono di Surabaya, Rabu menutup latihan bersama antara Komando Pasukan Katak (Kopaska) dengan pasukan katak AL AS (US Navy Seal).

Pangarmatim dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk mengantisipasi situasi dan kondisi ke depan yang memiliki kerawanan tinggi, seperti ancaman teroris dan masalah keamanan di dalam negeri diperlukan pola pengamanan yang tepat.

Berkaitan dengan itu, latihan bersama Kopaska TNI AL dengan 'US Navy Seal' ini diharapkan dapat berdampak positif bagi profesionalisme prajurit TNI AL dalam pengamanan wilayah maritim," kata laksamana berbintang dua itu.

Ia mengemukakan, latihan bersama itu merupakan bentuk kerjasama Pemerintah RI dengan Amerika Serikat, khususnya di bidang kemiliteran.

Karena itu, ia berharap, agar latihan ini dapat terlaksana secara terprogram, terus-menerus dan berjenjang, disertai dengan peningkatan kualitas materi dari waktu ke waktu. Latihan itu harus dilakukan dengan prinsip saling menghormati dan menguntungkan kedua negara.

"Di sisi lain, latihan dengan negara sahabat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan prajurit, menyangkut teknik dan taktik, baik perorangan maupun tim, sehingga terbentuk jiwa prajurit yang benar-benar profesional," katanya.

Menurut dia, dengan memiliki prajurit yang profesional dan peralatan tempur yang canggih, maka tugas TNI AL dalam menjaga kewibawaan dan kedaulatan serta integritas NKRI, khususnya di laut dapat dilaksanakan dengan baik.

Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful menambahkan, pada latihan ini, Kopaskan TNI AL mengerahkan empat tim atau 28 personel, sedangkan dari "US Navy Seal" menyertakan 15 personelnya.

"Selain sniper, mereka juga berlatih peperangan di ruang tertutup, perang hutan, bertahan hidup di hutan dan lainnya," katanya.

Selain personel, latihan "Flash Iron 09-01" selama satu bulan itu juga melibatkan satu kapal perang, satu helikopter, dua "Sea Rider" serta lima perahu karet. Latihan dilaksanakan di Markas Koarmatim, Selat Madura, Pantai Banongan, Situbondo serta Selogiri, Banyuwangi. (anatarajatim.com)

AL India Menambah Armada Frigatnya


5 Februari 2009, Moskow -- Rusia membangun lagi 3 kapal frigat Project 11356 kelas Krivak IV untuk AL India di galangan kapal Yantar sesuai kontrak yang ditandatanggani Juli 2006 senilai $1,6 Milyar.

Ketiga kapal tersebut tersebut akan dilengkapi dengan 8 rudal supersonik anti kapal BrahMos, berbobot mati 4000 metrik ton, kecepatan jelajah 30 knot dan akan dikirimkan seluruhnya tahun 2011 – 2012.

Kapal ini mampu melakukan misi pencarian dan penghancuran kapal penjelajah berukuran besar dan kapal selam. Diklaim mempunyai kemampuan tembak tiada duanya di dunia dalam kelasnya.

Delegasi militer India dipimpin Admiral Raman P. Suthan telah mengunjungi galangan kapal Yantar Oktober 2008. Merasa puas atas tahapan dan kualitas konstruksi.

Sebelumnya Rusia telah menyerahkan 3 kapal frigate kelas Krivak - INS Talwar, INS Trishul dan INS Tabar di tahun 2004 dimana sistem rudal anti kapal yang dipasang Club-N/354TE.

Ria Novosti/@beritahankam

Dispers, Dirjian, Danpom Kodikau Diserahterimakan


5 Februari 2009, Jakarta -- "Dalam organisasi TNI AU pergantian pejabat dilingkungan Kodikau adalah hal yang biasa dan wajar karena tuntutan organisasi yang bergerak dinamis dan merupakan pembinaan karier personel TNI Angkatan Udara", demikian sambutan Dankodikau pada acara Sertijab Dirpers, Dirjian dan Danpom Kodikau yang diserahterimakan hari ini Kamis (5/2) di lobby Makodikau.

Lebih lanjut Dankodikau menekankan bahwa pergantian pejabat baru diharapkan memberikan suasana baru dan inovatif kearah yang lebih baik untuk menentukan kualitas hasil didik agar memperoleh personel TNI AU yang mempunyai SDM berkualitas dan professional.

Direktur Personel Kodikau diserahterimakan dari Kolonel Pnb Yuli Antono kepada Kolonel Nav Subarno, selanjutnya Kolonel PNB Yuli Antono menjabat sebagai Dirmin AAU, Direktur Pengkajian Kodikau diserahterimakan dari Kolonel Pnb Herry Irsal kepada Kolonel PNB Dedy Nitakomara, diserahterimakan juga Komandan Polisi Militer Kodikau dari Letkol Pom Danang Sulistiyanto kepada Mayor Pom Pipik Krispiarto. Selanjutnya Kolonel Pnb Herry Irsal menjabat sebagai Danlanud Adisoemarmo sedangkan Letkol Danang Sulistiyanto menjabat sebagai Pamen Puspomau

Acara berlangsung dengan sederhana dan hikmat. Hadir dalam acara tersebut Wadankodikau Marsekal Pertama TNI L.Tony Susanto, para pejabat Kodikau serta perwakilan perwira anggota Makodikau.

tni-au.mil.id

Letkol CZI Budi H. Jabat Komandan Intel Kodam V/Brawijaya


5 Februari 2009, Surabaya -- Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Soewarno, S.IP M.Sc, Rabu (4/2) melantik Letnan Kolonel Czi Budi Hariswanto sebagai Komandan Intelijen Kodam V/Brawijaya, menggantikan Letnan Kolonel Infanteri Mulyono.

Letkol Inf Mulyono selanjutnya akan menduduki jabatan barunya sebagai Kepala Tim Guru Militer Rindam V/Brawijaya, sedangkan Komandan Intel Kodam V/Brawijaya yang baru Letkol Czi Budi Hariswanto sebelumnya menjabat sebagai Kasi Intel Korem 081/Dhirotsaha Jaya Madiun.

Pangdam V/Brawijaya dalam amanatnya mengatakan, sebagai mata dan telinga bagi Komando Atas prajurit intelijen diharapkan benar-benar mampu melaksanakan fungsinya secara akurat, aktual dan faktual. Mampu mencegah timbulnya korban dan kerugian personel dan materiil serta bocornya berita maupun dokumen yang berkualifikasi rahasia kepada pihak yang tidak berhak.

Karena keberadaan aparat intelijen memegang posisi yang penting dan menentukan dalam mendukung keberhasilan tugas pokok Komando, maka perlu penyempurnaan mekanisme dan prosedur arus intelijen agar diperoleh kekenyalan, kecepatan, ketepatan dan keamanan, sehingga tidak terdadak oleh berita karena keterlambatan laporan unsur intelijen. Tugas-tugas sebagai mata dan telinga Komando baik dalam rangka pengamanan maupun dalam rangka tugas penggalangan di lapangan menjadi acuan dasar bagi pengambilan keputusan unsur pimpinan.

Oleh karena itu, keakuratan data dan informasi yang harus disajikan kepada pimpinan menjadi unsur yang sama sekali tidak boleh diabaikan. Dengan posisi seperti itu, maka peningkatan kualitas SDM prajurit intelijen tersebut menjadi sangat penting.

Peningkatan kualitas SDM Intelijen itu, juga diperlukan untuk menjawab segala kritikan bahkan hujatan yang ditujukan kepada institusi TNI termasuk institusi intelijen TNI, karena oleh masyarakat dipandang tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam mendeteksi berbagai gejolak sosial dan kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah negeri ini.

Aparat intelijen dinilai juga seringkali terlambat dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada pimpinan. Bahkan tidak jarang pula dirasakan kalah cepat dengan media massa dalam mendapatkan informasi yang aktual dan penting untuk dilaporkan kepada Komando.

”Semua itu merupakan tantangan tersendiri bagi Dandeninteldam V/Brawijaya yang baru untuk membuktikan bahwa aparat intelijen kita ini benar-benar profesional dan berdaya dukung positif bagi tugas-tugas pokok Komando. Oleh karena itu satuan intelijen Kodam ini harus ditata dan dipersiapkan sedemikian rupa guna menghadapi kualitas tantangan tugas ke depan yang sudah pasti jauh lebih kompleks,” demikian tegasnya. (tni.mil.id)

Konga XXXVI-A Sambut Wakil Komandan FHQSU


5 Februari 2009, Lebanon -- Komandan Kontingen Garuda XXVI-A Kolonel (Mar) Saud Tambatua yang menjabat sebagai Komandan Force Headquarters Support Unit (FHQSU) UNIFIL bersama anggota menyambut kedatangan Wakil Komandan FHQSU yang baru Letnan Kolonel Porciello, Rabu (4/2) di Sudirman Camp UNIFIL HQ Lebanon. Dalam organisasi FHQSU, Letkol Porciello yang berasal dari Italy menggantikan Wakil Komandan FHQSU yang lama Letkol Carlo Morelli yang telah berakhir masa tugasnya di UNIFIL.

