Sunday, August 23, 2009

Marinir Seleksi Prajurit Menjadi Anggota Konga XXXIII-C/Unifil


22 Agustus 2009, Jakarta -- Dalam rangka ikut menjaga perdamaian dunia, TNI telah beberapa kali mengirimkan prajurit-prajuritnya di berbagai Negara, seperti saat ini prajurit TNI sedang melaksanakan tugas di Lebanon yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXXIII-C/Unifil.

Para prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXXIII-C/Unifil melaksanakan tugasnya selama 1 tahun dan diperkirakan bulan Desember 2009 memasuki akhir penugasan. Kontingen Garuda merupakan gabungan dari ke Tiga Angkatan yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI AU, termasuk dalam Kontingen Garuda tersebut prajurit Korps Marinir.

Untuk menggantikan Kontingen Garuda XXXIII-C/Unifil, saat ini sudah dilaksanakan seleksi prajurit, khusus untuk prajurit Korps Marinir wilayah Surabaya, seleksi dilaksanakan di Brigif-1 Marinir mulai tanggal 20 s/d 22 Agustus 2009.

Tim Seleksi langsung dari Mabes TNI Jakarta dibawah pimpinan Kolonel Art Tri Legiono Sukmo yang sehari – hari menjabat sebagai Dir Ops PMPP.

Mayor Marinir Nawawi, panitia seleksi dari Mako Kormar mengatakan untuk tahun ini Korps Marinir akan memberangkatkan 374 personel yang terdiri dari wilayah Surabaya dan Jakarta.

Untuk wilayah Surabaya, lanjut Mayor Marinir Nawawi, yang mengikuti seleksi sebanyak 172 personel yang terdiri dari 162 personel dari Pasmar-1, 7 personel dari Kolatmar dan 3 personel dari Lanmar Surabaya.

Dalam seleksi tersebut dilakukan beberapa tes, yaitu Kesehatan, Samapta, Kesehatan Jiwa, Bahasa Inggris, Komputer dan Mengemudi. Seluruh peserta mengikuti tes Kesehatan, Samapta dan Kesehatan Jiwa, Tes Bahasa Inggris wajib diikuti oleh Perwira dan Bintara, Tes Komputer bagi Perwira dan Bintara Operator, sementara tes mengemudi bagi anggota yang menjabat sebagai Pengemudi.

Selesai mengikuti tes di Surabaya dan dinyatakan lulus, para prajurit akan bergabung dengan prajurit dari ke Tiga Angkatan, untuk mengikuti Pra Satgas di Cipatat Bandung yang akan dilaksanakan pada bulan September 2009.

“ Untuk pemberangkatan ke Lebanon diperkirakan sekitar akhir Nopember sampai awal Desember 2009,” jelas Mayor Marinir Nawawi.

Pen Pasmar I

Noordin M Top Bangkrut, Dropping Dana Al Qaeda Terhambat

Latihan bersama Detasemen Antiteror 88 Polri, Denjaka, Denbravo, dan Denkopassus. (Foto: detikFoto/Didit Tri Kertapati)

23 Agustus 2009, Jakarta -- Gembong teroris Noordin M Top harus siap menerima risiko jika ngotot menyerang Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dalam kunjungannya ke Indonesia, November mendatang. Pasalnya, Noordin saat ini ditengarai bangkrut alias tidak memiliki dana operasional yang cukup untuk menjadikan Obama sebagai target serangan.

Pengamat terorisme sekaligus psikolog hipnoterapis, Mardigu Wowiek Prasantyo, Sabtu (22/8) malam, menyatakan jika Noordin ngotot menyerang kemungkinan besar dia juga akan tertangkap.

“Berdasarkan data dari rekan-rekan, kalau tertarik (menyerang) Obama maka dia (Noordin) akan turun gunung, sementara dana mereka sangat tipis saat ini. Setiap habis operasi, biasanya akan ada dropping dana. Sekarang lagi ada pengawasan ketat yang menghalangi dropping dana dari Al Qaeda. Berarti kalau dia bergerak, dia memerlukan dana,” kata Mardigu.

Mardigu yakin, Noordin Cs bakal tertangkap dalam waktu kurang dari tiga bulan. Dia yakin polisi bisa meringkus orang yang paling dicari itu sebelum Obama tiba di Indonesia. Mardigu mengklaim pihaknya sudah memiliki data tentang Noordin dengan keakuratan 60 persen.

Sayang, dia enggan membocorkan data tersebut. “Saya nggak boleh ungkap. Kami sebenarnya sudah dapat data dengan tingkat akurasi 60 persen,” kata Mardigu saat disinggung posisi Noordin saat ini.

Bagaimana menyangkut empat buronan yang diumumkan Mabes Polri? “Umumnya, kalau diumumkan berarti sudah mau dapat. Malah satu sudah kena. Untuk empat buronan itu paling kurang dari dua minggu juga sudah kena (tertangkap),” tegasnya.

Dijelaskan Mardigu, penangkapan buronan teroris rata-rata dikarenakan kesalahan mereka sendiri. Contohnya, peristiwa di Cicurug tahun 2004. Kemudian ledakan di Bandung pada 2002. “Polanya seperti itu. Begitu ada peristiwa, pasti ketangkap,” katanya.

Lebih lanjut Mardigu mengatakan bahwa kelompok-kelompok jaringan Noordin saat ini, seperti Ibrohim, Syahrir, Syaifudin Zuhri, Urwah, dan buronan lainnya, bukanlah orang baru. Mardigu menyebut mereka sebagai sleeping army (sel tidur). Dan saat ini, lanjutnya, Noordin memanfaatkan jaringan kelompok Poso setelah jaringan kelompok Ngruki berakhir.

“Masih ada kelompok Ambon, JI (Jamaah Islamiyah), alumni Afghanistan, dan alumni Mindanao yang menjadi sleeping army,” katanya. Menurut Mardigu, untuk mempersempit ruang gerak Noordin, petugas kiranya bisa memperhatikan kelompok-kelompok tersebut.

Menyangkut pemeriksaan warga negara Arab Saudi, Ali Muhammad alias Abah Ali, yang diduga merupakan anggota Al-Qaeda, Mardigu menyebut polisi kesulitan mengorek keterangan dari pria tersebut. “Dia punya defence (pertahanan) yang bagus, jadi sampai sekarang polisi belum bisa mengatakan dia ini siapa,” kata Mardigu.

Namun, polisi memang mencurigai Ali Muhammad merupakan anggota Al Qaeda. “Sepertinya dia memang sudah menyiapkan skenario kalau tertangkap bagaimana defence nya,” katanya.

Tujuh Orang Dilepas


Setelah terjadi pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Polri melakukan serangkaian penangkapan. Namun dari 10 orang yang ditangkap, Polri kemudian melepaskan tujuh orang karena tidak terbukti terlibat jaringan teroris Noordin M Top.

“Kami tidak pernah menyatakan menangkap seseorang. Media massa yang memberitakan penangkapan-penangkapan itu. Kami hanya memeriksa mereka untuk mengetahui apakah mereka terlibat atau tidak,” ujar Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Sulistyo Ishak, Sabtu (22/8).

Menurutnya, jika mereka tidak terlibat, langsung dikembalikan kepada keluarganya masing-masing. Dikatakan, polisi tidak mempunyai wewenang terus memeriksa mereka melebihi batas waktu 7×24 jam sesuai ketentuan Undang-Undang Antiterorisme, manakala tidak terdapat cukup bukti.

Polri membantah adanya anggapan pelepasan ketujuh orang tersebut merupakan bukti sikap kurang professional. “Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, tidak terdapat cukup bukti yang menyatakan mereka terlibat dalam kegiatan terorisme. Oleh karenanya mereka dilepas,” ungkapnya.

Tercatat Ahmadi Jenggot, warga Cilacap, sebagai orang pertama yng dibawa Densus 88 Antiteror ke Mabes Polri untuk menjalani pemeriksaan. Menyusul Arina, putri Ustad Bahrudin yang diduga sebagai istri Noordin M Top. Berturut-turut terdapat nama Sabil Kurniawan (kakak ipar Ibrohim) dan Muh Subhi Salam yang diringkus kemudian.

Menyusul Aris dan Indra, kakak beradik keponakan Muzahri, pemilik rumah di Temanggung (Jawa Tengah) yang digerebek Densus 88 karena diduga sebagai lokasi persembunyian Noordin. Muzahri sendiri juga ikut diringkus.

Amir Abdillah alias Ahmad Ferry juga diringkus di Semper, Jakarta, setelah dibuntuti dari Solo. Berikutnya giliran Suryana alias Yayan diringkus di rumahnya, kawasan Koja, Jakarta. Menyusul penangkapan Iwan, pemilik wartel di Kuningan, Jawa Barat, dan Ali Muhammad Abdullah, warga negara Saudi Arabia.

Hanya tiga orang yang akhirnya ditahan Densus 88 Antiteror karena dinilai terbukti terlibat kegiatan terorisme. Mereka adalah Aris, Indra, dan Amir Abdillah. Iwan Herdiansyah merupakan orang terakhir yang dilepaskan Polri, Jumat (20/8) lalu.

Iwan tidak terbukti terlibat dalam pendanaan kegiatan teroris di Indonesia. Sedangkan Ali Muhammad Abdullah yang ditangkap selang 2 hari setelah Iwan, sampai saat ini masih diperiksa Densus 88.

Sementara itu, keinginan pemerintah untuk melibatkan TNI dalam menangggulangi terorisme disambut positif kalangan DPR. Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra mengatakan keterlibatan TNI memiliki dasar hukum yaitu UU No 34/2004 tentang TNI. Namun diharapkan, pemerintah segera menerbitkan peraturan pemerintah (PP) untuk mengimplementasikannya.

