Tuesday, May 11, 2010

Dua Kapal Perang Australia Merapat Di Tenau

KRI Untung Suropati-872. (Foto: Koarmatim)

11 Mei 2010, Kupang -- Dua kapal perang Angkatan Laut Australia, HMAS Broome-P82 dan HMAS Pirie P-87, Selasa [11/05], merapat di Pelabuhan Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur, untuk memulai latihan gabungan dengan TNI Angkatan Laut.

Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang Laksamana Pertama (Laksma) Amri Husain kepada pers di Kupang, Selasa, mengatakan, pihaknya mengerahkan dua kapal yakni KRI Untung Suropati-872 dan KRI Kerapu-812 untuk latihan dengan Australia hingga 18 Mei mendatang di Perairan Laut Timor.

TNI AL, kata Amri, mengerahkan 150 personel, sementara Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy atau RAN) mengerahkan 52 personel untuk latihan gabungan dimaksud.

Amri mengatakan, dalam latihan tersebut TNI AL dikomandani oleh Letkol Laut (P) Rudhi Aviantara, sementara RAN dikomandani oleh LCDR Barry Learoyd.

Pada hari pertama latihan, tampak didahului dengan rapat koordinasi di Pangkalan Utama TNI AL VII di Bolok, sekitar 20 km arah barat Kupang. Pada saat para perwira tengah menggelar rapat, kapal-kapal perang milik TNI AL dan RAN tampak berlabuh di lepas pantai Pelabuhan Tenau.

Amri mengatakan, latihan yang diberi sandi “Cassowary Exercise” itu, merupakan yang keempat kali, setelah pada 1998 menggelar latihan bersama dengan mengambil rute Makassar-Ambon, latihan kedua di Darwin Australia Utara pada 2006, ketiga di perairan Laut Sawu Kupang pada 2008 dan keempat pada 2010 mengambil lokasi Laut Timor mulai dari Kupang sampai Darwin.

Dia mengatakan, Indonesia dan Australia berbatasan langsung wilayah perairan di Laut Arafura dan Laut Timor. Wilayah dua perairan itu sangat strategis dan banyak digunakan sebagai zona penangkapan ikan, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, juga pintu keluar masuk pelayaran internasional.

“Situasi tersebut sangat berpotensi untuk digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang ingin menciptakan situasi tidak aman dan tindakan lain yang melanggar hukum yang dapat mengganggu stabilitas keamanan maritim kawasan regional,” kata Laksma Amri Husain.

Komandan RAN dalam latihan “Cassowary Excercise” LCDR Barry Learoyd kepada pers mengatakan, latihan bersama dengan TNI AL diperlukan untuk meningkatkan koordinasi dan kerja sama taktis untuk pengamanan wilayah maritim di perbatasan kedua negara. Jika pembukaan latihan ini berlangsung di Kupang, maka penutupan dijadwalkan berlangsung di Darwin, Australia Utara pada 18 Mei mendatang.

Berita Sore

Komandan Yonif-3 dan Yonif-5 Marinir Diganti

Dan Brigif-1 Marinir menyematkan tanda jabatan kepada pejabat baru. (Foto: marinir)

11 Mei 2010, Surabaya - Komandan Brigade Infanteri-1 (Danbrigif-1) Marinir Kolonel Marinir Amir Faisol memimpin upacara serah terima jabatan (pergantian) Komandan Batalyon Infanteri-3 (Yonif-3) Marinir dan Komandan Batalyon Infanteri-5 Marinir di Bhumi Marinir Gedangan, Sidoarjo, Selasa.

Komandan Yonif-3 Marinir diserahterimakan dari Letkol Mar Sugianto, S.Sos kepada penggantinya Mayor Marinir Asril Tanjung.

Sebelumnya, Mayor Marinir Asril Tanjung menjabat sebagai Danyon Marhanlan II Padang, sedangkan Letkol Mar Sugianto, S.Sos selanjutnya menjabat sebagai Pasops Brigif-1 Mar.

Untuk Komandan Yonif-5 Marinir diserahterimakan dari Letkol Mar Agus Dwi Laksana Putra kepada penggantinya Mayor Marinir Nurhidayat.

Sebelumnya, Mayor Marinir Nurhidayat menjabat sebagai Danyon Marhanlan VI Makassar, sedangkan Letkol Mar Agus Dwi Laksana Putra akan menempati pos baru sebagai Paban Opslat di Mako Kormar Jakarta.

Dalam amanatnya, orang nomor satu di Brigif-1 Marinir yang asli Gresik itu mengatakan serah terima jabatan merupakan peristiwa yang sangat penting bagi Brigif-1 Marinir.

"Itu karena Yonif-3 Marinir dan Yonif-5 Marinir merupakan unsur kekuatan Brigif-1 Marinir dalam mendinamisasikan tugas, fungsi, dan perannya sebagai kekuatan Batalyon Tim Pendarat Amfibi," katanya.

Sebagai Batalyon Tim Pendarat Amfibi, kedua batalyon itu mempunyai tugas pokok membina kemampuan dan menyiapkan kekuatan untuk melaksanakan operasi amfibi, operasi pertahanan, operasi pengamanan pulau-pulau terluar serta operasi-operasi tempur lainnya.

"Jadi, peran dan keberadaan Yonif-3 Marinir dan Yonif-5 Marinir itu sangat penting yaitu sebagai bagian garda terdepan Korps Marinir," katanya.

Oleh karena itu, setiap prajurit dituntut mawas diri dan antisipatif dengan selalu meningkatkan profesionalisme serta kesiapan tempurnya, sehingga mampu melaksanakan tugas yang diembannya.

"Pimpinan yang bijak akan dapat mentransformasikan kendala menjadi peluang dan kelemahan menjadi kekuatan, kesemuanya ini akan tercapai bila suatu kesatuan dipimpin oleh komandan yang tangguh dan berani serta mampu membawa kesatuannya menyelesaikan tugas dengan profesional dan proporsional," katanya.

Acara pergantian itu dihadiri pejabat TNI/Polri di wilayah Sidoarjo dan seluruh perwira di jajaran Brigif-1 Marinir.

ANTARA Jatim

Kemampuan PT. Pindad Dalam Memproduksi Amunisi


11 Mei 2010, Jakarta -- PT. Pindad memiliki tradisi yang kuat dalam bidang desain dan produksi senjata maupun amunisi. Aktivitas utama PT. Pindad adalah melakukan bisnis alat dan peralatan yang dapat mendukung kebijakan yang independen dalam bidang pertahanan dan keamanan.

Dilihat dari produk yang dihasilkan, PT. Pindad terdiri dari dua direktorat yaitu Direktorat Produk Militer dan Produk Komersial. Direktorat Produk Militer membawahi Divisi Amunisi, Divisi Senjata dan Unit Bisnis Workshop dan Prototipe. Sedangkan Direktorat Produk Komersial membawahi Divisi Mekanik, Listrik, Forging dan Pengecoran, Unit Bisnis Tool Shop, Stamping dan Laboratorium.

Divisi Amunisi memiliki fasilitas produksi yang berlokasi di Turen, Malang, Jawa Timur, untuk memenuhi kebutuhan permintaan pemerintah dan juga pengembangan produk, fasilitas produksi dilengkapi dengan pendirian Filling Plant untuk mendukung produksi mortar shells, bom, TNT blocks, shaped charges dan lain-lain.

Saat ini, Divisi Amunisi telah menjadi divisi yang dapat diandalkan dan tetap mampu memproduksi berbagai jenis amunisi dan logistik militer, pyrotechnics dan peralatan untuk mendukung kebutuhan pemerintah maupun swasta.

Hampir semua produk Divisi Amunisi telah melalui berbagai pengujian sesuai dengan standar NATO dan juga militer Amerika Serikat. Penelitian dan pengembangan telah dilakukan untuk mendapatkan analisis yang akurat terhadap desain dan kinerja produk.

Fasilitas laboratorium kimia dan pengujian tembakan juga tersedia untuk mencapai standar yang diinginkan. Fasilitas produksi saat ini sudah dapat memproduksi peluru kaliber 9 mm, 5,56 mm (SS109 and M193), 7,62 mm, 12,7 mm, 0.38", dan mempunyai filling plant, pyrotechnic, tool shop, stamping, serta perlakuan panas.

Untuk mendapatkan produk yang berkualitas tinggi, kontinuitas produksi dan pasokan, pemeliharaan fasilitas produksi dilakukan secara teratur dan berkala. Tenaga kerja ahli bidang produksi dilatih secara profesional baik di dalam maupun luar negeri untuk meningkatkan SDM. Bantuan teknis disediakan untuk memandu proses produksi agar menghasilkan pasokan produk yang optimal.

Divisi ini juga telah mendapat sertifikat ISO 9001 dari SGS Yearsly-International Certification Services Ltd, Inggris pada tahun 1994. Semua proses produksi harus memenuhi standar ini. Salah satu unsur penting dalam menerapkan standar ini adalah menyediakan penggunaan sistem Statistical Process Control (SPC).