Dalam sambutannya Kolonel (Mar) Saud Tambatua mengatakan, kita telah bekerja bersama-sama kurang lebih selama tiga bulan dengan Letkol Carlo Morelli dan selama perjalanan tersebut adalah saat-saat awal bagi kita untuk menjalin suatu bentuk kerjasama yang solid, berkoordinasi dan berkomunikasi yang baik termasuk juga menjaga hubungan antar dua negara.

“Oleh karena itu, pada kesempatan ini perlu saya sampaikan kepada seluruh prajurit bahwa dalam FHQSU ini kita bersama kontingen Italy adalah satu. Kepada Letkol Carlo Morelli saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya dan juga tentunya kami mendoakan supaya Letkol Carlo Morelli bisa segera bertemu keluarga, salam hormat untuk keluarga dan semoga mendapatkan karir yang terbaik di satuannya”, tambahnya.

Komandan Konga XXVI-A juga mengucapkan selamat datang kepada Deputy FHQSU yang baru Letnan Kolonel Porciello. “Kami semua sangat bangga dan senang menerima kehadiran Letnan Kolonel Porciello. Kami berharap untuk Letnan Kolonel Porciello agar tidak ragu-ragu terhadap kami karena kita adalah satu. Semoga kerjasama kita akan lebih memberikan warna yang positif dalam misi UNIFIL ini”, lanjut Dansatgas Konga XXVI-A.

Sementara itu, Letkol Carlo Morelli dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kerjasama selama ini, meskipun singkat namun sangat berkesan dan berharap bisa bertemu lagi dalam misi yang akan datang. (tni-ad.mil.id)

Serah Terima Jabatan Komandan Batalyon Artileri Medan-4/105 GS Kodam III/Siliwangi

5 Februari 2009, Cimahi -- Pangdam III/Siliwangi menegaskan, serah terima jabatan Komandan Batalyon Artileri Medan-4/105 GS Kodam III Siliwangi merupakan sistem dalam rangka penyegaran dan pembinaan organisasi. Secara kelembagaan alih tugas jabatan dilakukan agar kinerja organisasi lebih dinamis dan proaktif dalam menghadapi tantangan tugas satuan ke depan.

Dalam rangka menghadapi tugas dan tantangan ke depan yang relatif sulit diprediksi, menuntut kesiapsiagaan satuan, oleh karena itu Yon Armed-4/105 GS harus selalu dalam kondisi siap operasional. Kondisi kesiapan operasional satuan itu harus mencakup kesiapan personel, alat peralatan dan persenjataannya serta sistem yang mendukung pelaksanaan tugas di bidang masing-masing.

Demikian ditegaskan Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal TNI Rasyid Qurnuen Aquary pada acara Serah Terima jabatan Komandan Batalyon Artileri Medan-4/105 GS Kodam III/ Siliwangi dari Letkol Arm. Jauhari A. Suraji, S.Ip, S.Sos kepada Letkol Arm. Edi Yusnandar, Sap., bertempat di Lapangan Upacara Yon Armed-4/105 GS Cimahi, kemudian dilanjutkan Serah Terima Jabatan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXXIX Yon Armed-4/105 GS dan Yayasan Kartika Jaya Siliwangi Pelaksana Harian Cabang XXXIX Yon Armed-4/105 GS Pengurus Pusat dari Ny. Indriani Jauhari Agus S kepada Ny. Leny Edi Yusnandar, Rabu (4/2).

Lebih jauh Pangdam mengatakan, dalam konteks kesiapan personel, setiap prajurit Artileri harus benar-benar menguasai kemampuan teknis dasar Artileri sebagai landasan untuk mengembangkan kemampuan operasional. Selain itu, prajurit Artileri yang profesional harus senantiasa tanggap terhadap perkembangan teknologi sistem persenjataan dan mengembangkan wawasannya dalam berbagai aspek, terutama kemampuan senjata Artileri yang mutahir.

Berkaitan dengan kesiapan alat peralatan dan sistem senjata yang nyata kita miliki saat ini, setiap prajurit harus selalu melakukan perawatan dan pemeliharaan secara cermat, sehingga peralatan yang dipertanggungjawabkan sekalipun relatif sudah tua, dapat berfungsi secara optimal. “Menyadari bahwa peran sumber daya prajurit merupakan kunci penentu dalam setiap pelaksanaan tugas Satuan, maka budaya belajar dan berlatih yang mengarah pada profesionalisme keprajuritan dan pemantapan jiwa juang serta semangat kebangsaan harus senantiasa ditingkatkan,” tegas Pangdam.

Lebih lanjut Pangdam mengatakan bahwa semangat kebangsaan bagi seorang prajurit sangat penting dan kita harus memiliki tekad yang kuat untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa. Prajurit tidak boleh ragu-ragu untuk berbuat dan bertindak dalam melaksanakan tugas negara karena kita hanya berorientasi kepada kepentingan nasional, dan selalu bergerak dalam koridor konstitusi, hukum dan keputusan politik negara.

“Dalam menghadapi tantangan tugas ke depan diperlukan adanya kepedulian yang tinggi dari semua unsur komandan dalam berbagai strata terhadap pembinaan anggota dan satuannya. Para unsur komandan harus menjadi teladan nyata bagi anggotanya dalam meningkatkan profesionalisme keprajuritan dengan mengedepankan moralitas kehidupan yang sesuai dengan norma yang berlaku serta dilandasi sikap hidup :”satu keteladanan lebih baik dari seribu ucapan”. Ini artinya untuk membentuk prajurit profesional dan bermoral harus dimulai dari unsur pimpinannya,” harap Pangdam.

Diakhir amanatnya Pangdam mengatakan, terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2009 untuk memilih anggota Legislatif tingkat Pusat dan Daerah serta Pemilihan Presiden/Wakil Presiden, Pangdam sekali lagi menegaskan kembali kepada segenap keluarga besar Kodam III/Siliwangi, khususnya bagi warga Yonarmed-4 agar benar-benar bersikap dan bertindak netral tidak memihak kepada Parpol atau Tokoh Politik tertentu. Komando tidak akan mentolerir setiap pelanggaran Netralitas TNI yang dilakukan prajurit dan PNS TNI dalam Pemilu tahun 2009 tersebut.

Hadir pada acara tersebut diantaranya Bupati Kabupaten Bandung Barat H. Abubakar, Walikota Cimahi H.M. Itoc Tochija, Danpusen Arhanud, Danpusen Armed, dan unsur Muspida Kabupaten Bandung Barat dan Cimahi serta para pejabat Kodam III/Siliwangi. (tni.mil.id)

Latihan Rutin Kamhanlan Lanud Ranai


5 Februari 2009, Natuna -- Lanud Ranai melaksanakan Program Kerja Kamhanlan persemester bulan pertama tahun 2009 dengan melaksanakan Latihan Rutin Kamhamlan di sekitar wilayah Lanud Ranai . Latihan dibuka pada hari Rabu tanggal 4 Februari 2009 pukul 7.00 Wib oleh Komandan Lanud Ranai Letkol Pnb Bambang Somantri di lapangan paskhas Lanud Ranai yang diikuti oleh seluruh Anggota Lanud Ranai.

Latihan ini dimaksudkan selain untuk melatih Prajurit TNI AU Lanud Ranai agar tetap siap dan siaga untuk mengamankan dan mempertahankan wilayah Lanud Ranai baik di masa damai atau perang juga sebagai upaya agar seluruh anggota Lanud Ranai mengetahui secara dekat batas batas wilayah Lanud Ranai. (tni-au.mil.id)

TNI Intensifkan Pengamanan Nipah

5 Februari 2009, Jakarta -- TNI mengintensifkan pengamanan Pulau Nipah. Selain personel, kapal menindak juga akan ditempatkan di salah satu pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Singapura itu. "Saat ini sudah ada pos TNI AL yang diisi satu pleton prajurit marinir," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Jakarta, Rabu (4/2), mengomentari diselesaikannya perjanjian perbatasan kedua negara.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma Iskandar Sitompul menjelaskan, kini masih dibangun sarana dan prasana pendukung pengamanan. Dermaga pun masih dalam proses perbaikan. "Dermaga lama masih memakai kayu," katanya.

Saat infratruktur siap, matra laut berjanji akan menempatkan kapal patroli dan sea rider sebagai senjata penindak kegiatan ilegal yang terjadi di sana. "Kejahatan di perbatasan cenderung lebih banyak dibanding lokasi lain," kata Iskandar. Penambahkan prajurit, kata dia, juga akan ditingkatkan seiring dengan kebutuhan operasional.

