Wednesday, February 17, 2010

Sayang Tak Ada CN-235 di Singapura


17 Februari 2010 -- Kontras itu memang amat jauh: antara Pameran Kedirgantaraan Paris 1997 dan Pameran Kedirgantaraan Singapura 2010. Di Salon Le Boruget 1997, ada prototipe N-250, pesawat penumpang bermesin baling-baling hasil rekayasa putra-putri Indonesia yang dilengkapi kontrol fly-by-wire. N-250 datang ke Paris dua tahun setelah terbang perdana menjelang HUT ke-50 RI dan masih menandai era kejayaan industri kedirgantaraan RI.

Namun, persis dari Paris itulah pecah krisis yang lalu memorakporandakan semuanya. Bukan hanya N-250 lalu menjadi seonggok artefak yang gagal memunculkan pendapatan bagi negara, industri kedirgantaraan Indonesia pun runtuh. Dua tahun silam, di Pameran Kedirgantaraan Singapura, masih ada karya PT Dirgantara Indonesia (DI) yang hadir di pameran, yakni CN-235 versi maritim. Kini, industri Indonesia betul-betul absen.

Sementara itu, meski ada krisis global, negara-negara yang punya tradisi kedirgantaraan masih memunculkan karya baru. Di bidang militer, misalnya, Rusia—melalui Komsomolsk-na-Amure Aviation Production Association (KNAAPO) dan Sukhoi Aircraft—pada 29 Januari lalu berhasil menerbangkan prototipe pesawat T-50, jet tempur tak kasat radar (stealth).

Sebelum ini, dari pesawat militer ada penerbangan perdana pesawat angkut Airbus A-400M (11/12/09) dan juga pesawat angkut Jepang Kawasaki C-X. Sementara dari jajaran pesawat sipil ada penerbangan perdana Boeing 787 Dreamliner (15/12/09), pesawat penumpang generasi baru yang dipromosikan akan merevolusi perjalanan udara.

Diakui, masih ada pengaruh krisis ekonomi yang menyesakkan bagi siapa pun. Bahkan, raksasa seperti Boeing pun mengakui betapa beratnya krisis.

Namun, Boeing tetap hadir, bahkan dengan profil tinggi. Alasannya adalah kawasan Asia Pasifik merupakan sentra pertumbuhan kedirgantaraan pada masa depan. Boeing tentu tidak mau kehilangan peluang. Ini pula yang menjelaskan mengapa Boeing juga memikirkan untuk memunculkan varian baru produk sukses seri 737 setelah pesaingnya, Airbus, mempertimbangkan hal sama untuk seri 320.

Semestinya hadir

Dalam derap perkembangan kedirgantaraan yang sangat dinamis ini, PT DI semestinya memang hadir di Singapura. Dengan CN-235 yang terakhir dibuat pun tak apa-apa, sekadar untuk memelihara citra dan eksistensi. Dengan C-212-400 pun, bila setelah EADS/ CASA memfasilitasi produksinya, juga tidak apa-apa, yang penting Indonesia tak terhapus dari peta industri kedirgantaraan regional.

Ada dua pesan penting yang sebetulnya terlewatkan dengan ketidakhadiran Indonesia di Singapura. Pertama, kita memiliki kemampuan di bidang teknologi dirgantara yang dapat kita tawarkan kepada kawasan atau bahkan dunia. Kedua, kita adalah bangsa yang memiliki komitmen pada penguasaan teknologi yang besar manfaatnya bagi kemajuan, baik untuk perekonomian maupun untuk menjaga kedaulatan.

C-212 ataupun CN-235 adalah produk sudah jadi (meskipun tetap bisa dilakukan penyempurnaan). Dinamisnya otonomi daerah dan semakin meningkatnya mobilitas masyarakat Indonesia, termasuk di wilayah yang sebelum ini masih kurang berkembang sarana transportasinya, membuat kehadiran pesawat-pesawat perintis besar peranannya. Kini maskapai penerbangan nasional, seperti Merpati atau Trigana, mestinya sudah bisa merasakan denyut penerbangan sipil perintis yang semakin dinamis. Semboyan ”Jembatan Nusantara” kiranya tetap relevan.

Kalau C-212 dan CN-235 tak layak ditampilkan, adakah yang baru? Melangkah ke karya baru, seperti misalnya menghidupkan N-2130? Mimpi pun mungkin tak sanggup. Selain masalah dana, tenaga ahli untuk mendukung pewujudannya pun sudah jadi diaspora.

Menghidupkan kembali N-250 hingga menjadi pesawat turboprop yang kembali state-of-the-art? Sempat terpikir. Menurut Prof BJ Habibie yang dulu memimpin proyek ini, N-250 bisa didesain ulang, yaitu dengan mengganti mesinnya dengan jenis lebih mutakhir yang lebih irit bahan bakar dan lebih bertenaga, dengan kokpit dan roda pendarat utama yang dipindah ke bawah sayap. Namun, proyek yang bisa dikerjakan dalam tempo 3-5 tahun ini membutuhkan dana tak kurang dari 500 juta dollar AS atau sekitar Rp 5 triliun.

Soal dana mungkin pelik, tetapi bila ada kemauan dan visi jelas, besar kemungkinan ini masih bisa diatasi. Tentu saja proyek semacam ini juga harus dikawal dengan manajemen yang lebih ketat dan kemudian pemasaran yang lebih piawai. Tanpa unsur terakhir ini, meski peluang pesawat regional berkapasitas 50-70 penumpang besar, sulit kita untuk merebutnya. Lebih-lebih ketika pesaing seperti ATR-72 sudah lalu-lalang menerbangi langit Nusantara.

Pemasok ekstra-regional

Untuk pesawat tempur yang menuntut teknologi canggih, negara-negara Asia Tenggara sepenuhnya masih bertumpu pada teknologi asing ekstraregional. F-16, F-15, dan F/A-18 dari Amerika, Su-30 dari Rusia, dan JAS-39 Gripen dari Swedia. Ketika membutuhkan pesawat latih, negara semaju Singapura pun masih harus menoleh ke Korea dan ke Italia. Demikian pula untuk pesawat sipil berbadan lebar, Boeing dan Airbus-lah pemasok utamanya.

Lalu, ketika kebutuhan makin beragam, pemasok asing yang sudah lebih siap dengan produknya berada dalam posisi berpeluang besar. Misalnya saja, ketika era penerbangan nirawak makin penting, Israel termasuk yang tampak siap merebut peluang. Di Singapura, Israel Aircraft Industries memamerkan Pesawat Udara Nir-Awak (PUNA) Heron. Produsen lain juga melihat peluang ini. AS memamerkan juga PUNA Global Hawk, sementara produsen Eropa (EADS) juga punya PUNA Talarion dan Barracuda yang kini giat dipasarkan.

AS kini memasok Pakistan dengan armada PUNA Shadow 200 untuk membantu militernya memerangi Taliban di Afganistan.

Laporan di atas sekadar menggarisbawahi betapa jagat penerbangan terus berkembang meski ada krisis. Mengingat kawasan Asia Pasifik merupakan area pertumbuhan utama, semua industri kedirgantaraan dunia pun tak ragu berbondong hadir di sini. Indonesia yang pernah punya industri kedirgantaraan yang cukup disegani sekarang ini tampak puas sebagai penonton. Semoga hal ini tidak lama; kalau tidak ingin peluang itu lepas sama sekali dan wilayah Nusantara yang terbentang luas ini kelak sepenuhnya diterbangi oleh pesawat yang dibuat di benua nun jauh di sana. (Ninok Leksono)

KOMPAS

Komite Kebijakan Industri Pertahanan Macet

Deretan 33 panser APS-2 Anoa tahap III saat diserahkan oleh Menhan. (Foto: primaironline)

16 Februari 2010, Jakarta -- Nota kesepahaman atas penggunaan produk alutsista dalam negeri sudah merumuskan untuk membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Draf peraturan presiden yang sudah disusun pemerintah ternyata masih mandek di Sekretariat Negara.

Itu disampaikan oleh Dirjen Sarana Pertahanan Laksda Gunadi kepada Media Indonesia di Jakarta, Selasa (16/2). "KKIP yang nanti mengelola agar pihak terkait dengan revitalisasi industri pertahanan terkoordinir, misalnya Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Polri, TNI, dan Kemenhan. Perpresnya masih menunggu dari Sekretariat Negara," jelasnya.

Revitalisasi industri pertahanan merupakan salah satu program prioritas pemerintah dalam 100 hari kerja. Gaung untuk revitalisasi industri ini tak terlalu terdengar belakangan ini. Gunadi menolak jika disebutkan tak ada langkah berarti lewat 100 hari pemerintahan untuk industri pertahanan. Ia mengaku terus bekerja dalam pembangunan industri pertahanan.

"Siapa bilang? Aturan memang menunggu di atas, di bawah masih jalan terus. Buktinya, saya kemarin malam bertemu dengan kalangan perbankan untuk membicarakan pembiayaan industri. Kita juga sudah bertemu dengan Bappenas untuk mendiskusikan masterplan industri pertahanan," cetusnya.

Masterplan tersebut mempertemukan kebutuhan alutsista dan kemampuan industri pertahanan dalam negeri. Hal itu, sambung dia, untuk menjembatani hal yang selama ini tak bertemu. Lima tahun ke depan, pemerintah merencanakan akan memantapkan kemampuan industri untuk memproduksi sarana angkut militer yang bisa digunakan dua fungsi.

