Tuesday, November 17, 2009

Penerbad Minta 6 Helikopter MI-17

Sebuah heli MI-17 buatan Rusia keluar dari pesawat kargo Antonov di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Kamis (3/6/08). Tiga dari enam heli pesanan TNI AD yang merupakan alutsista (alat utama sistem senjata) tersebut, merupakan alat pengamanan NKRI. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/mes/08)

16 November 2009, Semarang -- Kepala Staf Angkatan Darat Letjen George Toisutta menyatakan bahwa di tahun 2010 ini Penerbad mengajukan 6 helikopter MI-17.

"Itu kalau dananya cukup. Tapi masalah pengadaan peralatan semuanya silakan dikonfirmasi ke Mabes TNI," papar Letjen George Toisutta usai memimpin upacara HUT ke 50 Penerbad di Appron Lanumad A. Yani Semarang, Senin (16/11/2009).

George mengatakan tantangan yang dihadapi Puspenerbad saat ini dan ke depan antara lain keterbatasan alat utama pesawat terbang.

"Hal itu berdampak terhadap pemenuhan jam terbang, baik dalam pembinaan kekuatan maupun penggunaan kekuatan," katanya.

Keterbatasan itu menurut George berdampak pada tidak tercapainya pelaksanaan tugas secara optimal, serta tujuan dan sasaran dalam menyelenggarakan fungsi penerbangan belum dapat berjalan dengan baik.

"Alat utama penerbangan adalah pesawat terbang produksi luar negeri. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan komponen penerbangan baik suku cadang maupun pemeliharaan masih bergantung pihak luar negeri," ucap George.

KASAD juga mengakui keterbatasan anggaran negara untuk pembangunan dan pengadaan Alutsista penerbangan.

Sehubungan dengan itu KASAD mengatakan akan segera menjalankan reformasi internal sehingga tidak akan sering terjadi kecelakaan pesawat terbang.

oksezone

HUT Ke-50 Penerbad

16 November 2009, Semarang -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Letjen TNI George Toisutta (kanan), berbincang dengan Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Danpuspenerbad), Brigjen TNI Nabris Haska (kiri), pada upacara HUT ke-50 Korps Penerbad, di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani, di Semarang, Senin (16/11). HUT ke-50 Penerbad mengambil tema "Kita Tingkatkan Kesiapan Operasional, Profesional, Kesejahteraan dan Tertib Administrasi dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI AD". (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/09)

17 November 2009, Semarang -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI George Toisutta menyatakan reformasi di tubuh TNI harus tetap dilaksanakan dan terus dilanjutkan.

"Reformasi TNI dalam segala bentuk harus tetap dilanjutkan jangan sampai terhenti karena hal tersebut merupakan suatu sistem," kata KSAD usai memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 Penerbangan TNI Angkatan Darat (Penerbad) di Lanumad Ahmad Yani Semarang, Senin.

Ia mengatakan, selain reformasi yang penting dilakukan oleh pihak TNI saat ini adalah meningkatkan profesionalisme, operasional, dan kesejahteraan dengan melaksanakan tertib administrasi dalam mendukung tugas pokok TNI AD.

Menurut KSAD, ada tiga tantangan yang harus dihadapi Puspenerbad saat ini dan ke depan, yaitu yang pertama adalah keterbatasan anggaran negara untuk pembangunan dan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) penerbangan.

Sejumlah prajurit Korps Penerbangan TNI AD (Penerbad) berbaris di depan helikopter. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/tom/09)

KSAD Letjen TNI George Toisutta, melakukan pemeriksaan pasukan. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/09)

KSAD Letjen TNI George Toisutta, menyematkan tanda penghargaan Satya Lencana Kesetiaan kepada tiga prajurit Korps Penerbangan TNI AD (Penerbad.)(Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/09)

"Hal ini berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan komponen utama penerbangan karena sebagian besar alat penerbangan mempunyai teknologi tinggi dan merupakan produksi luar negeri," ujarnya.

Yang kedua, kata dia, keterbatasan alat utama pesawat terbang berdampak terhadap pemenuhan jam terbang, baik dalam pembinaan kekuatan maupun penggunaan kekuatan sehingga pelaksanaan tugas dan penyeenggaraan fungsi penerbangan belum dapat berjalan secara optimal.

"Kemudian tantangan yang ketiga adalah rekrutmen personel yang berkualifikasi penerbang butuh waktu lama dan anggaran yang tidak sedikit, sementara kemampuan penyediaan prajurit TNI Angkatan darat secara menyeluruh masih terbatas," katanya.

Pemeliharaan Alutsista

Menanggapi ketiga tantangan tersebut, KSAD meminta kepada Komandan Puspenerbad agar terus berimprovisasi dan berinovasi untuk mencari solusi terbaik serta meningkatkan profesionalisme dalam rangka kesiapan kesatuan.

Selain itu, kata dia, pemeliharaan alutsista yang ada agar terus menerus dilakukan sesuai ketentuan dan standar operasional penerbangan yang berlaku.

KSAD juga meminta kepada Komandan Puspenerbad agar menyiapkan personel, sarana dan prasarana pendukung sesuai prioritas serta melaksanakan koordinasi terpadu dengan beberapa instansi terkait rencana kedatangan alutsista baru di satuan Penerbad TNI AD seperti beberapa helikopter serbu dari Rusia.