Menurutnya, kesepakatan perjanjian batas laut bagian barat yang terletak di bagian utara Pulau Nipah antara Indonesia dan Singapura memudahkan TNI AL melakukan pengawasan. "Karena jelas batas-batasnya," kata lulusan Akademi Angkatan Laut 1980 itu.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan, penandatangan kesepakatan dilakukan Februari ini. Keputusan bersama batas laut teritorial bagian barat itu dicapai melalui perundingan yang sangat intens dalam tiga tahun terakhir.

Dengan kesepahaman ini, bagian batas wilayah yang masih bermasalah antara kedua negara tinggal sebelah timur (utara Pulau Bintan), dengan panjang wilayah sekitar lima mil laut.

Menurut Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Supiadin, Pos TNI AL di Pulau Nipah mulai operasional akhir tahun lalu. Pelaksanaan pengamanan satu pleton yang menjaga pulau tersebut dikendalikan Pangkalan TNI AL (Lanal) Batam. Keberadaan pos di pulau itu diharapkan dapat mengoptimalkan pengamanan di sana.

"Apalagi Nipah merupakan pulau titik dasar pengukuran batas wilayah perbatasan Indonesia dengan Singapura," kata mantan Pangdam Iskandar Muda itu. Pulau Nipah sempat tergerus akibat penambangan pasir pantai untuk dijual ke Singapura. Aktivitas penambangan yang tidak memerhatikan kelestarian lingkungan ini menyebabkan Pulau Nipah terancam hilang tenggelam.

Beberapa tahun lalu, pemerintah memutuskan melakukan reklamasi di pulau itu. Alasannya, hilangnya Nipah dan bertambahnya garis pantai Singapura berpotensi menimbulkan konflik perbatasan.

Pulau Nipah hanya seluas 1,2 hektar, setelah selesai direklamasi luas pulau ini menjadi 60 hektar. (jurnalnasional.com/beritahankam.blogspot.com)

Serah Terima Jabatan Komandan Skuadron 32


5 Februari 2009, Malang -- Netralitas TNI berarti TNI bersikap netral, tidak memihak, tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik praktis. Netralitas TNI merupakan keputusan final dan harga mati, demi persatuan dan kesatuan serta keutuhan dan integritas bangsa dan NKRI. Demikian sambutan Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Ida Bagus Anom M., S.E. dalam Sertijab Komandan Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh dari Letkol Pnb. Dedy Ghazi Elsyaf M.Si. kepada Letkol Pnb. Yani Ajat HS bertempat di Taxy Way Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh (4/2). Dihadiri para pejabat Lanud Abd Saleh beserta jajarannya, pejabat sipil dan militer se-Malang Raya.

Selanjutnya dikatakan Netralitas TNI diimplementasikan, dengan tidak menggunakan hak politik atau hak memilih, aktif turut serta mengamanakan dan mensukseskan pemilu2009, tidak memihak atau mendukung pihak tertentu, tidak melibatkan personel, institusi dan fasilitas TNI sementara PNS suami/istri/anak prajurit TNI diberikan kebebasan untuk menentukan pilihannya. Netralitas TNI ini diperlukan untuk mempertahankan soliditas satuan dan membangun profesionalisme prajurit TNI Angkatan Udara khususnya dan TNI pada umumnya.

Berkaitan dengan pemilu yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, Skadron udara 32 sebagai Skadron Udara yang berkemampuan angkut strategis, diharapkan dapat membantu pemerintah dalam transportasi angkutan udara untuk materiil pendukung pemilu.

Apalagi dihadapakan dengan tugas-tugas kedepan, akan terlihat betapa berat tantangan yang dihadapi oleh Skadron udara 4, yang membutuhkan tingkat kesiapan operasional satuan yang tinggi didalam kondisi keterbatasan. Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memberikan dukungan anggaran kepada TNI Angkatan udara hendaknya jangan sampai menurunkan motivasi, dan semangat juang Skadron Udara 4 dalam melaksanakan tugas untuk pengabdian kepada bangsa dan negara, tidak mengeluh. Setiap prajurit Skadron Udara 32 harus bekerja keras menyumbangkan prestasi kerja terbaiknya dan harus tetap mampu menstransformasikan kondisi keterbatasan itu menjadi daya dorong, sehingga tetap dapat memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara.

Letkol Pnb. Yani Ajat sebelumnya menjabat sebagai Kepala Ruang Operasi Lanud Abd Saleh sedangkan Letkol Pnb. Dedy Ghazi Elsyaf M.Si. Menjabat sebagai Kasubditau Alutsista Pusjianstra TNI di Mabes TNI.

tni-au.mil.id

Kolonel Laut (S) Sapto Adi Jabat Kadep Suplai AAL

5 Februari 2009, Surabaya - Gubernur Akademi TNI AL (AAL), Laksda TNI Moch. Jurianto di Surabaya, Kamis melantik Kolonel Laut (S) Sapto Adi sebagai Kepala Departemen (Kadep) Suplai menggantikan Kolonel Laut (S) Agung Sutoyo.

Kolonel Sapto sebelumnya bertugas di Dinas Perbekalan Mabes TNI AL, Jakarta, sedangkan Kolonel Agung selanjutnya akan bertugas sebagai Kepala Depo Pusat Perbekalan Wilayah Barat di Jakarta.

Gubernur AAL dalam sambutannya mengatakan, perwira yang bertugas di lembaga pendidikan pencetak perwira itu adalah prajurit terbaik karena akan mengawaki organisasi yang sangat menentukan masa depan TNI AL.

"AAL dituntut untuk menghasilkan lulusan perwira yang mampu memimpin organisasi, mulai dari tingkat satuan hingga komando atas. Karena itu prajurit yang bertugas di lembaga ini adalah perwira pilihan," katanya.

Menurut dia, saat ini TNI AL terus melakukan upaya peningkatan profesionalisme prajurit dan penambahan alutsista sehingga menuntut AAL untuk menghasilkan perwira yang bisa mengikuti tuntutan profesionalisme itu.

"Untuk pejabat yang dilantik, perlu saya ingatkan bahwa jabatan adalah amanah, kehormatan dan kebanggaan sekaligus harga diri. Karena itu semua tugas harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab," katanya.

antarajatim

KRI Diponegoro Siap Diberangkatkan ke Lebanon


5 Februari 2009, Surabaya -- KRI Diponegoro beserta 110 prajurit TNI AL dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) siap diberangkatkan ke Lebanon sebagai bagian dari pasukan perdamaian PBB.

"Pembekalan selama satu bulan untuk para prajurit yang terlibat dalam penugasan itu bisa dikatakan sudah selesai dan akan ditutup, Jumat (6/2)," kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Toni Syaiful, di Surabaya, Kamis (5/2).

Ia mengemukakan, beberapa waktu lalu KRI Diponegoro dan 110 prajurit telah melakukan praktik penugasan di Laut Jawa selama dua hari. Sebelumnya, ratusan prajurit itu menerima pembekalan materi secara teori mengenai penugasan di daerah konflik.

"Mengenai pemberangkatannya ke Lebanon, sampai sekarang belum bisa dipastikan. Kemungkinan berangkat tanggal 12 atau 13 Februari. Namun, kami masih menunggu kepastian itu dari Mabes TNI AL," katanya.

Ia mengemukakan, selama menunggu jadwal keberangkatan, para awak KRI Diponegoro maupun prajurit lainnya masih terus melakukan pengecekan kesiapan kapal maupun keperluan personel yang berkaitan dengan tugas mereka di Lebanon.

Menurut Kadispen, KRI Diponegoro akan bergabung dalam misi perdamaian PBB bersama dengan beberapa kapal perang dari negara-negara Eropa, seperti Jerman, Perancis, Portugal, Belanda dan Italia.

Mengutip pernyataan Pangarmatim, Laksda TNI Lili Supramono, ia mengemukakan, keterlibatan unsur prajurit matra laut dan kapal perang RI yang untuk pertama kalinya itu merupakan kepercayaan dari PBB, sehingga menuntut kesiapan prajurit TNI AL.

"Mereka harus dapat bekerja sama dalam suatu gugus tugas dengan angkatan laut negara-negara Eropa yang merupakan anggota NATO. Kemampuan gugus tugas ini harus memenuhi standar maupun kriteria yang ditetapkan PBB," katanya. (mediaindonesia.com)

Kerjasama TNI dan Angkatan Bersenjata Thailand

5 Februari 2009, Jakarta -- ”Hubungan baik antara RI dengan Kerajaan Thailand yang sudah terbina sejak lama, terutama kerja sama yang sudah berjalan lancar antara Angkatan Bersenjata dan antar Matra kedua negara diharapkan dapat berlangsung semakin baik pada tahun 2009 dan masa-masa selanjutnya”. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso saat menerima Jenderal Songkitti Jaggabatara, Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Kerajaan Thailand, di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Rabu (4/2).

Pangab Kerajaan Thailand yang antara lain didampingi Wakilnya Laksamana Apichart Pengsrithong mengadakan kunjungan ke Indonesia sebagai tamu resmi Panglima TNI, dan berkesempatan pula mengadakan kunjungan kepada Menteri Pertahanan RI pada hari pertama lawatannya.