Pabrik Divisi Amunisi PT.Pindad didesain menghasilkan sekitar 150 juta amunisi per tahun, mortir, dan bom dengan berbagai kaliber dan ukuran. Sebagian besar yang diproduksi adalah peluru kaliber 5,56 mm. Porsi produksi peluru kaliber 5,56 mm mencakup 75% dari total jumlah produksi. Peluru kaliber 5,56 mm merupakan peluru senapan serbu SS1 yang merupakan senjata organik TNI/Polri.

PT. Pindad juga telah mampu membuat aneka bom dan ranjau laut yang diisi bahan peledak hingga 750 kg. Selain itu, PT Pindad juga mengembangkan peluru yang dapat menembus pelat baja kemudian meledak dan mempunyai daya bakar. Peluru ini dipasangkan dengan senjata untuk sniper atau penembak jitu.

PT. Pindad sudah menguasai teknologi untuk amunisi kaliber kecil. Tahun tahun mendatang, PT Pindad akan mengembangkan amunisi kaliber besar. Amunisi kaliber 20 mm dan kaliber 120 mm telah dilakukan pengembangannya pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2010 ini, PT Pindad merencanakan akan memproduksi amunisi kaliber 105 mm.

Selanjutnya pada 2011, akan dikembangkan warhead dan rudal dengan mode proximity fuse. Proximity fuse menyebabkan kepala rudal akan meledak pada jarak yang telah ditentukan dari target. Teknologi proximity fuse ini menggunakan kombinasi satu atau beberapa sensor di antaranya radar, sonar aktif, infra merah, magnet, foto elektrik. Tidak hanya itu,PT Pindad juga merencanakan akan memproduksi rudal darat pada tahun 2012 mendatang.

Disamping untuk memenuhi kebutuhan peluru TNI/Polri, PT. Pindad juga telah mengekspor peluru ke beberapa negara tetangga antara lain Singapura Filipina dan Bangladesh. PT. Pindad (Persero) juga telah mengekspor satu juta butir amunisi ke sebuah klub olahraga menembak di Amerika Serikat. dengan nilai transaksi ekspor tersebut mencapai 200.000 dollar AS.

Pemasaran produk amunisi di AS sangat menjanjikan, permintaan amunisi untuk keperluan olahraga menembak di AS sangat tinggi. Pemenuhan pesanan dari klub olahraga menembak di AS tersebut juga diharapkan dapat membuka jalan bagi pemasaran amunisi produksi PT. Pindad untuk militer AS. Produk Pindad juga dinilai berkualitas baik.

Dengan melihat kemampuan yang dimiliki PT. Pindad dan dalam rangka menunjang program revitalisasi industri pertahanan dalam negeri, maka menjadi kewajiban semua pihak termasuk TNI/Polri untuk menggunakan senjata dan amunisi buatan PT. Pindad untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Hal ini senada dengan petunjuk Presiden RI yang mewajibkan penggunaan industri pertahanan dalam negeri, kecuali hal – hal yang belum bisa diproduksi sendiri.

DMC

KRI Dewaruci Dapat Penghargaan“The Best Ships In Crew Parade"


10 Mei 2010, Yunani -- Kapal latih TNI Angkatan Laut KRI Dewaruci dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dengan komandan kapal Letkol Laut (P) Suharto yang sedang melaksanakan pelayaran muhibah keliling Eropa telah berhasil mendapat penghargaan bergensi “The Best Ships In Crew Parade” di Yunani, Senin (10/5), kemarin.

Penghargaan tersebut didapat setelah kapal duta bangsa ini mengikuti kirab kota Volos Yunani dalam rangka The Historical Seas Tall Ships Regatta 2010 yang diikuti sebanyak 22 kapal jenis Tall Ships (kapal tiang tinggi) dari 16 negara peserta.

Selain penghargaan diatas, KRI Dewaruci yang diawaki 88 orang ABK tersebut juga menyabet penghargaan “The Vurthest Distance” yaitu merupakan peserta terjauh.

KRI Dewaruci dengan 88 ABK nya akan mengarungi samudera selama 9 bulan PP dengan menempuh jarak 24.676 mil laut (45.650 km) dan akan menyinggahi 25 negara di Eropa. Dalam pelayarannya keliling Eropa tersebut route yang dilewati: Surabaya-Jakarta-Sabang-Cochin (India)-Salalah (Oman)-Jeddah (Arab Saudi)-Portsaid (Mesir)-Volos (Yunani)-Varna (Bulgaria)-Istambul (Turki)-Lavrion (Yunani)-Tunisia-Algiers (Aljazair)-Malaga (Spanyol)-Cherbourg (Perancis)-Antwerp (Belgia)-Aalborg (Denmark)-Kristiansand (Norwegia)-Hartlepool (Inggris)-Brest (Perancis)-Amsterdam (Belanda)-Brernerhaven (Jerman)-Cadiz (Spanyol)-Cagliari (Italia)-Alexandria (Mesir)-Jeddah (Arab Saudi)-Aden (Yaman)-Mumbay (India)-Colombo (Sri Langka)-Belawan-Jakarta- dan kembali ke Koarmatim, Surabaya.

Total hampir 9 bulan mereka akan meninggalkan keluarga. Selama melaksanakan pelayaran muhibah ke Eropa, beberapa kegiatan kejuaraan lomba layar bergengsi tingkat internasional yang pernah berkali-kali diraih juga diikuti sekaligus dipertahankan KRI Dewaruci diantaranya, pada tanggal 12 Mei – 4 Juni mengikuti The Historical Seas Tall Ships Regatta 2010 dengan route: Yunani-Bulgaria-Istambul (Turki) dan akhirnya KRI Dewaruci telah membuktikan mendapatkan penghargaan bergensi pada event tersebut.

Pada tanggal 13 Juli-7 Agustus 2010 mengikuti The Tall Ships Race 2010 dengan route: Antwerp (Belgia)-Aalborg (Denmark)-Kristiansand (Norwegia)-Hartlepool (Inggris). Pada tanggal 20-23 Agustus mengikuti festival Sail Amsterdam di Belanda. Pada tanggal 25 – 29 Agustus 2010 mengikuti Sail Brernerhaven 2010 di Jerman. Kemudian pada tanggal 8 – 13 September 2010 mengikuti Festival International Mediferraneo And Velieri di Cagliari (Italia).

Dispen Koarmatim

Ibnu Darmawan Jabat Danrem Lampung

Pangdam II Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Mochammad Sochib (tengah), ikut salam komando usai pergantian Danrem 043 Gatam, Lampung dari Kol Inf. Nugroho Widyotomo kepada Kol.Inf. Ibnu Darmawan, di Lapangan GOR Saburai, Selasa (11/5). Kol. Inf. Nugroho Widyotomo promosi menjadi Wadanjen Kopassus. (Foto: ANTARA/Triono Subagyo/ss/hp/10)

07 Mei 2010, Bandar Lampung -- Teka-teki siapa yang menjabat Komandan Korem (Danrem) 043 Garuda Hitam (Gatam) Lampung terjawab. Kepala Penerangan Korem 043 Gatam Mayor Subagia mengatakan, Danrem Lampung dipastikan dijabat Kolonel Infanteri Ibnu Darmawan. Dia sebelumnya menjabat sebagai PABAN III/Bindagri SINTEL TNI.

Pejabat lama Danrem 043 Gatam Kolonel Infanteri Nugroho Widyotomo hampir satu bulan ini merangkap jabatan. Yakni sebagai Wadanjen Kopasus TNI. Jabatan ini merupakan promosi, lantaran biasanya jabatan tersebut ditempati prajurit TNI berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen). Karenanya, tidak menutup kemungkinan pangkat Nugroho akan dinaikkan.

Subagia menerangkan, acara serah-terima jabatan (sertijab) akan dilaksanakan Selasa (11/5) pukul 09.00 WIB di Lapangan Saburai, enggal, Tanjungkarang Pusat. ’’Pelaksanaan sertijab akan dipimpin langsung oleh Pangdam II Sriwijaya Mayor Jenderal TNI M. Sochib,’’ terangnya.

Perwira menengah TNI itu menambahkan, banyak rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan sebelum acara sertijab. Di antaranya akan dimulai hari ini pukul 16.00. ’’Acara besok (hari ini, Red) adalah penyambutan komandan baru. Sedangkan Sabtu (8/5), akan ada paparan di Makorem,’’ pungkasnya.

Radar Lampung

Iran Klaim Sukses Uji Coba MANPADS Produksi Dalam Negeri

Prajurit AD Iran tembakan MANPADS Misaq buatan dalam negeri. (Foto: MEHR)

11 Mei 2010 -- Pasukan Komando AD Iran sukses menghancurkan sasaran udara dengan rudal jenis MANPADS Misaq buatan Iran dalam rangkaian latihan militer Vellayat 89 di Selat Hormuz dan Samudera India.