SUARA KARYA

Anggaran Pertahanan Indonesia Idealnya 14 Persen dari GDP

Direktur Eksekutif Institute of Defense and Security Studies Connie Rahakundini Bakrie. (Foto: eastwestcenter.org)

16 November 2009, Jakarta -- Anggaran pertahanan Indonesia semestinya mencapai 14% pendapatan domestik kotor (GDP). Jika tidak sanggup, Indonesia sebaiknya meniru strategi Israel dalam menjaga pertahanan negara.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute of Defense and Security Studies Connie Rahakundini di Jakarta, Senin (16/11). "Kalau hitungan saya, dibandingkan dengan apa yang harus dibeli setiap tahun, yakni AD 1.300 item, AL 88 item, dan AU 76 item. Itu mencapai 14 persen GDP. Itu dengan perhitungan kondisi normal, statis pertumbuhan 5 persen. Nominalnya saya lupa," jelas Connie.

Ia berpendapat jika perhitungan anggaran pertahanan diukur dari patokan ekonomi, ia yakin bahwa Indonesia tidak bisa mengejar ketertinggalan. Bahkan, anggaran pertahanan yang sudah dinaikkan Rp7 triliun juga tak mampu untuk menutup kekurangan dari TNI.

Maka itu, ia menilai Indonesia sudah semestinya mencari teman yang pasti untuk membantu menjaga pertahanan seperti yang dilakukan oleh Israel. "Kalau sebagai negara tidak mampu dan tidak punya teman yang pasti, itu akan menjadi masalah besar. Israel memiliki kepentingan yang sama saat diserang dengan negara tetangganya. Dia sadar ketika tidak memiliki anggaran pertahanan, kemudian dia memutuskan berteman dengan siapa," jelasnya.

Strategi ini, ujar dia, bisa dilaksanakan dengan tidak hanya menjalin pertemanan dengan satu pihak saja. Apalagi, wilayah Indonesia sangat luas. Ia menyarankan agar ada pembagian wilayah tergantung pada siapa yang paling berkepentingan diwilayah tersebut.

"Kita bisa membagi tiga, barat, tengah, timur. Di barat, India dan China berkepentingan sehingga kita bisa berteman dengan mereka. Di bagian tengah adalah China yang telah menanamkan investasi terbesarnya di Makassar. Kemudian, di timur ada kepentingan Amerika dan Australia," jelasnya.

Maka itu, ia menyatakan tak ada pilihan selain untuk memenuhi kebutuhan minimal pertahanan, meski ia mengaku tak percaya perhitungan sepenuhnya. Ia juga menyatakan bahwa semestinya anggaran pertahanan dan ekonomi semestinya berjalan seiring. Ia khawatir jika pemerintah terjebak dalam kesalahan perhitungan pendekatan anggaran.

"Anggaran untuk pendidikan, kesehatan, itu hanya US$40 miliar untuk seluruh dunia. Sementara, itu anggaran pertahanan US$800 miliar di negara demokrasi," tandasnya.

MEDIA INDONESIA

Panglima TNI Sematkan Bintang ke Kasal Filipina

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyematkan Bintang Jalasena Utama dari Presiden Republik Indonesia kepada Kasal Filipina Ferdinand S. Golez. (Foto: Kadispenum Puspen TNI)

16 November 2009, Jakarta -- Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, menyematkan Bintang Jalasena Utama dari Presiden Republik Indonesia kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Philippina /Flag Officer in Command Philippine Navy Vice Admiral Ferdinand S. Golez, AFP, di ruang hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (16/11).

Penganugerahan Bintang Jalasena Utama berdasarkan Keppres RI nomor 046/TK/ tahun 2009. Pemberian Bintang Jalasena Utama kepada Kasal Filipina sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam rangka lebih meningkatkan dan mempererat hubungan kerjasama yang baik antara pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Philippina pada umumnya serta antara TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Republik Philippina pada khususnya.

Pemberian Bintang Jalasena Utama kepada Kasal Filipina ini sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam rangka meningkatkan dan mempererat hubungan kedua negara. (Foto: Kadispenum Puspen TNI)

Penyematan Bintang Jalasena Utama ini dihadiri oleh Kasal, Kasau, Kasum TNI, Wakasad, serta beberapa perwira tinggi di lingkungan Mabes TNI. (Foto: Kadispenum Puspen TNI)

Hadir dalam upacara penyematan penghargaan Bintang Jalasena Utama adalah Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksdya TNI Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsdya TNI Imam Sufaat, Kasum TNI, Laksdya TNI Y. Didik Heru Purnomo dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Letjen TNI Y. Suryo Prabowo serta beberapa perwira tinggi di lingkungan Mabes TNI.

Puspen/POS KOTA

TNI AU Menuju The first class air force

Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar membacakan sambutan tertulis Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, S.IP dalam upacara peringatan HUT ke-64 Kodikau di Lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto.

17 November 2009, Yogyakarta -- Peringatan Hari Ulang Tahun ke-64 Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau) dilaksanakan dengan upacara militer di Lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Selasa (17/11). Bertindak selaku Inspektur Upacara Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar.

Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, S.IP dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Komandan Lanud Adi mengingatkan Kodikau sebagai lembaga pendidikan formal di lingkungan TNI AU harus dapat menjadi ujung tombak untuk meningkatkan kesiapan dan kualitas Sumber Daya Manusia dalam upaya mengejar ketertinggalan teknologi. “Cepat atau lambat TNI Angkatan Udara harus dapat menjadi the first class air force,” harap Kepala Staf Angkatan Udara.

Menyingung masalah pelaksanaan pendidikan di jajaran Kodikau, Kepala Staf Angkatan Udara mengatakan tantangan tugas di bidang pendidikan akan semakin komplek, sementara itu permasalahan-permasalahan umum yang berkaitan dengan keterbatasan anggaran, rendahnya kesiapan alutsista dan ketergantungan teknologi masih mewarnai dinamika pelaksanaan tugas di masa mendatang. Oleh sebab itu, harap Kepala Staf Angkatan Udara, pemikiran-pemikiran kreatif-realistis dengan mengutamakan asas prioritas harus senantiasa dikembangkan guna mewujudkan efektifitas kegiatan dan efisiensi anggaran.