Sebagai dua negara yang memiliki hubungan kesejarahan, kedua Panglima sama-sama mengakui adanya hubungan emosional antara masyarakat kedua negara yang telah memuluskan jalan bagi kelancaran Diplomatik dan saling membantu di saat salah satu negara menghadapi kesulitan, baik di bidang ekonomi dan akibat bencana maupun sebab-sebab lain.

Secara khusus Panglima TNI menilai bahwa hubungan Indonesia - Thailand sangat solid dan abadi selama ini dan hal ini mampu menopang kerja sama mengamankan Selat Malaka bersama Malaysia dan Singapura. Jenderal TNI Djoko Santoso juga berharap agar kerja sama di bidang Intelijen dapat dioptimalkan, terkait dengan perkembangan di beberapa wilayah RI yang belum kondusif.

Menyinggung masalah pengungsi Myanmar dan Bangladesh di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Panglima TNI meyakinkan bahwa pemerintah RI akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka sambil melakukan koordinasi tentang pengembaliannya ke negara asal.

Pada kesempatan kunjungan tersebut dan sekaligus merupakan kunjungan perkenalan bagi Jenderal Songkitti Jaggabatara, disampaikan ucapan terima kasih dari pemerintah Kerajaan Thailand kepada TNI yang selama ini dinilai bersikap positif memandang peran Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand.

Sebelum mengakhiri kunjungan resminya di Mabes TNI, Pangab Thailand menyampaikan bahwa kedatangannya bersama Laksamana Apichart Pengsrithong juga menjadi nostalgia mengingat keduanya pernah sama-sama bertugas di Jakarta sebagai Athan dan Asisten Athan. (tni.mil.id)

Skuadron Udara 4 Tumpuan TNI AU


5 Februari 2008, Malang -- Skadron Udara 4 sebagai salah satu satuan operasional dalam jajaran Lanud Abd Saleh memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pembinaan kesiapan personel dan alutsista, dilaksanakan secara terencana, bertahap, berlanjut dan berkesinambungan, sehingga menjadi tumpuan bagi TNI Angkatan Udara dalam melaksanakan operasi militer perang dan operasi militer selain perang.

Demikian sambutan Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Ida Bagus Anom M., S.E. dalam Sertijab Komandan Skadron Udara 4 Lanud Abd Saleh dari Letkol Pnb. Novyanto Widadi kepada Letkol Pnb. Zulfahmi bertempat di Lapangan apel Skadron Udara 4 Lanud Abd Saleh (2/2). Dihadiri para pejabat Lanud Abd Saleh beserta jajarannya, pejabat sipil dan militer se-Malang Raya.

Lebih lanjut dikatakan, bila dihadapakan dengan tugas-tugas kedepan, akan terlihat betapa berat tantangan yang dihadapi oleh Skadron udara 4, yang membutuhkan tingkat kesiapan operasional satuan yang tinggi didalam kondisi keterbatasan. Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memberikan dukungan anggaran kepada TNI Angkatan udara hendaknya jangan sampai menurunkan motivasi dan semangat juang Skadron Udara 4 dalam melaksanakan tugas untuk pengabdian kepada bangsa dan negara.

Selain itu Komandan mengingatkan akan pemilu yang sebentar lagi dilaksanakan di Indonesia, diharapkan Skadron Udara 4 yang berkemampuan angkut taktis, dapat membantu pemerintah dalam transportasi angkutan udara untuk materiil pendukung pemilu.

Diingatkan pula untuk seluruh anggota Lanud Abd Saleh agar tetap menjaga netralitas TNI. Netralitas TNI merupakan keputusan final dan harga mati, demi persatuan dan kesatuan serta keutuhan dan integritas bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (tni-au.mil.id)

Tuesday, February 3, 2009

Anggaran untuk Belanja Sukhoi Mencapai Rp 2,85 Triliun


3 Februari 2009, Makassar -- Langit Indonesia akan semakin ramah menerima kehadiran jet-jet tempur canggih buatan Rusia. Di Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, misalnya, pemerintah segera menambah jumlah pesawat Sukhoi di sana sehingga menjadi 10 buah.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Departemen Pertahanan (Dephan) Indonesia Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan, penambahan itu dilakukan untuk memperkuat basis wilayah pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

''Kami harapkan pada Agustus ada tiga pesawat Sukhoi lagi yang didatangkan dari Rusia. Dengan demikian, Lanud Hasanuddin akan memiliki 10 pesawat tempur dengan jenis yang sama,'' katanya dalam konferensi pers usai serah terima tiga Sukhoi di Gedung Galaktika, Lanud Sultan Hasanuddin, kemarin.

Mantan Panglima Kodam Jaya itu menambahkan, Rusia dipilih sebagai mitra kerja sama dalam pengadaan pesawat tempur, antara lain, karena postur tubuh tenaga militer Rusia dinilai cocok dengan postur orang Indonesia. ''Kami harapkan TNI Angkatan Udara bisa mengoperasikan secara optimal alutsista itu, termasuk sistem pemeliharaan dan perawatannya,'' tegas Sjafrie.

Sebelumnya, dia mewakili pemerintah Indonesia secara resmi menerima tiga Sukhoi SU-30 MK 2 dari pemerintah Rusia. Penyerahan tersebut dilakukan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov.

Dalam sambutannya, Sjafrie yang mewakili Menteri Pertahanan Juwono Sudharsono itu mengungkapkan, Sukhoi SU-MK 2 merupakan alutsista yang memperkuat TNI-AU, khususnya Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin. ''Keberadaan Sukhoi di Makassar akan memberikan kebanggaan tersendiri bagi warga Sulsel,'' ujarnya.

Pengadaan tiga Sukhoi baru serta tiga lainnya Agustus mendatang, kata dia, merupakan hasil perjanjian pinjaman yang harus dikembalikan pemerintah RI. Dana pengadaan pesawat tersebut bersumber dari APBN, yakni anggaran yang dialokasikan untuk pertahanan dan keamanan.

Secara keseluruhan, anggaran untuk enam Sukhoi, menurut Sjafrie, mencapai USD 335 juta atau berkisar Rp 2,85 triliun. Enam pesawat itu adalah masing-masing tiga jenis SU-30 MK2 dan tiga jenis SU-27 SKM. Pesawat asal Rusia tersebut akan melengkapi empat Sukhoi yang dimiliki TNI-AU sejak September 2003.

''Empat Sukhoi yang ada saat ini masih menunggu perbaikan spare parts dari Rusia,'' jelas Wakasau Marsda TNI Wardjoko. (jawapos.com)

India Memesan 80 Helikopter Mi-171

Mi-171

3 Februari 2009, Moscow -- Rusia akan mengirimkan satu unit helikopter angkut Mi-171 bagian dari 80 unit helikopter yang dipesan India. Kontrak pembelian ditandatangani di bulan Desember, uang muka telah dibayarkan ke Rosoboronexport ujar Viktor Komardin selaku wakil direktur pada RIA Novosti (2/2).

Mi-171 merupakan versi ekspor dari helicopter Mi-8 Hip. Diproduksi di dua lokasi pabrik di Kazan dan Ulan-Ude. Versi ini mempunyai mesin turboshaft dengan tenaga lebih kuat serta mampu mengangkut 37 penumpang.

India telah mengoperasikan 150 helikopter dari jenis Mi-8 dan Mi-17 terbagi sedikitnya dalam 12 skuadron.

Selain India, Iran akan menerima helikopter Mi-171 pada tahun ini dengan nilai kontrak USD45 Juta. Helikopter ini akan digunakan oleh Bulan Sabit Merah (Palang Merah Iran) dalam misi penyelamatan dan bencana alam.

RIA Novosti/@beritahankam

TNI AU Terima Tiga Sukhoi


3 Februari 2009, Makassar -- TNI Angkatan Udara yang diwakili oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Wardjoko menerima tiga unit pesawat Sukhoi SU-30MK2 dari Mabes TNI, dari enam yang direncanakan untuk melengkapi satu Skadron diserahkan Irjen TNI Letjen TNI Liliek AS, di Lanud Sultan Hasannudin Makassar, Senin (2/2).

Sebelumnya Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Syamsudin menerima pesawat tersebut dari pemerintah Rusia yang disampaikan oleh Dubes Rusia di Jakarta Alexander Ivanop, sekaligus menerima sertifikasi kelaikan pesawat yang kemudian diserahkan kepada Mabes TNI.


Dalam sambutannya Sekjen Dephan mengatakan, pesawat tempur Sukhoi SU-30MK2 merupakan alutsista yang dapat memperkuat jajaran TNI AU khususnya Skadron Udara 11 Koopsau II, guna mendukung pelaksanaan tugas TNI dalam menjaga kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah yuridiksi nasional.

Penempatan Skadron Udara 11 Sukhoi di Lanud Sultan Hasannudin Makassar didasarkan pada pertimbangan taktis dan strategis untuk memelihara kedaulatan NKRI, serta dapat menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan dan diharapkan TNI AU dapat mengoperasionalkan secara optimal alutsista ini termasuk sistem pemeliharaan dan perawatannya, ujar Sekjen Dephan.