MEDIA INDONESIA

Mahasiswa Surabaya Rancang Prototipe Senjata Pertahanan

Mahasiswa Sistem Komputer STIKOM Surabaya, Riza Rahadian Saputra, menunjukkan cara kerja Prototipe Senjata Pertahanan, di Surabaya, Selasa (16/2). Protipe persenjataan yang merupakan tugas akhir tersebut, menggunakan teknologi Coilgun dengan menerapkan sistem kontrol jarak jauh. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/mes/10)

16 Pebruari 2010, Surabaya -- Mahasiswa S1 Jurusan Sistem Komputer STIKOM Surabaya, Riza Rahadian Saputra S.Kom, merancang prototipe senjata pertahanan yang menggunakan teknologi Coilgun dengan sistem kontrol jarak jauh untuk penembakan peluru ke arah lawan.

Prototipe persenjataan yang merupakan tugas akhir (TA) itu dipamerkan di atrium Royal Plasa Surabaya, Selasa, sehingga banyak pengunjung pasar swalayan itu mengagumi karya mahasiswa yang juga Ketua Tim Robot STIKOM Surabaya pada Kontes Robot Indonesia 2009 itu.

Dalam prototipe itu, Riza memberikan inovasi berupa suatu sistem yang mampu melindungi operator senjata itu saat terjadi serangan musuh yakni dengan menerapkan sistem kontrol jarak jauh pada prototipe rancangannya.

Dengan menggunakan kombinasi antara teknologi Coilgun dengan sistem kontrol jarak jauh yang dikembangkan secara manual dan otomatis diharapkan kombinasi itu dapat dimanfaatkan untuk pengembangan senjata yang efektif ketika jarak dan arah dari target diketahui.

Hasil dari pengembangan TA milik Riza adalah prototipe senjata yang mampu melontarkan peluru dengan kecepatan rata-rata 12,565 m/s dan rata-rata muzzle energy (daya dorong senjata) sebesar 0,55 Joule.

Ada pun spesifikasi peluru yang digunakan lelaki asal Madiun adalah panjang 3,5 cm, diameter 0,7 cm, dan beratnya 9,72 gram.

Selain itu, prototipe yang dihasilkannya itu juga telah mampu menentukan sudut elevasi secara otomatis dan berjalan baik pada sistem kontrol jarak jauhnya.

Ia mengaku pembacaan sensor pada prototipe rancangannya itu kurang sempurna, sehingga ada sedikit selisih hasil penentuan sudut elevasi bila dijalankan secara otomatis.

Secara terpisah, dosen pembimbing TA, Ihyauddin, S.Kom., mengatakan kecepatan peluru yang dihasilkan prototipe itu lebih cepat daripada senjata airsoftgun, namun prototipe itu hanya dapat melukai.

"Kalau ingin meningkatkan kecepatannya sehingga dapat digunakan membunuh, maka diperlukan penambahan jumlah kumparan sebagai elektromagnetiknya," katanya.

ANTARA News

Tuesday, February 16, 2010

Dinilai Berjasa, Eks Panglima Tentara Malaysia Diberi Bintang

Menhan Purnomo Yusgiantoro (kiri) bersiap mengalungkan Tanda Kehormatan Bintang Yudha Dharma Utama kepada Jenderal (Purn) Tan Sri Abdul Aziz bin Hj Zainal di Jakarta, Selasa (16/2). Tanda kehormatan diberikan sebagai penghargaan atas jasa-jasa mantan Panglima Tentera Malaysia itu meningkatkan kerjasama dan hubungan baik antara TNI dan Angkatan Tentera Malaysia. (Foto: ANTARA/pandu dewantara/ss/hp/10)

16 Februari 2010, Jakarta -- Mantan Panglima Tentara Malaysia Jenderal (Purn) Tan Sri Abdul Aziz bin Hj Zainal dianugerahi Bintang Yudha Dharma Utama. Abdul Aziz dinilai berjasa dalam meningkatkan hubungan kerjasama antara TNI dan Tentara Malaysia.

Penganugerahan Bintang Yudha Dharma Utama ini berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 010/TK/Tahun 2009 tanggal 30 Juli 2009. Diberikan sebagai wujud penghargaan bangsa Indonesia atas jasa-jasa Abdul Aziz dalam hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia.

Penyematan tanda kehormatan ini dilakukan oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2010).

"Saya akan sanjung bintang ini demi kepentingan hubungan erat antara Malaysia dan Indonesia," ujar mantan Panglima Tentara Malaysia tahun 2007-2009 ini.

Kementrian pertahanan kedua negara pun telah menyepakati untuk meningkatkan hubungan kerjasama di bidang industri pertahanan. Diharapkan masing-masing pihak bisa saling membeli maupun menjual alutsista produksi kedua negara.

"Jadi ada mutual benefit," jelas Purnomo.

detikNews

KASAD Resmikan Yonif Mekanis Pertama, Dua Lagi Segera Dibentuk


16 Februari 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toisutta meresmikan Batalyon Infanteri Mekanis (Yonif Mekanis) 201/Jaya Yudha di Jakarta, Selasa, (16/2). Peresmian Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha ini, merupakan cikal bakal Batalyon Infanteri Mekanis yang akan dikembangkan oleh Angkatan Darat kedepan, khususnya pada kekuatan kewilayahan seperti Kodam.

Kasad mengatakan, Organisasi baru Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha, sebagai salah satu jajaran Brigif 1 Pengamanan Ibukota/Jaya Sakti dilengkapi personel yang profesional dan berklasifikasi sesuai bidangnya, dan materiil atau alat peralatan yang lebih, seperti kendaraan tempur panser Komando, panser Angkut Personel Sedang (APS) dan ambulans. Dengan demikian, Yonif Mekanis ini diharapkan memiliki kualitas yang lebih baik daripada Yonif sebelumnya, tambah Kasad.

Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI George Toisutta ( kanan), meninjau pasukan saat meresmikan Yonif Mekanis 201/ Jaya Yudha di Depok, Jawa Barat, Selasa ( 16/12). Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha menggantikan nama sebelumnya Yonif 201/ Jaya Yudha, dengan penambahan peralatan mekanis yang diperlukan untuk meningkatkan profesionlisme prajurit. (Foto: ANTARA/Ujang Zaelani/ss/hp/10)

Menurut Kasad, peresmian itu sebagai bagian dari penataan organisasi Angkatan Darat guna menjawab tuntutan dan kebutuhan organisasi, agar lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya, serta mampu menjalankan fungsi pembinaan satuan bagi upaya pencapaian tugas Angkatan Darat secara optimal.

Kasad menegaskan, perubahan organisasi Yonif itu, telah melalui kajian secara seksama dan cermat selama dua tahun ini, yang diikuti dengan kegiatan uji teori berjenjang terhadap hasil penyusunan orgas Yonif Mekanis Kodam. Digelarnya Yonif dengan format organisasi Yonif Mekanis merupakan jawaban atas perkembangan global bidang militer yang berpengaruh terhadap strategi perang dan strategi militer di masa yang akan datang. “Dalam rangka efektivitas pelaksanaan tugas-tugas Angkatan Darat ke depan, setiap Kodam akan dilengkapi dengan satu Brigif dan perkuatannya”, kata Kasad.

Selanjutnya Kasad menjelaskan, Satuan Brigif Kodam itu dikembangkan sesuai kondisi geografi daerah yang menjadi daerah operasi satuan-satuan tersebut, sehingga Yonif Kodam yang ada secara bertahap dilengkapi dengan Yonif Mekanis, khususnya satuan-satuan yang berdislokasi di daerah perkotaan, guna menyesuaikan perkembangan strategi perang secara global.

Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha dilengkapi panser Anoa buatan PT. PINDAD. Atas usaha keras Wakil Presiden Jusuf Kalla saat itu, sehingga panser Anoa dapat diproduksi dan digunakan oleh TNI AD. (Foto: Antara)

Kasad menambahkan, dalam analisis kebutuhan sarana pertahanan Minimum Essential Force Angkatan Darat Tahun 2010-2019 disampaikan bahwa pembangunan kekuatan Angkatan Darat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemungkinan ancaman yang dihadapi serta kecenderungan perkembangan lingkungan strategis. Oleh karena itu, menurutnya kondisi Angkatan Darat ke depan yang diharapkan sesuai Minimum Essential Force Tahun 2010-2019 adalah pengembangan 3 (tiga) Yonif Mekanis pada kekuatan kewilayahan, sehingga untuk selanjutnya Yonif Mekanis Kodam yang akan dikembangkan diprioritaskan pada wilayah Kodam XVII/Cenderawasih dan Kodam VI/ Tanjungpura.

Dispenad

RI-Malaysia Dalami Kerja Sama Industri Pertahanan

Menhan Purnomo Yusgiantoro (kanan) berbincang dengan Jenderal (Purn) Tan Sri Abdul Aziz bin Hj Zainal disela menunggu dimulainya acara penyematan Tanda Kehormatan Bintang Yudha Dharma Utama di Jakarta, Selasa (16/2). Tanda kehormatan diberikan sebagai penghargaan atas jasa-jasa mantan Panglima Tentera Malaysia itu meningkatkan kerjasama dan hubungan baik antara TNI dan Angkatan Tentera Malaysia. (Foto: ANTARA/pandu dewantara/ss/hp/10)

16 Februari 2010, Jakarta -- Pemerintah Indonesia dan Malaysia mendalami kemungkinan untuk menjalin kerja sama industri pertahanan, termasuk dalam bentuk produksi bersama.