PENTAK LANUD ADI SUTJIPTO

Angkatan Laut Indonesia dan Filipina Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Perbatasan

KRI Warakas.

17 November 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono dan Kepala Staf Angkatan Laut Filipina Admiral Ferdinand S Golez sepakat meningkatkan kerja sama patroli di perbatasan laut kedua negara. Demikian menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, di Mabes TNI Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur (16/11).

Menurut Iskandar Sitompul, pertemuan KSAL kedua negara tersebut membicarakan tentang upaya peningkatan kerja sama patroli terkoordinasi di Pulau Marore, Pulau Marampit, dan Pulau Miangas. Di ketiga pulau tersebut sudah ada suar dan Pangkalan TNI AL serta ada penduduknya.

"Selain itu, TNI AL dan AL Filipina juga akan meningkatkan kerja sama di bidang latihan bersama dan pendidikan serta memanfaatkan semaksimal mungkin forum "Navy to Navy Talk," kata Iskandar Sitompul.

Iskandar Sitompul juga mengatakan, usai mengunjungi KSAL, Ferdinand S Golez melanjutkan kunjungannya ke Mabes TNI untuk menerima anugerah Bintang Jalasena Utama dari pemerintah Indonesia. Ferdinand dinilai berjasa dalam peningkatan hubungan kerja sama antara pemerintah RI dengan pemerintah Republik Filipina, khususnya antara Angkatan Laut kedua Negara.

JURNAL NASIONAL

Monday, November 16, 2009

Profesionalisme Syarat Utama Prajurit TNI AD

Prajurit Kodam Iskandar Muda memanggul senjata. (Foto: Serambi Indonesia)

16 November 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI AD, Letjen George Toisutta mengatakan kualitas profesionalisme yang tinggi merupakan syarat utama yang harus dimiliki setiap prajurit TNI AD. Untuk itu, diperlukan program pembinaan satuan yang terencana, teratur, terarah dan berlanjut serta berkesinambungan sehingga akan memberi sumbangan yang besar terhadap keberhasilan peningkatan profesionalisme keprajuritan di kalangan prajurit.

"Untuk itu, semua kegiatan yang membutuhkan keterampilan dan ketangkasan dalam olah keprajuritan harus dilandasi disiplin yang tinggi, kepemimpinan lapangan yang tegas sehingga terbentuk semangat juang dan sportivitas yang tinggi," demikian pernyataan Letjen Goerge Toisutta yang dibacakan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo pada pembukaan Lomba Pleton Tangkas Tahun 2009 dilaksanakan di Plempungan, Magelang, Jawa Tengah, Kamis, pekan lalu.

Dalam siaran persnya kepada Jurnal Nasional, George menekankan, salah satu pembinaan satuan diwujudkan dalam lomba pleton tangkas yang setiap tahun dilaksanakan Angkatan Darat. Lomba ini untuk mengukur tingkat pencapaian pembinaan satuan yang dilakukan oleh para komandan satuan jajaran Angkatan Darat. Untuk selanjutya dilakukan evaluasi dalam menentukan kebijakan pembinaan satuan pada masa yang akan datang.

Wakasad Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo menambahkan, wilayah Plempungan sangat cocok untuk dijadikan lokasi lomba, karena merupakan daerah latihan bagi Taruna Akademi Militer sehingga setelah mereka bertugas di satuan-satuan Angkatan Darat dapat mengaplikasikan ilmunya di lapangan.

Lomba yang dilaksanakan dari tanggal 12 November sampai dengan 18 November 2009 ini diikuti seluruh Kotama di jajaran Angkatan Darat dengan mempertandingkan cabang olah raga militer (Oramil) antara lain, menembak, lintas medan, renang militer dan halang rintang. "Pada lomba Pleton Tangkas Tahun 2008 lalu Kontingen Kopassus keluar sebagai Juara umum," kata Wakasad.

JURNAL NASIONAL

Sunday, November 15, 2009

Naval Defense Indonesia 2009

Model kapal perang yang dilengkapi rudal BrahMos, latar belakang stan Thales. (Foto: @beritahankam)

15 Maret 2009 -- Naval Defense Indonesia 2009 yang dilaksanakan 12 - 14 November di GrandCity, Surabaya. Hanya menampilkan dua stan dari industri militer yaitu Thales dan BrahMos.

Sedangkan stan TNI AL yang terpampang dalam denah stan pameran tidak nampak, hanya tampak model rudal BrahMos.

Thales menampilkan radar yang digunakan oleh kapal perang Indonesia, serta peragaan multi media peremajaan SEWACO KRI Ahmad Yani.

Sedangkan BrahMos menampilkan model rudal BrahMos lengkap dengan peragaan multimedianya.

Sepertinya penyelengara harus bekerja keras untuk tahun depan jika masih akan menggelar event yang sama, agar lebih banyak lagi perusahaan militer yang mengikuti pameran.

Peragaan multimedia peremajaan SEWACO KRI Ahmad Yani oleh Thales. (Foto: @beritahankam)

Model radar yang ditampilkan Thales. (Foto: @beritahankam)

Model kapal perang yang dilengkapi rudal BrahMos, latar belakang model rudal BrahMos dimana menurut denah pameran merupakan stan TNI AL. (@beritahankam)

@beritahankam

Peletakan Lunas Kapal Induk USS Gerald R. Ford (CVN 78)


15 November 2009 -- 15 November 2009 -- Galangan kapal Northrop Grumman Shipbuilding dan Angkatan Laut Amerika Serikat menandai peletakan lunas kapal induk tenaga nuklir pertama dari kelas Gerald R. Ford.