Dubes Rusia Alexander Ivanop mengatakan, pembelian alutsista TNI AU didasarkan kepada saling menguntungkannya kedua belah pihak, karena kerjasama dengan TNI AU sudah terjalin sejak tahun 1960-an dengan pengiriman pesawat MIG-17 yang terkenal cukup canggih pada masanya. Pemerintah Rusia juga menawarkan pengadaan kapal selam kepada pemerintah RI. (tni-au.mil.id)

Iran Luncurkan Satelit Pertama

3 Februari 2009 -- Iran telah meluncurkan satelit pertama yang dibuat di dalam negeri Iran, bertepatan dengan peringatan 30 tahun Revolusi Iran.

Stasiun TV pemerintah Iran mengatakan peluncuran Senin malam --yang menggunakan roket Safir 2-- merupakan pencapaian ilmuwan Iran ditengah-tengah sanksi internasional atas negara itu.

Satelit tersebut akan digunakan untuk tujuan penelitian dan telekomunikasi, seperti dilaporkan oleh stasiun TV resmi Iran.

Iran mendapat sanksi PBB karena sejumlah negara-negara Barat menduga Iran sedang mengembangkan bom nuklir, yang berulang kali dibantah oleh Iran.

Teheran menegaskan ambisi nuklir mereka terbatas untuk penggunaan energi dan mengatakan proyek satelit ini semata-mata untuk tujuan damai.

Peluncuran Satelit Omid, yang artinya harapan, sudah lama diperkirakan dan menurut wartawan BBC di Teheran, Jon Leyne, jelas dilakukan bersamaan dengan peringatan 30 tahun Revolusi Islam Iran.

Pusat ruang angkasa
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad mengatakan satelit Omid diluncurkan untuk menyebarkan monoteisme, perdamaian, dan keadilan di dunia.

Namun peluncuran Omid meningkatkan kembali kekuatiran di dunia Barat karena teknologi ini bisa digunakan untuk membuat rudal jarak jauh dengan kemungkinan dilengkapi hulu ledak nuklir.

Wartawan BBC, Jon Leyne, menambahkan Iran tidak diragukan lagi akan menanggapi kekuatiran Barat dengan mengatakan mereka telah dinilai dengan standard ganda, karena mengembangkan teknologi yang sudah biasa di negara-negara lain.

Setelah peluncuran satelit itu, Menteri Luar Negeri Manoucher Mottaki menegaskan proyek satelit tersebut untuk tujuan damai.

"Teknologi satelit Iran semata-mata untuk tujuan dama dan untuk memenuhi kebutuhan negara," kata Mottaki ditengah-tengah KTT Persatuan Afrika kepada kantor berita Reuters

Bulan Agustus lalu, Iran mengatakan berhasil meluncurkan roket yang mampu membawa satelit buatan dalam negeri setelah beberapa bulan sebelumnya melepas roket ke orbit sebagai bagian dari peluncuran satelit.

Peluncuran ini juga menandai peresmian sebuah pusat ruang angkasa yang tidak diungkapkan letaknya di kawasan gurun pasir.

Pusat ruang angkasa luar itu dilaporkan mencakup ruang kendali di bawah tanah dan tempat peluncuran roket.

bbc.co.uk

Prajurit Kodam Jaya Bertugas ke Thailand

3 Februari 2009, Jakarta -- Kepala Staf Kodam Jaya/Jayakarta Brigadir Jenderal TNI Moeldoko menerima pelaporan Korps Raport pemberangkatan prajurit Kodam Jaya yang akan mengikuti kegiatan bersama yang diselenggarakan oleh United States Pacific Command (USPACOM) di Negara Thailand bertempat di kantor Kasdam Jaya Jln. Mayjen Sutoyo Cililitan Jakarta Timur. Selasa (3/02).

Prajurit Kodam Jaya yang berangkat mengikuti kegiatan bersama di Thailand berjumlah 7 (tujuh) personil yaitu Komandan Detasemen Intelijen Kodam jaya (Dandeninteldam Jaya) Mayor Inf Yudi Pargina Firdaus, Kapala Seksi-5 Teritorial (Kasi-5 /Ter) Brigade Infanteri 1 PIK/Jaya Sakti Kapten Inf Aji Minbarnuh, Perwira Baterai-C Yonarmed-7/105 GS Lettu Arm Oke Kistianto, Komandan Peleton-1Kompi B Yonif 201/JY Lettu Inf Arfak Affandi, Komandan Kompi Protokol Denma Brigif 1 PIK/JSLettu Inf Mima Ranupi Andi, Komandan Peleton-3 Kompi C Yonif 201/JY Lettu Inf Andi Hufur Dolok dan Komandan Peleton -3 Kompi 2 Yonkav-9/Serbu Letda Kav Hanung Aji.

Aktraksi Bela Diri Prajurit Kodam Jaya

Ke 7 (tujuh) prajurit Kodam Jaya ini tergabung dalam Tim Markas Besar TNI sebagai peserta Command Post Exercise (CPX) dan Field Training Exercise (FTX) Cobra Gold 2009 di Thailand yang sebelumnya pada tanggal 30 Januari 2009 telah menerima pembekalan dan pelaporan kepada Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI bertempat di Aula Gatot Subroto Denma Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur. Untuk tahap pelaksanaan kegiatan terbagi dua kegiatan yaitu kegiatan CPX yang pelaksanaan kegiatannya mulai tanggal 4 sampai dengan 18 Februari 2008 bertempat di Chiang Mai Thailand . Sedangkan kegiatan FTX yang pelaksanaan kegiatannya mulai tanggal 4 sampai dengan 14 Februari 2009 bertempat di Lop Buri Thailand. Adapun pemberangkatan Tim Mabes TNI untuk mengikuti kegiatan CPX dan CTF pada tanggal 2 dan 3 Februari 2009 dari Jakarta. (kodam-jaya.mil.id)

Skadron Tempur TNI AU Masih Perlu Ditambah


3 Februari 2009, Makassar -- Irjen TNI Mayjen TNI Lilik S Sumarjo mengatakan, skadron tempur udara TNI Angkatan Udara (AU) masih perlu ditambah secara bertahap untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Saat ini, kita telah memiliki enam skadron udara tempur yakni di Pakanbaru, Pontianak, Madiun dan Makassar," kata Irjen TNI Mayjen TNI Lilik S Sumarjo di Makassar, Senin.

Berbicara usai penyerahan tiga pesawat Sukhoi dari Pemerintah Rusia kepada Pemerintah Indonesia ia mengatakan, keberadaan enam skadron tempur, termasuk Skadron Sukhoi Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, belum cukup untuk mengamankan seluruh wilayah RI secara maksimal.

"Kalau bicara ideal, masih perlu ditambah. Karena keberadan enam skadron tempur itu masih sekadar memenuhi kekuatan pokok minimum (minimum essential force)," ujarnya.

Tapi, penambahan skadron tempur itu akan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan anggaran yang tersedia, lanjut Lilik.

Indonesia pada akhir 2008 dan awal Januari 2009 mendapat tiga Sukhoi seri SU-30MK2 dari enam yang direncanakan. Tiga Sukhoi SU-30MK2 itu melengkapi empat pesawat sejenis yang telah ada.

Sementara tiga lainnya berjenis SU-27SKM akan tiba pada pertengahan 2009, hingga pada Agustus 2009 Indonesia telah memiliki sepuluh pesawat Sukhoi.

Pesawat tempur Sukhoi tersebut menggantikan peran pesawat A-4 Skyhawk dan berbasis di Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hassanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Dirjen Sarana Pertahanan (Ranahan) Departemen Pertahanan (Dephan) Marsekal Muda Eris Herriyanto mengatakan, pengadaan pesawat akan paralel dengan pengadaan persenjataanya.

"Begitu pun dengan persenjataan Sukhoi. Pengadaan senjata itu akan dilakukan melalui tiga cara yakni APBN Mabes TNI AU, Kredit Ekspor (KE) dan kredit negara dari Rusia," katanya.

Proses pengadaan senjata untuk satu skadron Sukhoi TNI AU sementara ini menggunakan KE 2004 dan APBN P TNI AU 2005. KE 2004 masih menunggu proses `loan agreement` dengan Departemen Keuangan (Depkeu), tutur Eris. (dephan.go.id)

Letkol POM Abdul Jalil Marzuki dan POM Koopsau II Yang Baru

3 Februari 2009, Makassar -- Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) II Marsekal Muda (Marsda) TNI Yushan Sayuti melantik dan mengukuhkan Letkol Pom Abdul Jalil Marzuki menjadi Komandan Polisi Militer (Dan Pom) Koopsau II, menggantikan Letkol Pom Dadang A. Fadilah, dalam suatu upacara militer di Makoopsau II, Makassar, Selasa (3/2).