Saat latihan diperagakan sejumlah kapal musuh memasuki wilayah territorial Iran dihancurkan jet tempur pembom F-4 AU Iran dan helikopter Cobra dari satuan udara AD Iran.

Helikopter AU Iran melakukan operasi helikopter mengangkut dan memindahkan pasukan dalam jumlah besar beserta peralatannya pada latihan Senin (10/5).

AU Iran melakukan serangkaian pengujian rudal udara-ke-permukaan terbaru, ditembakan dari jet tempur F-4 Phantom yang mengenai serta menghancurkan sasaran.

AL Iran sukses menembakan torpedo buatan dalam negeri dari kapal selam yang mengenai target dipermukaan di Selat Hormuz dan Samudera India.


AD Iran mengoperasikan MANPADS SA-7 Strela 2M, SA-14 Strela 3 dan Misagh-1 serta 2 buatan dalam negeri. Misagh-1 merupakan varian dari MANPADS buatan Cina QW-1 Vanguard, sedangkan Misagh-2 versi pengembangan Misagh-1. Misagh-2 mampu mengenai sasaran sejauh 5000 meter, maksimum ketinggian 3500 meter dan kecepatan 2 March. (Foto: FARS)

Jet tempur F-4E Phantom dipersenjatai rudal AGM-65 Mavericks. (Foto: MEHR)

Jet tempur F-4E Phantom dipersenjatai rudal AIM-9P Sidewinders, dilengkapi tanki bahan bakar ditengah 600 galon dan 2 tanki dibagian sayap masing-masing 370 galon. (Foto: FARS)

FNA/@beritahankam

Successful Launching of the Damen OPV 6610


11 May 2010 -- On the 7th of May 2010 Damen Shipyards Galati successfully launched the Damen Offshore Patrol Vessel 6610 for the Romanian Border Police.

This new Damen vessel type was christened by Mrs. Andreea Niculiu and was witnessed by Mr. Vasile Blaga, Minister of Administration and Interior, among a vast crowd of workers of Damen Shipyards Galati.

Other departments involved in this project and who joined the ceremony were the Ministry of Administration and Interior, Ministry of Public Finance and the General Inspectorate of the Border Police, Romania.

The vessel is being built with Schengen financial support, as part of the agreement to comply to the Schengen programme by Romania.

The OPV 6610 will be handed over to the Romanian Border Police on the end of September 2010.

DAMEN

Lima Negara akan Berpartisipasi dalam Sail Banda 2010

Kapal rumah sakit milik AL AS USNS Mercy T-AH19 akan berpartisipasi di Sail Banda 2010. USNS Mercy sebelumnya kapal tanker sebelum diubah menjadi kapal rumah sakit. (Foto: maritimequest.com)

10 Mei 2010, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut serta Angkatan Laut dari lima negara sahabat akan ikut berpartisipasi dalam salah satu kegiatan di Sail Banda 2010 yakni operasi Bakti Surya Baskara Jaya.

"Ada Angkatan Laut lima negara sahabat yang ikut berpartisipasi dalam salah satu acara Sail Banda," kata Sekretaris Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Sesmenkokesra) Indroyono Susilo di Jakarta, Senin (10/5).

Angkatan Laut dari lima negara tersebut adalah Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia.

"Amerika Sertikat akan menurunkan kapal rumah sakit terbesar milik Angkatan Laut AS USNS MERCY T-AH19 sedangkan negara lainnya menurunkan kapal Angkutan Laut lainnya.

"Kapal ini panjangnya 273 meter dan membawa 956 tenaga medis dan paramedis," katanya seraya menambahkan, kapal ini akan bergerak dari Maluku bagian utara hingga selatan.

KRI dr Soeharso akan mendampingi kapal ini memberikan layanan kesehatan.

Sesmenkokesra juga menambahkan, operasi Bakti Surya Baskara Jaya merupakan kegiatan yang didukung oleh beberapa kementerian dan lembaga serta TNI Angkatan Laut dan Kementerian Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat menjadi koordinatornya.

Operasi Bakti Surya Baskara Jaya akan melakukan kegiatan bakti sosial dan bantuan kesehatan bagi masyarakat yang berada di Maluku bagian utara hingga selatan.

"Kegiatan operasi diantaranya bantuan kesehatan, operasi bibir sumbing dan lain sebagainya," katanya.

MI.com

USNS Mercy Akan Berlayar ke Indonesia

USNS Mercy T-AH-19 saat uji pelayaran di perairan San Diego, Ca. 4 April 1986. (Foto: maritimequest.com)

10 Mei 2010, San Diego -- Rumah sakit kapal USNS Mercy (T-AH 19) milik Komando Angkutan Laut Militer (Military Sealift Command/MSC), AS, bertolak dari pangkalan utamanya di San Diego pada 1 Mei lalu menandai dimulainya Kemitraan Pasifik 2010. Salah satu tujuannya adalah Indonesia.

Seperti dilansir di situs resmi Kedutaan Besar (Kedubes AS), pekan lalu, Kemitraan Pasifik 2010 akan berkunjung ke enam negara selama lima bulan pelayarannya. USNS Mercy akan memimpin kunjungan pelayaran ke Vietnam, Kamboja, Indonesia, dan Timor-Leste, sementara dua kapal tambahan akan mengunjungi Palau dan Papua Nugini. Di setiap negara tersebut, para personil militer dan sipil akan mengikuti berbagai kegiatan aksi sipil dan kegiatan sosial kemasyarakatan.

“Ini jelas adalah sebuah misi yang akan mengembangkan kemampuan negara mitra dengan cara bekerjasama dengan negara-negara penyelenggara dan sekutu-sekutu kami untuk memberikan bantuan dalam meningkatkan kemampuan menghadapai saat-saat yang kritis,” kata Laksamana AL AS Richard W. Hunt, Panglima Armada Ke-3 AS yang memimpin upacara pelepasan awak kapal.

USNS Mercy awalnya dibuat dan digunakan sebagai kapal tanker minyak namun kemudian diserahkan kepada Komando Angkutan Laut Militer AL AS pada Desember 1986. Sejak itu, kapal ini dirancang sepenuhnya menjadi rumah sakit kapal. Baru-baru ini, Mercy selesai menjalani renovasi dan diperbarui di galangan kapal di San Francisco pada bulan Maret untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dalam kegiatan tahun ini. Kapal ini memiliki spektrum layanan bedah dan medis yang lengkap dan mampu menyimpan hingga 5000 unit kantung darah dan menampung hingga 1000 orang pasien.

Tribunnews.com

TNI AL dan Australia Latihan Bersama

01 Mei 2010 -- Personil AL Indonesia dan AB Australia menyambut kedatangan HMAS Maryborough di Pelabuhan Kupang guna mengikuti patroli maritim bersama Indonesia-Australia. Patroli bersama berlangsung 16-27 April 2009. TNI AL mengirimkan dua korvet kelas Parchim KRI Wiratno dan Hasan Basri serta satu unit pesawat intai NC-212. Sedangkan RAN menurunkan kapal patroli kelas Amidale HMAS Maryborough dan satu unit pesawat intai AP-3C Orion milik RAF. (Foto: Australian DoD)

11 Mei 2010, Kupang -- Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VII Kupang, Nusa Tenggara Timur, akan menggelar latihan bersama Angkatan Laut Australia (Royal Australia Navy) dengan sandi "Kasuari Exercise" untuk pengamanan perairan di perbatasan kedua negara.

Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang Laksamana Pertama (Laksma) Amri Husaini di Kupang, Senin mengatakan, latihan itu akan berlangsung pada 11-18 Mei guna meningkatkan koordinasi dan mengetahui sistem dan prosedur operasi masing-masing pihak agar ketika mengatasi sebuah masalah, sudah paham prosedur.

Dalam latihan yang akan berlangsung sepekan ini, TNI AL akan mengerahkan dua KRI, demikian pula Australia, tetapi Amri tidak menyebutkan jumlah personel yang dikerahkan dalam latihan bersama ini.

Dia mengatakan, latihan bersama seperti ini merupakan yang ke-4 kali dan pada 2010 ini diarahkan di sekitar perairan pantai selatan Pulau Timor hingga Pulau Rote di wilayah Indonesia dan daerah sekitar Pulau Pasir (Ashmore Reef) di dalam teritori Australia.

Laksma Amri mengatakan, perairan di perbatasan kedua negara kaya akan sumber daya alam sehingga seringkali memancing orang untuk melakukan kejahatan, seperti menangkap ikan secara ilegal dan pelanggaran keamanan.

Khusus pelanggaran keamanan, kata Amri, bisa mengganggu stabilitas sehingga Angkatan Laut kedua negara perlu terus melakukan koordinasi antara lain dengan latihan pengamanan bersama. "Kita sepakat untuk latihan bersama agar ada koordinasi, memahami prosedur sehingga tidak terjadi benturan," katanya,

Informasi yang dihimpun pers menyebutkan, wilayah perbatasan antara Indonesia dan Australia rawan gangguan keamanan, terutama penangkapan ikan secara ilegal dan menjadi jalan masuk bagi para imigran gelap yang hendak ke Australia dengan menjadikan pulau-pulau kecil di selatan seperti Rote dan Sabu sebagai tempat transit.