“Agar TNI dapat lebih aktif berperan menanggulangi, pemerintah perlu segera mengeluarkan PP untuk menjabarkan undang nudang tersebut. Hal ini juga untuk mencegah munculnya kecemasan dan reaksi yang tidak perlu dari masyarakat,” kata Yusron.

Ia menjelaskan, dalam pasal 7 UU No 34/2004 dinyatakan tugas pokok TNI terdiri dari dua yaitu operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). Dalam hal operasi militer selain perang bahkan disebutkan pula tentang operasi mengatasi terorisme.

“Kecemasan yang bisa muncul di tengah masyarakat kalau TNI ikut dilibatkan yaitu kembalinya TNI seperti di masa lalu, baik dalam hal operasi militer di Aceh dan Timor Timur. Atau peran TNI yang terlalu luas dalam bidang bidang nonmiliter dan pemerintahan,” katanya.

Sebelumnya, Presiden SBY telah mengintruksikan TNI agar ikut terlibat dalam penanggulangan terorisme melalui pemaksimalan kerja struktur komando teritorial. Yusron kemudian menegaskan, sosialisasi sampai batas batas yang memungkinkan terhadap rencana pemerintah di atas, sangat diperlukan.

Operasi militer cenderung mengandung unsur unsur rahasia, sehingga tidak mungkin pemerintah dapat 100 persen transparan. “Pelibatan TNI dalam penanggulangan terorisme tidak harus diartikan Polri lemah dan tidak cakap. Penanggulangan terorisme memang bukan hal mudah. Adidaya Amerika Serikat sampai sekarang belum sanggup menuntaskan masalah krusial ini,” katanya.

Menurutnya, kini tiba saatnya bagi TNI dan Polri untuk lebih merapatkan barisan dalam menghadapi musuh bersama. “Namun begitu, pemerintah perlu pula menempuh langkah langkah lain, misalnya mencegah munculnya teroris teroris baru,” ujar Yusron.

SURYA

Perlu PP Jika TNI Tanggulangi Terorisme

Tiga pasukan elit TNI antara lain Denjaka dari TNI AL, Bravo dari TNI AU dan Gultor dari TNI AD. (Foto: detikFoto/Indra Shalihin)

23 Agustus 2009, Jakarta -- Keterlibatan TNI untuk menanggulangi terorisme memerlukan dasar hukum berupa Peraturan Pemerintah (PP) guna menjabarkan lebih lanjut UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Yusron Ihza Mahendra mengatakan kepada ANTARA di Jakarta, Minggu, keterlibatan TNI untuk menanggulangi terorisme merupakan langkah sah dan pantas disambut baik.

"Terutama sekali karena terorisme merupakan ancaman terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara secara keseluruhan," kata anggota DPR dari Fraksi Gabungan Bintang Pelopor Demokrasi itu.

Pimpinan komisi yang membidangi masalah pertahanan itu menegaskan bahwa dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI pasal 7 ayat (2) butir "b" tugas militer selain perang antara lain mengatasi aksi terorisme.

"Agar TNI dapat lebih aktif berperan menanggulangi terorisme, pemerintah perlu segera mengeluarkan PP guna menjabarkan undang-undang tersebut," kata Doktor Ilmu Politik lulusan Universitas Tsukuba, Jepang itu.

Pembuatan PP itu, katanya, amat diperlukan, karena landasan hukumnya menjadi lebih kuat dan jelas serta mencegah munculnya kecemasan serta reaksi tidak perlu dari masyarakat.

"Misalnya kecemasan bangkitnya TNI seperti masa lalu, baik dalam hal operasi militer di Aceh dan Timor Timur maupun peran TNI yang terlalu luas dalam bidang nonmiliter dan pemerintahan," ujarnya.

Dalam kaitan itu, sosialisasi sampai batas-batas yang memungkinkan terhadap rencana untuk melibatkan TNI dalam menanggulangi terorisme jelas diperlukan.

"Walaupun harus disadari bahwa operasi militer cenderung mengandung unsur rahasia maka tidak mungkin pemerintah transparan seratus persen," katanya.

Satu hal yang diingatkan Yusron Ihza Mahendra ialah keterlibatan TNI dalam menanggulangi terorisme bukan berarti Polri lemah atau tidak cakap.

"Penanggulangan terorisme bukan hal mudah. Negara adidaya AS pun sampai sekarang belum sanggup menuntaskan masalah krusial ini," ujarnya.

Ia mengatakan TNI dan Polri lebih merapatkan barisan dalam menghadapi terorisme dan mencegah jaringan teroris baru.

ANTARA News

Tentara Tak Dirancang untuk Tegakkan Hukum

Kopassus turun dari helikopter saat latihan bersama Tiger 2008. (Foto: kopassus.mil.id)

23 Agustus 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Tentara Nasional Indonesia, khususnya TNI Angkatan Darat, diminta memahami dan menaati aturan undang-undang yang ada sehingga rencana pelibatan militer dalam upaya penanganan terorisme tidak melenceng dari ketentuan.

Penilaian itu disampaikan anggota Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program dan Reformasi, Letjen (Purn) Agus Widjojo, kepada Kompas, Sabtu (22/8). Agus meminta presiden dan TNI mempelajari lebih rinci isi Pasal 7 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.

Jika ayat kedua dari pasal itu memang mengatur tugas pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP), salah satunya untuk mengatasi aksi terorisme, Agus mengingatkan, dalam ayat ketiga disebutkan, OMSP hanya bisa dijalankan dengan didasari kebijakan dan keputusan politik negara.

”Jadi, jangan cuma bicara, militer bisa dilibatkan. Silakan, tetapi presiden harus keluarkan dahulu keputusan politik. Entah berbentuk keputusan presiden atau peraturan pemerintah. Kalau mau menggunakan tentara, harus sesuai konstitusi. Jangan nanti malah mengorbankan TNI,” ujar Agus.

Nantinya, keputusan politik itu, tambah Agus, berisi rincian kewenangan apa saja yang akan diberikan dan bisa dilakukan oleh TNI dalam menangani masalah terorisme, termasuk juga tenggat pemberlakuan kewenangan tersebut. Menurut dia, paling ideal TNI diberi waktu enam bulan.

Setelah itu dilakukan evaluasi untuk menentukan apakah kewenangan yang diberikan akan diperpanjang kembali. Dengan demikian, keterlibatan militer dalam penanganan masalah keamanan, seperti kasus terorisme, tidak berlarut-larut sehingga malah bisa menimbulkan persoalan baru.

Agus juga mengingatkan, tentara di negara mana pun tidak pernah dirancang atau dilatih untuk menjalankan fungsi penegakan hukum. Hal itu tetap menjadi kewenangan kepolisian.

”Jadi, harus tegas maunya seperti apa. Hanya dengan begitu, TNI bisa terlindungi ketika mereka ditugaskan masuk ke dalam wilayah keamanan dalam negeri pada masa damai. Jangan malah TNI disuruh bergerak sendiri, apalagi sampai minta-minta untuk dilibatkan. Memangnya, dia merasa lebih jago?” ujar Agus.

Sementara itu, saat dihubungi terpisah, anggota Komisi I Fraksi PDI-P, Andreas Pareira, mengingatkan, pendekatan militer bukanlah pilihan tepat walau dalam konteks tertentu hal itu tetap dimungkinkan sepanjang dilakukan dengan benar. Artinya, didahului keputusan politik sesuai yang diatur dalam UU. Keputusan politik itu, menurut dia, bisa dalam bentuk peraturan pemerintah atau peraturan presiden.

KOMPAS

Kapal Perang Thailand Bersandar di Makassar

Seorang awak kapal memegang bendera Thailand. (Foto: ANTARA SULAWESI SELATAN)

23 Agustus 2009 -- Kapal perang Thailand bersandar di pelabuhan Sukarno - Hatta, Makassar, Sabtu (22/8), dalam perjalanan kembali ke Thailand setelah berpartisipasi di IFR (International Fleet Review) Sail Bunaken 2009. Angkatan Laut Thailand mengirimkan dua unit kapal perangnya HTMS Phuttaloetia Naphalai dan Rattanakosin.

Sejumlah personil AL Thailand menaikki kapal HTMS Phuttaloetia Naphalai. (Foto: ANTARA SULAWESI SELATAN)

Kedua kapal perang tersebut sebelumnya mengikuti kegiatan latihan pertempuran dan pertahanan laut dengan sandi operasi Sea Garuda 2008, yang digelar 4 Agustus hingga 8 Agustus di Balikpapan. TNI AL menurunkan KRI Slamet Riyadi dan KRI Fatahillah dalam operasi ini.

berbagai sumber @beritahankam

Saturday, August 22, 2009

Kodam VI/Tanjungpura Perhatikan Obyek Vital Nasional


21 Agustus 2009, Balikpapan -- TNI dan Kodam VI/Tpr mulai memperhatikan instalasi obyek vital nasional, karena obyek vital nasional memiliki nilai yang cukup strategis bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Obyek vital nasional yang dimaksud adalah kawasan, instalasi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan berpengaruh terhadap kepentingan negara guna mendukung kepentingan nasional.

Total E&P Indonesie merupakan salah satu obyek vital nasional yang berada di wilayah Kaltim yang bernilai strategis mengingat instalasi ini memberikan kontribusi yang signifikan kepada pemerintah, negara serta daerah Kalimatan Timur pada khususnya. Total E&P Indonesie akan sangat membantu kehidupan masyarakat terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, obyek vital nasional yang sangat strategis akan dapat meningkatkan pembangunan masyarakat yang lebih mandiri.

