Wednesday, May 5, 2010

Pemeliharaan Alutsista dengan Bujet Minimal


05 Mei 2010, Jakarta -- Perubahan anggaran yang diajukan Kementerian Pertahanan hanya diloloskan setengah dari yang diperlukan. Akibatnya pemerintah mengambil kebijakan agar anggaran perawatan dan pemeliharaan alutsista tetap dengan budget minimal. Dukungan anggaran hanya untuk operasional nyata saja.

Hal ini disampaikan Wakil Menhan Letjen Sjafrie Sjamsuddin kepada wartawan di Jakarta, Rabu (5/5). "Nominal yang diperlukan masih berkisar Rp2 triliun, tapi tentunya dengan kondisi sekarang belum terpenuhi. Langkah kita sambil tunggu alokasi tahun 2011 adalah memperketat disiplin perawatan dan pemeliharaan," kata Sjafrie.

Dengan terjadinya pengetatan anggaran perawatan dan pemeliharaan, TNI selanjutnya tak bisa terlalu royal menggunakan alutsista yang dimiliki. Fokus operasional hanya pada operasi rutin yang sudah ditetapkan sejak awal diantaranya patroli perbatasan dan persiapan pasukan untuk menghadapi perbantuan kondisi bencana. Sementara, operasi militer selain perang lainnya tidak akan banyak didukung oleh militer, seperti angkutan para pejabat sipil ke daerah-daerah.

"Semakin sering alutsista dioperasikan, biaya perawatannya tentu semakin tinggi. Maka itu kita lebih fokus pada operasional yang nyata saja," ujarnya.

Kebutuhan perawatan dan pemeliharaan alutsista dan non alutsista sebenarnya diajukan karena sudah dirasa mendesak. APBN 2010 hanya mengalokasikan Rp5 triliun dari total anggaran Rp42 triliun untuk perawatan dan pemeliharaan alutsista. Hanya saja, Kementerian Keuangan belum menerima sepenuhnya aplikasi yang diajukan.

Kementerian Keuangan lebih memprioritaskan untuk menghapus utang BBM TNI yang selama ini menunggak ke PT Pertamina sebesar Rp7,1 triliun mulai dari tahun 2002. "Belum sepenuhnya kebutuhan mendesak yang kita ajukan dalam perubahan itu diterima, aplikasinya terbatas. Yang paling krusial adalah kita tidak ada lagi pada utang BBM. Itu bisa difinalisasikan oleh Kemenkeu, tinggal pemeliharaan dan perawatan," tukasnya.

MI.com

Indonesia Perlu Kebersamaan TNI-AL, KKP dan Stakeholders

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono menerima kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad. Pertemuan itu bertajuk minum kopi bersama di Gedung Neptunus Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (04/05). (Foto: Dispenal)

05 Mei 2010, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) didorong menjadi kementerian yang fokus dalam ekonomi. Untuk itu, hal-hal yang terkait dengan pengamanan akan dialihkan pada institusi lain yang merupakan tugasnya. Disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad pada acara Coffee Morning antara TNI AL, KKP dan perwakilan stakeholders kelautan dan perikanan di Gedung Neptunus, Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Selatan (4/5).

Menurut KASAL, Laksamana TNI Agus Suhartono, menjelaskan bahwa hal yang mendasar dalam membangun kelautan dan perikanan di Indonesia adalah trust, saling percaya di antara kita semua, TNI AL, KKP dan para pemangku kepentingan.

Dalam kesempatan tersebut, Fadel juga menawarkan anggaran 1,5 triliun yang ada di KKP untuk kegiatan pengawasan dapat dimanfaatkan bersama dengan TNI AL, asalkan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan demikian, KKP akan lebih fokus menangani kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan, dan meningkatkan kontribusi kelautan dan perikanan terhadap perekonomian nasional. Diskusi yang berlangsung secara hangat bak gayung bersambut, karena dalam kesempatan tersebut para pemangku kepentingan kelautan dan perikanan juga menyampaikan beragam pertanyaan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, dan KASAL.

Pemangku kepentingan menegaskan bahwa peraturan dan perundangan-undangan yang ada sekarang ini sangat positif, namun sering berbeda penafsiran dan pelaksanaan di lapangan yang merepotkan pengusaha dan nelayan.

Menanggapai hal tersebut, KASAL menjawab bahwa permasalahan tersebut dapat dihindari apabila telah terbangun trust atau kepercayaan. Sebagai contoh, apabila suatu asosiasi perusahaan memiliki anggota yang "kredibel", dalam arti terbukti kejujuran para anggotanya, maka para aparat pengawas juga akan bersifat positif dan wajar.

Sebaliknya, apabila kondisi usaha dalam bidang perikanan banyak dijumpai kecurangan atau ketidakbenaran, maka petugas keamanan akan bersikap lebih cermat dan aktif.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad mengajak para stakeholders untuk bersama-sama, bahu-membahu, memecahkan permasalahan restrukturisasi armada perikanan, permodalan dari perbankan serta ketersediaan BBM bersubsidi bagi nelayan.

ANTARA Jatim

Pindad Ganti Mesin Panser


03 Mei 2010, Jakarta -- PT Pindad memenangkan tender pengadaan panser untuk Tentara Diraja Malaysia. Karena bersaing dengan kompetitornya Renault, Perancis, Pindad mengganti mesinnya. Pindad sedang mempertimbangkan mesin Mercedes Benz. Juru bicara PT Pindad Timbul Sitompul mengatakan tender kontrak bisa dipenuhi dalam waktu dekat. "Nanti sekitar akhir Mei akan ditandatangani kontrak sekitar 32 buah," katanya saat dihubungi kemarin.

PT Pindad bersaing dengan Renault dan pabrikan lainnya asal Korea Selatan dalam tender pengadaan panser untuk Tentara Diraja Malaysia itu. Pihak Malaysia sudah melakukan survei ke Bandung, Jawa Barat. Hasilnya, Pindad dianggap memenuhi syarat.

"Karena Renault menjadi kompetitor kami, maka ada rencana untuk mengganti mesin," katanya. Selain menjual panser ke Malaysia, Pindad juga sedang menjajaki Vietnam dan Filipina. "Mereka sudah mengirimkan proposal ketertarikan," katanya.

Panser pesanan Malaysia masih dalam proses uji coba dengan beberapa komponen, seperti mesin, sistem pendingin, dan transmisi yang disempurnakan. "Teknisi kami bekerja semaksimal mungkin," katanya.

Panser ini mirip dengan Anoa, produk Pindad yang sudah digunakan TNI. Saat Jawa Pos melakukan test drive Anoa beberapa waktu lalu, panser ini mampu dipacu hingga 100 km/jam. Anoa bermesin Euro 3 buatan Renault.

Anoa juga mampu melompati parit selebar 1 meter dan melahap tanjakan dengan kemiringan 45 derajat. Seluruh bodi Anoa dilapisi baja tahan peluru. Apabila diberondong senapan AK-47 atau M-16 sih dijamin tidak bakal tembus.

Selain itu, Anoa dibekali sistem navigasi generasi terbaru dan alat komunikasi anti jamming. Kendaraan tempur tersebut bisa digunakan untuk bermacam fungsi. Mulai pembawa pasukan, kendaraan komando, hingga rumah sakit berjalan di medan tempur. Persenjataan yang sudah terpasang adalah senapan mesin 7,62 mm dan 12,7 mm untuk varian infanteri dan Automatic Grenade Launcher (AGL) 40 mm untuk varian kavaleri.

Pindad belum memastikan apakah panser yang akan dijual ke Malaysia akan menggunakan mesin Mercedes Benz atau lauinnya. Timbul menyebut ada dua pilihan mesin yang akan dipakai untuk panser tersebut, yaitu Mercedes-Benz atau Deutz yang hampir sama dengan mesin Renault berkapasitas 7.000 cc dan berkekuatan 320 tenaga kuda. "Nanti kalau kontraknya sudah selesai, baru diputuskan. Tapi yang jelas tidak pakai Renault," katanya.

JPNN

Pangdam Diponegoro Tutup Tar Tik Pur 2010

Sejumlah prajurit TNI AD bersiap memperagakan posisi taktik bertempur, pada Penutupan Penataran Taktik Bertempur, di Daerah Latihan (Rahlat) Meteseh, di Semarang, Jateng, Selasa (4/5). Sebanyak 118 prajurit TNI AD dari Satuan Komando Kewilayahan (Satkowil) dan Badan Pelaksana (Balak) Kodam IV/Diponegoro telah mengikuti Penataran Taktik Bertempur selama dua pekan yang nantinya akan dilatihkan kembal di satuannya masing-masing. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/10)

05 Mei 2010, Semarang -- “Ingat latihan yang telah saudara terima ini, harus selalu dikembangkan dan disesuaikan dengan medan tugas yang akan dihadapi, “ tegas Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Budiman dalam amanatnya yang disampaikan kepada peserta upacara penutupan Penataran Taktik Bertempur TA. 2010, di lapangan latihan Meteseh Semarang, Selasa (4/5).

Saya berharap, saudara sebagai kader yang telah terpilih akan menjadi lebih percaya diri dan memiliki optimisme yang tinggi dalam menghadapi tugas-tugas di masa yang akan datang, jelas Pangdam ditujukan kepada para Perwira dan Bintara dari Satuan Dinas Jawatan di lingkungan Kodam IV/Diponegoro yang telah melaksanakan penataran sekitar 2 (dua) minggu di tempat latihan Meteseh.