Para imigran gelap itu umumnya berasal dari negara yang didera perang saudara di dalam negeri seperti Afganistan dan Irak.

Dalam tahun ini, puluhan imigran gelap ditangkap aparat keamanan di Pulau Sabu dan ditahan di rumah detensi Imigrasi di Kupang hingga kini.

Pos Kupang.com

Boeing Unveils Unmanned Phantom Ray Demonstrator


10 May 2010, St. Louis -- The Boeing Company [NYSE: BA] today unveiled the fighter-sized Phantom Ray unmanned airborne system, a test bed for advanced technologies.

“We are on a fast track, and first flight is in sight,” said Darryl Davis, president of Boeing Phantom Works. “Phantom Ray is on schedule to fly in December, about two years after this project began. This is a tremendous accomplishment for Boeing and the Phantom Ray team.”

Phantom Ray is scheduled to begin taxi tests this summer. The first flight in December will be followed by up to nine additional flights over approximately six months. Phantom Ray is designed to support potential missions that may include intelligence, surveillance and reconnaissance; suppression of enemy air defenses; electronic attack; strike; and autonomous aerial refueling.

“The initial flights will take Phantom Ray through its paces for the flight test profile. Beyond that, the missions and systems tested will be determined by future warfighter needs,” said Craig Brown, Phantom Ray program manager for Boeing.

Phantom Ray, which evolved from the X-45C program, is one of several programs in the Phantom Works division of Boeing Defense, Space & Security. Phantom Works uses rapid prototyping initiatives to design, develop and build advanced aircraft and then demonstrate their capabilities.

Key Phantom Ray suppliers include General Electric-Aviation (propulsion and power distribution), Honeywell (brake system), Woodward-HRT (flight control actuation system), Crane Hydro-Aire (brake controls) and Heroux-Devtek (landing gear).

For a feature story on today’s Phantom Ray ceremony in St. Louis, visit http://bit.ly/99AvLS.

A unit of The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security is one of the world’s largest defense, space and security businesses specializing in innovative and capabilities-driven customer solutions, and the world’s largest and most versatile manufacturer of military aircraft. Headquartered in St. Louis, Boeing Defense, Space & Security is a $34 billion business with 68,000 employees worldwide.

# # #

Phantom Ray b-roll video is available to news media through the contacts listed below.

Contact:

Chris Haddox
Boeing Phantom Works
Office: 314-234-6447
Mobile: 314-707-8891
chris.d.haddox@boeing.com

Deborah VanNierop
Boeing Phantom Works
Mobile: 210-454-2656
deborah.a.vannierop@boeing.com

AS Komitmen Bantu Pemeliharaan Hercules TNI AU

C-130 Hercules TNI AU. (Foto: matanews.com)

10 Mei 2010, Jakarta -- Pemerintah Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk membantu pemeliharaan pesawat-pesawat C-130 Hercules TNI-Angkatan Udara.

Demikian Atase Udara Amerika Serikat (AS) di Jakarta Kolonel Chris Stockton usai diterima Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Jakarta, Senin.

Program pemeliharaan yang dilaksanakan pemerintah AS terhadap pesawat-pesawat Hercules TNI Angkatan Udara itu rutin dilakukan setiap enam tahun sekali, katanya, seperti dikutip juru bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Bambang Samudro.

Pemeliharaan pesawat-pesawat Hercules TNI Angkatan Udara itu terutama menyangkut struktur dan kerangka atau badan pesawat.

Dalam waktu dekat, satu pesawat Hercules yang akan menjalani pemeliharaan di AS adalah pesawat Hercules dengan nomor registrasi A-1323.

Dalam kunjungan kehormatan kepada Kasau Imam, Kolonel Stockton didampingi Kepala ODC (Office of Defence Corporation) Kolonel Robinson.

Selain di AS, pemeliharaan pesawat-pesawat Hercules TNI Angkatan Udara juga dilakukan di depo-depo pemeliharaan TNI Angkatan Udara yakni Depo Pemeliharaan 10 Pangkalan Udara Husein Sastranegara Bandung dan Depo Pemeliharaan 30 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang.

ANTARA News

Monday, May 10, 2010

Delivery of RAAF Air Tanker Support Equipment to Begin


10 May 2010 -- Preparations have begun to deliver thousands of items of tooling and spare parts from Europe to Australia to support the Royal Australian Air Force (RAAF) new fleet of Airbus Military A330 Multi-Role Tanker-Transport (MRTT) air-to-air refuelling tankers.

As part of the Commonwealth’s AIR 5402 acquisition process under which Airbus Military is providing the RAAF with five such aircraft, designated by the air force as KC-30A MRTT, some 4,500 individual components - 500 units of Ground Support and Test equipment and 4,000 spares - will be delivered to 33 Squadron at RAAF Amberley, in Queensland, Australia, over the next three months.

The equipment will be needed when the first A330 MRTT enters squadron service at Amberley towards the end of the year.

Prime Contractor, Qantas Defence Services (QDS), and Airbus Military have signed a Through Life Support (TLS) Contract under which Airbus, through QDS, will ensure ongoing maintenance support to the A330 MRTT fleet over the next 22 years.

The signing was attended by the Chief Executive of Airbus Military, Mr. Domingo Urena, who had travelled from Spain for the occasion. Congratulating the parties, Mr. Domingo said: “Qantas and Airbus Military are the ideal team to deliver the level of services that our customer requires.”

As Prime Contractor, Qantas Defence Services will base some 50 engineering support personnel at RAAF Amberley to manage the Through Life Support programme. In its Design and Maintenance Support role, Airbus Military will provide QDS with Engineering, Logistics, Technical Data, Supply and Training support services. It will also assign two Field Service Representatives to 33 Squadron for three years to ensure a smooth entry into service.

The Through Life Support agreement also provides for future contracts to ensure additional support for the military aspects of the fleet, specifically Deep Maintenance, consolidating and expanding Airbus Military’s presence and role in Brisbane.

Australia has ordered five KC-30A MRTTs. By the end of the year two of these aircraft will have been delivered to the Royal Australian Air Force. Conversion of a third tanker-transport is underway at the Qantas Conversion Centre, Brisbane Airport.

To date, a total of 28 A330 Multi-Role Tanker-Transports have been ordered by four customers – Australia, Saudia Arabia, the United Arab Emirates and the United Kingdom. In addition to its air-to-air refuelling role, the MRTT can also be used as a pure transport aircraft able to carry some 300 troops, or a payload of up to 45 tonnes/99,000 lb.

About the A330 MRTT

The Airbus Military A330 Multi Role Tanker Transport (MRTT) is the most capable new generation aircraft in this category flying and available today. The large 111 tonnes/ 245,000 lb basic fuel capacity of the successful A330-200 airliner, from which it is derived, enables the A330 MRTT to excel in Air-to-Air Refuelling missions without the need for any additional fuel tanks The A330 MRTT is offered with a choice of proven air-to-air refuelling systems including an advanced Airbus Military Aerial Refuelling Boom System, and/or a pair of under-wing hose and drogue pods, and/or a Fuselage Refuelling Unit.

Thanks to its true wide-body fuselage, the A330 MRTT can also be used as a pure transport aircraft able to carry up to 380 passengers troops, or a payload of up to 45 tonnes/99,000 lb. It can also easily be converted to accommodate up to 130 stretchers for Medical Evacuation (MEDEVAC). To-date, a total of 28 A330 MRTTs have been ordered by four customers (Australia, Saudi Arabia, the United Arab Emirates, and the United Kingdom), with one (Saudi Arabia) having already placed a repeat order.

AIRBUS Military

Koarmabar Tangkap Dua KIA Berbendera Thailand

Koarmabar Tangkap Dua KIA Berbendera Thailand di perairan Pulau Natuna Utara, Laut Cina Selatan.

10 Mei 2010, Salah satu unsur Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) KRI Pati Unus-384 melakukan penghentian dan pemeriksaan dua Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Thailand di perairan Pulau Natuna Utara, Laut Cina Selatan.

Menurut siaran pers Dinas Penerangan Koarmabar yang diterima PRLM, hasil pemerikasaan diketahui KIA tersebut melakukan kegiatan penangkapan ikan di perairan yuridiksi nasional Indonesia tanpa dilengkapi dokumen yang sah. Selanjutnya kedua KIA tersebut dikawal menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tarempa untuk proses hukum lebih lanjut.

Pikiran Rakyat

First Torpedo Launched from C295


07 May 2010 -- This represents an important milestone in the development of the antisubmarine version of the C295 MPA. It is also a significant entry for Airbus Military into the market of Anti Submarine Warfare (ASW) aircraft, currently dominated by veteran aircraft such as the P-3 Orion and the Atlantique.