"Ya kita tadi bicarakan tentang industri pertahanan, terutama ketertarikan Malaysia terhadap panser PT Pindad," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menjawab ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ditemui usai menyematkan Bintang Yudha Dharma Utama kepada mantan Panglima Angkatan Tentara Malaysia, ia mengatakan, kedua negara juga mendalami kembali kemungkinan produksi bersama alat dan perlengkapan pertahanan.

"Apa yang bisa diproduksi atau dilakukan Indonesia, apa yang bisa dilakukan atau diproduksi Malaysia kita kombinasikan bersama, sehingga konsep kerja sama kita adalah `mutual advantage`, " ujarnya.

Hal senada diungkapkan, mantan Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jenderal Jenderal Tan Abdul Aziz Bin Haji Zaenal yang mengatakan, pihaknya sangat tertarik untuk menjajaki kerja sama industri pertahanan dengan Indonesia.

"Kita mencoba melihat apa saja yang bisa dikerjakan kedua pihak dalam kerja sama tersebut, ya kemungkinan dalam bentuk produksi bersama. Kita akan lihat keuntungan yang didapat kedua pihak dari kerja sama yang akan kita dalami ini," katanya.

RI dan Malaysia sepakat untuk memantapkan kerja sama industri pertahanan yang telah dirintis kedua negara sejak Maret 2009.

Malaysia berminat mengakuisisi panser Anoa produksi PT. PINDAD untuk melengkapi batalyon mekanis yang akan dibentuk.

Kerja sama industri pertahanan itu memerlukan penjajakan yang lebih sismatik dan masing-masing pihak membentuk kelompok kerja. Pihak Indonedia membentuk kelompok kerja terdiri atas lima unsur yakni dari Departemen Pertahanan, Departemen Keuangan, Kementerian BUMN, Departemen Perindustrian dan Kementerian Ristek.

Kelompok kerja itu akan akan mengkaji apa-apa saja yang ditawarkan Malaysia untuk dikerjasamakan.

Pada kesempatan terdahulu, Malaysia juga menawarkan diri agar industri pertahanannya dapat diikutsertakan dalam tender perawatan dan pemeliharaan alat utama sistem senjata TNI.

Namun, Pemerintah RI akan mengedepankan bengkel-bengkel pemeliharaan dan perawatan alat utama sistem senjata yang telah dimiliki. Indonesia ingin mengedepankan kepentingan industri pertahanan, sarana dan prasarana alat utama sistem senjata kita terlebih dulu.

ANTARA News

TNI AL Tempa Prajurit lewat Sistem Pendidikan Terintegrasi


16 Februari 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Laut (AL) mengupayakan sistem pendidikan secara terintegrasi. Hal tersebut menopang upaya peningkatan kualitas minimum essential forces di lingkungan TNI AL.

"Seiring dengan pemenuhan program pembangunan kekuatan dengan konsep Minimum Esential Force (MEF), TNI AL sangat memerlukan kualitas prajurit profesional yang mampu mengawaki alutsista modern. Peningkatan kualitas personel dilakukan melalui pengelolaan sistem pendidikan yang disesuaikan dengan tingkat teknologi yang dibutuhkan," amanat KSAL Laksamana Agus Suhartono yang disampaikan oleh Asper KSAL Laksamana Muda Sudjiwo dalam Rakernis TNI AL di Jakarta, Senin (15/2).

KSAL menyatakan bahwa konsep MEF memertimbangkan penyesuaian sistem pendidikan di lembaga lembaga pendidikan terkait dengan program pengembangan kekuatan MEF. Integrasi sistem pendidikan bertujuan untuk mendapatkan personel yang berkompetensi sesuai standar yang disyaratkan. Konsep standar kompetensi diterapkan secara berjenjang dan berkelanjutan sehingga tersaring personel yang memiliki kemampuan sesuai tuntutan jabatan.

"Pembangunan kekuatan MEF tidak disertai dengan penambahan personel tetapi melakukan pengadaan sebesar jumlah penyusutan yang terjadi setiap tahunnya atau zero growth," imbuhnya.

Untuk mendukung peningkatan tersebut, rakernis personel menjadi forum evaluasi terkait program kegiatan yang telah dilaksanakan dan membahas permasalahan yang muncul serta menampung ide berkaitan upaya peningkatan kinerja dalam penyelenggaraan kegiatan pembinaan personel. TNI AL memandang forum tersebut strategis untuk menghasilkan materi yang menjadi patokan keberhasilan pembinaan personel.

"Momen kegiatan ini memiliki nilai yang sangat strategis sebab materi yang dibahas merupakan tolok ukur keberhasilan pembinaan personel ke depan," tandasnya.

MEDIA INDONESIA

Refresh Creasteam, Lakukan Latihan Buka Tutup Canopy

Salah satu anggota Creasteam Disops Lanud Iswahjudi sedang melaksanakan latihan membuka canopy pesawat tempur F-16/Fighting Falcon di shelter Skadron Udara 3, Jumat (12/2). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

14 Februari 2010, Madiun -- Guna mewujudkan personel Creasteam yang solid dan professiona tak henti-hentinya team Creasteam yang berada dibawah kendali Dinas Operasi Lanud Iswahjudi, mengadakan latihan penanganan emergency. Dalam latihan tersebut melaksanakan bagaimana cara membuka dan menutup canopy pesawat tempur F-16/Fighting Falcon, bila terjadi emergency di shelter Skadron Udara 3, Jumat (12/2).

Dalam latihan tersebut dimaksudkan untuk me-refresh kembali kemampuan personel creasteam serta memberikal bekal bagi personel creasteam yang baru jika terjadi emergency dimana penerbang tidak dapat membuka canopy, karena untuk penanganan emergency bagi pesawat F-16/Fighting Falcon berbeda dengan pesawat tempur lain yang berada di Lanud Iswahjudi.

Lettu Tek Pujo Laksito perwira teknik Skadron Udara 3 mengatakan, penanganan emergency bagi pesawat F-16/Fighting Falcon harus dilaksanakan oleh tim emergency khusus dari Skadron Udara 3 terlebih dahulu karena pada pesawat F-16 bisa mengeluarkan gas beracun berupa Hydrazine 70 yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Kemudian setelah dinyatakan aman, team creasteam Disops Lanud Iswahjudi baru bisa mendekat ke pesawat untuk memberikan pertolongan.

Sementara itu Kasubsi PK (Pemadam Kebakaran) Disops Lanud Iswahjudi Kapten Tek Sumarso pada latihan tersebut mengatakan, meskipun Lanud Iswahjudi senantiasa berupaya mewujudkan “zero accident” dalam setiap misi, akan tetapi creasteam terus melaksakan latihan secara berkelanjutan, jika sewaktu-waktu terjadi accident team creasteam mampu menangani dengan aman.

PENTAK LANUD ISWAHJUDI

Kena PHK Dari PT PAL Indonesia Diterima di Galangan Kapal Malaysia

Pembuatan kapal di galangan kapal PT PAL Indonesia (Persero). (Foto: the Jakarta Post)

16 Februari 2010, Surabaya -- PT PAL Indonesia (Persero) melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap sekitar 900 pekerjanya. Sebagai kompensasi, berdasarkan kesepakatan yang dijembatani serikat pekerja, mereka yang terkena PHK memperoleh tali asih selain pesangon.

Mereka dinyatakan tidak lagi tercatat sebagai karyawan di badan usaha milik negara itu per Maret 2010. ”Mereka sudah menerima pemberitahuan. Adapun surat keputusan akan keluar pada 24 Februari,” kata Balyani Mulkan, Sekretaris Umum Serikat Pekerja (SP) PT PAL Indonesia, Senin (15/2) di Surabaya.

Menurut dia, karyawan yang terkena PHK memperoleh hak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan berupa pesangon. Selain itu, SP PT PAL Indonesia mengusulkan pemberian tali asih bagi karyawan yang di- PHK yang besarnya diatur berdasarkan usia.

Kepala Departemen Organisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia SP PT PAL Indonesia Kuspriyatno menambahkan, struktur organisasi di PT PAL Indonesia menjadi salah satu pertimbangan untuk restrukturisasi dan revitalisasi. ”Rata-rata setiap divisi kelebihan 20-30 persen orang,” katanya.

Pada akhir 2009, PT PAL Indonesia (Persero) menandatangani perjanjian kredit dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). PT PAL Indonesia mendapat pinjaman 25,6 juta dollar AS untuk biaya penyelesaian pembangunan 10 kapal serta Rp 193,37 miliar untuk restrukturisasi. Agar tidak terjadi gejolak di tubuh SP PT PAL Indonesia, tim restrukturisasi dan revitalisasi juga memasukkan unsur karyawan. Meski ada kendala dalam perjalanannya, kini karyawan yang terkena PHK dapat menerimanya.

Kepala Departemen Informasi, Sosial, dan Usaha SP PT PAL Indonesia Mochamad Qomaruddin menyebutkan, karyawan yang terkena PHK akan menerima pembekalan untuk kelangsungan hidupnya. Mereka juga diprioritaskan menjadi tenaga lepas jika ada proyek.