Kapal induk ini diberi nama Gerald R. Ford merupakan Presiden AS ke-38, sponsor kapal anak perempuan Ford yaitu Susan Ford Bales.

USS Gerald R. Ford (CVN 78) diperkirakan menelan biaya 5,1 milyar dolar, mempunyai bobot 100.000 ton, panjang 333 meter lebar 41 meter, mampu dipacu hingga 30 knot ditenagai dua reaktor nuklir dengan membawa lebih dari 75 pesawat tempur.

Dijadwalkan kapal diterima AL AS pada 2015.



Gambar artis USS Gerald R. Ford CVN-78. (Foto: Northrop Grumman Shipbuilding

Konstruksi Gerald R. Ford pada bulan Februari 2007.

Konstruksi Gerald R. Ford pada bulan Maret 2009.

Northrop Grumman/@beritahankam

KD Gempita Sukses Tembakan Misil Exocet

KD Gempita. (Foto: TLDM)

15 November 2009 -- Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) berhasil melakukan penembakan misil Exocet MM38, Rabu (11/11) pukul 10:30 waktu setempat di utara perairan Selat Malaka.

Misil ditembakan dari Fast Attack Craft Missile (FAC-M) buatan Swedia KD Gempita mengenai sasaran permukaan Surface Target Barge (STB) berukuran 40 meter. STB terdiri dari tongkang dan 6 kontainer berukuran 40 kaki, akibat terkena misil empat kontainer hancur dan jatuh ke laut.

Efek terkena misil Excocet. (Foto: TLDM)

Exocet MM38 didapat TLDM pada tahun 1978, misil ini jenis permukaan ke permukaan, mempunyai berat 735 kilogram, panjang 5,21 meter, diameter 35 centimeter serta dapat membawa hulu ledak seberat 165 kilogram. Jarak maksimum misil ini lebih dari 40 kilometer.

Penembakan misil ini merupakan bagian dari latihan perang TLDM bertajuk Operational Sea Training Excercise (OSTEX) yang dilaksanakan di perairan Selat Malaka, yang melibatkan 6 kapal perang KD Gempita, KD Lekiu, KD Lekir, KD Laksamana Tun Abdul Jamil, KD Laksamana Hang Nadim, KD Laksamana Tan Pusmah, sebuah helikopter Super Lynx, sebuah helikopter Nuri dan 2 jet tempur Hawk milik TUDM.

TLDM/@beritahankam

Satgas Pam Ambalat Latihan Menembak Di Puslatpur Grati


15 November 2009, Pasuruan -- Satgas Pam (satuan tugas pengamanan) Ambalat X latihan menembak tempur di Puslatpur (pusat latihan tempur) TNI AL di Grati, Pasuruan, Jawa Timur, Minggu.

Kepala Tim Menembak Puslatpur TNI AL Grati, Kapten Soleh menyebutkan, Satgas Pam Ambalat X yang melakukan latihan tembak tempur terdiri dari personel Batalyon I Infanteri, Provost, Intel, dan Ipam.

Disebutkan, materi latihan menembak tempur meliputi Tembak Tempur Defensif (TTD). Yakni para satgas marinir melakukan penembakan denagan cara bertahan diri, sementara pihak musuh melakukan penyerangan.

Sebaliknya, Tembak Tempur Ofensif (TTO), para prajurit marinir melakukan penembakan dengan cara menyerang, sementara pihak musuh mempertahankan diri.

Sedangkan Tembak Tempur Cepat (TTC), yakni prajurit marinir berada dalam pertahanan yang mendadak mendapat serangan musuh, sehingga para personel marinir dituntut untuk melakukan tembakan reaksi.

Para prajurit marinir yang melakukan latihan tembak tempur, menggunakan senjata mesin sedang (SMS) untuk pleteon bantuan, sedangkan prajurit yang lainnya menggunakan senjata GPMP buatan Belgia, dan Singapura.

Sedangkan jenis tembakan diarahkan dalam tiga sasaran, setitik, melebar, serta mendalam.

Kapten Soleh menegaskan, latihan tembak tempur bagi Satgas Pam Ambalat X di Puslatpur TNI AL Grati untuk meningkatkan ketrampilan khusus menembak tempur, sehingga prajurit mampu dan terampil di lapangan.

ANTARA JATIM

KSAL Bangga Jadi Warga Kehormatan Marinir

KASAL Laksamana Madya TNI Agus Suhartono diangkat menjadi warga kehormatan Marinir. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

15 November 2009, Surabaya -- Kepala Staf Angkatan Laut yang baru saja dilantik Laksamana Madya TNI Agus Sumatono mengaku sangat bangga diangkat menjadi warga kehormatan Marinir. Hal ini dikatanya seusai memimpin upacara HUT ke-64 Marinir di Karang Pilang.

"Saya sangat bangga dan berterima kasih atas penganugerahaan warga kehormatan Marinir," katanya kepada wartawan, Minggu (15/11/2009).




Atraksi tank-tank Marinir dan alutsista lainnya di HUT-nya ke-46. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

Mantan Panglima Komando Armada Kawasan Barat ini juga mengungkapkan jika penunjukan dirinya menjadi inspektur upacara HUT ke-64 Marinir yang di Lapangan Apel Trian Sutedi Senaputra merupakan tugas pertamanya sebagai pucuk pimpinan usai menjabat sebagai KSAL.