The C295 MPA/ASW includes two under-wing pylons for the installation of torpedoes and other external loads. It also incorporates a Store Management System (SMS), integrated with the Airbus Military Fully Integrated Tactical System (FITS), to control the deployment of sonobuoys for submarine detection and torpedoes.

The C295 MPA has a flight endurance of over 11 hours, and it is used for a wide variety of missions: Search and Rescue (SAR), control of the Exclusive Economic Zone (EEZ), law enforcement, marine pollution detection, as well as defence missions. The C295 platform, a multi-mission short / medium range tactical transport aircraft, offers high manoeuvrability and excellent qualities for low-altitude flying. In addition, it has been widely tested in all kinds of aerial deployments: launch of chains of SAR rafts, emergency equipment and parachutists.

With this new version, Airbus Military increases the capabilities offered by its surveillance aircraft family.

To date, a total of 82 C295s have been sold to 12 operators, and nine countries have contracted 47 CN235/C295s MPA, which demonstrates the capabilities and effectiveness of Airbus Military platforms for maritime patrol missions. Airbus Military has sold more than 800 C295/CN235/C212s to more than 120 customers.

Airbus Military

Kodam Sampai Babinsa Bagian dari Kekuatan TNI AD

(Foto: primaironline.com)

10 Mei 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toisutta mengatakan keberadaan Komando Kewilayahan, mulai dari Kodam sampai dengan Babinsa pada hakikatnya merupakan bagian dari gelar kekuatan TNI Angkatan Darat, yang bertugas menyiapkan kekuatan untuk menjaga keutuhan wilayah dan menegakkan kedaulatan negara serta melindungi segenap bangsa Indonesia.

Demikian disampaikan Jenderal TNI George Toisutta saat memberikan ceramah pembekalan kepada 149 peserta kursus pendidikan calon Komandan Kodim Tahun 2010 di Pusat Pendidikan Teritorial, Cimahi, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Kasad mengingatkan, tantangan tugas satuan-satuan kewilayahan sangat kompleks dan menuntut penanganan yang cermat, cerdas, responsif, akomodatif, lintas institusi, transparan dan berpayung hukum.

Dalam pembinaan teritorial, menurut Kasad, membangun komunikasi dua arah dan membangun komunikasi sosial itu sangat penting sehingga aparat teritorial menjadi responsif terhadap permasalahan yang muncul dan berkembang di wilayahnya.

"Setiap aparat teritorial harus mengenali secara mendalam karakteristik geografi, demografi dan kondisi sosial yang ada di wilayah. Program Kemanunggalan TNI-Rakyat juga harus terus ditumbuhkembangkan, karena semua harus menyadari bahwa kekuatan TNI Angkatan Darat berada pada Rakyat," ungkap George Toisutta seperti dilansir dalam Siaran Pers Dinas Penerangan Angkatan Darat yang diterima Jurnal Nasional, kemarin.

JURNAS

New ship HMNZS WELLINGTON Boosts Navy Capability

(Photo: lensfodder)

06 May 2010 -- The Navy’s capability to patrol New Zealand’s coast was boosted today with the formal acceptance of HMNZS WELLINGTON into the Royal New Zealand Navy.

Chief of Navy, Rear-Admiral Tony Parr and Ministry of Defence Project Director Gary Collier formally accepted the Offshore Patrol Vessel, the seventh and last ship in the $500 million Project Protector, at a ceremony in Melbourne.

“WELLINGTON and her sister ship OTAGO are modern ships designed and built to undertake Exclusive Economic Zone patrols, surveillance and military operations around New Zealand, the southern ocean and the Pacific,” said Admiral Parr.

“WELLINGTON and OTAGO have the capability to operate further offshore than our existing patrol vessels, stay at sea longer, and conduct more challenging operations – using their helicopter capability, sea-boats and embarked forces.”

HMNZS WELLINGTON is the seventh and last ship in the Project Protector fleet, and with her delivery the Navy will be operating a fleet of 12 modern and highly capable ships.

“With the completion of Project Protector the Navy can deliver the full range of operations from combat and security missions to peacekeeping, border patrol and humanitarian and disaster relief,” said Admiral Parr.

The delivery crew of HMNZS WELLINGTON will now undertake safety and operational preparations for her delivery voyage to New Zealand.

ENDS

Ship Information

The Offshore Patrol Vessels (OPVs) OTAGO and WELLINGTON deliver substantial new capability to the Royal New Zealand Navy. The ships can go further offshore, stay at sea longer, and conduct more challenging operations than the Inshore Patrol Vessels, and will enable the RNZN to conduct patrol and surveillance operations around New Zealand, the southern ocean and into the Pacific.

The OPV’s are capable of many roles including maritime patrol, surveillance and response. They have the ability to conduct helicopter operations using a Seasprite SH2G helicopter, boarding operations using the ships Rigid Hull Inflatable Boats, or Military Support Operations with embarked forces.

The OPV’s have strengthened hulls which enable them to enter southern waters where ice may be encountered. They are not designed as ice-breakers or to enter Antarctic ice-packs, but have the range and capability to undertake patrols in the southern ocean where ice may be encountered.

The ships are highly automated and operate with a core crew of 35, plus 10 flight crew to operate a helicopter. The ships power and control systems are fully computerised.

Multi-Agency Operations and Tasking (MAOT). The OPVs will be available to support Government Agencies including:

* New Zealand Customs Service
* Ministry of Fisheries
* New Zealand Police
* Maritime New Zealand
* Ministry of Foreign Affairs and Trade
* Department of Conservation
* Ministry of Agriculture and Forestry
* New Zealand Immigration Service
* Department of Prime Minister and Cabinet

In order to deliver its patrol/response capability, the OPV will undertake the following tasks;

* Maritime counter-terrorism.
* Surveillance and Reconnaissance.
* Surface contact detection, identification, interception and boarding.
* Helicopter operations including surveillance and reconnaissance, and surface contact detection, identification and interception, and support to boarding operations as well as general personnel and stores movement.
* Apprehension and escort of vessels.
* Pollution control.
* Maritime Search And Rescue (SAR), including aid to vessels in distress (including towing of vessels of same or smaller size).

Secondary roles for the OPVs are;

* Provision of support to embarked military forces, e.g. transportation, insertion and extraction of military units and their associated equipment.
* Disaster relief operations in NZ and beyond if required.
* Defence aid to the civil community.
* Medical Evacuation (Medivac).
* Military Hydrography.
* Diving Operations Support.
* Mine Countermeasures Support.
* Collection of environmental data.
* VIP Transport, and;
* Defence Diplomacy and Representational activities in NZ and foreign ports.

Point of Contact Lieutenant Sarah Campbell, Media Adviser Navy, 021 244 0638.

NZDF

8 Pilot AU Pakistan Selesaikan Pelatihan F-16C/D

F-16 C/D Block 52 AU Pakistan, dikabarkan Indonesia tertarik membeli F-16 C/D guna melengkapi skuadron F-16A/B. (Foto: defence.pk)

10 Mei 2010 -- Delapan pilot Angkatan Udara Pakistan menyelesaikan pelatihan terbang jet tempur F-16C/D Block 52 di pusat pelatihan internasional unit F-16 di Tucson, Arizona.

Delapan pilot tersebut dilatih selama tujuh bulan di Tucson, meliputi konversi ke F-16C/D, pelatihan peningkatan flight lead dan sertifikasi pelatih hingga mereka dapat melatih para pilot Pakistan lainnya.

Pakistan memborong 36 F-16 C/D Block 52 dibawah program Peace Drive I. Awalnya Pakistan berencana membeli 55 F-16, tetapi dikurangi 12 F-16C kursi tunggal dan 6 F16D kursi tandem.

Pakistan menandatangani juga opsi pembelian 18 F-16 Block tambahan.

Lockheed Martin mendapatkan kontrak juga mengupgrade 34 F-16A/B Block 15 AU Pakistan dengan persenjataan dan sensor modern.

Amerika Serikat menjamin kepada India, jet tempur F-16 yang dibeli Pakistan kemampuannya dibawah F-16 yang ditawarkan ke India dibawah program MRCA.

Daily Times/@beritahankam

Lanud Supadio Gelar Alap Gesit Mandau Terbang 2010


10 Mei 2010, Pontianak -- Tepat pukul 07.05 WIB, Senin (10/5), Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Imran Baidirus, S.E membuka secara resmi Latihan Alap Gesit ”Mandau Terbang” 2010 di Hanggar Lanud Supadio. Upacara ini diikuti oleh seluruh pejabat dan anggota Lanud Supadio, Skadron Udara 1 serta Batalyon 465 Paskhas.

Danlanud Supadio selaku Inspektur Upacara dalam sambutannya mengatakan latihan Alap Gesit ini sangat penting bagi seluruh prajurit Lanud Supadio, Skadron Udara 1 dan Batalyon 465 Paskhas. Karena latihan ini merupakan perwujudan dari upaya pemantapan ketrampilan dan profesionalisme, baik secara perorangan maupun satuan didalam jajaran Lanud Supadio.