Menurut Qomaruddin, mantan pekerja PT PAL Indonesia yang berusia produktif tidak rugi di-PHK. Sejak tahun 2007, sedikitnya 400 mantan karyawan PT PAL Indonesia bergabung dengan galangan kapal di Malaysia.

KOMPAS

Rusia - Arab Saudi Masuki Tahap Akhir Kesepakatan Pembelian Senjata

Arab Saudi tertarik membeli 30 helikopter Mi-171.

16 Februari 2010 -- Rusia dan Arab Saudi mendekati tahap akhir kesepakatan pembelian senjata. Sejumlah delegasi dari berbagai perusahaan senjata Rusia sedang bernegosiasi dengan rekanannya dari Arab Saudi.

Harian ekonomi Rusia Kommersant memberitakan Juli 2009, nilai kontrak pembelian senjata antara Rusia dan Arab Saudi senilai 4 hingga 6 milyar dolar.

Arab Saudi akan membeli 30 helikopter angkut militer Mi-171B, dan tertarik pada sistem pertahanan udara S-400, tank T-90 serta ranpur amphibi BMP-3.

Satu baterai sistem pertahanan udara S-400 Triumf sedang bergerak dalam suatu latihan. Arab Saudi tertarik mengakuisisi sistem hanud ini.

Arab Saudi pembeli senjata tradisional buatan barat. Sejak peristiwa 2/11, Arab Saudi mengalami kendala untuk membeli senjata dari barat, karena aktor intelektual dan pelaku mayoritas berwarga negara Arab Saudi.

Anggaran pertahanan Arab Saudi tahun lalu sebesar 33 milyar dolar, diharapkan tahun ini mencapai 44 milyar dolar.

RIA Novosti/@beritahankam

Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha Batalyon Mekanis Pertama TNI AD Siap Diresmikan


15 Februari 2010, Jakarta -- Panglima Kodam Jaya/Jayakarta Mayor Jenderal TNI Darpito Pudyastungkoro, S.Ip. M.M., meninjau kesiapan Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha Brigif 1 PIK /Jaya Sakti Kodam Jaya bertempat di Markas Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha Jl. Raya Bogor Km 26 Gandaria Jakarta Timur, Senin (15/2).

Hadir dalam geladi tersebut Kepala Staf Kodam Jaya Brigadir Jenderal TNI Waris, Inspektur Kodam Jaya, Asisten Perencanaan Kodam Jaya, para Asisten Kasdam Jaya, para Komandan Satuan dan Kepala Badan Pelaksana jajaran Kodam Jaya.

Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha merupakan Batalyon Mekanis satu-satunya yang ada di satuan jajaran TNI yang akan diresmikan pada tanggal 16 Februari 2010 oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta. Perubahan Batalyon Infanteri 201/Jaya Yudha menjadi Batalyon Infanteri Mekanis berdasarkan Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/50/IX/2008 tanggal 3 September 2008. Adapun perbedaan yang paling menonjol dari Batalyon Infanteri ini adalah penggunaan Kendaraan Tempur berupa Panser yang jumlahnya sesuai Top Organisasi adalah sebanyak 82 kendaraan tempur Panser.

Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha ini mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pertempuran jarak dekat di darat dengan menggunakan kendaraan tempur angkut lapis baja guna mencari, mendekati, menghancurkan dan menawan musuh serta merebut, menguasai dan mempertahankan medan baik berdiri sendiri maupun dalam hubungan yang lebih besar dalam rangka mendukung tugas pokok Brigade Infanteri ataupun Komando Utama (Kotama). Satuan ini berada di bawah jajaran Satuan Brigade Infanteri 1 Pengamanan Ibukota/Jaya Sakti Kodam Jaya.

Pendam Jaya/Dispenad

Rusia dan India Segera Teken Kerjasama Pembuatan PAK FA

Prototipe pertama PAK FA yang dikenal dengan T-50 sedang uji terbang pertama kalinya selama 47 menit pada 29 Januari 2009 di Timur Jauh Rusia. (Foto: Sukhoi)

16 Februari 2010 -- Rusia dan India akan menandatangani kontrak pertama manufaktur jet tempur generasi kelima akhir Februari atau awal Maret diungkapkan seorang pejabat industri pertahanan Senin (14/2) kepada RIA Novosti.

Rusia telah melakukan dua kali uji terbang jet tempur kelima PAK FA pada 29 Januari dan 12 Februari tahun ini. Belum diketahui secara pasti peran India dalam pengembangan jet tempur ini. India menamakan jet tempur ini Fifth Generation Fighter Aircraft (FGFA).

PAK FA telah dikembangkan Rusia sejak tahun 1990-an, dirancang oleh biro disain Sukhoi dan dibuat di Komsomolsk-on-Amur, Timur Jauh Rusia.


AU Rusia akan menerima batch pertama PAK FA pada 2015. Diperkirakan AU Rusia dan India masing-masing membutuhkan 250 pesawat, dengan harga satu unitnya 100 juta dolar. Sedangkan saingannya jet tempur generasi kelima buatan Amerika Serikat F-35 JSF berharga 122 juta dolar per-unit.

Hanya AS, Rusia dan Cina yang mengembangkan jet tempur kelima saat ini. Satu pesawat buatan AS F-22 Raptor yang sudah beroperasi dan dilarang dijual kepada negara lain, sedangkan yang lainnya dalam tahap pengembangan.

RIA Novosti/@beritahankam

Monday, February 15, 2010

TNI Akan Bangun Peacekeeping Centre


15 Februari 2010, Jakarta -- TNI berencana membangun tempat latihan multifungsi di daerah Sentul, Kabupaten Bogor pada tahun ini. Kementerian Pertahanan menegaskan jika pembangunan tak akan menggunakan dana selain dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Hal ini disampaikan Karo Humas Kementerian Pertahanan Brigjen I Wayan Midhio kepada wartawan di Jakarta, Senin (15/2).

"Kemenhan-TNI akan membangun peacekeeping center di atas lahan seluas 200 hektar. Tepatnya di Desa Hambalang, Citeurep, Kabupaten Bogor. Itu menggunakan dana APBN, tidak ada bantuan dari PBB," jelas Wayan.

Pusat pelatihan penjaga perdamaian akan berfungsi untuk tugas luar maupun tugas ke dalam negeri. TNI, kata dia, akan menyiapkan sejumlah pasukan yang akan dikirim sebagai satuan penjaga misi perdamaian yang tergabung dalam bendera PBB. Pelatihan pasukan tersebut nantinya akan dipusatkan di Sentul.

Selain itu, pusat pelatihan juga akan mendidik satuan reaksi cepat penanganan bencana yang bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

"Kita menyiapkan pasukan TNI kita untuk berangkat ke daerah penugasan sebagai satuan misi perdamaian PBB dan juga mendidik satuan reaksi cepat untuk menanggulangi bencana alam," jelasnya.

Ia mengakui latihan yang diadakan untuk pasukan perdamaian selalu diadakan terbatas. Maka itu, pelatihan akan lebih maksimal jika diadakan dalam satu tempat pemusatan. Pendanaan untuk tempat pelatihan tersebut sedang diupayakan untuk disetujui di DPR.

"Pembiayaan masih dalam proses. Tapi, saya tegaskan bahwa pembiayaan sepenuhnya berasal dari APBN," tandasnya.

Maket tempat pelatihan sudah dibangun oleh Mabes TNI. Pemerintah berharap pembangunan akan dimulai tahun ini.

MEDIA INDONESIA

Kebijakan Pembinaan Litbang Pertahanan Guna Menunjang Industri Pertahanan Dalam Negeri


15 Februari 2010, Jakarta -- Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Balitbang Kemhan) memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan penelitian, pengkajian dan pengembangan bidang Strategi dan Sistem Pertahanan, Peningkatan Sumber Daya Manusia, Penerapan Iptek Pertahanan dan Pemberdayaan Industri Nasional dalam rangka Pertahanan Negara.

Sebagai institusi ilmiah, Balitbang Dephan memiliki tanggung jawab dalam memanfaatkan, menguasai dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) pertahanan. Dalam mendukung pertahanan negara, tugas dan tanggung jawab, Balitbang Dephan semakin strategis dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Tujuan dari pembangunan Litbang Pertahanan antara lain, pertama melaksanakan penelitian, pengkaijian dan pengembangan (Litjianbang) sistem dan strategi pertahanan dalam rangka mewujudkan kemampuan dan kekuatan pertahanan, kedua melaksanakan Litjianbang SDM dalam menyiapkan kualitas dan kuantitas SDM di bidang pertahanan negara, ketiga melaksanakan Litjianbang industri pertahanan dalam memberdayakan sumber daya nasional untuk menuju penguasaan teknologi dan industri pertahanan melalui alih teknologi, keempat melaksanakan Litjiangban teknologi pertahanan dan penerapan teknologi untuk kepentingan penguasaan iptek pertahanan, dan kelima melaksanakan penataan dan pemenuhan personel, sarana prasarana litbang untuk terwujudnya optimalisasi fungsi litbang dan peran fora nasional dan internasional.

Kebijakan yang ditempuh Balitbang Kemhan terkait pembinaan Litbang Pertahanan dalam rangka menunjang pembangunan industri pertahanan yang mandiri meliputi, pertama terlibat dalam desain sampai menghasilkan prototype Alutsista/sarana pertahanan yang dibutuhkan, kedua sebagai inspirator dan formulator antara pengguna (user ) dan industri pertahanan dalam mewujudkan kemandirian Alutsista, dan ketiga pengembangan desain produk yang aplikatif dan memungkinan diproduksi oleh industri pertahanan.