Panglima Kodam VI Mayor Jenderal TNI Tono Suratman memberikan perhatian yang sangat serius terhadap obyek vital nasional di wilayah kerjanya. Hal ini disebabkan karena disamping peranannya sebagai instalasi strategis, obyek vital nasional juga sangat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

“Saya sangat concern terhadap upaya-upaya pengamanan obyek vital nasional, apalagi di hadapkan pada perkembangan situasi terakhir belakangan ini. Ini bukan saja karena Total E & P Indonesie memberikan kontribusi yang besar terhadap devisa negara dan sangat membantu masyarakat sekitarnya. Namun juga karena Undang-Undang RI No. 34 tahun 2004 tentang TNI khususnya pasal 7 ayat 2 sub b poin 5 mengamankan bahwa pengamanan obyek vital nasional merupakan tugas dan tanggung jawab TNI sepenuhnya”, demikian Pangdam VI/Tanjungpura. Hal ini disampaikan pada saat kunjungan kerja Pangdam VI/Tanjungpura ke Total E & P Indonesie di Senipah Samboja Kukar jum’at 21 Agustus 2009.

Pada kesempatan itu pula disepakati rencana kerja sama antara Kodam VI/Tanjungpura dengan Total E & P Indonesie dalam pemberdayaan masyarakat sekitarnya misalnya dalam bentuk pelatihan-pelatihan, penanaman jiwa kebangsaan dan peningkatan semangat bela negara serrtta pembangunan sumber daya manusia lainnya. Rencananya kerja sama ini akan dituangkan dalam bentuk MOU antara Kodam VI/Tanjungpura dengan Total E & P Indonesie.

Kunjungan ini dihadiri pula oleh pejabat dari jajaran Kodam VI/Tpr diantaranya Asintel Kasdam VI/Tpr, Asops Kasdam VI/Tpr, Kapendam VI/Tpr, Danlanud, Danlanal, sedangkan dari Total E&P Indonesie adalah Hardy Pranomo selaku Executive presiden Total E&P Indonesie, Ibu JuditH, Bapak Leo Tobing termasuk dari PB Migas yang diwakilkan oleh Bapak Yayat.

Kalimantan Aman dari Teroris


Pulau Kalimantan hingga kini dinilai aman dari jaringan teroris dibandingkan dengan daerah lain.

"Dari laporan intelijen, Pulau Kalimantan aman dari jangkauan teroris termasuk kemungkinan mereka bersembunyi di sini," terang Panglima Kodam Tanjungpura VI (Kalimantan) Mayjen TNI Tono Suratman, usai melakukan kunjungan obyek vital milik Total Indonesie di Bandara Sepinggan Balikpapan, Jumat (21/8/2009).

Meski demikian menurut Pangdam, daerah perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat bisa saja dijadikan daerah lintas bagi pelaku teroris. Namun sejauh ini belum ditemukan indikasi ke arah itu.

"Itu bisa saja, tapi kita sudah minta kepada aparat kita di level bawah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan nasional. Kalau masyarakatnya waspada, maka tidak ada tempat bagi Noordin M Top mengembangkan jaringan sel terorisnya. Ini yang musti diingatkan kepada kita semua," jelas Tono.

Karena itu, pihaknya juga telah mengingatkan kembali kepada masyarakat, tokoh masyarakat, RT, Kelurahan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya tindakan teror di lingkungan.

"Kita minta dihidupkan lagi siskamling, komunikasi ketuk tular dan yang paling penting juga sejak usia dini anak-anak perlu diberikan pemahaman seperti yang dilakukan di Singapura, anak SD-SMP dijelaskan soal pelaku-pelaku teror seperti Kastari (teroris yang kabur dari tahanan Singapura)," jelasnya.

Pihak TNI termasuk Kodam, sejak bom Hotel JW Marriot pertama tahun 2003 silam, telah mengaktifkan desk anti teror yang berada di bawah kordinasi Pusdalops.

"Di Kodam Tanjungpura kita miliki raider 600 Pasukan pemukul Reaksi cepat. Kekuatan ini bersifat standby. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan kita siap," tambahnya

Sementara menyinggung pengamanan obyek vital nasional di wilayah Kaltim, menurut Pangdam, pengaman dalam yang dimiliki perusahaan seperti Total sudah menggunakan standar nasional dan internasional. Akan tetapi TNI-Polri tanpa diminta telah melakukan pengamanan bersama baik terbuka maupun tertutup.

Penerangan Kodam VI/Tanjungpura/okezone

Kapal Perang Australia di Sail Bunaken IFR 2009

Tiga kapal perang AL Australia berpartisipasi di IFR Sail Bunaken 2009.

HMAS Darwin berlabuh di perairan Manado setelah IFR

HMAS Leeuwin.

Kontigen kapal perang AL Australia dipimpin HMAS Darwin.

HMAS Success sebelah kanan.

HMAS Darwin sebelah kiri.

HMAS Darwin kedua dari kiri.

HMAS Darwin.

Australian DoD

Obama Target Serangan


22 Agustus 2009, Jakarta -- Rencana kunjungan presiden Amerika Serikat Barrack Husein Obama November nanti potensial akan menjadi target serangan kelompok Noordin. Presiden negara adidaya itu akan menghadiri KTT APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) di Singapura dan kemungkinan mampir ke Indonesia.

”Serangan terhadap Obama direncanakan kelompok itu menggunakan teknik sniper,” ujar pengamat terorisme Dyno Cressbon di Jakarta kemarin. Obama yang gemar nasi goreng itu menjadi target karena merupakan pimpinan AS yang dianggap sebagai negara penjajah umat Islam oleh kaum teroris.

Dyno menduga, Noordin sudah menyiapkan calon penembak jitu. ”Kalau senjatanya bisa menggunakan jenis MK-III buatan Rusia. Ini bisa diperoleh melalui jalur Moro atau pasar gelap di kawasan Patani, Thailand” katanya.

Pengamat yang juga menjadi konsultan Densus 88 Mabes Polri itu menambahkan, serangan terhadap Obama dipersiapkan secara matang oleh Noordin. ”Tapi, karena plot yang di Jatiasih terbongkar lebih dulu mungkin saja mereka merubah teknik. Yang jelas, mereka sudah berlatih,” kata Dyno.

Mencari senjata, kata dia, juga hal yang mudah bagi kelompok Noordin. ”Ada mekanisme saling bantu antar mujahidin. Jadi, mereka sudah punya link-link itu,” katanya.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna mengaku belum tahu soal plot serangan terhadap Obama itu. Namun, kata jenderal dua bintang itu, informasi itu akan dikembangkan. ”Itu merupakan informasi darei pengamat. Silahkan saja, itu jadi masukan dan bahan pertimbangan kita,” ujarnya.

Namun, Nanan tidak merinci lebih jauh apa yang dimaksud dengan mengembangkan. Apakah berarti Densus akan berkoordinasi dengan Kedubes AS?- Nanan tidak menjawab tegas. ”Pokoknya masukan diterima, nanti akan diselidiki,” ujar mantan Kapolda Sumatera Utara itu.

Mencari senjata yang bisa digunakan untuk aksi sniper memang gampang-gampang susah. Bagi yang sudah punya ”jalur” khusus akan sangat mudah mendapatkannya. Bahkan di internet, ada situs khusus yang menjual senjata teroris itu melalui pemesanan lewat telepon.

Situs yang beralamat di http://terroristmecorp.blogspot.com itu menyediakan berbagai senjata sniper. Dalam profil webnya mereka menulis ”Kami adalah korporasi yang memerangi Amerika dan Israel dan menghancurkan kaum Zionist.”

Pemesan menurut website itu cukup kontak dua orang yang disebut sebagai agen yakni Dedi P , nomor telepon :+60122359547 dan Zaki S nomor telepon +60166073981. Dilihat dari kodenya, dua nomor itu nomor Malaysia. Tadi malam, JPNN mencoba menghubungi keduanya namun tidak aktif.

Sumber JPNN di lingkungan anti teror TNI menyebut peredaran senjata untuk misi menembak jitu memang masih ada. ”Terutama di wilayah timur Indonesia. Kalau kamu butuh, dua hari pun bisa diusahakan,” katanya.

Senjata itu, kata dia, disuplai dari daerah-daerah bekas konflik seperti Poso atau Papua. ”Di Kupang juga ada, tapi lebih susah mencarinya karena pintu dari Timor Leste sekarang ketat,” kata perwira itu.

Namun, dia meragukan kemampuan kelompok Noordin melakukan serangan dengan teknik menembak jitu. ”Tidak asal bisa menembak balon terus bisa menembak Obama,” katanya.Dari file dan foto-foto yang disita Densus 88 memang teroris berlatih menembak dengan sasaran balon. Selain itu, teroris berlatih dari atas perahu yang bergerak di sekitar Pulau Karimun Jawa.

”Jiwa sniper itu susah dibentuk. Kesabarannya, ketelitiannya, terus kemampuan escape (lolos) dengan cantik dan bisa berbaur dengan masyarakat itu lama,” kata prajurit yang sedang menempuh spesialisasi penembak runduk di sebuah kesatuan itu.

Selain itu jenis senjata MK-III juga sudah tua. ”Pelurunya juga buatan Eropa, sangat susah menyediakan senjata ini tanpa peluru sekaligus. Satu-satunya yang memungkinkan adalah senjata itu rampasan di Afghanistan dulu. Berarti penembaknya mesti pernah ke Afghanistan dan familiar,” katanya.

Tapi, penembak itu mesti memperhitungkan kecepatan dan arah angin. ”Jarak efektif senapan MK III itu cuma 500 meter. Mobilnya anti peluru. Bisa apa Noordin dengan itu,” katanya dengan nada pesimistis.

Direktur Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Rizal Darmaputera juga menilai serangan terhadap Obama nyaris tidak mungkin. ”Obama dilindungi sangat ketat oleh Secret Service dan seluruh kekuatan Amerika Serikat. Jarak 1 kilometer sudah pasti steril, “katanya.

Selain itu, kelompok Noordin juga dinilai tak punya sumber daya yang cukup untuk melakukan serangan itu. “Kalau sekedar gertakan mungkin saja. Tapi, untuk direalisasikan itu nyaris tidak mungkin,” ujarnya.