Dari Latihan ini, lanjut Danlanud, kita dapat mengukur hasil dari proses pembinaan yang telah dilaksanakan selama ini yang bermuara kepada kesiapan Lanud Supadio dalam mengemban tugas operasi.

”Bukan hanya itu latihan ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengkaji secara mendalam tentang perkembangan situasi terutama kemampuan nyata dari sumber-sumber ancaman yang mungkin timbul,” tambah Danlanud.

Disisi lain latihan ini juga dapat meningkatkan profesionalisme baik untuk perorangan maupun bagi satuan kerja yang ada di Lanud Supadio. Profesionalisme bukan hanya didapat dari pendidikan namun juga didapat dari latihan-latihan yang dilaksanakan secara berjenjang, bertahap, bertingkat dan berlanjut mulai latihan perorangan, satuan dan antar satuan.

Latihan yang dilaksanakan selama dua hari ini bertempat di sekitar Lanud Supadio dengan melibatkan Komando Latihan 9 orang, unsur Tempur 61 orang, unsur Helly 9 orang, unsur Paskhas 24 orang dan unsur Lanud 43 orang. Adapun pada hari pertama dilaksanakan gladi posko yang diikuti oleh semua unsur yang terlibat latihan.

Pentak Lanud Supadio

Latihan Perang Vellayat-89 AL Iran



Kapal cepat rudal kelas Kaman (Combattante IIB) dipersenjatai rudal Noor (C-802). (Foto: FARS)

Kapal selam mini kelas Ghadir buatan Iran. (Foto: FARS)

Kapal cepat marinir tipe Whaler buatan dalam negeri dipersenjatai senapan mesin DSkH dan G3-4. (Foto: FARS)

Kapal cepat tipe Whaler mengangkut ranjau laut M-08. (Foto: FARS)

Lockheed Martin Segera Uji Coba C-130J AU India

Lockheed Martin C-130J Super Hercules. (Foto: Lockheed Martin)

10 Mei 2010 -- Lockheed Martin akan memulai uji penerbangan pesawat angkut militer pertama dari enam pesawat milik Angkatan Udara India C-130J Super Hercules dalam beberapa minggu, dilaporkan harian Tribune mengutip pernyataan juru bicara Lockheed Martin.

Pesawat pertama diharapkan siap uji terbang perdana pertengahan musim panas. Enam pesawat seluruhnya selesai dirakit musim semi 2011, pesawat pertama dijadwalkan diserahkan ke AU India pada Desember tahun ini.

C-130J Super Hercules menjalani uji coba terbang di India, sebelum secara resmi dioperasikan oleh AL India tahun depan.

AU India memesan 6 C-130J guna dipergunakan pasukan khusus pada 2008, dengan opsi penambahan 6 pesawat lagi. Pemerintah India telah mengajukan pembelian 6 pesawat tambahan.

Pesawat dilengkapi dengan peralatan deteksi infra merah yang mampu mengatur penerbangan rendah dengan presisi, penerjunan pasukan dan pendaratan pada kondisi tanpa penerangan.

Saat ini, AU India tidak mengoperasikan pesawat militer buatan Amerika Serikat. C-130J pesawat buatan Amerika Serikat pertama yang digunakan AU India, setelah pembom B-24, pesawat angkut Dakota dan Packet digunakan setelah kemerdekaan India dari Inggris.

Brahmand/@beritahankam

Indonesia Siapkan KRI Frans Kaisiepo ke Lebanon


07 Mei 2010, Jakarta -- Pemerintah Republik Indonesia menyiapkan Kapal Republik Indonesia Frans Kaisiepo nomor lambung 368 untuk menyertai gugus tugas maritim untuk United Nation Interim Forces in Lebanon di perbatasan laut Lebanon-Israel. Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes TNI Kolonel (AD) Prakoso yang dihubungi, Kamis (6/5), menjelaskan, KRI Frans Kaisiepo bertugas menggantikan KRI Diponegoro.

”KRI Diponegoro sudah setahun bertugas di Lebanon. Keberangkatan KRI Frans Kaisiepo tinggal menunggu persetujuan Panglima TNI,” kata Prakoso.

Wilayah patroli Maritime Taskforce UNIFIL berada di sekitar Kota Pelabuhan Tyre dan Al Naqura di perbatasan Lebanon-Israel.

Mayor Ari Yulianto, perwira Kopassus yang bertugas di misi UNIFIL tahun 2006, dalam buku Lebanon, Pra-Pasca Perang 34 Hari Israel Vs Hisbullah terbitan Gramedia Pustaka Utama, Januari tahun 2010, mencatat, wilayah Lebanon selatan yang bergejolak mencakup kawasan seluas 2.000 kilometer persegi dengan penduduk sekitar 360.000 jiwa. Penduduk terbagi dalam komunitas Sunni, Syiah, Ortodoks, Katolik, Armenia, dan Protestan. Terdapat dua kota besar di Lebanon selatan, yakni Sidon atau Saida dan Tyre.

Banyak lokasi pertanian terbengkalai karena sisa ranjau dan klaster bom peninggalan pendudukan militer Israel di Lebanon selatan. Bahan peledak tersebut banyak memakan korban warga sipil Lebanon.

Kapal perang baru

KRI 368 Frans Kaisiepo memiliki awak seratus orang yang menghimpun perwira, bintara, dan tamtama. Kapal tersebut merupakan salah satu korvet terbaru jenis Sigma yang dibuat di galangan Schelde, Vlissingen, Kerajaan Belanda, dan diserahkan kepada Pemerintah RI pada Mei 2009.

KRI 368 Frans Kaisiepo direncanakan bertugas selama setahun di perairan Lebanon. Selain di perairan, personel TNI AL juga terlibat dalam Kontingen Garuda XXIII di daratan Lebanon selatan yang berbatasan dengan Israel dan Suriah.

Kapal tersebut memiliki bobot 1.700 ton, panjang 90,71 meter, lebar 13,2 meter, dan kecepatan maksimum 28 knots.

Adapun KRI Diponegoro yang digantikan juga berasal dari kelas Sigma yang dibuat di galangan Schelde, Vlissingen, Kerajaan Belanda.

KOMPAS

RI Akan Bahas Pasukan di PBB Pekan Depan

Gedung markas PBB di New York. (Foto: scrapetv.com)

10 Mei 2010, New York -- Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro akan melakukan pertemuan dengan para pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pekan depan. Pertemuan tersebut untuk membahas peningkatan peran Indonesia pada operasi pasukan penjaga perdamaian PBB.

Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa setelah melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di Markas Besar PBB, New York, AS, akhir pekan lalu.

Menurut Marty, dalam pertemuan tersebut Sekjen Ban Ki-moon menyatakan pujiannya terhadap peranan Indonesia di operasi-operasi penjaga perdamaian PBB.

"Beliau berharap peranan Indonesia semakin meningkat, termasuk dengan memberikan kontribusi polisi perempuan untuk dilekatkan pada Formed Police Unit (unit polisi PBB di daerah misi perdamaian-Red)," ucapnya.

Menyangkut permintaan peningkatan peranan Indonesia, Menlu Marty menyampaikan kepada Ban Ki-moon bahwa Indonesia memang telah mengantisipasi kemungkinan tersebut.

"Kita sendiri memang selama ini menginginkan adanya peningkatan. Tidak hanya dari segi jumlah prajurit, tapi juga kualitas dan bentuk kontribusi, seperti kali ini dalam bentuk pengiriman polisi perempuan untuk FPU," ujar Menlu.

Indonesia juga menginginkan menjadi sebuah pusat di kawasan Asia Pasifik dalam bidang pelatihan pasukan perdamaian PBB.

"Jadi, peningkatan peranan Indonesia berkaitan dengan pasukan perdamaian PBB memang sudah kita pertimbangkan lebih seksama," kata Menlu.

Sejalan dengan itu, tutur dia, Menteri Pertahanan akan melakukan kunjungan ke New York pada 12-13 Mei guna membahas masalah pasukan perdamaian dengan para petinggi PBB.

Saat ini, Indonesia menempatkan 1.674 prajurit dan polisi untuk bergabung dengan misi pasukan penjaga perdamaian PBB di berbagai negara.

Sebagian besar personil dari Indonesia, yaitu 1.309 personel, ditempatkan dan melekat kepada pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) sementara sisanya, yaitu 191 personil ditugaskan di Republik Demokratik Kongo (MONUC), 144 personil di Darfur (UNAMID), 23 personil di Sudan (UNMIS), lima personil di Nepal (UNMIN) dan dua personil di Liberia (UNMIL).

Perlucutan Senjata

Selain membahas masalah pasukan perdamaian, Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam pertemuannya dengan Menlu Marty mengulang kembali apresiasinya terhadap keputusan Indonesia memulai proses ratifikasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Ledak Nuklir (CTBT atau Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty) tahun 1996.

Keputusan itu dianggap banyak pihak, termasuk Sekjen PBB, sebagai bentuk "kepemimpinan Indonesia" mengingat langkah Indonesia tersebut diharapkan akan diikuti oleh delapan negara lainnya, yaitu Amerika Serikat, Iran, China, Korea Utara, Iran, Israel, Pakistan, India dan Mesir, untuk juga bersedia meratifikasi CTBT.

