Friday, May 20, 2011

ASEAN Sepakat Bentuk Peacekeeping Center

Presiden SBY menerima 10 menteri pertahanan ASEAN di Kantor Presiden, Jumat (20/5) pagi. Mereka melaporkan hasil Pertemuan ke-5 Menteri Pertahanan ASEAN yang baru saja usai. Ada tiga hal utama yang dihasilkan para menhan tersebut. Salah satunya, menambah pusat pelatihan pasukan penjaga perdamaian di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Ini akan menjadi pusat pelatihan terbesar. Pertemuan ke-5 Menhan ASEAN ini juga memutuskan untuk memperluas kerjasama dengan delapan negara mitra, yakni AS, Rusia, RRT, India, Jepang, Korsel, Australia, dan Selandia Baru. Para mitra ini akan dilibatkan dalam kerjasama di lima wilayah atau isu. Indonesia bersama AS akan menangani isu kontra terorisme. (Foto: abror/presidensby.info)

20 Mei 2011, Jakarta (Jurnas.com): Para Menteri Pertahanan Se-ASEAN menyepakati pembentukan peacekeeping center (Pusat Pelatihan Pasukan Penjaga Perdamaian). Kesepakatan tersebut diambil dalam ASEAN Defence Minister’s Meeting (ADMM) di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (19/5).

Hal tersebut dikatakan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro di Kantor Presiden, Jumat (20/5) usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama para menteri Pertahanan Se-ASEAN.

Menurut Purnomo, ada lima negara yang memiliki peacekeeping center di ASEAN yaitu Thailand, Malaysia, Indonesia, Laos dan Filipina. Peacekeeping center yang terbesar adalah di Indonesia.

“Nanti kami akan bangun lebih besar lagi di Sentul, kompleks peacekeeping center. Itu dibuka fasilitas negara-negara ASEAN apabila mereka ingin pakai untuk kegiatan mereka,” katanya.

Pada kesempatan itu, Menhan ASEAN yang ikut dalam pertemuan dengan Presiden SBY adalah Prawit Wongsuwon (Thailand), Ahmad Zahid Hamidi (Malaysia), Hla Min (Myanmar), Pung Quang Thanh (Vietnam), Voltaire T. Gazmin (Filipina), Dourangchay Phichith (Laos), Tea Banh (Kamboja), dan Purnomo Yusgiantoro (Indonesia). Sedangkan Singapura diwakili oleh Wakil Menhan Singapura Ng Eng Hen dan Muhammad Yasin bin Haji Umar (Menteri Energi Brunei).

Sumber: JURNAS

No comments:

Post a Comment