Sementara itu, pesan-pesan yang mengatasnamakan Al Qaeda Asia Tenggara kembali muncul di internet. Sebelumnya, pascapeledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton muncul pernyataan di blog http://mediaislam-bushro.blogspot.com yang menyatakan Noordin M Top bertanggung jawab dalam aksi jihad tersebut.

Kali ini beredar pesan berbahasa Melayu merespons tindakan polisi Indonesia pada 3 Juli 2008. Pernyataan tersebut dikeluarkan Abu Ubaidah, selaku Muhajir dan Mujahid Pattani Darussalam, merangkap Jeneral Awwal Tandzim Al Qaeda Bahagian Asia Tenggara.

Namun pernyataan yang dirilis blog Pattani Darussalam - Khattab Media Publication, tidak tercamtum reaksi terhadap penangkapan sejumlah pelaku teror pascapeledakan dua hotel mewah di Mega Kuningan tersebut.

Pernah di Parpol

Buronan teroris Muhammad Syahrir yang ahli pesawat ternayat pernah aktif di Partai Keadilan (nama lama Partai Keadilan Sejahtera ). Namun, Syahrir sudah tidak aktif lagi sejak PK berganti nama. ”Dulu pernah terlibat. Tiba-tiba hilang, lalu muncul lagi sudah seperti ini,” kata Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri pada JPNN kemarin.

Menurut Minan Sukardi, Kepala Dusun Kampung Melayu, bekas tempat tinggal Syahrir, buron itu bahkan pernah menjadi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Keadilan Kecamatan Teluk Naga. ”Itu sekitar tahun 1998 sampai 2000-an,” kata Minan ketika ditemui di Kampung Melayu, Teluk Naga, Tangerang, kemarin.

Setelah itu, Syahrir memilih keluar dari partai dan lebih tertarik ke kelompok pengajian tertentu. Akhirnya, kata Minan, Syahrir justru membenci partai politik.

Sedangkan Bagus Budi Pranoto, salah satu dari daftar pencarian orang (DPO) Mabes Polri ternyata pernah tinggal dan mengajar di Pondok Pesantren Nurul Huda Desa karangreja Kecamatan Kutasari. Sejumlah pihak menduga, Bagus Budi Pranoto alias Urwah warga Kudus yang diduga kuat terlibat dalam pengeboman Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott ini kenal dengan Huzamuddin yang juga pernah tinggal di Desa karangreja Kecamatan Kutasari itu

“Memang benar, Bagus Budi Pranoto pernah mengajar di pondok pesantren ini. Tapi hanya setengah tahun. Setelah itu kami tidak tahu menahu kegiatannya. Saya kaget alat melihat dirinya ditetapkan sebagai DPO di televisi,” tutur Pimpinan Ponpes Nurul Huda, Ali Mubarok, Jum’at (21/8).

Ali menjelaskan, Bagus datang untuk mengajar Bahasa Arab di Ponpes tersebut sekitar tahun 1999. Namun, pihak ponpes merasa kurang cocok dengan sikap dan pembawaan bagus yang keras dan bertemperamental tinggi. ”Ia bahkan sering terlibat konflik dengan guru atau pengasuh lainnya. Karena itu kami tidak cocok dan mengeluarkannya secara halus dari Ponpes ini,” tandas Ali.

Saat mengajar di Ponpes itu, Bagus tak menunjukkan gerak-gerik yang mencurigakan atau menunjukkan keterlibatannya dengan jaringan teroris. “Saya kaget etelah melihat wajahnya di televisi. Ternyata itu adalah Bagus yang pernah mengajar di Ponpes kami,” tambahnya.

Setelah mengetahui keterlibatan Bagus dalam jaringan terorisme, pihak Ponpes Nurul Huda memperketat pemantauan terhadap para tamunya. Hal ini ditempuh untuk mengantisipasi infiltrasi jaringan terorisme. ”Kami telah memperketat pemantauan terhadap tamu kami. Ponpes ini murni untuk pendidikan. Kami tidak tahu menahu tentang keterlibatan Bagus,” tandasnya.

Sementara itu, keluarga Huzamudin, salah seorang yang juga ditetapkan sebagai DPO mengaku cukup kaget dengan berita keterlibatan Huzamudin dalam aksi terorisme. Nasiyah, kakak ipar Huzamudin masih mengaku tidak percaya dengan keterlibatan adiknya itu.

”Sehari-hari ia hanya tukang servis elektronik. Kalau di rumah juga mau bertani di sawah. Kami cukup kaget dengan informasi itu,” tutur Nasiyah kepada wartawan.

Ia mengakui, sketsa wajah huzamudin yang dirilis Mabes Polri itu memang benar adik iparnya. Hanya saja, penampilan Huzamudin saat ini agak berbeda dengan penampilan dalam kesehariannya. ”Sehari-hari, adik saya itu tidak menggunakan kacamata. Di sketsa itu menggunakan kacamata. Tapi wajahnya memang wajah Huzamudin,” tambahnya.

Keluarga Huzamuddin di Desa Karangreja merasa cukup terpukul. Apalagi keempat anak-anaknya masih kecil. Bahkan, anak-anak Huzamudin itu merasakan tekanan psikologis sejak adanya penggerebekan. ”Kalau ada mobil di dekat rumah atau bapak-bapak datang, anak-anak Huzamudin merasa takut,” katanya.

BATAM POS

Rusia Kirim Mesin Jet RD-33 Seri 3 Ke India


22 Agustus 2009 -- Rosoboronexport dan Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) menandatanggani kontrak pengiriman 26 unit mesin pesawat RD-33 seri 3 ke India di pameran dirgantara MAKS-2009, Jumat (21/8). RD-33 seri 3 versi peningkatan RD-33, dilengkapi dengan thrust vectoring untuk pesawat tempur buatan MiG.

Pada 2005, Rusia menyetujui memodernisasi mesin pesawat tempur MiG-29 Angkatan Udara India dengan nilai kontrak 250 juta dolar. Sesuai kesepakatan perjanjian, HAL akan membuat 120 mesin RD-33 seri 3 di pabrik Koraput untuk peningkatan kemampuan MiG-29.

MiG-29 Fulcrum.

Su-35. (Foto: KNAAPO)

Kontrak saat ini akan membantu HAL ahli merakit mesin RD-33 dan menggunakan pengalaman merakit tersebut untuk mesin jet generasi mendatang.

“Mesin-mesin ini dipasang di pesawat MiG, termasuk pesawat tempur MiG-35, yang berpartisipasi tender pengiriman 126 pesawat tempur ke AU India,” ujar seorang pejabat Rosoboronexport.

RIA Novosti/@beritahankam

Penutupan Uji Siap Tempur Tingkat Kompi Yonzipur 2/SG 2009

Bertempat di Lapangan Yonzipur 2/SG Pangdam II/Swj Mayor Jenderal TNI . Mochammad Sochib, S.E., M.B.A, yang di wakili Danrindam II/Swj bertidak selaku Irup pada upacara penutupan Uji Siap Tempur tingkat Kompi Yonzipur 2/SG TA. 2009, Jum'at, 21 Agustus 2009.

21 Agustus 2009, Palembang -- Pangdam II/Swj dalam amanatnya yang dibacakan oleh Darindam II/Swj mengatakan, dengan selesainya Uji Siap Tempur ini, diharapkan agar kemampuan yang telah diperoleh selama latihan UST terus dipelihara dan ditingkatkan, sehingga kompi dalam jajaran satuan Yonzipur 2/SG tetap memiliki kesiapan tempur sesuai standarisasi kemampuan yang telah ditentukan. Beberapa evaluasi selama pelaksanaan UST, sekaligus sebagai penekanan untuk ditindaklanjuti dalam pembinaan latihan satuan adalah Kemampuan teknis dan taktik secara perorangan sudah cukup baik, Kerja sama antar unsur sudah baik hendaknya terus dimantapkan dalam pengaplikasian tugas sehari-hari, Realisme latihan yang ingin dicapai walaupun belum dapat digambarkan secara utuh akibat terbatasnya sarana dan prasarana latihan, hendaknya tetap dipahami oleh semua prajurit, Kualitas pengendali latihan agar ditingkatkan kembali sesuai dengan tugas dan fungsi kecabangan satuan yang dilatih.

Dengan telah selesainya UST ini kepada Danyon Zipur 2/SG segera melakukan evaluasi berbagai kelemahan yang dihadapi selama latihan, baik yang menyangkut tentang kesiapan alat peralatan tempur maupun kemahiran taktis dan teknis melalui upaya Binsat. Kepada Danrindam II/Swj beserta para pelatih selaku penyelenggara latihan, saya berharap agar evaluasi hasil latihan ini dicermati dan ditindak lanjuti guna menyempurnakan penyelenggaraan latihan berikutnya. pertajam pengetahuan dan kemampuan para wasit dan pengendali latihan khususnya materi-materi kecabangan agar realisme latihan dapat di capai sesuai tujuan dan sasaran latihan.

Lebih lanjut Pangdam mengatakan, Seiring dengan kondisi Alutsista kita yang relatif sudah tua setelah kegiatan latihan ini, saya minta untuk tetap dipelihara dengan baik agar kedepan mampu digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok satuan secara maksimal, segera lakukan inventarisasi personel dan materiil serta laporkan hasil latihan secara obyektif, tegas Pangdam.

Hadir dalam upacara tersebut Hadir dalam upacara tersebut, Danyon Zipur 2/SG, Para penyelenggara dan Peserta latihan UST.