Dalam pertemuannya dengan Marty, Sekjen PBB juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia di isu utama dunia lainnya, yaitu perubahan iklim dan sasaran pembangunan milenium (MDGs) dan mengharapkan Indonesia meningkatkan peranan di bidang-bidang tersebut.
Ban Ki-moon dan Marty juga membahas perkembangan situasi di kawasan Asia Tenggara, seperti di Thailand dan Myanmar.

SUARA KARYA

AU India Berencana Beli Pesawat Amphibi

Beriev Be-200. (Foto: Beriev)

10 Mei 2010 -- Angkatan Udara India telah mengajukan permintaan informasi teknis ke sejumlah pabrik pesawat amphibi. Pesawat amphibi direncanakan ditempatkan di Kepulauan Andaman dan Nicobar, dekat perbatasan maritim yang diklaim oleh negara tetangga India.

Bangladesh mengirimkan nota diplomatik kepada India dan Myanmar agar menyelesaikan masalah perbatasan maritim sebelum diajukan ke arbitrase internasional. Bangladesh berkepentingan menyelesaikan masalah ini karena akan melakukan eksplorasi minyak dan gas di bawah laut.

Pesawat yang mungkin memenuhi persyaratan AU India, Bombardier 415, Beriev Be-200 dan Dornier.

Flightglobal/@beritahankam

Rusia Akan Kembangkan Pangkalan AL di Sevastopol


10 Mei 2010 -- Rusia berencana fokus mengembangkan infrastruktur sosial dan militer di pelabuhan Sevastopol di Semenanjung Krimea, ungkap Duta Besar Rusia untuk Ukraina Mikhail Zurabov pada wartawan setelah parade militer di Sevastopol, Minggu (09/05).

Rusia menyewa Pangkalan Angkatan Laut Armada Laut Hitam di Sevastopol, Ukraina yang telah diperpanjang hingga 25 tahun setelah masa sewa saat ini berakhir 2017. Kesepakatan penyewaan pangkalan telah diratifikasi oleh parlemen Rusia dan Ukraina April kemarin. Penyewaan pangkalan mungkin diperpanjang lima tahun.

Presiden Rusia Dimitry Medvedev telah memerintahkan Kementerian Pertahanan Rusia menyiapkan sebuah rencana pengembangan pangkalan Sevastopol dalam beberapa bulan kedepan, dimana memainkan peranan penting dalam memastikan kehadiran Rusia di wilayah Laut Hitan dan Mediterania.

Oposisi Ukraina menentang kehadiran Armada Rusia di Krimea karena mengancam kedaulatan dan integritas negara. Sedangkan pendukung kesepakatan penyewaan, pangkalan menjadi katalis hubungan saling menguntungkan antara Kiev dan Moskow.

RIA Novosti/@beritahankam

Koarmabar Tangkap 4 Kapal Ikan Thailand

Korvet kelas Parchim KRI Pati Unus-384. (Foto: den bagus)

09 Mei 2010, Jakarta -- – Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Pati Unus-384 yang merupakan unsur di jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) berhasil mengamankan dua kapal ikan asing berbendera Thailand saat sedang melaksanakan Operasi Alur Pari-10 di Perairan Utara Pulau Natuna, Laut Cina Selatan.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Armabar Letkol Laut (KH) Drs. Supriyono di Markas Komando Koarmabar Jalan Gunung Sahari No. 67 Jakarta Pusat, Minggu (9/5) mengungkapkan, kedua kapal Thailand tersebut bernama Por Lertsunant-4 berbobot 80 GT jenis kapal ikan asing yang dinahkodai Mr. Thea dengan anak buah kapal 9 orang dan Jitruangporn-1 berbobobt 110 GT jenis kapal ikan asing yang dinahkodai Mr Pragas dengan 12 anak buah kapal.

Kedua kapal tersebut dihentikan dan diperiksa KRI Pati Unus-384 saat sedang melakukan kegiatan penangkapan ikan di ZEEI Laut Cina Selatan.

Dari hasil pemeriksaan diketahui kedua kapal yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah dari Pemerintah Indonesia dan masing-masing kapal yakni Por Lertsunant-4 telah menangkap ikan campuran kurang lebih 90 Kg serta Jitruangporn-1 telah menangkap ikan campuran kurang lebih 4.000 Kg.

Untuk proses hukum lebih lanjut kedua kapal tersebut dikawal menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tarempa.

Dispenal

Pemerintah Fokuskan Dalam Negeri

Divisi Munisi PT Pindad yang terletak di Turen, Malang, Jawa Timur setiap tahunnya memproduksi 100 juta butir peluru dan bom berbagai ukuran dan kaliber. Selain untuk kebutuhan TNI/Polri, peluru-peluru ini juga di ekspor ke negara-negara tetangga. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

10 Mei 2010, Malang -- Kenaikan alokasi anggaran belanja pertahanan diproyeksikan menjadi 1,2 persen-1,5 persen dari pendapatan domestik bruto Indonesia dalam kurun 2010-2014 diyakini juga meningkatkan kemampuan alokasi anggaran pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan senjata.

Besaran kenaikan itu, ungkap Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, bisa mencapai 50 persen dari yang biasa dianggarkan dan diterima selama ini. Kondisi seperti itu bisa memberikan keleluasaan bagi pemerintah, khususnya Kementerian Pertahanan, untuk makin memfokuskan pengadaan dari produsen dalam negeri.

Apalagi, selain mampu menghasilkan produk persenjataan yang berkualitas dengan harga kompetitif, sejumlah industri pertahanan dalam negeri, semacam PT Pindad, mempunyai kemampuan menerima pesanan dan memasok sesuai kebutuhan TNI. Hal itu dikatakan Sjafrie, Sabtu (8/5), seusai berkunjung ke pabrik munisi PT Pindad di Turen, Malang, Jawa Timur.

”Selama ini produk munisi kaliber kecil (MKK) untuk TNI sudah mengambil dari PT Pindad. Sekarang tinggal kami jajaki apakah mereka mampu memenuhi produk jenis munisi kaliber besar (MKB) yang masih diimpor. Memang kebutuhannya tak banyak. Namun, ada banyak keuntungan jika industri pertahanan dalam negeri kita bisa memenuhinya juga,” ungkap Sjafrie.

Jika dibandingkan dengan produsen luar negeri, industri pertahanan dalam negeri diketahui punya kemampuan teknologi pula. ”Kalau bisa pesan dari industri strategis dalam negeri, jauh lebih murah dan juga menguntungkan untuk perekonomian kita. Kebutuhan rutin kan ada, anggaran sudah dinaikkan. Lebih baik jika uang berputar dalam negeri saja. Itu bagus buat perekonomian kita,” ujarnya.

Apalagi yang disesalkan, menurut Sjafrie, dalam kondisi tertentu, PT Pindad menganggur (idle capacity) lantaran tak ada pemesanan. Padahal, secara teknologi dan infrastruktur, mereka mempunyai kemampuan membuat senjata tertentu. Kapasitas menganggur itu termasuk kemampuannya memproduksi MKB.

”Kami sekarang mau melihat seperti apa idle capacity-nya itu. Kalau pengadaan (MKB) tahun 2010 belum dipesan dari luar, tentu akan kami arahkan ke PT Pindad saja. Kalau untuk pengadaan tahun 2011 ke atas sudah pasti pesan ke sini (PT Pindad) saja,” ujar Sjafrie.

Seusai kunjungan, Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Sudarsono membenarkan, PT Pindad memang memiliki kemampuan memproduksi MKB. Sayang belum berproduksi karena TNI tidak memesannya. Fasilitas untuk memproduksi MKB sudah didirikan sejak 1992.

”Kami sudah meng-invest mesin yang harganya tinggi sebagai bentuk komitmen atas kualitas produk. Sampai ada alat yang kami beli dari Swedia tahun 1997 untuk memproduksi MKB, tetapi belum terpakai sampai sekarang karena order tidak pernah turun. Kalau ada pesanan peluru mortir, jumlahnya kecil, hanya 6.000 butir per tahun,” ujar Adik.

Ia mengakui, kebijakan pemerintah menggenjot anggaran belanja pertahanan hingga 2014 adalah peluang bagi PT Pindad. Apalagi Pindad bisa memproduksi MKB.

KOMPAS

Sunday, May 9, 2010

Aksi Satuan Sepeda Motor AB Iran

Satuan bermotor Marinir menggunakan motor Honda XL 185 dual sport saat latihan pendaratan amphibi Vellayat-89. (Foto: FARS)

Pasukan pendarat dipersejatai Uzi sedangkan satuan bermotor menyandang RPG-7. (Foto: MEHR)

Satuan sepeda motor dipersenjatai PKM-t80 (PKMS) saat parade militer bulan April kemarin. (Foto: BORNA)

Satuan bermotor di persenjatai Misagh MANPADS saat parade militer bulan April kemarin. (Foto: BORNA)

Satuan sepeda motor Garda Republik Islam saat latihan militer Great Prophet 5 bulan April kemarin. (Foto: MEHR)

Gowind Family:DCNS to Self-fund Construction of Highly Innovative OPV

Gowind-200T.