Sebagai kelanjutan kegiatan Penataran Taktik Bertempur yang telah dilaksanakan secara terpusat di Jakarta, maka dengan penataran yang telah diikuti ini, agar menjadikan prajurit menjadi handal dan memiliki kemampuan taktik bertempur yang memadai, untuk kemudian dilatihkan kembali di satuan masing-masing.

Lebih lanjut Pangdam menambahkan, dengan Penataran Taktik Bertempur yang telah diberikan ini, sangat menunjang dalam pelaksanaan tugas di lapangan nantinya. Dan dengan materi yang telah didapatkan selama latihan ini, supaya benar-benar dapat dipahami dan dikuasai dengan baik. Pelajari dan latih terus materi yang telah diperoleh serta diskusikan dengan sesama rekan, untuk lebih mempertajam penguasaan materi yang telah didapat.

“Saudara telah mendapatkan semua materi Taktik Bertempur dalam penataran ini, sekarang tinggal menunggu bagaimana kiprah saudara semua di satuan dan sasaran penataran dapat dicapai dengan baik dan benar, “ imbuh Pangdam.

Selanjutnya, Pangdam mengharapkan dengan telah selesainya kegiatan Penataran Taktik Bertempur, kepada semua pihak agar lebih meningkatkan kualitas penataran, maka perlu terus ditingkatkan evaluasi secara cermat terhadap semua aspek kegiatan penataran, dalam rangka mewujudkan profesionalitas prajurit Diponegoro.

Sebelumnya, dilaksanakan demonstrasi dari aplikasi materi penataran Taktik Bertempur yaitu serangan fajar oleh beberapa peserta penataran di lapangan latihan Meteseh.

Hadir pada kegiatan tersebut, Kasdam beserta Irdam, para Asisten, Dansat, dan Kabalak jajaran Kodam IV/Diponegoro.

Puspen TNI

Kasad Tinjau Uji Coba Penembakan Rudal GROM 23 MM ZUR 23-2KG-I di Sangata


05 Mei 2010, Balikpapan -- Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI George Toisutta saat kunjungan kerja ke Wilayah Kodam VI/Tpr meninjau secara langsung pelaksanaan uji coba penembakan Rudal GROM 23 mm ZUR 23-2KG-I di pusat latihan tempur TNI di pantai sekerat, Bengalon, Sangata, Kutai Timur Selasa (4/05).

Dalam peninjauan penembakan Rudal tersebut Kasad didampingi Asops Kasad, Aslog Kasad, Danpusintelad, Danpussenarhanud, Dirpalad, Kadislitbangad, Kadispenad, Pangdam VI/Tpr, Asintel Kasdam VI/Tpr, Asops Kasdam VI/Tpr, Aspers Kasdam VI/Tpr, dan Aspers Kasdam VI/Tpr.


Penembakan Rudal GROM 23 MM ZUR 23-2KG-I tersebut diperagakan sekitar 26 orang warga kebangsaan Polandia tempat RUDAL jenis tersebut di produksi. Sebelum melihat secara langsung pelaksanaan uji coba penembakan Rudal Kasad terlebih dahulu mendapat paparan rencana pelaksanaan kegiatan dari ketua pelaksana serta teknisi dari warga Polandia. Dalam uji coba penembakan Rudal tersebut Rudal di tembakkan dari bibir pantai sekerat dan diarahkan kepada pesawat aeromodeling yang dikendalikan dengan remote control.

Sebelum kedatangan Kasad ke Sangatta, terlebih dahulu Kasad dan rombongan melaksanakan kunjungan kerja ke Makorem 091/Asn Samarinda. Di Kota Samarinda Kasad dan rombongan menyempatkan diri memberikan pengarahan kepada para prajurit Makorem 091/Asn, Prajurit Korum Yonif 611/Awl, prajurit Armed 18/Trk, serta prajurit Kodim Samarinda.

Penerangan Kodam VI/Tpr

Pangkosek Hanudnas II Patroli Perbatasan Ambalat


05 Mei 2010, Makassar -- Dalam pelaksanaan Operasi Hanud Perbatasan Ambalat, Pangkosek Hanudnas II Marsekal Pertama TNI John Dalas Sembiring turut terbang dengan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Agus Supriatna dan para penerbang Sukhoi (SU-27/30) yang sedang patroli di wilayah Ambalat, Selasa (4/5).

Operasi Ambalat ini dilaksanakan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) beserta perkuatannya untuk menyelenggarakan upaya pengamanan perbatasan Ambalat di wilayah udara perbatasan RI dan Malaysia guna terwujudnya keamanan, penguasaan udara dan tidak terjadinya pelanggaran wilayah dalam rangka menegakkan kedaulatan, keutuhan dan hukum udara di NKRI.

“Dengan terbang langsung bersama para penerbang Sukhoi lainnya, saya dapat melihat situasi dan kondisi di wilayah Ambalat selain melaksanakan pengamatan udara dengan mengoperasikan radar dari Satuan Radar (Satrad) 223 Balikpapan, Satrad 224 Kwandang dan Satrad 225 Tarakan,” ujar Pangkosek.

Tambahnya, “Pengendalian di Pusat Operasi Sektor Makosek Hanudnas II sementara saya serahkan ke Asops Kosek Hanudnas II, Kolonel Pnb Marsudiranto.”

Pen Kosek II

Kasau Tinjau Markas Denbravo Paskhas


04 Mei 2010, Bogor -- Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP, meninjau Markas Detasemen Bravo 90 Paskhas (Pasukan Khas) TNI AU, di Rumpin, Bogor. Selasa (4/5).

Dalam kunjungannya Kasau meninjau persenjataan dan fasilitas Den Bravo 90 Paskhas yang baru dua tahun menempati markas barunya, yang sebelumnya berkedudukan di Lanud Sulaeman, Bandung.

Dikatakan oleh Kasau, Den Bravo sudah semakin baik mulai dari perorangan hingga tingkat satuan, selain itu juga hindari konflik antar satuan TNI dan Polri dan menjaga dengan baik penggunaan senjata perorangan.

Paskhas juga diharapkan untuk menijau kembali pertumbuhan personelnya, sehingga kedepan dapat dicapai “zero growth”.

Sementara Komandan Den Bravo Letkol Psk. M. Djuanda dalam paparannya menyampaikan permasalahan-permasalahan tentang operasi, logistik dan personel serta upaya-upaya penanggulangannya.

Dalam kunjungannya Kasau didampingi Asops Kasau Marsda TNI Panji Utama Iskaq, Aslog Kasau Marsda TNI Imam Wahjudi, Pangkoopsau I Marsda TNI Edi Suyanto, Dankorpaskhas Marsma TNI Harry Budiono, Kadisfaskonau Marsma TNI Mulyono dan Komandan Lanud Atang Sendjaya Marsma TNI Sunaryo.

Dispenau

Iran Produksi Sistem Hanud Mesbah 1


05 Mei 2010 -- Iran meresmikan line produksi sistem pertahanan udara Mesbah 1 diumumkan Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi, Selasa (04/05).

Mesbah dirancang dan dibuat guna menangkal serangan udara, berbagai jenis pesawat terbang, rudal jelajah, helikopter dan ancaman udara lainnya pada ketinggian rendah.

Vahidi mengatakan Mesbah mempunyai daya hancur tinggi, mengurangi jumlah operator dibandingkan dengan artileri sejenis, bereaksi cepat terhadap ancaman, kecepatan tembak 4000 peluru per menit dan menaikan presisi mengenai sasaran. Mesbah mampu melacak dan menyergap pesawat nirawak.



FNA/@beritahankam

10 Ranpur Amphibi Perkuat Brigif-3 Marinir


04 Mei 2010 -- Dalam rangka meningkatkan daya tangkal dan kesiapsiagaan operasi Brigif – 3 Marinir, belum lama ini Komandan Korps Marinir Mayjen TNI ( Mar ) M. Alfan Baharudin memberikan perkuatan 10 kendaran tempur (ranpur) yang terdiri dari 5 unit Tankfib PT-76 dan 5 Unit Ranratfib BTR 50 dengan status BKO.

Ranpur ini dapat digunakan untuk membina kemampuan profesionalisme prajurit Brigif – 3 Mar yang pada hakikatnya adalah pasukan pendarat , mengingat medan di Piabung sangat ideal maka latihan – latihan dapat dilaksanakan dalam bentuk pendaratan ampfibi maupun operasi darat.

Dengan adanya perkuatan 10 Ranpur tersebut, Komandan Brigif – 3 Mar Kolonel Mar Eddy Setiawan segera menyiapkan dan meluaskan garase kavaleri yang ada, diharapkan dalam 2 pekan depan sudah dapat selesai sehingga ranpur yang ada dapat terpelihara dengan baik.

Selain itu, Dankormar juga telah memperkuat jajaran Brigif 3 Korps Marinir dengan menempatkan sejumlah personel Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir.

Yonif-3 Marinir Uji Coba Mortir 81mm

Baru saja selesai mengikuti latihan pemantapan terpadu (Lattapdu) yang digelar beberapa waktu lalu, para prajurit Yonif 9 Marinir pimpinan Letkol Mar Agung Trisnanto melakukan latihan menembak uji coba Mortir 81 mm yang berlangsung 28 - 29 April di lapangan tembak Batu Menyan, Lampung.

Penembakan hari pertama dimulai pukul 10.00 Wib sampai dengan pukul 16.00 Wib dengan jumlah Amunisi yang ditembakan 25 butir dengan isian dua, kemudian dilanjutkan hari kedua pada pukul 09.00 Wib sampai dengan pukul 11.30 Wib dengan jumlah munisi yang ditembakkan 25 butir.