Pendam II/Sriwijaya

Gubernur ALL: Komandan Harus Bantu Anggota Punya Masalah Hindari Desersi


21 Agustus 2009, Surabaya -- Setiap Komandan atau atasan bahkan sesama anggota harus saling membantu apabila ada anggota lain yang punya permasalahan, baik persoalan dinas, pribadi ataupun keluarga. Ini sangat penting bagi yang bersangkutan karena langsung atau tidak langsung pasti akan mempengaruhi cara kerja di kesatuannya, bahkan kalau dibiarkan begitu saja bukan tidak mungkin akan melakukan desersi, tegas Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL) Laksda Moch. Jurianto, S.E saat memberikan jam komandan kepada seluruh perwira, bintara, tamtama, dan PNS di Gedung Maspardi AAL, Bumi Moro, Surabaya, Jum’at (21/8).

“Apapun permasalahan dari anggota harus kita bantu, apabila komandan atau atasannya tidak mampu menyelesaikan atau membantu, silahkan sampaikan dan laporkan ke saya, pasti kita akan bantu dan carikan bagaimana jalan keluarnya. Khusus anggota yang berdinas di AAL ini jangan pernah sungkan atau takut menghadap sama saya, dan kalau perlu bagi mereka yang punya masalah silahkan SMS, pasti diperhatikan kalau itu memang hal yang benar,” ujar Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E.

Pati dengan dua bintang di pundak ini juga mengingatkan tentang bahaya teroris yang sekarang ini lagi marak di tanah air. Melawan atau menghancurkan ancaman para teroris ini bukan hanya tugas Polri dan TNI saja, tetapi yang lebih penting lagi adalah peran serta dari seluruh lapisan masyarakat harus berperan aktif. Seluruh lapisan masyarakat harus berhati-hati dan waspada terhadap bahaya penularan teroris yang terus mencari jaringan atau pengikut, dan kalau ada sesuatu yang mencurigakan jangan pernah ragu-ragu untuk segera melaporkan kepada pihak berwajib yang terdekat.

Biasanya yang menjadi sasaran atau target para teroris ini adalah orang-orang yang gampang dipengaruhi adalah orang-orang yang Islamnya masih separuh-separuh dan tidak punya pendirian, yang sedang ada masalah atau kesulitan, dan remaja yang perkembangan kepribadian dan emosinya masih labil. Di sini dituntut peran para orang tua agar terus memantau perkembangan para putranya dan segala perilakunya, dan apabila ada yang berubah drastis dari perilaku biasanya, itu patut kita curigai.

Pen AAL

Pilot TNI AU Siap Terbang dengan Garuda

Boeing-737 TNI AU dalam latihan bersama AU Singapura bertajuk CAMAR. (Foto: TNI AU)

21 Agustus 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Subandrio menyatakan, sejumlah penerbang TNI AU siap dikerjasamakan dan terbang dengan armada PT Garuda Indonesia (Garuda).

"Sudah banyak penerbang TNI yang siap. Sekarang, tinggal menunggu payung hukumnya dari Dephan (Departemen Pertahanan)," katanya menjawab pers didampingi Dirut Garuda, Emirsyah Satar usai menandatangani kerja sama kedua pihak di Jakarta, Jumat.

Menurut Subandrio, pemberdayaan sejumlah pilot atau penerbang TNI AU ke Garuda ini dulu dikenal istilah "dikaryakan" dan kini istilah itu tidak dipakai lagi.

"Yang paling tepat, mungkin kerja sama, semacam KSO (kerja sama operasi)," katanya menjelaskan.

Bagi penerbang TNI AU, kata Subandrio, antara lain juga untuk keperluan pemenuhan keterampilan profesi sesuai dengan tipe terbang (type rating) yang bersangkutan.

"Skala ribuan jam terbang di TNI AU yang tak terpenuhi, akhirnya bisa dengan Garuda," ujarnya.

Garuda sendiri, kata Dirut Emirsyah Satar, saat ini masih membutuhkan tambahan pilot sekitar 100 personel per tahun, dalam beberapa tahun mendatang.

Selain itu, kata Subandrio, keterampilan pilot TNI AU, khususnya penerbang transporter jenis jet seperti Boeing 737 series, latihan terbangnya dengan simulator Garuda.

Subandrio mengatakan, kerja sama itu, juga meliputi pemanfaatan sarana perawatan pesawat Garuda (Garuda Maintenance Facility/GMF) untuk merawat pesawat-pesawat jet milik TNI AU.

"Lebih efisien dirawat di GMF ketimbang ke luar negeri seperti Singapura. Untuk terbang ke Singapura saja per jamnya harus dikeluarkan anggaran 7.000-8.000 dolar AS," katanya.

Tidak hanya itu, tambah Subandrio, mekanik TNI.

ANTARA News

Friday, August 21, 2009

Pakistan Mulai Produksi UAV Falco


20 Agustus 2009 -- Angkatan Udara Pakistan mulai memproduksi pesawat nirawak (UAV) Falco bekerjasama dengan perusahaan Italia Selex Galileo di komplek Aeronautical, Kamra.

Kepala Aeronautical Marsekal Farhat Hussain mengatakan UAV Falco sangat penting untuk pertahanan negara, ditambahkannya produksi pesawat tersebut menambah kemampuan keprofesionalan AU Pakistan.

Saat ini, Pakistan menjadi anggota negara-negara pembuat pesawat drone.

Sistim digunakan terutama untuk pengintaian udara dan pengumpulan informasi, meskipun nantinya AU Pakistan dapat melengkapi dengan sistem persenjataan untuk operasi-operasi ofensif.

GEO.TV/@beritahankam

Dari Peresmian Monumen Pahlawan Santiago di Miangas

Proses pembangunan monumen pahlawan Santiago. (Foto: media indonesia)

21 Agustus 2009, Manado -- TNI telah berhasil membangun monumen Santiago di Pulau Miangas. Hanya dalam tempo 42 hari, dari 9 Juli hingga 20 Agustus, tugu itu diselesaikan. Kamis (20/8) kemarin, Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Djoko Susilo Utomo meresmikannya.

Dari atas helikopter MI-17V5 milik TNI AD, di ketinggian kira-kira 300 kaki atau 100 meter, terlihat bangunan menjulang ke langit terbungkus kain kuning. Letaknya tepat di depan dermaga Pulau Miangas. Seluruh penumpang, berjumlah 17 orang, helikopter warna hijau tua yang bermarkas di Squadron 31 Serbu Semarang itu, menoleh ke bawah. “Itu tugu yang akan kita resmikan,” kata Komandan Detasemen Zeni Tempur (Dandenzipur) 4/YKN (Yudha Karya Nyata), Mayor TNI M Alfianto, sambil menunjuk ke bawah dari sebelah kiri helikopter.

Sekira lima menit kemudian helikopter Rusia buatan 2008 itu mendarat di tengah kebun kelapa di samping lahan milik TNI AL di sisi selatan Pulau Miangas. Selanjutnya rombongan Pangdam disambut Dandim 1301/Sangihe Letkol TNI Tojo Simanjuntak di depan helikopter yang diterbangkan Letkol TNI Hari SM dan Kapten TNI Romy S itu.

Selanjutnya rombongan digiring ke depan Pendopo Kecamatan Miangas untuk disambut secara adat. Rombongan terdiri dari, selain Pangdam ada Kapolda Sulut Brigjen Pol Bekto Suprapto, Danrem 131/Santiago Kolonel Inf Istu Hari Subagyo, Asisten Perencanaan Lantamal VII Kolonel Laut Ganif, Asisten I Setprov Sulut HR Makagansa, dan Anggota DPRD Sulut Abid Takalamingan. Selain itu Bupati Talaud Elly Lasut, Ketua DPRD Talaud Ben Alotia, Kapolres Talaud AKBP Eriadi (ketiganya nanti bergabung saat rombongan singgah di Bandara Melonguane). Kemudian ada Dandenzipur, Kapenrem Kapten Inf Suparman, Ajudan Pangdam Serka AK Harahap, wartawan Manado Post, Kameraman TVRI Manado, Fotografer LKBN Antara Manado, dan dua orang wartawan media Kodam VII Wirabuana.

Usai penyambutan oleh belasan tetua adat Miangas, rombongan digiring ke lokasi pelaksanaan acara. Rombongan menempati satu, di sisi kiri, dari dua tenda tentara warna hijau tua yang tepat menghadap monument setinggi 14 meter itu. Acara peresmian langsung dimulai.

Panglima Kodam VII Wiarabuana (tengah) Mayjen Djoko Susilo bersama sejumlah muspida Sulut saat mengunjungi monumen pahlawan Santiago (1670-1675) di Pulau Miangas, Kab Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (20/8). Monumen yang dibangun oleh TNI AD tersebut memilki ketinggian 7 meter dan menelan biaya Rp 1,2 miliyar. (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/nz/09)

Setelah pembukaan, Mayor Alfiansyah langsung memberikan laporan. Alfiansyah merinci: pembangunan monument pahlawan Santiago ini merupakn ide Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, yang kemudian ditindaklanjuti lisan Panglima TNI kepada Danrem 131/Santiago Kolonel Inf Istu Hari Subagyo, 6 Mei 2009. Danrem bersama Gubernur SH Sarundajang selanjutnya 29 mei 2009 memerintahkan Dandenzipur 4/YKN merencanakan pembangunannya. Dari perencanaan itu, muncul pula 4 alternatif bahan dasar pembuatan patung untuk monumen Santiago itu, yakni semen, fiber, tembaga, dan perunggu. Dan akhirnya dipilihlah perunggu.

Setelah disetujui, dimulailah pembangunan oleh 35 anggota Denzipur yang dipimpin langsung M Alfianto. Seluruh material untuk membangun pondasi tempat mendirikan patung Santiago, kata Alfianto, disuplai dari Manado dengan kapal perintis Meliku Nusa bersama dengan pasukan Zipur itu.