09 May 2010 -- DCNS, a leading player on the world market for capital warships, also aims to win new business in the corvette/OPV sector. In line with this policy, the Group has decided to self-fund the construction of a Gowind offshore patrol vessel. The new ship is designed for a wide range of government missions at sea. Shipbuilding will begin soon at DCNS's Lorient centre.

Patrick Boissier, Chairman & CEO of the DCNS Group, said: "The prime aim of the Championship growth initiative is to double Group revenue over the next ten years. One important way of achieving this is by expanding our product portfolio. The self-funded construction of this Gowind OPV will do just that. By giving us a marketing tool without equal, this vessel will also help us to achieve growth across the board while the shipbuilding effort will enable us to further improve our design and production methods thereby making us more competitive."

An unprecedented investment promoting Group-wide growth

Gowind-1000T.

One of the keys to winning new business in the corvette/OPV sector is to achieve ‘sea-proven' status attested by a world-class navy; a feat that is all the more challenging when the vessel in question combines innovations and unmatched efficiency. Hence the decision to make the proposed OPV available to the French Navy for three years.

The Navy will be able to demonstrate the new vessel's worth and operational capabilities in actual operations. Gowind OPVs offer users up-to-date assets for current and emerging missions from area surveillance to anti-piracy, counter-terrorism, fisheries policing, drug interdiction, environmental protection, humanitarian assistance, search & rescue at sea, and maritime safety & security (MSS).

With a length overall of 90 metres, the Gowind OPV will offer three weeks' blue-water endurance, a range of 8,000 nautical miles and a top speed of 21 knots. The design includes full provision for an organic helicopter and reduced crewing by a complement of 30 as well as space for an additional 30 passengers.

The proposed vessel is the entry-level representative of the Gowind family. Other Gowind corvette/OPVs can be equipped with a range of weapon systems according to their mission profiles. The top-of-the-range type is a medium-displacement front-line fighting ship serving as a deterrent or means of preventing military action. To this end, it carries both self-defence and attack weapons for use against land and sea targets as well as the means to project forces in a land-based conflict.

Key Gowind innovations include panoramic (360°) bridge visibility, the covert deployment of fast commando boats in less than 5 minutes and full provisions for UAV (unmanned aerial vehicle) operations. All are designed to optimise ship-based naval, commando and coast guard operations. The Gowind family also benefits from DCNS's vast experience in IT and command information systems. These vessels can thus be readily tailored for extended area surveillance and, working in conjunction with shore-based control centres and other networked ships, the automatic detection of suspicious behaviour by ships and other craft.

A driver to improve Group-wide performance

Success in the highly competitive corvette/OPV market hinges on the Group's capacity to lift its game. To this end, the Group aims to improve overall performance by 30% over the next three years. As part of this effort, DCNS will use the Gowind OPV project to review its design and production methods from A to Z.

The ship will be built by a dedicated team of up to 80 people - all volunteers to apply new work methods - at the Group's Lorient centre. The first step will be to set up a multidisciplinary, multiskills team that will be given free rein across the board. The aim is to enable this new structure to build the ship in record time - less than 20 months between first cut and delivery to the customer in late 2011.

DCNS

Kapal Selam Nuklir Typhoon Dipertahankan Hingga 2019

Kapal selam nuklir kelas Typhoon. (Foto: fas.org)

09 Mei 2010 -- Rusia akan mempertahankan kapal selam nuklir strategis kelas Typhoon hingga 2019, diungkapkan Panglima AL Rusia Laksamana Vladimir Vysotsky pada RIA Novosti, Jumat (07/05).

Typhoon kapal selam nuklir terbesar di dunia, mulai dioperasikan AL Uni Sovyet era 1980-an. Uni Sovyet membangun enam kapal selam kelas Typhoon, tersisa tiga kapal selam.

Arkhangelsk dan Severstal akan diperbaiki total di Pangkalan Angkatan Laut di Severodvinsk. Kedua kapal selam tersebut akan dimodernisasi hingga mampu membawa rudal jelajah generasi baru dan sepadan dengan kapal selam nuklir milik AL Amerika Serikat kelas Ohio.

Typhoon berbobot maksimum 33.800 ton, dirancang mampu membawa 20 rudal antar benua SS-N-20 Sturgeon yang telah dipensiunkan.

Kapal selam nuklir Borey direncanakan akan mengantikan kelas Typhoon. Borey akan dipersenjatai rudal Bulava yang hingga saat ini masih bermasalah.

Konstruksi Typhoon saat sedang dibangun. (Foto: amazingdata.com)

Kapal selam nuklir kelas Typhoon. (Foto: fas.org)

RIA Novosti/@beritahankam

Iran Persenjatai Hovercraft Dengan Rudal Anti Kapal Nour

Hovercraft BH 7 Mk5 kelas Wellington dilengkapi rudal anti kapal permukaan Nour sedang mendaratkan marinir Iran. (Foto: MEHR)

09 Mei 2010 – Hovercraft Angkatan Laut Iran dilengkapi dengan rudal anti kapal permukaan Nour guna meningkatkan daya gempur hovercraft saat menghadapi konfrontasi dengan kapal perang musuh.

AL Iran menyertakan hovercraft yang dipersenjatai rudal Nour pada latihan militer Vellayat 89 yang diadakan di Selat Hormuz dan Samudera India.

Misi utama hovercraft dalam Vellayat 89 mengangkut pasukan komando marinir dan gugus tugas reaksi cepat ke wilayah perairan teritorial Iran.

Angkatan Darat Iran melakukan operasi amphibi selama latihan perang ini.
Nour merupakan rudal anti kapal permukaan jarak jauh dibuat oleh Iran dan telah dipasang pada sejumlah peralatan militer Angkatan Bersenjata Iran.

Awal Maret 2010, destroyer pertama buatan Iran Jamaran sukses uji coba menembakan rudal Nour.

Peluncur rudal Nour dipasang dibagian kiri dan kanan hovercraft. (Foto: MEHR)

Hovercraft modifikasi SR.N6 kelas Winchester. (Foto: MEHR)

FARS/@beritahankam

Capabilities Reach Up to 100% - Eurofighters in Sardinia at Their Best


08 May 2010 -- The Italian Air Force’s Eurofighter Typhoons demonstrated exceptional operational availability during a recent deployment for an Autonomous Air-Combat Manoeuvring Instrumentation campaign, to Decimomannu, Sardinia.

The 4th Stormo from Grosseto Air Base - with its IX Gruppo, 20° Gruppo (Operational Conversion Unit) and 904° GEA, Gruppo Efficienza Velivoli (Logistical Squadron) and the 36° Stormo from Gioia Del Colle AB, provided a total of 12 aircraft for the exercise, achieving excellent results during the deployment to the Sardinian base.

In two weeks of activity, 112 missions were completed out of the 114 planned, with an operational availability of 98.3%. This unique result has been made possible thanks to the optimised preparational capabilities of the technical staff of the 4th Stormo and by the attentive predisposition of the logistics department, which provided constant help and finalised the mission whenever any problem have occurred.

Moreover, the presence in Decimomannu of representatives of the whole Italian Eurofighter community helped improve the standardisation process between the Groups. In addition, the AACMI system allowed accurate debriefing which in turn helped the crew in analysing the tactics adopted and the results achieved in the two daily missions launched during the deployment.
The first week in Sardinia has been characterised by 10 Eurofighter Typhoons divided between "Blue Forces" (defence) and "Red Forces" (simulating possible threats). The second week, with 12 aircraft, was dedicated to the continuation of the training with the addition of Composite Air Operations Course, COMAO, missions in which German Air Force Tornadoesn were also included, in a scenario comprising of 16 aircraft, 12 of which were Eurofighters. During the second week, the Italian Eurofighters also carried out an "Open Sea" exercise, flying both escort missions and attack missions together with the Harriers and naval unit of the Italian Navy as well as with Italian Air Force MB.339 and Tornadoes.

Background information

Eurofighter Typhoon is the world's most advanced new generation real multi-role/swing-role combat aircraft available on the market and has been ordered by six nations (Germany, Italy, Spain, United Kingdom, Austria and the Kingdom of Saudi Arabia). With 707 aircraft under contract, it is Europe’s largest military collaborative programme and delivers leading-edge technology, strengthening Europe’s aerospace industry in the global competition. More than 100,000 jobs in 400 companies are secured by the programme. Eurofighter Jagdflugzeug GmbH manages the programme on behalf of the Eurofighter Partner Companies: Alenia Aeronautica/Finmeccanica, BAE Systems, EADS CASA and EADS Deutschland, Europe’s foremost aerospace companies with a total turnover of approx. €88 billion (2008).

Eurofighter