Uji coba yang disaksikan oleh Komandan Brigif 3 Marinir Kolonel Mar Eddy Setiawan beserta perwira stafnya itu, baik dari segi prosedur teknik penembakan hingga hasil perkenaan sasaran secara umum cukup memuaskan dan membanggakan.

Marinir

Bendera Merah Putih Berkibar di Pulau Kisar

Teluk di Pulau Kisar. (Foto: 92pulau.com)

05 Mei 2010, Jakarta -- Bendera RI Merah Putih segera dikibarkan di Pulau Kisar, Maluku Tenggara Barat, salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Pengibaran bendera merah putih ini sebagai bentuk pengukuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang menjadi bagian dari kegiatan Sail Banda 2010.

"TNI AL bersama-sama dengan pemerintah daerah serta Polda setempat dan organisasi masyarakat, pramuka, dan para pemuda akan melaksanakan upacara bendera pada 17 Agustus mendatang dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI," ujar Kepala Dinas Potensi Maritim TNI Angkatan Laut yang juga Wakil Ketua Pelaksana Bhakti Sosial Sail Banda 2010, Laksamana Pertama TNI Surya Wiranto kepada Suara Karya di Jakarta, Selasa (4/5).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Kordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal), Pulau Kisar merupakan salah satu dari 92 pulau terluar Indonesia di Maluku yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 78/2005, kini tidak lagi terisolir setelah bertahun-tahun terlupakan dan sulit terjangkau.

Meski demikian, wilayah maritim Pulau Kisar masih menyisakan sengketa antarnelayan Indonesia dengan nelayan Timor Leste.

Perbatasan maritim Kisar dan Timor Leste belum terdapat titik dasar dan titik referensi. Akibatnya, nelayan Timor Leste sering menyerobot dan menangkap ikan di perairan Kisar.

"Jajaran TNI AL tetap konsisten untuk menjaga keutuhan NKRI di wilayah-wilayah perbatasan yang di dalamnya termasuk Pulau Kisar," ujar Surya.
Penduduk Pulau Kisar relatif sedikit. Namun begitu, pulau ini menyimpan potensi pesona wisata, seperti situs sejarah peninggalan masa penjajahan Belanda.

Sebelum pelaksanaan pengibaran kembali Merah Putih, dikatakan Surya, TNI AL bersama-sama pemerintah pusat melalui lintas kordinasi kementerian dan lembaga tinggi negara, BUMN serta Pemda Maluku melaksanakan kegiatan bakti sosial atau Surya Baskara Jaya (SBJ) di wilayah Maluku dan Maluku Utara, Maluku Tenggara, termasuk Pulau Kisar, mulai 27 Juli - 6 Agustus 2010. Misalnya, pengobatan gratis, pembangunan infrastruktur jalan, pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial, bela negara, pentas budaya dan seni.

Selain itu, ditambahkan Surya, Sail Banda akan diisi dengan seminar internasional, kejurnas layar natsepa yang diikuti 220 perserta dari 22 negara serta akan diisi atraksi pesawat tempur Sukhoi TNI AU.

"Selama dua bulan kegiatan Sail Banda, kita akan melaksanakan SBJ di daerah Maluku dan Maluku Utara," ujarnya.

Sebanyak 18 Kementerian akan terlibat dalam SBJ, diantaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Parawisata, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Koperasi, Kementerian Perindustrian, Kementrian Perdagangan, Kemnetrian Pertanian dan sejumlah Badan Usaha Milik Negara dan lembaga tinggi negara.

SUARA KARYA

Satgas Cassoex-1- Bertolak ke Kupang

Korvet kelas Parchim KRI Untung Surapati-872. (Foto: TNI AL)

04 Mei 2010, Surabaya -- Pasukan TNI Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Laut Australia (RAN) yang tergabung dalam Satuan Tugas Cassoex-10 bertolak menuju Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Pasukan dari unsur KRI Kerapu-812 dan KRI Untung Suropati-872 bertolak dari markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Ujung, Surabaya, Selasa.

Prajurit itu akan belatih selama tujuh hari di Kupang bersama dengan pasukan RAN. Menurut Komandan Satgas Cassoex-10 Letkol Laut (P) Rudhi Aviantara latihan tersebut akan dibuka Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII/ Kupang Laksamana Pertama TNI Amri Husaini pada 12 Mei 2010.

Dalam latihan itu, RAN mengerahkan dua kapal perangnya, yakni HMAS Bathrust P-85 dan HMAS Pirie P-87. Kedua pasukan angkatan laut itu akan melakukan latihan manuver di perairan Laut Timor.

"Selanjutnya latihan manuver dilakukan di perairan Australia dan merapat di Dermaga Darwin," kata Rudhi.

Latihan bersama pasukan TNI-AL dan RAN dengan menggunakan sandi Cassoex itu telah dilakukan beberapa kali.

"Kedua belah pihak merasa latihan ini saling menguntungkan, baik dari segi teknis maupun taktis matra laut," katanya.

Oleh sebab itu, dia berharap latihan bersama itu terus memberikan dampak positif di masa yang akan datang, terutama dalam membina dan meningkatkan hubungan diplomatik antarkedua negara bertetangga itu.

ANTARA Jatim

Batalyon 613 Raja Alam Gelar Simulasi Tempur Perkotaan


04 Mei 2010, Tarakan -- Sebanyak enam orang gerombolan pengacau keamanan separatis bersenjata yang menguasai ruangan di gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, berhasil dilumpuhkan oleh 20 Prajurit Batalyon 613 Raja Alam.

Untuk melumpuhkan gerombolan pengacau ini hanya membutuhkan waktu selama 30 menit. Enam orang gerombolan pengacau tewas di tempat. Kejadian ini adalah skenario dalam simulasi latihan tempur di medan perkotaan dan gedung bertingkat yang diadakan Batalyon 613 Raja Alam, Selasa (4/5).

Komandan Brigif 24/Bulungan Cakti Letkol Inf Joppye Ones W mengatakan, latihan ini merupakan latihan rutin yang diadakan tiga bulan sekali. "Ini latihan pertempuran di perkotaan dan bangunan bertingkat. Prajurit dilatih agar mereka siap menghadapi lawan apabila berada di kota dan bangunan bertingkat," ucapnya.

Tribun Kaltim

Tuesday, May 4, 2010

PTDI Siapkan Investasi Rp 248 Miliar di 2010

04 Mei 2010, Jakarta -- PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memperkirakan investasi di tahun 2010 sebesar Rp 248 miliar. Ini terbagi menjadi dua, existing business sebesar Rp 87 miliar dan New Product Development, Rp 161 miliar.

Demikian disampaikan Direktur Utama PTDI Budisantoso dalam RDP dengan Komisi VI DPR-RI di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/5/2010).

Ia menambahkan, investasi yang telah ada dalam pipeline tersebut terdiri dari penggantian dan revitalisasi fasilitas jangka pendek, pengembangan bisnis perawatan pesawat. Selain itu dana sebesar ini juga diperuntukan sebagai biaya pengembangan pesawat CN 235 NG (Next Generation) dan N219 dan Amphibi Sea Star.

Sementara, realisasi penjualan di luar negeri untuk tahun 2009 mencapai Rp 443 miliar. Sedangkan domestik mencapai Rp 68 miliar, hingga total penjualan mencapai Rp 511 miliar. Penjualan perseroan tercatat menurun dibanding periode tahun 2008, yaitu Rp 557 miliar. Ini terdiri dari luar negeri Rp 352 miliar dan domestik Rp 206 miliar.

"Kita kan dapat kontrak life time dari Air Bus berupa suku cadang dan sayap, kita pasang disana," kata Direktur Keuangan PTDI Herwana Hadimulya.

Untuk kontrak carry over 2009 tercatat mencapai Rp 1,658 triliun. Terjadi penambahan sekitar Rp 798 miliar di tahun yang sama. Posisi hutang PTDI tahun lalu sendiri tercatat Rp 2,590 triliun dengan ekuitas yang tercatat di neraca mencapai negatif Rp 295 miliar, hingga posisi aktiva perseroan mencapai Rp 2,295 triliun.

detikFinace

Presiden: Saatnya Anggaran TNI Naik Signifikan

Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar (kanan) dan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso berbincang sebelum rapat terbatas bidang pertahanan yang dipimpin Presiden SBY di Aula Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (4/5). Rapat terbatas tersebut membahas soal kebijakan pertahanan minimum yang dibutuhkan oleh negara (minimum essential force). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/nz/10)

04 Mei 2010, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan isyarat bakal menaikkan anggaran bidang pertahanan secara signifikan, karena pertumbuhan ekonomi negara semakin cemerlang.

Dalam rapat terbatas bidang pertahanan yang berlangsung di Ruang Bhineka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Presiden menyatakan alokasi anggaran untuk pertahanan pada periode 2004-2009 jumlahnya relatif kecil.

Kecil dalam artian bila dibandingkan dengan anggaran pertahanan negara-negara ASEAN dan negara tetangga lain. Relatif kecil juga bila dibandingkan dengan gross domestic product (GDP) Indonesia.

“Tapi itu bisa dijelaskan karena memang prioritas anggaran pertahanan 5 tahun yang lalu periode pasca-krisis ditujukan untuk pemulihan perekonomian nasional,” terang SBY di Jakarta, Selasa (4/5/2010).

Dengan semakin dengan besarnya GDP dan bertambahnya APBN, Presiden yakin, pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat. Bahkan bisa mencapai tujuh persen pertumbuhannya. “Sudah saatnya anggaran untuk pertahanan kita tingkatkan secara signifikan,” ujarnya.