Komandan Pom Koopsau II yang baru, Letkol Pom Abdul Jalil Marzuki yang alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1988, sebelumnya bertugas di Mabesau, Jakarta. Sementara Letkol Pom Dadang A. Fadilah yang juga alumnus AAU 1988, selanjutnya menempati pos baru di Mapomau, Jakarta.

Bersamaan dengan pelantikan Danpom Koopsau II, juga dilakukan serah terima dua jabatan, masing-masing Inspektur Koopsau II dan Kepala Kesehatan (Kakes) Koopsau II. Inspektur Koopsau II diserahterimakan dari Kolonel Tek Darto (AAU 1982 – selanjutnya bertugas di Mabesau, Jakarta) kepada Kolonel Tek Edy Pramono (AAU 1978 – sebelumnya bertugas di Dislitbangau, Bandung), dan Kakes dari Letkol Kes Dr. Charles. PJ Suoth, MS, (selanjutnya bertugas di Lanud Sultan Hasanudin, Makassar) kepada Letkol Kes Dr. Rokib (sebelumnya bertugas di Kohanudnas, Jakarta).

Disela-sela Sertijab, Pangkoopsau II Marsda TNI Yushan Sayuti minta agar para pejabat baru yang mendapat kepercayaan mengawaki organisasi Koopsau II senantiasa bekerja keras, ikhlas, cerdas sekaligus tuntas. Pangkoopsau II juga menegaskan, dihadapkan dengan luasnya wilayah yang menjadi tanggung jawab Koopsau II, serta perkembangan global, regional maupun nasional, maka para pejabat baru Koopsau II diminta untuk lebih cermat dan realistis dalam merencanakan dan melaksanakan setiap tugasnya.

”Kepada para pejabat baru, saya minta untuk bekerja dengan perasaan yang gembira, lakukanlah berbagai inovasi dan terobosan baru, sehingga tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab Koopsau II dapat dilaksanakan dengan lebih optimal” pinta Pangkoopsau II.

Dalam pokok-pokok organisasi dan prosedur Koopsau II, Komandan Polisi Militer Koopsau II merupakan staf pembantu Pangkoopsau II yang bertugas melaksanakan pembinaan fungsi kepolisian militer di lingkungan Koopsau II dan membantu Pangkoopsau II dalam kedudukannya sebagai Ankum/Papera.

Sementara Inspektur Koopsau II bertugas melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap daya guna, hasil guna, tertib hukum dan tertib tindak segala usaha dan kegiatan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemampuan dan penggunaan kekuatan berdasar kebijakan, rencana program, norma, ketentuan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan Kakes Koopsau II sebagai staf pembantu Koopsau II bertugas menyelenggarakan fungsi kesehatan dan pembinaan jasmani personel di lingkungan Koopsau II, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program kerja kesehatan dalam bidang pelayanan kesehatan pembinaan kesehatan dan pembinaan jasmani.

tni.mil.id

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-A/Unifil 2009 KRI Diponegoro 365 Siap Emban Resolusi PBB UNSCR 1701


3 Februari 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, S.H. menerima paparan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII UNIFIL yang disampaikan oleh Dansat Maritim TNI PBB Kolonel Laut (P) Aan Kurnia dan Komandan KRI Diponegoro-365, Letkol Laut(P)Arsyad Abdullah di Wisma Elang Laut, Jakarta. Pada paparan di depan para Pejabat teras Mabesal tersebut, KRI Diponegoro dengan kekuatan seluruhnya 99 orang rencananya akan bertolak dari Dermaga Ujung Koarmatim menuju Lebanon pada Selasa (10/2).

Pada kesempatan itu, Kasal menekankan untuk pencapaian misi perdamaian dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab serta tetap mempehatikan masalah keselamatan diri dan material yang telah dipertanggungjawabkan kepada komandan dan seluruh ABK KRI Diponegoro. Hal senada juga disampaikan oleh Wakasal, Laksdya TNI Moekhlas Sidik, MPA yang mengharapkan KRI Diponegoro harus menang dalam misi ini, yaitu dengan menunjukkan profesionalitas prajurit AL dan diharapkan dapat membawa nama harum bangsa Indonesia.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Negara Indonesia untuk pertama kalinya berpartisipasi dengan mengirimkan kapal perangnya dalam misi perdamaian dunia. KRI Diponegoro merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI AL, berjenis korvet kelas "Ship Integrated Geometrical Modularity Approach" (SIGMA) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda.


KRI Diponegoro siap diberangkatkan ke Lebanon untuk bergabung dalam Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) dibawah Comander Task Force (CTF 448) dimana beberapa negara telah mengirimkan kapal perangnya seperti Prancis, Turki, Yunani, Italia, Spanyol, Jerman. Dan saat ini Kesiapan kapal, helikopter NBO 105 maupun awak yang digodok di Komando Armada Timur telah melaksanakan masa pra tugas baik klasik maupun manuvra lapangan dengan menggunakan KRI, hal ini merupakan bagian dari proses untuk menghadapi berbagai tugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB.

Tugas utama KRI Diponegoro sebagai unsur MTF ini adalah mendukung terlaksananya Resolusi PBB 1701 dengan mencegah pemasukan senjata dan material yang berhubungan dengan senjata secara tidak sah ke dan dari Lebanon serta membantu Angkatan Laut Libanon dalam menegakkan kedaulatan negaranya sesuai Resolusi PBB secara mandiri. Rencananya KRI Diponegoro akan melaksanakan tugas perdamaian selama enam bulan medio Maret sampai dengan September 2009 dan akan digantikan dengan kapal kedua bila diperlukan dan dianggap berhasil dalam misi ini, demikian disampaikan Kadispenal, Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, S.E. (tnial.mil.id)

Agustus 2009 TNI AU Punya 10 Sukhoi

Sebuah pesawat Sukhoi milik TNI AU didampingi sebuah F-16 Fighting Falcon. (Foto: Iwan Santosa/Kompas)

2 Februari 2009, Makassar -— Departemen Pertahanan secara resmi menerima tiga pesawat tempur Sukhoi jenis Su-30 MK2 buatan Rusia, yang beberapa waktu lalu tiba di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Pada Agustus 2009, rencananya akan datang lagi tiga pesawat sejenis, yang akan melengkapi satu skuadron tempur udara Skuadron Udara 11 di Lanud tersebut sehingga memiliki kekuatan sebanyak 10 pesawat tempur.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (Sekjen Dephan) Sjafrie Sjamsoeddin, Senin (2/2), seusai menandatangani laporan berita acara serah terima tiga jet tempur itu.

”Pengadaan pesawat-pesawat tempur Sukhoi ini berasal dari alokasi anggaran pinjaman luar negeri (Kredit Ekspor) sebesar 335 juta dollar Amerika Serikat. Pengadaan pesawat tempur kali ini sudah sesuai rencana pengembangan postur pertahanan kita,” ujar Sjafrie.

Prajurit TNI AU di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar, menurunkan dua pesawat Sukhoi Su-30 yang baru dibeli Pemerintah Indonesia dari Pemerintah Rusia, Jumat (26/12). Pesawat yang tiba dalam kondisi belum terangkai itu akan dirakit selama 10 hari dan pada akhir Januari 2009 diharapkan mulai bergabung dengan Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin. (Foto: Aryo Wisanggeni Genthong/Kompas)

Dari skema pembayaran yang disepakati, Pemerintah Indonesia baru akan membayar cicilan pada tahun keenam selama tujuh tahun ke depan. Sepanjang lima tahun pertama, pemerintah belum dikenai kewajiban membayar apa-apa.

Dalam jumpa pers, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov menekankan, persenjataan yang saat ini ditawarkan negaranya ke Indonesia adalah jenis persenjataan tercanggih pada kelasnya.

Dalam waktu dekat, Pemerintah Indonesia juga akan mengadakan persenjataan jenis kapal selam Kilo Klas buatan Rusia. Pembelian kapal selam itu diadakan melalui fasilitas kredit negara (state credit), yang telah disepakati di antara kedua negara sebesar satu miliar dollar AS.

Kerja sama serupa, menurut Ivanov, sudah pernah terjadi di antara kedua negara sejak tahun 1960-an. Dia menolak anggapan kerja sama itu terkait kepentingan Rusia saja atau sekadar terkait diplomasi militer Rusia. Menurutnya, saat itu Angkatan Bersenjata RI banyak diperkuat oleh persenjataan buatan Rusia.

”Persoalan paling penting, Rusia tidak pernah terapkan syarat apa pun saat bekerja sama secara militer maupun teknis dengan Indonesia seperti sekarang. Kami adalah mitra yang dapat diandalkan oleh Indonesia,” ujar Ivanov.

Sebelumnya, tiga pesawat Sukhoi tiba di Lanud Sultan Hasanuddin dalam dua kesempatan berbeda, 26 Desember 2008 dan 17 Januari 2009, diangkut dalam kondisi terpisah dari Rusia menggunakan pesawat angkut Antonov AN-124-100. Seusai dirakit, ketiga pesawat kemudian sukses diuji terbang.