Sementara itu, kebijakan Litbang Indhan dalam kerja sama dengan Badan Litbang Nasional dan Akademisi meliputi pertama sebagai koordinator untuk penetuan komoditi militer/ Alutsista prioritas terpilih yang akan diteliti dan dikembangkan oleh tim pakar sampai dengan siap untuk diproduksi sesuai kebutuhan TNI, kedua penelitian bersama industri dan perguruan tinggi dalam bidang teknologi pertahanan, ketiga Perencanaan yang terintegrasi dalam penyusunan / pembuatan rancang bangun atau midifikasi sampai dengan prototype untuk produk Alutsista /sarana pertahanan, dan keempat merumuskan bersama standar teknologi produk / proses yang telah dicapai oleh industri di dalam negeri untuk digunakan sebagai acuan rekuisisi pengadaan produk – produk militer.

Beberapa hasil yang sudah dicapai oleh Balitbang Kemhan sampai saat ini antara lain, prototype hovercraft kapasitas 2 orang Prototype Plate Keramik Rompi Tahan Peluru Level IV, pembuatan Baju Rompi Tahan Peluru Level III, prototype Pembuatan Sepatu Dinas Lapangan, pembuatan PDL Loreng Substitusi Kapas, Rami dan Polyster, pembuatan Seragam Dephan Polyster dan Serat Rami, pemilihan power pact engine untuk Ranpur, Ranpur 4 x 4 untuk Angkut Personel, Alkom Radio HF Frequensi Hoping, Rudal jarak dekat 100-150 km permukaan ke permukaan, Small Jet Engine 200 N, Warhead dan Fuze untuk Roket 122 dan Ferromagnetik anti radar.

DMC

TNI AU dan PAF Jajaki Kerjasama Lebih Luas

Tampak dalam gambar Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat menyambut kedatangan Commanding General PAF Lieutenant General Oscar H. Rabena (Foto: Dispenau)

15 Februari 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat menerima kunjungan kehormatan Commanding General PAF (Philippines Air Force) Lieutenant General Oscar H. Rabena beserta rombongan di Mabesau Cilangkap, Senin , (15/2).

Lieutenant General Oscar H. Rabena, pada kesempatan itu menerima jajar kehormatan dari satuan pengawal dan protokoler. Kunjungan perkenalan tersebut dimaksudkan untuk mempererat tali persahabatan antar kedua angkatan udara serta menjajaki kemungkinan kerjasama yang lebih luas.

Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat saat menerima tamunya didampingi Wakil Kasau Marsdya TNI Sukirno, Irjenau Marsda TNI K Inugroho, Asrena Kasau Marsda TNI Erry Biatmoko, Asops Kasau Marsda TNI Pandji Utama, Koorsahli Kasau Marsda TNI Joseph Rasiman serta Aslog Kasau Marsda TNI Imam Wahyudi.

Seusai melakukan ramah tamah, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat dan Commanding General PAF Lieutenant General Oscar H Rubena saling tukar cenderamata

DISPENAU

Menhan dan Menkes Teken MoU Cegah Ancaman Bio Terorisme dan Bio Security


15 Februari 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Jumat (13/2) menandatangani Nota Kesepahaman Bersama (MOU) dalam Bidang Kesehatan, bagi prajurit TNI dan PNS dilingkungan Kementerian Pertahanan, di Departemen Kesehatan, Jakarta.

Salah satu kesepakatan yang tercantum didalam Nota Kesepahaman Bersama bidang kesehatan ini, diantaranya mencakup pembahasan dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat termasuk bagi prajurit TNI dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Kementerian Pertahanan.

Pelayanan dan dukungan kesehatan ini nantinya diberikan kepada prajurit TNI dan PNS Kemhan dalam bentuk paket bantuan kesehatan yang terkena akibat bencana dan kejadian luar biasa (KLB), personel yang bertempat tinggal di daerah tertinggal, perbatasan, rawan bencana, rawan konflik, terpencil dan kepulauan khususnya pulau-pulau terluar.

Disamping itu MoU ini juga membahas kerjasama pendidikan, pelatihan, pengembangan dan pendayagunaan bagi tenaga kesehatan khususnya prajurit TNI. Kerjasama pendidikan dan pelatihan ini juga akan diarahakan kepada penyelenggaraan kegiatan penelitian, pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di bidang kesehatan serta penyelengaraan sistem informasi kesehatan.

Perihal lainnya yang diatur dalam MoU tersebut yakni, melakukan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1991 tentang pemeliharaan kesehatan PNS, penerima pensiun, personel veteran, perintis kemerdekaan, beserta keluarganya.

Pada kesempatan acara tersebut, Menhan mengatakan penandatangan Nota kesepahaman ini sangat penting bagi Kemhan. Menurut Menhan MoU ini diharapkan dapat mencegah dan mengatasi ancaman ancaman non militer yang ada di Indonesia, yang terdiri dari ancaman bio terorisme dan bio security, atau ancaman melalui jalur kesehatan yang disengaja untuk mengganggu stabilitas nasional.

Menhan juga menilai unit-unit kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting, baik didalam pelayanan kesehatan saat di dalam operasi militer untuk perang dan bencana alam. Serta diharapkan nantinya unit-unit kesehatan ini dapat mensejahterakan rakyat Indonesia khususnya anggota TNI dan PNS di lingkungan Kemhan melalui fasilitas peserta Asuransi Kesehatan (Askes).

Kegiatan penandatanganan MOU juga turut disaksikan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, para Kepala Staf Angkatan, serta para pejabat eselon I dan II di jajaran Kementerian Pertahanan dan Kementerian Kesehatan.

DMC

Kapal Tanker AL India INS Deepak Diluncurkan di Italia

Dubes India untuk Italia Shri Arif S. Khan memberikan sambutan saat peluncuran INS Deepak di Muggiano, La Spezia. (Foto: PIB)

14 Februari 2010 -- Galangan kapal Fincantieri di Muggiano, La Spezia, Italia meluncurkan kapal tanker pertama dari dua yang dipesan Angkatan Laut India, dijadwalkan kapal dikirimkan ke AL India akhir tahun.

Upacara peluncuran dihadiri Duta Besar Republik India untuk Italia Shri Arif S. Khan, direktur Fincantieri Corrado Antonini serta pejabat AL Italia Admiral Franco Poli.

Fincantieri diumumkan pemenang tender senilai 139 juta euro di Euronaval 2008 pada April 2008, setelah menyisihkan perusahaan dari Rusia dan Korea Selatan.

Kapal diberi nama INS Deepak, tanker berlunas ganda berbobot 27,500 ton dengan panjang 175 meter dan dapat dipacu hingga 20 knot. Kapal dilengkapi dengan dek yang dapat menampung helikopter menengah (maksimal 10 ton). Maksimum penumpang kapal 250 orang termasuk awak dan tentara.

INS Deepak mampu melayani pengisian bahan bakar pada empat kapal sekaligus.

Sedangkan kontrak kapal kedua ditandatangani Maret 2009. Saat ini, kapal dalam tahap konstruksi di galangan kapal Fincantieri di Sestri Ponente, Genoa dijadwalkan dikirimkan ke AL India 2011.

Fincantieri/@beritahankam

Sunday, February 14, 2010

Komisi I DPR Kritik Kinerja Kemenhan

Pembelian 16 pesawat tempur bermesin turboprop Super Tucano buatan Embaraer Brazil dikritik jubir FPG Komisi I Fayakhun Andriadi. Super Tucano akan ditempatkan oleh TNI AU di Lanud Tarakan untuk mengawasi perbatasan Indonesia-Malaysia. (Foto: Embraer)

14 Pebruari 2010, Jakarta -- Juru bicara Fraksi Partai Golkar di Komisi I DPR RI, Fayakhun Andriadi, mengritik kinerja Kementerian Pertahanan yang hingga kini belum menyelesaikan rencana induk (master plan) Pertahanan Nasional.

"Sulit menyatakan kinerja mereka baik, bila master-plan-nya saja tidak tuntas. Buktinya hingga sekarang, sudah lewat 100 hari pertama Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, master plan-nya belum disampaikan ke komisi," ujarnya kepada ANTARA News, di Jakarta, Minggu.

Dalam kondisi seperti itu, menurut dia, apa yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) pimpinan Menteri Purnomo Yusgiantoro bisa tidak terencana, karena tak memiliki skala prioritas.

"Padahal, dalam masa persidangan pertama DPR RI periode ini, blue print (cetak biru) pertahanan dimasukkan dalam program 100 hari kerja mereka dan akan disampaikan kepada Komisi I DPR RI," ungkapnya.

Sekarang, menurut dia, 100 harinya sudah lewat dan rencana induk kemenhan belum juga jadi.

"Saya belum terima, padahal janjinya Desember tahun lalu sudah harus diserahkan ke Komisi I DPR RI," ujarnya.

Politisi muda Partai Golkar yang sedang menuntaskan studi doktor ilmu politiknya di Universitas Indonesia (UI) itu juga menyoroti cara Kemenhan yang terkesan tebang pilih dalam memberikan informasi kepada Komisi I DPR yang membidangi informasi, pertahanan dan luar negeri.