Agar anggaran ini betul-betul efektif, sambung SBY, maka akan disusun multi-years budgeting. Dengan strategi kebijakan pertahanan yang tepat diharapkan pada tahun 2014 postur pertahanan Indonesia sudah mendekati minimum essential forces.

Hasir dalam rapat ini Menko Polhukam Widodo AS, Kepala BIN Sutanto, Seskab Sudi Silalahi, Mendagri Gamawan Fauzi, Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Dirjen Anggaran Kemenkeu, Panglima TNI Jenderal Djoko Suyanto, Meneg BUMN Mustafa Abubakar, Meneg PAN E.E. Mangindaan, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, serta Menko Kesra Agung Laksono.

Presiden menambahkan, bulan lalu di Kantor Kepresidenan telah digelar sidang kabinet terbatas khusus untuk mendengarkan laporan dan presentasi Menteri Pertahanan menyangkut konsep kebijakan pertahanan negara.

Produk itu nantinya akan ditandatangani oleh presiden dan berperan sebagai dokumen strategis dalam pengelolaan pertahanan negara. Dokumen ini juga akan menjadi rujukan kebijakan pembangunan kekuatan dan modernisasi postur pertahanan Indonesia.

“Oleh karena itu dokumen ini sangat penting, sebelum saya tandatangani, kita ingin memastikan semuanya telah dipikirkan, disusun, dan dirumuskan dengan tepat,” terangnya.

okezone

Anggaran Pertahanan Dipastikan Bertambah

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (tengah), Menko Polhukam Djoko Suyanto (kiri) dan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso memberikan keterangan pers di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (4/5). Kementerian Pertahanan telah mengeluarkan kebijakan pertahanan untuk tahun 2010 meliputi "Minimum Essential Force" (Postur Pertahanan Negara Minimum) yang dibutuhkan negara yang disusun secara "bottom up" dengan mengakomodasikan kepentingan setiap matra dalam mengantisipasi ancaman pada "flash point". (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/mes/10)

04 Mei 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memastikan bahwa anggaran pertahanan mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut diperoleh setelah mendapat persetujuan dari Presiden Bambang Yudhoyono berdasar kondisi perekonomian nasional yang cenderung membaik.

"Ekonomi kita baik, sehingga PDB (Pendapatan Domestik Bruto) akan naik, sehingga rasio untuk pertahanan akan naik, rasionya menjadi sekitar 1,2 sampai 1,5 persen terhadap PDB per tahun," kata Purnomo usai melakukan Rapat Terbatas dengan Presiden dan sejumlah perwira tinggi TNI, di Kementerian Pertahanan, Selasa (4/5).

Saat ini, dukungan anggaran untuk pertahanan sebesar 0,9 persen PDB. Artinya, jika 2011 asumsi PDB Indonesia sebesar Rp 5.000 triliun, maka dengan rasio 1,2 hingga 1,5 persen, dukungan anggaran untuk pertahanan sekitar Rp 60-75 triliun.

Selain itu, lanjut Purnomo, kebijakan anggaran di kementeriannya akan difokuskan pada pengembangan dan pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutista). ”Ke depan komposisi untuk belanja rutin kepegawaian dan lain-lain diupayakan zero growth atau tetap porsinya," kata dia.

Republika

Iraq Akan Beli 24 Hawk dan Menginginkan 96 F-16

BAE Hawk milik AU India. (Foto: flightglobal)

04 Mei 2010 -- Pemerintah Iraq melakukan negosiasi pembelian 24 jet latih Hawk dari perusahaan Inggris BAE System senilai 1,6 milyar dolar, menurut seorang pejabat Iraq kutip The Financial Times.

Jika kesepakatan pembelian terjadi akan menjadi penjualan senjata Inggris terbesar ke Iraq sejak 1980-an.

Saat Presiden Saddam Hussein berkuasa, Baghdad bermaksud membeli 50 Hawk dari Bristish Aerospace. Pemerintah Inggris yang sedang berseteru dengan pemerintahan Saddam Hussein melarang penjualan pesawat latih Hawk tersebut karena dapat diubah menjadi pesawat tempur.

Hawk akan digunakan AU Iraq melatih para pilotnya mengoperasikan jet tempur F-16. Iraq merencanakan membelanjakan 5 milyar dolar guna membeli 96 jet tempur Lockheed Martin F-16.

Amerika Serikat belum menyetujui pengajuan pembelian ini. Bila pemerintah AS menyetujui, jumlahnya tidak sebanyak permintaan Iraq. Agar AS masih dapat mengontrol wilayah udara Iraq.

Amerika Serikat telah menyerahkan tiga Lockheed Martin C-130 Hercules dan segera ditambahkan enam pesawat lagi.

Iraq juga sedang mempelajari pesawat militer buatan Italia dan Korea Selatan.

Saat ini Iraq memiliki 18 helikopter angkut Mil Mi-17 yang dapat dipersenjatai roket.

Baghdad berencana memiliki Mi-17 50 unit. Serta 38 helikopter utility termasuk 16 jenis UH-1H Huey dan 10 Bell 206-B3 Jet Rangers.

AU Iraq salah satu angkatan udara pertama di kawasan Timur Tengah, didirikan tahun 1931 dibawah pengawasan Inggris.

UPI/@beritahankam

7 KRI Amankan Karang Unarang

Dua pelajar memegang bendera merah putih dengan latar belakang KRI Sultan Iskandar Muda 367 melakukan patroli saat Operasi Trisila di Pulau Miangas, Sulawesi Utara, Sabtu (1/5). Operasi yang dilakukan oleh TNI AL Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan laut dari tindak ilegal dan pelanggaran di laut. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/mes/10)

04 Mei 2010, Makassar -– Perairan Karang Unarang,Kalimantan Timur (Kaltim), yang merupakan perbatasan langsung antara Indonesia-Malaysia hingga kini masih mendapatkan pengamanan penuh dari TNI Angkatan Laut (AL).

Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Among Margono menyatakan, wilayah perairan tersebut hingga sekarang ini masih rawan terjadinya pelanggaran perbatasan yang dilakukan oleh kapal-kapal asal Malaysia. “Karena itu, hingga sekarang kami fokus di Karang Unarang dengan menempatkan tujuh sekaligus KRI (Kapal Perang Republik Indonesia) dan tidak meninggalkannya sedetik pun,” ungkap Among saat berkunjung di Markas Lantamal VI Makassar, kemarin.

Jenderal TNI AL ini mengungkapkan, operasi yang digalakkan di perairan Karang Unarang tersebut masing-masing Operasi Galak Sakti dan Operasi Trisula di mana khusus untuk mengamankan Karang Unarang dan wilayah perairan terluar NKRI. “Kalau memang ada pelanggaran laut, kami harus tegas dan melakukan penindakan.Kami juga kerap melakukan operasi bersama negara tetangga,” katanya kepada wartawan.

Begitu pun dengan perairan Ambalat yang hingga saat ini masih terus menjadi pro-kontra antara Indonesia dan Malaysia. Among Margono menjelaskan, meski sekarang ini intensitas pelanggaran sudah mulai menurun, hal tersebut tidak menyurutkan TNI AL untuk keluar dari perairan tersebut. “Ambalat sejak enam bulan terakhir menurun sekali jumlah pelanggarannya. Beberapa hari lalu memang ada pesawat asal Malaysia yang melintas di atas perairan itu.Namun,untuk di laut sudah menurun,”pungkas jebolan AAL tahun 1978 ini.

Kehadiran Pangarmatim Among Margono di Makassar dalam rangka melaksanakan kunjungan kerja di Lantamal VI. Dia didampingi oleh Dewi Ediwati Among Margono selaku Ketua Daerah Jalasenastri Armatim dan Asisten Perencanaan (Asrena) Pangarmatim Kolonel Laut (P) Putu Wijaya.

Kegiatan kunjungan kerja Pangarmatim meliputi tatap muka dengan seluruh anggota Lantamal VI di Gedung Hasanudin Mako Lantamal VI, meninjau fasilitas Rumah sakit Jala Ammari, Lembaga Kedokteran Gigi (Ladokgi Makassar), dan Fasharkan Makassar. Sementara itu, kegiatan Dewi Ediwati Among Margono selaku Pembina Daerah Timur Yayasan Hang Tuah (YHT),melaksanakan kunjungan ke Yayasan Hang Tuah dengan memberikan bingkisan kepada guru dan siswa TK Hang Tuah.

Dalam kesempatan itu, Pangarmatim berjanji akan menambah armada KRI di Lantamal VI jika kondisi dan situasi di lapangan tidak memungkinkan lagi dengan dua KRI yang dimilikinya. Menurut dia,KRI tersebut bisa ditarik dari Surabaya dan ditempatkan di Makassar.

SINDO

AD Iran Terima Helikopter Tempur Buatan Dalam Negeri

Barisan helikopter baru Toofan. (Foto: FARS)

04 Mei 2010 -- Angkatan Darat Iran menerima 10 helikopter tempur Toofan, dirancang berdasarkan helikopter buatan Amerika Serikat Bell AH-1J Sea Cobra.

Toofan bermesin kembar dipersenjatai kanon tipe Gatling 20 mm serta dua peluncur roket 70 mm 19 tabung.

Iran mengembangkan berbagai jenis persenjataan setelah di embargo oleh Amerika Serikat.

Saat Shah Reza Pahlevi berkuasa, Iran merupakan sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah. Iran mendapatkan alutsista tercanggih, menjadikan AB Iran termodern dan terkuat di kawasan Tim-Teng.