Lebih lanjut, terkait persenjataan, menurut Dirjen Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Marsekal Muda TNI Eris Herryanto, pembeliannya akan menggunakan skema alokasi kredit pinjaman yang berbeda dengan skema kredit pengadaan pesawat Sukhoi.

”Nanti akan diambil dari APBN, alokasi ke TNI Angkatan Udara, dan juga melalui kredit komersial. Kita masih ada alokasi Kredit Ekspor tahun 2004, yang prosesnya masih ada di Departemen Keuangan menunggu penandatanganan loan agreement. Selain itu juga dibiayai melalui state credit dengan Rusia yang masih diproses,” ujar Eris. (kompas.com)

Pengadaan Kapal Korvet TNI AL Tunggu Menkeu

2 Februari 2009, Jakarta -- Pengadaan satu unit kapal jenis Korvet yang dipesan TNI AL kepada PT Pal Indonesia senilai 220 juta dolar AS, masih menunggu penetapan kontrak oleh Menteri Keuangan.

"Penetapan kontrak sedang diproses tinggal menunggu keputusan Menkeu," kata Kepala Staf AL Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno, usai bertemu dengan Menneg BUMN Sofyan Djalil di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Senin.

Menurut KSAL, pengadaan kapal tersebut untuk menambah jumlah kapal Korvet yang juga sedang dipesan.

Kata KSAL, kebutuhan TNI AL atas kapal jenis itu masih banyak karena wilayah laut Indonesia yang sangat luas.

"Dari sisi jumlah sampai kapan pun tidak akan terpenuhi. Harus selalu ada penambahan," ujarnya.

Namun KSAL mengatakan kebutuhan minimal TNI AL sekitar 150 unit kapal, sementara jumlah yang dimiliki sekarang sekitar 135 kapal.

Kebutuhan ideal kapal TNI AL mencapai 270 unit kapal, karena mempertimbangkan wilayah laut Indonesia yang sangat luas.

Indonesia sebelumnya telah memesan empat Korvet kelas Sigma dari Belanda, satu pesanan terakhir akan sampai di tanah air sekitar Maret 2009.

Kasal menambahkan, pihaknya juga sedang memesan empat unit kapal jenis "landing plattform dock" (LPD), dua di antaranya dari Korea Selatan, dan dua lagi buatan PT PAL.

"Pesanan dari PAL hampir selesai," ujarnya.

Pengadaan kapal-kapal tersebut dibiayai dari pemerintah dan sebagian dari fasilitas pembiayaan pihak asing. (antara.co.id)

Rapim TNI AU 2009


2 Februari 2009, Jakarta -- Rapim TNI AU merupakan tindak lanjut dari Rapim TNI yang telah selesai dilaksanakan dan sebagai bagian dari upaya untuk memantapkan konsolidasi dalam jajaran Angkatan Udara, sehingga lebih memantapkan peran pengabdian sesuai bidang tugasnya serta kepedulian Angkatan Udara terhadap agenda nasional beserta dinamikanya.

Demikian dikatakan Kasau Marsekal TNI Subandrio pada sambutan pembukaan Rapim TNI Angkatan Udara Tahun 2009 di Auditorium Mabesau Cilangkap, Jum'at (30/1). Dihadiri oleh Wakasau, Irjenau, Koorsahli Kasau, para Asisten, Panglima, Komandan, Gubernur AAU, Kadis dan para pejabat TNI AU.

Lebih lanjut dikatakan, dengan latar belakang tersebut, maka Rapim TNI Angkatan Udara bertujuan, pertama adanya pemahaman yang sama mengenai kebijakan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Udara untuk menghadapi tugas-tugas yang akan datang, kedua memantapkan visi, persepsi dan interpretasi TNI Angkatan Udara dalam menghadapi perkembangan lingkungan yang dinamis, ketiga meningkatkan koordinasi guna memantapkan satuan, khususnya pembangunan kesiap-siagaan menghadapi tugas pengabdian yang akan datang, keempat mendapat masukan dan penyampaian kebijakan pimpinan dalam rangka pelaksanaan program pengembangan kemampuan dan pembinaan kekuatan TNI Angkatan Udara sesuai dukungan anggaran yang tersedia.

Munurutnya, upaya peningkatan kesiapan operasional TNI Angkatan Udara, prioritas yang dilakukan tetap difokuskan pada tercapainya kemampuan yang optimal dari satuan-satuan TNI Angkatan Udara serta mantapnya lembaga pendidikan. Dengan demikian satuan operasional dan lembaga pendidikan diposisikan menjadi ujung tombak, karenanya dari situ kesiapan operasional dan tuntutan akan kualitas SDM TNI Angkatan Udara lebih banyak ditentukan.

Terkait dengan akan dilaksanakannya Pemilu dalam waktu dekat, lanjutnya, TNI Angkatan Udara diharapkan mampu menyiapkan transportasi angkutan udara untuk materiil pendukung pemilu, baik berupa pesawat angkut maupun helikopter. Sedangkan yang berkaitan dengan netralitas TNI, TNI Angkatan Udara menghormati dan memegang teguh komitmen netralitas, karena netralitas politik sudah final sekaligus pertaruhan dalam menjaga keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (tni-au.mil.id)

Yonmarhanlan Lantamal II & Yonmenwa Mahabhakti UNP Latihan Bersama



2 February 2009, Padang -- Sebanyak 32 orang Mahasiswa yang tergabung dalam Batalyon Menwa Maha Bhakti Universitas Padang UNP bersama Yon Marhanlan Lantamal II melaksanakan Latihan Penanggulangan Bencana Alam di Teluk Bungus Padang selama dua hari sejak tanggal 29 s/d 30 Januari 2009, materi Latihan meliputi pengetahuan dasar tentang Sea Survival dan First Aid & Hypothermia.

Bertempat di Dermaga Polair Bungus-Polda Sumbar latihan dibuka oleh Wadan Lantamal II Kolonel Marinir Purwo Siswoko didampingi Dan Yonmarhanlan Mayor Marinir I Made Sukada, hadir dalam acara permbukaan tersebut Perwira Staf Lantamal II bersama Purek III UNP dan beberapa orang staf pengajar UNP.

Dalam kata sambutannya Wadan Lantamal II memberikan bekal dan arahan kepada para peserta latihan untuk memperhatikan factor keselamatan lebih diutamakan, selanjutnya menambahkan, latihan bersama penanggulangan bencana alam dan SAR antara Menwa dan Yonmarhanlan Lantamal II ini merupakan wujud kerjasama nyata TNI AL dan antar Lembaga yang ada untuk mengantisipasi dampak bencana alam khususnya di Propinsi Sumatera Barat, sehingga diharapkan Yon 102 Mahabhakti/UNP memiliki suatu Tim penanggulangan bencana alam yang siap saat dikerahkan.

Pesan selanjutnya Wadan Lantamal II menekankan antara lain agar dalam pelaksanaan latihan ini harus berpedoman pada prosedur latihan yang benar sehingga terciptanya prinsip latihan zero accident, laksanakan latihan dengan serius dan gembira sehingga sasaran latihan ini dapat tercapai dan berhasilguna. (tnial.mil.id)

TNI Usut Patok Perbatasan yang Hilang

2 Februari 2009, Jakarta -- TNI AD dan Angkatan Darat Malaysia akan segera berkoordinasi dan mengusut puluhan patok yang hilang di sepanjang perbatasan RI-Malaysia. Patok disinyalir hilang akibat ulah pengusaha kelapa sawit Malaysia.

"Dinamika di lapangan memang seperti itu. Akan dikembalikan ke tempat semula," kata Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo usai Rapat Pimpinan TNI AD 2009 di Jakarta, Jumat (30/1).

Sebelumnya, Komandan Korem Alambhana Wanawwai Kolonel Nukman Kasodi mengungkapkan, sebanyak 50 buah patok perbatasan hilang karena ulah pengusaha kelapa sawit Malaysia. Para pengusaha membangun jalan di tapal batas di Kalimantan Barat (Kalbar). Semuanya tersebar di lima kabupaten yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia. Antara lain berada di Kabupaten Kapuas Hulu, Sanggau, Bengkayang, dan Sambas.

"Temuan itu hasil pantauan langsung ke perbatasan pertengahan bulan ini," kata Nukman.

Agustadi menjelaskan, semua permasalahan perbatasan antara RI-Malaysia yang mencapai 2.004 kilometer diselesaikan dalam forum komite perbatasan bersama (General Border Committee/GBC) kedua negara. (jurnalnasional.com)

Lima Negara Berminat Bangun Kapal Perusak

2 Februari 2009, Jakarta -- Tujuh perusahaan dari lima negara berminat membangun kapal perusak kawal rudal untuk operasional TNI AL. Kepala Staf TNI AL Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, dua perusahaan Jerman dan Rusia, serta galangan kapal asal Itali, Belanda, dan Korea sudah menyatakan kesediaannya menggandeng PT PAL dalam pembangunan kapal tersebut.

"Kami masih menimbang mana yang terbaik," katanya kepada Jurnal Nasional di Jakarta, pekan lalu.

