Saturday, February 13, 2010

TNI AD Pilih Alutsista Produk Dalam Negeri

Mayjen TNI Burhanudin Amin (kiri), KSAD Jenderal TNI George Toisutta (tengah), Mayjen TNI Noer Muis (kanan) Panglima Kodam I/Bukit Barisan yang baru melakukan salam komando saat serah terima jabatan Panglima Kodam I/Bukit Barisan di Lapangan Makodam I/Bukit Barisan, Medan, Sumut, Jumat (12/2). Mayjen TNI Noer Muis menggantikan Mayjen TNI Burhanudin Amin sebagai Panglima Kodam I/Bukit Barisan yang baru. (Foto: ANTARA/Risky Cahyadi/Koz/nz/10)

13 Februari 2010, Medan -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) bertekad memprioritaskan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) produk dalam negeri. Hal itu dilakukan, karena TNI AD tidak mau lagi bergantung dengan Alutsista produk luar negeri.

”Prioritas TNI AD di 2010 ini, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) menuju profesionalisme yang handal.Namun seiring peningkatan SDM, tidak bisa dipungkiri harus sejalan dan sejajar dengan peningkatan alusista,”ujar Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI George Toisutta kepada wartawan usai menjadi inspektur Upacara Serah terimah jabatan Pangdam I/BB, di Lapangan Makodam I/BB, Jalan Binjai KM 7,5 Medan, kemarin. Pada tahun ini, kata dia, TNI AD akan memegang prinsip mengutamakan produk dalam negeri.

Meskipun tidak prinsip itu mengandung resiko. ”Jika tidak menggunakan produk dalam negeri,dan bergantung pada produk luar negeri, sewaktu-waktu kita tidak akan bisa bergerak.” ”Kita sudah punya pengalaman seperti masa-masa lalu,di mana kita kena embargo. Jika kena embargo, kita akan lemah,” tukas KASAD. Karenanya TNI AD bertekad akan menggunakan produk dalam negeri yang dihasilkan industri pertahanan, seperti PT Pindad dan produk pertahanan dalam negeri lainnya.

“Produk dalam negeri bukan buatan TNI AD, tapi produk yang dihasilan industri PT Pindad dan produk pertahanan lainnya,” jelas George. Disinggung soal rumah dinas yang akhir-akhir ini sering digusur? George mengatakan,masalah rumah dinas sangat gampang untuk menjawabnya, namun sulit dimengerti rakyat. Katanya, TNI aktif punya hak untuk menempati rumah dinas, termasuk sebelumnya tentara yang pensiun. “Setiap TNI aktif berhak dan diberi kesempatan mempunyai rumah sendiri lewat Asabri. Uang muka dibayari, tinggal mencicil. Tapi yang namanya manusia,tetap memilih yang enak,” lanjut dia. Apalagi sebagian besar Asrama TNI yang dulunya berada di pinggiran, karena perluasan kota, lokasinya menjadi di dalam kota.

Sejumlah pasukan berdefile usai mengikuti upacara serah terima jabatan Panglima Kodam I/Bukit Barisan. (Foto: ANTARA/Risky Cahyadi/Koz/nz/10)

Para prajurit yang menempati rumah dinas yang letaknya berada di kota itu akan susah jika diminta pindah di daerah pinggiran. “Ini kembali ego dan kepentingan. Padahal jika merasa sebagai pejuang, mestinya iklas untuk dipindah. Sebab sesuai aturan, seorang pensiunan tidak dibenarkan menempati rumah dinas. Karena berkaitan dengan kesiap-siagan. Tapi karena rasa hormat kami kepada senior dan sesepuh, kami masih memberi kesempatan kepada pensiunan untuk tempati rumah dinas. Bahkan hingga meninggal dunia dengan catatan tidak punya rumah pribadi. Tapi kalau sudah punya rumah, harus diserahkan ke prajurit aktif, jangan dinikmati terus.

Sedangkan kalau untuk anaknya tidak punya hak,”tegas George. TNI AD sendiri sebutnya belum berencana menambah rumah dinas prajurit TNI AD.Alasannya,karena anggaran untuk menambah rumah dinas tersebut belum tersedia. ”Kalau ada dananya sudah pasti tambah rumah,”lanjut dia. Sementara itu,Mayjen TNI Muhamad Noer Muis dilantik menjadi Pangdam I Bukit Barisan dalam upacara militer dengan inspektur upacara KSAD Jenderal TNI George Toisutta di Medan,kemarin. Dalam amanatnya, KSAD Jenderal TNI George Toisutta mengatakan, Kodam I Bukit Barisan memiliki peranan dan tanggung jawab penting dalam menjaga integritas wilayah.

Apalagi,jika dikaitkan dengan luasnya wilayah Kodam I Bukit Barisan (Kodam I/BB) yang membawahi empat provinsi.Yakni Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), Riau, dan Kepulauan Riau (Kepri). Oleh karena luasnya wilayah itu, tidak jarang muncul berbagai masalah.Seperti masalah dengan suku,agama,dan ras (SARA) maupun terkait dengan kepentingan ekonomi dan politik.Tidak tertutup kemungkinan pula muncul oknum atau golongan yang ingin memaksakan kehendaknya tanpa memedulikan ketentuan yang berlaku. Namun, lanjut KSAD, semua permasalahan itu dapat diselesaikan jika tercipta komunikasi dialogis dan kemanunggalan TNI dan rakyat.

Pada kesempatan itu KASAD juga menginstrusikan kepada para prajurit di jajaran Kodam I/BB, untuk terus mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kualitas diri, sehingga memiliki kemampuan profesi handal di atas landasan mental dan moral tangguh, serta disiplin tinggi. Kepala Penerangan Kodam I/- BB, Letkol CAj Asren Nasution menjelaskan,Pangdam I Bukit Barisan yang baru, Mayjen TNI Muhammad Noer Muis, sebelumnya menjabat sebagai Pangdam XVI Patimura dan merupakan alumni Akabri 1976.

Mayjen TNI Muhammad Noer Muis menggantikan Letnan Jenderal (Letjen) TNI Burhanudin Amin yang dipromosikan menjadi Panglima Komando Cadangan Srategis TNI AD (Pangkostrad). Sedangkan Letjen TNI Burhanudin Amin mendapat tugas baru menjadi Pangkostrad. Dia bukanlan orang baru di lingkungan Kostrad. Burhanudin Amin resmi menyandang bintang tiga, Letnan Jenderal (Letjen) pada Kamis (11/- 2).

Kenaikan pangkat satu tingkat itu didasarkan pada Keppres RI No: 04/TNI/2010 tertanggal, 5 Februari 2010 tentang kenaikan pangkat ke/ dalam golongan Pati TNI.

SEPUTAR INDONESIA

No comments:

Post a Comment