@beritahankam

Pangdam: Pendidikan Infantri Jadikan Prajurit Profesional


03 Mei 2010, Denpasar -- Pangdam IX Udayana Brigjen TNI Rachmat Budiyanto menegaskan, pendidikan kecabangan infantri sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kemampuan dan pengabdian sebagai prajurit infantri yang profesional.

"Setiap siswa untuk bisa menjadi prajurit yang profesional harus menguasai kemampuan dasar militer antara lain, menembak, ilmu medan peta, kompas dan pertempuran jarak dekat," tegas Pangdam dalam sambutan tertulis dibacakan Danrindam IX Udayana Kol. Infantri Maryono di Lapangan Secata A Rindam IX Udayana Kubujati Singaraja, 80 km utara Denpasar, Senin.

Pada pembukaan pendidikan pertama Tamtama gelombang II tahap kedua Kecabangan Infantri 2009 dan Secata PK TNI AD gelombang I tahap pertama 2010, Pangdam menekankan, para siswa harus bangga terpilih menjadi prajurit infantri.

Prajurit infantri menjadi ujung tombak dalam setiap pertempuran. Jadikanlah kebanggaan tersebut sebagai sarana pendorong semangat untuk mencapai keberhasilan dalam mengikuti pendidikan, tegasnya.

Pangdam Rachmat Budiyanto menambahkan, pendidikan merupakan pembentukan dasar keprajuritan yang akan mengubah kehidupan dari kehidupan masyarakat biasa ke dalam kehidupan militer.

Perubahan tersebut menuntut untuk memiliki sikap mental, disiplin serta kemampuan militer secara perorangan, ujar Pangdam Rachmat Budiyanto.

Peserta diberikan materi latihan antara lain dasar keprjuritan, kegiatan fisik, pembentukan mental dan latihan taktik serta teknik dasar keprajuritan.

Pendidikan Secata PK TNI AD diikuti 225 orang berlangsung selama lima bulan, sedangkan untuk pendidikan Kecabangan Infantri melibatkan 144 orang berlangsung selama tiga bulan di Dodik Latpur Pulaki Grokgak Buleleng.

ANTARA Bali

TNI AD Gelar Grom di Sangatta


03 Mei 2010, Samarinda -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta bersama rombongan tiba di Bandar Udara Temindung Kota Samarinda dengan menggunakan pesawat Hely MI-17 Vip Senin pagi (03/05) sekitar pukul 11.15 wita. Kedatangan Kasad dan rombongan di Wilayah Korem 091/ASN berkaitan dengan rencana menghadiri acara uji terima Rudal Grom Komposit Meriam 23 MM ZUR23-2 KG I yang rencananya akan digelar di Sangatta Kutai Timur yang merupakan wilayah Kodim 0909/SGT sekaligus dimanfaatkan untuk bertatap muka dan melihat secara langsung kondisi para prajurit di wilayah Korem 091/ASN. Setibanya di Bandara Temindung Samarinda, Kasad bersama rombongan disambut oleh Danrem 091/ASN, Dandim 0901/Samarinda dan sejumlah Perwira serta Forum Koordinasi Pimpinan daerah Pemerintah Provinsi Kaltim dan Pemerintah Kota Samarinda.

Adapun rombongan yang mendampingi Kasad diantaranya Asops Kasad, Aslog Kasad, Kadis Litbangad, Danpusintelad, Kadispenad, dan Koorspri Kasad, Dokter Kasad, Adc Kasad, Pam Kasad, Protokol Kasad dan 1 orang juru foto dari Dispenad.

Sedangkan rombongan pendamping dari Kodam VI/Tanjungpura adalah Pangdam VI/Tpr Asintel Kasdam VI/Tpr, Asops Kasdam VI/Tpr, Aspers Kasdam VI/Tpr serta Aslog Kasdam VI/Tpr. Usai menerima ucapan selamat datang dari para penjemput, Kasad bersama rombongan langsung memasuki ruang VIP room Bandara Temindung untuk istirahat sejenak. Setelah melaksanakan pertemuan di ruang VIP, Kasad bersama rombongan langsung menuju Makorem 091/ASN dengan menggunakan angkutan darat yang telah disiapkan. Setibanya di Makorem 091/ASN, Kasad Mmenerima jajar Kehormatan dari Regu Jaga Kesatrian Makorem 091/ASN dan menerima ucapan selamat datang dari Perwira Korem 091/ASN, selanjutnya menuju ke Ruang Yudha Makorem 091/ASN untuk menerima Paparan dari Danrem 091/ASN yang memaparkan kondisi satuan Korem 091/ASN serta jajarannya.

Pelda Lukman Penrem 091/ASN

Militer 38 Negara Asia Pasifik Bahas Kesehatan

Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso (kedua kiri) bersama Kepala Kesehatan Komando Pasific Amerika Serikat Laksamana Pertama Anderson (kedua kanan), Kepala Kesehatan Angkatan Darat Komando Pasific Amerika Serikat Brigjen Stephen Jones (kanan) dan Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI Herman Heridadi (kiri) saat pembukaan Konferensi Kesehatan Militer se- Asia Pasifik XX di Jakarta, Senin (3/5). Konferensi tersebut membahas isu kesehatan militer melalui kerja sama dan kolaborasi antar angkatan bersenjata se-kawasan Asia Pasifik untuk mendapatkan solusi terbaik bagi pengenalan awal penyakit, pencegahan dan penanganannya. (Foto: ANTARA/puspa perwitasari/matanews)

03 Mei 2010, Jakarta -- Militer dari 38 negara di Asia Pasifik berkumpul untuk membahas peningkatan kerja sama bidang kesehatan, seiring perubahan lingkungan strategis regional dan global.

Berbagai hal teknis menyangkut kesehatan militer akan dibahas dalam Konferensi ke-20 Kesehatan Militer Asia Pasifik atau Asia-Pacific Militery Medicine Conference (APMMC) XX di Jakarta, Senin.

Acara yang diprakarsai TNI dan Militer Amerika Serikat di Asia Pasifik (USARPAC) itu dibuka Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso.

APMMC XX 2010 akan memfokuskan koordinasi dan kolaborasi regional mulai dari pembuatan kebijakan hingga teknis pelaksanaan di lapangan bidang kesehatan militer diantara negara-negara Asia Pasifik, kata Kepala Dinas Penerangan Umum Puspen TNI, Kolonel Lek Prakoso.

Konferensi yang diikuti 450 peserta dari 38 negara Asia Pasifik itu bertujuan meningkatkan pengetahuan ilmiah personel kesehatan TNI khususnya beradaptasi dengan perubahan lingkungan kawasan dan global.

Kemudian meningkatkan kerja sama konferensi kesehatan dan interelasi antara militer negara-negara Asia Pacifik, saling tukar menukar informasi dan pengetahuan tentang tugas pokok masing-masing kesehatan militer antara negara-negara Asia Pacifik.

Sementara, sasaran yang ingin dicapai adalah terjalinnya kerja sama kesehatan militer negara-negara Asia Pasifik dalam penanggulangan penyakit yang ada di kawasan Asia Pacifik, kata Prakoso.

ANTAR News

121 Prajurit TNI-AL Berlatih Perang Elektronik

Penyematan tanda peserta latihan Pernika. (Foto: Koarmatim)

03 Mei 2010, Surabaya -- Sebanyak 121 prajurit TNI Angkatan Laut (AL) dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) berpangkat tamtama hingga bintara berlatih perang dengan menggunakan peralatan elektronik.

Kegiatan latihan perang tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Elektronik Koarmatim Kolonel Laut (E) Tatang Sukaeji di Gedung Nala, Makoarmatim, Surabaya, Senin.

"Latihan yang berlangsung hingga 11 Mei 2010 itu berisikan sejumlah materi latihan peperangan," katanya.

Materi latihan yang harus dijalani para awak kapal perang Republik Indonesia itu, meliputi pembekalan, diskusi, dan taktik peperangan di Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI Angkatan Laut (Kobangdikal), sedangkan praktik lapangan di Makoarmatim.

Tatang mengatakan latihan tersebut bertujuan untuk mempertahankan, meningkatkan kemampuan personel pengawak, dan menguji peralatan elektronik TNI AL dalam melaksanakan tugas dan operasi yang dilaksanakan.

Ia berharap, latihan ini nantinya dapat terukur tingkat kesiapan peralatan, tingkat pengetahuan, dan keterampilan pengawak peralatan dalam melaksanakan peperangan.

"Seperti kita ketahui bersama, peralatan TNI-AL saat ini masih terbatas sehingga akan banyak kesulitan yang akan mempengaruhi jalannya latihan. Tetapi dengan berdasar pada pengalaman yang didapat dari latihan-latihan terdahulu, saya percaya dan optimistis setiap personel, baik secara individu maupun tim, dapat melaksanakan latihan ini secara maksimal dan lebih baik dari tahun lalu," katanya.

Ia juga berpesan kepada peserta latihan agar melaksanakan latihan ini dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh. "Kepada para penilai dan pengawas latihan, laksanakan penilaian latihan ini seobjektif mungkin. Berikan evaluasi dan arahan-arahan yang berguna bagi peningkatan kualitas peserta latihan," katanya.