"Ini tugas pertama saya di Angkatan Laut yakni memimpin upacara HUT Marinir dan saya sangat bangga," tandasnya.

Personel sebanyak 4.776 orang hadir dalam upacara itu. Berbagai pertunjukkan disiapkan oleh panitia. Diantaranya aksi sniper yang menembak sasaran dengan jarak sekitar 300 meter, demonstrasi bela diri karate, tarian Tanduk Majeng yang dibawakan oleh Jalasenastri dan ditutup dengan penampilan deffile pasukan dan material.

Panser dan Tank Baru Akan Lengkapi Alutsista Marinir

Marinir dipastikan dalam waktu dekat akan memiliki alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari Rusia dan Korea Selatan. Kedua alutsista itu merupakan hibah serta hasil dari pembelian anggaran Departemen Pertahanan.

Hal itu diungkapkan KSAL Laksamana Madya TNI Agus Sumartono usai memimpin upacara Peringatan HUT ke-64 Marinir di Lapangan Apel Trian Sutedi Senaputra, Karang Pilang, Surabaya, Minggu (15/11/2009).

Sejumlah prajurit Korps Marinir, menembakkan meriam Howitser 105.(Foto: ANTARA/Eric Ireng)

Foto sekuel, sejumlah prajurit Korps Marinir unjuk kebolehan beladiri militer. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/09)

Sejumlah prajurit Korps Marinir unjuk kebolehan melakukan parameter tempur di atas kendaraan bermotor. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/09)

Ratusan kendaraan tempur milik Korps Marinir mengikuti defile usai upacara peringatan HUT Marinir Ke-64 di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Minggu (15/11). Pada HUT Marinir ke-64 ini Korps Marinir sebagai komando utama TNI AL, siap mempertahankan keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/09)

"Insya Allah dalam waktu dekat atau tahun depan akan segera datang sebanyak 17 BMP 3F (panser) dari Rusia serta kita juga mendapat hibah dari Korsel sebanyak 10 yakni LVT 7," ungkapnya.

Dari sisi teknologi kata mantan asisten operasi KSAL ini menuturkan kedua alutsista itu bisa diandalkan dalam pertempuran serta mempunyai daya tempur yang bagus.

"Tentunya sisi teknologi yang dimiliki khususnya alutsista dari hibah masih lebih maju serta daya tempurnya masih bagus. Sebenarnya yang ditawarkan banyak tapi setelah kita pilih hanya ada 10 yang bagus. Percuma kita diberi 30 tapi tidak bisa digunakan untuk operasional," tuturnya.

Dia ingin mensinergikan kekuatan marinir ke dalam struktur kekuatan pokok minimum. Yang artinya bagaimana menciptakan kemampuan tidak hanya menunjukkan jumlah tapi kemampuan tempur. "Tidak ada gunanya kekuatan besar jika tidak mempunyai kemampuan tempur," tandasnya.

detikSurabaya

Rusia Tawarkan Senjata Ke Negara di Timteng di Pameran Dirgantara Dubai

Sukhoi Su-35. (Foto: KNAAPO)

15 November 2009 -- Rusia akan mengajukan paket kerjasama militer-teknis baru kepada sejumlah negara di Timur Tengah di Pameran Dirgantara Dubai ungkap kepala delegasi Rosoboronexport Mikhail Zavaliy pada pameran tersebut, Minggu (15/11) kepada RIA Novosti.

Pameran Dirgantara Dubai 2009 akan berlangsung 15 - 19 November di Uni Emirat Arab, diikuti 900 perusahaan dari 50 negara, termasuk 24 perusahaan Rusia.

“ Selama pameran Rosoroboronexport akan berdiskusi dengan rekanan baru Rusia mengenai proposal yang bertujuan meningkatkan pertahanan pada sejumlah negara di Teluk Persia dan Semenanjung Arab,” ujar Zavaliy.

Rusia akan menampilkan jet tempur, sistem pertahanan udara dan senjata canggih lainnya.

Sejumlah negara Timur Tengah tertarik pada jet tempur buatan Rusia, termasuk Sukhoi Su-35 Flanker-E, Su-30MK2 Flanker-C, MiG-35 Fulcrum-F, MiG-35, dan MiG-35SMT Fulcrum, jet latih Yakolev Yak-130, dan beberapa varian helikopter Mi dan Ka.

Zavaliy menambahkan Rusia akan memprioritaskan kontrak dengan negara di Timur Tengah yang menjadi pelanggan senjata Rusia seperti Uni Emirat Arab, Yordania, Kuwait, Syria, Iran, Aljazair, Libya dan Mesir, tetapi akan mencari pelanggan baru di wilayah ini.

Rosoboronexport perusahaan eksportir senjata Rusia satu-satunya, merencanakan menjual perangkat keras militer 6,5 milyar dolar pada 2009, termasuk 2,6 milyar dolar jet tempur.

RIA Novosti/@beritahankam

Saturday, November 14, 2009

Anggaran TNI dalam APBN 2010 Naik

Super Tucano akan mengantikan OV-10 Bronco yang sudah lama digrounded TNI AU. (Foto: Embraer)

14 November 2009, Surabaya -- Anggaran militer dalam APBN 2010 naik sekitar Rp7 triliun hingga Rp10 triliun dibanding APBN 2009. Anggaran ini akan dimanfaatkan untuk pengadaan alutsista dan pemeliharaannya, pengembangan kesiapsiagaan operasional, pendidikan dan latihan, serta kesejahteraan prajurit.