Tedjo menegaskan, selain harga, transfer teknologi menjadi faktor penentu. Pembangunan di PT PAL, Surabaya tidak bisa ditawar-tawar.

"Kalau tidak ada alih teknologi kapan Indonesia mandiri," katanya.

Dia menjelaskan, saat ini tim dari Markas Besar TNI AL intensif melakukan kajian spesifikasi teknis dan persyaratan operasional yang dibutuhkan. Setelah selesai, kajian diserahkan ke Markas Besar TNI dan Departemen Pertahanan.

"Tahun ini ditargetkan kontrak pembuatannya selesai," katanya. Alasannya, pengadaan senjata strategis itu masuk dalam rencana pembangunan TNI AL 2004-2009.

Meski ada pengaruh krisis keuangan yang melanda dunia, Tedjo tetap optimistis target tersebut dapat terealisasi. "Asalkan memiliki tekad bersama pasti bisa," kata Tedjo.

Saat ini TNI AL punya 13 kapal perusak kawal rudal. Enam kapal fregat kelas Van Speijk dengan rudal Harpoonnya, yaitu KRI Ahmad Yani 351 eks HNMLS Tjrek Hiddes F804 buatan tahun 1967, Slamet Riadi 352/Van Speijk F802, Yos Sudarso 353/Van Galen F802, Oswald Siahaan 354/Van Ness F805, Abdul Halim Perdanakusuma 355/Eversten F815, Karel Satsuitubun 356/Isaac Sweers F814.

KRI Ahmad Yani 351 eks HNMLS Tjrek Hiddes F804

Tiga kapal kelas Fatahillah buatan Belanda dengan Exocett MM-38 yaitu KRI Fatahillah 361, Malahayati 362 dan Nala 363. Satu kapal kelas Ki Hajar Dewantara 364 buatan eks Yugoslavia dilengkapi dengan Exocett MM-38 juga, serta tiga korvet Sigma yang gress datang dari Belanda.

KRI Fatahillah 361

Indonesia memesan empat korvet Sigma dengan nilai total nilai 700 juta Euro (sekitar Rp8 triliun). KRI Diponegoro, KRI Sultan Hasanuddin, dan KRI Sultan Iskandar Muda telah memperkuat TNI AL. Satu kapal terakhir KRI Frans Kaisiepo diperkirakan tiba April mendatang.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma Iskandar Sitompul menjelaskan, nantinya kapal perusak tersebut berjenis fregat sehingga ukurannya lebih besar dan persenjataannya lebih lengkap dibanding dengan korvet Sigma.

"Otomatis harganya lebih mahal," katanya. Meski hanya memesan satu kapal, Iskandar optimistis kekurangan kapal berkategori tempur dapat terus ditingkatkan di masa mendatang.

Dia mengakui, matra laut sadar penuh anggaran pertahanan ideal tidak akan dicapai dalam waktu dekat. Pihaknya hanya meminta pembangunan kekuatan minimal untuk mengamankan perairan Indonesia yang sedemikian luas.

"Kapal yang terbatas, disiasati dengan data intelijen yang kuat dan akurat," kata lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1980 itu. (jurnalnasional.com/beritahankam.blogspot.com)

Letkol Wahyu Danskadik 102 Lanud Adisutjipto

Komandan Lanud Adisutjipto, Marsma TNI R Hari Muljono memeriksa barisan pasukan peserta upacara Sertijab Danskadik 104.

2 Februari 2009, Lanud Adisutjipto -- Bertempat di Lapangan Apel Skadron Pendidikan (Skadik) 104 Wingdik Terbang Lanud Adisutjipto, Letkol Pnb Erwan Andrian menyerahkan jabatan selaku Komandan Skadik 104 kepada penggantinya Letkol Pnb Wahyu Anggono dalam suatu upacara kemiliteran yang dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Adisutjipto, Marsma TNI R Hari Muljono, (Selasa, 2/2). Letkol Pnb Erwan selanjutnya menduduki jabatan sebagai Kapuskodal Koopsau II Makasar, sedangkan Letkol Pnb Wahyu sebelumnya menduduki jabatan sebagai Kastand Evaldik Wingdik Terbang Lanud Adisutjipto. Upacara serah terima jabatan yang diikuti oleh seluruh anggota Skadik 104, Pomau, dan Paskhasau tersebut berjalan dengan tertib, aman dan lancar.

Komandan Lanud Adisutjipto, Marsma TNI R Hari Muljono dalam sambutannya mengatakan bahwa pergantian pejabat di lingkungan TNI AU bertujuan untuk mendayagunkan potensi sumberdaya manusia secara optimal, agar menghasilkan pelaksanaan tugas yang lebih baik lagi, sehingga tugas dan tanggung jawab lembaga dapat dilaksanakan secara maksimal. n personil.

Terkait dengan pelaksanaan tugas pokok Skadik 104, Marsma TNI R Hari Muljono menegaskan bahwa guna mewujudkan pelaksanaan tugas tersebut sangat diperlukan suasana kerja yang kondusif dan kerja sama yang harmonis dengan didukung loyalitas pengabdian yang tinggi serta tanggung jawab yang diwujudkan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

Hadir pada upacara tersebut Komandan Wingdik Terbang, Kolonel Pnb Nurhadi dan Para Pejabat Lanud Adisutjipto, Pejabat AAU, serta Para Undangan.

tni-au.mil.id

Monday, February 2, 2009

Tiga Sukhoi Resmi Milik Indonesia

2 Februari 2009, Makassar -- Sebanyak tiga pesawat jet tempur Sukhoi seri SU-30MK2 resmi diserahkan Pemerintah Rusia ke Pemerintah Indonesia, untuk segera melengkapi empat Sukhoi seri SU-30MK dan SU-27SK yang telah dioperasikan TNI Angkatan Udara (AU) sejak 2003.

Dubes Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov meninjau pesawat sukhoi saat penyerahan pesawat Sukhoi di Lanud Hasanuddin Makassar, Senin (2/2). (Foto:
ANTARA/Adnan/YU/ss/nz/09)

Penyerahan ditandai dengan penyerahan log book pesawat secara simbolis oleh Dubes Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov mewakili pemerintah Rusia dan FSUE "Rosoboronexport kepada Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (Dephan) Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mewakili pemerintah Indonesia, di depan Gedung Galaktika Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar, Senin (2/2).

Sekjen Dephan RI, Letjen Sjafrie Syamsoedin berbincang dengan Dubes Rusia untuk RI, Alexander Ivanov. (Foto : Muhammad Nur Abdurrahman/detik.com)

Selanjutnya, tiga pesawat tersebut diserahkan Irjen TNI Mayjen TNI Lilik S Sumaryo yang kemudian menyerahkannya kepada Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wa Kasau) Marsekal Madya TNI Wardjoko.

Dubes Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov meninjau pesawat sukhoi saat penyerahan pesawat Sukhoi di Lanud Hasanuddin Makassar, Senin (2/2). (Foto: ANTARA/Adnan/YU/ss/nz/09)

Sebelum diserahkan, tiga pesawat jet tempur Sukhoi SU-30MK2 yang tiba secara bertahap pada 26 Desember 2008 dan 17 Januari 2009 itu, telah menjalani uji terbang oleh pilot Rusia di Lanud Sultan Hasanuddin.

Sekjen Dephankam, Letjen TNI Safri Syamsuddin (kiri) didampingi sejumlah pejabat Lanud Hasanuddin Makassar saat penyerahan pesawat Sukhoi di Lanud Hasanuddin Makassar, Senin (2/2). (Foto: ANTARA/Adnan/YU/ss/nz/09)

Dengan kehadiran tiga unit Sukhoi itu, kini TNI AU memiliki tujuh pesawat yang memiliki julukan "flanker" tersebut. Tiga unit lainnya, yakni jenis SU-27SKM akan tiba pertengahan 2009 dan 2010, demikian Antara.

Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono dalam sambutannya yang dibacakan Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, kedatangan tiga pesawat Sukhoi ini dapat meningkatkan peran dan tugas TNI, khususnya TNI AU untuk mempertahankan dan menjaga kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia. (tribun-timur.com)

Russia Formally Hands Over 3 Multi-Role Fighters to Indonesia

(Photo: Detik.com)

February 2, 2009, Makassar -- Russia and Indonesia finalized on Monday the handover of three Russian-made Su-30MK2 Flanker multi-role fighters.

The official ceremony took place after the aircraft were delivered to Indonesia on December 26 and January 17, assembled and underwent test flights. Under the $300 million contract, signed in 2007, Russia is also due to supply three Su-27SKM fighters to Jakarta in 2009-2010.

Two Su-27SK and two Su-30MK planes are already in service with the Indonesian Air Force.

"We hope for further contacts in the defense sphere with Russia," a senior Indonesian Defense Ministry official said at the ceremony.

The aircraft will join Indonesia's 11th Squadron and will be based at the Sultan Hasanuddin airbase on Sulawesi. (RIA Novosti)