Tuesday, February 7, 2012

Dilema Leopard Belanda: HAM atau Dagang?

Leopard 2. (Foto: KMW)

7 Februari 2012, Den Haag: "Belanda mau mengobral 119 tank Leopard dan Indonesia tertarik. Ada harapan untuk meraih kontrak dagang besar-besaran bagi Belanda." Demikian koran Belanda NRC Handelsblad mengawali editorialnya.

Tapi ada keberatan praktis dan kendala politik yang mengganjal. Pertama apakah tank Leopard bermanfaat di negara kepulauan seperti Indonesia yang banyak rawa-rawa? DPR RI meragukan hal itu. Kedua, kenapa Belanda mau memasok senjata ke negara yang tidak mengindahkan hak asasi manusia (HAM)?

Jiwa Dagang


Di internal kabinet Belanda sendiri ada dua pendapat. Menteri Pertahanan Hans Hillen menonjolkan jiwa dagang Belanda. "Dalam hal ini saya melihat uang bukan moral," katanya. Selain berjiwa dagang atau koopmansgeest, Belanda juga dikenal berjiwa pendeta, yang mementingkan masalah moral.

Makanya ada kriteria dalam mengekspor senjata. HAM dan hukum humaniter internasional harus dihormati. Selain itu mulai sekarang konflik internal suatu negara juga menjadi bahan pertimbangan untuk mengekspor senjata ke negeri tersebut.

Hak Asasi Manusia


Oleh karena itulah Parlemen Belanda tidak setuju atas rencana pemerintah Belanda untuk menjual tank ke Indonesia. Alasan yang disebut dalam mosi adalah, tentara Indonesia "pernah melanggar HAM di Aceh, Timor Timur dan Papua Barat."

Alasan ini dinilai kurang kuat oleh Menlu Belanda Uri Rosenthal, karena hal itu terjadi di masa silam. Tapi argumen yang disampaikan PVV dan SP, bahwa sekarang masih terjadi pelanggaran HAM terhadap warga Maluku dan Papua dan posisi umat Kristiani Indonesia, tidak bisa disangkal Menlu Rosenthal.

Jiwa dagang Belanda tampaknya tidak bisa mengalahkan argumen ini. Kalau kehendak parlemen Belanda dituruti, sehingga pemerintah Belanda tidak jadi menjual tank ke Indonesia, maka Indonesia terpaksa membeli tank di negara lain.

Tidak Mempan

Dapat disimpulkan, isyarat Belanda sebagai negara yang mau menegakkan HAM tidak mempan. Dan Belanda mempersulit diri sendiri kalau hanya mau menjual senjata kepada calon pembeli yang berkelakuan baik. Demikian tulis editorial NRC Handelsblad.

Sumber: RNW

2 comments:

  1. NASIONALISME HARUS DIBANGUN DAN DITEGAKKAN ATAS DASAR DRAFT KONSEP KEIKHLASAN MENGABDI KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA. SEHINGGA DENGAN KUASA-NYALAH KITA DIIZINKAN DENGAN DIBERI KEKUATAN PENUH MULTI DIMENSI DALAM MENGUPAYAKAN DAN MEREALISASIKAN KEMAJUAN DAN KEMAKMURAN BANGSA INDONESIA.NASIONALISME YANG DIBANGUN TANPA DASAR ITU SEMUA, ATAU DALAM ARTIAN SEMPIT NASIONALISME YANG DIBANGUN ATAS DASAR PENGABDIAN PADA SAKU CELANA DAN REKENING BANK MILIK PRIBADI ATAU DALAM BAHASA SEDERHANA YAKNI NASIONALISME MATRE ATAU NASIONALISME DOMPET MAKA HAL ITU HANYA AKAN MENGHASILKAN NASIONALISME YANG SEMPIT, CETEK, DAN TIDAK CERDAS.HAL ITU PULALAH YANG AKAN MENGHASILKAN BANGSA INDONESIA YANG LEMAH, BODOH, MUDAH DIINVASI OLEH AMERIKA SERIKAT DAN SELURUH SEKUTU-SEKUTUNYA HINGGA PADA AKHIRNYA BANGSA INDONESIA MATI DALAM KEMISKINAN LANTAS DIKENCINGI OLEH PASUKAN AMERIKA SERIKAT, SEPERTI YANG BARU-BARU INI TELAH TERJADI DIBUMI AFGHANISTAN. MARI KITA BERSATU, BANGKIT DARI TIDUR PANJANG, MEMBANGUN, DAN MEREALISASIKAN BANGSA INDONESIA YANG KUAT, TANGGUH, ADIL, MAKMUR, DAN SEJAHTERA DIBAWAH LINDUNGAN TUHAN YANG MAHA ESA. MERDEKA !!!! MERDEKA !!! MERDEKA !!!

    ReplyDelete
  2. DUTCH IS A BAD COUNTRY BECAUSE IT IS NOT FAIR. SOME CENTURIES AGO IT COLONIZED INDONESIA BUT NOW THAT COUNTRY SENTENCE INDONESIA BREAK THE HUMAN RIGHTS. IT IS A VERY PITY. HOPE THE WISE COUNTRY DECIDES A WISE POLICY TOWARD INDONESIA.

    ReplyDelete