Pekerjaan dilakukan secara paralel: Denzipur mengerjakan pondasi berbentuk segi lima setinggi 5 meter dan tugu 5 meter untuk mendirikan patung Santiago, sedangkan patung Santiago sendiri yang berbahan perunggu dikerjakan oleh perajin di Pati, Jawa Tengah sejak 10 Juli. Selesai 9 Agustus, dan tiba di Miangas 12 Agustus, dan 15 Agustus sudah terpasang di tugu. Kemarin, Pangdam VII Wirabuana mewakili Panglima TNI meresmikan monumen itu. “Dengan diresmikan monumen ini, saya berharap akan lahir Santiago-Santiago muda dari wilayah ini untuk menjaga keutuhan NKRI,” kata Pangdam saat membacakan sambutan Panglima TNI.

Menurut Pangdam, pembangunan monumen tersebut bertujuan mengukuhkan semangat NKRI karena Pulau Miangas merupakan wilayah paling utara NKRI, yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Sekilas tentang Santiago, nama ini dipilih karena pahlawan bernama lengkap Bataha Santiago itu adalah raja yang berkuasa di Kerajaan Manganitu, Sangihe pada 1670 hingga 1675, yang paling getol menentang VOC. Bagi masyarakat setempat, Santiago dianggap sebagai pahlawan. Karena perlawanannya kepada penjajah, sehingga dia ditangkap dan dihukum gantung dan kepalanya dipancung di depan rakyatnya sendiri. Eksekuti mati itu dilakukan di sebuah tanjung di Bungalawang, Tahuna. Kini lokasi itu menjadi Makodim 1301/Satal. Kalimat penjuangannya yang terkenal, yang akhirnya diabadikan di monumen itu adalah ”Biar saya mati digantung, tidak mau tunduk kepada penjajah”. Semangat ini pula yang diharapkan pemerintah dari masyarakat wilayah beranda utara NKRI, Miangas, itu.

Miangas adalah pulau terluar Indonesia. Pulau ini termasuk ke dalam Desa Miangas, Kecamatan Nanusa (kini sudah jadi Kecamatan Khusus Miangas), Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Miangas adalah salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia sehingga rawan menjadi sengketa perbatasan, terorisme serta penyelundupan. Pulau ini memiliki luas sekitar 3,15 kilometer persegi. Jarak Pulau Miangas dengan Kecamatan Nanusa sekitar 145 mil, sedangkan jarak ke Filipina hanya 48 mil.

MANADO POST

Warga Saudi itu Pantau Pengeboman dari Kamar 1621 Marriott

Tim gegana berjaga di lokasi ledakan bom di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (17/7). (Foto: Reuters/Dadang Tri)

21 Agustus 2009, Jakarta -- Ali Muhammad bin Abdullah, warga Riyadh, Arab Saudi, yang diperiksa polisi sejak Jumat pekan lalu, diduga kuat menginap di Kamar 1621 Hotel JW Marriott menjelang peledakan pada 17 Juli lalu.

Kamar 1621 adalah satu dari empat kamar di hotel itu yang diketahui berhubungan telepon dengan kamar 1808, tempat menginap pelaku bom bunuh diri, Dani Dwi Permana. Kamar itu disewa atas nama sebuah perusahaan asal Yaman. “Ya, memang begitu,” kata seorang perwira menengah polisi kepada Tempo.

Ali, yang selama ini tinggal di RT 16 RW 06 Desa Cirendang, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, diduga menjadi penghubung kucuran dana dari luar negeri untuk aksi terorisme. Sehari setelah ia ditangkap, Detasemen Khusus 88 Antiteror mencokok Iwan Herdiansyah, warga Dusun Kliwon, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan, dengan tuduhan sama.

Sumber Tempo lainnya menuturkan, polisi memiliki bukti bahwa Noor Din Mohd. Top menginap di safe house di Pela Mampang, Jakarta Selatan, pada 5 April lalu. Pada 7 sampai 10 April, rombongan dari Timur Tengah menginap di Marriott. Lalu, pada 28-30 Mei, mereka menginap di Ritz-Carlton. Menjelang peledakan, mereka--termasuk Ali--menginap lagi di Marriott kamar 1621. “Ali dan teman-temannya check out pada 17 Juli sebelum bom meledak,” ujarnya.

Rombongan itu lalu menginap di Hotel Novotel, Bogor. “Mereka bertemu dengan Syaifudin Zuhri.” Syaifudin, kakak ipar Ibrohim, adalah buruan polisi karena perannya sebagai perekrut pelaku bom bunuh diri. Ibrohim alias Boim, penata bunga di Marriott, tewas dalam penyerbuan oleh polisi di Dusun Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, 7-8 Agustus lalu. Ia berperan mengatur masuknya bom ke Marriott dan Ritz.

Sumber tersebut menyebutkan, pada April-Juni 2008 diduga sejumlah orang dari Yaman sudah berada di Novotel. Ali-lah yang memfasilitasi mereka di Novotel pada Juli. “Ada kaitannya dengan organisasi Ashor al-Muslimin yang berbasis di Irak yang pernah menyandera wartawan Metro TV. Ada juga kaitan dengan pesantren besar di Sabah, Malaysia,” ujarnya.

Informasi mengenai peran Ali di Jakarta-Bogor pada kurun waktu itu klop dengan kepergiannya dari Cirendang, Kuningan, ke Jakarta, pada Maret hingga Juni. Alasan Ali ke Jakarta waktu itu, “Untuk memperpanjang visa,'' ujar Yanto, warga Cirendang (Koran Tempo, 19 Agustus).

Dari hasil pemeriksaan Iwan dan Ali, polisi menemukan keterlibatan Bagus Budi Pranoto alias Urwah dalam kasus Marriott-Ritz. Urwah pernah dipenjara 3,5 tahun karena menyembunyikan Noor Din dan Dr Azahari di Jawa Timur dalam kasus pengeboman Marriott pada 2003. Pria asal Kudus, Jawa Tengah, itu pun ikut menyembunyikan Ali Imron setelah kasus Bom Bali I. Nama Urwah diumumkan sebagai buron bersama Syaifudin Zuhri, Mohamad Syahrir alias Aing, serta Ario Sudarso alias Suparjo Dwi Anggoro alias Aji alias Dayat alias Mistam Husamudin.

Keterlibatan Urwah, menurut sumber Tempo, semakin menguatkan dugaan polisi bahwa Noor Din melarikan diri ke Jawa Timur, kemudian ke Kalimantan Timur. Urwah sangat paham jaringan dan jalur-jalur di Jawa Timur dan Kalimantan Timur. “Di mana ada Urwah, di situ ada tempat persembunyian Noor Din,” katanya.

Kini, polisi sedang memburu Noor Din di perbatasan Kalimantan Timur-Malaysia. Kepolisian Resor Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, memperketat pengawasan pergerakan melalui pelabuhan pemerintah dan pelabuhan swasta di daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu. Dari Nunukan menuju Tawao, Sabah, Malaysia Timur hanya diperlukan waktu 40 menit menggunakan perahu. Polisi memeriksa setiap orang yang akan ke Tawao, Malaysia, untuk memastikan orang itu bukan Noor Din.

Kepala Polres Nunukan Ajun Komisaris Purwo Cahyoko mengaku, dibantu Densus 88, terus menyisir daerah perbatasan. "Kami masih terus cari di semua pelabuhan di Nunukan dan Sebatik,”ujarnya kemarin.

TEMPO Interaktif

Latma Diskesau dan Korpaskhas


20 Agustus 2009, Bandung -- Dinas Kesehatan Angkatan Udara bersama Korpaskhas mengadakan latihan bersama (Latma) Dukungan Kesehatan pasukan tempur (Dukkespaspur) dan Pengungsian Medis Udara (PMU) Selama dua hari dari tanggal 19 sampai dengan 20 agustus 2009 di Lanud Sulaeman Bandung,

Latihan ini dimaksudkan untuk memelihara kesiapan operasi dan meningkatkan kemampuan personil kesehatan pasukan dalam tugas-tugas dukungan kesehatan di daerah pertempuran, karena pertolongan korban diperlukan tindakan yang cepat dan tepat baik di lapangan maupun selama proses evakuasi menuju tempat pertolongan serta penanganan lanjutan di Rumah Sakit, sehingga upaya pertolongan untuk penyelamatan jiwa dan mencegah kecacatan dapat tercapai secara optimal.

Beberapa materi yang dipraktekkan dalam manuver lapangan pertolongan kesehatan di daerah pertempuran disimulasikan beberapa prajurit paskhas yang sedang berpatroli terkena ledakan TNT pihak musuh, mengetahui kejadian tersebut satu tim kesehatan pasukan tempur melakukan Pertolongan darurat lapangan (Basic Trauma Life Support/BTLS) dilanjutkan dengan triase lapangan dan pergeseran korban ke collecting area. Dilanjutkan pelaksanaan evakuasi korban tempur oleh regu tandu (unit kelompok komando) dari collecting area menuju Poslongyon (tenda pengobatan), dengan prioritas sesuai label yang sudah dilaksanakan oleh satuan kesehatan pasukan di daerah pertempuran.

Check ulang apakah label yang ada masih sesuai dengan tingkat perlukaan korban. Pelaksanaan tindakan pengobatan lanjutan oleh unit pengobatan, sedangkan untuk korban dengan luka sedang dan berat dipindahkan ke unit siap evakuasi dan dilaksanakan Penanganan korban oleh tim TBL sesuai tingkat perlukaan korban. Dengan melihat tingkat perlukaan korban maka Selanjutnya persiapan korban untuk di evakuasi strategis yang dilaksanakan oleh tim pengungsian medis udara (BTL) menuju tim PMU II yakni pesawat C-130 Hercules untuk dibawa ke rumah sakit untruk penanganan lebih lanjut.