Hal ini disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso dalam serah terima jabatan Kepala Staf TNI AL dari Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijanto kepada penggantinya Laksamana Madya TNI Agus Suhartono yang digelar di Markas Komando Armada Wilayah Timur (Koarmatim) di Dermaga Ujung Surabaya, Jumat (13/11).

Meski demikian, Djoko mengaku belum mengetahui alokasi untuk TNI, karena anggaran itu masuk dalam departemen pertahan. "Kita belum tahu dari seluruh anggaran militer itu berapa yang dialokasikan untuk TNI karena anggaran itu masuk di Dephan," katanya.

Menurut Djoko, pengadaan dan pemeliharaan alutsista dipandang penting karena untuk meningkatkan profesionalitas TNI serta mencapai zero accident dalam pengoperasian alutsista. Di lain sisi, kesiapsiagaan operasional, kata Djoko, juga membutuhkan biaya besar. Untuk itu kenaikan anggaran militer nanti akan dimanfaatkan seefisien mungkin untuk meningkatkan kesiapsiagaan personel dan alutsista.

Untuk diketahui, dalam Rancangan APBN 2010, pemerintah mengusulkan pada DPR untuk menaikkan anggaran pertahanan lebih dari 20 persen dari Rp33,6 triliun menjadi Rp40,6 triliun.

JURNAL NASIONAL

16 Perwira Terima Brevet Peperangan Ranjau

Kapal penyapu ranjau KRI Pulau Rusa. (Foto: TNI AL)

13 November 2009, Surabaya -- Sebanyak 16 perwira muda menerima brevet peperangan ranjau, dan dinyatakan layak menyandang predikat perwira ahli peperangan ranjau laut.

Brevet kebanggaan korps pelaut itu, secara simbolis disematkan Wakil Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Kodikopsla) Kolonel Laut (P) Erman Amir kepada Kapten Laut (P) Marwell M.F.E Djoen di Gedung Betle Guese Pusdiklapa, Kobangdikal Surabaya, Jumat.

Seperti dikutip dari Kepala Bagian Penerangan Komando Pengembangan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal) Kapten Laut Agus Setiawan, ke-16 perwira penerima brevet tersebut yang terdiri enam orang berpangkat kapten dan 10 orang berpangkat letnan satu.

Mereka telah mengikuti pendidikan selama empat bulan di Kodikopsla untuk mendapatkan keahlian tersebut.

Komandan Kodikopsla Laksamana Pertama TNI Toto Permanto dalam amanatnya, mengatakan, waktu empat bulan itu sangat singkat dan para perwira belum sepenuhnya dapat menerima pelajaran yang diberikan instruktur.

Ia minta mantan siswa peperangan ranjau lebih kreatif dalam mencari bahan pelajaran dan mengembangkan ilmu yang telah didapat, khususnya tentang peperangan ranjau.

"Pasti masih banyak kekurangan dan hal itu harus menjadi pemicu untuk menggali pengetahuan tentang peperangan ranjau sesuai dengan perkembangan teknologi yang sangat dinamis," ujarnya.

Mantan Komandan Lantamal Kupang itu menambahkan, untuk menghadapi tantangan ke depan yang lebih berat, para perwira diharapkan telah memiliki kemampuan dan ilmu yang dapat diandalkan, baik didapat dari instruktur atau media yang lain.

"Sebagai lulusan kursus peperangan ranjau, gunakan waktu luang untuk meningkatkan pengetahuan dan mempersiapkan diri dalam mentransformasikan penugasan di masa mendatang," tambahnya.

ANTARA JATIM

Gladi Bersih HUT Ke-64 Marinir

13 November 2009, Surabaya -- Komandan Korps Marinir, Mayjend TNI (Mar) M Alfan Baharudin ikut meneriakkan yel-yel Marinir bersama ribuan prajurit Korps Marinir, usai gladi bersih peringatan HUT Ke-64 Marinir di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Jumat (13/11). Hari Ulang Tahun Ke-64 Marinir yang digelar pada tanggal 15 November 2009 diikuti oleh 4.776 orang dan ratusan kendaraan tempur milik Korps Marinir. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)


Sejumlah kendaraan tempur mengikuti defile saat gladi bersih peringatan HUT Ke-64 Marinir di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)

Sejumlah prajurit Korps Marinir unjuk kebolehan beladiri militer dengan tangan kosong, saat gladi bersih peringatan HUT Ke-64 Marinir di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya.(Foto: ANTARA/Eric Ireng)


Sejumlah prajurit Korps Marinir unjuk kebolehan beladiri militer dengan menggunakan samurai. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/09)

Korsel Hibahkan 10 Tank Amfibi Buatan AS untuk RI


14 November 2009, Jakarta -- Mulai Jumat (13/11), sepuluh tank amfibi dengan jenis landing vehicle track-7A1 berangkat dari Korea Selatan. Tank buatan Amerika Serikat tahun 1983 itu merupakan hibah.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Erris Herryanto di Jakarta.

Tank amfibi ini akan digunakan Marinir. Menurut Erris, tank ini diharapkan bisa mengisi kekurangan alat utama sistem persenjataan yang selama ini menghadapi kendala anggaran. ”Tiba di Jakarta sekitar tanggal 6 atau 7 Desember,” katanya.

Menurut Erris, landing vehicle track (LVT)-7A1 ini sama kelasnya dengan tank amfibi PT 76 dan tank amfibi BTR 60 yang sudah dimiliki Indonesia. Diharapkan, masih ada pengiriman LVT-7A1 lagi. Kerja sama ini berawal dari pembicaraan tahun 2007. Saat itu Korea Selatan telah menawarkan LVT-7A1 kepada Indonesia. Namun, karena menunggu izin dari AS, kesepakatan ini baru bisa diwujudkan. ”Perjanjiannya sebenarnya ada 35, tetapi belum ada kejelasan. Ini gelombang pertama. Nanti kalau sudah datang, kita lobi lagi,” kata Erris.