"Tak jarang kemhan hanya memberikan informasi kepada segelintir orang di Dewan. Kan lucu, kita baru tahu tentang rencana kemenhan dari media massa. Tahu-tahu mau beli Tucano. Ketika ditanya, mereka mengaku sudah menyampaikan informasinya kepada Komisi I. Maksudnya, Komisi I yang mana," ungkapnya.

Ia menambahkan, "Bisa saja informasinya hanya tiba di tingkat pimpinan komisi, saja. Mereka (Kemenhan) mengira, kalau pimpinan komisi atau banggar-nya sudah diberi tahu, yang lain pasti nurut. Ini tidak benar, perlu diperbaiki dan diluruskan."

ANTARA News

Boeing 737 AEW&C Pertama Korsel Tiba

Boeing 737 Airborne Early Warning and Control (AEW&C) milik AU Australia. (Foto: Boeing)

14 Februari 2010 -- Pesawat Boeing 737 Airborne Early Warning and Control (AEW&C) pertama dari empat pesawat milik Korea Selatan tiba Selasa (9/2).

Korea Aerospace Industries (KAI) akan memasang radar Multi-Role Electronically Scanned Array (MESA) L-band buatan Northrop Grumman yang dilakukan di fasilitas milik KAI di Sacheon, Provinsi Gyeongsang. Pesawat akan diserahkan ke Angkatan Udara Korea Selatan tahun depan.

Pengerjaan ini merupakan bagian kesepakatan offset yang ditandatangani 2006. Boeing dan pemerintah Korea Selatan menandatangani kontrak pembelian 4 Boeing 737 AEW&C senilai 1,6 milyar dolar.

Boeing 737 AEW&C mampu terbang hingga ketinggian 41.000 kaki pada kecepatan maksimal 340 knot.

Korea Times/@beritahankam

Korsel Hibahkan 8 A-37 Ke Peru, Incar Kontrak Senjata

A-37 Dragonfly AU Korsel.

14 Februari 2010 -- Korea Selatan menghibahkan 8 pesawat serang darat ringan A-37 Dragonfly ke Peru. Pesawat akan digunakan operasi pengawasan perbatasan bekerjasama dengan Brazil dan misi anti obat bius ungkap Menteri Pertahanan Peru Rafael Rey di Lima, Peru, Kamis (4/2) saat penyerahan pesawat.

Pemerintah Korea Selatan menawarkan 8 A-37 Dragonfly kepada Peru tahun lalu, dalam usahanya meningkatkan hubungan bilateral dan kerjasama pertahanan. Kedua negara memulai hubungan diplomatik pada 1963.

Hibah ini sebagai fondasi bagi Korea Selatan menembus pasar senjata di Amerika Latin menurut sebuah sumber militer Korea Selatan.

Korea Selatan mengincar kontrak pembelian pesawat latih dasar, rudal portable permukaan - udara, dan perbaikan kapal selam. AL Peru sedang mengevaluasi modernisasi empat kapal selam kelas Angamos (Tipe 209/1200), sekelas dengan kapal selam kelas Chang Bogo.

AU Korea Selatan mempensiunkan A-37 Dragonfly 2007. Sebelumnya pesawat ini digunakan tim akrobatik udara “Black Eagles”.

Korea Selatan membeli 20 A-37 Dragonfly dari Amerika Serikat senilai 66 juta dolar tahun 1970-an dibawah program Foreign Military Sale. A-37 Dragonfly hasil modifikasi jet latih T-37 Tweet, digunakan selama Perang Vietnam sebagai pesawat serang darat.

Belum dapat dikonfirmasi apakah Presiden Peru Alan Garcia berminat “joy flight” dengan A-37 Dragonfly.

Korea Times/AFP/@beritahankam

India Beli Lagi 6 Super Hercules

C-130J Super Hercules. (Foto: Lockheed)

14 Februari 2010 -- Seperti sumur tak berdasar, pemerintah India kembali belanja alutsista. Roger Rose kepala Lockheed India mengatakan perusahaannya sedang menunggu “Letter of Request” dari pemerintah India kepada pemerintah Amerika Serikat terkait penambahan enam pesawat angkut militer Lockheed C-130-30J Super Hercules .

Pada 2007, India telah menandatangani kontrak pembelian enam C-130-30J, sehingga total pesawat 12 unit.

Super Hercules akan ditempatkan di Pangkalan Udara Hindon di Ghaziabad. C-130-30J AU India sama dengan yang dipakai AU Amerika Serikat. Pesawat pertama akan diterima AU India mulai 2011.

Rose menambahkan Lockheed berpeluang menjual sekitar 50 unit C-130J di India.

Pangkalan Udara Hindon sedang dimodernisasi dibawah program Modernisation of Air Field Infrastructure (MAFI), diharapkan selesai 2011. Program MAFI membuat Hindon dapat mengoperasikan semua tipe pesawat termasuk jet tempur dan angkut.

Hindon akan dilengkapi radar paling sensitif, yang mampu dioperasikan dalam berbagai cuaca.



Saat ini AU India mengoperasikan pesawat angkut berat buatan Rusia IL-76 dan angkut sedang An-32. C-130-30J akan digunakan untuk operasi khusus dengan membawa beban 15-20 ton.

C-130J Super Hercules digunakan oleh AU Amerika Serikat, Inggris, Australia, Denmark, Norwegia, Italia, dan Kanada.

Aviation Week/@beritahankam

Saturday, February 13, 2010

TNI AU Usulkan Polonia Jadi Pangkalan Militer

Bandara Internasional Polonia berada di Kota Medan. (Foto: Pemkot Medan)

11 Februari 2010, Medan -- TNI Angkatan Udara (AU) mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) agar Bandara Polonia tetap dijadikan sebagai pangkalan militer.

Usulan itu disampaikan Asisten Perencanaan KSAU, Marsekal Muda TNI Erry Biatmoko, ketika bertemu Gubernur Sumut, Syamsul Arifin, di Medan, hari ini.

Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin, malam ini, mengatakan, TNI AU mengharapkan, pihaknya tidak memindahkan pangkalan udara yang ada selama ini seiring perpindahan Bandara Polonia ke Kuala Namu, kabupaten Deli Serdang.

TNI AU mengharapkan lapangan di Bandara Polonia Medan dapat dijadikan lapangan militer cadangan di bagian Sumatera Bagian Utara (Sumbagut). Namun usulan itu masih dalam tahap konsep di jajaran Mabes TNI AU. "Masih dalam tahap dialog," katanya.

Meski demikian, katanya, Pemprovsu belum dapat memberikan jawaban atas usulan TNI AU tersebut. Namun pihaknya akan mengupayakan untuk memberikan solusi berupa mencari lokasi lain, yang dapat dijadikan pangkalan militer TNI AU.

Hal itu disebabkan Bandara Polonia dinilai tidak layak menjadi pangkalan militer karena berada di tengah kota.

Ketika ditanyakan tentang kemungkinan untuk "menggandengkan" Bandara Internasional Kuala Namu dengan pangkalan AU itu, Syamsul Arifin menyatakan hal itu tidak diperbolehkan. "Itu tidak boleh," katanya.

WASPADA

TNI AD Pilih Alutsista Produk Dalam Negeri

Mayjen TNI Burhanudin Amin (kiri), KSAD Jenderal TNI George Toisutta (tengah), Mayjen TNI Noer Muis (kanan) Panglima Kodam I/Bukit Barisan yang baru melakukan salam komando saat serah terima jabatan Panglima Kodam I/Bukit Barisan di Lapangan Makodam I/Bukit Barisan, Medan, Sumut, Jumat (12/2). Mayjen TNI Noer Muis menggantikan Mayjen TNI Burhanudin Amin sebagai Panglima Kodam I/Bukit Barisan yang baru. (Foto: ANTARA/Risky Cahyadi/Koz/nz/10)

13 Februari 2010, Medan -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) bertekad memprioritaskan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) produk dalam negeri. Hal itu dilakukan, karena TNI AD tidak mau lagi bergantung dengan Alutsista produk luar negeri.

”Prioritas TNI AD di 2010 ini, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) menuju profesionalisme yang handal.Namun seiring peningkatan SDM, tidak bisa dipungkiri harus sejalan dan sejajar dengan peningkatan alusista,”ujar Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI George Toisutta kepada wartawan usai menjadi inspektur Upacara Serah terimah jabatan Pangdam I/BB, di Lapangan Makodam I/BB, Jalan Binjai KM 7,5 Medan, kemarin. Pada tahun ini, kata dia, TNI AD akan memegang prinsip mengutamakan produk dalam negeri.

Meskipun tidak prinsip itu mengandung resiko. ”Jika tidak menggunakan produk dalam negeri,dan bergantung pada produk luar negeri, sewaktu-waktu kita tidak akan bisa bergerak.” ”Kita sudah punya pengalaman seperti masa-masa lalu,di mana kita kena embargo. Jika kena embargo, kita akan lemah,” tukas KASAD. Karenanya TNI AD bertekad akan menggunakan produk dalam negeri yang dihasilkan industri pertahanan, seperti PT Pindad dan produk pertahanan dalam negeri lainnya.