ANTARA News

Skadron 11/Serbu Ikut Latihan Bersama Tentara Amerika

Sejumlah tentara Amerika dan prajurit TNI AD dari Korps Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) berbaris pada Upacara Pembukaan Latihan Bersama Teak Iron 10-1 antara TNI AD dengan Tentara Amerika 6th Special Operations Squadron, di Appron Skadron-11/Serbu, di Lanumad Ahmad Yani, di Semarang, Jateng, Senin (3/5). Latihan bersama akan berlangsung selama 25 hari dengan tujuan untuk melatih kerjasama awak pesawat dan pelayanan dalam operasi penerbangan. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/mes/10)

03 Mei 2010, Semarang -- Puluhan penerbang dari Skadron 11/Serbu mengikuti latihan bersama dengan tentara Amerika Serikat dari "Special Operation Squadron" selama 25 hari mulai 3-27 Mei 2010.

"Latihan bersama ini bertujuan untuk melatih kerja sama awak pesawat, personel pemeliharaan, dan personel pelayanan operasi penerbangan TNI Angkatan Darat dengan "Special Operation Squadron" beserta unsur-unsur pendukungnya," kata Komandan Pusat Penerbangan TNI AD (Danpuspenerbad) Brigadir Jenderal TNI Nabris Haska, di Semarang, Senin.

Ia menjelaskan latihan bersama telah dilakukan dua kali diikuti 65 personel terdiri atas 15 tentara Amerika Serikat dan selebihnya merupakan prajurit TNI AD.

Dengan waktu pelaksanaan latihan yang cukup singkat, lanjut dia, diharapkan akan diperoleh kemampuan kerja sama kedua belah pihak serta untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan operasional personel Penerbad terutama dalam melaksanakan operasi khusus.

Menurut dia, sasaran dari latihan bersama yang akan dicapai secara kualitatif antara lain adalah personel penerbang memahami dan mampu melaksanakan kerja sama terbang taktis.

"Personel juga harus memahami dan mampu melaksanakan kerja sama pemeliharaan pesawat terbang, pengamanan pangkalan, dan mampu bertahan hidup di lautan," ujarnya didampingi Komandan Skadron 11/Serbu, Letnan Kolonel Johni Prastowo.

Dalam kesempatan tersebut, Danpuspenerbad menekankan kepada seluruh peserta latihan bersama untuk melaksanakan latihan dengan disiplin dan penuh kesungguhan agar semua materi yang telah diberikan dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai sasaran.

"Persiapan diri dan kesehatan masing-masing peserta latihan juga harus diperhatikan agar latihan dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan serta terhindar dari kecelakaan dan kerusakan maupun kehilangan materiil yang tidak perlu," katanya.

Dia menambahkan, peserta latihan juga ditekankan untuk tetap berpedoman pada Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI.

"Latihan bersama ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan untuk menambah pengetahuan prajurit TNI AD dalam bidang penerbangan," ujar Danpuspenerbad.

ANTARA

Pelanggaran Wilayah di Laut Menurun

ABK Slamet Riyadi (352) memberikan perhormatan kepada kri Surabaya yang saat melakukan Operasi Trisila di laut Sulawesi, Sulawesi Utara, Minggu (2/5). Operasi yang dilakukan oleh TNI AL Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan laut dari tindak ilegal dan pelanggaran di laut. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/mes/10)

04 Mei 2010, Makassar -- Panglima Armada Wilayah Timur, Laksamana Muda Among Margono menyebutkan, pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal militer luar negeri di wilayah perbatasan dalam hitungan tiga hingga empat bulan terakhir telah menurun.

Hal ini diungkapnya kepada wartawan didampingi Komandan Lantamal VI, Laksamana Pertama Bambang Wahyudi di sela-sela kunjungan kerjanya di Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VI, di Makassar, Senin (3/5).

"Kegiatan pelanggaran wilayah di laut menurun. Meskipun masih ada namun jumlahnya sedikit jadi bisa dikatakan hampir tidak ada sejak tiga hingga empat bulan terakhir ini," ujar Laksamana Muda Among Margono.

Penurunan pelanggaran wilayah yang sama di wilayah Ambalat misalnya, kata Among, juga terjadi di udara. Yakni terhitung sejak enam bulan terakhir. Meskipun beberapa hari lalu, pesawat maritim milik Malaysia dilaporkan dua kali melintas di atas Pulau Sebatik.

TNI AL Tangkap Kapal Ikan Malaysia

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Silas Papare-386 milik TNI Angkatan Laut di jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) berhasil menangkap kapal ikan asing berbendera Malaysia di Perairan Gosong Berhala, Selat Malaka, Senin (3/5).
Demikian dikatakan oleh Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Armada RI Kawasan Barat (Armabar), Letkol Laut (KH) Supriyono kepada Jurnal Nasional, kemarin.

Menurut Supriyono, kapal ikan berbendera Malaysia itu bernama KM. SLFA 2035, dinakhodai Mr Tin Winn berbobot 61.63 GT bermuatan ikan sebanyak 5 Ton dengan 4 orang anak buah kapal.

Kapal tersebut ditangkap karena melakukan kegiatan penangkapan ikan tanpa dilengkapi dengan dokumen yang sah di perairan yurisdiksi nasional, tepatnya pada posisi 04o 00' 75" Lintang Utara - 099o 42' 60" Bujur Timur di sekitar Perairan Gosong Berhala Selat Malaka.

JURNAS

Tunjangan Khusus Rp 152,9 Miliar

Dua pelajar memegang bendera merah putih dengan latar belakang KRI Sultan Iskandar Muda 367 melakukan patroli saat Operasi Trisila di Pulau Miangas, Sulawesi Utara, Sabtu (1/5). Operasi yang dilakukan oleh TNI AL Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan laut dari tindak ilegal dan pelanggaran di laut. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/mes/10)

04 Mei 2010, Jakarta -- Tunjangan khusus untuk anggota TNI yang bertugas di pulau-pulau terluar dan pulau-pulau kecil mencapai Rp 152,9 miliar. Tunjangan khusus yang disetujui Komisi I DPR dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara Perubahan diharapkan dapat lebih meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI.

Hal itu diungkapkan Koordinator Badan Anggaran Komisi I DPR Yorris Rameyai di Jakarta, Senin (3/5). ”Memang ada tunjangan khusus untuk prajurit yang bertugas di pulau-pulau terluar dan pulau-pulau kecil,” kata Yorris. Nilai tunjangan khusus itu mencapai Rp 152,9 miliar.

Miangas

Sebelumnya, dalam kunjungan ke Pulau Miangas, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, akhir pekan lalu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, Kementerian Pertahanan memprioritaskan pemberian insentif atau tunjangan khusus bagi prajurit yang bertugas di wilayah perbatasan.

Prajurit yang mendapat tunjangan khusus itu, menurut Purnomo, terdiri dari prajurit yang bertugas di pulau terluar tanpa penduduk, prajurit yang bertugas di perbatasan yang memiliki penduduk, dan prajurit yang bertugas di pulau perbatasan secara temporer, seperti prajurit yang bertugas di kapal perang RI (KRI).

Menurut Purnomo, pemberian insentif atau tunjangan khusus sudah dapat terealisasi jika alokasi anggaran dalam APBN-P sudah disetujui DPR bersama pemerintah.

Sementara itu, anggota Badan Anggaran Komisi III, Bambang Soesatyo, menilai, penambahan alokasi anggaran untuk Kementerian Pertahanan lebih kecil dibandingkan dengan institusi lain, seperti Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung, dan Kepolisian Negara RI.

Sebagai gambaran, tambahan alokasi anggaran dalam APBN-P 2010 untuk Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebesar Rp 710 miliar, untuk Kejaksaan Agung sebesar Rp 405 miliar, dan Polri sebesar Rp 500 miliar. Namun, tambahan alokasi anggaran untuk Kementerian Pertahanan sebesar Rp 360 miliar.

Kesejahteraan prajurit

Bambang mengakui, alokasi anggaran untuk kesejahteraan prajurit selama ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan. ”Dilihat dari alokasi anggaran, perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan prajurit masih rendah,” ungkapnya.

KOMPAS

Monday, May 3, 2010

Pesawat Tempur Sukhoi Latihan Cakra-B/10


30 April 2010, Makassar -- Para Crew dan teknisi Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanauddin mulai hari Kamis, (29/4) selama dua hari sibuk menyiapkan satu Flight Pesawat Termpur Sukhoi 27/30 sebagai pelaku dalam kegiatan Latihan Pertahanan Udara dengan sandi “Cakra-B/10” di Kosekhanudnas (Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional) II yang berkedudukan di Makassar.

Selain Pesawat Tempur Sukhoi, Lanud Sultan Hasanuddin juga melibatkan pesawat Boeing 737 intai strategis yang berhome base di Skadron Udara 5 Wing 5 dan Heli Puma SA 330 dengan misi sebagai stanby SAR.

Latihan Cakra-B/10 yang melibatkan 405 personel, dan Pusat Operasi Sektor Makosek Hanudnas II sebagai Pos Komando Pengendalian dibawah kendali Pangkosekhanudnas II Marsekal Pertama Jhon Dalas Sembiring dengan wilayah latihan di jalur ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) II serta wilayah Ambalat dan Bontang Kalimantan Timur.

Adapun para pilot pesawat Tempur Sukhoi 27/30 yang terlibat dalam latihan Cakra-B/10 adalah Komandan Skdron Udara 11 Wing 5 Letkol Pnb Tony Haryono, Mayor Pnb Untung Surapati, Mayor Pnb David Tamboto, Kapten Pnb Rianto Dwi Putra, Lettu Pnb Bambang Baskoro, Lettu I Gusti Ngurah Sorga serta Vincent ?.

