Upacara penyerahan KRI Clurit di Batam, kapal cepat rudal produksi galangan kapal dalam negeri. (Foto: Kemhan)
18 Mei 2011, Jakarta (VIVAnews): Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menilai Indonesia perlu melakukan percepatan industri pertahanan. Hal ini untuk menjawab masalah aktual dalam negeri, seperti rendahnya sistem persenjataan dan embargo dari negara-negara industri utama.
“Revitalisasi industri harus strategis dan terus diagendakan agar tidak merosot. Jangan sampai industri pertahanan hanya seperti ilusi,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam acara Revitalisasi Industri Pertahanan untuk Kemandirian Alutsista dan Perluasan Pembangunan Ekonomi di Autorium Adhiyana, Wisma Antara, Rabu, 18 Mei 2011.
Untuk menghindari ilusi ini, ujar Agus, revilitisasi industri, terutama pertahanan, jadi penting untuk dilakukan dengan disiplin dengan melibatkan semua kalangan, termasuk akademisi.
"Isu besar dalam negera ini adalah semakin tertinggalnya mesin-mesin industri nasional dan semakin kalah dari efisiensi dari negara lain,” jelasnya.
Selanjutnya, Agus menilai horison industri nasional jangan terjebak pada industri jangka pendek karena bisa menghancurkan rencana jangka panjang.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menambahkan empat hal yang perlu diperhatikan dalam revitalisasi pertahanan. “Adanya penyatuan lembaga pembina dengan membentuk KKIP, menerbitkan
roadmap revitalisiasi industri pertahanan, mempercepat proses alih teknologi untuk meningkatkan kandungan lokal,
memprioritaskan penyelesaian UU revitilitisasi industri pertahanan dengan DPR, dan mendorong kegiatan ekonomi dalam negeri,” jelas Purnomo.
Sumber: VIVAnews
No comments:
Post a Comment