Erris menambahkan, dengan hibah tersebut pihak TNI AL akan mengirimkan 15 personel untuk mengikuti Maintenance dan Operational Training yang terdiri dari Maintenance Training sebanyak 5 personel selama 1 bulan dan 10 personel operasional training selama 1 minggu.

"15 Personel TNI AL dari Korp Marinir direncanakan berangkat ke Soel 21 November 2009," ungkapnya.

Tank amfibi LVT-7A1 merupakan hasil modifikasi dari jenis LVT yang dijuluki Alligator. Tank yang hingga kini masih digunakan Marinir Korea Selatan sama dengan yang digunakan dalam serangan ke Falkland, Perang Teluk, dan Perang Irak.

Korea Selatan juga memberikan satu paket suku cadang. LVT-7A1 beratnya 22,8 ton, panjang 7,94 meter, lebar 3,27 meter, dan tinggi 3,26 meter.

Ranpur LVT7A1 saat ini berada dibawah Komando Divisi 1 LVT7A1 RDK Marine Coprs di Pohang Korea Selatan.

Kendaraan ini juga bisa berputar 360 derajat saat berada di dalam air. ”Yang diberikan kepada kita tanpa persenjataan,” kata Erris.

10 ranpur itu nanti akan dibawa dengan menggunakan kapal jenis LPH Dokdo dan dikawal oleh satu Frigat dari Angkatan laut Korea Selatan.

Pernah tenggelam

Dibandingkan dengan PT 76 dan BTR 60 yang diproduksi Rusia tahun 1950-an, LVT-7A1 buatan AS ini jauh lebih baru. Bulan Februari 2008, satu unit BTR 60 tenggelam di Situbondo, Jawa Timur. Saat itu latihan puncak TNI AL ”Armada Jaya” XXVII.

TNI Angkatan Laut juga tengah menunggu 17 tank amfibi BMP 3F yang dipesan dari Rusia. BMP 3F adalah kendaraan tempur amfibi infanteri yang khusus dirancang untuk operasi di laut. BMP 3F dirancang dengan keterapungan di laut, termasuk untuk ketepatannya menembak.

”Kita sudah tanda tangan dan mendapat kesepakatan pembelian dari Rusia untuk kendaraan tempur dengan persenjataan ini,” ungkap Erris.

KOMPAS/VIVANews

Friday, November 13, 2009

TNI AU Segera Menerima Sukhoi

Sukhoi Su-30MK2 saat diserahterimakan kepada Indonesia di Makassar 2 Februari 2009. (Foto: english.people.com.cn)

13 November 2009 -- Rusia akan mengirimkan jet tempur Sukhoi terakhir ke Indonesia pada 2010 diberitakan RIA Novosti, Jumat (13/11).

Berdasarkan kontrak senilai 300 juta dolar yang ditandatangani 2007, Rusia akan mengirimkan 3 jet tempur Sukhoi Su-30MK2 dan 3 Su-27SKM ke Indonesia.

Tiga Su-30MK2 telah dikirimkan pada Januari 2009, sisanya 2 Su-27SK dikirimkan akhir 2009 dan satu pada 2010.

RIA Novosti/@beritahankam

AL Malaysia-Singapura Beli Kapal Banyuwangi

Teknisi PT Lundin Industry Invest menjelaskan pengoperasian kapal jenis sekoci cepat (rigid inflatable boat) di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Kamis (12/11). Kapal yang diproduksi di Banyuwangi, Jawa Timur, itu dibeli TNI AL dan angkatan laut negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. (Foto: KOMPAS/Benny Dwi Koetanto)

13 November 2009, Denpasar -- Kapal patroli produksi PT Lundin Industry Invest di Sukowidi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, diminati sejumlah negara di Asia Tenggara. Angkatan Laut Singapura dan Malaysia membeli sekitar 24 unit. Kini negosiasi tengah berlangsung dengan Brunei.

Di Indonesia, TNI AL, Badan SAR Nasional (Basarnas), dan Badan Koordinasi Keamanan Laut juga membeli kapal dari PT Lundin.

Pelatihan pengoperasian kapal patroli produksi PT Lundin digelar di perairan sekitar Pelabuhan Benoa, Denpasar, Kamis (12/11). Ada tiga kapal jenis rigid inflatable boat (RIB) atau sekoci cepat yang digunakan. Pelatihan diikuti, antara lain, oleh tim dari Basarnas, Marinir TNI AL, serta personel Angkatan Laut Malaysia dan Singapura.

Pemilik PT Lundin Industry Invest, Lizza Lundin, menyatakan, pembelian kapal oleh TNI AL dan Angkatan Laut Singapura serta Malaysia adalah bukti kepercayaan institusi itu terhadap kualitas kapal produksinya.

”Sebagai warga asli Banyuwangi jelas kita bangga. Selain mampu memproduksi, hasil karya kita dipakai oleh angkatan laut negara asing. Bagi kami, kehormatan bekerja sama dengan TNI AL,” kata Lizza yang mengembangkan PT Lundin bersama suaminya yang asal Swedia, John Lundin.