Sedangkan dari Boeing 737 Intai strategis adalah Mayor Pnb Bambang Sadewo, Mayor Pnb Yoyon Kuscahyono, Kapten Pnb Wamildan Tsani P dan Lettu Pnb Devi Oktaviandra serta Mayor Pnb Henry Pilot Heli Puma SA-330.

Pentak Lanud Hasanuddin

Iran Akan Operasikan Meriam Hanud Buatan Sendiri


03 Mei 2010 -- Kementrian Pertahanan Iran telah membuat sistem anti rudal yang mampu melumat rudal jelajah dan obyek terbang lainnya pada ketinggian rendah, diungkapkan Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi pada kantor berita Fars, Minggu (02/05).

“Para ahli di Kementrian Pertahanan sukses dalam membuat sistem artileri udara jarak dekat yang mampu menembakan 4000 peluru per menit,” ungkap Vahidi.

Sistem ini akan dioperasikan dalam waktu dekat.

Vahidi menekankan Kementrian Pertahanan sedang merancang sistem pertahanan udara jarak dekat, sedang, dan jauh.

Beliau menambahkan Kementrian Pertahanan membuat kemajuan berati dalam merancang dan membuat pesawat nirawak yang dapat terbang tinggi, mempunyai kemampuan memantau, dan dilengkapi dengan berbagai macam sensor.

MEHR/@beritahankam

TNI & USARPAC Adakan APMMC 20


03 Mei 2010, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) bekerjasama dengan United States Army Pacific (USARPAC) akan menyelenggarakan Asia-Pacific Militery Medicine Conference (APMMC) XX tahun 2010 yang akan berlangsung selama 5 hari, mulai 3 sampai dengan 7 Mei 2010.Menurut rencana kegiatan tersebut akan dibuka oleh Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, di Hotel Shangri La Jakarta,besok, Senin (3/5).

Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Lek Ir. Prakoso, mengatakan APMMC XX tahun 2010 ini bertema “Pemahaman mengenai persoalan APMMC melalui koordinasi dan kolaborasi regional” adalah merupakan konferensi kesehatan militer multilateral yang dirancang dalam berbagai forum kegiatan pada tataran kebijakan sampai pada forum teknis yang membahas tentang permasalahan kesehatan militer yang berkembang di kawasan asia pasifik.

Kegiatan APMMC XX 2010 akan diikuti oleh 450 peserta yang berasal dari 38 negara Asia Pasifik dalam bentuk forum ilmiah ; Plenary presentation, Breakout presentation, Poster viewing, Simulation dan cultural event serta kunjungan wisata pada daerah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Adapun tujuan APMMC, kata Prakoso, adalah untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah personel kesehatan TNI khususnya dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan kawasan dan global, meningkatkan kerjasama konferensi kesehatan dan interelasi antara militer negara-negara Asia Pacific dan saling tukar menukar informasi dan pengetahuan tentang tugas pokok masing-masing kesehatan militer antara negara-negara Asia Pacific.

Sementara, sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan APMMC adalah terjalinnya kerjasama kesehatan militer negara-negara Asia Pacific dalam penanggulangan penyakit yang ada di kawasan Asia Pacific dan bagi TNI dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan perkembangan IPTEK terkini bidang kesehatan sebagai dampak dari pertukaran pengetahuan dan teknologi antara negara-negara Asia Pacific.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan APMMC dilaksanakan dalam bentuk Konferensi / Seminar yaitu berupa paparan ilmiah dan diskusi dari masing-masing delegasi tentang metode dan teknologi bidang kesehatan terkini, termasuk penanggulangan berbagai masalah akibat penyakit maupun bahaya / bencana alam pada kondisi kegawatdaruratan medik.

Senior delegates meeting, merupakan pertemuan dan diskusi pada tingkat Delegasi senior atau pimpinan delegasi yang membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan dalam implementasi tugas pokok masing-masing. Selain itu dapat dijadikan sebagai wahana saling tukar informasi dan alih teknologi kesehatan militer antara negara-negara Asia Pasifik dan Cultural activities / kunjungan wisata, merupakan kegiatan yang ditujukan untuk lebih mengenal budaya dan wisata Indonesia.

Puspen TNI/POS KOTA

Pangkalan AL Bengkulu Butuh Kapal Besar


03 Mei 2010, Bengkulu -- Pangkalan TNI Angkatan Laut Bengkulu membutuhkan kapal patroli berkapasitas besar untuk meningkatkan pengamanan laut di perairan Pantai Barat Sumatra di wilayah itu.

"Armada berkapasitas besar itu karena laut Bengkulu berhadapan langsung dengan lautan Hindia dan rawan terhadap gangguan kriminal dari luar," kata Komandan Pangkalan TNI-AL (Danlanal) Bengkulu Kol. (P) Sukrisno, Sabtu (1/5).

Armada kapal yang dimilki Lanal Bengkulu saat ini berkapasitas 15 personel untuk melakukan patroli rutin di beberapa pos Lanal mulai perairan Kabupaten Kaur hingga Muko Muko, serta menggunakan kapal cepat dengan kapasitas empat orang.

"Kita sudah mengusulkan ke pusat untuk pengadaan kapal patroli berukuran besar tersebut terutama untuk mengimbangi kecepatan kapal asing yang cukup modren sering mencuri ikan di perairan Enggano," katanya.

Jika Lanal Bengkulu sudah memiliki kapal patroli besar dan cepat akan mampu mengawasi dan mengatasi gangguan keamanan di perairan ini.

"Kami juga selalu berkoordinasi dengan Lanal di Padang (Sumatra Barat), Sibolga (Sumatra Utara), dan Lampung," ujarnya.

Pengawasan ketat yang dilakukan petugas patroli sebelumnya cukup efektif menangkap kelompok perompak terhadap kapal berbendara Taiwan di perairan laut Selatan Enggano. Pada saat bersamaan ada juga laporan korban perampokan di perairan Barat Padang, dan petugas langsung mengejar dengan mengontak pangkalan terdekat.

Sebab seiring dengan laporan tersebut, katanya, KRI A Yani dari pengkalan Surabaya juga sedang patroli dan memasuki perairan Bengkulu. "Akhirnya dengan menggunakan radar, gerombolan perompak tersebut dapat terdeteksi dan berhasil ditangkap. Para perompak setelah diringkus lalu diproses di Armabar Lampung," katanya.

MI.com

Sunday, May 2, 2010

Sri Mulyani: Gaji Guru, TNI dan Polri Akan Naik

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto: Matanews)

02 Mei 2010, Jakarta -- Sebagai bentuk penghargaan terhadap para pegawai yang berada di daerah terluar seperti TNI, Polri, dan Guru, maka dalam RAPBN-Penyesuaian Tahun 2010, terjadi kenaikan alokasi gaji TNI, Polri, dan Guru yang bekerja di daerah terluar.

Hal tersebut diungkapkkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat ditemui setelah mengikuti rapat Badan Anggaran DPR RI dalam rangka mendengarkan pandangan fraksi terkait pembahasan RUU RAPBN-P atas Perubahan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 entang Anggaran pendapatan dan Belanja Negara Tahun anggaran 2010 kemarin malam, Sabtu (1 /5/2010).

Dalam RAPBN-P tahun 2010 terjadi peningkatan anggaran, hal tersebut dikarenakan adanya perhatian yang lebih besr kepada daera-derah terluar yang ada di Indonesia. "Pada RAPBN-P kali ini, pengeluaran belanjanya cukup besar. namun, semuanya itu akan dikembalikan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, keamanan, dan pembangunan sejumlah infrastruktur,"jelas Sri Mulyani.

Perhatian yang difokuskan untuk pegawai yang berada di daerah terluar pun menjadi prioritas utama dam menghargai keberadaannya. "Ada perhatian lebih untuk pegawai yang berada di daerah terluar seperti TNI, Polri, dan Guru. Perhatian dari negara berupa adanya tambahan untu gaju guru, yang tentu saja ini sangat ditunggu oleh para guru,"ungkapnya.

Selain itu juga pemerintah ingin menggenjot Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan menambahkan alokasi belanja dalam RAPBN-Penyesuaian 2010. "Kita pun juga memberikan tambahan untuk UKM sebesar Rp 2 triliyun untuk meningkatkan kinerja sektor riil kita," katanya.

Tribun Timur

Tunjangan TNI di Perbatasan Segera Terealisasi


02 Mei 2010, Marore, Sulut -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengemukakan bahwa tunjangan bagi anggota TNI yang menjaga perbatasan negara segera teralisasi. Ia mengatakan hal itu di sela-sela mengunjungi salah satu daratan terluar yang berbatasan langsung dengan Filipina di Pulau Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut), Minggu.

Menurut dia, anggaran untuk prajurit itu telah tercantum dalam Rencana Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN P) 2010.

"Saat ini, tunjangan ini sedang diproses di DPR. Kami mengajak DPR untuk mendukung penuh tunjangan TNI di perbatasan," tuturnya.

Mantan Wakil Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional ini menyakini, Komisi I DPR yang membidangi masalah pertahanan akan menyetujui.

"Saya yakin, tunjangan bisa cair setelah RAPBN P disahkan oleh DPR," ujarnya optimistis.

Ia mengemukakan, sekitar sembilan ribu prajurit TNI dari tiga angkatan saat ini terlibat dalam pengamanan tapal batas negara.

Menurut dia, tunjangan 150 persen dari gaji akan diberikan kepada prajurit yang menjaga pulau terluar yang tidak dihuni penduduk.

"Misalnya, prajurit yang menjaga Pulau Nipah dan Pulau Batek di Kepulauan Riau. Mereka akan menerima tunjangan 150 persen karena kedua pulau itu tidak berpenghuni," paparnya.