“Produk dalam negeri bukan buatan TNI AD, tapi produk yang dihasilan industri PT Pindad dan produk pertahanan lainnya,” jelas George. Disinggung soal rumah dinas yang akhir-akhir ini sering digusur? George mengatakan,masalah rumah dinas sangat gampang untuk menjawabnya, namun sulit dimengerti rakyat. Katanya, TNI aktif punya hak untuk menempati rumah dinas, termasuk sebelumnya tentara yang pensiun. “Setiap TNI aktif berhak dan diberi kesempatan mempunyai rumah sendiri lewat Asabri. Uang muka dibayari, tinggal mencicil. Tapi yang namanya manusia,tetap memilih yang enak,” lanjut dia. Apalagi sebagian besar Asrama TNI yang dulunya berada di pinggiran, karena perluasan kota, lokasinya menjadi di dalam kota.

Sejumlah pasukan berdefile usai mengikuti upacara serah terima jabatan Panglima Kodam I/Bukit Barisan. (Foto: ANTARA/Risky Cahyadi/Koz/nz/10)

Para prajurit yang menempati rumah dinas yang letaknya berada di kota itu akan susah jika diminta pindah di daerah pinggiran. “Ini kembali ego dan kepentingan. Padahal jika merasa sebagai pejuang, mestinya iklas untuk dipindah. Sebab sesuai aturan, seorang pensiunan tidak dibenarkan menempati rumah dinas. Karena berkaitan dengan kesiap-siagan. Tapi karena rasa hormat kami kepada senior dan sesepuh, kami masih memberi kesempatan kepada pensiunan untuk tempati rumah dinas. Bahkan hingga meninggal dunia dengan catatan tidak punya rumah pribadi. Tapi kalau sudah punya rumah, harus diserahkan ke prajurit aktif, jangan dinikmati terus.

Sedangkan kalau untuk anaknya tidak punya hak,”tegas George. TNI AD sendiri sebutnya belum berencana menambah rumah dinas prajurit TNI AD.Alasannya,karena anggaran untuk menambah rumah dinas tersebut belum tersedia. ”Kalau ada dananya sudah pasti tambah rumah,”lanjut dia. Sementara itu,Mayjen TNI Muhamad Noer Muis dilantik menjadi Pangdam I Bukit Barisan dalam upacara militer dengan inspektur upacara KSAD Jenderal TNI George Toisutta di Medan,kemarin. Dalam amanatnya, KSAD Jenderal TNI George Toisutta mengatakan, Kodam I Bukit Barisan memiliki peranan dan tanggung jawab penting dalam menjaga integritas wilayah.

Apalagi,jika dikaitkan dengan luasnya wilayah Kodam I Bukit Barisan (Kodam I/BB) yang membawahi empat provinsi.Yakni Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), Riau, dan Kepulauan Riau (Kepri). Oleh karena luasnya wilayah itu, tidak jarang muncul berbagai masalah.Seperti masalah dengan suku,agama,dan ras (SARA) maupun terkait dengan kepentingan ekonomi dan politik.Tidak tertutup kemungkinan pula muncul oknum atau golongan yang ingin memaksakan kehendaknya tanpa memedulikan ketentuan yang berlaku. Namun, lanjut KSAD, semua permasalahan itu dapat diselesaikan jika tercipta komunikasi dialogis dan kemanunggalan TNI dan rakyat.

Pada kesempatan itu KASAD juga menginstrusikan kepada para prajurit di jajaran Kodam I/BB, untuk terus mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kualitas diri, sehingga memiliki kemampuan profesi handal di atas landasan mental dan moral tangguh, serta disiplin tinggi. Kepala Penerangan Kodam I/- BB, Letkol CAj Asren Nasution menjelaskan,Pangdam I Bukit Barisan yang baru, Mayjen TNI Muhammad Noer Muis, sebelumnya menjabat sebagai Pangdam XVI Patimura dan merupakan alumni Akabri 1976.

Mayjen TNI Muhammad Noer Muis menggantikan Letnan Jenderal (Letjen) TNI Burhanudin Amin yang dipromosikan menjadi Panglima Komando Cadangan Srategis TNI AD (Pangkostrad). Sedangkan Letjen TNI Burhanudin Amin mendapat tugas baru menjadi Pangkostrad. Dia bukanlan orang baru di lingkungan Kostrad. Burhanudin Amin resmi menyandang bintang tiga, Letnan Jenderal (Letjen) pada Kamis (11/- 2).

Kenaikan pangkat satu tingkat itu didasarkan pada Keppres RI No: 04/TNI/2010 tertanggal, 5 Februari 2010 tentang kenaikan pangkat ke/ dalam golongan Pati TNI.

SEPUTAR INDONESIA

Pendidikan Pam VVIP Yonif 712 Wiratama

13 Februari 2010, Manado -- Dua penembak cepat dari pasukan Batalyon Infantri (Yonif) 712 Wiratama melakukan latihan pengamanan penyelamatan VVIP di Markas Yonif 712 Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (13/2). Sebanyak 50 anggota Yonif 712 Wiratama mendapatkan pelatihan khusus untuk mendukung tugas pengamanan VVIP di wilayah Sulawesi Utara. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ed/10)

Sejumlah anggota pasukan Batalyon Infantri (Yonif) 712 Wiratama melakukan latihan pengamanan penyelamatan VVIP. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ed/10)

PAK FA Lakukan Penerbangan Kedua

Prototipe jet tempur generasi kelima buatan Rusia PAK FA dikenal dengan T-50 saat melakukan uji terbang pertama 29 Januari 2010 di Komsomolsk-on-Amur, Timur Jauh Rusia. (Foto: Sukhoi)

13 Februari 2010 -- Prototipe jet tempur generasi kelima buatan Rusia PAK FA melakukan uji terbang kedua di Komsomolsk-on-Amur, Timur Jauh Rusia menurut seorang pejabat Kementrian Pertahanan Rusia kepada RIA Novosti, Jumat (12/2).

PAK FA pertama kali mengudara 20 Januari selama 47 menit di Komsomolsk-on-Amur, Timur Jauh Rusia.

Setelah menjalani serangkaian uji terbang di Komsomolsk-on-Amur, pesawat akan diangkunt ke Pangkalan Angkatan Udara Zhukovsky dekat Moskow untuk pengujian akhir.

Rusia mengembangkan PAK FA sejak era tahun 1990-an, dirancang oleh biro disain Sukhoi dan dibangun di Komsomolsk-on-Amur.

KASAU Rusia mengatakan minggu lalu, batch pertama jet tempur ini akan dioperasikan angkatan udara mulai 2015. Sebelumnya Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mengatakan PAK FA mulai dioperasikan 2013.

F-22 Raptor buatan Amerika Serikat satu-satunya jet tempur generasi kelima yang sudah dioperasikan, sedangkan F-35 JSF dan PAK FA dalam tahap uji penerbangan. Diperkirakan harga satu unit PAK FA 100 juta dolar sedangkan F-35 122 juta dolar.

RIA Novosti/@beritahankam

Friday, February 12, 2010

Menteri Pertahanan Akui Ada Kecenderungan Bioterorisme


12 Februari 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan bioterorisme menjadi kecenderungan global.

"Ini salah satu ancaman nonmiliter," ujarnya seusai penandatanganan kesepahaman dengan Menteri Kesehatan di Kementerian Kesehatan, Jumat (12/2)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengungkapkan kecenderungan bioterorisme dalam rapat pimpinan di Kementerian Luar Negeri. "Presiden menyatakan itu merupakan strategic environment yang perlu diwaspadai," jelas Purnomo.

Adanya ancaman nonmiliter ini seperti ideologi, pandemi, Purnomo melanjutkan, perlu kerja sama dengan kementerian lain. "Kalau militer, aktor utamanya Tentara Nasional Indonesia kami gerakkan," tegasnya.

TEMPO Interaktif

PRC PB Korem 091/Aji Surya Natakesuma Terus Berlatih


11 Februari 2010, -- Kalimantan Timur merupakan salah satu wilayah Indonesia yang memiliki kondisi geografis tipikal hutan hujan tropis. Hal ini dapat dilihat dengan luasnya daerah hutan rimba serta banyaknya alur sungai besar yang menjadi urat nadi transportasi dan perekonomian masyarakat.

Namun akibat eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam yang terus menerus, kawasan hutan maupun rawa di kaltim mengalami kerusakan pada tingkat yang cukup parah. Hal ini berakibat pada terjadinya perubahan iklim lokal Kaltim hingga kepada meningkatnya frekuensi dan penyebaran bencana banjir maupun tanah longsor.

Korem 091/ASN sebagai sebuah satuan komando kewilayahan terus berupaya untuk memelihara kesiapan jajarannya dalam melaksanakan setiap tugas yang harus diemban. Seperti telah diketahui bersama bahwa sesuai dengan UU no 34 tentang TNI, salah satu tugas yang diemban oleh TNI adalah membantu penanggulangan bencana. Berangkat dari pemahaman akan tugas tersebut, Danrem 091/ASN Kolonel Inf. Musa Bangun memprakarsai diselenggarakannya sebuah latihan dalam satuan yang dinamakan Latihan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRC PB). Latihan ini digelar bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemprov Kaltim. Dengan dilaksanakannya latihan ini, diharapkan Korem 091/ASN dapat memiliki satu satuan setingkat Peleton (SST) yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan handal dalam melaksanakan operasi penanggulangan bencana. Selain itu, personil dalam SST ini juga diarahkan untuk menjadi kader bagi pembentukan Satuan Setingkat Kompi (SSK) Korem 091/ASN sebagai PRC PB.