Latihan yang meilbatkan lebih kurang 130 personel yang berasala dari Diskesau, Mako Korpaskhas, Lakespra Saryanto dan Rumkit Salamun ini bersifat satu pihak dikendalikan dan bertindak selaku direktur latihan Kolonel Kes Dr. I Gede Pageh Yase.

Kadiskesau Marsekal Pertama TNI drg. Hartono dalam keterangannya mengatakan opersi tempur akan terdukung optimal apabila dukungan kesehatan lapangan yang mencakup pertolongan darurat di daerah pertempuran, evakuasi korban, penanganan korban di posloyon serta persiapan evakuasi ke tim bedah lapangan atau ke rumkit lanud depan dapat terlaksana dengan baik. semoga momentum acara ini bermanfaat bagi saudara-saudara sekalian terutama untuk mendukung kegiatan operasional tni au maupun operasi gabungan tni.seperti yang telah dilaksanakan pada latihan gabungan tni beberapa waktu yang lalu harap kadiskes.

Pen Korpaskhasau

Angkasa Yudha 2009; Menegakkan Integritas NKRI

Suasana latihan gladi posko Angkasa Yuda 2009 di Kampus Sekolah Staf dan Komando (Seskoau), Lembang, Jawa Barat, Kamis (20/8).

21 Agustus 2009, Bandung -- Untuk mempertahankan dan menjaga kedaulatan NKRI dari agresor yang ingin mengacaukan bahkan menduduki bagian dari NKRI, khususnya di wilayah Sumatra Bagian Utara. Komando Tugas Udara (Kogasud) bersama Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) melaksanakan rangkaian operasi udara di wilayah NAD dalam rangka menegakkan integritas kedaulatan NKRI.

Demikian skenario TNI Angkatan Udara dalam Latihan Posko Angkasa Yudha Tahun 2009 yang diselenggarakan selama empat hari dari tanggal 18 s.d 21 Agustus 2009 di kampus Seskoau Lembang, Bandung.

Dalam latihan ini yang terlibat dalam Kogasud adalah Satuan Pelaksana Operasi (Satlakops) Lanud Halim Perdanakusuma, Lanud Pekan Baru dan Lanud Medan serta Satlakops Paskhas.

Sedangkan unsur Kohanudnas melibatkan Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) III Medan yang membawahi Satlakops Satuan Radar (Satrad) Sabang, Lhokseumawe dan Satuan Radar Sibolga.

Kogasud melibatkan kekuatan Skadron-skadron Udara dari Koopsau I dan Koopsau II, demikian pula Kohanudnas melibatkan unsur-unsur kekuatan udara yang dimilikinya, bertindak sebagai Direktur Latihan Marsekal Muda TNI Rodi Suprasodjo.

DISPENAU

TNI Diminta Tak Selewengkan Anggaran

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) berbincang dengan Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo (kiri) dan Danjen Kopassus, Mayjen TNI P. Edhie Wibowo seusai menerima penganugerahan Brevet Komando Kehormatan di Markas Satuan-81 Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (20/8). Penganugerahan Brevet Komando Kehormatan kepada Presiden RI berdasarkan pertimbangan pimpinan TNI AD, di mana Presiden selaku Panglima Tertinggi, yang memiliki kewenangan penuh terhadap pengendalian operasional seluruh jajaran TNI, termasuk pengerahan Pasukan Khusus dalam situasi kritis sesuai konstitusi. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/mes/09)

21 Agustus 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran TNI tidak menyelewengkan penambahan anggaran TNI yang kini dibahas pemerintah dan DPR. Pesan itu disampaikan kepala negara saat memberikan pengarahan kepada prajurit Kopassus di Markas Satuan-81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (20/8).

"Ketika saya sudah mengambil keputusan untuk menambah jumlah anggaran yang begitu besar, saya minta jajaran jajaran TNI dapat digunakan dengan tepat dan benar. Dan jangan sampai ada penyimpangan dalam penggunaan anggaran itu," kata presiden.

Presiden mengatakan pemerintah terus meningkatkan sumber daya, termasuk anggaran pertahanan agar kekuatan, postur dan kemampuan TNI terus meningkat. Saat ini pemerintah dan DPR tengah membahas penambahan anggaran pertahanan sebanyak Rp7 triliun sehingga pada 2010 anggaran pertahanan menjadi Rp40 triliun.

Dengan kebijakan itu, presiden berharap penambahan anggaran dapat digunakan secara tepat untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), perlengkapan, dan peralatan serta peningkatan kemampuan operasional dan pemeliharaan alutsista. "Saya ingin digunakan dengan tepat. Karena setiap rupiah yang kita gunakan adalah uang rakyat, uang negara," kata presiden.

Perang Jalan Terakhir

Pelatikan anggota baru Kopassus. (Foto: kopassus.mil.id)

Pada kesempatan tersebut, kepala negara menegaskan Indonesia berprinsip bahwa perang adalah jalan terakhir manakala tidak tersedia cara lain untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan negara.

Ketika ada ancaman baik dari dalam maupun luar negeri, maka pertama pemerintah akan menempuh solusi nonmiliter. Bila ancaman melibatkan negara lain maka Indonesia akan memilih terlebih dahulu jalan diplomasi, solusi politik dan soft power.

"Mana kala semua upaya damai, solusi politik, dan diplomasi gagal dan keutuhan dan kedaulatan negara kita sungguh terancam maka kita harus melakukan peperangan guna mempertahankan tiap jengkal Tanah Air kita. Begitu cara berpikir kita di era modern dan demokrasi ini untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan negara kita," katanya.

Menurutnya, langkah ini pula yang diambil pemerintah Indonesia menghadapi Malaysia dalam sengketa Perairan Ambalat. Pemerintah Indonesia dan Malaysia melakukan perundingan diplomatik dan dengan penegasan bahwa setiap jengkal wilayah Indonesia tidak boleh disentuh negara lain.

Meski kebijakan diplomasi terus berlangsung, presiden tetap menginstruksikan pimpinan TNI, termasuk kepala staf Angkatan Udara agar tidak membiarkan kapal asing memasuki perairan Indonesia. "Tidak boleh ada kapal asing yang memasuki perairan Indonesia. Kalau ada, segera dihalau dan diusir keluar dari wilayah kita," katanya.

Pada kesempatan itu kepala negara meminta seluruh jajaran TNI menjaga keamanan dalam negeri, antara lain dengan menghentikan gerakan separatisme, pemberontakan bersenjata dan terorisme. Karena bila kondisi dalam negeri bebas dari gangguan keamanan maka perekonomian bisa dibangun dan kesejahteraan rakyat ditingkatkan.

JURNAL NASIONAL

Sertijab Dandenintel Kostrad


14 Agustus 2009, Jakarta -- "Detasemen Intelijen Kostrad sebagai satuan penyelenggara fungsi intelijen yang meliputi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan, memiliki peran strategis dalam penugasan. Sebagai mata rantai terdepan untuk memberikan laporan kepada pasukan yang melaksanakan operasi tempur, prajurit Detasemen Intelijen Kostrad dituntut memiliki kemampuan dalam menyajikan data intelijen yang cepat, tepat dan akurat”.

Demikian penegasan Pangkostrad Letjen TNI George Toisutta pada Acara Laporan Korps Serah Terima Jabatan Komandan Detasemen Intelijen Kostrad, dari Letnan Kolonel Inf Achmad Daniel Chardin kepada Letnan Kolonel Inf Benny Bintoro, Rabu (12/8) di Ruang Mandala Makostrad Jakarta.

Lebih lanjut Pangkostrad menegaskan bahwa pembinaan prajurit diarahkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap potensi ancaman, baik di bidang keamanan nasional yang menyangkut pertahanan dan keamanan, maupun bidang-bidang lainnya seperti politik, ekonomi dan sosial budaya serta hukum bahkan bidang ideologi yang dapat menjadi ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Selain itu aparat intelijen harus menguasai dan melaksanakan taktik dan teknik intelijen secara tepat dan aman sehingga mampu melakukan tindakan cegah dan deteksi dini serta mampu memperlancar arus intelijen dengan mekanisme yang cepat, tepat dan benar.

Kepada pejabat baru, Pangkostrad memerintahkan untuk menumbuh-kembangkan naluri intelijen prajurit, memantapkan pemahaman terhadap potensi ancaman, mengembangkan metoda, teknik dan taktik intelijen yang efektif dan efisien serta meningkatkan kesadaran wajib lapor berdasarkan mekanisme dan prosedur yang benar. Peningkatan kualitas penanganan permasalahan yang berkaitan dengan intelijen dan pengamanan, harus mampu berpacu dengan perkembangan lingkungan yang bergerak dengan sangat cepat dan dinamis dengan memanfatkan teknologi komunikasi dan informasi yang serba cepat dan transparan.

Hadir pada acara serah terima jabatan Kepala Staf Kostrad, Pangdivif 1/ Kostrad, Ketua dan Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana Gabungan Kostrad, Ir, Para Asisten, Kabalak dan Komandan Satuan Kostrad.

PENKOSTRAD

Kopassus Siap Hadapi Terorisme

Latihan anti teror Kopassus. (Foto: kopassus.mil.id)

20 Agustus 2009, Jakarta -- Danjen Kopassus Mayjen Pramono Edhi Wibowo menyatakan pasukannya siap seratus persen menghadapi terorisme. "Tidak boleh hanya 30 persen," tegas Edhi Wibowo di Jakarta, Kamis (20/8).

Kesiapan, jelasnya, tidak hanya faktor personel tetapi juga dari segi peralatan. Ia menjelaskan peralatan yang dibutuhkan direkayasa bersama dengan BUMN Industri Strategis Indonesia, seperti PT DI dan Pindad. Bahkan, jika dimungkinkan, Kopassus memberikan saran pada produsen untuk peningkatan kemampuan persenjataan. "Kalau bisa membuat sendiri, kami memberikan saran pada produsen untuk pengembangannya," tukasnya.