Sedangkan prajurit yang menjaga pulau berpenghuni akan mendapatkan tunjangan 100 persen dari gaji.

Bagi prajurit yang menjaga perbatasan secara berkala maka akan mendapatkan tunjangan 75 persen dari gaji, misalnya, prajurit yang melakukan patroli di perbatasan.

Marore adalah saat ini berpenduduk 668 orang yang terbagi dalam tiga kampung.

Untuk memperkuat pemerintahan dan mendekatkan dengan masyarakat, Pemerintah Daerah Sangihe menjadikan Marore sebagai Kecamatan Khusus.

Pemerintah Sangihe memberikan tunjangan satu juta rupiah per bulan bagi setiap PNS di jajarannya yang bertugas di pulau itu.

Sejumlah instansi yang telah eksis dan memberikan pelayanan antara lain Kantor Kecamatan, polisi, TNI AL, TNI AD, Imigrasi dan Bea Cukai.

Warga setempat mengharapkan supaya Kementerian Perdagangan membuka kantor di wilayah itu agar lalu lintas barang dari pulau itu ke Filipina lebih lancar.

Warga lebih mudah beraktivitas ke Filipina dibandingkan dengan ke Manado karena jaraknya lebih dekat, selain masih ada hubungan darah.

Filipina telah membangun kantor perwakilan dengan tiga personel tentara untuk memberikan pelayanan bagi para pelintas batas.

ANTARA News

TNI Pasang Radar Awasi Laut Ambalat-Tahuna

Seorang petugas memeriksa komponen radar pengawas pantai (Indonesian Sea Radar) di stasiun Uji Radar ISRA, Menara Mercusuar Anyer, Banten, Rabu (10/2). Radar pertama Indonesia buatan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi (PPET) LIPI tersebut digunakan untuk memonitor pergerakan kapal di wilayah perairan Indonesia, pemandu kapal besar di pelabuhan, dan sebagai alat antisipasi masuknya kapal laut pendatang ilegal. (Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari/ama/10)

02 Mei 2010, Marore, Sulut -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, TNI berencana memasang sistem radar yang akan mengawasi perairan mulai perairan Ambalat (Kalimantan Timur) hingga perairan Tahuna, Sulawesi Utara.

Ia mengemukakan hal itu di sela-sela melakukan kunjungan ke perbatasan negara di Pulau Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Minggu.

"Setelah kita membangunan sistem radar laut dari Tahuna hingga Ambalat maka seluruh perairan di wilayah itu akan terjangkau radar," katanya.

Radar itu, lanjutnya, sangat dibutuhkan untuk mengawasi pergerakan kapal yang melintas.

Manurut dia, pengadaan radar itu akan menjadi salah satu prioritas Departemen Pertahanan yang harus diterealisasi segera.

Ia menyebutkan, sistem radar di perairan Selatan Malaka saat ini telah mampu menjangkau seluruh Selat Maka, sehingga setiap kapal yang melintas akan terdeteksi.

"Ada 12 radar yang mengawasi Selat Malaka. Kita telah bisa mendeteksi kapal-kapal yang melintas," paparnya menegaskan.

Sistem radar yang akan dibangun untuk mengawasi perairan utara Sulawesi Utara itu, juga menjadi bagian dari pengamanan perbatasan negara.

Kawasan perairan ini rawan berbagai tindak pidana antara lain penyelundupan senjata, terorisme, pencurian ikan dan pembuangan limbah.

Pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Filipina juga rawan diklaim dan direbut oleh negara lain.

Dua pulau terluar, yakni Miangas di Kabupaten Kepulauan Taluad dan Marore Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, dikunjungi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Mingas dan Marore lebih dekat ke Mindanau, Filipina, dibandingkan dengan Manado.

Di kedua pulau itu, Purnomo meninggalkan prasasti untuk mengabadikan kunjungannya dan sebagai bukti bahwa Pemerintah Indonesia mengusai penuh kedua pulau itu.

Pemerintah Filipina tahun 1891 pernah mengklaim Miangas sebagai wilayahnya dengan nama La Palmas, namun dalam sidang di Mahkamah Internasional, pulau itu tetap masuk ke wilayah Hindia Belanda.

Untuk mengamankan kedua pulau itu, pemerintah telah menjadikan keduanya sebagai kecamatan, kendati jumlah penduduk hanya sekitar 700 orang.

Polsek, Koramil, Pos TNI AD, Pos TNI AL, Pos TNI Pengamanan Perbatasan, Imigrasi dan Bea Cukai telah eksis di kedua pulau itu.

Untuk mengamankan kawasan perbatasan itu, TNI AL melakukan patroli rutin dengan menggunakan berbagai jenis kapal perang dari Komando Armada RI Kawasan Timur.

Di Tahuna, Ibu kota Kabupaten Sangihe, TNI AL telah memiliki pangkalan bertipe B.

Puskesmas dan sekolah telah ada hingga tingkat SMA, namun kondisinya masih memprihatinkan karena belum ada dokter dan jumlah guru yang kurang.

ANTARA News

Saturday, May 1, 2010

Personel TNI-AL Dipatok Tumbuh Nol Persen

Latihan Perembesan Oleh siswa Kodikmar. (Foto: Kobangdikal)

01 Mei 2010, Surabaya -- Jumlah personel TNI Angkatan Laut (AL) pada 2010 dipatok tumbuh sebesar nol persen (zero growth) agar tidak membebani keuangan negara untuk menggaji personel.

"Sebagaimana instruksi dari Mabes TNI-AL, tahun ini jumlah personel harus 'zero growth'. Jadi, kalau jumlah personel yang pensiun 1.000 orang, maka perekrutannya juga harus 1.000 atau mungkin di bawah jumlah itu," kata Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI Angkatan Laut (Kobangdikal) Laksama Muda TNI Sumartono di Surabaya, Sabtu.

Menurut dia, jumlah personel TNI-AL sekarang ini yang mencapai sekitar 72 ribu orang sudah ideal, jika dipandang dari sudut kemampuan anggaran negara. Namun, tidak demikian jika dilihat dari segi kebutuhan sesuai luasnya wilayah dan jumlah penduduk Indonesia.

Ia menyebutkan, tahun ini Kobangdikal telah merekrut 680 orang calon prajurit berpangkat tamtama, 150 orang calon bintara, 40 orang calon Korps Wanita TNI-AL (Kowal), 100 orang calor perwira dari jalur perekrutan Akademi Angkatan Laut (AAL), dan 60 orang calon perwira karier lulusan sarjana Strata-1 atau Diploma-III.

"Jumlah ini sudah seimbang dengan jumlah personel TNI-AL yang pensiun atau memasuki masa pensiun," kata jenderal bintang dua asal Kediri yang ditemui di Lapangan Tembak Puslatdiksarmil, Karangpilang, Surabaya, itu.

Ia menambahkan, tahun ini pula Kobangdikal telah memulangkan enam orang calon marinir karena masalah kesehatan saat mengikuti program pendidikan di Puslatdiksarmil.

"Memang kualitas pendidikan sekarang ditingkatkan, bagi mereka yang tidak maksimal mengikuti program pendidikan, akan kami kembalikan kepada masyarakat, seperti di Puslatdiksarmil ini enam orang dipulangkan karena sakit berkepanjangan di tengah mengikuti pendidikan," katanya.

Peningkatan kualitas pendidikan itu juga dilakukan dengan meningkatkan kemampuan instruktur pendidikan. "Peningkatan instruktur itu juga kami lakukan dengan mengirimkan mereka ke Unesa (Universitas Negeri Surabaya) untuk menambah wawasan sebagai tenaga pendidik," kata Sumartono.

Oleh sebab itu, meskipun dari segi kuantitas menurun, dia menjamin kualitas kemampuan personel TNI-AL dalam menguasai matra laut tahun ini lebih bagus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Personel TNI-AL yang ada sekarang ini sudah sesuai dengan kebutuhan dalam mengawaki alutsista (alat utama sistem persenjataan)," katanya.

ANTARA Jatim

Patroli Bersama Indonesia Australia

01 Mei 2010 -- Personil AL Indonesia dan AB Australia menyambut kedatangan HMAS Maryborough di Pelabuhan Kupang guna mengikuti patroli maritim bersama Indonesia-Australia. Patroli bersama berlangsung 16-27 April 2009. TNI AL mengirimkan dua korvet kelas Parchim KRI Wiratno dan Hasan Basri serta satu unit pesawat intai NC-212. Sedangkan RAN menurunkan kapal patroli kelas Amidale HMAS Maryborough dan satu unit pesawat intai AP-3C Orion milik RAF. (Foto: Australian DoD)

KRI Wiratno (Kiri) dan HMAS Maryborough (Kanan) meninggalkan Pelabuhan Kupang untuk memulai patroli bersama. (Foto: Australian DoD)

HMAS Maryborough sedang melakukan patroli bersama dengan KRI Wiratno (di depan). (Foto: Australian DoD)

KRI Wiratno (Kiri) dan HMAS Maryborough (Kanan) serta pesawat AP-3C Orion saat melakukan patroli bersama. (Foto: Australian DoD)

KRI Wiratno dan HMAS Maryborough saat berpatroli di perairan antara Indonesia dan Australia. (Foto: Australian DoD)


Korvet kelas Parchim KRI Hasan Basri dan kapal patroli kelas Armidale HMAS Maryborough melakukan patroli bersama. (Foto: Australian DoD)




Awak kapal HMAS Maryborough melakukan latihan boarding dengan KRI Wiratno. (Foto: Australian DoD)

@beritahankam