Kontrak pembelian dan kerja sama PT Lundin-TNI AL dimulai tahun 2007. Selain membeli 10 kapal RIB dan 12 kapal Catamaran, kedua pihak juga sepakat bekerja sama dalam rangka penelitian dan pengembangan rekayasa kapal patroli cepat, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, dan pembangunan fasilitas galangan untuk pembangunan kapal patroli. Kerja sama tersebut tertuang dalam piagam kesepakatan bersama yang ditandatangani Kepala Staf Angkatan Laut (waktu itu) Laksamana TNI Slamet Soebijanto dengan Lizza Lundin.

Kapal pengawas

Kepala Komando Pasukan Khusus 69 Angkatan Laut Diraja Malaysia Azizan Abdul Azis puas terhadap kualitas kapal jenis RIB produksi PT Lundin. Selain kecepatan dan kestabilan kapal, kapal PT Lundin juga menggunakan teknologi mutakhir dalam perangkat global positioning system dan radar. Dengan kecepatan mencapai 100 kilometer per jam dan daya jelajah hingga 250 mil laut, kata Azizan, kapal jenis RIB produksi PT Lundin cocok digunakan sebagai kapal pengawas maupun penyergap perompak. Angkatan Laut Malaysia telah memesan 6 kapal jenis RIB.

Selain memproduksi kapal militer, PT Lundin juga memproduksi kapal-kapal untuk keperluan sipil, seperti kapal untuk olahraga air, tamasya, dan menyelam. Jenis kapal RIB dan Catamaran juga termasuk dalam jenis kapal sipil ini.

Menurut Lizza, kapal-kapal jenis ini sudah terjual hingga Dubai (Uni Emirat Arab) dan sejumlah negara di Eropa. Produksi PT Lundin dilakukan sepenuhnya di Banyuwangi. Lizza menyatakan, sebagian besar dari total 150 karyawannya adalah warga negara Indonesia.

KOMPAS

Pemerintah Siapkan Aturan Pendukung Revitalisasi Industri Pertahanan


13 November 2009, Jakarta -- Revitalisasi industri pertahanan menjadi salah satu program prioritas seratus hari Departemen Pertahanan. Salah satunya, pemerintah sedang menyusun aturan yang mengatur agar legislasi yang ada tidak saling tumpang tindih. Pasalnya, pelaku industri pertahanan mengeluhkan bahwa aturan yang ada menghambat produktifitas mereka.

"Kita ini kan ada program pilihan nomor dua dari Kabinet Indonesia Bersatu II, yaitu revitalisasi industri pertahanan. Sehingga, ini menjadi perhatian dari Ranahan untuk mengatasi sumbatan-sumbatan pembinaan terhadap industri pertahanan bagaimana industri ini bisa maju," jelas Dirjen Sarana Pertahanan Marsekal Muda Eris Herryanto di Jakarta, Kamis (12/11).

Ia berharap seratus hari ke depan sudah ada perpres ataupun peraturan yang membuka sumbatan tersebut. Secara garis besar, peraturan akan mencantumkan siapa yang menjadi panglima atas pengaturan industri pertahanan. Alasannya, industri pertahanan ini harus bertanggung jawab pada banyak pihak.

"Industri pertahanan itu "bapaknya" banyak. Sekarang siapa yang menjadi panglima. Kalau bicara produk berarti Dephan, soal bisnisnya BUMN, bicara operasional Depperin, bicara teknologi Menristek, soal arahnya Bappenas, dan bicara keuangan Depkeu. Nanti, perpres itu akan menentukan panglimanya," jelasnya.

Program yang sedang dijalankan tersebut, sambungnya, akan selalu disupervisi per waktu tertentu. Sebagai waktu persinggahan, program seratus hari akan dibagi dalam empat waktu pengecekan.

MEDIA INDONESIA

Serah Terima Jabatan Kasal Tanpa Unjuk Kekuatan

KSAL Laksamana Madya TNI Agus Suhartono (kanan) berjabat tangan dengan pendahulunya dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso. Agus Suhartono merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1978. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

13 November 2009, Surabaya -- Serah Terima Jabatan Kepala Staf Angkatan Laut dari Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijanto kepada penggantinya Laksamana Madya TNI Purdianto yang digelar di Markas Komando Armada Wilayah Timur (Koarmatim) di Dermaga Ujung Surabaya, Jawa Timur, Jumat (13/11), berlangsung sangat sederhana.

Tak tampak, unjuk kekuatan alat utama sistem persenjataan seperti upacara-upacara lazimnya. Yang ada hanya defile pasukan yang dilengkapi dengan paduan suara di atas KRI Teluk Mandar yang memang disulap sebagai panggung serah terima jabatan.

Upacara yang dipimpin langsung Panglima TNI Djoko Santoso itu setidaknya juga dihadiri Kasad yang baru Letjen TNI George Toisutta, serta Kasau baru Marsekal TNI Imam Sufaat.

Dalam amanatnya, Djoko Santoso meminta seluruh personel di tubuh TNI baik itu Angkatan Laut, Darat, dan Udara untuk selalu meningkatkan upaya zero accident serta profesionalitas pengabdian.

"Anggaran alat utama sistem persenjataan memang masih tebatas, tapi zero accident dan profesionalitas harus tetap ditingkatkan," kata Djoko Santoso.

Acara ini dihadiri dua kepala staf TNI lainnya yakni KSAU Marsekal TNI Imam Supaat dan KSAD Letjen TNI George Toisutta. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso hadir dan menjadi inspektur upacara. Djoko Santoso dalam sambutannya berharap zero accident di tubuh TNI AL. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

Sertijab ini berlangsung secara sederhana hanya diisi dengan defile pasukan dan paduan suara dari atas kapal KRI Mandar yang untuk sementara disulap jadi panggung. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

Djoko Santoso melakukan pemeriksaan pasukan.(Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

TEMPO Interaktif