Latihan yang diselenggarakan selama 5 hari ini (25 s.d. 29 Januari 2010), melibatkan 30 orang personil Yonif 611/AWL dan 6 orang personil BPBD Pemprov Kaltim sebagai pelaku, beserta 25 orang pelatih dan pendukung dari Denbekang Samarinda, Denkesyah 06.04.01, Jasrem 091/ASN dan BPBD Pemprov Kaltim. Materi awal yang dilatihkan meliputi Renang Militer, Renang Penyelamatan Korban, Tali temali, P3K, Teknik Evakuasi, Teknik LCR bermotor, GPS untuk SAR dan 2 materi Puncak yaitu materi Simulasi Pendorongan Logistik/Evakuasi pada Bencana Banjir serta simulasi Pemadaman Kebakaran hutan. Pada materi-materi puncak tersebut, pelaku dihadapkan pada suatu skenario kejadian bencana banjir dan kebakaran hutan yang harus ditangani oleh PRC PB Korem 091/ASN.


Dalam simulasi yang mengambil tempat di Sungai Mahakam ini, Tim PRC PB mengaplikasikan keterampilan-keterampilan awal yang telah dibekali selama latihan dengan menggunakan sumber daya alat peralatan PRC PB Korem 091/ASN yang merupakan hibah dari Pemprov Kaltim. Alat-alat PRC PB yang terdiri atas 34 item tersebut (LCR, Tenda, Kompor Lapangan, Pakaian PMK, waterpump, dsb), selalu disiagakan dalam sebuah gudang khusus sehingga setiap saat dapat digunakan dengan cepat, namun sejak awal penyerahannya belum pernah diuji coba dalam suatu kegiatan. Dengan demikian, selain bertujuan pokok untuk memiliki kemampuan yang memadai, melalui latihan ini komando juga telah dapat melaksanakan uji terhadap alat peralatan PRC PB guna memastikan kesiapan operasional alat peralatan tersebut.

Latihan ini dapat diakhiri dengan aman dengan hasil yang cukup memuaskan berdasarkan penilaian setiap stakeholder yang terlibat dalam latihan ini. Pada akhir latihan, berbagai kendala dan kelemahan yang masih dihadapi dalam penyiagaan dan penggunaan PRC PB telah dapat diinventarisir dan dikaji oleh Komando dan staf Korem 091/ASN guna kepentingan pengembangan selanjutnya. Untuk selanjutnya, latihan PRC PB Korem 091/ASN ini akan menjadi sebuah latihan terjadwal dalam Program Kerja Korem 091/ASN dan agenda tetap BPBD Pemprov kaltim serta diharapkan dapat melibatkan lebih banyak instansi lain yang berkepentingan dalam hal penanggulangan Bencana di Prop Kaltim.

Letkol Inf Irwan Mulyana (Kasiops Korem 091/ASN)/KODAM VI TJP

Panglima TNI Terima Panglima Angkatan Bersenjata Thailand

Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand, Jenderal Songkitti Jaggabaratan disambut dengan upacara militer di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Jumat (12/02/2010). (Foto: Marsda TNI Sagom Tamboen)

12 Februari 2010, Jakarta -- Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, menyambut secara resmi kedatangan Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand, Jenderal Songkitti Jaggabarata dalam sebuah upacara militer di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Jumat (12/2) dan dilanjutkan kunjungan kehormatan di ruang tamu Panglima TNI.

Kunjungan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan hubungan kerja sama Tentara Nasional Indonesia dengan Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand dan antara pemerintah kedua negara.

Pembicaraan kedua Panglima Angkatan Bersenjata berkisar pada peningkatan kerja sama militer untuk masa depan, baik di bidang pendidikan dan latihan maupun operasi patroli terkoordinasi pengamanan di Selat Malaka. Termasuk membahas keterlibatan militer dalam penanganan pengungsi yang banyak memasuki wilayah negara masing-masing.

Selanjutnya Pangab Kerajaan Thailand didampingi Panglima TNI mengadakan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan RI yang diteruskan dengan penyematan tanda kehormatan negara berupa Bintang Yudha Dharma Utama.

Penganugerahan tanda kehormatan dari pemerintah RI ini merupakan bukti nyata kesungguhan Jenderal Songkitti Jaggabarata dalam membangun dan mengembangkan kemitraan antar Angkatan Bersenjata yang berdampak positif terhadap hubungan kedua negara sesama anggota ASEAN.

Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand, Jenderal Songkitti Jaggabaratan dianugerahi Bintang Yudha Dharma Utama. (Foto: Marsda TNI Sagom Tamboen)

Pertemuan antara Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso dengan Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand ini untuk mempererat hubungan kedua negara. (Foto: Marsda TNI Sagom Tamboen)

Turut mendampingi Panglima TNI, Kasal Laksamana TNI Agus Suhartono,SE, Kasau Marsekal TNI Iman Sufaat, S.IP, Kasum TNI Laksdya TNI Didik Heru Purnomo, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary, Irjenad Mayjen TNI Joko Susilo dan Kapuspen TNI Marsda TNI Sagom Tamboen, S.IP.

PUSPEN TNI

TNI AD Bertekad Gunakan Alutsista Dalam Negeri


12 Februari 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta menegaskan, pihaknya bertekad untuk mempergunakan alat utama sistem senjata (alutsista) produksi dalam negeri.

"Apapun risikonya kita harus utamakan produk dalam negeri," kata Jenderal TNI George Toisutta usai pelantikan Pangdam I Bukit Barisan di Medan, Jumat (12/2/2010).

KSAD mengatakan, pihaknya tidak ingin tergantung dengan senjata yang diproduksi negara luar dalam memperkuat alutsista TNI AD. Hal itu disebabkan adanya kekhawatiran jika Indonesia sewaktu-waktu mengalami embargo penjualan alutsista dari negara yang bersangkutan. "Kalau sewaktu-waktu terkena embargo, kita tidak bisa bergerak," kata mantan Pangdam XVII/Trikora itu.

KSAD menambahkan, Indonesia punya pengalaman yang tidak mengenakkan ketika mengalami embargo penjualan alutsista. Akibat embargo itu, sistem persenjataan yang dimiliki TNI sebagai suatu kebutuhan dalam mempertahankan kedaulatan negera menjadi lemah. "Karena itu, TNI AD bertekad sejauh mungkin untuk menggunakan (alutsista) produk dalam negeri," kata mantan Pangkostrad tersebut.

Untuk itu, kata KSAD, pihaknya akan mengupayakan agar industri pertahanan yang dulu dikenal sebagai industri strategis lebih diberdayakan. Ia mencontohkan keberadaan PT Pindad (Persero) untuk memproduksi berbagai jenis senjata dan radio komunikasi militer. Demikian juga dengan PT Pal Indonesia (Persero) untuk memproduksi kapal cepat yang akan digunakan militer.

Sebelumnya, KSAD Jenderal TNI George Toisutta melantik Mayjen TNI M. Noer Muis sebagai Pangdam I Bukit Barisan mengantikan Mayjen TNI Burhanuddin Amin yang dipromosikan menjadi Pangkostrad.

KOMPAS.com

Hawk 200 TT-0223 Selesai Major Servicing


11 Februari 2010, Pontianak -- Setiap pesawat tempur Hawk 100/200 yang telah mencapai usia jam terbang tertentu harus melaksanakan Major Servicing (pemeliharaan tingkat berat) di Depo Pemeliharaan 30 Malang, Jawa Timur. Dalam pemeliharaan tersebut baik air frame maupun engine dilaksanakan pemeriksaan secara keseluruhan dengan menggunakan peralatan X-ray (sinar X) sehingga kerusakan-kerusakan sekecil apapun dapat diketahui dan ditindaklanjuti dengan benar dan tepat. Pesawat yang telah selesai pemeliharaan tingkat berat harus dilaksanakan test flight untuk pengecekan sesuai dengan parameter dan limitasi yang telah ditentukan.

Tanggal 25-28 Januari 2010 Kapten Pnb Supriyanto dan Kapten Pnb I Gusti Ngurah Adi Brata melaksanakan test flight pesawat Hawk 200 TT-0223 yang telah selesai pemeliharaan tingkat berat di Malang. Dalam pelaksanaan test flight tersebut, pesawat diterbangkan untuk dilaksanakan pengecekan mulai dari ground check sampai dengan in flight check. Setelah diterbangkan beberapa kali sesuai dengan prosedur test flight maka pesawat dinyatakan serviceable dan siap untuk dioperasikan. Hampir satu minggu lebih pesawat berada di Malang menunggu pengurusan administrasi, baru tanggal 11 Februari 2010 pesawat Hawk 200 TT-0223 diterbangkan oleh Kapten Pnb Supriyanto didampingi pesawat Hawk 100 yang diawaki oleh Kapten Pnb Bagus Hariyadi dengan rute dari Malang menuju ke sarangnya Skadron Udara 1 Pontianak.

Tepat pukul 10.30 WIB pesawat mendarat di landasan Supadio dengan selamat dan langsung disambut oleh Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Tjahya Elang Migdiawan. ” Selamat datang Si Biru, saya jadi ingat sama pesawat saya dulu A-4 Sky Hawk...” ujar Danskadud 1. Sejak saat itu pesawat Hawk 200 TT-0223 yang warnanya berbeda dengan pesawat Hawk lainnya mulai mengudara di langit Khatulistiwa dan siap menjaga keutuhan NKRI.

PENTAK LANUD SUPADIO