Terkait peningkatan anggaran untuk TNI, pihaknya mengatakan bahwa mereka telah mengambil bagian. Pihaknya telah mengajukan pembelian alat-alat khusus meski ia enggan menyebutkan jenis yang diminta pasukannya.

"Kami secara bertahap dan diprogramkan. Kami selalu meningkatkan SDM dan alat-alatnya. Kita mengajukan beberapa alat khusus. Karena khusus, saya tidak bisa buka juga," tuturnya.

Perlu Aturan Baku Jika TNI Ikut Dilibatkan

Satuan anti teror Kopassus. (Foto: kopassus.mil.id)

Pelibatan TNI dalam penanganan kegiatan terorisme mempunyai legitimasi dalam UU 34/2004 tentang TNI, khususnya pasal 7 yang menyangkut operasi militer selain perang. Meski telah memiliki kesepakatan antara Panglima TNI dan Kapolri, aturan pelibatan mesti diperjelas dengan peraturan baku.

"Berdasarkan UU yang berlaku, TNI siap membantu Polri. Tetapi, memang harus ada aturan pelibatan karena kalau tidak ada batasannya, nanti bertumpuk-tumpuk petugas di lapangan. Malah akan berantem di lapangan," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/8).

Aturan tersebut, ujar KSAD, tentunya akan menentukan batasan perbantuan tersebut. Ia berpendapat bahwa yang berhak untuk menentukan batasan tersebut adalah dewan keamanan nasional yang berada di bawah presiden.

Sementara itu, menunggu aturan baku itu rampung, TNI menggunakan aturan pelibatan yang dibuat atas kesepakatan antara Panglima TNI dan Kapolri. "UU Kamnas sedang dibentuk. Nanti akan ada dewan yang menentukan di bawah presiden. Tapi nanti," cetus KSAD.

KSAD menjelaskan pelibatan TNI dalam penanggulangan terorisme sifatnya membantu kepolisian. Maka itu, ia berharap jajarannya dapat memahami tugas perbantuan sesuai UU yang berlaku. Hingga kini, sambungnya, keterlibatan TNI dalam penanggulangan teror sejauh memberikan informasi. Jika ternyata ada teroris yang berkeliaran dimana keberadaan polisi tidak ada, pihaknya dapat menangkapnya terlebih dahulu untuk diserahkan pada aparat keamanan.

MEDIA INDONESIA

Thursday, August 20, 2009

Letkol Marinir Firman Johan Jadi Pasops Brigif-1


20 Agustus 2009, Surabaya -- Komandan Brigif-1 Marinir Kolonel Marinir K Situmorang mengukuhkan Letkol Marinir Firman Johan menjadi Perwira Staf Operasi (Pasops) Brigif-1 Marinir, Kamis.

Dalam upacara resmi pengukuhan di lobi Brigif-1 Marinir Gedangan, Sidoarjo, Kolonel Marinir K Situmorang mengatakan pengukuhan jabatan Pasops Brigif-1 Marinir ini merupakan dinamika organisasi Brigif-1 Marinir untuk peremajaan, kaderisasi, dan pembinaan karier untuk menjawab tantangan yang semakin berat.

"Dengan pengukuhan itu, pejabat baru diharapkan dapat membawa semangat baru dalam lingkungan organisasi dan penyegaran ide-ide pemikiran, sehingga menghasilkan kualitas yang semakin baik dari waktu ke waktu," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia berpesan tentang pentingnya kerja sama dan koordinasi yang mantap dalam kebersamaan dan kekeluargaa tanpa mengabaikan keberadaan fungsi dan peran masing-masing staf.

"Tugas perwira staf operasi adalah membantu Komandan Brigif-1 Marinir dalam merumuskan petunjuk komandan di bidang operasi, latihan, dan perencanaan dalam penyelenggaraan fungsi staf operasi," katanya.

Acara pengukuhan dihadiri Paspers Brigif-1 Mar Mayor Marinir Tommy, Pasintel Brigif-1 Mar Mayor Marinir Amir Kasman, Danyonif-1 Mar Mayor Marinir Guslin, Danyonif-3 Mar Mayor Marinir Sugianto, Danyonif-5 Mar Mayor Marinir Agus Dwi Laksana Putra, dan seluruh perwira Brigif-1 Marinir.

ANTARA JATIM

Monumen Pahlawan Santiago

Panglima Kodam VII Wiarabuana (tengah) Mayjen Djoko Susilo bersama sejumlah muspida Sulut saat mengunjungi monumen pahlawan Santiago (1670-1675) di Pulau Miangas, Kab Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (20/8). Monumen yang dibangun oleh TNI AD tersebut memilki ketinggian 7 meter dan menelan biaya Rp 1,2 miliyar. (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/nz/09)

20 Agustus 2009, Talaud -- Seorang warga melintas di depan monumen pahlawan Santiago (1670-1675). (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/nz/09)

Pulau Mingas tampak dari udara di Miangas, Kab Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (20/8). Pulau Miangas merupakan pulau terluar yang berbatasan dengan Filiphina memiliki luas 3,15 kilometer persegi dan berpenduduk 700 jiwa. (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/nz/09)

Brigif Linud 18 Latihan Operasi Lintas Udara

Dua penerjun dari Brigade Infantri Lintas Udara 18 Divisi Infantri 2 Kostrad saat melakukan latihan terjun payung free fall di lapangan Petriokimia Gresik, Jawa Timur, Kamis (20/08). Latihan penerjunan yang melibatkan 41 penerjun tersebut dilakukan sebagai bentuk antisipasi pengamanan wilayah RI dan Kota Gresik. (Foto: ANTARA/Syaiful Arif/ss/nz/09)

20 Agustus 2009, Gresik -- Brigade Infanteri (Brigif) Lintas Udara (Linud) 18 Divisi Infanteri 2 Kostrad menggelar pelatihan operasi lintas udara.

Latihan itu melibatkan 41 penerjun payung yang melakukan terjun bebas dari ketinggan 8.000 feet dari atas permukaan laut.

Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 18, Eka Wiharsa, Kamis, mengatakan, tujuan operasi lintas udara ini sebagai bentuk antisipasi pengamanan baik darat maupun udara, terutama di wilayah perbatasan.

"Ini juga sebagai bentuk persiapan pasukan gerak cepat para penerjun kelompok depan operasi linud (KDOL) untuk proyeksi ketahanan dan kemanan NKRI 2010 nanti, bekerja sama dengan TNI AU," katanya.

Para penerjun diberangkatkan dari Bandara Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang dan diterjunkan di lapangan sepak bola dalam perumahan PT Petrokimia Gresik.

Ia menyebutkan dalam sekali penerbangan pesawat terbang mengangkut 20 penerjun, sehingga pada setiap hari latihan penerjunan akan dilakukan dua kali penerjunan.

Seorang penerjun dari Brigade Infantri Lintas Udara 18 Divisi Infantri 2 Kostrad dengan membawa bendera merah putih, sedang meliuk diudara. (Foto: ANTARA/Syaiful Arif/ss/nz/09)

Dalam penerjunan di hari pertama sedikitnya ada 26 penerjun yang diterjunkan dengan dibagi dua kelompok, kelompok pertama 13 penerjun dan kelompok kedua 13 penerjun.

Pada penerjunan kelompok pertama sempat mengalami kendala dimana dari 13 penerjun, hanya enam orang yang mendarat tepat sasaran, sedangkan tujuh penerjun lainnya mendarat di luar sasaran.

Pada penerjunan kelompok kedua, hampir semuanya bisa mendarat tepat sasaran.

Menurut Eka Wiharsa, kendala yang dialami penerjun yang mendarat tidak tepat sasaran karena pengaruh tingkat kecepatan angin.

"Kecepatan angin selalu berubah-ubah dan untuk kategori aman pelaksanaan latihan terjun payung antara tujuh sampai 10 knot, sedangkan di atas 10 hingga 15 knot berbahaya bagi penerjun," katanya.

Pelatihan penerjunan penyegaran ini sudah keempat kalinya digelar, diawali Yonif Linud 502 di Jabung, Malang dengan 576 peserta.

Kemudian, Yonif Linud 501 di Madiun dengan 556 penerjun, dan Yonif Linud 503 di Mojosari, Mojokerto, dengan 525 penerjun.

Terakhir, Brigif Linud 18 Divisi Infanteri 2 Kostrad dengan 41 penerjun.

Yonif Linud 502/UY Gelar Latihan Jungar


Latihan merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi setiap prajurit, agar kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya selalu terpelihara dan dapat ditingkatkan, sehingga harapan untuk memiliki prajurit yang profesional dapat terwujud.

Kaitannya dengan hal tersebut, seperti apa yang telah dilaksanakan oleh Yonif Linud 502/UY dalam memelihara dan meningkatkan kemampuan prajuritnya, sebanyak 552 prajurit Yonif Linud 502 tengah melaksanakan Latihan Rutin Terjun Penyegaran yang langsung dipimpin oleh Danyonif Linud 502/UY Letkol Inf. I.A.B Sinaga Kegiatan Jungar ini rencananya akan dilaksanakan selama dua hari, mulai tanggal 10 s/d 11 Agustus 2009 yang terbagi dalam 12 Sorti bertempat di Pandanwangi Lumajang.

Dengan harapan latihan ini tentunya dapat meningkatkan kesiapsiagaan satuan Lintas Udara demi mengantisipasi setiap ancaman yang mungkin timbul. Bilamana sewaktu-waktu negara membutuhkan pengerahan pasukan ini, maka satuan Lintas Udara, khususnya Yonif Linud 502/UY siap untuk diterjunkan. Pada kesempatan pelaksanaan latihan tersebut, Panglima Divif 2 Kostrad beserta rombongan menyempatkan diri untuk meninjau pelaksanaan Jungar tersebut.

ANTARA JATIM/KOSTRAD